Tahap Pemberian Diet Kep.docx

  • Uploaded by: Hermina Roselita
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tahap Pemberian Diet Kep.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,405
  • Pages: 25
Loading documents preview...
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN PADA ANAK GIZI BURUK

1.

FASE STRABILISASI Jenis-jenis makana yang apat diberikan selama anak mengalami gizi buruk strabilisai diantaranya

a. Formula khusus seperti formula 75/modifikasi/modisco b. Jumlah zat gizi : Energi : 100 Kkal/Kg BB/hari Protein : 1 – 1,5 gr/Kg BB/hari Cairan : 130 ml/Kg BB/hari atau jika ada edema berat 100 ml/Kg Dengan syarat pemberian diitnya adalah porsi kecil, sering, rendah ssrat dan rendah laktosa.

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gii buruk pada fase strabilisasi. FASE

JENIS MAKANAN

FREKUENSI

WAKTU PEMBERIAN

Strabilisasi 1. BB < 7kg

Makanan Bayi : - Asi -

Susu

Bayi/susu

rendah

laktosa -

2. BB > 7kg

Formula -

1 sdm/2jam

Hari 1-2(2 hr)

75/modifikasi/modisco l/2 -

2 sdm/3jam

Hari 2-3 (2 hr)

-

3 sdm/4jam

Hari 4-7 (4 hr)

Formula

75/modifiasi -

1 sdm/2jam

Hari 1-2(2 hr)

/modisco 1/2

-

2 sdm/3jam

Hari 2-3 (2 hr)

-

3 sdm/4jam

Hari 4-7 (4 hr)

Makanan Anak : - Susu/susu rendah laktosa -

-

2.

FASE TRANSISI Pada fase transisi anak gizi buruk pemberian makanannya harus secara bertahap dan perlahan-lahan jumlahnya ditingkatkan karena untuk menghindari terjadinya gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan alam jumlah banyak secara mendadak. Adapun persyaratan diet debagai berikut :

a. Formula khusus seperti formula 100/ modifkasi/modisco I/II b. Jumlah zat gizi Energi : 150 – 200 Kkal/Kg BB/hari Protein : 2 – 3 gr/Kg BB/hari Cairan : 150 ml/Kg BB/hari

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk pada fase transisi : FASE

JENIS MAKANAN

FREKUENSI

WAKTU PEMBERIAN

Strabilisasi 1. BB < 7kg

Makanan Bayi : - Asi -

Susu

Bayi/susu

rendah

laktosa -

Formula - 100 sdm/6jam 100/modifikasi/modisco I/II

2. BB > 7kg

Hari 8-9

- 100 sdm/4jam

Hari 10-11

- 100 sdm/2jam

Hari 12-13

Makanan Anak : - Susu/susu rendah laktosa -

Formula /modisco I/II

-

100/modifiasi - 100 sdm/6jam

Hari 8-9

- 100 sdm/4jam

Hari 10-11

- 100 sdm/2jam

Hari 12-13

3.

FASE REHABILITASI Bila anak masih medapatkan ASI,teruskan ASI, ditambah dengan makanan formula karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tubuh-kejar. Adapun persyaratan diet sebagai berikut :

a. Formula khusus sebagai formula 135/modifikasi/modosco III b. Jumlah zat gizi : Energi : 150 – 200 Kkal/Kg BB/hari Protein : 4 – 6 gr/Kg BB/hari Cairan : 150 – 200 ml/Kg BB/hari

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk pada faese rehabilitasi: FASE

JENIS MAKANAN

FREKUENSI

WAKTU PEMBERIAN

Strabilisasi 1. BB < 7kg

Makanan Bayi :

Tak terbatas

- Asi -

Minggu 3 - 6

- 100 ml/8jam atau

Susu

Bayi/susu

rendah 3 x pemberian

laktosa

- 3 x porsi

-

Formula - 1 x porsi 135/modifikasi/modisco I/II

-

Makanan

lunak/makanan

lembek Tak terbatas 2. BB > 7kg

Makanan Anak : - Susu/susu rendah laktosa -

Formula /modisco I/II

-

Makanan biasa

- Sari buah -

- 100 ml/8jam atau 3

135/modifiasi x pemberian - 3 x porsi lunak/makanan - 1 – 2 x

Seterusnya sampai -1 SD 90%

Table contoh pemberian makan pada usia 0 – 12 bulan UMUR 0–4

MAKANAN YANG DIBERIKAN

-

ASI

JUMLAH

WAKTU

PEMBERIAN

(Jam)

Sesuka bayi Sesuka bayi

4–6

6–8

-

ASI/Susu bayi/susu rendah laktosa

-

Buah

-

Bubur susu

-

ASI

-

Buah

-

Bubur susu

-

Tim saring

-

Formula/modifikasi/modisko

1 – 2 x porsi

10.00

1 – 2 x porsi

15.00 13.00

Sesuka bayi

&

&

18.00

2 x porsi 2 x porsi 1 x porsi

10.00

&

Sesuai fase KEP 15.00 Berat/ gizi buruk

08.00

&

13.00 8 – 10

-

ASI

-

Buah

-

Bubur susu

-

Tim dihaluskan

2 x porsi

-

Formula/modifikasi/modisko

Sesuai fase KEP 10.00

Sesuka bayi

18.00

2 x porsi 1 x porsi

Berat/ gizi buruk

&

15.00 08.00

10 – 12 -

ASI

Sesuka bayi

13.00

-

Buah

2 x porsi

18.00

-

Nasi Tim

3 x porsi

-

Formula/modifikasi/modisko

Sesuai fase KEP

&

Berat/ gizi buruk

12 -

-

ASI (bila ASI dapat diberikan PASI)

10.00

-

Buah

15.00

-

Makanan keluarga (mudah dicerna dan 2 x porsi

08.00

&

&

tidak pedas) -

3 x porsi

18.00

Makanan kecil (biscuit, bubur kacang 1 x porsi

ijo) -

13.00

Formula/modifikasi/modisco Sesuai fase KEP Berat/gizi buruk

10.00

&

15.00 08.00

&

13.00 18.00

E.

POLA PEMBERIAN MAKAN PADA USIA DIATAS I TAHUN Pada usia diatas 1 tahun jenis makanan yang dapat dibrikan masih berpedoman pada makanan bayi. Makanan yang diberikan sudah mulai seperti orang tua namun bentuknya masih lunak, mengingat belum banyak tumbuh gigi dan untuk memudahkan proses pencernaan. Table contoh pola pemberian makanan pada usia diatas 1 tahun UMUR

MAKANAN

(Tahun)

DIBERIKAN

PEMBERIAN

-

ASI

Sesuka anak

-

Makanan lunak

3 x sehari

Pagi,

-

Snack/jajanan

2 – 3 x sehari

malam

1–2

YANG JUMLAH

WAKTU (Jam)

siang,

Pagi, siang, sore Formula/modifikasi/modisco Sesuai fase KEP Berat/gizi buruk

>3

-

Makanan

seperti

orng 3 x sehari

Pagi,

siang,

dewasa -

malam 2 – 3 x sehari

Snack/jajanan

Pagi, siang, sore Formula/modifikasi/modisco Sesuai

fase

KEP

Berat/gizi buruk

Table jenis/ macam formula BAHAN

F 75 Gr

F 100

F 135

Urt

gr

Urt

gr

Urt

Susu

bubuk 2,5

½ sdm

8,5

1 ½ sdm

9

2 dsm

skim

10

1 sdm

5

½ sdm

6,5

¾ sdm

Gula pasir

3

¼ sdm

6

½ sdm

7,5

¾ sdm

Minyak sayur

2 cc

22 cc

2,7 cc

Larutan elektrolit

NILAI GIZI

Per 100 ml

F 75

F 100

F 135

Energy

Kalori

75

100

135

Protein

Gr

0,9

2,9

3,3

Laktosa

Gr

1,3

4,2

4,8

Potasium

Mmol

3,6

5,9

6,3

Sodium

Mmol

0,6

1,9

2,2

Magnesium

Mmol

0,43

0,37

0,8

Seng

Mg

2

2,3

3

Copper

Mg

0,25

0,25

0,34

energy -

0,5

1,2

1

-

3,6

5,3

5,7

41,3

41,9

50,8

% protein %

energy Mosm/l

lemak osmolality

F.

CARA MEMBUAT LARUTAN FORMULA Campurkan susu skim, gula, minyak sayur dan larutan elektrolit, diencerkan dengan air hangat sedikt demi sedikit sambil diaduk sampai homogeny dan volume menjadi 100 ml. Larutan ini bias langsung diminum. Table larutan elektrolit / resmoal BAHAN

Gula

300 cc

500 cc

750 cc

Gr

uk

gr

Uk

gr

uk

15

1,5 sdm

25

2,5 sdm

37,5

3,5 sdm

pasir

1,5 bks

2,5 bks

3,5 bks

Oralit

1,2

⅕ sdm

2

½ sdm

3

¾ sdm

KCL

300 cc

1,5 gls

500 cc

2,5 gls

750 cc

3 ¾ gls

air

G. CARA MEMBUAT RESOMAL Campurkan Gula pasir, oralit, KCL, dan diencerkan dengan air hangat sesuai kebutuhan larutan sesuai tabel sambil diaduk sampai homogeny. Larutan ini bias langsung diminum. Dalam pembuatan formula, bila larutan elektrolit tersebut tidak tersedia, 20 ml larutan elektrolit bias didapat dari 2 gram KCL atau sumber buah dan sayuran antara lain : -

Sari Buah Tomat (400 cc)

:

200 cc untuk pengganti 1 gr KCL

-

Sari Buah Jeruk (500 cc)

:

250 cc untuk pengganti 1 gr KCL

-

Sari Buah Pisang (250 cc)

:

125 cc untuk pengganti 1 gr KCL

-

Sari Buah Alpukat (200 cc)

:

100 cc untuk pengganti 1 gr KCL

-

Sari Buah Melon (450 cc)

:

225 cc untuk pengganti 1 gr KCL

-

Sari Buah Belimbing ( 350 cc)

:

175 cc untuk pengganti 1 gr KCL

-

Sari Bayam (350 cc)

:

175 cc untuk pengganti 1 gr KCL

-

Sari Daun Pepaya Muda (150 cc)

:

75 cc untuk pengganti 1 gr KCL

H. CARA MEMBUAT MODISKO 1.

Campur tepung susu krim, gula. Minyak kelapa/margarine yang dicairkan dengan air secukupnya, kemudian campuran tersebut dibliender sampai homogeny. Tambahkan air sampai volume yang ditentukan, kemudian didiamkan selama 15 menit

2.

Campuran tepung susu krim, gula pasir dan air secukupnya tuangi minyak kelapa/margarine yang sudah dicairkan sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan sendok. Dianjurkan waktu mengaduk agak ditekan sampai minyak kelapa/margarine homogen. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume yang ditentukan kemudian ditim selama 15 menit.

I.

CARA PEMBERIAN MODISKO Modisko diberikan sebagai minuman atau dicampurkan dengan makanan lain, misalnya: bubur susu modisco, pudding modisco, talam modisco, es dan lain-lain.

J.

CONTOH RESEP MODIFIKASI FORMULA

1.

Bubur sari formula Bahan :

-

Tepung beras : 25 gr (5 sendok makan )

-

Gula pasir

: 10 gr ( 1 sendok makan )

-

Formula 75

: 100 cc

-

Santan kental : 50 gr kelapa (5 sendok makan )

-

Air

: 200 cc (1 gelas)

Cara Membuat : Campur tepung beras, gula pasir, dan air diaduk sampai matang, angkat langsung campur dengan larutan formula 75 kemudian diaduk sampai rata. Siap dihidangkan dengan santan kental Nilai Gizi: -

Energy

: 381,9 k kal

-

Protein

: 4,35 gr

-

Lemak : 27,5 gr

-

2.

Karbohidrat: 47,5 gr

Puding agar-agar formula Bahan:

-

Agar- agar = 3 setengah (stngah bungkus)

-

gula pasir = 10 gr (2 sendok makan )

-

santan kelapa= 25 gr (2 setengah sendok makan)

-

air untuk santan =100 cc (setengah gelas)

-

F 100 =200 cc

Cara membuat: Campur bahan agar-agar, gula, dan santan diaduk sampai mendidih. Setelah mendidih angkat dari api kemudian masukkan F100 dan diaduk rata. Masukkan kedalam cetakan yang telah disiapkan Nilai gizi: -

Energy

: 326,1 kkal

-

Protein

: 6,6 gr

-

Lemak : 22,1 gr

-

Karbohidrat: 32,9 gr

CONTOH RESEP MODIFIKASI MODISCO 1.

Burjo modisco Bahan:

-

Kacang hijau : 25 gr

-

Gula pasir

-

Santan kental : 100 gr kelapa

-

Gula merah

-

Modisco setengah: 100 cc

-

Daun pandan dan garam secukupnya

: 10 gr

: 10 gr

Cara membuat: Masak kacang hijau setengah matang,buat adonan air yaitu dengan santan dan modisco dicampur jadi satu rebus sampai mendidih sambil diaduk agar santan tidak pecah. Kemudian

masukkan gula merah yang sudah dicairkan dan gula pasir serta kacang hijau , dan masak kembali hingga matang jangan lupa tambahkan daun pandan dan garam secukupnya.sajikan untuk 1 porsi. Nilai gizi : -

Energi : 598,45kkal

-

Protein

-

Lemak : 37,0 gr

-

Karbohidrat: 59,53 gr

2.

: 12,55 grr

Puntik mandalika modisco Bahan:

-

Pisang : 100 gr

-

Gula pasir: 10 gr

-

Telur :25 gr

-

Santan kental : 50 gr

-

Modisco III

: 100 cc

Cara membuat: Pisang diambil dagingnya lalu dihaluskan, semua bahan dan modisco III dicampur menjadi satu, dan kemudian dicetak menurut selera. Terakhir dikukus sampai matang kurang lebih 30 menit. Nilai gizi -

Energi : 495,4 kkal

-

Protein: 9,3 gr

-

Lemak: 29,3 gr

-

Karbohidrat : 52,2 gr

CONTOH RESEP MAKANAN BAYI SARI BUAH 1.

AIR JERUK Bahan Cara membuat

: jeruk 1 gram (1 buah). : jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas

disaring. Air jeruk yang didapat 7 sendok makan.

dan

Cara pemberian

: untuk pemberian pertama air jeruk tersebut diencerkan dengan air

putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sendok teh. Pemberian ini ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan 1 buah jeruk, maka selanjutnya tidak perlu diencerkan lagi, bila rasanya asam, dapat ditambahkan gula dalam bentuk sirup secukupnya. Nilai gizi: -

Energy

: 45 kkal

-

Protein

: 0,9 gr

-

Lemak

-

Karbohidrat : 11,2 gr

2.

: 0,2 gr

Sari pisang Bahan

: pisang ambon 100 gr (1 buah).

Cara membuat

: pisang dicuci bersih, dikupas, dikerik halus, dan dimasukkan ke

dalam cangkir. Pisang yang telah dikerik sebaiknya dicampur dengan air jeruk/air tomat. Nilai gizi: -

Energy

: 99 kkal

-

Protein

: 1,2 gr

-

Lemak : 0,2 gr

-

Karbohidrat

3.

Bubur susu

: 25,8 gr

Bahan: -

Susu

: 150 cc

-

Gula pasir

: 10 gr

-

Tepung beras : 20 gr

-

Air putih

-

Garam secukupnya

: 50 cc

Cara membuat: Didihkan susu, tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan ke dalam susu yang telah mendidih sampai masak. Kemudian masukkan gula pasir ke dalam bubur tersebut dan ditambahkan garam lalu diangkat.

Nilai gizi : -

Energy

: 217 kkal

-

Protein

: 7 gr

-

Lemak : 7 gr

-

Karbohidrat: 30 gr

4.

Nasi tim/bubur campur Bahan :

-

Beras : 20 gr

-

Ikan/daging/ hati : 25 gr

-

Tempe/ tahu : 10 gr

-

Sayur : 25 gr

-

Air

: 800 cc

Cara membuat: Bahan makanan dicuci. Ikan, hati, daging, tahu, tempe dipotong kecil/dicincang. Sayuran dipotong pendek. Semua bahan makanan dimasukkan ke dalam panic dan diberi air. Dimasak dengan api sedang dan ditutup. Sesudah mendidih diaduk dan dimasak terus hingga kental dan matang. Nilai gizi: -

Energy

: 155 kkal

-

Protein

: 8 gr

-

Lemak : 4 gr

-

Karbohidrat: 22 gr

Mengenali dan membantu masalah lain seperti defisiensi vitamin, anemia dan gagal jantung kongestif. a.

Kekurangan vitamin A Semua penderita gizi buruk harus mendapat vitamin A pada hari pertama perawatan dengan dosis tergantung dari umur anak.

b.

Kekurangan vitamin B komplek, C, D, E, K

Penderita gizi buruk sebaiknya mendapatkan multivitamin.

c.

Gagal jantung kongestif Penderita gizi buruk biasanya mengalami atrofi pada otot jantung sehingga tidak mampu memompakan darah yang ada di jantung jika cairan tubuh melebihi kemampuannya. Tanda awal gagal jantung kongesif, yaitu: nafas cepat >50 kali per menit pada umur 2-12 bulan atau >40 kali per menit pada anak 12 bulan sampai 5 tahun, ujung jari tangan dan kaki dingin (sianosis).

d.

Dermatosis Anak

kwarsiorkor

disertai

dengan

kelainan

pada

kulit

berupa

bercak-bercak

kemerahan/kehitaman pada pantat, kaki, leher belakang yang disebut sebagai dermatosis.

K. PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pemantauan perawatan pada penderita gizi buruk sangat diperlukan karena kondisi tubuhnya sangat buruk. Manfaat pemantauan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan adalah untuk mengetahui: 1. Berat ringannya keadaan penderita (tergantung fase perawatan). 2. Jumlah penderita yang dikunjungi, jumlah tenaga kesehatan yang ada. 3. Jarak atau kesulitan rumah penderita yang dikunjungi. Frekuensi kontak antara petugas kesehatan dan penderita perlu dilakukan, sebagai berikut: 1. Fase stabilisasi, setiap hari. 2. Fase transisi, seminggu dua kali. 3. Fase rehabilitasi, seminggu sekali selamasebulan (4-6 minggu). 4. Fase follow up, 2 minggu sekali selama bulan, 3 minggu sekali selama 3 bulan. Dengan menjalankan pedoman – pedoman pemantauan tersebut anak telah menjalani pemulihan sekitar 6 bulan

Beberapa hal yang perlu dipantau, antara lain: 1.

Pemantauan suhu tubuh

Pada fase stabilisasi, pemantauan suhu tubuh adalah sangat penting karena resiko terjadinya hipotermi sangat tinggi. Sedangkan pada fase rehabilitasi sudah tidak penting lagi karena ancaman penderita mengalami hipotermi sudah semakin kecil. Cara pengukuran suhu tubuh seperti yang telah dikemukakan dibagian depan. Pengukuran suhu tubuh pada fase stabilisasi (apabila alatnya tersedia) sebaiknya dilakukan 2 jam sekali.

2.

Pemantauan perkembangan anak Perkembangan anak dapat digunakan juga sebagai pertanda kemajuan penderita gizi buruk. Jika anak sudah mulai dapat tersenyum merupakan pertanda yang baik. Setelah itu disusul dengan nafsu makan yang baik dan anak mulai bermain di tempat tidur, duduk dan seterusnya, mendekati perkembangan sebelumnya yang sudah dicapai.

3.

Pemantauan penerimaan (aksebtabilitas) makanan Pemantauan asupan makanan dan minuman terhadap anak dilakukan dengan cara menghitung berapa banyak asupan, dan berapa banyak yang tidak habis atau dikelurkan lagi. Dengan demikian, sarana pemantauan adalah alat ukur volume, yang harus dilakukan secara terus menerus. Hasil pemantauan selanjutnya dimasukkan kedalam formulir ynag telah tersedia. Dalam pemantauan sring terjadi masalah – masalah yang harus segera diselesaikan. Kadang masalah dapat diselesaikan sendiri oleh petugas kesehatan, tetapi sering juga masalah perlu diselesaikan dengan kerjasama lintas sektoral. Beberapa masalah yang timbul dalam perawatan penderita antara lain :

o Kenapa nafsu makan penderita tidak kunjung membaik o Anak masih menderita sakit (diare, muntah, batuk dll) o Keluarga tidak mampu membeli bahan makanan o Keluarga tidak dapat memberi makan tiap 2 jam o Anak menderita cacat bawaan o Kelurga tidak dapat menyediakan makanan seperti yang dianjurkan (bahan makanan tidak terbeli/terlalu mahal). o Tidak ada alat pemantauan. o Asuhan untuk anak kurang karena ibu sakit, sementara ayah harus bekerja untuk menghidupi keluarga.

4.

Pemantauan berat badan Penderita gizi buruk yang disertai edema akan trjadi penularn berat badan terlebih dahul pada tahap awal perawatan, selanjutnya akan terjadi peningkatan berat badan yang bermakna. Peningkatan berat badan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan formulir yang disediakan.

Peningkatan BB dapt dibedakan ebagai berikut :  Peningkatan BB kurang : < 5 gr/kgBB/hari  Peningkatan BB sedang : 5 – 10 gr/kgBB/hari  Peningkatan BB baik : > 10 gr/kgBB/hari Pemantauan berat badan dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan atau KMS.

BAB III

PENUTUP KESIMPULAN Gizi buruk merupakan masalah kekurangan zat gizi makro (kalori/protein) yang berlangsung secara kronis maupun akut. Cara melakukan diagnosis pada balita yang mengalami gizi buruk, yaitu dengan pemeriksaan antropometris dan pemeriksan klinis. Tanda-tada klinis dapat berupa marasmus, kwarshiorkor, serta marasmik-kwarshiorkor. Kriteria balita gizi buruk, yaitu: sudah melewati fase stabilisasi, tidak menderita komplikasi, tim penanggulangan gizi buruk, serta fasilitas rumah tangga yang memungkinkan. Perawatan pasien gizi buruk dapat dilakukan dengan mengobati atau mencegah Hipoglikemi dan hipotermi, mencegah dehidrasi, mengobati infeksi, serta pemberian diet. Pemberian modisko sebagai minuman atau dicampurkan dengan makanan lain. Pemantauan yang perlu dilakukan, yaitu pemantauan suhu tubuh, pemantauan perkembangan anak, pemantauan penerimaan makanan, pemantauan berat badan.

http://zillyannurse.blogspot.co.id/2011/11/panduan-pemberian-makanan-pada.html

KASUS An. F, laki-laki, usia 17 bulan, BB 7,2 Kg (BB Lahir 2 kg), TB 74 cm (PB lahir 62 cm) tinggal di kec. Sumbersari. Keluhan utama kasus : nafsu makan kurang dan rewel, diare > 3kali/hari. Riwayat penyakit : sejak lahir An. F memiliki gangguan menelan (gangguan menghisap ASI kurang), mulai usia 8 bulan, badannya kelihatan semakin kurus, dan kecil, sering batuk pilek, panas yang tidak terlalu tinggi, nafsu makan kurang dan rewel. Grafik di KMS selalu menunjukkan di bawah garis merah (BGM). An. F adalah anak tunggal. Orang tua An. F bekerja sebagai wiraswasta (ayah), bekerja di bengkel dengan penghasilan rata-rat per bulan Rp. 750.000, dan ibunya sebagai IRT. Riwayat gizi : An. F diberikan ASI eksklusif sampai usia 5 bulan, setelahnya ASI ditambah dengan MPASI (bubur beras, pisang, biskuit, bubur susu). Usia 8 bulan makan tim saring perhari, dan 12 bulan mulai makan nasi seperti makanan utama keluarga. Pola makan An. F adalah sebagai berikut : Konsumsi nasi, 2 kali sehari @ ¾ gelas, lauk hewani (telur/ikan 1-2 kali sehari, @ 1 butir/1 ptg sedang, ayam 1 kali seminggu, @ 1 ptg sedang, lauk nabati (tempe/tahu, 1-2 kali sehari, @ 1ptg sedang), sayuran (biasanya mengkonsumsi kangkung, bayam, rata-rata @ ½ gelas/hari), buah (pisang @ 2-3 buah/minggu). Konsumsi makanan saat ini : nafsu makan kurang baik, hasil recall konsumsi makan 24 jam pasien adalah : Energi 650 kkal, protein 19 g, lemak 20 g, dan KH 98 g. Hasil Pemeriksaan: Fisik : KU baik, sadar, dan tidak dalam keadaan sakit. Klinis : TD 110/70 mmHg, T 37°C. PENYELESAIAN KASUS

A. Gambaran Umum Pasien Nama

: An. F

Usia

: 17 bulan

Jenis Kelamin Alamat

: Laki-laki : Kecamatan Sumbersari Jember

B. Proses Asuhan Gizi Terstandart 1. Pengkajian Gizi Riwayat Gizi/Makanan Riwayat Gizi Dahulu : An. F diberikan ASI eksklusif sampai usia 5 bulan, setelahnya ASI ditambah dengan MP-ASI ( bubur beras, pisang, biscuit, dan bubur susu). Usia 8 bulan makan tim saring per hari. Usia 12 bulan mulai makan nasi seperti makanan utama keluarga. Pola makan An. F adalah sebagai berikut: konsumsi nasi 2 kali sehari @ 3/4 gelas, lauk hewani seperti telur @ 1 butir tiap1-2 kali sehari dan ayam @ 1 potong sedang 1 kali seminggu, lauk nabati seperti tempe/tahu @ 1 potong sedang tia 1-2 kali sehari, sayuran seperti bayam dan kangkung rata-rata @ ½ gelas per hari, dan buah seperti pisang @ 2-3 buah per minggu. Riwayat Gizi Sekarang : Nafsu makan kurang baik, hasil recall 24 Jam pasien mengonsumsi energi 650 kkal, protein 19 gr, lemak 20 gr, dan karbohidrat 98 gr. Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makanan Pasien 24 Jam Terakhir Energi (kkal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

Karbohidrat (gr)

Asupan makanan

650 kkal

19 gr

20 gr

98 gr

Asupan gizi AKG

1000

25 gr

33 gr

162,5 gr

% tingkat konsumsi

65

76

60,6

60,3

Kategori

Defisit

Kurang

Defisit

Defisit

Penilaian Nafsu makan kurang baik, asupan makanan dibandingkan dengan AKG menunjukkan konsumsi energi 65%, protein 76%, lemak 60,6%, dan karbohidrat 60,3%. Asupan energi, lemak, dan karbohidrat termasuk dalam kategori defisit. Sedangkan protein masuk kategori kurang. Hal ini dikarenakan salah satu penyebabnya nafsu makan yang kurang baik. Pengkategorian tersebut didasarkan pada Supariasa (2001), tingkat konsumsi dibagi menjadi 4 golongan yaitu:

≥ 100% AKG = Baik 80-99% AKG = Sedang 70-80% AKG = Kurang < 70% AKG = Defisit

Fisik Klinis Fisik : Keadaan umum pasin baik, sadar, dan tidak dalam keadaan sakit. Badan semakin kurus dan kecil. Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Klinik Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Keterangan

Tekanan darah

110/70 mmHg

120/80 mmHg

Hipotensi

Suhu

37◦C

36-37◦C

Normal

Penilaian Tekanan darah rendah, secara fisik terdapat tanda-tanda mal gizi yaitu badan semakin kurus dan kecil. Riwayat Personal Sosial Ekonomi

:

Pekerjaan ayah dari pasien An. F adalah wiraswasta yang bekerja di bengkel dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga rata-rata adalah Rp. 750.000,00 per bulan. An. F adalah anak tunggal.

Penyakit Dahulu

:

Sejak lahir An. F memiliki gangguan menelan (gangguan menghisap ASI kurang), mulai usia 8 bulan badan semakin kurus dan kecil, sering batuk, pilek, panas yang tidak terlalu tinggi, nafsu makan kurang, dan rewel. Grafik di KMS selalu menunjukkan di bawah garis merah (BGM).

Penyakit Sekarang

:

Nafsu makan kurang, rewel, dan diare > 3 kali per hari.

Penilaian Keluarga pasien memiliki status ekonomi rendah, saat ini pasien dalam kasus Kurang Energi Protein (KEP) memiliki keluhan hipotensi, kurus dan nafsu makan kurang. 3. INTERVENSI GIZI Tujuan : 1. Menurunkan frekuensi diare dengan makanan rendah serat. 2. Meningkatkan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan 3. Memperbaiki status gizi dan meningkatkan BB agar tidak jatuh pada kondisi penurunan BB yang drastis. 4. Memberikan makanan tinggi vitamin dan mineral agar imunitas meningkat sehingga batuk dan pilek sembuh.

Prinsip Diet : Energi Tinggi, Protein Tinggi (ETPT) Macam Diet : Diet ETPT. Bentuk Makanan : Makanan lunak (bubur), karena pasien memiliki gangguan menelan. Syarat : Cara yang kita lakukan untuk menentukan kebutuhan zat gizi anak balita adalah: 1.

Menentukan Desirable Body Weight (DBW) Penentuan DBW untuk anak balita (1-5 tahn) secara sederhana dapat menggunakan rumus sebagai berikut: DBW = (usia dalam tahun x 2) + 8

2.

Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Total Per Hari

-

Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus : a. Keb. energi = 1000 + (100 x usia dalam tahun) b. Keb energi usia 1-3 tahun = 100 kalori/kg DBW Keb energi usia 4-5 tahun = 90 kalori/kg DBW

- Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung : (10% x Total Energi Harian) : 4 = x gram - Kebutuhan Lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu : (20% x Total Energi Harian) : 9 = x gram - Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari total energi harian dikurangi prosentase protein dan lemak Adapun dalam kasus ini, kebutuhan zat gizi an. F adalah: DBW = (1,4 x 2) + 8 = 10,8 kg

3.

Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Total Per Hari

- Kebutuhan energi/kalori: Keb. energi = 1000 + (100 x 1,4) = 1140 kkal - Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung : Keb. Protein = (10% x1140) : 4 = 28,5 gram - Kebutuhan Lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu : Keb. Lemak = (20% x 1140) : 9 = 25,3 gram - Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari total energi harian dikurangi prosentase protein dan lemak Keb. Karbohidrat = (70% x 1140 kkal) : 4 = 199,5 gram - Vitamin C diberikan untuk meningkatkan imunitas tubuh mengingat anak menderita batuk dan pilek. Sumber Bahan Makanan yang digunakan : pisang - Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering, dengan frekuensi makan: 3 x makan utama dan 2x selingan (pagi dan siang).

Kebutuhan Vitamin dan Mineral : (AKG, 2004) Vitamin A

: 400 RE

Vitamin D

: 5 ug

Vitamin E

: 6 mg

Vitamin K

: 15 ug

Tiamin

: 0.5 mg

Riboflavin

: 0.5 mg

Niasin

: 6 mg

Asam Folat

Piridoksin

: 0.5 mg

Vitamin B12 : 0.9 ug

Vitamin C

: 40 mg

Kalsium

Fosfor

: 400 mg

Magnesium

Besi

: 8 mg

Seng

: 82 mg

Mangan

: 1.2 mg

: 150 ug

: 500 mg : 60 mg

Yodium

: 90 ug

Selenium

: 17 ug

Fluor

: 0.6 mg

4. Rencana Monitoring Dan Evaluasi No.

Parameter

Target

Pelaksanaan

1.

Asupan Makan

Asupan makan mencapai 100% dari kebutuhan

Setiap hari

2.

Antropometri

BB naik dan status gizi normal

Akhir Perawatan

3.

Fisik Klinis

TD, suhu normal

Setiap hari

4.

Keluhan

Gangguan menelan berkurang/hilang, batuk pilek, panas yang tidak tinggi serta diare hilang

Setiap hari

5.

Sikap dan Perilaku

Mengubah perilaku terhadap diet RS (mau menerima diet RS)

Setiap hari

5. Menu

Berdasarkan persentase kebutuhan energi, maka dapat dibedakan menjadi 2 makanan, yaitu makanan utama dan makanan selingan. Adapun persentase makanan utama yaitu 80% dari kebutuhan energi total dan persentase makanan selingan adalah 20% dari kebutuhan energi total. Berikut ini merupakan susunan menu utama dalam sehari an. F: a.

Makan pagi: 20% dari kebutuhan energi total (E=182,4 kkal, P=4,56 g, L=4,04 g, KH=31,92 g)

1. Tepung beras

: 20 g

2. Daging ayam

: 7,5 g

3. Gula

:5g

4. Minyak Goreng

:5g

5. Kacang merah

: 15 g

6. Garam beryodium dan air : 5 g b.

Makan Siang: 30% dari kebutuhan energi total (E=273,6 kkal, P=6,84 g, L=6,072 g, KH=47,88 g) Bahan:

1. Tepung beras

: 50 g

2. Daging ikan

: 15 g

3. Gula

: 10 g

4. Minyak Goreng

:5g

5. Pisang ambon

: 20 g

6. Garam beryodium dan air secukupnya c.

:5g

Makan malam: 30% dari kebutuhan energi total (E=273,6 kkal, P=6,84 g, L=6,072 g, KH=47,88 g)

1. Jagung pipil

: 150 g

2. Daging ayam

: 10 g

3. Gula

: 10 g

4. Minyak Goreng

:5g

5. Sayur bayam

: 80 g

6. Garam beryodium dan air secukupnya

: 10 g

Berikut ini merupakan susunan menu utama dalam sehari an. F: d.

Selingan pagi 10% dari kebutuhan energi total (10.00) dan sore 10% dari kebutuhan energi total (14.00) Selingan dalam sehari 20% (pagi + sore) (E=114 kkal, P=5,7 g, L=5,06 g, KH=39,9 g):

1. Kacang hijau

: 20 g

2. Susu Dancow coklat

: 30 g

3. Jus alpukat

: 40 g

Perhitungan Menggunakan Aplikasi NutriSurvey

1.

Makan Pagi

2.

Makan Siang

3.

Makan Malam

4.

Makan Selingan (pagi + sore)

A. Daftar Pustaka 1.

Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

2.

Depkes RI. 2005. Buku Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk Buku I Buku II. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.

3.

Supariasa. 2001. Penentuan Status Gizi. Jakarta: EGC - See more at: http://ninnarohmawati.blogspot.co.id/2013/12/terapi-diet-pada-balita-kephasil.html#sthash.nWClcgLe.dpuf

Related Documents

Diet Dislipidemia
March 2021 0
Cut Diet
March 2021 0
Diet Pregnancy
January 2021 1
Diet Ketogenik.pdf
January 2021 1

More Documents from "Edo Krishna"