Pola Penyebaran Populasi.docx

  • Uploaded by: Anonymous IrESVWrTyi
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pola Penyebaran Populasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,637
  • Pages: 10
Loading documents preview...
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ekologi

POLA PENYEBARAN POPULASI

NAMA

: NUR YULIAINDAH

NIM

: G11116547

KELA

: EKOLOGI A

KELOMPOK

: 2 (DUA)

ASISTEN

: - ARI NUR MUHAMMAD QADRI -

NURSILA UMAR

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Organisme di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah sendiri. Pada

prinsipnya terbentuk dari berbagai interaksi antara populasi yang ada. Misalnya dalam mencari luas minimum dan jumlah minimum suatu area. Tentunya di dalamnya terdapat suatu populasi, populasi tersebut akan berhimpun ke dalam kelompok membentuk komunitas. Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi, ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Dapat dikatakan juga bahwa ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponenkomponen tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas. Contoh dari wujud ekosistem adalah ekosistem perairan seperti sungai, danau atau laut dan ekosistem darat seperti ekosistem sawah ataupun kebun. Contoh-contoh tersebut dapat dikatakan sebagai ekosistem karena memiliki komponen-komponen ekosistem yang mempunyai hubungan timbal balik satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen ekosistem juga berkaitan erat dengan ekologi populasi. Dengan ini dapat kita lihat betapa pentingnya generasi muda mendalami ilmu ekologi dalam mempelajari dasar-dasar ilmu pertanian. Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari pengetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dalam perkembangannya pengetahuan itu

banyak

mengembangkan

kaidah-kaidah

matematika

terutama

dalam

pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi

yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Populasi cenderung diatur oleh komponen-komponen fisik seperti cuaca, arus air, faktor kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang menjadi sasaran gangguan-gangguan luar yang tidak dapat diduga, sedangkan dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi, populasi cenderung dikendalikan secara biologi dan seleksi alam. Faktor negatif ataupun positif bagi populasi adalah, ketidaktergantungan pada kepadatan (density independent), apabila pengaruhnya tidak tergantung dari besarnya populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi tidak berarti selalu. Ketergantungan pada kepadatan, apabila pengaruhnya pada populasi merupakan fungsi dari kepadatan. Contohnya faktor biotik (persaingan, parasit, dan sebagainya) tetapi tidak selalu. Berdasarkan hal di atas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui pola penyebaran populasi dalam suatu komunitas. 1.2.

Tujuan dan Kegunaan Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran dan cara

menentukan pola penyebaran dengan menggunakan metode Chi-Square Test (CST). Percobaan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pola penyebaran populasi dalam suatu komunitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pola Penyebaran Populasi secara umum Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau keluar dari daerah populasi. Penyebaran populasi ini berperan penting dalam penyebaran secara geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi dapat disebabkan karena dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim, terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya (Risky Nurhikmayani, 2014). 2.1.1. Pengertian Populasi Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populus = rakyat, berarti penduduk. Dalam pembelajaran ekologi, yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Jika berbicara mengenai populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 di perkebunan Purwakarta Jawa barat atau populasi komodo pada tahun 1983 di Pulau Komodo. Jadi, populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki suatu ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu (Irwan, 2010). Populasi didefinisikan sebagai suatu kelompok individu dari spesies yang sama, yang menempati suatu daerah tertentu pada waktu tertentu. Suatu populasi yang besar umumnya dibagi lagi menjadi demes atau populasi lokal yang merupakan kelompok-kelompok kecil makhluk yang saling berkembang biak. Meskipun satuan utama populasi adalah makhluk individu, studi mendalam mengenai anggota individu suatu populasi tidak akan menolong seseorang untuk memahami seperti apakah populasi itu (Irwan, 2010). Secara umum populasi dapat dianggap sebagai suatu kelompok organisme yang terdiri atas individu-individu yang tergolong dalam satu jenis atau varietas, satu unit taksonomi lain yang terdapat pada suatu tempat. Populasi memiliki karakteristik yang khas untuk kelompok yang tidak dimiliki oleh masing-masing dari anggotanya. Karakteristik ini antara lain adalah kepadatan, natalitas (laju

kelahiran), mortalitas (laju kematian), potensi biotik, penyebaran umur dan bentuk pertumbuhan (Resosoedarmo, 1990). 2.1.2. Istilah-Istilah dalam Proses Penyebaran Populasi Dalam proses penyebaran populasi, ada banyak istilah yang muncul, seperti imigrasi yaitu proses masuknya individu ke dalam daerah populasi sehingga menambah jumlah anggota dari populasi tersebut, emigrasi adalah keluarnya

individu-individu

dari

populasi

sehingga

mengurangi

jumlah

anggotanya, dan migrasi yaitu proses keluar (pergi) dan datang (kembali) secara periodik, serta istilah komunitas yaitu kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain (Michael, 1994). 2.1.3. Pola Dasar Penyebaran Populasi Michael (1994) dalam bukunya menyatakan bahwa struktur suatu komunitas alamiah bergantung pada cara dimana tumbuhan dan hewan tersebar di dalamnya. Pola penyebaran bergantung pada sifat fisikokimia lingkungan maupun keistimewaan biologis organisme itu sendiri. Keragaman tak terbatas dari pola penyebaran demikian yang terjadi dalam alam secara kasar dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu : 1.

Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempat tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang keras sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.

2.

Penyebaran secara acak (random), dimana individu-individu menyebar dalam beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya. Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan homogen.

3.

Penyebaran berkelompok atau berumpun (clumped), dimana individuindividu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Pola ini umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.

2.2. Sifat-Sifat Populasi Ambo Ala (2016) dalam bukunya menyatakan bahwa populasi memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh individu anggotanya, yaitu sebagai berikut : a. Kerapatan atau kepadatan, istilah kerapatan lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan biasanya digunakan pada manusia, misalnya kepadatan penduduk di kota-kota. b. Natalitas (angka kelahiran), yaitu kemampuan suatu populasi untuk bertambah melalui reproduksi. c. Mortalitas (angka kematian), yaitu ukuran kematian individu dalam populasi. Mortalitas dapat dinyatakan sebagai jumlah individu yang mati dalam suatu periode waktu tertentu (kematian per waktu), atau laju spesifik dalam hal unit total populasi. d. Potensi biotik, diartikan sebagai kemampuan bawaan yang dimiliki organisme untuk tumbuh atau bereproduksi (reproductive potential). Potensi biotik menggambarkan kemampuan suatu populasi menambah jumlah anggautanya apabila rasio umur sudah mantap dan lingkungan dalam kondisi optimal. Pada kondisi lingkungan tidak atau kurang optimum maka tingkat pertumbuhan populasi

menurun. Perbedaan antara potensi biotik dengan kemampuan

suatu populasi menambah anggotanya dalam keadaan yang dapat diamati dikenal sebagai daya tahan lingkungan. e. Penyebaran umur, merupakan sifat penting yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas. Biasanya populasi yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar individu-individu muda, populasi yang stasioner memiliki umur yang lebih merata, dan populasi yang menurun mengandung sebagian besar individu-individu yang berumur tua. Jika dikaji lebih dalam, maka ada tiga umur ekologi yaitu prereproduktif, reproduktif, dan pascareproduktif. f. Bentuk pertumbuhan populasi, pertambahan ukuran populasi memiliki pola tertentu yang dikenal sebagai bentuk pertumbuhan populasi (population growth

form).

Secara

teoritik

pertumbuhan

populasi terjadi secara

eksponensial, dari bentuk kurva, populasi tumbuh tidak pernah terhenti dan

makin lama makin cepat. Pertumbuhan eksponensial dapat terjadi hanya apabila faktor lingkungan tak terbatas, jadi tidak ada faktor apapun yang membatasi pertumbuhan. Populasi memiliki sifat-sifat yang juga dimiliki oleh individu anggotaanggotanya,

yakni

kemampuan

beradaptasi,

keberhasilan

reproduktif,

ketahanan (yakni probabilitas meninggalkan keturunannya selama jangka waktu yang panjang) (Ambo Ala, 2016). 2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Populasi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi adalah distribusi sumberdaya, perilaku sosial (pada hewan), suhu, kelembaban, cahaya, struktur tanah dan nutrient, kimia air, pH, salinitas, aliran air, dan oksigen, serta faktor lain (interaksi organisme, tempat berlindung, dll) (Hasmiandy, 2012).

BAB III METODOLOGI

3.1.

Waktu dan Tempat Praktikum pola penyebaran populasi dilaksanakan pada hari sabtu, 01

Oktober 2016, pukul 15.00-18.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. 3.2.

Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada pelaksanaan praktikum pola penyebaran

populasi adalah meteran, alat hitung, dan alat tulis menulis.

Sedangkan bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum pola penyebaran populasi antara lain tali rafiah, dan patok. 3.3.

Pengujian Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square Test (CST) dengan pengamatan

langsung di lapangan yang terlebih dahulu dibuatkan plot pengamatan. 3.4.

Metode Pelaksanaan Adapun metode pelaksanaan dalam praktikum pola penyebaran populasi adalah sebagai berikut :

1. Pada areal yang telah ditentukan membuat plot berukuran 10 m x 10 m, lalu dibatasi dengan tali rafiah. 2. Membuat sub plot ukuran 1 m x 1 m dalam plot dan dibatasi dengan tali rafiah. 3. Menghitung jumlah individu vegetasi yang telah ditentukan sebelumnya pada setiap sub plot. 4. Melakukan perhitungan dengan menggunakan formula :



Rata-rata jumlah individu/plot



Ragam



Jumlah Kuadrat



Chi-Square

∑ Xi X´ = n

2

S=

∑( X i− X´ )2 (n−1)

SS=(n−1)S 2

X 2=

SS X

5. Membandingkan nilai Chi-Square Test dengan X2 tabel yaitu (n-1) = 95% atau 99%. 6. Menentukan pola penyebaran populasi dengan catatan:

Nilai X2 hitung > X2 tabel

Acak

Pola Penyebaran

X2 hitung < X2 tabel

Berkelompok

X2 hitung = X2 tabel

Seragam

DAFTAR PUSTAKA Ala, Ambo. 2016. Dasar-Dasar Ekologi. Makassar : Universitas Hasanuddin. Ekawati,

R. 2011. http://roryblog-rory.blogspot.co.id/2011/12/populasi.html (diakses 29 September 2016)

Hasmiandy. 2012. Entimologi Pertanian: Ekologi Populasi. Ppt Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Slide 8. (Diakses pada 30/9/2016) Jumin, Hasan B. 1989. Agroekologi suatu Pendekatan Fisiologis. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Irwan, Zur’aini J. 2010. Prinsip-Prinsip ekologi dan Sistem Organisasi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta : Bumi Aksara Michael, P. 1994. Metode Ekologi untu Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.Jakarta : UI Press. Nurhikmayani, R. 2014. http://riskynurhikmayani.blogspot.co.id/2014/02/ekologiumum-pola-penyebaran-individu.html (diakses 29 september 2016) Rafiuddin. Nurfaida. Iswoyo. Hari. 2016.Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ekologi. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar : Fakultas Pertanian. Resosoedarmo, S. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya

Related Documents


More Documents from "Irghi Reynaldi Adam"