Perdebatan Akademis Tentang Budaya Populer

  • Uploaded by: sgrsihombing
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perdebatan Akademis Tentang Budaya Populer as PDF for free.

More details

  • Words: 561
  • Pages: 25
Loading documents preview...
PERDEBATAN AKADEMIS TENTANG BUDAYA POPULER Teologi dan Budaya Populer Yahya Wijaya PPST UKDW

Apakah Budaya Populer? • Budaya yang dihasilkan secara massal dengan teknologi oleh dunia industri, dipasarkan secara profesional, untuk mendatangkan profit, ditujukan bagi massa publik konsumen.

• Budaya yang tersebar secara global, menembus batas-batas geografis, bahasa dan perbedaan-perbedaan primordial maupun sosial.

• Budaya yang penyebarannya terkait erat dengan perkembangan teknologi informasi, khususnya media massa elektronik dan internet.

• Budaya generasi muda masa kini yang ciri-cirinya dapat dibedakan dari budaya tradisional (klasik) maupun budaya rakyat (folk culture)

• Mempengaruhi hampir semua orang dan hampir segala aspek kehidupan (seperti ‘lubang hitam’ : Hikmat Budiman)

• Budaya yang tercermin dalam MTV, Madonna, café, fast food, pakaian kasual (misalnya jeans dan T shirt), shopping mall.

Apakah ‘budaya populer’ dangkal dan murahan (sentimental, instan, artifisial)?: Teori ‘Budaya Massa’

• Dibandingkan dengan budaya klasik yang elitis: anggun, khidmat, langka dan mahal.

• Dibandingkan dengan budaya rakyat yang ‘non profit’, lokal, ‘sakral’, alamiah dan tetap (statis).

• BP mengabaikan nilai-nilai keseriusan, intelektualitas, penghargaan terhadap waktu dan originalitas?

Mazab Frankfurt • Teori Budaya Massa (TBM) dikembangkan oleh kalangan intelektual Amerika seperti Dwight Macdonald.

• Akar TBM adalah pemikiran kelompok sosiolog neo-Marxist yang tergabung dalam “mazab Frankfurt” (the Frankfurt Institute for Social Research): Walter Benjamin, Theodor Adorno, Max Horkheimer, Leo Lowenthal, Herbert Marcuse dan Erich Fromm • Mereka bermigrasi ke USA setelah terusir dari Jerman oleh rezim Nazi

Asumsi Dasar Mazab Frankfurt • Kelas pekerja tidak menyadari posisinya sebagai kaum tertindas  tersihir oleh ideologi kaum penindas sehingga merasa nyaman dengan kondisi yang diciptakan kaum kapitalis yang menindas mereka  kesadaran semu

Asumsi dasar mazab Frankfurt • Ideologi tsb mencerminkan kepentingan kelas penguasa  dikemas dalam mitos-mitos dan filsafat masyarakat

Asumsi dasar mazab Frankfurt

• Abad 20: ideologi kapitalis tsb disebarkan melalui “industri budaya”  seni dan hiburan yang “menghipnotis” kaum tertindas sehingga seolah-olah mereka telah hidup cukup bahagia

• Budaya yang diciptakan itu mengalihkan energi massa dari upaya mendapat pencerahan politis dan pengembangan “budaya rakyat yang sejati”

Kritik terhadap Teori Budaya Massa • Teori Budaya Massa (TBM) mengabaikan kesamaan di antara BP dan BK/BR dalam banyak hal • TBM bersifat elitis, obsesif terhadap masa lalu dan over pesimistik terhadap segala yang baru

• TBM mengabaikan realitas perubahan budaya • TBM mengagungkan hirarki budaya dan cenderung anti demokrasi

Apakah Budaya Populer materialistik? • Produk-produk BP dihasilkan secara industrial dan dipasarkan secara komersial • Produk-produk BK dihasilkan secara individual, biasanya atas pesanan individu tertentu dari kelas atas yang mampu membayar sangat mahal  tak terjangkau oleh kebanyakan orang (kecuali replikanya)

• Produk-produk BR dihasilkan secara komunal dan dinikmati bersama di dalam komunitas  tidak bertahan di luar kehidupan komunitas terkait (kecuali ketika dikomersialkan menjadi komoditi turisme)

Apakah Budaya Populer Amoral atau Immoral? • BP menunjukkan ekspresi anti kemapanan, anti hireraki, anti diskriminasi, anti feodalisme, menolak represi dan restriksi, mengutamakan kebebasan dan transparansi

• BP tercermin juga dalam demonstrasi mahasiswa yang menggulingkan rezim-rezim totalitarianisme (termasuk Orde Baru)

• Dalam BP, komitmen terhadap nilai-nilai etika sosial tercampur dengan ekspresi kebebasan dalam kehidupan sosial dan seksual (‘Multitasking’, mis: fenomen selebriti sebagai duta kemanusiaan).

Apakah Budaya Populer asing (westernisasi)? • Globalisasi atau Glokalisasi ? • BP mulai dari Barat tetapi merefleksikan semangat dan pergumulan universal? • ‘Lokal’ bukan penerima pasif dari BP

• ‘Lokal’ bukan hanya penerima tetapi juga ‘pemasok’ elemenelemen BP • Apakah Budaya Klasik dan Budaya Rakyat tidak mengandung unsur ‘asing’?

Related Documents


More Documents from "13bonja"