Hak Kekayaan Intelektual (catatan Rangkuman)

  • Uploaded by: David Waltin Pasaribu
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hak Kekayaan Intelektual (catatan Rangkuman) as PDF for free.

More details

  • Words: 13,150
  • Pages: 25
Loading documents preview...
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL - Komponen Nilai : Kehadiran 10%, Tugas 20%, UTS 30%, UAS 40% - UTS bisa take-home (tapi lihat kondisi) - Maksimal absen 3x, kalau tak bisa UAS. Tugas harus on-time, kalau di luar waktu tak diterima lagi. - UU HAKI ada 7 (harus punya semua) - Buku HAKI bisa di download di wipo.int , judulnya WIPO Handbook. - Buku Prof. Agus boleh di fotocopy yang judulnya Hak Cipta dalam Desain Grafis. - Konsep dasar HAKI : Kreasi manusia. Tetapi tidak semua kreasi manusia itu relevan dengan HAKI, yang dianggap relevan adalah yang punya nilai ekonomis dan bisa dikomersialkan. Dan karena punya nilai ekonomi, maka dianggap profitable dan tentu banyak orang ingin menggunakan. Oleh karena itu butuh perlindungan hukum agar nilai ekonomis tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh sang pembuat kreasi. - Kekayaan Intelektual itu sendiri adalah hasil kreasi manusia yang punya nilai ekonomis dan berguna bagi masyarakat. - HKI dapat diartikan sebagai Hak Kekayaan Intelektual atau Hukum Kekayaan Intelektual. - Commecial Activities : Kreasi manusia ini karena punya nilai ekonomis bisa dijual di pasar. Semakin besar investasi dalam kreasi tersebut maka akan semakin besar nilai ekonomis. Lalu para pencipta ini akan diberi insentif berupa perlindungan atas penggunaan nilai ekonomis agar tercipta fair competition. - Jadi mengapa HKI dilindungi ? - Secara filosofis dasarnya adalah dari prinsip moral “jangan mengambil apa yang bukan milikmu” - Secara ekonomis dasarnya adalah “kreatifitas akan berkembang jika kepada orang-orang yang kreatif diberikan imbalan ekonomi”

- “Everyone has the right to the protection of the moral and material interests resulting from any scientific, literary, or artistic production of which he (or she) is the „author‟” - HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) sulit didefinisikan. Namun ada gambaran secara umumnya, sebagai contoh HAKI dapat melindungi sastra dan karya artistik serta invensi dari penggunaan atau peniruan yang dilakukan oleh pihak lain tanpa izin. - Dalam HKI termasuk : technology, arts & sciences, branding. Jadi yang dilihat dari HKI itu bukan lah produknya itu sendiri tetapi sebagai hasil pemikiran manusia yang menciptakan suatu produk itu sendiri. - Dengan belajar HAKI di Indonesia, maka sama saja dengan belajar HAKI di Eropa, dll, karena rezim HAKInya sama. - Di dunia ada pembagian jenis HKI menjadi 2 yaitu industrial property dan copyright/author‟s right. Tetapi di Indonesia tidak terlalu terlihat perbedaannya karena secara administrasi dinaungi oleh badan yang sama jadi Kemenkumham. - Industrial Property : Paten, Merek + GI, Desain Industri, Integrated Circuit, Rahasia Dagang. - Copyright / author‟s right : literary works, musical works, pictorial/graphical works, cinematographical works, computer programs., visual works (bisa 3 dimensional yang bukan pictorial seperti tarian, koreografi, produk siaran. Seperti tinju misalnya ada performer nya yang mana ada yang disiarkan secara langsung dan tunda, untuk siaran tunda harus ada fiksasi seperti direkam, begitupun musik). - Lingkup laku HKI : bersifat teritorial atau berlaku internasional)  UU Nasional suatu negara hanya berlaku di dalam wilayah negara yang bersangkutan. - Tetapi dalam prakteknya bisa terjadi permasalahan secara Internasional. Semisal Sony (dari Jepang) mendaftarkan merek untuk kelas barang tertentu (elektronik), tetapi di Indonesia ada yang menggunakan Sony untuk merek Bra dan Underwear. Meskipun menurut Niche Agreement kedua hal tersebut tak bisa disandingkan karena beda klasifikasi produk, tetapi karena Sony merek terkenal  penggunaan Sony sebagai merek

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

celana dalam dibatalkan karena adanya pengaturan soal merek terkenal di dalam TRIPs. Karena adanya aspek internasional  butuh kerja sama dan koordinasi antar negara  butuh International Conventions and Treaties. Karena itu meskipun sifat UU nya teritorial, tetapi untuk beberapa hal dapat menjadi lingkup internasional. Tetapi UU nya tetap hanya berlaku secara teritorial. (UU Nasional dapat ditembus dengan International Conventions) TRIPs mencakup Bern Convention, Paris Convention, dll. Indonesia sebagai negara peserta menyesuaikan hukum nasionalnya dengan TRIPs. Dan dalam TRIPs ini diberikan kriteria standar perlindungan. (jadi negara peserta tidak diwajibkan memberikan perlindungan HKI yang ekstensif tetapi ada standar minimal yang sama untuk perlindungan bagi semua negara peserta) The TRIPs Agreement (Perjanjian Internasional tentang aspek-aspek perdagangan dalam HAKI) tidak memberikan definisi mengenai HAKI tetapi dalam pasal 1.2 membagi HAKI ke dalam beberapa cabang : o Hak Cipta dan Hak Terkait o Merek Dagang o Indikasi Geografis o Desain Industri o Paten o Tata Letak Sirkuit Terpadu o Perlindungan Informasi Rahasia o Kontrol Terhadap Praktek Persaingan Usaha Tidak Sehat Dalam Perjanjian Lisensi HAKI pada umumnya berhubungan dengan perlindungan penerapan ide dan informasi yang memiliki nilai komersial. HAKI adalah kekayaan pribadi yang dapat dimiliki dana diperlakukan sama dengan bentukbentuk keyaan lainnya. HAKI tidak diperluas terhadap situasi dimana seseorang yang melakukan usaha atau sumber daya ke dalam sesuatu yang melibatkan pengeluaran akal budi, pengetahuan, keahlian atau tenaga. Berdasarkan hukum

-

-

-

-

-

-

-

Indonesia dan UU di negara-negara lainnya, ciptaan dan invensi hanya akan dilindungi jika ciptaan dan invensi tersebut memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah diatur oleh UU. Contoh : Paten hanya berlaku bagi proses dan produk serta pengembangan proses atau produk. Bukan pada teori atau ilmu pengetahuan dari keberadaan makhluk hidup atau unsur kimia tertentu yang sebelumnya sudah ada secara alami. Pada dasarnya HAKI adalah suatu entitas yang berbeda dengan objek berwujud lainnya. Semisal, membeli suatu buku dan memiliki buku tersebut secara fisiknya bukan berarti orang tersebut membeli hak cipta atas buku tersebut. Rezim HAKI Modern tidak sesuai untuk memberikan perlindungan terhadap bentuk-bentuk warisan budaya yang tidak berwujud yang sudah tidak rahasia lagi. HAK CIPTA : hak eksklusif bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang antara lain dapat terdiri dari buku, program komputer, ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis. Ciptaan-ciptaan ini dilindungi hak cipta sebagai hak eksklusif. Dan oleh karena itu ciptaan-ciptaan ini menjadi hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pencipta atau pihak lain yang diperbolehkan memanfaatkan hak tersebut dengan seizin pencipta. Mengumumkan atau memperbanyak = menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan, mengimpor atau mengekspor, memamerkan, mempertunjukkan kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan kepada publik dengan sarana apapun. Hak Cipta bagi kebanyakan karya cipta berlaku selama hidup pencipta dan 50 thun setelah meninggalnya pencipta. PATEN : melindungi invensi di bidang teknologi. Diberikan dalam jangka waktu terbatas, dan tujuannya adalah untuk mencegah pihak lain, termasuk para inventor independen dari teknologi yang sama, menggunakan invensi tersebut selama jangka waktu perlindungan paten

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

-

-

agar inventor atau pemegang paten mendapat manfaat ekonomi yang layak atas invensinya. Rata-rata waktu perlindungan paten adalah 16-20 tahun (paten biasa) Sebagai timbal balik atas perlindungan paten, pemegang paten harus mempublikasikan semua rincian invensinya supaya saat nanti berakhirnya waktu perlindungan paten, invensi tersebut dapat diproduksi dan disediakan secara bebas untuk masyarakat luas. Terdapat perdebatan perkara pematenan di bidang obat-obatan / farmasi. Dengan adanya pematenan di bidang obat-obatan, negara-negara berkembang akan kesulitan karena dengan dipatenkannya obat-obatan tertentu menyebabkan naiknya harga obat, dan oleh karena itu menyebabkan beberapa negara (contohnya India) menolak untuk memberikan perlidungan paten di bidang obat-obatan. DESAIN INDUSTRI : perwujudan secara visual dari produk-produk komersial dalam pola tiga atau dua dimensi. Biasanya tidak melindungi fungsi suatu produk tapi semata-mata hanya melindungi penampakan luarnya saja. Jangka waktu monopoli dari sebuah desain adalah sedikit di bawah jangka waktu untuk paten. Di negara-negara berkembang, pengaturan desain industri ini baru relevan saat-saat ini karena banyak negara berkembang yang baru bisa mengembangkan industrinya sejak sekitar 50 tahun yang lalu. Sebuah masalah yang mengacaukan banyak pembuat undang-undang berkaitan dengan tumpang tindih antara hak cipta dengan desain industri karena kedua rezim tersebut melindungi karya-karya artistik. MEREK : digunakan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang diproduksi atau didistribusi oleh sebuah perusahaan tertentu memberikan hak kepada perusahaan tersebut untuk secara eksklusif menggunakan merek tersebut dan mencegah pihak lain menggunakan mereknya tanpa izin. Merek dari suatu produk kerap kali menjadi suatu komoditi yang bernilai. Sebagai contohnya merek Coca Cola yang diperkirakan bernilai sekitar $ 39 Milyar. Jadi biarpun terdapat argumen kalau Coca Cola

-

-

-

-

-

-

-

rasanya sama saja dengan minuman soda lainnya tetapi banyak orang yang terpengaruh iklan dan promosi untuk membeli Coca Cola karena namanya. Ini sebabnya banyak perusahaan yang berusaha keras untuk melindungi penggunaan eksklusif dari merek tersebut dan ini pula yang menyebabkan umumnya terjadi pembajakan atau penipuan terhadap penggunaan merek. Di sisi lain, negara-negara berkembang jarang yang mau memberikan perlindungan efektif bagi merek-merek terkenal karena dianggap sebagai pengaliran modal keluar dari negara-negara miskin ke masyarakat negara-negara maju. RAHASIA DAGANG : melindungi hampir semua jenis informasi yang bernilai komersial jika informasi tersebut dikembangkan, dan dijaga dalam sebuah cara yang bersifat rahasia. Dan tidak ada batasan berapa lama informasi tersebut akan dilindungi. Contoh klasik dari informasi yang dilindungi oleh hukum rahasia dagang adalah formula pembuatan Coca Cola. Coca Cola menggunakan rahasia dagang untuk melindungi formulanya bukan paten karena jangka waktu perlindungan paten terbatas, sedangkan rahasia dagang memberikan perlindungan yang tiidak terbatas. Untuk dapat dilindungi oleh rahasia dagang, informasi tersebut harus benar-benar rahasia, jika informasi tersebut telah terungkap maka perlindungannya akan hilang dan informasi tersebut menjadi milik umum. TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DAN VARIETAS TANAMAN : pembuat UU memberikan perlindungan yang khusus terhadap desain tata letak sirkuit terpadu yang digunakan pada komputer dan berbagai produk elektronik seperti radio dan televisi seiring dengan semakin meningkatnya ketergantungan atas komputer di dunia modern. Banyak negara juga yang memberikan perlindungan terhadap varietas tanaman yang baru dikembangkan. Biasanya varietas ini adalah varietas yang memiliki keunggulan tersendiri dibanding varietas yang sudah ada terlebih dahulu.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- REKAYASA GENETIKA : rekayasa genetika adalah contoh invensi yang muncul akibat adanya perkembangan teknologi saat ini dan sebagai konsekuensi para peneliti juga menuntut agar invensi mereka di bidang rekayasa genetika ini juga diberikan perlindungan di dalam UU Paten. - Tetapi di beberapa negara berkembang kebijakan perlindungan rekayasa genetika dalam UU Paten ini belum banyak diterapkan karena belum banyaknya invensi rekayasa genetika di negara berkembang dan banyak yang beranggapan kalau invensi di bidang ini bertentangan dengan nilainilai moral yanghidup di masyarakat. - INTERNET DAN DOMAIN NAMES : Perkembangan internet memunculkan masalah baru di bidang HAKI terutama di bidang hak cipta dan hak paten. - Contoh masalah di bidang hak cipta adalah isu perbanyakan materi yang tersimpan dalam suatu situs melalui printing dan downloading yang sangat sulit dipecahkan dengan hanya menggunakan prinsip-prinsip tradisional dalam UU Hak Cipta. - Masalah lain seperti dalam pembuatan domain names di internet yang dilakukan oleh orang-orang dengan tanpa izin menggunakan nama-nama orang terkenal dan merek-merek terkenal ntuk kepentingan si pemasang domain names. - PENDAFTARAN : beberapa cabang HAKI berlaku secara otomatis semisal Hak Cipta serta Rahasia Dagang. Tetapi untuk beberapa yang lain, seperti merek dan paten terdapat syarat harus melakukan pendaftaran sebelum dapat dilindungi. Dan kemudian akan diperiksa oleh pegawai kantor HAKI untuk menentukan apakah merek atau invensi yag didaftarkan telah memenuhi persyaratan untuk dilindungi, yang oleh karena itu pendidikan mengenai HAKI itu sendiri menjadi sangat penting. - EKSPLOITASI / PEMANFAATAN : Orang yang memiliki HAKI berarti dapat secara eksklusif mengkopi dan memanfaatkan karya nya, tetapi pencipta dan inventor dapat melisensikan atau menyerahkan HAKI atas karya mereka kepada orang lain. Penyerahan lisensi tersebut biasanya melalui perjanjian (pembeli atau penyewa mendapat hak untuk

menggunakan HAKI tersebut  pemberi/pencipta HAKI mendapat royalti). - Terdapat beberapa alasan mengapa melindungi HAKI itu sendiri menjadi sangat penting, diantaranya adalah : o Hak-Hak Alami : penekanan untuk menghargai usaha untuk menciptakan sesuatu (hak alami)  mengacu ke Pasal 27 (2) Deklarasi Hak Asasi Manusia se-Dunia. Tetapi di beberapa negara paham ini mendapat kritik karena dianggap hak milik memiliki fungsi sosial dan menjadi milik bersama dan diartikan kalau masyarakat dapat memiliki hak alami atas suatu ciptaan yang dibuat suatu kelompok ataupun individu. o Perlindungan Reputasi : HAKI menjadi penting sebagai suatu sarana perlindungan karena reputasi perusahaan, yang diwujudkan dalam merek, nama dan desain bagian luar suatu produk tertentu mungkin bernilai dan bahkan mungkin lebih bernilai daripada kekayaan berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan. o Dorongan dan Imbalan dari Inovasi dan Penciptaan : HAKI merupakan kompensasi dan dorongan bagi orang untuk mencipta. Dapat menguntungkan masyarakat dalam jangka panjang. Diharapkan dapat meningkatkan tingkat informasi dan inovasi yang tersedia di masyarakat. - Terdapat beberapa kritik terhadap pengaturan HAKI itu sendiri. HAKI ini dikatakan dapat menciptakan suatu Hak Monopoli dimana inventor atau pencipta dapat memasang harga tinggi atas ciptaannya untuk ditawarkan ke publik karena memang pada dasarnya para inventor atau pencipta ingin mendapatkan pengembalian uang atas apa yang telah mereka keluarkan untuk penelitian dan pengembangan. Dan karena mereka memiliki hak monopoli karena HAKI tersebut maka mereka dapat menetapkan harga yang akan menjadi keuntungan mereka. - Kritikan lainnya adalah dengan adanya HAKI ini dapat timbul kemungkinan seseorang mencegah orang lain untuk mengembangkan suatu ide. Karena belum tentu pihak yang mematenkan sesuatu akan

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

menggunakan invensinya tersebut, tetapi hanya semata-mata untuk mencegah orang lain mendapat keuntungan dari hal tersebut. Contoh kasus : General Electric memperoleh paten agar dapat menguasai penjualan pasar lampu fluorescent untuk mencegah pihak lain menguasai pasar tersebut karena General Electric mengkhawatirkan dengan adanya lampu fluorescent yang lebih awet dan hemat energi tersebut dapat mengurangi penjualan lampu incandescent yang menguntungkan. Lalu pandangan negatif lainnya adalah dengan diberlakukannya HAKI berarti para pencipta akan memperoleh imbalan atas ciptaan yang mereka buat dan ini akan mengakibatkan harga barang-barang yang mengandung HAKI akan meningkat menjadi lebih mahal yang artinya informasi dan teknologi mungkin tidak dapat menjangkau sebagian besar masyarakat. Jadi pada dasarnya dengan adanya pandangan pro-kontra terhadap pengaturan HAKI, tetap perlu diseimbangkan. Jika pengaturan HAKI yang diberikan terlalu sedikit makan tidak akan ada yang namanya investasi terhadap penciptaan dan tidak akan ada proses invensi yang akan berlangsung. Dan di sisi lain kalau perlindungannya terlalu banyak maka akan mengakibatkan materi yang bermanfaat disimpan rapat-rapat dan mungkin menjadi sumber keuntungan yang monopolistik ang oleh karena itu penyebaran ide, informasim dan teknologi mungkin tidak akan berlangsung. HAK CIPTA : Cabang yang sulit dalam HKI karena tidak menerapkan perlindungan aktif (karena tidak melalui pendaftaran) Dalam konsep Hak Cipta yang dilindungi adalah hasil kreatifitas yang berupa literary works, musical works, pictorial works / visual works, cinematographical works, computer programs. Hak Pencipta = Hak Cipta Fondasi awalnya adalah Statute of Anne (pengaturan copyright pertama) yang mengatur soal sia yang diperbolehkan siapa yang diperbolehkan untuk meng-copy tulisan seseorang dan memperbanyaknya (tetapi tidak berbicara soal penulisnya, murni hanya soal publisher)  di Inggris.

- Lalu ada pemikiran yang bertentangan dengan Statuta di Inggris tersebut, di Eropa Kontinental muncul Droit d‟auteur (author‟s right),jadi di Eropa Kontinental justru yang dilindungi penulisnya bukan penerbit. Untuk mengatasi pergesekan kedua pengaturan tersebut, maka dibuat Konvensi Bern yang mengkonvergensi kedua pengaturan tersebut. - Di Indonesia sebelum merdeka, karena berlaku asas konkordansi menggunakan hukum Belanda, yang oleh karena itu yang berlaku author‟s right bukan copyright. - Setelah merdeka pun untuk mengatasi kekosongan hukum, masih digunakan hak pengarang/penulis, tapi setelah tahun 1952 digunakan istilah Hak Pencipta karena hak yang berkaitan bukan hanya dibidang penulisan. Tapi setelahnya disingkat lagi istilahnya menjadi Hak Cipta. - Tetapi, meskipun maksud dari Hak Cipta ini adalah author‟s right, tetapi jika ditejemahkan ke bahasa Inggris, Hak Cipta ini justru menjadi Copyright, yang justru adalah 2 hal yang bertentangan. - Dalam Hak Cipta sendiri tidak perlu pendaftaran karena pada dasarnya setiap orang berhak dan bebas untuk mencipta. - Jadi meskipun Hak Cipta diterjemahkan menjadi Copyright, tapi pada dasarnya yang dibahas dalam Hak Cipta adalah author‟s right. Jika membicarakan Copyright, itu hanya membicarakan sebagian dari Hak Cipta. - Dalam TRIPs yang diatur justru Copyright, dikarenakan TRIPs adalah trade-related, jadi yang diatur adalah soal reproduksi bukan soal penciptaannya. Dan di dalam TRIPs ini kreasi yang dilindungi adalah yang sudah diekspresikan. (harus ada bentuk fisik dari kreasi itu sendiri, bukan sekedar gagasan saja). Jadi, dalam TRIPs mengesampingkan nilai moral. - Selain harus diekspresikan, tetapi harus original. Maksud original itu sendiri bukanlah baru (bukan asli dalam artian pure atau genuine, yang sebelumnya tidak ada menjadi ada), tetapi original berasal dari kreasi si pencipta itu sendiri. - Dalam hubungan kepemilikan terhadap hak cipta, hukum bertindak dan menjamin Pencipta untuk menguasai dan menikmati secara eksklusif

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

-

hasil karyanya dan jika perlu dengan bantuan negara untuk penegakan hukumnya. Perlindungan hukum adalah merupakan kepentingan pemilik Hak Cipta baik secara individu maupun kelompok sebagai subjek hak. Untuk membatasi penonjolan kepentingan individu, hukum memberi jaminan tetap terpeliharanya kepentingan masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Hak Cipta yang berlaku saat ini adalah UU No. 28 Tahun 2014 kemudian ada Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 2004 tentang Sarana Produksi Berteknologi Tinggi untuk Cakram Optik. Dalam PP no. 29 Tahun 2004 terssebut dimuat beberapa ketentuan baru seperti database menjadi salah satu Ciptaan yang dilindungi, penggunaan alat apapun baik melalui kabel maupun tanpa kabel termasuk media internet, untuk pemutaran produk-produk cakram optik melalui media audio, media audiovisual dan/atau sarana telekomunikasi, penyelesaian sengketa oleh Pengadilan Niaga, Arbitrase, alternatif penyelesaian sengketa, penetapan sementara pengadilan untuk mencegah kerugian lebih besar bagi pemegang hak, batas waktu proses perkara perdata di bidang Hak Cipta dan Hak Terkait, baik di Pengadilan Niaga maupun di Mahkamah Agung. Hukum Hak Cipta bertujuan untuk melindungi ciptaan-ciptaan para Pencipta yang dapat terdiri dari pengarang, artis, musisi, dramawan, pemahat, prgrammer komputer, dll. Hak-hak para pencipta ini perlu dilindungi dati perbuatan orang lain yang tanpa izin mengumumkan atau memperbanyak karya cipta Pencipta. Pada dasarnya, Hak Cipta adalah sejenis kepemilikan pribadi atas suatu ciptaan yang berupa perwujudan dari suatu ide pencipta di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan. Dalam Pasal 1 (1) UU no. 28 Tahun 2014, yang dimaksud dengan Hak Cipta itu sendiri didefinisikan sebagai hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Jadi dapat dikatakan kalau Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin kepada pihak lain untuk melakukan hal yang sama dalam batasan hukum yang berlaku. - Dalam Pasal 1 (2) dan 1 (3) dijelaskan mengenai definisi dari Pencipta dan apa maksud dari Ciptaan itu sendiri. - Lalu dalam Pasal 40 diberikan keterangan mengenai jenis-jenis ciptaan apa saja yang mendapat perlindungan hak cipta dan dapat dikaitkan dengan Pasal 20 yang membahas hak-hak terkait yang memperluas perlindungan atas Hak Cipta itu sendiri (neighbouring rights) - Beberapa perjanjian internasional yang mengatur perlindungan hak cipta adalah sebagai berikut : o Konvensi Bern (perlindungan karya sastra dan seni) dengan peserta sejumlah 133 negara. o GATT (General Aggreement on Tariffs and Trade) yang mencakup perjanjian internasional mengenai aspek-aspek yang dikaitkan dengan Perdagangan dari HAKI (TRIPs) o Konvensi Hak Cipta Universal (The Universal Copyright Convention) dengan peserta sebanyak 95 negara. o Rome Convention, Konvensi Internasional untuk perlindungan para pelaku (performer), produser rekaman suara dan lembaga penyiaran dengan jumlah peserta sebanyak 57 negara. o Lalu ada traktat Hak Cipta WIPO (WIPO Copyright Treaty / WCT) yang telah diratifikasi Indonesia dengan Keputusan Presiden no. 19 Tahun 1997 o Traktat Pertunjukan dan Rekaman Suara WIPO (WIPO Performances and PhonograinsTreaty / WPPT) yang juga telah diratifikasi Indonesia dengan Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2004. - Dalam konvensi Bern diatur jenis-jenis ciptaan yang dilindungi mencakup : karya tulis seperti buku dan laporan, musik, karyakarya drama seperti sandiwara dan koreografi, karya seni seperti lukisan, gambar, dan foto, lalu karya-karya arsitektur, dan juga

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

karya sinematografi seperti film dan video. Juga mengatur perlindungan atas karya-karya adaptasi seperti terjemahan karya tulis dari satu bahasa ke bahasa lain, karya adaptasi dan aransemen musik, lalu kumpulan/koleksi seperti ensiklopedia dan antologi. Lalu dengan adanya TRIPs maka materi yang harus dilindungi oleh Hak Cipta diperluas menjadi : karya-karya yang tercakup dalam Konvensi Bern, program komputer, kumpulan data/informasi, pertunjukanpertunjukan (berupa pertunjukan langsung, disiarkan, atau perekaman gambar pertunjukan), rekaman suara, dan penyiaran. Dalam UU no. 28 Tahun 2014 sendiri di Pasal 40 (1) dikatakan kalau jenis-jenis karya yang mendapat perlindungan hukum Hak Cipta adalah : Buku, Pamflet, Perwajahan Karya Tulis yang telah diterbitkan, dan karya tulis lainnya, ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan, lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks, drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim, karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase, karya seni terapan, karya arsitektur, peta, karya seni batik atau seni motif lain, karya fotografi, potret, karya sinematografi, terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi, dan karya lain dari transformasi, terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional,kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer maupun media lainnya, kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya asli, permainan video, dan program komputer. Ada titik singgung antara Hak Cipta, Merek, dan Desain Industri. Dalam Hak Cipta yang dikomersialisasikan atas works-nya, semisal buku diberi Hak Cipta atas Bukunya. Sedangkan dalam Desain Industri, gambar digunakan sebagai pola untuk suatu produk semisal ada gambar desain untuk membuat baju. Yang

-

-

-

-

-

-

kemudian akan dijual adalah baju jadinya, bukan gambar desainnya. (biasanya berlaku untuk produk yang diproduksi secara massal). Untuk Merk, yang diberi perlindungan adalah tulisan/gambar yang digunakan sebagai penanda suatu produk. Semisal tulisan Larutan Penyegar yang tertera pada kaleng sebagai penanda kalau produk tersebut adalah produk minuma larutan penyegar. Sistem Perlindungan Hak Cipta : Lahir secara otomatis segera setelah karya cipta selesai dibuat (memenuhi syarat originalitas dan fiksasi) Pencipta tidak perlu mendaftarkan karyanya ke Kantor HKI Jangka waktu perlindungan hak ekonominya tergantung pada bentuk ciptaannya (ada di UU 28/2014) Hak Moral pencipta bersiat abadi dan melekat pada ciptannya. Mencakup : divulgation (publikasi ke khalayak umum), retraction (penarikan kembali), integrity (integritas pencipta), patternity (nama harus dilekatkan selalu pada ciptaan).  hak moral Lalu ada communication (pengkomunikasian tentang hasil ciptaan), adaptation (semisal adapasi dari literary menjadi cinematography), reproduction (memperbanyak), dan distribution (penyaluran ciptaan ke khalayak umum).  hak ekonomi. Makna Originality Original berasal dari kata Origin (asal-usul) Original tidak berarti genuine/pure (asli/pure) Originality menekankan pada asal usul suatu ciptaan, yang artinya jadi pertanyaan adalah benarkah suatu ciptaan diciptakan oleh Pencipta (orang) ybs ? Makna Fixation (musical works) Dalam konteks karya musik yang dimaksud dengan fiksasi itu sendiri adalah gelombang suara yang menghasilkan bunyi yang bisa didengar tersebut. Sebagai contoh lagu Indonesia Raya dari W.R Soepratman yang meskipun tidak direkam tetapi karena semua orang bisa mendengar dan

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

mengetahui lagu tersebut jadi lagu itu sudah memenuhi syarat Originalitas dan Fiksasi nya. Tetapi musical works yang bentuk fiksasi nya berupa suara / bunyi yang bisa didengar tersebut membutuhkan suatu media penyimpanan. Media penyimpanan nya terus berkembang mulai dari vinyl  kaset  CD  dst. Perlu digarisbawahi bahwa media penyimpanan itu bukan lah fiksasi dari karya musik tersebut tetapi yang merupakan bentuk fiksasinya adalah bunyi dan birama tersebut. Pengaturan khusus terkait karya rekaman tersebut diambil dari WIPO Phonograms and Performances Treaty. Fixation (Literary Works) Untuk karya tertulis sendiri fixed form-nya adalah dalam bentuk naskah tulisan dan naskah itu tersebut diterbitkan dalam bentuk buku atau bentuk lainnya. Tetapi jika diberikan (lisensi) kepada penerbit untuk diterbitkan dalam bentuk buku maka copyright (hak untuk mengcopy atau memperbanyak) itu ada pada penerbit, jadi bahkan penulis pun tak bisa sembarang memperbanyak buku tersebut. Tetapi penerbit tak punya hak atas naskah asli dari buku tersebut karena secara author‟s right naskah asli tetap milik penulis, jadi jika seandainya buku yang berasal dari naskah tersebut ingin diadaptasi ke film, maka perizinannya bukan ke penerbit tetapi langsung ke penulisnya dan untuk pembayaran royaltinya pun diberikan kepada penulis. Jadi lisensi yang diberikan untuk penerbit murni hanya hak untuk memperbanyak saja. Hak Terkait dalam Hak Cipta Kalau berbicara hak cipta atas musik, maka sampai lagu tersebut dapat sampai ke telinga pendengar itu membutuhkan proses yang panjang. Hubungan antara Pencipta dan Ciptaan itu lah yang tercakup dalam Hak Cipta.

- Jadi dalam hal ini terdapat beberapa hak terkait, ada yang dinamakan divulge dimana ini adalah hak moral bagi Pencipta untuk mengumumkan atau tidak mengumumkan karyanya tersebut. - Dalam divulge ini juga termasuk hal memperbanyak karya dengan berbagai macam cara, seperti misalnya melalui sinkronisasi (seperti video klip, karena dalam video klip inti utama nya bukan videonya tetapi bunyi lagunya itu sendiri) - Kemudian hak itu dapat diserahkan / dilisensikan (dalam hal musik) lagu ciptaannya dari Pencipta kepada Produser atau Artisnya. - Jadi semisal Pencipta memberikan izin kepada seorang penyanyi untuk menyanyikan lagunya, memberi izin kepada pemain musik untuk memainkan musiknya, atau jika masih mentah pemusik diberi izin untuk mengaransemen lagunya. - Dengan demikian, penyanyi dan pemusik tersebut dapat diberikan hak juga yang dinamakan Performer‟s Right karena Performers berkontribusi terhadap keindahan dari lagu itu sendiri. - Dan kemudian lagu tersebut harus dibuat dalam bentuk media rekaman yang baik. Itu membutuhkan kerja sama antara Performer dan Produser untuk menghasilkan suatu media / karya rekaman. - Jadi disini ada beberapa jenis hak : Hak Pencipta / Author‟s Right atas Lagunya yang ia ciptakan, lalu Performer‟s Right untuk para pemusik yang diberi izin untuk memainkan lagu tersebut, dan ada Producer‟s Right yang merupakan hak Produser atas rekaman yang dihasilkan. - Lalu kemudian rekaman tersebut dibeli oleh dua jenis konsumen, yaitu konsumen antara (TV, Radio, dll.) dan konsumen akhir (kita sebagai pendengar). - Dalam karya rekaman itu terdapat 3 Hak yang bertumpuk, mulai dari author‟s right milik Pencipta lagu atas lagu yang diperdengarkan, Performer‟s Right untuk musisi yang memainkan lagu yang ada dalam rekaman tersebut, dan hak untuk mereproduksi (memperbanyak) rekaman tersebut yang ada pada Produser. - Jika melihat usaha konsumen antara, maka ada beberapa hak yang harus dibayarkan oleh konsumen antara tersebut, Pencipta berhak

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

dengan dasar Hak Cipta atas lagu yang diperdengarkan tersebut karena ia yang menciptakan lagunya mau lagu itu dimainkan oleh siapapun mau diaransemen seperti apapun, lalu untuk Performer nya juga terdapat hak karena yang diperdengarkan adalah musik yang ia mainkan dalam produk rekaman, dan Produser juga kemudian berhak mendapat royalti jika lagu yang dimainkan oleh Konsumen Antara itu dicopy dari bentuk fiksasi karya rekaman yang ia produksi. Terdapat praktek-praktek di rumah karaoke untuk mengakali pembayaran royalti tersebut, semisal dengan mereka merekam sendiri lagu yang akan diputar di tempat karaoke tersebut sehingga mereka hanya perlu membayar royalti kepada Pencipta karena Hak Cipta atas lagu tersebut (karena memang lagunya yang diperdengarkan), tapi tidak kepada Produsen (karena tidak mengcopy dari karya rekaman yang diproduksi oleh Produser tersebut) dan tidak perlu membayar Royalti kepada Performer (karena yang diperdengarkan lagunya bukan musik yang dimainkan oleh Performer tersebut). Dan untuk mengurus masalah pembayaran royalti tersebut diorganisir oleh Lembaga Manajemen Kolektif (CMO) karena akan sulit kalau Pencipta/Produser/Performer nya sendiri yang harus menyambangi para konsumen antara tersebut satu persatu untuk menagih royalti. Ada penetapan tarif internasional untuk pembayaran royalti bagi beberapa konsumen antara seperti Hotel, Restoran, dll. (beda tarifnya dengan semisal rumah karaoke yang paper based karena memang yang dijual oleh karaoke adalah memperdengarkan lagu itu sendiri, beda dengan misalnya restoran yang mana musik hanya pelengkap jadi tarifnya berbeda). Tugas Pertama : carilah lagu-lagu yang diperform oleh artis yang berbeda, lalu cari siapa produsernya dan siapa penciptanya. Lalu bikin laporan kalau ada kasus penyelesaiannya seperti apa (dikumpul minggu depan) KULIAH KETIGA

- Selama Hak Cipta belum dialihkan maka pemegang Hak Cipta pasti Pencipta awalnya, dan jika dialihkan maka Hak Cipta tersebut dapat dipegang bukan hanya oleh orang-perorangan tetapi juga bisa oleh badan korporasi. - Dalam suatu konser sudah pasti tidak ada reproduction kecuali ada penonton yang merekam konsernya dan rekamannya tersimpan dalam handphone orang tersebut. - Dalam suatu konser juga jelas bukan distribution karena konteks distribusi berbeda dengan tujuan penyelenggaraan suatu konser. - Communication adalah unsur terutama dalam konser karena yang paling nampak dalam konser adalah adalah pengkomunikasian suatu lagu kepada khalayak umum. - Adaptation juga terdapat dalam suatu konser jika ada performer yang memainkan lagu ciptaan orang lain dengan aransemennya sendiri. - Jadi pada dasarnya, promotor konser harus meminta izin untuk dapat mengkomunikasikan dan mengadaptasi lagu tersebut. - Yang sudah pasti harus dimintai izin adalah pencipta lagunya, tetapi untuk Produser lagu bisa jadi juga perlu dimintai izin, tergantung apakah konsernya live atau menggunakan minus one. Karena kalau menggunakan minus one biasanya menggunakan rekaman dari lagu tersebut yang mana produk rekamannya merupakan hak produser. - Jadi dalam hal suatu konser, hak dari Produser sangat terbatas. - Pencipta berhak untuk mendapat kompensasi terhadap pemanfaatan ciptannya oleh produser, pelaku pertunjukan, ataupun broadcaster. Dan oleh karena itu segala hal berkaitan dengan penggunaan Ciptaan tersebut dalam bentuk apapun harus minta izin pada Pencipta karena pada dasarnya Hak Cipta punya nilai ekonomi lebih besar daripada Hak Terkaitnya (Hak Terkait bergantung kepada Ciptaan). - Untuk rumah karaoke, meskipun mereka meng-copy lagu-lagu Ciptaan, tetapi rumah karaoke tidak melakukan kegiatan mengkomunikasikan lagu karena saat seseorang datang ke karaoke yang perform / bernyanyi adalah pengunjung, jadi bisnis utama karaoke adalah menyediakan Ciptaan untuk dapat diakses oleh publik.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

Dalam hal Creative Common Hak Cipta bisa menjadi sangat represif. KULIAH KEEMPAT : Pelanggaran Hak Cipta : Mengapa butuh skema lisensi atau pengalihan Hak Cipta ? Karena Hak Cipta dan Hak Terkait itu sifatnya eksklusif, jadi hanya pemegang Hak Cipta yang berhak untuk mendapat manfaat seutuhnya atas Ciptaan tersebut, dan oleh karena itu untuk pihak lain yang ingin merasakan manfaat dari Ciptaan tersebut tak bisa serta-merta mendapatkannya tetapi harus melalui mekanisme pengalihan Hak Cipta atau pemberian lisensi (pada intinya harus mendapat izin dari Pemegang Hak Cipta) Pelanggaran Hak Cipta secara umumnya adalah mendapatkan manfaat dari Ciptaan seseorang tanpa seizin dari Pemegang Hak Cipta. Pembajakan (Piracy) sama dengan Pelanggaran (Infringement) tetapi Pembajakan lebih spesifik kepada Pelanggaran dalam bentuk penggandaan. Pelanggaran (Infringement) lebih general daripada Pembajakan (Piracy). Terkait penggandaan, terdapat pengecualian yaitu pada Pasal 46 UU Hak Cipta, yang mengatakan bahwa penggandaan untuk kepentingan pribadi diizinkan tapi hanya boleh melakukan sekali penyalinan. Pendefinisian Penggandaan dalam hal ini adalah lebih ke arah Penggandaan Hard Copy. Penggandaan itu bisa dalam 2 jenis, penggandaan yang sama persis dengan bentuknya atau penggandaan dengan merubah wujud (misal dari Hard Copy menjadi digital). Pembajakan itu secara teknis adalah penggandaan atas keseluruhan Ciptaan orang lain tanpa diubah untuk mendapat keuntungan ekonomi. Sedangkan plagiarisme adalah tak harus terjadi pengcopyan secara seluruhnya, bisa saja haya mengambil sebagian tapi tidak memberikan pengakuan terhadap Pencipta aslinya dengan mencantumkan namanya sendiri seolah itu adalah buatan ia sendiri maka itulah yang dapat dikatakan sebagai plagiarisme (seperti contohnya tidak menuliskan footnote dalam skripsi atas kalimat yang diambil dari buku Ciptaan orang lain)

- Di Indonesia tidak disebutkan secara rinci mengenai apa saja takaran untuk menilai suatu originalitas karya seseorang. - Pada umumnya Hak Cipta dilanggar jika materi Hak Cipta tersebut digunakan tanpa izin dari Pencipta yang mempunyai hak eksklusif atas ciptaannya. - Untuk dapat dikatakan telah terjadi pelanggaran, harus ada kesamaan antara dua ciptaan yang ada. Namun, Pencipta atau Pemegang Hak Cipta harus membuktikan bahwa karyanya telah dijiplak, atau karya lain tesebut berasal dari karyanya. - Hak Cipta tidak dapat dikatakan telah dilanggar jika karya-karya sejenis diproduksi secara independen, dalam hal ini masing-masing Pencipta akan memperoleh Hak Cipta atas karya mereka. - Hak Cipta juga dilanggar jika seluruh atau sebagian substansi dari suatu Ciptaan yang dilindungi Hak Cipta diperbanyak. Pengadilan yang akan menentukan apakah suatu bagian yang ditiru merupakan bagian yang substansial dengan meneliti apakah bagian yang digunakan itu penting. - Cara lain yang dianggap sebagai pelanggaran oleh seseorang terhadap suatu Hak Cipta adalah saat seseorang : o Memberi wewenang (berupa persetujuan atau dukungan) kepada pihak lain untuk melanggar Hak Cipta. o Memiliki hubungan dagang/komersial dengan barang bajakan ciptaan-ciptaan yang dilindungi Hak Cipta. o Mengimpor barang-barang bajakan ciptaan yang dilindungi Hak Cipta untuk dijual secara eceran atau didistribusikan. o Memperbolehkan suatu tempat pementasan umum untuk digunakan sebagai tempat melanggar pementasan atau penyangan karya yang melanggar Hak Cipta. - Di bagian sanksi pidana dalam UU Hak Cipta, dapat ditemukan kalauterdapat kesamaan frasa dalam pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud, adalah Penggunaan Secara Komersil. - Jadi pada dasarnya ada penggunaan tanpa izin yang digolongkan sebagai non-komersil dan komersil. (dan yang non-komersil diperbolehkan oleh

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

-

Hak Cipta dalam bagian Pembatasan Hak Cipta Pasal 43 UU Hak Cipta kalau di Amerika disebut sebagai Fair Use) Contoh Kasus : Saat ada rumah sakit yang memutarkan banyak lagu tanpa izin di ruang tunggunya, apakah rumah sakit tersebut melanggar Hak Cipta ? Mau di rumah sakit, restoran, atau tempat manapun, meskipun fokus pelayanannya bukan pemutaran lagu tetapi selama dikomunikasikan ke publik atas Ciptaan ang dilindungi Hak Cipta menjadi kewenangan Lembaga Manajemen Kolektif untuk menagih pembayaran royalti. Tetapi, ada yang berpendapat kalau yang seharusnya ditagih hanya tempat-tempat yang memang layanan utamanya adalah pemutaran lagu seperti karaoke. Tapi dalam kasus rumah sakit di atas, rumah sakit tersebut secara Undang –Undang telah melanggar hak cipta karena melakukan pengkomunikasian kepada publik tanpa izin Pencipta. Dalam UU Hak Cipta yang lama, pelanggaran atas Hak Cipta termasuk dalam delik Laporan sedangkan dalam UU Hak Cipta yang baru tergolong delik aduan. (jadi dalam UU Hak Cipta yang lama, pihak berwajib bisa saja secara aktif mencari pelanggaran Hak Cipta dan menindaknya) Lebih cocok sistem Aduan saat ini karena sesuai dengan namanya „Hak Cipta‟ karena yang namanya Hak itu bukan obligasi, suatu pilihan yang tidak wajib untuk ditegakkan. Selama Pemegang Hak Cipta tidak merasa masalah dengan infringement yang dilakukan orang lain, maka hal itu tidak masalah. Mengenai tindakan yang bisa dilakukan, bisa dilakukan secara pidana atau perdata. Kalau perdata, yang dituju jelas ganti rugi, untuk pidana yang dituju adalah pemidanaan pelanggar. Bisa dilakukan dua-duanya atau salah satunya saja. Khusus Pembajakan secara pidana bisa langsung diproses diperiksa. Namun untuk yang lainnya selain Pembajakan diharuskan untuk melakukan mediasi terlebih dahulu. KULIAH KELIMA : Paten memberikan inventor hak eksklusif untuk mengeksploitasi invensinya di bidang teknologi secara komersial sealam waktu tertentu

-

-

-

-

-

(Pasal 1 angka 1 UU Hak Paten). Paten juga memberikan hak kepada inventor untuk melarang pihak lain membuat, menggunakan dan menjual invensi yang telah dilindungi paten tanpa persetujuan pemegang paten. Paten adalah suatu regime yang terbuka  kalau terbuka berarti harus dilindungi. Ada paten produk dan paten proses. Yang diklaim sebagai paten adalah penemuannya, begitu dibuka semua orang dapat mengakses, tetapi tidak bisa memproduksi ulang. Invensi  relasinya dengan teknologi. Di seluruh dunia, HAKI dibagi menjadi dua jenis, Industrial Property Rights dan Copy Rights. (ada yang belum ada di Indonesia pengaturannya, yaitu Indikasi Geografis) Ada juga yang namanya copy left (ciptaan open source yang tidak dilindungi) Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. (Pasal 1 angka 2 UU Paten) Dalam UU ini, objek Paten Sederhana tidak mencakup proses, penggunaan, komposisi, dan produk yang merupakan product by process. Objek Paten Sederhana hanya dibatasi pada hal-hal yang bersifat kasat mata (tangible) dan yang tidak kasat mata (intangible). Di beberapa negara, sepert di Jepang, Amerika Serikat, Filipina, dan Thailand, pengertian Paten Sederhana disebut utility model, petty patent, atau simple patent, yang khusus ditujukan untuk benda (article) atau alat (device). Paten produk adalah yang berhubungan dengan barang (seperti mobil), sedangkan untuk untuk paten proses contohnya proses pembuatan obat (asal muasal paten ada di obat, jadi obat ada dua jenis yaitu obat paten dan obat generik) ada juga reaksi kimia seperti pada oli kendaraan. 3 Syarat Paten : Nilai Kebaruan (Novelty)  Langkah Inventif  Dapat diterapkan dalam industri (Pasal 2 ayat 1 UU Hak Paten)

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- Contoh tidak dapat diterapkan dalam industri : Bajaj Listrik, tidak applicable karena harus dicharge 12 jam tapi hanya bisa dipakai untuk 2 jam. - Untuk soal kebaruan adalah saat tanggal penerimaan paten tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya. (Pasal 3 ayat 1 UU Hak Paten), harus membuktikan keberadaan prior art (paten-paten sebelumnya yang kira-kira berhubungan dengan invensi yang akan dipatenkan untuk membuktikan juga kalau invensi tesebut tidak mengada-ada) nya terlebih dahulu biasanya minimal 5. - Ada langkah inventif adalah orang-orang yang berada di bidang yang sama (teknik) tidak terpikirkan sebelumnya untuk memfungsikan sesuatu seperti yang akan dipatenkan tersebut. - Ada tanggal penerimaan (diterimanya berkas yang memenuhi syarat pendaftaran) dan ada tanggal pendaftaran (tanggal mendaftarkan berkas) dan ada tanggal granted (terbit)  penerimaan berkas yang diluluskan dalam waktu 36 bulan sejak penerimaan, tetapi perlindungan sudah ada sejak tanggal penerimaan. - Inventor menjelaskan di dalam patent application suatu informasi yang memungkinkan invensi tersebut dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian di bidang yang bersangkutan. (patent disclosure) - Syarat administratif dan patentability terpenuhi  Patent Granted. - Disclosure requirements : enablement, written description requirement, best mode (not examined), claim definiteness. - Pemegang hak paten mepunyai hak untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. - Untuk obat itu tidak termasuk paten produk karena dalam obat yang mahal dan penting adalah step pembuatan obatnya karena perbedaan step sedikit saja dapat menghasilkan obat yang berbeda. - Sistem pendaftaran paten adalah first to file bukan first to use, tetapi mungkin saja saat terjadi kemiripan invensi di belahan dunia yang berbeda selama inventor untuk membuktikan adanya perbedaan karakteristik sah-sah saja.

- Contoh aplikasi paten. - Jangka waktu perlidungan 20 tahun untuk paten biasa dan 10 tahun untuk paten sederhana. - Dibaca UU Hak Paten sampai lengkap. - Hak dan Kewajiban Pemegang Paten (Pasal 10-15 UU Paten) - Bentuk-bentuk perlindungan paten: Pasal 16, 17, dan 19 UU Paten - Lisensi: Pasal 69 – 70 (lisensi eksklusif, lisensi tunggal, dan lisensi non eksklusif) - Untuk lisensi harus berisi: pihak yang membayar biaya tahunan untuk kelangsungan paten, pihak yang akan menangani jika ada gugatan terhadap pelanggaran paten, adanya jaminan dari pemegang paten bahwa invensi yang dipatenkan adalah baru, adanya jaminan dari pemberi lisensi bahwa patennya sah menurut UU Paten. - Ada juga lisensi wajib (Pasal 74 UU Paten): lisensi untuk melaksanakan paten yang diberikan berdasarkan keputusan Dirjen atas dasar permohonan. - Bagaimana memperoleh hak paten ? Pasal 24 UU Hak Paten, diajukan ke Dirjen HAKI, permohonan harus memuat: tanggal-bulan-tahun permohonan, alamat lengkap dan alamat jelas pemohon, nama lengkap dn kewarganegaraan inventor, nama lengkap dan alamat Kuasa jika permohonan diajukan melalui kuasa, pernyataan permohonan untuk dapat diberi paten, judul invensi, klaim yang terkandung dalam invensi, deskripsi tentang invensi yang secara lengkap memuat keterangan tentang cara melaksanakan invensi, gambar yang disebutkan dalam invensi yang diperlukan untuk memperjelas invensi, dan abstrak invensi. - Dengan kata lain yang harus ada pada spesifikasi paten yang jadi persyaratan untuk mendaftarkan paten adalah: judul invensi, uraian mengenai invensi (terdiri dari latar belakang bidang teknologi yang bersangkutan, termasuk mengenai beberapa dokumen terdahulu), gambaran persoalan yang hendak diatasi inventor dengan adanya invensinya tersebut, pemecahan masalah yang ditawarkan inventor dengan invensinya, uraian lengkap mengenai invensi yang hendak

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

dilindungi dengan paten tersebut, kemudian mencantumkan contoh invensi tersebut (seperti misalnya mesin, harus ada gambar mesinnya atau jika proses harus ada keterangan bagaimana menjalankan proses tersebut), dan terakhir yang paling penting adalah klaim yang menjelaskan inti invensinya mulai dari ciri-ciri, ukuran, bentuk benda, formula senyawa, komposisi, dan lain-lain - Ada international class of patent. - DESAIN INDUSTRI: Desain industri adalah suatu hal yang berbeda dengan merek. Jika merek adalah suatu tanda yang memberikan pembeda antara produk barang/jasa yang beredar di pasaran, desain industri berhubungan dengan bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau gabungan dari kesemuanya yang berbentuk 3 atau 2 dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan yang secara singkatnya berhubungan dengan bentuk fisik dari suatu produk. Di Indonesia, desain industri diberikan perlindungan secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri dan yang dilindungi oleh undang-undang tersebut adalah semata-mata bentuk terluar dari produk tersebut secara estetika/keindahannya bukan fungsionalitasnya, sedangkan merek diberi perlindungan dikarenakan tanda tersebut lah yang memberikan pembeda antar satu produk dengan produk lainnya di pasaran. - RAHASIA DAGANG: Rahasia dagang adalah suatu bentuk hak kekayaan intelektual yang unik karena rahasia dagang tidak mengandung nilai kreativitas atau pemikiran baru, tetapi yang terpenting dalam rahasia dagang dalam suatu usaha adalah hal-hal yang tidak diketahui secara umum, seperti contohnya bagaimana sistem bekerja yang efektif di suatu perusahaan, yang meskipun tidak mengandung unsur kreativitas tetapi keefektifan dan kerahasiaan cara perusahaan tersebut bekerja lah yang membuatnya memiliki nilai komersial. Dan terkait dengan rahasia dagang ini juga diberi perlindungan secara hukum di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Dalam Pasal 3 UU Rahasia Dagang tersebut juga sudah dijelaskan kalau yang

-

-

dikatakan sebagai rahasia dagang memang harus yang sifatnya rahasia hanya diketahui oleh beberapa pihak tertentu dan memiliki nilai komersial. DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU: Desain tata letak sirkuit terpadu adalah bentuk HAKI yang telah diatur melalui UndangUndang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST) dan objek utama dalam bentuk ini adalah yang disebut sebagai Sirkuit Terpadu dan Desain Tata Letak. Sirkuit Terpadu itu sendiri oleh UU DTLST didefinisikan sebagai produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen sekurangkurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semi konduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik, sedangkan Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan 3 dimensi dari berbagai elemen yang mana penataan tersebut akan menghasilkan interkoneksi yang tergabung dalam suatu Sirkuit Terpadu. Sirkuit Terpadu ini sangat umum kita temukan dalam motherboard yang ada di laptop-laptop atau komputer dan kita dapat melihat kalau berbagai motherboard dengan merek berbeda memiliki susunan chip yang berbeda pula. KULIAH UMUM “GLOBAL CHALLENGES OF INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS” The western origins of the global IP system has resulted in the exclusion of some forms of creativity and/or knowledge from the protection of IP. Intellectual property and genetic resource: Biopiracy: Not defined internationally. to characterized the unfair acquisition of resources and knowledge of indigenious resources. Misappropriation and/or misuse of resources. Acquisitons of intellectual property rights over the resources-based inventions. Failure to compensate or recognize source communities.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- Genetic resources are genetic material of actual or potential value. Ex: medicinal plants, traditional crops, etc. Scarce genetic resources generally located within biodiverse regions. - Geopolitical context  biodiversity increases towards the equator and decreases towards the poles. - International landscape on genetic resources: convention on biological diversity 1992, FAO international treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture 2001, Bonn Guidelines on Access to Genetic Resources and Fair and Equitable Sharing of the Benefits arising out of their Utilization 2002, Nagoya Protocol on Accesss to Genetic Resources and the Fair and Equitable Sharing of Benefits arising out of their Utilization 2010 (it’s not IP regulation, but environmental treaty) - Genetic resources are not cretion of human‟s mind, so it can‟t be protected directly using Intellectual Property Rights. - Inventions based on or derived from GRs may be patentable (or subject to other forms of IP rights)  preventing the grant of erroneous patent over GRs that do not fulfill the requirements of novelty and non obviousness. - Using the patent/IP system to ensure and track compliance with ABS systems in national laws established pursuant to the CBD, Nagoya, FAO treaty - How can examination of patent applications be improved to prevent the grant of erroneous patents with respect to GR-based inventions? - Proposed answers: Database/information systems, information exchange, patents examination guidelines, andatory disclsure requirements, and/or managing patents/IP rights through contract. - Disclosure requirement is important. Key questions: What should be the subject matter of disclosure? (GRs but also derivatives? ATK?), What should trigger disclosure?  as long as there is inspiration from the GR then it should be disclosed (according to developing countries), What should be te content of the disclosure? (origin/source, information on compliance with ABS requirements?), What should be the nature of

-

-

-

obligation to disclose? (mandatory?), Should IP/Patent offices have to verify the content of disclosure?, Should there be exclusions from disclosure? TRADITIONAL KNOWLEDGE AND FOLKLORE Content or substance of knowledge which results from intellectual activity in a traditional context TK may be conceptualized in 2 broad ways: TK strict sense (the knowledge as such, this involves ideas developed by traditional communities) and TK broad sense. Characteristics of Traditional Knowledge and Traditional Cultural Expressions: handed down from generation to generation reflect a community‟s cultural and social identity are often made by authors who are unkonwn and are regarded as belonging to a community under customary laws are constantly evolving, developing and being recreated within a community. Browsing YPDRI lalu lihat di bagian RUU untuk melihat rancangan perlindungan pengetahun tradisional. VARIETAS TANAMAN: Perlindungan varietas tanaman bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pemulia tanaman yang telah menemukan varietas tanaman baru dengan pemakai dan konsumen dari jenis varietas tanaman baru tersebut. Apabila perlindungan tidak diberikan, perusahaan-perusahaan akan enggan melakukan investasi yang cukup besar untuk melakukan penelitian dan pengembangan varietas tanaman baru alasannya adalah karena sifat alamiah dari varietas tanaman tersebut sangat mudah untuk diproduksi. Akibatnya pihak ketiga memiliki kesempatan yang besar untuk menjual varietas tanaman tersebut dengan harga yang rendah mengingat dia tidak perlu melakukan perlu melakukan investasi untuk penelitian.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- Varietas Tanaman di Indonesia dilindungi melalui UU No. 29 Tahun 2000 Tentang Varietas Tanaman. - Pasal 1 Angka 3 UU PVT menjelaskan definisi Varietas Tanaman “sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurangkurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan” - Syarat-syarat untuk varietas tanaman agar mendapat perlindungan: baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama. - Dianggap baru jka waktu diajukan permohonan tanaman tersebut belum diperdagangkan atau jika sudah peraturannya adalah di Indonesia selama satu tahun atau di luar negara selama 4 tahun (untuk tanaman musiman) atau 6 tahun (untuk tanaman tahunan) Pasal 2 (2) UU PVT. - Varietas akan dianggap unik jika tanaman tersebut dapat dibedakan dari varietas lain yang ada (Pasal 2(3)). Dan untuk memenuhi syarat keseragaman, unsur-unsur pembeda dari varietas tanaman baru harus ditemukan pada semua (atau paling tidak kebanyakan) pohon atau tanaman yang dihasilkan dari varietas baru. - Varietas dianggap stabil apabila ciri-cirinya tetap ada setelah ditanam secara berulang kali (Pasal 2(5)), yaitu apabila usur-unsur pembeda ini diturunkan kepada generasi tanaman berikutnya. Tanaman yang sudah memenuhi syarat-syarat perlindungan yaitu baru, unik, seragam, dan stabil harus diberi nama dan pemebrian nama ini dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku dalam ilmu biologi, pertanian, atau kehutanan. - Jangka waktu perlindungan varietas tanaman di Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu: 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. - Pendaftaran tidak dilakukan di Dirjen HAKI tetapi di Kantor Perlindungan Varietas Tanaman Departemen Pertanian.

- Dalam UU Paten yang baru membawa perubahan kalau varietas tanaman baru sekarang dapat dilindungi dengan paten. Selama pemulia tanaman dapat membuktikan kalau varietas tanaman baru tersebut memiliki sifat kebaharuan, dapat diterapkan dalam industri, dan mengandung langkah inventif maka itu bisa dilindungi dengan paten menurut UU Paten Indonesia yang sesuai dengan Pasal 7 UU Paten akan diberi perlindungan Paten Proses. - WTO TRIPS Agreement, Art. 27.1 - patents shall be available for any inventions, whether products or processes, in all fields of technology, provided that they are new, involve an inventive step, and are capable of industrial application patents shall be available and patent rights enjoyable without discrimination as to the… field of technology - Art 27.2: members may exclude from patentability inventions the prevention within their territory of the commercial exploitation of which is necessary to protect ordre public or morality. - COMPULSARY LICENSING OF MEDICINES in TRIPS Art.31 - (a) There the law allows for the use of the subject matter of a patent wihtout the authorization of the right holder, the following provisions shall be respected. - (b) Such use may only be permitted if, prior to such use, the proposed user has made fforts to obtain authorization frothe right holder on reasonable commercial terms and conditions and that such efforts have not been successful within a reasonable period of time. This requirement may be waived by a Member in the case of a national emergency or other circumstances of extreme urgency or in cases of public noncommercial use. In situations of national emergency or other circumstances of extreme urgency, the right holder shall, nevertheless, be notified as soon as reasonably practicable. In the case of public non-commercial use, where the government or contractor, without making a patent search, knows or has demonstrable grounds to know that a valid patent is or will be used by or for the government, the right holder shall be informed promptly.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- (c) the scope and duration of such use shall be limited to the purpose for which it was authorized, and in the case of semi-conductor technology shall only be for public noncommercial use or to remedy a practice determined after judicial or administrative process to be anticompetitive. The scope and duration of such use shall be limited to the purpose for which it was authorized, and in the case of semi-conductor technology shall only be for public noncommercial use or to remedy a practice determined after judicial or administrative process to be anticompetitive. - That article 31 is making developing countries suffered, like in case of HIV medicines, those countries can‟t afford the medicines because of the high price (because of the patent) and the using of patent could make an anti competition act - AIDS death rates drop in the US and other rich countries. Life expectancy plummets in Africa. - Costs Of Major AIDS Drugs: Large disparity between price and production costs provides big incentives for generics to enter market. - Because of the price-rising for the next generation HIV ARVs, the second line and third line HIV treatment were demanded. - We could see, in this case in Africa, life expectancy is dropping because of those countries‟ inability to afford patented medicines. - There is a large disparity between price and production costs provides big incentives for generics (un-patented medicines) to enter market.  the effect of patent  gives the holder a monopoly power - 31 (f)  the use of generic drugs  any such use shall be authorized predominantly for the supply of the domestic market of the Member authorizing such use. - Case Study: South Africa - DOHA DECLARATION - We agree that TRIPS Agreement can and should be interpreted and implemented in a manner supportive of WTO Members‟ right to protect

- PROTOCOL AMENDING THE TRIPS AGREEMENT - The obligations of an exporting member under Article 31 (f) shall not apply with respect to the grant by it of a compulsory licence to the extent necessary for the purposes of production of a pharmaceutical product and its export to an eligible importing member in accordance with the terms set out in para 2 of the Annex to this agreement. - Malaysia issued government use complsory licenses on three patented AIDS medicines, and began importing generic versions of the drugs from India (reduced cost from 315 dollars to 58 dollars per month)Indonesia remains on the Priority Watch list in 2015. - United States continues to encorage Indonesia to provide an effective system for protecting against the unfair commercial use, as well as unauthorized disclosure, of undisclosed test or other data generated toobtain marketing approval for pharmaceutical and agricultural chemical product. - The US encourages Indonesia to provide for judicial or other independent review of any compulsory license authorizations. - TPP AGREEMENT - Article QQ.E.14: Patent Term Adjustment for Unreasonable Curtailment - With respect to a pharmaceutical product that is subject to a patent, each Party shall make available an adjustment of the patent term to compensate the patent owner for unreasonable curtailment of the effective patent term as a result of the marketing approval process. - Article QQ.E.16 {Pharmaceutical Data Protection Protection of Undisclosed Test or Other Data} - A party requires, as a conditon for granting marketing approval for a new pharmaceutical product, the submission of undiclosed test or other data concerning the safety and efficacy of the product, the Party shall not permit third persons, without the consent of the person who previously submitted such information, to market the same of a simular product. - For at least five years from the date of marketing approval of the new pharmaceutical product in the territory of the Party.

however it does not outline a conclusive or binding measure.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- If India wants to suppy retrovirals to Indonesia, Indian company cannot rely on the confidential test data until after the five years elapsed (from the marketing approval granted to the American company). - Counterfeiting of Pharmaceuticals: Products without active ingredients dan Incorrect quantities of active incredients. - WHO Commision on IP, Innovation, and Public Health - UNITAID Board decided in principle to establish a patent pool. - PATENT POOL - Get useful patents in a pool and give it to countries that need them. (Unitaid) - A patent pool is a number of patent rights held by different owners (companies, unis, government institutions) are brought together (pooled) and made available on a non-exclusive basis to manufacturers and disributors of medicines against the payment of royalties. - Third parties (e.g. generic anufacturers of drugs) can make use of the patents against the payment of royalties. - “one stop shop” – no need for case by case negotiations - Dalam penerapan paten memang ada konsekuensi-konsekuensi (dalam kasus hari ini adalah soal obat, yang mana obat adalah komoditas yang bermanfaat yang bermanfaat untuk orang banyak). Ini bisa berhadapan dengan paten jika tidak berorientasi pada kemanusiaan tapi pada profit. - HUKUM MEREK - WIPO: “a distinctive sign which identifies certain goods or services as those produced or provided by spesific person or enterprise” - “a trademark is any sign that individualizes the goods of any given enterprise and distinguishes them from the goods of its competitors.” - Definisi ini mengandung 2 unsur, sebagai pembedaan fungsi merek, namun saling ketergantungan dan untuk keperluan praktis harus dilihat sebagai kesatuan. - Unsur/Fungsi Merek: fungsi yang mengindikasikan sumber/asal produk, tidak berarti harus harus menginformasikan konsumen orang/pihak yang memproduksi produk atau orang yang memperjualbelikan produk itu.

- Sesuai tujuan merek, maka sesungguhnya semua tanda dapat menjadi merek. - Namun demikian, hukum merek seharusnya tidak memperbolehkan semua tanda dapat didaftar sebagai merek. - Pembatasan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan praktis untuk pendaftaran dan publikasi merek. - Tanda-tanda sebagai merek: - Kata-kata (nama perusahaan, nama keluarga, nama, nama geografis, setiap kata, atau yang dibuat menjadi kata, baik yang diciptakan maupun tidak, dan slogan). - Huruf dan angka (satu atau lebih huruf, satu atau lebih angka, atau kombinasinya). - Gambar termasuk simbol, bentuk dua dimensi dari benda, dan kombinasinya. - Warna termasuk kata, gambar, dan kombinasinya yang berwarna, kombinasi warna. - Tanda yang berbentuk 3 dimensi (bentk barang atau kemasannya). - Suara yang dapat berbentuk musik ataupun suara lainnya seperti suara hewan. - Bau (contoh wangi-wangian tertentu dari suatu kertas tertulis) - Definisi Merek UU 15/2001 (“UU Merek”): - Tanda yang berupa: gambar, nama, kata, huruf-huruf, dll. - Memiliki daya pembeda. - Digunakan untuk bidang barang dan jasa. - Contoh merek yang distinctive: Coca-Cola dan Pepsi, yang meskipun produk keduanya hampir mirip tetapi mereknya benar-benar berbeda. Pepsi yang lebih belakangan berdiri pun tidak ada intensi meniru merek Coca-Cola sama sekali. - Spectrum of Distinctiveness: fanciful mark, arbitrary mark, suggestive mark, descriptive mark, generic mark. (urutan dari terkuat sampai terlemah).  Tingkatan kekuatan merek ini dibentuk melalui suatu putusan tingkat banding dalam sengketa Abercrombie & Fitch Co. vs Hunting World Inc. pada tahun 1972, dimana dalam kasus tersebut

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

Abercrombie & Fitch Co. menggugat Hunting World Inc. yang dianggap telah melanggar hak merek Abercrombie & Fitch Co. yang atas penggunaan kata “Safari” dalam produk mereka. Gugatan Abercrombie & Fitch Co. tidak dikabulkan dan kemudian mereka mengajukan banding ke U.S Court of Appeal hingga akhirnya dalam tingkat banding tersebut muncullah putusan yang isinya mengandung klasifikasi tingkat kekuatan Merek yang menentukan tingkatan perlindungannya juga. - Merek Fanciful (fanciful/coined terms): Jenis term yang satu ini adalah kata-kata yang memang ciptakan semata-mata untuk kebutuhan merek dagang saja tanpa ada arti khusus dibalik kata itu sendiri. Contohnya adalah kata KODAK sebagai merek alat-alat fotografi, REEBOK sebagai merek sepatu, dan XEROX sebagai merek alat fotokopi. Jenis term ini adalah kategori dengan kekuatan pembeda terkuat dan oleh karena itu memiliki proteksi yang paling kuat juga karena kata-kata dalam term ini memang bukan kata-kata yang memiliki arti khusus dalam tata bahasa dan tidak memiliki asosiasi secara langsung dengan produk/jasa yang diperjualkan - Merek Arbitrary (arbitrary terms): Jenis term yang satu ini sebenarnya mencakup kosakata-kosakata yang terhitung populer di masyarakat, tetapi secara logis tidak ada sangkut pautnya dengan produk/jasa yang diperjualkan seolah-olah pemasangan kata yang dijadikan Merek dengan produk/jasa yang diperjualkan tersebutkan merupakan suatu hal yang dilakukan secara acak atau random. Contohnya seperti penggunaan kata APPLE untuk produk komputer dan smartphone, JAGUAR sebagai merek mobil, dan COMET sebagai merek pembersih dapur. - Merek Sugestif (suggestive terms): Merek-Merek yang digolongkan dalam term ini adalah Merek-Merek yang menggunakan kata yang dapat memberikan sugesti terhadap konsumen akan produk/jasa yang diperjualkan namun tidak mendeskripsikan secara langsung, melainkan kata-kata ini justru memicu pemikiran dan imajinasi dari konsumen saat mendengar Merek tersebut untuk dapat menentukan sifat dari produk/jasa yang diperjualkan. Seperti contohnya ACOUSTIC

-

-

-

RESEARCH untuk produk speaker musik, HABITAT untuk produk perabotan rumah, GO-JEK untuk jasa transportasi. Merek Deskriptif (descriptive terms): Suatu Merek dapat diklasifikasikan sebagai deskriptif jika Merek yang digunakan tersebut secara langsung mendeskripsikan bahan, kualitas, fitur, tujuan, atau karakteristik dari suatu produk/jasa yang diperjualkan dan konsumen dapat langsung mengidentifikasikan sifat dari produk/jasa tersebut secara langsung ketika mendengar kata dalam Merek tersebut tanpa perlu pemikiran lebih jauh. Merek yang tergolong descriptive terms ini sebenarnya tidak dapat dilindungi dengan hak merek, kecuali Merek tersebut telah memperoleh kekuatan pembeda melalui l meaning (secondary meaning dapat diperoleh jika Produsen produk/jasa dapat memanfaatkan pasar dengan efektif dalam waktu tertentu hingga saat konsumen mendengar kata Merek tersebut, konsumen dapat mengasosiasikan kata tersebut dengan produk/jasa yang diperjualkan oleh Produsen tersebut semata). Contohnya adalah penggunaan Merek WORLD BOOK untuk produk ensiklopedia, SHARP untuk produk televisi, dan VISION CENTER untuk toko optik Di Amerika ada 7 faktor yang dapat membuktikan suatu merek deskriptif telah memiliki secondary meaning. Yaitu: (1) length and manner of use of the mark or trade dress, (2) volume of sales, (3) amount and manner of advertising, (4) nature of use of the mark or trade dress in newspapers and magazines, (5) consumersurvey evidence, (6) direct consumer testimony, and (7) the defendant’s intent in copying the trade dress  yurisprudensi dari putusan Pebble Beach Co. v. Tour 18 I Ltd. tanggal 10 September 1996. Merek Generik (generic terms): Merek-merek yang menggunakan kata yang tergolong kategori ini mutlak tidak dapat dilindungi dengan hak merek, dikarenakan kata/simbol/frasa yang digunakan dalam Merek tersebut bersifat mendeskripsikan barang tersebut secara langsung sebagai suatu kategori dan tergolong sebagai suatu hal yang sangat general hingga dapat digunakan siapa saja, bukan malah memberi kekuatan pembeda dengan produk/jasa sejenis yang berada di pasar.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

Seperti contohnya menggunakan kata SALT untuk dijadikan merek suatu produk garam, BIKE untuk produk sepeda, dan lain sebagainya. - Dengan adanya klasifikasi tersebut, dapat dikatakan kalau suatu merek dapat dikatakan sebagai merek generik jika mengandung unsur kata/simbol/frasa yang tergolong sangat umum (yang dalam interpretasi Pasal 5 UU Merek dimaksudkan sebagai milik umum atau dapat digunakan siapapun) sehingga merek generik tersebut tak dapat dilindungi dengan Hak Merek. Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk Merek-Merek yang sebelumnya tergolong Merek yang dilindungi tetapi seiring berjalannya waktu justru kehilangan perlindungannya karena mengalami “genericization” karena sedemikian populernya Merek tersebut hingga kemudian justru disalahartikan oleh konsumen untuk mengidentifikasi produk-produk dari Produsen lain yang sejenis hingga kemudian Merek tersebut berubah secara pemakaian menjadi suatu kategori produk bukan lagi sebagai Merek. - Contoh Merek yang telah kehilangan perlindungan Mereknya akibat mengalami “genericization” diantaranya adalah ESCALATOR yang tadinya adalah hak Merek milik perusahaan Otis Elevator Company namun kini sudah menjadi kata generik karena semua orang menggunakan kata escalator (dalam bahas Indonesia “eskalator”) untuk menyebut tangga bermesin yang secara otomatis bergerak ke atas atau ke bawah sekalipun yang bukan diproduksi oleh Otis. Contoh lainnya adalah KEROSENE yang tadinya merupakan suatu Merek yang haknya dipegang oleh Abraham Gesner pada tahun 1854 untuk produk cairan hidrokarbon mudah terbakar dan ia hanya mengizinkan 2 perusahaan (The North American Gas Light Company dan The Downer Company) untuk menggunakan Merek tersebut sebelum akhirnya merek tersebut diklasifikasikan sebagai kata generik beberapa tahun kemudian. - Obat Generik: suatu obat yang sudah habis masa perlindungan patennya atau memang tidak dilindungi paten sama sekali yang mana kemudian obat tersebut dipasarkan dibawah nama zat aktif yang terkandung di dalamnya tanpa menggunakan pemasaran atau pengiklanan sama sekali (advertising). Yang mana untuk di Indonesia sendiri nama-nama obat

-

-

-

yang tergolong obat generik sudah ditetapkan di dalam Farmakope Indonesia (buku resmi di Indonesia yang memuat monografi sediaan obat dan senyawa kimiayang dilengkapi dengan uraian, rumus, sifat fisikokimia, uji identifikasi, analisis kuantitatif, aturan dosis, dan persyaratan baku lainnya untuk menentukan dan kemurniannya, yang mana Farmakope ini telah diperbaharui beberapa kali untuk melengkapi datanya dan buku ini disusun oleh Panitia Farmakope Indonesia) sesuai dengan ketentuan resmi dari International Non Proprietary Names. PR: Cari tahu apa yang membedakan merek generic dan obat generic, apakah paracetamol termasuk merek generic atau obat generic atau keduanya? Perlindungan Merek Terkenal: Pasal 6 UU Merek: Untuk merek terkenal, tetap tidak dibolehkan penggunaan namanya untuk jasa lain. Mengapa merek terkenal dilindungi? o Meningkatnya risiko Merek Terkenal ditiru pihak lain o Merek Terkenal berfungsi sebagai alat pemasaran, melindungi reputasi dan gengsi/martabat perusahaan o Akibat promosi yang dilakukan, sebuah merek menjadi terkenal dan berada di benak konsumen sehingga berkontribusi pada meningkatnya penjualan produk o Perlu perluasan perlindungan terhadap merek terkenal, karena perlindungan merek hanya untuk mencegah kebingungan, sehingga jika berbeda jenis barang tidak menyebabkan kebingunan konsumen. o Permasalahannya, tidak semua merek digunakan di semua negara dan didaftarkan di semua negara di seluruh dunia o Berdasarkan sistem perlindungan merek yang tradisional, merek terkenal yang tidak terdaftar, tidak terlindungi Nilai suatu merek yang terkenal dapat dilihat dari “Best Global Brands by Brand Finance”, kebanyakan di antaranya perusahaan teknologi. Well-known mark = famous mark? (Merek Terkenal = Merek Termahsyur?) o Pengadilan dan ahli hukum sering menggunakan kedua istilah tersebut sebagai saling menggantikan

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

o Ada sedikit perbedaan di antara keduanya, standar untuk memperoleh status “famous mark” lebih tinggi dibandingkan status “well-known mark” o Mr. Frederic Mostert, mantan Presiden US INTA: “a well-known mark is known to a substantial segment of the relevant public in the sense of being associated with the particular goods or services” o “A famous trademark must be used for some goods or services which have been continuously and internationally distributed and marketed throughout the world, causing them to become globally identified in connection with a specific source or quality of goods or services.” Relevant Sectors of the Public shall include but shall not necessarily be limited to: o actual and/or potential consumers of the type of goods and/or services to which the mark applies; o persons involved in channels of distribution of the type of goods and/or services to which the mark applies; o business circles dealing with the type of goods and/or services to which the mark applies Paris Convention: Article 6bis [Marks: Well-Known Marks]: The countries undertake to refuse or to cancel the registration and to prohibit the use of a trademark which constitutes a reproduction (…) liable to create confusion of a mark considered to be well-known in that country. o Istilah well-known marks diinterpretasikan termasuk “famous marks” o Perlindungan yang diberikan masih terbatas, belum dpt memenuhi kebutuhan perlindungan untuk well-known mark terhadap confusion, free-rides and dilution. Article 16 – TRIPS: o In determining whether a trademark is well-known, members shall take account of the knowledge of that trademark in the relevant sector of the public. o Applies to goods and services which are not similar. o Memperluas cakupan WIPO Joint Recommendations Concerning Provisions on Protection of Well-Known Marks:

- Provides guidelines for determination of wehther a mark is well-known in a member state, makes all the criteria optional, provides a ready reference for countries that have not yet clearly set laws. Factors: o The degree of knowledge or recognition of the mark in the relevant sector of the public. o The duration, extent and geographical area of any use of the mark; o The duration, extent and geographical area of any promotion of the mark, including advertising or publicity and the presentation, at fairs or exhibitions, of the goods and/or services to which the mark applies. o The duration and geographical area of any registrations, and/or any applications for registration, of the mark, to the extent tat they reflect use or recognition of the mark. o The record of successful enforcements of rights in the mark, in particular, the extent to which the mark was recognized as well knocn by competent authorities o The value associated with the mark. - Kasus Tancho o PT. Tancho Indonesia Co. Ltd vs Wong A Kiong o Yang dilindungi adalah pemakai pertama yang beritikad baik o Wong A Kiong mendaftarkan merek Tancho atas nama perusahaannya Firma Tokyo Osaka Company untuk kategori kosmetik tahun 1965 o Pada tahun 1970, PT Tancho Indonesia mengajukan pendaftaran merek ke Direktorat Paten. o Sekalipun Tancho Kabushiki memasarkan kosmetik merek Tancho di Filipina, Singapura, Hongkong bahkan Indonesia sejak 1961, permohonan registrasi ditolak dengan alasan telah didaftarkan terlebih dahulu oleh Wong A Kiong. - Kep. Menteri Kehakiman RI No. M-02-HC.01.01 Tahun 1987 o Tentang Penolakan Permohonan Pendaftaran Merek yang mempunyai persamaan dengan Merek Terkenal Milik orang lain o Merek terkenal adalah merek yang telah lama dikenal dan digunakan untuk periode yang cukup lama untuk jenis-jenis barang tertentu di wilayah Indonesia.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

o Pendaftaran merek yang mirip dengan merek terkenal untuk jenis barang yang sama harus ditolak. Kep Menteri Kehakiman RI Tahun 1991 o SK ini memperluas proteksi merek terkenal hingga mencakup pula barang-barang yang tidak sejenis dan memeberikan perlindungan bagi merek terkenal yang digunakan di Indonesia dan di luar negeri. UU Merek tahun 1992 o Pasal 6 ayat (2) a: permintaan pendaftaran merek juga ditolak apabila merupakan atau menyerupai nama orang terkenal… UU Merek Tahun 1997 o Selain memperhatikan pengetahuan umum masyarakat, juga kriterianya didasarkan reputasi merek yang diperoleh karena promosi, bukti pendaftaran merek di beberapa negara, dll. Kasus Giordano vs. Giordani o Penggugat (Walton International Limited) penerus hak Giorrdano Ltd. Pemilik merek Giordanao terdaftar di kelas 18 dan 25. o Tergugat (Oriflame Cosmetics) pemilik merek Giordani terdaftar di kelas 3 (kosmetika, dll.) o Penggugat mengklaim merek Giordano merek terkenal karena sudah terdaftar antara lain di 32 negara o Merek Giordani juga telah terdaftar di beberapa negara o Dasar gugatan: Ps. 4 itikad tidak baik, niat untuk meniru, menjiplak, dan membonceng keterkenalan merek Giordano, dan ps. 6 o Putusan P. Niaga tanggal 15 Feb 2006: menyatakan gugatan tidak dapat diterima o Pertimbangan hakim:  dasar gugatan adalah ps. 6, bukan Pasal 5, karenanya gugatan hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 tahun sejak tanggal pendaftaran  Gugatan diajukan telah lebih dari 5 tahun  gugatan telah lewat waktu/kadaluarsa. o Putusan Kasasi No. 12 Tahun 2006:  Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya  Menyatakan merek Giordano adalah merek terkenal maka harus mendapatkan perlindungan hukum di Indonesia

-

-

-

 Menyatakan merek Giordani mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek terkenal Giordano Penggugat dan telah dilandasi dengan itikad tidak baik  Membatalkan merek Giordani Kasus Merek Versus o Penggugat (Gianni Versace, S.P.A.) pemilik merek terkenal Versus, Versus Gianni Versace, Versus Versace o Versus terdaftar untuk kelas 9 dan 18 dan sedang mendaftarkan untuk kelas 3 dan 25 o Merek Versus telah terdaftar di lebih dari 30 negara o Tergugat (Sutedjo) mendaftarkan merek Versus untuk kelas 24, 25, 42 o Putusan Pengadilan Niaga:  Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya o Putusan Kasasi menolak Jenis Perlindungan Merek: Konstitutif (First to file) Deklaratif (first to use) Di Indonesia menganut prinsip konstitutif. Kalau di US bisa keduanya, karena meskipun sudah memberikan perlindungan secara konstitutif tetapi tetap dapat melindungi merek yang sudah lama (sejak lamanya ini bukan masalah waktu, tetapi yang penting ia sudah menggunakan lebih duluan merek tersebut daripada merek sama yang didaftarkan orang lain) digunakan tetapi tidak didaftarkan (tergantung state lawnya) Perkembangan sistem perlindungan merek di Indonesia: UU 21/1961 tentang merek perusahaan dan perniagaan  Sistem deklaratif. Lalu UU 19/1992, UU 14/1997, dan UU 15/ 2001  sudah menggunakan sistem konstitutif. Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik Merek terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. (2001)

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- Fungsi Merek – Perkembangannya: sebagai nama/identitas usaha, merupakan identitas bagi barang atau jasa yang diproduksi, citra dari kualitas barang/jasa tersebut. - Merek yang tidak dapat didaftar atau ditolak: - Patokannya ada di pasal 4-6 UU Merek. - Pasal 4: merek yang permohonan diajukannya atas dasar itikad tidak baik. - Ketika mendaftarkan merek harus melampirkan surat yang menyatakan kalau pemohon adalah pemilik dari merek yang hendak didaftarkan. - Pemohon yang tidak memiliki itikad baik menurut penjelasan Pasal 4 adalah: yang mendaftarkan mereknya secara tidak layak atau tidak jujur, berniat untuk membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran merek pihak lain demi kepentingan dirinya, mengakibatkan kerugian pada pihak yang dijiplak mereknya maupun pada konsumen. - Unsur-unsur itikad tidak baik (Kep. Dirjen HAKI No: H-09Pr.09.10.Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Substantif Merek): menyerupai atau meniru secara keseluruhan lukisan ciptaan orang lain untuk barang/jasa yang tidak sejenis yang sudah terdaftar atau yang lebih dahulu diajukan permohonan pendaftarannya, meniru design/logo, bentuk tulisan, susunan warna, dsb., menyerupai atau meniru kata blablabla. - Pasal 5 UU Merek: merek yang bertentangan dengan moral, perundangundangan, dan ketertiban umum (Pasal 5 huruf a UU Merek); - merek yang tidak memiliki daya pembeda (Pasal 5 huruf b UU Merek); - tanda-tanda yang telah menjadi milik umum, seperti tanda tengkorak dan tulang bersilang yang sudah menjadi tanda umum untuk melambangkan bahaya (Pasal 5 huruf c UU Merek); dan - merek yang semata-mata menyampaikan keterangan yang berhubungan dengan barang atau jasa, atau bersifat deskriptif, seperti merek bertuliskan „air minum dalam kemasan‟ yang menggambarkan perusahaan yang memproduksi air minum yang dikemas dalam bentuk botol atau kotak (Pasal 5 huruf d UU Merek)

- Satu angka yang tidak memiliki karakteristik tertentu, satu huruf yang tidak memiliki karakteristik tertentu, satu warna. - Pasal 6 UU Merek: - Persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek yang sudah terdaftar milik orang lain dan digunakan dalam perdagangan barang atau jasa yang sama; - Persamaan pada pokoknya atau secara keseluruhan dengan merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis; - Persamaan pokok atau keseluruhan dengan indikasi geografis yang sudah dikenal; - Kemiripan nama dan foto dari orang terkenal yang dipakai tanpa izin; - Kemiripan lambang-lambang negara atau bendera negara tanpa izin dari pemerintah; - Kemiripan serta tanda atau cap atau stempel resmi tanpa persetujuan tertulis dari pihak berwenang. - Terkait dengan persamaan pada pokoknya unsur-unsurnya adalah: persamaan secara visual, persamaan fonetik (penyebutan), persamaan konseptual (kesamaan filosofis dan makna dari merek tersebut). - Kriteria barang sejenis: asal dari barang (bahan baku), tujuan dari pemakaian, segmen konsumen, dll. - Kriteria jasa sejenis: tujuan dari pemberian jasa, menyebabkan konsumen tersesat, contoh hotel sejenis dengan motel, bus jasa transportasi sejenis dengan taksi. - Perlindungan Merek Terkenal, Trade Dress, dan Persaingan Curang: - Di Jepang, Amerika, Australia, kemasan tiga dimensi dari merek terkenal dilindungi oleh UU Merek dan UU Persaingan Curang sebagai “Trade Dress” - Trade Dress: o “the total image of a product, including features such as size, color or combinations, texture, graphics or even particular sales techniques (kasus Two Pesos Inc v. Taco Cabana US (1992)

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

-

-

-

-

-

-

o distinctive, source-indicating aspects fo a product’s packaging, labelling, coloration, design, and configuration, to the extend that, taken as a whole, those features are not functional in a utilitarian or according to some courts, even an aesthetic sense. Di beberapa negara, trade dress dilindungi sebagai desain industri atau dengan teori passing off persaingan curang. Passing off: A common law tort which can be used to enforce unregistered trademark right. The tort of passing off protects the goodwill of a trader from a misrepresentation that causes damage to good will. Persaingan curang o Pasal 10 Paris Convention  To assure effective protection against unfair competition. o Pasal 16 ayat (1) TRIPS o UU Merek tidak secara tegas memberikan definisi ttg persaingan curang. Lihat pasal 4: penjelasan itikad baik yaitu antara lain tidak menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau menyesatkan konsumen. Gugatan PMH (kasus Maggi dan Sakura MI) o Putusan No. 401 Tahun 1997:  Menolak gugatan untuk seluruhnya Dalam Pasal 6 (1) UU Merek dibahas mengenai persamaan merek dengan merek biasan dan dengan merek terkenal. Dalam Pasal 6 (2) UU Merek juga dimungkinkan penolakan atas merek yang sama dengan merek terkenal sekalipun berbeda bidang/jasa dengan merek terkenal tersebut. Mengapa merek terkenal harus dilindungi? Yang paling beresiko tinggi untuk ditiru adalah merek terkenal yang sudah ada sejak lama dan memiliki pangsa pasar besar, jadi orang yang menggunakan merek yang sama dengan merek terkenal tersebut ada kemungkinan dapat mengecoh konsumen dan orang tersebut bahkan tidak perlu melakukan promosi karena “menumpang reputasi” dari merek terkenal tersebut. Meskipun sebenarnya jika peniruan merek untuk bidang barang/jasa yang sangat berbeda sebenarnya mungkin konsumen bisa jadi tidak

-

-

-

-

-

bingung, tetapi apakah bisa dibiarkan? Karena sebenarnya sekalipun merek terkenal dipakai orang lain untuk bidang barang/jasa yang berbeda tetapi tetap berpotensi menurunkan value dari merek terkenal itu sendiri. PENYELESAIAN SENGKETA MEREK: Kriteria menjadi Konsultan HKI: o Sarjana o Menjadi bagian dari Asosiasi Konsultan HKI Pelanggaran Merek: o Perdata  Pengadilan Niaga o Pidana  Pengadilan Negeri Jenis-jenis sengketa perdata: keberatan penghapusan berdasarkan prakarsa Direktorat Merek, penghapusan Merek atas permintaan pihak ketiga, pembatalan Merek, keberatan terhadap keputusan Komisi Banding Merek yang menolak permohonan banding, keberatan terhadap penolakan perpanjangan merek, gugatan ganti rugi. Prosedur: permohonan  kalau ditolak permohonannya ditolak oleh pemeriksa merek di Direktorat Merek Dirjen HAKI (ada 45 kelas Merek, masing-masing kelas ada sub-kelas, seperti baju-tas-dll adalah kelas 25, 1-35 adalah kelas barang sisanya kelas jasa)  kalau diterima akan diteruskan ke Dirjen dan diberikan sertifikat merek.  kalau ditolak bisa masuk ke komisi banding. Trademark Similarity: persamaan keseluruhan, Trademark Likelihood/Identic: persamaan pada pokoknya. Komisi Banding: Pemeriksa Senior dan Pemeriksa Independen yang berasal dari akademisi. Kalau Komisi Banding menolak juga, bisa dilanjut ke Pengadilan Niaga, kalau ditolak juga bisa kasasi ke MA. Batasan persamaan pada pokoknya sebenarnya adalah subjektifitas hakim dan pemeriksa Merek. Alasan Penghapusan Merek:

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- Merek tidak digunakan selama 3 tahun berturut-turut, Merek digunakan untuk kelas barang/jasa yang tidak sesuai dengan yang dimohonkan, termasuk pemakaian merek yang tidak sesuai dengan yang didaftar. - Baca tentang pembatalan dll. - Passing Off Merek bukan hukum Indonesia tapi Anglo Saxon, sama saja seperti menebeng popularitas merek orang. Hanya saja di UU Indonesia tidak digunakan istilah tersebut. - Menyangkut kasus Oreo dan Rodeo, Rodeo sebenarnya sudah terdaftar mereknya terlebih dahulu dan Rodeo mereknya terdaftar untuk kelas biskuit untuk anjing. - Lalu ada yang mendaftarkan merek Oreo untuk kelas biskuit orang. Lalu Rodeo melihat kesuksesan Oreo ikut membuat biskuit untuk orang, tetapi kemudian Rodeo meniru bentuk kemasan Oreo. - Digugatlah Rodeo oleh Oreo, yang digugat bukan Rodeo sebagai mereknya karena tidak mungkin dikarenakan Rodeo mereknya sudah terdaftar duluan tetapi yang digugat adalah trade dress secara keseluruhan bentuk packaging dari kemasan Oreo tersebut. - Jadi pendaftaran merek itu harus clear apakah yang didaftarkan adalah kata nya, warna nya, atau kombinasi. - Oleh karena itu kasus Oreo-Rodeo bukan lah soal merek kata tetapi trade dress atau kemasan dagang secara keseluruhan. - Soal persamaan secara keseluruhan merek, tidak ada perbedaan yang nampak secara kasat mata antara dua merek. Kalau persamaan pada pokoknya, contoh Mie Sedaap produksi Wings dan Mie Sedaaap produksi indofood. Kalau yang produksi Wings sedapnya A nya dua, kalau yang produksi Indofood A nya tiga. - Ada seorang konsultan HAKI yang diminta istrinya membeli Mie Sedap, tetapi ia membeli Mie Sedap yang a-nya 3 padahal yang diminta yang anya 2, oleh karena itu dalam hal persamaan pada pokoknya memang tidak sama secara persis tetapi dapat menimbulkan kebingungan bagi konsumen. - Parallel Import: ada sebuah merek di luar negeri yang punya mereknya adalah orang luar tersebut, kemudian ada orang Indonesia yang mendapat

-

-

-

-

lisensi eksklusif untuk menggunakan merek tersebut yang artinya hanya orang yang mendapat lisensi tersebut yang berhak menggunakan merek tersebut di Indonesia, jadi jika ada orang lain yang mengimpor barang dengan merek tersebut untuk diperdagangkan di Indonesia orang tanpa lisensi tersebut tidak berhak karena sudah ada batasan dalam perjanjian lisensi Merek tersebut. Penghapusan dan Pembatalan Merek: Ada Merek A yang sebenarnya merek milik orang di negeri Balkan sana, lalu sebenarnya Merek A tersebut dibawa dari Serbia, di Serbia merek tersebut digunakan untuk produk permen odong-odong. Lalu ada orang Indonesia yang mencoba mendaftarkan merek tersebut mengingat permen odong-odong tidak populer di Indonesia. Lalu si orang tersebut membeli permen-permen tanpa merek dan dibungkus dengan Merek A untuk ia perdagangkan sendiri. Kemudian ada orang yang ingin mengimpor permen dong-odong merek A langusng dari Serbia, tapi tak bisa diperdagangkan karena merek tersebut sudah ada yang mendaftarkan di Indonesia. Dan orang tersebut kemudian menggugat agar pendaftaran Merek A tersebut dibatalkan karena sudah didaftarkan terlebih dahulu di Serbia untuk produk yang sama, maka Merek A yang tadinya sudah terdaftar kemudian dibatalkan karena ada yang lebih berhak. Sedangkan untuk penghapusan kalau menurut Undang-Undang dilakukan jika ada suatu merek terdaftar tapi tidak digunakan selama 3 tahun berturut-turut atau sebenarnya merek tersebut didaftar untuk kelas barang A tetapi pada prakteknya ia menggunakan merek tersebut untuk kelas barang B. Merek yang “dihapus” dapat kemudian didaftarkan lagi oleh orang lain atau oleh yang yang tadinya memiliki merek itu sendiri. Ada juga penghapusan Merek yang dilakukan oleh si Pemilik Merek sendiri: Misalnya “Nike” ada orang yang memiliki merek tersebut tetapi ia tidak membuat sendiri produknya tetapi memberi lisensi kepada orang lain.

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

- Kalau kemudian pemilik Merek ingin menghapus Merek miliknya harus atas persetujuan pemegang lisensi karena anggapannya si pemegang lisensi sudah berinvestasi dengan Merek tersebut sehingga tidak bisa dihapuskan begitu saja. - SOAL LEMBAGA MANAJEMEN KOLEKTIF: - LMK yang diatur dalam UU Hak Cipta yang baru saat ini memang lebih terkait dengan ciptaan-ciptaan yang bisa di perform. (lukisan tidak termasuk untuk dapat dikoleksi royaltinya melalui LMK) - Hal ini disebabkan juga karena UU Hak Cipta tidak memberikan kejelesan komersialisasi per kategori Ciptaan. - Soal Plagiarisme Lagu: - Suatu lagu dapat dengan mudah dikatakan plagiat jika kita mendengar suatu lagu kemudian lagu tersebut dapat membuat kita mengasosiasikan lagu tersebut dengan lagu lain yang sudah ada terlebih dahulu dapat dikatakan plagiat. - Bisa juga saat ada lagu yang sangat terkenal dan kita kemudian mengambil sedikit bagian saja yang sangat khas dari lagu tersebut untuk dimasukkan ke dalam lagu ciptaan kita sendiri meskipun bagian-bagian lain lagu milik kita tersebut sangat berbeda dengan lagu yang kita ambil bagiannya tersebut itu sudah tergolong plagiat. (selama bagian kecil tersebut saat diperdengarkan dapat langsung membuat kita teringat dengan lagu lain yang sudah ada terlebih dahulu tersebut). -

DYSAN ISMI AUFAR | FHUI-2013

Related Documents


More Documents from "Frisca Ayu Purmasari"