Makalah Bhs Indonesia Wawancara

  • Uploaded by: tengku.asyidah
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bhs Indonesia Wawancara as PDF for free.

More details

  • Words: 1,510
  • Pages: 8
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulisan Makalah bahasa Indonesia mengenai wawancara ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga bisa terselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran membangun dari semua pihak sangat berguna untuk penyempurnaan penulisan makalah ini dan semoga usaha penulis ini mendapat ridlo dari Allah SWT dan bermanfaat bagi yang memerlukan.

Bogor, Mei 2017 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. BAB II PEMBAHASAN................................................................................... A. B. C. D. E. F.

Pengertian Wawancara............................................................... Tujuan wawancara....................................................................... Bentuk-bentuk wawancara ........................................................ Fungsi-fungsi Wawancara .......................................................... Jenis-jenis wawancara ................................................................ Sikap – Sikap yang Harus dimiliki oleh Pewawancara ...........

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN...................................................................................... B. SARAN .................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Apabila kita mengkaji tentang wawancara, tentunya kita akan membahas tentang proses

tanya jawab. Bukan hanya itu saja, wawancara sendiri memiliki makna yang penting yakni suatu kegiatan yang dilakukan untuk menggali informasi dari narasumber. Kegiatan wawancara yang dilakukan bukan hanya untuk mendapatkan informasi semata, melainkan juga dapat menguji mental kita untuk bertanya dengan orang lain, apalagi bukan orang yang kita kenal. Di dunia jurnalistik, wawancara merupakan suatu modal utama bagi jurnalis untuk mendapatkan informasi. Informasi yang kita dapatkan dari hasil wawancara nantinya dapat kita ubah menjadi suatu narasi agar penyampaiannya kepada khalayak dapat dimengerti. Berdasarkan latar belakang di atas dalam makalah ini kami mencoba membahas tentang hal – hal yang berkaitan dengan wawancara. B.

C.

Rumusan Masalah 1. Apa pengertian wawancara? 2. Apa tujuan wawancara? 3. Apa saja bentuk – bentuk wawancara? 4. Apa saja fungsi wawancara? 5. Apa saja jenis wawancara? 6. Apa saja Sikap – Sikap yang Harus dimiliki oleh Pewawancara? Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pengertian wawancara Tujuan wawancara Bentuk – bentuk wawancara Fungsi - fungsi wawancara Jenis - jenis wawancara Sikap – Sikap yang Harus dimiliki oleh Pewawancara

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. (Lexy J, 2006 :186). Menurut Kartono (1980: 171) interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Menurut Banister dkk (1994 dalam Poerwandari 1998: 72 - 73) wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Denzin & Lincoln (1994: 353) interview merupakan suatu percakapan, seni tanya jawab dan mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawancara menciptakan situasi tanya jawab yang nyata. Dalam situasi ini jawaban-jawaban diberikan. Maka wawancara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi berdasarkan peristiwa-peristiwa interaksional yang khusus. Metoda tersebut dipengaruhi oleh karakteristik individu pewawancara, termasuk ras, kelas, kesukuan, dan gender. Menurut Kerlinger (terjemahan Simaupang, 1990: 770 – 771) wawancara (interview) adalah situasi peran antar-pribadi berhadapan muka (face to face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancarai, atau informan. B. 1. 2. 3. 4.

Tujuan wawancara Untuk memperoleh informasi guna menjelaskan suatu situasi dankondisi tertentu Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orangtertentu. Untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi serta memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

C. Bentuk-bentuk wawancara 1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita. 2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu. 3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon. 4. Wawancara pribadi. 5. Wawancara dengan banyak orang. 6. Wawancara dadakan / mendesak. 7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya. D. Fungsi-fungsi Wawancara

1. Wawancara dapat mengumpulkan atau menyampaikan informasi, mempengaruhi sikap orang-orang dan kadang-kadang mempengaruhi perilaku mereka 2. Wawancara juga merupakan alat penelitian yang berharga, dimana memungkinkan pewawancara untuk mengumpulkan informasi lengkap yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau percakapan telepondan juga memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal 3. Wawancara juga memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan pertanyaan-pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan jawaban dari responden.

1.

2.

E. Jenis-jenis wawancara Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. Wawancara bebas Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali. 2. Wawancaraterpimpin Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci. 3. Wawancara bebas terpimpin Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar. Menurut Floyd G. Arpan dalam Toward Better Communications, berdasarkan bentuknya, wawancara dapat dikelompokkan ke dalam tujuh jenis, yaitu: 1. Wawancara sosok pribadi (personal interview) 2. Wawancara berita (news interview) 3. Wawancara jalanan (man in the street interview) 4. Wawancara sambil lalu (casual interview) 5. Wawancara telepon (telephone interview) 6. Wawancara tertulis (written interview) 7. Wawancara kelompok (discussion interview) Wawancara berdasarkan cara pelaksanaannya dibagi dua yaitu : Wawancara berstruktur Wawancara secara terencana yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara tak berstruktur Wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.

F. Sikap – Sikap yang Harus dimiliki oleh Pewawancara Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut: 1. Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak. 2. Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden. 3. Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya. 4. Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah. Pengarahan atau instruksi yang perlu diperhatikan oleh pewawancara (interviewers) meliputi pedoman-pedoman sebagai berikut: 1. Tidak pernah “terjebak” dalam penjelasan yang panjang dari studi itu; gunakan penjelasan standar yang diberikan pengawas. (“Never get involved in long explanations of the study; use standard explanation provided by supervisor”). 2. Tidak pernah menyimpang dari pengantar studi, urutan pertanyaan atau rumusan pertanyaan. (“Never deviate from the study introduction, sequence of questions, or question wording”). 3. Tidak pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawancara, jangan membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran, atau pandangannya pada pertanyaan itu. (“Never let another person interupt the interview; do not let another person answer for the respondent or offer his or her opinions on the questions”). 4. Tidak pernah menyarankan suatu jawaban atau setuju atau tidak setuju dengan suatu jawaban. Jangan memberikan kepada responden suatu ide dari pandangan pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey. (“Never suggest an answer or agree or disagree with an answer. Do not give the repondent any idea of your personal views on the topic of questions or survey”). 5. Tidak pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya mengulangi pertanyaan dan memberikan instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam latihan atau oleh pengawas. (“Never interpret the meaning of a question; just repeat the questions and give instructions or clarifications that are provided in training or by supervisors”). 6. Tidak pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawaban, atau membuat perubahan susunan kata-kata. (“Never improvise, such as by adding answer categories, or make wording changes”) (Denzin & Lincoln, 1994: 364).

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Wawancara (interview) merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara, maka hasilnya pun dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pewawancara. Wawancara juga merupakan alat penelitian yang berharga, dimana memungkinkan pewawancara untuk mengumpulkan informasi lengkap yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau percakapan telepondan juga memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal. Wawancara juga memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan pertanyaan-pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan jawaban dari responden. Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan pegawai. Wawancara dapat disamakan dengan obrolan. Namun ada perbedaan mendasar antara obrolan biasa dengan wawancara. Hal-hal yang membedakan tersebut adalah tujuannya, hubungan antara narasumber dan pewawancara, tata krama, dan batasan waktunya. B. Saran Sebaiknya pertanyanyaan yang diajukan untuk narasumber disusun secara baik , rapi dan menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyinggung perasaan narasumber dan harus sesuai prosedur dan tepat sasaran. Pewawancara dan narasumber sebaiknya harus bersikap terbuka dalam pelaksanaan wawancara.

DAFTAR PUSTAKA http://www.amheru.staff.gunadarma.ac.id/

http://teorikuliah.blogspot.com/2009/09/pengertian-wawancara-tv-tujuan-dan.html http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200836-tujuan-wawancara/ http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2170427-pengertian-dan-fungsiwawancara/ http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2035973-pengertian-wawancara-danteknik-wawancara/

Related Documents