Ppt Akuntansi Syariah Bab 10 & 11

  • Uploaded by: sakris3
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Akuntansi Syariah Bab 10 & 11 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,629
  • Pages: 46
Loading documents preview...
Bab 10 AKAD SALAM Bab 11 AKAD ISTISHNA’ Desiana Catut P. Ratu Persada P. P. M. Elsa Kristia Vicka Callista Harianto

12030115140102 12030115130104 12030115140156 12030113140160

Bab 10 AKAD SALAM

Pengertian • Salam : akad jual beli dimana pembeli membayar terlebih dahulu, barang diserahkan kemudian. • Asal kata : As Salaf (pendahuluan) atau al mahawi’ij (barang yang mendesak) • Definisi (PSAK) : akad jual beli barang fiih) dengan pengiriman di kemudian (muslam ilaihi) dan pelunasannya pembeli (al muslam) pada saat akad dengna syarat tertentu.

pesanan (muslam hari oleh penjual dilakukan oleh disepakati sesuai

• Salam bisa dilakukan secara paralel/salam paralel (pembeli-penjual-pemasok).

Rukun & Syarat Salam 1. Pelaku : penjual (muslam ilaihi) & pembeli (al muslam)

2. Objek akad : barang yg akan diserahkan (muslam fiih) & modal salam (ra’su maalis salam) a. b.

Modal salam : uang tunai Barang salam :    

Spesifikasi jelas Dapat dikuantifikasi Waktu penyerahan jelas Tidak harus ada di tangan penjual

3. Ijab kabul

Berakhirnya Akad Salam  Barang tidak ada pada waktu yg ditentukan  Barang tidak sesuai kesepakatan  Kualitas barang lebih rendah (jika pembeli memilih membatalkan akad)  Barang diterima

Skema Salam

Perbedaan antara Salam, Forward dan Future

Bab 11 AKAD ISTISHNA’

Pengertian Istishna’ akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’)

Karakteristik Akad Istishna’ • memerlukan proses pembuatan ; • sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal; dan • diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.

Perbandingan Salam dengan Istishna’

subyek

salam

Istishna’’

Aturan dan keterangan

Pokok kontrak

Muslam fihi

Mashnu’

Barang ditangguhkan, dengan spesifikasi

Harga

Dibayar saat kontrak

Boleh saat kontrak, boleh diangsur, boleh kemudian hari

Cara penyelesaian pembayaran merupakan perbedaan utama antara salam dan istishna’

Sifat kontrak

Mengikat secara asli (thabi’i)

Mengikat secara ikutan (thaba’i)

Salam mengikat semua pihak sejak semula, sementara istishna’ dianggap mengikat berdasarkan pandangan para fuqaha demi kemashlahatan, serta tidak bertentangan dengan aturan syariah

Kontrak paralel

Salam paralel

Istishna’ paralel

Keduanya sah asalkan: kedua kontrak secara hukum adalah terpisah

Jenis Akad Istishna’ Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’ antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan

Skema Istishna’

Skema Istishna’ Paralel

Dasar Syariah  masyarakat telah mempraktekkan istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna’ sebagai konsensus umum  keberadaan istishna’ didasarkan atas kebutuhan masyarakat  istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan aturan syariah

Rukun & Ketentuan Syariah 

Pelaku terdiri dari pemesan (pembeli/ mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). Harus Cakap Hukum dan Baligh



Obyek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna’ yang berbentuk harga



ijab kabul/serah terima

Ketentuan syariah untuk akad salam juga berlaku untuk akad istisna

Ketentuan tentang Pembayaran  Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat; demikian juga dengan cara pembayarannya  Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah. Akan tetapi apabila setelah akad ditandatangani, pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli.  Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan  Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang

Ketentuan tentang Barang • Harus jelas spesifikasinya (jenis, ukuran, mutu), • Penyerahannya dilakukan kemudian • Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

• Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya • Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan • Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad. • Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan hukumnya mengikat, tidak boleh dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia telah menjalankan kewajibannya sesuai kesepakatan.

Berakhirnya Istishna’ kondisi-kondisi berikut:  dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak  persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak

 pembatalan hukum kontrak

Akuntansi untuk Penjual Biaya perolehan istishna’ terdiri dari: a. Biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan, atau tagihan produsen/kontraktor pada entitas untuk istishna’ paralel. b. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead termasuk biaya akad dan praakad.

c. Khusus untuk istishna’ paralel: seluruh biaya akibat produsen/ kontraktor tidak dapat memenuhi kewajiban jika ada.

Akuntansi untuk Penjual  Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan atau tagihan yang diterima dari produsen/kontraktor diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian, jurnalnya:

Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx Cr. Persediaan, kas, utang, dll

xxx

Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban akad tersebut.

Akuntansi untuk Penjual  Beban praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna’ jika akad disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan.  Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat: Dr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx Cr. Kas xxx  Jika Akad disepakati, maka dicatat: Dr. Beban Istishna’ xxx Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx  Jika Akad tidak disepakati, maka dicatat: Dr. Beban xxx Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx

• Untuk metode persentase penyelesaian, nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang bersangkutan. • Pendapatan diakui: berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan biasanya menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang dilakukan dibandingkan dengan total biaya, kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad. • Margin Keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan pendapatan.  

Persentase penyelesaian = Biaya yang telah dikeluarkan Total biaya untuk penyelesaian



Pengakuan Pendapatan = Persentase penyelesaian x Nilai Akad



Pengakuan Margin



Dimana nilai margin tersebut adalah: Nilai Akad – Total Biaya



Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya (jika >1 tahun)



= Persentase penyelesaian x Nilai Margin

Pendapatan Tahun Berjalan = Pendapatan diakui s/d saat ini – Pendapatan yang telah diakui

 bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset istishna’ dalam penyelesaian. Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin keuntungan adalah: Dr aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx

Dr. Beban istishna’( biaya yang telah dikeluarkan) Cr. Pendapatan Istishna’

xxx xxx

(pendapatan yg hrs diakui diperiode berjalan )

Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga pokok istishna’ diakui sebesar biaya istishna’ yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut.  Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok dan keuntungan sampai dengan pekerjaan telah dilakukan. Sehingga pendapatan diakui pada periode dimana pekerjaan telah selesai dilakukan.  Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’ akan melebihi pendapatan istishna’ maka taksiran kerugian harus segera diakui.

 Pada saat penagihan (metode persentase penyelesaian& akad selesai): Dr. Piutang Istishna’(sebesar nilai tunai) xxx

Cr. Termin Istishna’

xxx

 Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun Aset Istishna’ dalam penyelesaian. Pada saat penerimaan tagihan, jurnal: Dr. Kas (sebesar uang yang diterima ) xxx Cr. Piutang Usaha

xxx

Jika akad Istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi 2 bagian:  margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’ dilakukan tunai, akan diakui sesuai persentase penyelesaian. Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx Dr. Beban istishna’ (biaya yang dikeluarkan) xxx Cr. Pendapatan Istishna’ xxx (pendapatan yg hrs diakui di periode berjalan )  Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dgn pembayaran. - pada saat penandatanganan akad: Dr. Piutang Istishna’(selisih Nilai Tunai&Nilai Akad) xxx Cr. Pendapatan Istishna’ Tangguh xxx - Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai: Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional) xxx Cr. Pendapatan Akad Istishna’ xxx Dr. Piutang Istishna’(kas yang diterima) xxx Cr. Kas xxx



Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut: a) Piutang istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir. b) termin istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir.



Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna' dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada: a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna'; b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang berjalan; c) rincian piutang istishna' berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang; d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.

 Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual. Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian Cr. Utang kepada Penjual

xxx xxx

Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar: biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguh. Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai tunai)xxx Dr. Beban istishna’ tangguh (selisih nilai tunai &harga beli) xxx Cr. Utang kepada Penjual xxx

 Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna’ Dr.

Beban istishna’

xxx

Cr. Beban istishna’ tangguh xxx Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual, mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian tersebut dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.  Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx  Cr. Kerugian aset istishna’ xxx Setelah sebelumnya pembeli mengakui adanya kerugian

 Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx Cr. Aset istishna’ dalam penyelesaian

xxx

Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.  Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai wajar)xxx  Dr. Kerugian xxx  Cr.Aset istishna’dlm penyelesaian (biaya perolehan)xxx



Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:

a. Hutang ishtisna' sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi. b. Aset istishna' dalam penyelesaian sebesar: (i)persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna' paralel; atau

(ii) kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna’. Pengungkapan, pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:  a. rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu;  b. pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.

Cakupan Standar Akuntansi Istishna’Paralel  ► Akuntansi istishna’ diatur dalam Pernyataan Standar Keuangan ( PSAK ) no 104 tentang istishna’.terkait dengan pengakuan dan pengukuran transaksi, standar ini mengatur tentang penyatuan dan segmentasi akad, pendapatan istishna’ dan istishna’ parale, istishna’dengan pembayaran tangguh, biaya perolehan istishna’, penyelesaian awal pengakuan taksiran rugi, perubahan pesanan dan tagihan.

Teknis Perhitungan Transaksi Istishna’  Transaksi Istishna’ Pertama Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya, dr. Ursila berencana menambah satu unit bangunan seluas 100 m2 khusus untuk rawat inap di sebelah barat bangunan utama klinik. Untuk kebutuhan itu, dr. Ursila menghubungi Bank Berkah Syariah untuk menyediakan bangunan baru sesuai dengan spesifikasi yang diinginkannya. Setelah serangkaian negosiasi beserta kegiatan survey untuk menghasilkan desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang, pada tanggal 10 Februari 20XA ditandatanganilah akad transaksi istishna’ pengadaan bangunan untuk rawat inap. Adapun kesepakatan antara dr. Ursila dengan Bank Berkah Syariah adalah sebagai berikut:

 Harga Bangunan

: Rp 150.000.000

 Lama penyelesaian

: 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli)

 Mekanisme panagihan

: 5 termin Rp 30.000.0000 per termin mulai 10 Agustus

 Mekanisme pembayaran : setiap 3 hari setelah tanggal penagihan

 Transaksi Istishna’ Kedua Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada tanggal 12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah memesan kepada kontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagai berikut:

 Harga Bangunan

: Rp 130.000.000

 Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat tgl 25 Juni)  Mekanisme penagihan kontraktor: tiga termin pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%.  Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesar tagihan dari kontraktor.

Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tunai Transaksi (dalam ribuan rupiah)

Penjual

Pembeli

Sebelum melakukan akad, dikeluarkan biaya Rp250 untuk survei

Beban Pra Akad Ditangguhkan Kas

Jika dilakukan akad

Beban Istishna’ Beban Pra Akad Ditangguhkan

250

Beban Pra Akad Beban Pra Akad Ditangguhkan

250

Jika tidak terjadi akad

250 250

250

250

Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tunai Transaksi (dalam ribuan rupiah)

Penjual



Biaya perolehan (produksi) Rp1.000  Margin Keuntungan Rp200  Nilau Tunai saat Penyerahan Rp1.200 Memerlukan Biaya Perolehan Istishna’

Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 1000 Kas/Utang /Persediaan 1000

Pengakuan pendapatan (tergantung persentase penyelesaian yang telah diakui

Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 200 Beban Istishna’ 1000 Pendapatan Istishna’ 1200

Kalau pada metode akad selesai dilakukan pada akhir masa akad

Pembeli

Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tunai Transaksi (dalam ribuan rupiah) Penagihan dan penyerahan aset istishna’ kepada pembeli

Termin istishna’ sebagai contra account dari aset istishna dalam penyelesaian

Pada saat kas diterima

Penjual Piutang Istishna’ 1200 Termin Istishna’ 1200

Pembeli Aset 1200 Utang Istishna’ 1200

Termin Istishna’ 1200 Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 1200 Kas 1200 Utang Istishna’ Piutang Istishna’ Aset 1200

1200 1200

Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tangguh Transaksi (dalam ribuan rupiah)

Penjual

Biaya perolehan (produksi) Aset Istishna’ dalam Rp1.000 Penyelesaian 1000  Nilau Tunai saat Kas/Utang Penyerahan Rp1.200 /Persediaan 1000  Nilai Akad karena Tangguh Rp1.500  Seilisih Nilai Akad dan Tunai Rp300 Memerlukan Biaya Perolehan Istishna’ 

Pengakuan pendapatan (tergantung persentase penyelesaian yang telah diakui

Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 200 Beban Istishna’ 1000 Pendapatan Istishna’ 1200

Pembeli

 Penyelesaian Kasus Metode Persentase dan Pembayaran Secara Tangguh

Transaksi (dalam ribuan rupiah)

Penjual

Pembeli

Penagihan dan penyerahan aset istishna’ kepada pembeli

Piutang Istishna’ Termin Istishna’ 1200

Termin istishna’ sebagai contra account dari aset istishna dalam penyelesaian

Termin Istishna’ 1200 Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 1200

Pada saat kas diterima. Diangsur selama 3 tahun, tiap tahun membayar Rp500

1200

Aset 1200 Utang Istishna’ 1200 Beban Istishna’ Ditangguhkan 300 Utang Istishna’ 300

Utang Istishna’ 500 Kas 500 Kas 500 100 Piutang Istishna’ 500 Beban Istishna’ Beban Istishna’ Pendapatan Istishna’ Tangguh 100 Tangguh 100 Pendapatan Istishna’

100

Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tangguh Transaksi (dalam ribuan rupiah) Pembayaran istishna’ lebih awal dan penjual memberi potongan Rp75, maka:

Penjual

-Jika potongan diberikan Pendapatan Istishna’ saat pelunasan Tangguh

Pembeli

Utang Istishna’ 75 75 Beban Istishna’ Piutang Istishna’ Tangguh 75 75 Utang Istishna’ 425 Kas 500 Beban Istishna’ 25 Pendapatan Istishna’ Beban Istishna’ Tangguh 100 Tangguh 25 Piutang Istishna’ 500 Kas 420 Pendapatan Istishna’ 100

Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tangguh Transaksi (dalam ribuan rupiah) Pembayaran istishna’ lebih awal dan penjual memberi potongan Rp75, maka:

Penjual

Pembeli

-Jika potongan diberikan Kas 500 setelah pelunasan Pendapatan Istishna’

Utang Istishna’ 500 Beban Istishna’ 100 Tangguh 100 Kas 500 Piutang Istishna’ 500 Beban Istishna’ Pendapatan Istishna’ 100 Tangguh 100 Pendapatan Istishna’ 75 Kas 75

Kas

75 Beban Istishna’ 75

Jika Terjadi Kerugian atas Akad Istishna’ dan Dibayar Tunai Transaksi (dalam ribuan rupiah)

Penjual

 Biaya perolehan (produksi) Rp1.000  Margin Keuntungan Rp200  Nilau Tunai saat Penyerahan Rp1.200 Memerlukan Biaya Perolehan Istishna’

Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 1000 Kas/Utang /Persediaan 1000

Ternyata perolehan yang diperkirakan Rp1.000, realisasinya adalah Rp1.250

Aset Istishna’ dalam Penyelesaian 250 Kas/Utang /Persediaan 250

Pembeli

Jika Terjadi Kerugian atas Akad Istishna’ dan Dibayar Tunai Transaksi (dalam ribuan rupiah) Saat akhir periode, pengakuan kerugian dari istishna’

Penjual

Pembeli

Beban Istishna’ 1250 Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (kerugian) 50 Pendapatan Istishna’ 1200

Piutang Istishna’ 1200 Penagihan dan Aset 1200 Termin Istishna’ penyerahan aset Utang Istishna’ 1200 1200 istishna’ kepada pembeli. Termin istishna’ sebagai contra Termin Istishna’ 1200 account dari aset istishna Aset Istishna’ dalam penyelesaian. dalam Penyelesaian 1200

Kasus Metode Persentase Penyelesaian dan Pembayaran Secara Tunai Transaksi (dalam ribuan rupiah) Pada saat kas diterima

Penjual Kas 1200 Piutang Istishna’ 1200

Pembeli Utang Istishna’ 1200 Aset 1200

TERIMA KASIH

Related Documents

Akuntansi Syariah (paper)
January 2021 0
Komputer Akuntansi 11
February 2021 0
Ppt Audit Bab 21
February 2021 1
Ppt Audit Bab 17
January 2021 1
Bab 11 Akad Istishna
January 2021 3

More Documents from "Yulia"