Tahap Penyelidikan Tanah Dan Studi Pondasi

  • Uploaded by: azzam
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tahap Penyelidikan Tanah Dan Studi Pondasi as PDF for free.

More details

  • Words: 4,183
  • Pages: 20
Loading documents preview...
TAHAP PENYELIDIKAN TANAH DAN STUDI PONDASI Published April 10, 2017 |

By soil_test

Umumnya penyelidikan tanah dapat dikategorikan atas “confirmatory” atau “exploratory“. Dimana kondisi tanah telah diketahui oleh pelaksana, maka kategori confirmatory lebih menonjol dan sebaliknya pada daerah yang sama sekali baru maka bersifat exploratory. Dalam hal yang kedua maka untuk penghematan sering dilakukan penyelidikan pendahuluan dan kemudian baru dilakukan penyelidikan terinci. Informasi lain yang penting dalam perancangan pondasi adalah elevasi dari muka air tanah. Umumnya data ini diperoleh bersamaan dengan pelaksanaan penyelidikan tanah. Tahapan penyelidikan tanah dan studi pondasi dapat mengikuti prosedur berikut ini: 1. Evaluasi dan Studi Kondisi Lapangan Sebelum diadakan suatu penyelidikan tanah diperlukan informasi mengenai keadaan di lapangan. Pengamatan mengenal topografi, vegetasi, bangunan yang telah ada, jalan akses, dan lain-lain. Peninjauan seperti ini perlu dilakukan oleh seorang ahli geoteknik. Informasi lain yang dapat dikumpulkan adalah kondisi geologi, kegempaan regional, peraturan setempat, dan besarnya beban dari struktur. Informasi ini akan membantu ahli geoteknik dalam memutuskan tahap penyelidikan selanjutnya. 2. Penyelidikan Tanah Awal Pada tahap ini dilakukan pemboran dan uji lapangan dalam jumlah yang terbatas. Gunanya adalah untuk merencanakan penyelidikan tanah selanjutnya. Tetapi pada proyek dengan skala kecil, tahap ini ditiadakan. Penyelidikan tanah awal juga sering digunakan untuk studi kelayakan. 3. Penyelidikan Tanah Terinci Pada tahap ini, informasi mengenai keadaan tanah yang dibutuhkan untuk perancangan dan konstruksi pondasi dalam dikumpulkan. Informasi ini harus mencukupi perencana dan kontraktor untuk menentukan jenis, kedalaman, daya dukung pondasi dan untuk mengantisipasi penurunan yang akan terjadi dan masalah yang mungkin timbul selama konstruksi dan lain-lain.

Untuk itu pada tahap ini diperlukan sejumlah pemboran yang dilengkapi dengan SPT, pengambilan sampel, sondir, pengamatan muka air tanah dan penyelidikan lapangan yang lain. Faktor yang menentukan disini adalah skala proyek, kepentingan penyelidikan tanah untuk perancangan dan konstruksi bangunan, ketersediaan dana, ketersediaan waktu dan ketersediaan informasi dari sumber sumber yang lain. Pada beberapa proyek besar, beberapa kontraktor melakukan penyelidikan tanah tambahan untuk memastikan bahwa konstruksi dapat dilaksanakan sesuai spesifikasi yang tertulis dalam dokumen perencanaan. Analisis pondasi sebaiknya diikuti dengan pengujian pondasi di lapangan. Posted in CPT-Cone Penetration Test, Deep Boring, Penyelidikan Tanah, Soil Testing, Sondir Boring, SPT, SPT-Standard Penetration Test, Uji Sondir | Tagged Boring-SPT, Penyelidikan Tanah, Soil Testing, Sondir-CPT | Leave a comment

JUMLAH DAN KEDALAMAN BOR Published April 9, 2017 |

By soil_test

Jumlah dan kedalaman pemboran amat bergantung kepada kondisi di lapangan. Pada kategori ‘confirmatory’, maka kedalaman pengujian pada umumnya, dapat ditetapkan secara lebih pasti, tetapi pada kategori ‘exploratory’ maka kedalaman pemboran ditentukan berdasarkan prinsipprinsip umum dalam penyelidikan tanah. Perencanaan penyelidikan tanah meliputi penentuan jumlah banyaknya titik bor, kedalaman pemboran, jumlah sampel yang hendak diambil dan diuji di laboratorium, jumlah test pit, pengamatan muka air tanah dan lain – lain. Biasanya, jika kondisi tanah setempat diketahui dari laporan geologi atau pengujian terdahulu, jumlah pekerjaan penyelidikan tanah dapat mengalami perubahan selama pelaksanaan dilapangan. 1. Jarak dan Jumlah Titik Bor Bila kondisi tanah cukup homogen, maka jumlah titik bor dapat dikurangi. Tetapi bila pelapisan tanah amat acak, maka sejumlah titik bor dibutuhkan untuk dapat menggambarkan potongan melintang melalui titik-titik bor tersebut. Jumlah dan jarak pemboran tergantung dari jenis struktur dan beberapa faktor lain. Jarak antara titik bor untuk pekerjaan pondasi tiang pada abutment jembatan umumnya

dikonsentrasikan pada lokasi abutment. Untuk bangunan gedung bertingkat, pada umumnya sebuah titik bor mewakili hingga radius 20.0 – 30.0 m. Tiga buah titik bor untuk sebuah tower disepakati sebagai jumlah minimum di DKI Jakarta. Untuk pekerjaan jalan, jarak pemboran berkisar 50 m - 200 m. Sowers (1979) memberikan anjuran untuk penentuan jarak antara titik bor (Tabel 1.1) yang dapat dipakai sebagai acuan. Jenis Struktur Gedung Tinggi Bangunan Industri

Jarak Titik Bor (m) 15 – 45 30 – 90

2. Kedalaman Pemboran Pemboran harus dilakukan hingga kedalaman dimana lapisan tanah keras (umumnya diasumsikan nilai NSPT > 50) dicapai beberapa meter (sekurangnya 3 kali pembacaan nilai NSPT) Bila dibawah lapisan keras masih terdapat tanah kompresibel, maka pemboran diteruskan kecuali jika lapisan tersebut tidak akan mengakibatkan penurunan yang berlebihan. Bila terdapat rencana penggalian, maka kedalaman pemboran di lokasi tersebut sekurangnya 1.5 - 2.0 kali kedalaman galian. Batas atas dilakukan bila kondisi tanah lembek. Hal ini adalah untuk memungkinkan analisis kestabilan lereng galian dan mengevaluasi kemungkinan penyembulan (heaving). Bila didapati lapisan aquifer, maka pemboran mungkin dapat lebih dalam lagi. Bila kaki pondasi tiang diharapkan masuk kedalam batuan, maka pemboran dilakukan sekurangnya 3.0 m kedalam lapis batuan tersebut. Untuk struktur yang berat seperti bangunan tinggi, satu titik bor perlu dilakukan hingga mencapai batuan dasar bila kondisi memungkinkan. Tabel 1.2. adalah kedalaman minimum pemboran yang perlu dilakukan menurut Sowers (1979)

Jenis Struktur Sempit dan Ringan Luas dan Berat

Kedalaman Titik Bor (m) 3.S0.7 6.S0.7

dimana S adalah banyaknya lantai pada gedung tinggi. Posted in Geoteknik, Penyelidikan Tanah, Pondasi Bore Pile, Soil Testing, Sondir Boring | Tagged Kedalaman Boring-SPT | Leave a comment

TEKNIK PEMBORAN

Published April 8, 2017 |

By soil_test

Teknik pemboran dalam umumnya dipakai untuk penyelidikan tanah bagi kepentingan perancangan pondasi dalam. Dengan pemboran, contoh tanah dan batuan dapat diambil dan diuji di laboratorium untuk klasifikasi dan pengujian sifat fisis maupun sifat mekanisnya. 

Bor Tangan Bor tangan digunakan untuk pengambilan sampel pada kedalaman maksimum 6.0 m. Alat yang digunakan berupa suatu auger yang diputar secara manual. Pada umumnya bor tangan digunakan untuk kedalaman 5.0 - 6.0 m saja dan hanya untuk mendeteksi tanah dekat permukaan. Bila pemboran dilakukan dengan dibantu oleh mesin kecil maka kedalaman dapat mencapai 10.0 m.

Gambar 1.1. Bor Tangan 

Bor a.

Bor

Basah

(Wash

Mesin Boring)

Pemboran basah dilakukan dengan cara kombinasi pemotongan dan jetting air kedalam tanah. Hasil pemotongan tanah diangkat ke atas dengan aliran air bertekanan melalui casing. Cara ini tidak dapat digunakan untuk mengambil sampel dan fungsi utamanya adalah hanya untuk pemboran. Untuk pengambilan sampel, alat pemotong (chopping bit) dinaikkan ke atas dan diganti dengan tabung contoh tanah. Jenis tanah diidentifikasi secara visual dari material yang terbawa oleh air pencuci. Pemboran basah dapat dilakukan dengan atau tanpa casing. Casing digunakan bila

dijumpai tanah pasiran karena umumnya runtuh ke dalam lubang bor tanpa adanya casing. b.

Pemboran

Perkusi

(Percussion

Drilling)

Pemboran dapat dilakukan dengan cara memukul-mukul alat bor kedalam lubang dengan diameter 600 mm. Tanah yang terpotong bercampur dengan air menjadi bubur (slurry). Bubur ini secara berangsur angsur dikeluarkan dengan bailer atau pompa lumpur. Jenis tanah diidentifikasi dari lumpur yang diangkat keluar. Kejelekan dari cara ini adalah karena tanah mengalami gangguan yang besar sehingga sampel yang diambil memiliki kualitas rendah. c.

Bor

Kering

(Rotary

Drilling/Dry

Coring)

Metoda pemboran dengan cara kering (rotary drilling atau dry coring) dilakukan tanpa air, dengan menggunakan rotasi pada mata bor (drill-bit) bersamaan dengan penekanan untuk membuat lubang bor. Pelaksanaan pemboran dengan cara ini memerlukan waktu yang lebih lama daripada menggunakan metode bor basah. Bor kering memiliki keuntungan karena dengan metoda ini contoh tanah dapat disimpan pada core-box dan diidentifikasi secara visual. Disamping itu cara ini umumnya dapat digunakan pada jenis tanah apapun dan dapat untuk membor batuan.

Posted in Deep Boring, Geoteknik, Penyelidikan Tanah | Teknik Pengeboran | Leave a comment

Tagged Jenis Alat Bore,

Sondir Boring Untuk Pondasi Bangunan yang AMAN..! Published December 27, 2016 |

By soil_test

Soil Test : Sondir – Boring

Soil Test – Uji Sondir CPT – Rumah 2 Lt – Bukit Sentul City – Bogor

Soil Test – Uji Sondir CPT – RSJ.Soeharto Heerdjan – Grogol Jakarta Barat

Soil Test – Uji Sondir CPT & Deep Boring SPT - Gedung 5Lt Dir.Pembina SMA-Fatmawati

Soil Test – Uji Sondir CPT & Deep Boring SPT - Dinding Penahan Pertmina – Cikarang

Soil Test – Uji Sondir CPT & Deep Booring SPT - Hotel 8 LtManggarai Jakarta Selatan

Soil Test – Uji Sondir CPT & Deep Boring SPT - Bangunan Kos2an 5Lt- Jl.Tandean JakSel

Soil Test – Uji Sondir CPT & Deep Booring SPT - Ready Mix Concrete Plant -Cakung

Soil Test – Uji Sondir – DCPT CBR - Jalan Pabrik PT.SlickBar Indonesia-Cikarang

Soil Test – Uji Sondir – SPBG Pertamina – Cikokol Tangerang

Soil Test – Uji Sondir – Rumah 2Lt – Cahaya Garuda Mansion – Jakarta Selatan

Soil Test – Uji Sondir CPT & Deep Boring SPT - Depo Pertamina – Plumpang Jakarta Utara and more….

Contact us : Sondir Boring for more detail.. Call Us : 0812-866 88799 Jasa test Sondir – Boring Jakarta| Jasa Uji Sondir – Boring Murah | Jasa Sondir – Boring Tes Harga Terjangkau | Jasa Sondir testing – Boring Tangerang | Jasa Penyelidikan Tanah Sondir & Boring Bekasi| Jasa Penyelidikan Tanah Sondir & Boring Cikarang | Jasa Soil Test Cilegon| Jasa Soil Test Banten | Jasa Test tanah Bangunan | Jasa Test tanah Pabrik | Jasa Sondir – Boring Gudang | Jasa Sondir – Boring Apartemen | Jasa Sondir – Boring Ruko | Jasa Sondir – Boring Gedung Kantor | Jasa Sondir – Boring Rumah Tinggal | Jasa Sondir – Boring Pondasi | Posted in CPT-Cone Penetration Test, Deep Boring, Geoteknik, Penyelidikan Tanah, Soil Testing, Sondir Boring, SPT-Standard Penetration Test, Uji Sondir | Tagged CPT, Deep Boring, Soil Test, Sondir Boring, SPT, Uji sondir | Leave a comment

Audit Struktur untuk Pondasi Bangunan yang Turun Published April 14, 2016 |

By soil_test

AUDIT STRUKTUR PENTING SEKALI UNTUK PONDASI BANGUNAN YANG TURUN..? Pondasi adalah adalah salah satu bagian sangat penting secara struktural suatu bangunan, sekuat apapun bangunan atas (upper structure) jika pondasi (sub structure) tidak kuat atau mengalami penurunan (settlement) akibat tidak mampu nya menahan beban dari kolom diatasnya (over load), maka struktur bangunan diatasnya dapat dipastikan akan mengalami kegagalan struktur juga akibat penurunan pondasi tsb.

Banyak faktor penyebab kegagalan struktur suatu bangunan antara lain : 

 



Kesalahan Design : > Kegagalan Struktur Bawah (Penurunan pada Pondasi). > Kegagalan Struktur Atas (Kolom, Balok & Plat lantai nya) untuk menahan beban. Kesalahan pada waktu Konstruksinya : > Kurangnya pengawasan yang ketat terhadap mutu bahan. & pelaksanaannya Kesalahan penggunaan fungsi bangunannya : > Pergantian Kepemilikan, biasanya berbeda bisnis dari pemilik sebelumnya, misalnya sebelumnya digunakan sebagai kegiatan kantor, kemudian beralih fungsi sebagai store area untuk barang-barang yang cukup berat. Faktor force major, misalnya terjadi : > Gempa, kebakaran, banjir dan topan badai.

Salah satu contoh kasus klien kami yang berada di wilayah Jakarta Pusat, dimana gedung kantor (4 lantai), mengalami kerusakan struktur yang cukup parah akibat penurunan pondasinya. Selanjutnya Tim ahli kami (Engineer) melakukan Investigasi atau penyelidikan secara menyeluruh dari bangunan tsb, untuk mendapatkan data-data teknis yang akurat untuk di analisa dan diberikan solusinya. Tahapan yang kami lakukan adalah : 1. Survey ke lokasi : > Melakukan pengamatan atau pemeriksaan secara visual terhadap bagian-bagian bangunan yang mengalami keretakan atau gejala kerusakan dan pola kerusakannya. > Melakukan pemotretan bagian-bagian yang rusak dan mendeskripsikan jenis kerusakan nya. 2. Check List Audit : > Mengidentifikasi bagian – bagian dari bangunan tersebut berdasarkan bagian yang rusak dan yang tidak rusak, kemudian mentandai bagian yang rusak untuk dilakukan review structural atau perbaikan nantinya. > Membuat sketsa bagian – bagian dari bangunan yang rusak dan di dokumentasikan dalam foto lapangan. 



Metode testing Lapangan :> Metode pemeriksaan tanpa merusak (Non Destructive Test/NDT). > Metode pemeriksaan dengan merusak (Destructive Test/NDT). Melakukan review atau analisa ulang terhadap struktur existing nya. Dari hasil review, diberikan rekomendasi layak atau tidak layak bangunan tsb, atau dengan untuk melakukan perbaikan pada bagian – bagian yang dianggap perlu dan menunjukkan metode perbaikan yang sesuai dengan jenis kerusakan nya serta menjelaskan jenis material yang harus digunakan.

Hasil AUDIT STRUKTUR BANGUNAN dan REKOMENDASI yang kami lakukan sangat bermanfaat bagi keamanan bangunan tersebut bagi pemilik dan pemakai bangunan tsb.

GEDUNG KANTOR YANG TELAH DI PERBAIKI, PASKA PENURUNAN PONDASI. Jangan Tunda lagi, jika anda mendapatkan keretakan bangunan anda secara visual baik pada kolom, dinding dan plat lantai bangunan anda, segera hubungi kami untuk mendapatkan Solusinya Kami Siap membantu anda, Call us for Free Consultation :

0812-866 88799 | 0811 9773 509 Posted in Audit Bangunan, Penyelidikan Tanah, Pondasi Turun | Tagged Audit Struktur Bangunan, Gagal Struktur Bangunan, Pondasi Turun, Soil Testing Pondasi Bangunan | Leave a comment

Penyelidikan Tanah Geoteknik Published September 9, 2014 |

By soil_test

Penyelidikan Tanah Geoteknik Penyelidikan Tanah geoteknik diperlukan untuk menentukan jenis pondasi tiang, menghitung daya dukung serta penurunan pondasi tiang dan untuk menentukan metode Konstruksi yang efisien. Karakteristik tanah amat bervariasi dan dapat berubah drastis hanya dalam jarak beberapa meter. Tujuan langsung dari penyelidikan geoteknik adalah untuk menentukan stratifikasi atau pelapisan tanah, menentukan sifat-sifat fisik dan teknis tanah, khususnya kuat geser dan sifat kemampatannya. Secara umum tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Memberikan pandangan-pandangan tentang kelayakan suatu lokasi untuk proyek dari aspek kondisi tanah. 2. Menentukan karakteristik tanah dan kemungkinan perilaku tanah akibat pembebanan, mengolah dan melakukan interpretasi data tersebut dan kemudian menggunakan sebagai dasar dalam perencanaan, metode Konstruksi serta cara pengamatan Konstruksi pondasi tiang. Kondisi Lapangan Pengetahuan tentang kondisi lapangan amat diperlukan untuk menentukan jenis pondasi tiang yang tepat. Pengamatan kondisi lapangan meliputi pengamatan visual di lapangan dan daerah sekitarnya, serta pengetahuan mengenai Konstruksi pondasi tiang disekitar lokasi proyek. Pengamatan lapangan dapat memberikan informasi mengenai adanya hambatan atau bangunan atau struktur lain didaerah tersebut. Jalan akses masuk proyek juga menjadi bahan pertimbangan. Aspek penting diantaranya adalah lebar jalan masuk, lokasi utilitas umum, topografi, ketersediaan air dan kemungkinan untuk mobilisasi alat-alat berat ke dalam lokasi proyek. Silahkan hubungi kami : Penyelidikan Tanah Geoteknik Solusi Daya Dukung Tanah untuk PONDASI BANGUNAN Anda..! 0812-866 88799 / 0811-9773 509 Posted in Geoteknik, Penyelidikan Tanah | Tanah | Leave a comment

Tagged Geotech, Geoteknik, Penyelidikan

Pondasi Tiang Pancang | Bore pile Published September 9, 2014 |

By soil_test

PONDASI TIANG Secara umum, pondasi tiang adalah elemen struktur yang berfungsi meneruskan beban kepada tanah, baik beban dalam arah vertical maupun horizontal. Namun demikian fungsi pondasi tiang lebih dari itu dan penerapannya untuk masalah-masalah lain yaitu diantaranya : 1. Untuk memikul beban struktur atas 2. Untuk menahan gaya angkat (up-lift) pada pondasi atau dok dibawah muka air. 3. Untuk memadatkan tanah pasiran dengan cara penggetaran dimana tiang kemudian dapat ditarik kembali. 4. Untuk mengurangi penurunan (system tiang-rakit dan cerucuk). 5. Untuk pondasi mesin, mengurangi amplitude getaran dan frekwensi alamiah dari system 6. Untuk memberikan tambahan factor keamanan, khususnya pada kaki jembatan yang dapat mengalami erosi. 7. Untuk menahan longsoran 8. Sebagai barisan tiang (soldier piles) Suatu factor keamanan biasanya digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan variasi daya dukung tiang akibat kondisi tanah maupun metode Konstruksi atau untuk menghindari penurunan secara berlebihan yang dapat membahayakan struktur diatasnya. Pondasi tiang memperoleh daya dukungnya dari gesekan antara selimut tiang dengan tanah dan dari tahanan ujungnya. Kedua komponen tersebut dapat bekerja bersama maupun terpisah,namun demikian pada suatu pondasi tiang salah satu dari komponen tersebut dapat lebih dominan. Tiang yang memiliki tahanan ujung lebih dominan dari tahahan selimutnya disebut tiang tahanan ujung (end bearing pile) sebaliknya bila tahanan selimutnya lebih tinggi maka disebut tiang gesekan (friction bearing pile). Klasifikasi Pondasi Tiang Berdasarkan metode pelaksanaanya, pondasi tiang di bedakan menjadi : 1. Tiang Pancang (Driven Pile)

Pondasi tiang pancang merupakan pondasi tiang yang dibuat terlebih dahulu (precast) sebelum dimasukan kedalam tanah hingga mencapai kedalaman tertentu. Untuk memasukan tiang pancang dapat dilakukan dengan cara memukul kepala tiang berulangulang kali dengan sebuah palu khusus (drop hammer) atau dengan cara penggetaran (vibration) dan penekanan tiang secara hidrolis (hidrolic jack in pile). Pondasi tiang yang dipancang pada umumnya menyebabkan desakan dalam tanah sehingga mencapai tegangan kontak antara selimut tiang dengan tanah yang relative lebih besar dibandingkan dengan tiang bor. 2. Tiang Bor (Bore Pile) Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara membuat sebuah lubang bor dengan diameter teretntu hingga kedalaman yang diinginkan. Umumnya tulangan yang telah dirangkai kemudian dimasukan kedalam lubang tersebut dan diikuti dengan pengisian material beton ke dalam lubang bor tersebut. Kedua jenis pondasi tiang diatas dibedakan karena mekanisme pemikulan beban yang relative berbeda, sehingga secara empiric menghasilkan daya dukung yang berbeda, pengendalian mutu yang berbeda dan cara evaluasi yang berbeda pula untuk masing-masing tiang tersebut. Persyaratan Pondasi Tiang Beberapa persayaratan umum yang harus dipenuhi oleh suatu pondasi tiang adalah sebagai berikut : 1. Beban yang diterima oleh pondasi tidak boleh mengakibatkan tegangan yang melebihi daya dukung tanah maupun kekuatan bahan tiang untuk menjamin keamanan pondasi tiang tersebut. 2. Deformasi yang terjadi pada pondasi tiang, baik deformasi aksial maupun lateral, tidak boleh melebihi deformasi maksimum yang disyaratkan sehingga mengakibatkan kerusajan struktur. 3. Pengendalian atau pencegahan efek dari metode konstruksi pondasi seperti misalnya getaran saat pemancangan, galian atau pekerjaan pondasi yang lain untuk membatasi pergerakan bangunan atau struktur lain disekitarnya.

Posted in Pondasi Bore Pile, Pondasi Tiang, Tiang Pancang | Tiang Pancang | Leave a comment

Boring Test – Deep Boring SPT Published July 26, 2014 |

By soil_test

Tagged Borepile, Pondasi

Bor Test, Deep Boring SPT Bor test / Deep Boring SPT adalah pekerjaan pengambilan sample tanah asli untuk mengetahui kondisi tanah perlayer dan jika dimungkin sampai ke tanah keras. Dalam boring ini sekaligus dilakukan dengan SPT (standard penetration test) disetiap interval 2,0m. Hal ini mengacu sesuai dengan prosedur ASTM D.1586, dengan berat hammer adalah 63,5kg dan tinggi jatuh bebas hammer adalah 76cm. Biasanya untuk pelaksanaan test digunakan Hammer Otomatis. Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT, dimasukan dalam kantong plastik dan diberi label nama sesuai dengan nilai/jumlah pukulan, kedalaman dan nomor bornya. Contoh tanah yang diperoleh dari SPT tsb bisa digunakan untuk visual description maupun test laboratorium bila diperlukan. Dalam Uji Laboratorium atas contoh tanah yang di peroleh dari pemboran meliputi antara lain Index Properties: Water Content : Perbandingan berat kandungan air terhadap berat tanah kering dinyatakan dalam persen. Wet Density : Nilai berat isi tanah (basah) yaitu perbandingan anatar berat tanah lembab asli per sartuan volume, dalam gr/cm3. Dry Density : Nilai isi tanah (kering) yaitu perbandingan anatar berat tanah kering per satuan volume, dalam gr/cm3. Specific Gravity (ASTM.D854) : Nilai berat jenis butiran. Degree of Saturation : Derajat kejenuhan tanah yaitu prosentase berat air yang mengisi rongga atau pori-pori dalam persen.

Atterberg Limits (ASTM D.4318) : Batas Cair (liquid limit), batas Plastis (plastic limit), dan indeks plastis (plasticity index). Dari test ini juga bisa diketahui clasifikasi tanah berdasarkan ketentuan USCS (unified soil classification system). Enginerring Properties : Unconfined Compression (ASTM D.2166) : diperoleh nilai daya dukung tanah dalam keadaan tanpa tekanan samping (uncofined) yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2. Triaxial UU Test (ASTM D.2850) : Bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi c (kg/cm2). Dan sudut gelincir dalam atau internal friction angel tanpa tekanan pori dan dengan tekanan pori dinyatakan dalam derajat. Consolidation (ASTM D.2435) : untuk mendapatkan parameter koefisien konsolidasi dan indeks konsolidasi untuk menghitung penurunan pondasi bangunan. Metode pelaksanaan uji laboratorium ini disesuaikan dengan Standard ASTM untuk setiap jenis test bersangkutan. Jika lokasi bangunan berupa tanah rawa yang cukup dalam, maka jenis pondasi yang dipilih tiada lain adalah pondasi tiang. Pondasi tiang bisa berupa; tiang-tiang pancang (spun pile, mini pile, dsb) atau berupa bor pile. Tiang pancang mungkin sedkit lebih ekonomis dibandingkan dengan bor pile, akan tetapi pemilihan jenis pondasi ini perlu mempertimbangkan efek getarannya yang dapat merusak banguan di sekitarnya. Meskipun jenis pondasi bor pile lebih mahal, namun dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran atau vibrasi. Jika Anda ingin merencanakan pondasi tiang pada tanah rawa yang cukup dalam, sebaiknya tempatkan pada kedalaman yang nilai qc sama atau lebih 150 kg/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa Anda telah menempatkan tiang-tiang pondasi pada tanah keras, dengan demikian tidak perlu dikhawatirkan lagi terjadi penurunan (settlement). Jika anda membutuhkan Uji Sondir (Soil Test / Analisa Kondisi Tanah), kami siap membantu anda dengan penawaran yang terjangkau dan untuk memberikan Analisa dan desain yang cocok dan aman untuk Pondasi Bangunan Anda. Call Us : 0811-977 3509 | untuk Soil Test Bor – Deep Boring SPT atau isi Form Request dibawah ini : Posted in Deep Boring, Soil Testing, SPT | Test, SPT | Leave a comment

Tagged Bor Tes, Boring Tes, Deep Boring

Pengujian Sondir Test Penting untuk Pondasi Bangunan ? Published July 26, 2014 |

By soil_test

Pengujian Sondir Test Mengapa Pengujian Sondir Test penting untuk Pondasi Bangunan Anda..? Pengujian Sondir test merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras. Hal ini dimaksudkan agar dalam mendesain Pondasi yang akan digunakan sebagai penyokong kolom bangunan diatasnya memiliki faktor Keamanan (safety factor) yang tinggi sehingga bangunan diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami penurunan atau settlement yang dapat membahayakan dari sisi keselamatan akan bangunan dan penghuni didalamnya. Banyak terjadi kegagalan struktur (bangunan roboh/ runtuh) akibat tidak diperhatikanpentingnya Pengujian Soil testini, untuk itu sangat di sarankan untuk melakukan pengujian tanah (sondir) ini, sehingga dapat didesain jenis pondasi yang aman dan efektif sesuai dengan karakteristik tanah dari bangunan yang akan dibangun. Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Biasanya dipakai adalah bi-conus type Begemann yang dilengkapi dengan selimut/jacket untuk mengukur hambatan pelekat lokal (side friction) dengan dimensi sbb :   

Sudut kerucut conus : 60° Luas penampang conus : 10.00cm2 Luas selimut/jacket : 150cm2

Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis. Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah

lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railwaysdan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936). Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: “Static Penetration Test” atau “Duch Cone Static Penetration Test dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda. Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya. Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus. Apa hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc). Anda dapat melihat hubungan nilai tahanan konus (qc) terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut :       

tanah yang sangat lunak nilai qc < 5 kg/cm2 lunak 5-10 kg/cm2, teguh 10-20 kg/cm2, kenyal 20-40 kg/cm2, sangat kenyal 40-80 kg/cm2, keras 80-150 kg/cm2, dan sangat keras > 150 kg/cm2.

Pelaksanaan test sondir ini mengacu pada prosedur ASTM.D.3441, dimana nilai perlawanan conus (qc) dan nilai hambatan pelekat lokal atau side friction (fs) diamati setiap interval kedalaman 20cm dengan kecepatan penetrasi saat pembacaan nilai qc dan fs, diusahakan konstan yaitu kurang lebih 2cm/detik. Test ini dilaksanakan hingga mencapai kemampuan maksimum alat, yakni nilai tekanan total atau qc = 250kg/cm2 atau hingga mencapai kedalaman maksimum dibawah permukaan tanah setempat. Hasil test sondir ini disajikan berupa diagram atau grafik hubungan antara kedalamaan dengan qc, fs, total friction dan friction ratio. Jika anda ingin membangun, lakukan Pengujian Sondir untuk memastikan Pondasinya anda aman dan kuat untuk bangunannya.

Hubungi kami :

Tes Sondir – Cone Penetration Test : 021-6306560 / 021-7077 3509

Posted in CPT-Cone Penetration Test, Soil Testing, Uji Sondir | Tagged CPT Test, DCPT, Pengujian Sondir, Tes Sondir, Uji sondir | Leave a comment

Soil Testing Indonesia Published July 18, 2014 |

By soil_test

Soil Testing Indonesia Soil testing Indonesia memberikan Solusi dalam Penyelidikan Tanah untuk kebutuhan Analisa Geotechnikal Engineering. PENYELIDIKAN TANAH Dalam perencanaan pondasi diperlukan data-data karakteristik tanah setempat yang akan dibangun. Karakterisitik tanah meliputi jenis lapisan tanah dibawah permukaan tanah, kadar air, tinggi muka air tanah, daya dukung tanah, dll. Seorang perencana struktur harus bisa menentukan jenis pondasi yang tepat den sesuai dengan kondisi karakteristik tanah tsb. Penyelidikan tanah dilapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah dan jenis lapisannya meliputi : 

Uji Sondir :

Menggunakan alat sondir yang dapat mengukur nilai perlawanan konus (Cone Resistance) dan hambatan lekat (Lokal Friction) secara langsung di lapangan. Hasil uji sondir disajikan dalam bentuk diagram sondir yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah muka tanah dan besarnya perlawanan konus (qc) serta jumlah hambatan lekat (TF= Total Frcition). 

Deep Boring :

Dilakukan dengan menggunakan mesin bor untuk mendapatkan contoh tanah. Pekerjaan Standard Penetration Test (SPT) juga dilakukan pada pekerjaan Boring. 

Standard Penetration Test (SPT) :

Dilaksanakan pada lubang bor setelah pengambilan contoh tanah biasanya interval kedalaman dua (2) meter. Cara uji dilakukan untuk memperoleh parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan. Parameter tersebut diperoleh dari jumlah pukulan terhadap penetrasi konus yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi perlapisan tanah. Hasil SPT ini disajikan dalam bentuk diagram boring log.

Hubungi kami Soil Testing Indonesia di : 0811-977 3509 / 0852-1229 9898 atau email to : [email protected] kami siap membantu anda…. Posted in CPT-Cone Penetration Test, Deep Boring, Soil Testing, SPT-Standard Penetration Test, Uji Sondir | Tagged Bor Dalam SPT, CPT, Deep Boring, Geotechnical Engineering, Soil Testing, Tes Tanah, Uji sondir | Leave a comment

Related Documents


More Documents from "Lukiyono Pawiro"