Pembahasan Jagung

  • Uploaded by: Prisca Monika Sari
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembahasan Jagung as PDF for free.

More details

  • Words: 2,518
  • Pages: 10
Loading documents preview...
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perlakuan Minggu Ke-

1

Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Tinggi

∑ Daun

Panjang

∑ Akar

Tan.

Akar

(Cm)

(Cm)

1

4,43

3,11

2

26,62

5,87

3

30,12

7,25

4

67,75

9,25

5

91,37

10,62

6

178,12

14,25

1

5,65

2,64

2

32,18

6,375

3

47,5

7

4

85,5

9,625

5

119,125

10,75

6

130,15

12,5

1

3,57

2,5

2

11,72

4,5

3

14,6

6,2

4

21,5

6,8

5

46,9

7

6

69,5

7,2

89,83

34,66

90,25

37,11

36,23

25,12

7 8

2

7 8

3

7

4.2 Pembahasan Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Dalam budidaya tanaman jagung, banyak yang harus dimengerti terlebih dahulu. Untuk memperoleh produksi jagung yang optimal dipengaruhi oleh faktor – faktor morfologi dan faktor – faktor lingkungan. Ada beberapa persyaratan tumbuh jagung yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang optimum, antara lain adalah : 1. Suhu Suhu yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21°C – 30°C dengan suhu optimum antara 23°C – 27°C, Untuk daerah-daerah di Indonesia, persyaratan suhu tidak menjadi persoalan. Di Jawa Timur yang banyak membudidayakan tanaman jagung, mempunyai suhu antara 25°C – 27°C. Daerah ini sangat cocok untuk pertanaman jagung sehingga menjadi daerah jagung penting di Indonesia. Pada waktu perkecambahan biji, suhu optimal berkisar 30°C – 32°C; suhu di bawah 12,8°C akan mengganggu perkecambahan sehingga dapat menurunkan hasil. Pada suhu 40°C – 44°C lembaga (embrio) jagung dapat rusak. Keadaan suhu di Indonesia tidak menjadi masalah karena suhunya sudah cukup optimal bagi pertumbuhan jagung. Namun, masa panen yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada pada musim penghujan. Hal ini terutama berpengaruh pada

lamanya masak biji dan mudahnya proses pengeringan biji dengan menggunakan sinar matahari. 2. Ketinggian Tempat Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian tempat 1000 – 1800 m di atas permukaan laut (dpl). Di Kenya, jagung dapat tumbuh baik pada ketinggian 1200 – 1800 m dpl. Jagung yang ditanam di dataran rendah di bawah 800 m dpl juga masih memberikan hasil yang baik pula. 3. Kemiringan Lahan Kemiringan lahan mempunyai hubungan dengan gerakan air pada permukaan tanah. Lahan dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil kemungkinan terjadinya erosi tanah. Namun air hujan yang berlebihan akan terbagi; sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain mengalir ke bagian yang lebih rendah. Pada suatu daerah yang mempunyai tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu agar dapat menghambat terjadinya aliran air yang cepat yang dapat membawa hara dari tanah yang dilewatinya. Perpindahan hara bersama tanah yang dilalui aliran air yang sering disebut erosi tanah, kemudian diendapkan di tempat yang lebih rendah. Tanah yang telah tererosi tersebut akan menjadi tanah gersang, miskin hara sehingga untuk pengolahan tanah berikutnya perlu diberikan tambahan pupuk. 4. Intensitas Penyinaran Pertanaman jagung menghendaki sinar matahari langsung, oleh karena itu jika ternaungi maka akan memberikan hasil yang kurang baik : batangnya kurus dan lemah, tongkolnya ringan, dan hasilnya rendah. Sinar matahari diperlukan sebagai sumber energi yang membantu dalam proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis, sinar matahari berperan langsung pada pemasakan makanan yang kemudian ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Hasil fotosintesis yang disalurkan ke calon buah menyebabkan calon buah makin cepat berkembang dan pengisian buahpun

makin bertambah baik, tongkol semakin berisi sehingga hasil yang diharapkan dapat terwujud. 5. Curah Hujan Tanaman jagung membutuhkan curah hujan relatif sedikit. Tanaman jagung akan tumbuh normal pada curah hujan sekitar 250 – 5000 mm ; kurang atau lebih dari angka ini akan menurunkan hasil jagung. Kandungan air optimal untuk perkecambahan biji sekitar 25% – 60% dari kapasitas lapangan; jika melebihi 60% maka akan mengganggu perkecambahan. Setelah perkecambahan, kebutuhan airnya relatif sedikit, sedangkan kebutuhan air terbanyak terjadi setelah tanaman jagung berbunga. Hujan lebat dalam waktu sebentar pada stadia berbunga disusul penyinaran matahari merupakan pengaruh baik untuk produksi jagung dibanding hujan terus-menerus atau tidak ada hujan sama sekali. Pada daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas, seperti di sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur, maka kebutuhan airnya cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik. Namun sebagian daerah di Jawa Timur yang curah hujannya relatif rendah karena musim kemarau yang lebih panjang maka produksi jagungnya relatif lebih rendah. Jumlah air yang diuapkan oleh satu tanaman jagung pada suhu 23°C adalah 1,8 liter; makin tinggi suhu maka air yang diuapkan juga semakin banyak. Pada suhu 27°C dapat menguapkan air sebanyak 3,1 liter. Meskipun demikian, tanaman jagung juga mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengambil air dari dalam tanah sehingga air yang diuapkan dapat diimbangi. Oleh karena itu, penanaman jagung perlu tepat waktu, terutama pada daerah-daerah yang bercurah hujan rendah. 6. Tanah Jagung dapat ditanam di hampir semua jenis tanah, asalkan tanahnya subur, gembur (sarang), dan kaya akan humus. Selain itu, drainase, aerasi, dan pengelolaan yang baik akan membantu keberhasilan usaha tanaman jagung. Berdasarkan hasil penelitian, pH tanah yang baik untuk

pertumbuhan jagung di Indonesia adalah antara 5,5 – 7,5, sedangkan yang paling baik adalah pH 6,8. Pada tanah-tanah dengan pH rendah (kurang dari 5,5) pertumbuhan tanaman jagung kurang baik, hal ini mungkin disebabkan karena keracunan ion-ion alumanium. Pada pH tanah di atas 8,0 tanaman masih dapat tumbuh baik asalkan tanah tersebut cukup mengandung zat hara terutama hara mikro. Pada tanah-tanah dengan pH rendah, sebaiknya dilakukan pengapuran dengan maksud menaikkan pH tanah ; selain itu, akan menambah hara-hara tanaman karena hara-hara yang tadinya terikat akan dilepas tanah ; juga dapat menambah kalsium tanah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Berikut adalah grafik dari rerata tinggi tanaman : 80 70 60 50 40 30 20 10 0

rerata tinggi tanaman

1

2

3

Dari grafik rerata tinggi tanaman baik perlakuan 1, 2 dan 3 yaitu pertama 1/3 urea sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, kedua 1/3 urea + BO 2 % sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, yang ketiga adalah kontrol yaitu tanpa perlakuan pemberian pupuk. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa rata – rata tinggi tanaman jagung jika di total secara keseluruhan pada minggu ke 1 sampai minggu ke 6 diperoleh pada perlakuan 1 tinggi rata – rata nya adalah pada perlakuan 1 (1/3 urea) 66,4 cm pada perlakuan 2 (1/3 urea + BO 2 %) yaitu 70 cm sedangkan pada perlakuan 3 (Kontrol) adalah 27,9 cm. Hal ini dipengaruhi karena adanya perlakuan pemberian pupuk pada awal pertumbuhan tanaman jagung. Sehingga tanaman jagung yang tidak diberi pupuk mau bahan organik menhasilkan tinggi tanaman yang paling rendah dibandingkan dengan tanaman lain yang diberikan perlakuan pemupukan

pada awal pertumbuah jagung sebagai pupuk dasar. Namun pada perlakuan 1 dan 2 yaitu dengan pemberian pupuk 1/3 urea dan yang kedua dengan perlakuan pemberian pupuk 1/3 dan BO 2 % sebagai pupuk dasar. Pada perlakuan 2 terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 1, walaupun tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan pada perlakuan 2 diberikan BO sehingga menambahkan kesuburan tanah, manfaat dari bahan organik cukup banyak yaitu dapat memperbaiki sifat fisik, kima biologi tanah, sehingga menambahkan unsur hara dan mikroorganisme yang berperan dalam perombakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Berikut adalah grafik rerata jumlah daun, rata – rata panjang akar, dan rata – rata jumlah akar : 100 90 80 70 60

rata - rata jumlah daun

50

rata - rata panjang akar

40

rata - rata jumlah akar

30 20 10 0 1

2

3

Dari hasil pengamatan pada praktikum produksi tanaman 1 yaitu dengan judul praktikum produktivitas tanaman jagung ini, dapat dilihat dari grafik yaitu dari rata – rata jumlah daun, rata – rata panjang akar dan rata – rata jumlah akar, yaitu dengan perlakuan 1, 2 dan 3 yaitu pertama 1/3 urea sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, kedua 1/3 urea + BO 2 % sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, yang ketiga adalah kontrol yaitu tanpa perlakuan pemberian pupuk. Dari grafik tersebut terdapat rata – rata selam 6 minggu pengamatan. Pada rata – rata jumlah daun terlihat pada perlakuan pertama terdapat rata – rata jumlah daun paling banyak yaitu 8,39, perlakuan 2 yaitu 8,14 dan pada perlakuan 3 yaitu 5,7. Pada perlakuan 1 rata – rata jumlah daun hampir tidak jauh berbeda yaitu 8, sedangakan pada

perlakuan 3 hanya didapatkan rata – rata jumlah daun 5 hal ini terlihat berbeda jauh karena pada perlakuan 3 ini adalah kontrol atau tanpa penggunaan pupuk, sehingga unsur hara yang dibutuhakan tanaman tidak maksimal, bahkan tanamn sering kekurangan pada saat membutuhkannya, sehingga pertumbuhannya menjadi terlambat jika dibandingkan dengan perlakuan 1 dan 2 yang menggunakan pupuk dasar. Sedangkan pada rata – rata panjang akar yaitu pada perlakuan 1 dan 2 jika dilihat dari grafik hampir sama yaitu perlakuan 1 adalah 89,83 dan perlakuan 2 adalah 90,25, namun berbeda jauh dengan perlakuan 3 yaitu hanya 36,23 dengan alasan yang sama, karena pada perlakuan 3 hanya dilakukan kontrol atau tidak menggunakan pemberian pupuk. Kemudian pada rata – rata jumlah akar yaitu pada perlakuan 1 adalah 34,66, perlakuan 2 adalah 37,11 dan pada perlakuan 3 adalah 25,12. Terlihat dari grafik pada perlakuan 2 memiliki jumlah akar yang paling banyak, hal ini dikarenakan pada perlakuan 2 ini menggunakan pupuk urea 1/3 dan BO 2 % sebagai dasar, sehingga unsur hara yang dibutuhkan pada fase pertumbuhan tanaman jagung menjadi tercukupi ditambahkan dengan penambahan bahan organik yang dapat menambah kesuburan tanah dan memperbaikisifat fisik, kimia dan biologi tanah, jika dibandingkan dengan perlakuan 1 jumlah akar yang diperoleh tidak jauh berbeda, karena pada perlakuan 1 ini menggunakan 1/3 urea sebagai pupuk dasar, berbeda dengan perlakuan 3 yang tidak menggunakan pupuk (kontrol), sehingga pertumbuahn menjadi terhamabta karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak tercukupi. Pada setiap perlakuan 1, 2 dan 3 yang telah dilakukan ini terdapat perbedaan dalam pertumbuhannya, baik dari segi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan jumlah akar. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan yang diberikan pada masing – masing perlakuan, yaitu perlakuan 1, 2 dan 3 yaitu pertama 1/3 urea sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, kedua 1/3 urea + BO 2 % sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, yang ketiga adalah kontrol yaitu tanpa perlakuan pemberian pupuk. Dalam pemberian perlakuan tersebut akan berdampak pada perbedaan pertumbuhan pada tanaman jagung, misalnya pada perlakuan kontrol (3), pada

perlakuan ini tanaman jagung tidak menggunakan pupuk, sehingga asupan unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung akan sedikit bahkan kurang, sehingga pertumbuhan dari tanaman jagung menjadi terhambat bahkan ada beberapa tanaman yang mati, sedangkan pada perlakuan 1 dan 2 tanaman jagung mendapat 1/3 urea sebagai pupuk dasar, sehingga dapat dgunakan starter untuk pertumbuhan tanaman jagung tersebut, sehingga unsur hara yang dibutuhkan tanaman sudah tersedia, ditambah lagi pada perlakuan 2 dengan penmabahan bahan organik, hal ini akan menambah keuntungan yaitu tanah akan menjadi lebih subur, bahan organik juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga pertumbuhan tanaman jagung akan lebih cepat. Dari ke 3 perlakuan tersebut yaitu pertama 1/3 urea sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, kedua 1/3 urea + BO 2 % sebagai pupuk dasar kemudian 2/3 urea sebagai susulan pada 15 HST, yang ketiga adalah kontrol yaitu tanpa perlakuan pemberian pupuk. Dilihat dari semua parameter yaitu rata – rata tinggi tanama, rata – rata jumlah daun, rata – rata panjang akar, dan rata – rata jumlah akar, maka perlakuan yang paling baik menurut saya adalah perlakuan 2 karena pada perlakuan ini menggunakan 1/3 urea dan BO 2 % sebagai pupuk dasar, sehingga pupuk dasar tersebut dapat digunakan sebagai starter pertumbuhan tanaman jagung, dengan adanya bahan organik tersebut dapat lebih menyuburkan tanah dan sifat fisik, biologi dan kimia tanah dapat diperabaiki, sehingga dapat lebih mendukung pertumbuahan tanaman jagung, pada pemberian 1/3 urea pada awal yaitu bertujuan agar tanman jagung ketika membutuhkan unsur hara untuk pertumbuhannya sudah tersedia dibantu dengan bahan organik yang mengandung mikroorganisme sebagai perombak unsur – unsur yang tidak dapat diserap tanaman secara langsung. Pada budidaya tanaman jagung diperlukan pemberian pupuk dasar sebagai pemacu pertumbuhan tanaman jagung. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk urea dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya cabang, batang, daun, dan berperan penting dalam

pembentukan hijau daun (Lingga dan Marsono, 2008). Pupuk urea mudah menguap dan tercuci sehingga pemberiannya dilakukan beberapa kali agar kebutuhan unsur hara N tanaman dapat terpenuhi.

Urea merupakan pupuk

nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, daun menjadi hijau muda dan jaringanjaringannya mati. Lingga dan Marsono (2008) menyatakan pupuk urea termasuk pupuk yang higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73% sehingga urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Jika diberikan ke tanah, pupuk ini akan mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida yang mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air sehingga pada lahan kering pupuk nitrogen akan hilang karena erosi. Maka dari itu pemberian pupuk urea secara bertahap perlu dilakukan agar unsur nitrogen tersedia bagi tanaman jagung di lahan kering. Pemberian pupuk urea yang mengandung nitrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentukan protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini antara lain adalah : 1.

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi.

2.

Persyaratan agar tanaman jagung dapat tumbuh dengan optimal dipengaruhi oleh beberapa persyaratan, antara lain adalah suhu, ketinggian tempat, kemiringan lahan, intensitas penyinaran, curah hujan, tanah yang tepat.

3.

Pada ke 3 perlakuan pada praktikum ini, perlakuan terbaik adalah perlakuan 2 yaitu dengan pemberian 1/3 urea dan BO 2 % sebagai pupuk dasar.

4.

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.

5.

Pemberian pupuk urea yang mengandung nitrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis.

5.2 Saran Adapun saran dari praktikum ini, antar lain adalah : 1. Sebaiknya pada saat pemberian pupuk pada tanaman jagung lebih diperhatikan agar tidak mengenai bagian tanaman sehingga menyebabkan tanaman kering. 2. Sebaiknya leih memperhatikan cara – cara dan syarat – syarat budidaya tanaman jagung sesuai kondisi tanah yang baik dan benar.

Related Documents

Pembahasan Jagung
February 2021 1
Jagung
February 2021 2
Hibridisasi Jagung
February 2021 1
Morfologi Jagung
February 2021 1
Pembahasan Gel
January 2021 1

More Documents from "yuuahra"