Loading documents preview...
Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 2 2.1 Pengertian Hibridisasi ............................................................................................ 2 2.2 Tahapan Hibridisasi ............................................................................................... 2 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hibridisasi ................................................ 4 2.3.2 Eksternal ......................................................................................................... 5 2.4 Tanda Keberhasilan Hibridisasi ............................................................................ 6 2.5 Morfologi Bunga dan Masa Antesis,Reseptif Bunga ........................................... 7 BAB III. PEMBAHASAN ............................................................................................... 8 3.1 Metode metode Emaskulasi.................................................................................... 8 1. Metode Kliping atau Pinset ................................................................................... 8 2. Metode Pompa Isap (Sucking Method)................................................................. 8 3. Metode Pencelupan dengan menggunakan Air Panas, Air Dingin atau Alkohol . 8 4. Metode Kimia ....................................................................................................... 9 5. Metode Jantan Mandul .......................................................................................... 9 3.2 Metode Kliping atau Pinset Pada Tanaman Vanily ( V. Planifolia ) .................. 9 BAB IV. PENUTUP ....................................................................................................... 10 4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11
i
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan
silang antara tetua
yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah
awal pada
program
pemuliaan
setelah
dilakukan
pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua
atau pengujian ketegaran
hibrida dalam rangka pembentukan
varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman. Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang di namakan dengan kastrasidan hibridisasitanaman,
Kastrasi
dan
hibridisasi adalah teknik yang digunakanoleh para pemulia (orang yang berusaha
untuk
memperbanyak
tanaman dalam
lingkup
pemuliaan
tanaman)untuk meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi ini adalah proses untuk menghilangkan bagian tidak penting dari suatu bunga, Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetic yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. 1.2 Tujuan Tujuan dilakukannya hibridisasi ialah untuk memperoleh kombinasi genetik yang di inginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda, menambah keragaman genetik, mendapatkan varietas baru (produksi tinggi,
rasa,
estetika),
memperbaiki
1
ketahanan tanaman
yang diinginka.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hibridisasi Kusnadi (2000) menyatakan bahwa hibridisasi adalah persilangan atau perkawinan antara dua individu ( tanaman) yang mempunyai sifat-sifat beda. Ellstrand (2011) menyatakan bahwahybridization is the process of interbreeding between individuals of different species (interspecific hybridization) or genetically divergent individuals from the same species (intraspecific hybridization).“Hibridisasi adalah proses kawin antar individu dari spesies yang berbeda (persilangan interspesifik) atau individu genetik berbeda dari spesies yang sama (hibridisasi intraspesifik).” Yunianti (2007) menyatakan bahwa hybridization (crossing) is a cross-pollination between
the
elders
of
different
genetic
composition.“Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya.” 2.2 Tahapan Hibridisasi Menurut Nasir (2001) hibridisasiterdiri dari beberapa tahap diantaranya : 1.Persiapan Persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang meliputi penyediaan alat-alat antara lain : pisau kecil yang tajam, pinset dengan ujung yang runcing, jarum yang spiritus
dalam
botol
panjang
kecil
dan
lurus,
alkohol
(75-85%)
atau
untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah
untuk tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik. Penutupan bunga sebelum dan sesudahpenyerbukan dapat menggunakan kantong dari kain, kelambu, kantong plastik yang telah diberi lubang-
2
3
lubang
kecil
untuk pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai dengan
ukuran bunga. Perlengkapan lain yang perlu disediakan yakni label dari kertas yang tahan air, selanjutnya label tersebut diberi nomor urut. Untuk keperluan penyerbukan
silang
antara jenis-jenis
tertentu
sebaiknya
kertas
label
mempunyai warna tertentu, misalnya untuk persilangan A X B warna labelnya merah, untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X B warnanya hijau dan seterusnya dengan warna lain. 2.Kastrasi Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan.
Membuang
mahkota dan
kelopak
juga
termasuk
kegiatan
kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan gunting, pisau atau pinset. 3.Emaskulasi Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara emaskulasi tergantung pada morfologi bunganya. 4.Isolasi Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudungi dengan kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang bersangkutan.
4
5.Penyerbukan Penyerbukan
buatan
dilakukan
antara
tanaman
yang
berbeda
genetiknya. Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel
atau
anter
dari tanaman tetua jantan
yang sehat, kemudian
menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi 6.Pelabelan Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas keras tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang: (1) Nomor yang berhubungan dengan lapangan, (2) Waktu emaskulasi, (3) waktu penyerbukan, (4) Nama tetua jantan dan betina, (5) Kode pemulia/penyilang. 7.Pendeteksian Keberhasilan Persilangan BuatanKeberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hibridisasi 2.3.1 Internal Menurut Syukur (2009) factor internal yang mempengaruhi hibridisasi adalah : Pemilihan Tetua Ada
lima
kelompoksumber
plasma
nutfah
yang
dapat
dijadikan tetua persilangan yaitu: (a) varietas komersial, (b) galurgalur elit pemuliaan, (c) galur-galur pemuliaan dengan satu atau
5
beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi tanaman dan (e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar
bila
tetua
yang
digunakan
merupakan
varietas-varietas
komersial yang unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik. Waktu Tanaman Berbunga Dalam
melakukan
persilangan
harus
diperhatikan:
(1)
penyesuaian waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus
diperhatikan
supaya
saat anthesis
dan
reseptif
waktunya
bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak
bersamaan,
maka
perlu dilakukan singkronisasi. Caranya
dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan
sinkronisasi
ini
diperlukan
informasi
tentang
umur
tanamanberbunga.
2.3.2 Eksternal Menurut Syukur (2009) factor internal yang mempengaruhi hibridisasi adalah : Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe PenyerbukanUntuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling mendasar dan yangpaling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri.
6
Tanaman menyerbuk silang dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut : a.secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu b.waktu antesis dan reseptif berbeda c.inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin d.adanya bunga monoecious dan dioecious Cuaca Saat Penyerbukan Cuaca
sangat
besar peranannya
dalam
menentukan
keberhasilan persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat. Pelaksana Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan gagal.
2.4 Tanda Keberhasilan Hibridisasi
Menurut pada
Syukur
(2009)
tanda
keberhasilan
hibridisasi adalah
proses perkembangan biji dapat dilihat pada hari 2-7 hari setelah
penyerbukan. Jika pada bagian petal telah mengering, namun pada bakal buah tetap segar selanjutnya bakal buah membesar atau memanjang kemudian telah terjadi pembuahan. Bunga yanggagal mengadakan fertilisasi biasanya gugur atau pada bagian kepala putiknya terlihat layu dan bakal buah rontok.
7
2.5 Morfologi Bunga dan Masa Antesis,Reseptif Bunga Menurut Hutapea (1994) Bunga tanaman kacang panjang terdapat pada ketiak daun, majemuk,tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda Bunga kacang panjang menyerbuk
sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga
terjadi dengan kemungkinan 10%.Masa Anthesis merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, objektif, bisa pada waktu pagi hari sebelum hibridisasi, ataupun pada waktu sore hari. Bunga pacar air, pada umumnya memiliki morfologi yang sama dengan bunga yang lain, yaitu memiliki mahkota, kelopak, putik, dan benang sari. Tetapi, pada bunga pacar air, letak putik berada dibawah benang sari. Sehingga secara kasat mata, kita tidak bisa mengetahiu letak putik pada bunga pacar air. Menurut Putu (2000)Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal:
gluma).
Bunga
jantan
tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
BAB III. PEMBAHASAN 3.1 Metode metode Emaskulasi Pada tahap emaskulasi, ada beberapa metode emaskulasi yang umum digunakan adalah : 1. Metode Kliping atau Pinset Pada umumnya kuncup bunga dibuka dengan menggunakan pinset atau dipotong dengan gunting, selanjutnya anter atau stamen dibuang dengan pinset. Cara ini sangat mudah dilaksanakan pada tanaman yang bunganya relatif besar, contohnya cabai, kedelai, tomat dan tembakau. Cara emaskulasi dengan metode ini cukup praktis, murah dan mudah dilakukan, namun masih ada kemungkinan rusaknya putik dan pecahnya anter sangat besar, sehingga kemungkinan terjadinya penyerbukan sendiri sangat besar. 2. Metode Pompa Isap (Sucking Method) Teknik ini mudah dilakukan pada tanaman padi. Pada tahap awal metode ini relatif mahal, dikarenakan diperlukan biaya untuk pengadaan alat. Keuntungan menggunakan metode ini ialah kemungkinan rusaknya kepala putik atau stigma dan pecahnya anter dan kemungkinan terjadinya penyerbukan sendiri sangat kecil. Teknik pengerjaannya ialah ujung bunga dibuka dengan gunting, kemudian anter dihisap keluar dengan menggunakan alat pompa hisap. 3. Metode Pencelupan dengan menggunakan Air Panas, Air Dingin atau Alkohol Untuk tanaman yang memiliki bunga kecil-kecil, seperti sorghum, rumputrumputan dan pakan, pembuangan stamen dengan menggunakan pinset atau gunting sangat sulit dilakukan.
8
9
Cara emaskulasi untuk jenis bunga ini ialah dengan mencelupkan bunga ke dalam air hangat yang memiliki temperatur tertentu, biasanya antara 43-53 0C selama 1-10 menit. Cara ini cukup mahal dan tidak praktis. Hal yang sama dapat dilakukan pada air dingin atau alkohol. 4. Metode Kimia Beberapa bahan kimia dapat mendorong terbentuknya mandul jantan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan male sterile pada tanaman. Bahan kimia yang dapat digunakan diantaranya adalah sodium, GA4/7, dichloroasetat, 24 D, NAA, GA3, dan ethrel. Caranya adalah bahan tersebut disemprotkan pada bunga yang masih kuncup dengan konsentrasi tertentu. 5. Metode Jantan Mandul Pada tanaman menyerbuk sendiri seperti barley, sorghum, atau padi pelaksanaan emaskulasinya sangatlah sukar, maka bisa memanfaatkan tanaman mandul jantan yaitu yang anternya steril dan tidak menghasilkan polen yang berviabel. Sifat mandul jantan ini dapat dikendalikan secara genetik maupun sitoplasmik. 3.2 Metode Kliping atau Pinset Pada Tanaman Vanily ( V. Planifolia ) Metode Kliping atau Pinset Pada umumnya kuneup bunga dibuka dengan pinset atau dipotong dengan: gunting, kemudian anter atau stamen dibuang dengan pinset. Setelah dipilih bunga yang akan digunakan sebagai betina, bagian ujung kuneup bunga dipotong dengan pisau silet atau gunting, sehingga kepala putiknya kelihatan jelas dari atas. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai putiknya turut terpotong atau rusak.
BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Ada beberapa hal yang dapatkami simpulkan antara lain: 1.Setiap tumbuhan memiliki tehnik persilangan yang tidak sama. 2.Tehnik persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada tanaman yang dapat melakukan penyerbukan dalam satu bunga. 3.Tehnik persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada tanaman yang dapat melakukan penyerbukan pada bunga lain. 4.Banyak hal yang mempengaruhi pada tanaman menyerbuk sendiri antara lain kondisi lingkungan, stuktur bunga, jenis varietas dan ketelitian si pemulia. 5.Demikian pula pada tanaman yang menyerbuk silang, ada beberapa faktor yang juga berpengaruh pada persilangannya, antara lain pengaruh organisme hidup, iklim dan keterampilan pemulia. 6.Persilangan pada tanaman menyerbuk silang lebih mudah dilakukan dari tanaman yang menyerbuk sendiri. 7.Tingkat keberhasilan pada tanaman yang menyerbuk silang ternyata lebih besar dari tanaman yang menyerbuk sendiri.
10
11
DAFTAR PUSTAKA Ellstrand, Norman C.2007. Spontaneous Hybridization between Maize and Teosinte. Department of Botany and Plant Sciences, Center for Conservation Biology, and Biotechnology Impacts Center, University of California, Riverside, CA 925210124 (Ellstrand, Garner, Hegde, Guadagnuolo, and Blancas); the Horticulture and Crop Science Department, California Polytechnic State University, San Luis Obispo, CA 93407 (Garner); and the Laboratoire de Botanique Evolutive, Institut de Botanique, Universite ́ de Neuchaˆ tel, rue Emile Argand 11, Neuchaˆtel, Switzerland (Guadagnuolo) Hutapea, J.R., 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan, Jakarta Kusnadi,mustadjahary.2000.Kamusistilahpertanian.Kanisius.YogyakartaPutu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana. 2000. Tumbuhan.Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Singaraja
Morfologi
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 2006. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Jagung. Departemen Pertanian Republik Indonesia.Uji T, Kahono S, Erniwati. 2009. Biologi Reproduksi Bunga Pada Tanaman Pertanian
dan
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. Bogor. 28 4hal.