Makalah Kumbang(1)

  • Uploaded by: Mijil dlst
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kumbang(1) as PDF for free.

More details

  • Words: 1,784
  • Pages: 11
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi saya sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah PENGANTAR ILMU PERTANIAN, yang mana dengan tugas ini saya sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh lagi tentang materi hama (Kumbang Tanduk) pada Kelapa Sawit ini. Makalah yang berjudul tentang Hama pada Kelapa Sawit (Kumbang Tanduk atau Oryctes rhinoceros)”. Makalah ini merupakan media pembelajaran bagi mahasiswa mengenai bahaya dan cara pengendalian hama Kumbang Tanduk. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka saya terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Palu, 26 oktober 2017

Penyusun

1

DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………....……

1

Daftar isi ………………………………………………………....…….....

2

Bab I Pendahuluan ……………………………………………............... 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………...............

3

1.2 Tujuan .......................................................................................

4

Bab II Pembahasan …………………………………………….............. 2.1 Klasifikasi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) ................

5

2.2 Fase-Fase Perkembangan Kumbang Tanduk ..........................

6

2.3 Pengendalian Hama Pada Kumbang Tanduk .........................

8

Bab III Penutup …………………………………………………............. 3.1 Kesimpulan ………………………………………………......

10

3.2 Saran …………………………………………………............

10

Daftar Pustaka……………………………………........................

11

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990).Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit di masa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Balai Informasi Pertanian,1990). Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama (Kalshoven 1981). Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami (Christian & Gotisberger 2000). Hama terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. Serangga (disebut pula Insecta, dibaca “insekta”) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula 3

Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti “berkaki enam”). Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) Pada pertanaman kelapa sawit terdapat hama yang menyerang tanaman sawit diantaranya yaitu tungau, ulat setora, nematoda, kumbang Oryctes rhinoceros dan penggerek tandan buah.Serangan hama(Oryctes rhinoceros) ini cukup membahayakan jika terjadi pada tanaman muda, sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk dan mengakibatkan kematian.

1.2.

Tujuan 1. Untuk Mengetahui klasifikasi hama kumbang tanduk pada tumbuhan kelapa sawit. 2. Bagaimana fase-fase terjadinya kumbang tanduk. 3. Mengetahui cara pengendalian hama.

4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Menurut (Zaini, 1991 ) Klasifkasi hama Oryctes rhinoceros ini adalah sebagai berikut : Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Coleoptera

Family

: Scarabaeidae

Genus

: Oryctes

Species

: Oryctes rhinoceros L.

Kumbang tanduk (Coleoptera: Scarabaeidae) merupakan hama yang utama menyerang tanaman kelapa sawit di Indonesia, khususnya di areal peremajaan kelapa sawit. Oryctes rhinoceros menggerek pucuk kelapa sawit yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan rusaknya titik tumbuh sehingga mematikan tanaman .Kumbang ini berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut yang betina terdapat bulu-bulu halus, sedang pada yang jantan tidak berbulu. Kumbang menggerek pupus yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah, terutama pada tanaman muda diareal peremajaan. Kumbang dewasa terbang ke tajuk kelapa pada malam hari dan mulai bergerak ke bagian salah satu ketiak pelepah daun paling atas. Kumbang merusak pelepah daun yang belum terbuka dan dapat menyebabkan pelepah patah. Kerusakan

5

pada tanaman baru terlihat jelas setelah daun membuka 1-2 bulan kemudian berupa guntingan segitiga seperti huruf ”V”. Gejala ini merupakan ciri khas kumbang O. Rhinoceros (Purba, dkk. 2008). Serangan hama O. Rhinoceros dapat menurunkan produksi tandan buah segar pada panen tahun pertama hingga 60 % dan menimbulkan kematian

tanaman

muda

hingga

25

%

(PP.

Kelapa

Sawit,

2009).

Oryctes Rhinoceros menyerang tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Satu serangan kemungkinan bertambah serangan berikutnya. Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman yang sama dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di dekatnya mungkin tidak diserang.. Kumbang dewasa terbang ke ucuk pada malam hari, dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas pucuk. Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan tempat masuk yang paling disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang tanaman, kumbang akan memakan pelepah daun mudah yang sedang berkembang. Karena kumbang memakan daun yang masih terlipat, maka bekas gigitan akan menyebabkan daun seakan-akan tergunting yang baru jelas terlihat setelah daun membuka. Bentuk guntingan ini merupakan ciri khas serangan kumbang Oryctes.

2.2.

Fase-Fase Perkembangan Kumbang Tanduk

Berikut ini fase – fase perkembangan mulai dari telur sampai fase dewasa pada kumbang tanduk : 1.

Telur Mo (1957) dan Anonim (1989), mengemukakan bahwa telur serangga ini

berarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur

6

ini menetas. Rata-rata fekunditas seekor serangga betina berkisar antara 49-61 butir telur, sedangkan di Australia berkisar 51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70 Butir. 2.

Larva Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih

kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulubulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat. Stadium larva 4-5 bulan. 3.

Pupa Ukuran pupa lebih kecil dari larvanya, kerdil, bertanduk dan berwarna merah

kecoklatan dengan panjang 5-8 cm yang terbungkus kokon dari tanah yang berwarna kuning. Stadia ini terdiri atas 2 fase: Fase I : selama 1 bulan, merupakan perubahan bentuk dari larva ke pupa. Fase II : Lamanya 3 minggu,dan merupakanperubahan bentuk dari pupa menjadi imago 4.

Imago Kumbang ini berwarna gelap sampai hitam, sebesar biji durian, cembung pada

bagian punggung dan bersisi lurus, pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan tedapat cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas dibelakang kepala.. Kumbang dewasa meninggalkan kokon pada malam hari dan terbang ke atas pohon kelapa, kemudian menyusup kedalam pucuk dan membuat lubang hingga menembus pangkal pelepah daun muda sampai di tengah pucuk dan tinggal pada lubang ini selama5-10 hari. Bila sore hari, kumbang dewasa mencari pasangan dan kemudian kawin (Suhadirman, 1996). Kumbang ini berwarna gelap sampai hitam, sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus, pada bagian kepala terdapat

7

satu tanduk dan tedapat cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas dibelakang kepala.

Gambar 1. Telur, Larva, Pupa & Imago Oryctes rhinoceros L.

Semua makhluk hidup dalam proses pertumbuhan dan oerkembangannya dipengaruhi oleh sebagai faktor, baik faktor luar maupun dari dalam: Iklim, musuh alami, makanan dan kegiatan manusia merupakan faktor luar yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan serangga hama . Lingkungan yang cocok bagi suatu serangga untuk hidup dan berkembang biak meliputi beberapa komponen antara lain makanan, iklim, organisme dari spesies yang sama maupunyang berbeda tempat dimana ia hidup. Perkembangan larva ini dipengaruhi oleh iklim dan keadaan gizi makanan. Pengaruh faktor-faktor ini ialah pada ukuran larva dan waktu yang diperlukan untuk mematangkan larva. Faktor-faktor fisik yang dipengaruhi perkembangan larva kumbang ini ialah suhu, kelembaban, serta intensitas cahaya. Larva tertarik pada amonia dan aseton, tetapi menghindari asam asetat .

2.3

Pengendalian Hama Pada Kumbang Tanduk Pengendalian ini dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kebun, terutama

di sekitar tanaman. Sampah-sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva hama mati. Pengendalian secara biologi dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.

8

Pengendalian kumbang tanduk secara konvensional dilakukan dengan cara pengutipan dan menggunakan insektisida kimiawi. Namun, cara tersebut dinilai tidak efektif dan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Selain menggunakan pengetahuan dan perilakunya, pengendalian ini juga dapat didukung dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya, Santalus parallelus dan Platymerys laevicollis merupakan predator telur dan larva O. Rhinoceros, sedangkan Agrypnus sp. Merupakan predator larva, beberapa jenis nematoda dan cendawan juga menjadi musuh alami kumbang kelapa. Cara lain yang dapat digunakan yaitu dengan feromon yang dapat digunakan sebagai insektisida alami untuk mengendalikan kumbang tanduk. Feromon merupakan bahan yang mengantarkan serangga pada pasangan seksualnya, sekaligus mangsa, tanaman inang, dan tempat berkembang biaknya. Komponen utama feromon sintetis ini adalah etil- 4 metil oktanoat. Penggunaan feromon cukup murah karena biayanya hanya 20% dari biaya penggunaan insektisida dan pengutipan kumbang secara manual. Selain harganya murah, cara aplikasinya di lapangan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja. Penggunaan feromon di perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu alternatif yang sangat baik untuk mengendalikan kumbang tanduk. Feromon adalah substansi kimia yang dilepaskan oleh suatu organisme ke lingkungannya yang memampukan organisme tersebut mengadakan komunikasi secara intraspesifik dengan individu lain. Feromon bermanfaat dalam monitoring populasi maupun pengendalian hama (Nation, 2002).

9

BAB III PENUTUP

3.1.

Kesimpulan Serangan hama (Oryctes rhinoceros) ini cukup membahayakan jika terjadi

pada tanaman muda, sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk dan mengakibatkan kematian.Produktifitas dan hasil produksi tanaman turut dipengaruhi oleh serangan hama dan penyakit.Untuk penyakit yang meyerang tanaman kelapa sawit, bagian yang paling sering diserang yaitu bagian daun tanaman. Pengendalian penyakit pada tanaman ini dapat dikendalikan dengan pemberian herbisida atapun pestisida, sedangkan untuk pengendalian hama yang menyerang, dapat dikendaliakan dengan pelepasan predator dari hama itu sendiri, untk menghindari ledakan hama penyerang tanaman ini.

3.2.

Saran Saran yang dapat sayaberikan adalah sebaiknya dalam penggunaan herbisida

maupun pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit ini digunakan sesuai dengan dosis anjuran yang benar agar tidak terjadi resistensi pada hama dan penyakit itu sendiri serta menghindari terjadinya ledakan hama.

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2013.

"Hama

dan

Penyakit

tanaman

Kelapa

http://hamadanpenyakittanamankelapasawit.blogspot.co.id.

Sawit".

Diakses

pada

tanggal 26 oktober 2017, pukul 14:05. Anonim. 2013. "Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit". https://www.vbook.pub.com. diakses pada tanggal 26 oktober 2017, pukul 14:15. Iswari,

Ella

Putri.

2013.

Hama

Pada

Tananam

Kelapa

Sawit.

http://princesellaputri.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 26 oktober 2017, pukul 14:10. Siregar, Ameilia Zuliyanti. 2011. Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit. Medan: departemen hama dan penyakit tumbuhan fakultas pertanian universitas sumatera utara. Waruwu,

Marul.

2016.

"Hama

Tanaman

Kelapa

Sawit".

http://rbmamarulwaruwu.blogspot.co.id/2016/11/hama-tanaman-kelapasawit.html. Diakses pada tanggal 26 oktober 2017, pukul 14:00.

11

Related Documents

Makalah
February 2021 2
Makalah
January 2021 2
Makalah Jembatan
January 2021 0
Makalah Termometer
January 2021 0
Makalah-kesehatan
January 2021 0

More Documents from "Monica Pricilia Waney"

Makalah Kumbang(1)
January 2021 0