Sap Hospitalisasi

  • Uploaded by: Agustina Defiyanti
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Hospitalisasi as PDF for free.

More details

  • Words: 2,124
  • Pages: 16
Loading documents preview...
SATUAN ACARA PENYULUHAN MATERI

: Mengatasi dampak hospitalisasi pada anak

SASARAN

: Keluarga pasien di ruang rawat inap anak A1 RSHS

HARI/TANGGAL

: Kamis / 11 Desember 2008

WAKTU

: 1 x 40 menit

TEMPAT

: Ruang Perawatan A1

PEMBERI MATERI : Mahasiswa PPN Angkatan XVI FIK UNPAD Kelompok 3 TUJUAN INSTITUSIONAL (TI) Memberikan pelayanan Prima (SIGAP) yang berkualitas TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan ini, sasaran dapat memahami tentang dampak hospitalisasi pada anak dan mengetahui bagaimana cara mengatasinya. KARAKTERISTIK PESERTA PENYULUHAN 

Keluarga klien yang anaknya di rawat di ruang A1

ANALISA TUGAS 

KNOW Definisi hospitalisasi Reaksi anak, orang tua dan saudara kandung terhadap hospitalisasi anak Cara mengatasi dampak hospitalisasi



DO Menerapkan cara mengatasi dampak hospitalisasi pada anak



SHOW Peserta terlihat memperhatikan dan antusias mengikuti penyuluhan Mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti dari materi yang diberikan Berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan

1

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Setelah mengikuti penyuluhan, peserta didik diharapkan mampu : 1.

Menjelaskan definisi hospitalisasi

2.

Menyebutkan reaksi anak, orang tua dan saudara kandung terhadap hospitalisasi anak

3.

Menjelaskan cara mengatasi dampak hospitalisasi

POKOK BAHASAN Mengatasi dampak hospitalisasi pada anak SUB POKOK BAHASAN 1.

Definisi hospitalisasi

2.

Reaksi anak, orang tua dan saudara kandung terhadap hospitalisasi anak

3.

Cara mengatasi dampak hospitalisasi

ALOKASI WAKTU Pra-kegiatan

: 5 menit

Apersepsi

: 5 menit

Penyajian Materi

: 20 menit

Penutup / Evaluasi

: 10 menit

Total waktu

: 40 menit

STRATEGI INSTRUKSIONAL 1.

Menggali pengetahuan awal peserta didik tentang definisi hospitalisasi, reaksi anak, orang tua dan saudara kandung terhadap hospitalisasi, dan cara mengatasi dampak hospitalisasi pada anak

2.

Menjelaskan materi pengajaran

3.

Menggunakan media pengajaran: infocus dan Leaflet untuk mempermudah pemahaman peserta didik

4.

Memberikan kesempatan bertanya pada peserta didik untuk bertanya

5.

Mengadakan evaluasi

2

MATERI (terlampir) KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Taha p Pra-

Kegiatan Pemberi Materi  Persiapan alat,

Kegiatan Peserta Didik  Klien dan

kegiat

klien dan

keluarga :

an

lingkungan.

dijelaskan

Metode

Media/ alat

Waktu 5’

akan dilakukan pendidikan kesehatan  Perkenalan  Menjelaskan tujuan  Menjelaskan cakupan matei

 Lingkungan:

Ceramah

membuat

Ceramah

lingkungan senyaman mungkin

yang akan

 Menyimak

diberikan

 Menyimak

Apers

Menanyakan hal-

 Menyimak Menjawab

Tanya

epsi

hal apa yang

pertanyaan

jawab

5’

diketahui peserta penyuluhan tentang definisi hospitalisasi, reaksi anak, orang tua dan saudara kandung terhadap hospitalisasi, dan cara mengatasi dampak

3

hospitalisasi pada anak

Penya

 Menyampaikan

 Menyimak

jian

materi dan

dan

Mater

simulasi

mendengarka

i

Cerama

Leaflet

h

dan

20’

infocus

n dengan baik  Memberikan kesempatan

Evalu

kepada klien

pemberi

jawab

untuk bertanya  Melakukan

materi  Mengikuti

Tanya

evaluasi

jawab

asi dan

 Bertanya pada Tanya

evaluasi

10’

Diskusi

 Memberikan

Penut

kesempatan pada  Menjawab/

up

salah satu peserta

Mengungkap

untuk merangkum

kan ide /

dan

pendapat

menyimpulkan materi yang telah diberikan  Menutup acara MEDIA PENGAJARAN 

In focus



Leaflet

METODE

4



Ceramah



Tanya jawab



Simulasi

SUMBER Hurlock, EB. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Supartini,Y. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Wong, DL. Alih Bahasa Ester,M. 2004. Pedoman Klinis Keperawatn Pediatrik. Jakarta: EGC.

LAMPIRAN 1

5

HOSPITALISASI DEFINISI Suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan yang asing, lingkungan yang asing, orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas. Rasa cemas pada orang tua akan membuat stress anak meningkat. Dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga pada orang tuanya Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak yaitu cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Tidak hanya anak orang tua juga mengalami hal yang sama. Apabila anak stress selama dalam perawatan, orang tua menjadi stress pula dan stress orang tua akan membuat tingkat stress anak semakin meningkat. Anak adalah bagian dari kehidupan orang tuanya sehingga apabila ada pengalaman yang mengganggu kehidupannya maka orang tua pun merasa sangat stress. REAKSI ANAK, ORANG TUA DAN SAUDARA KANDUNG TERHADAP HOSPITALISASI ANAK  Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya, pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Reaksi anak pada hospitalisasi:

6

1. Masa bayi (0-1 th) Dampak perpisahan Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang.Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety/cemas 

Menangis keras



Pergerakan tubuh yang banyak



Ekspresi wajahyang tak menyenangkan

2.Masa todler (2-3 th) Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan tahapannya, yaitu: 

Tahap protes, perilaku yang ditunjukkan adalah: menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain.



Putus asa menangis berkurang, anak tak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis



Pengingkaran/denial, perilaku yang ditunjukkan adalah: mulai menerima perpisahan, membina hubungan secara dangkal, anak mulai menyukai lingkungannya.

3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun ) Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak usia prasekolah adalah: 

Menolak makan



Sering bertanya



Menangis perlahan



Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan

Perawatan di rumah sakit juga membuat anak : 

Kehilangan kontrol



Pembatasan aktivitas Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerjasama dengan perawat.

7

4.Masa sekolah 6 sampai 12 tahun Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai,

keluarga,

kelompok

sosial

sehingga

menimbulkan

kecemasan.

Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dengan verbal dan non verbal 5.Masa remaja (12 sampai 18 tahun ) Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat masuk RS cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas di RS membuat anak kehilangan control terhadap dirinya dan menjadi bergantung kepada keluarga dan petugas kesehatan di RS. Reaksi yang muncul: 

Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan.



Tidak kooperatif dengan petugas kesehatan atau menarik diri dari keluarga sesama pasien dan petugas kesehatan (isolasi).



Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon anak: bertanyatanya, menarik diri, menolak kehadiran orang lain.

 Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi: 

Perasaan cemas dan takut, preilaku yang sering ditunjukkan orang tua berkaitan dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah sering bertanya atau bertanya tentang hal yang sama secra berulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, dan bahkan marah.



Perasaan sedih: Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain.



Perasaan frustasi: Kondisi yang tidak mengalami perubahan perilaku tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, menginginkan pulang paksa.

8

 Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS Marah, cemburu, benci, dan rasa bersalah. Rasa marah timbul karena jengkel terhadap orang tua yang dinilai tidak memperhatikannya.Cemburu atau iri timbul karena dirasakan orang tuanya lebih mementingkan saudaranya yang sedang ada di RS, dan ia tidak dapat memahami kondisi ini dengan baik. Perasaan benci juga timbul tidak hanya pada saudaranya, tetapi juga pada situasi yasng dinilainya sangat tidak menyenangkan. Selain perasan tersebut rasa bersalah juga dapat muncul karena anak berpikir mungkin saudaranya sakit akibat kesalahannya. DAMPAK HOSPITALISASI Dampak hospitalisasi yang dialami bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan. Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai : 1. Pengalaman yang mengacam 2. Stressor Keduanya dapat menimbulkan krisis bagi anak dan keluarga Bagi anak hal ini mungkin terjadi karena: 1. Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka 2. Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan sehari-hari 3. Keterbatasan mekanisme koping Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi : 1. Tingkat perkembangan usia 2. Pengalaman sebelumnya 3. Support system dalam keluarga 4. Keterampilan koping 5. Berat ringannya penyakit

9

Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi 1. Takut  Unfamiliarity  Lingkungan rumah sakit yang menakutkan  Rutinitas rumah sakit  Prosedur yang menyakitkan  Takut akan kematian 2. Isolasi Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama berpengaruh pada anak dibawah usia 12 tahun. Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker, pakaian isolasi, sarung tangan, penutup kepala ) dan keluarga yang tidak dapat bebas berkunjung. 3. Privasi yang terhambat Terjadi pada anak remaja; rasa malu, tidak bebas berpakaian Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hospitalisasi pada anak 1. Berpisah dengan orang tua dan sibling 2. Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang kegelapan, monster, pembunuhan dan diawali oleh situasi yang asing binatang buas 3. Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diizinkan 4. Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit 5. Prosedur yang menyakitkan. 6. Takut akan cacat atau mati. CARA MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK Fokus

intervensi

keperawatan

adalah

meminimalkan

stressor,

memaksimalkan manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga, mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress •

Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan

1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak

10

2. Modifikasi ruang perawatan 3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, misalnya surat menyurat dan bertemu teman sekolah. •

Mencegah perasaan kehilangan control

1. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif. 2. Bila anak diisolasilakukan modifikasi lingkungan 3. Buat jadwal untuk prosedur terapi, latihan, bermain 4. Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan •

Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri

1. Mempersiapkan psikologisanak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri 2. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak, menghadirkan orang tua bila memungkinkan 3. Tunjukkan sikap empat 4. Pada tindakan pembedahan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak 1. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar. 2. Memberi kesempatan pada orang tua untukbelajar tentang penyakit anak. 3. Meningkatkan kemampuan kontrol diri. 4. Memberi kesempatan untuk sosialisasi. 5. Memberi support kepada anggota keluarga.

11

Memberikan dukungan pada anggota keluarga lain 1. Berikan dukungan kepada keluarga untuk mau tinggal dengan anak di RS 2. Beri dukungan kepada keluarga untuk menerima kondisi anaknya dengan nilai-nilai yang diyakininya 3. Fasilitasi untuk menghadirkan saudara kandung anak apabila diperlukan keluarga dan berdampak positif pada anak yang dirawat maupun saudara kandungnya. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit 1. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak. 2. Mengorientasikan situasi rumah sakit. Pada hari pertama lakukan tindakan: - Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya. - Kenalkan pada pasien yang lain. - Berikan identitas pada anak. - Jelaskan aturan rumah sakit. - Laksanakan pengkajian. - Lakukan pemeriksaan fisik. Bermain selama di rumah sakit Bermain merupakan kegiatan 

Menyenangkan / dinikmati



Fisik



Intelektual



Emosi



Sosial



Untuk belajar



Perkembangan mental



Bermain dan bekerja

12

Tujuan bemain di rumah sakit 

Untuk dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama di rawat



Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui permainan

Prinsip bermain di rumah sakit 

Tidak membutuhkan banyak energy



Waktunya singkat.



Mudah dilakukan



Aman



Kelompok umur.



Tidak bertentangan dengan terapi.



Melibatkan keluarga.

Fungsi bermain 

Aktifitas sensori motorik



Perkembangan kognitif



Sosialisasi



Kreatifitas



Perkembangan moral therapeutic



Komunikasi.

Klasifikasi bermain 1. Sosial affective play Belajar memberi respon terhadap lingkungan, misalnya: Orang tua berbicara/memanjakan —- anak senang,tersenyum,mengeluarkan suara,dll 2. Sense of pleasure play Anak memperoleh kesenangan dari suatu obyek disekitarnya, misalnya bermain air/pasir

13

3. Skill play Anak memperoleh keterampilan tertentu, misalnya: mengendarai sepeda,memindahkan balon,dll 4. Dramatic play/tole play Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya berperan sebagai: Perawat,dokter,ayah,ibu,dll Karakteristik Sosial 1.Solitary play Dilakukan oleh balita ( todler)  Bermain dalam kelompok 1 thn merupakan asyik dengan permainannya sendiri yang berlainan  Dilakukan oleh balita atau pre school  Bermain dalam kelompok, permainan sejenis,tak ada interaksi,tak tergantung  Bermain dalam kelompok,aktivitas sama,tetapi belum terorganisasi dengan baik  Belum ada pembagian tugas, bermain sesuai dengan keinginannya  Bermain dalam kelompok,aktivitas sama,tetapi belum terorganisasi dengan baik  Belum ada pembagian tugas, bermain sesuai dengan keinginannya School age/ adolescant Permainan terorganisasi terencana, ada aturan-aturan tertentu Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain 1. Tahap perkembangan anak 2. Status kesehatan 3. Jenis kelamin 4. Alat permainan

14

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGATASI DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG A1 RSHS BANDUNG

Disusun Oleh : KELOMPOK 3 Diah Mayangsari Azmi Sulintya Sinta Silviani Irma Rachmawati Novia Ermanita Erna Erliana Wida Sulastri Rikeu Silviyani

Tri Rekasari Tjutju Yuliah Palupi Kartikaning Herawati Maya Amalia Susan Irawan Rifai Muh. Andrian S Rani Oktaviani

15

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XVI UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG 2008

16

Related Documents

Sap Hospitalisasi
February 2021 2
Sap Erp
January 2021 2
Sap Infertilitas
February 2021 1
Sap Document
January 2021 1
Sap Thypoid
January 2021 1
Sap Gastritis
February 2021 0

More Documents from "tikecikis"

Sap Hospitalisasi
February 2021 2
K3 Keperawatan-1.ppt
January 2021 1
February 2021 1
January 2021 0