Qolbun Salim_ Praktek Rogo Sukmo.pdf

  • Uploaded by: Fikri Mubarok
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Qolbun Salim_ Praktek Rogo Sukmo.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,658
  • Pages: 8
Loading documents preview...
Qolbun Salim RABU, 01 MARET 2017

PRAKTEK ROGO SUKMO KUNCI 6 PEMBUKA ROGO SUKMO: 1. ISTIGHFAR 7X (tahan nafas) 2. SYAHADAT 7X (tahan nafas) 3. SHOLAWAT 7X (tahan nafas) 4. HAWQOLAH 7X (tahan nafas) 5. BASMALAH 7X (tahan nafas) 6. TAKBIR 7X (tahan nafas) Setelah itu tawasul (wasilah): BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM 1. ILA HADROTIN NABIYYIL MUSTHOFA SAYYIDINA MUHAMMADIN SAW (AL-FATIHAH) 2. WA ILA HADROTIN SAYYIDINA ABU BAKAR, UMAR, USMAN, ALI RA (AL-FATIHAH) 3. WA ILA HADROTIN SAYYIDINA MALAIKAT JIBRIL, MIKA'IL, ISROFIL, IZROIL AS (AL-FATIHAH)  4. WA KHUSUSON ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH DAWUD AS (AL-FATIHAH) 5. KHUSUSON ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH SULAIMAN AS (AL-FATIHAH)  6. WA KHUSUSON ILA HADROTI SAYYIDINA MALAIKAT LANAL AS (ALFATIHAH) 7. WA KHUSUSON ILA HADROTI SAYYIDINA NABIYULLOH KHIDIR AS (AL-FATIHAH)  8. WA KHUSUSON ILA HADROTI SAYYIDI SYEKH ABDUL QODIR ALJAILANI RA (AL-FATIHAH) 9. WA KHUSUSON ILA RUHI ABI WA UMMI WA ILA JAMI’IL MUSLIMINA WAL MUSLIMATI WAL MU’MININA WAL MU’MINATI AL AHYA I

MINHUM WAL AMWAT (AL-FATIHAH)  10. WA KHUSUSON ILA HADROTI SHOKHIBUL IJAZAH ABAH HASAN BIN NUR ALI BIN MAKSUM (AL-FATIHAH) 11. WA KHUSUSON ILA RUHI WAJASADI SHOKHIBUL HAJAT (NAMA ANDA DAN NAMA IBU KANDUNG) (AL-FATIHAH) Saudaraku…kali ini saya pribadi akan memberikan sedikit pengalaman tentang “ilmu raga sukma”. Ilmu ini sangat lqah langka di zaman sekarang ini, karena manusia di jaman sekarang ini sungguh tidak mau bertirakat, maunya hanya enak-enak saja. Tapi ilmu ini masih ada. Hanya saja sudah sangat jarang berhasil mengamalkannya, kalau mereka tidak bersih dalam segala hal. Jika anda termasuk orang yang ingin memiliki amalan ilmu ini kenapa tidak mau untuk mencobanya, tapi ingat!!! Ilmu ini sangatlah ampuh dan sangat beresiko!!! Jangan pernah coba-coba jika tidak ada yang memberikan petunjuk untuk mengamalkan ilmu ini!!! Untuk itu jika anda berminat mengamalkannya jalankan dengan serius sesuai aturan dan disiplin ilmu di bawah ini: Berpuasalah mutih 7 hari berturut-turut. Niatkan hati yang ikhlas selama menjalani puasa karena Allah. Jangan niatkan yang lain. Cari ilmu "tanda kutip", kesaktian dan lain-lain. Aturan puasa hanya makan nasi dan air putih saja, kemudian setiap malam harinya selama menjalani tirakat puasa. Sekitar di atas jam 12 malam sholatlah hajad 2 roka'at. Setelah sholat hajad silakan bertawasul dengan membaca fatihah (tawasul seperti di atas) Do’a di bawah ini di baca 21x selama berpuasa 7 hari. Hari yang terakhir selepas puasa tidak tidur selama satu hari satu malam (sampai waktu subuh). Berikut ini adalah do’a yang di baca : Bismillahirrohmanirrohim. shollolloohu alaihi wasallam. Allohumma kulhualloh zat gumiling tanpo sangkan, liyep cut prucut sukmaningsun metu soko rogo gampang sarining gampang sak niatku, slamet soko kersaning Alloh. Laa ilaha ilalloh muhammadur rosululloh... Lalu teruskan dengan membaca kalimat di bawah ini. Pejamkan mata dan kamar di kondisikan gelap. YAA WUJUDULLOH YAA QODRATULLOH 118X  Ingat!!! Kalimat di atas ini tidak di peruntukkan untuk memperdaya atau berbuat jahat kepada umat, jika itu anda lakukan maka azab Allah akan berlaku dan saya tidak bertanggung jawab atas itu. Semoga bermanfaat, aamiin yaa robbal 'alamiin...

TAPI SEBELUM PRAKTEK TANPA SEORANG GURU. MAKA ADA BAIKNYA ANDA MEMPELAJARI TERLEBIH DAHULU RIWAYAT-RIWAYAT PELAKU PRAKTEK HAL TERSEBUT DI ATAS. DEMIKIAN KISAH DAN RIWAYATNYA. Terjebak dalam kegelapan saat praktek rogo sukmo sendirian. Sebelum beberapa tahun belakangan ini menjadi populer, saya sama sekali tidak mengenal istilah tersebut, apa lagi berbau bahasa asing. Saya hanya mengetahui ‘ngrogo sukmo’ atau melepaskan ruh yang ada dalam salah satu bidang ‘Ngelmu Jowo’. Selain pemahaman lebih dari itu saya sama sekali tidak tahu. Semoga sedikit tulisan ini dapat menambah sedikit wawasan tentang praktek raga sukma dan saya atas nama pribadi hanya ingin berbagi cerita tentang pengalaman saat melakukan ‘ngelmu sepuh’ ini untuk pertama kali beberapa tahun yang lalu. Ternyata benar kata orang tua. Belajar itu harus punya guru. Kata bijak itu rupanya juga ada disiplin ilmu supranatural. Bila belajar tanpa bimbingan guru, maka alamat petaka yang akan terjadi, setidaknya seperti yang saya alami. Nama saya Wagiman. Awalnya, saya mengenal ngelmu ‘ngrogo sukmo’ (meraga sukma) dari seorang guru di Nganjuk, Jawa Timur. Sekarang beliau (sudah almarhum). Singkat kisah, pada sebuah kesempatan setelah ada pembekalan yang diwejangkan, akhirnya saya diajak oleh beliau untuk jalan-jalan pada sebuah tempat di pesisir utara. Meski waktu itu saya masih mentah sekali dalam pemahaman tentang sensasi apa yang akan terjadi saat melakukan prosesi demikian. Karena didorong keinginan yang kuat dan nekat (kalo orang Jawa) tentunya saya mau saja ketika ditawari beliau untuk mempraktekkan ngelmu tersebut dengan beliau sebagai pembimbingnya. Berdua, dengan sebatang lilin yang dinyalakan lantas lampu dimatikan. Saya diharuskan memandangi nyala apinya selama beberapa menit sambil berkonsentrasi dan mengamalkan beberapa bait dzikir. Setelah itu saya disuruh memejamkan mata rapat-rapat. Aneh saja, nyala api lilin tersebut seakan masih ada didepan mataku. Padahal, mata sudah saya pejamkan begitu rapat. Terdengar dari guru spiritual saya yang menanyakan; "giman opo wae sing katon nang mripatmu” (warna apa saja yang telihat dimatamu). Memang, kemudian muncul nyala lilin warna merah, biru, kuning, hijau, secara bergantian. Ada yang dua tiga kali muncul, malah warna hitam juga muncul, setiap saya sebutkan barangkali sebagai acuan guru pembimbingku apakah saya siap atau tidaknya diajak melakukan prosesi tersebut. Setelah nyala lilin kemudian tidak muncul lagi kemudian lampu kamarnya dinyalakan. “Iso lee! Wiwit  bengi iki kowe ketok'e wes siap!” (Bisa nak! Mulai malam ini kamu kelihatannya sudah siap) kata beliau sesaat kemudian. Saya sangat gembira karena tak sia-sia usahaku mempersiapkan segala sesuatunya dengan berbagai ‘laku prihatin’ dan tirakat sesuai dengan petunjuk beliau agar saya bisa atau sekurangnya berkesempatan

meraga sukma, keluar dari tubuh sendiri dan melihat tubuh sendiri, seperti fenomena seseorang mati suri. Tujuh simpul ghaib ditubuh saya dibuka olehnya, agar rohku bisa melepaskan diri dari ragaku dan pergi berpetualang ke alam ghaib. Setelah beberapa kali saya mencoba, dengan sebuah ritual khusus, yaitu cara atau kunci agar bisa melepaskan diri dari kurungan raga, tapi tetap saja gagal, yang terlihat hanya beliau berubah menjadi dua. Satu diantara kembarannya duduk bersila dengan kepala menunduk, kembarannya yang lain terlihat berdiri dihadapanku. Setelah berulangkali mencoba akhirnya saya mendapat sensasi ini, beberapa saat seakan tubuh saya seperti terkena setruman listrik, bergetar dan bergelonjotan. Sesuai dengan petunjuk guruku dan pada moment yang tepat saya di suruh melompat melalui ubun-ubun kepalaku. Hampir-hampir saya tidak percaya, melihat diriku duduk serius dalam posisi bersila. Takjub, girang, takut melingkupi perasaan waktu itu. Takjub karena saat itu saya berada di alam yang bersinar kebiruan. Dan yang cukup aneh, saya bisa melihat ke tempat gelap sekalipun dengan jelas. Berdiri disamping saya, sosok halus guruku yang bersinar kebiruan memberi isyarat agar saya mengikutinya. Saya mencoba berjalan tapi sangat sulit dan kaku, bahkan beberapa kali terjatuh. Tubuh bersinar guruku seakan tidak sabar memberi isyarat lagi agar saya mengikutinya. Saya mencoba berjalan sebisaku mengikutinya berjalan berkeliling disekitaran rumah. Saya sangat heran ketika, sinar kebiruan guruku keluar kamar dengan menembus dinding ‘gebyok’ (papan kayu).  Luar biasa! Lucu juga saat saya berusaha mengikutinya dengan cara ingin membuka pintu kamar dengan cara biasa seperti biasa. Sedikitpun tangan saya tidak bisa menyentuh pintu tersebut. Dan tembus, menembus pintu-pintu tersebut. Secara naluri, saya melangkah saja sambil terpejam, tahu-tahu saya sudah ada di ruang tamu dimana sinar kebiruan guru saya berada. Setelah berkeliling di dalam rumah beliau, dengan bahasa isyarat beliau menagajak saya berjalan ke luar rumah. Setiba di luar rumah, kembali saya di buat keheranan dan takjub. Saya lihat guru spiritual saya tidak lagi berjalan di tanah, akan tetapi terbang naik beberapa meter dari tanah dan menunjuk ke arah utara. Terdengar jelas ditelingaku bisikan beliau “jajal lee, kowe yo iso mabur koyo mbah. Melu mbah paran ngalor” (coba nak, kamu juga bisa terbang seperti mbah. Ikut mbah ke arah utara). Saya mencoba menjejakkan kakiku ke tanah. Keanehan pun terjadi, tubuhku melayang naik beberapa meter tapi agak menggeliat miring, hampir jatuh dan tidak seimbang. Setelah berusaha untuk menguasai tubuh halusku dan terbang mengikuti guruku ke arah utara. Menembus kegelapan malam diatas areal hutan jati menuju pesisir utara. Singkat cerita, kejadian apa dan tujuan apa saya saat itu ke pesisir utara ini dengan berbagai pertimbangan tidak saya ceritakan disini.

Sekembali dari pesisir utara, akhirnya kami menuju kediaman beliau. Dimana raga kami masing-masing menunggu. Takjubnya, setelah membaca rapalan yang beliau ajarkan sebelumnya, tubuh halusku begitu mendekati raganya langsung tersedot masuk bagaikan asap yang dengan sangat cepatnya kembali menyatu dengan ragaku. Alam biru perlahan memudar dan kesadaran timbul dalam diriku, saya sudah kembali. Sadar sepenuhnya. Seiring berjalannya waktu, saya kehilangan sosok pembimbing yang sangat mumpuni dalam ngelmu ini. Beliau meninggal karena sepuh, terbilang dari penuturan beliau semasa masih hidup bahwa usianya sudah menginjak 96 tahun. Dengan berbekal sedikit sekali pengetahuan, sepeninggal guru spiritual saya, ingin rasanya mencoba mendalami dan melakukan sendiri proses itu, meski kenyataanya masih seringkali gagal. Bahkan lebih sering saya justru tertidur saat sedang dalam proses pelepasan ruh. Saya masih ingat pertengahan Agustus 2004 silam. Ketika itu saya belajar mengasah kemampuan meraga sukma seorang diri di kamar sekitar jam 11 malam. Setelah melakukan doa ke hadiratNya saya melakukan proses penenangan batin dan pikiran. Sekitar sepuluh menit kemudian, saya mulai melakukan proses relaksasi dalam. Seperti sensasi sebelumnya, tubuh saya seperti tersengat listrik hebat beberapa menit. Seakan disengat ribuan volt listrik. Dari ujung rambut sampai kaki, tubuh saya berguncang hebat. Sensasi berikutnya, ruh saya dalam nuansa biru melayang ringan di atas badan wadag saya. Meski sensasi ini berulangkali tiap saya melakukan prosesi ini, jujur, tetap saja ada rasa sangat senang karena berhasil melewati proses yang sakit dan menguras tenaga. Seperti yang sudahsudah, saya masih belum berani sendirian meninggalkan badan wadag saya dan beberapa saat kemudian langsung kembali. Beberapa hari kemudian saya kembali mengasah kemampuan saya dan kali ini lain, saya ingin berkeliling rumah. Aneh saja, ternyata badan halus ini bergerak sesuai apa yang ada dipikiran saya. Saat saya ingin ke kamar anak saya, tahu-tahu sampai di kamarnya. Setelah asik berkeliling rumah dan menembus tembok demi tembok, bahkan saya sedikit berani keluar rumah, meski kemudian masuk lagi kerumah. Nah,  terpikir oleh saya kalau saya mengunjungi sahabat saya yang masih satu kampung. Detilnya, dalam proses menuju ke rumah sahabat saya tadi tubuh melayang meski dalam keseimbangan yang kurang baik. Dalam perjalanan itulah saya dikagetkan oleh gonggongan anjing. Timbul pertanyaan dalam hati, apa mungkin anjing tersebut melihat saya? Waktu bersama guru pembimbing saya, saya diajak beliau terbang diatas ketinggian tak kurang dari 10 meter, namun saat saya melakukan sendirian saya masih belum berani setinggi itu, kisaran 2 sampai 3 meter dari tanah, lumayan untuk pemula. Karena situasi telah larut malam,

saya hanya melihat beberapa orang tetangga yang masih ‘jagongan’ di mulut-mulut gang. Waktu itu, diluar dugaan, ketika saya melintasi pemakaman yang sangat dimitoskan didaerah saya tinggal, seolah-olah ada hawa aneh yang merasuk ke kulit halus saya. Sensasi ini amat sangat cepat tejadi. Bahkan untuk sesaat, saya melihat suasana menjadi gelap. Saya merasakan ruh saya tersedot oleh sesuatu kekuatan yang sangat kuat. Saya tak ingat dimana waktu itu, benar-benar gelap. Yang pasti, saya melihat suasana yang sangat gelap dan dingin. Tak lama kemudian saya melihat sesuatu yang aneh dan tempat yang mengerikan. Sangat bingung perasaan saya saat itu. Apakah saya sudah mati atau masih hidup. Yang jelas, ruh saya sudah tidak bersama badan wadag saya lagi. Sebuah gambaran yang tak terwakili sebuah kosa kata. Ketegangan yang sempurna. Jujur, sangat ketakutan dengan pemandangan kanan kiri saya waktu itu. Terlebih saat melihat makhluk bermata satu, kulit penuh bulu dan tingginya hampir tiga meter. Semakin saya berusaha keluar dari tempat menyeramkan itu, semakin kuat perangkap sinar pekat itu membelitku. Sulit sekali menembus perangkap berupa kegelapan tersebut. Pikir saya, inilah akhir hidup saya selama ini. Ditengah ketidak berdayaan dan rasa takut dikelilingi makhluk yang meyeramkan. Mereka seperti ingin membedah tubuh saya. Tetapi mereka tetap berlaku kaku. Ya, mereka sepertinya tak bisa menjamah tubuh saya, walau saat itu benar-benar tidak berdaya. Untunglah, ditengah kepanikan tersebut masih teringat dalam benak saya akan wejangan guru spiritual saya saat ada kejadian seperti ini. Dalam keadaan panik, saya berusaha menenangkan pikiran dan batin bersamaan dengan melantunkan bait-bait doa dan rapalan yang diajarkan almarhum guru spiritual saya. Anehnya, secara perlahan sinar biru dalam tubuh halus saya semakin menguat dan melonggarkan sinar pekat tersebut. Sejenak kemudian hamparan gelap tanpa ada sosok-sosok mengerikan tersebut terlihat. Sensasi yang demikian semakin menambah semangat saya untuk bisa keluar dari hamparan hitam tersebut, dengan olah batin yang lebih mendalam lagi. Walhasil, sejenak kemudian tubuh halusku terasa terlempar dari hamparan pekat tersebut. Terlihat di depanku, tempat dimana sensasi awal saat terakhir kali mendekati areal pemakaman tersebut. Tanpa berpikr panjang dalam pikiran saya yang terlintas hanya untuk pulang dan kembali ke badan wadag saya. Mengurungkan niat untuk mengunjungi sahabat saya. Sesaat setelah sampai di kamar tempat badan wadag saya, langsung saja saya kembali masuk kesadaran yang sesungguhnya.

JANGAN PERNAH PRAKTEK TANPA ADANYA SEORANG GURU.

Demikianlah pengalaman Kang Wagiman, saat melakukan ritual praktek meraga sukma atau belakangan terkenal dengan proyeksi astral. Kisah ini tak lain hanyalah sekedar berbagi pengalaman untuk kita semua. Jangan pernah praktek ilmu ini sendirian tanpa adanya seorang guru terlebih untuk seseorang yang hanya mempelajari hal yang berkaitan dengan ini yang hanya bermodal belajar melalui buku atau internet lalu kemudian praktek tanpa adanya seorang guru.  Nah, kejadian-kejadian yang di alami oleh beberapa teman saya di dunia persilatan yang ingin menguasai ilmu kebatinan juga kurang lebih mengalami hal-hal yang tidak jauh seperti kisah Kang Wagiman di atas. Luapan perasaan dan sensasi-sensasi yang di alami. Sama!  Jadi begini, begitu sangat banyak cara atau metode yang sudah di kembangkang oleh para orang yang mengaku ahli supranatural untuk praktek raga sukma. Sangat banyak! Ada yang melalui bertapa, puasa, amalan wirid tertentu, melalui sholat hajad atau bahkan bekerja sama dengan jin dengan cara ritual khusus. Seperti yang di atas salah satunya. SAYA TEKANKAN! JANGAN DI LAKUKAN! INI SEMUA ADALAH BENTUK KEMUSYRIKAN DAN SYIRIK. Karena tirakat-tirakat dengan di niati selain dari pada Allah, itu merupakan jalan penyesatan! Dan juga terlalu memaksakan kehendak. Jujur saja saya adalah seorang sufi (pelaku thoriqoh) yang sudah menguasai ilmu raga sukma dan tentu saja ini bi idznillah (atas izin Allah). Saya tidak pernah melakukan tirakat-tirakat khusus seperti orang-orang yang antik dan menyimpang. Masalah saya di katakan menguasai saya tidak menguasai karena ke Kuasaan hanya milik Allah, hanya saja Allah memberikan setitik kelebihan terhadap saya untuk di titipkan ilmu ini. Saya mempunyai guru yang mursyid yang sudah bermakrifatullah. Dan tujuan hidup saya cuma satu. Yaitu mencari Keridhoan Allah melalui syafa'at Rosululloh saw...nanti ilmu-ilmu yang semacam itu tidak usah di cari pun insyaAllah akan datang sendiri bila sudah paham kuncinya. Di atas kan saya paparkan kunci 6, saya masih menyimpan kunci 9 yang lebih sakti bila ingin mencari kesaktian yang tanda kutip. Tapi resiko harap di tanggung sendiri. Pertanggung jawaban di hadapan Allah tanggung sendiri bila niatnya melenceng dari sunnatullah. Nah untuk ikhwal yang mau masuk di perguruan saya Ahlith Thoriqoh Nur Akhir Zaman, harap hubungin kontak WA saya di 085713333500. Di bimbing langsung oleh pakar-pakar spiritual tingkat tinggi, raga sukma kok jalan-jalan di sekeliling rumah. Saya kalo raga sukma langsung ke langit ke 7. Alam ke-Rosulan, alam malakut, ke Mekkah, ke Madinah. Bertemu Imam Al-Ghozali, Syehk Abdul Qodir AlJaelani, Malaikat Jibril dan Malaikat lainnya. Yang belum sampai ilmu saya adalah bertemu dengan Allah. Saya belum di ridhoi oleh Nya. Ke mana saja sesuai kehendak hati saya. Yang jelas dalam hidup jangan sampai kita itu keluar dari jalur yang seharusnya. Yaitu selalu mencari keridhoan Allah. 

Sekian ikhwal, terimakasih...jangan lupa kontak WA saya di atas bila berminat menggali 11 ilmu Islam di Nur Akhir Zaman.  Wasallam...

Lain waktu akan saya jelaskan tentang hubungan ke-ilmuan kesaktian dengan karomah dan lelaku sufisme yang melahirkan para Wali-Wali Allah atau Aulia Allah. Semua ilmu-ilmu yang di niatkan pencariannya dari selain Allah, tanpa syafa'at Rosululloh, insyaAllah JEBOL!!! Tidak ada apa-apanya. Ilmu opo ra kanggo. Mau cari ilmu apa lagi? Ilmu sesat! Saya pribadi sudah mempelajari ilmu-ilmu kanuragan jenis apapun tapi ternyata kosong! Walau saya masih muda tapi ilmu sesakti apapun saya pernah tirakati. Ilmu kebal patih gajah mada, ilmu rawarontek. Ajian tapak ilang itu semua permainan syaithon!!! Yang bahaya bila sampai ajal kita masih pakai ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat seperti di atas. Nerakalah tempat kita selama-lama-lama-lama-lama-lamanya. Kekal abadi selamanya. 

#SufiMuda

Unknown di 00.28 Berbagi

Tidak ada komentar: Posting Komentar



Beranda

Lihat versi web (AL-MURTADHO)

Unknown Lihat profil lengkapku Diberdayakan oleh Blogger.


Related Documents


More Documents from "hesnysanitya"

Mou Media Partner
February 2021 1
Surat Lamaran
January 2021 1
Tachometer
January 2021 0
Koleksi Ilmu Hikmah
January 2021 1