Laporan Ddit Pengenalan Pupuk

  • Uploaded by: Denys Setyaw
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Ddit Pengenalan Pupuk as PDF for free.

More details

  • Words: 3,590
  • Pages: 16
Loading documents preview...
Laporan Pupuk I. PENDAHULUAN 1.1

Pendahuluan

Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai fungsi menyediakan air, udara dan unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman namun demikian kemampuan tanah menyediakan unsur hara sangat terbatas. Hal tersebut di atas mendorong manusia berpikir dan berusaha untuk melestarikan kesuburan tanahnya. Salah satu dari usaha manusia untuk melestarikan tanahnya adalah dengan penammbahan bahan pupuk yang dikenal dengan istilah: pemupukan (Hasibuan, 2006). Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik yang mengandung unsur hara tertentu, yang pada umumnya mempunyai kadar unsur hara yang tinggi. Pupuk buatan mempunyai kelemahan yaitu dapat merusak lingkungan dan mengandung sedikit unsur mikro. Sedangkan kebaikannya adalah pemakaiannya lebih mudah dan dapat diberikan pada saat yang tepat Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan. Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan ppertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemupukan pada tanaman serta mengetahui jenis-jenis dan sifat-sifat pupuk itu sendiri serta kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk

Pupuk, mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, apalagi bagi para petani. Pupuk merupakan material yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman agar mampu berproduksi dengan baik, dengan cara di tambahkan pada media tanam atau tanaman. (Hakim, 1986). Dalam penggunaannya tentu takaran dan cara penggunaan yang berbeda untuk masing-masing jenis pupuk, bisa saja hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan bila dalam penggunaannya tidak sesuai dengan takaran dan cara pemakaian. Jadi, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu teori atau cara penggunaannya. (Hakim, 1986). Pupuk merupakan material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Saat ini dikenal 16 macam pupuk hara yang diserap oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya. Tiga diantaranya diserap dari udara, yakni Karbon (C), Oksigen (O), dan Hidrogen (H). Sedangkan tiga belas mineral lainnya diserap dari dalam tanah yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Sulfur (S), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Mollibdenum (Mo), dan Khlor (Cl) (Novizan, 2002). Klasifikasi pupuk dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu (1) atas dasar pembentukannya yang terdiri dari pupuk alam dan pupuk buatan, (2) atas dasar kandungan unsur hara yang dikandungnya yang terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk, (3) atas dasar susunan kimiawi yang mempunyai hubungan penting dengan perubahan-perubahan di dalam tanah (Hakim, 1986). 2.2 Pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman 1. Pupuk Urea [(CO (NH2)2] Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. (Ruskandi, 1996). 2. Pupuk SP 36 (Superphospat 36) SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah. (Hakim, dkk, 1986). 3. Pupuk NPK (Nitrogen Phospate Kalium) Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH 3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen

(pembawa nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.(Hardjowigeno, 1992). 4. Pupuk KCl (Kalium Klorida) Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi.(Hardjowigeno, 1992). Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu. (Anonim, 2012). 5. Pupuk Kompos Kandungan bahan organik pupuk kompos yang mencapai 18 % bahkan ada yang mencapai 59 %. Unsur lain yang dikandung oleh kompos adalah nitrogen, fosfor, kalsium, kalium dan magnesium. Manfaat bokhasi pada lahan pertanian yaitu : mampu menggantikan dan mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan, bebas dari biji tanaman, tidak berbau dan mudah digunakan dan memperbaiki derajat keasaman tanah, selain itu sangat berguna untuk menyuburkan tanaman. (Ruskandi, 1996).

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum pengenalan dan penentuan dosis pupuk dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pada hari jumat 30 November 2011 pukul 13.00 WITA sampai selesai. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam paraktikum ini adalah Alat tulis Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

1.

Pupuk Urea

2.

Pupuk NPK

3.

Pupuk SP36

4.

Pupuk KCL

5.

Pupuk kompos

3.3 Prosedur Kerja 1.

Siapkan alat tulis.

2.

Perhatikan dan amati setiap jenis pupuk.

3. Catat nama pupuk, kadar presentase, kandungan hara khususnya Nitrogen, Fosfat dan Kaliumnya, bentuk dan warna masing-masing pupuk, sifat pupuk tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan : Urea = 300 Kg/ha ·

Kebutuhan pupuk untuk lahan 5 m x 4 m (20

)

x 300.000 gram = 600 gram/petak

·

Kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman = 6 gram/Tanaman

SP-36 = 150 Kg/ha ·

Kebutuhan pupuk untuk lahan 5 m x 4 m (20 x 150.000 gram = 300 gram/petak

·

Kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman

)

= 3 gram/Tanaman

KCL = 100 Kg/ha ·

Kebutuhan pupuk untuk lahan 5 m x 4 m (20

)

x 100.000 gram = 200 gram/petak

·

Kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman = 2 gram/Tanaman

1.1. Pembahasan Penentuan dosis pupuk untuk tanaman jagung yaitu pada pupuk urea jika memiliki luas lahan 20 m2 maka memerlukan 600 gram/petak pupuk urea. Sehingga dapat diketahui bahwa kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman yaitu sebanyak 6 gram/tanaman. Pada pupuk SP-36 jika diketahui luas lahan 20 m 2 maka memerlukan 300 gram/petak pupuk SP-36. Sehingga dapat diketahui bahwa kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman yaitu sebanyak 3 gram/tanaman. Pada pupuk KCl jika diketahui luas lahan 20 m2 maka memerlukan 200 gram/petak pupuk KCl. Sehingga dapat pula diketahui bahwa kebutuhan pupuk untuk tiap tanaman yaitu sebanyak 2 gram/tanaman. Adanya penentuan jumlah pupuk yang diberikan berhubungan dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara yang ada dalam tanah, serta kadar unsur hara yang terdapat dalam pupuk. Sesuai dengan hasil penentuan dosis pupuk diatas menunjukkan bahwa meskipun jenis tanaman yang akan dipupuk sama tetapi dosis yang ditetapkan untuk pemberian pupuk pada tanaman berbeda. Hal tersebut tejadi karena tiap-tiap jenis pupuk mempunyai jumlah kandungan unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja yang berbeda-beda, sehingga jumlah dan jenis pupuk yang diberikan serta cara dan waktu pemberiannya juga berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman atau jenis tanah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di laboratorium dan uraian yang telah dibahas makadapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut:

1) Yang termasuk pupuk organik adalah pupuk kompos 2) Yang termasuk pupuk anorganik adalah pupuk Urea, pupuk SP36, KCL, NPK. 3) Semua jenis pupuk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman 5.2. Saran Dalam pemberian pupuk untuk tanaman maka diperlukan penentuan dosis terlebih dahulu agar tanaman tidak mengalami kelebihan atau kekurangan unsur hara sehingga tujuan penambahan pupuk ke tanah dapat tercapai agar tanah menjadi subur. DAFTAR PUSTAKA Goeswono, S,. 1995. Masalah Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Departemen IlmuIlmu Tanah. IPB. Bogor. Mulyani. S,. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Soekirno. H,. 1992. Ilmu Memupuk. Penerbit Bina Cipta. Bandung. LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PENGENALAN JENIS DAN SIFAT PUPUK

Acara Praktikum

: Mengenali sifat dan Jenis Pupuk

Tujuan

: Mahasiswa diharapkan mampu :

1.

Mengenali jenis-jenis pupuk yang digunakan di Indonesia

2. Mengamati perubahan fisik pupuk akibat cara penyimpanan yang berbeda (lembab dan kering) 3.

Mengamati perubahan fisik suatu pupuk bila dicampur dengan pupuk lainnya.

Nama Praktikan

: Rosyidatul Putri Munawaroh

Program Studi

: Teknik ProduksiBenih

NIM: A41140733 Kelompok

POLITEKNIK NEGERI JEMBER PRODUKSI PERTANIAN – TEKNIK PRODUKSI BENIH LABORATORIUM-ILMU TANAH Partner

: 1. AgungBimaPerwira

NIM

: A41140980

2. WaqikHadiyanto

NIM

: A41141901

3. HalilintarVujasejati

NIM

: A41140985

4. FeriRahmatHidayat

NIM

: A41141024

:3

5. Lailatus Sakdiah NIM

:A41141078

6. ResaFahlefi

NIM

Hari/Tanggal

: Senin, 01 Desember 2014

Tempat

: LaboratoriumIlmu Tanah

Telahdiperiksadandinilai

: A41141037

Pembimbing Prasetyo, MP

: Ir.Hari

Teknisi

: Doni Hariyadi

LABORATORIUM ILMU TANAH 2014

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu tidak salah pada kesempatan ini, penyusunan mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.

Bapak Ir. Hari Prasetyo, MP selaku Dosen Pembimbing

2. Bapak Doni Hariyadi selaku teknisi Laboratorium Ilmu tanah Politeknik Negeri Jember. 3. ini .

Seluruh pihak yang telah membantu sehingga dapat diselesaikannya laporan

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap penyempurnaan laporan ini agar lebih baik kedepannya. Semoga laporan ini berguna bagi semua pembaca.

Jember, 01 Desember 2014

Penyusun

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tumbuhan dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya selalu membutuhkan unsur hara yang sebagian besar berasal dari tanah sebagai nutrisi utama untuk kelangsungan hidupnya selain air dan cahaya. Unsur hara dalam tanah memiliki perbedaan di beberapa daerah yang berbeda karena perbedaan faktor alam di setiap daerah tersebut.Tanah idealnya dapat menyediakan sejumlah unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan unsur hara oleh tanaman semestinya dapat segera diperbaruhi sehingga kandungan unsur hara di dalam tanah tetap seimbang. Namun tidak semua tanah memiliki kandungan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini sering disebabkan oleh pengambilan atau pengangkutan unsur hara selama proses pertumbuhan tumbuhan. Tanah dengan unsur hara yang minim atau bahkan miskin unsur hara dapat diatasi dengan penambahan unsur hara dari luar tanah. Hara yang berasal dari luar inilah yang disebut dengan pupuk, sedangkan proses penambahan unsur hara ini baik organik maupun anorganik disebut pemupukan. Beberapa jenis pupuk yang sering digunakan petani antara lain ada pupuk buatan dan pupun organik seperti pupuk daun. Contoh pupuk buatan yang sering digunakan oleh petani seperti Urea (CO(NH 2)2), ZA atau Zwavelzuur Amonia (NH4)2SO4), TSP atau Triple super Phosphat (Ca(H 2PO4)2) dan sekarang telah dimodifikasi menjadi SP atau Super Phosphat, KCl dan ZK (K 2SO4). Pupuk daun yang banyak digunaka seperti Hyponex, Vitablom, Sampurna, Gandasil, Bayfolan dan lain-lain. Urea memiliki tingkat kelarutan yang sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk ammonia. Nitrogen yang ada dalam tanah dapat hilang karena terjadinya penguapan, pencucian oleh air, atau terbawa bersama tanaman, tanah yang basa atau sangat padat bias menyebabkan kondisi anaerob (tidak terdapat cukup oksigen di dalam tanah).

Tingkat kelarutan Pupuk SP36 agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat karena reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar. Ketersedian phosphor di dalam tanah ditentukan oleh banyak factor tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah (asam), phosphor akan bereaksi dengan ion besi dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim . Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu tingkat kelarutan pupuk KCl yaitu sulit larut dalam air. Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagitanaman. Nama ZA adalah singkatan dar i istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berartiamonium sulfat (NH4SO4). Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea. Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Anjuran pemupukan terus ditingkatkan melalui program pemupukan berimbang, namun sejak sekitar tahun 1986 terjadi gejala pelandaian produktivitas, suatu petunjuk terjadi penurunan efisiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati. Pelaksanaan pemupukan dianjurkan diberikan sendiri-sendiri tetapi pelaksanaan di lapang sering terjadi praktek penghematan terhadap tenaga, waktu dan biaya yaitu dengan cara mencampur pupuk tunggal. Kegiatan di atas memerlukan pengetahuan tersendiri mengenai bisa atau tidaknya masing-masing pupuk tunggal bercampur dengan pupuk tunggal lainnya. Tidak semua pupuk tunggal yang dicampur dengan pupuk tunggal lain dapat bertahan seperti wujudnya semula, kadang gumpal, mencair, rusak atau bahkan menjadi satu senyawa yang justru berakibat hara pada pupuk tidak tersedia. Oleh karena itu perlu diadakannya uji laboratorium terhadap kegiatan mencampur-campur jenis pupuk tunggal.

1.2 Manfaat dan Tujuan Manfaat dan tujuan dari praktikum pengenalan jenis dan sifat pupuk adalah agar mahasiswa mampu: 1.

Mengenali jenis-jenis pupuk yang digunakan di Indonesia.

2. Mengamati perubahan fisik pupuk akibat cara penyimpanan yang berbeda (lembab dan kering) 3.

Mengamati perubahan fisik suatu pupuk bila dicampur dengan pupuk lainnya.

BAB 2. METODOLOGI 2.1 Pelaksanaan Praktikum pengenalan jenis dan sifat pupuk dilaksanakan pada: Hari, tanggal

:

Senin, 01 Desember 2014

Pukul

:

11.00-13.00 WIB

Lokasi

:

Laboratorium Ilmu Tanah Politeknik Negeri Jember

2.2 Alat dan Bahan

Alat: 1.

Petridish

2.

Sendok plastik

3.

Alat tulis

Bahan: 1.

Kertas label

2.

Pupuk buatan: Urea, Phonska, SP36, KCl, ZA, Petroganik dan KNO 3

2.3 Cara Kerja 1.

Menyiapkan pupuk yang telah disediakan oleh teknisi,

2. Mengamati dan mencatat sifat-sifat pupuk seperti warna, bentuk, kelembapan dan rumus kimianya, 3. Mencampur pupuk yang telah disediakan, pencampuran dilakukan dalam petridish dengan perbandingan 1:1 menggunakan sendok plastik yaitu sebagai berikut: a.

Urea dengan KCl

b.

Urea dengan SP36

c.

Urea dengan ZA

d.

Urea dengan Phonska

e.

SP36 dengan ZA

f.

SP36 dengan KCl

g.

SP36 dengan Phonska

h.

KCl dengan Phonska

i.

KCl dengan ZA

j.

ZA dengan Phonska

4. Menyimpan pencampuran pupuk pada tempat yang kering dengan petridish tertutup dan diberi label, 5. Mengamati perubahan yang terjadi pada pupuk selama 2 minggu penyimpanan.

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.3 Hasil Pengamatan Berdasarkan praktikum pengenalan jenis dan sifat pupuk didapatkan hasil sebgai berikut: N o

Nama Pupuk

Kandunga n

Warna

Bentuk

1.

Petroganik

C Organik 12,3 %

Abu-abu gelap

Granule

2.

Phonska

N 15%

Merah

Granule

P 15 % K 15% 3.

SP 36%

P2O5 36%

Abu-abu muda

Granule

4.

KCl 60%

45 % K2O dan khor

Merah

Kristal

5.

KNO3

N 15%

Merah

Prills

Orange muda

Kristal

Pink

Granule

K2O 14% Na 18% B 0,057% 6.

ZA 21%

N 21% S 24%

7.

Urea

45-46%

Pencampuran beberapa jenis pupuk: Jenis Pencampura n Pupuk

03 Desember 2014

06 Desember 2014

09 Desembe r 2014

12 Desemb er 2014

15 Desemb er 2014

Urea dengan KCl

Kering, tidak gumpal

Kering, tidak gumpal

Lembab, tercampur.

Lembab, tercamp ur.

Lembab,

2.

Urea dengan SP36

Lembab, tidak gumpal

Lembab, tidak gumpal

Lembab, tercampur.

Lembab, tercamp ur.

Mencair, tercamp ur

3.

Urea dengan ZA

Lembab, tidak gumpal

Lembab, tidak gumpal

Lembab, tercampur.

Lembab, tercamp ur.

Mencair, tercamp ur

4.

Urea dengan Phonska

Lembab, gumpal

Lembab, gumpal

Mencair, gumpal

Mencair, gumpal

Mencair, gumpal

5.

SP36 dengan

Kering,

Kering,

Kering,

Agak

Mengera

No 1.

tercamp ur

ZA

tidak gumpal

tidak gumpal

tercampur.

keras, tercamp ur.

s, tercamp ur

6.

SP36 dengan KCl

Kering, tidak gumpal

Kering, tidak gumpal

Kering, tercampur.

Kering, tercamp ur.

Kering, tercamp ur

7.

SP36 dengan Phonska

Kering, gumpal.

Kering, gumpal

Kering, berjamur gumpal,.

Agak keras, berjamur gumpal.

Keras, berjamur , gumpal.

8.

KCl dengan Phonska

Lembab, gumpal.

Lembab, gumpal.

Lembab, gumpal

Lembab, gumpal

Lembab, gumpal

9.

KCl dengan ZA

Kering, tidak gumpal.

Kering, tidak gumpal.

Kering, tercampur.

Kering, tercamp ur.

Mengera s, tercamp ur

10 .

ZA dengan Phonska

Kering, gumpal.

Kering, gumpal.

Lembab, gumpal

Lembab, gumpal

Berair, gumpal

3.4 Pembahasan Pupuk merupakan bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahakan ke dalam tanah atau tanaman. Terdapat dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik, pupuk anorganik dibedakan ke dalam dua kelompok berdasarkan jenis hara yang dikandungnya yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai petani yang mencampur-campur jenis pupuk anorganik tanpa pengetahuan yang jelas mengenai formulasi pencampuran tersebut. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menghemat tenaga, waktu dan biaya tanpa mempertimbangkan unsur atau nutrisi apa yang dibutuhkan oleh tanah ataupun tumbuhan. Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jenis dan sifat pupuk di atas dapat diketahui bahwa kandungan bahan kimia antara pupuk satu dengan yang lain berbeda-beda, begitu pula dengan persentase kandungan masing-masing pupuk. Jika pupuk dicampur-campur, akan ada reaksi yang dihasilkan. Baik itu reaksi yang positif yang dapat digunakan bagi tumbuhan maupun reaksi negatif bagi tanah dan tumbuhan. Reaksi yang terjadi dalam praktikum ini diuji dengan mencampur 2 jenis pupuk dalam satu wadah yaitu petridish yang kemudian didiamkan selama 2 minggu pengamatan. Reaksi yang terjadi diantaranya adalah ada sebagian pupuk yang bisa tercampur dan ada pula yang menggumpal, ada yang tetap kering saat dicampur dan ada pula yang lembab hingga mencair. Kondisi lembab dan mencairnya beberapa jenis pupuk

dapat terjadi karena formulasi pupuk itu sendiri dan atau karena kondisi lingkungan penempatan pupuk dalam wadah. Dalam praktikum ini, pupuk dalam wadah petridish diletakkan di atas meja laboratorium ilmu tanah yang bahannya bukan dari kayu ataupun plastik melainkan ubin seperti yang digunakan pada lantai. Suhu pada meja berbahan ubin dapat langsung dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya, hal ini dapat menjadi pemicu terjadinya reaksi lembab hingga mecair suatu pupuk baik itu yang telah dicampur dengan pupuk lain maupun tanpa adanya proses pencampuran. Praktikum ini dapat dilakukan dengan meletakkan kertas karton atau bahan lain yang dapat mengurangi pengaruh meja berbahan dasar lantai terhadap pupuk yang diamati guna mengetahui hasil lebih akurat mengenai reaksi pencampuran yang terjadi tanpa pengaruh luar yang signifikan. Namun, hal ini tetap dilakukan karena pada dasarnya pupuk yang dicampur maupun tidak akan ditabur di tanah yang kondisinya hampir sama dengan kodisi lantai ubin yang suhunya mengikuti suhu lingkungan sekitar. Pencampuran jenis pupuk tunggal satu dengan pupuk tunggal lain ada yang menghasilkan reaksi positif bagi tumbuhan ada pula yang menghasilkan reaksi negatif seperti keracunan pada tumbuhan atau tanah. Reaksi negatif tersebut seperti saat kita mencampur Urea dengan KCl atau TSP untuk satu aplikasi menghasilkan pH yang tinggi sebingga mikroorganisme dalam tanah mati. Selain itu, pencampuran ini membentuk gumpalan-gumpalan pupuk yang sulit menyebar secara merata pada tanah. Selain merusak tanah dan tumbuhan, pencampuran tanpa ilmu yang memadai tentang pencampuran pupuk baik jenis tunggal maupun pupuk majemuk dapat mengakibatkan kerugian besar lainnya.

BAB 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum pengenalan jenis dan sifat pupuk, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pupuk merupakan unsur hara yang dapat ditambahkan pada media tanam guna mencukupi kebutuhan unsur hara tumbuhan agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

2. Jenis pupuk dibagi menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik dibagi menjadi dua kelompok lagi yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. 3. Pemakaian pupuk dianjurkan diberikan sendiri-sendiri namun sering ditemukan kegiatan pencampuran pupuk satu dengan pupuk yang lain tanpa pengetahuan lebih mengenai kegiatan tersebut. 4. Urea tidak boleh dicampur dengan KCl atau TSP untuk satu aplikasi karena campuran ini dapat menaikkan pH sehingga mematikan mikroorganisme tanah yang memproduksi enzim urease. Campran ini akan membentuk gumpalangumpalan yang menyebabkan sulitnya penyebaran pupuk secara merata.

4.2 Saran Dalam praktikum pengenalan jenis dan sifat pupuk sebaiknya dilakukan dengan pengamatan yang bersifat kontinyu atau berkelanjutan terhadap reaksi yang terjadi pada pencampuran dua jenis pupuk tunggal guna mendapatkan hasil pengamatan yang akurat. Selain itu pemberian pupuk anorganikpada tanah atau tumbuhan lebih diminimalisir pemakaiannya, karena hanya digunakan untuk penambah hara tanah tetapi jika jumlahnya berlebihan akan menyebabkan residu pada tanah. Lebih baik menggunakan pupuk organic karena banyak mengandung bahan organic dan aman meskipun dipakai dalam jumlah yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA http://hariyatitanggahma.blogspot.com/2013/02/laporan-lengkap-pupuk-danpemupukan.html, diakses pada 04 Desember 2014 http://saktioftian.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-pengenalan-pupuksakti.html , diakses pada 04 Desember 2014 Tim dosen. 2014. Buku Kerja Praktek Mahasiswa (Dasar-dasar Agronomi): Politeknik Negeri Jember Tim dosen. 2014. Buku Kerja Praktek Mahasiswa (Ilmu Tanah). Politeknik Negeri Jember

Related Documents


More Documents from "kirthanasri"

1) Conectarse Con El Aura
January 2021 0
Astrologia Y Tarot
January 2021 0
February 2021 2
January 2021 5