Makalah Agama 1; Paradigma Qurani Dalam Menghadapi Perkembangan Sains Dan Teknologi

  • Uploaded by: your yunikorn
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Agama 1; Paradigma Qurani Dalam Menghadapi Perkembangan Sains Dan Teknologi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,936
  • Pages: 10
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah mengenai krisis identitas yang terjadi di Indonesia terutama HOAX. Makalah ilmiah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar. Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini bisa memberi ma mafaat utaupun inpirasi pada pembaca.   Malang, 31 Oktober 2019   .              

Kelompok 7

1

A.

Latar Belakang Sains dan teknologi telah diartikan oleh banyak tokoh, filosuf, ilmuan,

bahkan budayawan. Sains di Indonesia diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu dan pengetahuan memiliki makna yang sangat berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi, dan firasat. Sedangkan Ilmu adalah pengetahuan yang suadah di klasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan di interpretasi, sehingga menghasilkan kebenaran objektif yang nyata, dan dapat diuji ulang secara ilmiah (buku ajar pendidikan agama islam universitas brawijaya). Teknologi adalah produk dari ilmu pengetahuan. Tapi berbeda dengan ilmu pengetahuan, teknologi lebih bersifat bebas, maksudnya dalam situasi tertentu akan berpotensi berdampak kearah negatif berupa ketimpangan – ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Meskipun begitu jika teknologi dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan kemajuan yang signifikan dan kesejahterahan bagi manusia. Iptek memiliki peranan yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tetapi kemajuan iptek yang sangat pesat di era moderen dapat berdampak negatif jika kita menyalah gunakannya. Oleh karena itu bagaimana kita menyikapi perkembangan iptek yang semakin pesat ini jika dilihat dari sisi al-Quran. Paradigma al-Quran berarti bagaimana kita menyikapi suatu masalah atau realitas berdasarkan al-Quran. Juga merupakan sebuah konstruksi pengetahuan yang awalnya dibangun untuk membentuk perilaku yang sejalan dengan sistem islam, termasuk sistem ilmu pengetahuannya. B.

Rumusan Masalah 1.

Bagaimana Iptek dalam Islam dan al-Quran?

2.

Bagaimana

paradigma

Qurani

dalam

menyelesaikan

masalah

kehidupan? 3.

Apa peranan al-Quran dalam menghadapi perkembangan iptek modern?

2

C.

Tujuan 1.

Untuk menjelaskan Iptek dalam Islam dan al-Quran.

2.

Untuk menjelaskan paradigma Qurani dalam menyelesaikan masalah kehidupan.

3.

Untuk

menganalisis

peranan

al-Quran

dalam

menghadapi

perkembangan iptek modern.

3

IPTEK DALAM AL-QURAN Islam merupakan agama yang komperhensif yang juga mengandung iptek atau sains. Banyak ayat- ayat al-Quran yang menjelaskan bagaimana pentingnya iptek atau sains. Iptek merupakan suatu alat untuk mempermudah memahami ajaran islam. Ajaran Islam memanang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dalam ilmu pengetahuan sehingga alQuran dan al-Hadist menjadi landasan pemikiran, yaitu suatu asas yang diatasnya dibangun seluruh konsep pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia. Islam memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini dapat kita pahami dari ayat yang pertama kali turun:

ِ ۚ‫ك الَّ ِذ ْي َخلَ َق‬ َ ِّ‫اس ِم َرب‬ ْ ِ‫ا ْقَرأْ ب‬ “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (al-‘Alaq:1). Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikiranan pemahaman itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra’ haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas islam. Ilmu pengetahuan bukan berada pada pengetahuan atau cara berpikir manusia yang besifat sempit, melaikan berada pada ilmu allah yang mencangkup dan meliputi segala sesuatu. Firman Allah SWT:

١٢٦ - ࣖ ‫َو َكا َن ال ٰلّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء حُّمِ ْيطًا‬ “Dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.” (anNisa’:126)

١٢ - ࣖ ‫َّواَ َّن ال ٰلّهَ قَ ْد اَ َحا َط بِ ُك ِّل َش ْي ٍء ِع ْل ًما‬ “Dan sesungguhnya Allah, Ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (al-Thalaq:12)

4

Islam menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar dari segala pengetahuan seorang muslim, sehingga mencetak muslim – muslim yang taat dan soleh tetapi sekaligus cerdas dalma iptek. Dapat dilihat dari masa kejayaan iptek dunia islam pada tahun 700 – 1400 M. Pada masa inilah dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721) sebagai ahli kimia termansyur, al-Khawarzmi (w. 780) sebagai ahli matematika dan astronomi , al-Battani (w. 858) sebagai ahli astronomi dan matematika, al-Razi (w.884) sebagai pakar kedokteran, ophtalmologi, dan kimia , Tsabit bin Qurrah (w. 908) sebagai ahli kedokteran dan teknik, dan masih banyak lagi. Paradigma al-Quran dalam Memahami Iptek Paradigma al-Quran berarti sebuah konstruksi pengetahuan yang awalnya dibangun untuk membentuk perilaku yang sejalan dengan sistem islam, termasuk sistem ilmu pengetahuannya. Paradigma al_Quran dimanfaatkan sebagai mode of thought, mode of inquiry yang menghasilkan mode of knowing. Sehingga dalam hal ini al-Quran diharapkan dapat membangun suatu konsep pengetahuan untuk memahami realitas sebagaimana al-Quran memahaminya. Untuk

dapat

menjadikan

al-Quran

sebagai

paradigma

kemudian

merumuskan nilai – nilainya normatifnya ke dalam iptek, meka perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1.

Pengembangan penafsiran sosial struktural lebih daripada penafsiran individu. (Lebih ke penyebabnya).

2.

Reorientasi pemikiran dari subjektif ke objektif.

3.

Mengubah islam normatif menjadi teoritis.

4.

Merumuskan formulasi wahyu yang bersifat umum menjadi formulasi yang spesifik dan empiris.

A.

Paradigma Qurani dalam Menyelesaikan Masalah Kehidupan Seperti yang kita ketahui bahwa kita berada di zaman globalisasi atau

modernisasi yang dimana ciri utama kehidupan modern adalah adanya pembangunan yang berhasil dan membawa kemajuan, kemakmuran, dan pemerataan. Pembangunan yang berkesinambungan yang berimplikasi terhadap

5

perubahan pola hidup masyarakat ke arah kemajuan, dan kesejahteraan itu merupakan bagian dari indikator kehidupan modern. Paradigma Qurani dalam pengembangan Iptek, akan memungkinkan munculnya ilmu-ilmu alternatif yang khas yang tentu saja tidak sekularistik. Paradigma Qurani dalam perkembangan budaya, juga akan melahirkan budaya masyarakat yang Islami yang tidak sekuler dalam proses, hasil, dan aktualisasinya. Misalnya, Pengembangan ekonomi yang berlandaskan paradigma Qurani akan melahirkan konsep dan kegiatan ekonomi yang bebas bunga, riba, dan gharar yang jelas merupkan sesuatu yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Paradigma Qurani dalam menyoroti segala persoalan harus tetap menjadi komitmen umat Islam agar umat tidak kehilangan jati dirinya dalam menghadapi tantangan modernitas. Kehidupan modern yang pada hakikatnya merupakan implementasi kemajuan Iptek akan memberi manfaat dan terus berkembang untuk membawa kemajuan yang harus dipandu dan diarahkan oleh wahyu (Al-Quran) agar umat tidak terjebak dalam kehidupan sekularis. Sekularisasi hanya akan mengikis keimanan yang ada di hati umat dan akan melahirkan generasi yang ambivalen (bersikap mendua) dalam kehidupan. Di satu sisi ia sebagai seorang muslim, di sisi lain ia meminggirkan ajaran Islam dari dirinya dan kehidupannya sehingga Islam lepas dari aktivitas hidupnya, yaitu suatu sikap hipokrit yang harus dijauhkan dari kepribadian umat Islam. Umat Islam akan maju kalau Al-Quran menjadi tuntunan dan Rasulullah sebagai panutan. Umat Islam akan tertinggal, dan masuk pada situasi stagnasi kalau Al-Quran dijauhkan dari kehidupan dirinya. Paradigma Qurani adalah proses menghadapi realitas sekaligus tujuan yang harus digapai dalam perjalanan hidup umat Islam. Sejarah membuktikan kemunduran umat Islam pada abad kedelapan belas, yang biasa disebut abad stagnasi keilmuan, adalah karena beberapa faktor. Pertama, justru karena umat Islam meninggalkan peran Al-Quran sebagai paradigma dalam menghadapi segala persoalan. Kedua, hilangnya semangat ijtihad di kalangan umat Islam. Ketiga, kesalahan lainnya, menurut Muhammad Iqbal, karena umat Islam menerima paham Yunani mengenai realitas yang pada pokonya bersifat statis, sedangkan jiwa Islam bersifat dinamis dan berkembang. Keempat, para ilmuwan keliru memahami pemikiran Al-Ghazali, yang

6

dianggapnya al-Ghazali mengharamkan filsafat dalam bukunya “Taḫāfutul Falāsifah”, padahal Al-Ghazali menawarkan sikap kritis, analitis dan skeptis terhadap filsafat, agar dikembangkan lebih jauh dalam upaya menggunakan paradigma Qurani dalam pengembangan falsafah. Faktor kelima, karena sikap para khalifah yang berkuasa pada zaman itu tidak mendukung pengembangan keilmuan karena takut kehilangan pengaruh yang berakibat terhadap hilangnya kekuasaan mereka. Karena sikap demikian, kehidupan politik umat Islam pun, pada abad itu menjadi lemah, pecah, dan semrawut di tengah hegemoni kekhilafahan Islam yang mulai memudar dalam menghadapi peradaban Barat yang mulai menggeliat dan perlahan maju dengan percaya diri. Perkembangan berikutnya, dunia Islam masuk dalam perangkap kolonialisme Barat dan bangsa Barat menjadi penjajah yang menguasai segala aspek di dunia Islam. Dewasa ini dunia Islam telah masuk ke fase modern. Langkah- langkah untuk lebih maju agar tidak tertinggal oleh peradaban Barat, kiranya pemikiran Ismail Razi al-Faruqi perlu dikaji. Menurut Al- Faruqi, sebagaimana ditulis Juhaya S Praja (2002: 73), kunci sukses dunia Islam tentu saja adalah kembali kepada Al-Quran. Al-Faruqi menjabarkannya dengan langkah sebagai berikut. 1. Memadukan sistem pendidikan Islam. Dikotomi pendidikan umum dan pendidikan agama harus dihilangkan. 2. Meningkatkan visi Islam dengan cara mengukuhkan identitas Islam melalui dua tahapan; Tahap pertama yaitu mewajibkan bidang studi sejarah

peradaban

Islam;

Tahap

keduayaitu

Islamisasi

ilmu

pengetahuan. 3. Untuk mengatasi persoalan metodologi ditempuh langkah-langkah berupa penegasan prinsip-prinsip pengetahuan Islam sebagai berikut : a. The unity of Allah b. The unity of creation c. The unity of truth and knowledge d. The unity if life e. The unity of humanity

7

Berikutnya, al-Faruqi menyebutkan bahwa langkah-langkah kerja yang harus ditempuh adalah sebagai berikut. 1.

Menguasai disiplin ilmu modern

2.

Menguasai warisan khazanah Islam

3.

Membangun relevansi yang Islami bagi setiap bidang kajian atau wilayah penelitian pengetahuan modern.

4.

Mencari jalan dan upaya untuk menciptakan sintesis kreatif antara warisan Islam dan pengetahuan modern.

5.

Mengarahkan pemikiran Islam pada arah yang tepat yaitu sunatullah.

Inti dari semua ini adalah kita sebagai umat islam sudah seharusnya menanamkan paradugma qurani dalam berkehidupan karena alquran adalah acuan dalam bertingkah dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari agar kita terhindar dari jalan yang salah. B.

Peran Al-Qur’an dalam menghadapi perkembangan Sains dan

Teknologi Modern Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat. Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera. Permasalahan lain tentang sikap Islam terhadap perkembangan teknologi adalah, tentang masa depan sains yang semakin logis dan teknologi yang semakin praktis, sehingga Islam sering dipaksa untuk mempertimbangkan secara serius nilai-nilai keyakinan dan tujuan keagamaan agar berjalan selaras dengan nilainilai dan keyakinan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita sebagai umat Islam memiliki sikap yang tidak menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai yang paling penting dari semua cabang pengetahuan, sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang Eropa dan Amerika

8

Utara. Mereka memandang ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya dasar pengetahuan yang dapat diandalkan dan memandang teknologi sebagai cara terbaik untuk memecahkan masalah manusia. Memang, dalam prespektif Islam ilmu pengetahuan tidak pernah bisa menggantikan metafisika dan teologi, dan teknologi tidak pernah bisa menggantikan syari’ah sebagai penyedia terbaik dan solusi untuk masalah individu dan masalah sosial manusia. Muslim menempatkan baik itu syari’ah atau ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seuatu yang diperlukan untuk keselamatan masyarakat, dan keduanya harus bergabung dalam frame etika dan hukum syari’at. Syari’ah, yang terutama didasarkan pada ajaran Qur’an dan hadits, dianggap oleh umat Islam menjadi sumber yang paling penting dari nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip untuk membimbing tindakan manusia. Islam menempatkan batasan ketat pada teknologi dengan syara’ dan menyesuaikannya untuk kepentingan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah diarahkakan dan dianjurkan dalam Alquran. Maka selayaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

9

DAFTAR PUSTAKA Herwinarko, SA. 2019. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Malang: Pusat Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Universita Brawijaya. Ulya, Azkiatul. 2017. Bagaimana Membangun Paradigma Qurani. Lubis, Suwardi. 2015. Pandangan Al-Quran Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Muhtadin. 2016. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Mandala Nasional (Publishing). Anshori, Mustofa. Syarif H., dan Amin M. 2018. Buku Modul Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.

10

Related Documents


More Documents from "syarifah fatimah"