Makalah Erg

  • Uploaded by: Trisha Marselia
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Erg as PDF for free.

More details

  • Words: 1,809
  • Pages: 11
Loading documents preview...
ELECTRORETINOGRAPHY (ERG)

Disusun oleh : Kelompok 6 (Kelas IB)

Silvi Arista

2011-11-119

Spika Nabila

2011-11-120

Syaema

2011-11-121

Tania Adlina Ranti

2011-11-122

Tara Amanda

2011-11-123

Teguh Irphan Pathin (Ketua)

2011-11-124

Tihawa Alma Dillany

2011-11-125

Trisha Marselia

2011-11-126

Utari Eka Widayanti

2011-11-127

Vegi Seta Aprilliani

2011-11-128

Vellasia Anggraini Kusuma

2011-11-129

Veny Ayu Gustina

2011-11-130

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka ilmu kedokteran juga ikut berkembang. Baik dalam perkembangan pengobatan hingga ditemukannya banyak alat-alat kedokteran baru yang memudahkan untuk mendeteksi berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah Electroretinography (ERG). Pada makalah ini kami akan membahas tentang pengertian ERG itu sendiri, sejarah penemuan ERG, fungsi dari ERG, cara penggunaan dan cara kerja dari ERG serta hasil yang dikeluarkan oleh ERG itu sendiri.

B. Rumusan Masalah 1. Sejarah Penemuan ERG 2. Definisi dan Pengertian ERG 3. Fungsi ERG 4. Cara Penggunaan dan Cara Kerja ERG 5. Penyakit yang dapat dideteksi dengan penggunaan ERG

C. Tujuan Tujuan kami dalam membuat makalah ini adalah agar kami dapat mengerti apa itu ERG dan apa fungsinya bagi kehidupan manusia. Dan tidak hanya terbatas sampai disitu, kami juga dapat mengerti bagaimana cara kerjanya dan cara penggunaannya. Dengan adamya makalah ini, diharapkan semua tujuan kami dapat tersampaikan walaupun mungkin belum sempurna.

2|Electroretinography

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Mata Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata terdiri atas beberapa bagian seperti Kornea, Sklera, Pupil dan iris, Lensa mata, Retina atau Selaput Jala, serta Saraf optik. Bagian mata kita yang paling peka terhadap cahaya adalah Retina. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta. Selain itu, ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut dan sel batang. Pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel kerucut berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel kerucut saja. Namun terkadang terjadi kelainan terhadap baik bentuk retina maupun jumlah dan bentuk sel-sel kerucut dan batang serta sel-sel ganglion nya. Untuk mendiagnosa ke abnormalan tersebut, maka banyak peneliti yang mencoba untuk menciptakan suatau alat. Yang saat ini kita kenal sebagai Electroretinography.

3|Electroretinography

Gambar 1.1 Bentuk Anatomis Mata

B. Sejarah Penemuan ERG Sejarah penemuan Electroretino-graphy menunjukkan bahwa membutuhkan waktu yang sangat lama dan jalan yang berliku hingga akhirnya dapat diciptakan ERG seperti yang saat ini kita kenal. Pengakuan pertama diberikan kepada Holmgren (1865) yang melakukan serangkaian tindakan kepada retina mata untuk mendiagnosa kelainan yang ada. Lalu muncul Electroretino-graphy klinis pertama yang diperkenalkan pertama kali oleh Karpe (1947), yang membuatnya dikenal sebagai bapak Electroretino-graphy klinis. Lalu pada perkembangannya Zetterstrom (1951), mempelajari 30 bayi yang lahir secara prematur dan mencatat bahwa electroretinogram muncul dalam waktu yang lebih lama dibandingkan dengan bayi yang lahir tepat waktu, hal ini juga dipengaruhi oleh berat badan bayi tersebut. Dengan demikian Electroretinogram dapat menjadi suatu indikasi terhadap kematangan dan perkembangan retina pada bayi. Detail dan sejarah serta analisis dan prinsip dari electroretinography dipaparkan paling jelas pada buku “Sensory Mechanism of Retina” oleh Granit (1947). Selain itu, ada juga suatu monogram yang sangat berguna, yaitu “O fysiologii a pathologii Lidskeho electro­retinogramu” oleh Vanysek (1954).

4|Electroretinography

C. Electroretinography Electroretinography (ERG) adalah suatu alat untuk mengukur respon listrik dari berbagi sel yang ada di retina dan mendeteksi adanya kelainan dalam retina mata pasien. Secara klinis ERG biasa digunakan terutama oleh dokter mata untuk mendiagnosis berbagai penyakit retina. Dalam test ini, sel yang diperiksa secara spesifik adalah sel batang dan kerucut yang peka terhadap cahaya (fotoreseptor), sel retina bagian dalam yang terdiri dari bipolar dan sel amacrine, serta sel-sel ganglion. Electroretinography biasanya mengeluarkan bentuk-bentuk pola dan kilatan-kilatan cahaya yang akan merangsang respon dari sel-sel photoreceptor dan retina pada mata pasien. Test ini dilaksanakan pada keadaan gelap dan terang. Alat-alat yang digunakan dalam ERG antara lain adalah: 1. Sebuah elektroda yang dibentuk seperti contact lens 2. Elektroda yang berbentuk kawat atau cakram kecil yang akan diletakkan di kepala atau telinga 3. Sebuah amplifier untuk merekam potensi resultan 4. Sebuah alat untuk menampilkan rangsang cahaya dan bentuk 5. Sebuah sumber cahaya yang dikendalikan oleh sebuah saklar 6. Sebuah komputer untuk menangkap hasil dari elektroda dan menganalisisnya Test ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tetapi, elektroda yang diletakkan pada mata akan menimbulkan efek seperti memakai bulu mata tambahan. Efek ini akan terasa hingga beberapa jam setelah ERG selesai dilaksanakan. Selain tidak menimbulkan rasa sakit, test ini juga tidak memiliki bahaya yang spesifik. Beberapa pasien mengalami sedikit rasa tidak nyaman selama prosedur berlangsung ataupun sesudahnya. Namun jarang sekali kornea terluka saat prosedur ERG berlangsung, karena biasanya telah dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Tetapi jika pasien memiliki iritasi atau luka pada korneanya, sebaiknya pasien mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter mata yang merujuknya untuk melaksanakan ERG.

5|Electroretinography

D. Fungsi Electroretinography Electroretinography biasanya dilakukan untuk melakukan deteksi kelainan fungsi dari retina dan untuk mengukur respon listrik dari berbagai jenis sel yang berada di retina, terutama sel-sel photoreceptor. ERG juga dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyakit retina yang bersifat turun temurun, seperti: 1. Retinitis pigmentosa dan penyakit lain yang berkaitan dengan keturunan 2. Retinitis punctata albescens 3. Leber's congenital amaurosis 4. Retinitis pigmentosa sine pigmento 5. Choroideremia 6. Gyrate atrophy pada retina dan koroid 7. Sindrom goldman-Favre 8. Achromatopsia 9. Distrofi pada sel-sel kerucut 10. Sindrom usher Selain itu, electroretinography juga dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai beberapa gangguan mata, seperti: 1. Diabetes Retinopati 2. Retinopati Iskemik lainnya, termasuk central Retinal Vein Occlusion (CRVO), Branch Vein Occlusion (BVO), and Sickle Cell Retinopathy 3. Antigen retinopati, termasuk yang disebabkan oleh Plaquenil dan Vigabatrin. ERG juga dapat digunakan untuk memonitor penyakit di retinal di berbagai kasus uji coba suatu obat. 4. Penyakit autoimun retinopati seperti Cancer Associated Retinopathy (CAR), Melanoma Associated Retinopathy (MAR), dan Acute Zonal Occult Outer Retinopathy (AZOOR) 5. Pemeriksaan fungsi dari retina setelah terjadi trauma, seperti pendarahan vitreous dan keadaan lainnya dimana fundus tidak dapat divisualisasikan. 6. Mucopolysaccharidosis 7. Arteriosklerosis yang membahayakan retina

6|Electroretinography

BAB III METODOLOGI

A. Cara Penggunaan dan Cara Kerja ERG Sebelum test ini berlangsung, pasien akan dipersilahkan untuk diam di suatu ruangan yang gelap untuk beberapa saat, hingga mata pasien terbiasa dengan keadaan gelap, baru setelah itu test ERG ini akan dilakukan. Begitu juga sebaliknya untuk keadaan terang. Setelah pasien berada dalam ruangan gelap ataupun terang dan terbiasa, biasanya pasien akan diminta untuk duduk di sebuah kursi yang nyaman. Lalu mata pasien akan ditetesi cairan, cairan ini berfungsi sebagai anestesi agar mata menjadi mati rasa. Setelah ditetesi oleh cairan tersebut, elektroda juga akan digunakan dalam penggunaan ERG, fungsi dari elektroda ini adalah untuk menangkap sinyal-sinyal listrik yang dikeluarkan oleh retina mata dan sel-sel photoreceptor. Elektroda ini akan diletakkan di kornea mata dan di bagian kulit yang dekat dengan mata pasien. Tapi sebenanrnya, elektroda tadi dapat juga diletakkan di kepala pasien, terkadang dapat diletakkan di wajah atau di telinga pasien atau di belakang kepala pasien yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Electroda yang diletakkan di kornea mata pasien memiliki bentuk seperti contact lens dan hanya akan diletakkan di salah satu mata pasien, dan mata satunya lagi akan ditutup oleh semacam penutup mata. Lalu pasien akan diminta untuk melihat ke dalam sebuah mesin (biasa disebut mesin Dome) melalui contact lens tersebut, dan di dalam mesin tersebut akan ditampilkan bermacam-macam bentuk, pola dan cahaya. Selama perekamanan, mata pasien akan terkena rangsangan standar (cahaya, pola dan bentuk yang dikeluarkan oleh Dome), dan sinyal yang dihasilkan akibat adanya rangsangan tersebut akan ditampilkan dan menunjukkan amplitudo sinyal tersebut (dalam bentuk tegangan). Sinyal/tegangan yang dihasilkan sangat kecil, dan biasanya diukur dalam besaran microvolts atau nanovolts.

7|Electroretinography

ERG itu sendiri terdiri dari berbagai sinyal listrik yang dikeluarkan oleh berbagai sel berbeda yang ada di retina mata, serta berbagai macam kondisi rangsangan (rangsang kilatan atau pola-pola cahaya, baik latar belakang cahaya itu ada atau tidak, dan warna dari rangsang cahaya atau latar belakangnya) dapat menghasilkan respon yang lebih kuat dari beberapa komponen. Jika kilatan cahaya ERG dilakukan terhadap mata yang telah dibiasakan dengan keadaan gelap, respon utama muncul dari sel-sel batang. Sebaliknya, jika kilatan cahaya ERG dilakukan terhadap mata yang telah dibiasakan dengan keadaan terang, maka respon utama muncul dari sel-sel kerucut. Setelah serangkaian proses ERG selesai dilakukan, informasi yang direkam dan didapat oleh elektroda tersebut akan dikirim ke sebuah komputer, dimana disitulah akan ditayangkan dan dianalisa hasilnya. Test ini memakan waktu kurang lebih 40 menit – 2 jam, tergantung berapa banyak test yang pasien jalani. Setelah ERG (atau test lainnya yang berhubungan dengan kornea) selesai dilaksanakan, pasien diharapkan untuk tidak menggosok matanya selama satu jam setelahnya karena hal tersebut dapat menyebabkan luka pada kornea.

8|Electroretinography

BAB IV HASIL

Metode dasar dalam merekam respon listrik dikenal sebagai medan penuh ERG global, dengan merangsang mata menggunakan sumber cahaya yang terang seperti kilat yang dihasilkan oleh LED atau lampu strobo. Lampu kilat cahaya memunculkan gelombang recordable bifasik di kornea seperti gambar dibawah ini:

Dua komponen yang sering diukur adalah gelombang a dan gelombang b. 1. Gelombang-a: Fase negatif yang merupakan respon listrik dari fotoreseptor, dimana cahaya akan dirubah menjadi sinyal listrik. Kadang disebut sebagai “potensial reseptor terlambat”, yang mencerminkan kesehatan fisiologis umum dari fotoreseptor retina luar. 2. Gelombang-b: Fase positif kornea, mencerminkan kesehatan lapisan dalam retina, termasuk sel-sel bipolar dan ON sel Muller (Miller dan Dowling, 1970). Biasanya lebih besar dalam amplitudo. Dua bentuk gelombang lain yang kadang-kadang dicatat di klinik adalah gelombang-c yang berasal dari epitel pigmen dan aktivitas gelombang-d yang menunjukkan sel bipolar OFF

9|Electroretinography

BAB V KESIMPULAN

ERG adalah suatu alat yang biasa digunakan oleh dokter mata untuk mengukur sinyal listrik yang dikeluarkan oleh retina dan sel-sel photoreceptor (sel kerucut dan batang) akibat diberikannya rangsangan berupa kilatan cahaya oleh ERG. ERG digunakan untuk mengecek apakah ada kelainan pada retina mata dan sel-sel photoreceptor, selain itu ERG juga digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada retina, baik yang bersifat penyakit menurun ataupun tidak. Konsep kerja dari ERG ini adalah dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada mata pasien. Elektroda ini berfungsi sebagai penangkap sinyal listrik yang dikeluarkan oleh retina dan sel photoreceptor akibat rangsangan dari ERG, dan hasilnya akan ditransfer ke sebuah komputer yang nantinya akan memeriksa hasilnya. Test ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memiliki resiko yang tinggi, sehingga aman untuk dilakukan. Namun test ini memakan biaya yang cukup mahal sekitar 2-3 juta untuk sekali pemeriksaan.

10 | E l e c t r o r e t i n o g r a p h y

Daftar Pustaka

http://www.ijo.in/article.asp?issn=03014738;year=1961;volume=9;issue=1;spage=1;epage=19;aulast=Dhanda http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003388.htm http://www.answers.com/topic/electroretinography-erg http://www.uveitis.net/patient/erg.php http://webvision.med.utah.edu/book/electrophysiology/the-electroretinogram-clinicalapplications/ http://en.wikipedia.org/wiki/Electroretinography

11 | E l e c t r o r e t i n o g r a p h y

Related Documents

Makalah Erg
February 2021 0
Makalah Erg
February 2021 0
Makalah
February 2021 2
Makalah
January 2021 2
Makalah Jembatan
January 2021 0

More Documents from "Umma Mye Acho"