Lp Isolasi Sosial

  • Uploaded by: Nanang Sugianto
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Isolasi Sosial as PDF for free.

More details

  • Words: 926
  • Pages: 5
Loading documents preview...
1. Kasus ( Masalah Utama) Isolasi Sosial 2. Proses Terjadinya Masalah a. Definisi Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin rasa di tolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. (Keliat, 2011) Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau mengancam (NAND-I, 2012) dalam Mukhripah D (2014). b. Rentang Respon Menurut Stuart dan Sundeen dalam Mukhripa D, 2014

Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Menyendiri

Kesepian

Manipulasi

Otonomi

Menarik diri

Inpulsif

Kebersamaan

Ketergantungan

Narkisisme

Saling ketergantungan c. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi dari masalah isolasi sosial berhubungan dengan faktor perkembangan terkait dengan proses tumbuh kembang sehingga dapat mengembangkan hubungan sosial yang positif namun akan terjadi respon sosial maladaptif apabila sistem keluarga terganggu. Faktor lainnya adalah biologis dan sosiokultural yang terkait dengan norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif, cacat dan penyakit konis. Selain itu faktor dalam keluarga menjadi masalah pendukung isolasi sosial yang terjadi karena keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negatif sehingga membuat anak menjadi rendah diri yang menjadikan anak enggan berkomunikasi. d. Faktor Presipitasi Faktor yang mencetuskan masalah isolasi sosial terkait stress sosiokultural dimana menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah dengan orang yang disayangi. Faktor pencetus lainnya karena stressor psikologis terkait dengan ansietas berat yang berkepanjangan sehingga menyebabkan keterbatasan kemampuan. Terkait hal lainnya berhubungan dengan tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat.

3. Dasar Penetapan Masalah Klien a. Pohon Masalah effect

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

core problem

causa

Isolasi sosial

Harga Diri Rendah kronik

b. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji  Data Subjektif : a. Klien mengatakan malas berinteraksi b. Klien mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya c. Klien megatakan dirinya tidak berguna  Data objektif : a. Klien tampak menyendiri dan tidak mau berbicara dengan orang lain b. Kontak mata kurang 4.

Diagnosa Keperawaratan a) Isolasi Sosial b) Harga Diri Rendah Kronik c) Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

5.

Rencana Tindakan Keperawatan Terlampir

6.

Daftar Pustaka Keliat, Budi A. (2010). Keperawatan Kesehat jiwa komunitas. Jakarta : EGC. Damaiyanti, Mukhripah. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama. Yosep, iyus. (2009). Keperawatan jiwa. Jakarta : Refika Aditama.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN ISOLASI SOSIAL PERTEMUAN 1 TGL: 18 DESEMBER 2017 Nama Perawat : Nur asnah, S.Kep Nama Pasien : Ruangan :

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien DO :   

Menyindir Mengurung diri Tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain

DS :   

Mengatakan malas berinteraksi Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya Merasa orang lain tidak selevel

2. Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial 3. Tujuan Khusus  Klien dapat membina hubungan saling percaya  Klien dapat menyadari penyebab isolasi sosial  Klien dapat berinteraksi dengan orang lain 4. Tindakan Keperawatan Sp I :  Membina hubungan saling percaya  Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial  Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya  Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul  Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.  Membantu pasien mengenal manfaat berhubungan dengan orang lain dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak teman.  Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan orang lain  Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

Tehnik Komunikasi : Sp 1 Orentasi : “ selamat pagi !” “saya perawat Nur asna ...,saya senang dipanggil asna ...,saya perawat yang akan merawat bapak.” “siapa nama bapak?senang di panggil siapa?” “ apa keluhan bapak hari ini? ”bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman bapak? Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruangan tamu? Mau berapa lama bapak? bagai mana kalau 15 menit?” Kerja : “siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan bapak?siapa yang jarang bercakap-cakap dengan bapak? Apa yang membuat bapak jarang bercakap-cakap dengannya?” “Apa yang kegiatan yang bisa bapak lakukan dengan teman yang bapak kenal?” Apa yang menghambat bapak dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien lain?”Menurut bapak apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? wah benar,ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa ya bapak? ya,apa lagi? (samapai pasien dapat meyebut beberapa). jadi bayak juga ruginya kalau tidak punya teman ya. kalau begitu inginkah bapak belajar bergaul dengan orang lain?” Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?” “begini lho bapak,untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka, asal/alamat kita dan hobi .Contoh: Nama saya Nur asna, senang di pagil asna, asal saya dari Putusibau, hobi main bulu tangkis.” “Selanjutnya bapak menanyakan nama orang yang diajak berkenalan, Contohnya begini: Nama Bapak siapa?senang dipanggil apa?asalnya dari mana? hobinya apa?” “ayo bapak di coba! mas ..,saya belum kenalan dengan bapak. coba berkenalan dengan saya!” Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. bagus sekali” “setelah bapak berkenalan dengan orang tersebut bapak dapat melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan untuk bapak berbicarakan. mas..., tentang cara cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya” Terminasi : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan berkenalan?” Bapak tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik sekali” “Selajutnya, bapak dapat meningkat-ningkat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.sehingga bapak lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain .bapak mau pratikan kepasien lain? mau pukul berapa mencobanya.mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian bapak.” “besok pagi pukul 10 saya akan datang ke sini untuk mengajak bapak berkenalan dengan teman saya perawat amrol .Bagaimana pak mau kan?”baiklah sampai jumpa.”

Related Documents

Lp Isolasi Sosial
January 2021 1
Lp Isolasi Sosial
February 2021 1
Lp Isolasi Sosial
January 2021 1
Lp Isolasi Sosial Fix
March 2021 0
Role Play Isolasi Sosial
February 2021 5

More Documents from "Faiq Bungsu"