Loading documents preview...
MANUAL TERAPI REGIO CERVICAL OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
ANATOMI BIOMEKANIK • Cervical terdiri atas 2 segmen anatomikal dan fungsional yaitu : • Segmen superior (suboccipital), terdiri atas C1 (atlas) dan C2 (axis) upper cervical spine • Segmen inferior yang memanjang dari permukaan inferior axis ke permukaan superior Th1 lower cervical spine
• Seluruh struktur vertebra cervical adalah sama kecuali atlas (C1) dan axis (C2).
Atlas (C1) • Atlas berbentuk cincin, tidak memiliki corpus vertebra dan proc. spinosus, dianggap sebagai cincin antara occiput dan axis • Atlas memiliki 2 massa lateral yang berbentuk oval dan berjalan secara oblique, antero-medial : yaitu facies artikularis superior yang bersendi dengan condylus occipital, dan facies artikularis inferior yang bersendi dengan facies artikularis superior axis. • Pada arkus anterior terdapat facet artikular yang berbentuk oval kecil dan bersendi dengan processus odontoid axis. • Processus transversal atlas memiliki foramen untuk lintasan arteri vertebralis.
Anatomi Atlas
Axis (C2) • Permukaan superior dari corpus axis terdapat processus odontoid : berjalan keatas di tengah atlas & bersendi dgn arkus anterior atlas, bertindak sebagai pivot untuk atlanto-axial joint. • Processus odontoid merupakan tempat perlekatan sejumlah ligamen dan dianggap sebagai struktur stabilitas yg sangat penting. • Kearah lateral terdapat 2 facet artikular yang menghadap kearah superior – lateral
• Arkus posterior terdiri dari 2 lamina yang sempit dan proc. spinosus memiliki 2 tuberculum merupakan tempat perlekatan sejumlah otot-otot bagian posterior.
Axis (C2) • Processus artikular inferior axis menghadap kearah inferior – anterior dan bersendi dgn proc. artikular superior C 3. • Processus transversus axis memiliki foramen yang vertikal untuk lintasan arteri vertebralis
Anatomi Axis
C3 – C7 • Vertebra C3 sama dengan 4 vertebra cervical dibawahnya. • Vertebra C3 – C7 memiliki corpus vertebra yang lebih lebar. • Permukaan superior kearah lateral membentuk proc uncinatus yang menghadap kearah superior – medial dan bersendi dengan 2 proc. uncinatus vertebra atas yang menghadap kearah inferior. • Khusus C3, proc. uncinatus bagian superior bersendi dengan 2 proyeksi tulang yang datar dari permukaan inferior axis • Pada arkus posterior terdapat proc. artikular yang membentuk facet artikular superior dan bersendi dengan facet artikular inferior vertebra atasnya, Proc. transversus memiliki foramen untuk lintasan arteri vertebralis
Uncinate joint
Anatomi C3 – C7
Upper Cervical • Cervical spine terdiri atas upper cervical (C0-C1 & C1-C2), dan lower cervical (C2-C3 sampai C3-C7) • Gerak utama C0 – C1 adalah fleksi-ekstensi sehingga dikenal sebagai “yes joint” • Menurut Fielding, White and Panjabi and Paning tidak terjadi gerakan rotasi pada segmen C0 – C1, tetapi menurut Depreux and Mestdagh hanya terjadi 5o rotasi dibatasi oleh lig. alar. • Gerak utama C1 – C2 adalah rotasi kiri dan kanan sehingga dikenal sebagai “no joint” sebagian besar gerakan terjadi pada 2 sendi lateral
Upper Cervical • ROM rotasi pada setiap sisi (C1-C2) adalah 40° – 50°, dimana hampir setengah total rotasi cervical spine. • Gerakan flexi ekstensi pada segmen C1-C2 hanya minimal yaitu 10o – 15° karena geometris dari tulang dan struktur ligamen yang membatasi. • Lateral flexi pada segmen ini hanya terjadi secara simultan dengan gerakan rotasi pada axis. • ligamen alar pada C2 merupakan ligamen yang penting dalam mengontrol gerakan lateral fleksi kepala dan rotasi kepala.
Upper Cervical • Jaringan konektif yang memperkuat segmen C0-C1 dan C1-C2 adalah : lig. longitudinal anterior, lig. atlanto dental anterior, lig. dentate, lig. cruciform, lig. nuchal, membran tektorial, membran occipitoatloid anterior, membran occipitoatloid posterior, & membran atlantoaxial lig. Cruciform merupakan ligamen paling penting pada segmen C0-C1, C1-C2 karena memberikan fungsi stabilisasi yg paling penting yaitu mencegah translasi anterior yang berlebihan dari atlas diatas axis selama gerakan fleksi • Gerak translasi atlas yang tidak terkontrol/berlebihan dapat menghasilkan potensial cidera pada spinal cord dan arteri vertebralis
Facet Joint dan Ligamen Alar
Otot-otot upper cervical
Lower Cervical • Mulai dari C2 ke bawah terbentuk intervertebral joint atau facet joint dimana terletak lebih kearah bidang transversal. • Pada segmen C2 – C7 memiliki diskus intervertebralis, dimana diskus memiliki peran yang besar dalam menghasilkan gerakan yang luas • Mulai dari C2 ke bawah juga terbentuk uncovertebral joint yang bukan merupakan sendi sebenarnya tetapi merupakan pertemuan tepi lateral corpus vertebra cervical. • Gerakan pada segmen C2-C3 sampai C6-C7 melibatkan diskus intervertebralis dan 4 sendi yaitu 2 sendi facet dan 2 sendi uncovertebralis (joint of Luschka).
Lower Cervical • Sendi uncovertebralis berperan mengontrol gerakan lateral fleksi cervical. • Sendi facet berperan mengontrol gerakan lateral fleksi dan rotasi cervical. • Upper thoracal spine sangat berhubungan dengan gerakan lower cervical karena perlekatan distal dari otot-otot cervical sampai Th6 seperti otot splenius, longissimus, semispinalis cervicis dan semispinalis capitis
Sistem Pemeriksaan Cervical • Terdiri atas : • Anamnesis • Inspeksi / Observasi • Quick test • Pemeriksaan Fungsi Dasar • Pemeriksaan Spesifik
Differential Diagnosis Gejala/tanda
Cervical Spondylosis
Cervical Spinal Stenosis
Nyeri
Unilateral
Distribusi nyeri
Kedlm area dermato- Biasanya beberapa area Kedlm area dermatome dermatome me
Nyeri saat ekstensi
Meningkat
Meningkat
Mungkin meningkat (tergantung grade HNP)
Nyeri saat fleksi
Menurun
Menurun
Mungkin meningkat atau menurun (pa-ling sering mening-kat)
Nyeri berkurang Tidak ada saat rest
Ada
Tidak ada
Kelompok usia
11 – 70 tahun 17 – 60 tahun Paling sering 30 – 60 ta hun
> 45 tahun (60%) > 65 tahun (85%)
Bisa unilateral bilateral
Cerical Disc Herniasi atau Bisa unilateral (paling sering) atau bilateral
Differential Diagnosis Gejala/tanda Instabilitas
Cervical Spondylosis Mungkin
Cervical Spinal Stenosis
Cerical Disc Herniasi
Tidak ada
Tidak ada
Level cervical yang C5 – C6, C6 – C7 sering terlibat
Bervariasi
C5 – C6
Serangan
Lambat
Lambat (mungkin kom- Tiba-tiba/mendadak binasi dgn spondylosis atau disc herniasi)
Diagnostik image
Diagnostik
Diagnostik
Diagnostik (meyakinkan jika didukung tanda2 klinis)
Differential Diagnosis Gejala/tanda
Lesi akar saraf cervical
Lesi plexus brachialis
Penyebab
Herniasi diskus, stenosis, osteofit, Stretching cervical spine, kompresi swelling akibat trauma, spondylosis cervical spine, depresi shoulder
Faktor2 kontribusi
Kerusakan bersifat kongenital
Nyeri
Tajam, terbakar pd area dermatom Tajam, terbakar pada seluruh atau yang terlibat sebagian besar dermatome lengan, nyeri pada trapezius
Paresthesia
Numbness, kesemutan pada area Numbness, kesemutan pada seluruh dermatome yang terlibat atau sebagian besar area dermatome lengan
Tenderness
Diatas area dorsal cervical yang Diatas area plexus brachialis yang terlibat terlibat atau lateral cervical
TOCS
Differential Diagnosis Gejala/tanda
Lesi akar saraf cervical
Lesi plexus brachialis
LGS
Menurun
Menurun tetapi biasanya kembali lebih baik dgn cepat
Kelemahan
Biasanya transient paralysis, myo Kelemahan otot tome dapat terlibat myotome terlibat
Refleks deep tendon
Pada akar saraf yg terlibat dpt Dapat menurun menurun
Tes provokasi
Lateral fleksi, rotasi dan ekstensi dgn kompresi meningkatkan gejala Traksi cervical menurunkan gejala, tes2 ULTT positif nyeri
yg
transient,
Lateral fleksi dgn kompresi (sisi yg sama) atau stretch (sisi yg berlawanan) dapat meningkatkan gejala Tes2 ULTT bisa positif
• Lokasi nyeri dan gejala : • Injury pada akar saraf C4 atau diatasnya tidak akan menunjukkan gejala2 kebawah lengan. • Cervical radikulopathy atau injury pada akar saraf cervical akan muncul gejala2 utama yaitu gangguan fungsi motorik dan sensorik secara unilateral pada lengan atas seperti perubahan sensorik (dermatome), kelemahan otot (myotome), hipoaktivitas refleks, dan kadang2 akivitas fokal terlibat. • Akut radikulopathy umumnya berkaitan dengan hernia diskus sedangkan tipe kronik berkaitan dengan spondylosis. • Cervical myelopathy atau injury pada spinal cord menunjukkan gejala yang dominan yaitu kelemahan spastik, paresthesia, dan kemungkinan inkoordinasi pada salah satu atau kedua tungkai bawah serta disfungsi proprioceptive atau sphincter atau kedua2nya.
• Lokasi nyeri dan gejala : • Numbness, paresthesia, kesulitan berjalan, dan menurunnya balance atau agility, tanda2 disfungsi bowel/bladder atau seksual indikasi problem berat pada spinal cord (myelopathy) • Nyeri kepala : Jika berhubungan dengan faktor stress mekanikal atau postur maka nyeri kepala bisa berasal dari C1, C2, C3 dan myofascial pain group otot prevertebralis/suboccipitalis (C1 umumnya terjadi pada basis dan puncak kepala, C2 umumnya menyebar ke area temporal). • Jika berkaitan dengan problem2 arteri vertebral yang dapat menyebabkan sakit kepala ? muncul nause, nystagmus.
• Faktor posisi, aktivitas, rest : • Posisi fleksi saat membaca atau didepan komputer/laptop timbul nyeri indikasi spasme/tightnes paracervical muscle • Morning pain dengan stiffness dan mengalami perbaikan atau penurunan saat aktivitas biasanya menunjukkan inflamasi kronik dan degenerasi. • Nyeri muncul setelah aktivitas/olahraga dan menurun saat rest biasanya menunjukkan instabilitas sendi dan degenerasi sendi. • Nyeri saat rest dan nyeri diperburuk saat memulai aktivitas menunjukkan adanya inflamasi akut. • Nyeri yang secara progresif meningkat sepanjang hari biasanya menunjukkan peningkatan kongesti sendi.
Tipe Headache Pain dan Penyebab Tipe Nyeri
Penyebab
Acute pain
Trauma, infeksi akut, subarachnoid hemorrhage
cerebrovaskular
accident,
Kronik, rekurren
Migraine (pola interval irregular yang jelas), eyestrain, hidung, makan/minum yang berlebihan, merokok, ventilasi yang tidak cukup
Kontinyu, rekurrren
Trauma
Berat, intense
Meningitis, aneurisma (ruptur), migrain, tumor otak
Intense, transient, spt shock
Neuralgia
Berdenyut, pulsating (vaskular)
Migraine, fever (demam), hipertensi, insuffisiensi aorta, neuralgia
Konstan, tegang, bilateral
Kontraksi otot
Lokasi Headache Pain dan Penyebab Lokasi
Penyebab
Forehead (dahi)
Sinusitis, gangguan mata atau hidung, spasme otot area occipital atau suboccipital
Samping kepala
Migraine, gangguan mata atau telinga, neuralgia auriculotem-poral
Occipital
Problem2 myofascial, herniasi disk, eyestrain, hipertensi, neuralgia occipital
Parietal
Hysteria, meningitis, konstipasi, tumor
Wajah/muka
Sinusitis maxillaris, neuralgia trigeminal, problem2 gigi, tumor
Efek Posisi atau Waktu terjadinya Headache Posisi atau waktu terjadinya ketika headache memburuk
Penyebabnya
Pagi hari
Sinusitis, migraine, hipertensi, alkoholik, posisi tidur
Sore hari
Eyestrain, ketegangan otot
Malam hari
Penyakit intracranial, osteomyelitis, nephritis
Membungkuk
Sinusitis
Berbaring horisontal
Migraine
Observasi • Head dan neck posture : • Apakah terdapat torticolis • Upper crossed syndrome : • Otot deep fleksor leher lemah sebagaimana otot rhomboid, serratus anterior, dan sering lower trapezius juga lemah, • Sebaliknya otot pectoralis major et minor menjadi tight disertai dengan upper trapezius dan levator scapula. • Apakah posturnya muncul secara habitual (pasien selalu melakukan postur tersebut) ? Habitual posture dapat disebabkan oleh kompensasi postural, kelemahan otot, atau problem facet joint atau TMJ. • Garis neck – trapezius harus sama pada ke2 sisi. Postur head – neck diperiksa saat duduk dan berdiri.
Observasi • Shoulder posture : • Level shoulder : • Jika shoulder pada satu sisi lebih tinggi daripada shoulder lainnya maka indikasi tightness upper trapezius. Jika ditemukan droup shoulder maka indikasi kelemahan/atropi pada abduktor • Rounded shoulder dapat disebabkan oleh postur poking chin. Rounding juga dapat menyebabkan scapula protraksi, medial rotasi humerus, dan struktur2 anterior shoulder menjadi tighten.
• Postur duduk normal : • Hidung harus segaris dgn manibrium dan processus xiphoid sternum. • Dari samping, lobus telinga segaris dgn processus acromion dan crista iliaca untuk alignment postur. • Kurva normal cervical adalah lordosis.
QUICK TEST Nama tes
Indikasi
Regio Cervical : 1. Fleksi
Timbul nyeri regangan maka indikasi gangguan pada otot spasme / tightness Timbul nyeri referred ke lengan maka indikasi problem diskus hernia diskus yang menjebak akar saraf
2. Ekstensi
Timbul nyeri lokal maka indikasi disfungsi facet Timbul nyeri referred ke lengan maka indikasi stenosis foramen intervertebralis spondyloarthrosis / hernia diskus
3. Tiga dimensi ekstensi
Timbul nyeri lokal pada sisi ipsilateral problem facet joint / uncinate joint Timbul nyeri lokal pada sisi kontralateral problem kapsul-ligamen facet joint / problem muscle spasm/tight Timbul nyeri referred ke lengan sisi ipsilateral problem stenosis foramen intervertebralis
QUICK TEST Nama tes
Indikasi
Regio TMJ : 1. Depresi
Timbul bunyi klik problem diskus TMJ Terbatas gerakan problem kapsul TMJ
2. Elevasi
Timbul bunyi klik problem diskus TMJ Terbatas gerakan subluksasi TMJ
Regio Shoulder : Abduksi – elevasi shoulder
Timbul painful arch (nyeri antara 90o – 120o) indikasi impingement syndrome (shoulder pain) Timbul nyeri > 100o / 120o indikasi problem AC joint atau segmen lower cervical
Pemeriksaan Fungsi Dasar Nama Tes
Temuan
Indikasi
Tes Gerak Aktif A. Upper Cervical 1. Fleksi
Timbul nyeri tertarik
Kemungkinan problem pada group otot suboccipital Kemungkinan problem pada facet C0 – C1, myofascial trigger point
Timbul nyeri ke kepala 2.
Timbul nyeri lokal/kepala
Kemungkinan problem pada facet C0 – C1
Timbul nyeri dan terbatas
Kemungkinan problem pada facet C1 – C2
Ekstensi 3.
Rotasi
Timbul nyeri kontralateral
tertarik Kemungkinan problem pada upper trapezius atau scaleni atau splenius capitis
B. Lower Cervical 1. Fleksi
Timbul nyeri tertarik Penonjolan
proc.spinosus
Kemungkinan problem pada paravertebral muscle C2 Kemungkinan subluksasi pada C1 terhadap
Pemeriksaan Fungsi Dasar Nama Tes
Temuan
Indikasi
Tes Gerak Aktif B. Lower Cervical 1. Fleksi
Timbul nyeri menjalar
Kemungkinan disc problem
2. Ekstensi
Timbul nyeri dan terbatas
Kemungkinan facet disfunction C0 – C1 atau lower cervical (C5 – C6/C6 – C7) Kemungkinan stenosis foramen intervertebralis spondyloarthrosis atau HNP
Timbul nyeri menjalar
3.
Lateral Timbul nyeri kontralateral fleksi Timbul nyeri ipsilateral Timbul ipsilateral
nyeri
Kemungkinan problem pada upper trapezius muscle atau kapsul tight facet joint Kemungkinan facet atau uncinate disfunction lower cervical menjalar Kemungkinan stenosis foramen intervertebralis ipsilateral spondyloarthrosis
Pemeriksaan Fungsi Dasar Nama Tes
Temuan
Indikasi
Tes Gerak Aktif B. Lower Cervical 4. Rotasi
Timbul nyeri kontralateral
Kemungkinan problem pada upper trapezius atau scaleni muscle atau kapsul tigh facet joint
Timbul nyeri ipsilateral
Kemungkinan facet disfunction
Tes Gerak Pasif A. Upper Cervical 1. Fleksi
Timbul endfeel
nyeri
dan
Timbul nyeri ke kepala 2. Ekstensi
elastis Kemungkinan problem pada group otot suboccipital Kemungkinan problem pada facet C0 – C1, myofascial trigger point
Timbul nyeri lokal atau kepala elastis endfeel
ke Kemungkinan problem pada facet C0 – C1
Pemeriksaan Fungsi Dasar Nama Tes
Temuan
Indikasi
Tes Gerak Pasif A. Upper Cervical 3. Rotasi
Timbul nyeri dan terbatas Timbul nyeri kontralateral
Kemungkinan problem pada facet C1 – C2
tertarik Kemungkinan problem pada upper trapezius atau scaleni atau splenius capitis
B. Lower Cervical 1. Fleksi
Timbul endfeel
nyeri
dan
elastis Kemungkinan problem pada paravertebral muscle Kemungkinan subluksasi pada C1 terhadap Penonjolan proc.spinosus C2 C2 yang berlebihan Kemungkinan disc problem Timbul nyeri menjalar
Pemeriksaan Fungsi Dasar Nama Tes
Temuan
Indikasi
Tes Gerak Pasif B. Lower Cervical 2. Ekstensi
Timbul nyeri, terbatas, elastis Kemungkinan facet disfunction C0 – C1 atau endfeel lower cervical (C5 – C6/C6 – C7) Timbul nyeri menjalar
3.
Lateral Timbul nyeri fleksi elastis endfeel
Kemungkinan stenosis foramen intervertebralis spondyloarthrosis atau HNP
kontralateral, Kemungkinan problem pada upper trapezius muscle atau kapsul tight facet joint
Timbul nyeri ipsilateral, elastis Kemungkinan facet atau endfeel disfunction lower cervical
uncinate
Timbul ipsilateral
foramen
nyeri
menjalar Kemungkinan intervertebralis spondyloarthrosis
stenosis ipsilateral
Pemeriksaan Fungsi Dasar Nama Tes
Temuan
Indikasi
Tes Gerak Pasif B. Lower Cervical 4. Rotasi
Tes Isometrik Mela wan Tahanan 1. Fleksi 2. Ekstensi 3. Lateral fleksi kaki 4. Rotasi ka-ki
Timbul nyeri kontralateral
Kemungkinan problem pada upper trapezius atau scaleni muscle atau kapsul tigh facet joint
Timbul nyeri ipsilateral
Kemungkinan facet disfunction
Pemeriksaan Spesifik Nama Tes Foraminal (Spurling’s) test :
Temuan
Indikasi
Compression
1. Posisi Fleksi
Nyeri menjalar
Problem penjebakan akar saraf HNP cervical
2. Posisi Ekstensi
Nyeri lokal Nyeri menjalar
Facet dysfunction lower cervical Stenosis foramen intervertebralis spondyloarthrosis atau HNP
3. Posisi lateral fleksi
Nyeri lokal ipsilateral
Facet atau uncinate dysfunction lower cervical Nyeri lokal kontralateral Muscle tightness atau MTP atau tension myalgia Nyeri menjalar Stenosis foramen intervertebralis spondyloarthrosis
Pemeriksaan Spesifik Nama Tes
Temuan
Indikasi
Distraction test : 1. Posisi Fleksi ; dilakukan jika Nyeri berkurang Spurling’s test posisi ekstensi atau fleksi timbul nyeri menjalar
Stenosis foramen intervertebralis spondyloarthrosis atau HNP
2. Posisi Ekstensi ; dilakukan jika Nyeri berkurang Spurling’s test posisi fleksi timbul nyeri menjalar
Problem penjebakan akar saraf HNP
Shoulder abduction test ; Bakodys Nyeri sign rang Modified Sharp Purser ligamen transverse C1
test
menjalar
berku Problem penjebakan akar saraf HNP
; Nyeri ke kepala, gejala Instabilitas C1 – C2 myelopathic, krepitasi
Alar ligament stability test
Nyeri ke kepala, Instabilitasi C1 – C2 hipermobile, krepitasi
Upper cervical flexion test
Nyeri tekan, MTP suboccipital muscle pusing/nyeri kepala
Pemeriksaan Spesifik Nama Tes
Temuan
Indikasi
VBI test
Rasa mual, berkunang2
pusing, Occlusion arteri vertebrobasiler
Flexion – rotation test
Nyeri dan terbatas
gerakan Cervical/cervicogenic headache
Tes untuk TOCS : 1. ROOS test
Nyeri ischemic, kram2 TOCS pectoralis minor atau costocla daerah tangan vicular
2. Wright test
Nyeri ischemic, kram2 TOCS pectoralis minor daerah tangan
3. Adson maneuver
Nyeri ischemic, kram2 TOCS scaleni daerah tangan
Test untuk neural tension : dilakukan jika ada HNP/stenosis foramen intervertebralis
Pemeriksaan Spesifik Nama Tes
Temuan
Indikasi
Neural Tension test 1.
ULTT 1 : nervus medianus, Nyeri menjalar (radiku Penjebakan akar saraf atau TOCS nervus interosseous anterior lar) (C5-C6-C7)
2.
ULTT 2 : nervus medianus, Nyeri menjalar (radiku Penjebakan akar saraf atau TOCS muscu locutaneus, axillaris lar)
3.
ULTT 3 : nervus radialis
Nyeri menjalar (radiku Penjebakan akar saraf lar)
4. ULTT 4 : nervus ulnaris (C8, Nyeri menjalar (radiku Penjebakan akar saraf Th1) lar) Semua tes dapat ditingkatkan sensitivitasnya dengan lateral fleksi cervical
ULTT dengan posisi sendi dan nervus ULTT1
&
ULTT4
Depresi (110o)
Elbow
Ekstensi
Ekstensi
Ekstensi
Fleksi
ba- Supinasi
Supinasi
Pronasi
Supinasi
Ekstensi
Ekstensi
Fleksi dan deviasi
Jari2 tgn & Ekstensi ibu jari
Ekstensi
Fleksi
Ekstensi
Shoulder
-
Lateral rotasi
Medial rotasi
Lateral rotasi
Cervical spine
Lateral fleksi tralateral
Nervus
n.medianus, n. an- n.medianus, terior interosseous culocutaneus, C5, C6, C7 laris
Wrist
abduksi Depresi (10o)
ULTT3
Shoulder
Lengan wah
&
ULTT2
abduksi Depresi & abduksi Depresi & abduksi (10o) (10o – 90o) ta-ngan kearah te-linga
kon- Lateral fleksi tralateral
ulnar Ekstensi dan radial deviasi
kon- Lateral fleksi kon Lateral fleksi kontralateral tralateral mus- Nervus radialis axil-
Nervus ulnaris, akar saraf C8 dan Th1
Pemeriksaan Spesifik Nama Tes
Temuan
Indikasi
JPM test : 1.
PACVP
Nyeri tekan yang hebat, Intervertebral firm endfeel degenerasi
dysfunction
atau
2. PAUVP
Nyeri tekan yang hebat, Facet dysfunction atau degenerasi firm endfeel
3. LPAVP
Nyeri tekan yang hebat, Facet dysfunction atau degenerasi firm endfeel
4. Intersegmental Motion test
Hipomobile, endfeel
Palpasi 1. Jaringan keras (proc.spinosus, tranversus C1, proc.mastoid, dll) 2.
Jaringan lunak (otot suboccipital otot upper trapezius, scaleni, ster nocleidomastoid, levator scapu
firm Facet dysfunction, degenerasi
NECK PAIN OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
PREVALENSI • Prevalensi neck pain sepanjang kehidupan adalah sekitar 71% pada general populasi. • Antara 10% dan 22% kelompok usia remaja dan dewasa mengalami neck pain sepanjang waktu. • Neck pain ditemukan terbanyak kedua (setelah LBP) pada pekerja/ karyawan/pegawai di AS • Neck pain seringkali menjadi problem self-limiting • Angka kejadian recurrence dan chronicity adalah tinggi
KEY POINT DALAM CARE PROCESS MODEL (CPM) • Pada sebagian besar kasus neck pain tidak membutuhkan tes imaging (radiologi) • Salah satu penelitian menemukan bahwa sekitar 79% abnormalitas radiographs terjadi pada pasien-pasien asymptomatic disc space, endplate sclerosis, atau osteophytes • Jika ditemukan red flags maka dibutuhkan tes imaging (tanda2 patologi serius) • Sebagian besar kasus neck pain hanya membutuhkan terapi konservatif atau self-care
KEY POINT DALAM CARE PROCESS MODEL (CPM) • Pasien yang mengalami neck pain kadang-kadang mengalami radiasi nyeri ke lengan, sehingga terdapat 3 kategori umum yaitu : • Referred neck pain : radiasi kearah neck, head, upper trapezius, scapula, dan kearah lengan tanpa ditemukan tanda2 neuropathic referred ke lengan bukan disebabkan oleh akar saraf spinal mechanical neck pain • Radicular neck pain : sharp pain, shooting pain, burning pain yang menjalar sepanjang perjalanan akar saraf, tetapi tanpa perubahan neurologic seperti gangguan sensorik, kelemahan otot, atau hiporefleks biasanya mengalami tenderness pada neck, upper trapezius, dan scapula
KEY POINT DALAM CARE PROCESS MODEL (CPM) • Radiculopathy : disebabkan oleh disfungsi akar saraf spinal. Tanda dan gejala mencakup nyeri sepanjang distribusi akar saraf, gangguan sensorik dermatome, kelemahan otot (diinnervasi oleh akar saraf tersebut), dan hiporefleks pasien biasanya mengalami tenderness pada otot yang diinnervasi oleh saraf yang terlibat dan upper trapezius
• Myelopathy adalah disfungsi spinal cord yang disebabkan oleh beragam kondisi • Tahap2 neck pain berdasarkan fungsi dan respon terhadap pengobatan terdiri dari acute neck pain, subacute neck pain, dan chronic neck pain.
KEY POINT DALAM CARE PROCESS MODEL (CPM) • Acute neck pain : nyeri yang dirasakan < 6 minggu • Subacute neck pain : nyeri yang terus menerus setelah 6 minggu, tetapi pasien telah menjalani terapi secara kontinyu dan memberikan perubahan nyeri • Chronic neck pain : pengobatan fisioterapi belum menunjukkan perubahan nyeri yang berarti, pengobatan dokter tidak begitu membantu
KEY POINT DALAM CARE PROCESS MODEL (CPM) • Diagnosa neck pain berdasarkan ICF : • Neck pain dengan mobility deficits (b7101 Mobility of several joints) • Neck pain dengan headache (28010 Pain in head and neck) • Neck pain dengan movement coordination impairments (b7601 Control of complex voluntary movements) • Neck pain dengan radiating pain (b2804 radiating pain in a segment or region)
PHYSICAL THERAPY • Berbagai modalitas atau metode fisioterapi digunakan dalam pengobatan neck pain.
dapat
• Pengobatan pada mechanical neck pain : • Mobilisasi / manipulasi cervical • Mobilisasi / manipulasi thoracal (khususnya upper thoracal) • Exercise : • Stretching, metode PNF, Strengthening, Core Stability
Algoritma Intervensi Fisioterapi Cervicogenic Headache (ICD-10) Neck pain dengan headache (ICF) Impairment : Nyeri gerak ekstensi head-neck, nyeri kepala diperberat saat gerakan head - neck Keterbatasan gerak ekstensi cervical Keterbatasan gerak rotasi cervical Tightness/tenderness otot upper trapezius, tenderness suboccipital, tightness/tenderness scaleni
Activity Limitation and Participation Restriction : Kesulitan mempertahankan kepala saat beraktivitas Hambatan melakukan pekerjaan rumah/ kantor
Intervensi : Upper cervical traction, Headache SNAGS Soft tissue technique, MET Mobilisasi/Manipulasi Upper Cervical
Algoritma Intervensi Fisioterapi Mechanical Neck Pain/Cervicalgia Neck pain dengan mobility deficit (ICF) Impairment : Nyeri gerak dan kaku, referred pain Keterbatasan gerak ekstensi cervical Keterbatasan gerak lateral fleksi + rotasi cervical Tightness/tenderness otot upper trapezius, tenderness levator scapula, tightness/tenderness scaleni
Activity Limitation and Participation Restriction : Hambatan completing daily routine Hambatan melakukan pekerjaan rumah/ kantor
Intervensi : Soft tissue technique, MET Mobilisasi cervical (open – closed facet) Mobilisation With Movement Mobilisasi/Manipulasi Lower Cervical – Upper thoracal
Algoritma Intervensi Fisioterapi Radicular Neck Pain Neck pain dengan radiating pain (ICF) Impairment : Nyeri radikular ke lengan Keterbatasan gerak fleksi – ekstensi cervical Keterbatasan gerak lateral fleksi Tightness/tenderness otot upper trapezius, tenderness scaleni
Activity Limitation and Participation Restriction : Hambatan completing daily routine Hambatan melakukan pekerjaan rumah/ kantor tightness/
Intervensi : Soft tissue technique, MET Extension Mobilisasi cervical Mobilisation With Movement