K1. Tata Graha

  • Uploaded by: marini
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View K1. Tata Graha as PDF for free.

More details

  • Words: 10,220
  • Pages: 140
Loading documents preview...
A. Pengertian Tata Graha Istilah tata graha berasal dari kata tata yang artinya menata atau mengatur, dan graha adalah rumah/wisma/hotel (bangunan). Dalam bahasa inggris tata graha disebut Housekeeping, dimana house sama artinya dengan rumah/hotel/wisma dan keeping sama artinya dengan memelihara atau merawat. Housekeeping yang dimaksud adalah departemen yang mengatur atau menata peralatan, menjaga kebersihan, memperbaiki kerusakan dan memberi dekorasi dengan tujuan agar tampak rapi, menarik dan menyenangkan bagi penghuninya. (sumber:http://wwwperhotelan.blogspot.com/2013/04/pengertian-tata-graha.html

Housekeeping berasal dari bahasa Inggris (House artinya rumah atau bangunan dan Keeping artinya memelihara, merawat, dan menjaga). Sehingga Housekeeping adalah memelihara rumah. . Namun dalam aplikasinya tidak hanya bangunan rumah yang mendapat perawatan tetapi juga segala isi perabot di dalam bangunan rumah tersebut. Pengertian Housekeeping secara luas dalam jangka pendek dapat diartikan sebagai kegiatan menjaga, memelihara dan merawat kebersihan, kerapihan dan kelengkapan suatu bangunan, baik indoor maupun outdoor, agar selalu tampak bersih, terasa nyaman, hygiene dan asri. Bangunan yang dimaksud dapat berupa rumah, apartemen, gedung perkantoran, hotel, rumah sakit, kompleks pabrik, pusat perbelanjaan dan lain-lain. (*sumber:http://www.vbook.pub.com/doc/165349055/Revisi-LaporanPraktikum-Tata-Graha#vbook.pub).

B. Jenis-jenis Tata Graha 1. Tata Graha Hotel a. Pengertian Hotel Hotel

adalah

perusahaan

atau

badan

usaha

akomodasi

yang

menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Tata graha merupakan bagian dari hotel (houseskeeping) yang salah satu fungsi bagiannya mempunyai peranan yang cukup vital dalam memberikan pelayanan kepada para tamu, terutama yang menyangkut pelayanan kenyaman dan kebersihan hotel.

Dalam melaksanakan tugas – tugas di dalam bidang pelayanan kenyamanan dan kebersihan ruangan hotel, maka bagian tata graha juga harus melakukan kerjasama dengan bagian–bagian lainnya yang terdapat di hotel, seperti bagian kantor depan hoel (front office), bagian makanan minuman (food beverage), bagian engineering, bagian akunting, dan bagian personel. b. Klasifikasi Hotel Berdasarkan SK Menparpostel RI No. PM/PW 301/PHB-77 hotel diklasifikasikan sebagai berikut: 1.

Hotel berbintang 1 (satu)

2.

Hotel berbintang 2 (dua)

3.

Hotel berbintang 3 (tiga)

4.

Hotel berbintang 4 (empat)

5.

Hotel berbintang 5 (lima)

Persyaratan hotel berbintang: 1. Dikatakan hotel berbintang satu apabila sekurang-kurangnya memiliki 15 kamar, satu kamar suite room, memiliki restaurant dan bar. 2. Dikatakan hotel berbintang dua apabila sekurang-kurangnya memiliki 20 kamar, dua suite room, memiliki restaurant dan bar. 3. Dikatakan hotel berbintang tiga apabila sekurang-kurangnya memiliki 30 kamar, tiga suite room, memiliki restaurant dan bar. 4. Dikatakan hotel berbintang empat apabila sekurang-kurangnya memiliki 50 kamar, empat suite room, memiliki restaurant dan bar. 5. Dikatakan hotel berbintang lima apabila sekurang-kurangnya memiliki 100 kamar, lima suite room, memiliki restaurant dan bar. (sumber : Berdasarkan SK Menparpostel RI No. PM/PW 301/PHB- 77)

c. Tanggung Jawab Bagian Tata Graha Tanggung jawab bagian tata graha dapat dikatakan mulai dari pengurusan tentang bahan-bahan yang terbuang dari kain seperti taplak meja, sprei, sarung bantal, korden, menjaga kerapian dan kebersihan ruangan beserta perlengkapannya, sampai pada program pengadaan, penggantian peralatan dan perlengkapan, serta serta pemeliharaan seluruh ruangan hotel. Melihat ruang lingkup tanggung jawab bagian tata graha tersebut, maka yang dimaksud ruangan-ruangan hotel terdiri dari kamar-kamar tamu, ruang rapat, ruang umum seperti lobby, corridor, restoran yang kesemuanya itu disebut sebagai front of the house. Di samping itu, bagian tata graha juga bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian bagian back-of-the-house seperti bagian dapur, ruang makan karyawan, ruang ganti pakaian karyawan, ruang kantor dan sebagainya.

Tugas dan tanggung jawab Housekeeping saling berhubungan demi menciptakan kinerja yang baik sehingga semua pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan utama yaitu tamu merasa puas akan pelayanan yang diberikan. a.

Tugas bagian tata graha atau Housekeeping : 1.

Menciptakan suasana hotel yang bersih, menarik nyaman, dan aman.

2.

Memberikan pelayanan dikamar dengan sebaik-baiknya kepada tamu supaya tamu merasa puas saat berkunjung maupun menginap di hotel.

3.

Memilih dan menentukan cleaning equipment dan cleaning material yang sesuai dengan kebutuhan.

4.

Mengusahakan terbinanya kerja sama antar semua department yang ada di hotel.

5.

Penyiapan, penataan, dan pemeliharaan kamar yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kebersihan seluruh outlet dan ruangan umum hotel

b. . Tanggung jawab housekeeping antara lain meliputi: 1.

Ruang tamu (guest room)

2.

Gang (corridor)

3.

Restoran dan Banguet (Restaurant dan Benguet hall)

4.

Toilet umum

5.

Ruang kantor

6.

Toilet karyawan

7.

Loker karyawan

8.

Taman didalam dan diluar ruangan

9.

Kolam renang

10. Ruang laundri

11. Kantor-kantor manajemen 12. Ruang linen dan ruang jahit 13. Halaman parkir (*sumber : http://keslingii.blogspot.com/2012/04/makalah-tata-graha.html). Berkaitan dengan peranan dan fungsi bagian tata graha, maka para karyawan bagian tata graha di tuntut untuk memiliki perilaku, pengetahuan, dan keterampilan tentang bagaimana menjaga kerapian dan kebersihan ruangan hotel dengan menggunakan teknik dan prosedur serta peralatan yang benar. Dengan demikian dapat menjamin kualitas pelayanan yang sesuai dengan keinginan tamu.

d. Struktur Organisasi Hotel Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menunjukan bagianbagian yang ada dalam organisasi, dan susunan orang-orang dengan jabatannya masing-masing dalam setiap bagian yang mempunyai kesepakatan bersama secara formal (dalam organisasi formal) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dimana orang-orang tersebut berada.

Adapun organisasi itu sendiri memiliki pengertian, sebagai suatu wadah orang-orang yang terdiri atasan dan bawahan untuk saling bekerja sama dengan menggunakan prinsip-prinsip organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu merupakan wadah orang-orang yang saling bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi. Adapun yang dimaksud dengan prinsip-prinsip organisasi adalah : 1. Prinsip kesatuan komando 2. Prinsip pembagian divisi kerja yang jelas 3. Prinsip rentang kendali 4. Prinsip pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

Gambar 1.1 Strukture Organisasi Hotel

e. Tugas dan wewenang dalam Tata Graha Hotel 1. Executive Housekeeper Executive housekeeper adalah jabatan seorang yang bertanggung jawab terhadap kelancaran oprasional bagain tata graha. Seperti layaknya seorang manajer, executive housekeeper selalu berusaha memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang telah digariskan oleh manajemen. Sumber-sumber tersebut termasuk sumber daya manusia, energi, uang waktu, metode kerja, material, energi dan peralatan yang pada dasarnya dapat dikatakan dalam jumlah yang terbatas. Oleh karena keterbatasan tersebut maka executive housekeeper selalu berusaha memanfaatkan secara efektif dan efisien. Harapan-harapan tamu yang menginap di hotel dewasa ini dirasakan semakin bertambah seiring dengan perkembangan usaha perhotelan dewasa ini.

2. Bagian Ruangan Tamu (room section) Bagian ruang tamu (room section) mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan atau kebersihan, kerapian, dan kelengkapan kamar, kamar tamu. Adapun petugas yang melaksanakan pembersihan, merapikan dan melengkapi kebutuhan tamu dikamar (seperti sabun mandi, handuk, dan keperluan-keperluan lain) adalah pramugraha atau roomboy. Sedangkan pengawasan terhadap proses pekerjaan yang dilaksanakan oleh roomboy tersebut adalah room supervisor. 3. Bagian Ruangan Umum (Public Area Section) Bagian ruangan umum (public area section) adalah bagian yang mempunyai tanggung jawab menjaga dan atau memelihara kebersihan, kerapian dan kelengkapan kebutuhan ruangan umum.

4. Bagian Linan (Linen Section) Bagian linan (linen section) adalah bagian yang bertanggung jawab atas penyuimpanan, penyediaan, kelengkapan, kebersihan dan kerapian seluruh jenis-jenis linan yang dibutuhkan untuk seluruh jenis-jenis linan yang dibutuhkan untuk keperluan operasional hotel. Bagian linan juga memberikan masukan-masukan ataupun saran-saran tentang kualitas jenis linan yang akan dibeli. a. Jenis-Jenis Linan 1. Linan kamar tidur (bedclinen) a)

Sprei (sheet)

b)

Sarung bantal (pillow case)

c)

Selimut (blanket)

d)

Bed cover (penutup tempat tidur)

e)

Tilam kasur (mattres pad)

2. Linan kamar mandi a)

Handuk mandi (bath towel)

b)

Handuk tangan(hand towel)

c)

Handuk muka(face towel)

d)

Alas kaki/keset(bath mat)

3. Linan restoran a)

Taplak meja (table cloth)

b)

Guest napkin

c)

Tray cloth

d)

Service napkin, dan sebagainya Dan penugasan linan atau pembersihan linan ini dilakukan setiap saat tamu hotel check out, dan atau setelah menggunakan fasilitas dari linan tersebut.

4. Bagian Binatu (Laundry) Bagian binatu (laundry) mempunyai tanggung jawab melaksankan pemeliharaan seluruh jenis linan yang dipergunakan oleh oprasional hotel. Pemeliharaan tersebut dilakukan dengan cara pencucian, pengeringan, dan pelipatan sehingga siap unuk dipergunakan. Disamping melakukan pemeliharaan seluruh jenis-jenis linan yang digunakan oleh hotel, bagian binatu juga menerima pekerjaan cucian pakaian tamu (valet), dan juga pencucian pakaian seragam karyawan hotel. 5. Kebutuhan Jumlah Pramugraha Kegiatan menentukan jumlah pramugraha (roomboy) yang diperlukan untuk membersihkan kamar dalam tingkat huni kamar tertentu, dapat disebut staffing. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menetukan jumlah pramugraha, ialah :

a. Menetukan luas keadaan kamar yang akan dibersihkan.

b. Menetukan jenis pekerjaan apa yang akan dilakukan, seperti membersihkan debu kamar (dusting), membersihkan karpet (vacuuming). 1. Jenis dan frekuensi pembersihan ruangan No

Pekerjaan

1

Kode

Ruangan

Frekuensi

Dam Sweeping DS

Lobby

Setiap Hari

2

vacuuming

VC

Corridor

Setiap Hari

3

Shampooing

SH

Corridor

Setiap Hari

4

Dustin

DT

Lobby Utama Setiap Hari

5

Waxing

WX

Lobby Utama Berkala

c. Tingkat kemampuan pramugraha, seperti keterampilan, pengetahuan

dan perilaku dalam melaksanakan tugasnya yang pembersihan kamar dengan peralatan pembersihan yang tersedia. d. Waktu atau jam produktif yang dipergunakan setiap pramugraha. Waktu produktif adalah jumlah waktu keseluruhan kerja dalam satu shift yaitu 8 jam/480menit. f. Pembagian Tuigas dalam Tata Graha Hotel 1. Executive Housekeeping a)

Bertanggung jawab atas jalannya operasional area housekeeping departement

b)

Mengawasi jalannya operasional housekeeping department

c)

Membuat laporan daily productivity pada housekeeping department

2. Assistant Housekeeper a)

Membantu executive housekeeping dalam menjalankan tugasnya

b)

Mengawasi pengadaan barang yang dugunakan pada housekeeping department

c)

Menyusun project yang dilaksanakan oleh Room Attendant dan Public Area Attendant

3. Housekeeping Supervisor a)

Mengawasi pekerjaan room attendant

b)

Mengecek kebersihan kamar tamu

c)

Mengecek tamu penting (VIP Guest) yang menginap di hotel

d)

Menangani keluhan tamu

a)

Mengawasi pekerjaan Public Area Attendant

b)

Bertanggung jawab atas floor section

c)

Membuat room work sheet

4. Room Attendant a)

Membersihkan kamar tamu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pihak hotel

b)

Melakukan prosedur Turndown service pada waktu sore hari

c)

Menjaga kebersihan pantri pada floor sectionnya masing-masing

d)

Memelihara dan menjaga kebersihan serta kelengkapan peralatan yang digunakan

5. Public Area Attendant a)

Menjaga kebersihan lobby area

b)

Menjaga kebersihan area karyawan

c)

Menjaga kebersihan area umum yang ada di hotel

d)

Menjaga kebersihan loker karyawan

6. Public Area Attendant a)

Menjaga kebersihan lobby area

b)

Menjaga kebersihan area karyawan

c)

Menjaga kebersihan area umum yang ada di hotel

d)

Menjaga kebersihan loker karyawan

7. Gardening Section a) Merawat tanaman b) Mengatur penempatan tanaman c) Mengembangkan tanaman 8. Swimming pool section a) Menjaga kebersihan kolam berenang b) Menjaga kerapian kolam berenang c) Menjaga kenyamanan kolam berenang

g. Bagian Housekeeping dan Fasilitas Kegiatan House Keeping dibagi menjadi beberapa seksi 1.

Room Section

: Bagian kamar-kamar room section disebut

Floor/Area Section. 2.

Houseman

: Bagian yang membersihkan public space and

all area dan penataan ruangan event. 3.

Linen & Uniform

: Bagian yang menangani linen-linen yang

digunakan di kamar-kamar tamu maupun fasilitas yang ada di food & beverage serta mengurus pakaian seragam dari seluruh pegawai hotel. 4.

Gardener

: Bagian yang menangani taman dan kebun.

5.

Pool Section

: Bagian yang menangani kolam renang.

6.

Incinerator Section

: Bagian pengelolaan pembakaran sampah.

7.

Upholstery Section

: Bagian reparasi mebel, karpet.

b. Fasilitas dan Kegiatan 1. Public Area

Seksi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, kerapian, keindahan dan kenyamanan seluruh area hotel, baik yang ada diluar gedung maupun didalam gedung hotel, antara lain Lobby area, restroom, restaurant, meeting room, garden, parking area dan fasilitas untuk karyawan hotel.

2. Room section

Seksi yang mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan dan menjaga kebersihan, kerapian dan kelengkapan kamar tamu.

3. Laundry

Seksi yang mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan linen-linen yang bersih untuk keperluaan kamar, restauran dan meeting room, menyediakan seragam bersih bagi karyawan dan membersihkan pakaian tamu yang kotor.

4. Linen dan Uniform

Seksi yang bertanggung jawab untuk mengelola sirkulasi dan penyediaan seluruh linen dan uniform bagi karyawan.

5. Florist

Seksi yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan merangkai bungabunga yang segar untuk memperindah dekorasi dalam hotel.

2. Tata Graha Rumah Sakit a. Pengertian Rumah sakit Rumah

sakit

adalah

institusi

pelayanan

kesehatan

yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.(Men Kes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Pengertian Rumah sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI, 2004).

b. Struktur Organisasi Tata Graha Rumah Sakit Gambar 1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit

c. Bagian-Bagian Tata Graha Rumah Sakit 1) Ruangan direktur utama Ruangan direktur utama harus didesain sedemikian rupa yang memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis agar terciptanya rasa aman dan nyaman. Tugas direktur utama yaitu Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi, keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan. Tugas tersebut dilakukan pada saat tertentu baik harian, mingguan,bulanan,maupun tahunan.

2) Bagian Ruangan Umum (public area section) Public area section adalah bagian yang mempunyai tanggung jawab menjaga dan atau memelihara kebersihan, kerapian dan kelengkapan kebutuhan ruangan umum. Pekerjaan tersebut dilakasanakan oleh seorang petugas yang disebut houseman, dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Public Area Supervisor, atau biasa disebut juga Houseman Supervisor. a) Houseman suvervisor Menjaga kebersihan ruangan seperti ruangan pasien,ruangan lobi, lantai ,toilet, loker dan bagian umum lainnya. Untuk pengerjaan dilakukaan 1 kali yaitu pada pagi hari dan juga dilakukan pada saat dimana terdapat kotoran.

3) Bagian Linan Bagian linan (linen section) adalah bagian yang bertanggung jawab atas penyimpanan, penyediaan, kelengkapan, kebersihan dan kerapian seluruh jenis-jenis linan yang dibutuhkan untuk keperluan operasional rumah sakit. Bagian linan juga memberikan masukan-masukan ataupun

saran-saran

tentang kualitas jenis linan yang akan dibeli. a) Linen section bertugas untuk penyediaan bahan bahan seperti sepray,bed. linen section bertugas dua kali sehari. Yaitu mengangkut bahan kotor dan menyediakan bahan bersih. Bahan kotor dilakukan pukul 07:00 – 09:00 wib sedangkan pengangkutan bahan bersih pukul 10: 00 – 12 : 00.

Ahli Medis berkerja sesuai sip-sip, sip 1 dimulai pukul 06:30 – 16:40 WIB sedangkan sip 2 dimulai pukul 17 : 00 - 06 : 00 WIB. 6) Koordinator Keamanan Koordinator keamanan yaitu orang bertugas dalam keamanan baik didalam ruangan maupun diluar ruangan. Tugas koordinator keamanan yaitu mulai pukul 06 : 30 – 16 : 40 WIB dan Sip ke 2 mulai pukul 17 : 00 – 06 : 00 WIB. 7) Koordinator IPAL Koordinator IPAL yaitu orang yang bertugas mengawasi dan bertanggung jawab dalam pengolahan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair

4) Bagian Binatu Bagian binatu (laundry) mempunyai tanggung jawab melaksanakan pemeliharaan seluruh jenis linan yang dipergunakan oleh operasional rumah sakit. Pemeliharaan tersebut dilakukan dengan cara pencucian, pengeringan, dan pelipatan sehingga siap unuk dipergunakan. Disamping melakukan pemeliharaan seluruh jenis-jenis linan yang digunakan oleh rumah Sakit seperti sepray, bed cover, selimut, dan bahan bahan medis lainnya. Binatu bekerja sama dengan linan, waktu pengerjaan binatu yaitu pukul 07 : 00 – 09 : 00 WIB . 5) Ruang Medis Ahli Medis Merupakan orang kompetensi dalam bidangnya yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan bertanggung jawab dalam ruangannya tersebut.

d. Fasilitas-fasilitas yang ada di Rumah Sakit 1. Instalasi Unggulan

Rumah Sakit Umum Daerah memiliki pelayanan unggulan, yakni Fasilitas VIP, Unit Haemodialisa (Cuci Darah), serta Ruang Instalasi Rehabilitasi Medik. 2. Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Jalan melayani kunjungan rawat jalan dari pukul 07.00 sampai pukul 12.00 pada pagi hari. 3. Instalasi Gawat Darurat Pelayanan Gawat Darurat 24 jam didukung tenaga medis dan paramedis dengan sertifikasi PPGD. Guna menunjang pelayanan, Instalasi ini dilengkapi dengan 5 mobil ambulance.

4. Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Inap memberikan fasilitas yang sangat nyaman dan berbagai pilihan. Setiap ruangan (kamar) memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti pendingin ruangan (AC), Kamar mandi bersih, dan Televisi. 5. Instalasi Penunjang Medis Pelayanan penunjang memberikan pelayanan 24 jam setiap harinya. Dilengkapi dengan alat-alat yang mendukung serta teknologi yang mutakhir. 6. Instalasi Umum Disediakan pula fasilitas-fasilitas pendukung lain dalam rangka mewujudkan pelayanan prima seperti : Bank, tempat parkir yang luas dan aman, masjid dan musholla yang indah serta asri dengan lokasi yang dekat dengan ruang perawatan.

a. Aspek Kerumahtanggaan (House Keeping) Rumah Sakit

1. Kebersihan gedung secara keseluruhan. 2. Kebersihan dinding dan lantai. 3. Pemeriksaan karpet lantai. 4. Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet. 5. Penghawaan dan pembersihan udara. 6. Gudang dan ruangan. 7. Pelayanan makanan dan minuman. b. Aspek Khusus Sanitasi. 1. Penanganan sampah kering mudah terbakar. 2. Pembuangan sampah basah. 3. Pembuangan sampah kering tidak mudah terbakar. 4. Tipe incinerator Rumah Sakit.

5. Kesehatan kerja dan proses-proses operasional. 6. Pencahayaan dan instalasi listrik. 7. Radiasi. 8. Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian. 9. Teknik-teknik aseptik. 10. Tempat cuci tangan. 11. Pakaian operasi. 12. Sistim isolasi sempurna c. Aspek dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi. 1. Sumber-sumber kontaminasi. 2. Dekontaminasi peralatan pengobatan pernafasan. 3. Dekontaminasi peralatan ruang ganti pakaian.

4. Dekontaminasi dan sterilisasi air,makanan dan alat-alat pengobatan. 5. Sterilisasi kering. 6. Metoda kimiawi pembersihan dan disinfeksi. 7. Faktor-faktor pengaruh aksi bahan kimia. 8. Macam-macam disinfektan kimia. 9. Sterilisasi gas. d. Aspek pengendalian serangga dan binatang pengganggu. Pengendalian vektor dalam rumah sakit yaitu dengan menggunakan Lampu LED Blue yaitu untuk mengendalikan vektor nyamuk yang terdapat dirumah biasanya lampu tersebut terdapat di sudut-sudut ruangan.

e. Aspek pengawasan pasien dan pengunjung Rumah Sakit : 1.

Penanganan petugas yang terinfeksi.

2.

Pengawasan pengunjung Rumah Sakit.

3.

Keamanan dan keselamatan pasien.

f. Peraturan perundang-undangan di bidang Sanitasi g. Aspek penanggulangan bencana. h. Aspek pengawasan kesehatan petugas laboratorium. i. Aspek penanganan bahan-bahan radioaktif. j. Aspek standarisasi sanitasi Rumah Sakit.

Rumah Sakit.

Dari lingkup sanitasi yang begitu luas tersebut yang paling penting untuk dikembangkan adalah menyangkut : a.

Program sanitasi kerumahtanggaan yang meliputi penyehatan ruang dan bangunan serta lingkungan RS.

b.

Program

sanitasi

dasar,

yang

meliputipenyediaan

air

minum,

pengelolaan kotoran cair dan padat, penyehatan makanan dan minuman, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu. c.

Program dekontaminasi yang meliputi kontaminasi lingkungan karena mikroba, bahan kimia dan radiasi.

d.

Program penyuluhan.

e.

Program pengembangan manajemen dan perundang-undangan yang meliputi penyusunan norma dan standar serta pengembangan tenaga sanitasi RS melalui pelatihan, konsultasi.

e. Sanitasi dalam Tata Graha Rumah Sakit

1) Pengolahan air bersih Air yang digunakan dalam tata graha rumah sakit yaitu air PDAM. Sebelum didistribusikan ke ruangan-ruangan akan ditampung bak penampung kemudian disedot dengan menggunakan alat pompa vacum dan dialirkan keruangan- ruangan. Adapun waktu waktu pengaliran yaitu mulai pukul 05: 00-07 : 00 WIB dan sedangkan sore hari mulai pukul 16 : 00 – 18 : 00 WIB. 2) Pengolahan Sampah Pengolahan sampah medis dimulai dari pemisahan, penampungan, pengangkutan.

a) Pemisahan Golongan A yaitu terdiri dressing bedah yang kotor. Sampah dari haemodialisis, limbah dari unit lain. Golongan B yaitu terdiri dari syringe bekas , jarum, pecahan gelas, dan benda tajam lainnya. b) Penampungan Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan.

Sementara

ke incinerator atau

menunggu

pengangkutan

pengangkutan oleh

dinas

untuk

kebersihan

ketentuan yang ditunjuk), sampah tersebut hendaknya :

dibawa (atau

c) Pengangkutan Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong. Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain sedemikian rupa sehingga : – Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus – Tidak akan menjadi sarang serangga – Mudah dibersihkan dan dikeringkan – Sampan tidak menempel pada alat angkut – Sampan mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali

– Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat. – Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah. – Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes, dan disediakan sarana pencuci. – Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dari binatang, dan bebas dari infestasi serangga dan tikus. – Terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin). – Sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan (jadi bisa digolongkan dalam sampah klinis), dapat ditampung bersama sampah lain sambil menunggu pengangkutan

d) Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat lain : – Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang dibawa. – Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah.

3) Pengendalian vektor Pengendalian vektor dalam rumah sakit yaitu dengan menggunakan Lampu LED Blue yaitu untuk mengendalikan vektor nyamuk yang terdapat dirumah biasanya lampu tersebut terdapat di sudut-sudut ruangan. e. Persyaratan Sanitasi Rumah Sakit 1) Merawat Ruang atau kamar Rumah Sakit a)

Ruangan dibersihkan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.

b) Ruangan dalam tata graha rumah sakit terdiri dari ruang rawat inap, ruang penunjang ,ruang laboratorium, ruang rawat jalan, ruang farmasi dan ruang linen. c) Ruang rawat inap terdiri dari 9 kamar.

2) Mengatur suhu kamar

Kamar operasi

23-25C

Kamar pulih

24-25C

Kamar bersalin

22-25C

Kamar

perawatan

bayi Kamar

observasi

bayi

26-27C 26-27C

Perawatan prematur

26-27C

ICU

26-27C

Ruang rawat

22-27C

1) Mengatur kelembaban Kamar operasi

50-60 %RH

Kamar pulih

50-60 %RH

Kamar bersalin

50-60 %RH

Kamar perawatan bayi Kamar

observasi

bayi Perawatan prematur

40-50 %RH 40-50 %RH 50-60 %RH

ICU

50-60 %RH

Ruang rawat

50-60%RH

2) Mengawasi tekanan udara Ruang

Tekanan Udara

Kamar operasi Kamar

gawat

darurat

Positif Positif

Kamar perawatan

Positif

Ruang ICU

Positif

Ruang pulih

Imbang

Ruang flourokopi

Negatif

Ruang fisioterapi

Negatif

Ruang kotor

Negatif

Toilet

Negatif

Kamar mandi

Negatif

3) Mengawasi kebisingan Kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45 dBA,diruang poliklinik maksimum 80 dBA, laboratorium maksimum 68 dBA, ruang cuci dapur maksimum 78 dB. 4) Menyediakan air bersih Penyediaan pelayanan kesehatan di

rumah sakit memerlukan air

bersih. Air ini bisa didapat dari air PDAM. Apabila PDAM tidak dapat memasok air cukup untuk rumah sakit maka bisa diambil dari air tanah. Air tanah lebih mudah mengolahnya menjadi air yang memenuhi persyaratan dibandingkan dengan apabila rumah sakit harus menggunakan air permukaan.

Kualitas dan kuantitas air yang dibutuhkan rumah sakit harus terjamin sesuai dengan persyaratan peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 2002. Perhitungan rumah sakit setiap harinya membutuhkan air sebanyak 220-300 liter per tempat tidur , untuk rumah sakit tertentu bisa mencapai 500 liter per tempat tidur. Air panas untuk badkuip jangan melebihi suhu 40C, apabila yang tersedia melebihi 40 maka harus ada kran pencampur air dingin. Air panas yang tersedia jangan melebihi 60C. Kebutuhan air dikamar cucu (laundry) sebanyak 40 L/kg cucian, 60% dari jumlah ini berupa air panas.

  a. Pengertian Sekolah 3. Tata Graha Sekolah Sekolah adalah suatu lembaga atau bangunan sebagai tempat untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran (media info pendidikan,2013). Pengertian bangunan

yang

mengatur

tata

graha

atau

sekolah

menata

adalah

suatu

peralatan,menjaga

kebersihan,memperbaiki kerusakan dan memberi dekorasi dengan tujuan agar tempat tinggal tampak rapi,menarik dan menyenangkan bagi penghuninya. (media info pendidikan,2013).

Struktur Organisasi Sekolah Gambar 1.6

b. Bagian-bagian Tata Graha Sekolah Kepala sekolah, staf tata usaha, guru dan orang-orang yang bekerja di kantor-kantor pendidikan dan pusat-pusat latihan atau kursus. Pelaksana manajemen di pusat-pusat latihan mempunyai peranan dan tugas seperti pelaksana di sekolah. Tetapi pelaksanaan manajemen di kantor-kantor pendidikan agak berbeda dengan manajemen di sekolah. Pelaksana manajemen di kantor-kantor pendidikan merupakan pelayanan tidak langsung terhadap kegiatan belajar mengajar. Kegiatannya adalah mengurus kurikulum, sarana, personil, siswa, biaya dll kegiatan yang bersifat memperlancar pekerjaan guru dan siswa yang terlibat langsung dalam kegiatan mendidik. Adapun area yang harus diperhatikan sebagai berikut :

1. Kelas Ruang atau ruang Tatap Muka, ruang ini berfungsi sebagai ruangan tempat siswa menerima pelajaran melalui proses interaktif antara peserta didik dengan pendidik, ruang belajar terdiri dari berbagai ukuran, dan fungsi.Sistem kelas terbagi 2 jenis yaitu kelas berpindah (moving class) dan kelas

tetap

(remainingclass) Pada sekolah areanya meliputi antara lain : meja, kursi, . Bagian-bagian yang harus dibersihkan pada dasarnya meliputi : langit-langit, dinding beserta hiasannya, lampu-lampu dengan kapnya, kipas angin, jam dinding, keranjang sampah, pot dan tanaman, serta lantai. 2. Ruang praktek Ruang yang didesain untuk melakukaan aktifitas praktek dan untuk mengaplikasikaan kegiatan (Media info pendidikan : 2013).

2. Ruang Praktik /Laboratorium ruang yang berfungsi sebagai ruang tempat peserta didik menggali ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahlian melalui praktik, latihan, penelitian, percobaan. Ruang ini mempunyai kekhususan dan diberi nama sesuai kekhususannya tersebut, diantaranya: – Laboratorium Fisika/Kimia/Biologi, – Laboratorium bahasa, – Laboratorium komputer, – Ruang keterampilan, dll 3. Ruang Guru Ruang guru adalah ruang para guru beristirahat atau mengerjakn tugas mereka, ruang guru juga bisa dipakai untuk menyimpan dokumendokumen penting tentang anak didik mereka.

Ruang kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan melakukan proses administrasi sekolah tersebut, pada institusi yang lebih besar ruang kantor merupakan sebuah gedung yang terpisah. 4. Perpustakaan Perpustakaan Sebagai satu institusi yang bergerak dalam bidang keilmuan, maka keberadaan perpustakaan sangat penting.Untuk meminjam buku, murid terlebih dahulu harus mempunyai kartu peminjaman agar dapat meminjam sebuah buku. 5. Toilet Toilet adalah sebuah ruangan yang dirancang khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, aman dan higienis (Kementrian Pekerjaan Umum).

6. UKS Menurut Departemen Pendidikan & Kebudayaan, UKS adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan yankes di sekolah, perguruan agama serta usahausaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan dilin program Lingkungan sekolah. 7. Halaman/Lapangan merupakan area umum yang mempunyai berbagai fungsi diantaranya: a. Tempat

upacara

b. Tempat olahraga c. Tempat kegiatan luar ruangan d. Tempat latihan e. Tempat bermain/beristirahat

8. Ruang lain : a. Kantin b. Ruang organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka, dll) c. Ruang Komite d. Ruang keamanan e. Ruang produksi, penyiaran dll.

c. Persyaratan Kesehatan Lingkungan bangunan Sekolah 1. Bangunan Struktur bangunan yang direncanakan harus sederhana, struktur yang sederhana akan tahan pada kondisi gempa bumi yang keras. Struktur bangunan sekolah pada umumnya bersifat sederhana, Apabila dimensi ruang kelas dengan ukuran simetriadalah 8 m x 8 m, maka ketentuan ideal adalah maksimal 2 (dua) lokal dalam satu unit bangunan.

Sehingga apabila akan dibangun 2 (dua) lokal tambahan, harus dalam unit bangunan yang terpisah. Dimana masing-masing unit bangunan diberi celah dilatasi ± 10 cm (Artikel Teknik sipil,2012). 2) Kontruksi bangunan Tinggi bangunan sekolah sebaiknya tidak melebihi empat kali lebar bangunan. 1) Standar sarana prasarana untuk SMA menetapkan bahwa jumlah lantai maksimum untuk bangunan sekolah adalah 3 (tiga) lantai. 2) Dengan lebar bangunan 8 m serta jarak antar as lantai bangunan adalah 4 m, maka apabila jumlah lantai bangunan sekolah adalah 3(tiga) lantai, dipastikan tidak melebihi 4 x lebar bangunan.

Bangunan sekolah dengan jumlah lantai 4 (empat), direkomendasikan

3)

memiliki lebar bangunan 8 m atau tidak melebihi rasio tinggi dan lebar bangunan yang ditetapkan. 3) Atap Atap harus tidak bocor, tidak menjadi genangan air atap dan talang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah dan leptospirosis, langit-langit tinggi minimal 2,5m, mudah dibersihkan. 4) Dinding Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan seperti asthma atau penyakit saluran pernafasan.

5) Lantai Lantai kedap air, rata, tidak licin, mudah dibersihkan, lantai kontak air kemiringan 2/34. Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi kenyamanan dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat menyebabkan kelembaban Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang biaknya bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakit seperti TBC, ISPA dan lainnya. 6) Ventilasi Hal paling mendasar yang bisa dilakukan dalam menjaga tingkat kesejukan udara adalah dengan membuat suhu panas keluar dan udara dingin masuk melalui ventilasi.

Tujuan Ventilasi seperti menjamin udara dalam ruang tetap baik, atau bisa diberi ventilasi mekanis. Menyediakan udara bersih dan oksigen yang cukup untuk kebutuhan pernapasan siswa dan proses kegiatan didalam ruang belajar, Mengencerkan konsentrasi gas-gas beracun dan berbahaya dan debu di dalam , dan Menjaga suhu dan kelembaban udara sehingga dapat menjaga kenyamanan siswa. Pencahayaan masuk kedalam kelas sebesar 250 Luxmeter. 7) Pintu Umumnya ukuran pintu adalah 2x3 Meter, ruang kelas memiliki kelayakaan dan standar tertentu misalnya ukuran penchayaan masuknya sinar matahari masuk ke dalam ruang kelas dan sirkulasi udara harus masuk.

8) Tangga Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti kemiringan, lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi menimbulkan kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalah lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga > 150 cm serta mempunyai pegangan tangan. 9) Papan tulis Jarak papan tulis dengan murid terdepan < 2,5 meter akan mengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup ketika menghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama akan berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis dengan murid paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguan konsentrasi belajar

10) Kepadatan kelas Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas yang tidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya prosentase ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko penularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas ruangan 1,75 M2. 11) Ketersediaan tempat cuci tangan Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak di luar ruangan. 12) Kebisingan Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari luar sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi konsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress. 13) Pencahayaan Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit).

d. Persyaratan sanitasi ruangan 1) Bersih Ruangan harus bersih, tidak berdebu dan harus dibersihkaan setiap harinya agar tidak timbulnya penyakit. 2) Tersedia tempat sampah Tempat sampah harus tersedia di depan kelas agar tidak menumpuknya sampah di dalam ruangan,dan dibedakan sampah anorganik dan organik. 3) Bebas dari serangga dan tikus Ruangan harus jauh dari tempat pembuangan sampah agar vektor dan binatang penggangu tidak masuk ke dalam ruangan.

4) Ketersediaan tempat cuci tangan Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%.Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak di luar ruangan. 5) Suhu dan Kelembaban Suhu pada ruangan mencapai 20-30C dan kelembaban pada rungan mencapai 40-70%. Bila rumah terlalu lembab, biasanya suhu ruangan akan terasa gerah dan pengap karena itulah diperlukan ventilasi yang bisa berfungsi sebagai pengatur kelembaban udara.

e. Persyaratan kesehatan ruangan 1) Penyediaan air bersih, kualitas dan kuantitas memenuhi syarat. Selalu tersedia pada setiap kegiatan, ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas muklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari. Tersedia air dengan kulitas sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku (Permenkes No. 416/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air). Kapasitas air harus memenuhi persyaratan air yang tersedia pada setiap tempat kegiatan secara berkesinambungan.

Distribusi air harus menggunakan sistem persiapan dan mengalir dengan tekanan positif serta terhindar dari cemaran silang. 2) Pembungan air limbah sistem tertutup, kedap air, dan diolah Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan dan bersarangnya tikus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan menularkan penyakit seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah). 3) Tempat sampah kuat, tahan karat, tahan air, mudah dibuka dan ditutup Sampah setiap hari dibuang ada pengumpul sampah, penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak.

4) Pengendalian vektor Pengendalian vektor termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus dan nyamuk. Tikus merupakan vektor penyakit pes, leptospirosis, selain sebagai vektor penyakit, tikus juga dapat merusak bangunan dan instalasi listrik. Hal ini meningkatkan resiko penularan penyakit dan juga menimbulkan terjadinya arus pendek pada aliran listrik. Nyamuk merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk tertentu menularkan jenis penyakit yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypty dapat menyebabkan demam berdarah.

5) Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir) Kamar mandi adalah bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk. WC dan urinoir Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut (diare, cacingan, hepatitis ). Penyakit ini ditularkan melalui air, tangan, makanan dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam hal jumlahnya. Perbandingannya adalah 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC untuk 40 siswa. (*sumber : http://tyamsii.blogspot.com/2012/12/sanitasi-hotel.html).

 

4. Tata Graha Tempat Tinggal a. Pengertian Tempat Tinggal Pengertian tata graha tempat tinggal adalah departemen yang mengatur atau menata peralatan,menjaga kebersihan,memperbaiki kerusakan dan memberi dekorasi dengan tujuan agar tempat tinggal tampak rapi,menarik dan menyenangkan bagi penghuninya. Pengertian Tempat tinggal : Sebuah tempat tinggal biasanya berwujud bangunan rumah, tempat berteduh atau struktur lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Istilah ini dapat digunakan untuk rupa-rupa tempat tinggal, mulai dari tenda-tenda nomaden hingga apartemen-apartemen bertingkat. Dalam konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan rumah, kediaman, akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain.

Secara umum, dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya ( Hujan, Matahari, dll ) Serta merupakan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Namun, pengertian rumah juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik dan psikologis. 1. Secara Fisik Dari segi fisik rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari berpergian, bekerja, tempat tidur dan beristirahat memulihkan kondisi fisik dan mental yang letih dari melaksanakan tugas sehari-hari. 2. Secara Psikologis Ditinjau dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram,

damai, menyenangkan bagi penghuninya. rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi dan suasana daripada kondisi dan keadaan fisik rumah itu sendiri. Rumah atau tempat tinggal pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik,

kimia,

biologi

didalam

rumah

dan

perumahan

sehingga

memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Rumah sehat adalah kondisi fisik , kimia, biologi, didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat, maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh , antara lain : a. Sirkulasi udara yang baik. b. Penerangan yang cukup. c. Air bersih terpenuhi. d. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran. e. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lengkap serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau , remesan air kotor, maupun udara kotor.

Hubungan Rumah Yang Terlalu Sempit Dan Kejadian Penyakit. a. Kebersihan udara b. Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang c. Memudahkan terjadinya penularan penyakit d. Privacy dari tiap anggota keluarga terganggu Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai : a.

Mencegah terjadinya penyakit

b.

Mencegah terjadinya kecelakaan

a.

aman dan nyaman bagi penghuninya

b.

Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

sumber

:

http://dsweetestcandy.blogspot.com/2009/10/makalah-

perumahan-sehat_12.html b. Struktur Organisasi Tempat Tinggal Struktur organisasi adalah bagan yang menunjukan bagian yang berperan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan maksud dari owner house yang dibantu petugas seperti helper, dan washer.

c. Bagian-Bagian Tata Graha Tempat Tinggal 1. Owner House Owner house atau pemilik rumah adalah penanggung jawab penuh terhadap tata graha tempat tinggal/rumah. Owner house biasanya memanagemen housekeeping bertujuan untuk mendapatkan kenyamanan, keindahan, dan kerapian dengan fasilitas yang dapat mendukung housekeeping. Sebagai owner house pada tempat tinggal yaitu kepala keluarga. 2. Bagian Ruang Kamar, Ruang Keluarga Bagian ruang kamar juga mempunyai tanggung jawab menjaga kerapian, keindahan, kebersihan, kerapian dan kelengkapan kamar.

3. Bagian Ruangan Umum Bagian ruang umum pada tempat tinggal/rumah antara lain ruang tamu, halaman luar rumah, dan tempat parkir. Bagian ini juga mempunyai tanggung jawab untuk memelihara menjaga kebersihan keindahan dan kerapian ruangan umum tersebut. Bagian ruang umum terdiri dari ruang tamu, halaman depan rumah dan teras rumah. 4. Bagian Ruang Food dan Beverages Bagian ruang ini bertanggung jawab dalam penataan ruang untuk penyediaan makanan dan minuman dalam tempat tinggal tersebut. Bagian ini bertanggung jawab untuk menjaga kualitas dari makanan dan minuman yang disediakan.

5. Bagian Binatu Bagian binatu pada tempat tinggal yaitu biasanya dibagian belakang dimana berfungsi sebagai tempat pembersihan linan yang terdiri dari pencucian, pengeringan, dan pelipatan, sehingga siap untuk di pergunakan dan yang bertugas di bagian binatu adalah washer. d. Jenis dan frekuensi pembersihan ruangan No .

Pekerjaan

Ruangan

Frekuensi

Ruang kamar, 1. 2. 3. 4.

Damp Sweeping

ruang keluarga,

Dusting

ruang tamu Seluruh ruangan

Washing Cookware Do the laundry

Setiap hari Setiap hari Setiap selesai

Food & several

pemakaian

Ruang binatu

alat Berkala

e. Persyaratan standar rumah sehat Keadaan perumaahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat. Rumah sehat yang diajukan oleh Winslow : a. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis 1. Suhu Ruangan Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya berkisar antara 18ºC–27ºC. suhu ruangan tergantung pada : a. Suhu udara luar b. Pergerakan udara

4. Harus cukup mempunyai isolasi suara a)

Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara-suara yang berasal dari luar maupun dari dalam. Sebaiknya perumahan jauh dari sumbersumber suara gaduh misalnya pabrik, pasar, sekolah, lapangan terbang, stasion bus, stasion kereta api dan sebagainya.

b. Harus memenuhi kebutuhan psikologis 1. Keadaan rumah dan sekitarnya, cara pemenuhannya harus memenuhi rasa keindahan (estetika) sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat. 2. Adanya jaminan kebebasan yang cukup, bagi semua anggota keluarga yang tinggal dirumah tersebut. 3. Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus mempunyai ruangan sendiri-sendiri sehingga privasinya tidak terganggu

4. Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga dimana semua anggota keluarga dapat berkumpul. 5. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, jadi harus ada ruangan untuk menerima tamu. c. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan 1. Kontruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah ambruk 2. Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam dan tempattempat lain terutama untuk anak-anak 3. Diusahakan agar tidak mudah terbaka 4. Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas.

d. Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit 1. Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas maupun kuantitasnya 2. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik 3. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit seperti nyamuk,lalat, tikus, dan sebagainya f. Persyaratan standar kesehatan rumah tinggal Persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 826/ Menkes / SK/ VII/ 1999 adalah sebagai berikut 1. Bahan Bangunan a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang membahayakan kesehatan antara lain sebagai berikut : 1) Debu total tidak lebih dari 150 µg m3

2) Timah

hitam tidak melebihi 300 mg/ kg

3) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen. b. Komponen Dan Penataan Ruang Rumah 2. Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut: a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan b. Dinding c. Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara d. Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang f. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak. g. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap. 3. Pencahayaan Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut : a.

Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%

b. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam c. Pertukaran udara d. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam e. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3 5. Ventilasi Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

6. Binatang Penular Penyakit Tidak ada tikus bersarang di rumah. 7. Air a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene. 9. Limbah a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah. b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah

10. Kepadatan Hunian Ruang Tidur Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah

perumahan

telah

diatur

dalam

Undang-Undang

pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur.

5. Tata Graha Klinik a. Pengertian Klinik Klinik berasal dari bahasa Yunani yang artinya klinein yang berarti bersandar atau berbaring dan berkaitan dengan tempat tidur bagi perawatan orang sakit. (*sumber www.arti-definisi-pengertian.info/pengertian-klinik). “Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis yakni dokter umum, spesialis, ataupun dokter gigi umum atau dokter gigi spesialis “( Pasal 1 Permenkes no 028/2011 ).

b. Struktur Organisasi Klinik

c. Bagian-bagian Tata Graha Klinik a. Ruang Pendaftaran Ruang pendaftaran minimal memiliki luasan 6 m2. Dari sini pasien harus dapat menemukan dan petugas kesehatan (perawat) dapat mengontrol ruang tunggu, jalan masuk, jalan keluar. Hubungan yang pendek menju ruang administrasi, arsip dan bidang medis sangat penting, karena disini alat kesehatan yang dibutuhan untuk digunakan pasien dan alat tranportasi medis dapat dipadukan. b. Ruang Konsultasi Ruang Konsultasi minimal memiliki luasan 6 m2, ruang ini secara akustika dan visual tertutup/ terlindungi dari ruang–ruang lainnya, sehingga privasi dan kerahasian pasien terkait pemeriksaan dan konsultasi kesehatan pasien dapat terjamin

c. Ruang Administrasi Ruang administrasi pada bangunan kesehatan, pendaftaran berupa data pasien dengan sistem pembiayaan penanganan kesehatan harus memenuhi : 1) Mudah dicapai dari ruang publi 2) Terpisah dari kegiatan medis dan bersih 3) Sebisa mungkin menggunakan penghawaan dan pencahayaan d. Ruang Tindakan dan Ruang Pemeriksaan Ruang Pemeriksaan pasien, apakah pasien yang diperiksa dalam kondisi duduk, berdiri, ataukah berbaring kursi pasien, tempat berbaring pasien, bangku putar. Diperhatikan ruang pemeriksaan terkadang membutuhkan kamar ganti pakaian luas minimal 1,5m.

Administrasi yang terkait dengan kriteria, antara lain ini disesuaikan besarnya berdasarkan aktivitas berbaring. Peralatan yang umumnya ada diruang ini adalah kursi instrument dan juga kebebasan pasien dan dokter dalam pergerakannya, dan pencahayaan alami. e. Bagian-bagian yang ada di klinik 1) Poli Klinik 2) Ruang konsultasi 3) Kamar Perawatan

d. Contoh Bagian-bagian yang ada di Klinik Akupuntur 1. Poli Estetika/ Skincare Di poli estetika/ skincare terdapat: 1)

Ruang perawatan/ Facial

2)

Kamar I spa baby

3)

Kamar I spa mama

4)

Kamar II spa baby

5)

Toilet

2. Poli Peninggi Badan 1)

Ruang konsultasi

2)

Ruang peralatan penningi badan

3)

Toilet

3. Poli Autis 1) Ruang konsultasi 2) Kamar perawatan 3) Ruang bermain e. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Bangunan Klinik 1. Bangunan Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bangunan kenyamanan

klinik

dan

harus

kemudahan

memperhatikan dalam

fungsi,

pemberian

keamanan,

pelayanan

serta

perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas : 1) Ruang pendaftaran/ruang tunggu 2) Ruang konsultasi dokter 3) Ruang administrasi 4) Ruang tindakan 5) Kamar mandi/wc 6) Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

2. Prasarana klinik meliputi: 1)

Instalasi air

2)

Instalasi listrik

3)

Instalasi sirkulasi udara

4)

Sarana pengelolaan limbah

5)

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran

6)

Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap

7)

Sarana lainnya sesuai kebutuhan

Selain penyelenggaraan sarana standar yang harus dimiliki, klinik juga harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan nonmedis yang ada harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.

•  

f. Persyaratan Ruangan 1) Bersih Ruangan harus bersih, tidak berdebu dan harus di bersihkan setiap harinya agar tidak timbulnya penyakit. Pembersihan ruangan terjadi pada pagi sebelum di buka klinik, siang setelah makan siang dan sore setelah pekerja pulang. 2) Tersedia tempat sampah a. Gunakan tempat tahan karat, mudah dibersihkan dan bertutup b. Letakkan tempat sampah di tempat yang mudah dijangkau c. Gunakan peralatan khusus pembawa dan tempat sampah d. Bersihkan kembali semua tempat sampah yang telah digunakan, kemudian bilas denganlarutan desinfektan/dekontaminasi

e) Pisahkan jenis sampah menurut : •

Sampah yang dapat dibakar seperti kertas, karton, sampah terkontaminasi seperti kassa dan pembalut bekas pakai



Sampah yang tidak dapat dibakar seperti kaca, logam, dan plastik tahan api

f) Pakailah sarung tangan g) Cuci tangan setelah menangani sampah h) Bebas dari serangga dan tikus Ruangan harus jauh dari tempat pembuangan sampah agar vektor dan binatang penggangu tidak masuk ke dalam ruangan. 3) Ketersediaan tempat cuci tangan Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%.

g. Persyaratan kesehatan ruangan 1) Penyediaan air bersih, Air bersih yang digunakan bersumber dari air PDAM yang mengalir terus-menurus selama 24 jam , dan memliki tampungan air bersih yang berkapasitas besar untuk menyuplai air keseluruh ruangan dan kamar. Air yang digunakan tergantung dengan kebutuhan kamar dan ruangan didalam klinik. 2) Pembungan air limbah sistem tertutup, kedap air, dan diolah Klinik menggunakan sistem IPAL yaitu proses semua limbah cair yang dihasilkan klinik dialirkan di penampungan inlet, proses tersebut menggunakan bakteri aerob dan anaerob terjadi proses dekomposisi dan sedimentasi terjadi pemisahan zat padat dan cair proses tersebut,

menggunakan sistem gaya gravitasi kemudian dilanjutkan ke outlet yang hasil dari outlet yaitu limbah cair yang tidak berbahaya di buang ke saluran air / got. Besar kapasitas IPAL yaitu 16m3. 3) Tempat sampah kuat, tahan karat, tahan air, mudah dibuka dan ditutup. 4) Kamar Mandi Kamar mandi terdiri dari ; a)

Wastafel (cuci tangan)

b) Toilet duduk/ jongkok c)

Bak penampungan air

Limbah padat terdiri dari : 1) Limbah Medis •

Limbah medis ditampung di tempat tertutup dan tahan air serta karat.

Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan 4) Suhu dan Kelembaban Suhu ditentukan oleh bentuk ruangan atau kapasitas ruangan yang digunakan. 5) Tingkat kebisingan sesuai dengan fungsi ruangan Tingkat kebisingan sesuai dengan fungsi ruangan, ruangan yang terdapat alat dengan tingkat kebisingan tinggi memiliki ruang kedap udara serta kedap air.

Sampah dikumpulkan kemudian dikelola menggunakan insenerator yang bekerja sama antara klinik dan balai besar laboratorium kesehatan, sampah medis diangkut 2x sebulan. 2) Limbah non medis Limbah non medis dilakukan pembakaran setiap hari di tempat tertutup. a) Pengendalian vector Pengendalian vektor dilakukan di ruangan mengaktifkan lampu LED biru untuk mengusir dan membunuh nyamuk tanpa bahan disinfeksi. Lampu terpasang pada 4 sudut ruangan. h. Prasaranan Service 1) Cleanning Service Tempat perawatan terdiri dari kasur, bantal dan selimut, alas kasur diganti 2x dalam seminggu dan lantai dibersihkan 2x sehari.

2) Laundry Seragam digunakan sesuai kebutuhan pekerja, Laundry seragam dilakukan setiap hari dapat menampung semua pakaian pegawai. Ada 2 pekerja yang mnegerjarkan pada bagian laudry. 3) Keamanan Keamanan dilakukan oleh 2 pekerja yaitu 1 satpam bagian depan klinik dan ada 1 di bagian parkir untuk menanggulangi kehilangan kendaraan pegawai serta pengunjung. 4) Teknisi Teknisi bekerja pada sistem mesin seperti listrik, ada 1 pekerja teknisi yang bekerja setiap hari di mulai pada pukul 07.00-21.00 WIB.

C. Fasilitas yang Mendukung Tata Graha 1. Sarana Air Bersih Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syaratsyarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/menkes/sk/xi/2002

tentang

Persyaratan

Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. a. Ciri-Ciri Kualitas Air yang Baik Secara Fisiknya Kualitas air yang baik sangatlah diperlukan untuk kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu kita perlu mengetahui ciriciri kualitas air yang baik untuk dikonsumsi khususnya oleh manusia.

1) Rasa Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa, Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri dan unsur lain yang masuk kedalam badan air. 2) Bau Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik. seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi. 3) Suhu Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O 2 lebih banyak lagi.

Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut. Sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung. 4) Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan sedang warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air. 5) TDS atau jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solids) TDS adalah bahan padat yang tertinggal sebagai residu pada penguapan,

dan pengeringan pada suhu 103C– 105C dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solid pada portable water biasanya berkisaran antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai suatu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solid, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991). b. Ciri-ciri kualitas air yang baik secara kimia Persyaratan kimia, standar baku kimia air layak minum meliputi batasan derajat keasaman, tingkat kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik maupun anorganik pada air. Persyaratan kimia sebagai batasan air layak minum sebagai berikut :

1) Derajat Keasaman (pH) pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik adalah air yang bersifat netral (PH = 7). Air dengan pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat basa. Menurut PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990, batas pH minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-8,5. Khusus untuk air hujan, pH minimumnya adalah 5,5. Tinggi rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air. Maksudnya, air dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam di lidah dan terasa pahit apabila pH melebihi 7. 2) Kandungan Bahan Kimia Organik Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu, tubuh membutuhkan air yang mengandung bahan kimia organik.

Namun, apabila jumlah bahan kimia organik yang terkandung melebihi batas dapat menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena bahan kimia organik yang melebihi batas ambang dapat terurai jadi racun berbahaya. Bahan kimia organik tersebut antara lain NH4, H2S, dan NO3. 3) Kandungan Bahan Kimia Anorganik Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan. Bahan-bahan kimia yang termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn). 4) Tingkat Kesadahan Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam dengan valensi dua, seperti Ca2+, Mn2+, Sr2+, Fe2+, dan Mg2+.

Secara umum, kation yang sering menyebabkan air sadah adalah kation Ca 2+, dan Mg2+. Kation ini dapat membentuk kerak apabila bereaksi dengan air sabun. Sebenarnya, tidak ada pengaruh derajat kesadahan bagi kesehatan tubuh. Namun, kesadahan air dapat menyebabkan sabun atau deterjen tidak bekerja dengan baik (tidak berbusa). Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 416 Tahun 1990, derajat kesadahan (CaCO 3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter. Persyaratan Biologi bahan baku air minum harus memenuhi beberapa syarat biologi sebagai berikut : a. Tidak mengandung organisme pathogen Organisme

patogen

berbahaya

bagi

kesehatan

manusia.

Beberapa

mikroorganisme patogen yang terdapat pada air berasal dari golongan bakteri,

protozoa, dan virus penyebab penyakit. Bakteri salmonella, thypi, sighell typhi, Sighell dysentia, salmonellaparatyphi dan leptospira. Golongan protozoa seperti Entoniseba histolyca dan Amebic dysentry. Virus Infectus hepatitis merupakan penyebab hepatitis. b. Tidak mengandung mikroorganisme nonpatogen Mikroorganisme nonpatogen merupakan jenis mikroorganisme yang tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak, lendir dan kerak pada pipa. Beberapa mikroorganisme nonpatogen yang berada di dalam air yaitu, Actinomycetes (Moldlikose bacteria), Bakteri coli (Coliform bacteria), Fecal streptococci, dan Bakteri Besi (Iron Bacteria).

Sejenis ganggang atau Algae yang hidup di air kotor menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada air. Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living worms). (sumber : http://daniati16.blogspot.com/2014/02/air-bersih.html) 2. Pembuangan Kotoran Manusia a. Pengelolaan Pembuangan Kotoran Manusia Untuk mencegah, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadaplingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1)

Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut

2)

Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya

3)

Tidak mengotori air tanah di sekitarnya

4)

Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatangbinatang lainnya.

5)

Tidak menimbulkan bau

6)

Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance)

7)

Sederhana desainnya, murah, dan dapat diterima oleh pemakainya. Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :

1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.

2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya. 3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya. 4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih. c. Teknologi Pembuangan Kotoran manusia Secara Sederhana 1) Teknologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan tentu berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Oleh karena itu, teknologi jamban di daerah pedesaan disamping harus memenuhi persyaratan-persyaratan jamban sehat seperti telah diuraikan di atas, juga harus didasarkan pada sosial budaya dan ekonomi masyarakat pedesaan.

Tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain sebagai berikut : a) Jamban Cemplung, Kakus (Pit Latrine) Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,5-3 meter saja. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa ataupun daun padi. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter. b) Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilasi Improved Pit Latrine = VIP Latrine) Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan, pipa ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu. c) Jamban Empang (Fishpond Latrine)

d) Jamban Pupuk (the Compost Privy) e) Septic Tank Septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Didalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses, yakni : • Proses Kimiawi • Proses Biologis (*Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.)

3. Pembuangan Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia, senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

a. Pengolahan limbah Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi: 1) pengolahan menurut tingkatan perlakuan 2) pengolahan menurut karakteristik limbah b. Pengolahan Limbah Medis 1) Pengumpulan (pemisahan & pengurangan) 2) Pemisahan limbah B3 dan non b3 3) Penampungan Ditempat / wadah yang memiliki sifat kuat tidak mudah bocor, sobek, mempunyai tutup dan tidak overload

3) Pengangkutan a) Internal : dari tempat penumpukan ke incinerator menggunakan troli (pengolahan on-site) b) Eksternal : dari tempat penumpukan ke pembuangan luar menggunakan truck (pengolahan out-site) 4) Pengolahan dan Pembuangan Teknik pengelolaan sampah medis a) Incinerasi b) Sterilisasi dengan autoclaving (dengan suhu 121C) c) Sterilisasi dengan gas ethylene oxide d) Inaktivasi suhu tinggi e) Radiasi dengan ultraviolet/ionisasi 60’C

f) Microwave treatment g) Grinding dan sherding (homogenisasi benyuk ukuran smpah) h) Pemapatan/ pemadatan (untuk mengurangi volume sampah) 5) Incinerator Pembakaran dengan suhu tinggi 1000C. 4. Pengelolaan Sampah Pengelolaan

sampah

adalah

pengumpulan,

pengangkutan,

pemrosesan, pendaur ulangan, atau pembuangan dari material sampah yang bertujuan untuk mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah.

Hal ini mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. (*sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah). 5. Pemberantasan Vektor Pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah upaya untuk mengurangi atau menurunkan populasi vektor atau binatang pengganggu dengan maksud pencegahan atau pemberantasan penyakit yang ditularkan atau gangguan (nuisance) oleh vektor dan binatang pengganggu tersebut.

Menurut WHO (Juli Soemirat,2009:180), pengendalian vektor penyakit sangat diperlukan bagi beberapa macam penyakit karena berbagai alasan : a. Penyakit tadi belum ada obatnya ataupun vaksinnya, seperti hamper semua penyakit yang disebabkan oleh virus. b. Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja obat tadi belum efektif, terutama untuk penyakit parasit. c. Berbagai penyakit didapat pada banyak hewan selain manusia, sehingga sulit dikendalikan. d. Sering menimbulkan cacat, seperti filariasis dan malaria. e. Penyakit cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak cepat seperti insekta yang bersayap.

Ada beberapa cara pengendalian vektor dan binatang pengganggu diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pengendalian kimiawi Cara ini lebih mengutamakan penggunaan pestisida/rodentisida untuk peracunan. Selain itu penggunaan DDT/Dieldrin ini menimbulkan efek kekebalan tubuh pada nyamuk sehingga pada penyemprotan selanjutnya yang masih digunakan secra individual sampai saat ini adalah jenis Propoxur (Baygon). Pyrethrin atau dari ekstrak tumbuhan/bunga-bungaan. Untuk memberantas Nyamuk Aedes secara missal dilakukan fogging bahan kimia jenis Malathion/Parathion, untuk jentik nyamuk Aedes digunakan bahan larvasida jenis abate yang dilarutkan dalam air.

Cara kimia untuk membunuh tikus dengan menggunakan bahan racun arsenik dan asam sianida. Arsenik dicampur dalam umpan sedangkan sianida biasa dilakukan pada gudang-gudang besar tanpa mencemai makanan atau minuman, juga dilakukan pada kapal laut yang dikenal dengan istilah fumigasi. Penggunaan kedua jenis racun ini harus sangat berhati-hati dan harus menggunakan masker karena sangat toksik terhadap tubuh manusia khususnya melalui saluran pernapasan. Penggunaan bahan kimia lainnya yaitu bahan attractant adalah bahan kimia umpan untuk menarik serangga atau tikus masuk dalam perangkap. . Sedangkan repellent adalah bahan/cara untuk mengusir serangga atau tikus tidak untuk membunuh. Contohnya bahan kimia penolak nyamuk yang dioleskan ke tubuh manusia (Autan, Sari Puspa dan lain-lain) atau alat yang menimbulkan getaran ultrasonic untuk mengusir tikus (fisika).

b. Pengendalian Fisika-Mekanika Cara

ini

menitikberatkan

kepada

pemanfaatan

iklim/musim

dan

menggunakan alat penangkap mekanis antara lain : 1) Pemasangan perangkap tikus atau perangkap serangga 2) Pemasangan jaring 3) Pemanfaatan sinar/cahaya untuk menarik atau menolak (to attrack and to repeal) 4) Pemanfaatan kondisi panas dan dingin untuk membunuh vektor dan binatang penganggu 5) Pemanfaatan kondisi musim/iklim untuk memberantas jentik nyamuk 6) Pemanfaatan suara untuk menarik atau menolak vektor dan binatang pengganggu.

7)

Pengasapan menggunakan belerang untuk mengeluarkan tikus dari

8)

Sarangnya sekaligus peracunan

9) Pembalikan tanah sebelum ditanami 10)Pemanfaatan arus listrik dengan umpan atau attracktant untuk membunuh vektor dan binatang pengganggu (perangkap serangga dengan listrik daya penarik menggunakan lampu neon) c. Pengendalian Biologis Pengendalian secara biologis dilakukan dengan dua cara, yakni : 1) Memelihara musuh alaminya 2) Mengurangi fertilitas insektaasih perlu dikaji 6. Pengolahan Makanan Mencegah kontaminasi makanan (WHO Golden Rule, 10 Prinsip) : a. Pilih makanan yang sudah diproses

b. Memasak makanan dengan sempurna c. Santap makanan segera d. Simpanlah makanan masak dengan benar e. Panasi kembali makanan dengan benar f. Cegah kontak makanan dengan bahan mentah g. Cuci tangan sesering mungkin h. Jagalah kebersihan permukaan dapur secermat mungkin i. Lindungi makanan dari serangga, tikus dan binatang lain j. Pergunakan air bersih Makanan menurut WHO yaitu semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh kecuali air dan obat-obatan. Menurut Depkes merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang makanan baik alami maupun buatan yang diperlukan tubuh kecuali air dan obat-obatan.

Related Documents

K1. Tata Graha
February 2021 4
Ekonometrija K1
January 2021 1
Tata
January 2021 4
K1 Teorija
February 2021 1

More Documents from "seshadri"

Zwds Topic
March 2021 0
K1. Tata Graha
February 2021 4
January 2021 0
Hooke's Law Experiment
February 2021 1
February 2021 0