Identifikasi Penyakit Tanaman

  • Uploaded by: Indra Fuadi
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Identifikasi Penyakit Tanaman as PDF for free.

More details

  • Words: 1,481
  • Pages: 47
Loading documents preview...
IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN Oleh : Indra Fuadi

UPT PERLINDUNGAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN

?

 Apa yang menyebabkan tanaman saya sakit?  Bagaimana menentukan penyebab penyakit?  Bagaimana mengatasi penyakit ini

MENGAPA TIDAK SEMBUH, (MESKIPUN SUDAH DISEMPROT PESTISIDA)

 Salah identifikasi penyebab masalah.  Salah memilih jenis pestisida.  Salah cara aplikasi.  Terlalu mengandalkan suatu teknik pengendalian

AKAR MASALAH  Masalah tanaman: jenis yang tidak tepat, rentan penyakit, perakaran  Masalah air: penyiraman dan drainase yang buruk  Masalah nutrisi : pemupukan yang tidak berimbang  Masalah tanah atau media tumbuh: tekstur, struktur, pelapisan, pemadatan  Masalah manajemen pemeliharaan

Tanaman Normal vs Tanaman Sakit  Tanaman Normal: bentuk, ukuran, warna dan fisiologinya normal.  Penyakit abiotik: stress lingkungan (misal kurang air, defisiensi hara, suhu yg ekstrim), masalah fisiologi, tidak menular  Penyakit biotik: oleh mikroorganisme patogenik, menular.

Sikap dan sifat yang baik untuk diagnosis:  Kemampuan observasi/pengamatan  Seperti detektif: pikiran terbuka, banyak bertanya dan tindakan mengumpulkan fakta yg relevan  Mempertimbangkan beberapa faktor (patogen-tanaman-lingkungan) yg terlibat  Mengetahui jenis dan varietas tanaman, beserta sifat dan kegunaannya

Perkembangan penyakit : 1.

Inokulasi adalah jatuhnya inokulum pada tanaman inangnya. 2. Penetrasi dalah masuknya patogen ke dalam jaringan tanaman inangnya.  Infeksi adalah interaksi antara patogen dengan tanaman inangnya.  Invasi adalah perkembangan patogen di dalam jaringan tanaman inang. GEJALA  TANDA 3.   Periode (masa) inkubasi 4.  Periode (masa) infeksi

DIANOSIS PENYAKIT: Gejala & Tanda !  Gejala Penyakit: perubahan morfologi dan fisiologi tanaman yang tidak normal  Kerdil, bengkak, menguning, layu  Nekrosis: bercak daun, busuk, kanker batang  Tanda Penyakit: bagian dari patogen (penyebab penyakit)  Lendir / massa sel-sel bakteri  Benang cendawan  Spora cendawan

Ekspresi Tanaman 1. Endemi (Enfitosis) yaitu penyakit yang selalu timbul dan menyebabkan kerugian yang cukup berarti. 2. Epidemi (Epifitosis) yaitu penyakit yang timbulnya secara berkala dan menimbulkan kerugian yang cukup berarti. 3. Sporadis yaitu penyakit yang timbulnya tidak menentu dan kadang tidak menimbulkan kerugian yang berarti. Tanggapan tanaman terhadap patogen : 1. Tahan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut tidak dapat diserang oleh patogen. 2. Rentan apabila dalam keadaan biasa tanaman tersebut dapat diserang oleh patogen, jadi merupakan lawan dari tahan. 3.

Toleran apabila dalam keadaan biasa dapat menyesuaikan diri dengan patogen yang berada dalam jaringan tubuhnya sehingga tidak mempengaruhi kemampuan produksinya.

Postulat Koch: untuk membuktikan penyebab suatu penyakit baru

1. Pathogen harus ditemukan berasosiasi dengan bagian tanaman yang sakit. 2. Pathogen harus diisolasi dan ditumbuhkan pada media nutrisi, dan didiskripsikan sifat-sifatnya. 3. Pathogen dari biakan murni harus diinokulasikan pada tanaman sehat, dan memproduksi gejala yang sama. 4. Pathogen harus diisolasi lagi dalam biakan murni, dan sifatsifatnya harus sama dengan yang diamati pada tahap 2.

1

3 2

4

• Diagnosis penyakit hanya berdasarkan gejala sering tidak cukup, karena gejala yg sama dapat disebabkan oleh beberapa penyebab. • Contoh 1: gejala menguning bisa disebabkan oleh kurang air, kurang nitrogen, serangan cendawan Fusarium, dll; • Contoh 2: gejala layu bisa disebabkan oleh kurang air, serangan bakteri di pembuluh, serangan nematoda di akar, dll. • Diagnosis sebaiknya

Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sel a.

Gejala-gejala Nekrotis : meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel.

b.

Gejala-gejala Hypoplastis : meliputi gejalagejala yang terjadinya karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel (underdevelopment).

c.

Gejala-gejala Hyperplastis : meliputi gejalagejala yang terjadinya karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa (overdevelopment).

A. Tipe Nekrotis meliputi : Hidrosis : sebelum sel-sel mati biasanya bagian tersebut terlebih dahulu tampak kebasahbasahan. Hal ini karena air sel keluar dari ruang sel masuk ke dalam ruang antar sel. Klorosis

: rusaknya kloroplast menyebabkan menguningnya bagian-bagian tumbuhan yang lazimnya berwarna hijau.

Nekrosis : bila sekumpulan sel yang terbatas pada jaringan tertentu mati, sehingga terlihat adanya bercak-bercak atau noda-noda yang berwarna coklat atau hitam. Bentuk bercak ada yang bulat, memanjang, bersudut dan ada yang tidak teratur bentuknya. Perforasi atau bercak berlobang : terbentuknya lubang-lubang karena runtuhnya sel-sel yang telah mati pada pusat bercak nekrotis.

Busuk : gejala ini sebenarnya sama dengan gejala nekrosis tetapi lazimnya istilah busuk ini digunakan untuk jaringan tumbuhan yang tebal. Berdasarkan keadaan jaringan yang membusuk, dikenal istilah busuk basah (soft rot) dan busuk kering (dry rot). Damping off atau patah rebah : rebahnya tumbuhan yang masih muda (semai) karena pembusukan pangkal batang yang berlangsung ssangat cepat. Dibedakan menjadi dua yaitu : Pre Emergen Damping off : bila pembusukan terjadi sebelum semai muncul di atas permukaan tanah. Post Emergen Damping off : bila pembususkan terjadi setelah semai muncul di atas permukaan tanah. Eksudasi atau perdarahan : terjadinya pengeluaran cairan dari suatu tumbuhan karena penyakit. Berdasarkan cairan yang dikeluarkan dikenal beberapa istilah yaitu : Gumosis : pengeluaran gom (blendok) dari dalam tumbuhan. Latexosis : pengeluaran latex (getah) dari dalam tumbuhan. Resinosis : pengeluaran resin (damar) dari dalam tumbuhan.

Kanker : terjadinya kematian jaringan kulit tumbuhan yang berkayu misalnya akar, batang dan cabang. Selanjutnya jaringan kulit yang mati tersebut mengering, berbatas tegas, mengendap dan pecahpecah dan akhirnya bagian itu runtuh sehingga terlihat bagian kayunya. Layu : hilangnya turgor pada bagian daun atau tunas sehingga bagian tersebut menjadi layu. Mati Ujung : kematian ranting atau cabang yang dimulai dari ujung dan meluas ke batang. Terbakar : mati dan mengeringnya bagian tumbuhan tertentu laximnya daun, yang disebabkan oleh patogen abiotik. Gejala ini terjadi secara mendadak.

B. TIPE HIPOPASTIS Etiolasi : tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit karena mengalami kekurangan cahaya. Kerdil

(atrophy) : gejala habital yang disebabkan karena terhambatnya pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil daripada biasanya.

Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan klorofil sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat. Bila pada daun hanya bagian sekitar tulang daun yang berwarna hijau maka disebut voin banding. Sebaliknnya jika bagian-bagian daun di sekitar tulang daun yang menguning disebut voin clearing. Perubahan simetri : hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai dengan hambatan pada bagian di depannya, sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk. Roset : hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang tetapi pembentukan daun-daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun berdesak-desakan membentuk suatu karangan.

C. TIPE HIPERPLASTIS Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar biasa sehingga pada permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu. Fasiasi (Fasciasi, Fasciation) : suatu organ yang seharusnya bulat dan lurus berubah menjadi pipih, lebar dan membelok, bahkan ada yang membentuk seperti spiral. Intumesensia (intumesoensia) : sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada daun atau batang memanjang sehingga bagian itu nampak membengkak, karena itu gejala ini disebut gejala busung (cedema).

Kudis (scab) : bercak atau noda kasar, terbatas dan agak menonjol. Kadang-kadang pecah-pecah. Di bagian tersebut terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Gejala ini dapat dijumpai pada daun, batang, buah atau umbi. Menggulung atau mengeriting : gejala ini disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun. Gejala menggulung terjadi apabila salah satu sisi pertumbuhannya selalu lebih cepat dari yang lain, sedang gejala mengeriting terjadi apabila sisi yang pertumbuhannya lebih cepat bergantian. Pembentukan alat yang luar biasa :  Antolisis (antholysis) : perubahan dari bunga menjadi daun-daun kecil.  Enasi : pembentukan anak daun yang sangat kecil pada sisi bawah tulang daun.

Perubahan Warna : perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang bukan klorosis yang terjadi pada suatu organ (alat tanam). Prolepsis : berkembangnya tunas-tunas tidur atau istirahat (dormant) yang berada dekat di bawah bagian yang sakit, berkembang menjadi ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal dengan cepat yang juga dikenal dengan tunas air. Rontoknya alat-alat : rontoknya daun, bunga atau buah yang terjadi sebelum waktunya dan dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya. Rontoknya alat tersebut karena terbentuknya lapisan pemisah (abcission layar) yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk bulat dan satu sama lain terlepas.

Sapu (witches broom) : berkembangnya tunas-tunas ketiak atau samping yang biasanya tidur (latent) menjadi seberkas ranting-ranting rapat. Gejala ini umumnya disertai dengan terhambatnya perkembangan ruas-ruas (internodia) batang, daun pada tunas baru. Sesidia (cecidia) atau tumor : pembengkakan setempat pada jaringan tumbuhan sehingga terbentuk bintil-bintil atau bisul-bisul. Bintil ini dapat terdiri dari jaringan tanaman dengan atau tanpa koloni patogennya.

Penyebab Penyakit Tanaman

Bakteri

Jamur

Gejala :  Akar membusuk dan menjalar ke rhizoma dan umbi batang.  Daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan tidak sehat.

NEMATODA Gejala :  Tanaman yang terserang nematoda kurang segar, pertumbuhan menurun / kerdil, warna pucat, menguning dan kurang rapat rumputnya  Perakaran berubah warna jadi lebih gelap, terluka, dangkal/pendek atau bisa juga bengkak, kasar, berkurang sehingga lemah dan tidak berfungsi optimal  Tanaman yang terserang berat tidak memberikan respon yang normal terhadap penyiraman, pemupukan, fungisida, atau penambahan aerasi/coring  Tanaman yang lemah karena terserang nematoda kemudian lebih mudah terserang hama dan penyakit lain

Akar Kencur

Rimpang jahe

Penyakit virus mosaik • Gejala mosaik dapat terjadi oleh beberapa jenis virus • Ditularkan oleh bibit, kontak langsung, dan kutu daun

Terima Kasih Wasallam……

Hidrosis

Klorosis

Nekrosis

Perforasi / bercakberlobang

Busuk

Rebah Kecambah

Blendok dan Resinosis

Kanker

Layu

Mati Ujung

Daun seperti terbakar

Related Documents


More Documents from "widjie"

Buku Kepemimpinan Jawa
February 2021 0
Makalah_sql (1).docx
January 2021 1
Kopi
March 2021 0
Lp Ckd - Kmb 2 Marwah
January 2021 2