Lp Isolasi Sosial

  • Uploaded by: NuRuulQoMaria
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Isolasi Sosial as PDF for free.

More details

  • Words: 1,706
  • Pages: 15
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

Oleh : Nurul Qomariah

(1301100045)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN DIII KEPERAWATAN MALANG Mei 2015

A. DEFINISI Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008). Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan

mekanisme

individu

terhadap

sesuatu

yang

mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009). Isolasi soaial adalah pengalaman kesendirian seorang individu yang diterima sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang negatif atau mengancam (Wilkinson, 2007). B. PENYEBAB 1. Faktor Predisposisi Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah: a) Faktor Perkembangan Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan menghambat

masa

perkembangan

selanjutnya.

Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin hubungan dengan

orang

lain.

Kurangnya

stimulasi,

kasih

sayang, perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi bayi akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa percaya diri.

Rasa

ketidakpercayaan

tersebut

dapat

mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi

yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak mersaa diperlakukan sebagai objek. b) Faktor Komunikasi Dalam Keluarga Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi untuk mengembangkan gangguan tingkah laku. - Sikap bermusuhan/hostilitas - Sikap mengancam, merendahkan

dan

menjelek-jelekkan anak - Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi

kesempatan

untuk

mengungkapkan

pendapatnya. - Kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada pembicaananak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang tegur

sapa,

komunikasi

kurang

terbuka,

terutama dalam pemecahan masalah tidak diselesaikan

secara

terbuka

dengan

musyawarah. - Ekspresi emosi yang tinggi - Double bind (dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan yang membuat bingung dan kecemasannya meningkat) c) Faktor Sosial Budaya Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga.seperti anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial. d) Factor Biologis Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan

jiwa.

Insiden

tertinggi

skizofrenia

ditemukan pada keluarga yang anggota keluarga yang

menderita

skizofrenia.

Berdasarkan

hasil

penelitian pada kembar monozigot apabila salah

diantaranya

menderita

skizofrenia

adalah

58%,

sedangkan bagi kembar dizigot persentasenya 8%. Kelainan

pada

struktur

otak

seperti

atropi,

pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan struktur limbik, diduga dapat menyebabkan skizofrenia. 2. Faktor Presipitasi Stresor presipitasi ditimbulkan

oleh

terjadinya faktor

isolasi

internal

sosial

maupun

dapat

eksternal,

meliputi: a) Stressor Sosial Budaya Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan,

terjadinya

penurunan

stabilitas

keluarga seperti perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi sosial. b) Stressor Biokimia - Teori dopamine:

Kelebihan

dopamin

pada

mesokortikal dan mesolimbik serta tractus saraf

dapat

skizofrenia. - Menurunnya

merupakan MAO

(Mono

indikasi Amino

terjadinya Oksidasi)

didalam darah akan meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO adalah

sebagai

enzim

yang

menurunkan

dopamin, maka menurunnya MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia. - Faktor endokrin: Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena

dihambat

oleh

dopamin.

Hypertiroidisme, adanya peningkatan maupun

penurunan hormon adrenocortical seringkali dikaitkan dengan tingkah laku psikotik. - Viral hipotesis: Beberapa jenis virus dapat menyebabkan diantaranya

adalah

gejala-gejala virus

HIV

psikotik yang

merubah stuktur sel-sel otak. c) Stressor Biologik dan Lingkungan Sosial Beberapa peneliti membuktikan bahwa

dapat

kasus

skizofrenia sering terjadi akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis. d) Stressor Psikologis Kecemasan yang tinggi akan menyebabkan menurunnya

kemampuan

individu

untuk

berhubungan dengan orang lain. Intesitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah akan menimbulkan

berbagai

masalah

berhubungan pada tipe psikotik. C. POHON MASALAH

(Keliat,2006)

gangguan

D. TANDA DAN GEJALA Menurut Purba, dkk. (2008) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah: 1.

Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh

orang lain 2. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain 3.

Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan

orang lain 4. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu 5. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan 6. Pasien merasa tidak berguna 7.

Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

ASUHAN KEPERAWATAN A.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi : 1. Identitas klien Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien. 2. Keluhan utama Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan kegiatan sehari – hari , dependen. 3. Factor predisposisi kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur sosial. 4. Aspek fisik/biologis Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhafisik yang dialami oleh klien. 5. Aspek Psikososial a) Genogram yang menggambarkan tiga generasi b) Konsep diri - Citra tubuh Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak

penjelasan

perubahan

tubuh

,

persepsi negatip tentang tubuh . Preokupasi dengan

bagia

mengungkapkan

tubuh

yang

keputus

mengungkapkan ketakutan. - Identitas diri

hilang

,

asaan,

Ketidak

pastian

menetapkan

memandang

keinginan

dan

diri tidak

,

sukar mampu

mengambil keputusan . - Peran Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua , putus sekolah, PHK. - Ideal diri Mengungkapkan

keputus

asaan

karena

penyakitnya : mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi - Harga diri Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri. 6. Status mental Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup. 7. Kebutuhan persiapan pulang  Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat 

makan Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,

membersikan dan merapikan



pakaian. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien



terlihat rapi Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat



beraktivitas didalam dan diluar rumah Klien dapat menjalankan program



dengan benar. Mekanisme koping: Klien apabila mendapat masalah

pengobatan

takut atau tidak mau menceritakan nya pada orang

orang

lain(

lebih

sering

menggunakan

koping

menarik diri). 8. Aspek medik Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor, terapi okupasional, TAK , dan rehabilitasi. B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri. 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu : koping defensive

RENCANA TINDAKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN Isolasi social

TUJUAN Setelah

dilakukan

INTERVENSI tindakan A. Klien

keperawatan selama 3 x 24 jam SP 1 Klien

dapat

orang

lain

berinteraksi baik

secara

dengan o Bina hubungan saling percaya individu o

Identifikasi

penyebab

isolasi

maupun secara berkelompok dengan sosial kriteria hasil :   





Klien

SP 2 dapat

membina o

Diskusikan

bersama

Klien

keuntungan berinteraksi dengan hubungan saling percaya. Dapat menyebutkan penyebab orang lain dan kerugian tidak isolasi sosial. berinteraksi dengan orang lain Dapat menyebutkan o Ajarkan kepada Klien cara keuntungan berhubungan berkenalan dengan satu orang dengan orang lain. Anjurkan kepada Klien untuk Dapat menyebutkan kerugian o memasukan kegiatan berkenalan tidak berhubungan dengan dengan orang lain dalam jadwal orang lain. Dapat berkenalan dan kegiatan harian dirumah bercakap-cakap dengan orang SP 3



o Evaluasi pelaksanaan dari jadwal lain secara bertahap. Terlibat dalam aktivitas sehari-

hari

kegiatan harian Klien o

Beri kesempatan pada Klien

mempraktekan

cara

berkenalan

dengan dua orang o Ajarkan Klien berbincang-bincang dengan dua orang tetang topik tertentu o

Anjurkan kepada Klien untuk

memasukan kegiatan berbincangbincang dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah SP 4 o Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian Klien o

Jelaskan tentang obat yang

diberikan

(Jenis,

dosis,

waktu,

manfaat dan efek samping obat) o

Anjurkan

kegiatan

Klien

memasukan

bersosialisasi

dalam

jadwal kegiatan harian dirumah

o

Anjurkan

Klien

untuk

bersosialisasi dengan orang lain B. Keluraga o

Diskusikan

masalah

yang

dirasakan kelura dalam merawat Klien o

Jelaskan pengertian, tanda dan

gejala isolasi sosial yang dialami Klien dan proses terjadinya o Jelaskan dan latih keluarga caracara merawat Klien Gangguan konsep diri: harga diri Setelah dilakukan tindakan asuhan A. Klien: rendah berhubungan dengan tidak keperawatan selama 3 x pertemuan o Bina hubungan saling percaya efektifnya koping individu : koping klien mempunyai konsep diri yang o defensif.

positif dengan criteria hasil:   

Dapat

membina

Identifikasi

kemampuan

dan

aspek positif yang dimiliki klien

hubungan (individu,

keluarga,

dan

masyarakat) saling percaya Dapat mengidentifikasi aspek o Antu klien menilai kemampuan positif yang dimiliki klien yang dapat digunakan Dapat mengembangkan

kemampuan 

 

diajarkan Dapat terlibat

yang

telah o Bantu klien memilih kegiatan dan melatih sesuai dengan kemampuan

dalam

terapi klien aktivitas kelompok orientasi o Melatih kemampuan kedua realita dan stimulasi persepsi o Anjurkan klien memasukan dalam Dapat mengikuti aktivitas di jadwal kegiatan harian rumah Dapat minum obat dengan B. Keluarga: bantuan minimal o

Diskusikan

masalah

yang

dirasakan keluargadalam merawat klien o

Jelaskan pengertian, tanda, dan

gejala

harga

dialami

diri

klien

rendah

beserta

yang proses

terjadinya o Jelaskan cara-cara merawat klien harga diri rendah o

Latih keluarga melakukan cara

merawat

langsung

kepada

harga diri rendah dirumah

klien

o Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat o Jelaskan follow up klien

DAFTAR PUSTAKA Anna Budi Keliat, SKp. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik

Diri,

Jakarta

;

Fakultas

Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia. Dalami, Ermawati, et all. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Jiwa. Jakarta: Trans Info Media

Notoadmodjo, Soekidjo. (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset

Purba, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial

dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press

Wilkinson, M. Judith (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi

NIC dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta : EGC

Related Documents

Lp Isolasi Sosial
January 2021 1
Lp Isolasi Sosial
February 2021 1
Lp Isolasi Sosial
January 2021 1
Lp Isolasi Sosial Fix
March 2021 0
Role Play Isolasi Sosial
February 2021 5

More Documents from "Faiq Bungsu"

Lp Isolasi Sosial
January 2021 1