Makalah Laporan Kasus Geographic Tongue

  • Uploaded by: naimbariyah
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Laporan Kasus Geographic Tongue as PDF for free.

More details

  • Words: 1,526
  • Pages: 11
Loading documents preview...
LAPORAN KASUS MODUL 3 (LESI JARINGAN LUNAK MULUT)

“GEOGRAPHIC TONGUE”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi Kepaniteraan Klinik pada Modul 3

Oleh: NAIM BARIYAH 17100707360804026

Dosen Pembimbing drg. Fitria Mailiza, Sp. PM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PA D A N G 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Report ” Geographic Tongue” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul 3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan. Dalam penulisan Laporan Kasus penulis menyadari, bahwa semua proses yang telahdilalui tidak lepas dari bimbingan drg Fitria Mailiza, Sp. PM. Selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

Padang, 25 September 2017

NAIM BARIYAH

MODUL 3 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan Case Report Geografik Tongue guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada Modul 3.

Padang, 25 September 2017 Disetujui Oleh Dosen Pembimbing

(drg. Fitria Mailiza, Sp.PM)

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE 1.

Nama

2.

No. Rekam Medis : 045731

3.

Umur

: 23 Tahun

4.

Jenis Kelamin

: Laki-laki

5.

Alamat

: Jl. Gajah 8 No 12 B Air Tawar

6.

Pekerjaan

: Mahasiswa

7.

Agama

: Islam

Hari/tanggal

Senin, 18-9-2017

: Adi Jumas. P

Kasus

Geographic Tongue

Tindakan yang

Operator

dilakukan

1. Anamnesa

Naim Bariyah

2. Pemeriksaan klinis

(17-026)

3. Diagnosa 4. Rencana Perawatan

Padang, 25 September 2017 Pembimbing

(drg. Fitria Mailiza, Sp. PM)

ABSTRACT Background : Geographic tongue also called benign migratory glossitis/ erythema migrans linguae (normal variation) is a commonly found benign lesion, especially occurs on the tongue, rarely occurs in other mucosa. Clinical features of the lesions are seen as irregular red patches resembling islands such as maps, these images may vary from time to time. The prevalence of geographic tongue in the general population is about 1 to 2.5%. The comparison of occurrence in men and women is 3:5 or 1:2. Purpose : Report the management of a case geographic tongue. Case : A 23 year old male patient came to the Oral Medicine Department of Dental and Oral Baiturrahmah Hospital with complaints of irregular red spots like the island on the back of his tongue but did not hurt. Case Management : Measure the back of the tongue for 1 week with a soft toothbrush. Conclusion : Tongue brushing has been performed on a 23 year old male patient. After brushing the tongue for 1 week of red spots like the island on the tongue no longer exists . Keywords : Geographic tongue, Benign lesions, Dorsum tongue ABSTRAK Latar belakang : Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis/ erythema migrans linguae (variasi normal) merupakan suatu lesi jinak yang sering ditemukan, terutama terjadi pada lidah, jarang terjadi pada mukosa lainnya. Gambaran klinis lesi terlihat gambaran bercak-bercak merah tidak teratur menyerupai pulau-pulau seperti peta, gambaran ini dapat berubah-ubah polanya dari waktu kewaktu. Prevalensi terjadinya geographic tongue pada populasi umum sekitar 1 hingga 2,5 %. Perbandingan terjadinya pada laki-laki dan perempuan sebesar 3:5 atau 1:2. Tujuan : Melaporkan penatalaksanaan sebuah kasus geographic tongue. Kasus : Seorang pasien laki-laki berusia 23 tahun datang ke bagian Oral Medicine Rumah Sakit Gigi dan Mulut Baiturrahmah dengan keluhan terdapat bercak berwarna merah tidak teratur seperti pulau pada punggung lidahnya namun tidak terasa sakit. Penatalaksanaan kasus : Meyikat punggung lidah selama 1 minggu dengan sikat gigi lembut. Kesimpulan : Telah dilakukan penyikatan lidah pada seorang pasien laki-laki yang berusia 23 tahun. Setelah dilakukan penyikatan lidah selama 1 minggu bercak merah seperti pulau pada lidah tidak ada lagi.. Kata kunci : Geographic tongue, Lesi jinak, Dorsum lidah

BAB I PENDAHULUAN

Lidah merupakan organ yang paling mudah diakses dari rongga mulut. Gangguan maupun lesi pada lidah mulai menjadi perhatian utama dalam kesehatan umum pasien. Lidah adalah organ yang kompleks pada dasarnya otot tertutup oleh epitel dan melakukan banyak fungsi seperti menelan, bicara dan persepsi sensasi termasuk karakteristik rasa, perubahan termal, rangsang nyeri dan sensasi umum dan membantu dalam perkembangan rahang. Fungsi tersebut dapat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan mulut dan perubahan ekstrim faktor termal, mekanik maupun mikroba1 . Banyak penyakit pada lidah yang sering ditemukan, beberapa diantaranya adalah geographic tongue dan fissured tongue. Prevalensi terjadinya geographic tongue pada populasi umum sekitar 1 hingga 2,5 %. Perbandingan terjadinya pada laki-laki dan perempuan sebesar 3:5 atau 1:2. Prevalensi terjadinya fissured tongue pada populasi umum sekitar 2 hingga 5 % 2 . Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis/ erythema migrans linguae (variasi normal) merupakan suatu lesi jinak yang sering ditemukan, terutama terjadi pada lidah, jarang terjadi pada mukosa lainnya. Gambaran klinis lesi terlihat gambaran bercak-bercak merah tidak teratur menyerupai pulau-pulau seperti peta, gambaran ini dapat berubah-ubah polanya dari waktu kewaktu. Lesi ini bersifat asimtomatik dapat muncul bersamaan dengan fissured tongue. Diagnosa dibuat berdasarkan gambar klinis yang ditemukan 3,4. Etiologi dari geographic tongue masih belum diketahui kemungkinan ada faktor genetik yang berperan dan stres emosional. Perawatan dari geographic tongue yaitu meyakinkan pasien bahwa kelainan tersebut tidak berbahaya dan pasien disarankan untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan rongga mulut. Serta diagnosa banding dari geographic tongue ini adalah atropic glossitis 3,5.

BAB II LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki berusia 23 tahun datang ke bagian Oral Medicine Rumah Sakit Gigi dan Mulut Baiturrahmah dengan keluhan terdapat bercak berwarna merah tidak teratur seperti pulau pada punggung lidahnya namun tidak terasa sakit. Dari anamnesa didapat bahwa pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.

Gambar 1. Gambaran klinis Pasien sebelum kontrol penyikatan lidah

Gambar 2. Gambaran klinis Pasien setelah kontrol penyikatan lidah selama 1 minggu

BAB III PEMBAHASAN

3.1 DEFENISI GEOGRAPHIC TONGUE Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis/ erythema migrans linguae (variasi normal) merupakan suatu lesi jinak yang sering ditemukan, terutama terjadi pada lidah, jarang terjadi pada mukosa lainnya 3. Geographic tongue adalah kondisi peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur yang khususnya berada di dorsum lidah. Pola bercak yang tidak teratur membuat permukaan lidah tampak meyerupai peta, sehingga disebut geografik. Keadaan ini terjadi 1% populasi. Wanita dan dewasa muda paling sering terkena. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi stres, defisiensi nutrisi dan faktor hormonal serta herediter dapat ikut berperan 6. 3.2. GAMBARAN KLINIS Gambaran klinis lesi terlihat sebagai bercak depapilasi eritematosa, berbatas jelas, dikelilingi oleh tepi lesi yang berwarna putih dan lebih tinggi sedikit dibandingkan sekitarnya, multipel, biasanya ditemukan pada dorsum lidah (Gambar 3). Lesi ini memiliki ciri khas berda di satu area untuk waktu tertentu, kemudian menghilang sama sekali dan muncul kembali di area lain 5.

Gambar 3. Gambaran klinis geographic tongue (www.dermaamin.com/site/images/clinicpic/g/geographic_tongue/geographic_tongue17.jpg)

3.3 ETIOLOGI Etiologi dari geographic tongue belum diketahui tetapi tetapi stres, defisiensi nutrisi dan faktor hormonal serta herediter dapat ikut berperan 6. 3.4 GEJALA KLINIS Gejala dari geograpic tongue yaitu asimtomatik dan dapat muncul bersamaan dengan fissure tongue 5. 3.5 DIAGNOSA BANDING Atropic Glossitis Atropic glossitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil. Penderita yang mengalami penyakit ini lidahnya tampak licin dan mengkilat, baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian. Penyakit ini sering kali timbul akibat kekurangan zat besi. Oleh kerana itu penyakit ini banyak di temukan pada penderita anemia. Diagnosis banding dari atropic glossitis yaitu geographic tongue dan penatalaksnaannya eliminasi faktor penyebab 3,7.

3.6 PENATALAKSANAAN GEOGRPHIC TONGUE Geographic tongue merupakan keadaan yang jinak sehingga tidak diperlukan pengobatan khusus untuk geographic tongue. Perawatan dari geographic tongue berupa DHE dan instruksi pada pasien agar meningkatkan asupan nutrisi yang baik. Pemberian obat anestesi topikal atau steroid topikal tidak diperlukan karena tidak ditemukan adanya nyeri pada pasien 5.

BAB IV KESIMPULAN

Geographic tongue adalah lesi jinak yang sering ditemukan, terutama terjadi pada lidah, jarang terjadi pada mukosa lainnya. Gambaran klinis lesi terlihat gambaran bercak-bercak merah tidak teratur menyerupai pulau-pulau seperti peta, gambaran ini dapat berubah-ubah polanya dari waktu kewaktu. Lesi ini bersifat asimtomatik dapat muncul bersamaan dengan fissured tongue. Diagnosa dibuat berdasarkan gambar klinis yang ditemukan. Etiologi dari geographic tongue masih belum diketahui kemungkinan ada faktor genetik yang berperan dan stres emosional. Perawatan dari geographic tongue berupa DHE dan instruksi pada pasien agar meningkatkan asupan nutrisi yang baik. Pemberian obat anestesi topikal atau steroid topikal tidak diperlukan karena tidak ditemukan adanya nyeri pada pasien. REFERENSI 1. Byahatti dan Ingafou. 2010. The Prevalence of Tongue Lesions in Libyan Adult Patients. J Clin Exp Dent. 2(4): e163-8. 2. Toit dan Fisher. 2006. Tongue Variants Which Have An Atopic Association. Current Allergy & Clinical Immunology. 19(1): 30-31. 3. Soeprapto, Andrianto. 2016. Pedoman Dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi. STPI Bina Insan Mulia. Yogyakarta. Hal. 287. 4. Arma, Utmi. 2009. Ilmu Penyakit Mulut. Universitas Baiturrahmah. Padang. Hal. 144.

5. Laskaris, Geoge. 2013. Atlas Saku Penyakit Mulut (Pocket Atlas Of Oral Diseases). EGC. Edisi 2. Hal 22 6. Langlais, Robert P. 2009. Atlas Berwarna Lesi Mulut Yang Sering Ditemukan. EGC.Jakarta. Edisi 4. Hal 106 7. Bakar, Abu. 2013. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum.Sinergis Media. Yogyakarta. Hal.33.

Related Documents

Geographic Tongue
January 2021 1
Geographic Tongue
January 2021 1
Geographic Tongue
January 2021 3
Geographic Tongue
January 2021 1
Geographic Tongue
January 2021 1

More Documents from "Acintya Nadya"