Referat Dermatitis Kontak Alergi

  • Uploaded by: izzati
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Referat Dermatitis Kontak Alergi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,396
  • Pages: 34
Loading documents preview...
Referat Dermatitis Kontak Alergi KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNISMA MALANG 2014

ILUSTRASI KASUS

 :: N N N aa m m aa N yy .. K K  :: 33 22 tt aa hh uu n U Um m uu rr n  :: PP ee rr ee m  JJ ee n n ii ss kk ee ll aa m m ii n n m pp uu aa n n  :: pp ee dd aa gg aa n  PP ee kk ee rr jj aa aa n n n gg  :: II ss ll aa m A A gg aa m m aa m  :: m A A ll aa m m aa tt m aa ll aa n n gg  :: 22 55 JJ uu n T T aa n n gg gg aa ll pp ee rr ii kk ss aa n ii 22 00 11 44

STATUS PENDERITA KELUHAN UTAMA: Gatal- gatal pada kedua kaki

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada kaki kanan dan kiri yang dialami penderita sejak 1 minggu yang lalu, tampak bercak kemerahan merata seperti garis sandal. Awalnya bercak kemerahan berukuran kecil, karena gatal, penderita menggaruknya sehingga bercak kemerahan meluas.

STATUS PENDERITA

Gatal dikakinya dirasakan sering kambuh, bintikbintik kadang sembuh, kadang muncul lagi terutama jika pasien menggunakan sandal jepit. Pasien mengaku timbulnya keluhan tidak disebabkan oleh obat oles sebelumnya, ataupun bahan kimia seperti detergen. Tidak ada demam. Tidak ada riwayat minum obat sebelumnya. Pasien sudah mengobati sendiri dengan mengoles salep yang dibeli dari apotek, tetapi tidak ada perubahan.

STATUS PENDERITA RIWAYAT PENYAKIT DAHULU  Pasien sering mengalami penyakit serupa, sejak 1 tahun yang lalu, sembuh, dan kumatkumatan. Asma (-) Alergi makanan dan obat (-) RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA  Tidak ada yang menderita penyakit sama dg pasien  Asma (-)  Alergi makanan dan obat (-)

RIWAYAT KONTAK DENGAN PENDERITA YG KELUHAN SAMA : (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: Tampak cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6) Tanda vital : Tensi : 120/80 Nadi : 90 x/mnt Pernafasan: 20 x/mnt Suhu : 36,5 C

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala

: dbn

Mata

: dbn

THT

: dbn

Mulut

: dbn

GIT

: dbn

Leher

: dbn

Thorax

: dbn

Abdomen (umbilikus) : dbn Sistem genetalia

: dbn

Ekstremitas atas

: dbn

Ekstremitas bawah : lihat status lokalis

STATUS LOKALIS Regio

Effloresensi

Ekstremitas inferior Dextra dan Sinistra

tampak makula eritema berbatas tidak jelas, vesikel (-), erosi (-), papula (+), eksudasi (-), krusta (-), skuama (-), fisura (-), dan edema (-). pustula (-)

Usulan Pemeriksaan Uji Tempel (Patch test) Apabila pakaian, sepatu, sendal,atau sarung tangan yang dicurigai penyebab alergi, maka uji tempel dilakukan dengan potongan kecil bahan tersebut yang ditempelkan di kulit, dibiarkan sekurang-kurangnya 48 jam.

DIAGNOSA KERJA

Dermatitis Kontak Alergi Akibat Sandal Jepit

DIAGNOSA BANDING

1. Dermatitis

Kontak

Iritan 2. Dermatitis Numularis 3. Dermatitis Atopik 4. Dermatitis Seboroik 5. Psoriasis

DKI

Dermatitis Seboroik

Dermatitis Atopik

Psoriasis

Dermatitis Numularis

NON NON

PENATALAKSANAAN

MEDICAMENTOS MEDICAMENTOS A A

Menghindari kontak kontak dengan dengan 1.1.Menghindari alergen pencetus pencetus (sandal (sandal alergen jepit) jepit) Minum dan dan menggunakan menggunakan 2.2.Minum obatsesuai sesuaiaturan aturanpakai. pakai. obat Bilagatal gataltidak tidakboleh boleh 3.3.Bila digaruk. digaruk.

PENATALAKSANAA N

1. Kortikosteroid topikal  inerson salep 0,25% (desoximethason) 2x1 2. Antihistamin : Interhistin 50 mg tab 1x1

MEDICAMENTO MEDICAMENTO SA SA

Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka DERMATITIS DERMATITISKONTAK KONTAK ALERGI ALERGI

DEFINISI

Dermatitis kontak alergi adalah peradangan kulit yang disebabkan kontak dengan bahan yang bersifat sensitizer (alergen)

ETIOLOGI Penyebab DKA adalah bahan sederhana berat molekul umumnya rendah (< 1000 merupakan alergen yang belum diproses hapten.

dengan dalton), disebut

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam timbulnya DKA : - potensi sensitisasi alergen - Dosis per unit area - Luas daerah yang terkena - lama pajanan - Oklusi - Suhu - Kelembaban lingkungan, vehikulum, dan Ph - faktor individu (keadaan kulit pada lokasi kontak) - status imunologi

PATOFISIOLOGI Tahap sensitisasi Tahap sensitisasi muncul ketika tubuh memproduksi antibodi IgE yang spesifik. Tahap sensitisasi ini juga disebut dengan tahap induksi, merupakan kontak pertama dengan alergen Tahap elisitasi Fase elisitasi terjadi jika terdapat pajanan ulang. Ketika terpajan dengan hapten (penyebab alergi) yang sama, protein akan mengikat molekul di sel mediator (sel basofil dan sel mast). Tahap elisitasi ini menyebabkan tubuh mengeluarkan molekul yang menyebabkan inflamasi (seperti histamin).

GAMBARAN KLINIS Gejala: Gatal Lokasi: Tangan (getah tanaman), lengan (jam), telinga (anting), leher (kalung), kaki (sandal), dll UKK: Akut: eritema, edema, vesikel, eksudasi (basah) Subakut: Tidak terlalu basah, krusta, eritema, edema, vesikel sedikit Kronik: likenifikasi, skuama, hiperpigmentasi, fisura, kering

DIAGNOSA • Diagnosa didasarkan atas hasil anamnesa dan pemeriksaan klinis/fisik, bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang. Anamnesa Pertanyaan mengenai kontaktan dengan bahan alergen yang dicurigai dengan didasarkan wujud kelainan kulit yang ditemukan. Data yang berasal dari anamnesa juga meliputi riwayat pekerjaan, hobi atau semua bahan yg dapat menimbulkan alergi, dan atau penyakit kulit yang perna di alami. Pemeriksaan Fisik Dengan melihat lokasi dan pola kelainan kulit sering kali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. Pemeriksaan Penunjang Uji Tempel (Patch Test)

Pemeriksaan Penunjang Uji Tempel (Patch test) Apabila pakaian, sepatu, sendal,atau sarung tangan yang dicurigai penyebab alergi, maka uji tempel dilakukan dengan potongan kecil bahan tersebut yang direndam dalam air garam yang tidak dibubuhi bahan pengawet/air. Lalu ditempelkan di kulit, dibiarkan sekurang-kurangnya 48 jam. Yang perlu diingat bahwa hasil positif dengan alergen bukan standar perlu kontrol (5-10 orang), untuk menyingkirkan kemungkinan iritasi.

Tempat untuk melakukan uji tempel biasanya di punggung. Untuk melakukan uji tempel diperlukan antigen, biasanya antigen standar buatan pabrik misalnya Finn Chamber System Kit dan T.R.U.E Test.

Hal yang harus diperhatikan dalam uji tempel adalah : - Dermatitis harus sudah tenang (sembuh). - Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu setelah pemakaian kortikosteroid sistemik dihentikan, - Uji tempel dibuka setelah 2 hari - Penderita dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji tempel menjadi longgar, - Uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan terhadap penderita yang mempunyai riwayat urtikaria dadakan Setelah dibiarkan menempel selama 48 jam, uji tempel dilepas. Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas, agar efek tekanan bahan yang diuji telah menghilang atau minimal.

DIAGNOSA BANDING 1. Dermatitis Kontak 1. Dermatitis Kontak Iritan Iritan Serangan Keluhan Pemeriksaan

Penyebab Batas Bentuk Klinis Perjalanan penyakit Tes tempel Target Bentuk Lesi

DKA

DKI

Mendadak dalam 1-2 hari Lambat, minggu, bulan, pada orang tersesitisasi. tahun Gatal. Perih. Predominan efloresensi Predominan efloresensi akut dan sub akut. Eritema, khronis : kering. Selanjutnya edem, vesikel, eksudasi eritem likhenifikasi, ekskoriasi Nikel, khrom, getah Air, sabun, deterjen, pelarut tumbuhan, karet, plastik, cat, kosmetik, obat Tidak Jelas Jelas Polimorf Monomorf Sensitifitas bertahan lama, Condong khronis dapat terjadi toleransi + Pada orang yang sensitif Semua orang Tidak sesuai sesuai

DIAGNOSA BANDING 2. Dermatitis numularis terutama jika mengenai telapak 2. Dermatitis numularis terutama jika mengenai telapak kaki, tes tempel negatif. kaki, tes tempel negatif. 3. Dermatitis atopik, terdapat tanda-tanda atopik (Rhinitis 3. Dermatitis atopik, terdapat tanda-tanda atopik (Rhinitis alergi dan asma bronkial) alergi dan asma bronkial) 4. Dermatitis seboroik terutama jika mengenai kepala, 4. Dermatitis seboroik terutama jika mengenai kepala, tidak ada memakai kontaktan seperti topi. tidak ada memakai kontaktan seperti topi. 5. Psoriasis terutama jika mengenai telapak tangan, yang 5. Psoriasis terutama jika mengenai telapak tangan, yang dominan merah, skuama dan pustula, kebanyakan dominan merah, skuama dan pustula, kebanyakan tidak gatal. tidak gatal.

PENATALAKSANAA N

NON MEDIKAMENTOSA

Yang terpenting adalah mencari penyebab, yang kadang-kadang agak sukar, apalagi kalau ada hubungan dengan pekerjaan. Kalau sudah diketahui penyebabnya maka harus menghindarinya, misal memakai sarung tangan sebagai perlindungan agar tangan tidak berkontak dengan bahan / zat kontaktan.

MEDIKAMENTOSA

PENATALAKSANAAN

• Beri Antihistamin untuk meringankan/ menghilangkan gejala gatal sehingga tidak mengganggu. • Jika basah di kompres terlebih dahulu, setelah kering di beri salep kortikosteroid. • Jika terjadi infeksi sekunder diberikan anti biotika.

kortikosteroid

PENGOBATAN TOPIKAL

• Berikut ini tingkat potensi dari sejumlah kortikosteroid pada penggunaan dermal, yaitu: • Lemah : hidrokortison asetat, metilprednisolon asetat.

• Sedang : – Desoximetason – Dexametason – Hidrokortison butirat – Flukonolon pivalat – Fluosinolon asetonida – Prednikarbat – Mometason furoat – Flutikason propionat

• Kuat : – Klobetason propionat – Betametason dipropion

PEN IK SISTEM

PROGNOSIS Umumnya Baik, sejauh bahan kontaknya dan atau faktor pencetus dapat dihindari serta patuh menggunakan obat sesuai dosis yang dianjurkan.

Kurang baik dan menjadi kronis bila bersamaan dengan dermatitis oleh faktor endogen, atau terpajan alergen yang tidak mungkin dihindari.

i a l a u m a l a s b Was W . r kum W ih s a K a m i r e T

Related Documents

Kontak
February 2021 4
Lp Dermatitis
March 2021 0
Makalah Alergi
February 2021 3
Woc Dermatitis
February 2021 0

More Documents from "Elvi Draliana"