Makalah Akad Istishna'

  • Uploaded by: enda suminat
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Akad Istishna' as PDF for free.

More details

  • Words: 3,517
  • Pages: 20
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami sampaikan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Akad Istisnha’. Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. Bengkulu, September 2015 Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2 1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3 2.1 Pengertian Akad Istishna’..........................................................................................3 2.2 Jenis-Jenis Akad Istishna’..........................................................................................4 2.3 Sumber Hukum Akad Istishna’..................................................................................4 2.4 Rukun dan Ketentuan Akad Istishna’........................................................................5 2.5 Berakhirnya Akad Istishna’........................................................................................6 2.6 Perlakuan Akuntansi..................................................................................................6 2.7 Ilustrasi Akuntansi Akad Istishna’............................................................................12 BAB III PENUTUP..............................................................................................................16 3.1 Kesimpulan..............................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu. Istishna dapat dilakukan langsung antara dua belah pihak antara pemesan atau penjual seperti, atau melalui perantara. Jika dilakukan melalui perantara maka akad disebut dengan akad istishna paralel. Walaupun istishna adalah akad jual beli, tetapi memiliki perbedaan dengan salam maupun dengan murabaha. Istishna lebih ke kontrak pengadaan barang yang ditangguhkan dan dapat dibayarkan secara tangguh. Istishna menurut para fuqaha adalah pengembangan dari salam, dan di izinkan secara syari’ah. Untuk pengakuan pendapatan istishna dapat dilakukan melalui akad langsung danmetode persentase penyelesaian. Di mana metode persentase penyelesaian yang digunakanmiris dengan akuntansi konvensional, kecuali perbedaan laba yang di pisah antara margin labadan selisih nilai akad dengan nilai wajar. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang apa yang dimaksud dengan akuntansi istishna’, selain itu juga untuk mempelajari jenis-jenis dari istishna, serta menganalisis ruang lingkup dari istishna itu sendiri. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.

Apakah pengertian akad Istishna’? Apa sajakah jenis-jenis Akad Istishna’? Apakah Sumber Hukum Akad Istishna’? Apakah Rukun dan Ketentuan Akad Istishna’? Kapan Berakhirnya Akad Istishna’?

1.3 Tujuan Penulisan:

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5.

Mengetahui pengertian akad Istishna’ Mengetahui jenis-jenis Akad Istishna’. Mengetahui Sumber Hukum Akad Istishna’ Mengetahui Rukun dan Ketentuan Akad Istishna’. Mengetahui Berakhirnya Akad Istishna’.

1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai Akad Istishna’. 2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKAD ISTISHNA’ Akad istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat/shani’)-(Fatwa DSN MUI). Shani’ akan menyediakan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ pararel). Dalam PSAK 104 Par 8 dijelaskan barang pesanan harus memenuhi kriteria: 1. Memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati 2. Sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal. 3. Harus diketahui krakteristik secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas: a. Jumlah yang telah dibayarkan; dan b. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu. Begitu akad disepakati maka akan mengikat para pihak yang bersepakat dan pada dasarnya istishna' tidak dapat dibatalkan, kecuali: a. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau b. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad. Akad berakhir apabila kewajiban kedua belah pihak telah terpenuhi atau kedua belah pihak bersepakat untuk menghentikan akad. Karakteristik Istishna’antara lain: 1. Berdasarkan akad istishna', pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu') sesuai spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran dimuka atau tangguh. 2. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. 2.2 JENIS- JENIS AKAD ISTISHNA’

1. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertgentu yang disepakati antara pemesan (pembeli atau mustahin) dan penjujal (pembuat, shani). 2. Istishna paralel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenhui kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad itishna dengan pihak lain(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipoesan pemesan Syarat akad istishna’pararel, pertama (antara penjual dan pemesan) tidak tergantung pada istishna’ kedua (antara penjual dan pemasok). Selain itu, akad antara pemesan dan penjual dan akad antara penjual dan pemesan harus terpisah dan penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama kontruksi. 2.3 SUMBER HUKUM AKAD ISTISHNA’ a. Al-Qur’an “Hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”(QS. Al-Baqoroh:283). b. Al-Hadist Amir bin Auf berkata: “Perdamaian dapat dilakukan diantara kaum muslim kecuali perdamaian yang mengharumkan yang halal dan menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.” (HR.Tirmidzi). “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum denga tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(HR. Ibnu Majjah). Abu Said al-Khudri berkata : “tidak boleh membahayakan diri sendiri dengan orang lain.” (H.R Ibnu Majah, Daruquthni, dan yang lain) Masyarakat telah mempraktekkan istisnha’ scara luas dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istisnha’ sebagai kasusu ijmak atau konsensus umum. Istisnha’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan nash atau aturan syari’ah. Segala sesuatu yang memiliki kemaslahatan atau kemanfaatan bagi umum serta tidak dilarang syariah, boleh dilakukan. Tidak ada persoalan apakah hal tersebut telah di praktekkan secara umum atau tidak. 2.4 RUKUN DAN KETENTUAN AKAD ISTISHNA’

Adapun rukun-rukun istishna’ ada tiga, yaitu: a. Pelaku terdiri atas pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (penjual /shani’). b. Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna’ yang berbentuk harga. c. Ijab kabul/ serah terima Ketentuan syariah: 1) Pelaku, harus cakap hukum dan baligh. 2) Objek akad: a. Ketentuan tentang pembayaran 1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat, demikian juga dengan cara pembayarannya. 2. Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah. Akan tetapi apabila setelah akad ditandatangani pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli. 3. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan. 4. Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang. b. Ketentuan tentang barang 1. Barang pesanan harus jelas spesifikasinya (jenis, ukuran, mutu) sehingga tidak 2. 3. 4. 5.

ada lagi jahalah dan perselisian dapat dihindari. Barang pesanan diserahkan kemudian. Waktu dan penyerahan pesanan harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Barang pesanan yang belum diterima tidak boleh dijual. Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai dengan

kesepakatan. 6. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad. 7. Dalam hal pemesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat, tidak boleh dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia telah menjalankan kewajibannya sesuai dengan kesepakatan.

3) Ijab kabul Adanya pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern. 2.5 BERAKHINYA AKAD ISTISHNA’

Kontrak istishna’ bisa berakhir berdasarkan kondisi-kondisi sebagai berikut: 1. Tidak terpenuhinya kewajiban secara formal oleh kedua belah pihak. 2. Persetujuan kedua belah pihak untuk menhentikan kontrak. 3. Pembatalan hukum kontrak. Ini jika muncul sebab ia masuk untuk mencegah dilaksanakannya kontrak atau penyelesaiannya, dan masing masing pihak dapat membatalkannya. 2.6 PERLAKUAN AKUNTANSI (PSAK 106) A. Akuntansi untuk Penjual Pengakuan untuk asset tergantung dari akadnya. Jika proposal, negosiasi dan biaya serta pendapatan asset dapat diidentifikasi terpisah, maka akan dianggap akad terpisah. Jika tidak maka akan dianggap satu akad. Jika ada pesanan tambahan dan sifatnya signifikan atau dinegosiasikan terpisah, maka dianggap akad terpisah 1. Biaya perolehan Istishna’ terdiri atas: a. Biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan, atau tagihan prosedur/kontraktor pada entitas untuk Istishna paralel. b. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead termasuk biaya akad dan biaya pra akad. c. khusus untuk istishna’ paralel: seluruh biaya akibat produsen/kontraktor tidak dapat memenuhi kewajiban jika ada. Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan atau tagihan yang diterima dari produsen/kontraktor akan diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian, sehingga jurnal yang dilakukan bila entitas melakukan pengeluaran untuk akad istishna’ adalah: Dr. Aset Istishna’ dalam penyelesaian

xxx

Kr. Persediaan, Kas, Utang, dan Lain-lain

xxx

Untuk akun yang kredit akan tergantung apa yang digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban akad tersebut. Beban pra akad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna’ jika akad disepakati. Jika tidak disepakati maka biaya tersbut dibebankan pada periode berjalan. Saat dikeluarkan baiya pra akad, dicatat: Dr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan Kr. Kas Jika akad disepakati, maka dicatat:

xxx xxx

Dr. Beban Istishna’

xxx

Kr. Biaya Pra Akad Di tangguhkan

xxx

Jika akad tidak disepakati, maka dicatat: Dr. Beban

xxx

Kr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan

xxx

2. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna’. 3. Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan dua metode: a. Metode persentase penyelesaian, adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring dengan proses penyelesaian berdasarkan akad istishna’. b. Metode akad selesai, adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika proses penyelesaian pekerjaan telah dilakukan. Dari kedua metode ini PSAK 104 menyarankan penggunaan metode persentase penyelesaian,kecuali jika estismasi persentase penyelesaian akad dan biaya penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional maka digunakan metode akad selesai. 4. Untuk metode persentase penyelesaian, pengakuan pendapatan dilakukan sejumlah bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang bersangkutan. a. Pendapatan diakui berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan biasanya estimasi menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang dilakukan dibandingkan dengan total biaya, kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad. b. Margin keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan pendapatan. Persentase penyelesaian

= biaya yang telah dikeluarkan :

total biaya

untuk penyelesaian Pengakuan pendapatan

= persentase penyelesaian x nilai akad

Pengakuan margin

= persentase penyelesaian x nilai margin

Dimana nilai margin tersebut adalah nilai akad – total biaya

Untuk pengakuan pendapatan ditahun-tahun berikutnya jika proses pembangunannya lebih dari satu tahun: Pendapatan tahun berjalan = pendapatan diakui sampai dengan saat ini – pendapatan yang telah diakui 5. Untuk metode persentase penyelesaian, bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset istishna’ dalam penyelesaian. Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin keuntungan: Dr. Aset Istishna’ dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan) Dr. Beban Istishna’(sebesar biaya yang telah dikeluarkan) Kr. Pendapatan Istishna’ (sebesar pendapatan yang harus diakui diperiode berjalan 6. Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga pokok istishna’ diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut. 7. Metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok dan keuntungan sampai dengan pekerjaan yang telah dilakukan. Sehingga pendaptan diakui pada periode dimana pekerjaan telah selesai dilakukan. 8. Jika besar kemunbgkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’ akan melebihi pendapatan istishna’ maka tafsiran kerugian harus segera diakui. 9. Pada saat penagihan baik metode persentase penyelesaian atau akad selesai, maka jurnal: Dr. Piutang Istishna’ (sebesar nilai tunai) Kr. Termin Istishna Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun aset istishna’ dalam penyelesaian. 10. Pada saat penerimaan tagihan, maka jurnal: Dr. Kas (sebesar uang yang diterima) Kr. Piutang usaha 11. Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut: a. Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir. b. Termin istishna yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli aakhir. 12. Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:

a. Metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna’. b. Metode yang digunakan dalam penentuan persetanse penyelesaian kontrak yang sedang berjalan. c. Rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang. d. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah. Jika akad istishna’ dilakukan dengan pembayaranm tangguh, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna' dilakukan secara tunai, akan diakui sesuai persentase penyelesaian; b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. Walaupun terdapat dua bagian tersebut, hanya ada satu harga yabng ditetapkan dalam akad. Berdasarkan hal tersebut, maka perbedaan jurnal istishna’ tangguhan dengan istishna’ yang dibayar tunbai terletak pada dua jurnal yang terdiri atas: Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan jurnal untuk pengakuan margin keuntungan. 1) Jurnal pengakuan pengakuan margin keuntungan pembuatan barang adalah: Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan) Dr. Beban Istishna’ (sebesar biaya yang dikeluarkan) Kr. Pendapatan Istishna’ ( sebesar pendapatan yang harus diakui diperiode berjalan) 2) Jurnal pengakuan pendapatan selisih antara nilai akad dan nilai tunai Pada saat penandatanganan akad: Dr. Piutang istishna’ (sebesar selisih nilai tunai dan nilai akad) Kr. Pendapatan Istishna’ tangguh Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai tunai dan nilai akad: Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional periode) Kr. Pendapatan akad istishna’ Dr. Piutang istishna’ (sebesar kas yang diterima) Kr. Kas Untuk membedakan apakah suatu akad istishna’ yang pembangunan aset istishna’nya dilakukan lebih dari satu tahun itu dikelompokkan sebagai akad tunai dan

atau akad tangguh, maka yang harus menjadi dasar adalah sesuai waktu serah terimanya. B. Akuntansi untuk Pembeli 1. Pembeli mengakui aset istishna' dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna' kepada penjual. Dr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian xxx Kr. Utang kepada Penjual xxx 2. Aset istishna' yang diperoleh melalui transaksi istishna' dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna' tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna' tangguhan. Dr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (sebesar nilai tunai) xxx Dr. Beban Istishna’ Tangguh (selisih nilai tunai dengan harga beli) xxx Kr. Utang kepada Penjual xxx 3. Beban istishna' tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna'. Jurnal: Dr. Beban Istishna’ xxx Kr. Beban Istishna’ Tangguh xxx Pembayaran utang, jurnal: Dr. Utang kepada Penjual xxx Kr. Kas xxx 4. Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. Dr. Piutang Jatuh Tempo kepada Penjual Kr. Kerugian Aset Istishna’

xxx xxx

5. Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. Dr. Piutang Jatuh Tempo kepada Penjual Kr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian

xxx xxx

6. Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai

wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. Dr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (nilai wajar) Dr. Kerugian Kr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (biaya perolehan)

xxx xxx xxx

7. Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut: a. Utang istishna’ sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi. b. Aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar:  Persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna’ paralel; atau  Kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’. 8. Pengungkapan, pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada: a. Rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu; b. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah. 2.7 ILUSTRASI AKUNTANSI AKAD ISTISHNA’ Kasus Metode Preentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tunai Transaksi (dalam ribuan rupiah) Sebelum melakukan akad, dikeluarkan biaya sebesar Rp 250 untuk melakukan survei. Jika ternyata kemudian hari dilakukan akad

Penjual

Jika tidak terjadi akad

Beban Pra Akad 250 Beban Pra Akad Ditangguhkan 250

Beban Pra Akad Ditangguhkan Kas

Pembeli 250 250

Beban Istishna’ 250 Beban Pra Akad Ditangguhkan 250

Dilakukan akad dengan informasi sebagai berikut: -Biaya Perolehan (Produksi) Rp 1.000 -Margin Keuntungan Rp 200 -Nilai Tunai saat Penyerahan Rp 1.200 Mengeluarkan istishna’

biaya

perolehan

Pada akhir periode tahun buku, pengakuan pendapatan (tergantung persentase penyelesaian yang telah diakui).

Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 1,000 Kas/Utang/Persediaan 1,000 Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 200 Beban Istishna’ 1,000 Pendapatan Istishna’ 1,200

Kalau pada metode akad selesai dilakukan pada akhir masa akad: Pada saat penagihan dan penyerahan aset istishna’ kepada pembeli. Termin istishna’ sebagai contra acoount dari aset istishna’ dalam penyelesaian.

Piutang Istishna’ Termin Istishna’

Aset 1,200 Utang Istishna’ 1,200

Termin Istishna’ 1,200 Aset Istishna’ dlm Pnyelesaian 1,200 Kas Piutang Istishna’

Pada saat kas diterima

1,200 1,200

1,200 1,200

Utang Istishna’ 1,200 Kas 1,200

Untuk kasus istishna’ dengan metode akad selesai, jurnal yang digunakan sama dengan metode presentase penyelesaian, yang membedakan adalah waktu pengakuan pendapatan yang dilakukan pada akhir masa akad.

Kasus Metode Presentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tangguh Transaksi (dalam ribuan rupiah) Dilakukan akad dengan informasi sebagai berikut : - Biaya Perolehan (ProduksiI Rp. 1.000 - Margin keuntungan Rp200 - Nilai tunai saat penyerahan Rp1.200 - Nilai akad karena tangguh Rp1.500 - Selisih nilai akad dan tunai Rp300 Mengeluarkan biaya perolehan istishna’. Pada akhir periode tahun buku, pengakuan pendapatan (tergantung presentase penyelesaian yang telah diakui) Pada saat penagihan dan penyerahan asset istishna kepada pembeli

Penjual Asset istishna dalam penyelesaian 1000 Kas/utang/persediaan 1000

Termin istishna sebagai contra account dari asset istishna dalam penyelesaian

termin istishna 1200 asset istishna dalam penyelesaian 1200

Pada saat kas diterima. Diangsur selama 3 tahun, jadi setiap tahun membayar Rp5000

kas 500 piutang istishna 500 pendapatan istishna tangguh 100 pendapatan istishna 100

Asset istishna dalam penyelesaian 200 Beban istishna 1000 Pendapatan istishna 1200 Piutang istishna 1200 Termin istishna 1200 Piutang istishna 300 Pendapatan istishna tangguh 300

Pembeli

Asset 1200 Utang istishna 1200 Beban istishna Tangguh 300 Utang istishna 300

Utang istishna 500 Kas 500 Beban istishna 100 Beban istishna Tangguh 100

Jika pembeli melakukan kewajiban pembayaran istishna lebih awal dan penjual memberikan potongan sebesar Rp75. Maka potongan : - Jika potongan diberikan pada saat pelunasan

-

Jika potongan diberikan setelah pelunasan

Pendapatan istishna Tangguh 75 Piutang istishna 75 Kas 425 Pendapatan istishna Tangguh 25 Piutang istishna 425 Pendapatan istishna 25

Utang istishna 75 Beban istishna Tangguh 75 Utang istishna 425 Beban istishna 25 Beban istishna Tangguh 25 Kas 425

Kas 500 Pendapatan istishna Tangguh 100 Piutang istishna 500 Pendapatan istishna 100

Utang istishna 500 Beban istishna 100 Kas 500 Beban istishna Tangguh 100

Pendapatan istishna 75 kas

Kas 75 Beban istishna

75

75

Untuk kasus istishnadengan metode akad selesai, jurnal yang digunakan sama dengan metode presentase penyelesaian, yang membedakan adalah waktu pengakuan pendapatan yaitu akan dilakukan pada akhir masa akad.

Jika Terjadi Kerugian atas Akad Istishna dan Dibayar Tunai Transaksi (dalam ribuan) Dilakukan akad dengan informasi sebagai berikut : - Biaya perolehan (produksi) Rp1000 - Margin keuntungan Rp200 - Nilai tunai saat penyerahan Rp1200

Penjual aset istishna dalam penyelesaian 1000 kas/utang/persediaan 1000

Mengeluarkan biaya perolehan istishna Ternyata biaya perolehan yang Aset istishna dalam diperkirakan Rp1000, Penyelesaian 250 realisasinya adalah Rp1250 Kas/utang/persediaan 250 Saat akhir periode, pengakuan Beban istishna 1250 kerugian dari istishna Aset istishna dalam Penyelesaian(kerugian) 50 Pendapatan istishna 1200

Pembeli

Pada saat penagihan dan penyerahan aset istishna’ kepada pembeli. Termin istishna’ sebagai contra acoount dari aset istishna’ dalam penyelesaian.

Piutang Istishna’ Termin 1,200

Pada saat kas diterima

Kas 1,200 Piutang 1,200

1,200 Istishna’

Aset 1,200 Utang Istishna’ 1,200

Termin Istishna’ 1,200 Aset Istishna’ dlm Pnylesaian1,200 Utang Istishna’ 1,200 Kas 1,200 Istishna’

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dengan penjual ( pembuat barang/ Shani’). Istishna

pararel

merupakan

suatu

bentuk

akad

istishna

antara

pemesan

(pembeli/mustashni) dengan penjual ( pembuat/shani’) kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’. Jenis akad istishna. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan criteria dan persyaratan tertgentu yang disepakati antara pemesan (pembeli atau mustahin) dan penjujal (pembuat, shani) Istishna paralel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenhui kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad itishna dengan pihak lain(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipoesan pemesan Rukun istishna ada tiga, yaitu : 1. Pelaku terdiri atas pemesan (pembeli atau mustasni) dan penjual (pembuat shani’) 2. Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna yang berbentuk harga 3. Ijab qabul/serah terima. Ketentuuan syari’ah: a. Pelaku, harus cakap hukum dan balig b. Objek akad

DAFTAR PUSTAKA Nurhayati Sri, Akutansi Syri’ah Di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2008. http://narsismoergosum.blogspot.com/2010/05/pembiayaan-istishna.html http://esharianomics.com/esharianomics/akuntansi-2/akuntansi-istisna/pengungkapan-danpenyajian-akuntansi-istishna/

AKUNTANSI SYARIAH AKAD ISTISHNA’

Oleh: Andi Putra Pratama (C1C013121) Endah Sundaning Kinanti (C1C013098) Erga Rezki Oviansyah (C1C013099) Lusiana Parhusip (C1C013059)

JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BENGKULU 2015

Related Documents

Makalah Akad Istishna'
February 2021 1
Akad Musyarakah
January 2021 0
Akad Perbankan Syariah
February 2021 0
1-akad-murabahah
February 2021 0
Bab 11 Akad Istishna
January 2021 3

More Documents from "Yulia"