Loading documents preview...
BAB 1 IDENTITAS PELAKU USAHA 1.1 Identitas Pelaku Usaha dan Penanggung Jawab Nama Pelaku usaha
: JUNAIDI
Alamat
: Jalan Mawun No. 16 Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
No. Telp.
: 085934612927
Lokasi Kegiatan
: Jalan Mawun No. 16 Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
1.2 Identitas Penyusun Nama
: LALU HENDRA PRAYANA
Alamat KTP
: Kelurahan Panjisari Kecamatan Praya Lombok
No. Telp.
: 083142643291
1.3 Dasar Hukum 1
Peraturan
perundang-undangan
yang
melandasi
penyusunan
dokumen ini, beserta alasan singkat pencantuman peraturan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Dasar Hukum No
Nomor Peraturan
Tentang
Keterkaitan
A UNDANG-UNDANG (UU) 1 UU No. 18/2008
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
2 UU No. 10/2018
Kepariwisataan
kepariwisataan
3 UU No. 26/2007
Penataan Ruang
Rujukan kesesuaian ruang untuk lokasi kegiatan
4 UU No. 32/2009
Perlindungan dan
Landasan kebijakan dalam
Penge-lolaan
pengelolaan lingkungan
Lingkungan Hidup
hidup
B PERATURAN PEMERINTAH (PP) 1 PP No. 27/2018
Izin Lingkungan
Acuan perizinan lingkungan untuk pembangunan dari suatu rencana usaha/ kegiatan
2 PP No. 50/2012 3 PP No. 81/2012
Keselamatan dan
Keselamatan dan
Kesehatan kerja
Kesehatan kerja
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan
Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Sampah Sejenis Sampah 4 PP No. 101/2014
5 PP No.24 Tahun 2018
Rumah Tangga
Rumah Tangga
Pengelolaan Limbah
Acuan pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan
Bahan Berbahaya Dan
Beracun
Beracun (B3)
Pelayanan Perizinan
Pelayanan Perizinan
Terintegrasi Secara
Terintegrasi Secara
Elektronik
Elektronik
2
No
Nomor Peraturan
6 PERMEN LHK No
Tentang Pedoman Penyusunan
Keterkaitan Pedoman Penyusunan dan
P.26/MENLHK/SETJEN/K dan Penilaian Serta
Penilaian Serta
UM.1/7/2018
Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup Dalam Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara
Terintegrasi secara
Elektronik
Elektronik
C KEPUTUSAN MENTERI DAN PERATURAN MENTERI (KEPMEN dan PERMEN) 1 PERMEN LH No. 16/ 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Hidup 2 PERMEN Pariwisata Dan Standar Usaha Villa
Standar Usaha Villa
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/ HM.001/MPEK/2013 3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Baku Mutu Air Limbah
Acuan pengelolaan air
Domestik
limbah domestik
Standar Baku Mutu
Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan Dan
Dan Persyaratan
Persyaratan Kesehatan Air
Kesehatan Air Untuk
Untuk Keperluan Higiene
Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang,
Kehutanan Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1 /8/2016 4 PERMENKES Nomor 32 Tahun 2017
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum
Pemandian Umum 5 KEPMEN LH No Kep48/MENLH/11/1996
Baku Mutu Tingkat
Baku Mutu Tingkat
Kebisingan
Kebisingan
D PERATURAN DAERAH DAN KEPUTUSAN GUBERNUR 1 PERDA Kabupaten Lombok Tengah No.
Rencana tata Ruang
Rencana tata Ruang
Wilayah Kabupaten
Wilayah Kabupaten Lombok 3
No
Nomor Peraturan 7/2011
Tentang
Keterkaitan
Lombok Tengah Tahun
Tengah Tahun 2011-2031
2011-2031 2 PERDA Kaupaten
Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Air Limbah
Lombok Tengah No.
Domestik dan
Domestik dan Lumpur Tinja
3/2017
Pengelolaan Lumpur Tinja
4 PERDA No.5 Tahun 2012 Bangunan Gedung
Bangunan Gedung
5 PERDA No.8 Tahun 2013 Pengelolaan Air Tanah
Pengelolaan Air Tanah
6 PERDA No.5 Tahun 2015 Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
1.4 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan disusunnya dokumen UKL-UPL ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi jenis-jenis kegiatan pada setiap tahap yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup; 2. Mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
komponen-komponen
lingkungan hidup yang diperkirakan akan terkena dampak; 3. Memberikan uraian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Sedangkan kegunaan dokumen UKL dan UPL ini adalah: 1. Sebagai acuan dan pedoman teknis bagi kegiatan dalam melakukan Pembangunan dan pengoperasian Villa dan instansi sektoral
terkait
dalam
upaya
pengelolaan
dan
pemantauan
lingkungan 2. Sebagai acuan yang merupakan instrumen pengikat bagi pihak Pelaku Usaha dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. 3. Mencegah, menanggulangi dan mengendalikan kemungkinan timbulnya dampak terhadap lingkungan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan. 4
4. Memberikan bahan informasi kepada berbagai pihak yang terkait tentang kegiatan Pembangunan dan pengoperasian Villa dan kondisi lingkungan di sekitarnya. Dengan
tersusunnya
pedoman
tersebut,
maka
diharapkan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat dilakukan lebih terarah, efektif dan efisien.
BAB 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1 Latar Belakang 5
Desa Kuta merupakan daerah pesisir di selatan pulau Lombok yang berjarak sekitar 18 km dari Bandara Internasional Lombok (BIL), karena tempatnya yang berada didaerah pesisir, Desa Kuta Kecamatan Pujut merupakan salah satu desa yang memiliki potensi pariwisata yang sangat bagus terutama wisata bahari. Pasir pantai yang putih dengan butiran pasir yg menyerupai merica merupakan ciri khas dari pantai yang berada di daerah Desa Kuta. Selain itu air yang jernih serta bibir pantai yang luas menyajikan suasana yang nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pantai yang nyaman serta lokasi yang cukup dekat dengan Bandara Internasional Lombok (BIL) akan menjadikan daerah Desa Kuta menjadi destinasi pariwisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Ramainya wisatawan yang berkunjung tersebut tentunya akan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya dalam hal hunian. Oleh karena itu kami berencana membangun Villa yang berlokasi di Jalan Mawun No. 16 Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Mengacu pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta PP No. 25 tahun 2000 tentang Pembagian wewenang pusat dan daerah, maka sentral utama pembangunan berada di kabupaten/kota. Pembangunan yang dipusatkan
pada daerah
akan
berdampak pada
munculnya
kecenderungan eksploitasi Sumber Daya Alam di kabupaten/kota tersebut. Eksploitasi Sumber Daya Alam yang tidak terkontrol akan menimbulkan
gangguan
terhadap
ekosistem
dan
terjadinya
kerusakan lingkungan. Maka untuk mencegah terjadinya hal semacam
itu
dan
terjadinya
eksploitasi
yang
over,
maka
pembangunan harus mengedepankan mekanisme dan system pembangunan yang berwawasan lingkungan (Environmental Sound) yang berazaskan keberlanjutan (Sustainability). Mengacu pada pembangunan yang intensif dalam suatu wilayah yang memiliki tingkat aktifitas yang tinggi akan beresiko terhadap lingkungan, baik lingkungan tata ruang, geofisik-kimia, lingkungan 6
ekonomi, social dan kebudayaan serta kesehatan masyarakat. Hal yang paling terasa yaitu lingkungan yang semakin tidak nyaman dan ekosistem yang menunjang dasar-dasar kehidupan terganggu daya dukung merosot. Hal ini diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Pembangunan
yang
berwawasan
lingkungan
merupakan
kegiatan pembangunan sebagai upaya sadar dan terencana dalam menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijaksana dengan memperhatikan, menjaga dan sedapat mungkin meningkatkan kualitas
lingkungan
hidup
guna
mendukung
keberlanjutan
pembangunan sehingga keserasian hubungan berbagai kegiatan pembangunan dapat terjaga. Setiap
kegiatan
pembangunan
pasti
akan
menimbulkan
dampak, baik dampak kearah positif dan dampak kearah negatif. Perubahan kearah yang positif merupakan dampak manfaat dari suatu kegiatan, sementara dampak negatif merupakan sebuah resiko
terhadap
lingkungan,
yang
pada
akhirnya
dapat
mempengaruhi kualitas lingkungan hidup secara menyeluruh. Oleh karena itu pembangunan haruslah di lakukan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dan mampu untuk mendukung seluruh kehidupan di dalamnya dan dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang maupun yang akan datang. Pembangunan yang
dapat
mengakibatkan
perubahan
lingkungan
perlu
di
kendalikan dan di pertanggungjawabkan secara seksama, sehingga perlindungan terhadap lingkungan hidup dapat terjamin untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Dalam Rencana usaha dan/atau kegiatannya Pembangunan Villa ini direncanakan akan memiliki 5 Kamar yang terdiri dari 4 kamar komersial dan 1 kamar pribadi pemilik dan 1 kolam renang dengan luas 4.5 x 11.5, dalam proses pembangunan dan pengoperasiannya tentunya akan memberikan dampak pada lingkungan. Menyadari akan hal tersebut, dan sebagai bentuk upaya menciptakan
usaha
dan/atau
kegiatan
yang
berwawasan 7
lingkungan, maka penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Villa dan Fasilitasnya ini bermaksud untuk menyusun dokumen lingkungan yang nantinya akan menjadi pedoman dan acuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup mulai sejak pra konstruksi hingga beroperasi. Luas lahan lokasi usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Villa ini adalah 700 m² dengan luas dasar bangunan yang di rencanakan adalah seluas ± 244.79 m² (34.97%) dan Koefisien Dasar Hijau seluas 358.47 m2 (51.21%), Jika merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup), maka pembangunan sarana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Villa ini tidak termasuk kategori wajib AMDAL, karena luas lahan yang di pergunakan kurang dari 5 Ha, begitu juga dengan luas total bangunannya kurang dari 10.000 m2. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Villa dan Fasilitasnya ini tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL, akan tetapi wajib memiliki UKL-UPL sebagaimana yang telah di atur dalam UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 34 ayat 1 (satu) menyatakan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria AMDAL wajib memiliki UKL-UPL.
2.2 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Nama
rencana
usaha
dan/atau
kegiatan
adalah
Rencana
Pembangunan Omni Villas dan fasilitasnya di Desa Kuta Kec. Pujut Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2.3 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan terletak di Desa Kuta Kec. Pujut Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 8
Adapun Titik Koordinat untuk masing-masing sudut bidang lahan adalah sebagai berikut : S 8°53.042" dan E 116°16.198" S 8°53.030" dan E 116°16.194" S 8°53.028" dan E 116°16.212" S 8°53.039" dan E 116°16.216"
Gambar 2.1 Peta Udara Lokasi Omni Villas
Batas-batas lokasi sebagai berikut: Tabel 2.1. Batas-batas Lokasi Pembangunan Villa dan Fasilitasnya Arah Mata Angin
Batas-batas di Sekitar Lokasi Kegiatan
Utara
Bapak Renep
Barat
H. Nasamudin
Selatan
Bapak Oga 9
Timur
Johar
2.4 Deskripsi Lokasi Eksisting a. Topografi Lokasi Pembangunan Villa dan Fasilitasnya berada pada lahan dengan topografi datar. Ketinggian tempat dari permukaan laut mencapai 13 m dpl. Jarak lurus dengan pantai terdekat di sebelah selatan mencapai 1.265 meter. Kondisi lahan merupakan lahan pekarangan dan disekitarnya sudah banyak usaha lain seperti Home Stay, dan usaha jasa pariwisata lainnya, Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan Pembangunan Villa dan Fasilitasnya berada di luar kawasan ITDC dan nantinya diharapkan dapat mendukung kemajuan Kawasan Ekonomi Khususnya Mandalika b. Kondisi lahan lokasi Saat ini di lokasi pembangunan Villa dan Fasilitasnya tengah dilakukan konstruksi paralel dengan pengurusan perizinan. Secara lebih jelas kondisi lahan dapat disampaikan seperti gambar sebagai berikut :
10
Gambar 2.2 Kondisi lahan
Gambar 2.3 Kondisi lahan c. Kegiatan usaha lain di sekitar lokasi Di sekitar lokasi rencana Pembangunan Villa dan Fasilitasnya sudah terdapat banyak penginapan dan restaurant yang beroperasi. Diantara kegiatan dan atau usaha tersebut adalah sebagai berikut :
Melsy Homestay
Shu Villa
Hallway Homestay
Tomato cafe
Kuta Lemon Tree Bungallows Bar Restaurant
Dan lain-lain Keberadaan Villa dan Fasilitasnya ini diperkirakan tidak mematikan usaha yang lain karena semakin bertambahnya tamu yang membutuhkan akomodasi penginapan Sehingga keberadaan Villa dan Fasilitasnya ini akan menambah pilihan bagi masyarakat dan para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kuta Lombok Tengah.
2.5 Skala/Besaran rencana Usaha dan/atau Kegiatan 1. Luas Lahan yang digunakan seluas 700 m²
11
2. Luas Dasar Bangunan Seluruhnya mencapai ± 244.79 m² atau 34.97 % dari luas lahan seluruhnya. 3. Koefisien Dasar Hijau seluas 358.47 m2 atau 51.21% 4. Jumlah kamar 5 buah. 5. Jumlah Toilet 5 6. Jumlah Dapur 1 unit 7. Jumlah Kolam renang dengan kedalaman 1.5 meter 1 unit dengan luas 4.5 x 11.5 m2 8. Front Office 1 unit 9. IPAL Anaerob aerob 1 unit 10. Jumlah tenaga Kerja saat konstruksi sebanyak 12 orang dengan bidang dan keterampilan tertentu yang terdiri dari:
Kepala Tukang 1 orang
Tukang Bangunan 2 orang
Tukang besi 2 orang
Peladen 4 orang
Tukang cat 2 orang
Tukang interior 1 orang
11. Jumlah tenaga pada saat operasi dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Jenis pekerjaan No
Jenis Pekerjaan
Jumlah
.
12.
13.
1
General Manager
1
2
Supervisor
1
3
Accounting
1
5
Human Resource Departmen
1
(HRD) 10
House Keeping for all
4
11
Security
2
12
Recepsionist
2 TOTAL
12
Kebutuha n listrik : 27 KVA Kebutuha n
air
12
bersih bersumber dari PDAM dan Sumur Bor dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.3 Kebutuhan Air No. 1
Yang
Potensi Limbah
kebutuhan air
membutuhkan air
Cair 0.6 m3
5 kamar (10 orang) 5 kamar x 150 tamu)
liter/kamar/hari = 750 Liter/ hari = 0.75 m3/ hari
2
Karyawan
600 liter = 0,6 m3
orang 3
0.48 m3
12 12 orang x 50 liter = renang 4.5x11.5 m2 = 51.75
Kolam
m2 x 1,5 meter = 77.6
(pengisian awal)
m3 4
air 51.75 m2 x 0,0005 m3
Penambahan
harian = 0,0258 m3
kolam
karena menguap Total kebutuhan air
1.375 m3
harian Total
Perkiraan 80% dari 2.551 m3 =
limbah/hari
1.1 m3
2,04 m3
2.6 Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 1. Kesesuain lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031 mengamanatkan bahwa usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Omni Villas dan fasilitasnya sudah sesuai dengan tata ruang Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan
kesesuaian
lokasi
dengan
tata
ruang
wilayah
kabupaten Lombok Tengah, Maka TKPRD Kabupaten Lombok
13
Tengah telah mengeluarkan rekomendasi kesesuaian lokasi dengan tata ruang Nomor : 650/11/TKPRD/2018 2. Penjelasan Tentang Izin Prinsip Rencana
Kegiatan
dan/usaha
Penyediaan
Villa
ini
sudah
mendapatkan Rekomendasi Teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang selaku SKPD yang berwenang untuk mengeluarkan
Rekomendasi
Teknis
dengan
nomer
640/08/REKOMTEK/2019 tanggal 29 Januari 2019. 3. Uraian Mengenai komponen rencana kegiatan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan a. Tahap Pra-Konstruksi 1) Kegiatan Publikasi dan Sosialisasi serta perencanaan (survei, pengukuran dan desain). Kegiatan ini merupakan tahap awal kegiatan Pembangunan Villa dan Fasilitasnya yang meliputi kegiatan publikasi dan sosialisasi rencana pembangunan kepada masyarakat umum. selain itu, pada tahap ini juga di lakukan perencanaan yang meliputi kegiatan pengukuran di lapangan dan desain bangunan Villa dan fasilitasnya. Kegiatan ini di perkirakan tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan
di
sekitar lokasi
usaha, akan
tetapi
berpotensi
menimbulkan kecemburuan sosial dengan masyarakat sekitar atau pengusaha lainnya yang ada di sekitar lokasi usaha. b. Tahap Konstruksi 1) Penerimaan Tenaga kerja Konstruksi Tahap kerja yang dipergunakan pada tahap konstruksi meliputi tenaga kerja untuk kegiatan Pembangunan Villa dan Fasilitasnya. untuk melaksanakan kegiatan konstruksi diserahkan kepada pihak ketiga dengan mengutamakan tenaga kerja lokal. 2) Pembersihan dan Penyiapan Lahan Kegiatan pembersihan dan penyiapan lahan dilakukan untuk membersihkan lahan dari berbagai material yang ada di lokasi. pembersihan dan penyiapan lahan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan berupa penurunan kualitas udara 14
(debu) dan gangguan terhadap flora dan fauna yang ada di lokasi Pembangunan Villa dan Fasilitasnya. 3) Mobilisasi Bahan dan Material Material dan bahan yang dipergunakan dalam Pembangunan Villa dan Fasilitasnya ini berupa bata/batako, pasir, semen, kayu, dan lainnya yang di beli secara lokalan. Alat transportasi yang dipergunakan untuk mengangkut matrial adalah
DumpTruck,
kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak kebisingan dan timbulan debu dari mobilisasi DumpTruck. 4) Pengerjaan konstruksi Bangunan Pekerjaan konstruksi sipil pada Pembangunan Villa dan Fasilitasnya ini meliputi kegiatan dari penyiapan pondasi hingga siap operasi. Konstruksi merupakan bangunan dengan kerangka beton sehingga membutuhkan material dari besi, semen, bata, pasir dan lain-lain. Untuk bangunan kamar Villa dan fasilitasnya, material yang dipergunakan menggunakan bahan material lokal. 5) Pembangunan Fasilitas penunjang Fasilitas
penunjang
pemasangan
jaringan
Villa
dan
listrik,
Fasilitasnya jaringan
air
ini
antara
bersih,
lain
jaringan
pengelolaan limbah dan fasilitas pendukung lainnya. Sumber listrik untuk operasional bersumber dari PLN dengan kapasitas terpasang 27 KVA. Jika terjadi pemadaman listrik, maka pihak pengelola Villa dan Fasilitasnya menyediakan sumber listrik dari genset dengan kapsitas yang setara dengan listrik PLN. untuk kebutuhan air bersih dipenuhi dari PDAM dan sumur bor. Untuk fasilitas pengolahan air kotor (air limbah) digunakan instalasi pengelolaan Air limbah IPAL Biofilter anaerob aerob. pada sistem ini air dari kamar mandi dan WC akan dialirkan langsung ke sistem IPAL Biofilter anaerob aerob.
15
Gambar 2.4 Diagram Sistem Pengolahan Air Limbah Biofiler Anaerob Aerob
c. Tahap Operasional 1) Tahap Penerimaan Tenaga Kerja Tahap Operasional Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan pelayanan di Villa dan Fasilitasnya sebanyak 12 orang dengan perincian berdasarkan ruang lingkup atau bidang pekerjaan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan kegiatan usaha. 2) Opersional Villa dan fasilitasnya Opersional Villa dan fasilitasnya meliputi pelayanan tamu yang menginap baik tamu mancanegara maupun tamu domestik. Jumlah tamu yang dapat di tampung maksimal
8 orang dengan asumsi
setiap kamar diisi 2 orang tamu ditambah 1 kamar pribadi pemilik yang dapat menampung maksimal 2 orang. Potensi dampak terletak pada limbah cair dari toilet dan sampah yang dihasilkan oleh tamu dan karyawan. Volume limbah cair yang dihasilkan berdasarkan jumlah tamu dan kamar pribadi pemilik adalah = 5 kamar x 150 lt/hari = 750 lt/hari. Hal ini diperkirakan berdasarkan kebutuhan air perkamar/hari sesuai dengan SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing yang menyebutkan bahwa kebutuhan air bersih hotel melati adalah 150 Liter/ kamar/hari. Limbah cair dari kamar mandi dan toilet kemudian akan dialirkan ke IPAL Biofilter anaerob aerob. Diperkirakan sampah padat yang dihasilkan mencapai 25 liter /hari dengan asumsi perorang menghasilkan sampah sebesar 2.5 lt/hari.
16
Gambar 2.5 Skema Proses Pengolahan Limbah Cair
Untuk memastikan kualitas limbah sudah sesuai dengan baku mutu berikut disampaikan baku mutu air limbah domestik sesuai PermenLHK Nomor : P.68/melhk/setjen/kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah domestik. Tabel 2.4. Baku mutu air limbah domestik Parameter
Satuan
Kadar maksimum
pH
-
6-9
BOD
mg/L
30
COD
mg/L
100
TSS
mg/L
30
Minyak dan Lemak
mg/L
5
Amoniak
mg/L
10
Total Coliform
jumlah/100 mL
3000
Debit
liter/orang/hari
100
Untuk fasilitas
Pengelolaan Limbah padat akan disipakan tempat sampah disetiap ruangan dan tempat sampah dengan system pemilahan sampah organic dan non organic, untuk sampah organic disediakan komposter untuk menampung sisa-sisa makanan yang akan diolah menjadi pupuk cair dan
disamping itu juga akan melakukan
kampanye tentang kebersihan lingkungan. Untuk Limbah padat akan dikelola sebagaimana skema berikut :
17
Gambar 2.6 Skema Proses Pengolahan Limbah padat
3) Operasional kolam renang Kolam renang seluruhnya luas 51.75 m2 dengan kedalaman ratarata 1,5 meter membutuhkan air sebanyak 77.625 m3 untuk pengisian awal . Air kolam ini dalam operasionalnya tidak dilakukan penggantian tetapi hanya dilakukan penambahan akibat penguapan ataupun akibat melimpah oleh aktifitas renang para tamu. Oleh karena itu untuk menjaga air kolam tetap bersih maka dilakukan treatmen dan pemeliharaan secara kontinyu dengan penambahan bahan-bahan kimia yang terukur dan pembersihan kolam dengan peralatan yang sudah baku. Tabel 2.5 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang
No .
Parameter
Unit
Standar Baku Mutu (kadar Maksimum)
Keterangan
1
E-Colli
CFU/100 ml
<1
diperiksa setiap bulan
2
Heterotrophi CFU/100 c Plate ml Count (HPC)
100
diperiksa setiap bulan
3
Pseudomon as aeruginora
4
Staphylococc CFU/100 us aureus ml
5
Legeionella
CFU/100 ml
CFU/100
<1
diperiksa bila diperlukan
<100
diperiksa sewaktuwaktu
<1
diperiksa setiap 3 18
spp
ml
bulan untuk air yang diolah dan setiap bulan untuk SPA alami dan panas
Sumber : Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 Pengoperasian kolam renang dapat menimbulkan penyakit dan dapat menularkan penyakit kepada sesama pengguna kolam renang jika kolam renang tidak dikelola secara cermat. Dalam operasional kolam renang
kami berpedoman pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang
Standar
Baku
Mutu
Kesehatan
Lingkungan
Dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Tabel 2.6 Paramater Fisik Dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air Kolam Renang
No .
Parameter
1
Bau
2
Kekeruhan NTU
3
Suhu
4
Kejerniha n
5
Kepadata n perenang
Unit
Standar Baku Mutu (kadar Maksimum)
Keterangan
Tidak berbau 0
C
0,5 16-40
piringan terlihat jelas
m2/pere nang
piringan merah hitam (secchi) berdiameter 20 cm terlihat jelas dari kedalaman 4,572 m 2,2
kedalaman< 1 m
2,7
kedalaman 1–1,5
4
kedalaman > 1,5 19
Sumber : Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 Tabel 2.7. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air Kolam Renang.
No .
Paramet er
1
pH
2
Akalinita s Sisa Khlor bebas
mg/l
Sisa Khlor terikat Total Bromine
mg/l
3
4 5
Sisa Bromine Oxidation Reductio n Potensial
Unit
mg/l mg/l
Standar Baku Mutu Keterangan (kadar Maksimu m) 7 – 7,8 apabila menggunakan khlorin dan diperiksa minimum 3 kali sehari 7-8 apabila menggunakan bromine dan diperiksa minimum 3 kali sehari 80-200 semua jenis kolam renang kolam beratap/ tidak 1 – 1,5 beratap kolam panas dalam 2-3 ruangan 3
mg/l mg/l mg/l
2 – 2,5 4-5
mV
720
3-4
semua jenis kolam renang kolam biasa heated pool kolam beratap/ tidak beratap/ kolam panas dalam ruangan semua jenis kolam renang sisa khlor/bromine diperiksa 3 kali
Sumber : Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 4) Operasional genset Operasional genset fleksibel, tergantung kebutuhan kedepannya. genset dioperasikan pada saat PLN melakukan pemadaman. Dengan demikian genset tidak beroperasi setiap hari dan sehingga berpotensi menimbulkan dampak kebisingan yang sangat kecil. Adapun lokasi genset akan diletakkan di bagian belakang dan jauh dari kamar tamu maupun karyawan serta akan diberikan peredam suara untuk meminimalisir kebisingan pada saat beroperasi. 5) Pemeliharaan Villa dan fasilitasnya 20
Pemeliharaan serta perawatan sarana dan prasarana pendukung usaha dan/atau kegiatan ini dilakukan untuk menunjang kelancaran operasional usaha dan/atau kegiatan ini. Dimana limbah yang dihasilkan dari pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana usaha dan/atau kegiatan ini berupa limbah B3 berupa oli bekas yang berasal dari perawatan genset dan baterai-baterai bekas serta bola lampu bekas yang berasal dari pergantian bola lampu yang sudah mati. d. Tahap Pasca Operasional Pada tahap ini akan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawan tetap maupun tidak tetap. Dengan demikian pada tahap ini akan terjadi peningkatan pengangguran dan kehilangan mata pencaharian karyawan yang PHK. PHK yang dilakukan oleh Pelaku Usaha harus dilakukan sesuai dengan peraturan ketenaga kerjaan yang berlaku, sehingga menjamin hak-hak karyawan yang mengalami PH
21
BAB 3 DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Berdasarkan uraian tersebut, maka operasional Villa dan fasilitasnya memiliki dampak utama yaitu limbah cair. Air limbah ini dapat berupa limbah cair dari kegiatan memasak, MCK, kolam renang dan lain-lain. Komposisi air limbah dapat terdiri dari beberapa persenyawaan baik yang bersifat organik maupun non organik. Beberapa komposisi air limbah antar lain terdiri atas uap air, zat organik, festisida, fenol, aldrin, nitrogen, fosfor, karbon, kalsium, seng, kadmium, sulfat, sulfit, amoniak, besi, tembaga, krom dan senyawa kimia toksik lainnya (Duncan dalam Sugiharto, 2005). 22
Air limbah Villa dan Fasilitasnya juga bisa mengandung berbagai mikroorganisme yang bersifat patogen seperti E.coli yang dapat menyebabkan penyakit apabila mencemari perairan. Secara
rinci
dampak
yang
ditimbulkan
beserta
upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup disajikan sebagai berikut: 3.1 Tahap Pra Konstruksi Tahap pra-konstruksi merupakan tahapan yang meliputi kegiatankegiatan penyusunan siteplan, gambar dan sosialisasi mengenai rencana Pembangunan Villa dan Fasilitasnya oleh pelaku usaha. 1.
Sumber dampak Sumber Dampak pada tahap ini dapat meliputi:
a. Sosialisasi dan publikasi; b. Perencanaan (survey, pengukuran dan desain) 2.
Prakiraan Dampak
a. Kegiatan Publikasi dan sosialisai merupakan yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk menyampaikan secara terbuka kepada masyarakat sekitar, khususnya tetangga yang langsung berbatasan dengan lokasi Pembangunan Villa dan Fasilitasnya. kegiatan ini diperkirakan menimbulkan dampak lingkungan berupa persepsi masyarakat yaitu masyarakat dapat memahami dan menerima kehadiran Villa dan fasilitasnya sehingga tidak terjadi konflik antara masyarakat dengan pelaku usaha. b. Perencanaan (survey, pengukuran dan desain) merupakan tahap awal
yang
dilakukan
oleh
pelaku
usaha
untuk
melakukan
Pembangunan Villa dan Fasilitasnya. pada tahap ini di lakukan penyusunan survey lokasi, pengukuran dan penyusunan desain bangunan. Kegiatan ini diperkirakan menimbulkan dampak berupa tersedianya lapangan pekerjaan bagi konsultan lokal di Daerah Kuta pada khususnya dan Lombok Tengah pada umumnya. Dampak ini merupakan dampak positif kecil potensi kecil. 3.
Sifat Dan Tolak Ukur Dampak
23
Semua dampak yang terjadi pada kegiatan tahap pra-konstruksi bersifat tetap selama tahap pra-konstruksi berlangsung. 3.2 Tahap Konstruksi 1.
Sumber Dampak Sumber dampak pada tahap konstruksi ini disebabkan oleh kagiatan sebagai berikut:
a. Mobilisasi tenaga kerja konstruksi b. Pembangunan dan Operasional basecamp c. Pembersihan dan penyiapan lahan d. Mobilisasi peralatan dan Material e. Pembangunan fisik villa serta sarana penunjang lainnya f. Pembersihan material hasil galian dan pembongkaran g. Penghijauan dan pertamanan h. Demobilisasi tenaga kerja 2.
Prakiraan Dampak Prakiraan dampak yang akan terjadi pada tahap konstruksi:
a. Mobilisasai tenaga kerja adalah usaha untuk merekrut tenaga kerja yang dilakukan oleh pelaku usaha dan konsultan teknis yang di tunjuk oleh pemrakarasa. Pada pekerjaan ini dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. prakiraan dampak lingkungan yang timbul pada pekerjaan ini antara lain: tersedianya lapangan kerja dan munculnya kecemburuan sosial. Dampak ini berturut-turut merupakan dampak positif dan negatif penting, potensi kecil. b. Pembangunan dan operasional basecamp merupakan kegiatan pembangunan dan operasional tempat menginap sementara bagi pekerja tahap konstruksi. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin pekerja selama tahap konstruksi. Kegiatan pembangunan dan operasional basecamp ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang dapat berupa imigrasi dan kecemburuan sosial. Migrasi masuk merupakan dampak penambahan jumlah orang, baik dari lokasi sekitar maupun daerah luar Kabupaten Lombok tengah yang akan tinggal di lokasi proyek. selain itu, operasional basecamp juga berpotensi menimbulkan kecemburuan 24
sosial masyarakat atau pengusaha yang ada di sekitar lokasi. Dampak lingkungan yang muncul diperkirakan bersifat negatif kecil dengan potensi kecil. c. Pembersihan dan penyiapan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha sebelum mulai membangun konstruksi bangunan. kegiatan ini berupa pembersihan lahan dari berbagai hal yang dapat mengganggu kelancaran proses pembangunan fisik Villa dan Fasilitasnya. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan penyiapan area-area yang menjadi lokasi penempatan material dan bahanbahan lainnya yang dibutuhkan pada tahap berikutnya. Pada tahap ini, sangat berpotensi menimbulkan dampak keselamatan dan kecelakaan kerja. Dampak ini dapat mengancam setiap pekerja yang terlibat dalam tahap ini. Dampak ini bersifat negatif kecil potensi kecil. d. Mobilisasi peralatan dan material pada tahap konstruksi adalah kegiatan
mendatangkan
peralatan
dan
material
yang
akan
dipergunakan selama tahap konstruksi bangunan dan fasilitas penunjang
villa
beserta
fasilitas
penunjang
lainnya.
Dalam
mobilisasi peralatan dan material pada proyek Pembangunan Villa dan Fasilitasnya yang terletak di Kuta Pujut Lombok Tengah diperkirakan akan berdampak kepada peningkatan polusi udara berupa debu, peningkatan kebisingan, kecelakaan kerja dan keselamatan peningkatan arus lalu lintas transportsai matrial. Dampak tersebut merupakan dampak negatif penting dengan potensi sedang. e. Pembangunan fisik Villa dan Fasilitasnya berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan. prakiraan dampak lingkungan yang timbul antara lain: peningkatan kebisingan, kecelakaan kerja, bahaya kebakaran, peningkatan timbunan limbah B3, peningkatan limbah padat domestik, dan peningkatan genangan air. Dampak tersebut merupakan dampak negatif penting dengan potensi kecil. f. Pembersihan
material
hasil
galian
dan
bongkaran
dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Prakiraan dampak 25
lingkungan yang timbul; antara lain: kecelakan kerja, keselamatan kerja, peningkatan debu dan kebisingan serta berkurangnya nilai keindahan lingkungan kerja dan lingkungan sekitar. Dampak ini merupakan dampak negatif penting, potensi kecil. g. Penghijauan dan pertamanan merupakan kegiatan penyediaan ruang untuk penghijauan. Kegiatan ini dapat berupa pembuatan pot bunga di internal Villa dan Fasilitasnya, dan taman di beberapa bagian yang penting serta dapat menambah kenyamanan tamu Villa dan Fasilitasnya. kegiatan ini dapat menimbulkan dampak positif pada estetika dan kenyamanan berupa terciptanya suasana yang sejuk dan asri di dalam lingkungan Villa dan Fasilitasnya. dampak ini merupakan dampak positif penting dan potensi kecil. h. Penghijauan dan pertamanan juga ditanami dengan tanaman hijau sekitar Villa dan fasilitasnya. dampak ini merupakan dampak positif penting dan potensi sedang. i. Demobilisasi tenaga kerja merupakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh pelaku usaha pada akhir tahap konstruksi. kegiatan PHK yang di lakukan oleh pelaku usaha atau konsultan yang ditunjuk oleh pelaku usaha dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Prakiraan dampak lingkungan yang timbul
pada
pekerjaan
ini
antara
lain:
peningkatan
jumlah
pengangguran dan keresahan masyarakat. Seluruh dampak dari kegiatan ini merupakan dampak negatif penting, potensi kecil. 3.
Sifat dan Tolak ukur Dampak Semua dampak yang terjadi pada kegiatan konstruktif sipil bersifat tetap selama kegiatan tahap konstruksi dan merupakan negatif penting.
3.3 Tahap Operasional Villa dan fasilitasnya 1. Sumber Dampak Sumber dampak pada tahapan operasional Villa dan Fasilitasnya disebabkan oleh kegiatan sebagai berikut: a. Mobilisasi Tenaga kerja untuk tahap operasional villa
26
b. Operasional Villa dan fasilitasnya, operasional yang dimaksudkan disini adalah kegiatan pelayanan kamar Villa, dapur, semua peralatan yang dimiliki dan fasilitas penunjang atau fasilitas pendukung Villa. c. Operasional genset Untuk genset diperlukan ketika terjadi pemadaman listrik oleh PLN. 2. Prakiraan dampak Prakiraan dampak yang akan terjadi pada kegiatan ini: a. Mobilisasi tenaga kerja tahap operasional adalah usaha untuk merekrut tenaga kerja yang dilakukan oleh pelaku usaha. Pada pekerjaan ini dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar. prakiraan dampak lingkungan yang timbul pada proses rekrutmen tenaga kerja ini antara lain: tersedianya lapangan pekerjaan, penurunan tingkat pengangguran dan konflik sosial. dampak ini merupakan dampak positif penting, potensi kecil. Selain itu, pada kegiatan ini juga berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial masyarakat sekitar yang tidak mendapatkan kesempatan bekerja, dan pengusaha sejenis di sekitar lokasi Villa. Dampak ini merupakan dampak negatif kecil dengan potensi kecil. b. Operasional Villa dan fasilitasnya adalah kegiatan pengoperasian seluruh fasilitas yang ada baik operasional kamar, operasional kolam, dapur, genset, semua peralatan dan fasilitas penunjang atau fasilitas pendukung Villa dan Fasilitasnya. Kegiatan ini diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Prakiraan dampak lingkungan yang akan terjadi antara lain: bahaya kebakaran, kecelakaan dan keselamatan kerja, peningkatan timbunan limbah padat, limbah B3, limbah cair dan peningkatan kebisingan. Dampak yang di timbulkan dari kegiatan tersebut merupakan dampak negatif penting dengan potensi sedang. Dalam kegiatan operasional Villa dan fasilitasnya tentunya akan menghasilkan limbah cair, oleh karena itu pelaku usaha akan membangun IPAL Anaeron aerob yang memadai dan dapat mengolah limbah yang dihasilkan setiap hari oleh operasional Villa 27
dan fasilitasnya. seluruh limbah cair yang dihasilkan akan diolah melalui IPAL Anaerob aerob dan akan dibuat kolam penampungan air yang sudah memenuhi baku mutu lingkungan berdasarkan KepMen LH No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu limbah bagi kegiatan Villa. Air limbah yang telah memenuhi standar baku mutu tersebut kemudian akan di manfaatkan untuk penyiraman taman dan area sekitar Villa dan Fasilitasnya. Sedangkan untuk limbah B3, pelaku usaha berkomitmen untuk menyiapakan TPS limbah B3 yang memadai di dalam lokasi Villa serta melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki ijin resmi dalam pengelolaan limbah B3 untuk pengelolaan limbah B3. Khusus untuk air limbah yang berasal dari
dapur
akan
dilakukan
penyaringan
bertingkat
untuk
memisahkan lemak, protein dan kandungan organik lainnya. Filter penyaring tersebut akan dibersihkan sesering mungkin dari sisa lemak dan protein yang lengket pada filter. Selain limbah cair, operasional Villa dan fasilitasnya juga akan menghasilkan limbah padat. Limbah padat yang berupa sampah organik
dan
non
organik.
Dalam
pengelolaan
sehari-hari,
pengelolaan limbah padat ini akan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Sedangkan untuk limbah padat non organik akan bekerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaannya. Selain itu, akibat opersional dapur dan genset menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara di area Villa serta daerah sekitarnya. untuk mengurangi dampak pencemaran, opersional dapur dan genset akan di lengkapi dengan desain cerobong asap yang memadai 3. Sifat dan Tolak Ukur Dampak Semua dampak yang terjadi pada kegiatan tahap operasional Villa dan Fasilitasnya, mobilisai tenaga kerja, operasional Villa dan pemeliharan keseluruhan bangunan Villa serta fasilitas lainnya tetap selama tahap operasional Villa. 3.4 Tahap Pasca Operasional
28
Kegiatan villa dan fasilitasnya akan berakhir pada waktu tertentu yang tidak dapat diperkirakan. Dampak utama yang muncul akibat terhentinya usaha dan/atau kegiatan tersebut adalah terjadinya PHK terhadap karyawan. 1.
Sumber dampak Dampak pada tahap ini bersumber dari terhentinya kegiatan usaha dan/atau kegiatan Villa dan fasilitasnya.
2.
Prakiraan Dampak Prakiraan
dampak
yang
timbul
akibat
adanya
pemuutusan
Hubungan Kerja (PHK) pada akhir kegiatan Villa dan Fasilitasnya akan menyebabkan hilangnya mata pencaharian karyawan dan akan meningkatkan pengangguran. Apabila PHK harus terjadi, maka pelaku usaha harus menjamin hak karyawan yang di PHK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.
Sifat dan Tolak Ukur Dampak Dampak yang timbul pada tahapan ini merupakan dampak yang bersifat sementara dan hanya terjadi pada tahap pasca-operasional Villa dan fasilitasnya serta merupakan dampak negatif penting potensial kecil.
Tabel 3.1: Prakiraan Dampak yang terjadi dalam Pembangunan Villa dan Fasilitasnya N
Sumber
O
Dampak
1
2
Jenis
Besaran Dampak
Keterangan
Publikasi dan
Dampak Tahap Pra konstruksi Pro dan kontra Sejumlah Masyarakat
Perlu
Sosialisasi
atas pembangunan
dan pengusaha yang
pengelolaan dan
lokasi Villa
tinggal di lokasi
Pemantauan
Kesempatan kerja
pembangunan Sejumlah masyrakat
Perlu
(Survey,
sekitar lokasi
pengelolaan dan
pengukuran dan
Pembangunan Villa dan
Pemantauan
desain)
Fasilitasnya berpeluang
Perencanaan
mendapatkan pekerjaan
29
N
Sumber
Jenis
O
Dampak
Dampak
1
Mobilisasi
Besaran Dampak
Tahap konstruksi Kesempatan kerja Sejumlah masyarakat
tenaga kerja
Keterangan
Perlu
sekitar lokasi
pengelolaan dan
Pembangunan Villa dan
pemantauan
Fasilitasnya mendapat
2
3
Kecemburuan
pekerjaan (± 15 orang) Sejumlah warga sekitar
Perlu
Sosial
tidak mendapatkan
pengelolaan dan
Migrasi masuk
pekerjaan Sejumlah pekerja dari
Pemantauan Perlu
dan Operasional
luar Daerah akan masuk
pengelolaan dan
Basecamp
dan tinggal sementara
Pemantauan
Pembangunan
Pembersihan
Penurunan kualitas
sebagai pekerja Menurunnya kualitas
Perlu
dan Penyiapan
udara (debu)
udara sekitar, terutama
pengelolaan dan
berupa peningkatan
Pemantauan
Lahan
4
5
Mobilisasi
Peningkatan
debu Menurunya kualitas
Perlu
peralatan dan
Polutan Udara
udara di sekitar lokasi
pengelolaan dan
material
berupa debu
Pembangunan Villa dan
Pemantauan
Peningkatan
Fasilitasnya Peningkatan kebisingan
Perlu
kebisingan
di atas ambang baku
pengelolaan dan
Pengeboran
Persepsi
mutu lingkungan Sejumlah masyarakat
Pemantauan Perlu
Sumur
Masyarakat
khawatir berkurangnya
pengelolaan dan
debit air tanah dengan
Pemantauan
adanya pengeboran
6
Pembangunan
Peningkatan
sumur Peningkatan nilai
Perlu
Fisik
kebisingan dan
kebisingan dan debu di
pengelolaan dan
debu
atas ambang baku mutu
Pemantauan
Gangguan Estetika
lingkungan Gangguan estetika
Perlu
hanya terjadi di lokasi
pengelolaan dan
pembangunan dan
Pemantauan 30
N
Sumber
Jenis
O
Dampak
Dampak
7
Besaran Dampak
Keterangan
Peningkatan
sekitarnya Limbah B3 berupa oli
Perlu
limbah B3
bekas dan bekas kaleng
pengelolaan dan
cat, pernis dan kemasan
Pemantauan
Peningkatan
bahan kimia lainnya Terjadinya tumpukan
Perlu
limbah padat dan
limbah padat dari
pengelolaan dan
Pembersihan
cair Peningkatan debu
kegiatan konstruksi Debu dan kebisingan
Pemantauan Perlu
Sisa Galian
dan kebisingan
menggangu warga
pengelolaan dan
Gangguan estetika
sekitar Berkurangnya nilai
Pemantauan Perlu
keindahan lingkungan
pengelolaan dan
kerja dan lingkungan
Pemantauan
sekitar lokasi Tahap Operasional
1
Mobilisasi
Kecemburuan
Terjadinya kecemburuan
Perlu
tenaga kerja
sosial
sosial pengusaha dan
pengelolaan dan
masyarakat sekitar
Pemantauan
Pembangunan Villa dan Kesempatan Kerja
Fasilitasnya Memberikan peluang
Perlu
kerja kepada masyarakat
pengelolaan dan
sesuai dengan tingkat
Pemantauan
pendidikan, keahlian dan keterampilan yang
2
Pengoperasian
Kecelakaan kerja
dimiliki Semua karyawan Villa
Perlu
Villa dan
dan keselamatan
dan fasilitasnya
pengelolaan dan
fasilitasnya
kerja
Pemantauan
serta semua fasilitas penunjang lainnya
Peningkatan
Pencemaran lingkungan
Perlu
timbunan limbah
Villa dan fasilitasnya dan
pengelolaan dan
B3 Peningkatan
lingkungan sekitar Pencemaran lingkungan
Pemantauan Perlu
volume limbah
Villa dan lingkungan
pengelolaan dan
padat
sekitar
Pemantauan 31
N
Sumber
O
Dampak
Jenis
Besaran Dampak
Keterangan
Dampak Peningkatan
Pencemaran lingkungan
Perlu
limbah cair
Villa dan lingkungan
pengelolaan dan
Munculnya
sekitar Sejumlah penyakit
Pemantauan Perlu
penyakit menular
menular muncul (DBD,
pengelolaan dan
Peningkatan taraf
Cikungunya, Malaria, dll) Sejumlah karyawan akan
Pemantauan Perlu
hidup
meningkat taraf hidupnya
pengelolaan dan Pemantauan
3
Konflik hubungan
Munculnya konflik antara
Perlu
industrial
perusahaan dengan
pengelolaan dan
Pengoperasian
Penurunan
pihak lain Kwalitas udara sekitar
Pemantauan Perlu
genset
kwalitas udara
lokasi menurun
pengelolaan dan
akibat operasional genset Meningkatnya
Pemantauan Kebisingan di atas 50 dB
kebisingan
Perlu pengelolaan dan Pemantauan
1
Penghentian Operasional Villa dan fasilitasnya
Tahap Pasca Operasional Pemutusan 5 orang karyawan
Perlu
Hubungan Kerja
pengelolaan dan
(PHK)
Pemantauan
Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pembangunan Villa dan Fasilitasnya serta Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat dilihat pada Tabel 3.2.
32
Tabel 3.2 Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
Sosialisasi dan publikasi (1)
Pra dan kontra atas pembangunan lokasi Villa
Sejumlah Masyarak at dan pengusah a yang tinggal di sekitar lokasi pembangu nan
Perencana an (survey pengukura n dan desain) (2)
Adanya kesempatan lapangan kerja
Sejumlah tenaga kerja lokal akan terserap
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Upaya pemantauan lingkungan hidup Institusi Bentuk Lokasi Periode Lokasi Periode Bentuk upaya pelaksana upaya pengelola pengelolaa pemanta pemanta pemantauan pengelolaan an n uan uan TAHAP PRA KONSTRUKSI Segera Lokasi Selama Meninjau dan Desa Kuta Selama 1. Pelaksana: merealisasi rencana tahap pra melakukan tahap pra Pelaku kan Pembangun konstruksi pengecekan ke konstruksi Usaha rencana an Villa dan lapangan untuk 2. pengawas: Pembangu lokasi mengetahui pemerintah nan Villa sekitarnya dinamika sosial Desa Kuta dan yang berkembang di Kabupaten fasilitasnya masyarakat dan Lombok Mengakom daerah sekitar Tengah odir saran lokasi 3. Penerima masukan Laporan: warga pemerintah sekitar Desa Kuta terutama Kabupaten saran Lombok masukan Tengah yang konstruktif Memberika n kesempata n yang seluasluasnya bagi tenaga kerja lokal (konsultan lokal) sesuai skill dalam perencanaa n dan desain
Lokasi pembangu nan rencana Pembangu nan Villa dan fasilitasnya serta lokasi sekitarnya
Selama proses tahap pra konstruksi
Memastikan kontraktor lokal diutamakan dalam pekerjaan perencanaan
Lokasi Pembang unan dan daerah sekitarnya
Ket
Selama 1. Pelaksana: tahappra Pelaku konstruksi Usaha 2. pengawas: pemerintah Desa Kuta Kabupaten Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: pemerintah pemerintah Desa Kuta Kabupaten
33
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Institusi pelaksana
Ket
Lombok Tengah
Mobilisasi tenaga kerja konstruksi (1)
Pembanguna n dan Operasional basecamp (2)
Adanya kesempata n lapangan pekerjaan Kecembur uan sosial
Migrasi masuk
Sejumlah masyarak at sekitar lokasi Pembangu nan Villa dan Fasilitasny a mendapat pekerjaan (± 12 orang)
Memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal
Sejumlah pekerja dari luar daerah akan masuk dan tinggal
Menyiapka n tempat pembuanga n limbah sementara (WC portable) untuk
TAHAP KONSTRUKSI Lokasi Pada tahap Mengidentifikasi proyek konstruksi jenis lapangan dan dimulai pekerjaan yang daerah muncul sekitarnya
Lokasi Pembang unan Villa dan Fasilitasn ya
Pada saat pembangun an dan operasional basecamp serta selama tahap
Memastikan adanya tempat MCK bagi pekerja yang melakukan aktivitas selama tahap konstruksi Villa dan fasilitasnya
Lokasi proyek dan daerah sekitarnya
Satu kali 1. Pelaksana: pada saat Pelaku tahap Usaha konstruksi 2. pengawas: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Tengah
Lokasi Basecam p sementar a
Pada saat pembang unan dan operasion al basecamp
1. Pelaksana: Pelaku Usaha 2. Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
34
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak sementara
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n keperluan konstruksi MCK pekerja selama tahap konstruksi
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan Memantau dinamika sosial yang berkembang di Lokasi
Mengarahk an pekerja untuk dapat bersosialisa si dengan warga di sekitar lokasi proyek Pembersih an dan Penyiapan lahan (3)
Timbulan debu
Melebihi kondisi awal hingga menggang gu warga sekitar
Melakukan penyiraman material dan lingkungan sekitar secara berkala terutama pada area pembangun an dan lingkungan sekitarnya Mempertaha nkan tumbuhan di lingkungan sekitar lokasi
Lokasi pembang unan dan daerah sekitarnya
Setiap saat sesuai kebutuhan selama kegiatan pembersiha n dan penyiapan lahan
Pemantauan dilakukan dengan mengumpulkan data kualitas udara terutama kadar polutan debu yang berbahaya bagi kesehatan, yakni pada titik-titik yang ditentukan dengan metode purposive sampling, baik pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium
Ada dua titik pengambil an sample, yaitu : - Di pusat kawasan area - Di lokasi luar area proyek
Sebelum dan setelah kegiatan pembersi han dan penyiapan lahan
Institusi pelaksana
Ket
Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah
1. Pelaksana: Pelaku Usaha 2. Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
35
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Institusi pelaksana
Ket
Lombok Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Mobilisasi peralatan dan material (4)
1.
Peningkata n debu dan polutan udara lainnya
Menurunn ya kualitas udara sekitar terutama berupa peningkat an debu dan beberapa senyawa polutan lainnya
Melakukan penyiraman material dan lingkungan sekitar secara berkala Memasang alat penutup pada bak kendaraan pengangkut matrial secara menyeluruh mempertah ankan tumbuhan/p ohon di lingkungan sekitar lokasi
Lokasi proyek pembang unan dan daerah sekitarnya
Setiap saat sesui kebutuhan selama kegiatan mobilisasi bahan dan material
Pemantau an dilakukan dengan mengump ulkan data kualitas udara terutama kadar polutan debu dan gas Co, SOx dan NOx di udara yang berbahay a bagi kesehatan , yakni pada titiktitik yang ditentukan dengan metode purposive sampling baik pengukur
Ada dua titik pengambil an sample, yaitu : - di pusat area proyek - di luar lokasi proyek
4. Satu kali 1. Pelaksana: selama Pelaku tahap Usaha mobilisasi 2. Pengawas: bahan Dinas dan Lingkungan material Hidup Kabupaten Lombok Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah
36
Sumber dampak
Jenis dampak
2.
Pembanguna n fisik Villa dan Fasilitasnya (5)
Peningkata n Kebisingan
1. Gangguan estetika
Besaran dampak
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n
Meningkka Membatasi tnya kecepatan kebisingan kendaraan akibat pengangkut suara dari saat melewati kendaraan area padat pengangk kegiatan ut peralatan dan material
Sepanjan g jalur pengangk utan yang padat kegiatan
Selama tahap mobilisasi peralatan dan material
Gangguan estetika hanya terjadi di lokasi pembangu nan dan sekitarnya
Lokasi pembang unan Villa dan daerah sekitarnya
Selama tahap konstruksi dilaksanaka n
Menempatkan material bangunan seperti bekas bongkaran tanah, bongkaran bangunan, baja ringan, yang dipakai dan lainnya secara rapi dan terencana
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan an langsung di lapangan dan analisis di laboratori um Pengukur an data tingkat kebisinga n Memanta Sepanjan selama u g jalur tahap kecepatan pengangk mobilisasi kendaraa utan yang peralatan n padat dan pengangk kegiatan material ut Mengukur tingkat kebisinga n Mengamati secara langsung penempatan matrial dan kemasan bekas di lokasi Pembangunan Villa dan fasilitasnya
Lokasi pembang unan Villa dan Fasilitasn ya
Sesuai kebutuha n selama tahap konstruksi dilaksana kan
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksan a: Pelaku Usaha 2. Pengawa s: Dinas Lingkung an Hidup Kabupate n Lombok Tengah 1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga
37
Sumber dampak
Jenis dampak
2.
Peningkatan timbunan LB3
Besaran dampak
Limbah B3 berupa bekas kemasan cat, oli bekas, pernis dan kemasan bahan kimia lainnya
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n sehingga tidak mengganggu pandangan masyarakat sekitar dan wisatawan yang lalu lalang. selain itu sampah berupa kemasan pasir dan semen serta sampah lainnya dikumpulkan dan diserahkan kepada pihak ketiga yang menangani sampah di Desa Kuta Menyiapka Lokasi Selama n dan TPS LB3 tahap menyimpan konstruksi limbah B3 yang dihasilkan pada tempat yang khusus yang dilengkapi dengan pentilasi, penerangan , APAR,
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Institusi pelaksana
Ket
n Hidup Lombok Tengah
memastikan limbah B3 yang dihasilkan telah tersimpan di tempat khusus limbah b3 memeriksa bukti pengiriman limbah B3 kepada pihak ketiga
Lokasi TPS LB3
Sesuai kebutuha n selama tahap konstruksi
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
38
Sumber dampak
Jenis dampak
3.
Peningkatan limbah padat dan cair
Besaran dampak
Volume limbah padat dan cair meningkat
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n alarm, P3K, SOP, Titik koordinat dan pemisah antar jenis LB3 Menyerahk an limbah b3 pada pihak ketiga yang memiliki ijin resmi mendata setiap limbah B3 yang dihasilkan Memisahka n limbah padat dan cair Menyiapka n TPS sesuai dengan kebutuhan Mengumpul kan limbah padat, lalu membuang nya pada tempat akhir pembuanga n sampah
Lokasi Pembang unan Villa dan fasilitasny a
Selama tahap konstruksi
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Memantau secara langsung di lapangan untuk memastikan semua limbah padat ditempatkan pada tempatnya Memastikan membuang limbah padat domestik tepat waktu dan di buang ke TPA sampah Pengukuran terhadap volume masing-masing limbah dan evaluasi cara
Tempat pembuan gan limbah padat di area Villa dan lingkunga n sekitar
Sesuai kebutuha n selama tahap konstruksi
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
39
Sumber dampak
Jenis dampak
Pengeboran sumur (7)
Persepsi masyarakat
Besaran dampak
Kekhawati ran masyarak at akan kurangnya debit air tanah
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Upaya pemantauan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode Lokasi Periode Bentuk upaya upaya pengelola pengelolaa pemanta pemanta pemantauan pengelolaan an n uan uan (TPA) penanganannya Limbah yang termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3) dikelola sesuai dengan Peraturan Pemerintah Mengurus Masyarak selama Memastikan dan Lokasi Selama izin SIPdan at sekitar tahap memantau bahwa pengebor operasion SIPA ke lokasi pengebora sosialisasi telah an sumur al sumur Dinas ISDM kegiatan n dilakukan bor bor Propinsi Memastikan dan NTB memantau Melakukan pengambilan air sosialisasi sumur sesuai kepada selama dengan debit yang masyarakat operasional diizinkan bahwa sumur bor Wawancara pengeboran kepada masyarakat sumur bor sekitar telah mendapatk an izin SIP dan SIPA Melakukan pengambila n air sumur bor sesuai dengan debit yang diizinkan
Institusi pelaksana
Ket
Pelaksana : Pelaku Usaha Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
40
Sumber dampak Pembersih an Material hasil galian (8)
Mobilisasi Tenaga tahap
Jenis dampak
Besaran dampak
1. Peningkatan debu dan kebisingan
Melebihi konsentra si udara ambien sebelum ada kegiatan
2. Gangguan Estetika
Sejumlah material bekas galian yang perlu dibersihka n
1. Kesempatan Kerja
12 orang pekerja
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n Memasang Area Pada saat pembatas kegiatan kegiatan pada area berlangsun kegiatan g untuk meminimali sir dampak debu dan kebisingan yang keluar
Menempatk an material bekas galian secara rapi dan terencana sehingga tidak menggangg u pandangan masyarakat sekitar dan wisatawan yang lalu lalang. Memberikan peluang kerja kepada
Lokasi galian
Pada saat kegiatan berlangsun g
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan Memastikan Area Sebelum pembatas dipasang kegiatan kegiatan sebelum kegiatan dimulai dimulai
Mengamati dan memantau secara langsung penempatan matrial bekas galian
TAHAP OPERASIONAL Area Villa Pada saat Memastikan tenaga serta penerimaan kerja yang berasal lingkunga tenaga dari masyarakat
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
Area kegiatan berlangsu ng
Selama kegiatan penggalia n
Area Villa serta lingkunga
Pada saat 1. Pelaksana: penerima Pelaku an tenaga Usaha
41
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
operasional (1)
2. Kecemburuan Sosial
Sejumlah masyarak at yang tidak mendapat kan lapangan kerja
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n masyarakat n sekitar kerja sesuai dengan tingkat pendidikan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki
Melibatkan Dinas dan instansi terkait dan kepala dusun serta tokoh masyarakat terkait dalam proses perekrutan tenaga kerja Menyediak an program bantuan kepada masyarakat sekitar melalui dana CSR Membuat
Area Villa dan lingkunga n sekitar
Pada saat penerimaan tenaga kerja
Upaya pemantauan lingkungan hidup Institusi Lokasi Periode Bentuk upaya pelaksana pemanta pemanta pemantauan uan uan sekitar terserap n sekitar kerja 2. Pengawas: sesuai dengan SDM Dinas yang dibutuhkan Penanaman Modal & PTSP Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Penanaman Modal & PTSP Lombok Tengah Memantau Area Villa Pada saat 1. Pelaksana gejolak yang serta penerima : Pelaku terjadi dalam lingkunga an tenaga Usaha masyarakat n sekitar kerja 2. Pengawas memastikan dana : CSR diterima dan Pemerinta dimanfaatkan h Desa dengan baik oleh Kuta masyarakat Lombok sekitar Tengah Memastikan 3. Penerima adanya Laporan: pengaturan cara Pemerinta pengalokasian h Desa dana CSR ke Kuta masyarakat Lombok sekitar Tengah
Ket
42
Sumber dampak
Operasiona l Villa (2)
Jenis dampak
Besaran dampak
1. Kecelakaan, keselamatan dan Kesehatan kerja
12 orang karyawan
2. Peningkatan timbunan limbah B3
Peningkat an volume limbah B3 padat dan limbah b3 cair
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n peraturan perusahaan mengenai pengajuan dana CSR melakukan Area Villa Setiap saat pekerjaan dan sesuai sesuai SOP fasilitasny kebutuhan yang ada a selama Menyiapka tahap n alat operasional pelindung area Villa kerja dan memastika fasilitasnya n karyawan dalam program BPJS Menyediak an perlengkap an P3K Melakukan pendataan dan pencatatan jenis dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan pada log book pencatatan limbah B3 Menyediak an tempat
Area Villa dan fasilitasny a
Setiap saat selama tahap operasional Villa dan fasilitasnya
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Memastikan semua karyawan melaksanakan SOP yang ada Memantau kesiapan dan ketersediaan alat memantau ketersediaan perlengkapan P3K memastikan seluruh karyawan terdaftar Jamsostek
Area Villa dan fasilitasny a
Setiap saat sesuai kebutuha n selama tahap operasion al area Villa dan fasilitasny a
Memeriksa kondisi dan kesiapan TPS limbah B3 mengontrol dan mencatat jumlah, jenis limbah B3 yang dimasukkan dan dikeluarkan dari TPS B3 Mengontrol pelaksanaan pengiriman limbah B3
Area Villa dan fasilitasny a
Setiap saat selama tahap Operasion al Villa dan fasilitasny a
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Penanama n Modal & PTSP Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Penanama n Modal & PTSP Lombok Tengah 1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok
43
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n penyimpan an sementara (TPS) limbah B3 dan dilengkapi dengan Titik koordinat tempat penyimpan an limbah B3, Lampu penerangan , Kotak P3K, alarm, SOP dan lain-lain, Pemisah antara jenis limbah B3 (oli dengan bolam) Menyerahk an limbah B3 pada pihak ketiga yang sudah memiliki ijin resmi menyerahk an bukti pengiriman limbah b3 Mengurus Ijin tempat penyimpan
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Institusi pelaksana
Ket
Tengah
44
Sumber dampak
Jenis dampak
3. Peningkatan volume limbah padat
Besaran dampak
Berdasark an kapsitas penginapa n, maka diperkirak an volume sampah yang dihasilkan adalah 25 liter/hari dengan asumsi seluruh kamar terisi penuh
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n an sementara limbah B3 ke DLHPKP Kabupaten Lombok Tengah Mengurangi Area Villa Setiap hari penggunaa dan selama n kemasan fasilitasny operasional plastik a Villa dan sintetis fasilitasnya melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik mengolah limbah organik menjadi kompos menyampai kan pesan kebersihan lingkungan melalui stiker yang ditempel di tempat yang mudah di baca pelanggan menerapka n prinsip produksi
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
memantau secara langsung limbah padat di sekeliling penginapan memantau ketersediaan bak sampah disekitar penginapan Memastikan sampah diangkut tepat pada waktunya sehingga tidak terjadi penumpukan sampah Memastikan terkelolanya limbah organik menjadi kompos
Area Villa dan fasilitasny a
Setiap hari selama operasion al Villa dan fasilitasny a
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
45
Sumber dampak
Jenis dampak
4. Peningkatan Limbah cair
Besaran dampak
Rata-rata limbah cair yang dihasilkan perhari 1.1 m3
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n bersih (Clean product) dalam melaksanak an usaha melakukan pengelolaa n sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) Melakukan Di dalam Selama Pengolahan lingkunga operasional limbah cair n Villa dan Villa dan dengan fasilitasny fasilitasnya biofilter a anaerob aerob Tidak melakukan pengencera n limbah cair Melakukan kampanye hemat air untuk mengurangi volume limbah cair Menghindar i masuknya air hujan kedalam saluran
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
- Memantau dan mencatat debit air limbah harian - Mengukur pH harian - Menguji kualitas air limbah secara periodek - Membandingkan hasil uji air limbah dengan baku mutu kegiatan Villa yang tertera pada PerMenLHK Nomor : P.68/menlhk/ setjen/kum.1/8/20 16 Tahun 2016
Outlet - Setiap hari pengolaha n limbah - Setiap hari Villa dan - Setiap fasilitasny bulan a - Setiap bulan
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
46
Sumber dampak
5. Munculnya penyakit menular
Sejumlah penyakit menular akan muncul (DBD, Cikunguny a, malaria, dll)
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n limbah hingga inlet menghemat penggunaa n air Tidak membuang air panas ke dalam IPAL Limbah cair dari kolam akan di recycle dengan mesin khusus Memasang flowmeter pada inlet IPAL Melakukan Di dalam Setiap saat pest control lingkunga sesuai melalui n Villa dan kebutuhan program fasilitasny 3M a (Menguras, mengubur dan Menutup)
6. Peningkatan taraf hidup
Sejumlah karyawan akan
Melakukan sistem penggajian
Jenis dampak
Besaran dampak
Di dalam lingkunga n Villa dan
Setiap saat sesuai kebutuhan
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Memastikan adanya kegiatan pest control melalui 3M untuk mencegah berkembangnya vektor penyakit menular
Di dalam lingkunga n Villa dan fasilitasny a
Setiap saat sesui kebutuha n
Memastikan sistem penggajian telah
Di dalam lingkunga n Villa dan
Setiap saat sesuai
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Kesehatan Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Kesehatan Lombok Tengah 1. Pelaksana : Pelaku Usaha
47
Sumber dampak
Jenis dampak
Besaran dampak meningkat kualitas hidupnya
Opersional Villa dan Fasilitasny a (2)
Konflik hubungan industrial
Sewaktuwaktu konflik antara perusahaa n dengan karyawan dan perusahaa n dengan perusahan sekitarnya
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n yang sesuai fasilitasny aturan a memberika n kenaikan gaji berkala, bonus dan insentif tambahan jika dianggap perlu dan pantas
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan memadai dan fasillitasny kebutuha sesuai aturan a n Memastikan adanya kenaikan gaji berkala, bonus dan insentif lainnya
Membuat surat pernyataan tidak keberatan tetangga yang di tanda tangani langsung Menjaga hubungan baik dengan tetangga sekitar Memberika n masyrakat
Memastikan upaya pengelolaan yang ada terlaksana dengan baik
Di dalam area Villa dan fasilitasny a
Selama Operasiona l penginapan
Di dalam area Villa dan fasilitasny a
Selama operasion al Villa dan fasilitasny a
Institusi pelaksana
Ket
2. Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigr asi Kabupaten Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigr asi Kabupaten Lombok Tengah 1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Pariwisata dan Kebudaya an Kabupaten Lombok Tengah
48
Sumber dampak
Jenis dampak
Operasiona l genset (3)
1. Penurunan kwalitas udara akibat operasional genset
Besaran dampak
Kwalitas udara sekitar lokasi menurun
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n sekitar dana CSR apabila diperlukan Membuat kontrak kerja yang jelas dengan setiap karyawan dan ditanda tangani di atas matrai 6000 membuat Di sekali desain dalam selama cerobong area operasio asap yang Villa nal Villa tinggi Minimal Mengukur 1 (satu) 6 bulan polutan titik di sekali udara dekat pada seperti CO, pengha saat SOx, NOx sil emisi operasio dan laindan 1 nal Villa lain pada (satu) titik yang titik di ditentukan luar secara area purposive, pengha yaitu 1 sil emisi (satu) di sekitar cerobong genset serta 1 (satu) titik
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Memastikan desain cerobong telah terpasang sesuai kebutuhan memastikan di lakukkannya pengukuran polutan udara sesuai arahan pengelolaan
Sekitar Pada ruang awal genset penggun serta di aan luar genset lokasi pengina pan (1 titik di dalam Minimal lokasi 6 bulan dekat sekali cerobo pada ng dan saat 1 titik di operasi luar onal lokasi Villa Villa) dan fasilitas nya
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
49
Sumber dampak
Jenis dampak
2. Kebisingan
Besaran dampak
Kebisinga n di atas 50 dB
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n di luar masingmasing area penghasil emisi tersebut.
genset digunakan pada saat listrik PLN padam Penempata n genset harus dalam ruangan kedap suara memiliki knalpot dengan peredam suara
Ruang genset
Setiap kali pemakaian genset
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Mengukur tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh penggunaan genset dengan menggunakan soun level meter dan membandingkan dengan baku mutu kebisingan sebagaimna diatur dalam Keputusan menteri negara Lingkungan Hidup nomor 48 tahun 1996 tentang baku Mutu Kebisingan
Sekitar ruang genset dan di luar lokasi usaha
Pada awal pengguna an genset
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Lingkunga n Hidup Lombok Tengah
50
Sumber dampak
Penghentia n Operasiona l Villa dan fasilitasnya (4)
Jenis dampak
PHK Karyawan
Besaran dampak
12 orang karyawan
Upaya pengelolaan lingkungan hidup Bentuk Lokasi Periode upaya pengelola pengelolaa pengelolaan an n
Menjamin hak-hak karyawan yang di PHK sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku
Area Villa
TAHAP PASCA OPERASIO NAL Pada saat terjadi PHK
Upaya pemantauan lingkungan hidup Lokasi Periode Bentuk upaya pemanta pemanta pemantauan uan uan
Memastikan terpenuhinya hakhak karyawan yang di PHK sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku
Area Villa
Pada saat terjadi PHK (pasca operasion al)
Institusi pelaksana
Ket
1. Pelaksana : Pelaku Usaha 2. Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigr asi Lombok Tengah 3. Penerima Laporan: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigr asi Lombok Tengah
51
Peta Lokasi Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Villa dan Fasilitasnya disajikan pada Lampiran ....
52
BAB 4 JUMLAH DAN JENIS IZIN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP OMNI
VILLAS
seperti
usaha
kegiatan
jasa
akomodasi
lainnya,
menghasilkan limbah cair, padat dan limbah B3. Volume limbah cair yang dihasilkan, sebagaimana uraian sebelumnya mencapai 2.551 m 3 perhari. Pengolahan Limbah cair dilakukan dengan sistem biofilter anaerob aerob. Dalam operasional OMNI VILLAS juga menghasilkan limbah B3 berupa oli bekas, bola lampu bekas, baterai bekas dan lain-lain. Limbah B3 ini akan diserahkan ke pihak yang memiliki izin pengumpulan Limbah B3. Dalam hal ini OMNI VILLAS harus memiliki izin Penyimpanan sementara limbah B3 sebelum diserahkan ke pihak yang memiliki izin pengumpulan Limbah B3. Dari uraian tersebut di atas maka izin PPLH yang harus dimiliki pada tahap operasional kelak yaitu: Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3 dan Izin Pembuangan Limbah Cair Tabel 4.1 Jenis izin yang dibutuhkan No.
Jenis Izin PPLH
1
Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)
2
Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3
Jumlah
Keterang
Izin PPLH
an
1 1
BAB 5 53
SURAT PERNYATAAN SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Pemrakarsa : Kegiatan :
Nama Lokasi
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
:
Junaidi Rencana Pembangunan Omni Villas dan fasilitasnya Desa Kuta Kec. Pujut Kab.Lombok Tengah
dengan ini menyatakan bahwa: Dalam menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) ini kami mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pedoman penyusunan Dokumen Lingkungan Kami bersedia melakukan kegiatan yang tercantum pada Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dari kegiatan kami. Jika kami lalai dalam melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup kami bersedia menghentikan usaha dan atau kegiatan kami dan bersedia menanggung resiko yang ditimbulkannya serta ditindak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bersedia menyusun dan merevisi dokumen UKL-UPL ini apabila terjadi perubahan terhadap luas, desain bangunan, kapasitas dan kegiatan operasional lainnya yang belum dimasukkan dalam dokumen awal. Bersedia melaporkan pelaksanaan UKL-UPL kepada Dinas Lingkungan Hidup Lombok Tengah ditembuskan ke instansi terkait setiap 6 bulan sekali. Kuta, Februari 2019
Junaidi
DAFTAR PUSTAKA Djjadiningrat, Surna TJ., dkk., 2014. Green Economi. Edisi Revisi. Rekayasa Sains. Bandung Damanhuri, Enri, 2010. Pengelolaan Sampah. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung
54
Fandeli, Chafid, 2017. Analisis Menegani Dampak Lingkungan Dalam Pembangunan Berbagai Sektor. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan Limbah B3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja PP 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik PermenLHK No P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku mutu air limbah domestik Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Perda Kabupaten Lombok Tengah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah 20112031 SNI 03-7065-2005 Tentang tata cara perencanaan plambing
55