Dokumen Ekspor Impor

  • Uploaded by: Ghufron Syahputra
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dokumen Ekspor Impor as PDF for free.

More details

  • Words: 9,531
  • Pages: 57
Loading documents preview...
Tugas Analisis Dokumen Ekspor - Impor

Apri Dwi S (8215128210) Bayu Ibnu R (8215128214) M. Ghuron Syahputra (8215128238) Mutiara Balqish R (8215128248)

JURUSAN MANAJEMEN 2012 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014

Daftar Dokumen Ekspor – Impor 1. Invoice 2. Packing List 3. Bill of Lading 4. Asuransi 5. Pemberitahuan Impor Barang 6. Pemberitahuan Ekspor Barang 7. Surat Keterangan Asal / Certificate of Origin 8. Form D / Form ATIGA 9. Form AI / ASEAN – India 10. Form AK / ASEAN – Korea 11. Form AC / ASEAN – China 12. Sales Contract / Sales Confirmation 13. Certificate of Inspection

Invoice

Commercial Invoice (faktur) merupakan dokumen utama dari setiap transaksi dan dokumen ini harus disiapkan oleh eksportir untuk diserahkan kepada importir. Dalam dokumen ini harus tercakup informasi selengkap mungkin dan mudah dimengerti baik oleh orang yang mempunyai pengetahuan terbatas sekalipun terhadap bahasa yang digunakan. Dokumen ini dikirimkan oleh eksportir kepada importir dengan nama dan alamat sesuai dengan yang tercantum dalam letter of credit (L/C). Dokumen ini berisikan informasi mengenai uraian jenis barang sesuai dengan L/C dan dijadikan sebagai dasar transaksi, pernyataan harga yang disepakati antara kedua belah pihak, total nilai, kurun waktu dan mata uang yang dipergunakan dalam transaksi. Fungsi utama dari commercial invoice ini adalah sebagai alat pemeriksaan oleh pabean, baik di dermaga pelabuhan ekspor maupun oleh pabean di pelabuhan impor; pemeriksaan oleh pembeli pada saat barang diterima, dan pembayaran oleh pembeli terhadap barang-barang ekspor. Faktur ini dibuat dalam bahasa Inggris, namun kadang kala sebagian negara menggunakan bahasa mereka sendiri. Informasi yang tercakup dalam dokumen ini adalah:  Nama dan alamat pembeli (importir) dan penjual (eksportir),  Nomor dan tanggal L/C serta nama bank pembuka L/C, (jika system pembayaran menggunakan L/C)  Nomor dan tanggal surat pesanan atau sales contract  Kuantitas/jumlah barang,  Harga satuan (jika ada) dan harga total sesuai kesepakatan,  Cara pengepakan,  Syarat-syarat pembayaran,  Nama kapal dan jalur pelayaran,  Nama dan alamat perusahaan asuransi,  Merk dan nomor pengepakan barang,  Nama pelabuhan muat dan tanggal berangkat kapal,  Nama pelabuhan bongkar,  Keterangan asal barang,  Perincian tentang jumlah ongkos laut dan premi asuransi (jika ada),  Perincian tentang komisi agen,  Tanda tangan penjual. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian commercial invoice:  Alamat eksportir harus diisi dengan lengkap dan jelas,  Berikan informasi selengkap mungkin bagaimana anda dapat dihubungi (nomor telephon, fax., dan telex),  Pastikan bahwa setiap informasi penting dicantumkan/ditulis di dalamnya, seperti nomor registrasi pajak pertambahan nilai (PPN) eksportir,  Ikuti instruksi-instruksi pelanggan/pembeli secara cermat dan tepat,  Alamat ke mana barang anda kirimkan/kapalkan kemungkinan tidak sama dengan alamat kemana anda mengirimkan faktur/invoice.

         

Tanyakan sama customer/pembeli, apakah setiap referensi atau keterangan mengenai pajak atau informasi lain yang diperlukan harus dicantumkan. Nomor pesanan atau keterangan lain dalam surat pesanan yang diterima dari si pembeli harus tertera dengan lengkap. Jumlah barang yang tercakup dalam invoice harus dinyatakan dengan jelas. Uraian barang ekspor harus dicantumkan agar memudahkan mereka untuk mengidentifikasinya serta nomor tarif (seperti HS) dari negara pengimpor. Mata uang yang digunakan baik untuk harga dan jumlah nilai harus dinyatakan (seperti US$) Total nilai FOB (freigth on board) dari faktur harus terpisah untuk memudahkan pihak terkait dalam menggunakan metode lain untuk menghitung bea masuk dan pajak impor. Jika eksportir bertanggung jawab dalam membayar ongkos angkut, harus ditulis (lihat contoh pengisian faktur di bawah ini) Jika eksportir bertanggung jawab dalam pengurusan asuransi, biayanya harus ditulis seperti dalam contoh di bawah ini. Jika eksportir mengurus pengapalan, dalam faktur tersebut harus ditunjukkan bagaimana barang-barang tersebut dikapalkan. Masing faktur dan copy-nya harus ditandatangani satu per satu.

Packing List

Packing list berkaitan erat dengan invoice dan biasanya selalu disertakan dalam setiap faktur. Dokumen ini sangat penting bagi si pembawa barang dan pabean dalam pemeriksaan barang dan bagi pelanggan dalam mengidentifikasi muatan kapal. Dokumen ini berisikan informasi

mengenai perincian barang yang terdapat dalam setiap peti/karung. Uraian tersebut juga mencakup jenis bahan pembungkus atau pengepakan dan cara mengepaknya. Dokumen ini biasanya disiapkan jika barang yang terdapat dalam setiap peti atau kontainer berbeda jenis, jumlah atau beratnya. Packing list dapat mengurangi terjadinya kekeliruan dalam penyampaian barang. Petugas pabean akan melakukan pemeriksaan isi peti dengan mengambil beberapa sampel, bila isinya sesuai dengan packing list, maka peti-peti yang lain diasumsikan isinya sama dengan peti tersebut. Informasi yang perlu diperhatikan :  Referensi/keterangan faktur seandainya dokumen dipisahkan,  Jumlah karton per jenis/type barang yang dikemas/dipak,  Jumlah yang dimasukkan ke dalam karton untuk masing-masing jenis barang,  Isi dari masing-masing karton,  Ukuran luar karton,  Berat kotor dari masing-masing karton,  Cara pengepakan barang. Jika barang merupakan palet, hal ini harus dinyatakan. Apabila penangangan khusus diperlukan, hal ini harus dicantumkan,  Cara karton tersebut dikirim dan jumlah karton yang digunakan,  Total paket dalam pengiriman,  Total volume yang dikirimkan dalam meter cubic,  Berat bersih pengiriman (diluar pengepakan/bungkusan) ,  Berat kotor pengiriman yang dikapalkan. Panduan bagi eksportir dalam membuat dokumentasi packing list berdasarkan contoh pengisian tersebut di atas:  Pastikan bahwa nomor dan tanggal faktur dari packing list tertera dengan jelas.  Tuliskan jumlah karton yang dikapalkan untuk masing-masing barang yang tercantum dalam packing list.  Pastikan bahwa masing-masing karton (atau type lain dari pengepakan yang digunakan) diberi nomor dengan jelas dan bahwa tidak nomor yang dihilangkan menurut sekuensi atau urutannya. Pilihan penomoran yang digunakan merupakan kesepakatan antara eksportir dengan pembelinya, namun disarankan membuat sistem sesederhana dan seringkas mungkin untukmenghindari terjadinya kesalahan.  Pastikan bahwa uraian dari masing-masing barang ekspor dalam packing list sama dengan yang digunakan dalam faktur untuk menghindari kesalahpahaman dan ketidakpastian.  Cantumkan ukuran luar dari masing-masing paket dan satuan pengukuran yang digunakan.  Cantumkan jumlah berat kotor dari masing-masing paket dan satuan timbangan yang digunakan.  Nyatakan dengan jelas jenis pengepakan yang digunakan. Jika bagian dalam digunakan bungkusan/pengepakan, jenisnya harus dinyatakan. Beberapa negara mempunyai batasan atau ketentuan mengenai jenis pengepakan seperti jerami atau kayu. Jika barang ekspor



   

dalam bentuk palet, hal ini harus dinyatakan, kalau tidak sarana penanganan yang sesuai untuk jenis barang tersebut tidak diadakan. Jika dibutuhkan penanganan khusus, harus dinyatakan dalam packing list tersebut. “Tanda nomor” merupakan istilah pengapalan yang harus sesuai dengan cara pengiriman. Dewasa ini. lazim digunakan label untuk masing-masing paket dengan mencantumkan nama dan alamat lengkap si penerima. Sistem penomoran yang digunakan harus dinyatakan dengan jelas dan benar. Cantumkan jumlah paket pengiriman. Jika pengiriman bercampurbaur, seperti dengan karton dan peti kayu, jumlah dari masingmasingnya harus dicantumkan. Total volume pengiriman ditetapkan dengan menghitung volume dari masing-masing paket dan kemudian dikalikan antara volume dengan jumlah paket. Berat bersih adalah berat yang telah dikurangi dengan jumlah berat pengepakan. Hal ini perlu dicantumkan dengan akurat karena beberapa negara akan memperhitungkan pajak impor secara keseluruhan atau dikenakan per kilogram berat bersih. Berat kotor harus dicantumkan dengan benar karena biaya angkut akan dikalkulasikan berdasarkan berat kotor tersebut.

Bill of Lading

Bill of Lading (B/L) merupakan dokumen pengapalan yang sangat penting peranannya. Dokumen B/L menunjukkan hak kepemilikan atas barang, sehingga tanpa B/L tersebut seseorang tidak dapat menerima barang yang disebutkan dalam B/L. Fungsi Bill of Lading adalah:  Bukti tanda penerimaan barang, yaitu barang yang diterima oleh pengangkut (carrier) dari pengirim barang atau eksportir (shipper) ke suatu tempat tujuan dan selanjutnya menyerahkan barang-barang tersebut kepada pihak penerima/ importir.  Bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang-barang antara pihak pengangkut dengan pengirim.  Bukti kepemilikan atau dokumen kepemilikan barang (document of title), yang menyatakan bahwa orang yang memegang B/L merupakan pemilik barang yang tercantum dalam B/L. Dalam bill of lading wajib berisikan  Nomor dan Tanggal Bill of Lading dan ditandatangani yang mengeluarkan.  Nama pengirim dan nama penerima barang  Nama pelabuhan bongkar muat  Nama sarana pengankut, nama kapal, dan nomor perjalanannya  Nama, jumlah, dan jenis barang yang diangkut.  Berat bersih dan berat kotor barang yang diangkut.  Model penyerahan barang  Ongkos perjalanan barang, ongkos perjalanan dibayar dimuka atau dibayar dibelakang.  Kondisi lain yang di sepakati. 

Asuransi

Sertifikat Asuransi Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menjelaskan bahwa terhadap barang-barang tertentu telah dilakukan penutupan asuransinya dalam bentuk open policy. Open policy itu tidak dapat diberikan oleh si tertanggung sebagai bukti penutupan asuransi barang-barang tertentu karena open policy tersebut diperlukannya untuk pengapalan-pengapalan selanjutnya. Informasi yang terdapat dalam Open Policy Insurance Certificate ini adalah sebagai berikut: 1. Nomor Open Policy 2. Tanggal Open Policy bisa efektif 3. Perusahaan yang mengajukan asuransi 4. Barang yang diasuransikan 5. Jumlah dan Nilai asuransi 6. Perjalanan Barang yang diasuransikan 7. Kendaraan angkut barang yang diasuransikan 8. Lokasi pembayaran Claim 9. Tempat dan tanggal pembuatan asuransi. 10. Keterangan Klausa-klausa asuransi Jaminan Polis: Marine Cargo Clauses 1.Jaminan Satu: Clause A (All Risks) Menjamin segala kerusakan atau kerugian, kecuali terhadap risiko yang dikecualikan 2.Jaminan Dua (Clause B) atau Jaminan Tiga (Clause C) Menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh beberapa risiko saja Risiko kebakaran atau peledakan kapal kandas, terdampar, tenggelam atau terbalik alat angkut darat tabrakan, terbalik atau keluar rel; tabrakan kapal atau benturan kapal dengan bendabenda lain kecuali air pembongkaran barang di pelabuhan darurat gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi atau sambaran petir; pengorbanan kerugian umum (general average sacrifice) jettison barang tersapu ombak ke laut

Clause B Clause C Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

masuknya air laut, air danau atau air sungai ke dalam alat angkut, kapal, palka kapal, kontainer, mobil box atau tempat penyimpanan di luar kapal atau alat angkut darat kerugian total per koli, karena terlempar atau jatuh ke laut selama pemuatan atau pembongkaran barang ke atau dari kapal

Ya Ya

Tidak Tidak

Jaminan Tambahan Marine Cargo Clause A (Jaminan Satu) umumnya memberikan jamian tambahan untuk: 1.Jaminan dari Gudang ke Gudang (warehouse to warehouse) 2.Jaminan bongkar muat (loading and unloading risks) 3.Jaminan General Average losses and General Average Contributions 4.Jaminan perang, pemogokan, kerusuhan, dan huru hara (war, strikes, riots and civil commotions) 5.Jaminan pencurian, bajing loncat dan tidak terkirim (theft, pilferage and non delivery ) Pengecualian Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance) tidak menjamin: · kebocoran yang wajar, berkurangnya berat atau volume yang wajar atau keausan yang wajar · keterlambatan, dan kehilangan keuntungan · pembungkus atau persiapan yang kurang sesuai atau kurang memadai · kerusakan mekanik, atau kerusakan elektrik, jika tidak terdapat kerusakan dari luar · Karat, Oksidasi, Perubahan warna, Kontaminasi, jika tidak terdapat kerusakan dari luar Warehouse to Warehouse Polis Asuransi Marine Cargo menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh suatu risiko dari sejak barang meninggalkan gudang pengirim sampai tiba di gudang tujuan seperti tampak pada gambar:

Harga Asuransi Dalam Asuransi Marine Cargo, anda dapat mengajukan harga Asuransi CIF+10% •Cost, harga barang •Insurance, asuransi •Freight, ongkos angkut •10% laba yang diharapkan Premi Premi

Asuransi

Marine

Cargo

umumnya

berkisar 0.1% s/d 0.2% Namun

penentuan

premi dipengaruhi oleh beberapa faktor:     

Jenis barang / Cargo: general cargo, mesin, dll Jenis pengepakan: Kontainer atau Non-kontainer Jenis Kapal: Baja, Tongkang, dll Rute pelayaran: domestic atau seluruh dunia Jenis Jaminan: Clause A, B or C (Jaminan Satu Dua atau Tiga) How to Insure? Asuransi

Marine

Cargo

dapat

dilakukan

dengan Single

Voyage atau Monthly

Declaration (deklarasi bulanan) Dengan melampirkan copy dokumen berupa Bill of Lading, Invoice and Packing List

Pemberitahuan Impor Barang (PIB)

Pemberitahuan Barang Impor (PIB) adalah pemberitahuan oleh pemberitahu atas barang yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self asessment. Bentuk dan isi PIB berukuran A4 (201 x 297 mm). Pengadaan formulir PIB dapat dilakukan oleh umum. PIB dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan sebagai berikut : o lembar asli untuk Pengeluaran Barang; o lembar kedua untuk BPS Jakarta; o lembar ketiga untuk Bank Indonesia bagian Pengolahan Data dan Informasi Ekonomi dan Moneter. Dalam hal diperlukan, pemberitahu dapat membuat lembar copy tambahan sesuai kebutuhan. Lembar tambahan merupakan copy lembar asli dengan tanda tangan asli. PEDOMAN PENGISIAN PIB 1. Setiap Pemberitahuan hanya diperuntukkan bagi satu Pengirim dan satu Penerima; 2. Setiap Pemberitahuan dapat berisi lebih dari satu Jenis Barang; 3. Dalam hal ruang untuk data barang tidak mencukupi, dapat dibukukan lembar lanjutan yang hanya berisi data angka 31, 32, 33, 34, 35 dan 36 dengan diberikan tanda tangan, nama jelas dan cap perusahaan pada setiap lembar halaman lanjutan. 4. Tata cara pengisian dengan angka : o untuk memisahkan angka ribuan diberi tanda titik; o untuk memisahkan angka pecahan desimal diberi tanda koma dan 2(dua)-4(empat) digit dibelakang koma. Formulir Pemberitahuan Impor Barang dapat dilihat pada lampiran. PENGISIAN KOLOM-KOLOM PADA PIB A. JENIS IMPOR Diisi pada kotak yang tersedia dengan memberi tanda silang (x) pada : 1. Impor Untuk Dipakai, bagi barang yang diimpor untuk dipakai 2. Impor Sementara, bagi barang yang diimpor sementara ; atau 3. Lainnya, bagi barang yang diimpor lainnya sesuai ketentuan yang diatur oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai B. JENIS PIB Pengisian jenis PIB dan kodenya didasarkan atas jenis pembayaran Bea Masuk Contoh : Jenis PIB Bayar ditulis 1 Keringanan ditulis 2 Ditanggung Pemerintah ditulis 3 Ditangguhkan ditulis 4 40 Bebas ditulis 5 Berkala ditulis 6 PIB Berkala ditulis 7 C. DATA PEMBERITAHUAN

DIISI OLEH PEMBERITAHU : (angka 1 s/d 42) Angka 1. Nama, Alamat, Negara Pemasok : Diisi : nama, alamat lengkap dan Negara Pemasok, kode negara pemasok sesuai tabel pada kotak yang disediakan Angka 2. Identitas Importir : NPWP/Paspor/KTP/Lain-lain Diberi tanda "X" (coret) bagi identitas yang tidak dipergunakan. Diisi nomor identitas Importir. Angka 3. Nama dan Alamat Importir. Diisi nama dan alamat lengkap Importir. Angka 4. Status : Diisi status Importir seperti yang tercantunyang dibawah ini : ƒ IU untuk Importir Umum; ƒ IP untuk Importir Produsen; ƒ IT untuk Importir Terdaftar; ƒ AT untuk Agen Tunggal; ƒ BULOG; ƒ PERTAMINA; ƒ DAHANA;atau ƒ IPTN Angka 5. API/APIT : o Diberi tanda "X" (coret) bagi Identitas yang tidak dipergunakan (dalam hal dipergunakan API, APIT dicoret, dipergunakan APIT, API dicoret). Diisi nomor Angka Pengenal Impor Dalam hal Importir tidak mempunyai Angka Pengenal Impor, kolom tidak perlu diisi Angka 6. Identitas Pemberitahu : NPWP/Paspor/KTP/Lain-lain o Diberi tanda "X" (coret) bagi Identitas yang tidak dipergunakan o Diisi nomor identitas Pemberitahu Angka 7. Nama, Alamat Pemberitahu : Diisi nama dan alamat lengkap Pemberitahu. Angka 8. No & Tgl.Surat Izin PPJK : Diisi kode kantor yang mengeluarkan Surat Izin, nomor Surat Ijin Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan dan tanggal pengeluaran ijin pada kotak yang disediakan. 41 Angka 9. Cara pengangkutan : 1. Laut; 2. Kereta Api; 3.Jalan Raya ; 4. Udara; 9. Lainya. Diisikan kode cara pengangkutan pada kotak yang disediakan untuk : 1 Sarana Pengangkutan Laut; 2 Sarana Pengangkutan Kereta Api; 3 Sarana Pengangkutan Jalan Raya; 4 Sarana pengangkutan Udara; 5 Pos; 6 Multimoda transportasi;

7 Instalasi / Pipa; 8 Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan: atau 9 Sarana Pengangkutan Lainnya (Lain dari 1 s.d. 8) Angka 10. Perkiraan Tgl.Tiba : Diisi tanggal /bulan/tahun keberangkatan sarana pengangkut tiba. Angka 11. Nama Sarana Pengangkut / No. Voy / Flight : Diisi : nama sarana pengangkut. nomor Voy ( Voyage) untuk angkutan Laut, atau nomor Flight untuk angkutan udara. Angka 12. Pelabuhan Muat : Diisi : nama pelabuhan negara muat barang, kode lokasi/Pelabuhan muat pada kotak yang disediakan sesuai Tabel kode lokasi/pelabuhan. Angka 13. Pel. Bongkar Diisi : nama pelabuhan bongkar, kode lokasi/Pelabuhan bongkar sesuai Tabel kode lokasi/Pelabuhan pada kotak yang disediakan. Angka 14. Pelabuhan Transit : Diisi : ƒ nama Pelabuhan transit terakhir sebelum tiba di Indonesia, ƒ kode lokasi/Pelabuhan transit pada kotak yang disediakan sesuai Tabel kode lokasi/Pelabuhan. Angka 15. No. Invoice: Tgl. : Diisi nomor dan tanggal Invoice. Angka 16. No. LC : Tgl. : Diisi nomor dan tanggal LC Angka 17. No. BL/AWB : Tgl. : Diisi nomor dan tanggal Bill of Lading atau Airway Bill. Dalam hal ada master Airway Bill, maka diisi nomor dan tanggal Master serta nomor dan tanggal House Airway Bill. Angka 18. No. BC1.1/… : Pos : Tgl. : Diisi : ƒ Nomor dan Pos BC1.1 atau Pemberitahuan Lainnya dari barang yang bersangkutan , ƒ Tanggal BC1.1 atau Pemberitahuan Lainnya dari barang yang bersangkutan Angka 19. Skep Fasilitas. : Apabila ada fasilitas pembayaran yang diberikan dan /atau ijin impor yang diberikan. Kalimat Pertama - isikan jenis fasilitas yang didapat, ƒ PMA; ƒ PMDN; ƒ Pembebasan dalam rangka ekspor (Bapeksta); ƒ Insentif Otomotif; ƒ PTNI; dsb….., - isikan kode jenis fasilitas pada kotak yang disediakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : 1. PMA

2. PMDN 3. Pembebasan dalam rangka ekspor (Bapeksta); 4. Insentif Otomotif; 5. PTNI; dsb…, Kalimat Kedua Isikan nomor, tanggal, dan nama instansi penerbit surat keputusan. Pada angka 19 ditulis : Kep. Menteri Keuangan No. …… tgl …/…/… 43 Angka 20. Tempat Penimbunan : Diisi nama tempat penimbunan sementara. Angka 21. Valuta : Diisi : ƒ jenis valuta yang dipergunakan dalam transaksi, ƒ Kode valuta sesuai tabel kode jenis mata uang. Bila dalam invoice terdapat dua atau lebih jenis valuta, angka 21 diisi salah satu jenis valuta yang menggambarkan seluruh nilai transaksi, yaitu dengan cara mengkonversikan mata uang tersebut ke jenis mata uang yang dipilih, berdasarkan kurs yang berlaku. Angka 22. NDPBM : Diisi Nilai Dasar Perhitungan Bea Masuk (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Apabila valuta tersebut tidak terdapat dalam keputusan Menteri Keuangan, dikonversikan dengan kurs harian yang berlaku pada saat PIB ditandasahkan. Angka 23. FOB : Diisi nilai harga total FOB dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 21. Angka 24. Freight : Diisi biaya angkut (freight) atas barang yang bersangkutan Angka 25. Asuransi : Diisi nilai asuransi sebagaimana tercantum dalam polis asuransi, dan berikan keterangan dibelakang nilai asuransi tersebut dengan (LN) dalam hal asuransi ditutup di luar negeri dan (DN) dalam hal asuransi ditutup di dalam negeri Angka 26. Nilai CIF : Diisi nilai Pabean dalam valuta asing Rp. Diisi nilai Pabean dalam rupiah penuh (Nilai CIF dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 22 dan dibulatkan dengan cara pembulatan 44 ke bawah, bagian dari rupiah dalam jumlah berapapun dibulatkan menjadi rupiah penuh) Angka 27. Merek dan Nomor Kemasan/No Peti Kemas : Diisi merek dan nomor kemasan/no peti kemas yang tercantum pada koli/pengemas yang bersangkutan. Dalam hal barang diangkut dengan peti kemas, butir ini diisi merek yang tercantum pada koli atau pengemas barang atau merek yang tercantum pada peti kemas, serta Nomor Peti Kemas. Angka 28. Jumlah dan Jenis Pengemas :

Diisi dengan jumlah dan jenis kemasan atau jumlah dan jenis pengemas barang impor. Apabila jenis kemasannya lebih dari satu, agar dicantumkan semua jenis kemasan yang bersangkutan, misal: drum, bag, peti,case. Angka 29. Berat kotor (kg) : Diisi berat kotor (bruto) dalam kilogram (kg) atas keseluruhan barang ekspor yang bersangkutan. Angka 30. Berat bersih (kg) : Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram (kg) atas keseluruhan barang eksporyang bersangkutan. ANGKA 31 S.D. 36 ADALAH PENGISIAN UNTUK SETIAP JENIS BARANG Angka 31. No. : Diisi no. urut. dari barang impor yang bersangkutan Angka 32. Pos Tarif/HS; Uraian Jenis dan Jumlah Barang Lengkap; Refferensi Tarif/Harga : - Pos Tarif /HS : Diisi kode pos tarif (HS) barang yang bersangkutan sesuai dengan klasifikasi barang yang bersangkutan. - Uraian Jenis dan Jumlah barang secara lengkap : Diisi secara lengkap uraian barang impor yang bersangkutan menurut keadaan sebenarnya sehingga memudahkan Instansi yang berkepentingan dalam mengklasifikasikannya ke dalam buku tarif guna keperluan pendataan. 45 - Refferensi Tarif/Harga : Dalam hal ada, diisi Refferensi Tariff dan/atau data Harga yang diterbitkan Kantor Pusat DJBC. Angka 33. Negara Asal : Diisi negara asal masing-masing jenis barang tersebut. Angka 34. Tarif dan Fasilitas : Diisi besarnya tarif (pembebasan) bagi setiap pungutan dan dalam hal ada fasilitas, diisikan jenis pungutan dan besarnya fasilitas yang didapat. - BM : Diisi tarif/pembebanan Bea Masuk dalam % sesuai BTBMI yang berlaku. - Cukai : Diisi tarif/pembebanan CUKAI sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal tidak ada pungutan CUKAI, ruang ini tidak perlu diisi. - PPN : Diisi tarif/pembebanan PPN sesuai ketentuan yang berlaku. - PPnBM : Diisi tarif/pembebanan PPnBM sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal tidak ada pungutan PPnBM, ruang ini tidak perlu diisi. - PPh :

Diisi tarif/pembebanan PPh pasal 22 sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam hal BM mempunyai tarif BM = 40% ; PPN = 10% ; PPh = 2,5% sedangkan Fasilitas BM = 25%, penulisannya adalah sebagai berikut : Angka 35. Jumlah dan Jenis Satuan : Diisi dengan jumlah dan jenis satuan yang dipergunakan dalam nilai satuan barang sebagaimana yang tercantum pada angka 32. Angka 36. Nilai CIF : - Per Satuan : Diisi nilai harga satuan barang bersangkutan dengan mempergunakanjenis satuan yang telah dicantumkan. - Jumlah Nilai : Diisi jumlah nilai CIF untuk jenis barang sebagaimana tercantum pada angka 32 dengan cara mengalikan : Jumlah satuan (angka 35) x nilai persatuan (angka 36). ANGKA 37 S.D. 42 ADALAH PENGISIAN UNTUK PUNGUTAN DARI SEMUA BARANG YANG DIURAIKAN PADA ANGKA 31 S.D. 36 Angka 37. BM : Diisi nilai BM dalam rupiah penuh untuk : o yang dibayar, dan/atau o yang ditanggung Pemerintah, dan/atau o ditangguhkan/berkala, dan/atau o dibebaskan. Angka 38. CUKAI : Diisi nilai Cukai dalam rupiah penuh untuk : o yang dibayar, dan/atau o yang ditanggung Pemerintah, dan/atau o ditangguhkan/berkala, dan/atau o dibebaskan. 47 Angka 39. PPN : Diisi nilai PPN dalam rupiah penuh untuk : o yang dibayar, dan/atau o yang ditanggung Pemerintah, dan/atau o ditangguhkan/berkala, dan/atau o dibebaskan. Angka 40. PPnBM : Diisi nilai PPnBM dalam rupiah penuh untuk : o yang dibayar, dan/atau o yang ditanggung Pemerintah, dan/atau o ditangguhkan/berkala, dan/atau o dibebaskan.

Angka 42. PPh : Diisi nilai PPh pasal 22 dalam rupiah penuh untuk : o yang dibayar, dan/atau o yang ditanggung Pemerintah, dan/atau o ditangguhkan/berkala, dan/atau o dibebaskan. Angka 43. Total : Diisi nilai Total dalam rupiah penuh untuk : o yang dibayar, dan/atau o yang ditanggung Pemerintah, dan/atau o ditangguhkan/berkala, dan/atau o dibebaskan. D. : Diisi tempat, tanggal, tanda tangan serta nama jelas Pemberitahu dengan huruf cetak berikut cap perusahaan setelah pengisian dokumen tersebut dilakukan secara lengkap dan benar. E. : DIISI OLEH BEA DAN CUKAI No. dan Tgl. Penerimaan : (diisi oleh Bea dan Cukai) Diisi nomor dan tanggal penerimaan pada kotak yang telah disediakan No. dan Tanggal Pendaftaran : (diisi oleh Bea dan Cukai) Diisi nomor dan tanggal pendaftaran pada kotak yang telah disediakan. Nama Kantor : Diisi nama Kantor Pabean tempat diajukan Pemberitahuan dan diisi kode kantor sebanyak 6 digit (sesuai tabel kode kantor DJBC) pada kotak yang telah disediakan. F. UNTUK PEJABAT DJBC : Diisi oleh pejabat BC G. UNTUK BEA CUKAI/BANK : o diberi tanda "X" (coret) bagi yang tidak dipergunakan. o diisi nomor penerimaan yang diberikan oleh penerima pembayaran. o diisi kode penerimaan untuk setiap pungutan yang dilakukan pembayaran pada kolom yang disediakan. o diisi nomor tanda bukti pembayaran baik bagi SSBC maupun untuk SSP pada kolom yang disediakan o diisi tanggal dilakukannya pembayaran pada kolom yang disediakan. o tanda tangan dan nama jelas pejabat penerima yang berwenang. o diisi nama dan cap instansi penerima pembayaran.

Pemberitahuan Ekspor Barang

Barang-barang yangn masuk atau keluar melintasi perbatasan daerah pabean akan berada dalam pengawasan atau kekuasaan bead an cukai. Oleh karena itu, untuk melakukan ekspor barang, seorang pengusaha (untuk selanjutnya disebut eksportir), harus mengisi formulir pemberitahuan ekspor barang (PEB). PEB yang sudah diisi kemudian diserahkan ke kantor Bea Cukai. tata cara pengajuan PEB adalah sebagai berikut : • Eksportir atau kuasanya melunasi semua pungutan dalam rangka ekspor kepada bank devisa atau pejabat DJBC (Direktorat Jendral Bea dan Cukai) • Eksportir atau kuasanya mengajukan PEB ke pada pejabat DJBC, dilengkapi semua dokumen yang diperlukan. • Eksportir menyiapkan barang untuk diperiksa secara fisik (jika diperlukan). Tata cara pengisian bisa dilihat di bawah ini : 1. Kantor Pabean : Diisi nama Kantor Pabean tempat diajukannya PEB dan diisikan kode sebanyak 6 digit (sesuai tabel kode kantor pabean) pada kotak yang tersedia. 2. Nomor Pengajuan : Diisi dengan tiga kelompok data yang berupa : - Kode pengguna yang diberikan oleh Bea dan Cukai; - Tanggal pengajuan/pembuatan PEB; - Nomor pengajuan / pembuatan PEB dari yang bersangkutan A. Jenis PEB : Diisi angka 1 pada kotak yang tersedia untuk PEB biasa atau angka 2 pada kotak yang tersedia untuk PEB Berkala. PEB Biasa adalah PEB yang diajukan untuk setiap kali pengeksporan. 29 PEB Berkala adalah PEB yang diajukan untuk seluruh transaksi ekspor dalam periode waktu tertentu. B. Jenis Barang Ekspor : Diisi pada kotak yang disediakan angka : o untuk barang ekspor umum, atau o untuk barang ekspor terkena Bea Keluar, atau o untuk barang ekspor yang mendapat kemudahan impor, atau o untuk barang ekspor tertentu, atau o untuk barang ekspor dari Tempat Penimbunan Berikat (TPB); Jika barang ekspornya termasuk barang ekspor tertentu, disamping mengisi angka 4 pada kotak yang disediakan, juga harus mengisi kotak untuk rincian barang ekspor tertentu dengan huruf serta diisikan uraian barang ekspor tertentu tersebut dibelakang kotak tersebut : a. untuk barang kiriman, atau b. untuk barang pindahan, atau c. untuk barang diplomatik, atau d. untuk barang keperluan misi keagamaan, kemanusiaan, olah raga, kesenian, kebudayaan dan pendidikan, atau e. untuk barang diekspor kembali, atau

f. untuk barang diimpor kembali, atau g. untuk barang cinderamata, atau h. untuk barang contoh, atau i. untuk barang keperluan penelitian, atau j. untuk barang Badan Internasional beserta pejabatnya. Jika barang ekspornya termasuk barang ekspor termasuk jenis barangekspor dari TPB, disamping mengisi angka 5 pada kotak yang disediakan, juga harus mengisi kotak untuk kode gate/pintu yang dilalui pada saat barang dimasukan atau dikeluarkan dari TPB.

C. Cara Perdagangan : Diisi pada kotak yang disediakan angka : 1. untuk cara perdagangan biasa 2. untuk cara perdagangan imbal dagang D. Cara Pembayaran : Diisi pada kotak yang disediakan kode cara pembayaran serta uraiannya dibelakang kotak tersebut : 1. untuk pembayaran dilakukan di muka, atau 2. untuk pembayaran dengan Sight Letter of Credit, atau 3. untuk pembayaran dilakukan dengan Wesel Inkaso, atau 4. untuk pembayaran dilakukan dengan Perhitungan kemudian,atau 5. untuk pembayaran dilakukan dengan konsinyasi, atau 6. untuk pembayaran dilakukan dengan Usance Letter of Credit,atau 7. untuk pembayaran dilakukan dengan lainnya E. Data Pemberitahuan : Angka 1. Identitas eksportir : NPWP/Paspor/KTP/Lainnya. Diberi tanda “xxxxx” (coret) bagi identitas yang tidak dipergunakan. (dalam hal dipergunakan NPWP, maka Paspor, KTP, dan Lainnya dicoret) Diisi Nomor identitas Importir (dalam hal identitasnya NPWP, diisi Nomor Pokok Wajib Pajak Importir) Angka 2. Nama, Alamat Eksportir : Diisi nama dan alamat lengkap eksportir. Angka 3. No. & Tgl SIUP : Status Diisi nomor dan tanggal surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Surat Izin yang dikeluarkan oleh Departemen Teknis / Lembaga Pemerintah Non Departemen dan tanggal pengeluaran Diisi pada kotak yang disediakan kode status perusahaan serta uraiannya dibelakang kotak tersebut : 31 10 untuk Koperasi, atau 20 untuk PMDN (migas), atau 21 untuk PMDN (non migas), atau

30 untuk PMA (migas), atau 31 untuk PMA (non migas), atau 40 untuk BUMN, atau 50 untuk BUMD, atau 60 untuk Perorangan, atau 90 untuk lainnya Angka 4. Nama, Alamat Penerima/Pembeli : Diisi : - nama dan alamat lengkap penerima/pembeli barang di luar negeri - kode negaranya sesuai dengan tabel kode negara pada kotak yang tersedia. Angka 5. NPWP PPJK Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Angka 6. Nama, Alamat PPJK : Diisi Nama dan Alamat lengkap PPJK. Angka 7. No & Tgl. Surat Izin PPJK : Diisi kode kantor yang mengeluarkan Surat Izin Usaha Jasa Kepabeanan, nomor izin, dan tanggal pengeluaran izin pada 3 (tiga) kotak yang tersedia. Angka 8. Cara Pengangkutan : 1. Laut; 2.Kereta Api, 3.Jalan Raya, 4.Udara ,... 9.Lainnya Diisi kode pengangkutan pada kotak yang tersedia : 1. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan laut, 2. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan kereta api, 32 3. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan jalan raya, 4. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan udara, 5. untuk pengangkutan menggunakan pos, 6. untuk pengangkutan menggunakan multimoda transportasi, 7. untuk pengangkutan menggunakan instalasi / pipa, 8. untuk pengangkutan menggunakan angkutan sungai, atau 9. untuk pengangkutan menggunakan sarana pengangkutan lainnya (lain dari 1 s/d 8). Angka 9. Perkiraan Tgl.Ekspor : Diisi tanggal/bulan/tahun keberangkatan sarana pengangkut. Angka 10. Nama Sarana Pengangkut & No. Voy/Flight : Diisi : - nama sarana pengangkut, - nomor Voy(Voyage) untuk angkutan laut atau nomor flight untuk angkutan udara, - bendera kapal Angka 11. Pelabuhan Muat : Diisi : - nama pelabuhan muat barang, - kode lokasi/pelabuhan muat sesuai table kode lokasi/pelabuhan pada kotak yang tersedia. Angka 12. Pelabuhan Bongkar :

Diisi : - nama pelabuhan dan negara bongkar, - kode lokasi/pelabuhan bongkar sesuai table kode lokasi/pelabuhan pada kotak yang tersedia. Angka 13. Pelabuhan Transit DN : Diisi dalam hal ada : 33 - pelabuhan transit dan negara bongkar, - kode lokasi/pelabuhan transit pada kotak yang disediakan. Angka 14. Invoice No : Tgl : Diisi nomor dan tanggal invoice. Angka 15. Lokasi Pemeriksaan : 1. Kawasan Pabean 2. Luar Kawasan Pabean, Tgl : Kantor Pabean : Dalam hal ditetapkan perlu pemeriksaan fisik, diisi lokasi pemeriksaan yang diinginkan dengan angka : 1. untuk pemeriksaan di Kawasan Pabean; 2. untuk pemeriksaan di luar Kawasan Pabean. Dalam hal pemeriksaan fisik dilakukan di luar Kawasan Pabean, diisi tanggal pelaksanaan pemeriksaan fisik dan kantor pabean yang mengawasi serta kode Kantornya. Angka 16. Daerah Asal Brg. : Diisi nama propinsi/Kabupaten/kota asal barang serta koda daerah pada kotak yang tersedia sesuai tabel. Angka 17. Neg. Tujuan : Diisi nama negara tujuan serta kode negara pada kotak yang tersedia: Angka 18. Izin Khusus : SIE : No. Tgl, KARANTINA : No. Tgl , SM/SPM : No. Tgl . Lain-lain : No. Tgl Diisi nomor dan tanggal : - Surat izin ekspor - Surat izin yang dikeluarkan KARANTINA; 34 - SM/SPM untuk Sertifikat Mutu/Surat Pernyataan Mutu; atau - Lainnya, misalnya ekspor barang kena cukai (BKC) diisi izin ekspor BKC (CK-8). Keterangan : Dalam hal barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif, maka angka 18 lembar pertama diisi kata-kata “Lhat Lembar Lanjutan”, kemudian pada angka 29 Lembar Lanjutan diisi masing-masing izin khusus yang bersangkutan. Angka 19. Cara Penyerahan Brg. : Diisi cara penyerahan barang sebagaimana tercantum dalam kontrak penjualan, dengan menggunakan istilah INCOTERM (sebanyak 3 digit) dalam kotak yang tersedia. - Ex Work EXW - Free Carrier FCA - Free Along Ship FAS - Free On Board FOB

- Cost and Freight CFR - Cost, Insurance, and Freight CIF - Carrier Paid To CPT - Carrier and Insurance Paid To CIP - Delivered at Frontier DAF - Delivered Ex Ship DES - Delivered Ex Quay (Duty Paid) DEQ - Delivered Duty Unpaid DDU - Delivered Duty Paid DDP Angka 20. Valuta : Diisi jenis valuta yang dipergunakan dalam nilai FOB pada kotak yang tersedia. Angka 21. Freight : 35 Diisi nilai freight barang ekspor yang bersangkutan dalam valuta asing sebagaimana tercantum dalam angka 20. Angka 22. Asuransi : Diisi nilai asuransi barang ekspor yang bersangkutan dalam valuta asing sebagaimana dalam angka 20. Angka 23. FOB : Diisi nilai total FOB dalam valuta asing sebagaimana tercantum pada angka 20 Keterangan : Dalam hal jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif/ pembebanan BK, maka total FOB atau rekapitulasi diisi pada angka 23 lembar pertama, sedangkan perinciannnya diisi pada angka 32 Lembar Lanjutan per jenis barang/pos tarif. Angka 24. Merek dan No. Kemasan serta No. dan jumlah Peti Kemas : Diisi merek dan nomor kemasan yang tercantum pada koli/pengemas yang bersangkutan. Dalam hal barang diangkut dengan peti kemas, selain diisi merek dan nomor kemasan yang tercantum pada koli/pengemas bersangkutan juga diisi nomor dan jumlah peti kemas. Angka 25. Jumlah dan Jenis Kemasan : Diisi dengan jumlah dan jenis kemasan atau jumlah dan jenis pengemas barang ekspor. Apabila jenis kemasannya lebih dari satu, agar dicantumkan dalam jenis kemasan package. Angka 26. Berat Kotor (Kg) : Diisi berat kotor (bruto) dalam kilogram (kg) keseluruhan barang ekspor yang bersangkutan. Angka 27. Berat Bersih (Kg) : Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram (kg) atas keseluruhan barang ekspor yang bersangkutan. Keterangan : Dalam hal ini jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif/pembebanan BK, maka total berat beras bersih atau rekapitulasinya diisi pada angka 27 Lembar Pertama, sedangkan berat bersih tiap jenis barang atau pos tarif/pembebanan BK dirinci pada angka 31 Lembar Lanjutan. Angka 28 s.d. 32 diisi data dari setiap jenis barang yang terdapat dalam Lembar

Pertama dan Lembar Lanjutan. Angka 28. No. : Diisi sesuai dengan nomor urut. Keterangan : Dalam hal jenis barang ekspor lebih dari satu jenis dan lebih dari satu pos tarif, maka nomor urutnya dirinci pada angka 28 Lembar Lanjutan, sedangkan pada lembar pertama untuk angka 28 s.d. 32 cukup diberi catatan : ……( tulis angka dengan huruf ) jenis barang, lihat lembar lanjutan. Angka 29. - Pos Tarif/HS : Diisi kode pos tarif (HS) barang sesuai dengan klarifikasi barang yang bersangkutan. - Uraian jenis barang secara lengkap, merek, tipe, ukuran, spesifikasi lainnya dan kode barang : Diisi uraian jenis barang ekspor berikut merk, ukuran, spesifikasi lainnya sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menetapkan klasifikasi. Diisi kode barang dalam hal barang ekspor berasal berasal dari TPB dan/ atau yang mendapat kemudahan ekspor sesuai kode barang dari masing-masing perusahaan. Keterangan : Dalam hal barang ekspor lebih dari satu pos tarif dan/atau lebih dari satu uraian jenis barang, maka angka 29 lembar pertama diisi kata-kata “Lihat Lembar Lanjutan”. Kemudian pada angka 29 lembar Lanjutan diisi masing-masng pos tarif dan/atau masingmasing uraian jenis barang. Yang dimaksud dengan kode barang adalah kode barang hasil produksi dalam hal ekspor dari Kawasan Berikat dan ekspor yang mendapat kemudahan ekspor. Sedangkan dalam hal ekspor dari Gudang Berikut adalah kode barang yang sama pada saat penerimaan. Angka 30. HPE Barang pada tgl. Pendaftaran : PE (% atau lainnya) Diisi pada kolom yang disediakan dengan: a. harga ekspor barang persatuan barang; dan b. tarif bea keluar; pada tanggal pendaftaran pemberitahuan ekspor barang. Harga ekspor dan tarif bea keluar yang diisi pada kolom ini adalah harga ekspor dan tarif sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku. Dalam hal harga ekspor dan tarif BK berbeda untuk beberapa jenis barang ekspor, lembar pertama tidak diisi tetapi dirinci pada Lembar Lanjutan. Dalam hal barang ekspor tidak terkena BK, maka kolom ini dikosongkan dan diberi tanda “---“. Keterangan : Apabila tarif BK berbeda untuk beberapa jenis barang ekspor, lembar pertama tidak diisi tetapi dirinci pada Lembar Lanjutan. Jika barang ekspor tersebut tidak terkena BK, kolom yang bersangkutan agar diisi dengan tanda “-“. Angka 31. - Jumlah & Jenis Satuan : Diisi dengan jumlah dan jenis barang menurut satuan barang,uraian dan kode satuan barang ekspor yang bersangkutan dengan berpedoman kepada dasar harga transaksi ekspor, sebagai misal

per piece (pce), per ton, per drum. Kode satuan barang terdapat pada Tabel Satuan, yang wajib diisikan pada kotak yang telah disediakan. - Berat bersih (Kg) : Diisi berat bersih (netto) dalam kilogram. 38 Keterangan : Dalam hal lebih dari satu jenis satuan barang, maka diisi di lembar pertama rekapitulasi jumlah dan jenis satuan barang yang bersangkutan, sedangkan perinciannya diisi pada angka 31 Lembar Lanjutan. Angka 32. Jumlah Nilai FOB : Diisi Nilai FOB barang ekspor yang bersangkutan. Angka 33. Nilai PE dalam Rupiah : Diisi jumlah Rupiah keseluruhan hasil perhitungan BK ke dalam kotak. Keterangan : - Dalam hal terdiri dari beberapa jenis barang yang terkena/dibayar BK, jumlah Rupiah hasil perhitungan BK agar diisikan pada halaman rekapitulasi (lembar pertama). - Jika barang ekspor tersebut tidak terkena BK, kotak yang bersangkutan agar diisi dengan tanda “----”.

Surat Keterangan Asal / Certificate of Origin

Certificate of Origin ini merupakan pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal barang-barang yang diekspor. Surat keterangan asal barang ini menerangkan barang bahwa barang-barang tersebut betul-betul hasil atau produk dari negara eksportir. Mengingat negara asal barang dapat mempengaruhi besarnya pertanggungjawaban bea atau tingkat bea masuk yang akan dikenakan oleh negara pengimpor, maka untuk itu surat keterangan asal ini harus diisi dengan hati-hati dan akurat sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara pengimpor. Formulir ini berisi : 1. Good consigned form : Nama bisnis eksportir, Alamat, dan Negara 2. Good consigned to : Nama tempat tujuan barang, Alamat, dan Negara 3. Means of transport and route : Tanggal angkut, Nama Jasa pengankut, dan Nama pelabuhan bongkar muat. 4. For Official Use : Tanda tangan Autorisasi dari Negara Importir. 5. Item Number : Berapa banyak jenis barang yang diangkut. 6. Marks and number on packages : tanda atau nomor yang terdapat pada packaging 7. Number and type of packages, description of goods (banyak total barang dan nomor HS) Harmonized System atau biasa disebut HS adalah suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan statistik 8. Origin Criterion (Lihat catatandibelakang halaman) 9. Berat Kotor dan kuantitas lain (cara dan ongkos penyerahan barang) 10. Nomor dan tanggal invoice. 11. Declartion by the exporter, Nama Negara eksportir, Negara importer, dan tempat tanda tangan atau autorisasi dilaksanakan. 12. Certification , berisi tempat, tanggal, tanda tangan, dan stempel dari yang membuat sertifikat, menyatakan bahwa semua yang telah diisi didalm sertifikat adalah benar. Reference No.  FORM A : Generalized System of Preferences Certificate of Origin FORM AANZ : Agreement Establishing the ASEAN – Australia – New ZealandFree Trade Area Certificate of Origin  FORM AI : ASEAN-India Free Trade Area Preferential Tariff Certificate of Origin  FORM AK : ASEAN-Korea Free Trade Area Preferential Tariff Certificate of Origin  FORM COA : Certificate of Authenticity Tobacco  FORM D : ASEAN Trade In Goods Agreement/ASEAN Industrial Cooperation Scheme Certificate Of Origin  FORM E : ASEAN-China Free Trade Area Prefential Tariff Certificate of Origin  FORM GSTP : Global System of Trade Preference Certificate of Origin

     

    

FORM HADYCRAFT BATIK : Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik Fabrics of Cotton (Handycraft) FORM HANDYCRAFT GOODS : Certificate of Handicraft Goods (Handycraft) FORM ICC : Industrial Craft Certification (ICC) FORM IJEPA : Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement FORM IP : Indonesia Pakistan Preferential Trade Agreement (IPPTA) FORM AJ (*) : The Agreement on Comprehensive Economic Partnership Among Member States of the Association of Southeast Asian Nation and Japan Certificate of Origin FORM ANEXO III : Certificado De Pais De Origen (Anexo III) FORM B : Republic of Indonesia Department of Trade Certificate of Origin FORM HANDYCRAFT PRODUCT : Certificate in Regard to Certain Handicraft Products (Handycraft) FORM ICO : ICO Certificate of Origin FORM TP : Certificate of Origin (Textile Products)

Form D / ATIGA

ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENT (Certificate of Origin “Form D”)

1. Goods consigned from (Exporter's business name, address, country) Nama, alamat lengkap dan negara eksportir. (Nama eksportir harus sama dengan yang tercantum di dalam Invoice atau PEB).

2. Goods consigned to (Consignee's name, address, country) Nama, alamat lengkap dan negara importir. (Nama importir harus sama dengan yang tercantum didalam Invoice).

3.



Means of transport and route (as far as known) Departure date : Tanggal Pengapalan.  Vessel's name/Aircraft etc. Nama Kapal atau nama alat angkutan lainnya.  Port of Discharge: Pelabuhan negara tujuan.

4. For official use : Diisi oleh Pejabat Kepabeanan di negara pengimpor.   

Preferential Treatment Given Under ASEAN Trade in Goods Agreement Preferential Treatment Given Under ASEAN Industrial Cooperation Scheme Preferential Treatment Not Given (Please state reason/s)

5. Item number: Nomor urut jenis barang.

6. Marks and numbers on packages: Tanda dan jumlah kemasan. 7. Number and type of packages, description of goods (including quantity where appropriate and HS number of the importing country): Jumlah, jenis kemasan dan uraian barang serta nomor HS yang berlaku di negara tujuan ekspor, dan khusus untuk Third Country Invoicing cantumkan juga nama perusahaan dan negara penerbit invoice.

8. Origin criterion (see Overleaf Notes): Kode “WO” untuk wholly obtained (barang yang seluruhnya berasal dari negara pengekspor atau tidak mengandung komponen impor). Cantumkan “......%” untuk presentase ASEAN content, contoh “40%”; Cantumkan ”CC”. ”CTH”, atau ”CTSH” untuk perubahan klasifikasi tarif; Cantumkan ”SP” untuk proses khusus; Cantumkan combination criteria, contoh ”CTSH + 35%”;or other quantity and value (FOB) Cantumkan ”PC x%” dimana x adalah presentasi nilai komponen dari ASEAN kurang dari 40% tetapi tidak boleh kurang dari 20%. Contoh ”PC 25%”

9. Gross weight or other quantity and value (FOB): Berat Kotor dan nilai barang tersebut (FOB US.$). FOB :Penyerahan barang dengan FOB (Free On Board) dilakukan di atas kapal yang akan melakukan pengangkutan barang. Pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai memuat barang dikapal yang siap

berangkat. Hanya berlaku untuk transportasi air. 10. Number and date of invoices: Nomor dan tanggal Invoice.

11. Declaration by the exporter: The undersigned hereby declares that the above details and statement are correct; that all the goods were produced in ............................................................. (Country) and that they comply with the origin requirements specified for these goods in the ASEAN Trade in Goods Agreement for the goods exported...................................... (Importing Country) ............................................................. Place and date, signature of authorised signatory : -Oleh Negara ASEAN -Negara pengimpor tempat dan tanggal pengisian SKA serta tanda tangan eksportir dan stempel perusahaan.

12. Certification It is hereby certified, on the basis of control carried out, that the declaration by the exporter is correct. ................................................................................ Place and date, signature and stamp of certifying authority : Tempat dan tanggal penerbitan SKA, tanda tangan Pejabat yang berwenang menandatangani SKA serta stempel khusus SKA dari Instansi Penerbit.

13 □ Third Country Invoicing Third Party Invoice adalah invoice yang diterbitkan oleh perusahaan yang berlokasi di negara ketiga (baik negara anggota AANZFTA atau negara bukan anggota AANZFTA) atau oleh eksportir yang berlokasi di negara anggota AANZFTA yang bertindak atas nama dan untuk kepentingan perusahaan lain di negara anggota AANZFTA tersebut □ Exhibition

Dalam kasus di mana barang dikirim dari wilayah Negara Anggota pengekspor untuk pameran di negara lain negara dan dijual selama atau setelah pameran untuk impor ke dalam wilayah suatu Negara Anggota □ Accumulation Dalam kasus di mana berasal di suatu Negara Anggota yang digunakan di Negara Anggota lain sebagai bahan untuk jadi baik

□ De Minimis Perubahan yang diperlukan dalam klasifikasi tarif tidak melebihi 10% dari FOB nilai □ Back-to-Back C SKA yang diterbitkan oleh negara pengekspor kedua berdasarkan SKA yang diterbitkan oleh negara anggota pengekspor pertama. □ Issued Retroactively Issued retroactively adalah penerbitan SKA yang dilakukan 3 (tiga) hari setelah tanggal pengapalan sampai dengan 12 (dua belas) bulan, yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak disengaja, atau terdapat alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga SKA tidak dapat diterbitkan pada saat pengeksporan □ Partial Cumulation Jika Nilai Konten Daerah material kurang dari 40%, Surat Keterangan Asal (Form D) mungkin dikeluarkan untuk tujuan penumpukan

Form AI / ASEAN - India

ASEAN-INDIA FREE TRADE AREA PREFERENTIAL TARIFF (Certificate of Origin “FORM AI“)

1. Goods consigned from (Exporter's business name, address, country) Nama, alamat lengkap dan negara eksportir. (Nama eksportir harus sama dengan yang tercantum di dalam Invoice atau PEB).

2. Goods consigned to (Consignee's name, address, country) Nama, alamat lengkap dan negara importir. (Nama importir harus sama dengan yang tercantum didalam Invoice).

3.



Means of transport and route (as far as known) Departure date : Tanggal Pengapalan.  Vessel's name/Aircraft etc. Nama Kapal atau nama alat angkutan lainnya.  Port of Discharge: Pelabuhan negara tujuan.

4. For official use : Diisi oleh Pejabat Kepabeanan di negara pengimpor.   

Preferential Treatment Given Under ASEAN Trade in Goods Agreement Preferential Treatment Given Under ASEAN Industrial Cooperation Scheme Preferential Treatment Not Given (Please state reason/s)

5. Item number: Nomor urut jenis barang. 6.

Marks and numbers on packages: Tanda dan jumlah kemasan. 7. Number and type of packages, description of goods (including quantity where appropriate and HS number of the importing country): Jumlah, jenis kemasan dan uraian barang serta nomor HS yang berlaku di negara tujuan ekspor, dan khusus untuk Third Country Invoicing cantumkan juga nama perusahaan dan negara penerbit invoice.

8. Origin criterion (see Overleaf Notes): Kode “WO” untuk wholly obtained (barang yang seluruhnya berasal dari negara pengekspor atau tidak mengandung komponen impor). Cantumkan “......%” untuk presentase ASEAN content, contoh “40%”; Cantumkan ”CC”. ”CTH”, atau ”CTSH” untuk perubahan klasifikasi tarif; Cantumkan ”SP” untuk proses khusus; Cantumkan combination criteria, contoh ”CTSH + 35%”;or other quantity and value (FOB) Cantumkan ”PC x%” dimana x adalah presentasi nilai komponen dari ASEAN kurang dari 40% tetapi tidak boleh kurang dari 20%. Contoh ”PC 25%”

9. Gross weight or other quantity and value (FOB): Berat Kotor dan nilai barang tersebut (FOB US.$). FOB :Penyerahan barang dengan FOB (Free On Board) dilakukan di atas kapal yang akan melakukan pengangkutan barang. Pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai memuat barang dikapal yang siap berangkat. Hanya berlaku untuk transportasi air.

10. Number and date of invoices: Nomor dan tanggal Invoice.

11. Declaration by the exporter: The undersigned hereby declares that the above details and statement are correct; that all the goods were produced in ............................................................. (Country) and that they comply with the origin requirements specified for these goods in the ASEAN Trade in Goods Agreement for the goods exported...................................... (Importing Country) ............................................................. Place and date, signature of authorised signatory : -Oleh Negara ASEAN - INDIA -Negara pengimpor tempat dan tanggal pengisian SKA serta tanda tangan eksportir dan stempel perusahaan.

12. Certification It is hereby certified, on the basis of control carried out, that the declaration by the exporter is correct. ................................................................................ Place and date, signature and stamp of certifying authority : Tempat dan tanggal penerbitan SKA, tanda tangan Pejabat yang berwenang menandatangani SKA serta stempel khusus SKA dari Instansi Penerbit.

13 □ Third Country Invoicing Third Party Invoice adalah invoice yang diterbitkan oleh perusahaan yang berlokasi di negara ketiga (baik negara anggota AANZFTA atau negara bukan anggota AANZFTA) atau oleh eksportir yang berlokasi di negara anggota AANZFTA yang bertindak atas nama dan untuk kepentingan perusahaan lain di negara anggota AANZFTA tersebut □ Exhibition

Dalam kasus di mana barang dikirim dari wilayah Negara Anggota pengekspor untuk pameran di negara lain negara dan dijual selama atau setelah pameran untuk impor ke dalam wilayah suatu Negara Anggota □ Accumulation Dalam kasus di mana berasal di suatu Negara Anggota yang digunakan di Negara Anggota lain sebagai bahan untuk jadi baik

□ De Minimis Perubahan yang diperlukan dalam klasifikasi tarif tidak melebihi 10% dari FOB nilai □ Back-to-Back C SKA yang diterbitkan oleh negara pengekspor kedua berdasarkan SKA yang diterbitkan oleh negara anggota pengekspor pertama. □ Issued Retroactively Issued retroactively adalah penerbitan SKA yang dilakukan 3 (tiga) hari setelah tanggal pengapalan sampai dengan 12 (dua belas) bulan, yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak disengaja, atau terdapat alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga SKA tidak dapat diterbitkan pada saat pengeksporan □ Partial Cumulation Jika Nilai Konten Daerah material kurang dari 40%, Surat Keterangan Asal (Form D) mungkin dikeluarkan untuk tujuan penumpukan.

Form AK / ASEAN – Korea

ASEAN-KOREA FREE TRADE AREA PREFERENTIAL TARIFF (Certificate of Origin “FORM AK“)

1. Goods consigned from (Exporter's business name, address, country) Nama, alamat lengkap dan negara eksportir. (Nama eksportir harus sama dengan yang tercantum di dalam Invoice atau PEB).

2. Goods consigned to (Consignee's name, address, country) Nama, alamat lengkap dan negara importir. (Nama importir harus sama dengan yang tercantum didalam Invoice).

3.



Means of transport and route (as far as known) Departure date : Tanggal Pengapalan.  Vessel's name/Aircraft etc. Nama Kapal atau nama alat angkutan lainnya.  Port of Discharge: Pelabuhan negara tujuan.

4. For official use : Diisi oleh Pejabat Kepabeanan di negara pengimpor.   

Preferential Treatment Given Under ASEAN Trade in Goods Agreement Preferential Treatment Given Under ASEAN Industrial Cooperation Scheme Preferential Treatment Not Given (Please state reason/s)

5. Item number: Nomor urut jenis barang. 6. Marks and numbers on packages: Tanda dan jumlah kemasan. 7. Number and type of packages, description of goods (including quantity where appropriate and HS number of the importing country): Jumlah, jenis kemasan dan uraian barang serta nomor HS yang berlaku di negara tujuan ekspor, dan khusus untuk Third Country Invoicing cantumkan juga nama perusahaan dan negara penerbit invoice.

8. Origin criterion (see Overleaf Notes): Kode “WO” untuk wholly obtained (barang yang seluruhnya berasal dari negara pengekspor atau tidak mengandung komponen impor). Cantumkan “......%” untuk presentase ASEAN content, contoh “40%”; Cantumkan ”CC”. ”CTH”, atau ”CTSH” untuk perubahan klasifikasi tarif; Cantumkan ”SP” untuk proses khusus; Cantumkan combination criteria, contoh ”CTSH + 35%”;or other quantity and value (FOB) Cantumkan ”PC x%” dimana x adalah presentasi nilai komponen dari ASEAN kurang dari 40% tetapi tidak boleh kurang dari 20%. Contoh ”PC 25%”

9. Gross weight or other quantity and value (FOB): Berat Kotor dan nilai barang tersebut (FOB US.$).

FOB :Penyerahan barang dengan FOB (Free On Board) dilakukan di atas kapal yang akan melakukan pengangkutan barang. Pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin ekspor sampai memuat barang dikapal yang siap berangkat. Hanya berlaku untuk transportasi air. 10. Number and date of invoices: Nomor dan tanggal Invoice.

11. Declaration by the exporter: The undersigned hereby declares that the above details and statement are correct; that all the goods were produced in ............................................................. (Country) and that they comply with the origin requirements specified for these goods in the ASEAN Trade in Goods Agreement for the goods exported...................................... (Importing Country) ............................................................. Place and date, signature of authorised signatory : -Oleh Negara ASEAN - KOREA -Negara pengimpor tempat dan tanggal pengisian SKA serta tanda tangan eksportir dan stempel perusahaan.

12. Certification It is hereby certified, on the basis of control carried out, that the declaration by the exporter is correct. ................................................................................ Place and date, signature and stamp of certifying authority : Tempat dan tanggal penerbitan SKA, tanda tangan Pejabat yang berwenang menandatangani SKA serta stempel khusus SKA dari Instansi Penerbit.

13 □ Third Country Invoicing Third Party Invoice adalah invoice yang diterbitkan oleh perusahaan yang berlokasi di negara ketiga (baik negara anggota AANZFTA atau negara bukan anggota AANZFTA) atau oleh

eksportir yang berlokasi di negara anggota AANZFTA yang bertindak atas nama dan untuk kepentingan perusahaan lain di negara anggota AANZFTA tersebut □ Exhibition Dalam kasus di mana barang dikirim dari wilayah Negara Anggota pengekspor untuk pameran di negara lain negara dan dijual selama atau setelah pameran untuk impor ke dalam wilayah suatu Negara Anggota □ Accumulation Dalam kasus di mana berasal di suatu Negara Anggota yang digunakan di Negara Anggota lain sebagai bahan untuk jadi baik

□ De Minimis Perubahan yang diperlukan dalam klasifikasi tarif tidak melebihi 10% dari FOB nilai □ Back-to-Back C SKA yang diterbitkan oleh negara pengekspor kedua berdasarkan SKA yang diterbitkan oleh negara anggota pengekspor pertama. □ Issued Retroactively Issued retroactively adalah penerbitan SKA yang dilakukan 3 (tiga) hari setelah tanggal pengapalan sampai dengan 12 (dua belas) bulan, yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak disengaja, atau terdapat alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga SKA tidak dapat diterbitkan pada saat pengeksporan □ Partial Cumulation Jika Nilai Konten Daerah material kurang dari 40%, Surat Keterangan Asal (Form D) mungkin dikeluarkan untuk tujuan penumpukan

Form AC / ASEAN - CHINA

AFTA ASEAN-China adalah bentuk dari kerjasama perdagangan dan ekonomi di wilayah ASEAN dan China yang berupa kesepakatan untuk menciptakan situasi perdagangan yang seimbang dan adil melalui penurunan tarif barang perdagangan dimana tidak ada hambatan tariff (bea masuk 0 – 5 %) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN dan China. ANALISA 1. Pihak yang menerima formulir ini untuk tujuan perlakuan istimewa di bawah Preferensi Tarif perdagangan bebas ASEAN-CHINA seperti : BRUNEI DARUSSALAM CAMBODIA CHINA INDONESIA LAOS MALAYSIA MYANMAR PHILIPPINES SINGAPORE THAILAND VIETNAM 2. CONDITION: Kondisi utama untuk masuk ke perlakuan istimewa di bawah ACFTA Preferential Tariff adalah bahwa produk dikirim ke setiap Pihak yang tercantum di atas 3. Each article must qualify: Perlu dicatat bahwa semua produk dalam kondisi yang harus memenuhi syarat secara terpisah. Ini adalah relevansi khusus ketika barang semacam ukuran yang berbeda atau suku cadang yang dikirim. 4. DESCRIPTION OF PRODUCT: gambaran produk harus cukup rinci untuk memungkinkan produk yang akan diidentifikasi oleh Petugas pemeriksaan Bea Cukai. Nama produsen, setiap merek dagang juga harus ditentukan. 5. Istilah "Eksportir" dalam Kotak 11 Mei mencakup produsen atau produsen. Dalam kasus MC istilah "Eksportir" juga termasuk eksportir di anggota menengah. 6. FOR OFFICIAL USE: Keanggotaan otoritas Bea Cukai pengimpor harus menunjukkan (√) di kotak yang relevan dalam kolom 4 apakah tidak perlakuan istimewa yang diberikan. 7. Movement Certificate : Dalam kasus sertifikat penggerak, sesuai dengan Peraturan 12 dari Prosedur Sertifikasi Operasional, "sertifikat penggerak" di kotak 13 harus tercentang (√). Nama Otoritas Penerbitan asli dari anggota, tanggal penerbitan dan nomor referensi Surat Keterangan asli Asal (Form E) yang akan ditunjukkan dalam Kotak 13. 8. THIRD PARTY INVOICING: Dalam kasus di mana invoice diterbitkan oleh pihak ketiga, "kata Faktur Pihak Ketiga" dalam Kotak 13 harus tercentang (√). Nomor faktur dicantumkan dalam Kotak 10. Informasi seperti nama dan negara perusahaan penerbit faktur dicantumkan dalam Kotak 7. 9. EXHIBITIONS : Dalam kasus di mana produk yang dikirim dari anggota pengeskpor untuk memperlihatkan di Pihak lain dan dijual selama atau setelah memperlihatkan untuk impor ke dalam anggota, sesuai dengan Peraturan 22 dari Lampiran A dari Ketentuan Asal untuk ACFTA, "pameran" dalam Kotak 13 harus tercentang (√) dan nama dan alamat pameran ditunjukkan dalam Kotak 2. 10. ISSUED RETROACTIVELY : Dalam kasus luar biasa, karena kesalahan tidak secara sukarela atau kelalaian atau penyebab lain yang sah, Sertifikat Asal (Form E) dapat

diterbitkan secara retroaktif sesuai dengan Peraturan 11 dari Lampiran A dari Ketentuan Asal untuk ACFTA. The "Diterbitkan secara retroaktif" dalam Kotak 13 akan tercentang (√)

Sales Contract / Sales Confirmation

Sales contract adalah awal dari transaksi ekspor impor dengan L/C namun bank tidaklah terikan atau berhubungan dengan sales contract diaman dalam transaksi L/C berlaku prinsip pemisahan kontrak atau disebut juga prinsip independensi L/C hal ini ditegaskan dalam UCP 600 pasal 4 yang menyatakan bahwa kredit (L/C) menurut sifatnya merupakan transaksi yang terpisah dari kontrak penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi dasar L/C dan janji bank untuk penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi dasar L/C dan janji bank untuk membayar menegosiasi, atau memenuhi setiap kewajiban lainnya berdasarkan L/C tidak tunduk pada tuntutan-tuntutan atau pembelaan-pembelaan applicant yang berasal dari hubungan dengan issuing bank atau beneficiary. ANALISA 1. TERM : Kontrak ini akan dimulai pada __________, 20__, dan berakhir pada saat pengiriman terakhir, yang akan dikirim, dengan atau tanpa permintaan untuk keseimbangan barang maka tidak diberikan, berdasarkan __________, 20__, kecuali para pihak menyetujui lain. Namun, jika pada tanggal tersebut, Pembeli menunggak pada account, Penjual dapat kemudian membatalkan Kontrak ini dan menuntut ganti rugi, termasuk kehilangan keuntungan, mengimbangi deposit ada keberatan, dan selanjutnya memulihkan biaya setelan termasuk biaya pengacara. 2. RISK OF LOSS : Risiko kerugian dari setiap kerusakan barang, terlepas dari penyebabnya, akan menjadi tanggung jawab dari Penjual sampai barang telah diterima oleh Pembeli. 3. ACCEPTANCE : janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan tanda tangan pengesahan dalam surat wesel, akseptasi harus dinyatakan dengan kata akseptasi atau dengan cara lain yang sama maksudnya, tanda tangan saja dan pihak tertarik dibutuhkan pada halaman muka, surat wesel sudah berlaku sebagai akseptasi, apabila telah diakseptasi, wesel ini menjadi sama dengan promes, yang berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh tempo. 4. CHARGES : Penjual akan menagih Pembeli atas setiap pengiriman. Pembeli harus membayar semua biaya pada hal ___________________. Setiap keterlambatan pembayaran akan menanggung biaya akhir dari ___%. Faktur jatuh tempo juga dikenakan bunga sebesar ___% per ______. Jika Penjual melakukan pengumpulan atau penegakan upaya, Pembeli bertanggung jawab atas semua biaya tersebut, termasuk biaya pengacara. Jika Pembeli adalah tunggakan pada faktur apapun, Penjual mungkin, pemberitahuan untuk pembeli, menerapkan penyimpanan tambahan dan menahan pengiriman lebih lanjut sampai deposit dan semua arrearages dibawa arus. 5. DEPOSIT : Setelah penandatanganan kontrak ini, Pembeli harus membayar Penjual deposit sebesar $ _________ terhadap total harga sebagai prasyarat untuk kinerja Penjual, yang deposit akan dikreditkan ke pengiriman terakhir. 6. WARRANTY : Menjamin KE Penjual bahwa barang yang dijual di bawah ini adalah baru dan bebas dari cacat substantif dalam pengerjaan dan bahan. Kewajiban penjual di bawah Jaminan di atas terbatas pada penggantian barang atau perbaikan cacat atau pengembalian

dari harga pembelian atas kehendak Penjual. Tidak ada jaminan lainnya, tersurat maupun tersirat, yang dibuat oleh Penjual, dan tidak akan diperhitungkan atau dianggap.

Certificate of Inspection

(-). Dalam hal L/C mensyaratkan adanya “Certificate of Inspection”, maka proses inspection akan menjadi crucial, tidak boleh disepelekan. Bagaimanapun juga barang tersebut boleh dikirimkan atau tidak, tergantung dari hasil inspeksi. (-). Jika inspector menemukan kwalitas barang dibawah standar mutu yang telah disepakati, sehingga inspector tidak mengeluarkan certificate of inspection, pertimbangkanlah kemungkinan melakukan repair atau re-placement, pertimbangkan cost and time yang akan dikonsumsi. (-). Jika kwalitas barang masih below tolerance (below AQL), maka pertimbangkanlah tawaran letter of guarantee, agar inspector bersedia mengeluarkan certificate of inspection. ANALISA 1. Property Description : Deskripsi harus mengidentifikasi semua tanah yang subjek aplikasi. Undian & Rencana detail (misalnya. SP / RP) adalah ditampilkan pada judul dokumen atau tarif pemberitahuan. Jika rencana itu tidak terdaftar dengan judul, menyediakan sebelumnya banyak dan rencana detail. 2. Description of components : Jelas menggambarkan tingkat pekerjaan yang dicakup oleh sertifikat ini, mis semua aspek struktural dari balok atap baja. 3. Basis of certification : Detil dasar untuk memberikan sertifikat dan sejauh mana tes, spesifikasi, aturan, standar, kode praktek dan lainnya publikasi, yang diandalkan 4. Building Certifier, competent person or QBSA licensee details : Seseorang yang kompeten harus dinilai sebagai kompeten sebelum melakukan pemeriksaan. Pembangun untuk pekerjaan tidak dapat memberikan panggung sertifikat inspeksi. Seseorang yang kompeten dinilai oleh Bangunan sertifikasi untuk bekerja sebagai kompeten untuk praktek dalam aspek bangunan dan spesifikasi desain, karena individu keterampilan, pengalaman dan kualifikasi. itu orang yang kompeten harus terdaftar atau berlisensi di bawah undang-undang yang berlaku di negara kepada berlatih aspek. Jika tidak ada hukum yang relevan memerlukan individu untuk menjadi berlisensi atau terdaftar, lembaga sertifikasi harus menilai individu sebagai memiliki tepat pengalaman, kualifikasi atau keterampilan untuk dapat memberikan bantuan. Jika kepala eksekutif mengeluarkan pedoman untuk menilai orang yang kompeten, bangunan sertifikasi harus menggunakan pedoman saat menilai orang tersebut

Related Documents

Dokumen Ekspor Impor
February 2021 1
Ekspor Impor
January 2021 1
Ekspor Impor
January 2021 1
Makalah Ekspor Impor
January 2021 1

More Documents from "Jojore Jore Simatupang"