Teknik Follow Up 99% Closing

  • Uploaded by: Santy
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teknik Follow Up 99% Closing as PDF for free.

More details

  • Words: 1,838
  • Pages: 6
Loading documents preview...
TEKNIK FOLLOW UP

99% CLOSING

“..Aaarrgghhh... Gagal closing lagi, gagal closing lagi...” “Padahal chat yang masuk banyak, tapi kok yang beli dikit ya?..” “Aku kudu piye Mas, cuma pada tanya-tanya doank nih, aku di-PHP-in mulu”

- Mereka belum tau benefit detail dari produk kita - Mereka kurang nyaman dengan pelayanan kita - Bingung milih produk yang mana yang mau dibeli

Sering denger keluhan kayak gini dari temen-temen yang jualan online? Atau malah justru Anda sendiri yang mengalami nih? Nyesek iya, sakit iya, pedih iya, hehe.. Tapi yang pasti kalau emang kita udah komitmen mau serius jualan online dan membangun bisnis online, kita harus ANTI BAPER, dan punya mental baja Karena hal-hal seperti itu lumrah dan wajar

Apa lagi? Anda bisa menambahkan masalah-masalah lain yang bisa dijumpai

Namanya juga jualan, orang belum tentu langsung beli produk yang kita tawarkan. Hanya tuhan yang akan menuntun hatinya tergerak membeli produk kita Lebay, hahaha....

Yup, tipe market juga punya peranan penting yang menentukan tingkat keberhasilan kita untuk menjual produk Orang yang udah pernah beli ke kita pasti lebih besar kemungkinannya untuk repeat order, karena sudah trust dengan kita dan tau kualitas produk dan pelayanan kita

“Make it undercontrol” Sebenarnya kita bisa menentukan agar orang yang kita tawari untuk membeli produk kita, asalkan kita tau polanya, kita tau tekniknya

Kalau sudah tau kebanyakan masalah, kita bisa menghadirkan solusi dan follow up yang tepat Karena beda masalah, maka beda juga teknik follow up nya. Selain permasalahan di atas, ada faktor lain yang juga mempengaruhi tingkat closing kita Apa itu? Tipe market

Bandingkan dengan orang baru atau prospek baru yang belum kenal dengan kita, mereka tentu bakal cari tau dulu tentang kita, siapa kita, gimana produk kita, banyak testimoni kepuasan dari byer-buyer kita sebelumnya atau enggak

Nah, di eBook ini kita kupas strategi agar closingan semakin banyak, transferan yang masuk ke rekening pun semakin banyak

Biasanya, prospek baru ini lah yang sering kali menunda untuk beli dengan berbagai alasan

Selamat membaca halaman per halaman dan selamat mempraktekkan ilmu yang sangat aplikatif ini

So, coba kita pelajari dulu tipe market dan bagaimana cara memperlakukan masing-masing tipe market ya KATEGORI MARKET

Apa saja masalah atau keberatan yang sering muncul dari calon buyer? Sebelum kita melangkah ke pembahasan tentang teknik follow up, kita harus paham dulu, sebenarnya apa saja kendala dan keberatan orang kenapa ga bersegera untuk beli

Jadi inget sebuah peribahasa "Tak Kenal Maka Tak Sayang, Kalau Ngaku Sayang Kapan Mau Ngelamar??" Eh gitu bukan sih? :D

Kita ambil beberapa masalah yang sering terjadi ya, seperti : - Mereka baru tertarik, tapi belum punya uang - Udah tanya-tanya, tapi lupa mau transfer - Lagi membanding-bandingkan dengan toko lain

Nyatanya emang gitu,dalam bisnis, tingkat TRUST pembeli ke si penjualan jadi salah satu faktor terpenting yg jadi alasan kenapa mereka mau beli Kepercayaan terbentuk karena adanya kedekatan, kedekatan terbentuk karena sudah kenal & ada rasa nyaman

Sayangnya, Banyak di antara kita yg mungkin pukul rata semua market tanpa pandang bulu Dijualin semua, entah udah kenal ataupun belum. Jangankan yg belum kenal, yg udah kenal aja kadang males dijualin

Udah kenal kita, udah pernah transaksi sama kita Nah, gimana memperlakukannya? Sering2 tanya kabar, tanya impact apa yg sudah dirasakan setelah baca buku yg dia beli

Nah, kali ini Saya mau menjelaskan kategori market yang dibagi jadi 3 - Cold Market - Warm Market - Hot Market Sebagai bahan temen2 yg belum tau maupun yg sudah tau, utk kembali membedakan leads / friendlist di FB mana saja yg termasuk dalam kategori2 market tsb ● COLD MARKET Prospek baru yg sama sekali belum kenal kita, belum tau produk kita, belum pernah beli sama kita, ya iyalah kenal juga enggak Lampu Merah, Jangan langsung dijualin

Terus jaga komunikasi & kedekatan Kalo dia ngerasain benefit dari buku & nyaman dengan servis kita, mudah bikin dia tertarik dengan penawaran kita berikutnya ● HOT MARKET kalo yg ini sih, udah enak Ga ada perlakuan khusus Udah kenal kita, udah beberapa kali transaksi, jadi customer, bahkan temen curhat biasanya Gak perlu penawaran pake copywriting yg panjang lebar Penawaran simpel aja bisa closing kalo emang produknya dia butuh, ato kita bisa bikin dia ngrasa butuh, huehehe

Inget ilmu 'KepoSelling' PDKT dulu, kenalan, tanya kesibukan dia, Like postingan FBnya Kalo dia jualan, tanya2 dulu ttg bisnis/jualannya Udah sampe segitu aja Kita kepoin dia dulu, biasanya nanti dia bakal kepo balik, tanya2 ke kita Disitu baru deh edukasi pelan2 ● WARM MARKET Mereka ini, buyer kita, belum jadi customer, karena hasil konversi edukasi tadi. Baru beli 1x

Beda Market, beda perlakuan Tapi yang jelas terus bangun kedekatan agar terbentuk Trust Inget kata Ari Lasso,

"Sentuh lah dia tepat di hati nya..." Dapet AHA dari kategori market di atas? Yup, intinya beda market maka beda perlakuannya Biasanya tipe market yang paling sering menunda adalah tipe COLD MARKET Teknik follow up sangat penting kita terapkan pada bisnis kita Di media apapun, apakah kita main Sosial Media Marketing, Messenger Marketing, Email Marketing, dimana pun Analogi simpelnya gini,

Calon buyer bisa ga kita closingkan di interaksi atau di penawaran pertama? Bisa jadi, Tapi nyatanya gini, Calon buyer kebanyakan ga langsung beli di penawaran pertama Jadi kalau ada orang tanya-tanya dan gak beli, itu bukan berarti “Gak beli”, tapi bisa jadi “Belum beli” Jangan ngerasa di-PHP-in, bisa emang kita nya yang ga jago ngeClosingin Ga closing di penawaran pertama, bisa jadi closing di penawaran kedua Ga closing di penawaran kedua, bisa jadi closing di penawaran ketiga Ga closing di penawaran ketiga, bisa jadi closing di penawaran keempat Tugas kita adalah menjelaskan lebih detail tentang benefit produk Sampai sini paham?? 7 TEKNIK FOLLOW UP Setelah Anda berusaha keras membuat pembaca status Anda tertarik beli produk Anda, sayangnya tidak semua orang langsung closing dalam waktu seketika. Terkadang, kita membutuhkan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan mereka sudah melakukan transaksi. Karena kenyataannya di lapangan, tidak semua yang order, benar-benar transfer. Ah, PHP (pemberi harapan palsu)... Masalahnya, saat kita melakukan follow up, banyak dari prospek justru malah tidak jadi beli. Dan sadarkah Anda, teknik closing dan teknik follow up adalah dua hal yang berbeda. Serupa, tapi tak sama. Ibarat adik kakak... Karenanya, kita perlu melakukan yang namanya follow up Bahkan, ada sebuah fakta menarik dari risetnya Hubspot, yakni:

"80% Pembelian membutuhkan 5 kali follow up, tapi 44% pebisnis online berhenti saat penawaran pertama...” (Hubspot) Artinya, ada 44% pebisnis online yang akan mengalami kegagalan dalam 80% penjualan yang mereka lakukan. Bayangkan, sebanyak itu. Apakah Anda ingin membiarkannya hilang begitu saja? Tentu tidak, bukan? Oleh karena itu, diperlukan skill follow up agar mereka benar-benar beli dan transfer uangnya ke kita. Caranya?

Anda bisa lakukan 7 trik berikut ini : 1. Ajukan Pertanyaan Pilihan Prinsipnya, cara ini sama persis seperti yang sudah Saya jelaskan di teknik double binding dan asumsi use of or. Masih ingat? Ya, banyak orang gagal memfollow up, karena mereka salah bertanya, misalkan: • "Mba, jadi beli kerudungnya enggak?". Jawab: enggak. • "Mas, jadi beli kaosnya enggak?". Jawab: enggak Itupun mending kalau dijawab, kebanyakan malah nggak dibalas sama sekali. Pernah ngalamin? Makanya, Anda perlu mengajukan pertanyaan pilihan yang jawabannya pasti "YA". Misalkan:

• "Mba, orderan kemarin, mau dikirim pake JNE atau TIKI?" • "Mas, orderan kemarin, mau dikirim hari ini atau besok?" • "Bu, orderan kemarin, mau ditransfer ke BCA atau Mandiri?" Pola ini memiliki rumus:

"Mas/Mba, orderan yang kemarin, mau [sugesti] (x) atau (y)?" 2. Asumsikan Pasti Beli Ini yang sering terjadi pada para penjual online. Mereka mengasumsikan calon pembelinysa tidak jadi beli. Maksudnya? Asumsinya pun dinyatakan secara terang-terangan, persis seperti kasus sebelumnya: "Mba, jadi beli kerudungnya enggak?", "Mas, jadi beli kaosnya enggak?". Ya jelas, pertanyaan tersebut diasumsikan bahwa si calon pembeli boleh beli boleh tidak. Masih ingat 7 asumsi terselubung yang kita bahas sebelumnya? Nah, itu. Terus, gimana caranya? Ya gunakan asumsi terselubung seperti yang Saya jelaskan di atas. Misalkan: • "Oh ya Mba, sebelum transfer, masih ada yang ingin ditanyakan mengenai produknya?". Asumsinya, dia bakalan transfer. • "Oh ya Mas, kira-kira mas rencana mau transfer kapan ya?". Asumsinya, dia bakalan transfer. Cuma, kapan?

• "Oh ya Mas, karena kemarin mas sudah tertarik ikut pelatihannya, Saya penasaran, kira-kira mas mau selesaikan pembayarannya siang ini atau sore?". Asumsinya, dia bakalan bayar. Cuma, mau bayar siang atau sore? • "Oh ya Mas, karena sebelumnya mas udah tertarik ikut pelatihannya, sebelum transfer, Saya kepingin tahu, apakah mas udah tahu seberapa besar manfaat yang mas dapatkan setelah join di pelatihan ini?. Wow, asumsinya ditumpuk-tumpuk. Silakan analisa sendiri. hehe... 3. Tanyakan Alasan Beli Cara ini masih memanfaatkan asumsi pasti beli. Karena ketika kita tanya kenapa mereka mau beli di kita, maka mereka cenderung menjawab, "karena.... bla bla bla", seperti yang sudah Saya jelaskan di bab sebelumnya. Saat mereka mengungkapkan alasannya, artinya mereka sudah benar-benar setuju untuk beli produk kita. Paham? Misalnya:

• "Mba, kalau boleh tahu, kenapa ya pengen beli produknya dari Saya, bukan dari yang lain?" • "Mas, kalau boleh tahu, kenapa mas tertarik beli produk ini?" Kebayang? 4. Tunjukkan Testimoni Dengan Anda memberikan testimoni, entah itu screen shoot gambar atau cerita dari pembeli produk Anda sebelumnya, akan membuat calon pembeli semakin yakin dengan produk Anda. Terkadang, mereka menunda beli atau transfer, bukan karena apa-apa, melainkan kurang yakin dan banyak pertimbangan. Tapi ketika Anda tunjukkan testimonytestimoninya, pastinya mereka akan semakin yakin untuk beli produk Anda. 5. Tawarkan Bantuan Ini adalah cara yang paling sering Saya gunakan khususnya saat memfollow up calon pembeli lewat email. Alhasil, gara-gara cara ini konversi penjualan Saya dari order ke transfer melesat hingga 65%. Karena berdasarkan pengalaman kawan-kawan Saya, mereka hanya mendapatkan 35-45% saja. Caranya, Anda bisa bertanya kepada calon pembeli Anda, misalnya:

• "Mas, apakah mas butuh bantuan?" • "Mba, ada yang ingin ditanyakan terkait produk yang kemarin?" Kebayang? 6. Bayang-Bayangi Terus Sebenarnya, cara ini cukup efektif untuk membuat orang lain ingat dengan orderan. Caranya? Kita hanya sekedar membuat orang aware bahwa mereka sudah pernah janji untuk mau transaksi dengan kita. Misalnya, Anda bisa berikan like di statusnya, mengomentari statusnya, dan share statusnya. Ingat, Anda nggak harus mengingatkan ia untuk transfer, cukup bangun intreraksi seperti biasa saja. Orang yang punya otak, ketika melihat nama Anda pun, akan langsung sadar bahwa mereka telah berjanji untuk melakukan pembelian. Kebayang? Nanti, ketika Anda gunakan FB Ads, tepatnya retargeting, Anda bisa bayang-bayangi mereka dengan cara ini. Okey? 7. Telepon Langsung Ini adalah solusi terakhir dalam melakukan follow up calon pembeli. Jika sebelumnya Anda sudah memiliki nomor telepon mereka, maka cobalah follow up dengan cara telepon langsung. Cara ini terbukti cukup ampuh untuk menentukan apakah mereka mau beli atau tidak. Karenanya, goal dari cara ini adalah satu, yakni mendapatkan kepastian apakah dia mau beli atau tidak. Setidaknya, ketika Anda sudah mendapatkan jawaban dan kepastian, Anda bisa lanjut memfollow up calon pembeli lainnya. Sip?

Itulah 7 trik follow up yang bisa Anda gunakan saat memfollow up calon pembeli yang sempat menunda untuk bertransaksi dengan Anda. Silakan coba!

INGIN MENDAPATKAN EDUKASI BISNIS LEBIH LENGKAP? Join disini : Channel Telegram : JAGO CLOSING VIP CLASS Link Join : t.me/jagoclosingvipclass ATAU MAU DAPATKAN PRODUK-PRODUK AUSDERBOX ? CEK DISINI : Website : www.www.cetak24jam.net Facebook Page : fb.com/ausderbox (Raja Booth) Channel Telegram : t.me/desainkita Instagram : instagram.com/Ausderbox/

Related Documents

[2] Teknik Follow Up
February 2021 0
Teknik Follow Up.docx
January 2021 0
Sales Email Follow Up
February 2021 0
17 Teknik Closing
January 2021 0
17 Teknik Closing
February 2021 0

More Documents from "YaaNayaMoneraShe'Oi"

Rozamiento Seco
January 2021 0
January 2021 2