Pengantar Permakultur: Edisi Praktis

  • Uploaded by: خير الأنام الحبشى
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengantar Permakultur: Edisi Praktis as PDF for free.

More details

  • Words: 4,530
  • Pages: 31
Loading documents preview...
1

TIM LUMBUNG KAMPONG NUSWANTARA, MEMULAI PERMAKULTUR DARI RUMAH Disclaimer: { buku ini adalah karya lumbung kampong nuswantara sebagai dalam rangka pelatihan berkebun bagi karyawan pabrik untuk meningkatkan kemandirian di rumah } Semua dalam tulisan ini tanggung jawab tim, dan tidak interpretasi atasnya. Tulisan dalam buku ini boleh disebarluaskan baik secara elektronis maupun hardcopy. Kami berharap mereka yang menyebarluaskan bukan untuk kepentingan pribadi atau mencari keuntungan sendiri.

2

KATA PENGANTAR Permakultur merupakan pendekatan holistik yang telah terbukti. Bill Mollison dan David Holmgren memperkenalkannya awal 1970-an. Sejak itu permakultur dipraktekkan bersama, dan banyak orang menjadi mandiri. Buku ini merupakan buku pengantar yang bersifat praktis dari rangkaian belajar bersama karyawan pabrik untuk dapat memulai dalam kerangka sederhana permakultur. Sehingga tidak ada kata “sulit” untuk memulai dan mengubah diri kita ke dalam permakultur. Buku ini dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin mengubah hidupnya dan memulai kehidupan baru dalam nuansa dan naungan alam berpikir dan alam bertindak permakultur. Permakultur bukan hal baru di Indonesia, namun pustaka permakultur masih sangat sedikit berbahasa Indonesia. Harapan kami buku ini menjadi sarana untuk memulai tradisi penulisan dan dokumentasi permakultur di Indonesia dan dalam bahasa Indonesia. Kami menghaturkan terima kasih kepada teman, saudara, handai taulan sehingga buku ini dapat terbit Shalawat serta salam bagi Baginda Rasulullah dan keluarga. Salam.

3

Daftar Isi Disclaimer

___________ 02

Kata Pengantar

___________ 03

Daftar Isi

___________ 04

Kehidupan Bahagia

___________ 05

Apakah Permakultur?

___________ 06

Mengapa Permakultur?

___________ 07

Adab Permakultur

___________ 07

Prinsip Kehidupan Lestari

___________ 10

Akhlaq/Sikap Permakultur

___________ 14

Langkah-langkah menerapkan permakultur

___________ 16

Kompos Cepat

___________ 18

Membuat Inokulan Padat

___________ 20

Irigasi Tetes

___________ 20

Irigasi Biopori

___________ 21

Irigasi Perembesan

___________ 21

Bedengan Lubang Kunci

___________ 22

Bedengan Spiral

___________ 23

Bedengan Kapiler

___________ 23

Kebun Vertikal

___________ 24

Kebun Botol Vertikal

___________ 25

Kebun Tomat Gantung

___________ 26

Kebun Hugelkultur

___________ 27

Banana Bainana

___________ 27

Akuaponik

___________ 28

Pengendalian Hama

___________ 28

Membuat MOL

___________ 28

Resep Biopestisida

___________ 29

Kompos Takakura

___________ 29

Penutup

___________ 31

Pustaka

___________ 31

4

Kehidupan yang Bahagia Kehidupan yang bahagia adalah harapan semua orang. Banyak orang tertipu dengan “sukses” yang hanya berarti “kaya raya” dan “banyak uang”, namun tidak bahagia. Kebahagiaan yang dicari bukanlah kesenangan sementara, tapi rasa tenang, rasa nyaman, rasa senang yang berketerusan, atau lestari. Senang terus... Mari kita baca poin-poin pilihan di bawah ini dan buatlah pilihan:  Bumi terbatas, bisakah memenuhi kebutuhan semua manusia yang tinggal di dalamnya?  Apakah kita selama ini memanfaatkan hasil-hasil industri, sambil mengeksploitasi bumi, sehingga kesenangan kita menjadi sementara?  Bagaimana gaya hidup kita, dalam mengkonsumsi, membeli barang dan jasa, keinginan dan kebutuhan, apakah berlebihlebihan?  Mana yang lebih bahagia, hidup banyak uang atau hidup berkecukupan?  Apakah kita menggunakan plastik, bahan kimia, dan berbagai alat, sehingga anak cucu kita tertimpa masalah, seperti sampah dan penyakit?  Bagaimana hubungan antara kita dengan anak-anak kita? Bagaimana dengan tetangga kita? Bagaimana dengan guru anak-anak kita? Apakah semakin hari semakin renggang? Bila anda merasakan semua poin di atas, berarti kita sama-sama melihat ada masalah dalam kehidupan kita, kita dalam arti anda dan saya, dan juga seluruh umat manusia di bumi ini. Bagaimana mengubahnya? Jawabannya adalah merancang sebuah tatanan kehidupan yang lestari. Yang bagaimanakah itu? Mari kita cermati dahulu arti dari “lestari”. Kehidupan lestari adalah sebuah “tatanan kehidupan, yang kita rancang sendiri, atau bersama-sama kita rancang, dengan kemampuan memenuhi kebutuhan kita (bukan keinginan) saat ini, dengan tidak membahayakan masa depan anak-anak kita, dengan tidak menghabiskan sumberdaya lingkungan, ekonomi, sosial yang kita pinjam dari generasi yang akan datang.” Kehidupan lestari adalah kehidupan permanen, atau sering disebut permakultur.

5

Apakah Permakultur itu?

Perma

• Lestari • Stabil • Tetap

Kultur

• Sistem Hidup • Pertumbuhan • Pola Pikir

Desain sistem kehidupan yang lestari, stabil dan berkembang selaras sunnatullah

Permakultur adalah “merancang kehidupan dan menjalani hidup sesuai dengan pola dan hukum alam, atau sunnatullah, ketentuan dan hukum Allah yang berlaku permanen bagi siapa saja di bumi ini.” Kata 'permaculture' merupakan singkatan dari 'permanent culture' – artinya tatanan kehidupan di atas permukaan bumi yang lestari, terus menerus, permanen, stabil, bertahan (resilience), mandiri atau berdikari. Permakultur juga berarti permanen agri-kultur, atau pertanian permanen. Agrikultur berasal dari kata agrae yang berarti tanah dan kultur artinya menumbuhkan. Permakultur ingin mengembalikan agrikultur sebagai cara menumbuhkan kembali tanah.

Perma kultur 6

Permakultur adalah ilmu mendesain sistem kehidupan termasuk sistem (desain) pertanian. Banyak pertanian dibuat dengan tanpa desain, atau dianggap desain tapi tidak holistik. Tugas manusia sebagai khalifah adalah mendesain kehidupan yang halal, toyib dan berkah.

Mengapa Permakultur? (Transkrip Ceramah Jon Jandai di TED)    

Karena hidup itu mudah Uang membuat sengsara Manusia harus menjadi manusia, bukan jadi robot Belajar dari sejarah peradaban (nenek moyang)  Hidup lestari hingga ribuan tahun

Adab dalam Permakultur Permakultur didasarkan pada tiga adab; yaitu "adab kepada bumi, adab kepada manusia, menentukan batas diri dan berbagi berkah".

Adab

Budi pekerti

Kepedulian

Kasih sayang

Adab adalah bukan sekedar sopan santun. Adab merupakan etika yang adiluhung, membuahkan akhlaq (budi pekerti). Adab adalah rasa hormat, rasa peduli, rasa kasih sayang, berinteraksi dan terlibat. ‫ﺻ‬ Rasulullah ‫ اﷲ  َﻠَﻴ ْ ِﻪ َ و َﺳﻠ َّ َﻢ‬ ُ َّ َ bersabda: 7

ِ ِ ‫ اﻟﺴﻤ‬ ِ ْ ‫ ار َﺣ ُﻤﻮا أ َ ْﻫ َﻞ‬،  ‫ﺎاء‬ َ ‫اﻟ َّﺮاﺣ ُﻤ‬ ْ ‫ﻮن ﻳ َ ْﺮ َﺣ ُﻤ ُﻬ ُﻢ اﻟ َّﺮ ْﺣ َﻤ ُﻦ‬ َ َّ ‫ اﻷ َ ْرض ﻳ َ ْﺮ َﺣ ْﻤ ُﻜ ْﻢ  َﻣ ْﻦ ِ ﰲ‬ “Jadilah penuh welas-asih akan dikasihi oleh Sang Pengasih. Sayangilah siapa saja yang bumi, kamu akan disayangi sesiapa yang di langit.”

1. ADAB BUMI: Adalah menghargai bumi sebagai satu kesatuan kehidupan, dan bahwa setiap makhluq Allah di bumi (di atas permukaan, terbang, maupun di dalam bumi) memiliki nilai intrinsik yang berharga, baik diketahui nilainya itu atau belum diketahui oleh kita, manusia. Permakultur bekerja bersama bumi, bukan melawan bumi. Permakultur menggunakan metode-metode yang meminimalkan dampak negatif terhadap bumi. Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya membeli secara lokal, yang berarti mengurangi emisi gas beracun dari kendaraan bermotor, juga memperkuat ekonomi lokal. Memakan sesuai musim dan bersepeda daripada naik kendaraan bermotor, sekaligus menghindari sebisa mungkin penggunaan plastik. Plastik adalah polimer yang dibuat manusia dengan bahan utama minyak bumi. Dalam kajian permakultur, kerusakan dunia saat ini terutama disebabkan oleh eksploitasi minyak bumi dan penggunaannya. Permakultur bukan sekedar advokasi melawan pengrusakan habitat atau hutan, atau juga bukan hanya melawan pengracunan tanah, air dan atmosfer diganti dengan pupuk organik; permakultur adalah menyadari bahwa kita, sebagai manusia, bertanggung jawab atas desain yang menghasilkan kerusakan, dan oleh karena itu bagaimana kita me- redesain dan merancang kembali sistem yang menyehatkan tanpa harus merusak planet. 2. ADAB MANUSIA: Adab manusia dimulai dari menyayangi diri sendiri. Ini bukan egois atau egosentris. Ini bukan selfi. Ini adalah kesadaran bahwa manusia pada hakekatnya baik dan menginginkan kebaikan. Sebagian manusia tergoda untuk memiliki dan menjadi serakah. Padahal apabila ia menyadari dirinya sendiri, dia akan menemukan batas diri. Semua orang memiliki kebutuhan, dan semua kebutuhan ada batasnya. Makan saja dibatasi oleh rasa kenyang. Dengan mengetahui diri sendiri, kita akan mengetahui batas (kebutuhan) diri sendiri. Oleh karena itu, manusia mestinya menata diri terlebih dahulu. Ketika kita berusaha memenuhi kebutuhan diri sendiri, kita mengetahui batas kita terhadap orang lain. Apabila semua orang memperhatikan dirinya maka manusia akan juga memahami diri orang lain dan kebutuhannya. Dalam permakultur, 8

diyakini bahwa alam berlimpah, bahkan dalam genggaman kita bisa lebih dari yang kita butuhkan. Oleh karena itu manusia diundang untuk peduli pada orang lain, karena di dalam diri kita ada hak orang lain. Kita diundang untuk membantu sesama manusia mengakses atau mendapatkan sumberdaya yang dibutuhkan bagi kehidupan mereka. Apabila ada tatanan yang membuat manusia tertindas, atau teraniaya, pastilah bukan permakultur. Permakultur merancang kesejahteraan baik individu ataupun masyarakat. Sebagai individu, kita perlu menjaga diri dan sesama sehingga sebagai masyarakat kita dapat mengembangkan gaya hidup yang harmonis selaras alam. Dalam kepeduliaannya pada diri sendiri, berarti pula kita memberikan yang terbaik bagi diri kita, mulai dari makanan, pakaian, rumah, teman, dan semua yang kita butuhkan. Manusia yang peduli terhadap diri sendiri, pasti tidak akan merusak dirinya, dengan mengkonsumsi makanan beracun, makanan yang membawa risiko penyakit, makanan yang merusak diri. Kesadaran ini juga berarti memberikan yang terbaik bagi orang lain. 3. MENENTUKAN BATAS KONSUMSI DAN BERBAGI ADIL: Dengan memahami dan mengatur kebutuhan diri sendiri, kita dapat mengatur sumberdaya yang ada dalam “amanah” kita secara bijak. Artinya kita mengambil yang cukup dan membatasi diri untuk tidak serakah. Menentukan konsumsi tidaklah membatasi gerak manusia. Sedangkan surplus merupakan keberlimpahan (barokah) yang disikapi sebagai sarana bukan untuk menumpuk kekayaan, tetapi sebagai peluang berbagi dengan sesama makhluq bumi, baik manusia maupun yang lainnya. Ketiga adab tersebut menekankan pada kesadaran “bumi-cukup” yaitu bahwa: a. Kita tinggal di bumi yang sama (one earth) dan bumi memiliki batas (baik luas, kapasitas, kapabilitas), meskipun “mencukupi” hajat hidup yang ada di bumi. b. Sumberdaya bumi mestilah dibagi kepada sesama manusia dan makhluk lain yang tinggal di bumi (dimanfaatkan bersama). Permakultur membangun mekanisme berbagi sumberdaya antara sesama manusia, binatang dan tanaman, dan lain-lain, termasuk dengan generasi yang akan datang yang juga memerlukan pangan, air dan habitat sebagaimana kita hari ini.

9

Prinsip-prinsip Merancang Hidup Lestari 1. Membaca Alam dan Belajar Geoff Lawton mengatakan lebih baik 1000x berpikir dan 1x bertindak, agar kita betul-betul dapat membaca alam (bumi), mengerti bumi, mempelajari bumi dan seisinya (tanaman, mikroba, jamur, tanah, air, angin, sinar matahari, hutan, pola alam, dll).

2. Semua Memiliki Fungsi Berlipat-ganda Semua makhluk hidup memiliki lebih dari sekedar satu fungsi. Pandangan yang rusak melihat ayam hanya bertelur atau hanya diambil dagingnya, padahal ayam dapat membuat dan mengadukaduk kompos, menyediakan pupuk, memberikan kehangatan (pada telur), memberi telur, memberi daging, memberi bulu, membersihkan hama, dll.

3. Fungsi Berlipat Ganda dengan Bekerjasama Di alam semua hal dan segala sesuatu bekerja sama. Alam bersifat menyatukan, membangun sinergi dan tidak sebaliknya. Ayam bekerja lebih efektif untuk menghalau hama ketika ditempatkan pada kandang traktor dan tidak dibiarkan tak terkendali.

4. Tangkap dan Simpan Energi Semua energi yang masuk ke dalam sistem, tangkaplah, alirkan ke semua bagian, simpanlah hingga bisa digunakan di lain waktu. Matahari, air, angin adalah sektor-sektor yang dapat dipanen energinya.

5. Keanekaragaman Di hutan tidak hanya satu jenis tanaman, bahkan ratusan hingga ribuan jenis tanaman. Pertanian monokultur, termasuk pertanian organik, melawan alam, akibatnya adalah biaya tinggi, input besar, dan menjadikan sistem terlalu berat ditopang. Semakin beragam, maka sistem akan membangun kestabilan sendiri dan daya tahan sendiri, terhadap hama, terhadap serangan, dan terhadap kerusakan sistemik.

6. Suksesi Evolusi adalah bagaimana alam bekerja, kita dapat mengikuti evolusi, dan mempercepatnya dengan suksesi, yaitu tahapan-tahapan 10

bagaimana alam membangun sistem dirinya, mulai dari tanaman perintis, jamur, tanaman yang memperbaiki nitrogen, hingga pohon besar, kemudian tanaman merambat, tanaman teduh, dll.

7. Meniru Pola Alam dan Mengoptimalkan Tepian Alam bekerja dengan suatu pola. Kita mengikuti pola itu, atau patterning. Alam mengalir dalam lantunan energi dan kita tinggal mengikutinya, sehingga akan tercipta tepian-tepian dalam sistem kita. Tepian adalah sumber produktivitas yang kaya dan berkelimpahan. Dengan mengikuti pola alam kita akan dapat memanfaatkan tepian-tepian.

8. Skala Mulailah dari yang kita mampu lakukan. Ini juga menyangkut konservasi, dalam arti memanfaatkan energi sehingga entropi. Jangan berlebihan dan memaksakan diri. Mulailah dari yang kecil, dan perlahan meningkatkan kapasitas diri dan bersama komunitas. Dalam hal skala, apabila kita memperoleh surplus, berbagilah.

9. Tanpa Sampah Hanya manusia yang membuat sampah. Yang ada di alam selalu dapat dimanfaatkan oleh alam kembali. Carilah yang lokal agar kita tidak membuat polusi kendaraan. Manfaatkan semua fungsi dari elemen. Misalnya ayam, yang menghasilkan kotoran, kita harus manfaatkan agar dapat pupuk. Ayam juga suka berkeliaran, manfaatkan untuk menangkap hama. Ayam juga suka mencakarcakar, manfaatkan untuk mengaduk kompos. Banyak peternak menciptakan sampah kotoran dan bau karena gagal memanfaatkannya secara positif.

11

Contoh Penerapan Prinsip Prinsip Desain Contoh Penerapan Permakultur pada Diri Sendiri

Contoh Penerapan di Rumah

Contoh Penerapan pada Kebun

Membaca Alam dan Catat kebiasaan, jam Belajar bersama biologis, tanda-tanda Alam sakit, dll

Bagian mana yang mendapat paparan matahari, seberapa lama, bagaimana udara bersirkulasi, dll Memanen bambu untuk bangunan dan rehab. Menggunakan kayu bekas untuk tungku Menghubungkan tampungan air hujan dan air abu-abu dengan irigasi tetes. Memanfaatkan air hitam (limbah cair dari toilet) untuk pengomposan Membuat bak penampungan air hujan dan ditampung di bagian atas rumah Membuat saluran saringan air abu-abu

Jalan akses dan tempat duduk untuk mengamati, perubahan dan pola yang ada

Semua memiliki Memberikan layanan fungsi berlipat ganda terbaik sebagai sarana rizki Manfaat berlipat Bekerja multi tugas dan ganda dengan melakukan perjalanan bekerja sama dengan berbagai tujuan sekaligus

Tangkap dan Simpan Menyediakan waktu Energi untuk sholat, meditasi, relaksasi Makan dari sumber lokal, yang halal toyib Stabilitas dan Belajar memasak Keanekaragaman beraneka masakan dari

Membuat strategi integratif aliran udara, 12

Contoh Penerapan pada Pendidikan Anak Tangkap tanda-tanda pada anak, emosi dan pertumbuhan dan perkembangan anak

Memanen setiap hari dengan strategi penanaman dan variasi tanaman Membuat gilda kebun atau menanam tumpang sari. Memelihara ayam di bawah pohon.

Mengajak anak ikut bekerja di kebun dan di rumah sekaligus belajar

Menggunakan air abuabu untuk menyiram tanaman Menggunakan batu untuk menangkap panas bagi tanaman yang butuh kehangatan Menanam gumitir dan kenikir untuk menarik

Tidur cukup dan mengatur waktu agar dapat bermain dan belajar bersama anakanak

Makan bersama anakanak. Piknik keluarga

Perlakukan anak sebagai individu yang khas dan

bahan-bahan yang dapat ditanam di kebun Skala: Solusi Kecil Ubahlah pola dan gaya dan Sederhana hidup setahap demi setahap. Buatlah aturan main sendiri untuk mendorong kesuksesan. Meniru Pola Alam Perhatikan pola hidup dan Mengoptimalkan berkaitan dengan gaya Tepian hidup dan menyesuaikan dengan lingkungan, kebun dan rumah Mengembangkan cara berpikir kreatif, lain dari kebiasaan, dan selalu melakukan eksperimen. Tanpa Sampah Mengurangi menggunakan plastik. Menyediakan kantong belanja sendiri. ReduceReuse-Recycle. Menggunakan sabun berbahan minyak kelapa Minum jamu setiap hari

pemanasan matahari, pengelolaan limbah air, tangkapan air hujan Buatlah bangunan rumah sesuai kebutuhan dan skala penghuni rumah

Mulai membangun rumah dengan membuat kriya lahan terlebih dahulu sesuai kontur dan pola alam. Mengenal tanah atas sebagai tepian dan menghargainya. Lantai tanah atau batu? Memisah sampah. Membuat pengomposan cacing.

13

predator. Menanam tumpangsari kompleks

tanggap terhadap kebutuhan khususnya

Mulailah membuat kebun tepat di depan pintu dapur dan diperluas bertahap. Mulailah menanam yang dibutuhkan sehari-hari oleh dapur. Menanam di mulai dari pinggiran bedengan. Memvariasi ketinggian tanaman. Selalu menambahkan mulsa.

Anak-anak lebih responsif terhadap pendekatan yang perlahan daripada terburu-buru.

Worm tower (Menara cacing) dan traktor pengomposan. Variasi tanaman untuk kendali hama dan mengundang predator

Membuat kreasi dari barang bekas untuk percobaan sains dan kriyatangan

Hargai semangat dan sifat sensitif dan emosi anak-anak. Anak kecil dibiasakan mengikuti pola kehidupan alamiah, tidur, makan, bermain, dll.

Sikap (Akhlaq) Permakultur 1. Masalah adalah Solusi Masalah hadir di alam sebagai solusi. Bill Mollison mengatakan bahwa “sawah anda tidak memiliki masalah dengan keong emas, anda hanya kekurangan bebek”. Setiap hama (sebagai masalah) sebetulnya adalah potensi untuk mengembangkan budidaya yang lain.

2. Semua adalah kebun Semua yang ada di alam akan kembali ke alam. Kebun terbentuk dengan sendirinya, misalnya, pada mobil tua yang tidak dipergunakan dalam waktu sangat lama. Alam memperbaiki dirinya dengan daur ulang dan penguraian. Kemudian membentuk lingkungan ekologisnya secara mandiri.

3. Bekerja dengan alam, bukan melawan alam Fukuoka mengatakan, bahwa alam, apabila dilawan, akan kembali mempertahankan diri dengan serangan yang mematikan. Betapa banyak bangunan hancur karena melawan alam.

4. Semua yang ada di alam bekerja dua arah Ulat pada pohon murbei dapat dilihat sebagai dua hal; negatif yaitu sebagai hama, dan positif yaitu sebagai penghasil kokon bahan pembuat sutra.

5. Bekerja di tempat yang dapat memberikan dampak baik Membuat prioritas tempat kita bekerja adalah untuk fokus dan sesuai kemampuan kita. Lebih baik menanam 10 pohon dan hidup (dampak) daripada 1000 pohon namun 90%nya mati (kurang berdampak).

6. Semua hal memiliki lebih dari satu fungsi Dengan mengamati dan menganalisis bahwa ayam bukan saja menghasilkan telur, juga bulu, daging, panas tubuh, membersihkan lahan, menyeleksi hama, membuat kompos, memberi kotoran sebagai pupuk, dll.

14

7. Panen secara Teori Tidak Terbatas Apabila elemen-elemen disatukan akan memberikan panen berlipat ganda. Kacangpanjang merambat pada batang jagung, Labu merambat menutupi lahan menjadi mulsa, dll.

8. Mengikuti Pola Alam Alam adalah sebuah buku, dan lanskap yang ada adalah buku yang dibuka. Ikutilah dari mana dan ke mana air mengalir, kita akan mempelajari pola alam bekerja. Alam bekerja dengan pola-pola yang dapat kita ikuti langkah-langkahnya.

9. Informasi yang Intensif, Perenungan yang Serius Poin penting permakultur adalah perancangan atau desain. Lebih baik 100 kali berpikir dan 1 kali bekerja ketimbang berpikir sekali namun bekerja ratusan kali karena desain yang “kurang baik”. Karena redesain (desain ulang) memerlukan upaya ekstra ketimbang sejak awal bijaksana terhadap sektor dan elemen dalam rancangan lanskap. Hal ini bukan berarti tidak bekerja. Bahkan dalam bekerja kita juga menimbang uji coba untuk belajar. Setiap kesalahan juga sarana belajar. Dengan skala kita dapat mengukur tingkat belajar kita sehingga tidak terjadi kerusakan.

10. Tidak berlebih-lebihan Sebagaimana adab untuk menetapkan batas “kebutuhan”, memisahkannya dari keinginan, dan menyederhanakan pemenuhan kebutuhan, maka kita juga sebisa mungkin menghindari sikap berlebih-lebihan. Berlebih-lebihan adalah sikap tamak, ingin selalu lebih, serakah, ingin yang terbanyak, melebihi kebutuhan, dan akibatnya adalah kemubaziran, kesiasiaan.

15

Integrasi elemen-elemen dalam lokasi berhubungan sehingga dapat bekerja sama, menyokong bersama suatu fungsi dan memanfaatkan multifungsi dari elemen-elemen menciptakan tepiantepian produktif dalam sistem holistik swatata merupakan manifestasi alam secara paripurna. Kebun meniru alam, kehidupan meniru kebun.

Langkah-langkah menerapkan permakultur “Permaculture is alive with possibilities of positive change.” Berikut ini semacam tips untuk melangkah memasuki “alam” permakultur:

1) Tetapkan tujuan dengan visi yang jelas Buatlah sebuah daftar mengenai aspek-aspek permakultur yang betul-betul menjadi minat anda dan ingin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, kemandirian. Tentukanlah tujuan dengan cara yang anda pilih yang praktis dapat dilakukan dengan kondisi yang anda hadapi sekarang untuk mencapai visi kemandirian tersebut. Misalnya saja tujuan anda adalah 70% sumber pangan ditumbuhkan sendiri. Kemudian anda memulai dengan mencari tahu mengenai desain kebun rumah. Saya membuat folder khusus pada computer saya dengan nama “Kebunku” 16

yang berisi dokumen yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, baik berupa foto, dokumen, video, dengan berbagai subkategori sesuai kondisi rumah saya, termasuk di dalamnya daftar tanaman yang dapat ditumbuhkan kembali dari sisa sayuran atau bumbu yang kita masak, peternakan cacing, daftar sayuran yang dapat saya tumbuhkan dan memang saya konsumsi seperti kangkung, bayam, kelor, dll.

Permakultur didasarkan pada visi, “bisa”. Sebuah visi positif yang mendorong kreativitas, memecah masalah menjadi solusi. Lahan sempit menumbuhkan kreativitas olah lahan dan lanskap menjadi produktif dan berdayaguna.

2) Mempelajari Permakultur, dari buku atau sumber lain Sudah sangat banyak buku yang ditulis berkenaan dengan permakultur maupun subbagian tematik yang berkaitan dengan permakultur, misalnya urban farming. Salah satu buku sederhana yang bisa digunakan adalah Halaman Organik karya Soeparwan Soeleman dan Donor Rahayu (Agromedia).

3) Mulailah dari Dapur Buatlah semacam “komitmen” di dapur kita untuk memilih dan berbelanja lokal, pasar tradisional, dari bahan organik, bukan dari bibit transgenik. Karena kita sedang berinvestasi dengan tubuh kita. Kita juga harus mengurangi konsumsi pangan olahan (processed foods) dan buatan pabrik.

17

4) Mengajak teman Apabila kita sudah merasa percaya diri, kita dapat mengundang rekan-rekan untuk melakukan arisan, kumpul-kumpul, dan berbincang-bincang mengenai “proyek” yang telah anda lakukan. Undang mereka untuk merasakan kebun anda. Dan di sini kita dapat membangun komunitas bersama.

5) Melibatkan anak muda Kita dapat mengusulkan sekolah anak-anak kita untuk bersama-sama menerapkan permakultur di sekolah. Kita bantu dan fasilitasi sekolah anak-anak kita, dengan melatih guru, membangun kebun kecil di sekolah, menyusun program sekolah dan bersama sekolah mempraktekkan kegiatan berkebun bagi anak-anak. Banyak guru dan anak-anak menyukai kegiatan di luar kelas, termasuk dalam hal ini berkebun. Menanam pohon, memelihara cacing, menginstalasi kebun kecil, merawat tanaman, menyiram, dll. Kita nanti akan merasakan hasil dari kebun kita.

Membuat Kompos Cepat Perbandingan bahan coklat dan hijau adalah 25:1. Gunakan kotoran ternak sebagai sumber nitrogen sekaligus starter atau inokulan. Bahan baku Bahan organik (sampah), kering 20 kg Bahan hijauan 1 kg Sekam arang 2 kg (20%) Kotoran sapi kering 6 kg (60%) Dedak 1 kg 18

Molase 2-4 botol EM4 atau inokulan 1 botol Cara Membuat 1. Kumpulkan semua alat dan bahan, tentukan tempat membuat kompos. Usahakan tempatnya teduh, tidak tergenang air (hujan), tidak terkena matahari langsung. Proses pengomposan jangan terlalu kering dan jangan terlau basah. Usahakan tidak jauh dari sumber bahan baku. 2. Rajang bahan-bahan organik (2-3 cm), bisa dengan alat perajang. 3. Campurkan bahan-bahan organik dengan kotoran sapi, sekam, dedak dan diaduk sampai rata 4. Campurkan EM4 atau inokulan dengan molase, tambahkan air, aduk sampai rata dan diamkan 15 menit 5. Tambahkan air yang tidak mengandung kaporit atau disinfektan, secukupnya (15-30% dari semua bahan) [pastikan tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, caranya adalah dengan mengepalkan adonan, bila masih ada air menetes, berarti terlalu basah, bila tidak dan adonan perlahan terurai, berarti kadar air cukup] 6. Campurkan bahan inokulan (no. 3) ke dalam adonan dan diaduk sampai rata. 7. Masukkan adonan ke dalam karung (yang berpori). Pastikan suhu tidak lebih dari 50°C. Bila lebih adonan diaduk2 agar gas panas lepas. 8. Biarkan 5-7 hari kompos akan siap. Ciri-ciri Kompos yang baik: 1. Warnanya hitam atau gelap 2. Bila dikepalkan cepat mengepal dan mudah pecah 3. Gembur 4. Berbau tanah 5. Semua bahan terurai dengan baik (bentuknya sudah tidak seperti bentuk asal)

19

Membuat Inokulan Padat Bahan baku Sekam padi 10 kg Bekatul kasar 20 kg Air 21 liter Kompos jadi (sebelumnya) 1 kg Tetes tebu 1 botol Cara Membuat 1. Letakkan bahan di atas tanah (bukan lantai semen), campurkan bahan (sekam padi, bekatil dan kompos jadi) 2. Ratakan bahan dengan menambahkan air sedikit demi sedikit agar merata (18 liter) 3. Siapkan tetes tebu dengan campuran ragi atau tape dan larutkan ke dalam 3 liter air 4. Siramkan ke dalam adonan perlahan sehingga merata dan muncul gumpalan-gumpalan 5. Setelah diaduk rata, buatlah tumpukan seperti gundukan gunung setinggi 30 cm 6. Tutup dengan terpal 7. Lakukan pengadukan atau pembalikan setiap hari sampa 5-7 hari

Irigasi Tetes

20

Teknik mudah dengan mengalirkan air perlahan (seperti infus) ke akar tanaman.

Biopori Membuat lubang dalam tanah yang diisi mulsa, sekaligus sebagai sengkedan dan tangkapan air hujan. Biopori adalah menggunakan lubang multifungsi, sebagai pengompos sekaligus irigasi efisien. Biopori cocok untuk tanaman pohon yang akarnya dalam.

Irigasi Perembesan Dengan bahan wadah tanah liat atau botol bekas yang dilubangi (sangat kecil) dan dimasuki kapas, air merembes perlahan di dalam tanah. Tanam botol bekas atau wadah tanah liat ke dalam tanah, dekat dengan sistem perakaran tanaman. Perkirakan jangkauan air ke akar tanaman. Kira-kira dua kali diameter wadah.

21

Bedengan Lubang Kunci Bedengan tinggi untuk memudahkan kerja, memperluas bidang tanam, mengkombinasikan dengan ternak cacing. Bedengan lubang kunci digunakan untuk lahan sempit dan terbatas dan bersifat multifungsi. Selain untuk menanam dengan mudah, bedengan ini juga menarik predator hama, mengolah limbah makanan rumah dan menarik cacing tanah. Kita juga bisa menambahkan besi rambatan untuk tanaman yang merambat. Dilihat dari atas

Kertas Kardus

Sisa makanan rumah Bahan mentah kompos

Dilihat dari samping

22

Bedengan Spiral Bedengan spiral adalah meniru pola keong dalam membuat rumah. Bedengan ini ditinggikan untuk memudahkan kerja, mempermudah irigasi, memperluas bidang tanam, mengkombinasikan dengan kendali hama, lebih beragam tanaman, pengelolaan berbagai jenis tanaman (suka matahari, suka air, kurang suka air, dll). Dan kolam kecil dapat diterapkan sebagai katak bertelur dan lorong-lorong batu untuk panjatan kadal. Selain itu tumpangsari yang digunakan dapat menciptakan struktur yang stabil. Buatlah spiral melawan arah jarum jam.

Contoh tanaman: 1 Adas, 2 Oregano, 3 Lavender, 4 Kucai, 5 Telekan, 6 Kemangi, 7 Daun menthol, 8 Tarragon Perancis, 9 Daun mint. Bagian atas: tanaman yang suka matahari, kurang suka basah. Bagian tengah: tanaman suka basah, kuang suka matahari. Bagian bawah, suka basah, toleran naungan. Tanamlah tanaman bumbu dan herbal jamu. Bisa disebut sebagai TOGA spiral, tanaman obat keluarga spiral.

Bedengan Kapiler Bedengan kapiler memudahkan kerja, tidak perlu menyiram, mengkombinasikan dengan ternak cacing dan memanfaatkan air secara efisien.

23

Sayuran Kompos & Tanah subur

Drainase Kain

Kerikil

Paralon berlubang-lubang

Tampungan air Pasir

Kebun Vertikal Memanfaatkan lahan dan bahan bekas kita dapat membuat kebun vertikal. Misalnya memanfaatkan palet bekas.

Bagian atas untuk tanaman yang tinggi, tomat, cabe Bagian tengah untuk tanaman yang pendek, letus, sawi, dll

Bagian bawah untuk tanaman yang merambat, timun, labu siam, dll

24

Kebun Botol Vertikal Memanfaatkan botol bekas untuk berkebun.

Lubang untuk pertumbuhan

Kompos

Lubang kecil untuk tetesan

Lubang untuk penempelan botol

Sayuran tumbuh melalui lubang, ditanam setelah disemai

25

Kebun (Tomat) Gantung Memanfaatkan area udara untuk berkebun. Tomat digantung di atas udara.

26

Hugelkultur Memanfaatkan limbah kayu untuk meningkatkan ruang tanam, menjaga teras, meminimalkan penyiraman, dll

Lapisan humus dan mulsa Rerumputan (dengan rumput menghadap ke bawah

Berbagai macam bahan organik, terutama balok-balok kayu, cabang dan ranting, akar-akar, dan daun-daunan

Banana Bainana Mengikuti pertumbuhan pisang yang melingkar, kita manfaatkan ruang tengah untuk kompos

27

Aquaponik Mengkombinasikan antara kebun hidroponik dengan kolam ikan

Bidang penanaman

Nitrosomonas mengubah ammoniak menjadi nitrit

Nitrat dll diserap tanaman

Bakteri mengubah nitrit menjadi nitrat

Air kembali ke kolam tidak mengandung ammoniak

Bidang kolam ikan Makanan sisa dan kotoran ikan berubah jadi ammoniak

Pompa air

Strategi Pengendalian Hama 1. Menanam tanaman pengusir hama (Kenikir, Telekan, Bungabungaan, dll) 2. Membuat tempat sarang predator (katak, kadal, burung, dll) 3. Tumpangsari – Lihat kecocokan tanaman 4. Selang seling tanaman – satu jenis tidak satu baris dan di bedengan yang berbeda-beda 5. Rotasi tanaman – diselingi polong-polongan 6. Mulsa terus menerus

Membuat MOL (Inokulan Cair) Bahan baku Air 10 liter Tetes tebu/ molase 1,5 liter Ragi atau tape 2-3 sendok makan 28

EM4 atau bisa kompos cair dari cacing Cara Membuat 1. Siapkan air 10 liter masukkan ke dalam dirigen 2. Larutkan tetes tebu dengan ragi dalam 2 liter air, aduk hingga benar-benar larut 3. Masukkan cairan ke dalam larutan, aduk atau kocok hingga rata 4. Peram atau diamkan 5-7 hari

Resep Biopestisida Bahan baku 1 siung bawang putih 1 siung bawang merah 1 sendok teh merica bubuk 1 toples air 1 sendok sabun cair (sabun cuci piring) Cara Membuat 1. Rajang dan uleg/giling, tambahkan sedikit air, bawang putih dan bawang merah. 2. Tambahkan merica bubuk dan campurlah dengan air. 3. Rendamlah dalam air selama satu jam, 4. Saringlah menggunakan saringan, kemudian tambahkan sabun cair. 5. Campurkan hingga rata. 6. Semprotkan ramuan tersebut langsung pada tanaman (daun dan batang), termasuk bagian bawah daun, di mana hama biasanya berlindung dan bersembunyi. 7. Ramuan ini dapat disimpan sampai satu minggu dalam wadah tertutup di lemari es.

Kompos Takakura Bahan dan alat Keranjang plastik segi empat, dilubangi di setiap sisi (lubang seukuran 1cm) Bantal sekam padi 2 buah Kain kasa hitam Kardus 29

Kompos atau inokulan padat

Cara membuat 1. Keranjang bagian dalam dilapisi kardus, di setiap sisi 2. Sampah organik rumah tangga dirajang/dicacah 3. Bantalan sekam diletakkan paling dalam, kemudian bahan starter yang telah ada 1 minggu (bisa juga kompos yang sudah jadi) 4. Masukkan cacahan sampah ke dalam keranjang 5. Letakkan bantal sekam ke atasnya 6. Tutup dengan kasa hitam 7. Ditutup dengan tutup keranjang 8. Setiap hari dapat ditambahkan cacahan sampah organik 9. Kompos dipanen separuhnya, dan separuhnya dapat digunakan sebagai starter berikutnya 10. Kompos yang dipanen, dianginkan selama 1 jam sebelum dipakai

30

Penutup Intinya adalah mengubah diri kita menjadi lebih baik, bagi diri sendiri maupun bagi bumi. Ubahlah cara kita memandang sesuatu, cara berpikir kita, dan perbaiki diri kita dari makanan, gaya hidup, dll. Tidak ada kata terlambat memulai dan mengubah hidup kita.

Pustaka   

Mukadimah Permakultur: Desain Sistem Holistik. Khaerul Anam. Tim Lumbung Kampung, Surakarta. 2016. 100 halaman. Permaculture for Beginners, Jonathon Cardone. Stencil. 2015. 23pp. Getting Started in Permaculture, Ross & Jenny Mars. Chelsea Green, England. 2008. 102pp.

31

Related Documents

Nahwu Praktis
March 2021 0
Permakultur-idep
February 2021 1
( Edisi Revisi )
January 2021 1