Makalah Konstruksi Beton

  • Uploaded by: Rizzaun Rinaldi
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Konstruksi Beton as PDF for free.

More details

  • Words: 3,212
  • Pages: 19
Loading documents preview...
MAKALAH PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

Disusun Oleh: Hafidah Mustha’anah (1116030054)

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA TEKNIK SIPIL GEDUNG 3 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga bisa menyelesaikan makalah pelaksanaan konstruksi ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta dalam pembuatan makalah ini. Tanpa kalian, mungkin makalah ini mungkin tidak akan selesai tepat pada waktunya. Kami berahrap apa yang ditulis dalam makalah ini dapat menambah wawasan pembaca terutama masalah penulangan dan pengecoran yang baik dan benar. Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak yang harus diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Depok, 08 April 2017

Penyusun

ii | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL..............................................................................................................i KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................iii BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................................1 1.1 1.2 1.3

BAB II

DASAR TEORI................................................................................................3 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5

BAB III

Definisi...................................................................................................3 Bahan Pembentuk Beton........................................................................3 Karakteristik Beton yang Baik...............................................................4 Jenis-Jenis Beton....................................................................................4 Sifat-Sifat Beton.....................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................7 3.1 3.2 3.2.1 3.2.1.1 3.2.1.2 3.2.1.3 3.2.2 3.2.2.1 3.2.3 3.2.3.1 3.2.3.2 3.2.3.3

BAB IV

Latar Belakang.......................................................................................1 Rumusan Permasalahan..........................................................................1 Tujuan.....................................................................................................2

Keselamatan Kerja.................................................................................7 Pelaksanaan............................................................................................7 Penulangan.............................................................................................7 Jenis Baja Tulangan...............................................................................7 Macam-Macam Kait...............................................................................8 Pemasangan Tulangan............................................................................8 Pengecoran...........................................................................................10 Pelaksanaan Pengecoran.......................................................................11 Pembetonan..........................................................................................11 Perencanaan Campuran Beton..............................................................11 Pengerjaan Beton..................................................................................12 Perawatan Kondisi (curing).................................................................12

DAFTAR GAMBAR 4.1

Pelaksanaan..........................................................................................13

iii | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

BAB V

PENUTUP 5.1 5.2

Kesimpulan...........................................................................................14 Saran.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

iv | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan, baik dalam pembuatan campuran maupun dalam pelaksanaan konstruksinya. Beton bertulang banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, tandon air dan berbagai konstruksi lainnya. Pada bangunan gedung beton bertulang dijumpai dari beberapa elemen struktur, misalnya pondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap. Pada balok beton bertulang sebagai elemen struktur harus diberi penulangan yang berupa penulangan lentur (memanjang) dan penulangan geser. Penulangan lentur berfungsi sebagai penahan beban momen lentur yang terjadi pada balok. Penulangan geser (sengkang) berfungsi sebagai penahan beban geser (gaya lintang) yang terjadi pada balok. Ada beberapa macam tulangan sengkang pada balok, yaitu sengkang vertikal, sengkang spiral, dan sengkang miring. Karena penggunaan beton pada saat ini semakin meningkat, maka perlu dikembangkan penggunaan bahan-bahan alternatif yang diperkirakan dapat memperbaiki atau meningkatkan mutu beton bertulang. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu mengupayakan supaya beton mempunyai kuat lentur dan geser tinggi. Seperti diketahui bahwa kuat geser dijumpai dalam semua unsur beton bertulang, sehingga tanpa disadari struktur yang tidak direncanakan dengan adanya tegangan geser, akan mengalami masalah yaitu retak pada struktur tersebut akibat beban yang mengenainya, dimana struktur tidak mampu menahannya. Alternatif yang dipakai diantaranya memberikan alternatif solusi perkuatan, menentukan spesifikasi teknis metode pelaksanaan perkuatan berdasar peraturan beton SNI-2847-2002, yang diharapkan dapat memberikan penyelesaian permasalahan yang muncul sehingga dapat menjamin keamanan bagi pengguna bangunan.

1.2

RUMUSAN MASALAH Dalam perencanaan struktur beton bertulang, diperlukan suatu kepastian tentang keamanan struktur terhadap keruntuhan yang mungkin terjadi selama umur bangunan. Keruntuhan yang cukup fatal dalam konstruksi balok beton bertulang adalah keruntuhan lentur tarik diagonal dan geser tarik. Beban yang melebihi kapasitas penampang balok beton bertulang akan mengakibatkan retakan-retakan diagonal disepanjang balok beton tersebut. Jika balok tersebut tidak mempunyai jumlah tulangan transversal dan tulangan longitudinal yang cukup serta didetail dengan benar, retakan-retakan tersebut dapat terjadi lebih awal dan pada akhirnya akan berakibat terjadi keruntuhan yang tiba-tiba pada balok. Jadi salah satu hal yang

1|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

sangat perlu untuk diperhatikan dalam merencanakan maupun menganalisa suatu struktur beton betulang adalah kegagalan geser pada unit-unit struktur, karena kegagalan geser adalah keruntuhan getas yang berakibat fatal.

1.3

TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: - Perencanaan dan analisa perhitungan dalam praktek kerja - Efisiensi waktu, kebutuhan bahan, dan peralatan serta kedisiplinan dalam bekerja - Cara-cara pengecoran yang tepat

2|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

BAB II DASAR TEORI 2.1

DEFINISI Beton adalah suatu campuran homogen yang yang terdiri dari agregat halus dan kasar, semen, juga air. Konstruksi beton adalah beton yang digunakan pada suatu konstruksi tertentu yang mampu menahan bebannya sendiri dan beban luar.

2.2

BAHAN PEMBENTUK BETON 1. Semen, merupakan matrial yang bersifat hidrolik, artinya semen dapat bereaksi dengan air dan membentuk suatu masa yang keras. Selain itu semen juga bersifat adhesif dan kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat. Menurut “ASTM” semen dibagi menjadi 5 tipe, yaitu: - Semen tipe 1: untuk konstruksi beton umum - Semen tipe 2: untuk konstruksi beton pada lingkungan sulfat sedang - Semen tipe 3: untuk beton yang cepat kering - Semen tipe 4: untuk beton yang memiliki panas rendah - Semen tipe 5: untuk beton dengan daya tahan tinggi terhadap sulfat Semen yang terkandung di dalam beton mempunyai komposisi ±15% 2. Agregat yang terkandung di dalam beton mempunyai komposisi ±74%. Syarat agregat: - Agregat halus (debu batu/split, biji besi, pasir) ✓ Ukuran butir maksimum 4,75 mm ✓ Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ✓ Tidak mengandung zat organik ✓ Tidak tajam/bersudut dan keras - Agregat kasar (batu pecah, batu alam, dll) ✓ Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ✓ Tidak mengandung zat organik ✓ Mempunyai butiran keras dan bersudut ✓ Butiran pipih kurang dari 20% 3. Air, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organik, garam- garam, atau air yang dapat diminum (air bersih). Air yang terkandung di dalam beton mempunyai komposisi ±8%. 4. Bahan-bahan kimia lainnya (admixture), bahan-bahan kimia ini hanya ditambahkan pada beton dalam keperluan-keperluan tertentu.

3|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

2.3

KARAKTERISTIK BETON YANG BAIK 1. Homogen, artinya semua bahan tercampur dengan baik dan tidak mengalami segregasi ( pemisahan bahan-bahan penyusun). 2. Strenght, artinya sebuah beton mempunyai kekuatan seperti yang kita rencanakan. Kelebihan maupun kekurangan keuatan menunjukkan bahwa ada kesalahan yang kita lakukan. Baik pada pemilihan bahan, pengaturan komposisi, pencampuran maupun perawatan beton. 3. Durable, keawetan beton juga minimal sesaui dengan apa yang direncanakan. Biasanya beton mempunyai daya awet hingga 40-50 tahun. Setidaknya beton yang sudah berumur 40 tahun sudah diganti. Karena kekuatannya akan menurun secara perlahan yang dikhawatirkan akan mempengaruhi pembagian beban terhadap struktur bangunan. 4. Economic, harga yang ekonomis bukan berarti harganya murah. Ekonomis berarti pelaksanaan dan pemakaian beton memenuhi standar efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Kebanyakan akan menyangkut masalah biaya. Jadi wajar jika beton mempunyai harga yang lebih murah dibanding bahan konstruksi lainnya.

2.4

JENIS-JENIS BETON 1.

2.

3.

4.

Berikut adalah jenis beton yang biasa digunakan dalam konstruksi: Beton siklop Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa, perbedaannya ialah pada beton ini digunakan ukuran agregat yang relatif besar. Beton ini digunakan pada pembuatan bendungan, pangkal jembatan, dan sebagainnya.ukuran agregat kasar dapat sampai 20cm, namun proporsi agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20% dari agregat seluruhnya. Beton Ringan Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat kasarnya diganti dengan agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan beton biasa yang diberi bahan tambah yang mampu membentuk gelembung udara waktu pengadukan beton berlangsung. Beton semacam ini mempunyai banyak pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa. Beton non pasir Beton jenis ini dibuat tanpa pasir, jadi hanya air, semen, dan kerikil saja. Karena tanpa pasir maka rongga rongga kerikil tidak terisi. Sehingga beton berongga dan berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa. Selain itu, karena tanpa pasir maka tidak dibutuhkan pasta-pasta untuk menyelimuti butir-butir pasir sehingga kebtuhan semen relatif lebih sedikit. Beton hampa Seperti yang telah diketahui bahwa kira-kira separuh air yang dicampurkan saja yang bereaksi dengan semen, adapun separuh sisanya digunakan untuk mengencerkan adukan. Beton jenis ini diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, namun setelah beton tercetak padat kemudian air sisa reaksi disedot dengan cara khusus. Seperti cara vakum. Dengan demikian air

4|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

yang tertinggal hanya air yang digunakan untuk reaksi dengan semen, sehingga beton yang diperoleh sangat kuat. 5. Beton bertulang Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan gaya tekan, batang baja dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk membantu beton. Beton yang dimasuki batang baja pada bagian tariknya ini disebut beton bertulang. 6. Beton prategang Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah batangnya baja yang dimasukkan ke dalam beton ditegangkan dahulu. Batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang dituang mengeras. Bagian balok beton ini walaupun menahan lenturan tidak akan terjadi retak. 7. Beton pracetak Beton biasa dicetak/dituang di tempat, namun dapat pula dicetak di tempat lain. Fungsinya di cetak di tempat lain agar memperoleh mutu yang lebih baik. Selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton sangat terbatas, sehingga sulit menyediakan tempat percetakan perawatan betonnya. 8. Beton massa Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara volume dan permukaannya besar. Bila dimensinya lebih besar dari 60sm. Pondasi besar, pilar, bendungan. Harus diperhatikan perbedaan temeratur. 9. Fero semen Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan ortar semen suatu tulangan yang berupa suatu anyaman kawat baja. 10. Beton serat Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat berupa batang-batang 5-500mm, panjang 25-100mm, serat asbatos, tumbuhtumbuhan, serat plastik, kawat baja. 11. Lain-Lain Beton mutu tinggi, polimer beton, beton modifikasi blok, polimer impregnated concrete, beton kinerja tinggi, dll.

2.5

SIFAT-SIFAT BETON Berikut adalah sifat-sifat beton ditinjau dari kelebihan dan kekurangan: 1. Kelebihan dari beton - Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland. - Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah - Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan. - Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.

5|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

- Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan. 2. Kekurangan dari beton - Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa. - Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton. - Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu. - Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton. - Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa

6|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

BAB III PEMBAHASAN

3.1

KESELAMATAN KERJA Tempatkan bahan dan peralatan dekat dengan lokasi pekerjaan sehingga mudah dalam pemakaian dan tidak menghambat berlangsungnya pekerjaan. 1. Peralatan yang tidak sedang digunakan hendaknya dimasukkan dalam kotak peralatan. 2. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsi atau kegunaannya. 3. Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan rencana, hati-hati dan penuh konsentrasi 4. Gunakan pelindung tangan (sarung tangan) dan peralatan keselamatan lainnya sebelum memulai pekerjaan 5. Bersihkan peralatan dan lokasi pekerjaan setelah pekerjaan tersebut selesai.

3.2

PELAKSANAAN

3.2.1

PENULANGAN Tulangan merupakan materi berkekuatan tinggi pada saat beton megalami pengerasan dapat menahan gaya tekan namun tidak dapat menahan gaya tarik. Oleh sebab itu, pada beton diberikan tulangan baja agar mempunyai kuat tarik yang kuat. Beton dan tulangan merupakan satu kesatuan yang saling mengait yang kuat. Tulangan baja akan kehilangan banyak kekuatannya jika sudah dilekuk lalu diluruskan kembali.

3.2.1.1 JENIS BAJA TULANGAN 1. Tulangan ulir (deformed bar) Fy: 240 MPa (Ø) 2. Tulangan polos (plain bar)

Fy: 400 MPa (D)

7|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

3.2.1.2

MACAM-MACAM KAIT

3.2.1.3

PEMASANGAN TULANGAN 1. Pemasangan tulangan longitudinal Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk menahan gaya tarik, Oleh karena itu pada struktur balok, pelat, fondasi, ataupun struktur lainnya dari bahan beton bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitudinal (tulangan memanjang) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang menahan momen lentur besar (umumnya di daerah lapangan/tengah bentang, atau di atas tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur tersebut.

8|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang. Berikut ini diberikan beberapa contoh pemasangan tulangan memanjang pada balok maupun pelat.

2. Pemasangan Tulangan Geser Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung balok yang dekat dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok yang cukup besar, sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang bersangkutan. Agar balok dapat menahan gaya geser tersebut, maka diperlukan tulangan geser yang dapat berupa tulangan-miring/tulangan-serong atau berupa sengkang/begel. Jika sebagai penahan gaya geser hanya digunakan begel saja, maka pada daerah dengan gaya geser besar (misalnya pada ujung balok yang dekat tumpuan) dipasang begel dengan jarak yang kecil/rapat, sedangkan pada daerah dengan gaya geser kecil (daerah lapangan/tengah bentang balok) dapat dipasang begel dengan jarak yang lebih besar/renggang. Contoh pemasangan tulangan miring dan begel balok dapat dilihat pada gambar.

9|PELAKSANAAN KONSTRUKSI BETON

3. Jarak tulangan pada balok Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur pemasangannya dengan jarak tertentu seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

4. Jumlah tulangan maksimal dalam 1 baris Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar dan h adalah ukuran tinggi total dari penampang struktur. Sebagai contoh dimensi balok. Ditulis b/h atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut berukuran lebar balok b = 300 mm dan tinggi balok h = 500 mm.

3.2.2

PENGECORAN Pekerjaan penngecoran adalah pekerjaan penuangan beton ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pengerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan baja tulangan telah terpasang sesuai rencana. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengecoran, yaitu: 1. Setiap pekerja harus memahami K3 2. Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicek 3. Zona pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan

10 | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

4. Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau blok (pastikan ini terpasang sebelum dicor) 5. Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan 6. Delay diakibakan cuaca panas, atau angin yang kencang sehingga beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena kurangnya perencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay, maka tenaga kerja, peralatan, dan cuaca harus dalam keadaan terkendali. 7. Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Jika terpaksa, gunakanlan campuran air dan semen.

3.2.2.1 PELAKSANAAN PENGECORAN 1. Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor, sedangkan elemen horizontal menggunakan alat bantu concrete mixer. Pada volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan bucket cor. Pada pengecoran pile cap yang berada pada elevasi ground floor, jika volume pengecoran kecil digunakan cara pengecoran langsung dari truck mixer. Pada volume pengecoran yang besar akan efektif bila menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor. 2. Pada permukaan miring, mulailah pengecoran dari level terendah dan gunakanlah moncong untuk menaburkan beton di permukaan miring. 3. Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya. Mulailah dari pojok bekisting. 4. Selalu tuangkan beton baru langsung ke tempat yang sudah lama. 5. Untuk mencegah segregasi, cek beton jangan terlalu basah atau kering. Beton diaduk dengan baik, jika menjatuhkan beton secara vertikal jangan lebih dari 3m. 6. Pemadatan beton dilakukan dengan cara digetarkan menggunakan vibrator untuk mengeluarkan udara yang terperangkap daam beton, sehingga beton memadat memenuhi bekisting.

3.2.3

PEMBETONAN

3.2.3.1 PERANCANGAN CAMPURAN BETON Karakteristik dan sifiat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan beton. Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis serta ekonomis. Kriteria dasar perancangan beton, antara lain: ✓ Kekuatan tekan dan hubungannya dengan faktor air seman yang digunakan ✓ Kemudahan pengerjaan ✓ Pemilihan agregat yang akan digunakan

11 | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

3.2.3.2 PENGERJAAN BETON Bahan-bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton. Komposisi yang baik akan menghasilkan kuat tekan yang tinggi, tetapi jika pelaksanaannya tidak dikontrol dengan baik, kemungkinan dihasilkannya beton yang tidak sesuai dengan rencana akan semakin besar. Cara pengelolaan ini akan menentukan kualitas dari beton yang akan dibuat. Adapun tahapan dalam pelaksanaan dilapangan meliputi : 1. Membuat cetakan beton/bekesting (merakit dan menyetel bekesting) 2. Penulangan/pembesian beton (merakit dan menyetel tulangan) 3. Mengaduk beton (mencampur adukan dan mengaduk secara masinal atau manual) 4. Penuangan adukan, beton dalam keadaan diam dalam waktu 20-30 menit terjadi pengikatan 5. Pengangkutan 6. Pengecoran (pengecoran langsung dan pengecoran pipa termi) 7. Pemadatan (manual dan masinal) 8. Perawatan (menutup dengan plastik setelah pengecoran dan menyiram air pada permukaan beton, beton umur 1 hari) 9. Pembongkaran bekesting

3.2.3.3 PERAWATAN KONDISI (CURING) Perawatan yang baik dapat dicapai dengan menggunakan salah satu metode antara lain beton dibasahi terus menerus dengan air, beton dilindungi dengan karung basah, atau kertas perawatan tahan air.

12 | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

BAB IV DAFTAR GAMBAR 4.1

PELAKSANAAN Tulangan ulir

Tulangan polos

Pengecoran

Perawatan beton (curing)

13 | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

BAB V PENUTUP 5.1

KESIMPULAN Pekerjaan beton bertulang merupakan pekerjaan konstruksi untuk menahan beban yang sangat besar. Oleh karena itu beton yang dihasilkan mempengaruhi kekuatan menahan beban yang sudah diisyaratkan. Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan sebagai berikut: 1. Perhitungan dalam perencanaan pembuatan beton memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kedisiplinan yang tinggi. Sehingga akan dicapai efektifitas dan efisiensi bahan, waktu, dan tenaga. 2. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton. 3. Keselamatan kerja, kebutuhan bahan, dan alat harus diperhatikan dalam pelaksanaan praktek beton. 4. Pada waktu pengecoran beton harus dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan. 5. Pada waktu pembuatan begel harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan ukuran yang ditentukan pada gambar kerja.

5.2

SARAN ✓ Dalam pembuatan beton dibutuhkan ketelitian, kecermatan dan kesabaran. Selain itu rangkaian beton yang dibuat harus sesuai dengan standart dan komposisi karena apabila terjadi banyak kesalahan akan mengakibatkan tidak efektif dan tidak efisiennya bahan, waktu, tenaga, dan biaya. ✓ Keselamatan kerja hedaknya selalu diperhatikan, terutama pada saat penulangan. Serta keamanan peralatan praktek juga sangat penting.

14 | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

DAFTAR PUSTAKA 1. http://perpustakaanmakalah.blogspot.com.tr/2016/05/karakteristik-beton-yang-baik.html 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Beton 3. http://aprekecil.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-beton.html 4. http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com.tr/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-betonpada-konstruksi.html 5. http://pehbate.blogspot.com.tr/2014/05/bahan-pembentuk-beton.html 6. http://3.bp.blogspot.com/-2DCOjhxE7Fc/TeW69Y4xyVI/AAAAAAAABMs/X6YgWpQhec/s1600/005.jpg 7. http://materipembesianbetonbertulang.blogspot.com.tr/2014/08/pengertian-danpenulangan-beton.html 8. http://www.ilmusipil.com/pekerjaan-pengecoran-beton 9. http://strukturbeton.web.id/wp-content/uploads/2015/10/2015-10-04_145758.jpg 10. http://lauwtjunnji.weebly.com/uploads/1/0/1/7/10171621/8572414_orig.jpg 11. https://4.bp.blogspot.com/0cYaUQvpJ4g/UZRcZG3NJzI/AAAAAAAAAtw/4rfJGkvg3a4/s1600/mall+bekisting+sloof +duduk+di+tanah.jpg

15 | P E L A K S A N A A N K O N S T R U K S I B E T O N

Related Documents


More Documents from "fery kustiawan"

2.aseptic System.6
January 2021 0
Analisis & Desain Tampang
February 2021 0
Jaras Somatosensoris
January 2021 3
March 2021 0
Prarancangan Pabrik
January 2021 1