Kasus Otto Cornelis Kaligis (makalah)

  • Uploaded by: Tami Ivanka
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kasus Otto Cornelis Kaligis (makalah) as PDF for free.

More details

  • Words: 1,626
  • Pages: 10
Loading documents preview...
“KASUS OTTO CORNELIS KALIGIS”

Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan, Mata Kuliah Bahasa Indonesia Hukum

Disusun Oleh : NAMA : EKA HAERUNISA NPM : 181000483 KELAS : J

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2018/2019

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah. Sholawat dan salam kepada Rasulullah. Berkat limpahan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dalam perkembangan kehidupan bersama manusia cenderung tidak mengenal batas,baik dalam ruang lingkup Negara maupun persoalan yang sifatnya internasional,maka terbentuklah suatu bentuk perdamaian antar Negara dalam bentuk perjanjian internasional guna mencapai kemakmuran bagi masyarakat secara global,demi perdamaian bangsa-bangsa. Dalam makalah ini kami akan membahas masalah kasus Otto Cornelis Kaligis sebagai dugaan penyuapan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa fakultas Hukum sebagai bekal melakukan pemahaman atau pedoman bagaimana peranan Negara dalam perjanjian internasional.

Bandung, 01 Januari 2018 Penyusun

I

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... I Daftar isi .................................................................................................................................. II

BAB I (PENDAHULUAN) ..................................................................................................... I.1 Latar Belakang ........................................................................................................... I.2. Rumusan Masalah ………………………………………………..………………... BAB II (PEMBAHASAN) ....................................................................................................... II.1 Upaya Hukum biasa dalam Hukum Acara Pidana ………………………………... II.2 Upaya Hukum yang dilakukan Jaksa pada Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Otto Cornelis Kaligis ……………………………………………………………… BAB III (PENUTUPAN) ....................................................................................................... III.1 Kesimpulan ........................................................................................................... III.2 Saran .....................................................................................................................

Daftar Pustaka ........................................................................................................................

II

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakan. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mendakwa Otto Cornelis Kaligis atas dugaan penyuapan terhadap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan. Dalam kasus ini, Kaligis disebutkan melakukan penyuapan sebanyak dua kali kepada hakim. Sebelum akhirnya penyuapan ketiga dilakukan oleh M. Yagari Bhastara Guntur atau Gary yang berujung pada penangkapan. Sebenarnya bagaimana kasus ini bermula? Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, berikut IDNtimes berikan kronologi kasus suap OC Kaligis. Pertama, pihak penuntut umum menyebutkan penyuapan bermula saat Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara memanggil Bendahara Umum Pemprov Sumatera utara, Achmad Fuad Lubis. Pemanggilan tersebut dalam rangka memberikan keterangan terkait kasus korupsi dana bansos. Gubernur Sumetara Utara, Gatot Pujo Nugroho yang merupakan atasan Fuad memberitahukan kepada Kaligis atas adanya pemanggilan tersebut. April 2015 – OC Kaligis memberikan amplop berisikan 5.000 dolar Singapura untuk Tripeni dan 1.000 dollar Singapura untuk Syamsir. Gatot dan istri kemudian pergi ke kantor Kaligis karena khawatir pemanggilan terhadap Fuad nanti akan bisa mengarah kepada dirinya. Kaligis lalu mengusulkan Fuad untuk mengajukan gugatannya ke PTUN Medan. Selanjutnya, Kaligis menjadi kuasa hukum Fuad dalam gugatan ke PTUN Medan tersebut. Kaligis, Gary dan Indah kemudian bertemu dengan Syamsir dan Tripeni untuk membicarakan mengenai gugatan. Pada saat itu, Kaligis memberikan amplop berisi uang dengan nominal 5.000 dolar Singapura kepada Tripeni Irianto selaku ketua PTUN. Serta menemui Syamsir Yusfan selaku Panitera PTUN dan memberi uang 1.000 dolar Singapura. 5 Mei 2015 – OC Kaligis kembali memberikan amplop berisikan 10.000 dolar Singapura untuk Tripeni. Kaligis dan Gary kembali datang ke kantor PTUN Medan. Dalam pertemuan tersebut, OC Kaligis memberikan uang sejumlah 10.000 dolar Amerika supaya Tripeni mau menjadi hakim yang menangani perkaranya. Gary pun kemudian mendaftarkan gugatannya.

Dikutip : https://www.idntimes.com/news/indonesia/rizal/kronologi-kasus-oc-kaligis-versiidntimes-dari-awal-hingga-penangkapan-oleh-pihak-kpk/full

1

18 Mei 2015 – Kaligis dan Gary menyuruh Tripeni untuk memutuskan perkara sesuai dengan gugatannya. Kaligis, Gary dan Indah menemui Tripeni guna meyakinkannya untuk berani memutuskan perkara sesuai dengan gugatan. 1 Juli 2015 – Kaligis terima uang 50 juta rupiah dan 30.000 dolar Amerika dari Evy Susanti. Sekretaris dan Kepala Bagian Administrasi dari Kantor OC Kaligis & Assciates, Yenny Octorina Misnan memberitahukan kepada Kaligis bahwa ada penerimaan uang sebesar 50 juta rupiah dan 30 ribu dolar Amerika yang diterima dari Evy Susanti yang merupakan istri dari Gubernur Sumatera Utara. Kaligis kemudian meminta Yenny untuk membungkusnya dalam lima amplop, tiga amplop masing-masing berisi 3.000 dollar Amerika dan dua amplop berisikan 1.000 dollar Amerika. 2 Juli 2015 – Tripeni tolak pemberian amplop, OC Kaligis minta uang tambahan kepada Evy sebesar 25.000 dolar Amerika. Kaligis bertemu dengan Tripeni, namun dia menolak pemberian amplop tersebut. Kaligis lalu bertemu dengan Evy di Jakarta dan meminta uang tambahan dengan besaran 25.000 dolar Amerika untuk diberikan kepada tiga hakim. 5 Juli 2015 – Gary bertemu dengan Hakim Dermawan dan Hakim Amir sembari menyerahkan amplop putih berisikan uang 5.000 dolar AS. Kaligis, Gary dan Indah berangkat ke Medan dan menuju ke kantor PTUN Medan. Kaligis dan Indah menunggu di mobil, sementara itu Gary masuk dan menyerahkan amplop putih yang nilainya masing-masing 5.000 dolar Amerika kepada Hakim Dermawan dan Hakim Amir. 7 Juli 2015 – Majelis Hakim batalkan pemanggilan Fuad. Majelis Hakim membatalkan pemanggilan Fuad dengan alasan bahwa itu adalah penyalahgunaan wewenang. Selanjutnya, Gary menyerahkan uang sebesar 1.000 dolar Amerika kepada Syamsir.

Dikutip : https://www.idntimes.com/news/indonesia/rizal/kronologi-kasus-oc-kaligis-versiidntimes-dari-awal-hingga-penangkapan-oleh-pihak-kpk/full

2

9 Juli 2015 – Gary menyerahkan amplop senilai 5.000 dolar Amerika, tapi saat keluar kantor dia ditangkap penyidik KPK. Kemudian, Gary menyerahkan uang dengan nilai 5.000 dolar Amerika. Sayangnya, saat keluar dari kantor, penyidik KPK menangkap tiga hakim dan satu panitera tersebut. KPK lalu mengembangkan kasus ini dan menetapkan Gatot dan Evy sebagai tersangka.

I.2. Rumusan masalah Permasalahan yang akan dibahas dan diuraikan pada makalah ini berkaitan Upaya Hukum dalam Hukum Acara Pidana dan Upaya Hukum yang dilakukan Jaksa terhadap kasus tersebut, yaitu : 1. Upaya Hukum biasa dalam Hukum Acara Pidana ? 2. Upaya Hukum yang dilakukan Jaksa pada Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Otto Cornelis Kaligis ?

Dikutip : https://www.idntimes.com/news/indonesia/rizal/kronologi-kasus-oc-kaligis-versiidntimes-dari-awal-hingga-penangkapan-oleh-pihak-kpk/full

3

BAB II PEMBAHASAN II.1 Upaya Hukum biasa dalam Hukum Acara Pidana Mahkamah Agung mengabulkan peninjauan kembali yang diajukan terpidana kasus suap Otto Cornelis Kaligis. Dengan demikian, OC Kaligis mendapat keringanan hukuman. OC Kaligis yang dikenal sebagai pengacara merupakan terpidana kasus suap Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, Sumatera Utara. Dia jadi tersangka bersama dua hakim lainnya dalam rangka mengamankan perkara yang menyeret Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho (kini tak lagi menjabat) dalam kasus korupsi dana bansos Sumut. MA memutuskan mengurangi masa penahanan OC Kaligis sebanyak tiga tahun. Vonis OC Kaligis yang sebelumnya ditetapkan 10 tahun penjara, kini menjadi tujuh tahun penjara. "Ya dikabulkan (PK) oleh majelisnya, jadi dari 10 tahun, menjadi tujuh tahun penjara, denda Rp 300 juta, subsider 3 bulan kurungan," kata Juru Bicara MA, Suhadi, saat dikonfirmasi, Jumat (22/12/2017). Mengaku Kantongi 27 Bukti Baru, OC Kaligis Ajukan PK Perkara dengan nomor 176 PK/Pid.Sus/2017 tersebut diputus pada 19 Desember 2017. Majelis hakim yang memeriksa PK tersebut adalah Wakil Ketua Mahkamah Agung, Hakim Agung Syarifuddin yang bertindak selaku ketua majelis, dibantu Hakim Agung Leopold Luhut Hutagalung dan Hakim Agung Surya Jaya selaku anggota majelis. Putusan PK ini, lanjut Suhadi, pidananya hampir sama dengan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta yakni 7 tahun penjara. Dalam sidang di PT Jakarta, OC Kaligis dihukum penjara tujuh tahun, dengan denda Rp 300 juta subsider enam bulan kurungan. MA Perberat Vonis OC Kaligis Jadi 10 Tahun) Hukuman di tingkat PT itu lebih berat dari vonis dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta yang memutus OC Kaligis dengan vonis 5,5 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider enam bulan kurungan. Soal dikuranginya pidana OC Kaligis, Suhadi belum mendapat lengkap amar putusan majelis. Namun, lanjut dia, berdasarkan Pasal 263 KUHAP, ada tiga kemungkinan yang jadi pertimbangan hakim. Pertama, kata Suhadi, ada keadaan baru yang sewaktu sidang awal belum pernah ada, atau yang sering disebut dengan novum. "Yang kedua ada putusan yang bertolak belakang satu dengan yang lain dalam rumpun perkara yang sama," ujar Suhadi. Kemudian yang ketiga adalah adanya kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata, pada putusan yang dimohonkan pemohon PK itu. "Sekitar itulah tiga alasannya. Tapi detail yang mana yang digunakan oleh pemohon kemudian dikabulkan oleh majelis, kita tunggu saja putusan yang lengkapnya. Setelah diminutasi, akan dipublikasikan di website Mahkamah Agung," ujar Suhadi.

Dikutip :https://nasional.kompas.com/read/2017/12/22/13321901/ma-kabulkan-pk-oc-kaligishukumannya-dikurangi-tiga-tahun

4

Ajukan PK, OC Kaligis Anggap Jaksa KPK Tak Berwenang di Kursi Termohon) OC Kaligis sebelumnya didakwa menyuap majelis hakim dan panitera PTUN di Medan sebesar 27.000 dollar AS dan 5.000 dollar Singapura. Uang tersebut didapat OC Kaligis dari istri mantan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Evy Susanti, yang ingin suaminya "aman" dari penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Evy memberikan uang sebesar 30.000 dollar AS kepada OC Kaligis untuk diserahkan kepada hakim dan panitera PTUN Medan.

II.2 Upaya Hukum yang dilakukan Jaksa pada Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Otto Cornelis Kaligis. Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, Amir Fauzi, divonis 2 tahun penjara serta denda Rp 200 juta subsider 2 bulan. Amir terbukti menerima suap dari pengacara Otto Cornelis Kaligis. "Menyatakan Terdakwa secara sah terbukti melakukan tindak pidana korupsi," kata ketua majelis hakim, Tito Suhud, saat membacakan putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu, 27 Januari 2016. Hakim menyatakan Amir Fauzi terbukti menerima uang sejumlah US$ 5.000 dari pengacara OC Kaligis dan anak buahnya, M. Yagari Bhastara Guntur alias Gary. Uang tersebut berasal dari Evy Susanti, istri Gubernur Sumatera Utara (kini nonaktif) Gatot Pudjo Nugroho. Tujuannya untuk mempengaruhi keputusan Amir dalam perkara yang sedang ditangani OC Kaligis. Perbuatan Amir melanggar Pasal 12 huruf c Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 ke1 juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP. Selain menjatuhkan vonis 2 tahun penjara, hakim memutuskan agar KPK membuka beberapa blokir rekening milik Amir. Atas putusan tersebut, Amir dan kuasa hukumnya belum memutuskan akan mengajukan banding atau tidak. "Kami pikir-pikir dulu selama waktu yang ditentukan," ujar Amir. Hal yang sama juga dinyatakan jaksa penuntut umum.

Dikutip : https://nasional.tempo.co/read/743800/suap-ptun-medan-gatot-dan-evy-habis-rp-4m-bayar-oc-kaligis/full&view=ok

5

BAB III PENUTUPAN

III.1 Kesimpulan Akhirnya kita mengetahui sebagian kecil dari kejadian –kejadian yang pernah ada atau yang sedang terjadi,kasus penyuapan bukanlah hal baru ternyata penyuapan sudah ada sejak dulu dan tersebar dimana-mana hanya saja susah untuk menghentikannya.Ini tugas dari kita generasi baru untuk menjaga dunia dari tangantangan tidak bermoral dan juga dari kepolisian harus lebih mempertegas tentang hukum yang berlaku.

III.2 Saran Dari berbagai informasi yang telah kita dapatkan bahwa penyuapan sangat merugikan karena akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Maka dari itu kita harus bisa menjaga diri dengan cara mendekat diri kepada yang Maha Kuasa,pertebal iman kita supaya kita selalu dilindungi-Nya.1

https://nasional.tempo.co/read/743800/suap-ptun-medan-gatot-dan-evy-habis-rp-4-m-bayaroc-kaligis/full&view=ok

6

DAFTAR PUSTAKA https://www.idntimes.com/news/indonesia/rizal/kronologi-kasus-oc-kaligis-versi-idntimesdari-awal-hingga-penangkapan-oleh-pihak-kpk/full

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/22/13321901/ma-kabulkan-pk-oc-kaligishukumannya-dikurangi-tiga-tahun

https://nasional.tempo.co/read/743800/suap-ptun-medan-gatot-dan-evy-habis-rp-4-m-bayaroc-kaligis/full&view=ok

7

Related Documents


More Documents from "Miguel Angel Vela Suazo"

Abas Ii
February 2021 1
Enfocate - Cal Newport
February 2021 1
March 2021 0