Ergonomi Perkantoran

  • Uploaded by: Trian Lutfianti
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ergonomi Perkantoran as PDF for free.

More details

  • Words: 23,900
  • Pages: 150
Loading documents preview...
PEDOMAN

ERGONOMI PERKANTORAN

DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2016

Daftar Isi Kata Pengantar ………………………………………………………………………… iii Tim Penyusun…………………………………………………………………………… iv Daftar Isi ………………………………………………………………………………… v BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………………….

1

A. Latar belakang …………………………………………..………………. ……

1

B. Dasar Hukum ……………………………………………..……………………

4

C. Tujuan dan manfaat ………………………………………..…………… ……

5

D. Sasaran ………………………………………………………………………..

5

E. Ruang Lingkup ………………………………………………………………..

6

BAB II. Pengertian dan Prinsip ergonomi ………………………………………

8

A. Pengertian ………………………………………………………………………

8

1. Ergonomi………………………………………………………………………

8

2. Ergonomi perkantoran (office ergonomic) ……….………………………..

10

3. Faktor risiko ergonomi perkantoran………………….……………………..

11

a. Computer vision syndrome ……………………………….……………… 11 b. Gangguan otot tulang rangka akibat kerja (WMSDs) ……….…………. 12 B. Prinsip ergonomi …………………………………………………..…………… 18 1. Lingkungan mempengaruhi perilaku ……………………….…….………… 18 2. Mengurangi postur janggal ……………….…………………….………..….

19

3. Meminimalisasi gerakan statis …………………………………….………..

19

4. Hindari kontak tekanan ……….………………………………….………..… 20 5. Beristirahat …………………….………………………………….…………..

20

6. Pendidikan, pendidikan, pendidikan..……………………………….………..

21

BAB III. Mengenali Risiko Ergonomi ………..……………………..…………. ….. 22

A. Jenis analisis risiko …………………………………………………..……. ….. 22

1. Analisis organisasi ………..…………………………………………..…….

22

2. Analisis Lingkungan kerja ……………………………………………..……

22

3. Analisis area kerja individu ……………………………………………..… .

22

4. Analisis pekerja secara individu ………………………………………..….

23

B. Langkah-langkah dalam analisis risiko ……………………………………..

23

C. Jenis risiko ergonomi …………………………………………………………

25

1. Gejala-gejala yang timbul dari permasalahan ergonomi …..………… … 26 2. Penyebab utama ……………………………………………..……………..

27

3. Jenis-jenis permasalahan ergonomi ………………………………………

27

BAB IV. Penerapan ergonomi…………………………………………………..….

29

A. Proses penerapan ergonomi ……… ………………………………….……

29

1. Program komprehensif dengan dukungan manajemen ………………..

31

2. Keterlibatan karyawan …………………………………………………….

31

3. Analisis tempat kerja untuk identifikasi risiko bahaya ergonomi ………

32

4. Implementasi solusi ………………………………………………………..

34

5. Pelatihan dan edukasi ergonomi perkantoran …………………………..

37

B. Upaya perbaikan ergonomi perkantoran …………………………….…….

38

1. Tempat kerja dan peralatan kerja perkantoran …………………….……..

38

a. Tempat kerja 1). Luas ruang kerja ……………………………………………….……

38

2). Kursi kerja kantor ……………………………………………………

40

3). Postur duduk ………………………………………….. ……………

48

4). Meja kerja ……………………………………………………………

51

5). Penataan meja kerja ………………………………………………..

53

6). Tata letak barang diatas meja kerja ………………………………

55

b. Peralatan kerja perkantoran …..………………………………………..

58

1). Video Display Terminal/monitor……………………………………..

58

2). Keyboard……………………………………………………………….

62

3). Mouse…………………………………………………………………..

68

4). Penyangga telapak tangan ………………..…………………………

72

5). Penyangga dokumen …………………..……………………………

73

6). Laptop ………………………………………………………………….

74

c. Peralatan Kantor Lain…………………..………………………………….

77

2. Lingkungan kerja perkantoran ……………………………………………..

80

a. Suhu, kelembaban dan kualitas udara ruangan ………………………

80

b. Warna ………………………………………………………………….…..

82

c. Pencahayaan dan silau ………………………………………………….

84

d. Kebisingan dan radiasi …………………………………………………..

94

e. Penanganan Beban/barang secara manual (Manual handling)………

97

3. Faktor pekerjaan……………………………………………………………

101

a. Lama/jam kerja……………………………………………………………

101

b. Pengorganisasian ………………......................................................... 102 4. Green Offfice ………………………………………………………………… 103 a. Kualitas udara dalam ruangan…………………………………………… 104 b. Penghematan pencahayaan …………………………………………….. 106 c. Tata letak dan desain interior ……………………………………………

109

d. Penghematan energy…………… ……………………………………….. 109 e. Penghematan air………………….. ……………………………………… 111 f. Biophilia ………………………………………………………………….…

111

5. Kiat singkat ergonomi perkantoran ………… …………………………. … 115

Penutup……………………………………………………………………. …

119

Daftar kepustakaan ………………………………………………………. ..

120

Lampiran ………………………………………………………………………… 1. Survey Keluhan 2. Checklist 3. Cheklist 4. Peregangan di Kantor

********************ETSETSETSETSETS********************

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang Pembangunan perkantoran sebagai prasarana tempat kerja,

akhir-akhir ini sangat pesat baik dari jumlah dan jenis kegiatan maupun jumlah karyawan yang bekerja di dalamnya. Gedung perkantoran tersebut pada umumnya telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang yang modern, seperti penggunaan teknologi komputer, air condition dan lain-lain.

Namun, dengan kemajuan ini selain

menimbulkan dampak positif, muncul pula dampak negatif terhadap karyawan yang bekerja di kantor tersebut antar lain penyakit akibat kerja dan atau kecelakaan akibat kerja. Dampak negatif ini berasal baik dari sarana dan prasarana kantor maupun dari proses dan cara kerja karyawan kantor yang tidak ergonomis seperti duduk dan mengetik terus menerus di depan computer dengan postur duduk yang tidak benar, mata dengan sangat lama memandangi monitor, jari tangan terus menerus mengetik diatas keyboard dengan posisi pergelangan tangan bengkok atau sering menggunakan mouse serta melakukan aktifitas ringan lain yang dikerjakan diatas meja. Kegiatan tersebut cenderung membuat karyawan kantor merasa pegal linu, lelah dan tidak nyaman. Hal ini bila tidak diantisipasi dengan baik dapat menimbulkan masalah khusus bagi pekerja, seperti keluhan pada mata akibat pantulan cahaya dari monitor yang silau berlebihan serta Gangguan Otot Tulang Rangka Akibat Kerja (GOTRAK) dengan keluhan rasa tidak nyaman atau nyeri 1

pada otot leher, bahu, pergelangan tangan dan jari tangan, serta nyeri pinggang /punggung bawah (NPB). Saat ini ada sekitar 90% dari semua karyawan di perkantoran di Amerika yang menggunakan komputer, 40% diantaranya bekerja dengan menggunakan komputer paling sedikit 4 jam sehari. Menurut Dr. Alan Hedge, yang merupakan salah seorang Professor Laboratorium Faktor Ergonomi Manusia di Cornell University, risiko ketidak nyamanan otot rangka meningkat seiring dengan penggunaan komputer satu jam sehari, dan risiko cidera otot rangka bagi seseorang yang bekerja dengan komputer selama 4 jam atau lebih per hari adalah 9 kali lebih besar dari karyawan yang menggunakan komputer satu jam per hari. Statistik ini menjelaskan peningkatan

angka cidera sehubungan kerja di perkantoran.

Data

Washington State Fund tahun 2003 menunjukkan penyakit cidera gangguan otot rangka berhubungan dengan pekerjaan disebabkan oleh 3 kelompok besar, yaitu pekerjaan kantor secara umum sebesar 35%, yang berhubungan dengan komputer 33% serta mengangkat dan membawa beban sebesar 32%. Penelitian tahun 2013 di Iran pada karyawan kantor menemukan keluhan yang paling umum dari karyawan adalah nyeri leher (69,2%), nyeri punggung bawah (58,2%), diikuti oleh masalah lutut (41,8%), keluhan pada bahu (35,2%) dan nyeri di punggung atas (34%). Pada saat

karyawan

produktifitas

sudah

kerjanya

mengalami dapat

keluhan-keluhan

berkurang

atau

ini

maka

bahkan

dapat

menyebabkan lost time injury. Sesuai dengan Undang - Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan; karyawan di perkantoran harus dilindungi agar dapat hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk 2

yang

diakibatkan

oleh pekerjaan. Sarana dan prasarana kantor

yang tidak memenuhi syarat dan cara kerja yang tidak ergonomis berpotensi sebagi sumber cidera dan berbagai penyakit, oleh karena itu untuk melindungi karyawan dari berbagai pengaruh negatif lingkungan

kerja

kantor

dan

sekaligus

untuk

meningkatkan

kenyamanan kerja, menjaga kesehatan dan keselamatan kerja serta meningkatkan produktivitas kerja, maka pihak manajemen sudah seharusnya menerapkan ergonomi perkantoran. Selain itu Instruksi Presiden No 13 Tahun 2013 tentang Hemat Energi dan Air, menekankan pentingnya melakukan langkah-langkah penghematan energy dan air di lingkungan kantor instansi masingmasing dan atau di lingkungan BUMN dan BUMD. Sejalan dengan instruksi presiden, kementerian kesehatan telah mengembangkan kegiatan Green Office yang juga merupakan bagian dari ergonomi lingkungan dan Psikososial. Hal ini penting untuk menurunkan penggunaan sumberdaya alam di kantor-kantor yang jumlahnya cukup besar, melalui pemanfaatan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan kesehatan, penghematan listrik, air dan kertas, serta pengurangan limbah domestik yang mencemari lingkungan. Faktor risiko ergonomi khususnya di gedung perkantoran merupakan masalah penting dalam kesehatan kerja. Kondisi yang ada di lapangan menujukkan kesadaran karyawan dan manajemen dalam upaya menciptakan tempat kerja yang ergonomis, masih belum baik. Berkaitan dengan hal tersebut, maka untuk meningkatkan penerapan ergonomi telah dilakukan berbagai upaya; salah satunya adalah dengan dibuat pedoman ergonomi di perkantoran. Sejalan

dengan

tujuan

ergonomi 3

untuk

meningkatkan

produktivitas karyawan, maka penerapan pedoman ini mendukung visi Kementerian Kesehatan, yaitu masyarakat mandiri untuk hidup sehat.

B. Dasar hukum 1.

Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2.

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

3.

Kepmenkes No. 1405/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

4.

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

5.

Kepmenkes No. 1758/Menkes/SK/XII/2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar.

6.

Kepmenkes No. 130/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

7.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.351/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Komite Kesehatan dan Keselamatan kerja Sektor Kesehatan.

8.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.

9.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, No. 50 Tahun 2011 tentang Standar Sarana dan Prasarana Kantor di Lingkungan Kementrian Dalam Negeri mengenai standar perlengkapan kantor. 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara Pasal 3, Poin 1 11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, No. 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi 4

C. Tujuan dan manfaat Tujuan umum : Terwujudnya suatu tempat kerja yang menunjang produktivitas yang tinggi dengan mengendalikan faktor risiko bahaya ergonomi yang dapat mempengaruhi keamanan, kesehatan dan kenyamanan karyawan perkantoran. Tujuan khusus : 1. Menciptakan lingkungan kerja perkantoran yang ergonomis (sehat, aman dan nyaman) 2. Meningkatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan karyawan tentang ergonomi perkantoran 3. Menyediakan peralatan kerja dan mengembangkan proses kerja di perkantoran secara ergonomis 4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari suatu pekerjaan di kantor

Manfaat ergonomi : 1.

Penurunan GOTRAK di perkantoran

2.

Pengurangan angka absensi

3.

Pengurangan mutasi pegawai (turn over)

4.

Peningkatan produktivitas

D. Sasaran 1. Karyawan perkantoran 2. Manajemen gedung perkantoran

5

E.

Ruang lingkup Ergonomi perkantoran mencakup rancangan seluruh lingkungan

kerja di gedung perkantoran agar sesuai dengan kegiatan karyawan di dalamnya, meliputi : 1. Tempat kerja dan peralatan kerja perkantoran: a. Tempat kerja

1) Luas ruang kerja 2) Lebar lorong (clearance) 3) Kursi kerja dan postur duduk 4) Meja kerja dan penataan meja kerja b. Peralatan kerja perkantoran

1) Komputer, Video Display T e r m i n a l (VDT)/monitor , 2 ) K eyboard dan mouse 3) Penyangga dokumen 4) Laptop 5) Telepon 6) Mesin Fax 7) Mesin Printer 8) Mesin fotocopy

2. Lingkungan kerja perkantoran: a. Suhu, kelembaban dan kualitas udara ruangan b. Warna dinding / panel c. Pencahayaan dan silau d. Kebisingan dan radiasi 3. Faktor pekerjaan:

a. Lama bekerja (durasi) b. Penanganan beban/barang secara manual (PBM) 6

c. Organisasi / kebijakan manjemen 4. Green Office

a. Kualitas udara dalam ruang kantor b. Penghematan penerangan (Tata cahaya) c. Penghematan air d. Penghematan energi listrik e. Biophilia 5. Kiat-kiat ergonomi perkantoran

7

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP ERGONOMI A. Pengertian 1.

Ergonomi

Beberapa pengertian dari ergonomi :  Menurut IEA (International Ergonomics Assosiation)  Ilmu yang mempelajari tentang anatomi, fisiologi, dan aspek psikologi dari manusia di lingkungan kerja. Khususnya berhubungan dengan

efisiensi,

kesehatan,

keselamatan

dan

kenyamanan

karyawan di tempat kerja, di rumah dan di tempat rekreasi.  Menurut ILO (International Labour Organization)  Penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian antara pekerjaan dan manusia secara optimal dengan tujuan agar bermanfaat demi effisiensi dan kesejahteraan.  Ergonomi adalah ilmu yang mengupayakan adanya keserasian antara manusia dengan mesin (kerja).  Ilmu yang mempelajari ukuran-ukuran pekerjaan (dalam arti luas).  Ilmu yang dapat mengatur pekerjaan sesuai dengan kemampuan orang yang mengerjakan.  Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan.  Menurut Adnyana Manuaba (2000) ergonomi didefinisikan sebagai suatu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan peralatan, mesin, pekerjaan, sistem, organisasi dan lingkungan

dengan

kemampuan, 8

keahlian

dan

keterbatasan

manusia sehingga tercapai suatu kondisi dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman, efisien dan produktif, melalui pemanfaatan fungsional tubuh manusia secara optimal dan maksimal.  Kesimpulan dari beberapa pengertian ergonomi di atas, maka ergonomi mencakup 2 hal, yaitu  Ilmu yang menghubungkan ilmu-ilmu teknik dengan ilmu-ilmu humaniora.  Ergonomi mengupayakan adanya keserasian antara manusia dengan peralatan kerja/mesin dan lingkungan kerja).

Dalam ilmu ergonomi, ukuran tubuh manusia/antropometri adalah hal yang mendasar karena setiap manusia memiliki ukuran tubuh yang berbeda, ada yang tinggi, pendek, gemuk atau kurus, termasuk juga berbeda

panjang

badannya,

panjang

lengannya

atau

ukuran

genggaman jari tangannnya. Oleh karena itu maka dalam ergonomi berbagai peralatan kerja yang digunakan harus dapat disesuaikan dengan masing-masing orang/karyawan yang menggunakannya. Dengan demikian ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan pekerjaannya, serta bagaimana merancang tugas, pekerjaan, peralatan kerja, informasi, serta fasilitas di lingkungan kerja sedemikian rupa agar karyawan dapat bekerja secara aman, nyaman, sehat, efektif, efisien dan produktif.

9

2.

Ergonomi perkantoran (office ergonomic) Ergonomi perkantoran adalah cabang ilmu ergonomi yang khusus

menangani lingkungan kerja kantor atau penggunaan peralatan kerja kantor seperti kursi dan meja kerja, komputer, telepon, serta berbagai perlengkapan kerja lainnya, termasuk berbagai kebijakan di kantor yang di rancang untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan dan meningkatkan kenyamanan kerja di dalam kantor. Penerapan ergonomi perkantoran dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan dan pihak manajemen untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya cidera pada karyawan kantor. Kegiatan utamanya adalah dengan cara menyesuaikan luas ruang kerja dengan jumlah pekerja dan menyesuaikan peralatan kerja kantor dengan tubuh ratarata pekerjanya. Sebaliknya karyawan kantor pun harus menggunakan 10

berbagai peralatan kantor secara baik dan benar. Selain dapat mencegah cidera, ergonomi perkantoran juga dapat meningkatkan performa kerja dengan menghilangkan berbagai kendala yang dihadapi karyawan dalam mencapai kinerja terbaik mereka, sehingga akan tercipta kerja yang efektif, efisien dan berproduktifitas maksimal. Pada saat ini, ergonomi perkantoran lebih fokus pada pekerjaan yang menggunakan komputer. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya penggunaan komputer dalam perkantoran modern dan juga berhubungan

dengan

makin

banyak

terjadinya

cidera

akibat

penggunaan komputer tersebut. Sebuah contoh ergonomi perkantoran adalah mengenai tata letak monitor ketika bekerja dan penataan serta penempatan gambar pada tingkat iluminasi atau penerangan secara baik, tepat dan wajar. Biasanya, pencahayaan atau sumber cahaya yang menyebabkan bayangan di monitor akan menyebabkan kelelahan mata atau sakit kepala sehingga akan memaksa tubuh untuk bekerja dengan postur yang janggal. 3.

Faktor Risiko Ergonomi perkantoran Berbagai risiko cidera dan penyakit dapat timbul bila bekerja di

kantor dengan tidak ergonomis, antara lain:

a. Computer vision Syndrome (CVS) Computer vision syndrome atau sindroma gangguan mata akibat penggunaan komputer adalah rasa pegal pada mata yang kita rasakan bila menggunakan komputer untuk waktu yang lama. Siapa saja yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer bisa

11

merasakan efek pemakaian komputer dalam waktu lama dengan gejala antara lain sebagai berikut: 

Mata pegal



Pandangan kabur



Mata kering



Sakit kepala



Leher dan pundak sakit

Gejala ini bersifat sementara, dan biasanya hilang sendiri, tetapi rasa tidak nyaman yang muncul dapat diminimalkan dengan melakukan beberapa tindakan sederhana berikut: 

Usahakan agar penerangan dalam ruangan membuat mata terasa nyaman, dan tidak membuat silau layar komputer.



Atur posisi layar komputer sedemikian rupa sehingga posisi kepala saat bekerja terasa nyaman.



Jangan lupa untuk mengambil jeda. Alihkan pandangan dari komputer selama beberapa menit karena langkah ini dapat menjaga kesehatan mata. Tujuannya kira-kira sama seperti beristirahat sejenak untuk melemaskan tangan dan punggung.



Kursi kerja harus nyaman. Kursi yang nyaman dan dilengkapi sandaran leher dan punggung membantu kita mencegah rasa tegang pada leher dan pundak yang umumnya berkaitan dengan computer vision syndrome.

b. Gangguan Otot Tulang Rangka Akibat Kerja (GOTRAK)

Kantor terlihat seperti sebuah tempat yang aman untuk bekerja namun cidera akibat gerakan berulang (repetitive motion) dan nyeri 12

tulang belakang adalah penyakit yang biasa dialami oleh para karyawan yang duduk lama berjam-jam di depan meja. Apa yang terlihat seperti sebuah kantor biasa dapat menjadi sebuah lingkungan kerja yang berbahaya apabila kebijakan keselamatan kerja tidak diterapkan dan diikuti oleh pekerja. GOTRAK atau WMSDs (Work related Musculoskeletal Disorders) adalah cidera musculoskeletal yang sering terjadi pada karyawan kantor, dapat berupa keluhan-keluhan seperti rasa tidak nyaman, rasa nyeri, lemah, pembengkakan, kaku, serta kesemutan dan mati rasa pada beberapa bagian tubuh. Jaringan tubuh yang dapat mengalami cidera meliputi otot, tendon, ligamen dan jaringan saraf serta pembuluh darah. GOTRAK yang biasa dialami oleh karyawan kantor yaitu hand and wrist tendinitis, carpal tunnel syndrome, tennis/golfer elbows (epicondilitis), neck strain, shoulders tendinitis and bursitis, serta low back pain.

neck strain

carpal tunnel syndrome

low back pain

Berdasarkan penelitian, terjadinya GOTRAK pada karyawan kantor sangat berhubungan dengan beberapa faktor risiko ergonomi berikut ini : 13

a. Postur Janggal (Awkward Postures) Postur janggal atau posisi tubuh yang tidak ergonomis adalah postur tubuh yang tidak netral/menjauh dari posisi anatomis, dimana posisi sendi-sendi tidak lurus / membengkok sehingga lebih memungkinkan terjadinya cidera pada otot tulang rangka. Contoh postur janggal yang biasa dilakukan karyawan kantor adalah mengetik dengan posisi pergelangan tangan yang bengkok; mengetik dengan posisi leher menoleh ke samping untuk melihat monitor; meraih mouse lewat atas keyboard; mengetik dengan posisi membungkuk karena membaca dokumen yang diletakkan di atas meja; mengetik sambil menjepit telepon diantara pundak dan telinga; dan masih banyak lagi postur janggal lainnya.

Postur berdiri janggal (1,2,3) dan netral (4)

Postur duduk janggal (1,3) dan netral (2)

Postur leher janggal (1, 2)

14

b. Gerakan Berulang (Repetitive Movement) Melakukan gerakan yang sama atau sejenis yang dilakukan berulang-ulang tanpa diselingi dengan istirahat dapat menyebabkan kelelahan otot dan kerusakan pada sendi dan jaringan disekitarnya yang memungkinkan terjadinya cidera. Contoh gerakan berulang yang biasa dilakukan oleh karyawan kantor adalah mengetik, menggunakan mouse, sering menoleh untuk melihat monitor dan dokumen

secara

bergantian

pada

saat

mengetik,

sering

menggunakan kalkulator, sering menulis dengan tangan, sering menggunakan hecter dan semacamnya.

c. Aktivitas Statis (Static Loading) Salah satu faktor risiko yang banyak terdapat pada karyawan kantor yaitu aktivitas statis atau posisi badan yang menetap, dimana otot-otot harus terus berkontraksi untuk menahan tubuh agar tetap berada pada satu posisi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi seperti ini menyebabkan ketegangan pada otot dan akan mengurangi aliran darah ke area tubuh tersebut sehingga memicu kerusakan jaringan dan menyebabkan cidera. Ketika dibutuhkan pengerahan tenaga yang terus menerus berarti aktifitas statis tersebut telah menanggung sebuah beban (force) dalam waktu tertentu. 15

Contoh aktivitas statis yang biasa dilakukan oleh karyawan kantor yaitu posisi duduk bekerja di depan komputer dalam waktu lama, atau menahan leher dalam posisi agak menunduk ketika membaca sebuah dokumen, atau menahan tangan agar tetap mengambang diatas keyboard pada saat mengetik, atau duduk tegak tanpa sandaran punggung, atau menjepit telepon antara pundak dan telinga, dan sebagainya.

d. Kekuatan (Force) Beberapa pekerjaan kecil di kantor membutuhkan pengerahan tenaga yang dilakukan oleh otot-otot yang sangat kecil, baik di jarijari maupun di tangan dan karenanya dapat mengakibatkan kelelahan, bengkak, kram otot dan kram ligamen. Contoh aktivitas semacam ini yang biasa dilakukan karyawan kantor adalah menggenggam mouse terlalu kuat lalu menggerakkan jari-jari tangan dalam menggunakan mouse, menggunakan hecter, perforator, membawa dokumen yang tebal atau mengangkat benda berat dengan satu tangan, dan lain sebagainya.

16

e. Mechanical Contact Stress Kondisi tertekannya lengan atau tangan dengan permukaan benda yang keras ataupun yang lunak sekalipun yang menekan jaringan lunak otot, saraf atau pembuluh darah, dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan cidera jaringan yang serius. Kondisi inilah yang disebut dengan mechanical contact stress. Contohnya yaitu meletakkan pergelangan tangan pada ujung meja ketika sedang mengetik atau menggunakan mouse, meletakkan siku pada sandaran tangan kursi yang keras atau pada permukaan meja, menggunakan gunting yang menjepit pangkal ibu jari tangan, atau duduk di kursi yang sempit sehingga ujung kursi menekan paha, dan lain semacamnya.

Mechanical Contact Stress

17

B. Prinsip ergonomi Untuk mencegah terjadinya cidera musculoskeletal pada karyawan kantor maka

semua pihak harus memperhatikan

prinsip-prinsip

ergonomi. Prinsip ergonomi menurut Asosiasi Higiene Industri Amerika (American Industrial Hygiene Association) adalah : 1. Lingkungan mempengaruhi perilaku pekerja Lingkungan mempengaruhi perilaku karyawan, ini merupakan prinsip ergonomi yang langsung terlihat dalam proses penerapannya. Dengan kata lain, sebuah area kerja yang dirancang dengan baik maka dalam jangka waktu yang panjang akan menjamin bahwa orangorang bekerja dengan aman. Dan sebaliknya, area kerja yang dirancang kurang baik bisa memberikan dampak negatif. Sebuah studi yang diterbitkan di dalam jurnal Occupational Medicine, menyatakan bahwa para karyawan kantor yang sering mengeluhkan nyeri yang berkaitan dengan gangguan otot rangka (Musculoskeletal diseases) bukanlah disebabkan oleh pemakaian komputer yang sering, akan tetapi karena disain area kerja mereka yang tidak ergonomis. Jadi pada umumnya pertimbangan-pertimbangan di dalam disain area kerja lebih difokuskan kepada area kerja yang ergonomis, penempatan dan penanganan mouse, dll. Dampak lingkungan terhadap kesehatan dan kenyamanan bahkan lebih jelas dari sudut ekonomi, karena ruang kerja kantor tidak dibutuhkan besar dan luas akan tetapi penataan lingkungan kerja yang nyaman sehingga memberikan efek yang sehat dan luas. International Fascility Management Association (IFMA) President dan Chief Executive Officer, David J.J. Brady menambahkan bahwa untuk fasilitas

profesional,

penyeimbangan 18

kebutuhan

dari

karyawan

terhadap ruang kerja, perlu kreativitas-kreativitas yang cerdas dalam penataan lingkungannya, walaupun dengan luas ruang yang kecil tapi memberikan kesan nyaman dan sehat dalam bekerja. 2. Mengurangi Postur janggal Selain pergerakan adalah penting, demikian juga bermacam postur sering di tampilkan dalam tugas sehari-hari. Postur netral, berarti melakukan

aktivitas

dengan

memerlukan

otot

minimal,

untuk

kesehatan dan kenyamanan. Postur ekstrim sebaliknya, misalnya posisi lengan miring arah keluar atau posisi pergelangan tangan, biar bagaimanapun harus dihindarkan. Pemeliharaan simetri tubuh adalah sama pentingnya, terutama berkenaan dengan tulang belakang. “Postur yang baik” untuk tulang belakang secara umum bermakna pemeliharaan lengkungan tulang belakang secara alami dan wajar. Duduk bengkok ke arah samping, memutar ke arah belakang akan memberikan tekanan secara mekanis ke cakram tulang belakang, ikatan sendi dan otot. Jenis pelintiran ini dari waktu ke waktu dapat menjurus rusaknya semua struktur-struktur tulang belakang ini dan menjadi sumber terjadinya nyeri yang mesti dipertimbangkan. 3. Meminimalisasi gerakan statis Postur yang tetap saat bekerja tanpa adanya pergantian secara inheren berbahaya.

Menurut Marvin Dainoff, Direktur Pusat Riset

Ergonomi (Center for Ergonomic Research) pada Miami University Ohio, “Setiap postur yang tetap tanpa pergantian, akan menghasilkan kelelahan otot. Oleh karena itu, adalah penting bagi operator/pekerja untuk bergeser dan berganti posisi dalam bekerja.” Perubahan posisi dalam bekerja amat sangat penting bagi kesehatan. Duduk dengan posisi kaki yang tak bergerak dalam waktu yang 19

lama,

menyebabkan

kaki

bengkak

dan

berpotensi

terjadinya

pembentukan gumpalan darah dalam pembuluh darah kaki dalam. Beberapa data menyatakan bahwa kelumpuhan akibat duduk dalam waktu yang lama di area kerja komputer, berkaitan dengan risiko Video DisplayTerminal (VDT) yang tinggi. Jadi secara jelas, masalah pergerakan dalam sebuah pekerjaan tidak hanya soal kenyamanan, tapi soal pemeliharaan kesehatan secara menyeluruh. 4. Hindari kontak tekanan (Mechanical Contact Stress ) Tekanan yang difokuskan pada bagian-bagian yang spesifik tubuh adalah sangat berbahaya dan di beberapa kasus dapat menyebabkan permasalahan serius pada sistem sirkulasi dan syaraf. Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), “Kontak tekanan biasanya mempengaruhi jaringan lunak di jari tangan, telapak tangan, lengan bawah, paha, tulang kering dan kaki. Kontak ini mungkin akan menghalangi aliran darah, gerakan otot dan fungsi syaraf. Jaringan yang dimampatkan untuk periode waktu yang lama mungkin akan rusak. Masalah menjadi lebih buruk dengan pajanan berulang.” Tekanan-tekanan seperti itu bisa dialirkan ke arah lengan dan pergelangan tangan melalui kontak secara langsung, misalnya kontak keras dengan sisi meja, kursi dan peralatan kerja lainnya. Demikian juga paha bagian bawah, tekanan akan didapat dari tempat duduk yang keras dan tempat duduk yang terlalu tinggi. 5. Beristirahat Bila pekerjaan berulang, maka sangat penting menyediakan waktu untuk istirahat sejenak diantara tugas reguler. Istirahat diantara waktu kerja regular bisa dilakukan dengan cara latihan singkat atau 20

peregangan otot, atau mengerjakan tugas yang berbeda dalam beberapa menit. Dr. Hedge menyatakan, “dengan beristirahat secara tepat, yang dikombinasikan dengan latihan peregangan, operator komputer harus bisa menjaga kelangsungan kerja dengan istirahat di jeda kerja dengan tepat. Dan di saat yang sama meminimalisasi risiko cidera secara postural.” Sebagai tambahan, bahwa, “Istirahat yang tepat dan waktu yang sesuai secara statistik akan meningkatkan keakuratan.” 6. Pendidikan, pendidikan, pendidikan Bila semua yang diajarkan kemudian juga dikerjakan, maka seorang karyawan yang telah dididik mengenai ergonomi di tempat kerja dan mempraktikannya, dia lebih mungkin untuk tetap sehat. Karyawan bisa menyusun ruang kerja mereka dengan memperhatikan faktor-faktor risiko ergonomi di tempat kerja dan mengenali tandatanda peringatan cidera. Pencegahan adalah ideal, penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan dan gejala-gejala GOTRAK secara dini. Ketidaknyamanan yang meningkat dengan intensitas yang tinggi atau dalam jangka waktu yang lama dapat menjadi tanda meningkatnya radang. Radang ringan berpotensi menjadi berat bila tanda-tanda peringatan awal tidak diketahui, dan timbul dalam jangka waktu lama, pada akhirnya radang ringan berubah menjadi otot atau tendon yang rusak. Oleh karena itu melalui pendidikan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan, khususnya mendidik karyawan mengenai tanda-tanda peringatan secara dini dan gejala-gejala GOTRAK, diharapkan karyawan dapat mengenali permasalahan secara dini sebelum menjadi berat atau parah.

21

BAB III MENGENALI RISIKO ERGONOMI A. Jenis analisis risiko Untuk mengenali berbagai risiko ergonomi di perkantoran, maka perlu dilakukan berbagai analisis sebagai berikut : 1.

Analisis organisasi Berhubungan

dengan

isu-isu

di

unit

kerja

dan

tingkatan

organisasinya, seperti kepegawaian, tugas tanggung jawab, rencana kerja, kebijakan-kebijakan lembur/overtime dan aspek lain pada umumnya dengan mempertimbangkan kondisi kerja. Isu-isu tersebut umumnya di luar kendali individu pekerja, tetapi mempunyai dampak terbesar pada faktor-faktor risiko, seperti tugas kerja yang menyebabkan gerakan berulang-ulang (repetitif), beban statis, dan juga lama paparan ke semua faktor risiko. 2.

Analisis lingkungan kerja Melihat faktor-faktor di lingkungan kerja seperti tingkat

pencahayaan, suhu, kelembaban, kebisingan dan semua yang mempengaruhi kenyamanan dan kinerja pekerja. 3.

Analisa area kerja individu Dilakukan dalam rangka mengembangkan pemecahan masalah

potensial terjadinya gangguan otot tulang rangka (musculoskeletal disorders), yaitu dengan melihat komponen-komponen fisik dari area kerja, seperti lokasi monitor dan keyboard, pekerjaan, dan kursi. Masingmasing komponen diukur dan disesuaikan dengan masing-masing pekerja. Keikutsertaan karyawan diperlukan dalam analisis tersebut.

22

4.

Analisa karyawan secara individu Melihat apa yang dikerjakan oleh masing-masing karyawan dalam

pekerjaan sehari-hari, bagaimana seorang karyawan secara khusus mengerjakan pekerjaannya. Untuk analisis ini juga perlu melibatkan para karyawan karena karyawan merupakan sumber informasi terbaik dalam setiap aktivitasnya. Beberapa atau seluruh analisis bisa disesuaikan, tergantung pada sifat masalah. Perlu diingat, bahwa karyawan tidak sepenuhya menyadari semua masalah-masalah potensial atau faktor risiko cidera yang terdapat di area kerja.

B. Langkah-langkah dalam analisis risiko

Metoda proaktif akan membantu dalam langkah awal analisa risiko di tempat kerja, dengan melakukan pengamatan sekilas dan wawancara informal dari karyawan untuk melihat hal-hal yang memerlukan tindak lanjut. Pada saat yang sama, jika anda belum pernah melakukan kegiatan

tersebut,

maka

dapat

diberikan

pelatihan

peningkatan

kesadaran untuk mendorong karyawan memperhatikan masalahmasalah yang ada. Berikutnya adalah langkah-langkah dalam menganalisis risiko ergonomi di tempat kerja : 1. Melakukan wawancara dengan karyawan untuk menemukan bila ada tugas/pekerjaan berupa pengulangan (repetitif), beban statis, postur janggal ataupun faktor-faktor risiko lain yang, meskipun tidak merasakan

ketidaknyamanan

atau

gejala

cidera

selama

tugas/bekerja. 2. Secara singkat mengamati karyawan ketika mereka melaksanakan tugas-tugas pekerjaan untuk menentukan faktor-faktor risiko dan 23

penyebab-penyebab kasus yang terjadi. Pada saat yang sama, dilakukan pencatatan kondisi area kerja yang jelas terlihat tidak ergonomis, faktor-faktor organisasi atau lingkungan yang termasuk faktor-faktor risiko. 3. Diskusikan kemungkinan pemecahan masalah jangka pendek dan jangka panjang dengan karyawan mengenai faktor-faktor risiko yang ada. Buat perubahan segera hal-hal sederhana dari masalah yang ada, seperti mengatur tinggi monitor komputer atau posisi mouse. Jika di tempat kerja terdapat pekerja-pekerja yang memiliki perhatian serius, ketidaknyamanan, atau cidera yang dirasakan/terlihat, maka dapat dilakukan analisa tempat kerja menyeluruh. Analisis ini merupakan kombinasi antara analisa area kerja, analisis tugas dan analisa lingkungan.

Langkah-langkah dalam analisis tempat kerja menyeluruh adalah sebagai berikut :

1. Mewawancarai pekerja, mengetahui alasan untuk analisa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan secara terbuka. Temukan apa yang mereka kerjakan,dan untuk berapa lama, jika mereka bekerja di suatu

jadwal

yang

ditetapkan,

ada

tidaknya

permasalahan,

ketidaknyamanan atau gejala-gejala cidera.

2. Amati mereka saat bekerja untuk mendapatkan gagasan-gagasan, kebisaaan mereka dalam pekerjaan. Sesuaikan waktunya sehingga karyawan

tidak

terganggu

sebelum

memberikan

pertanyaan-

pertanyaan. Lalu, temukan apa yang mereka kejakan dan mengapa jika melakukan hal yang berbeda. Fokuskan pada mereka pekerjaan24

pekerjaan yang terdapat masalah atau ketidaknyamanan, sebagai prioritas untuk pengembangan pemecahan masalah. Identifikasi faktor-faktor risiko untuk masing-masing tugas/pekerjaan dan catat seberapa sering dan adakah faktor risiko lain.

3. Analisis area kerja, peralatan dan lingkungan sehubungan dengan tugas-tugas yang berbeda yang harus dilakukan pekerja. Ingat perubahan harus difokuskan kepada bagaimana menyesuaikan peralatan

dan

lingkungan

terhadap

karyawan

dibandingkan

mengharapkan karyawan untuk menyesuaikan dengan peralatan atau lingkungan. Untuk menilai faktor risiko kerja di perkantoran dapat menggunakan check list, seperti terlampir.

C. Jenis risiko ergonomi

Ketidakserasian antara ukuran tubuh manusia dengan tempat kerja akan mempengaruhi sikap tubuh saat bekerja, dapat menyebabkan berbagai gangguan muskuloskeletal, mulai dari nyeri sampai cidera otot dan memperbesar risiko untuk terjadi kecelakaan.

Jika karyawan melakukan pekerjaan yang melebihi keterbatasan tubuhnya secara fisik, para karyawan itu bisa mengalami cidera. Salah satu cidera yang paling bayak di klaim di perkantoran adalah GOTRAK/Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). Lebih dari 12 juta dolar pertahun biaya hilang akibat gangguan ini dan menyebabkan hampir 70 ribu hari kerja hilang pertahun.

25

Permasalahan Ergonomi bisa disebabkan oleh baik kondisi yang berhubungan

dengan

pekerjaan

maupun

kondisi

yang

tidak

berhubungan dengan pekerjaan secara individu atau bisa juga interaksi keduanya. Ada banyak cara untuk menentukan kondisi-kondisi tempat kerja yang mana, yang dapat menyebabkan permasalahan ergonomi. Risiko

utama

permasalahan

ergonomi

misalnya

Tension

Neck

Syndrome, Low Back Pain dan Carpal Tunnel Syndrome, bisa timbul karena pekerjaan sering dilakukan dengan gerakan yang berulang, postur yang janggal, getaran, gerakan kuat dan stress di tempat kerja, disertai penataan tempat kerja yang tidak baik.

1. Gejala-gejala yang timbul dari permasalahan ergonomi 

Sakit pada pergelangan tangan, lengan bawah, siku, leher, atau punggung yang diikuti ketidaknyamanan



Mata kering, Gatal, atau sakit



Pandangan kabur dan membayang



Hilangnya warna pada daerah-daerah atau bagian-bagian yang dipengaruhi



Kejang otot



Rasa kebas atau sensasi terbakar pada tangan / bagian yang dipengaruhi



Kekuatan genggaman tangan berkurang



Bengkak atau kekakuan pada jaringan pergelangan tangan



Luas gerakan sendi (Range of movement) pada bahu, leher, atau punggung berkurang



Badan lemah dan lelah

26

2. Penyebab utama 

Postur yang janggal



Tugas berulang dan sering



Stress di tempat kerja



Getaran



Gerakan yang kuat



Area kerja yang jelek/yang kurang baik



Duduk terus-menerus dalam postur yang sama, dalam jangka waktu yang lama



Penopang pada pinggang bagian bawah tidak memadai

3. Jenis-jenis permasalahan ergonomi di perkantoran a) Kelelahan mata; kelelahan mata terjadi karena beberapa sebab antara lain karakterisktik pekerjaan (misalnya Repetitif) dan lama kerja. Operator “data entry” (repetitif work) biasanya lebih sering mengeluh kelelahan (70–90%).

b) Stres kerja; Pada akhir-akhir ini tuntutan pada karyawan melaksanakan dan

menyelesaikan tugas secara cepat dengan batasan waktu

(Deadline) berakibat pekerjaan repetitif menjadi bertambah besar, seperti kecepatan mengetik 7.000 sampai 12.000 ketukan/jam. Semakin besar tuntutan pekerjaan dan semakin tinggi tingkat repetitif pekerjaan, maka akan semakin tinggi kecenderungan timbulnya gangguan kesehatan dan stres kerja.

27

c) GOTRAK; Adanya keluhan nyeri/sakit, kebas, dapat terjadi pada berbagai area tubuh sebagai berikut: -

daerah leher (Neck Strain, Tension Neck Syndrome),

-

daerah bahu (Impingement Syndrome)

-

daerah lengan (Biceps Tendinitis),

-

daerah pergelangan tangan (Carpal Tunnel Syndrome)

-

daerah punggung bawah (Low Back Pain)

d) Skin rash; dugaan penyebab terhadap gangguan ini adalah adanya efek radiasi ion yang dipancarkan oleh VDT e) Gangguan

kehamilan;

bahwa

adanya

kecurigaan

akan

timbulnya gangguan kehamilan (seperti abortus) masih dalam perdebatan para ahli. Dugaan penyebab terhadap gangguan ini adalah adanya efek radiasi ion yang dipancarkan oleh VDT. 28

BAB IV PENERAPAN ERGONOMI PERKANTORAN

A. Proses penerapan ergonomi

Proses penerapan ergonomi dimulai pada awal proses dengan pelatihan kesadaran pentingnya sehat dan mencegah cidera dan penyakit akibat bekerja di kantor dengan penerapan prinsip-prinsip ergonomi, terutama jika ada kegiatan pembelian peralatan baru atau menyiapkan tempat kerja-tempat kerja baru.

Diagram aliran membantu dalam menetapkan upaya yang akan dilakukan dan pengembangan solusi terhadap permasalahan yang timbul. Jika tidak ada permasalahan, maka pelatihan tentang prinsipprinsip ergonomi harus terus diupayakan untuk dilaksanakan sebagai standar pencegahan yang tepat di perkantoran.

Berikut

ini

adalah

flowchart

perkantoran

29

proses

penerapan

ergonomi

Mulai

Penerapan Ergonomi Perkantoran

dan

Pelatihan Ergonomi Perkantoran

STOP

Wawancara Pekerja

Tidak

Tidak

Kenyamanan Kerja

Ada Faktor risiko

Analisis Awal Tempat Kerja

Ya

Ya

Analisis lengkap Tempat Kerja

Ada Faktor risiko

Ya

Tidak 1. 2.

Pelatihan Tambahan Monitor gejala dan cidera

1. 2. 3. 4. 5.

Prioritaskan risiko Identifikasi Penyebab Mengembangkan solusi Menerapkan Hasil yang cepat Menerapkan Solusi jangka panjang

Menyediakan Pelatihan Khusus

Evaluasi Keefektifan Solusi

30

1. Program komprehensif dengan dukungan manajemen

Besarnya dukungan manajemen akan menciptakan peluang suksesnya penerapan program ergonomi perkantoran secara komprehensif. Dalam proses persiapannya, direkomendasikan agar para manager menetapkan tujuan-tujuan yang jelas dan menunjuk para staf yang akan bertanggung jawab mewujudkan pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Selanjutnya manajer/pimpinan kantor juga harus menyediakan segala sumber daya yang dibutuhkan dan memastikan bahwa semua kebutuhan tersebut telah terpenuhi. Mewujudkan tempat kerja yang ergonomis sesuai dengan standar kesehatan dan keselamatan kerja membutuhkan sebuah upaya yang terus menerus, pengalokasian sumber daya dan evaluasi serta tindak lanjut yang berkesinambungan. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh para manager yang memberi dukungan secara aktif.

2. Keterlibatan karyawan

Para karyawan adalah sumber informasi yang paling penting dalam upaya mengetahui bahaya apa saja yang ada di tempat kerja mereka. Keterlibatan karyawan dalam mewujudkan tempat kerja yang ergonomis meliputi : membantu identifikasi faktor risiko bahaya ergonomi di kantor dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah tersebut, meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja, dan memperbesar penerimaan karyawan akan perubahan tempat kerja mereka. Dalam hal ini para karyawan dapat :

31

a. Menyampaikan saran dan pendapat b. Berdiskusi tentang kondisi tempat kerja dan bagaimana cara mereka bekerja c. Berpartisipasi dalam merancang pekerjaan, peralatan kerja, prosedur kerja dan pelatihan-pelatihan d. Mengevaluasi peralatan kerja yang digunakan e. Memberikan respon pada saat diadakan survey f. Berpartisipasi dalam menjalankan tugas-tugas persiapan dan pencapaian program ergonomi perkantoran

3. Analisis Tempat Kerja untuk Identifikasi Faktor Risiko Bahaya

Ergonomi Para karyawan akan dapat berhasil mengenali berbagai permasalahan mereka di kantor dengan cara membangun metode yang sistematis untuk mengidentifikasi hal-hal yang menjadi perhatian ergonomi perkantoran. Langkah pertama yang harus dilakukan

dalam

penerapan

ergonomi

perkantoran

adalah

melakukan analisis terhadap berbagai pekerjaan yang sedang dilakukan, baik di masing-masing tempat kerja maupun di kantor secara keseluruhan. Analisis yang dilakukan dengan teliti akan membantu dalam menemukan masalah yang sebenarnya dan agar dapat menggunakan sumber daya yang sesuai dengan permasalahan

tersebut.

Beberapa

analisis

yang

dilakukan

mungkin hanya akan mengungkapkan masalah kecil saja, yang tidak memerlukan analisis lebih lanjut untuk penyelesaiannya. Namun ada juga beberapa analisis akan mengungkapkan masalah yang sangat besar dan kompleks sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut oleh tenaga profesional. Sering kali, 32

permasalahan yang ditemukan ternyata dapat diselesaikan oleh para karyawan itu sendiri dengan sumber daya yang ada pada mereka. Berbagai penyebab cidera bisa berasal dari tingkatan organisasi kerja mana saja sehingga dalam menganalisis tempat kerja sedapat mungkin kita lakukan secara komprehensif. Berikut ini adalah beberapa jenis analisis yang dapat dilakukan di tempat kerja :

a. Analisis Tugas Perorangan Yaitu analisis yang dilakukan terhadap jenis pekerjaan yang dilakukan setiap hari oleh masing-masing karyawan. Analisis ini dapat mengacu pada deskripsi pekerjaan yang berisi tentang beban tugas dan tanggung jawab karyawan secara umum sehingga kita dapat mengetahui bagaimana secara khusus seorang karyawan melaksanakan pekerjaannya. Untuk dapat melakukan analisis ini maka harus melibatkan karyawan yang bersangkutan. b. Analisis Tempat Kerja Perorangan Analisis dilakukan terhadap komponen fisik yang ada di tempat kerja tersebut, seperti kursi, meja kerja, monitor komputer, keyboard dan lain sebagainya. Masing-masing komponen ini dinilai secara relatif berdasarkan individu karyawan, dan karena itu maka dibutuhkan kerjasama yang baik dari karyawan yang bersangkutan.

33

c. Analisis Lingkungan Kerja Analisis dilakukan terhadap area disekitar tempat kerja perorangan, seperti pencahayaan dan kesilauan, suhu dan kelembaban udara, kebisingan serta semua hal yang berkaitan dengan performa dan kenyamanan kerja.

d. Analisis Organisasi Kerja Yaitu analisis terhadap kesepakatan atau kebijakan yang diputuskan oleh manajemen di tingkat departemen atau level menengah lainnya tentang tugas-tugas yang dibebankan kepada staf, jadwal kerja, kebijakan mengenai lembur dan semua aspek yang berkaitan dengan bagaimana tipe kondisi pekerjaan di kantor tersebut. Hal ini diluar kendali para karyawan tetapi sangat berpengaruh terhadap faktor risiko yang akan diterima karyawan seperti gerakan berulang atau aktivitas statis, termasuk dengan lamanya pajanan semua faktor risiko tersebut terhadap karyawan. Agar memudahkan dan sesuai dengan standar maka seluruh analisis dilakukan dengan menggunakan formulir atau daftar checklist

yang

sudah

disusun

oleh

para

ahli

ergonomi

berdasarkan ilmu ergonomi perkantoran. Secara lebih terperinci, checklist ergonomi perkantoran ini akan dibahas pada bab V. 4. Implementasi Solusi

Berdasarkan hasil analisis, kita harus mampu mengidentifikasi beberapa perbaikan yang bisa cepat diwujudkan dengan cara yang mudah dan dalam waktu singkat sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh karyawan.

34

a. Di Tempat Kerja Perorangan Perbaikan yang langsung dapat dilakukan yaitu yang terkait dengan postur dan penggunaan komputer yang sering digunakan, misalnya: - posisi monitor yang tidak tepat berada di depan karyawan langsung dirubah posisinya menjadi tepat di depan karyawan dengan jarak yang sejauh jangkauan tangan atau sekitar 6090cm, lalu kemiringan monitor juga diatur sehingga tidak menimbulkan kesilauan. Perubahan yang kecil ini akan sangat bermanfaat untuk mencegah cidera pada leher dan kelelahan pada mata. - Selanjutnya penggunaan kursi yang ergonomis agar dapat duduk dengan Postur/postur yang benar, yaitu bila yang sebelumnya karyawan tidak tahu bagaimana mengatur tinggi kursi,

atau

tinggi

dan

kedalaman

sandaran

punggung,

penggunaan sandaran tangan kursi dan lain sebagainya, masing-masing karyawan dapat langsung memperbaiki postur duduknya sehingga akan langsung juga merasakan perbedaan kenyamanan duduk dalam postur yang benar dibandingkan sebelumnya. - Perbaikan lain adalah posisi mouse yang sebelumnya diletakkan ditempat terpisah dengan keyboard, dapat langsung dipindahkan ke tempat yang sejajar, misalnya tepat disamping keyboard, sehingga tidak lagi sering melakukan gerakan yang tidak ergonomis seperti menjangkau, dan masih banyak lagi contoh sederhana lainnya.

35

b. Di Lingkungan Kerja Kantor Disain dan denah ruangan kantor beserta mebeulernya serta berbagai peralatan yang ada didalamnya merupakan hal yang harus disediakan oleh pihak manajemen sesuai dengan standar ergonomi perkantoran. Apabila kursi yang tersedia sebelumnya bukan kursi yang ergonomis, maka harus diupayakan untuk diganti dengan kursi yang ergonomis. Demikian pula meja kerja harus disediakan yang sesuai dengan standar ergonomi perkantoran. Monitor komputer dipilih

yang

flat,

dan

mudah

diatur

ketinggiannya

serta

kemiringannya. Keyboard yang disediakan dilengkapi dengan penyangga pergelangan tangan.

c. Di Organisasi Kerja Disain pekerjaan yang baik akan dapat mengurangi lama pajanan faktor risiko bahaya ergonomi terhadap karyawan. Beberapa faktor disain pekerjaan yang berhubungan dengan terjadinya gangguan otot dan tulang rangka adalah kerja lembur, uang insentif kerja lembur, tengat waktu pekerjaan, pengawasan secara elektronik, pengawasan tertutup, konflik kepentingan, bosan dengan pekerjaan yang biasa dilakukan, tidak punya 36

kewenangan mengambil keputusan, isolasi sosial dari sesama karyawan dan kurangnya dukungan atasan. Dengan demikian beberapa solusi yang dapat diterapkan yaitu improvisasi disain pekerjaan, rotasi pekerjaan, variasi pekerjaan, jadwal istirahat kerja untuk snack, istirahat kerja untuk melakukan peregangan tubuh dan lain-lain. 5. Pelatihan dan Edukasi Ergonomi Perkantoran

Seluruh program ergonomi perkantoran yang akan dilaksanakan, tidak mungkin dimulai tanpa dukungan yang aktif dari pihak manajemen. Dukungan ini dapat terwujud hanya dengan pemahaman dan kesadaran yang matang tentang manfaat ergonomi perkantoran, dan hal ini tidak muncul dengan sendirinya. Salah satu caranya yaitu dengan

program

pelatihan

dan

edukasi

khusus

bagi

pihak

manajemen yang dilakukan diawal pelaksanaan program. Bila seluruh manajemen sudah memiliki komitment yang sama tentang pentingnya penerapan ergonomi perkantoran di lingkungan kerja mereka, maka tahapan program selanjutnya dapat dilakukan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dengan telah disediakan mebeuler yang baru tidak serta merta akan dapat mengurangi rasa tidak nyaman atau risiko cidera. Sering kali karyawan tidak menyetel mebeuler baru yang sudah ergonomis dengan setelan yang benar, mungkin karena mereka tidak tahu bagaimana postur tubuh yang ergonomis, atau mungkin juga mereka tidak tahu bagaimana cara menyetel mebeuler tersebut dengan benar, atau mungkin mereka tidak tahu bahwa mebeuler itu dapat disetel sehingga mebeuler tersebut dibiarkan saja tanpa disetel apa-apa. Selain itu, bisa jadi 37

para karyawan merasa bahwa postur/postur kerja yang benar, istirahat kerja(rest break) bahkan bekerja dengan baik dan benar bukanlah hal yang penting bagi mereka. Oleh karena sebab-sebab itulah makanya para karyawan harus diberi pelatihan dan edukasi tentang ergonomi perkantoran.

B . Upaya perbaikan Ergonomi Perkantoran

1. Tempat kerja dan peralatan Kerja perkantoran: a. Tempat kerja 1). Luas ruang kerja Setiap ruang kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa, sehingga tiap orang yang bekerja dalam ruangan itu mendapat ruang udara yang sedikit-dikitnya 10 m3 sebaiknya 15 m3. Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai langit-langit paling sedikit 3 meter (tinggi ruangan yang lebih dari 4 meter tidak dapat dipakai untuk

memperhitungkan

ruang

udara

yang

dimaksud

sebelumnya). Luas tempat kerja staf karyawan harus paling sedikit 2 meter buat seorang karyawan sehingga tiap karyawan dapat tempat yang cukup untuk bergerak secara bebas, dan memudahkan

untuk

evakuasi

Menteri

Dalam

sewaktu

terjadi

keadaan

emergency. Peraturan

Negeri

Republik

Indonesia,

Permendagri No. 50 Tahun 2011 tentang Standar Sarana dan Prasarana Kantor di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri mengenai standar perlengkapan kantor Lampiran II mengenai standar ruang kantor poin f menyebutkan:

38

Ukuran ruang kerja Pejabat Eselon IV dan/atau setingkat, terdiri atas sebagian ruang kerja yang dipakai bersama karyawan lainnya, masing-masing menempatkan ukuran 5,50 m², bila fasilitas ruang tersedia. Peraturan

Menteri

45/PRT/M/2007

Pekerjaan

tentang

Umum,

Pedoman

PermenPU

Teknis

No.

Pembangunan

Bangunan Gedung Negara,Pasal 3, Poin 1 : Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara meliputi antara lain: Standar luas ruang gedung kantor yang dijelaskan pada Lampiran PermenPU tersebut pada tabel C. Standar Luas ruang Gedung Kantor

39

2). Kursi kerja kantor Kursi adalah bagian peralatan kantor yang paling penting dalam penerapan ergonomi perkantoran. Sebuah kursi tidak cukup hanya nyaman digunakan saja, tetapi juga harus ergonomis yaitu yang dapat meminimalkan terjadinya postur janggal sehingga mengurangi aktifitas otot tubuh orang yang duduk dan menurunkan tekanan pada syaraf tulang belakang oleh diskus intervertebralis. Walaupun sudah tersedia kursi yang ergonomis sekalipun, hal itu tidak ada gunanya apabila karyawannya tidak tahu bagaimana menggunakannya dengan benar dan tidak tahu bagaimana cara menyesuaikannya. Brill et al (1984) menemukan bahwa penggunaan mebeler kantor yang ergonomis seperti kursi untuk meringankan sakit punggung dan gangguan otot lainnya, menyebabkan produktivitas karyawan

kantor

meningkat

sebesar

10%

-

15%.

Dalam memilih dan menggunakan kursi kerja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan postur duduk yang benar, yaitu :  Pastikan bahwa kursi yang dipilih adalah yang sesuai dengan besar badan karyawannya, yaitu yang dapat menopang berat badan secara merata berdasarkan besar bokong dan bukan besar pahanya. Dengan demikian kursi tersebut dapat menunjang setiap perubahan postur atau gerakan yang dilakukan sewaktu bekerja dalam postur duduk. Secara umum, ukuran kursi yang diproduksi sesuai dengan 90 – 95% ukuran tubuh kebanyakan orang dewasa. Sedangkan yang diluar ukuran tersebut, mungkin karena 40

terlalu gemuk, atau terlalu tinggi atau terlalu pendek, harus dibuatkan kursi khusus yang sesuai dengan ukuran mereka.  Pilihlah kursi kerja sesuai dengan jenis tugas pekerjaan. Bila jenis pekerjaan membuat seorang karyawan harus duduk terus menerus selama berjam-jam, maka pilihlah jenis kursi yang paling ergonomis untuk mengurangi risiko cidera otot yaitu kursi yang sesuai dengan postur tubuh karyawan tersebut.  Pilihlah kursi yang ergonomis. Untuk memilih kursi yang ergonomis, dapat dilakukan dengan mengikuti formulir penilaian kursi yang ergonomis (terlampir), atau dengan memeriksa apakah kursi tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Tersedianya sandaran kursi dengan lengkungan kedepan untuk penahan tulang pinggang (Lumbar Support) yang dapat diatur. -

Sandaran kursi harus dapat diatur posturnya tingginya keatas dan kebawah agar sesuai dengan tinggi lengkungan pinggang ( tulang lumbal).

-

Selain itu sandaran sebaiknya juga dapat diatur kedepan dan kebelakang agar tepat menempel di lengkungan pinggang tersebut.

41

-

Kemiringan sandaran kursi harus dapat diatur sehingga badan kita agak menyandar, dengan sudut kemiringan yang biasa direkomendasikan yaitu 100 - 110o sehingga memberikan rasa nyaman dan mencegah timbulnya nyeri punggung bawah (NPB/ Low Back Pain).

-

Postur sandaran kursi bisa dirubah sesuai kebutuhan. Sandaran kursi yang baik, bisa menopang punggung anda dalam postur yang berbeda dengan baik dan nyaman. Gerakan punggung sewaktu kita sedang duduk, membantu untuk memelihara tulang belakang yang sehat.

b). Ketinggian kursi dapat diatur. Cara mengatur ketinggian kursi yaitu dengan mengambil postur berdiri, atur agar tinggi tempat duduk sejajar dengan tinggi lutut, sehingga apabila kita dalam postur duduk maka telapak kaki akan dapat beristirahat dengan menjejak ke lantai secara sempurna tanpa adanya tekanan pada lantai. Apabila diperlukan, sebuah tempat istirahat kaki mungkin bermanfaat. 42

Pijakan untuk kaki beristirahat

Tumit jinjit di atas lantai (Salah)

Tumit di lantai ( Benar)

Bila kursi terlalu rendah maka bagian paha akan membentuk sudut dengan lantai (lihat gambar dibawah ini). Bagian paha seharusnya sejajar terhadap lantai, sehingga bagian belakang lutut membentuk sudut 900. Hal ini akan menjamin berat badan terdistribusi merata di sepanjang bagian bisep kaki (belakang paha). Pastikan hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali tekanan dari dudukan kursi pada bagian belakang lutut, karena ini 43

dapat membatasi sirkulasi darah. Mekanisme untuk menyetel tinggi kursi harus dapat dilakukan dengan mudah dan juga cukup mudah dioperasikan sewaktu kita duduk.

Paha Membentuk sudut

Paha sejajar

c) Lebar kursi, upayakan

sesuai

dengan

karyawan

yang

akan

menggunakannya. Ketika kita duduk harus ada ruang yang cukup untuk pinggul kita. Hal ini agar tidak terjadi tekanan pada paha karena sempitnya kursi, dan sebaliknya, jangan juga terlalu lebar sehingga akan sulit mengatur ketinggian kursi agar bisa menjejakkan telapak kaki dengan santai/relaks.

d) Kedalaman kursi, upayakan sesuai dengan karyawan yang menggunakannya atau agar dapat diatur kedalamannya. Pada saat duduk, postur bagian kursi yang kita duduki seharusnya membuat bagian belakang tubuh kita menempel pada sandaran kursi tanpa membuat bagian depan kursi menekan bagian belakang lutut.

44

Apabila tidak pas kedalaman kursinya, maka aturlah sandaran kursinya, yaitu dimajukan atau dimundurkan. Pada beberapa kursi, kedalamannya dapat diatur seperti kursi mobil, yaitu dapat digeser ke depan dan ke belakang.

e) Terdapat sandaran lengan yang dapat diatur. Sandaran lengan ini harus diatur setinggi siku. Bila terlalu tinggi maka pundak kita akan naik sehingga tidak nyaman, namun bila terlalu rendah maka pundak kita akan terbebani berat lengan sehingga akan berpengaruh pada postur tulang belakang dan leher.

Sandaran lengan ini menyediakan tumpuan bagi lengan atas kita untuk mengurangi tekanan pada pundak maupun tulang belakang. 45

Sandaran lengan yang lembut akan meminimalisir gesekan siku kita. Apabila terasa terlalu keras mungkin dapat ditambahkan bahan yang lebih lembut diatasnya. Selain itu, sandaran lengan ini berfungsi juga sebagai pegangan ketika mau duduk maupun akan berdiri. Sandaran lengan ini cocok untuk karyawan yang memiliki banyak ragam aktifitas dalam pekerjaannya sehingga akan sering berpindah, duduk dan berdiri serta berbicara dengan orang lain. Namun

sandaran

direkomendasikan

lengan

ini

kurang

cocok

atau

tidak

untuk orang yang bekerja tetap pada satu

tempat, karena akan membatasi gerakan lengan diatas meja dan juga akan menghambat kursi masuk ke bawah meja. Apa bila kursi tidak mempunyai sandaran tangan, maka letakkanlah siku pada permukaan meja sehingga lengan tetap memiliki sandaran dan tidak dalam postur menggantung.

f) Kaki kursi yang beroda harus berjumlah lima cabang. Pergerakan kursi adalah penting dalam membantu anda untuk melakukan pekerjaan, sehingga diharapkan kursi tersebut punya sedikitnya 5 alas tumpuan dasar dengan roda kursi, yang dapat bergerak dengan bebas di permukaan lantai. Namun roda kaki kursi tidak aman digunakan di lantai yang keras karena dapat meluncur. Untuk mengurangi risiko terjatuh dari kursi yang meluncur tak terkendali, maka gunakan roda karet agar sekaligus dapat berfungsi sebagai rem. Anda mungkin juga ingin memilih sebuah kursi yang dilengkapi dengan “swivels easily” sehingga dudukan kursi dapat berputar

46

g) Lapisan Kursi Sebaiknya dari bahan kain, bukan kulit atau bahan sintetis sejenisnya. Pelapis kursi yang paling baik dipakai adalah bahan kain, agar lebih nyaman karena tidak terasa panas, namun kekurangannya yaitu mudah kotor terkena tumpahan dan sulit dibersihkan. Selain itu kekurangan lainnya adalah mudah menyimpan debu dan kutu yang dapat memicu alergi. Oleh karena itu, salah satu perawatannya adalah harus sering dibersihkan. Bila pelapis kursi bukan dari bahan kain memang akan mudah dibersihkan namun bila diduduki dalam waktu lama akan terasa panas, terutama di bagian bawah paha akan berkeringat yang membuat duduk terasa tidak nyaman. Bila sudah tersedia kursi yang ergonomis maka aturlah kursi tersebut sesuai dengan ukuran tubuh kita, lalu duduklah dalam postur duduk yang benar (Good Posture). Jangan duduk dalam postur yang sama terus menerus, setiap 1015 menit selingi dengan aktifitas lain walaupun dikerjakan dalam postur duduk. Selanjutnya upayakan jangan terlalu lama dalam postur duduk, selingi dengan berdiri atau bahkan berjalan sejenak setiap satu jam sekali.

TIPS mengatur/menggunakan kursi sebagai berikut :  Paha anda dalam postur horisontal dan punggung bagian bawah atau pinggang anda terdukung. Tanpa ini, punggung dan pinggang anda berpotensi mendapatkan gangguan.  Bila kursi kurang dapat diatur, bagian bawah punggung dapat dibantu dengan diberi bantal. 47

 Telapak kaki anda harus dapat menumpu secara rata di lantai ketika duduk dan ketika menggunakan keyboard. Apabila tidak dapat maka kursi anda mungkin terlalu tinggi dan anda dapat manfaatkan penyangga kaki.  Kadang-kadang ubahlah postur duduk anda selama bekerja karena duduk dalam postur tetap dalam jangka lama akan mempercepat ketidaknyamanan.

Kursi bukan hanya diperlukan “Fit” pada karyawan, tetapi juga harus sesuai dengan pekerjaannya. Beberapa hal penting dalam memilih kursi : -

Stabilitas kursi (five-point base)

-

Panjang dudukan kursi (Seat pan length)

-

mencegah tekanan pada paha dan betis bagian atas

3). Postur duduk Hal pertama yang harus dilakukan para karyawan adalah menjadikan tempat kerja mereka sebagai tempat kerja yang dapat membuat postur tubuh menjadi netral, yaitu semua persendian dalam postur yang lurus alami sehingga mengurangi penekanan dan peregangan pada otot. Karena hampir semua pekerjaan kantor dilakukan dalam postur duduk, maka langkah selanjutnya adalah merubah postur duduk yang tidak benar (Poor Posture) menjadi postur yang benar (Good Posture). -

Untuk mengetahui postur duduk yang tidak benar (Poor Posture) maka kita harus tahu bagaimana postur duduk yang benar (Good Posture).

48

-

Postur duduk yang direkomendasikan yaitu tulang belakang membentuk huruf “S” (“S” Shape), dengan telinga, pundak dan panggul dalam postur segaris, sedangkan postur duduk yang tidak benar adalah membungkuk sehingga tulang belakang membentuk huruf “C”.

Berikut ini adalah gambaran bagaimana postur duduk yang benar saat bekerja dengan menggunakan computer.

-

Posisi duduk yang tidak benar, - bentuk “C”

Posisi duduk yang benar, bentuk “S”

49

Posisi kepala tegak

Posisi pergelangan tangan netral

Mata agak melihat kebawah 30o

Punggung bersandar

Siku tangan 90o Paha horizontal 90o

Kaki menapak dilantai

-

Gambar diatas adalah gambaran postur duduk yang ideal,

meskipun demikian sebenarnya tidak ada postur duduk yang benar-benar ideal karena tidak mungkin kita harus tetap dalam postur duduk seperti itu sepanjang waktu kerja, kita juga harus merubah postur dan postur tubuh mengikuti ritme pekerjaan kita, membaca, mengetik yang harus juga diselingi dengan sejenak berdiri dan berjalan, sesering mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan lancarnya peredaran darah anggota gerak tubuh kita agar dapat mengurangi risiko terjadinya cidera. -

Postur tubuh adalah aspek yang paling penting dalam

menciptakan Postur yang benar. Kursi, meja kerja, monitor komputer, keyboard dan perlengkapan kerja lainnya memang dapat berperan, namun semua itu tidak dapat menciptakan Postur yang benar. Contoh sederhananya yaitu walaupun kita memiliki kursi yang ergonomis namun belum menjamin karyawannya akan 50

duduk dengan postur yang benar, hal itu sangat tergantung pada karyawannya, apakah dia tahu bagaimana postur duduk yang benar itu dan apakah kemudian dia menerapkannya. 4). Meja kerja Meja kerja kantor umumnya terbuat dari bahan yang kuat seperti kayu atau baja yang digunakan untuk pekerjaan tata usaha. Meja kantor yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya : 1. Dari permukaan meja sampai lantai tidak seluruhnya tertutup. 2. Tinggi meja kurang lebih setinggi siku karyawan (58 – 68 cm) 3. Bagian bawah meja harus mempunyai kaki-kaki meja yang cukup terbuka untuk tempat peredaran udara serta ruangan untuk meletakkan kaki karyawan seluas minimal lebar 51 cm dan panjang 60 cm. Tidak boleh meletakkan barang-barang di bawah meja agar pergerakan kaki karyawan tidak terganggu. 4. Permukaan meja tidak berkilat agar tidak menyilaukan para karyawan yang memakainya. 5. Luas meja minimal 120 x 90 cm, cukup untuk menempatkan VDT dengan monitor, keyboard, mouse, document holder dan telepon. Sebaiknya jangan terlampau berlebihan, karena luas meja yang berlebihan biasanya tidak dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tapi digunakan untuk fungsi yang lain. Meja kerja merupakan perlengkapan kantor yang relatif lebih banyak dari peralatan lainnya karena pada umumnya setiap personil memiliki satu meja kerja. Oleh karena itu meja kerja perlu 51

ditata dengan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi prinsip tata

ruang

kantor

meja 1/2 biro

yang

baik.

meja 1 biro

Tinggi meja kerja sebaiknya setinggi siku agar lengan atas bisa berada pada postur relaks dan lengan bawah dapat membengkok sesuai dengan sudut yang benar. Bila mejanya tidak dapat diatur ketinggiannya maka yang diatur adalah ketinggian kursinya, akan tetapi harus ditambahkan pijakan kaki bila dibutuhkan. Pijakan

kaki

ini

harus

dapat

diatur

ketinggian

dan

kemiringannya serta cukup lebar untuk kedua telapak kaki, namun jangan pula terlalu lebar sehingga bisa terhalang penempatannya oleh kaki meja. Penggunaan pijakan kaki akan membatasi gerakan sehingga lebih baik gunakan kursi dan meja yang dapat diatur agar tidak perlu lagi menggunakan pijakan kaki Tinggi meja kerja yang ergonomis adalah tinggi meja kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh karyawan yang menggunakan meja tersebut. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk tinggi meja kerja adalah : 52

 Pekerjaanan ringan (seperti menggambar), diperlukan penyangga siku untuk mengurangan beban statis yang dipikul oleh otot-otot punggung. Tinggi meja yang disarankan sekitar 50 – 100 mm di atas tinggi siku.  Selama pekerjaan manual, karyawan sering memerlukan ruang yang cukup untuk beberapa peralatan, kontainer dan/atau material lainnya. Tinggi yang disarankan adalah 100 mm –150 mm di bawah tinggi siku.  Pada pekerjaan yang agak berat, anggota badan bagian atas memerlukan usaha dan ruang gerak yang agak lebih besar. Tinggi meja yang disarankan adalah 150–400 mm di bawah tinggi siku.

5). Penataan Meja Kerja Sebagaimana halnya dengan kursi, meja kerja juga harus ditata agar ergonomis, dimana karyawan kantor bisa bekerja dengan nyaman, dan bisa konsentrasi mengerjakan tugasnya dengan baik dan efisien. Teknik penataan meja kerja dapat dilakukan dengan cara berikut: (a) Meja-meja kerja sebaiknya disusun menurut garis lurus menghadap ke jurusan yang sama atau dengan pola susunan yang

saling

bertolak

belakang

dengan

posisi

beradu

punggung. (b) Pada tata ruang yang terbuka atau relatif besar, susunan meja-meja dapat terdiri atas beberapa baris.

53

120 Cm Tataruang terbuka

Tataruang terbuka dengan partisi rendah

(c) Diantara blok suatu baris meja dengan blok baris lainnya perlu disediakan lorong (clearance) untuk lalu lintas karyawan, atasan, maupun untuk tamu yang akan meminta layanan kita. Lebar lorong diantara satu blok baris dengan blok baris lainnya sekitar 120 cm dan lorong diantara satu baris meja depan dengan baris meja lain di belakangnya sekitar 80 cm. (d) Penempatan pimpinan suatu unit kerja dengan pimpinan unit kerja lain pada ruang terbuka ditempatkan dekat dengan karyawan yang menjadi bawahannya. (e) Penempatan

karyawan

disesuaikan

dengan

jenis

pekerjaannya, karyawan yang banyak mengerjakan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi kerja yang tinggi ditempatkan jauh dari lalu lintas orang-orang, demikian juga karyawan yang banyak berhubungan dengan pihak luar ditempatkan dekat pintu masuk. (f) Karyawan yang menggunakan alat kerja yang menimbulkan suara ribut (bising) ditempatkan pada tempat yang dapat 54

meredam suara atau jauh dari karyawan lain yang memerlukan konsentrasi kerja yang tinggi (g) Karyawan yang memiliki perlengkapan kerja yang relatif sulit dipindahkan ditempatkan dekat dengan perlengkapan kerjanya (h) Karyawan yang memiliki perlengkapan kerja lemari yang berat atau peti besi ditempatkan dekat dinding agar perlengkapan kerjanya ditempatkan menempel ke tembok atau tiang untuk mendapatkan penyangga 6). Tata letak barang diatas meja kerja Penempatan barang diatas meja kerja yang ergonomis, dibagi berdasarkan jarak jangkauan tangan karyawan dan sering tidaknya barang tersebut digunakan sehari hari yaitu: area primer, sekunder dan tertier.

Area Tertier

Area Sekunder

Area Primer

55



Area primer: merupakan lokasi permukaan meja yang mudah dijangkau. Postur lengan atas dan bawah masih membetuk siku. Area ini digunakan untuk menempatkan barang-barang atau bahan kerja yang sering digunakan, misalnya keyboard, mouse dan document holder, dokumen kerja, buku, serta pena yang sering dipakai. Seperti yang terlihat pada gambar diatas, aturlah peletakkan barang sesuai dengan jangkauan tangan kanan dan kiri membentuk setengah lingkaran.



Area sekunder: adalah area yang masih dapat dijangkau hanya dengan menjulurkan lengan, yaitu tempat peralatan dan bahan kerja yang jarang digunakan (occasional work), misalnya telepon yang jarang digunakan atau file holder.



Area tertier: yaitu area yang tidak dapat lagi dijangkau hanya dengan meluruskan lengan, tetapi harus ditambah dengan membungkukkan bahu atau badan ke depan atau ke samping. Area ini tidak boleh digunakan untuk menempatkan peralatan dan bahan-bahan kerja. Dengan demikian maka barang atau bahan kerja yang jarang digunakan sebaiknya disimpan di tempat lain, sehingga pada saat dibutuhkan kita harus berdiri dan bergerak mengambilnya. Hal ini sangat penting untuk memperlancar aliran darah dan mengurangi risiko cidera atau rasa tidak nyaman pada otot anggota gerak kita. Berikut ini adalah saran-saran yang dapat membantu operator atau pengguna komputer dalam mengurangi risiko cidera saat bekerja sehari-hari di area kerja. 56

o Tempatkan peralatan yang sering digunakan sedekat mungkin dengan kita. Ini akan mengurangi jangkauan atau perputaran tubuh yang tidak perlu.

Jauh dari jangkauan

Dekat dari jangkauan

o Buku-buku referensi dan file-file yang berat dapat disimpan dan ditempatkan pada bagian kiri komputer sehingga bila dibutuhkan, tidak memerlukan jangkauan yang menyebabkan tubuh membungkuk ke depan. Dan sebaiknya jika dalam postur membaca buku-buku referensi atau file-file lainnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. o Meja mempunyai cukup tempat untuk menata postur yang paling nyaman untuk, monitor, keyboard, mouse, printer, penyangga/pemegang buku, dan piranti lainnya seperti telpon dan lain-lain. o Buku, atau bahan cetakan lain yang dibutuhkan dalam bekerja dengan komputer sebaiknya diletakkan di bawah atau disamping di dekat monitor.

57

o Sebaiknya kemiringan permukaan meja dapat diatur sesuai keperluan. Pengaturan kemiringan permukaan meja dapat membantu memperbaiki postur kerja. o Untuk meja tulis kemiringan yang nyaman adalah 100–150 mm, meja baca 220–450 mm. o Bila permukaan meja kerja terlalu tinggi, bahu terpaksa sering melakukan kompensasi dengan akibat tidak nyaman, kramp pada bagian leher dan bahu. Sedang bila permukaan meja terlalu rendah mengakibat badan terlalu membungkuk, maka dapat mengakibatkan sakit pinggang (backache). Oleh sebab itu tinggi meja harus disesuaikan dengan postur tinggi karyawan.

b. Peralatan kerja perkantoran 1) Komputer, Video Display Terminal (VDT) / monitor, keyboard dan mouse serta penempatan dokumen Dalam hal penempatan computer, posisi monitor computer 58

lurus sejajar mata sehingga postur kepala netral dan keyboard berada dekat dengan siku dengan pergelangan lurus. Jika posisi monitor dan keyboard sulit disesuaikan karena ketinggian meja, maka

pengaturan

dapat

dilakukan

pada

kursi

dengan

menyediakan ganjalan kaki sebagai suatu solusi. Analisis untuk pemecahan masalah di area kerja sulit untuk digeneralisir

sehingga

pendekatan

yang

dilakukan

bersifat

kondisional untuk masing-masing karyawan. Sebagai contoh standard pada karyawan yang memakai kacamata, pengaturan posisi monitor tidak persis sama, karena dipengaruhi oleh jenis atau kekuatan lensa sehingga lurus sejajar dengan jarak sesuai standard yang ditetapkan. Berikut gambaran standar untuk pengaturan posisi komputer secara umum

Video Display Terminal (VDT) / Monitor

a) Jarak Monitor dengan karyawan pengguna Seberapa jauh jarak kita dengan monitor tergantung pada kemampuan pandangan dan umur kita serta ukuran dan resolusi layar monitor itu sendiri. Prinsip umum yang terbaik yaitu letakkan monitor sejauh mungkin dan perbesar ukuran huruf (font). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa jarak monitor 59

sebaiknya 45 – 66 cm (18 - 26 inchi). Monitor yang terlalu dekat mengakibatkan mata tegang, cepat lelah, dan berpotensi gangguan penglihatan . Cara yang mudah untuk menentukan seberapa jauh jarak monitor, adalah duduk dalam postur yang benar kemudian luruskanlah kedua lengan kita kearah depan, apabila telapak tangan anda dapat menyentuh monitor berarti jarak monitor itu terlalu dekat, dan yang benar adalah bila ujung jari tangan dapat menyentuh monitor (lihat gambar).

Jarak terlalu dekat

jarak yang benar

b) Tinggi dan lokasi Monitor 

Posisi monitor diletakkan tepat lurus di depan berhadapan langsung dengan postur tubuh pengguna, dimana kepala menghadap arah yang sama sesuai tubuh. Hal ini agar leher tidak dalam postur terputar (twisted).



Untuk kenyamanan, atur monitor sehingga mata pengguna sama tingginya dengan tepi atas layar, sekitar 5-6 cm di bawah bagian atas casing monitor. Monitor yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menyebabkan leher dan pundak nyeri.

60

Posisi monitor yang salah



Posisi monitor yang benar

Miringkanlah bagian atas monitor sekitar 15-20o kearah kebelakang sehingga mata kita dapat tepat memandang layar komputer tanpa harus menunduk (membengkokkan leher). Postur seperti ini kadang membuat mata menjadi silau. Untuk mengatasinya, coba atur kemiringan monitor sehingga silau dapat hilang namun tetap tidak membuat kepal jadi menunduk atau tengadah.

 Ketika mengetik, kepala harus tegak dan terpusat di atas bahu. Postur layar monitor sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisir pantulan cahaya dari lampu, jendela atau sumber cahaya lainnya. Apabila tidak memungkinkan untuk mengatur

postur

layar

monitor,

pertimbangkan

memasang filter/layar pelindung di depan kaca monitor.

61

untuk



Atur level kecerahan dan kekontrasan monitor senyaman mungkin. Jangan terlalu redup jangan terlalu terang. Ketika kondisi cahaya di ruang berubah, sesuaikan lagi tingkat kecerahan dan kekontrasan monitor .



Apabila anda mengalami kesulitan untuk melihat tampilan layar dengan jarak 50-60 cm, coba besarkan tampilan atau resolusi layar. Apabila resolusi 1024 x 768 terlalu kecil, ubah ke 800 x 600. Atur warna dan ukuran font bila perlu.

c) Kaca mata Untuk

karyawan

yang

memakai

kacamata

bifocus

(fokus jauh dan dekat ) maka monitor harus direndahkan. Walaupun tergantung pada tingkat penglihatan dan jumlah serta jenis pekerjaan anda pada komputer, namun biasanya karyawan pengguna komputer hanya fokus untuk penglihatan dekat saja (lensa yang bagian bawah yang akan bermanfaat). Alternatifnya adalah dapat saja kita pesan kaca mata dengan ukuran khusus lensa bagian atas (fokus penglihatan jauh) agar mata kita dapat melihat

layar

monitor

dengan

jelas.

Dokter

mata

dapat

menentukan berapa ukuran lensa bagian atas yang cocok dengan kondisi mata kita yang khusus untuk dipakai bekerja di depan komputer 2) Keyboard Sebagai perangkat input, keybord ini mutlak diperlukan dan selalu kita pegang dengan jari tangan ketika kita mengetik dengan komputer. Kegiatan pengetikan merupakan kegiatan dengan melibatkan gerakan yang berulang dalam waktu yang cukup lama 62

tergantung bahan yang harus diketik. Penempatan

keyboard /

posisi keyboard yang tidak tepat akan memaksa pengguna dalam postur tangan yang tidak ergonomis dengan menekuk atau membengkokkan pergelangan tangannya sewaktu mengetik. Hal ini lambat laun sering kali menimbulkan GOTRAK seperti Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dan Tension Neck Syndrome (TNS) dan GOTRAK lainnya dengan keluhan rasa kebas dan nyeri pada tangan dan pergelangan tangan.

Conventional keyboard

Fixed Split Keyboard

Split Keyboard

Carpal Tunnel Syndrome

Letakkan keyboard tepat di depan badan pengguna sehingga pergelangan tangan dan lengan dalam postur lurus (segaris) dan untuk mencegah berputarnya leher dan badan. 63

Keyboard juga harus diletakkan persis di depan monitor dengan huruf G dan H berada dekat dengan pusar kita. Jarak keyboard di depan badan pengguna maksimal sejauh jarak ketika lengan bawah kita diluruskan. Pada saat menggunakan keyboard dan mouse, lengan atas harus dalam postur relaks disamping badan, bengkokkan siku tegak lurus dengan sudut yang benar (90o) dan pergelangan tangan

dalam postur lurus dari lengan

bawah.

Posisi Pergelangan Tangan Yang Netral

Posisi Pergelangan Tangan Yang Salah

Posisi Pergelangan Tangan Yang Benar

Bila anda mengetik dalam

postur pergelangan tangan

membengkok dan membentuk sudut dengan lengan bawah maka saraf

yang

melewati

pergelangan

tangan

tersebut

akan

mengalami penekanan sehingga dapat menimbulkan nyeri. Jagalah postur siku agar tetap berada disamping badan sejajar dengan bahu dan jagalah kebengkokan siku agar tetap dalam sudut yang benar (± 900). Bila anda mengetik dengan postur siku yang menjauh dari badan dalam waktu yang lama maka akan menimbulkan beban statik pada pundak dan lengan atas sehingga 64

akan dapat menimbulkan nyeri pada punggung atas, pundak dan lengan atas. Untuk dapat mengetik dalam postur yang benar (Good Posture) maka pakailah kursi dan meja yang ergonomis. Namun apabila kursi atau mejanya tidak dapat diatur ketinggiannya maka gunakanlah baki untuk keyboard, tentunya yang dapat diatur ketinggiannya dan lebarnya cukup untuk sandaran tangan dan tempat keyboard serta mouse.

Pertimbangkan untuk memanfaatkan keyboard ergonomis yang dirancang untuk dapat diatur sesuai ukuran jari dan postur lengan. Pilihlah jenis keyboard yang sesuai dengan anda. Saat ini sudah banyak terdapat jenis keyboard yang dirancang agar postur tangan dapat lebih ergonomis sehingga mengurangi risiko cidera otot

dan

tulang

rangka.

Efektifitasnya

tergantung

pada

karyawannya sendiri dan jenis pekerjaannya dengan komputer. Secara umum terdapat 2 jenis keyboard, yaitu Fixed split dan adjustable split. Fixed Split adalah jenis keyboard yang terdiri dari dua atau tiga group tombol-tombol namun tidak dapat dipisah, yaitu menyatu dalam sebuah papan keyboard, sehingga ketika mengetik tidak dapat dihindari akan terbentuk sudut menyamping pada pergelangan tangan. Sedangkan adjustable split adalah jenis keyboard yang terdiri dari dua atau tiga group tombol-tombol dan masing-masing dapat dipisahkan untuk disusun sesuai dengan postur pergelangan tangan sehingga dapat dihindari terbentuknya sudut menyamping pada pergelangan tangan.

65

Fixed Split keyboard

adjustable split keyboard

TIPs untuk pemakaian keyboard yang nyaman usahakan hal-hal sebagai berikut : 

Posisikan keyboard sehingga lengan anda dalam postur relaks dan nyaman dan lengan bagian depan dalam postur horisontal.



Pundak anda dalam postur relaks tidak tegang dan terangkat ke atas.



Postur pergelangan tangan harus lurus/netral, tidak menekuk ke atas atau ke bawah.



Ketika mengetik tangan harus ikut bergeser kekiri kanan sehingga jari tidak dipaksa meraih tombol-tombol yang dimaksud.



Jangan memukul tombol, tekan tombol secara halus sehingga tangan dan jari anda tetap relaks.



Manfaatkan fitur shortcut dan macro untuk melakukan suatu aktivitas di komputer. Misal ; Ctrl+C untuk menyimpan.



Shortcut /macro akan mampu mengurangi aktivitas penekanan tombol.



Seperti penjelasan di atas, postur yang salah dalam pemakaian keyboard maupun mouse berpotensi menyebabkan 66

gangguan Carpal Tunnel Syndrome.  Posisi papan tombol haruslah di bawah tingginya siku.  Cobalah

penempatan

keyboard

yang

berbeda

untuk

menemukan postur keyboard yang terbaik dalam melakukan pengetikan.  Sebuah alat untuk istirahat pergelangan tangan diperlukan untuk mendukung pergelangan tangan dan melindunginya.  Posisi keyboard sebaiknya berhadapan langsung. Dan pada saat pengetikan ada tempat untuk istirahat bagi siku. 

Sesuaikan tinggi keyboard dan pergelangan tangan agar sejajar terhadap lantai dan lurus terhadap keyboard. Cara yang paling mudah untuk memenuhi ini adalah bagian kaki keyboard dapat disetel naik/turun sehingga efektif dalam membantu untuk mencapai postur keyboard yang tepat bagi pengguna.

Salah

Benar

67

Postur tangan yang salah

Postur tangan yang benar

3) Mouse Postur yang tidak benar (Poor Posture) dalam penggunaan mouse juga dapat menyebabkan GOTRAK. Pemilihan dan penempatan

mouse

adalah

kunci

pengaturan

cara

kerja

menggunakan computer yang ergonomis. Saat ini mouse sudah banyak

tersedia

dalam

berbagai

kelengkungannya.

68

bentuk,

ukuran

dan

Prinsip ergonomis pemakaian mouse tidak jauh berbeda dengan keyboard. 

Pilihlah ukuran dan kelengkungan mouse yang cocok dengan ukuran tangan pengguna untuk menghindari penekanan yang tidak perlu pada otot jari–jari dan pergelangan tangan.



Pastikan

ukuran

mouse

tidak

terlalu

besar

sehingga

pergelangan tangan berada dalam postur netral pada saat menggunakannya. 

Letakkan mouse di atas mouse pad di dekat dan di permukaan yang sama dengan keyboard sehingga mudah dijangkau. Biasanya di sebelah kanan keyboard, sehingga tidak terjadi gerakan menjangkau dan menyilang bila tangan kanan menggunakan mouse yang diletakkan disebelah kiri.



Pegang

mouse

dengan

relaks

(jangan

terlalu

kuat

menggenggamnya) pada saat menggunakannya. Jangan tegangkan jari-jari yang digunakan untuk menekan tombol mouse dan angkat tangan anda dari mouse bila sedang tidak menggunakannya. 

Pegang mouse secara ringan dan klik dengan tegas. Gerakkan mouse dengan lengan, jangan hanya dengan pergelangan anda. Jangan tumpukan pergelangan atau lengan bagian depan di meja ketika anda menggerakkan mouse.



Ujung atas mouse pad sejajar dengan ujung atas keyboard, hal ini dapat menjaga gerakan mouse dan agar tetap di atas pad-nya. Selain itu, jaga kebersihan mouse pad agar mouse dapat berfungsi dengan lancar sehingga kita tidak perlu terlalu lama memegangnya. 69

Letakan mouse dalam jangkauan yang nyaman

 Untuk jenis rolling-ball mouse, bersihkan mouse secara periodic, mouse yang kotor akan mengganggu pergerakan kursor dan menyebabkan pergelangan menjadi tegang. 

Pertimbangkan untuk menggunakan scroll-point

mouse,

sehingga gerakan scrolling di layar dapat lebih mudah dilakukan  Gunakan optical mouse untuk memperoleh gerakan kursor yang lebih presisi. Pekerjaan di bidang grafis sebaiknya menggunakan mouse jenis ini. Usaha untuk mengarahkan kursor

secara

presisi

akan

cenderung

meningkatkan

ketegangan di otot lengan dan bahu.  Dapatkan peralatan input alternatif misalnya “roller ball” yang mungkin lebih nyaman dari pada mouse.

Postur mouse yang salah

70

Postur mouse yang salah

Postur mouse yang benar

Sebaiknya kita berlatih menggunakan tangan kiri untuk mengoperasikan mouse (direkomendasikan), dan meletakkan mouse di sisi sebelah kiri keyboard. Dengan mengoperasikan mouse secara bergantian tangan, sekarang tangan kanan kemudian diseling pakai tangan kiri, kemudian tangan kanan lagi dan seterusnya, biasanya dapat mengurangi risiko cidera otot tangan kanan akibat sering mengetik dan menggunakan mouse dalam waktu lama. Memang sebagian besar kita biasa bekerja dengan tangan kanan sehingga akan membutuhkan waktu dan kesabaran agar kita bisa menggunakan tangan kiri dalam mengoperasikan mouse. Selain dengan cara tersebut, kita dapat mengurangi cidera otot tangan akibat penggunaan mouse dengan cara meminimalisir penggunaannya yaitu dengan cara mengganti fungsi mouse 71

dengan menggunakan rumus-rumus control panel pada keyboard, seperti pada tabel dibawah ini.

4) Penyangga telapak tangan (Palm Rest/ Wrist Rest) Palm rest adalah sandaran telapak tangan yang digunakan untuk meninggikan telapak tangan (palm support) sehingga pergelangan tangan berada dalam postur lurus / netral. Postur palm rest jangan sampai berada di bawah pergelangan tangan sehingga menjadi wrist support karena akan menyebabkan terjadinya penekanan pada bagian bawah pergelangan tangan yang berakibat terganggunya aliran darah. Selain itu akan menekan juga carpal tunnel yang dapat menyebabkan kesemutan 72

dan mati rasa dalam jangka pendek serta cidera (carpal tunnel syndrome) dalam jangka panjang. Ketika sedang mengetik, tangan kita seharusnya berada dalam postur mengambang diatas keyboard. Hal ini akan membuat rasa tidak nyaman dan cidera pada pergelangan dan jari tangan. Prinsip ini berlaku juga untuk pemakaian mouse pad.

5) Penyangga dokumen (Document ramp / Holder) 

Ketika kita menggunakan document holder untuk meletakkan dokumen yang akan kita ketik, sebaiknya diletakkan diantara monitor dan keyboard atau setinggi monitor. Hal ini akan mengurangi gerakan kepala berulang menunduk dan menoleh untuk melihat dokumen yang biasanya diletakkan di sebelah keyboard. Namun dengan alasan tertentu, misalnya karena dokumennya terlalu panjang, maka document holder terpaksa harus diletakkan di sebelah monitor. Bahkan apabila karyawan pengguna lebih banyak menghabiskan waktu membaca dokumennya daripada mengetik maka document holder sebaiknya diletakkan di depan pengguna dan monitor

73



Document Holder harus stabil dan dapat diatur tingginya, jaraknya, dan sudut pandangnya.



Tempatkan pemegang dokumen pada jarak dan tinggi yang sepadan dengan monitor, dan lokasi yang memudahkan mata untuk melihatnya. Monitor yang disertai dengan pemegang dokumen adalah yang terbaik



Kuat menyangga dokumen yang digunakan,



Dapat digunakan dari dua sisi, sehingga dapat dipindah ke kiri dan ke kanan

 Jarak dokumen holder ke mata harus sama dengan jarak VDT dengan mata. Hal ini untuk menjaga tetap fokus pada mata.

6) Laptop Laptop

adalah

sebuah

peralatan

yang

praktis

dan

memudahkan orang yang bekerja dengan komputer untuk bisa membawa pekerjaannya keluar kantor. Laptop memang dirancang agar mudah dibawa namun kita harus waspada terhadap efek 74

negatif penggunaaan laptop sebagaimana kita khawatir terhadap komputer di kantor. Pada saat ini tidak satupun dari disain laptop mencukupi kebutuhan dasar ergonomi, karena perancangan laptop melanggar suatu persyaratan laptop ergonomik secara mendasar, yakni keyboard tidak dipisahkan dengan layar. Pada mulanya peralatan komputer pribadi mengintegrasikan layar dan keyboard ke dalam satu unit, dan hal ini menimbulkan keluhan yang banyak dari segi gangguan ergonomik. Seperti yang dinyatakan oleh beberapa perusahaan yang bergerak di bidang riset bahwa di akhir tahun 70-an ditulis sejumlah petunjuk desain computer yang ergonomis dan semua menuntut pemisahan layar dengan keyboard. Tapi pada saat ini kebanyakan laptop dirancang menyatu antara layar dengan keyboard dan sebagian dirancang “portable” yakni mudah di bawa dan praktis, bukan karena alasan keselamatan penggunanya. Dengan adanya penyatuan ini maka laptop tidak baik untuk digunakan secara rutin karena memaksa para

pemakai

membungkukkan

laptop

untuk

badan

kearah

bersandar

atau

condong

depan, dan menjauh

dari

sandaran kursi, seringkali postur bahu yang terangkat, sehingga penopang untuk punggung tidak digunakan secara optimal, akibatnya risiko ergonomi akan timbul, terutama pada pemakai yang duduk lama menggunakan laptop dibanding dengan pemakai dengan frekuensi jarang. Cara efektif untuk mengeliminasi timbulnya risiko ergonomi ini adalah dengan penempatan laptop yang posturnya dapat disesuaikan, dan menggunakan keyboard dan mouse eksternal. Penyesuaian terhadap pemakaian laptop ini cukup sederhana, 75

sehingga para pengguna laptop berada dalam postur kerja yang benar (Good Posture) sehingga risiko jadi berkurang, misalnya kedudukan punggung jadi tertopang penuh dengan sandaran kursi, bahu leher dan pergelangan tangan dalam postur netral.

Postur salah

Postur benar

76

Bila menggunakan laptop tanpa perangkat pendukung diatas, termasuk ketika sedang dalam perjalanan, maka usahakanlah agar kita dapat tetap duduk dalam postur yang benar (Good Posture), yaitu dengan mendekatkan keyboard laptop kearah badan dan mengatur kemiringan layar serta mengatur besar tampilan hurufnya. Dalam hal ini pengguna leptop harus lebih sering beristirahat, berhenti sejenak menggunakan laptop dengan melakukan aktifitas lain seperti berdiri atau berjalan. c. Peralatan Kantor lainnya 1) Telepon: 

Letakkanlah telepon kantor ditempat yang mudah diraih yaitu di area primer bila sering digunakan dan di area sekunder bila jarang digunakan. Apabila anda menggunakan telepon sambil mengetik maka gunakanlah headset untuk menghindari menjepit telepon antara pundak dan telinga yang dapat membuat cidera pada leher dan pundak.

77



Orang yang bertangan kanan seharusnya menempatkan telepon pada sisi kiri meja. Cara ini, bila orang yang bertangan kanan menjawab telepon dengan tangan kirinya, maka tangan yang dapat menulis bebas untuk mencatat pesan-pesan.



menjangkau telepon dan memelintir kan tubuh seharusnya dikurangi/ dihilangkan

Salah

Benar

Pengetahuan terhadap VDT sudah mengubah metode kerja, yang mana operator VDT mampu mengerjakan sesuatu dengan cepat

dan

berkesinambungan

hanya

dengan

penggunaan

sejumlah kecil otot. Akan tetapi, penggunaan VDT sebagai sebuah sarana bagi penyelesaian pekerjaan, menimbulkan permasalahan kesehatan bagi para operatornya. Para

peneliti

menyimpulkan,

permasalahan

kesehatan

tersebut, dapat dikurangi melalui pemeliharaan postur yang baik, perubahan fokus mata, berhenti untuk beristirhat sejenak, berlatih/latihan, dan konfigurasi ulang stasiun-kerja. Operator VDT bisa memaksimalkan kenyamanannya dan memelihara postur yang baik dengan tetap menjaga stasiun kerja terorganisir baik, melalui ruang kerja yang terbebas dari risiko yang tidak diinginkan 78

serta penanganan peralatan dalam postur yang mudah terjangkau oleh anggota tubuh (tangan).

Gambar : Rancangan area kerja komputer yang tidak direkomendasikan

GOTRAK/WMSDs

bisa

diakibatkan

oleh

karena

terlalu

seringnya dan terlalu lama duduk dengan postur yang tidak normal, tekanan yang berlebih pada tulang belakang, otot-otot belakang, dan pergelangan kaki. Postur yang buruk juga berperan untuk timbulnya tekanan.

Untuk memelihara postur yang tepat dan terhindar dari risiko atau permasalahan, yang berkaitan VDT, beberapa referensi yang ada telah menyarankan, agar operator komputer mengadopsi rancangan area kerja komputer yang di rekomendasikan seperti gambar berikut ini :

79

Gambar : Rancangan area kerja komputer yang direkomendasikan Diagram diadaptasi dari: Keys to Healthy Computing: an AFSCME Safety and Health Guide. Washington D.C. 2000 American National Standard for Human Factors

2. Lingkungan kerja perkantoran:

a. Suhu, kelembaban dan kualitas udara ruangan Suhu atau temperatur ruang kerja juga berpengaruh terhadap kenyamanan dan produktifitas kerja. Ketidaknyamanan lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan sehingga memicu postur janggal seperti duduk membungkuk atau 80

duduk merosot.

Sebagian besar pekerjaan kantor dilakukan dalam postur duduk dan berarti aktifitas fisik karyawan sangat minim sehingga peningkatan suhu tubuh juga tidak terjadi seperti halnya pada karyawan

yang

banyak

melakukan

aktifitas

fisik.

Namun

bagaimanapun juga, ruangan kantor dapat terasa agak panas bila jumlah karyawan dan peralatan kerja yang menghasilkan panas tidak

seimbang

dengan

kapasitas

ventilasi

udaranya.

Permasalahan temperatur ruang kantor dapat juga terjadi karena dibuatnya sistem partisi atau sekat-sekat ruangan kecil yang akan menghambat aliran udara normal di dalam ruangan tersebut. Kelembaban dianjurkan sekitar 30 - 50%, maksimum 60%. 0

Udara untuk AC diruangan kantor biasanya dipakai 27 C, untuk mencapainya lakukan usaha-usaha sebagai berikut: •

Mengatur suhu udara dalam ruang kerja dengan alat AC atau kipas angin.



Mengusahakan sebanyak mungkin peredaran udara dalam ruangan kerja.



Mengatur pemakaian peralatan kerja yang dipakai oleh para karyawan.

Tujuan penggunaan sistem ventilasi di perkantoran, agar udara •

Tidak terlalu dingin atau panas



Tidak terlalu lembab atau kering



Tidak ada arus udara yang kencang



Tidak berbau

Persepsi kenyamanan suhu tergantung pada •

Tingkat aktifitas, Umur karyawan, dan status kesehatan

81

Udara di perkantoran harus dijaga agar bebas polutan Sumber polusi udara: • • • •

Sistem ventilasi Kontaminasi dari dalam gedung Kontaminasi dari luar gedung Tidak diketahui

: 52% : 25% : 10% : 13%

b. Warna Dalam menetukan warna di area kerja, maka perlu mempertimbangkan pantulan warna. Warna di area kerja mempunyai fungsi sebagai berikut : 

Menciptakan ketertiban.



Sebagai salah satu tanda pengaman.



Menciptakan perbedaan yang akan membuat kerja lebih mudah.



Warna lingkungan kerja dapat mempengaruhi karyawan secara psikologis.



Kadang-kadang efek tidak sama tergantung pada pengalaman karyawan sebelumnya.



Pengaruh warna pada umumnya : -

Biru, coklat

: menenangkan

-

Hijau

: sangat menenangkan

-

Jingga, kuning

: exciting

-

Merah

: menstimulasi, tidak tenang

-

Ungu

: agresif, melelahkan

Warna merupakan faktor yang penting untuk mempengaruhi 82

keadaan jiwa karyawan. Menurut ahli ada 3 warna pokok yaitu : merah, kuning dan biru. 

Merah

yaitu

menggambarkan

panas

dan

kegemparan

karyawan, dapat menimbulkan emosi 

Kuning

yaitu

menggambarkan

kehangatan

matahari,

merangsang mata dan syaraf, dapat menimbulkan perasaan riang gembira 

Biru yaitu menggambarkan kelembutan langit dan samudra, menyejukkan, keleluasaan, dan ketentraman. Pengaruh warna biru dapat mengurang ketegangan otot-otot tubuh dan tekanan darah.

Menurut penelitian warna-warna yang digunakan dengan gedung perkantoran yaitu : 

88% warna putih



88% campuran warna putih dan hijau



83 % warna abu-abu



81 % warna gading

Warna yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam dan sifatnya pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika pekerjaan membutuhkan ketenangan sebaiknya dipakai warna biru pada dinding kantor. Jika pekerjaan merupakan produktivitas diperlukan warna putih.

83

c. Pencahayaan dan silau

Pencahayaan ruang kantor memiliki pengaruh yang besar terhadap kenyamanan dan performa seorang karyawan. Cahaya yang tajam dan terlalu terang dapat membuat ketegangan pada mata yaitu mata mudah lelah, terutama ketika cahaya tersebut menyebabkan

kesilauan

pada

layar

monitor

komputer.

Pencahayaan ruang kantor yang kurang terang dapat juga menyebabkan ketegangan mata yaitu karena bekerja dengan dokumen-dokumen di dalam ruangan kantor yang redup. Secara individual, terdapat perbedaan yang besar terkait pemilihan tingkat pencahayaan di dalam ruang kerja. Hal ini akan membuat penyetelan tingkat pencahayaan ruang kerja pada suatu tingkat tertentu menjadi sulit. Paling tidak, dapat dibuat dua jenis penyetelan yaitu tingkat pencahayaan yang rendah untuk para manajer dan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi lagi untuk para karyawan.

84

Pencahayaan ruang kantor merupakan suatu permasalahan yang

tidak

mudah

diselesaikan.

Sebelum

kita

mencoba

mengidentifikasi apakah pencahayaan sebuah ruang kantor sudah cocok atau belum dengan para karyawannya maka dibutuhkan pengenalan terlebih dahulu terhadap jenis pekerjaan yang dihadapi

oleh

karyawan

tersebut.

Pertama

kita

harus

membedakan antara pekerjaan dengan komputer dan pekerjaan yang berhubungan dengan dokumen-dokumen, kemudian barulah kita tentukan tingkat pencahayaan yang tepat untuk masingmasing jenis pekerjaan tersebut agar mereka dapat bekerja dengan pencahayaan yang nyaman dan mendapatkan hasil kerja yang memuaskan. Selanjutnya perlu juga dibedakan antara tingkat pencahayaan yang tepat dan tingkat pencahayaan yang disukai oleh karyawan tersebut. Hal ini karena tingkat pencahayaan yang tepat belum tentu disukai oleh karyawan tersebut. Dengan demikian, yang harus dicapai adalah bagaimana mengatur tingkat pencahayaan yang tepat tetapi juga disukai oleh karyawannya. Pada saat beberapa

kita membahas tentang pencahayaan, ada

istilah

yang

sering

digunakan

yaitu

luminance,

illuminance, luminous intensity dan luminous flux. Luminance adalah banyaknya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh sebuah permukaan benda menuju ke mata. Satuan yang dipakai adalah cd/m2 ( cd = candela). Illuminance adalah jumlah cahaya yang menyinari permukaan suatu benda, biasanya secara horizontal dan dinyatakan dalam satuan Lux.

85

Illuminance dalam tingkat yang berlebihan akan menyebabkan kesilauan. Perbandingan antara luminance dan illuminance disebut dengan Reflectance. Apabila sebuah objek kerja memiliki nilai reflectance yang tinggi maka akan menimbulkan kesilauan. Selanjutnya istilah Luminous Intensity yaitu banyaknya cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya dengan satuan ukurannya yaitu candela. Sedangkan luminous flux adalah kecepatan pancaran energy cahaya. Luminance pada suatu lapang pandang harus dipastikan terdistribusi secara merata sehingga kesilauan dapat dihindari dan komunikasi visual dapat meningkat serta pekerjaan dapat terselesaikan dengan prinsip safety. Jika kita ingin mengukur tingkat pencahayaan di dalam ruang kantor maka dapat digunakan sebuah photografer’s light meter, yaitu

sebuah

alat

sederhana

untuk

menentukan

apakah

pencahayaan di ruangan tersebut terlalu terang atau kurang terang atau sudah sesuai. Selain itu, cara yang paling cepat untuk mengetahui tingkat pencahayaan yaitu dengan cara meletakkan telapak tangan diatas alis, seperti kita sedang melihat sesuatu yang jauh. Hasilnya yaitu apabila mata kita terasa lebih relaks (tidak tegang) berarti pencahayaan di ruang tersebut terlalu terang atau terlalu tajam.

Sinar cahaya dapat langsung mengarah ke mata, contohnya seperti sinar matahari yang langsung melalui jendela atau dipantulkan oleh permukaan layar monitor atau permukaan meja kerja. Menurut penelitian, cahaya matahari mampu menembus 5 7.5 m ke dalam ruangan. 86

Kesilauan yang disebabkan oleh cahaya langsung atau melalui pantulan dapat menyebabkan ketegangan mata sehingga akan menurunkan performa kerja. Pencahayaan pada area yang umum bagi karyawan dapat dari cahaya yang abadi/permanen seperti matahari dan cahaya buatan seperti lampu-lampu.

TIPs Pencahayan Kantor: 

Setiap pekerjaan membutuhkan pencahayaan yang berbeda



Pencahayaan perlu diubah dari waktu ke waktu dan pada orang yang berbeda Dinding, langit-langit, lantai dan letak jendela dipilih agar mengurangi ‘silau’



Khusus

dalam

penggunaan

computer,

perlu

tingkat

pencahayaan yang sesuai, Pencahayaan yang tidak tepat merupakan salah satu sebab utama keluhan karyawan  Untuk pencahayan ruangan yang kurang dapat menggunakan pencahayaan tambahan misalnya lampu yang bisa dipindah atau diatur sesuai kebutuhan 

Tempatkan monitor tegak-lurus dari jendela ruang kerja.



Periksa layar dari adanya "bintik cahaya" yang berasal dari pencahayaan tak langsung.



Jauhkan posisi layar dari adanya “bintik cahaya” atau sebaiknya menggunakan peralatan anti silau.



Menguji tingkat pencahayaan



Mengoptimalkan tingkat pencahayaan



Melaksanakan pencegahan kesilauan

87

Persyaratan pencahayaan, bervariasi tergantung dari tugas yang dilakukan. Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan untuk pekerjaan

dengan

komputer

seharusnya

lebih

rendah

dibandingkan dengan kebutuhan sewaktu membaca dokumendokumen. Perbedaan ini berdasarkan kenyataan bahwa layar monitor memiliki cahaya sendiri dan cahaya tersebut memancar ke dokumen yang berada di dekatnya sehingga dokumen tersebut menjadi dapat terbaca. Untuk mencegah terjadinya ketegangan pada mata seharusnya antara monitor dan area di dekat monitor memiliki tingkat pencahayaan yang sama. Pencahayaan ruang sebaiknya secerah mungkin bila tugas dilakukan di dalam ruangan.

Ada 3 faktor dasar pencahayaan yang bisa dikontrol untuk mendapatkan pencahayaan kantor yang tepat dan pas yakni; jumlah, kontras, dan silau (langsung dan dipantulkan).

Jumlah Di dalam pedoman Video Display Terminal (VDT) menyatakan bahwa pencahayaan di ruangan sebaiknya antara 200-700 lux yang diukur pada permukaan lantai yang horizontal di area komputer. Lebih dari 500 lux mungkin diperlukan untuk membaca dokumen lebih jelas; dan bila tidak ada “hard copy” di gunakan, biasanya kurang dari 500 lux

dimungkinkan dengan sesuai

ketentuan. Cahaya sinar dapat mengaburkan gambar-gambar pada monitor.

88

Gambar : Arah sumber cahaya yang baik bagi area kerja computer

Kontras Kontras adalah perbedaan terang pada monitor komputer dan area sekelilingnya. Untuk mencegah kelelahan dan kepedihan pada mata, perbedaan kekuatan penerangan antara monitor dengan area kerja sebaiknya dikurangi. Cara-cara untuk meningkatkan kontras yaitu diataranya :  Penyetelan terang dan tingkat kontras komputer untuk mengurangi kontras antara komputer dengan area sekitarnya.



Tombol Terang dan kontras dapat di temukan di bagian depan 89

panel monitor komputer. 

Pindahkan monitor jauh dari jendela atau sumber penerangan lain. Jangan tempatkan monitor dimana layarnya diarahkan ke jendela.



Sesuaikan penutup jendela untuk mengontrol sejumlah cahaya memasuki ruangan.

Silau Sebenarnya

mata

manusia

secara

alami

memiliki

kemampuan untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata yaitu dengan mekanisme membesar dan mengecilnya pupil secara otomatis. Bila cahaya terlalu banyak maka pupil akan mengecil dengan sendirinya sehingga cahaya yang masuk ke dalam retina mata akan menjadi lebih sedikit. Demikian pula sebaliknya apabila cahaya yang ada terlalu sedikit maka pupil akan membesar sehingga cahaya dapat masuk ke dalam retina secara maksimal. Tujuan mekanisme ini adalah agar sebuah objek dapat terlihat secara jelas. Namun apabila cahaya yang masuk ke dalam mata sudah terlalu banyak (tingkat illuminance terlalu tinggi atau luminance tidak merata atau nilai reflectance yang tinggi) maka mekanisme tersebut tidak dapat lagi berfungsi secara baik sehingga cahaya yang masuk ke dalam retina mata tetap dalam jumlah yang berlebihan. Kondisi inilah yang mengakibatkan terjadinya kesilauan, yaitu objek yang akan dilihat menjadi tidak jelas. Kesilauan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesilauan langsung (direct glare), yaitu kesilauan yang langsung berasal dari sumber cahaya dan kesilauan tidak langsung (indirect 90

glare) yaitu kesilauan yang berasal dari pantulan cahaya sebuah benda, misalnya pantulan dari layar monitor computer, permukaan meja yang licin atau dinding, besi dan lain sebagainya. Direct glare dapat berasal dari cahaya lampu di dalam ruang kantor, namun dapat juga berasal dari sinar matahari yang masuk melalui jendela. Kesilauan dapat juga terjadi apabila terdapat perbedaan tingkat pencahayaan yang terlalu jauh, misalnya bekerja dengan monitor komputer yang terlalu terang di dalam ruang kantor yang gelap.

Silau tak langsung

Silau langsung

Jenis kesilauan yang disebabkan oleh illuminance dalam tingkat yang tinggi akan menyebabkan kesilauan yang membuat kita tidak mampu melihat objek tersebut. Kesilauan semacam ini disebut dengan Disability Glare. Selain itu ada juga kesilauan yang hanya membuat pandangan kita tidak nyaman yaitu disebut dengan Discomfort Glare. 91

Contoh “Disability Glare”

Contoh “Discomfort Glare”

Kesilauan yang sangat berhubungan dengan pekerjaan kantor yaitu kesilauan pada saat pekerjaan bekerja dengan komputer. Selain itu dapat juga terjadi kesilauan pada saat membaca dokumen-dokumen kantor di dalam ruangan yang tidak tepat pengaturan tingkat pencahayaannya Jendela

ruang

kantor

dapat

menimbulkan

masalah

pencahayaan dan kesilauan, padahal para karyawan lebih memilih ruangan yang ada jendelanya agar mendapatkan cahaya alami dan juga pemandangan keluar kantor. Cahaya matahari langsung dapat menyebabkan tingkat pencahayaan yang terlalu terang dibandingkan dengan kebutuhan dalam sebuah ruang kantor. Sebuah jendela atau sumber cahaya lain yang berada di belakang atau di samping monitor dapat membuat kesilauan yang menjengkelkan pada layar monitor. Cahaya langsung dan cahaya yang dipantulkan dapat menghasilkan bintik cahaya pada layar komputer, yang akan memberikan ketidaknyamanan pada mata atau kinerja atau penglihatan mata menjadi terganggu. Di bawah ini merupakan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengeliminasi silau pada komputer : 92

 Sesuaikan area kerja dengan display komputer yang tegak lurus terhadap jendela. Hindari penempatan display di depan atau di belakang jendela, jangan duduk berhadapan atau membelakangi jendela.  Atur pencahayaan ruang kerja anda secara optimal, cahaya yang terlalu kuat mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam, cahaya rendah potensi menyebabkan gangguan pada mata anda. 

Lampu kerja menyinari langsung ke arah dokumen, bukan kearah layar monitor atau mata. Sesuaikan kecerahan lampu kerja untuk meningkatkan kekontrasan dan menghindari silau.



Semua jendela seharusnya disesuaikan untuk memblok cahaya langsung mengenai layar monitor.



Dinding seharusnya tidak dicat dengan cat yang mengkilap untuk menghindari pantulan sinar/cahaya.



Gunakan sebuah layar anti silau jika metode di atas tidak dapat mengurangi kesilauan.



Secara umum operator komputer melaporkan kelelahan mata, iritasi dan ketegangan mata setelah bekerja dalam jangka 93

lama di depan monitor komputer. Gejala yang tampak ini hasil dari pencahayaan yang kurang, silau dari monitor, postur monitor yang salah dan dokumen yang sulit di baca. Masalahmasalah ini dapat dikurangi dengan melakukan penyesuaian terhadap layout sarana kerja dan setting lingkungan area kerja. 

Untuk mencegah kelelahan mata, biasakanlah mata anda diistirahatkan secara berkala yaitu dengan cara melihat kearah selain monitor komputer setiap beberapa menit, sebaiknya pandangan yang jauh dan relakskanlah mata anda. Selain itu anda dapat juga menggerakkan mata ke atas dan ke bawah, lalu samping kiri dan samping kanan, tanpa menggerakkan kepala anda dan ulangi lagi beberapa kali.

d. Kebisingan dan radiasi

Ruang tempat karyawan bekerja sebaiknya tenang tidak gaduh atau bising akibat sumber – sumber bising tertentu, karena suara gaduh dapat mengganggu konsenterasi dan efisiensi kerja. Suara gaduh dapat dikurangi dengan adanya lubang-lubang ventilasi agar suara terbawa angin keluar. Perangkat komputer merupakan perangkat elektronik yang telah didesain untuk digunakan di lingkungan perkantoran yang tenang (quiet office environtment). Standar kebisingan yang aman untuk pemakaian perangkat elektronik adalah 40-45 dB di jarak 1 m dari sumber. Untuk perangkat komputer saat ini, sumber kebisingan utama lebih pada Computer Processor Unit (CPU). Di waktu lalu, monitor Cathode Ray Tubes (CRT) memegang peran 94

penting sebagai sumber kebisingan, tetapi saat ini monitor Liquid Crystal Display (LCD) hadir dengan sweep rate frekeuensi tinggi (30 khz atau lebih) hingga monitor lebih tenang dan ramah. Kebisingan dari CPU sebagian besar disebabkan suara colling fan, baik cooling fan power unit, processor, display adapter dan piringan hard disk. Langkah antisipasi tentunya adalah pemilihan perangkat yang memenuhi standar kebisingan yang ditetapkan. Khususnya untuk perangkat CPU rakitan, perlu dicermati aspek ini. Untuk perangkat yang telah kita miliki, dapat dipertimbangkan untuk menata letak CPU sehingga dapat mengurangi tingkat kebisingannya. Radiasi dari perangkat komputer mengarah pada komponen Visual Display Terminal (VDT) dalam hal ini monitor. Seperti halnya

televisi,

radiasi

berupa

gelombang

elektromagnetik

dihasilkan dari monitor, dari bagian Cathode Ray Tubes (CRT) dan komponen elektronis lainnya.Tetapi berdasarkan riset, kontribusi radiasi baik jenis ionizing maupun non-ionizing dari pemakaian perangkat VDT (monitor) selama rata-rata 8 jam/hari sangatlah kecil dibandingkan dengan kontribusi radiasi dari produk-produk elektronik lainnya. Karena telah ditetapkannya standar internasional untuk emisi radiasi yang aman, maka pemilihan perangkat komputer harus memperhatikan apakah telah mengikuti dan sesuai dengan standar radiasi yang berlaku, khususnya untuk perangkat monitor. Risiko terbesar dari komputer adalah listrik. Kejutan elektrik dari voltase induk sering fatal. Pastikan bahwa kabel disisipkan secara benar dan dicek secara teratur. Komputer dan peralatan yang dihubungkan menghasilkan medan elektromagnetis yang sangat 95

kecil. Tidak ada bukti ada resiko dalam hal ini. Dan juga tak ada risiko terhadap bayi di dalam kandungan bagi pengguna komputer yang hamil. Sekali lagi, masalah kesehatan berkomputer saat ini masih kurang atau belum mendapat perhatian dari para pengguna komputer. Kita masih terlalu asyik pada tahapan bagaimana memiliki perangkat komputer,bagaimana memanfaatkan komputer apa teknologi tercanggih yang harus dimiliki dan lain-lain. Apabila kesadaran ini tidak segera digugah dan dimunculkan, maka di kurun waktu 3–5 tahun ke depan dampaknya pasti akan dirasakan oleh para pengguna komputer termasuk kita. Dan yang perlu kita beri perhatian khusus adalah anak-anak dan para remaja yang saat ini semakin akrab dengan komputer. Kesadaran berkomputer secara sehat akan menghindarkan mereka dari keharusan menggunakan kacamata secara dini, kelainan pada postur tubuh, cidera berkepanjangan dan lain-lain.

Tingkat kebisingan yang diharapkan di perkantoran, seperti terlihat di tabel berikut:

Jenis Perkantoran

Tingkat rata-rata (dB) kebisingan

Perkantoran kecil, sangat tenang, kantor

40 – 45

perencanaan Perkantoran besar, tenang

46 – 52

Perkantoran besar, kantor yang ramai

96

53 – 60

e. Penanganan beban/barang secara manual (PBM/manual handling) Pengertian:

Segala

kegiatan

mengangkut,

mengangkat,

meletakkan, mendorong, menarik, membawa atau memindahkan barang/beban dengan tangan atau menggunakan tubuh manusia / pekerja /karyawan. PBM adalah aktivitas umum di semua tempat kerja yg paling sering dilakukan, termasuk di lingkungan perkantoran. PBM selalu berbahaya, namun tingkat bahaya tergantung empat prinsip universal yg diterapkan dlm setiap situasi PBM untuk mengurangi

risiko

cidera,selalu

perhatikan

kondisi

LITE

(Load,Individual,Task,Environment) . - beban apa yg Anda tangani ?, - bagaimana kondisi Anda? - apa tugas anda, dan - bagaimana kondisi

Laporan angka absen dan kehilangan waktu kerja di Inggris/ eropa lebih dari 1/3 disebabkan cidera akibat Penanganan Beban secara Manual (PBM). Biasanya kalau tidak hati2, PBM dpt menyebabkan pekerja mengalami Cidera dan GOTRAK pada daerah punggung, leher, bahu, lengan dan tangan Hal ini dapat dicegah melalui pendekatan sistemik: - identifikasi; - penilaian; dan - pengendalian risiko yang terkait dengan PBM

97

Risiko Bahaya PBM akan meningkat tergantung kondisi barang / beban yang diangkat karyawan tersebut, misalnya antara lain seperti; Apakah

barang/beban

yang

diangkat

tersebut:

-

Barang yang diangkat berat untukPBM misalnya > 25 kg

-

Barang yang diangkat besar, sehingga menutupi pandangan

-

Barang yang diangkat dari lantai

-

Barang yang sering diangkat

-

Barang yang diangkat tidak ada pegangannya

Barang yg diangkat besar

Barang diangkat dari lantai

Barang yg diangkat Tidak ada pegangannya

98

Yang perlu diperhatikan saat mengangkat, mendorong, membawa dan menyimpan barang/beban adalah 

Tidak dianjurkan menjinjing barang yang terlalu berat, max.23 kg (NIOSH) berulang ulang, karena otot bahu dan lengan menjadi tegang, lelah dan akhirnya bisa cidera



Pegangan harus tepat dengan tangan penuh.



Posisikan beban sedekat mungkin dengan tubuh dan tubuh dalam posisi lurus.



Pinggang harus diluruskan.



Dagu ditarik setelah kepala ditegakkan.



Postur kaki saat mengangkat, satu kaki ditempatkan pada jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua mendorong tubuh pada gerakan pertama.

Menuju kearah kiri; maka kaki kiri didepan



Jangan coba coba, pastikan mampu mengangkat.



Hindarkan mengangkat beban dengan sentakan atau tiba-tiba.



Pastikan cukup ruang untuk bergerak.



Hindarikan mengangkat beban di bawah lutut atau diatas bahu.



Hindarkan perputaran tulang belakang



Pegang beban supaya seimbang dengan kedua tangan. 99



Beban terbagi rata bila diangkat berdua atau lebih.



Imbangkan beban dengan tubuh anda dan lengan anda; dan angkat atau bergerak dengan menggunakan otot kaki.

 Bersihkan

atau

lapangkan

jalur perjalanan

untuk

anda

mengangkat barang.  Minimalkan gerakan tulang belakang, baik membungkuk kedepan/kesamping atau berputar

Cara mengangkat yang baik 

Tidak ada barang/sesuatu yg menghalangi



Tinggi maksimum tempat pemegangan beban dari lantai adalah 35 cm



Jika beban diangkat dari lantai, dianjurkan memakai peralatan seperti kait atau katrol



Punggung harus lurus dan mula-mula lutut harus bengkok

100

3. Faktor pekerjaan: a. Lama Kerja

Jam Kerja, waktu Istirahat kerja, waktu lembur telah diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003, pasal 77 sampai pasal 85 tentang Ketenagakerjaan. Di beberapa perusahaan, jam kerja, waktu istirahat dan lembur dicantumkan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem yaitu: 

7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau



8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan

jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga karyawan / pekerja berhak atas upah lembur. Untuk pengguna komputer, disarankan untuk menyelingi pekerjaan menggunakan komputer tersebut dengan tugas lain seperti melakukan membereskan dokumen (filing), telepon, ikut rapat

kantor,

dibantu

juga

dengan

istirahat

singkat,

dan

peregangan. Istirahat singkat dilakukan dengan metode 20 – 20 – 20 yaitu: -

Setiap 20 menit bekerja menggunakan komputer

101

-

Diselingi 20 detik mata memandang kearah jauh ( langit biru atau tanaman hijau)

-

Termasuk istirahat singkat sekitar 20 detik dengan melakukan Peregangan jari dan pergelangan tangan,leher, bahu dan pinggang.

b.

Pengorganisasian Setiap karyawan di kantor diharapkan dapat melakukan

perbaikan lingkungan tempat kerjanya sendiri agar nyaman dan ergonomis sesuai dengan kondisinya. Bila ada permasalahan menetap dan memerlukan peralatan atau keahlian tambahan maka karyawan dapat menyampaikan permasalahan nya kepada supervisor atau penanggung jawab ergonomi di unit tersebut. Agar ergonomi di perkantoran dapat diterapkan dengan baik perlu adanya komitmen dari pimpinan unit dengan membentuk sub bagian ergonomi yang terdiri minimal 2 karyawan, sebagai bagian dari Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sudah ada. Karyawan yang ditunjuk sebagai petugas erginomi bertanggung jawab melakukan pemantauan penerapan ergonomik di perkantoran oleh pimpinan unit.

Tugas dan tanggung jawab karyawan penanggung jawab ergonomi adalah antara lain:: 

Membuat jadwal pemantuan yang dilakukan secara berkala.

 Menunjuk dan melatih karyawan di setiap unit untuk membantu melakukan pemantauan area tempat kerja dan melaporkan kepada petugas penanggung jawab bila didapatkan masalah atau keluhan GOTRAK pada sesame karyawan. 102

 Membuat

catatan

pemantuan

dan

melaporkan

serta

merekomendasikan hal-hal yang perlu diperbaiki kepada unit yang bertanggung jawab.  Melaporkan kepada pimpinan untuk mendapatkan perubahan perbaikan yang ergonomis di unit tersebut.

4. Kantor hijau (Green Building/ Office) Mengapa harus hijau? Disiplin ergonomi mempromosikan pendekatan holistik untuk desain sistem kerja dengan memperhatikan faktor yang relevan fisik, kognitif, psikososial, lingkungan, dan organisasi, untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan kerja serta terhindar dari gangguan penyakit akibat kerja di perkantoran Gerakan kantor hijau (GO GREEN) akan membuat perkantoran menjadi suatu tempat kerja yang nyaman, ramah lingkungan, hemat energi, mengurangi polusi udara dan air, membuat lebih banyak pohon dan tanaman hijau dilingkungan kantor dengan

melibatkan

seluruh karyawan dan pimpinan untuk melakukan sesuatu yang baik khususnya bagi lingkungan kerja perkantoran

maupun kesehatan

global secara umum. Pada tahun 2000, World Green Building Council (WGBC) telah merilis laporan yang menunjukkan "bukti bahwa desain kantor berdampak

signifikan

produktivitas staf."

pada

kesehatan,

kesejahteraan

dan

Pada dasarnya telah terbukti "Green design”

secara drastis dapat meningkatkan hubungan pimpinan dengan staf, dimana hal ini merupakan kekuatan pendorong organisasi untuk maju. 103

Beberapa tujuan yang paling penting dari green building /office dalam hal meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan meliputi: 

Penurunan absensi dan biaya kesehatan karyawan



Peningkatan kepuasan dan rasa nyaman karyawan terhadap pekerjaan dan kondisi lingkungan tempat kerjanya



Peningkatan

produktivitas

termasuk

kemampuan

untuk

memenuhi tenggat waktu dan kuota tugas/penjualan. 

Peningkatan pendapatan perusahaan secara keseluruhan Berikut adalah lima dari delapan elemen desain yang terdaftar

dari

laporan

pencahayaan,

WorldGBC: tata

Kualitas

Letak

dan

udara

dalam

desain

ruangan,

Interior

kantor,

penghematan air bersih dan biophilia. Masing-masing elemen ini dapat

diukur

untuk

bukti

mempengaruhi

kesehatan,

kesejahteraan, dan produktivitas manusia. a. Kualitas udara dalam Ruangan

Polutan udara yang utama dalam lingkungan kantor adalah senyawa organik yang mudah menguap (Volatile Organic Compound= VOC), yang biasanya berasal dari produk cat, tonner fotocopy , laminating, dan perekat yang dipakai di kantor, diperberat dengan ventilasi ruang kantor

yang kurang baik.

Karyawan yang bekerja di bangunan yang mengandung polutan berpotensi untuk mengiritasi mata, kulit dan tenggorokan, hingga menderita penyakit pernapasan dan kondisi kronis lainnya.

104

Kualitas udara dalam ruangan di gedung perkantoran dapat dinilai dengan mengukur tingkat polusi debu, bahan kimia dan biologi:

1) Persyaratan Fisik: - Kadar maksimal debu yang diperbolehkan di dalam ruangan adalah 35 microgram/m2 dalam waktu 24 jam untuk pm 10 dan pm 2.5.

2) Persyaratan Kimia: - Racun( VOC), kadar maksimal yang diperbolehkan adalah 3 ppm dalam waktu 8 jam - Kadar maksimal CO2, tidak melebihi 1000 ppm dalam waktu 8 jam - Kadar maksimal CO, tidak melebihi 9.00 ppm dalam 8 jam - Kadar maksimal serat Asbes dalam ruangan 5 serat/ml - Kadar maksimal Formaldehida, tidak melebihi 0.1 ppm dalam waktu 30 menit

3) Persyaratan Biologi: - Kadar maksimal jamur dalam ruangan: 0 CFU/m3 - Kadar maksimal bakteri pathogen(legionella, clostridium, lainnya): 0 CFU/m3 - Kadar maksimal Angka kuman dalam ruangan: < 700 CFU/ m3

Untuk memenuhi persyaratan gedung kantor, pengelola kantor harus memilih bahan bangunan yang aman untuk digunakan dalam gedung perkantoran dengan bersertifikat lokal maupun 105

internasional.

Tidakan

yang

bisa

diambil

adalah

dengan

melakukan hal sebagai berikut:

- mengurangi jumlah dan jenis VOC yang keluar dari bahan yang digunakan untuk bangunan kantor -

Menggunakan produk interior

dengan emisi formaldehida

rendah -

Tidak menggunakan material bangunan yang mengandung racun seperti mercuri dalam lampu, asbes atau styrene untuk insulasi

Menurut WGBC secara keseluruhan, dengan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, karyawan kantor terbukti dapat meningkatkan

produktivitas

kerjanya

antara

8-11%.

b. Penghematan Pencahayaan / penerangan

Pencahayan di ruang kantor harus diatur sedemikian rupa agar karyawan

merasa

nyaman

saat

melihat

obyek

yang

dikerjakannya sehingga bisa bekerja dengan baik. Dibawah ini ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan di perkantoran.

1). System penerangan alami Bangunan kantor yang sehat harus memposisikan ruang kerja agar terkena tingkat maksimum cahaya matahari di siang hari. Dengan

mengurangi

tingkat

pencahayaan

buatan

dan

meningkatkan pencahayaan alami, karyawan dapat memiliki

106

tingkat kenyamanan mata yang lebih besar, kewaspadaan mental, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Perkantoran modern di luar negeri sudah memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan di kantor dengan membuat jendela kantor yang tinggi dan lebar menggunakan kaca dan tanpa gordiyn. Hal ini dapat dicontoh oleh kantor di Indonesia untuk menghemat listrik, apalagi setiap hari selama setahun penuh matahari bersinar di negeri kita.

Jendela kantor Zappos Headquarters di Las Vegas adalah sebuah “green building” ygn menggunakan pencahayaan alami. (Photo by Bruce Damonte)

Faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan adalah intensitas cahaya dan spektrum ketika menginstal perlengkapan pencahayaan. Pencahayaan dari lampu Ligth-Emitting Diode (LED) mempunyai alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan pencahayaan konvensional, karena meskipun biaya awal

LED

lebih besar, namun penggunaan lampu LED lebih tahan lama hingga mencapai 100 ribu jam, oleh karena itu merupakan 107

investasi yang lebih baik. Dengan menggunakan Lampu LED, efisiensi energi lebih tinggi dan jauh lebih baik dibandingkan lampu lainnya, dimana Lampu LED lebih hemat energi 80 % 90% dibandingkan lampu lain, sehingga sesuai dengan gerakan Green office.

Lampu Planel atap LED

Bola lampu LED

LED Tube Lamps

2) Tata cahaya dalam ruangan kantor Daya listrik maksimum untuk pencahayaan harus diatur agar sesuai

dengan

kebutuhan

penerangan

untuk

mendukung

pelaksanaan kegiatan/ aktifitas karyawan yang dilaksanakan di masing masing ruangan kantor, sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral RI,no.13, 14, 15 Tahun 2012 Contoh pencahayaan untuk fungsi ruangan pada perkantoran: -

Ruang Kerja 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 350 Lux

-

Ruang Rapat 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 300 Lux

-

Ruang Arsip 6 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 150 Lux

-

Ruang Resepsionis 13 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 300 lux

-

Ruang Makan 7 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 250 Lux

-

Ruang Tangga darurat 4 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal150 Lux

-

Ruang Parkir 4 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan minimal 100 Lux 108

c. Tata Letak dan desain Interior kantor,

Tata letak ruang kerja juga dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas karyawan. Karyawan yang berdesakan dalam ruang kerja cenderung untuk tidak dapat berkonsentrasi. Gangguan dan kebisingan membuat sulit untuk fokus, sehingga menurunkan tingkat produktivitas dan kepuasan kerja. Konfigurasi Ruang kerja sangat mempengaruhi kemampuan karyawan untuk fokus, kreatif, dan di atas semua karyawan merasa percaya diri dalam tingkat kinerja mereka. Pastikan ada pengaturan alur kegiatan kerja yang baik antara area sosial, tempat kerja perorangan dan ruang istirahat,dikantor.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengukur/menilai efektivitas tata letak kantor: - kepadatan tempat bekerja (Workstation) - luas ruangan kerja berdasarkan kegiatan tugas - ruangan istirahat dan sosial (breakout spaces and social features)

d. Penghematan energi Ada beberapa alasan yang sangat baik untuk menjadikan kantor

sebagai

suatu

tempat

hemat

energi

dan

ramah

lingkungan,contoh: -

Menggunakan kertas daur ulang akan menghemat pohon. Setiap 100 rim kertas kantor daur ulang yang dicetak dua sisi bisa menghemat dua pohon, lebih dari satu ton gas rumah 109

kaca dan hampir satu meter kubik ruang tempat pebuangan akhir (TPA) dibandingkan dengan 100 rim kertas yang tidak didaur ulang atau dicetak dua sisi. -

Membeli dan menggunakan peralatan hemat energi akan menghemat uang, dan bermanfaat bagi lingkungan dari menggunakan peralatan hemat energi yang luar biasa. Dengan

mengurangi

listrik

yang

Anda

gunakan

Anda

mengurangi polusi udara dan air dari pembangkit listrik dan menyimpan ton gas rumah kaca untuk setiap 1.000 kilowattjam listrik Anda menyimpan Contoh kegiatan yang menghemat energi: -

Utamakan penggunaan penghawaan alami

-

Gunakan AC yang hemat energy(berteknologi inverter) dengan daya sesuai dengan besarnya ruangan;

-

Pada ruang ber AC upayakan pintu selalu ditutup lagi dengan rapat bila keluar masuk ruangan ber AC tersebut

-

Matikan AC begitu ruangan tidak digunakan lagi

-

Gunakan perangkat elektronik dan peralatan penunjang perkantoran yang hemat energi.

-

Mematikan komputer dan printer bila tidak digunakan dan hanya dinyalakan bila hendak digunakan

-

Menggunakan mesin fotocopy yang memiliki mode standby dengan konsumsi listrik rendah

-

Memasang kaca film atau pelapis dinding yang menghadap ke timur dan barat untuk mengurangi panas sinar matahari yang masuk gedung

-

Penerapan teknologi tepat guna untuk mematikan air, lampu dan peralatan elektronik secara otomatis bila tidak 110

dipakai atau tidak ada orang/karyawan.

e. Penghematan air Pada kegiatan perkantoran dibutuhkan air bersih yang cukup untuk kebutuhan air minum karyawan, toilet, membersihkan lantai dan lain lain. Berhubung

air

merupakan

sumber

alam

yang

tidak

terbarukan maka pemakaiannya perlu dihemat seperti dalam penggunaan energi listrik. Aktivitas penghematan air dapat dilaksanakan dengan berbagai cara sebagai berikut: -

Seluruh kepala bagian/ pimpinan mengumpulkan seluruh

-

anak buahnya / staf untuk membahas tentang pentingnya air untuk kehidupan, bagaimana cara menggunakan air dengan effisien dengan cara tidak membuka kran secara penuh agar air keluar tidak berlebihan dan jangan lupa menutup kran dengan baik sesudah menggunakannya.

-

Segera memperbaiki pipa air yang bocor, jangan biarkan ada air yang menetes dari pipa air bocor atau kran yang rusak.

f. Biophilia Biophilia adalah kecenderungan manusia untuk menyukai dan mempercayai segala hal tentang objek hidup yang alami. Dalam bukunya tahun 1984, The Biophilia Hipotesis, Edward O. Wilson seorang ahli biologi dan naturalis dari Harvard University menyatakan bahwa ada ikatan naluriah antara manusia dan sistem hidup lainnya, kerinduan untuk menjadi lebih dekat dengan alam, bukan hanya dengan menghabiskan waktu di luar, tapi membawa alam ke dalam ruangan. Menurut teori ini, desain ruang 111

kerja yang mengambil inspirasi dari simpati alamiah antara manusia dan alam akan membantu meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan

pekerja,

pada

gilirannya

menyebabkan

pekerja/karyawan jadi lebih produktif. Menurut Ekonomi Biophilia, pengeluaran biaya untuk biophilic

menciptakan lingkungan kerja kantor

di New York City telah diganti dengan meningkatnya

produktivitas pekerja senilai lebih dari $ 470.000.000 Para ahli peneliti psikologis menyatakan naluriah

terhubung

dengan

alam

manusia secara

dan

perlu

untuk

mempertahankan hubungan ini agar bahagia dan sehat. Kurangnya unsur-unsur alam di kantor dari waktu ke waktu, dapat berdampak negatif karyawan

yang

terhadap kesehatan dan

pada

akhirnya

kesejahteraan

menyebabkan

penurunan

produktivitas. Penempatan meja dekat jendela memungkinkan karyawan punya kesempatan untuk mengistirahatkan mata mereka, dan mengamati alam di luar ruangan. Selain itu, halaman dan taman-taman di atap, atau teras pilihan bagus untuk mempromosikan manfaat Biophilia Dengan meningkatkan kehadiran alam seperti tanaman hijau, bunga, fitur air dan representasi alam lainnya di dalam ruangan kantor, maka karyawan akan mulai merasa lebih nyaman dan santai. Selain itu, penempatan tanaman organik dan alami di ruang kerja dapat mereduksi paparan polutan kimia yang mungkin ada di ruang kerja kantor. Pilihlah tanaman yang tidak membutuhkan air dan perawatan yang terlalu banyak. Beberapa contoh tanaman dalam ruangan yang efektif menghilangkan berbagai

polutan

udara

112

adalah

sebagai

berikut:

1) Sansevieria (lidah mertua) 2) Lidah buaya (Aloe vera) 3) Spider Plant (Chlorophytum comosum) 4) Gerber daisy (Gerbera jamesonii) 5) Jade plant (Crassula ovata) 6) Peace Lily (Spathiphyllum)

113

Biophilia dapat diukur dengan cara menilai tingkat alamiah di dalam dan

diluar

lingkungan

gedung

perkantoran

seperti:

- Tempat untuk bekerja (workstation) memiliki pandangan ke luar Ruangan/ halaman yang mempunyai tanaman hijau - Adanya unsur alami di setiap ruangan - Ada area alam dan sosial baik di luar atau di dalam ruangan Contoh Ruang kerja kantor hijau ( Green Office/GreenBuilding ) :

114

5. Kiat Singkat Ergonomi

A. Penyimpanan dan penanganan barang/material  Upayakan gang dan koridor bebas dari penghalang  Untuk mencegah menaruh barang di gang dan koridor, sediakan ruangan dan rak–rak penyimpanan  Sediakan landaian jalur

dengan kemiringan 5% - 8%,

hindari konstruksi tangga kecil atau penurunan

yang

mendadak antara dua tempat kerja. 

Sediakan penyangga lengan bila menggunakan perkakas yang memerlukan ketelitian tinggi.

 Pastikan agar karyawan dapat melihat dan menjangkau semua alat-alat kontrol dengan mudah dan nyaman. 

Belilah mesin yang aman dan nyaman dalam penggunaan. 115

 Lakukan

pemeriksaan,

pembersihan

dan

perawatan

mesin-mesin secara berkala termasuk kabel listrik. 

Buat jadwal pemeriksaan, pembersihan dan perawatan.



Buat catatan pemeriksaan dan perawatan setiap

peralatan

yang dipantau. 

Tunjuk seorang petugas khusus yang bertanggungjawab atas pemeriksaan di setiap area kerja

 Latih karyawan untuk melakukan pemeriksaan area tempat kerjanya dan melaporkan pada petugas penanggung jawab bila didapatkan kekurangan.

B. Penyempurnaan rancangan meja kerja  Pastikan

bahwa

mempunyai

karyawan

ruang

yang

yang cukup

bertubuh untuk

besar dapat

menggerakan kaki dan tubuh dengan mudah.  Sdiakan kursi dan meja tempat karyawan melaksanakan tugas yang memerlukan ketelitian atau pemeriksaan rinci terhadap beban kerja.  Gunakan tempat kerja VDT dengan monitor dan papan ketik yang dapat diatur oleh karyawan.  Lakukan pemeriksan mata secara berkala bagi karyawan yang menggunakan VDT dan anjurkan memakai kacamata yang sesuai untuk bekerja.

C. Pencahayaan di tempat kerja  Sediakan penerangan yang cukup bagi karyawan, sehingga mereka dapat bekerja efisien dan nyaman sepanjang waktu kerja. 116



Bersihkan jendela dan peliharalah sumber cahaya.

D. Bangunan dan lingkungan



Isoliasi dan insulasi sumber bising dan getaran.



Pastikan hubungan kabel listrik dalam kondisi aman.

E. Fasilitas umum

 Sediakan dan pelihara fasilitas sanitasi (cuci, toilet, locker) agar terciptanya kerapihan dan kebersihan ruang kerja.  Sediakan fasilitas tempat makan, minum, ruang istirahat dan pelihara sanitasi fasilitas cuci, toilet.

F. Cara berkomputer

 Bervariasilah dalam bekerja dan istirahat pendek (break) secara periodik. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan kelelahan dan ketidaknyamanan. Ikuti aturan 20/20/20, yaitu setiap 20 menit bekerja, istirahat pendek selama 20 detik, dengan alihkan pandangan ke jarak ± 6 m.  Mengambil napas merupakan fungsi yang otomatis, tetapi ketika kita berkonsentrasi di depan layar monitor cenderung sering menahan napas, terlebih apabila pekerjaan kita diburu waktu. 

Ambil beberapa detik untuk menarik napas panjang.

 Jangan lupa kedipkan mata anda saat memandang layar komputer.

Ketika

memandang

layar

monitor,

kita

cenderung akan lebih jarang berkedip daripada ketika kita bekerja dalam jarak dekat lainnya, misalnya menulis surat di kertas, dan lain-lain. Berkediplah dengan dengan penuh 117

dan sering. Bisa dipertimbangkan juga untuk memasang reminder atau pengingat di layar.  Jangan lupa untuk memeriksakan mata anda secara rutin, ukurlah jarak pandang anda dan lakukan konsultasi ke dokter mata anda

118

Penutup Pendekatan ergonomi seharusnya tidak sekedar sebagai sebuah program; tapi pendekatan ergonomi adalah sebuah proses

yang

terus-menerus

dan

sebuah

proses

yang

berkesinambungan, dan proses ergonomi itu perlu dimonitor dan ada kalanya perlu dilakukan langkah koreksi.

Permasalahan ergonomi yang ada diperkantoran, tanpa disadari

sering

muncul

ketika

para

karyawan/karyawati

mengalami kesulitan melakukan proses pekerjaan berikutnya, misalnya mengalami kesulitan dalam memulihkan kondisi atau keadaan ke situasi yang normal. Contoh yang mungkin untuk ini adalah dari postur membungkuk ke postur normal atau berdiri. Kadang-kadang

situasi

ini

terus

berlanjut

tanpa

adanya

perubahan dalam proses pekerjaan yang dilakukan, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa angka GOTRAK/WMSDs cukup tinggi di kalangan karyawan/karyawati di perkantoran.

Sebuah tantangan bagi kita semua untuk membuat para karyawan/karyawati lebih sehat dan nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu sebuah pedoman yang dihasilkan ini dapat menjadi sebuah solusi awal dalam menambah khasanah ilmu dan pengetahuan serta wawasan para karyawan/karyawati dalam bekerja yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang sehat dan ergonomis

119

Daftar Kepustakaan

1. Worksafe NB Travail Securitaire (2010). Office Ergonomics, Guidelines For Preventing Musculoskeletal Injuries. 2. OSHA ( 2008 ). Guidelines on Ergonomics Workstation 3. National Occupational Health and Safety Commision ( 1991 ). Ergonomics Principles and Checklist For The Selection Of Office

Furniture

And

Equipment.

Canberra,

Australia

Government Publishing Services. 4. TDI DWC (2010). Office Ergonomics. Texas Departemen Of Insurance

Division

Of

Workers

Compensation.

Staples

Technology Solution ( 2010 ). The Ergonomics Office In 2010 and Beyond . A Staples Inc, White Paper. 5. EHS Worksafe ( 2006 ). A Guide To Safe And Healthy In The Office 6. Office Ergonomics, Developing a Safety Culture Within Your Office Environtment 7. Ronda Crenshaw ( 2004 ). Creating A Healthy Workstation. www.isdesignet.com 8. WISHA, Services Division ( 2002 ). Office Ergonomics, Practical Solutions For A Safer Workplace. Washington State Departemen Of Labor and Industries. 9. Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Departemen Kesehatan RI (2007) Pedoman Ergonomi Perkantoran

120

Lampiran 1 Panduan Analisis dan Implementasi Tempat Kerja Perkantoran

Panduan berikut disertakan untuk membantu Anda melakukan analisis tempat kerja perkantoran dan memberikan saran beberapa solusi yang dapat dilakukankan. Formulir Analisis tempat kerja perkantoran ini dapat digunakan untuk mengatur temuan dari analisis; sebagai contoh disertakan juga contoh formulir yang sudah selesai diisi. Panduan ini disusun dalam bentuk ceklis, dimana respon "TDK" (tidak), menunjukkan kemungkinan adanya masalah. Untuk setiap pertanyaan, disertakan pula penjelasan singkat dari faktor risiko ergonomi yang terkait dan akibatnya, dalam bentuk berbagai ketidaknyamanan fisik atau gangguan Otot tulang dan rangka akibat kerja. Tersedia juga daftar kemungkinan solusi untuk setiap masalah; ini tercantum dalam urutan dari yang paling sederhana dan paling murah sampai yang lebih kompleks dan mahal untuk diterapkan. Ketika memilih solusi yang tepat, Anda harus mempertimbangkan tidak hanya biaya, tetapi juga potensi manfaat dari setiap pilihan. Tergantung pada situasi, solusi yang lebih murah mungkin tidak efektif dalam mencegah cedera atau hanya dapat memberikan perbaikan sementara yang akhirnya nanti perlu diperbaiki lagi. Namun, dalam beberapa kasus, solusi dengan harga murah bisa sama efektifnya, sehingga sumberdaya atau dana dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya. Jangan merasa terbatas dengan solusi yang tercantum dalam panduan ini. Anda mungkin mempunyai situasi unik yang khas pada pekerjaan di kantor yang tidak dibahas di sini, atau mungkin juga dapat memperbaiki rekomendasi yang diberikan. Komite keselamatan dan kesehatan kerja atau tim ergonomi kantor Anda dengan karyawan yang terkena dampak, dapat membantu Anda dengan melakukan curah pendapat untuk memutuskan pilihan solusi masalah yang akan diambil.

A-1

Ergonomi Perkantoran : Formulir Analisis Tempat Kerja Tanggal: Petugas Analisis :

Nama Pekerja:

Lama Bekerja di Pekerjaan ini:

Jenis Pekerjaan:

Pengalaman sebelumnya di pekerjaan yang sejenis:

Analisis Tugas : Jadwal Kerja:

Jadwal Istirahat:

Istirahat keluar ruangan kantor ?

YA

TDK

YA

TDK

YA

TDK

Berapa jam dalam sehari - di depan komputer?:

Jam.

Apakah ada cedera ( dulu atau sekarang )?:

membaca?:

Jam.

Bila ada, dibagian tubuh mana :

Menelpon?:

Jam.

duduk?:

Jam.

Berdiri?:

Jam.

Apakah ada terasa nyeri (dulu atau sekarang?: Bila ada, dibagian tubuh mana :

Jenis pekerjaan lainnya :

Kira-kira jenis pekerjaan yang mana yang berhubungan dengan rasa nyeri tersebut?:

Analisis Tempat Kerja: Permasalahan

Rekomendasi Solusi

*Prioritas : Tingkat prioritas ditentukan berdasarkan : • Besarnya pengaruh dari tubuh yang sedang mengalami cedera • Apakah berhubungan dengan rasa tidak nyaman secara fisik

Prioritas*

Penanggung Jawab

Tanggal Penyelesaian

• Apakah terjadi pada jenis pekerjaan yang dilakukan dalam waktu yang lama • Apakah implementasi solusinya mudah dan sederhana

A-2

Ergonomi Perkantoran : Formulir Analisis Tempat Kerja Analisis Lingkungan Kerja : Permasalahan

Rekomendasi Solusi

Prioritas*

Penanggung Jawab

Tanggal Penyelesaian

Rekomendasi Solusi

Prioritas*

Penanggung Jawab

Tanggal Penyelesaian

Analisis Organisasi Kerja: Permasalahan

Catatan: A-3

Ergonomi Perkantoran : Formulir Analisis Tempat Kerja ( CONTOH ) Tanggal: 17/05/2016

Nama Pekerja: Andi Fitra

Petugas Analisis : C.P

Lama Bekerja di Pekerjaan ini: 6 Tahun

Jenis Pekerjaan: Akuntan

Pengalaman sebelumnya di pekerjaan yang sejenis: 3,5 Tahun

Analisis Tugas : Jadwal Kerja: 08 – 16 WIB , sering lembur

Jadwal Istirahat: 12-13 WIB

Berapa jam dalam sehari -di depan komputer?:

6

Jam.

membaca?:

1/2

Jam.

Menelpon?:

1/2

Jam.

duduk?:

8

Jam.

Berdiri?:

0

Jam.

Jenis pekerjaan lainnya :

Istirahat keluar ruangan kantor ? Apakah ada cedera ( dulu atau sekarang )?:

YA

TDK

YA

TDK

YA

TDK

Bila ada, dibagian tubuh mana : Apakah ada terasa nyeri (dulu atau sekarang?:

Bila ada, dibagian tubuh mana : Leher dan Bahu Kira-kira jenis pekerjaan yang mana yang berhubungan dengan rasa nyeri tersebut?: penggunaan keyboard

Analisis Tempat Kerja: Permasalahan Tempat keyboard terlalu tinggi

Rekomendasi Solusi

Prioritas*

Rendahkan tempat keyboard

Dokumen yang akan diketik hanya Siapkan Document Holder di letakkan diatas meja

*Prioritas : Tingkat prioritas ditentukan berdasarkan : • Besarnya pengaruh dari tubuh yang sedang mengalami cedera • • Apakah berhubungan dengan rasa tidak nyaman secara fisik •

Penanggung Jawab

Tinggi

Erik / Perlengkapan

Tinggi

Shinta / Pengadaan

Tanggal Penyelesaian 25 /05/2016 25/05/2016

Apakah terjadi pada jenis pekerjaan yang dilakukan dalam waktu yang lama Apakah implementasi solusinya mudah dan sederhana A -4

Pedoman Analisis dan Implementasi Analisis Tempat Kerja

Keyboard Pertanyaan Apakah keyboard berada di tempat yang membuat

Permasalahan

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri •

Faktor Risiko : Postur Janggal

Mengetik dalam posisi pergelangan tangan  TDK  pergelangan tangan yang posisi “neutral membengkok akan posture”(tidak bengkok, meningkatkan risiko terjadinya  YA tendinitis pada tangan atau keatas atau kebawah pergelangan tangan seperti carpal atau kesamping) tunnel syndrome. pada saat sedang mengetik?

Lengan Bawah dan Siku Pergelangan tangan dan tangan Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan

Faktor Risiko : Gerakan Statis Mengangkat lengan atas untuk meninggikan tangan akan Apakah keyboard  TDK mengurangi sirkulasi darah. berada pada ketinggian Terlalu membengkokkan siku sehingga lengan bawah  YA  akan menyebabkan penekanan otot sendi siku tersebut. mendekati posisi sejajar Faktor Risiko : Postur Janggal lurus dengan lantai? Mengulurkan lengan bawah untuk menjangkau keyboard akan menyebabkan pergelangan tangan bengkok







Lengan Bawah dan Siku Pergelangan tangan dan tangan Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan

A-5





Atur ketinggian tempat duduk sehingga siku berada sama tinggi dengan keyboard tinggikan atau rendahkan meja kerja (bila jenis meja kerjanya dapat diatur ketinggiannya) sehingga berada dibawah tinggi siku. Letakkan keyboard dan mouse pada bak khusus dan atur ketinggian serta kemiringannya sehingga pergelangan tangan berada dalam posisi netral Atur ketinggian tempat duduk sehingga siku berada sama tinggi dengan keyboard tinggikan atau rendahkan meja kerja (bila jenis meja kerjanya dapat diatur ketinggiannya) sehingga berada dibawah tinggi siku. Letakkan keyboard dan mouse pada bak khusus dan atur ketinggian serta kemiringannya sehingga pergelangan tangan berada dalam posisi netral

Keyboard

Pertanyaan Apakah menggunakan “palm support” saat sedang jeda Istirahat mengetik ?

Potensi Rasa Nyeri

Permasalahan

Faktor Risiko : Gerak Statis Terus menerus menyangga berat lengan  TDK  bawah akan membuat kelelahan otototot lengan atas. Faktor Risiko : Postur Janggal saat  YA  kelelahan maka lengan bawah akan cenderung turun sehingga akan membuat bengkok pergelangan tangan.

Pundak dan Lengan Atas

Rekomendasi Solusi •

Gunakan “palm support” pada saat sedang jeda istirahat mengetik



Gunakan sandaran lengan kursi untuk menyangga lengan atas pada saat jeda istirahat mengetik



Gantilah “palm support” yang keras dan yang bukan dilapisi dengan kain dengan “palm support” yang baru yang sesuai standar lapisi tepi tajam bak keyboard dengan busa namun jangan terlalu tebal sehingga dapat menyebabkan pergelangan tangan membengkok.

Pergelangan tangan dan tangan Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan

Faktor Risiko : Stres Kontak Apakah “palm support”  TDK  cukup empuk dan dilapisi dengan pelapis dari kain serta yang tidak menyebabkan iritasi ?  YA 

Apakah lengan atas dan kedua siku berada di sisi badan   TDK  pada saat tangan berada  YA  diatas keyboard ?

“palm support” yang keras atau baki keyboard yang bertepi tajam akan menekan secara langsung pada “carpal tunnel”. Pelapis yang bukan kain akan menyebabkan panas pada telapak tangan dan membatasi gerakan tangan pada keyboard.

Pergelangan tangan dan tangan Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan





Faktor Risiko : Gerak Statis Mengangkat siku keatas atau ke sisi dalam atau luar badan akan membuat otot-otot lengan atas, leher dan bahu bekerja lebih berat.

Leher dan Pundak



• •

Apakah bahu  TDK  Dalam posisi relaks pada saat Tangan diatas keyboard?  YA 

Faktor Risiko : Postur Janggal Bahu yang tidak relaks akan menyebabkan ketegangan otot-otot samping leher

Leher dan Pundak





A-6

Singkirkan semua barang-barang yang dapat menghalangi kita duduk dekat dengan keyboard Jangan menggunakan sandaran lengan kursi yang tidak dapat dicopot/dilepas. Rendahkan posisi keyboard sehingga sejajar dengan tinggi siku. Rendahkan atau singkirkan sandaran tangan yang terlalu tinggi dan jangan biarkan lengan menggantung Tinggikan kursi dan sediakan penyangga kaki bila kaki tidak memijak lantai secara sempurna Rendahkan posisi keyboard sejajar siku.

Mouse Pertanyaan Apakah mouse

 TDK 

diletakkan tepat disebelah keyboard?

 YA 

Potensi Rasa Nyeri

Rekomendasi Solusi

Leher dan Bahu Siku dan • Lengan Bawah

Gunakan keyboard shortcut untuk mengurangi penggunaan mouse

Permasalahan Faktor Risiko : Postur Janggal terlalu jauh menjangkau mouse

Tangan dan Pergelangan Tangan

dapat menyebabkan kelelahan otot bahu dan leher .



Gunakan mouse secara bergantian antara tangan kanan dan kiri.



Beri ruang khusus untuk tempat mouse jika perlu rubahlah posisi computer untuk itu.

Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari • tangan



Apakah letak mouse sama tingginya atau sejajar dengan keyboard ?

 TDK    YA 

Faktor Risiko : Gerak Statis Mengangkat tangan ketika menjangkau mouse yang letaknya lebih tinggi akan mengurangi sirkulasi darah dan menekan sendi pergelangan tangan

Gunakan program navigasi berdasarkan suara untuk memudahkan penggunaan mouse.

Jika ingin meninggikan tempat mouse: Leher dan Bahu Siku • Letakkan diatas buku atau tumpukan kertas. dan Lengan Bawah • Gunakan rak bertingkat, dimana keyboard berada diatas kalkulator

Tangan dan Pergelangan Tangan

Jika ingin merendahkan tempat mouse:

• Faktor Risiko : Postur janggal Menjangkau mouse ke arah bawah Rasa kesemutan, kebas, akan membengkokkan geli dan rasa panas di • pergelangan tangan. jari tangan

A-7

Gunakan bak keyboard yang cukup lebar sehingga dapat juga memuat mouse atau tambahkan bak untuk mouse

Gunakan bak keyboard yang cukup lebar sehingga bisa juga untuk tempat mouse

Gunakan rak bertingkat, dimana keyboard berada diatas kalkulator

Mouse Pertanyaan

Permasalahan

Faktor Risiko : Gerakan Berulang Apakah trackball  TDK Kurangnya perawatan mouse dapat Mouse bergerak lancar menyebabkan mouse sering ngadat dan apakah mouse sehingga akan mengakibatkan dirawat dengan baik ?  YA  gerakan berulang yang tidak perlu

Faktor Risiko : Gerakan Berulang Kurangnya pelatihan dan software terinstal dan apakah  TDK yang tidak sesuai akan menyebabkan terjadinya kesalahan pekerja telah dilatih dalam penggunaan  YA  program sehingga akan mengakibatkan gerakan berulang software sesuai kebutuhan? yang tidak perlu Apakah software mouse telah

 TDK 

Apakah menggunakan mouse dengan genggaman yang longgar?

 YA 

Faktor Risiko : Kekuatan Menggenggam mouse dengan kuat akan menyebabkan kelemahan otot tangan dan pergelangannya.

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri Pundak Siku dan lengan bawah



Bersihkan bola trackball dan rawat dengan baik.



Periksalah kabel untuk memastikan telah terpasang dengan baik

Pundak Siku dan lengan bawah



Tangan dan Pergelangan tangan

Install software dan aturlah kecepatan, akselerasi dan ukuran cursor .



Tandailah click dan drag, atau fungsi double click pada program penggunaan mouse

Siku dan Lengan Bawah



lepaskan mouse bila tidak sedang digunakan

Tangan dan Pergelangan tangan



Gunakan keyboard shortcut untuk mengurangi penggunaan mouse.



Gunakan mouse yang memiliki disain cocok untuk tangan penggunanya.

Tangan dan Pergelangan tangan Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan

Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan

Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan

A-8

Monitor Permasalahan

Pertanyaan

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Jika harus meninggikan monitor: Faktor Risiko : Postur Janggal

• • •

 TDK Melihat Dapatkah layar monitor dengan Monitor terlihat tanpa harus menengadahkan kepala akan dimiringkan ke arah atas menyebabkan kelelahan otot leher, namun bila melihat dengan Atau cukup hanya agak juga akan  YA  menunduk dikebawahkan saja menyebabkab kelelahan otot leher karena menahan berat kepala.

Dapatkah monitor terlihat dengan posisi kepala lurus kedepan?

Leher bagian Belakang

 TDK Faktor Risiko : Postur Janggal  YA 

Melihat monitor dengan posisi agak menoleh akan menyebabkan otot leher tidak pada posisi biasanya.

Leher bagian samping dan belakang

 TDK Faktor Risiko : Postur Janggal

Apakah monitor sudah cukup dekat untuk dapat membaca dengan nyaman?

 YA 

Leher bagian belakang

duduk terlalu jauh dari monitor dapat menyebabkan kepala maju ke depan agar bias membaca huruf yang lebih kecil

Punggung atas dan bawah A-9

Letakkan diatas CPU. Letakkan diatas tumpukan kertas. Gunakan penyangga monitor.

Jika harus menurunkan monitor:

• • •

Lepaskan penyangga monitor.



Apabila lebih sering melihat monitor, maka letakkan tepat di depan keyboard, ditengah tulisan QWERTY .



Namun apabila lebih sering membaca dokumen maka letakkan monitor disamping dan diarahkan ketengah.



Duduk lebih dekat dengan monitor.



Gunakan ukuran huruf yang lebih besar atau gunakan Zoom.



Lakukan latihan untuk penglihatan secara rutin dan pastikan ukuran kacamata yang dipakai sudah sesuai.

Rendahkan meja kerja. Lubangi meja kerja dan tempatkan monitor di dalamnya.

Monitor

Pertanyaan

Apakah jarak monitor ke mata sekurangnya 18" ?

Permasalahan

 TDK Faktor Risiko : Postur Janggal  YA 

duduk menjauh dari monitor agar dapat membaca dengan nyaman akan membuat pekerja meluruskan lengan bawahnya untuk menjangkau keyboard

Pundak dan lengan atas

Apakah tampilan monitor :







Contrasnya sesuai

Sakit kepala

 TDK 

Sehingga teks terbaca dengan jelas? Apakah tingkat  YA  Kecerahan sudah cukup nyaman?

Faktor Risiko : Postur Janggal misalnya menjulurkan kepala kedepan untuk membaca teks yang tidak jelas.

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Mata lelah



Pndahkan monitor ke arah belakang



Gunakan bak keyboard agar posisinya mudah dipindahkan sesuai kebutuhan



Jadikan pojok ruangan untuk tempat computer sehingga member ruang lebih untuk monitor



Aturlah kecerahan dan contras tampilan layar monitor agar teks dapat terbaca dengan jelas dan nyaman.



Untuk memperjelas contras, pakailah dasar putih untuk latarbelakang tampilan.



Serahkan kepada teknisi computer untuk optimalisasi pengaturan dan pemeliharaan



Perbaiki atau gantilah monitor yang lama.

Leher dan Punggung atas

Apakah kecerahan

Pinggang

latarbelakang tampilan sudah cukup nyaman?

Catatan: Jika anda memiliki masalah dengan silau pada monitor, Lihat bagian lingkungan untuk penyelesaiannya.

A-10

Peralatan Kantor yang lain

Pertanyaan

Permasalahan

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Faktor Risiko : Postur Janggal

Dapatkah menggunakanTDK  Memiringkan leher ke satu sisi telepon tanpa harus atau menaikkan satu bahu dapat menjepitnya antara bahu dan telinga  YA menyebabkan cedera otot-otot leher dan bahu atas bagian pada saat sedang mengetik? samping, terutama pada saat terlalu meregangkan otot .

Leher dan Bahu bagian atas

Faktor Risiko : Postur Janggal  TDK penggunaan kalkulator 10-key (10 Key) dan perangkat dapat merupakan gerakan lain yang menggunakan berulang seperti halnya keyboard, keypads digunakan  YA  belum lagi penempatan alat seperti ini biasanya memerlukan dalam posisi neural? upaya untuk menjangkaunya. Dapatkah kalkulator

A-11

Bahu Siku Tangan dan Pergelangan Tangan



Gunakan speaker didalam ruang kantor pribadi.



Gunakan headset bila di ruangan kantor yang terdapat banyak pekerja lain



Buatlah agar keypad alat tersebut dapat ditutup.



Gunakan “wrist rest”.



Letakkan peralatan tersebut ditempat yang tepat ketinggiannya.



Cari cara agar penggunaan peralatan tersebut dapat menjadi satu dengan komputer, misalnya kalkulator yang ada dalam program komputer.

Kertas Dokumen Pertanyaan

Permasalahan

Apakah dokumen yang dibaca saat mengetik diletakkan di penjepit

Faktor Risiko : Postur Janggal  TDK  dokumen yang diletakkan diatas meja untuk dibaca saat mengetik menyebabkan kepala dokumen (Paper Holder) YA akan menjulur ke depan dan leher berada disamping monitor atau dalam posisi menunduk. dibawah monitor ?

Apakah menghindari

Leher



Letakkan dokumen pada “paper holder” di sebelah monitor dan pada ketinggian yang sama, atau letakkan antara monitor dan keyboard



pastikan “paper holder” cukup besarnya untuk tempat dokumen yang sedang digunakan



Buat formulir yang dapat dipakai berulang.



Buat formulir di komputer sehingga dapat diisi dan dibuat salinannya

Punggung Atas Pinggang

 TDK Faktor risiko : Kekuatan

Mengetik dengan kuat pada keyboard mesin ketik untuk atau  YA  membuat salinannya dengan dengan tambahan kertas karbon? karbon membutuhkan kekuatan jari tangan menggunakan mesin ketik atau bahkan

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

A-12

Siku dan Lengan Bawah Pergelangan tangan dan tangan

Kursi Permasalahan

Pertanyaan

 TDK 

Apakah sandaran kursi memiliki “Lumbal support” ?

 YA 

Apakah kedua telapak kaki menjejak sempurna ke lantai?



Tempatkan sebuah handuk yang digulung atau tambahkan bantalan yang bisa dibuka-copot dibagian bawah sandaran kursi sebagai pengganti “lumbar support”.



singkirkan atau jika bisa rendahkan sandaran tangan yang membuat tidak dapat duduk bersandar penuh akibat terhambat oleh bagian depan meja atau bak keyboard.



Aturlah sandaran kursi sehingga punggung bersandar penuh pada sebagian besar bagian sandaran tersebut



Gantilah dudukan kursi jika ukurannya terlalu panjang sehingga menghambat posisi duduk bersandar penuh.



Aturlah ketinggian dudukan kursi sehingga kedua telapak kaki menjejak sempurna ke lantai.



Gunakan penyangga telapak kaki.



Aturlah sandaran kursi ke arah depan untuk memendekkan dudukan kursi



Tempatkan sebuah handuk yang digulung atau tambahkan bantalan yang bisa dibuka-copot dibagian bawah sandaran kursi sebagai pengganti “lumbar support”.

Faktor Risiko : Postur Janggal Tidak terdapatnya “Lumbal Support” merupakan hambatan terbentuknya lekukan tulang belakang secara normal (S-shape of spine) pada saat duduk, sehingga akan meningkatkan tekanan pada tulang belakang dan dapat berkontribusi dalam terjadinya low back pain.

 TDK Faktor Risiko : Kontak Stres

 YA 

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Peredaran darah ke kaki dan telapak kaki akan berkurang akibat tertekannya bagian belakang paha dengan sudut dudukan kursi bagian depan.

Apakah terdapat ruang  TDK  Faktor Risiko : Kontak Stres yang nyaman antara tepi dudukan kursi dan Peredaran darah ke kaki dan bagian belakang lutut?  YA  telapak kaki akan berkurang dan menekan saraf dibagian belakang lutut dan kaki.

Tulang belakang

Kaki dan Telapak kaki Kesemutan dan rasa geli Kaki dan Telapak kaki Kesemutan dan rasa geli

A-13

Kursi

Permasalahan

Pertanyaan

Apakah sandaran  TDK  Faktor Risiko : Postur Janggal lengan kursi tidak membungkuknya bahu menyebabkan bahu menyebabkan ketegangan dan menjadi bungkuk (karena kelahan otot. sandaran lengan terlalu tinggi) atau condong ke satu  YA  Condongnya bahu ke satu sisi akan menyebabkan postur yang sisi (karena sandaran tidak biasa dan ketidakseimbangan otot-otot. lengan terlalu rendah)?

Apakah sandaran  TDK Faktor Risiko : Postur Janggal lengan dirancang sehingga tidak menabrak meja Sandaran lengan yang kerja pada saat duduk membatasi gerakan kursi akan terlalu dekat dengan  YA  dikompensasi dengan gerakan membungkuk, berputar atau keyboard? menjangkau.

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Leher dan Bahu

Jika sandaran lengan terlalu rendah : • Tambahkan bantalan sehingga tercapai ketinggiannya yang nyaman • Ganti dengan kursi yang dapat diatur ketinggian sandaran lengannya. Jika sandaran lengan terlalu tinggi : • Gunakan sandaran lengan hanya pada saat istirahat mengetik saja. • Ganti dengan kursi yang dapat diatur ketinggian sandaran lengannya. .

• Leher dan bahu Punggung atas dan bawah

• •

Lepaskan sandaran lengan yang mengganggu stabilnya posisi duduk “good Posture”. Rendahkan sandaran lengan yang bisa diatur sehingga dapat kursi dapat masuk dibawah meja kerja. Ganti sandaran lengan yang berbentuk lengkungan dengan yang berbentuk “T” sehingga kursi dapat didekatkan ke keyboard dan meja kerja.

• Risiko : Kontak Stres  TDK Faktor Sandaran lengan yang keras

Apakah sandaran lengan padat dan empuk untuk menghindari tepi yang keras atau kotak?

 YA 

Siku dan Lengan bawah



dapat menekan siku sehingga dapat merusak saraf, pembuluh • darah dan otot yang berada dekat Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari permukaan kulit. tangan A-14

Tambahkan bantalan yang cukup empuk tapi tidak terlalu tebal Gantilah bantalan yang terlalu tebal sehingga bahu menjadi membungkuk

Gantilah dengan bantalan yang ketebalannya sesuai dengan ketinggian sandaran lengan yang benar .

Ruang kerja

Permasalahan

Pertanyaan

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri •

 TDK 



Faktor Risiko : Kontak Stres Tepi meja kerja yang keras atau tajam dapat menekan “carpal tunnel” di telapak tangan dan juga otot pergelangan tangan.

Apakah tangan/ pergelangan tidak kontak dengan tepi meja kerja atau tepi keyboard ?

 YA 

Pergelangan Tangan Tangan

 TDK Faktor Risiko : Postur Janggal

Apakah tersedia ruang yang cukup untuk meletakkan monitor, keyboard, mouse dan peralatan kerja lainnya dengan sesuai dengan semestinya ?



Kurang luasnya ruangan menyebabkan penempatan peralatan kerja yang tidak sesuai sehingga membuat posisi badan membungkuk atau berputar atau menjangkau ketika YA menggunakannya.

• •

Gunakan “wrist rest” Lapisi tepi meja kerja dengan sesuatu yang empuk seperti busa



Gabungkan bak keyboard dengan “wrist

Leher



Jika bukan kidal, letakkan peralatan kerja(kecuali telepon) disebelah kanan komputer.

Bahu



Letakkan telepon disebelah kiri sehingga pada saat kita memegang gagang telepon dengantangan kiri maka tangan kanan dapat mencatat. Lakukan yang sebaliknya bila bertangan kidal.



tentukan peralatan kerja yang sering digunakan dan letakkanlah berada di dekat anda.



Pasang bak keyboard sehingga lebih memungkinkan penempatan peralatan kerja secara benar. Letakkan CPU di

Rasa kesemutan, kebas, geli dan rasa panas di jari tangan

Faktor Risiko : Gerakan Apakah peralatan kerja  TDK  berulang dan Postur Janggal lainnya (seperti telepon, stapler) berada tempat yang Gerakan lengan yang berulang mudah dijangkau akan menyebabkan kelelahan dan risiko cedera otot dan penempatannya  khususnya bila dikombinasikan berdasarkan sering atau dengan gerakan menjangkau tidaknya digunakan?  YA  yang terlalu jauh.

Siku

Leher dan Bahu Punggung Siku Tangan dan Pergelangan tangan

A-15

Letakkan keyboard atau mouse di tepi meja kerja untuk mencegah bersandarnya tangan atau pergelangan tangan pada tepi meja tersebut.

rest”.

lantai agar meja kerja terasa lebih luas



Pasang penggantung monitor sehingga monitor tidak lagi berada diatas meja kerja.

Ruang Kerja

Permasalahan

Pertanyaan



Apakah tersedia ruang yang cukup untuk lutut dan kaki dibawah meja kerja?

Faktor Risiko : Kontak Stres Sempitnya ruang di bawah meja TDK  kerja dapat mengakibatkan memar dan cedera pada paha, lutut dan kaki akibat benturan yang tidak disengaja.

 YA 

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri •

Pindahkan barang-barang dari bawah meja kerja.



Tinggikan permukaan meja kerja atau rendahkan kursi, pada orang yang tinggi sering terbentur dengan tepi bawah meja.



Pasang bak keyboard untuk menjauhkan jarak antara meja kerja dan monitor sehingga tersedia ruang untuk kaki yang lebih luas.



Letakkan barang yang sering digunakan di atas meja kerja daripada diletakkan di atas.



Berdiri dan gunakan kedua tangan untuk mengangkat barang tersebut dari tempat penyimpanannya.



Rendahkan tempat penyimpanan barang namun tanpa mengganggu penempatan monitor atau aktifitas kerja lainnya.

Lutut kaki telapak kaki

Faktor Risiko : Gerak Statis Sempitnya ruang dibawah meja kerja mengakibatkan kedua kaki tidak dapat banyak bergerak.

 TDK Faktor Risiko : Postur Janggal

Apakah diminimalisir ruang untuk menjangkau peralatan kerja yang disimpan diatas ?

 YA 

Bahu

Gerakan menjangkau yang terlalu jauh akan menyebabkan terjadinya peregangan otot yang berlebihan sehingga meningkatkan risiko cedera otot

A-16

Mengangkat dan Membawa Barang Permasalahan

Pertanyaan Apakah sering mengangkat

Dapatkah barang ditempelkan ke badan sebelum diangkat?

Pinggang

Faktor Risiko : Postur Janggal

barang dengan  TDK  meletakkannya antara Khususnya memiringkan badan setinggi lutut dan bahu ? ke samping, membungkuk, YA  berlutut dan menjangkau.

 YA 

Lutut

Pinggang Punggung atas dan Bahu

dari lantai ?

 YA 

Faktor Risiko : Postur Janggal Khususnya memiringkan badan ke samping, membungkuk, berlutut dan menjangkau.

Mengatur kembali rak-rak tempat penyimpanan barang agar berada pada ketinggian yang tepat.



Menyediakan tempat penyimpanan barang sementara dengan permukaannya terbuka dan setinggi pinggang.



Geserlah barang mendekati anda sebelum mengangkatnya.



Singkirkan penghalang yang mengganggu proses pengangkatan barang. Gunakan kotak kecil untuk membawa barang sehingga dapat ditempelkan ke badan anda.

Lutut



 TDK 

Apakah ada pelarangan Agar sedapat mungkin tidak mengangkat barang



Punggung atas dan Bahu

Risiko : Kekuatan  TDK Faktor kombinasi dengan Postur

janggal Mengangkat barang dengan tidak menempelkannya di badan akan meningkatkan beban pinggang sehingga postur badan menjadi menjangkau dan miring.

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Pinggang Punggung atas dan Bahu Lutut

A-17



Simpanlah barang yang sering dipakai pada rak-rak.



Gunakan alat khusus mengangkat barang dari lantai.



Bongkarlah isi kotak daripada mengangkat kotak tersebut dalam keadaan terisi penuh.

untuk

Apakah sudah diminimalisir berat barang yang akan diangkat ?

 TDK  

 YA 

Faktor Risiko : Kekuatan Berat barang yang diangkat secara langsung menentukan besarnya kekuatan yang dibutuhkan untuk mengangkat, membawa , mendorong dan atau menariknya.

Pinggang Punggung atas dan Bahu



Bagi-bagilah barang yang akan diangkat menjadi bagian yang lebih kecil-kecil



Gunakan kotak kecil untuk menyimpan barang.

Lutut

• Apakah barang-barang  TDK  Pinggang Faktor risiko : Pengerahan tenaga disimpan di tempat yang terus menerus Punggung atas dan Bahu dekat sehingga jarak Membawa barang berat dalam mengangkatnyadekat jarak yang jauh akan Tangan, Lengan bawah • dapatmenyebabkan kelelahan dan dan Lutut pada saat akan dipakai?  YA  cedera otot.

 TDK  Faktor Risiko : Kekuatan Apakah tersedia Ketika TDK tersedia peralatan peralatan mekanik penunjang penunjang untuk mengangkat (seperti gerobak/ troley) barang maka pekerja akan Untuk menghindari mencoba mengangkat barang Mengangkat dan membawa sesuai dengan kemampuannya barang dengan tangan?  YA 

Buatlah tempat penyimpanan barang yang dekat sesuai kebutuhannya (Misalnya kertas diletakkan dekat tempat printer, dsb). Gunakan peralatan khusus (misalnya gerobak) untuk mengangkat dan membawa barang-barang yang disimpan jauh dari tempat dibutuhkannya.

 Geserlah barang dari raknya keatas gerobak/trolley barang pada ketinggian yang sama untuk Pinggang menghindari mengangkat barang tersebut. Punggung atas dan Bahu • Sediakan beberapa trolley barang Lutut disatu lokasi penyimpanan barang. • Gunakan sebuah Hand truck untuk memindahkan barang dari lantai. • Gunakan conveyor untuk membongkar dan menyusun barangbarang ekspedisi .

A - 18

Mengangkat dan Membawa Barang Permasalahan

Pertanyaan

Pinggang

Faktor Risiko : Kekuatan TDK  Dan gerakan berulang

Apakah ada pekerja  lain yang membantu mengangkat barang berat atau tugas-tugas yang membuat postur janggal dan gerakan mengangkat berulang ?  YA 

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Beban berat dapat lebih mudah ditangani oleh tim pekerja yang mungkin akan sangat luar biasa beratnya jika hanya ditangani oleh seorang pekerja .

Faktor Risiko : Kekuatan Apakah ada pelatihan  TDK  Dan Postur janggal bagi pekerja tentang Pekerja yang tidak terlatih akan cara mengangkat barang cenderung melakukan pekerjaan dalam posisi yang yang benar? tidak benar dan menggunakan  YA  tenaga yang tidak perlu.

 Mendorong

terjadinya kerja sama ketika mengangkat beban berat.

Punggung atas dan Bahu

 Lebih baik banyak orang mengangkat banyak barang kecil-kecil daripada hanya diangkat oleh satu orang namun berulang-ulang.

Lutut

Pinggang Punggung atas dan Bahu Lutut

Pelatihan pekerja untuk : • Mengangkat barang dengan menempelkannya ke badan. • M eminimalisir gerakan berputar dan menggantinya dengan gerakan kaki. • Mendorong lebih baik daripada menarik barang. • Menggunakan peralatan dengan benar • Meminta pertolongan orang lain untuk mengangkat barang yang berat

Apakah rancangan pekerjaan hanya mengangkat sebagai satu-satunya tugas ?

Faktor Risiko : Gerakan Berulang  TDK Pekerjaan yang hanya angkat mengangkat saja berulangulang membuat pekerja kurang istirahat dan kurang pemulihan kelelahan sehingga  YA  dan meningkatkan risiko cedera.

Pinggang Punggung atas dan Bahu

A - 19

• •

Lutut



Serahkan pekerjaan angkat mengangkat kepada beberapa pekerja yang secara fisik memang mampu. Rotasi pekerjaan ke tugas yang tidak memerlukan kekuatan fisik Gunakan peralatan mekanik untuk menghindari pekerjaan mengangkat dengan tangan.

A-20

ANALISIS LINGKUNGAN Permasalahan

Pertanyaan

Faktor Risiko : Postur Janggal

Apakah monitor

 TDK 

Computer diletakkan  menghadap sumber cahaya(jendela,lampu)?

Apakah monitor di

 YA 

  TDK 

Letakkan diantara barisan lampu di plafon ruang kantor

Untuk mencegah silau?  YA  Apakah tingkat

Pantulan gambar pada layar monitor akan mengganggu fokus penglihatan, sering berakibat pada perubahan posisi badan untuk dapat melihat lebih jelas dan menghindari silau pada layar seperti memutar badan dan memajukan kepala.

 TDK 

Kesulitan dalam menyetel perbedaan pencahayaan disekitar monitor tingkat pencahayaan dapat sama dengan dengan menyebabkan mata lelah. Mata sangat tingkat pencahayaan sensitive terhadap silau . . yang dipancarkan oleh  YA  layar monitor itu sendiri?

Apakah ruang kerjanya  TDK  dibatasi partisi sehingga mereka hanya diterangi oleh cahaya lampu ruangan atau lampu dinding?  YA 

Apakah ruang file dan  TDK  tempat fotocopy cukup pencahayaannya ?  YA 



Rubahlah arah monitor menghadap arah sumber cahaya seperti jendela atau lampu dari sisi yang tepat.



Tutupi jendela dengan kain tirai atau vertical blind.



Gunakan kaca pelindung anti silau untuk dipasang di layar monitor agar mengurangi bayangan gambar.



Rubahlah arah monitor ke sudut yang tepat sehingga lampu di plafon ruang kantor tidakmenimbulkan silau.

Kepala



Leher dan Punggung



pasanglah kisi-kisi penutup lampu sehingga cahaya terdistribusi merata . Gunakan kaca pelindung anti silau untuk dipasang di layar monitor agar terhindar silau .

Mata lelah



Mata lelah Sakit Kepala Leher dan Punggung

Faktor Risiko : Postur Janggal Bayangan lampu diplafon ruang kantor dapat membuat silau dilayar sering berakibat pada perubahan posisi badan untuk menghindari silau tersebut, seperti memutar badan dan memajukan kepala

Tingkat pencahayaan yang rendah dan membayang akan menyulitkan membaca dokumen-dokumen. Hal ini dapat memicu terjadinya masalah

Cahaya yang redup akan menyulitkan melihat file dan dapat menyebabkan salah file.

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

Mata lelah Sakit

Sakit Kepala Leher dan Punggung

Mata lelah Sakit Kepala

Mata lelah Sakit Kepala

Rubahlah arah monitor menghadap arah sumber cahaya seperti jendela atau lampu dari sisi yang tepat • Tutupi jendela dengan kain tirai atau vertical blind. • Kurangi tingkat pencahayaan lampu ruangan dan gunakan lampu dengan watt yang rendah . • Gunakan tambahan pencahayaan di ruang kerja partisi. • Rancang kembali bentuk dan susunan partisi sehingga tingkat pencahayaan menjadi lebih baik.. • pekerja dengan computer dikumpulkan dalam satu ruangan dengan tingkat pencahayaan yang sama • Sediakan tambahan lampu bagi meja kerja . dalam partisi yang membutuhkan . Tambah lampu ruangan untuk mencegah terjadinya bayangan atau pasang penutup lampu untuk mendistribusikan cahaya • Sediakan lampu ruangan yang terang di ruang file dan tempat fotocopy yang memang memerlukan tigkat pencahayaan yang lebih dibandingkan ruang komputer.

Analisis Lingkungan Pertanyaan

Permasalahan

Potensi Rasa Nyeri

Rekomendasi Solusi • Hindari menempatkan kertas dan benda-benda



Apakah pantulan  Silau dari lingkungan diminimalkan?

 TDK 

 YA 

Apakah tingkat kebisingan cukup rendah hingga pekerja bisa bekerja tanpa terganggu oleh percakapan atau peralatan lain (Komputer, radio, mesin fotokopi, dll)?

 TDK 

 YA 

Silau yang dipantulkan dari permukaan kerja juga bisa menerangi ke mata pekerja dan lebih sulit untuk dihindari.

- Tingkat kebisingan di atas 85 dBA dapat menyebabkan gangguan pendengaran. (Kebisingan tinggi biasanya hanya ditemukan pada komputer yang terletak di dekat mesin industri). - Tingkat kebisingan yang tinggi dapat mengganggu karyawan, meningkatkan kesalahan dan mengurangi produktivitas. - Kebisingan terus menerus merupakan sumber stres, yang menghasilkan peningkatan ketegangan otot.

Ketegangan mata sakit kepala Leher dan punggung

- Kerusakan pendengaran (sangat tidak mungkin di sebagian besar kantor) - Stres - Ketegangan otot meningkat - Kelelahan umum meningkat

A-21

putih lainnya karena dapat menyebabkan pantulan pada layar monitor. • Kenakan pakaian gelap untuk menghindari melihat refleksi Anda sendiri. • Pasang kisi-kisi parabola pada lampu di atas kepala untuk mengarahkan cahaya ke bawah. • Pasang filter pada lampu di atas kepala. • Cat dinding dan pilih furnitur serta peralatan dgn finishing redup untuk mengurangi pantulan. • Gunakan pencahayaan tidak langsung (lampu yg memantulkan cahaya dari dinding dan langitlangit)

• Menyediakan ruangan tertutup yang terpisah untuk pertemuan, percakapan pribadi, atau area untuk istirahat. • Memelihara dan memperbaiki peralatan untuk mencegah bising dari alat yg rusak • Pindahkan mesin yg berisik (mesin fotokopi, stapler, fax mesin, dll) ke ruang terpisah dari karyawan yg bekerja. • Mencegah radio dan tingkat percakapan telepon yang bisa didengar dari luar kamar kerja individu.  menyediakan ruang kantor terpisah untuk orangorang yang membutuhkan privasi atau yang melakukan tugas-tugas yg menimbulkan bising.  Gunakan ubin langit-langit, dinding panel dan lantai karpet akustik, serta menginstal panel yg mengurangi kebisingan.

Analisis Organisasi

A-22

Permasalahan

Pertanyaan Apakah ada rotasi pekerja untuk kegiatan

• Rotasi karyawan untuk tugas-tugas yg

Faktor Risiko: Repetitif

 TDK 

durasi terpajan pada faktor risiko lain meningkat.

repetitive, ataukah tugas tsb dikerjakan

menyeluruh

bersama sama ?

 YA   TDKFaktor Risiko:

Apakah jam kerja lebih dari 40 jam/minggu atau kurang?

 Ya 

Repetitif

 YA  faktor risiko lain.. Apa jumlah pekerja  TDK  Faktor Risiko: Repetitif  YA 

Apakah pekerja bisa mengatur kecepatan kerjanya sendiri?



menyeluruh



durasi terpajan pada faktor risiko lain, meningkat

Pengerahan kekuatan tenaga berlebihan (force) ketika mengejar target kerja disertai stres. Kurangnya pengendalian menyebabkan ketidak puasan kerja

Jika memungkinkan tambahkan staf sementara atau paruh waktu.

• jadwalkan Jadwalkan tugas-tugas menyeluruh

menyeluruh

FaktorRisiko: Repetitif TDK durasi terpajan pada faktor risiko lain, meningkat

 YA 

menggunakan kelompok otot yg berbeda agar memungkinkan otot-otot yang kelelahan dapat beristirahat. • Adakan kegiatan berbagi kerja bersama agar ada variasi tugas. • Memperluas pekerjaan utk meningkatkan tanggung jawab dan mengurangi kerja repetitif

durasi terpajan pada faktor risiko lain, meningkat.

 TDK Faktor Risiko: Repetitif Apakah jadwal Jam kerja memperhatikan tugas dg kegiatan repetitif? durasi terpajan pada

memperhatikan kegiatan Repetitive

Rekomendasi Solusi

Potensi Rasa Nyeri

karyawan dengan yang menggunakan kelompok otot yang berbeda. • Laksanakan tugas sama yang berulang pada periode yang lebih lama.



Minta input karyawan saat menetapkan tenggat waktu, kuota, dan harapan layanan pelanggan (mis jumlah menjawab panggilan telepon per jam). • Hilangkan pemantauan elektronik untuk output individu. •

menyeluruh

Sesuaikan staf sementara atau paruh waktu untuk mengurangi beban kerja yang berlebihan.

Analisis Organisasi Pertanyaan

Permasalahan

Potensi Rasa Nyeri

Ketika ada tugas  TDK  Tidak ada rasa memiliki; dirubah/diganti Ketidakpuasan kerja; Apakah pekerja diminta Disain kerja yang kurang baik. memberi masukan?  YA 

Bisa terjadi dibagian tubuh mana saja

Faktor Risiko: Repetitif  TDK - Durasi paparan pada factor risiko lain Apakah incentif meningkat. sudah dihilangkan / - Waktu pemulihan berkurang karena tidak ada? tetap kerja walau sakit otot - tidak istirahat kerja  YA  - Pengerahan tenaga (force) berlebihan ketika berupaya untuk meningkatkan produksi dalam keadaan stres. Faktor Risiko : Repetitif Apa ada otomatisasi alat Durasi paparan pada faktor  TDK  Risiko lain meningkat. Contoh - Stapler, Force and Contact Stress saat kegiatan - scanner tertentu seperti stapling - collating copiers “The human cost” tinggi karena bekerja  YA  tidak efisien dan cedera meningkat hingga harga bisa lebih tinggi dari harga mesin. Faktor Risiko : Repetitif, Statis Apakah istirahat  TDK  Durasi paparan pada faktor Dg pergi dari computer Risiko lain meningkat. diperbolehkan/ dianjurkan? YA



Meminta masukan dari karyawan terhadap keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka.



Menghilangkan pekerjaan insentif.



Carilah kemungkinan biaya / pendek otomatisasi payback rendah, terutama untuk tugas yang berulang.



Mendorong kegiatan istirahat seperti berjalan atau berbicara dengan rekan kerja.

Bisa terjadi dibagian tubuh mana saja

Bisa terjadi dibagian tubuh mana saja

Bisa terjadi dibagian tubuh mana saja

A-23

Rekomendasi Solusi

LAMPIRAN 2

Survey keluhan

Tanggal pemeriksaan

:

Nama pekerja

:

Umur

:

Jenis kelamin

:

Bagian /divisi kerja

:

Lama kerja di bagian ini

: ………. bulan………. tahun

Kegiatan tugas yang sering dikerjakan di bagian ini : - ………………………………………………. - ………………………………………………. - ………………………………………………. Tempat lain sebelum bekerja di bagian ini : Lama kerja di tempat lain sebelum bekerja di bagian ini : ………. bulan …………tahun Kegiatan tugas yang sering dikerjakan pada tempat kerja lain tersebut : - ………………………………………………. - ………………………………………………. Apakah (Responden) pada tahun sebelumnya ketidaknyamanan yang terkait dengan pekerjaan?

pernah

mengalami

Jenis keluhan sakit yang dialami setelah bekerja di tempat ini, meliputi: a.l. nyeri, pegal, linu, kebas, kesemutan, rasa panas/terbakar Jika jawabannya adalah “Tidak”/tidak pernah, survei gejala selesai. Jika jawabannya adalah “ya”, pertanyaan dilanjutkan sampai selesai. Keluhan timbul setelah bekerja di tempat ini selama: …………….bulan ……………..tahun

rasa

sakit

atau

F

TK

Kepala Mata

Sisi Kanan:

F

TK

F

TK

Sisi Kiri:

Leher

Leher

Bahu

Bahu

Lengan atas

Lengan atas

Siku

Siku

Lengan bwh

Lengan bwh

Pergelangan

Pergelangan Tangan

Tangan

Panggul

Panggul

Paha

Paha

Lutut

Lutut

Betis

Betis

kaki/ pergelngn

kaki/ prglngn

Tingkat Keluhan

Frekuensi 0: tidak pernah

0: Tidak ada keluhan

1: kadang-kdng, Bbrp kali/bln 2: sering, bbrp

1: tidak nyaman,pegal / linu 2: Nyeri

kali/minggu 3: selalu/ hampir

3: Nyeri sekali/terus menerus

tiap hari

F : Frekuensi TK: Tingkat Keluhan

LAMPIRAN 3 PEREGANGAN UNTUK PENGGUNA KOMPUTER

Tahap 1 10 – 20 detik 2 kali

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 4

10 – 15 detik

10 – 12 detik

15 – 20 detik

1 kali

2 kali ke kiri &

1 kali

2 kali ke kanan

Tahap 5

Tahap 6

Tahap 7

3 – 5 detik

10 – 12 detik

10 – 15 detik

10 – 15 detik

1 kali

1 kali

3 kali

1 kali masing 2 sisi

Tahap 8

Related Documents


More Documents from "Gilang Gumelar"

Ergonomi Perkantoran
February 2021 1