Makalah Kebijakan Perdagangan Internasional Ekonomi Makro

  • Uploaded by: Tikahari Dianingtyas
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kebijakan Perdagangan Internasional Ekonomi Makro as PDF for free.

More details

  • Words: 4,412
  • Pages: 22
Loading documents preview...
EKONOMI MAKRO MAKALAH TEORI DAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Dosen Pembimbing: Drs. Dahlan Fanani, M.AB.

Disusun Oleh: KELOMPOK 8 1. Tikahari Dianingtyas

155030201111004

2. Nafi Faridhatul Umah

155030200111078

3. Hadiyan Izzaturrahman

145030200111086

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI Ilmu Administrasi Bisnis November 2016

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Setiap negara tidak dapat hidup sendiri. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang dimilki. Oleh karena itu, suatu negara akan membutuhkan negara lain. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, setiap negara melakukan kerja sama dalam berbagai bidang, salah satunya dalam kegiatan ekonomi. Hubungan kerjasama ini disebut perdagangan internasional. Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacna yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun juga ada yang wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi peting karena dapat menjadi salah satu ukuran dari petumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut. Wijono (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan. Salah satu hal yang menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi adalah

pedagangan

internasional.

Masing-masing

negara

membuat

kebijakan

perdagangan internasionalnya masing-masing. Ada beberapa bentuk kebijakan perdagangan internasional yaitu proteksionis dan pasar bebas. Kebijakan internasional yang dianut oleh masing-masing negara berbeda-beda. Pada umumnya kebijakan perdagangan internasional ini bertujuan untuk mengendalikan ekspor dan impor, melindungi produksi dalam negeri dan meningktkan pendapatan negara. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dampak perdagangan internasional terhadap harga, alokasi sumberdaya, dan ekonomi domestik. Serta argumen pro dan kontra dalam perdagangan bebas. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan di rumuskan beberapa permasalahan yang di tuangkan dalam bentuk pertanyaan yaitu: 1.

Apakah perdagangan internasional itu?

2.

Apa saja bentuk dari kebijakan-kebijakan dalam perdagangan internasional?

3.

Bagaimana pengaruh perdagangan internasional terhadap harga dan alokasi sumber serta output?

4.

Bagaimana dampak perdagangan internasional terhadap ekonomi moneter domestik?

5.

Bagaimana argumen pro dan kontra perdagangan bebas?

TUJUAN PENULISAN Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1.

Mengetahui dan memahami perdagangan internasional.

2.

Menyebutkan kebijakan-kebijakan dalam perdagangan internasional.

3.

Menjelaskan dan memahami dampak perdagangan internasional terhadap harga dan alokasi sumber serta output.

4.

Menjelaskan dan memahami dampak perdagangan internasional terhadap ekonomi moneter domestik.

5.

Menjelaskan argumen pro dan kontra perdagangan bebas.

MANFAAT PENULISAN Penulisan ini memberi manfaat antara lain : 1. Bagi penulis : a) Memberikan wawasan dan pengalaman dalam menyusun makalah. b) Mampu memahami perdagangan internasional serta dampaknya terhadap ekonomi moneter, harga, alokasi sumber serta outputnya. 2. Bagi pembaca : a) Memberi informasi mengenai perdagangan internasional serta dampaknya terhadap ekonomi moneter, harga, alokasi sumber serta outputnya b) Memberikan wawasan mengenai pedagangan internasional dan perdagangan bebas.

BAB II PEMBAHASAN

PENGERTIAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Memperoleh Devisa. Jika suatu negara mengekspor komoditas, maka akan mendapatkan mata uang asing seperti dollar Amerika, yen, atau jenis mata uang lainnya. Mata uang asing ini, hal ini disebut dengan devisa. Dengan devisa ini yang digunakan untuk, misalnya mengimpor barang modal dan konsumsi. 2. Memperluas Kesempatan Kerja. Perdagangan internasional khususnya kegiatan ekspor, yang memberikan kesempatan untuk memperluas kesempatan kerja yang berguna untuk menghasilkan barang ekspor dibutuhkan tenaga kerja. Coba bayangkan, apakah yang terjadi jika barang tambang, dan hasil pertanian, serta hasil kerajinan tidak diekspor?. Tentu saja, orang yang bekerja di sektor itu akan menganggur. 3. Menstabilkan Harga-Harga Jika harga suatu jenis barang dalam negeri mahal atau jumlahnya kurang dan tidak memenuhi permintaan pasar, barang tersebut harus diimpor. Dengan adanya impor, harga barang jenis tersebut akan stabil dan permintaan pun dapat terpenuhi. 4. Meningkatkan Kualitas Konsumsi.

Melalui perdagangan internasional, penduduk dapat membeli barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau mutunya belum sebaik produk luar negeri. Perdagangan internasional dapat memacu industri dalam negeri untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat bersaing di pasar internasional. Di indonesia, barang seperti itu beragam, antara lain televisi, pakaian, sepatu, dan perabot. 5. Mempercepat Alih Teknologi. Untuk menggunakan barang-barang yang diimpor dari luar negeri, dibutuhkan pengetahuan atau keterampilan tertentu. Oleh sebab itu, pihak penjual perlu mengadakan bimbingan atau pelatihan untuk menggunakannya yang akan mempercepat alih teknologi. Alih teknologi yang dapat memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih modern.

PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP HARGA DAN ALOKASI SUMBER DAN OUTPUT Pengaruh perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut. Ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat didalam negeri. Sebaliknya, impor akan menurunkan permintaan masyarakat didalam negeri. Permintaan masyarakat akan mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan diantara lain akan tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia relatif akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya, harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan

serta kejadian internasional akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri, melalui pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan masyarakat. Indonesia mampu memproduksi dan menyediakan kebutuhan yang memang dibutuhkan dan secara tetap bersaing dalam perdagangan internasional, maka dapat terlihat dalam keseimbangan supply & demand di Indonesia. Jika permintaan akan kebutuhan yang kita produksi semakin tinggi maka titik keseimbangan supply dan demand akan semakin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi dan kemampuan aspek produksi akan meningkat seiring berjalannya perubahan tingkat permintaan akan kebutuhan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila permintaan akan kebutuhan yang kita produksi semakin rendah, maka titik keseimbangan akan semakin bergeser ke tingkat yang rendah dan berpengaruh buruk pada aspek supply & demand negara. Kualitas, tingkat produksi, dan segala aspek dalam penyediaan kebutuhan tersebut menentukan akan dibawa ke dalam keadaan seperti apa supply dan demand suatu negara. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kebijakan Proteksi Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah:  memaksimalkan produksi dalam negeri  memperluas lapangan kerja  memelihara tradisi nasional  menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan  menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain

Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini: 1. Larangan Ekspor dan Larangan Impor

Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri. Melarang impor produk tertentu yang juga di produksi di dalam negeri, terutama untuk barang-barang yang dimiliki daya saing yang lemah. Misalnya, di Indonesia pernah terdapat larangan ekspor rotan yang berasal dari hutan alam dalam bentuk asal atau setengah jadi. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk jadi rotan asal Indonesia di pasar internasional dan untuk mengatasi kelangkaan bahan baku rotan untuk industri. Di bidang impor, misalnya larangan impor gula, beras, dan tekstil. Larangan ini bertujuan untuk melindungi produsen di dalam negeri. 2. Tarif Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri, mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Tarif dapat dikenakan terhadap barang impor ataupun ekspor. Akan tetapi, dalam analisis ekonomi, tarif impor lebih penting dan pada tarif ekspor. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Misalkan mengenakan tarif impor yang tinggi terhadap barang-barang tertentu untuk mengurangi masuknya barang-barang tersebut. Tujuan peneteapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut:  Menghambat impor barang atau jasa dari luar negeri dengan penetapan pajak yang tinggi atas barang-barang impor. Terutama untuk barang impor yang tidak mempunyai nilai guna dan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Misalnya impor barang-barang mewah. Bila

nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor maka akan mengganggu perekonomian nasional.persediaan devisa negara akan terkuras untuk membiayai impor bila tanpa diimbangi dengan adanya ekspor. Negara memerlukan devisa yang cukup untuk membiayai pembangunan.  Melindungi barang atau jasa produksi dalam negeri. Untuk melindungi produk dalam negeri yang lebih mahal daripada harga barang impor maka pemerintah menetapan tarif yang tinggi daripada harga jual barang impor di dalam negeri menjadi lebih tinggi daripada harga barang produksi dalam negeri. Sehingga produk dalam negeri tetap dapat bersaing. Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang atau jasa impor.  Menambah Pendapatan Pemerintah dari Pajak. Penarikan tarif pajak barang atau jasa impor m erupakan pemasukan bagi anggaran pendapatan dan belanja negara, khusunya dalam subpenerimaan pajak. Dahulu APBN kita sangat ditopang dengan adanya pemasukan dari hasil ekspor migas. Namun karena keterbatasan jumlah persediaan migas di Indonesia dan semakin meningkatnya kebutuhan migas di dalam negeri maka pemerintah mengurangu ekspor migas, dan sebagai gantinya adalah mengejar pendapatan dari sektor pajak. Untuk itu, kebijaksanaan perpajakan diperbaharui melalui intensifikasi pemungutan pajak. Salah satu pajak ditarik adalah penarikan bea masuk untuk barang -barang impor.

Ada beberapa macam penggolongan tarif, antara lain sebagai berikut : a. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain. b. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang hanya melewati negara tersebut karena tujuan akhirnya negara lain (sebagai transit).

c. Bea impor (impor duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam daerah pabean suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai tujuan akhir.

3. Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan

oleh

pemerintah

biasanya

dilakukan

dengan

cara

memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi. a. Kuota Impor Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :  Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.  Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.  Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barangbarang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.  Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri. b. Kuota Ekspor Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain:  Mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya;  Menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;

 Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas perdagangan penting. Dampak dari pemberlakuan kuota, antara lain adalah harga barang impor akan naik dan permintaan konsumsi terhadap barang tersebut di pasar domestic akan turun sehingga produksi barang yang sama di dalam negeri meningkat.

Dampak kebijakan kuota bagi negara importir. a.

Harga barang melambung tinggi

b.

Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang

c.

Meningktanya produksi di dalam negeri

Dampak kebijakan kuota bagi negara importir. a.

Harga barang turun

b.

Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah

c.

Produksi di dalam negeri berkurang

4. Subsidi Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa:  Uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah)  Subsidi per unit produksi. Manfaat yang dapat diperoleh dari subsidi, antara lain subsidi tidak merugikan konsumen karena jumlah konsumsi tidak berkurang dan harga di pasar dalam negeri tetap bahkan dapat turun. Pemberian subsidi bersifat lebih transparan sehingga konsumen atau masyarakat dapat menilai besarnya manfaat dan kerugiannya secara langsung. Subsidi bersifat lebih

adil karena dapat dibiayai oeh pemerintah dengan penggunaan pajak pendapatan yang progresif terhadap wajib pajak yang potensial. 5.

Premi Premi adalah “bonus” yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah. Premi akan mengurangi harga jual produk karena oleh pengusaha biasanya digunakan untuk mengurangi beban produksi dengan harapan bila harga jual produk murah maka permintaan masyarakat akan meningkatkan sehingga produksi akan meningkat dan pada akhirnya keuntungan perusahaan akan meningkat pula. Premi dalam kebijakan perdagangan internasional berupa kemudahankemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan daiam meningkatkan ekspornya. Misalnya, penghargaan untuk kualitas barang yang memenuhi standar kualitas ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, biaya ekspor yang murah, dan penyediaan fasilitas pelabuhan ekspor yang memadai.

6. Dumping. Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan

dan

menguntungkan

negara

pengimpor,

terutama

menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain. Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.

Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu: o Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri. o Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.

2.

Kebijakan Perdagangan Bebas Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya kerumitan aturan atau birokrasi yang mengatur perdagangan bebas itu didalam suatu negara. Sehingga, suatu negara, perusahaan, atau perorangan sekalipun dapat menjual produk yang diciptakannya di luar negeri. Begitu pula sebaliknya, negara lainpun dapat menjual produknya didalam negeri sehingga konsumen dapat mendapatkan barang-barang kualitas internasional dengan mudah dan dengan harga yang relatif terjangkau. Dengan tidak adanya hambatan aturan dalam melaksanakan kegiatan perdagangan bebas ini tentunya memacu suatu negara untuk mengembangkan negaranya dalam menjual hasil produk unggulan yang menjadi ciri khas negaranya

tersebut.

Tentunya

setiap

negara

memiliki

kekurangan

dan

kelebihannya masing-masing, ada negara yang memiliki keunggulan dalam menciptakan alat-alat canggih seperti komputer dan alat elektronik lainnya, tetapi minim dalam sumber daya alam. Ada pula negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah tetapi memiliki keterbatasan dalam menciptakan alat-alat canggih seperti elektronik, maka dengan adanya perdagangan bebas tentunya akan menjadi keuntungan bagi satu sama lain. Perdagangan bebas adalah kebijakan di mana pemerintah tidak melakukan Diskriminasi terhadap impor atau ekspor. Perdagangan bebas dicontohkan oleh Area Ekonomi Eropa/Uni Eropa dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, yang telah mendirikan pasar terbuka dengan sangat sedikit pembatasan perdagangan. Sebagian besar negara-negara saat ini adalah anggota dari perjanjian perdagangan multilateral Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun,

sebagian besar pemerintah masih memberlakukan beberapa kebijakan proteksionis yang dimaksudkan untuk mendukung kerja lokal, seperti penerapan tarif impor atau subsidi untuk ekspor. Pemerintah juga dapat membatasi perdagangan bebas untuk membatasi ekspor sumber daya alam. Hambatan lain yang dapat menghambat perdagangan termasuk kuota impor, pajak, dan hambatan non-tarif seperti undang-undang peraturan.

Kebijakan perdagangan bebas umumnya mempromosikan fitur berikut: 

Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau hambatan perdagangan lainnya (misalnya kuota impor atau subsidi untuk produsen)



Perdagangan jasa tanpa pajak atau hambatan perdagangan lainnya



Tidak adanya kebijakan "trade-distorting" (seperti pajak, subsidi, peraturan, atau hukum) yang memberikan keuntungan untuk perusahaan, rumah tangga, atau faktor-faktor produksi.



Akses ke pasar yang tidak diatur



Akses informasi pasar yang tidak diatur



Ketidakmampuan perusahaan untuk mendistorsi pasar melalui monopoli yang dikenakan pemerintah atau kekuatan oligopoli



Perjanjian perdagangan yang mendorong perdagangan bebas.

Dampak Perdagangan Bebas  Dampak Positif Dengan adanya perdagangan bebas yang dilakukan oleh suatu negara, tentunya tersebut dapat menikmati produk tidak hanya dari hasil produk buatan dalam negeri sendiri saja, tetapi juga dapat menkonsumsi produk buatan luar negeri dengan mudah karena dengan adanya perdagangan bebas barang impor dapat bebas masuk kedalam negeri. Selain itu terjalin suatu hubungan internasional yang semakin terbuka antar negara. Kemudian produk-produk dalam negeri dapat dengan memudah meraih popularitas di luar negeri.

Dapat pula meningkatkan reputasi negara ketika suatu negara dapat berprestasi menciptakan produk yang bermanfaat dan diminati oleh konsumen internasional. Kemudian devisa kuat jika ekspor lebih besar daripada impor. Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya produksi. Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber daya produksi, inisiatif dan kreatifitas masyarakat dapat dikembangkan, terjadi persaingan antar produsen untuk menghasilkan barang yang bermutu, efisiensi dan efektifitas tinggi karena tindakannya selalu didasarkan pada prinsip ekonomi.  Dampak Negatif Tentunya selain dampak positif, tidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan perdagangan bebas. Yaitu selain menjadi orang yang konsumtif terhadap barang-barang impor, banyak pula pengangguran, karena kalah bersaing produsen dari luar negeri, kemudian banyak pabrik yg bangkrut karena tidak kuat dengan persainan yang begitu ketat, selain itu larinya investor dikarenakan SDM dan etos kerja dalam negeri lemah dan devisa yang habis karena lebih banyak produk impor daripada ekspor. Kemudian bagi negara-negara yang belum berkembang maka akan menjadi sebuah kerugian karena selalu mengandalkan negara lain untuk terus mengimpor barang-barang kedalam negeri, yang kemudian membuat negara yang lemah ini sulit berkembang karena terus “diserang” oleh barang-barang impor. Juga sebaliknya, akan menjadi keuntungan tersendiri bagi negara yang telah berkembang untuk terus menjual produknya ini sehingga produknya lebih diminati dan lebih popular di luar negeri. Adanya eksploitasi terhadap masyarakat ekonomi lemah oleh pihak yang kuat ekonominya, menimbulkan terjadinya monopoli sehingga merugikan masyarakat, munculnya kesenjangan ekonomi antara golongan ekonomi kuat dengan golongan ekonomi lemah, perekonomian dapat dengan mudah menjadi tidak stabil.

DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP KEADAAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA Perdagangan internasional memberikan dampak positif dan negative terhadap perekonomian suatu negara yang terlibat, salah satunya Indonesia yang juga melakukan perdagangan internasional.  Dampak positif dari perdagangan internasional antara lain: 1.

Mempererat

persahabatan

atau

hubungan

antar

negara.

Membuat tiap negara mempunyai rasa saling membutuhkan dan persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan internasional dapat mempererat persahabatan negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional 2.

Menambah kemakmuran negara Perdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masingmasing. Ini terjadi karena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara lain, dan negara yang kekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan. Dengan meningkatnya pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara.

3.

Menambah kesempatan kerja. Dengan adanya perdagangan antarnegara, negara pengekspor dapat menambah jumlah produksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas kesempatan kerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak perlu memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan.

4.

Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu hasil produksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional mendorong negara pengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar produknya mempunyai keunggulan dalam bersaing.

5.

Sumber pemasukan kas negara Perdagangan internasional dapat meningkatkan sumber devisa negara. Bahkan, banyak negara yang mengandalkan sumber pendapatan dari pajak impor dan ekspor.

6.

Menciptakan efisiensi dan spesialisasi Perdagangan internasional menciptakan spesialisasi produk. Negara-negara yang melakukan perdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua barang yang dibutuhkan. Akan tetapi hanya memproduksi barang dan jasa yang diproduksi secara efisien dibandingkan dengan negara lain.

7.

Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara Dengan perdagangan internasional, warga negaranya dapat menikmati barangbarang dengan kualitas tinggi yang tidak diproduksi di dalam negeri.

 Dampak negatif dari perdagangan internasional antara lain: 1.

Kelangsungan Hidup Produk Dalam Negeri Terancam. Kelangsungan hidup

produksi dalam negeri dapat terancam karena

perdagangan internasional dapat membuka peluang dan kesempatan masuknya produk luar negeri ke dalam negeri sehingga bagi produk dalam negeri yang kualitasnya rendah tentu akan kalah bersaing dan tidak laku di pasaran. Sedangkan produk luar negeri yang proses pembuatannya lebih maju dan modern tentu saja kualitasnya lebih baik akan laku dan menguasai pasaran. 2.

Menyempitnya Pasar Produk Dalam Negeri. Dengan masuknya produk luar negeri ke dalam negeri tentu akan mengurangi pasar di dalam negeri. Sehingga pasar dalam negeri yang semula dikuasai oleh produk dalam negeri, perlahan-lahan akan dapat digeser dan dikuasai oleh produk luar negeri.

3.

Hancurnya Industri Dalam Negeri Bagi industri kecil yang kemampuan modalnya kecil dan daya saingnya rendah sudah pasti akan kalah bersaing dengan pengusaha asing. Akibatnya banyak pengusaha

dalam

negeri

yang

bangkrut

atau

menutup

usahanya.

Maka untuk mencegah hal ini pemerintah melakukan proteksi guna melindungi produksi dalam negeri dari serbuan produk-produk luar negeri. 4.

Meningkatnya Pengangguran Banyaknya perusahaan yang bangkrut atau gulung tikar karena kalah bersaing dengan

perusahaan

asing

yang

menjual

produknya

di

Indonesia,

mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang di-PHK sehingga menyebabkan pengangguran meningkat dan daya beli masyarakat menurun. 5.

Terjadinya Utang Luar Negeri Dalam perdagangan internasional apabila ekspor negara kita lebih kecil daripada impor, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya hutang luar negeri. Padahal untuk membayar hutang tersebut Indonesia harus membayar dengan devisa, akibatnya devisa Indonesia berkurang dan perekonomian dalam negeri akan terganggu.

DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP EKONOMI MONETER DOMESTIK Dengan adanya perdagangan antar dua atau lebih Negara, tentunya berpengaruh terhadap perekonomian internasional dan Negara-negara yang terlibat secara langsung. Hal ini terlihat dari keseimbangan ekonomi yang menjadi dinamis sebagai pengaruh keluar masuknya jaringan internasional dalam domestik Negara. Beberapa keuntungan melakukan perdagangan adalah sebagai berikut: 1.

Menjalin persahabatan antar negara.

2.

Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktorfaktor tersebut seperti kondisi geografis, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lainlain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

3.

Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi adakalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

4.

Memperluas pasar dan menambah keuntungan. Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)

dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. 5.

Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Selain yang telah disebutkan diatas, ada beberapa yang menjadi dampak perdagangan internasional. Yaitu ekspor akan meningkatkan permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat di dalam negeri. Sebaliknya, impor akan menurunkan permintaan masyarakat di dalam negeri. Permintaan masyarakat akan memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai rupiah turun dibandingkan dengan dolar AS, harga barang ekspor dari Indonesia relatif akan lebih murah di AS, sehingga ekspor akan cenderung meningkat. Sebaliknya, harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai kurs mata uang sendiri akan cenderung meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan serta kejadian internasional akan memengaruhi ekonomi dalam negeri, melalui pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan masyarakat. PRO DAN KONTRA PERDAGANGAN BEBAS Argumen Pro 1. Perdagangan bebas bisa menghindari kerugian efisiensi yang diakibatkan oleah adanya proteksi. Salah satu contoh dari aplikasi perdagangan bebas yang diterapkan oleh Negara Hong Kong yang membebaskan tarif dan tidak membatasi barang impor yang masuk.

2. Adanya perdagangan bebas memungkinkan munculnya keuntungan tambahan yang tidak dapat diperoleh apabila terjadi distorsi konsumsi dan produksi. 3. Perdagangan bebas dapat membuat tercapainya skala ekonomi. Pasar yang diproteksi, selain akan memecah belah kegiatan produksinya dalam skala internasional, juga akan mengurangi daya saing, mengurangi potensi laba serta akan mendorong banyak perusahaan untuk masuk kedalam industri dalam negeri yang diproteksi ini. Dikarenakan banyak perusahaan yang terpusat pada penggarapan pasar dalam negeri, maka lambat laun pasar akan mengalami kejenuhan dan skala produksi dari setiap perusahaan yang menjadi pemain dalam negeri menjadi tidak efisien lagi. 4. Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk memberikan peluang bagi perusahaan-perusahan dalam negeri untuk melakukan ekspansi usaha keluar negeri atau juga untuk bersaing dengan produk impor akan membuat pelaku industri menjadi semakin kreatif dan inovatif. Dengan kompetitor yang semakin banyak untuk merebut pasar yang besar, akan mendorong berbagai upaya melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini berbeda jika proteksi diberlakukan, maka peluang untuk berkembang akan semakin mengecil.

Argumen Kontra 1.

Tidak semua negara memiliki kompetensi serta kemampuan yang sama untuk melakukan persaingan di pasar yang menganut perdagangan bebas. Jika salah satu pihak tidak siap melakukan perdagangan bebas, maka efek yang ditimbulkan justru negatif. Jika di dalam negeri, perusahaan perusahaan yang ada belum bisa dibilang kokoh dalam efisiensi produksinya, dengan adanya perdagangan bebas akan membuat perusahaan itu menjadi bangkrut.

2.

Dengan adanya perdagangan bebas yang tidak terkendali bisa menjadi sarana transformasi penyakit yang berbahaya bagi kesehatan manusia di negeri tujuan dimana barang itu diperdagangkan. Misalkan, ditemukannya kandungan bahan berbahaya pada berbagai macam makanan yang diimpor dari China. Ketiadaan proteksi menyebabkan screening terhadap kualitas produk menjadi semakin rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa perdagangan bebas bisa jadi

menguntungkan, tapi hanya berlaku untuk satu sisi atau negara yang mengimpor, sedangkan negara tujuan bisa jadi justru mengalami kerugian. 3.

Lemahnya industri dalam negeri menghadapi persaingan dalam era perdagangan bebas disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sarana infrastruktur yang kurang baik, kurs mata uang yang tidak stabil hingga berpengaruh terhadap biaya produksi, serta birokrasi yang berbelit belit dalam usaha untuk mewujudkan produk yang berkualitas serta maraknya aksi KKN. Beberapa faktor ini tentu saja membuat upaya mewujudkan produk dalam negeri yang berkualitas semakin sulit.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Krugman, R. Paul dan Maurice Obstfeld. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan jilid 5. Jakarta: PT. INDEKS Anonim. “Kebijakan Expor dan Impor Perdagangan Internasional” . Artikel diposting pada 2014/05. Dapat ditemukan dilaman: ssbelajar.net Sukirno, Sadono. 2013. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa Wikipedia. “Perdagangan Bebas”. 1 April 2015. https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_bebas

Related Documents


More Documents from "Dedy Bun"