Modul Pembuatan Pola Semester 2

  • Uploaded by: Qurrata A'yUn
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Pembuatan Pola Semester 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 23,558
  • Pages: 187
Loading documents preview...
BAB I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN A.

Deskripsi

Ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat busana, diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar. Masing-masing pola ini digambar dengan cara yang berbeda, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, 1) Pola Konstruksi, yaitu pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan si-pemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Pembuatan pola konstruksi lebih teliti dari pada pola standar disamping itu juga memerlukan waktu yang sedikit lebih lama karena harus cermat dan akurat, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Ada beberapa macam pola konstruksi antara lain: pola sistem Dressmaking, sistem So-en , sistem Charmant, sistem Aldrich, sistem Meyneke, sistem Bunka, sistem Perancis, sistem pattern magick dan lain-lain sebagainya. 2) Pola Standar, yaitu pola yang dibuat berdasarkan daftar ukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M), Large (L), dan Extra Large (XL). Pola standar di dalam pemakaiannya kadang diperlukan penyesuaian menurut ukuran si-pemakai. Jika si-pemakai bertubuh gemuk atau kurus, harus menyesuaikan besar pola, jika si-pemakai tinggi atau pendek diperlukan penyesuaian panjang pola, teknik ini disebut dengan teknik Grading, teknik grading dapat dikerjakan secara manual dan Computerized. Teknik grading dapat diterapkan pada pola rok, blus, celana panjang, maupun gaun pesta. Meskipun ukuran dan pola baku selalu digunakan dalam usaha garmen, karena mudah dan praktis, namun pola-pola tersebut selalu mengalami perubahan ukuran sesuai dengan kebutuhan pemesan maupun ke daerah mana busana tersebut akan dipasarkan. Sehubungan dengan hal tersebut maka grading pola busana selalu dilakukan pada perusahaan garmen, maupun usaha busana lainnya.

B. Prasyarat Untuk mempelajari grading pola, dan pembuatan pola busana wanita untuk kesempatan pesta siswa harus sudah kompeten dalam bidang mengambil ukuran perorangan, membuat pola dasar busana wanita bagian atas dan bagian bawah secara konstruksi, memindahkan lipit pantas/ cup serta mengubah pola sesuai

1

2

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

desain, memahami bagian-bagian pola atau detail-detainya, menghias busana, teknologi busana / teknik menjahit busana, serta pemilihan bahan busana.

C. Petunjuk Penggunaan

Buku Pembuatan Pola Busana untuk Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) khususnya untuk kelas XI semester dua ini disusun sebagai pendamping, penunjang, dan pelengkap bahan ajar Pembuatan Busana. Buku ini dapat dipergunakan secara luwes dengan buku teks apapun yang dipergunakan siswa asalkan mengacu pada kurikulum 2013. Bentuk penilaian dalam buku ini Pada setiap Bab atau unit pelajaran, dipetakan 3 domain atau ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah Pengetahuan (KD3) mengukur kompetensi memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan factual, konseptual, procedural dan mata kognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. Sedangkan Ranah Keterampilan (KD 4) mengukur kompetensi siswa dalam memahami mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

D. Tujuan Akhir

Buku ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam mempelajari pembuatan pola busana pesta, jaket dan grading pola busana, khususnya dasar-dasar grading pola, grading pola rok, blus, kemeja, dan celana panjang. Pembuatan pola konstruksi secara manual memang memerlukan waktu pembuatan yang relatif lama namun pola yang dihasilkan sesuai dengan ukuran pemakai atau model, oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan tentang gading Pola Busana dibahas pada materi pembuatan pola busana. Grading pola berfungsi untuk menyesuaikan ukuran pola yang sudah ada dengan ukuran model menggunakan teknik memperbesar atau memperkecil, memperpendek atau memperpanjang ukuran Pola

BAB I. PENDAHULUAN

yang sudah ada supaya tidak setiap saat membuat pola, sehingga prodiktivitasnya tetap tinggi. Selain itu Setelah mempelajari buku ini diharapkan siswa mampu: a.

Menyiapkan tempat praktek sesuai dengan standart Operational Prosedur K3

b.

Membaca desain/ gambar mode yang akan dibuat

c.

Mengambil ukuran perorangan / model dengan benar dan akurat

d.

Membuat pola busana sesuai desain

e.

Menyesuaikan ukuran pola yang sudah ada dengan ukuran model/ukuran yang dikehendaki

f.

Meletakkan pola diatas bahan

g.

Memberi tanda kampuh

h.

Menggunting bahan

i.

Menyambung atau menjahit bagian-bagian busana

j.

Mengepres/ menyetrika bagian-bagian busana

k.

Menyelesaikan busana yang telah dijahit

l.

Mengemas busana dengan menarik dan aman.

3

4

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK Kompetensi Dasar Penyesuaian Pola Rok yang diharapkan dikuasai siswa meliputi: penyesuaian lebar, lingkar, dan panjang. Secara rinci Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Rok tertera pada tabel berikut ini: Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Rok KOMPETENSI DASAR

3.1 Menjelaskan penyesuaian pola rok, sesuai ukuran standar (grading)

INDIKATOR

3.1.1 Menjelaskan tujuan penyesuaian pola 3.1.2 Menjelaskan macam-macam ukuran standar 3.1.3 Menjelaskan bagian ukuran pola yang 3.1.4

4.1 Menyesuaikan Pola rok sesuai ukuran standar

4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.1.4 4.1.5

disesuaikan(lebar,lingkar, panjang) Menjelaskan cara menyesuaikan ukuran Menyiapkan tempat kerja, alat dan bahan penyesuaian pola rok Menjelaskan cara penyesuaian ukuran pola rok (panjang, lebar, lingkar) Menjelaskan criteria mutu penyesuaian pola rok. kriteria mutu penyesuaian pola rok Menyesuaikan pola rok sesuai ukuran standar, K3 dan prosedur penyesuaian pola

A. Aktivitas Belajar Siswa 1

Mengamati Baca dan amatilah dengan seksama materi berikut ini: Penyesuaian Pola (grading) adalah proses membesarkan atau memperkecil suatu pola menjadi pola lain dengan ukuran yang berbeda dari pola asal dengan style yang sama dengan model asli pada pola basic. Pola basic atau pola asal yaitu pola yang dibuat dari serangkaian ukuran pola. Serangkaian ukuran yang dimaksud yaitu ukuran pola yang telah ditetapkan pada size spesification. Umumnya pola basic dibuat dari serangkaian ukuran pola berukuran M pada sistim penomoran alpha atau ukuran pola yang ditengah pada sistim penomoran numerik. Sehingga pola tersebut dapat diperbesar atau diperkecil. Tujuan grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Sistim pembuatan variasi ukuran

5

6

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

pola umumnya diterapkan dalam produksi busana masal dengan variasi ukuran S, M, L, XL, dan XXL. Grading pola memungkinkan kita membuat busana dengan disain sama dengan ukuran berbeda. Grading pola hanya diterapkan pada pola standar. Keuntungan grading pola yaitu mempercepat proses pembuatan serangkaian pola berbagai ukuran yang berbeda sehingga meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Grading dapat dilakukan dengan 2 cara : 1.

Cara manual, yaitu teknik grading dengan melipat, menggunting, menggeser pola secara manual:

2.

Cara CAD/CAM, teknik grading pola dengan komputer/CAD (Computer Aided Disain). Pola komputer atau yang biasa disebut dengan pola CAD merupakan cara pembuatan pola dengan bantuan komputer. Software yang biasa digunakan antara lain: Gerber, Optitex, Lektra. Industri garmen lebih banyak mengembangkan dengan metode CAD/CAM, karena lebih praktis, lebih efisien waktu, pola dapat disimpan dengan mudah dan pola dapat dimodifikasi setiap kali kita menginginkannya. Prinsip grading pola: perubahan ukuran kearah panjang maupun ke arah lebar garmen tanpa merubah style model aslinya. Perubahan dapat berupa penambahan ukuran atau pengurangan ukuran.

1.

Grading Manual Grading manual dilaksanakan dengan metode: melipat, menggunting, menggeser. Perhatikan metode grading manual berikut ini; Sumbu penyesuaian ukuran secara manual

a.

Langkah Membesarkan lingkar pinggang dan lingkar panggul rok

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Tandai garis pinggang pada kupnat dekat sisi Bagian bawah rok dibagi menjadi 2 bagian

Hubungkan titik tersebut

Potong garis tersebut sehingga terdapat 2 potongan pola

Tempelkan dahulu pada tengah muka rok kemudian ukur selisih ukurannya (selisih ukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul, masing-masing dibagi 4)

Tempelkan potongan pola sisi rok tepat pada garis bantu tadi Perbaiki garis pola pada pinggang dan bawah rok

Gambar 1. Teknik Membesarkan Pinggang dan Panggul Rok b.

Langkah Membesarkan Lingkar Pinggang

7

8

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Buat garis panggul Buat garis vertikal tegak lurus dengan garis panggul Potong garis mengikuti tanda panah (mulai dari pinggang lalu berbelok menuju sisi rok, jangan putus Naikkan (lebarkan) potongan pola dekat pinggang sesuai selisih ukuran (selisih ukuran lingkar pinggang dibagi 4) Perbaiki garis pola pada pinggang

Gambar 2. Membesarkan Lingkar Pinggang c.

Langkah Mengecilkan Lingkar Pinggang Langkah mengerjakan sama persis seperti membesarkan, bedanya untuk mengecilkan turunkan (tumpuk) potongan pola dekat pinggang sesuai selisih ukuran Perbaiki garis pinggang

Gambar 3. Mengecilkan Lingkar Pinggang d.

Langkah Membesarkan Lingkar Panggul Tandai garis pinggang pada kupnat dekat sisi Bagian bawah rok dibagi menjadi 2 bagian, hubungkan

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Potong garis mulai dari bawah rok hingga mencapai pinggang, jangan sampai putus Tempelkan dulu pola rok bagian tengah muka Untuk membesarkan tandai pola rok, pada luar garis panggul ukur lebarnya ¼ dari selisih ukuran Gambar 4. Membesarkan Lingkar Panggul e.

Langkah Mengecilkan Lingkar Panggul Langkah mengerjakan sama persis seperti membesarkan, bedanya tanda untuk selisih ukuran berada di dalam pola Tumpuk pola sesuai selisih ukuran dengan bantuan garis panggul yang menuju sisi juga dipotongjangan sampai putus Perbaiki garis pinggang dan bagian bawah rok Gambar 5. Mengecilkan Lingkar Panggul

f.

Langkah Memendekkan Rok Ukur selisih ukuran panjang rok dari garis bawah rok,beri tanda Buat garis baru melewati tanda tersebut Bagian tersebut dipotong

Gambar 6. Memendekkan Rok

9

10

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

g.

Langkah Memanjangkan Rok Ukur selisih ukuran panjang rok dari garis bawah rok, beri tanda Buat garis melewati titik tadi, panjangkan garis tengah muka, sisi rok dan bawah rok

Gambar 7. Memanjangkan Rok 2.

Grading Menggunakan CAD/CAM Perhatikan gambar berikut:

Gambar 8. Pembuatan Pola Rok dengan Software CC Lite

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Gambar 9. Hasil Grading Rok dengan Software CC Lite

Gambar 10. Hasil Grading Rok dengan Software Optitex

Setelah dilakukan grading pola, dapat dilanjutkan ke proses marker dengan mentransfer pola rok ke software marker, seperti gambar berikut ini:

Gambar 11. Aktivitas Grading dan Marker Pola

11

12

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

3.

Langkah Grading dengan CAD a.

Sebelum melakukan grading dengan CAD harus mempelajari panduan sebagai berikut. Titik grade: Posisi dimana grading dilakukan.

Gambar 12. Titik Grade Nil / grade mati: bagian pola yang tidak berubah (bertambah atau berkurang), misalnya lebar ban pinggang. Sarang grade: jumlah total ukuran yang harus disesuaikan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 13. Sarang Grade Penempatan Blok dan Posisi Bagian yang Disesuaikan Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana ukuran blok rok diperbesar dan di bagian mana penambahan itu muncul.

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Contoh pergeseran blok

Gambar di samping menunjukkan berapa banyak pergeseran yang terjadi ke arah X dan Y pada posisi sudut (a,b,c,....) * Volume pergeseran di dalam blok yang sama jumlahnya disamakan. (b,c,d)

Gambar 14. Teknik Blok Grading Rok Cara 1

13

14

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Contoh lain

Gambar 15. Teknik Blok Grading Rok Cara 2 b.

Grading menggunakan sistim garis bantu Berdasarkan pedoman grading di atas buatlah grading 1 ukuran lebih besar, dengan memperhatikan hal-hal berikut: 1)

Tentukan garis permulaan, biasanya tengah muka dan tengah belakang cocok untuk hal ini, namun pada blok atau pola simetris arah serat kain merupakan titik awal yang lebih sesuai. Meski demikian, arah serat kain harus lebih besar dari panjang pola.

2)

Gambarlah garis panjang pada kertas yang akan digunakan untuk penyesuaian, setidaknya 10 cm lebih panjang di setiap ujungnya dari pola atau blok yang akan disesuaikan.

3)

Letakkan bagian tengah muka atau tengah belakang atau arah serat kain sepanjang garis yang diperpanjang dan jiplak sekitar pola atau blok, biarkan sisa 10 cm itu berada diluar pola. Pindahkan pola.

4)

Tandai titik awal pada kertas sepanjang garis yang diperpanjang, misal, pada blok rok titik awalnya adalah pinggang depan muka dan garis hem depan muka.

5)

Gambarlah garis tegak lurus 900 pada titik awal. Garis-garis ini panjangnya kira-kira 10 cm.

6)

Tentukan jumlah yang dibutuhkan untuk setiap pembesaran dan pengecilan ukuran. Informasi ini bisa didapatkan dalam grafik penyesuaian standar, atau beberapa perusahaan mungkin menentukan sendiri jumlah yang dibutuhkan untuk memperbesar atau memperkecil ukuran garmen mereka.

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Catatan:

Penyesuaian ukuran biasanya dilakukan hanya pada setengah pola karenanya penambahan total yang dibutuhkan untuk memperbesar dan memperkecil ukuran harus dibagi setengah.

7)

Gambarlah garis bantu dalam persiapan pra- grading, dalam kaitannya dengan persyaratan penambahan.

8)

Blok atau pola digerakkan sepanjang garis bantu untuk memperbesar/memperkecil ukuran dengan mempertahankan proporsi blok atau pola.

9)

Biasanya tanda-tanda kelim serta tingkatan kup tidak berubah. Note: Tanda-tanda blok atau pola sebaiknya meliputi informasi berikut: Nomor model-jika ada Nama garmen Nama potongan pola Ukuran pola Instruksi pemotongan Arah serat kain Tengah Belakang dan Tengah Muka – jika ada

c.

Grading rok-satu ukuran lebih besar: 1)

Letakkan pola asli pada garis awal dan titik awal. Gambar bagian pinggang 5 cm, lalu pindahkan pola ke seberang (bagian atas dan bawah sama) ke garis horisontal 6 mm yang pertama (tetap berada pada garis teratas).

2)

Sekarang gambar bagian pinggang berikutnya sebelum kupnat, lalu kupnatnya, bagian pinggang di atas kupnat dan sedikit ban pinggang.

3)

Pindahkan pola ke seberang (sekali lagi namun tetap berada pada garis teratas) ke garis horisontal 6 mm kedua dan gambar pinggang yang tersisa dan bersisian dengan pinggul (bagian pinggul terbesar).

4)

Gerakkan pola ke bawah ke garis vertikal 12 mm yang pertama (yakinkan pola selalu digerakkan bersamaan, bahkan bagian atas dan bawah dalam setiap gerakan). Gambar bagian keliman samping yang tersisa dan beberapa keliman – 5 cm

5)

Pindahkan pola kembali pada garis TM dan TB asli, namun tetap pada posisi garis vertikal yang pertama – gambar keliman yang tersisa.

15

16

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 16. Proses Grading Garis bantu hanya untuk satu ukuran lebih besar dan satu ukuran lebih kecil. Harap diingat bahwa takik keliman (hem notches) dan jumlah kupnat biasanya tidak beragam (ukuran sama). d.

Grading pola rok dengan 2 variasi ukuran berikut ini: Tabel 2. Ukuran Standar Rok No

Ukuran

Small (S)

Medium (M)

Large (L)

1

Lingkar pinggang

65

70

75

2

Lingkar pinggul

90

95

100

3

Tinggi pinggul

18

20

20

4

Panjang rok

62

65

68

1)

Menggambar garis bantu untuk melakukan grading pola rok.

2)

Tentukan garis awal. Garis serat dapat digunakan jika pola asimetris, atau simetris, maka tengah muka atau tengah belakang sesuai.

3)

Yakinkan bahwa garis serat pada potongan pola diberi tanda mulai dari atas hingga bawah pola.

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

4)

Gambarlah garis panjang pada kertas grading misal, 7.6 cm lebih panjang di ujung potongan pola asli yang manapun.

5)

Beri tanda titik awal pada garis ini misal pada sudut tengah muka atau tengah belakang pinggang dan keliman. Dari sini, gambar garis vertikal 5.1cm – 7.6 cm (sudut 900) melewati titik ini.

6)

Sekarang gambarlah garis bantu satu ukuran lebih besar.

Menggambar garis bantu untuk satu ukuran lebih besar

Gambar 17. Grading Satu Ukuran Lebih Besar 7)

Grading satu ukuran lebih kecil, gambarlah garis bantu, yang merupakan refleksi satu ukuran yang lebih besar, misal seperti yang diperlihatkan garis bantu berikut (catatan: titik awal dibandingkan dengan satu ukuran lebih besar).

17

18

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 18. GradingSatu Ukuran Lebih Kecil e.

Proses penyesuaian ukuran memperbesar dan memperkecil satu ukuran rok digambarkan berikut ini: 1)

Letakkan pola asli pada garis awal dan titik awal.

2)

Gambar 5 cm pertama area pinggang kemudian pindahkan pola asli ke seberang garis horizontal 6 mm yang pertama dengan menjaga pola berada paralel dengan Tengah Depan.

3)

Lanjutkan menggambar ban pinggang, kupnat pinggang dan sedikit di luar kupnat.

4)

Pindahkan pola kembali ke seberang ke garis 6 mm kedua yang ada pada garis bantu dan gambarlah bagian pinggang yang tersisa dan keliman samping hingga bagian pinggul yang terbesar.

5)

Pindahkan pola ke bawah ke garis vertikal 12 mm yang pertama dengan meyakinkan bahwa pola tersebut dijaga agar selalu paralel ke tengah depan.

6)

Gambarlah area keliman samping yang tersisa dan beberapa keliman, kira-kira 5 cm.

7)

Pindahkan pola kembali ke garis tengah depan asli namun tetap pada garis vertikal 12 mm dan selesaikan keliman yang tersisa. Hasil grading rok

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Hasil grading ban pinggang

Gambar 19. Hasil Grading Rok Selanjutnya cara/langkah tersebut di atas diaplikasikan dalam pembuatan pola dan grading dengan software yang dipilih. Berikut ini contoh mengaplikasikan ke software CCLite: 1.

Langkah Membuat Rok a. Membuat garis panjang rok sesuai ukuran. Klik createlineline

b. Pilih origin poin

19

20

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

c. Klik pada lembar kerja, lalu isikan panjang rok sesuai dengan ukuran, tentukan arah vertikal ke bawah, lalu klik create.

d. Membuat garis keatas (naik 1,5 cm) Klik createlineline Pilih orogin point, klik pada ujung garis bagian atas. Isikan angka pada kotak seperti langkah sebelumnya. e. Membuat garis horisontal (pinggang) Klik createlineline Pilih orogin point, isikan angka pada kolom sesuai dengan ukuran (1/4 lingkar pinggang + 4 untuk kupnat) Untuk menggubah jenis garis menjadi titik-titik, caranya

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

f. Pilih jenis perubahan garis

Klik ok, lalu pilih garis yang akah diubah g. Membuat garis panggul Klik origin point, lalu isikan tinggi panggul pada kolom di samping origint point, lalu klik pada garis. Dibuat garis putus-putus seperti pada garis pinggang. h. Membuat garis bawah rok Klik origin poit, lalu isikan tinggi panggul pada kolom di samping origint point, lalu klik pada garis. i. Membuat garis sisi panggul Klik line  line  curve Pilih origint point, klik pada ujung garis pinggang, klik free, lalu bentuk garis panggul sedikit demi sedikit, untuk mengakhiri, klik origin point lalu double klik pada ujung garis panggul. j. Membuat kup, supaya siku dengan garis pinggang Create  line  perpendicular to line draw from

21

22

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Klik angka jarak garis, klik tempatnya, masukkan ukuran panjang kup untuk garis miringnya. Klik cut  cut cross point. Klik jarak kup 1 atau 1,5 cm menggunakan origin point k. Memodifikasi lingkar pinggang modifymodifymatch length Klik satu bagian garis pinggang dekat TM lalu enter, begitu seterusnya sampai TB lalu enter  enterenter l. Membuat ban pinggang menggunakan fungsi Create Line m. Membuat cerminan pola Pilih menu create  figuremirror

pilih yang mau dicermin ( di drag )  enter  klik dimana akan dicerminkan

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

n. Memberi lipatan pada kup Pilih menu Create  figure  dart line

Klik garis  garis pinggang sisi, garis pinggang tengah, garis yang terlihat  enter g. Memberi arsiran pada pola Klik menu Finish/Check  Piece  Create Piec Akan muncul table disebelah kanan, lalu klik OK

Lalu klik gambar yang akan diberi arsiran, klik OK lagi h. Memberi kampuh pada pola Pilih menu Finish/Check  Piece Set Seam Allowances

23

24

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Akan muncul tabel

i. Setelah dipilih, klik garis yang akan dibuat kampuh dengan jarak kampuh yang telah dipilih. Gambar jadi :

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Gambar 20. Langkah Membuat Rok 2.

Grading Rok a. Copi pola yang sudah ada, hasil mengkopi

25

26

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

b. Hilangkan garis dan keterangan yang tidak diperlukan, dengan modify, erase

Hasilnya

c. Buat garis arah serat dengan membuka create, line, grand line

d. Pastikan draw line terpilih dan buat garis lurus arah serat

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

e. Buka pola depan dengan create, figure, miror

f. Drag pola yang akan dibuka

Lalu enter, maka pola akan berwarna merah

27

28

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Klik pada garis pola yang akan dibuka (TM)

Hasilnya

g. Pada pola depan dikurangi arah serat dengan klik modify, erase, klik pada garis yang

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

akan dihilangkan, lalu rubah garis tengah muka menjadi garis arah serat, namun bila garis tengah muka atas adan bawah masih terputus maka sambung dulu dengan cara klik modify, redraw single cut

Pilih redraw a line to pass mid-point, klik pada garis yang akan disambung (dua garis yang akan disambung) dan garis yang tersambung akan berwarna merah

Lalu buka kembali create, line, grand line, klik garis yang akan dirubah menjadi garis

29

30

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

arah serat (TM) Klik pada garis TM, maka akan berubah menjadi gari arah serat

Sebelum di-grading di blok dulu dengan cara finish/check, piece, create piece

Klik pada pola belakang hingga pola berubah menjadi merah

Ok

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Lakukan juga pada pola depan

Masuk ke tahap grading, klik grade, planning Muncul tabel planning

31

32

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Pilih size info

Isi tabel dengan langkah: pilih master size yang ada di bagian kanan tabel, klik pada kolom yang dijadikan master size maka muncul tanda M di depan angka master size, lalu isi size S M L, beri tanda contreng pada kolom yang akan menunjukkan size grading

Klik Ok

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Klik pada garis pola maka muncul tanda tanya pada titik-titik pola

Isi kolom grade rule mulai angka 1 dst sampai semua titik terisi angka dengan cara klik pada titik awal pemberian angka lalu isi angka 1 pada kolom grade rule

Lalu enter, maka titik ? berubah menjadi 1

33

34

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Lakukan dengan cara sama sampai semua tanda ? berubah angka Buka shift value table

Muncul tabel

Isi tabel sesuai dengan selisih ukuran dengan ketentuan

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

OK, Lalu klik grading

Klik pada grading, maka pola akan berubah

Hasil akhir grading klik close pada planning

35

36

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 21. Langkah Grading Rok

Menanya Ajukan beberapa pertanyaan untuk melakukan grading. Tanyakan hal-hal yang ingin anda ketahui secara mendalam tentang grading pola rok. Sebelum disampaikan di kelas, tuliskan dulu pertanyaan anda pada bagian di bawah ini:

1.

Pertanyaan kritis tentang macam-macam teknik grading pola baik secara manual maupun secara komputer: a.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

b.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

c.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

2.

Pertanyaan kritis tentang konsep melakukan grading pola: a.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

b.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

c.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

3.

Pertanyaan kritis tentang langkah-langkah grading rok: a.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

b.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

c.

.......................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................

Mengeksplorasi Banyak garmen yang melakukan grading dengan komputer, karena dinilai lebih efisien, lakukan studi pustaka untuk mencari informasi software yang digunakan untuk melakukan grading pola rok. 1.

................................................................................................................................................................

2.

................................................................................................................................................................

3.

................................................................................................................................................................

Lakukan kunjungan ke garmen/konfeksi untuk mendapatkan gambaran proses grading pola rok.

1.

Sistim grading yang dilakukan manual/komputer, alasanya. .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................

2.

Bila garmen menggunakan cara manual, uraikan langkah-langkah yang dilakukan: a.

Bagaimana membuat pola basic:

Pembuatan pola ukuran basic:

37

38

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

b.

Bagaimana langkah grading yang dilakukan:

Langkah grading rok yang dilakukan:

3.

Bila garmen menggunakan grading dengan CAD, apa nama software yang digunakan, bagaimana langkah-langkah grading yang dilakukan. Nama software yang digunakan: .............................................................................................. ................................................................................................................................................

Langkah-langkah grading yang dilakukan:

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Mengasosiasi dan Mengkomunikasikan Diskusikan dengan temanmu (satu kelompok 3 siawa) untuk melakukan grading pola rok dengan disain berikut ini:

Gambar 22. Disain Rok

Presentasikan hasil kerja kelompok:

1.

Buatlah hasil simpulan dari diskusi kalian dalam bentuk porto folio dan PPt.

2.

Presentasikan hasil PPt kalian dihadapan teman-teman dan guru, untuk mendapatkan masukan. Sebagai panduan melakukan grading pola rok ikuti gambar berikut ini:

Gambar 23. Panduan Blok Grading Rok Pas Panggul

39

40

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

B. Rangkuman Granding pola rok adalah proses membesarkan atau memperkecil pola rok menjadi pola lain dengan ukuran yang berbeda dari pola asal dengan style yang sama dengan model asli pada pola basic. Grading dapat dilakukan dengan 2 cara : a) cara manual: melipat, menggunting, menggeser; b) cara CAD/CAM.

C. Tugas Lakukan grading pola rok secara manual dengan ketentuan: 1.

Cari dan tentukan sebuah disain rok.

2.

Cari ukuran standar rok S,M,L.

3.

Tentukan selisih ukuran untuk grading ke ukuran S dan L.

4.

Buat pola basic size (ukuran M).

5.

Lakukan grading pola rok.

Kumpulkan 1 minggu setelah tugas ini diberikan.

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

D. Penilaian Penilaian Sikap a. b.

Teknik penilaian : Waktu penilaian :

Pengamatan Proses

Tabel 3. Instrumen Penilaian Sikap Grading Rok

1. 2. 3. 4. 5. Dst

Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Disiplin

Ingin tahu

Nama

Jujur

No.

Komitmen

Aspek yang dinilai

Semangat

1.

Nilai

41

42

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

2.

Penilaian Tugas a.

Teknik penilaian :

Proses

b.

Bentuk penilaian :

Porto Polio

Tabel 4. Instrumen Penilaian Tugas Grading Rok No.

Nama

Aspek yang dinilai Pemaparan Hasil

Kelengkapan Dokumen

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: Baik (B)

:

mengerjakan/melakukan ≥ 85% tugas

Cukup Baik (CB)

:

mengerjakan/melakukan 70 % ≤ 84% tugas

Kurang (K)

:

mengerjakan/melakukan ≤ 69 tugas

Lengkap (L)

:

menyertakan ≥ 85% dokumen

Cukup Lengkap (CL) :

menyertakan 70 % ≤ 84% dokumen

Tidak Lengkap (TL) :

menyertakan ≤ 69 dokumen

Nilai

:

∑ skor perolehan 2

Nilai

BAB II. PENYESUAIAN POLA ROK

Penilaian Presentasi Tabel 5. Instrumen Penilaian Presentasi Grading Rok

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Gesture dan Penampilan

Keberanian

Wawasan

Sistematika Penyampaian

Nama siswa

Komunikasi

Aspek yang dinilai

Kelompok

3.

Nilai

43

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Penilaian Diskusi Kelompok Tabel 6. Instrumen Penilaian Diskusi Kelompok Grading Rok

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A = 80 - 100 B = 70 - 79 C = 60 - 69 D = < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan Nilai : 5

E.

Uji Kompetensi/ Ulangan

1. 2. 3. 4.

Apa yang dimaksud grading. Keuntungan apa yang diperoleh dari proses grading pola. Jelaskan 2 cara dalam melakukan grading pola. Mengapa garmen lebih tertarik mengembangkan grading dengan CAD dari pada sistim manual.

Menghargai Pemdapat Teman

Keaktifan

Toleransi

Nama siswa

Mengkomunikasi kan Pendapat

Aspek yang dinilai

Kerjasama

4.

Kelompok

44

Nilai

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS Kompetensi Dasar Penyesuaian Pola Blus yang diharapkan dikuasai siswa meliputi: penyesuaian lebar, lingkar, dan panjang. Secara rinci Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Blus tertera pada tabel berikut ini: Tabel 7. Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Blus KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan penyesuaian pola blus, sesuai ukuran standar (grading) 4.2 Menyesuaikan Pola blus sesuai ukuran standar

INDIKATOR 3.2.1 Menjelaskan tujuan penyesuaian pola blus 3.2.2 Menjelaskan bagian ukuran pola yang disesuaikan (lebar,lingkar, panjang) 3.2.3 Menjelaskan cara menyesuaikan ukuran pola blus 4.2.1 Menyiapkan tempat kerja, alat dan bahan penyesuaian pola blus 4.2.2 Menjelaskan cara penyesuaian ukuran pola blus (panjang, lebar, lingkar) 4.2.3 Menjelaskan kriteria mutu penyesuaian pola blus 4.2.4 Menyesuaikan pola blus sesuai ukuran standar, K3 dan prosedur penyesuaian pola

A. Aktivitas Belajar Siswa 2

Mengamati Baca dan amatilah dengan seksama materi berikut ini: Berpegang pada aturan bahwa grading dilakukan untuk memperoleh variasi ukuran dengan mengacu pada prinsip grading bahwa pola disesuaikan dengan mengikuti ukuran standar: S,M,L,XL, dst. 1.

Langkah melakukan grading blus secara manual a.

Melebarkan badan

b.

Mengecikan badan

45

46

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

c.

Memendekkan badan

d.

Memanjangkan badan

Gambar 24. Grading Badan Secara Manual 2.

Grading Blus dengan CAD Ada 3 komponen blus yang akan di-grading: a) komponen blus bagian depan, b) komponen blus bagian belakang, c) komponen lengan. Langkah Grading Blus dengan CAD

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

a.

Menentukan blok pola blus untuk penyesuaian ukuran, dengan panduan selisih sebagai berikut: Tabel 8. Selisih Ukuran Pola Blus Bagian

b.

Selisih

Panjang blus

1cm

Lingkar badan

3cm

Panjnan lengan

0.9 cm

Lebar lengan

0.9 cm

Panduan Blok Grading Blus 1)

Menggambar garis bantu untuk blok grading blus bagian depan

2)

Menggambar garis bantu untuk blok grading blus bagian belakang

47

48

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

3)

Menggambar garis bantu untuk blok grading lengan

Gambar 25. Panduan Blok Grading Blus c.

Selanjutnya langkah tersebut di atas diaplikasikan dalam grading dengan software CAD yang dipilih. Berikut ini contoh mengaplikasikan ke software CCLite. Langkah Grading Blus 1)

Copi pola blus

2)

Hilangkan garis yang tidak dipakai, klik modify, erase

3)

Blok pola, Finish/check, piece, create piece, Ok

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

4)

Klik grade, planning

49

50

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

5)

Muncul tabel

6)

Pilih master size

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

7)

Klik Ok, klik pada titik di pola, maka muncul tanda ?

8)

Isi angka setiap titik

51

52

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

9)

Pilih shift value table

10) Isi tabel sesuai dengan selisih ukuran, sesuai pedoman pergeseran pola blus, dengan memperhatikan petunjuk berikut ini:

Klik grade, sehingga muncul hasil grading Gambar 26. Langkah Grading Blus dengan Software CC Lite

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

Menanya Ajukan beberapa pertanyaan untuk melakukan grading pola blus. Tanyakan hal-hal yang ingin anda ketahui secara mendalam tentang grading pola blus. Sebelum disampaikan di kelas, tuliskan dulu pertanyaan kalian pada bagian di bawah ini: 1.

Pertanyaan kritis tentang konsep melakukan grading pola blus: a.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

b.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

2.

Pertanyaan kritis tentang langkah-langkah grading pola blus: a.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

b.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

Mengeksplorasi Sebagai pendalaman wawasan grading pola blus secara manual, kalian dapat mengamati pada link berikut ini:

53

54

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Uraikan langkah grading pola blus secara manual sesuai hasil pengamatanmu pada link tersebut.

Langkah grading pola blus secara manual

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

Sedangkan grading blus dengan CAD amati pada link berikut ini:

Apa nama software yang digunakan .................................., uraikan langkah grading pola blus dengan CAD sesuai hasil pengamatanmu pada link tersebut.

Langkah grading pola blus dengan CAD:

55

56

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Bagaimana persamaan dan perbedaan link yang kalian pelajari dengan teks yang kalian baca di atas. Persama ..................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... Perbedaan .................................................................................................................................. ................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................. ..................................................................................................................................................

Mengasosiasi danMengkomunikasikan Diskusikan dengan temanmu (satu kelompok 3 siswa) untuk melakukan grading pola blus dengan ketentuan sebagai berikut ini: 1.

Buat pola blus sesuai disain dan ukuran M

2.

Lakukan grading ke ukuran S dan L

Disain

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

Presentasikan hasil kerja kelompok: 1.

Buatlah hasil simpulan dari diskusi kalian dalam bentuk porto folio dan PPt.

2.

Presentasikan hasil PPt kalian dihadapan teman-teman dan guru, untuk mendapatkan masukan.

B. Rangkuman Grading pola blus dapat dilakukan dengan cara manual dan CAD. Dalam industri skala kecil secara manual masih banyak digunakan. Langkah melakukan grading blus dengan CAD: tetapkan garis awal, garis bantu pergeseran, perhatikan panduan nilai pergeseran blok, selanjutnya lakukan grading sesuai variasi ukuran yang akan diperoleh.

C. Tugas Pada industri skala kecil grading pola masih dilakukan secara manual, karena keterbatasan pemilikan software, Buatlah grading pola blus secara manual dengan ketentuan: 1.

Buat sebuah disain blus dengan ukuran M

2.

Tentukan selisih ukuran untuk grading ke ukuran S dan L

3.

Buat pola basic size

4.

Lakukan grading

5.

Kumpulkan 1 minggu setelah tugas ini diberikan.

57

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

D. Penilaian Penilaian Sikap a. b.

Teknik penilaian : Waktu penilaian :

Pengamatan Proses

Tabel 9. Instrumen Penilaian Sikap Grading Blus

1. 2. 3. 4. 5. Dst

Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Disiplin

Nama

Ingin tahu

No.

Jujur

Aspek yang dinilai

Komitmen

1.

Semangat

58

Nilai

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

2.

Penilaian Tugas a.

Teknik penilaian :

Proses

b.

Bentuk penilaian :

Porto Polio

Tabel 10. Instrumen Penilaian Tugas Grading Blus No.

Nama

Aspek yang dinilai Pemaparan Hasil

Kelengkapan Dokumen

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: Baik (B)

:

mengerjakan/melakukan ≥ 85% tugas

Cukup Baik (CB)

:

mengerjakan/melakukan 70 % ≤ 84% tugas

Kurang (K)

:

mengerjakan/melakukan ≤ 69 tugas

Lengkap (L)

:

menyertakan ≥ 85% dokumen

Cukup Lengkap (CL) :

menyertakan 70 % ≤ 84% dokumen

Tidak Lengkap (TL) :

menyertakan ≤ 69 dokumen

Nilai

:

∑ skor perolehan 2

Nilai

59

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Penilaian Presentasi Tabel 11. Instrumen Penilaian Presentasi Grading Blus

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Gesture dan Penampilan

Keberanian

Wawasan

Nama siswa

Sistematika Penyampaian

Aspek yang dinilai

Komunikasi

3.

Kelompok

60

Nilai

BAB III PENYESUAIAN POLA BLUS

Penilaian Diskusi Kelompok Tabel 12. Instrumen Penilaian Diskusi Kelompok Grading Blus

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A = 80 - 100 B = 70 - 79 C = 60 - 69 D = < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan Nilai : 5

E.

Uji Kompetensi/ Ulangan

1.

Apa tujuan dari melakukan grading blus.

2.

Uraikan langkah grading blus dengan CAD.

3.

Sebutkan metode yang digunakan untuk grading blus secara manual.

Menghargai Pemdapat Teman

Keaktifan

Toleransi

Kerjasama

Nama siswa

Mengkomunikasi kan Pendapat

Aspek yang dinilai

Kelompok

4.

Nilai

61

62

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA Kompetensi Dasar Penyesuaian Pola Kemeja yang diharapkan dikuasai siswa meliputi: penyesuaian lebar, lingkar, dan panjang. Secara rinci Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Kemeja tertera pada tabel berikut ini: Tabel 13. Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Kemeja KOMPETENSI DASAR 3.3 Menjelaskan penyesuaian pola kemeja, sesuai ukuran standar (grading)

INDIKATOR

3.3.1 Menjelaskan tujuan penyesuaian pola kemeja Menjelaskan 3.3.2 3.3.3

4.3 Menyesuaikan Pola kemeja sesuai ukuran standar

4.3.1 4.3.2 4.3.3 4.3.4

macam-macam ukuran standar Menjelaskan bagian ukuran pola kemeja yang disesuaikan (lebar,lingkar, panjang) Menjelaskan cara menyesuaikan ukuran pola kemeja Menyiapkan tempat kerja, alat dan bahan penyesuaian pola kemeja Menjelaskan cara penyesuaian ukuran pola kemeja (panjang, lebar, lingkar) Menjelaskan kriteria mutu penyesuaian pola kemeja Menyesuaikan pola kemeja sesuai ukuran standar, K3 dan prosedur penyesuaian pola

A. Aktivitas Belajar Siswa 3

Mengamati Baca dan amatilah dengan seksama materi berikut ini: Komponen pola kemeja yang di-grading adalah: a) pola badan depan, b) pola badan belakang, c) pola pas bahu/yoke, d) pola lengan dan manset, e) pola kerah. Langkah melakukan grading kemeja sebagai berikut:

1.

Buat pola kemeja, seperti pada contoh berikut ini:

63

64

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 27. Pola Kemeja 2.

Menentukan selisih ukuran pola kemeja. Tabel 14. Selisih Ukuran Pola Kemeja Bagian

Selisih

Panjang kemeja

1cm

Lingkar badan

3cm

Panjnan lengan

0.9cm

Lebar lengan

0.9cm

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

3.

Menentukan blok grading pola kemeja: 4)

Menggambar garis bantu untuk blok grading pola kemeja bagian depan

5)

Menggambar garis bantu untuk blok grading pola kemeja bagian belakang

6)

Menggambar garis bantu untuk blok grading pola kemeja bagian lengan dan manset

7)

Menggambar garis bantu untuk blok grading pola kemeja bagian kerah

Gambar 28. Panduan Blok Grading Kemeja

65

66

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

4.

Selanjutnya cara tersebut di atas diaplikasikan dalam pembuatan pola dan grading dengan software yang dipilih. Berikut ini contoh mengaplikasikan ke software CCLite. Langkah Grading Kemeja a.

Copi pola kemeja

b.

Drag pola

c.

Copi

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

d.

Paste

e.

Hilangkan garis yang tidak berfungsi, erase

f.

Pisahkan pola depan dan belakang dengan mengkopi dan menghilangkan pola yang tidak terpakai

67

68

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

g.

Rubah garis titik-titik pada tengah belakang menjadi garis lurus

h.

Klik pada garis titik tersebut sampai berubah jadi grs lurus

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

i.

Buka pola belakang

j.

Perbaiki garis tengah muka supaya bila diblok dapat sempurna, pisahkan bord dan kelepak kerah

69

70

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

k.

Buka pola kerah

l.

Pisahkan pas bahu dan badan belakang, lalu blok

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

m.

Masuk ke grading

n.

Klik pada titik maka akan muncuk tanda ?

71

72

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

o.

Isi angka

p.

Isi tabel sesuai dengan selisih ukuran, sesuai pedoman pergeseran pola kemeja, dengan memperhatikan petunjuk berikut ini:

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

q.

Hasil grading kemeja

Gambar 29. Langkah Grading Kemeja dengan Software CC Lite

Menanya Ajukan beberapa pertanyaan untuk melakukan grading pola kemeja. Tanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui secara mendalam tentang grading pola kemeja. Sebelum disampaikan di kelas, tuliskan dulu pertanyaan Anda pada bagian di bawah ini: 1.

Pertanyaan kritis tentang konsep melakukan grading pola kemeja: a.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

73

74

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

b.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

2.

Pertanyaan kritis tentang langkah-langkah grading pola kemeja: a.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

b.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

Mengeksplorasi Sebagai pendalaman wawasan grading pola secara manual, kalian dapat mengamati pada link berikut ini:

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

Uraikan langkah grading pola kemeja secara manual sesuai hasil pengamatanmu pada link tersebut.

Langkah grading pola kemeja secara manual

Amati pula grading kemeja dengan CAD pada link berikut ini:

75

76

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Apa nama software yang digunakan ..................................., uraikan langkah grading pola kemeja dengan CAD sesuai hasil pengamatanmu pada link tersebut.

Langkah grading pola kemeja dengan CAD:

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

Bagaimana persamaan dan perbedaan link yang kalian pelajari dengan teks yang kalian baca di atas. Persama ..................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... Perbedaan .................................................................................................................................. ................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................. ..................................................................................................................................................

Mengasosiasi danMengkomunikasikan Diskusikan dengan temanmu (satu kelompok 3 siswa) untuk melakukan grading pola kemeja dengan ketentuan sebagai berikut ini: 1.

Buat pola ukuran M

2.

Lakukan grading ke ukuran S dan L Disain

77

78

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Presentasikan hasil kerja kelompok: 1.

Buatlah hasil simpulan dari diskusi kalian dalam bentuk porto folio dan PPt.

2.

Presentasikan hasil PPt kalian dihadapan teman-teman dan guru, untuk mendapatkan masukan.

B.

Rangkuman

Granding pola kemeja dapat dilakukan secara manual dan CAD, pada industri skala kecil masih masih banyak yang menggunakan cara manual, karena software CAD dinilai mahal harganya. Sedangkan industri berskala besar telah banyak yang menggunakan software CAD, karena dinilai lebih efektif dan efisien dari sisi waktu dan tenaga. Langkah melakukan grading kemeja dengan CAD: tetapkan garis awal, garis bantu pergeseran, perhatikan panduan nilai pergeseran blok, selanjutnya lakukan grading sesuai variasi ukuran yang akan diperoleh.

C. Tugas Pada industri skala kecil grading pola masih dilakukan secara manual, karena keterbatasan pemilikan software, Lakukan grading pola kemeja secara manual dengan ketentuan: 1.

Cari dan tetapkan sebuah disain kemeja.

2.

Cari dan tetapkan ukuran standar kemeja pria dewasa.

3.

Tetapkan metode grading yang akan digunakan (menggunting, melipat, menggeser).

4.

Tentukan selisih ukuran untuk grading ke ukuran S dan L.

5.

Buat pola basic size ukuran M.

6.

Lakukan grading.

7.

Kumpulakan 1 minggu setelah tugas ini diberikan.

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

D. Penilaian Penilaian Sikap a. b.

Teknik penilaian : Waktu penilaian :

Pengamatan Proses

Tabel 15. Instrumen Penilaian Sikap Grading Kemeja

1. 2. 3. 4. 5. Dst

Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Disiplin

Ingin tahu

Nama

Jujur

No.

Komitmen

Aspek yang dinilai

Semangat

1.

Nilai

79

80

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

2.

Penilaian Tugas a.

Teknik penilaian : Proses

b.

Bentuk penilaian : Porto Polio

Tabel 16. Instrumen Penilaian Tugas Grading Kemeja Aspek yang dinilai No.

Nama

Nilai Pemaparan Hasil

Kelengkapan Dokumen

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: Baik (B)

:

mengerjakan/melakukan ≥ 85% tugas

Cukup Baik (CB)

:

mengerjakan/melakukan 70 % ≤ 84% tugas

Kurang (K)

:

mengerjakan/melakukan ≤ 69 tugas

Lengkap (L)

:

menyertakan ≥ 85% dokumen

Cukup Lengkap (CL) :

menyertakan 70 % ≤ 84% dokumen

Tidak Lengkap (TL) :

menyertakan ≤ 69 dokumen

Nilai

:

∑ skor perolehan 2

BAB IV PENYESUAIAN POLA KEMEJA

Penilaian Presentasi Tabel 17. Instrumen Penilaian Presentasi Grading Kemeja

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Gesture dan Penampilan

Keberanian

Wawasan

Sistematika Penyampaian

Nama siswa

Komunikasi

Aspek yang dinilai

Kelompok

3.

Nilai

81

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Penilaian Diskusi Kelompok Tabel 18. Instrumen Penilaian Diskusi Kelompok Grading Kemeja

Menghargai Pemdapat Teman

Keaktifan

Toleransi

Nama siswa

Mengkomunikasi kan Pendapat

Aspek yang dinilai

Kerjasama

4.

Kelompok

82

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A = 80 - 100 B = 70 - 79 C = 60 - 69 D = < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan Nilai : 5

E.

Uji Kompetensi/ Ulangan

1.

Sebutkan 2 cara/metode melakukan grading pola kemeja.

2.

Uraikan langkah grading pola kemeja secara manual.

3.

Bagian mana dari pola kemeja yang tidak mengalami pergeseran pada saat proses grading.

Nilai

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG Kompetensi Dasar Penyesuaian Pola Celana Panjang yang diharapkan dikuasai siswa meliputi: penyesuaian lingkar, dan panjang. Secara rinci Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Celana Panjang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 19. Kompetensi Dasar dan Indikator Penyesuaian Pola Celana KOMPETENSI DASAR 3.4 Menjelaskan cara membuat pola celana panjang sesuai desain

4.4 Membuat pola celana panjang sesuai desain

INDIKATOR 3.4.2 Menjelaskan langkah langkah membuat pola celana panjang sesuai desain 3.4.3 Menjelaskan cara membuat pola celana panjang sesuai desain 3.4.4 Menjelaskan tanda-tanda pola pada pola celana panjang sesuai desain 3.4.5 Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pola celana panjang sesuai desain Menjelaskan kriteria mutu hasil pola celana panjang sesuai desain 4.4.1 Menyiapkan tempat kerja, alat dan bahan untuk membuat pola celana panjang sesuai desain, prosedur dan K3 4.4.2 Membuat pola celana panjang sesuai desain, prosedur, K3, dan kriteria mutu pola celana panjang

A. Aktivitas Belajar Siswa 4

Mengamati Baca dan amatilah dengan seksama materi berikut ini: Grading celana panjang dilakukan dengan 2 cara yaitu manual dan CAD. Cara manual dilakukan dengan menggunting, melipat, dan menggeser. Sedangkan grading dengan CAD diawali dengan menentukan blok yang akan mengalami pergeseran selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam grading dengan CAD. Langkah melakukan grading celana panjang dengan CAD 1.

Menentukab blok grading celana panjang, ada 3 komponen celana yang akan di-grading: komponen bagian depan, bagian belakang, dan ban pinggang.

83

84

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

a.

Menentukan blok celana panjang untuk penyesuaian ukuran

b.

Menggambar garis bantu penyesuaian untuk blok celana panjang 1)

Pada pola celana panjang depan maupun belakang bentuk kanan dan kiri tidak simetris. Oleh karena itu garis awalnya biasanya adalah garis serat yang telah digambar sepanjang pola, yaitu, dari pinggang hingga garis kelim dan berada 900 kearah garis kelim.

2)

Tentukan pergeseran ukuran blok, setiap sisi garis awal ada pergeseran blok bertambah maupun berkuran 3 mm.

3)

Gambarlah garis bantu pada kedua sisi garis awal berdasarkan pergeseran ukuran blok.

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG

c.

Proses penyesuaian ukuran celana panjang untuk memperbesar satu ukuran 1)

Letakkan pola pada garis awal dan titik awal dengan menggunakan garis pusat atau garis serat.

2)

Geserlah pola blok sesuai panduan pergeseran (masing-masing pergeseran ke samping 6 mm, ke bawah 3 mm), maka diperoleh hasil grading ke ukuran S dan L sebagai berikut:

Gambar 30. Panduan Blok Grading Celana Panjang 2.

Selanjutnya cara tersebut di atas diaplikasikakan dalam grading pola kemeja dengan software yang dipilih. Berikut ini contoh mengaplikasikan ke software CCLite. Langkah Grading Celana Panjang a.

Buka pola celana panjang yang telah tersedia (biasanya setiap software telah menyediakan beberapa pola basic size (seperti pola celana, rok, blus).

b.

Buka grade > planning > size info > master size > klik salah satu angka yang akan dijadikan master size > ok

85

86

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

c.

Memberi nomor pada bagian celana yang akan di grade atau bergeser.

d.

Pilih icon shift value teble, kemudian isi tabel sesuai dengan pergeseran garis atau selisih ukuran, dengan memperhatikan pedoman berikut ini :

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG

e.

Setelah selesai mengisi tabel , klik icon grading seperti gambar dibawah

f.

Hasil pola celana yang sudah di-grading

Gambar 31 Langkah Grading Celana Panjang dengan Software CC Lite

87

88

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Menanya Ajukan beberapa pertanyaan untuk melakukan grading pola celana. Tanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui secara mendalam tentang grading pola celana. Sebelum disampaikan di kelas, tuliskan dulu pertanyaan Anda pada bagian di bawah ini: 1.

Pertanyaan kritis tentang konsep melakukan grading pola celana: a.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

b.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

2.

Pertanyaan kritis tentang langkah-langkah grading pola celana: a.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

b.

..................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................

Mengeksplorasi Sebagai pendalaman wawasan grading pola secara komputer, kalian dapat mengamati pada link berikut ini:

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG

Apa nama software yang digunakan ............................, uraikan langkah grading pola celana panjang dengan CAD sesuai hasil pengamatanmu pada link tersebut.

Langkah grading pola kemeja dengan CAD

Bagaimana persamaan dan perbedaan link yang kalian pelajari dengan teks yang kalian baca di atas. Persamaan ................................................................................................................................. ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... Perbedaan .................................................................................................................................. ................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................. ..................................................................................................................................................

89

90

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Mengasosiasi danMengkomunikasikan Diskusikan dengan temanmu (satu kelompok 3 siswa) untuk melakukan grading pola celana kulot dengan ukuran berikut ini: Tabel 20. Ukuran Standar Celana Pendek NO

Jenis Ukuran

S

M

L

XL

XXL

XXXL

1

Panjang Celana

40

45

50

55

55

60

2

Lingkar Pinggang

68

70

73

76

79

80

3

Lingkar Panggul

108

110

115

120

125

130

4

Tinggi Duduk

23

25

27

30

30

33

Gambar 32. Pola Celana Kulot

A-B B-C B-D D-E B-F B-J C-L F-M M-N

= = = = = = = = =

Turun ½ cm Tinggi panggul Tinggi duduk Turun 3 sampai 5 cm Panjang cullot ¼ lingkr pi + 3 ¼ lingkr panggul + 1 C-L 3 cm

Keterangan Pola depan J-N = B-F E-O = ¼ (C-L) + 1 D-P = 1 cm Hubungkan titik B-P-O, B-J-L dan R-F-I Q-R = 1 ½ cm Titik R naik 1 ½ cm B-H = 7 ½ cm H-I = 3 cm H-K = Panjang kupnat 11 cm

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG

A-B B-C B-D D-E B-F B-J C-L F-M M-N D-P'

= = = = = = = = = =

Turun ½ cm Tinggi panggul Tinggi duduk Turun 3 sampai 5 cm Panjang cullot ¼ lingkr pi + 3 ¼ lingkr panggul - 1 C-L 3 cm 2 cm

Keterangan Pola Belakang E-O = E-O = 7 cm F-Q = E-O (pola depan) = O-O' = 4 cm Q-Q' = 4cm Q'-R = 1 ½ cm Titik R naik 1 ½ cm Hubungkan titik B-P-O-R, B-J-L-N dan R-F-N B-H = 1/10 lingkar pinggang H-I = Lebar kupnat 3 cm H-K = Panjang kupnat 11 cm

Sebagai panduan melakukan grading pola celana kulot ikuti gambar berikut ini: Pada bagian yang ada tanda lingkaran merupakan tanda dimana titik tersebut tidak mengalami pergeseran.

Gambar 33. Panduan Blok Grading Celana Kulot Presentasikan hasil kerja kelompok: 1.

Buatlah hasil simpulan dari diskusi kalian dalam bentuk porto folio dan PPt.

2.

Presentasikan hasil PPt kalian dihadapan teman-teman dan guru, untuk mendapatkan masukan. B.

Rangkuman

Langkah melakukan grading pola celana dengan CAD: 1) Pelajari panduan blok grading bagian mana yang akan desesuaikan, 2) menetapkan variasi ukuran yang akan dibuat, 3) buat pola celana dengan ukuran M, 4) Lakukan grading sesuai panduan blok. tetapkan garis awal, garis bantu pergeseran, perhatikan panduan nilai pergeseran blok, selanjutnya lakukan grading sesuai variasi ukuran yang akan diperoleh. Sedangkan grading pola celana secara manual: 1) pilih cara/metode yang akan digunakan (menggunting, melipat, menggeser); 2) Tentukan selisih ukuran; 3) Buat pola celana dengan ukuran M; 4) Lakukan grading sesuai metode yang dipilih.

91

92

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

C. Tugas Pada industri skala kecil grading pola masih dilakukan secara manual, selain keterbatasan pemilikan software juga model celana tidak serumit model blus, gaun, Buatlah grading pola celana bermuda secara manual dengan ketentuan: 1.

Cari dan tetapkan disain celana bermuda.

2.

Sediakan ukuran standar celana.

3.

Tentukan selisih ukuran untuk grading ke ukuran S dan L

4.

Tentukan metode grading yang akan dilakukan.

5.

Buat pola celana bermuda dengan ukuran M.

6.

Lakukan grading sesuai metode yang dipilih.

7.

Kumpulakan 1 minggu setelah tugas ini diberikan.

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG

D. Penilaian Penilaian Sikap a. b.

Teknik penilaian : Waktu penilaian :

Pengamatan Proses

Tabel 21. Instrumen Penilaian Sikap Grading Celana

1. 2. 3. 4. 5. Dst

Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Disiplin

Ingin tahu

Nama

Jujur

No.

Komitmen

Aspek yang dinilai

Semangat

1.

Nilai

93

94

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

2.

Penilaian Tugas a.

Teknik penilaian : Proses

b.

Bentuk penilaian : Porto Polio

Tabel 22. Instrumen Penilaian Tugas Grading Celana Aspek yang dinilai No.

Nama

Nilai Pemaparan Hasil

Kelengkapan Dokumen

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: Baik (B)

:

mengerjakan/melakukan ≥ 85% tugas

Cukup Baik (CB)

:

mengerjakan/melakukan 70 % ≤ 84% tugas

Kurang (K)

:

mengerjakan/melakukan ≤ 69 tugas

Lengkap (L)

:

menyertakan ≥ 85% dokumen

Cukup Lengkap (CL) :

menyertakan 70 % ≤ 84% dokumen

Tidak Lengkap (TL) :

menyertakan ≤ 69 dokumen

Nilai

:

∑ skor perolehan 2

BAB V PENYESUAIAN POLA CELANA PANJANG

Penilaian Presentasi Tabel 23. Instrumen Penilaian Presentasi Grading Celana

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A B C D

= = = =

Nilai :

80 - 100 70 - 79 60 - 69 < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan 5

Gesture dan Penampilan

Keberanian

Wawasan

Sistematika Penyampaian

Nama siswa

Komunikasi

Aspek yang dinilai

Kelompok

3.

Nilai

95

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Penilaian Diskusi Kelompok Tabel 24. Instrumen Penilaian Diskusi Kelompok Grading Celana

Menghargai Pemdapat Teman

Keaktifan

Toleransi

Nama siswa

Mengkomunikasi kan Pendapat

Aspek yang dinilai

Kerjasama

4.

Kelompok

96

1. 2. 3. 4. 5. Dst Keterangan Masing-masing kolom diisi dengan kriteria Kriteria nilai A = 80 - 100 B = 70 - 79 C = 60 - 69 D = < 60

: : : :

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

∑ skor perolehan Nilai : 5

E.

Uji Kompetensi/ Ulangan

1.

Uraikan langkah blok grading pola celana.

2.

Bagian mana dari pola celana yang tidak mengalami pergeseran pada saat proses grading.

Nilai

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN Mempelajari Membuat Pola Busana Pesta Wanita Sesuai Dengan Desain ini dilaksanakan melalui aktivitas

belajar

Mengamati,

Mengkomunikasikan.

Hal

ini

Menanya,

Mengumpulkan

dilaksnakan

sesuai

Informasi,

dengan

Mengasosiasi,

tahapan-tahapan

dan

pembelajaran

dengan pendekatan scientific, yang mana tahapan tersebut merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka siswa diharapkan lebih aktif dalam setiap tahapan belajar sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan seperti yang tercantum dalam tabel.23 berikut ini: Tabel 25. Kompetensi Dasar dan Indikator Membuat Pola Busana Pesta KOOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

3.19. Menjelaskan cara membuat pola

3.19.1 Menjelaskan langkah langkah membuat pola

busana pesta wanita sesuai desain

busana pesta wanita sesuai desain 3.19.2 Menjelaskan cara membuat pola busana pesta wanita sesuai desain 3.19.3 Menjelaskan tanda-tanda pola pada pola busana pesta wanita sesuai desain 3.19.4 Menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pola busana pesta wanita sesuai desain 3.19.5 Menjelaskan kriteria mutu hasil pola busana pesta wanita sesuai desain

MATERI POKOK Pembuatan PolaBusana Pesta Untuk Wanita

97

98

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

A. AKTIVITAS BELAJAR SISWA 5

1. Mengamati/ Observasi

Mengamati adalah tahap awal dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengamati melatih siswa dalam hal kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca yang diformulasikan pada skenario proses pembelajaran. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek (Permendikbud No. 81a Th. 2013). Mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan memerlukan bimbingan dan arahan guru. Banyak siswa tidak faham apa yang harus dilakukan selama proses mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengkomunikasikan. Jika diberikan waktu untuk melakukan semua tahapan itu tanpa bimbingan dan arahan bisa dipastikan mereka mungkin belajar tetapi tidak mencapai tujuan pembelajaran. Pada kegiatan mengamati ini, siswa difasilitasi dan dibimbing untuk melihat, menyimak,mendengar, dan membaca dari berbagai sumber belajar untuk menemukan sendiri fakta, konsep, prinsip, proses atau prosedur tentang dan atau konten yang terkait dengan hal yang sedang dipelajari. Sehubungan dengan itu makabacalah Teks Membuat Pola Busana Untuk Kesempatan Pesta ini secara teliti, dan cermat perhatikan tentang: desain, gambar kerja, pecah pola, pemilihan bahan, warna, motif, detail, hiasan, dan pelengkap busananya. Membuat Pola Busana wanita dan Busana Pesta a.

Membuat Pola Busana Wanita Membuat pola busana merupakan langkah yang paling penting dalam mewujutkan busana. Pola yang baik akan menghasilkan busana yang baik pula, namun untuk mendapatkan pola yang baik tersebut ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: 1) Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai;

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Etika mengambil Ukuran a)

Jaga kebersihan personal (Bau Badan, Bau mulut, dan Rambut)

b)

Periksa kelengkapan alat seperti peter ban, alat ukur, dan pencatat data

c)

Bersikap ramah, ingat prinsip 4 S : Salam, sapa, senyum, dan santun

d)

Minta maaf sebelum mengambil ukuran atau kalau ada ukuran yang terlewati

e)

Gunakan komunikasi yang efektif

f)

Ucapkan terima kasih sesudah pengambilan ukuran selesai, gunakan tali/peterban untuk menandai batas bagian-bagian badan misalnya, lengan kanan dan kiri, lingkar badan,lingkar pinggang, dan lingkar panggul )

g)

BLus yang dikenakan oleh orang yang sedang diambil ukurannya harus dikeluarkan dari roknya , untuk memperoleh ukuran yang lebih akurat

h)

Rambut yang panjang seyogyanya diikat yang rapi, jika berkerudung sebaiknya kerudung dimasukkan yang rapi

i)

Posisi berdiri tegak agar postur badannya mudah dicermati

2) kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola; 3) Ketepatan memilih kertas untuk pola; 4) kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian-bagian pola; 5) kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat busana, diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar. Pola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan sipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Ada beberapa macam pola konstruksi antara lain : pola sistem Dressmaking, sistem So-en, sistem Charmant, sistem Aldrich, sistem Meyneke dan lain-lain. Sedangkan pola standar adalah pola yang dibuat berdasarkan daftar ukuran umum atau ukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M), Large (L), dan Extra Large (XL). Pola standar di dalam pemakaiannya kadang diperlukan penyesuaian menurut ukuran sipemakai. Jika sipemakai bertubuh gemuk atau kurus, harus menyesuaikan besar pola, jika sipemakai tinggi atau pendek diperlukan penyesuaian panjang pola. Alat yang diperlukan untuk menggambar pola busana banyak jenisnya antara lain pita ukuran (cm), penggaris, kertas pola (buku pola atau buku kostum), skala, pensil dan pulpen, penghapus (eraser), dan jarum. Menggambar pola dasar dengan teknik drapping adalah membuat pola sesuai dengan ukuran dan bentuk badan seorang model. Menggambar pola busana dengan teknik konstruksi yang baik mempunyai lipit kup untuk ruang bentuk buah dada. Bentuk lipit kup ada yang dipinggang, dibahu,

99

100

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

dipinggang dan disisi. Pola konstruksi untuk wanita banyak jenisnya, tetapi semua jenis sistem pola konstruksi memiliki lipit pantas atau kup. Menggambar pola dengan teknik konstruksi di atas kain berarti menggambar pola tidak menggunakan pola yang digambar di atas kertas, tetapi pola digambar langsung di atas kain yang merupakan bahan dasar dari pakaian yang akan dibuat pakaian. Membuat pola busana dengan teknik kombinasi merupakan salah satu cara pembuatan pola dengan mengkombinasikan teknik konstruksi A dengan teknik konstruksi B, teknik dressmaking dengan teknik konstruksi lain atau teknik konstruksi dengan teknik drapping. Untuk pembuatan busana perlu dilakukan pecah pola yang benar sesuai dengan desain dan bentuk tubuh sipemakai. Agar pola yang dihasilkan sesuai dengan desain dan bentuk tubuh maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisa bentuk tubuh dan analisa desain. Bentuk tubuh wanita secara umum ada 5 macam yaitu ideal, kurus tinggi, gemuk tinggi, kurus pendek dan gemuk pendek. Bentuk tubuh wanita yang baik tentunya adalah bentuk tubuh yang ideal dimana terdapat keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan dan mempunyai proporsi tubuh yang seimbang. Desain pakaian yang dibuat adakalanya terlihat indah karena dibuat pada proporsi tubuh yang seimbang atau bentuk tubuh yang ideal. Namun belum tentu desain yang sama cocok di pakai oleh orang yang bertubuh kurus atau gemuk. Jadi dari analisa bentuk tubuh ini kita dapat menyesuaikan pola dengan bentuk tubuh sipemakai, dengan kata lain kekurangan bentuk tubuh dapat tertutupi dengan teknik pengembangan pola yang tepat. Misalnya untuk bentuk tubuh yang gemuk hendaklah hindari pakaian yang mengembang atau yang berkerut banyak seperti rok kerut atau rok kembang dan model lengan balon atau lonceng. Jika menggunakan lengan balon atau lengan yang lebar pada ujung lengan hendaklah pengembangannya disesuaikan dengan bentuk tubuh gemuk tersebut artinya pengembangannya tidak terlalu lebar.Selain analisis bentuk tubuh di atas dilakukan analisis desain. Analisais desain dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Memperhatikan desain secara keseluruhan.Lihat gaya berdiri dari model. Umumnya desain digambarkan dengan gaya berdiri menghadap kedepan atau miring tiga per empat. Perbandingan letak bagian-bagian busana pada sikap berdiri model akan lebih memudahkan kita memahami desain busana yang akan dibuat. 2) Memahami gambar bagian-bagian busana pada desain.Gambar bagian-bagian busana yang dimaksud merupakan garis-garis pakaian pada desain, misalnya garis leher, garis lingkar badan, garis pinggang, garis panggul, garis tengah muka dan tengah belakang, garis lingkar kerung lengan, garis besar lengan dan garis batas kup atau tinggi dada. Garis-garis ini akan memudahkan kita untuk menganalisa bagianbagian busana yang ada pada desain.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

a) Desain busana pada badan bagian atas. Desain busana pada badan bagian atas meliputi bentuk garis leher atau kerah, lengan, kantong, garis hias, kup dan belahan pakaian. Letak garis leher dapat dilihat dengan membandingkan garis leher dasar dengan garis leher pada desain. Perkiraan ukuran inilah yang menjadi pedoman dalam merobah garis leher pada pakaian. Begitu juga dengan lengan dan badan. Desain lengan apakah berbentuk lengan kop, lengan poff, lengan balon dan lain sebagainya. Khusus untuk bagian badan, kita harus memperhatikan letak kup apakah kup berada pada tempat biasa atau disalurkan ke tempat lain atau dihilangkan menjadi garis hias. Hal ini penting karena kup merupakan bagian yang dapat menonjolkan sisi feminim wanita. Perhatikan juga garis belahan pakaian untuk menghindari kesalahan dalam memberi tanda pola dan menggunting kain. b) Desain pakaian bagian bawah Pakaian bagian bawah dapat berupa rok atau celana. Namun celana ataupun rok mempunyai desain yang bervariasi. Terlebih dahulu pahami desain rok yang ada pada desain seperti desain rok, ukuran panjang rok, lebar rok, kembang rok (jika rok kembang) dan kerutan rok (jika rok dikerut). Begitu juga dengan desain celana, pahami desain celana, ukuran celana, lebar celana atau besar celana dan lain sebagainya. c) Memahami letak jatuh pakaian pada badan. Bahan atau kain yang cocok untuk sebuah desain dapat dilihat dari letak jatuh pakaian pada badan. Hal ini dapat diamati pada bagian sisi atau bagian bawah pakaian. Jika dilihat pada bagian sisi, bahan yang jatuhnya lurus ke bawah atau agak kaku dapat diperkirakan bahannya tebal dan kaku. Sebaliknya jika jatuh bahan mengikuti bentuk tubuh berarti bahan yang digunakan bahan yang tipis atau melangsai. Begitu juga jika dilihat pada bagian bawah rok/pakaian. Bagian bawah rok yang terlihat agak bergelombang, maka bahan yang digunakan tipis atau melangsai sebaliknya bagian bawah yang lurus dan terlihat agak kaku,berarti menggunakan bahan yang agak tebal dan kaku. Agar dapat menganalisis bentuk tubuh dan mode busana dengan baik dan benar diperlukan latihan yang banyak sehingga memudahkan kita dalam membuat pecah pola busana yang sesuai dengan desain. Pola yang sudah dibuat perlu disimpan dengan baik. Penyimpanan pola dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu digulung pada tempat yang bersih dan aman seperti dalam lemari khusus, di dalam kantong plastik atau amplop, digulung dan dibungkus dengan plastik atau diikat dengan perca dari bahan. Sebelum mempelajari pembuatan pola busana pesta, lebih dahulu dipelajari dan difahami segala seluk beluk yang terkait dengan busana pesta supaya ada Pola busana yang akan

101

102

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

dibuat lebih memiliki kesesuaian dengan kondisi fisik, usia, kesempatan pakai, kondisi budaya , dan lingkungan pemakaian. b.

Busana Pesta Busana dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang dikenakan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pengertian Busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta, baik pesta pagi, siang maupun malam hari. Busana pesta biasanya lebih istimewa dari segi bahan,teknik menjahit, detail serta hiasannya, dibandingkan busana lainnya. Pembuatan Pola busana pesta lebih kompleks karena desainya sangat bervariasi.

Gambar 34. Detail-detail dan hiasan busana pesta

Gambar.35 Tiga desain gaun pesta dengan garis yang melangsingkan

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar36. Empat Desain busana pesta dengan penggayaan yang berbeda

Gambar.37.Busana Pesta untuk Muslimah 1

103

104

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 38.Busana Pesta untuk Muslimah 2

Gambar 39. Desain busana pesta yang berkesan melangsingkan

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 40. Busana pesta dengan detaail Origami mode 1

Gambar 41. Busana pesta dengan detail Origami model 2

105

106

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 42. Busana Pesta. ekslusive

Gambar 43. Busana Pesta

Gambar 44. Busana pesta pagi hari model 1

Gambar 45. Busana pesta pagi hari model 2

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 46. Gaun Pesta Siang hari model 1 dan

Gambar 47. Gaun Pesta siang hari model 3

2.

Gambar 48. Gaun pesta motif polkadot.

Gambar 49. Gaun pesta motif geometris

107

108

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Dari gambar-gambar di atas anda dapat mempelajari bahwa busana pesta untuk wanita sungguh sangat bervariasi, karena pada dasarnya wanita selalu ingin berpenampilan yang menarik, sesuai dengan kondisi fisik, usia, suasana pesta, dan kondisi lingkungannya.Pola yang digunakan juga dapat berfariasi, pilihlah pola yang sesuai dengan karakteristik bentuk fisik model dan kondisi Mode/desain, supaya dapat bekerja dengan tepat guna ,dan berdaya guna. (Mudah, cepat, tepat, serta dapat dikerjakan dengan senang hati , dan hasilnya enak dipakai) c.

Kualitas Busana pesta Busana pesta yang berkualitas adalah busana pesta yang indah, menarik, menjaga kesehatan, santun dan nyaman dipakai serta dapat mempercantik penampilan seseorang. Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang senang pada sesuatu yang serasi, bagus dan indah, sehingga dapat dikatakan bahwa manusia membutuhkan sesuatu yang indah atau senang melihat yang indah. Kalau menengok ke sejarah busana, sebelum manusia mempergunakan bahan tekstil, manusia melumuri badannya dengan lumpur berwarna, menghias badannya dengan tattoo atau menutup badannya dengan rantai dari kerang, manik-manik, daun-daunan, kulit kayu yang dipukul-pukul. Selain dari pada itu mereka melubangi telinga atau hidungnya untuk menggantungkan perhiasan, menata rambut, kuku dan bermake up. Semuanya itu bermaksud supaya lebih baik, cantik atau indah. Setelah lebih berkembang pemikirannya, manusia mulai belajar menenun sehingga dapat menghasilkan bahan pakaian yang dinamakan tekstil. Dengan makin meningkatnya produksi tekstil pada setiap waktu, setiap orang dapat mempergunakannya dengan leluasa. Mempergunakan bahan umumnya diharapkan dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin, sehingga bahan busana ini dapat betul-betul berfungsi untuk dirinya. Supaya busana ini dapat berfungsi untuk keindahan kalau seseorang terampil memilih warna, corak, dan mode yang disesuaikan dengan pemakai, sehingga dengan busana itu dapat menutupi kekurangannya, mengemukakan keistimewaannya sehingga dapat tampil lebih cantik dan serasi dan menarik: 1. Fungsi Busana Menutupi Kekurangan Tubuh Seseorang Busana dapat berfungsi untuk menutupi kekurangan pada tubuhnya seperti orang yang gemuk agar tampak langsing perlu memilih mode atau corak yang banyak menggunakan garis vertikal atau horizontal. Hal ini yang sering disebut orang dengan istilah tipuan mata. Garis hias horizontal pada busana dapat memberi kesan tubuh lebih besar, sebaiknya dipergunakan oleh orang yang berbadan kurus atau langsing. Orang yang berbadan gemuk sebaiknya memilih garis hias vertikal untuk busananya, karena dapat memberi kesan lebih kecil dari kenyataannya.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 50. Mode Busana Garis Vertikal dan diagonal Bentuk-bentuk tipuan mata ini perlu difahami oleh seorang desainer busana dan pembuat pola busana supaya mengerti tujuan pemilihan mode atau desain busana. Bentuk-bentuk tipuan mata banyak yang dapat dilakukan antara lain: Bentuk-bentuk mode garis leher pada busana ini dapat dipakai sebagai alat tipuan mata dalam arti untuk tetap kelihatan serasi walaupun badan seseorang kurang ideal seperti: a) Tipuan mata pada leher pendek: pilihlah garis leher bentuk U, tapal kuda bentuk hati, bentuk V. Decolette

109

110

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

, Gambar 51.Contoh gaun bergaris leher mode decoledge1dan 2 b) Tipuan mata untuk buah dada besar leher pendek: pilih garis leher bentuk V. c) Tipuan mata untuk bahu bidang: hindari bentuk leher persegi, pililah garis leher bentuk V. d) Penerapan Model Kerah Model kerah pada dasarnya terdiri dari kerah datar atau rebah, kerah tegak, kerah chiang Ie (kerah Cina), kerah shiler, kerah kemeja, kerah setali, kerah cape, kerah tailor (kerah jas) dan kerah valerin (bertha). Agar busana yang berkerah ini serasi dipakai oleh seseorang maka: 1) Tipuan mata untuk leher panjang : pilih kerah tegak. 2) Tipuan mata untuk leher pendek: pilihlah garis leher bentuk V dan ujung kerah runcing. e) Penerapan Mode Lengan Berbagai mode lengan perlu diketahui terlebih dahulu sebagai dasar teori untuk menerapkan model lengan, yaitu: (a) licin, (b) gelembung (puff), (c) lonceng, (d) raglan, (e) peasant, (f) setali, (g) cape, (h) kimono, (i) tulip, (j) kemeja, (k) bishop, (l) sayap, dan (m) balon. (1) Tipuan mata untuk lengan panjang: pilihlah lengan pendek atau lengan bishop dengan manset panjang.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

(2) Tipuan mata untuk lengan pendek: pakailah lengan yang panjangnya tiga perempat lengan, atau lengan panjang digulung sampai tiga perempat panjang lengan (3) Tipuan mata untuk lengan yang besar: pilihlah lengan licin yang tidak terlalu ketat atau terlalu longgar, hindari baju tanpa lengan, lengan berkerut, kerung lengan yang terlalu masuk dan dalam seperti lengan raglan. (4) Tipuan mata untuk bahu lebar: pilihlah lengan panjang, dan lengan dengan kerung lengan yang masuk ke dalam. f) Penerapan Mode Rok dan Gaun Memilih gaun yang dapat menutupi kekurangan yang ada pada tubuh kita, seperti:garis pinggang yang terlalu panjang, tinggi panggul yang pendek Panjang Rok maupun gaun harus sesuai dengan budaya dan norma yang berlaku di lingkungannya, supaya dapat diterima oleh masyarakat di lingkungannya.

Gambar 52.Desain busana pesta garis pinggang yang terlalu panjang g) Tipuan mata untuk pinggul besar: pilihlah rok suai yang tidak ketat, rok pias, rok lipit hadap atau sungkup di bagian depan yang dijahit sampai dipinggul rok yang berkancing di muka. Panjang rok sampai lutut atau lebih.

111

112

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 53. Model Rok sesuai untuk bentuk panggul yang besar

Tipuan mata untuk pinggul kecil: rok dengan peplum, rok dengan draperi,rok ½ lingkaran, rok lingkaran, rok lipit hadap lepas, rok lipit sungkup lepas, rok lipit kelilig lepas, rok lipit kipas, rok bertingkat, rok bersusun, rok berkerut.

Gambar 54. Model Rok dengan detail peplum untuk panggul kecil desain 1dan 2

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 55. Desain gaun pendek dengan peplum untuk model yang ukuran panggulnya kecil mode 14. Berikut ini dapat dilihat mode rok Layer, rok ini sesuai untuk mereka yang panggulnya Besar namun bosan menggunakan rok lurus.

Gambar 56. Mode Rok Layer

113

114

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

h) Penerapan Macam-macam Garis Hias Garis hias dapat dikelompokan menjadi garis hias vertikal, horizontal, diagonal, dan lengkung. Garis vertikal yang dipadukan dengan lengkung dari lengan melalui puncak dada terus ke bawah disebut garis princess, garis horizontal melengkung di dada disebut garis empire, garis di bawah pinggang atau di panggul ada bebe disebut garis long torso. Selanjutnya ada yang dinamakan garis pas di atas pinggang, di panggul, garis hias yoke bahu dan yoke panggul. Penerapan garis tersebut dapat memberi tipuan mata pada bentuk badan seseorang, yaitu: 1) Tipuan mata pada bentuk badan pendek gemuk: pilihlah garis princess ataugaris hias semi princess. 2) Tipuan mata pada garis pinggang di bawah: pilihlah bebe garis pinggang di atas pinggang atau di atas pangguldipanggul.

Gambar 57. Gaun pendek dengan garis pinggang di atas pinggang

3) Tipuan mata pada garis pinggang di bawah: pilihlah garis hias empire 4) Tipuan mata bentuk badan tinggi gemuk: pilihlah garis hias Yoke bahu dan Yoke pinggul, empire line, garis pas di atas garis pinggang.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

i) Penerapan Siluet Siluet ialah garis sisi luar atau garis sisi bayangan luar dari sebuah model busana atau pakaian, yang dapat dikelompokan menjadi garis sisi bayangan luar atau siluet (silhouette) A, I, H, Y, S, T, O, X, V.

Gambar 58. macam-macam silhouette busana 1

115

116

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 59. Macam-macam siluet gaun/ dress 2

Beberapa penerapan siluet dapat dicontohkan untuk mengelabui penglihatan orang lain, yaitu: a) Tipuan mata pada bentuk badan pendek gemuk dan pendek kurus: pilihlah siluet H. b) Tipuan mata pada bentuk badan tinggi kurus: pilihlah siluet A dan S. c) Tipuan mata pada bentuk badan tinggi gemuk: dapat dipilih siluet H dan Y. j) Penerapan Macam-macam Hiasan atau Trimming (Inggris) atau Garnituur (Belanda). Hiasan untuk busana atau pakaian terdiri dari berbagai benda hias seperti hiasan dengan strook (Belanda) atau lajur (Indonesia), lipit lepas, jumbai-jumbai atau frill (Inggris), bisban, renda, kancing, mute, batu-batuan. Selanjutnya hiasan-hiasan tersebut dapat diterapkan antara lain untuk memberikan samaran kepada bentuk badan yang sebenarnya, terutama yang ada kekurangan atau kelainan.penerapan trimming ini misalnya:

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

(1) Tipuan mata untuk bahu serong: dapat dipilih hiasan dengan strook pada leher menutup bahu atau volant (Perancis). (2) Tipuan mata untuk leher panjang: pilihlah hiasan lajur yang dikerut bagian tengah atau dikerut dua sisi yang dipasang horizontal di dekat leher. (3) Tipuan mata untuk buah dada kecil: pilihlah strook yang dipasang pada dada baik dipasang horizontal maupun vertikal dengan dua tumpuk atau lebih. (4) Tipuan mata untuk lengan panjang: dapat dipilih lajur yang dibuat mem- bentuk gelombang yang dipasang pada ujung lengan baju. (5) Tipuan mata untuk lengan kecil: pilihlah lengan panjang yang dilipit bagian tengahnya atau dikembangkan. k) Penerapan Panjang Rok 1)

Tipuan mata untuk betis besar/betis lurus kecil: pilihlah rok midi.

2)

Tipuan mata untuk badan tinggi: dengan memilih rok midi.

3)

Tipuan mata untuk badan pendek: rok dengan panjang sampai lutut (kini).

l) Penerapan Lipit Pantas, Lipit Hias, Garis Hias Kerut dan Draperi. m) Penerapan Lipit pantas Lipit pantas umumnya dipergunakan untuk busana yang membentuk badan. Dipergunakan sebagai hiasan pada suatu model busana. Untuk

orang

gemuk

atau

yang

kurus

hendaknya

jangan

memakai

lipit

pantas yang terlalu ketat n) Penerapan Kerutan, secara umum hiasan kerutan pada busana dapat memperindah, menutupi proporsi badan yang kurang ideal dan menambah badan kelihatan berisi, bahkan lebih gemuk. o) Untuk mengelabui penglihatan payudara yang kecil dapat dipilih hiasan kerutan sekitar payudara. p) Draperi. Penerapan draperi (drapery) pada model busana secara umum akan memberi pengaruh pada pemakai itu, yaitu menjadi luwes, feminim, meriah dan

agung.

Di

samping itu, dapat pula memberi kesan lebih besar dari kenyataan bentuk tubuh yang ada. Hal ini perlu penempatan yang sesuai, sehingga akan dapat dipergunakan sebagai tipuan mata bagi yang memerlukannya. Sebagai contoh penerapan draperi: (1) Pada bagian sisi badan atas ataupun bawah, memberi kesan badan lebih besar atau tipuan mata untuk pinggul yang kecil dan berbadan kurus. (2) Pada bagian lengan untuk tipuan mata bagi yang mempunyai lengan yang kecil. Q) Penerapan Tekstur

117

118

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Tekstur pada bahan busana akan memberi kesan tertentu pada badan seseorang, seperti tekstur yang halus, lembut, kusam, gelap memberi pengaruh melangsingkan badan, sedangkan yang kasar, berbulu, mengkilap, kaku, tebal, kenyal akan memberi kesan mengemukkan. Selain itu pula disesuaikan antara model dan tekstur tersebut, sehingga model yang diharapkan akan dapat dicapai, misalnya: (1) Untuk model yang mempunyai garis hias yang tegas dapat dipilih bahan yang tebal dan kenyal seperti wol, denim, vilt (2) Model yang mempunyai kerutan, draperi, pilihlah bahan dengan tekstur lembut, lunak, dan lemas seperti crepe, jersey, voile, silk. (3) Busana yang modelnya menggelembung kaku, dapat dipilih taffeta. (4) Model yang pas di badan dapat dipilih bahan renda, brukat, bahan rajutan.Bahan rajutan (kaos) umumnya untuk olah raga atau santai. Tekstur ini akan berpengaruh pada bentuk badan seseorang, yaitu tekstur halus, lembut, kusam, gelap memberi pengaruh melangsingkan badan seseorang, dan yang kasar, berbulu, mengkilap, kaku, tebal, kenyal akan menggemukkan. Busana sebagai alat estetis selain dapat kenutupi kekurangan pada tubuh seseorang juga dapat membuat seseorang menjadi lebih cantik. Dengan pemilihan warna/corak, mode yang sesuai dengan kondisi fisik dan kepribadian serta usia pemakai, juga perlengkapan busana yang sesuai dengan busananya, kesempatan pemakaian akan menambah seseorang lebih menarik, cantik atau tampan. Orang yang tadinya tidak tahu berbusana yang rapi, serasi kemudian dia sekarang punya pengetahuan dan mau mengaplikasikannya pada dirinya, maka seseorang itu dapat kelihatan lebih menarik cara berbusananya atau penampilannya dari pada biasanya. Supaya busana dapat membuat seseorang menjadi lebih cantik maka perlu dipahami tentang etika dan estetika berbusana. Menurut Frans Magniz–Suseno, etika ialah ilmu yang mencari orientasi, etika mau mengerti mengapa harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral. Sementara itu,. Hasbullah Bakry,. mengemukakan etika yaitu ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui akal pikiran. Dalam kaitannya dengan berbusana, maka dapat diartikan bahwa etika ber-busana yaitu suatu ilmu yang memikirkan bagaimana seseorang dapat mengambil sikap dalam berbusana tentang mode, warna, corak (motif) mana yang tepat baik sesuai dengan kesempatan, kondisi dan waktu serta norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Estetika berbusana dapat diartikan sebagai suatu bidang pengetahuan yang membicarakan bagaimana berbusana yang serasi sesuai dengan bentuk tubuh seseorang serta

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

kepribadiannya. Berbusana yang indah dan serasi yang menerapkan nilai-nilai estetika berarti harus dapat memilih mode, warna dan corak, tekstur, yang sesuai dengan pemakai. Menerapkan etika berbusana dalam kehidupan manusia perlu memahami tentang kondisi lingkungan, budaya dan waktu pemakaian. Untuk hal itu baik jenis, mode, warna atau corak dan gayan busana perlu disesuaikan dengan ke tiga hal tersebut, agar seseorang dapat diterima dilingkungannya. Selain hal tersebut di atas tampil dengan busana yang serasi juga sangat penting. Berbusana yang serasi tidak dapat lepas dari estetika berbusana, karena akan berkaitan dengan pemilihan warna, corak, model yang dipilih untuk seseorang atau dirinya. Agar kelihatan serasi, seseorang perlu menyadari tentang kondisi badannya, apakah ia termasuk orang yang langsing, gemuk atau kurus. Juga menyadari berada dalam usia berapa, dan bagaimana warna kulitnya. Selain itu, harus diingat bahwa seseorang mempunyai keunikan tertentu yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Hal itu perlu disadari agar tidak terlanda mode yang sebenarnya tidak sesuai untuk diikutinya. Untuk itu berbusana yang serasi harus sesuai dengan: tujuan, bentuk tubuh, usia, warna kulit, iklim, waktu dan kesempatan, dan norma –norma yang ada.

Gambar 60. Model busana Muslimah untuk remaja dengan bentuk badan tinggi kurus 1-4

Dengan demikian menerapkan etika berbusana dalam kehidupan manusia selain memperhatikan kondisi Fisik,usia dan kepribadian dan kesempatan pemakaian perlu memahami tentang kondisi lingkungan, budaya dan waktu pemakaian. Untuk hal itu baik jenis, mode, warna atau corak dan gayan busana perlu disesuaikan dengan ketujuh hal tersebut, agar seseorang dapat tampil lebih indah, serasi dan diterima dilingkungannya. Berbicara etika pada busana pesta, perlu melihat dulu apakah pesta pagi, siang, sore atau malam. Untuk kesempatan pesta siang dapat dipilih model yang berpita, pakai strook/frilled, renda, leher tidak terbuka lebar. Untuk pemilihan warna, pilihlah warna yang

119

120

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

cerah tetapi tidak mencolok dan gemerlap, tekstur tidak mengkilap.Demikian pula untuk aksesoris, sepatu dan tas tidak yang gemerlapan (warna emas atau perak). Apabila memilih busana nasional atau daerah, yang penting ialah janganlah pilih warna emas atau perak baik untuk busananya, ataupun milinerisnya. Sedangkan untuk aksesorisnya dapat memilih emas atau perak tetapi tidak mempergunakan batu permata yang gemerlapan, seperti mutiara, koral, topaz, atau imitasi. Untuk memilih busana pesta sore dapat dipilih mode leher yang agak terbuka, model berpita, strook atau frilled, renda, draperi. Warna bahan atau corak dapat dipilih yang terang sampai mencolok atau gelap dengan hiasan yang agak menonjol, serta bahan yang lebih baik dari untuk pesta siang, sedangkan pemakaian milineris dan aksesoris sama dengan untuk pesta siang. Pemilihan mode untuk busana pesta malam lebih bebas dari pada untuk siang hari, hampir setiap jenis model yang dapat dipilih seperti rok, blus, bebe, tunik dan celana longgar ataupun busana muslimah, bebe atau rok dan blus dengan stola, bebe dengan blazer, dan sebagainya. Model busana yang dapat dipilih seperti leher terbuka, blus/bebe dengan kerah, hiasan pada dada, rok dengan lipit, draperi dengan bahan yang berkualitas tinggi dan warna mencolok, emas atau perak. Demikian juga aksesoris dan milineris dapat dipilih yang gemerlapan atau warna emas dan perak. Busana pesta siang atau malam untuk pria tidak jauh berbeda dari busana kerja apabila dilihat dari modelnya, kecuali warna dan kualitas bahannya. Untuk malam hari dapat dipilih warna yang gelap dengan corak prada, seperti untuk kemeja batik. Mode yang lainnya dapat dipilih celana panjang, kemeja lengan panjang dan jas yang dilengkapi dasi dengan penjepit dasinya dan kancing tangan kemejanya.Busana muslimah untuk kesempatan pesta memiliki syarat khusus yang sudah baku atau sesuai kaidah yaitu: 1.

Menutup seluruh aurat muslimah, yaitu menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

2.

Tidak transparan bahannya, jika bahan atau kainnya transparan makanharus dilapisi atau divuring penuh.

3.

Tidak ketat atau membentuk bentuk tubuh si pemakai, jadi harus longgar.

4.

Tidak untuk menyombongkan diri atau berlebihan.

Hindari penggunaan busana muslim yang menonjolkan lebih dari satu hal pada keseluruhan penampilan Anda. jangan terlalu heboh, kesalahan umum berbusana muslim adalah orang ingin menonjolkan diri. Padahal memakai busana muslim sudah menonjol, karena kain yang panjang. Jika memilih konsep padu padan, harus cerdas memilih busana karena jika salah pilih penampilan terlihat tak enak dipandang. Kalau jilbabnya sudah berwarna cerah, pilih baju yang meredam warna jilbab. Kalau baju bermotif ramai, pilih kerudung polos satu tone warna dengan baju. Kombinasi warna

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

penting. Tren fashion muslim terus berkembang, inspirasi juga menyebar dengan berbagai aliran seperti girly, etnik, banyak pilihan. Apalagi Indonesia multikultur, inspirasi berbusana muslim banyak pilihan,” d.

Teknik Menjahit Busana Pesta Teknik menjahit yang benar dapat mempengaruhi kualitas dari hasil (produk) busana, disamping pola yang baik dan ukuran yang tepat serta desain yang bagus semua merupakan suatu kesatuan dariproses pembuatan busana, salah satu diantaranya tidak benar maka tidak akan tercapai produk yang berkualitas baik. Untuk membuat suatu busana agar mendapatkan hasil yang optimal, teknik yang dipakai harus di sesuaikan dengan desain busana dan juga disesuaikan dengan bahan dasar (pabrik) yang dipakai. Berikutnya marilah kita lihat teknik menjahit busana yang perlu disesuaikan dengan desain agar kita dapat memilih dan menerapkan teknik yang tepat dan sesuai dengan busana yang akan dibuat.Busana pesta sebaiknya dikerjakan dengan teknik menjahit halus dan istimewa.Tusuk dasar yaitu tusuk dengan menggunakan alat jarum tangan. Ada beberapa tusuk dasar yang biasa digunakan dalam menjahit busana, antara lain adalah sbb: 1.

Tusuk Jelujur Teknik membuat tusuk jelujur, yaitu dimulai dari kanan ke kiri,guna tusuk jelujur adalah untuk membuat jahitan menjadi sempurna. Tusuk jelujur dapat dibedakan menjadi 3 bentuk: a) Tusuk jelujur biasa, yaitu tusukan yang menggunakan jarak tidak sama; b) Tusuk jelujur dengan jarak tertentu, yaitu tusukan dengan jarak yang sama (konsisten) berguna untuk tusuk sementara pada smook; c) Tusuk jelujur renggang, yaitu tusukan dengan menggunakan sengkelik dengan spasi satu, tusukan jelujur renggang ini digunakan untuk tanda, dengan menggunakan benang rangkap yang nantinya digunting diantara tusukan tersebut sehingga meninggalkan jarak benang yang biasa dijadikan tanda dalam menjahit busana.

2.

Tusuk Tikam Jejak Tusuk tikam jejak yaitu tusuk jahitan dengan bentuk jika dilihat dari bagian atas tusuknya kelihatan seperti jahitan mesin dan bila dilihat dari bagian bawah tusukannya seperti jahitan rangkap. Jarak tusukan bagian bawah dua kali jarak tusukan bagian atas, teknik menjahitnya adalah dengan langkah maju sebelum melangkah mundur ke belakang dengan jarak yang sama, tusuk tikam jejak berguna untuk pengganti jahit mesin.

3.

Tusuk Flane Tusuk flanel biasa digunakan untuk mengelim pinggiran busana yang diobras. Tusuk flanel sering digunakan, terutama untuk busana yang dibuat dari bahan yang harganya mahal, disamping itu tusuk flanel juga dapat digunakan sebagai hiasan, sebagai tusuk dasar dan

121

122

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

sulaman bayangan, untuk sulaman bayangan dengan jarak yang lebih rapat (dirapatkan) dan dapat juga mengikuti motif dekonasi. Caranya, jelujur kain yang sudah diobras 3-4 cm langkah tusukannya mundur 0,75 cm turun kebawah, tusuk jarum kekanan selanjutnya mundur lagi 0,5 cm tusuk lagi ke atas seperti tusukan pertama demikian selterusnya sampai selesai. Untuk mendapatkan hasil tusukan yang halus pada bagian bawah busana (pada rok) atau dimanapun tusuk flanel digunakan, lakukan dengan halus/tipis waktu menusukkan jarum kebahan busana, dengan demikian hasil yang didapatkan juga halus dan tipis bila dilihat dari bagian balik (bagian buruk busana). 4)

Tusuk Feston Tusuk feston berfungsi untuk penyelesaian tiras seperti tiras lingkar kerung lengan atau pada pinggiran pakaian bayi. Tusuk feston juga dapat berfungsi sebagai hiasan bila benang yang digunakan adalah benang hias atau benang sulam dengan kombinasi warna yang serasi.

5)

Tusuk Balut Tusuk balut berfungsi untuk menyelesaikan tiras pada kampuh untuk klim rol. Tusuk balut juga dapat digunakan untuk penyelesaian pinggir teknik aplikasi. Teknik menjahitnya dimulai dari kiri ke kanan atau sebaliknya kanan kekiri kesan benang dari tusukan agak miring.

6)

Tusuk Batang/tangkai Tusuk batang dibuat untuk hiasan, teknik menjahitnya dengan langkah mundur ± 0,5 cm dan mengaitkan 5 atau 6 benang pada bahan, jarum ditarik keluar akan menghasilkan tusuk tangkai dan seterusnya tusuk mundur lagi seperti yang pertama begitu seterusnya sampai selesai. Untuk membuat tangkai yang lebih besar maka jarak tusukan dirapatkan dan mengaitkan kain lebih banyak (besar).

7)

Tusuk Rantai Tusuk rantai fungsinya untuk membuat hiasan tekniknya dengan langkah maju, dengan memasukkan jarum dari bawah ke atas, kemudian tusukan kembali pada lubang tempat jarum dilingkarkan pada jarum, ditarik sehingga benang yang melingkar berada di lobang kedua selanjutnya jarum kembali menusuk lobang tempat jarum keluar dan ekor benang melingkar pada jarum seperti semula, begitu seterusnya sampai selesai dengan mengikuti motif hiasannya.

8)

Tusuk Silang Tusuk ini berfungsi untuk membuat hiasan. Teknik pengerjaannya dengan langkah sebagai berikut: dimulai dari kanan atas ke kiri bawah, terus kekanan bawah (tusukan pertama). Kemudian tusuk ke dua di mulai dari kanan bawah terus kekiri atas, letak tusukan sejajar baik tusukan bagian atas maupun tusukan bagian bawah, (tusukan yang terlihat menyilang diatas kain) dan seterusnya sampai selesai.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

9)

Tusuk Piquar Tusuk piguar biasanya berfungsi untuk memasangkan bulu kuda pada jas atau mantel. Disamping itu tusuk piquar dapat juga digunakan sebagai tusuk hias pada busana atau lenan rumah tangga. Selain tusuk-tusuk dasar tersebut di atas, untuk menyatukan bagian-bagian dari potongan kain pada pembuatan busana seperti menyatukan bahu muka dengan bahu belakang, sisi kiri muka dengan sisi kanan belakang dsb, sisa sambungan disebut dengan kampuh. Teknik menjahit sambungan supaya hasilnya kuat, maka setiap penyambungan baik diawal ataupun diakhir tusukan harus dimatikan, agar tidak mudah lepas yaitu dengan cara menjahit mundur maju atau dengan cara mengikatkan ke dua ujung benang. Pemakaian kampuh disesuaikan dengan kegunaan yang lebih tepat. Kampuh (teknik menggabungkan) ada bermacammacam antara lain: a)

Kampuh Terbuka Kampuh terbuka yaitu kampuh yang tiras sambungannyaterbuka/di buka, teknik peyelesaian tiras ini ada beberapa cara: (1) Kampuh terbuka dengan penyelesaian setikan mesin,penyelesaian tiras dengan cara melipat kecil pinggiran tirasdan disetik dengan mesin sepanjang pinggiran tersebut. (2) Kampuh terbuka dengan penyelesaian tusuk balut, yaitu penyelesaian tiras di sepanjang pinggiran tiras diselesaikan dengan tusuk balut. (3) Kampuh terbuka yang diselesaikan dengan obras, yaitu penyelesaian di sepanjang pinggiran tiras diselesaikan dengan diobras. Cara ini pada saat sekarang banyak di pakai terutama untuk busana wanita dan busana pria (celana pria). (4) Kampuh terbuka diselesaikan dengan rombak (dijahit dengan kain serong tipis, dilipat dan disetik) ini hanya dipakai untuk busana yang dibuat dari bahan/kain tebal. Kegunaannya untuk menyambungkan (menjahit) bagianbagian bahu, sisi badan, sisi rok, sisi lengan, sisi jas, sisi mantel, sisi celana, dan belakang celana.

b)

Kampuh Balik Kampuh balik yaitu kampuh yang dikerjakan dengan teknik membalikkan dengan dua kali jahit dan dibalikkan dengan cara, pertama dengan menjahit bagian buruk menghadap bagian buruk (bagian baik) yang bertiras dengan lebar tiras dengan ukuran 3 mm, jika memungkinkan dibuat lebih halus/kecil, kemudian dibalikan dan di jahit dari bagian buruk menghadap bagian baik dengan pinggir tirasnya masuk kedalam, hasil kampuh ini paling besar 0,5 cm. Kegunaan kampuh balik untuk: (1) Menjahit kebaya yang dibuat dari bahan tipis (2) Menjahit kemeja

123

124

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

(3) Pakaian tidur c)

Kampuh Pipih Kampuh pipih yaitu kampuh yang mempunyai bekas jahitan pada satu sisi sebanyak dua setikan, dan sisi yang sebelahnya satu setikan, kampuh ini bisa dipakai untuk dua sisi (untuk bagian luar atau bagian dalam yang mana keduanya sama-sama bersih). Teknik menjahit kampuh pipih, lipatkan kain yang pinggirannya bertiras selebar 1,5 cm menjadi 0,5 cm, tutup tirasnya dengan lipatan yang satu lagi. Kampuh ini dipakai untuk menjahit kain sarung, kemeja, celana, jaket, pakaian bayi.

d)

Kampuh Perancis Kampuh perancis adalah kampuh yang hanya terdiri dari satu jahitan yang didapatkan dengan cara menyatukan dua lembar kain. Kain bagian baik berhadapan sesama baik, tetapi tidak sama lebar/ pinggirnya, lipatkan pinggir kain yang satu (kain yang lebih lebar) dengan kain yang lain, lalu jahit tiras dengan lebar 0,6 mm. Kampuh perancis ini cocok dipakai untuk menjahit bahan yang tipis.

e.

Etika Berbusana dalam menghadiri Pesta Sudah lazim apabila kita menghadiri suatu acara resepsi pernikahan memakai pakaian yang bagus dan rapih, tidak hanya untuk aspek keindahan namun juga untik aspek penghormatan kepada yang punya resepsi maupun untuk menjaga image diri kita sendiri. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita memakai baju atau gaun pada suatu acara resepsi karena ternyata terdapat etika saat berbusana dalam rangka menghadiri acara tersebut. Berikut beberapa hal yang sebaiknya tidak dipakai saat menghadiri resepsi pernikahan: 1.

Gaun berwarna hitam, Tidak dianjurkan bagi Anda untuk mengenakan gaun berwarna hitam. Di beberapa negara, seperti halnya di Indonesia, warna hitam adalah warna kedukaan, yang umumnya dipakai ketika melayat. Bila memungkinkan, lebih baik pilih gaun yang berwarna lebih cerah.. jika terpaksa menggunakan warna hitam sebaiknya dikombinasikan dengan warna cerah misalnya merah maron, hijau toska, atau warna favorit lainnya.Dikombinasikan kain-kain batik , tenun atau songkat akan lebih menarik Sebenarnya yang pantas jadi pusat perhatian di pesta itu adalah pengantinnya bukan Anda

2.

Gaun panjang putih Untuk mengindari pandangan orang yang akan menyangka bahwa andalah pengantinnya, maka hindari gaun panjang berwana putih , Memang warna putih adalah warna klasik untuk gaun pengantin wanita. Jika Anda memang punya koleksi gaun putih yang potongannya jelas berbeda

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

dengan desain baju pengantin kebanyakan, silakan dipakai. Kalau ternyata Anda tahu sang pengantin wanita akan muncul dengan gaun pengantin putih panjang dengan gaya yang simpel, lebih baik pakai baju berwarna lain saja. 3.

Hindari menggunakan seragam kantoran Anda datang ke resepsi untuk merayakan kebahagiaan pasangan pengantin baru, bukan untuk rapat dengan klien. Karenanya, singkirkan dulu baju kantor Anda dan kenakan gaun yang cantik untuk pergi ke sana. Ini juga berlaku untuk celana panjang dan jaket semi kasual yang Anda pikir tidak akan dianggap orang sebagai baju ke kantor. Jika memang sudah habis akal mencari baju, lebih baik Anda pakai gaun berbahan batik.

4.

Aksesori berlebihan Topi seperti Putri Beatrice jelas tidak mungkin Anda pakai ke resepsi mana pun di negeri ini (kecuali Anda nekat). Di samping itu, lupakan juga aksesori seperti tiara yang hanya membuat Anda dianggap sebagai "bride wanna-be", juga memakai syal panjang sebagai pengikat kepala. Jika Anda memang ingin menghias rambut, cukup pakai jepit kecil yang tidak terlalu menyolok. Itu saja sudah bagus

5.

Gaya baju yang sudah ketinggalan zaman Lupakan rok balon atau celana cutbrai yang sudah tidak zaman lagi. Hindari juga memanfaatkan momen bahagia pasangan pengantin ini dengan memperlihatkan fashion statement Anda melalui busana yang bergaya tidak lazim. Ada waktu khusus untuk melakukan hal itu, tapi yang jelas bukan di pesta pernikahan.

6.

Pakai celana denim dan kaus T shirt Kalau memang sedang tidak punya baju atau tidak mood mencari baju yang bagus untuk datang ke pesta pernikahan, lebih baik Anda di rumah saja daripada harus muncul di sana dengan baju yang bahkan tidak lebih oke dibandingkan petugas kateringnya. Meskipun sudah ditulis di undangan kalau dress code pestanya adalah semi formal, tetap saja ini tidak boleh diterjemahkan sebagai "jeans dan kaus". Jangan juga datang mengenakan sandal, semahal apa pun harganya. Untuk menghadiri pesta dapat mengenakan: busana pesta model ballgown, model draperi, model layer, model bustie, model kebaya, model muslimah/ Arabica.

125

126

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 61. Busana pesta siang mode1

Gambar 62. Busana pesta muslimah stayle

Gambar 63.Busana pesta malam dengan garis hias Empire

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 64. Busana Pesta malam Model Ballgown 1

127

128

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 65.Busana pesta malam gaya kebaya

Gambar 66. Busana pesta model ballgown 2

f.

Busana Yang bersifat pelengkap seperti: alas kaki (khususnya sepatu, sandal, selop),kaus kaki, tas, topi, peci,kipas, selendang, kerudung, dasi, scarf, syaal, stola, ikat pinggang, sarung tangan, payung, yang dalam istilah asing disebut millineries.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 67. Syal dengan pinggiran

Gambar 68. Paduan Syal dan Topi

Bordir

g.

Gambar 69.Payung sebagai pelengkap

Gambar 70. Syal dengan hiasan

busana

Aplikasi

Busana Yang bersifat menambah keindahan seperti: pita rambut, sirkam, bandu, jepit hias, penjepit dasi, kancing manset (manchet), jam tangan, kaca mata, giwang, anting, kalung dan liontin, gelang tangan, gelang kaki, cincin, bros, mahkota, yang dalam istilah asing disebut accessories.

129

130

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 71. Kalung mutiara dipadu dengan Pita

Gambar 72. Aksesoris Tas

Gambar 73. Kalung cantik dengan teknik Crochet model 1 dan 2

Gambar 74. Anting-anting

Dalam membuat Pola Busana secara konstruksi yang perlu diperhatikan tidak hanya kesesuaiannya dengan desain, tetapi juga bentuk fisik model, karena untuk pengembangan polanya untuk bentuk fisik yang ukurannya kecil kadang-kadang berbeda dengan bentuk fisik yang ukurannya besar. Contohnya: Untuk pengembangan gaun yang mode kerut (gathering) bentuk fisik yang besar jumlah pengembangan polanya tidak sebanyak untuk bentuk fisik yang kecil.Bentuk fisik seseorang dilihat dari ras yang ada di dunia ini yang telah dikelompokan oleh Ralph Linton, A.L.Kralber, A.Hooten, Deniker, Kroeber bahwa manusia dikelompokkan menjadi tiga kelompok ras yang besar, yaitu caucasia (caucasoid), mongoloid, dan negroid. Pengertian ras yaitu konsepsi biologi yang memberikan batasan, persamaan tanda-tanda fisik yang sifatnya akan menurun. Tanda-tanda fisik yang menurun yang masih akan terlihat pada fisik suku-suku bangsa di dunia ini, terlihat pada bangsa-bangsa di setiap benua dan negara. Dari setiap benua itu relatif mempunyai ciri-ciri fisik tertentu, misalnya orang dari Asia berbeda dengan dari Amerika, Australia, dan Eropa, yaitu tubuh (badan) lebih pendek dan berhidung lebih pendek pula. Di dalamnya juga ada suku bangsa, atau ras

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

yang mempunyai tanda fisik yang berbeda misalnya orang Indian dari Amerika, Negro dari Afrika, orang Irian, Maluku dari Indonesia. Ciri-ciri fisik ini yang diturunkan dari kelompok tiga ras tadi secara empiris dapat dijadikan dasar untuk mengelompokan ukuran standar busana yaitu ukuran Large (L), Extra Large (EL), Medium (M) dan Small (S). Ukuran standar L, EL, M, S, pada bangsabangsa di Asia, Amerika, Australia, dan Eropa secara umum dapat berbeda, karena mempunyai bentuk tubuh yang berbeda. Jadi, dalam memproduksi busana hendaknya dapat menyesuaikan dengan ciri-ciri fisik secara umum dari setiap bangsa di negara-negara tersebut, misalnya ukuran L, EL, M dan S di Indonesia akan berbeda dengan ukuran Standar (L, EL, M, S) di Amerika. Tidak mudah menemukan busana yang pas untuk si tubuh ekstra large (XL). Mayoritas busana yang dijual dipasaran adalah untuk situbuh langsing. Meski begitu, bukan berarti si XL tidak bisa tampilfasionable. Dengan mengenali aset tubuh, menonjolkan kelebihan dan menyembunyikan kekurangannya, si XL pun bisa tampil lebihfashionable dan lebih langsing. Berikut ini panduannya : 1)

Kenakan busana pesta dalam satu tone (warna). Busana dalam yang warna gelap seperti hitam,biru navy atau merah gelap dapat memberikan ilusi lebih langsing.Meski begitu, lupakan ide memakai warna gelap tapi dengan bahan yang mengkilat.

2)

Busana XL memang sebaiknya berwarna gelap tetapi anda juga bisa memakai warna terang untuk detail yang lain seperti kalung, syal, ikat pinggang belt ,sepatu, tas atau lipstick.

3)

Pilih pakaian dengan size yang pas,tidak kekecilan ataupun kebesaran.Busana baggydapat membuat anda tampak berantakan,sementara busana terlalu ketat akan menciptakan kerutan2 yang tidak enak dilihat.

4)

Jangan membeli busana berbahan stretch kecuali untuk pakaian dalam.Busana berbahan stretch seperti lycra atau jersey akan memberikan efek menggantung yang sangat mengganggu. Bahan lain yang harus di hindari adalah rayon dan sutra.

5)

Kenakan pakaian dalam berbahan lycra. Si XL membutuhkan support yang kuat didalam sana agar tampilan kencang bisa didapatkan.

6)

Si XL membutuhkan ekstra tinggi badan agar dapat tampil lebih proposional. Trik paling mudah mempertinggi badan adalah menggunakan tipuan mata dengan garis-garis vertikal

7)

No sweater ! Coat panjang atau jaket pas badan adalah pilihan yang lebih tepat untuk si XL.

8)

Jangan kenakan busana dengan kombinasi warna kontras. Busana semacam ini akan membuat tubuh anda terkesan terpotong dan terlihat semakin lebar.

131

132

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

9)

Kenakan busana simple namun tetap keren. Rok berbentuk balon,detail draperi atauruffle yang berlebihan,bukanlah teman baik si tubuh XL. Tubuh anda bahkan akan terlihat lebih besar dari biasanya

10) Jangan ikuti tren memakai legging atau stocking bermotif karena akan membuat anda semakin bervolume. Pilih saja legging/stocking polos. 11) Apabila jins anda terlalu ketat dibagian panggul ,ganti panty anda dengan stocking agar panggul terasa lebih bebas. Caranya, gunting stockinghing tersisa bagian gelapnya saja. Kenakan stocking tadi sebagai pengganti Panty. 12) Mulailah mengoleksi celana bahan dan jins berpotongan low rise. Celana model ini jatuh tepat di pinggul, serta tidak memotong perut dan tubuh bagian samping. Bokong anda pun jadi lebih terlihat lebih kecil. Si XL harus menghindari celana yang mengecil di bagian bawah seperti harem pants atau celana dengan hem yang lebar. 13) Wajah dapat mengalihkan perhatian dari tubuh, karena itu kenakan make up dan tersenyumlah dengan tulus. Wajah yang ceria adalah aksesoris terbaik bagi anda.

Gambar 75.Contoh Senyum tulus dan ramah mendukung penampilan berbusana h.

Busana Pesta Mode Ball Gown 1.

Pengertian Gaun merupakan busana yang mempunyai bagian atas (bodice) dan bagian bawah berupa rok (skirt). Bentuk gaun ditetapkan oleh tingkatan lebar pada bagian pundak, bagian pinggang

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

dan garis penyelesaian keliman. Gaun-gaun (dresser) bisa dirancang pas di badan (fitted), setengah pas badan (semi fitted) dan tidak pas di badan atau longgar (unfitted) bahkan ada juga kombinasi dari ketiganya. Gaun dapat dirancang dan terbagi baik secara horizontal maupun vertikal. Pembagian secara horizontal dapat dilakukan pada titik manapun, tetapi umumnya mengikuti lekuk badan, pada bagian pundak, bagian dada (bust), bagian pinggang dan bagian panggul. Sebuah gaun bergaris hias princess (princess line dress) biasanya pas di badan dengan jahitan-jahitan vertikal panjang yang di mulai dari atas garis dada (bust line), dari bagian bahu atau dari bagian pundak dan berakhir pada kelimannya. Sebuah gaun juga bisa terdiri atas dua bagian busana (two piece garment) yaitu terdiri atas pasangan rok dan blus.Gaun pesta mode ball gown merupakan suatu gaun yang mengembang pada bagian rok secara penuh dan panjangnya sekurang-kurangnya menutupi bagian mata kaki. Gaun mode ball gown biasanya dibuat dari kain yang berkualitas dan berkesan mewah dengan tekstur kain yang tidak terlalu lemas, sedikit agak kaku dan disertai hiasan-hiasan yang halus dan indah. Hiasan yang dapat diterapkan untuk memperindah penampilan busana pesta model ball gown yaitu renda (lace), manik-manik (beads), mutiara (pearls), payet (paillete), bordir (embroidery) korsase, dan jumbai (ruffles, ruching, frills). Bentuk garis leher umumnya rendah dan terbuka. Gaun mode ball gown pada awalnya hanya dipakai oleh puteri kalangan kerajaan, hal ini disebabkan oleh pemakaian kain yang cenderung banyak karena untuk memperoleh bentuk bagian bawah yang mengembang secara penuh serta terbuat dari kain berkualitas yang retatif mahal, sehingga biaya yang diperlukan menjadi besar, dan ini hanyak mampu dimiliki atau dibuat oleh mereka yang tergolong ekonomi kalangan atas. 2.

Karakteristik Busana Model Ball Gown Mode Bal lgown memiliki Karakteristik seperti di bawah ini: a)

Siluet umumnya menggunakan siluet O

b)

Garis pinggang pas di dipinggang, turun atau lancip di depan

c)

model busana bagian bawah sangat lebar dan mengembang yang biasanya dibantu dengan pemakaian underyork yang mengembang pula

d)

Panjang gaun sampai mata kaki bahkan sampai ke lantai

e)

Tekstur kain tidak terlalu lemas tetapi sedikit agak kaku

f)

Bentuk leher umumnya rendah dan terbuka.

g)

Jenis Kain Untuk Busana Model Ball Gown Busana mode ball gown umumnya mengembang di bagian bawah, oleh karena itu jenis kain yang digunakan sebaiknya tidak terlalu lemas tetapi sedikit agak kaku. Bila kain yang digunakan bertekstur lembut, maka agar mode bagian bawah mengembang dapat

133

134

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

diatasi dengan pemakaian underyork yang dibuat mengembang baik bertingkat maupun tidak bertingkat, bergantung mode ball gownnya, apakah mengembang langsung dari garis pinggang atau dari batas garis panggul. Gaun mode Ball gown sudah mengalami perubahan bentuk, begitu pula dengan tekstur kain yang dipergunakan. Contoh kain yang dapat dipakai untuk pembuatan gaun mode Ball gown yaitu kain satin, kain taffeta, dan kain beludru. Berikut contoh busana mode Ball gown :

Gambar 76. Busana pesta model ballgown 3

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 77. Busana Pesta Model Ballgown yang elegan

135

136

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 78. Busana pesta model ballgown dan Petikutnya

Gambar 79.Petikut untuk model Ballgown 1

Gambar 80. Petikut untuk model Ballgown 2

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 81. Petikut dari tula untuk penyangga model Ballgown

Gambar 82. Macam-macam Crenolin/ petikut untuk penyangga busana mode Ballgown

137

138

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

i.

Busana Pesta Model Draperi 1.

Pengertian Model Draperi Draperi merupakan model yang sangat digemari oleh penggemar model. Hal ini terbukti dengan terbitnya majalah-majalah mode baik dalam maupun luar negeri yang banyak menampilkan mode-mode draperi dan variasinya. Model draperi sebenarnya bukan model baru dalam sejarah mode, melainkan sudah ada sejak jaman Romawi kuno pada tahun 1600 sebelum Masehi. Pada awalnya draperi merupakan poncho bahu yang dikenakan atau berfungsi sebagai mantel atau penghangat. Draperi arti katanya adalah lipit-lipit. Dalam bahasa Belanda, draperi disebut plooien atau draperieen yang artinya lipit Di negeri Roma draperi disebut phaniola. Draperi juga dikenal di beberapa negara Mesir, Birma, Muangthai, China, Srilangka, Afrika, Kamboja dan Mongolia. Di Indonesia draperi sendiri juga sudah ada sejak jaman dahulu yaitu lipit-lipit yang diterapkan pada bagian tertentu pada busana wanita daerah Sumba dan Bugis. Draperi merupakan suatu model busana yang dapat diterapkan pada busana pesta wanita. Pengertian draperi menurut Christine K.S (1989:1) adalah: “hiasan pada pakaian, berupa gelombang-gelombang kecil atau lipit-lipit yang dibuat dari kain yang arahnya serong", sedangkan manurut Porrie Muliawan (2003:39) “Draperi (draperie) adalah kerut atau lipitlipit kecil yang berpusat pada lipit atau kerut, karena bahannya jatuh menjuntai, lembut, berat dan jatuhnya seperti ayunan” yang berarti bahwa, draperi adalah gaya yang diterapkan pada berbagai sudut pinggang dan lengan baju membentuk gelombang penuh di dalam lipatan dengan cara menyelusup, berbagai

pengaturan

pola

digunakan

untuk

membentuk

gelombang-gelombang tersebut. Dari beberapa pendapat di atas pada prinsipnya pengertian draperi sama yaitu suatu hiasan pada bagian busana (lengan, leher, tengah muka, tengah belakang, pinggang dan panggul), berupa kerut, lipit-lipit atau gelombang-gelombang kecil ddengan menggunakan pecah (pengaturan) pola untuk menambah kesempurnaan pada sipemakai yang bahannya jatuh menjuntai dan secara umum akan memberikan pengaruh pada pemakai, yaitu menjadi luwes, feminim, meriah dan agung. 2.

Fungsi Draperi Draperi dapat berfungsi sebagai aksen atau pusat perhatian bagi sipemakai, modifikasi busana untuk model draperi telah banyak dibuat mode ini pada umumnya untuk menutupi kekurangan (flattering) bentuk badan, mode draperi memberikan kesan lebih besar dari kenyataan bentuk tubuh yang ada. Penempatan draperi pada busana dapat diterapkan pada bagian blus seperti bagian lengan, garis leher, bagian punggung, dan bagian depan blus. Penempatan draperi pada bagian rok seperti bagian pinggang, bagian belakang rok, bagian

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

depan rok, dan bagian sisi rok. Penempatan draperi pada bagian gaun seperti garis leher, lengan, bagian belakang gaun, bagian depan gaun, bagian sisi gaun, dan bagian bawah gaun. Penempatan model draperi yang sesuai dapat dipergunakan sebagai tipuan mata bagi yang memerlukannya: a)

Pada bagian sisi badan atas ataupun bawah, memberi kesan badan lebih besar atau tipuan mata untuk pinggul yang kecil dan berbadan kurus.

b)

Pada bagian pinggang, dan panggul, memberi kesan lebih besar bagi yang kecil dan berbadan kurus.

3.

Jenis Draperi Mode draperi menurut pemakaian dan cara pembuatan dibedakan menjadi dua macam yaitu draperi hidup dan draperi mati. a)

Draperi hidup yaitu mode draperi yang cara pemakaiannya dengan cara dililitkan saja atau dibelitkan saja tanpa digunting dan dijahit, sehingga mudah dibuka dan dibuat kembali. Model draperi ini banyak digunakan pada pakaian wanita India berupa kain sari, atau dalam pemakaian selendang pada wanita Indonesia.

b)

Draperi Mati yaitu model draperi yang sengaja dibuat dengan cara pola di gunting (dipecah) menurut model kemudian dijahit. Model draperi ini tidak dapat dibuka dan dipasang kembali serta dibuat dari kain serong agar jatuhnya draperi bagus, dan dapat diterapkan pada seluruh bagian badan yaitu pada bagian leher, dada, tengah muka, tengah belakang, sisi, pinggang, panggul, lengan.

4.

Jenis dan Corak Kain Busana Model Draperi Jenis kain yang paling tepat digunakan untuk pembuatan busana model draperi, yaitu kain yang teksturnya lembut, melangsai dan agak berat, hal ini dimaksudkan agar draperi yang dihasilkan jatuhnya bagus. Contoh kain yang demikian yaitu kain crepe de chine, crepe georgette, wool cashmere, chiffon, light wool, sating silk, light jersey, light velvet, kain lame atau kain rajutan dan kain nylon Pemilihan kain untuk pembuatan busana model draperi sebaiknya kain polos atau tidak bercorak, hal ini dimaksudkan untuk lebih menonjolkan hiasan draperi itu sendiri. Apabila kain yang digunakan bercorak, sebaiknya pilih corak kain yang kecil supaya hiasan draperi tetap menonjol. Warna kain yang digunakan untuk busana model draperi bebas tetapi disesuaikan dengan kesempatan pesta yang akan dihadiri, seperti untuk kesempatan pesta pagi dapat dipilih warna tenang, warna pastel dan warna netral seperti warna putih, warna salem dan warna tosca. Kesempatan pesta siang hari dapat dipilik warna cerah seperti warna biru, hijau, ungu dan

139

140

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

kuning. Kesempatan malam hari dapat dipilih warna gelap seperti warna hitam, merah tua, hijau tua dan biru tua. 5.

Memilih busana mode draperi Busana dengan detail draperi sedang menjadi favorit di kalangan para pecinta mode. Jika Anda tertarik mencobanya, simak beberapa hal yang perlu diketahui untuk mendapatkan tampilan sempurna saat mengenakan busana berdetail draperi. Draperi merupakan kerut atau lipit-lipit kecil yang berpusat pada satu atau dua titik sehingga membuat kain terlihat menjuntai. Detail ini memberikan tampilan feminin sekaligus unik, Seperti yang dikutip dari she knows, menggunakan busana dengan detail draperi membantu Anda dengan mudah menyamarkan bentuk tubuh yang tidak sempurna. Namun hati-hati, pemakaian draperi yang salah malah bisa membuat penampilan terlihat lusuh. Agar hal tersebut tidak terjadi, simak tiga tips berikut ini. a)

ukuran yang tepat

b)

Kunci utama agar busana draperi terlihat tepat adalah dengan memilih ukuran busana yang sesuai tubuh Anda. Busana dengan ukuran longgar berdraperi malah membuat Anda terlihat tenggelam.

c)

Tutupi kekurangan

d)

Gaun berdraperi akan memberikan volume pada bagian tubuh yang kecil atau kurus. Misalnya, jika Anda ingin terlihat lebih seksi, kenakan terusan dengan detail draperi pada area pinggul.

e)

c.Pilih yang nyaman

f)

Kebanyakan busana berdetail draperi ini terbuat dari bahan jersey silk dan sangat nyaman. Selain nyaman, bahan ini juga membuat penampilan Anda lebih elegan.

6.

Konstruksi Pola Bagian-bagian Busana Model Draperi Mode draperi dapat diterapkan pada bagian-bagian busana, yaitu pada bagian blus seperti bagian lengan, garis leher, bagian punggung, dan bagian depan blus. Penempatan draperi pada bagian rok seperti bagian pinggang, bagian belakang rok, bagian depan rok, dan bagian sisi rok. Penempatan draperi pada bagian gaun seperti garis leher, lengan, bagian belakang gaun, bagian depan gaun, bagian sisi gaun, dan bagian bawah gaun. Setiap model busana harus dipahami oleh orang yang mempelajari pembuatan pola busana, karena pola yang dibuat harus tepat dalam pembuatan pecah pola sesuai dengan gambar model. Dibawah ini akan dijelaskan Pecah Pola draperi pada bagian busana. Untuk menunjang pengetahuan tenang busana mode draperi, lebih dahulu perlu memahami busana pokok dan busana pelengkap serta busana yang semata-mata berfungsi untuk

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

memperindah penampilan berbusana, supaya penampilannya lebih menarik. Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau tidak dijahit yang dipakai atau disampirkanuntuk penutup tubuh seseorang. Sebagai contoh yaitu kebaya dan kain panjang atau sarung, rok, blus, blazer, bebe, celana rok, celana pendek atau celana panjang (pantalon), sporthem, kemeja, T-Shirt, piyama, singlet, kutang (brassier) atau Buste Houder (BH), rok dalam, bebe dalam. Dalam pengertian lebih luas sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, khususnya bidang busana, termasuk ke dalamnya aspek-aspek yang menyertainya sebagai perlengkapan pakaian itu sendiri, baik dalam kelompok milineris (millineries) maupun aksesoris (accessories).Dalam arti sempit busana dapat diartikan bahan tekstil yang disampirka atau dijahit terlebih dahulu dipakai untuk penutup tubuh seseorang yang langsung menutup kulit ataupun yang tidak langsung menutup kulit seperti sarung atau kain dan kebaya, rok, blus, bebe, celana panjang atau pendek, kemeja, singlet, BH (bahasa Belanda), piyama, dan daster. Pengertian busana dalam arti luas adalah semua yang kita pakai mulai dari kepala sampai dengan ujung kaki yang menampilkan keindahan meliputi: a)

Busana Yang bersifat pokok atau utama seperti: kebaya dan kain panjang, sarung, rok, blus, blazer,bebe, celana rok, celana pendek atau celana panjang (pantalon), sporthem,kemeja, T-Shirt, piyama, singlet, kutang, Bustie Holder, rok dalam, bebe dalam.

Gambar 83.Busana pokok berupa Gaun pesta untuk bentuk tubuh tinggi kurus

141

142

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 84. Busana pokok berupa Rok model Draperi 1

Gambar 85. Busana pokok dan Pecah pola Rok Draperi model 2

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 86. Macam-macam Pecah pola Rok lingkar

Rok lingkar atau circle atau sering pula disebut dengan umbrella skirt merupakan

busana yang

memerlukan bahan pokok yang memiliki karakter yang relatif sama dengan busana mode draperi yaitu bahan-bahannya sebaiknya melangsai dan tidak mudah kusut.. Model Rok-Rok di atas biasanya dipadukan pada busana bagian atas yang memiliki mode draperi. Bagaimana konstruksi pola lingkar dapat

143

144

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

anda buka kembali buku membuat pola semester satu, atau anda dapat belajar dari sumber lain seperti internet atau buku pola yang lainnya, supaya anda memperoleh bahan belajar yang lebih bervariasi.

Gambar 87. Pecah Pola Variasi lengan

Gambar 88. Pecah Pola lengan Draperi

Puncak

Busana model draperi tidak selalu harus dipasangkan dengan lengan draperi, apabila salah satu bagiannya sudah terdapat draperi , supaya busananya tetap berkesan elegan..Berikut adalah Pola drapperi yang ada di bagian Rok

.:

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 89. Rok Draperi

145

146

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

c.

Analisis pola 1.

Analisis Pola Merancang Bahan dan Harga Busana wanita mempunyai desain yang beraneka ragam, dimana dengan keanekaragamannya

sering kali menemuikesulitan dalam melakukan pecah pola busananya. Busana ada bermacammacam desainnya,baik berupa gaun, rok, blus, celana, dan sebagainya yang masing-masing memiliki bentuk yang

bervariasi. Untuk

membuat

macam-macam bentuk busana

tersebut

harus

dilakukan analisis desain maupun polanya, yang dilanjutkan mengubah pola dasar sesuai desain. Dengan demikian mengubahpola merupakan kegiatan mengubah pola dasar sesuai desain atau mengkonstruksi pola busana dengan bermacam-macam bentuk sesuai desain. Konstruksi pola yang benar dan busananya enak dipakai di badan, dapat diperoleh dengan melakukan langkah-langkah yang betul dalam setiap mengubah pola. Langkah-langkah dalam mengubah pola disebut juga dengan prinsip-prinsip analisis pola atau pecah pola yang meliputi: a)

Menyimak gambar/desain;

b)

Memindahkan lipit bentuk;

c)

Mengubah lipitbentuk;

d)

Menggambar macam-macam garis hias;

e)

Menggambar macam-macam mode kerah;

f)

Menggambar macam-macam mode lengan;

g)

Menggambar macam-macam mode rok;

h)

Mengonstruksi pola menurut desain.

Mengubah mode adalah menganalisis disain busana atau busananya mengenai siluetnya, bentuk kerahnya, bentuk lengannya, bentuk roknya,garis-garis hiasnya, ukuran panjang busana, perbandingan bidang dan penggunaan lipit bentuknya. Desain busana yang dianalisis pada umumnya berupa gambar busana yang berwujud foto hitam putih atau berwarna, gambar

yang

lengkap ataupun sketsa kasar saja. Oleh karena itu penganalisis harus dapat membaca dan menafsirkan serta pemecahan pola dalam, cara mengonstruksi

polanya. Dengan

demikian

seseorang yang menganalisis pola/desain harus tahu perbandingan lebar kerah terhadap bahudan jatuhnya kerah yang luwes, besar saku terhadap ukuran panggul, perbandingan pias pada rok dan sebagainya supaya menghasilkan busana yang sesuai dengan disainnya dan bentuk badan si pemakainya serta nyaman dalam pemakaian Sehubungan dengan hal tersebut, teknik analisis pola busana wanita memerlukan ketelitian dan kecermatan dibandingkan dengan mengubah pola busana pria dan anak-anak. Busana wanita yang dibuat harus menonjolkan sisi feminim dari wanita dan dapat menonjolkan kelebihan yang dimilikinya sehingga dalam berpenampilan terlihat cantik, rapi dan menarik. Oleh karena itu dalam pembuatan busana wanita perlu dilakukan analisis dan pecah

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

pola yang sesuai dengan desain dan bentuk tubuh seseorang. Supaya pola yang dihasilkan sesuai dengan

desain dan bentuk tubuh maka perlu dilakukan analisis bentuk tubuh dan analisis desain.

Bentuk tubuh wanita secara umum ada 5 macam yaitu ideal, kurus tinggi, gemuk tinggi, kurus pendek dan gemuk pendek. Bentuk tubuh wanita yang baik tentunya bentuk tubuh yang ideal dimana terdapat keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan dan mempunyai proporsi tubuh yang seimbang. Desain busana kadang terlihat indah karena dibuat pada proporsi tubuh yang seimbang atau bentuk tubuh yang ideal, namun belum tentu desain yang tersebut cocok untuk orang lain yang bentuk tubuhnya berbeda. Denganmenganalisa bentuk tubuh akan data menyesuaikan pola dengan bentuk tubuh sipemakai, sehingga kekurangan bentuk tubuh dapat tertutupi dengan teknik pengembangan pola yang tepat. Selain analisis bentuk tubuh, perlu juga dilakukan analisis desain busana dengan cara sebagai berikut: 1)

Memperhatikan desain secara keseluruhan, terutama perbandingan letak bagian-bagian busana pada sikap berdiri model akan lebih memudahkan memahami desain busana yang akan dibuat;

2)

Memahami gambar bagian-bagian busana pada desain, misalnya

garis

leher,

garis

lingkar badan, garis pinggang, garis panggul, garis tengah muka dan tengah belakang, garis lingkar kerung lengan, garis besar lengan dan garis batas kup atau tinggi dada, yang akan memudahkan untuk menganalisa bagian–bagian busana yang ada pada desain; 3)

Memahami desain busana pada badan bagian atas/badan atas/blus, maupun bagian bawah.yang berbentuk rok maupun celana dengan berbagai variasinya;

4)

Memahami letak jatuhnya bahan busana pada badan, yang dapat dapat diamati pada bagian sisi atau bagian bawah busana. Apabila dilihat pada bagian sisi maka bahan yang jatuhnya lurus ke bawah atau agak kaku dapat diperkiraka bahannya tebaldan kaku, sedangkan bahan yang mengikuti bentuk tubuh menandakan bahwa bahan yang digunakan bahan yang tipis atau melangsai. Untuk menganalisis bentuk tubuh dan mode busana dengan baik dan benar diperlukan latihan yang banyak sehingga memudahkan dalam membuat pecah pola busana yang sesuai dengan desain. Berikut contoh menganalis desain gaun pesta dan mengubah polanya.

147

148

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 90. Pecah Pola Busana Pesta sesuai dengan modelone shoulder

Penjelasan: Desain tersebut berbentuk gaun one sholder ( a simetris), memakai garisprinces di bagian muka dan bagian belakang dari bustie sampai kup bawah,panjang gaun sampai 5 Cm dari titik knee / lutut, gaun bawah berbentuk suai/ span Pola dasar rok dan badan disatukan, untuk membuat garis prinses pada pola muka terlebih dahulu kup bahu ditutup dan garis princes dibentuk dari pertengahan bustie melewati puncak payudara dan kup pinggang, Bagian sisi ketiak dinaikan 1cm ( you can see),dan tidak perlu dikeluarkan , dibentuk sampai batas panggul, pada sisi Pola belakang mengubahnya sama dengan pola muka. Bustie bagian kanan di kembangkan untuk lipit. Pola badan muka sebelah kiri, dipecah-pecah untuk lipit berbentuk dispertif ( Garis penyebaran ) .Pola badan bagian belakang, tali bahu dibagian kiri dan ada jahitan bahunya. Pola Dasar Badan Wanita Sistem Meyneke Pola dasar sistem meyneke yang akan dibuat adalah pola dasar badan dan pola dasar lengan. Pola dasar badan sebagai berikut:

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Ukuran yang diperlukan: 1. Lingkar badan : 92 cm 2. Lingkar pinggang: 70 cm 3. Lingkar leher : 36 cm 4. Panjang bahu : 12 cm 5. Panjang muka : 32 cm 6. Lebar muka : 32 cm 7. Tinggi dada : 16 cm 8. Panjang sisi : 17 cm 9. Panjang punggung: 37 cm 10. Lebar punggung : 33 cm 11. Ukuran control : 40-78 cm

Keterangan:Bagian Depan A - B = 1/4 L. Badan + 1 cm. A-D = P. Muka D - E = 1/6 L. Leher + 2,5 cm E - F = 1/6 L. Leher + 1 cm, datar teruskan ke G G-H = 1/3 P. Bahu, tarik garis datar sebagai pertolongan F - L = P. Bahu, dan L harus jatuh pada garis datar pertolongan. Tarik garis F-L terus ke sisi, dapat titik L' L' - L" = Ukur 1/2 P. Bahu + 1 cm Sedangkan F - K diukur 1/2 P Bahu -1cm. D - D' = 4 atau 5 cm D' - D" = 1/2 L. Muka, melampaui jarak lipit kup B - B' = P. Sisi A - A' = 1/10 L. Pinggang M-M' = 1/4 L. Pinggang + 1 cm dikurang AA'. Garis lipit bahu disamakan dengan titik K dinaikkan 0,5 cm. Lubang lengan di sisi, dapat diturunkan untuk diperbesar 2 atau 3 cm

Gambar.91. Pola Dasar Badan Sistem Meyneke Bagian Belakang B-C = 1/4 L. Badan -1 cm C-N = P. Punggung N - N' = 1/6 L. leher + 1 cm N' - 0 = 1 cm G '- H' = 1/3 P. Bahu O - P = Panjang Bahu + 1 cm (boleh tidak pakai lipit di bahu belakang) 0 - 0' = 1/2 P. Bahu - 1 cm P - P' = 1/2 P. Bahu + 1 cm Q - Q' = 1/2 L. Punggung C - C' = 1/10 L. Pinggang -1 cm R - R' = 1/4 L. Pinggang - 1 cm dikurang R-R', bila lipit R'-C' lebih dari 2 cm, boleh dikurangi dan begitu pula di sisi Pola Dasar Lengan Sistem Meyneke

149

150

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Ukuran Lengan: 1. Lingkar pangkal lengan tergemuk 28 + 6 atau 8 cm 2. Tinggi kepala lengan 3. Panjang lengan dalam Keterangan: • A – B : ½ P. lingkar pangkal lengan • C – D : T. Kepala lengan • D – E : P. Lengan dalam

Gambar 92. Pola Dasar Lengan Meyneke 2.

Merancang Bahan dan Harga a.

Merancang Bahan Merancang bahan adalah menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan untuk suatu desain busana,

yang terdiri dari dua cara yaitu secara global dan menggunakan pola skala kecil (skala ¼). Merancang bahan secara global yaitu menghitung banyaknya bahan yang diperlukan untuk membuat suatu busana secara garis besar dengan ukuran pola siap potong, dengan menjumlahkan panjang masing-masing bagian pola, ditambah panjang kelim dan kampuh yang diperlukan. Misalkan merancang bahan untuk rok suai, diperlukan bahan lebar 90cm atau 110 cm, dengan panjang bahan dikali dua panjang rok, misalnya panjang rok 65 cm, ditambah kampuh pinggang 2 cm dan lebar kelim 5 cm dikalikan dua., maka maka memerlukan bahan yang panjangnya 144cm, sehingga harus beli bahan 1,5 m. Merancang bahan menggunakan pola kecil yaitu dengan cara meletakkan pola-pola kecil diatas kertas yang telah diskala sesuai lebar bahan yang dikehendaki menurut desain, misalnya 90 cm, 115 cm atau 150 cm. Pola diatur mulai dari bagian yang besar ke yang kecilkecil, sesuai arah serat kain yang dikehendaki dengan ditambah kampuh pada tiap pola lebih kurang 2cm dan untuk kelim 4cm. Berdasarkan rancangan bahan yang demikian maka akan mudah diketahui jumlah bahan yang diperlukan untuk suatu busana. Adapun hal-hal yangperlu diperhatikan pada waktu merancang bahan diantaranya:

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

1)

Membentangkan panjang kain yang dibutuhkan diatas meja apabila memungkinkan, dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan yang sering terjadi misalnya garis hias tertukar arahnya atau bagian yang seharusnya arah serat lungsin tertukar dengan bagian arah serat pakan.

2)

Kain dilipat dengan bagian baik didalam, apabila diperlukan dua lapis, sebelum pola-pola diletakan pada bahan.

3)

Peletakkan pola pada bahan yang bermotif besar harus diatur sedemikian rupa. Apabila motif-motif searah, harus diperhatikan jangan sampai salah satu bagian terbalik motifnya.

4)

Bahan motif bergaris perlu diperhatikan garis-garisnya, dimana sebaiknya pola diberi tanda garis sesuai dengan desain untuk memudahkan waktu memotong supaya tidak terjadi kesalahan.

5)

Meletakkan pola dimulai dari bagian yang besar baru kemudian yang kecil-kecil, supaya sehemat mungkin ditinjau dari segi penghematan bahan dan uang, namun tidak boleh dilupakan segi keindahan dan arah serat kain.

6)

Tambahan kampuh harus diberikan, pada umumnya untuk kelim blus, lengan, dan rok biasanya 4 cm atau 5 cm, kampuh sisi dan bahu 2 cm, kerung lengan 1,5 cm, kerung leher 1 cm.

b.

Merancang Harga Merancang harga adalah menghitung semua biaya yang diperlukan untuk keperluan suatu busana, dengan bagian-bagian yang harus dihitungdiantaranya: 1)

Nama kain, spesifikasi nya, lebar dan panjang kain menurut rancangan bahan, panjang kain yang harus dibeli berikut harga satuan dan jumlahnya.

2)

Nama keperluan-keperluan lainnya seperti: fliselin, renda, benang jahit, benang jelujur, kancing hias, dan yang lainnya beserta harga satuan dan jumlahnya.

3)

Jumlah harga perbagian dijumlahkan semua, sehingga dari jumlah tersebut dapat diketahui berapa harga atau biaya untuk busana yang akan dibuat. Contoh merancang harga untuk gaun sederhana seperti pada rancangan bahan, kain pada rancangan habis 2,6 m dengan lebar 90 cm yaitu kain katun, maka yang harus dibeli 2,75 m. Keperluan lain yang harus dibeli diantaranya benang jahit, tutup tarik, fliselin, kancing kait kecil. Rancangan harga tersebut dapat dibuat dalam bentuk. Setelah anda membaca, dan mengamati gambargambar di atas maka aktifitas belajar selanjutnya adalah:

151

152

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

2. Menanya Menanya adalah tahap kedua dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Menanya melatih siswa mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Menanya adalah salah satu kompetensi yang diperlukan siswa untuk hidup di era cerdas abad 21. Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai fakta, konsep, prinsip atau prosedur yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat menanya atau mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Siswa harus dilatih agar bisa menanya hal-hal yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. (Permendikbud No. 81a Th. 2013). Pada kegiatan menanya ini, siswa dibimbing dan difasilitasi untuk bisa mengajukan pertanyaan atau menemukan hal-hal yang perlu dipertanyakan, perlu diperjelas dan dibimbing agar mempunyai kemampuan mencari dan menemukan penjelasan tambahan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tentang dan atau konten yang terkait dengan hal yang sedang dipelajari. Bagi sebagian siswa, menanya bukan sesuatu yang mudah dilakukan walaupun guru sudah mengatakannya secara langsung Menanya yang harus dilakukan siswa dapat berbentuk (1) membuat pertanyaan yang relefan dengan materi pembelajaran (2) mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat kepada guru, teman dalam kelompok atau sumber belajar lainnya. (3) melakukan tanya jawab (4) melakukan diskusi tentang informasi yang relefan dengan topik pembelajaran yang belum diketahui (5) menanyakan informasi tambahan yang ingin diketahui atau (6) menanyakan informasi yang sudah diketahui sebagai klarifikasi. Contoh menanya 1.

Siswa menanyakan penjelasan tambahan terhadap informasi yang didapat dari proses mengamati

2.

Siswa mencari penjelasan tambahan sendiri berdasarkan informasi hasil-hasil kegiatan mengamati

3.

Siswa menanyakan fenomena-fenomena yang tidak diketahuinya dalam langkah mengamati obyek

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

4.

Siswa mengklarifikasi informasi yang didapatnya dari tahap mengamati.

5.

Siswa melakukan tanya jawab sesuai topik dengan guru.

6.

Siswa melakukan tanya jawab sesuai topik dengan siswa lainnya.

7.

Siswa berdiskusi sesuai topik secara berkelompok.

8.

Siswa mengakses internet mencari penjelasan lebih lengkap sesuai topik

Hasil Kegiatan menanya antara lain: 1.

Jenis-jenis pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa

2.

Jumlah pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa

3.

Kualitas pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, prinsip, proses, hipotesis yang diajukan siswa Setelah anda membaca seluruh teks yang ada dan mengamati gambar-gambar busana , detai

dan hiasan busana secara cermat dan teliti maka rumuskan 5 pertanyaan anda dengan kalimat yang efektif, santun, dan baku,serta pergunakan kata tanya dengan tepat, Sebelum diajukan tulislah pertanyaan anda di bawah ini:

No

Pertanyaan

1 2 3 4 5

Aktifitas belajar berikutnya adalah:

3.

Mencoba/ Mengumpulkan /Menggali informasi

Mengamati gambar kerja, gambar pecah pola, contoh merancang bahan dan harga di atas sangat bermanfaat bagi anda untuk mencoba membuat pola busana pesta sesuai desain.Untuk melengkapi dan menyempurnakan pengetahuan dan keterampilan membuat pola busana anda khususnya Pola busana

153

154

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Pesta, karena Busana pesta ini sangat istimewa baik garis modenya, siluet, bahan, warna, motif, dan detal dan hiasannya, maka anda perlu menggali teknik-teknik pecah pola busana yang lebih dalam lagi , dengan cara: menggali lewat sumber belajar melalui internet, diskusi dengan teman, membaga referensi lebih banyak serta jangan lupa mencoba dengan sekala kecil. Gambar rok ini dapat dikenakan dengan blus, untuk busan pesta. Diskusikan dengan tenam anda mode rok tersebut dapat untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh yang bagaimana.

Gambar.93. Macam-macam desain Rok

Berikut contoh gambar kerja untuk membuat busana pesta yang simpel namun menarik.Amati dan baca denagn cermat, apabila belum jelas diskusikan dengan teman sebangku anda, gali terus informasi dari sumber belajar lainnya.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

UKURAN 1.

Lingkar leher

:

39 cm

2.

Lingkar Badan

:

96 cm

3.

Lingkar Pinggang

:

80 cm

4.

Lingkar Panggul

:

104 cm

5.

Panjang Muka

:

32 cm

6.

Panjang Punggung

:

35 cm

7.

L Muka

:

30 cm

8.

L Punggung

:

32 cm

9.

Tinggi Dada

:

16 cm

:

13 cm

10. Lebar Bahu

155

156

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

11. Tinggi Panggul

:

20 cm

12. Panjang Sisi

:

17 cm

13. Panjang Lengan

:

18 cm

14. Panjang Gaun

:

95 cm (dari leher)

15. Lingkar Bawah Lengan :

30 cm

LANGKAH KERJA MEMBUAT GAUN PESTA 1.

Siapkan tempat sesuai standart Operasional Prosedur K3

2.

Siapkan alat dan bahan dengan lengkap

3.

Menjahit kupnat bahan utama depan dan presing

4.

Menjahit kupnat bahan utama belakang dan presing

5.

Menjahit kupnat lining depan dan presing

6.

Menjahit kupnat lining belakang dan presing

7.

,embuat rok kerut depan sampai menghasilkan 57 + kampuh

8.

Membuat rok kerut bagian belakang sampai menghasilkan 50 + kampuh

9.

Menyambung badan atas dengan badan bagian bawah selesaikan dengan obras

10. Menyambung bada belakang dengan rok kerut belakang 11. Menjahit bagian belakang lining sampai batas 1 cm di atas panggul; buat cekris di atas jahitan terakhir 2 cm. Cekrisan mendatar sepanjang 2 cm ke bawah 0.5 cm, jahit dengan lapisan bahan utama dengan lining 12. Rekatkan kampuh lining kebagian utama + presing 13. Menjahit sisi badan, baham utama dan presing 14. Menjahit sisi lining dan presing 15. Menyambung bahu bahan utama kanan, kiri dan presing 16. Menyambung bahu lining dan presing 17. Membuat kerut lengan bagian atas dengan setikan kasar sampai menghasilkan lingkar bawah lengan 30 + kampuh 18. Membuat kerut lengan bagian atas, sampai menghasilkan kerung lengan 48 + kampuh 19. Jahit sisi lengan yang sudah dikerut 20. Jahit manset yang sudah dilapisi viselin 21. Jelujur jadi satu bagian kerung lengan bahan utama dengan lining 22. Pasang lengan 23. Penyelesaian lapisan 24. Jahit dan pasang lapisan kerung leher selesaikan tepi kampuh dengan obras

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

25. Penyelesaian jahitan 26. Penyetrikaan 27. Pengemasan

Gambar 94. Pola Gaun/ bebe dan pecah pola lengan sesuai model/ desain Pola gaun sederhana dengan siluet I atau lurus ini dapat di padukan dengan berbagai lengan baik lengan pendek (untuk musim panas/ kemarau) maupun dipadukan dengan lengan panjang ( untuk musim dingiin/penghujan) Bila dirancang untuk busana muslimah maka gaun ukurannya dibuat lebih panjang dan sedikit lebih longgar dan dipadu dengan lengan panjang, supaya memenuhi persyaratannya. Pola lengan tersebut di atas dapat dikembangkan menjadi beberapa model/ desain lengan tergantung di bagian mana saja yang akan digunting dan dikembangkan, seperti berikut ini:

157

158

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 95. Pecah Pola lengan sesuai desain/ jenis lengan

Lengan –lengan tersebut di atas dapat digunakan unutk gaun pesta yang menarik, silahkan anda diskusikan dengan teman –teman kesesuaiannya dengan bentuk fisik, usia dan kesempatan pakainya untuk pesta pagi, siang, sore atau malam hari.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 96. Pecah pola gaun sesuai desain

Gambar 97. Pecah pola lonceng .( lebar pengembangannya sesuai selera )

159

160

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 98. Pecah pola blus sesuai desain dengan mengubah lipit pantas menjadi kerut di bagian dada 1

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 99. Pecah pola sesuai desain dengan mengubah lipit pantas menjadi kerut di bagian dada 1

Gambar 100. Pecah pola dengan garis prinses dari kerung lengan

161

162

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 101. Pecah pola gaun bagian atas dengan garis Pas yang menawan

Gambar 102. Pecah pola Gaun pesta bagian atas sesuai desain ( sampai batas garis empire) Pola gaun bagian bawah dikembang sesuai desain / A Line

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 103. Contoh pecah pola lengan stali mode kerut, untuk gaun pesta,

Gambar 104. Contoh pecah pola gaun pesta sesuai desain 1

163

164

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Anda dapat mencoba melakukan pecah pola sesuai analisis mode di atas, dan dapat memperhitungkan berapa Cm pengembangan masing-masing bagian polanya sesuai tebal tipis bahan yang dipilih, untuk menghasilkan efek kerutan yang bagus dan indah.

Gambar 105. Contoh pecah pola gaun pesta sesuai desain 2 ( lebar pengembangannya sesuai selera)

Anda dapat mencoba melakukan pecah pola sesuai analisis mode di atas, dan dapat memperhitungkan berapa Cm pengembangan masing-masing bagian polanya sesuai tebal tipis bahan yang dipilih, untuk menghasilkan efek kerutan yang bagus dan indah.

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 106. Contoh pecah pola gaun pesta bagian atas sesuai desain

Gambar 107. Pecah pola gaun bagian bawah (muka)

165

166

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 108. Pecah pola gaun bagian bawah (Belakang)

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 109. Pecah Pola Gaun Pesta model Drapery

Anda dapat mencoba melakukan pecah pola ulang sesuai analisis model/desain di atas, dan dapat memperhitungkan berapa Cm pengembangan masing-masing bagian polanya sesuai tebal tipis bahan yang anda pilih, untuk menghasilkan efek kerutan yang indah.

167

168

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

G. Busana Pesta Model Bustie/ Strapples: Dalam pembuatan busana eksklusif model strapless dan busana mode Bustie atau juga model lain yang pas di badan, diperlukan ukuran yang tepat,

serta

harus

senantiasa

dilakukan

pemeriksaan, agar busana yang dihasilkan benar-benar pas di badan. Dalam mengambil ukuran badan untuk pembuatan busana pesta model pas di badan, orang yang hendak diambil ukurannya hanya memakai pakaian dalam. Ukuran yang diperlukan yaitu : 1.

Bust (lingkar dada), diukur sekeliling bagian terpenuh dari bust, lurus melintang ke

2.

belakang.

3.

High bust (lingkar dada atas), diukur langsung dari bawah ketiak, lurus melintang

4.

ke belakang dan di atas bust

5.

Waist (lingkar pinggang), talikan sepotong karet elastik di sekitar pinggang,

6.

biarkan menyesuaikan letaknya secara normal. Ukurkan di atas karet elastik

7.

melintang lurus di sekeliling pinggang dan biarkan karet elastik pada tempatnya

8.

dulu untuk ukuran berikutnya.

9.

Hip (lingkar panggul), diukur di sekeliling bagian terpenuh dari hip dan biasanya

10. 18 – 21 cm di bawah pinggang. 11. Back waist length diukur dari dasar tulang leher belakang (panjang punggung) yang menonjol ke pinggang normal. Tipe busana model bustie ini, biasanya memerlukan suatu ‘penyangga bawah’ (under support) yang maksudnya adalah untuk menyangga supaya kain utama/fashion fabric tetap pada tempatnya pada saat busana dikenakan. Penyangga yang merupakan konstruksi bagian bawah, bias sebagian saja atau bisa juga sampai keseluruhannya (seolah-olah pakaian kedua). Banyak sedikitnya penyangga tergantung pada : desain gaun yang diciptakan, berat ringannya kain, dan lipitan-lipitan, kerutan-kerutan serta jumlah pemasangan hiasan seperti hiasan manik-manik, (beads), payet (seguins) dan lainnya.

Fondasi Strapless./ Bustie Ada tiga macam fondasi yang umum digunakan dalam pembuatan busana model strapless yaitu : a.

Princess bodice, yaitu bagian badan atas sampai pinggang bergaris kontur atau lekuk dari atas dada ke bawah

b. Princess torso, yaitu bagian badan atas sampai dari atas dada ke bawah dan garis tengah di antaranya.

panggul bergaris kontur atau lekuk

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

c.

Bra top empire, yaitu antara bra, bergaris empire khusus untuk dasar pembuatan bra dan long torso, bra atau buster.

Fondasi busana model strapless, adalah dasar untuk pengembangan bagian-bagian konstruksi dan penyangga bagian bawah suatu desain. Penyangga diperlukan untuk mengukuhkan atasan busana model strapless, bila desainnya melibatkan pemasangan manik-manik yang berat (beavy beading) atau beban dari banyaknya lipatan kain, misalnya draperi, kerutan dan lipatan yang menutupi bagian atas fondasi busana model strapless. Tipe Konstruksi Dalam Ada dua macam tipe konstruksi dalam busana model strapless, yaitu : a.

Konstruksi dalam yang ringan Penyangga minimal, termasuk penggunaan tali pundak (shoulder-straps) atau boning yang dijahitkan di atas kampuh. Perlengkapan yang diperlukan untuk konstruksi yang ringan yaitu : 1)

Kain katun jala, organdi atau kain katun untuk dasarnya.

2)

Balen yang terbuat dari plastik atau jalinan kawat

3)

Kain pelapis (lining atau vuring)

4)

Konstruksi dalam yang berat

5)

Harsha/ harnet, jaringan plastik selebar 5-15 Cm fungsinya untuk pengeras yang bergelombang. Fungsi penyangga bawah (under support) adalah sebagai korset yakni menyerupai

busana kedua dan dibuat dari kain yang berat atau pelapis bagian bawah, tetapi seringkali hanya dengan kain pelapis (lining atau vuring). Tambahan konstruksi ini diperlukan untuk pembuatan desain busana yang berhiaskan manik-manik berat atau berhiaskan tumpukkan yang terdiri atas banyaknya lipitan atau kerutan. Perlengkapan yang diperlukan untuk konstruksi kain yaitu : 1)

Kain penyangga bawah terbbuat dari jenis kain kanvas dengan bobot sedang,

2)

seperti kain drill, kain poplin, kain satin berat, kain linen dan kain satin licra yang

3)

berat.

4)

Kain pelapis bawah untuk melindungi busana dari boning dan kampuh-kampuh

5)

kasar yang berasal dari penyangga bawah yang letaknya berhadapan.

6)

Kain pelapis dari bahan rayon atau kain sutera Cina

7)

Ganjal dada (bust padding) bisa dipasangkan pada penyangga bawah yang terbuat

8)

dari bahan dacron

9)

Veterban

10) Karet elastik

169

170

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Pengertian boning adalah suatu

kerangka ringan yang diletakkan untuk menopang

busana. Jenisnya bervariasi, mulai dari yang kuat, berbilur atau jaringan plastik

yang

dinamakan rigiline sampai yang terbuat dari jalinan kumparan kawat yang bersifat lentur. Ada dua macam tipe boning yang banyak ditemui, yaitu yang terbuat dari jalinan plastik dan jalinan kawat. Kedua jenis boning tersebut ada yang sudah terbungkus selongsong atau telanjang tanpa bungkus. Untuk kedua jenis boning ini masih diperlukan bahan pembantu lain yang biasanya dari bisban atau veterban dengan lebar 1 cm. Busana pesta model thank top atau singlet adalah busana atasan pendek yang bisa dipakai di bawah blus atau jaket (jas) sebagai pengganti camisol ataupun dipakai sebagai atasan tunggal. Kain yang dipilih mulai dari kain yang biasa untuk busana casual (busana santai) sampai kain yang mewah dan mahl untuk busana pesta malam. Camisol dengan drape di dada biasanya dipadukan sebagai atasan tunggal (single top) dipadukan dengan rok bawah (skirt) yang bernuansa drape ataupun lurus (tight skirt) maupun celana panjang (pants). Jenis kain yang digunakn adalah kain creve, kain satin crepe de chinbe, kain georgette, kain tissue,kain silk dan kain charmeuse. Berikut contoh busana -busana pesta mode strapless

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 110. Desain –desain Camisol (memiliki tali bahu berukuran kecil)

171

172

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 111. Busana Pesta dengan Model Strapless (Camisol style)

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 112. Busana –busan Pesta Model Strapless warna biru dan putih

Gambar 113. Gaun Pesta Model Strapless disain 1,dan2

173

174

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 114. Busana Pesta dengan Model Strapless one shoulder (Asimetris) 1, 2dan 3

Gambar 115. Busana Pesta dengan ModelStrapless one sholder ( Asimetris) 3

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 116. Macam-macam Garis Leher 1

175

176

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Gambar 117. Membuat pola Bustier 1

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Gambar 118. Macam-macam Garis Leher 2

Aktifitas belajar berikutnya adalah:

4.

Mengasosiasi/ menalar

Mengasosiasi /menalar /mengolah informasi (associating) Mengasosiasi | mengolah informasi adalah tahap ke empat dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengasosiasi | mengolah informasi melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Kegiatan mengasosiasi / menalar / mengolah informasi(associating)

177

178

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

1. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, 2. menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, 3. mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan 4. mengolah

informasi

yang

sudah

dikumpulkan

baik

terbatas

dari

hasil

kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. 5. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan 6. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Setelah aktifitas belajar di atas siswa harus belajar menyusun informasi-informasi yang

sudah

dikumpulkan dengan cara: 1.

Menyusun klipingmacam-macam pecahPola busana Pesta sesuaidengan desain yang berbeda dari berbagai sumber belajar

2.

Menyusun Ringkasan materi pecah pola gaun pesta dari berbagai sumber belajar

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan adalah tahap ke lima dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Mengkomunikasikanmelatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahapan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan lainnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

Contoh kegiatan mengkomunikasikan 1.

menyajikan laporan dalam bentuk bagan;

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

2.

menyajikan laporan dalam bentuk diagram;

3.

menyajikan laporan dalam bentuk grafik;

4.

menyusun laporan tertulis; dan

5.

menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan

6.

menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara grafis

7.

menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan pada media elektronik

8.

menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara multi media

Seluruh kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dengan pendekatan saintifik. Sehubungan dengan hal tersebut maka aktifitas belajar berikutnya adalah: 1.

Menyusun laporan dan Mempresentasikan pembuatan pola /Pecah pola busana pesta sesuai desain menggunakan bantuan PPT

2.

Mempresentasikan laporan pembuatanbusana pestadengan ukuran dan desainyang berbeda, lengkap dengan langkah kerja menjahitnya.menggunakan bantuan PPT

B. Rangkuman

Membuat Pola dan busana wanita untuk kesempatan pesta diawali dengan menyiapkan tempat kerja yang bersih dan rapi alat-alatnya ditata pada tempat yang mudah terjangkau dan aman. Pola busana wanita untuk kesempatan pesta ini dapat dikerjakan dengan teknik konstruksi. Langkah-langkah dalam mengubah pola disebut juga dengan prinsip-prinsip analisis pola atau pecah pola yang meliputi: 1) Menyimak gambar/desain; menyimak juga bentuk tubuh, dan kesempatan Pakainya. 2) Memindahkan lipit bentuk; 3) Mengubah lipitbentuk; 4) Menggambar macam-macam garis hias; 5) Menggambar macam-macam mode kerah; 6) Menggambar macam-macam mode lengan; 7) Menggambar macam-macam mode rok; 8) Mengonstruksi pola menurut desain. Model Busana pesta memiliki gaya yang sangat bervariasi antara lain: a) Model Ballgown

179

180

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

b) Model Drapery c) Model Bustie/ Strappells Untuk membuat pola mode ini perlu kecermatan ukuran karena busananya pas badan, Mode busana tersebut dapat menggunakan lengan ( sleeve) atau tanpa lengan, Dapat pula dibuat dengan ukuran Panjang ( Long Dress) atau pendek

C. Penilaian diri

1.

Teknik Penilaian a. Sikap Observasi Lembar observasi pengamatan kegiatan siswa dalam proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan b. Pengetahuan Portofolio: Lembar Kerja c. Keterampilan Unjuk kerja membuat presentasi yang didukung PPT hasil diskusi tentang: .................

2.

Instrument Penilaian a. Format observasi kegiatan pembelajaran b. Lembar kerja/ portofolio Lembar Unjuk Kerja

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

D. Uji Kompetensi/Ulangan

TES: 1.

Apa yang harus disiapkan sebelum praktek membuat pola dan busana pesta ?

2.

Jelaskan penggolongan busana pesta

3.

Jelaskan dengan rinci dan benar tentang kriteria :

4.

a.

Model draperi

b.

Model Ballgown

c.

Model Bustie

d.

Mode Kebaya

Apa yang harus dipehatikan dan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih mode dan bahan unutk busana Pesta?

5.

Bagaimana caranya supaya busana pesta yang digunakan dapat menutupi kekurangan kondisi fisik model, menambah keindahan, dan diterima lingkungannya?

6.

Diskripsikan Busana Pesta Model BallGown

7.

Diskripsikan Busana Pesta Model Draperi

8.

Diskripsikan Busana Pesta Model Bustie/ strapples

9.

Sebutka 3 jenis bahan yang cocok untuk gaun pesta model Draperi

10. Jelaskan etika dan estetika berbusana dalam menghadiri pesta

181

182

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

UNJUK KERJA: 1.

Lakukan analisis gambar desain gaun pesta di bawah ini

2.

Buatlah pola dasar badan wanita dengan skala 1; 4 sesuai ukuran yang telah disediakan

3.

Buatlah Pola gaunnya dengan skala 1:4

4.

Ubahlah pola gaun tersebut seperti desain di bawah ini,

5.

Lakukan Pengembangan polanya (perubahan polanya) sesuai desain dan hasil analisis gambar disain yang telah anda kerjakan secara rinci dan cermat.

UKURAN: 1. Lingkar badan 87 Cm 2. Lingkar pinggang 64 Cm 3. Panjang muka 34 Cm 4. Lebar muka 32 Cm 5. Panjang punggung 37 Cm 6. Lebar Punggung 35 Cm 7. Panjang bahu 12 Cm 8. Lingkar leher 36 Cm 9. Lingkar pinggang 86 Cm 10. Lingkar Panggul 92 Cm 11. Tinggi Panggul 17 Cm 12. Tinggi dada 16 Cm 13. Jarak dada 18 Cm 14. Panjang Gaun dari pinggang 75 Cm 15. Tinggi puncak lengan 13 Cm 16. Panjang lengan 54 Cm Lingkar kerung lengan menyesuaikan dengan pola badan Catatan: Ritsleting di bagian sisi kiri

Gambar 119. Desain Busana pesta untuk Uji unjuk kerja pembuatan pola

BAB VI MEMBUAT POLA BUSANA PESTA WANITA SESUAI DESAIN

Tabel 26. Instrumen Penilaian sikap membuat Pola Busana Pesta Wanita

1. 2. 3. 4. 5. Dst

Tabel 27. Instrumen Penilaian tugas membuat Pola Busana Pesta Wanita No.

Nama

Aspek yang dinilai Pemaparan Hasil

1. 2. 3. 4. 5. Dst

Kelengkapan Dokumen

Hasil

Skor

Kritis

Disiplin

Ingin tahu

Komunikatif

Percaya diri

Peduli

Jujur

Nama

Komitmen

No.

Semangat

Aspek yang dinilai

183

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

Tabel 28. Instrumen Penilaian Presentasi membuat Pola Busana Pesta Wanita

1. 2. 3. 4. 5.

Skor

Keaktifan menyampaikan pertanyaan

Kemampuan men anggapi pertanyaan

Aspek yang dinilai

Kemampuan menyampaikam materi

Nama siswa

Kelompok

184

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka Bryte Bishop, Edna dan Marjorie Stotler Arch, The Bishop Method Of Clothing Construction, J.B. Lippincot Company, Chicago, Philadelphia, New York. Enny Rachim. (1983). Etiket Dan Pergaulan. Bandung: PT. Karya Nusantara. Frans Magnis-Suseno. (1991). Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius. Goet Poespo. (2000). Aneka Krah (Collars). Yogyakarta : Kanisius. ----------------- (2009), Paduan Tehnik Menjahit, Kanisius, Yogyakarta Holly CH (2005), Busana pesta elegan seri sketsa mode, Jakarta: PT GramediaUtama Ireland, Patrick John. (1987). Encyclopedia of Fashion Details. London : BT Batsford Ltd. Marfy (Edisi 1998 sampai dengan edisi 2006) Majalah Mode Jepang Matews Bisy (1974) Make DressPattern Designing, Third Edition. London : Publishing House Inc. Panduan Grading Pola PAKET GP 027.No Revisi. 10 Feb. 2004 Proyek Kemitraan Indonesia Australia untuk Pengembangan Keterampilan (Proyek Pengembangan Institusi Jawa Barat). Radias Saleh dan Aisyah Jafar. (1991). Teknik Dasar Pembuatan Busana. Jakarta :Depdikbud. Widjiningsih dkk. (1994). Konstruksi pola busana. Yogyakarta: FPTK-IKIP Yogyakarta. www. fashion era. com www fashion gallery . com http://artikellama.blogspot.com/ http://hijabmodern.net

185

186

Pembuatan Pola Busana, SMK Kelas XI, semester 2

DAFTAR PUSTAKA

Glosarium Backless

Gaun yang punggungnya terbuka

Drape look

Model dengan kerut yang tidak teratur

Dummy

Boneka tiruan

Emphasis

Tekanan pada pakaian

H line

Model pakaian yang lurus berbentuk huruf H

Lipit pantas

Untuk membentuk pakaian supaya bagus dipakai

Lipit sungkup

Lipit yang bertolak ke belakang

Micro

mini/super mini. 20 cm di atas lutut

Midi

Di bawah lutut

Mini

10 cm di atas lutut

Pas Bahu

Model/potongan pada bahu

Pas Panggul

Model/pototngan di panggul

Rok biasa

Rok yang didapat daripada pola dasar, pada bagian bawah ditambah 4 cm tanpa dirubah

Rok plooi

Rok dengan lipit yang sama besarnya

Rok span

Rok yang sesuai dengan bentuk panggul

Rompok

Dengan kumai serong dan kelihatan 0.5 cm di luar tepi

Ruche

Lajur yang dikerut dan dijahit di tengah

Ritsliting

Penutup/pembuka pakaian

Serip

Melapis ke luar dengan sama bentuk

Silhouette

Garis bentuk pakaian

Tekture

Untuk mengetahui tipis dan tebalnya kain

Tube line

Berbentuk, lurus dari atas ke bawah

Value

Nilai warna/warna normal ditambah putih/hitam

Volant

Lajur yang digunting serong dan ditarik pada bagian bawahnya sehingga bergelombang

187

Related Documents


More Documents from "DesyaniAviciena"