Adk, Adkl, Arkl

  • Uploaded by: sri indra
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Adk, Adkl, Arkl as PDF for free.

More details

  • Words: 5,316
  • Pages: 91
Loading documents preview...
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)

Dr. Sri Indra Trigunarso,SKM.M.Kes

1

Mampu melakukan kajian tentang : 1.Pengertian, manfaat, dan ruang lingkup Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL). 2.Hubungan ADKL dengan ilmu lain. 3.Konsep dasar maximum allaweble toxicant concetration, lethal concentration. LC.50, LD.50. 4.Sumber-sumber pencemaran lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia. 5. Konsep observasi dan melakukan deteksi zat ekotoksik. 6. Memahami dan melakukan prosedur ADKL. 7. Memahami dan melakukan studi kasus ADKL. 8. Melakukan penyusunan laporan. 9. Melakukan presentasi hasil.

Pembakaran sisa penebangan Lahan Hutan untuk Perkebunan Sawit / HPH

Dampak pembakaran hutan - Export asap – Dari Indonesia ke Malaysia

Be

n a r ntu

Proyek Pembangunan

Lingkungan

Dampak Pembangunan merupakan interaksi antara berbagai faktor (komponen) yaitu :

Sumberdaya alam (SDA), Sumberdaya manusia (SDM), Modal, Teknologi dan Kelembagaan serta Keterampilan manajerial.

EHIA

(Environmental Health Impact Assesment) ADKL (Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan)  Latar Belakang Dalam lampiran KepMenKes RI No.872/MenKes/SK/VIII/1997 tanggal 15 Agustus 1997 disebutkan bahwa kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat, sehingga keterkaitan antara kualitas atau karakteristik lingkungan yang bermasalah & status kesehatan perlu difahami dan dikaji secara cermat agar dapat digambarkan potensi besarnya resiko atau gangguan kesehatan.  Pengertian ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji, dan atau menelaah secara mendalam untuk mengenal, memahami dan memprediksi kondisi dan karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya resiko kesehatan, mengembangkan tatalaksana pemecahan dan pengelolaan masalah serta upaya lain yang dilaksanakan terhadap sumber perubahan, media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan yang terjadi

A. PENGERTIAN ADKL  Suatu ilmu pendekatan terhadap, • FAKTOR RESIKO



Menganalisis dampak kesehatan dari kejadian pencemaran lingkungan

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Ada 3 pendekatan utama : 1. Mengembangkan rekomendasi kesehatan 2. Melaksanakan analisis dampak kesehatan lingkungan 3. Memberikan konsultasi kesehatan

10

PEMBANGUNAN DI BERBAGAI BIDANG MENGALAMI KEMAJUAN PESAT

Dampak Negatif(-)

Pencemaran

Dampak Positif(+)

Pddk, perumahan dll

Masalah Kesehatan 11

• Ruang Lingkup

Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek kesehatan lingkungan meliputi : 1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan 2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan 3. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian) 4. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko 5. Sumberdaya kesehatan 6. Kondisi sanitasi lingkungan 7. Status gizi masyarakat 8. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit

Istilah untuk menyatakan toksisitas suatu zat :  Dosis Letal (LD) • Jumlah zat yang betul – betul masuk ke dalam tubuh organisme uji yang menyebabkan respons berupa kematian organisme Uji /Untuk mencari dosis aman  menggunakan LD50 (dosis yang mematikan 50% organisme uji)  Konsentrasi Letal (LC) • Konsentrasi zat yang berada di luar tubuh organisme yang menyebabkan respons berupa kematian organisme uji • Mempermudah menentukan konsentrasi zat yang aman yang boleh ada di lingkungan

ANALISIS DAMPAK KESEHATAN 1. ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN (ADKL) 2. ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL)

1. Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) • Rencana Pembangunan sebagai titik awal untuk melihat dampak kesehatan (dampak langsung / tidak langsung) • Bagian dari proses perencanaan pembangunan • Contoh : Industri Baru

Tujuan ADKL Memperkirakan dampak kesehatan dari suatu pembangunan, sebelum usulan tersebut disetujui (Dampak (+) dan (-))

PENGERTIAN DAMPAK LINGKUNGAN • DAMPAK: diartikan sebagai perbedaan antara keadaan lingkungan yang diprakirakan akan ada tanpa adanya proyek atau kegiatan yang diprakirakan akan ada dengan adanya proyek atau kegiatan • DAMPAK: dapat bersifat positif (menguntungkan) atau negatif (merugikan). Kesalahan umum, seringkali dampak berkonotasi negatif.

17

GRAFIK DAMPAK LINGKUNGAN

Dengan Proyek

Kualitas Lingkungan

Dampak Tanpa Proyek

TO

T1 18

DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN • Dampak lingkungan: terhadap fisik dan sosial • Bentuk proyek/usaha/kegiatan yang menimbulkan dampak: fisik dan non fisik • Terjadinya dampak: sebelum adanya kegiatan fisik dan setelah kegiatan berakhir • Mengukur/memprakirakan dampak: adanya kegiatan yang jelas, dan adanya garis dasar (kondisi/rona lingkungan awal)

19

2. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) • Masalah lingkungan yang telah ada dan menimbulkan risiko pada kesehatan manusia sebagai titik awal untuk menentukan risiko kesehatan (masalah lingkungan saat ini / masa lalu) • Contoh : Lokasi tercemar

Tujuan ARKL Mempelajari faktor lingkungan yang mempengaruhi distribusi dan determinan penyakit pada manusia

KERANGKA DAN LANGKAH-LANGKAH ADKL • Keputusan Menteri Kesehatan No.872/Menkes/SK/VIII/1997, 15 Agustus 1997, tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan •

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 876/Menkes/SK/VIII/2001 TENTANG PEDOMAN TEKNIS ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN

• ADKL dilaksanakan dalam lingkup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dari suatu usaha dan atau kegiatan pembangunan yang menimbulkan dampak penting • Kajian Aspek Kes.Masy. dalam rencana  Pembangunan • Kajian Aspek Kes.Masy.&/Lingk.dalam pengelolaan  Lingk. Hidup

“ADKL dalam kejadian pencemaran digunakan untuk menilai apakah suatu bahan kimia pencemar yang dilepas ke atau yang telah ada di lingkungan telah, sedang atau akan menimbulkan dampak kesehatan”

Perlu dikembangkan Metode dengan Pendekatan ADKL

24

B. MANFAAT ADKL ADKL dirancang untuk mengetahui :  Kesenjangan pengetahuan tentang daya racun pencemar yang dijumpai pada kawasan kegiatan yang melepas pencemar  Komunitas terpapar yang berdekatan dengan lokasi kegiatan yang melepas pencemar dimana untuk itu diperlukan pengukuran biologi pada manusia terpapar atau investigasi medis (Parameter outcome kesehatan manusia komunitas)  Jenis/sumber informasi kesehatan tambahan yang diperlukan (studi uji coba, studi epidemiologi dan pencatatan, surveilans lokasi spesifik) ADKL dapat memberikan manfaat sebagai berikut :  Membatasi pemajanan kontaminan pada manusia  Menetapkan standar emisi/efluen  Menetapkan standar udara ambient/pencemar dalam air  Menetapkan standar residu kimia dalam makanan  Menetapkan kriteria tindakan membersihkan lokasi buangan B3

25

Proses ADKL dapat dikembangkan dalam dua hal pokok yaitu : 1. Kajian aspek kesehatan masyarakat dalam rencana usaha atau kegiatan pembangunan baik yang wajib atau tidak wajib menyusun studi AMDAL. 2. Kajian aspek kesehatan masyarakat dan atau kesehatan lingkungan dalam rangka pengelolaan kualitas lingkungan hidup yang terkait erat dengan masalah kesehatan masyarakat.

RENCANA KEGIATAN PENAPISAN WAJIB AMDAL

TIDAK WAJIB AMDAL

KERANGKA ACUAN (KA) ANDAL

UKL & UPL

ANDAL IDENTIFIKASI HAL PENTING

IDENTIFIKASI DAMPAK PENTING PELINGKUPAN

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ANALISIS DAN EVALUASI DAMPAK PENTING

RENCANA PENGELOLAAN DAMPAK RENCANA PEMANTAUAN DAMPAK

Iterasi/Reiterasi

Proses Kemasyarakatan

Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek kesehatan masyarakat meliputi : 1. Parameter

lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan. 2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan 3. Potensi besarnya dampak risiko terjadinya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian). 4. Karakteristik penduduk yang beresiko. 5. Sumber daya kesehatan. 6. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

Telaah tersebut dilakukan dengan penilaian / analisis pada : 1. Sumber dampak atau sumber emisi ( simpul 1). 2. Media lingkungan sebelum kontak dengan manusia ( simpul 2 ) 3. Penduduk terpajan. ( simpul 3 ) 4. Potensi Dampak Kesehatan ( simpul 4 )

LANGKAH-LANGKAH ADKL 1. Evaluasi data dan informasi yang berkaitan dengan lokasi kejadian (mencakup informasi simpul 1, 2, 3, 4) 2. Mempelajari kepedulian terhadap pencemaran 3. Menetapkan bahan pencemar sasaran 4. Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan

LANGKAH-LANGKAH ADKL 5. Memperkirakan dampak kesehatan masyarakat 6. Kesimpulan dan rekomendasi 7. Pengelolaan risiko 8. Laporan

LANGKAH OPERASIONAL • Langkah 1 : Evaluasi data dan informasi yang berkaitan dengan lokasi kejadian (mencakup informasi simpul 1,2,3,4 ). • Langkah 2 : Mempelajari kepedulian terhadap pencemaran. • Langkah 3 : Menetapkan bahan pencemaran sasaran kajian. • Langkah 4 : Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan. • Langkah 5 : Memperkirakan dampak kesehatan masyarakat. • Langkah 6 : Kesimpulan dan rekomendasi • Langkah 7 : Pengelolaan resiko • Langkah 8 : Laporan 33

DATA DAN INFORMASI a. Ciri / tipe dampak kesehatan yang timbul b. Ciri pemajanan dan hubungan “dose – respons”  Lakukan c. Perkiraan risiko kesehatan d. Perkiraan jumlah kasus yang akan timbul e. Perumusan saran-saran tentang bahan pencemar yang diperkenankan ada dalam media lingkungan (udara, air, makanan), & tindakan terbaik  pengelolaan lingkungan

SIMPUL INFORMASI ADKL SIMPUL

KETERANGAN

CONTOH

SIMPUL 1

Jenis & skala keg. yg -Pabrik diduga mjd sumber -Lokasi pencemaran/ lokasi yg pembuangan menjadi tempat limbah / sampah timbunan / buangan -Bekas bahan pencemar penambangan

SIMPUL 2

Media lingk. (udara, air, -Iklim & cuaca tanah, biota) dgn -Sosio-demografik segala komponen & -Topografik, dll sifatnya

SIMPUL INFORMASI ADKL SIMPUL

KETERANGAN

SIMPUL 3 Hasil kontak

(pemajanan) antara bhn pencemar & manusia pd titik-titik pemajanan

CONTOH -Minum air tercemar -Menghirup udara tercemar -Makan makanan terkontaminasi, dsb

SIMPUL 4 Dampak kes. yg timbul -Keracunan pestisd

akibat kontak/ terpajan -Kanker oleh pencemar mll -Hipertensi berbagai cara -Asmabronchiale, dll

Pendekatan ADKL menggunakan teori simpul pengamatan AGENT / SUMBE R

MEDIA PEMAJANAN ( Air, udara, tanah, makanan )

BIOMARKER :

Dampa k

Darah, urin, rambut, lemak,

Sehat

Selaput tanduk Fisika

MEKANISME :

Kimia

Inhalasi

Mikrobiologi s

Ingesti

Mati

Absorbsi

Radiasi SIMPUL I

Sakit

SIMPUL II

Kontak Langsung SIMPUL III

SIMPUL IV 37

JALUR PEMAJANAN JALUR PEMAJANAN SUMBER PENCEMAR

MEDIA LINGK. & MEKANISME PENYEBARAN

DEFINISI & CONTOH Asal pencemar (pabrik yg membuang limbah ke lingk.) / media lingk. Co.: Timbunan sampah Lingk. dimana pencemar di lepaskan : air, tanah, udara, biota yg kemudian disebarkan dgn mekanisme penyebaran ttt ke titik-titik pemajanan

JALUR PEMAJANAN JALUR PEMAJANAN

DEFINISI & CONTOH

TITIK PEMAJANAN

Suatu area potensial/riil dimana terjadi kontak antara mns dgn media lingk. tercemar. Co.:sumur/ lapangan bermain

CARA PEMAJANAN

Cara pencemar masuk / kontak dgn tbh mns. Co.: tertelan, pernafasan, dll

PENDUDUK BERISIKO

Orang yg terpajan/berpotensi terpajan oleh pencemar pd titiktitik pemajanan

JALUR PEMAJANAN JALUR II JALUR III

LANGSUNG

AGENT / SUMBE R TAK LANGSUNG

MEDIA PEMAJANAN Air, Udara Tanah

JALUR V

TITIK PEMAJAN : RUMAH, LAP, SUMUR

PENDUDU K BERESIKO

makanan LIMBAH PABRIK

CARA PEMAJANAN

Fisika

Inhalasi

Kimia

Ingesti

Mikrobiologi s

Absorbsi

Radiasi JALUR I

Kontak Langsung JALUR IV 40

Penerapan ADKL dalam AMDAL Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomer : 876 / Menkes / SK / VIII / 2001 tentang Pedoman Tehnis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan bahwa penerapan ADKL pada Rencana Usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL, ADKL di terapkan dalam menilai dokumen yang meliputi : 1. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan ( KA – ANDAL ). 2. Analisis Dampak Lingkungan ( ANDAL ). 3. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ). 4. Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL )

A. K.A – ANDAL

.

KA Andal adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan ( ANDAL ) yang merupakan hasil pelingkupan. Pelingkupan dilaksanakan oleh pemrakarsa dengan bantuan konsultan AMDAL, merupakan proses pemusatan studi pada hal–hal penting yang berkaitan dengan dampak besar dan penting.

Dalam KA – ANDAL yang di telaah adalah : 1. Ruang Lingkup studi. a. Lingkup rencana usaha / kegiatan. 1). Diskripsi rencana usaha / kegiatan dari diskripsi rencana usaha kegiatan dapat dianalisa tentang hal – hal yang berkaitan dengan kemungkinan kegiatan yang akan menimbulkan dampak. 2). Komponen usaha / kegiatan yang berkaitan dengan dampak yang akan ditimbulkan sesuai dengan tahapan kegiatan : a). Tahap pra konstruksi. b). Tahap konstruksi. c). Tahap Operasi. d). Tahap Pasca Operasi. ( bila ada )

b. Lingkup Rona Lingkungan Awal. Kondisi kesehatan lingkungan disekitar rencana usaha / kegiatan sesuai dengan batas lingkungan wilayah studi. c. Isu – isu Pokok. Dampak potensial yang diperkirakan muncul dikelompokkan berdasar-kan komponen yang di perkirakan akan terkena dampak. d. Lingkup wilayah studi, yang menyangkut : 1). Batas Rencana Usaha / Kegiatan ( tapak proyek ). 2). Batas Ekologi. 3). Batas Sosial. 4). Batas Administrasi. 2. Metodologi. a. Metode Pengumpulan dan analisa data pada komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak. b. Metoda prakiraan dampak besar dan penting. c. Metoda evaluasi dampak besar dan penting.

Metode pengumpulan data Pengumpulan data rona lingkungan awal dari aspek potensi kesehatan harus mengikuti paradigma kesehatan lingkungan. Rona lingkungan awal dapat berfungsi sebagai dasar prakiraan dampak(“basic prediction of impact”) yang mencakup informasi sebagai berikut : a) Potensi daya dukung (“Carrying Capacity”) lingkungan b) Potensi kerawanan/kesehatan masyarakat c) Informasi kelentingan

Ketentuan Pengumpulan Data Faktor yang diperhatikan dalam pengumpulan data dalah : a) Penetapan parameter kunci dan batas wilayah studi. Parameter kunci (parameter utama) merupakan faktor penting dalam menetapkan batas wilayah studi, yaitu seberapa luas dampak akan menyebar. Batas wilayah studi dari suatu rencana kegiatan akan memudahkan dalam menetapkan parameter penunjang. b) Penentuan letak dan jumlah sampel Penentuan letak sampel harus memperhatikan aspek keseluruhan sistem yang dikaitkan dengan sumber dampak. Sedangkan penentuan jumlah sampel harus berpedoman pada azas keterwakilan dari unit sistem yang tercakup dalam ruang batas studi.

c) Intensitas pengambilan sampel Harus memperhatikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku parameter kunci maupun penunjang. Faktor lingkungan tersebut, antar lain : perubahan musim dan penyinaran, perubahan suhu dan kelembaban, topografi, geografi serta sistem pembuangan limbah. d) Jangka waktu pemeriksaan sampel Dengan memperhatikan ciri parameter, perlu ditentukan kapan dan berapa lama batas waktu bagi parameter kimia/biologi/kesehatan harus cepat diperiksa/dianalisis agar supaya tidak kadaluwarsa. e) Sistem pengawetan dan fiksasi sampel Bagi parameter yang tidak memungkinkan untuk secepatnya dianalisis dalam laboratorium, perlu perlindungan sampel yaitu dengan pengawetan/fiksasi atau menjaga pada suhu tertentu agar sampel tidak rusak. f) Kalibrasi instrumen Kalibrasi instrumen dilakukan agar kepekaan instrumen dipertahankan sehingga validitas hasil analisis dapat optimal.

Metode dan Teknis Analisis a. Kualitas Ambien Dalam ADKL metode untuk kualitas ambien mencakup beberapa macam, yaitu : 1. Kulaitas air 2. Kulaitas udara 3. Kulaitas tanah

Ketiganya dianalisis parameter fisik kimia dengan metode analisis spesifik sesuai dengan macam parameternya

4. Vektor dan Parasit. Dianalisis sesuai dengan parameter vektor/parasit/mikroba/bakteri dengan metode analisis dan alat sesuai dengan macam parameter vektor/parasit/mikroba/bakteri. 5. Makanan dan Gizi. Dianalisis sesuai dengan parameter makanan/gizi dengan metode pengamatan yang disesuaikan dengan parameternya.

b. Kualitas Kesehatan Manusia Untuk mendeteksi kualitas kesehatan manusia/masyarakat, dipakai metode yang tidak invasif (tidak menyakiti). Macam metode tersebut adalah : 1) Metode pemantauan perilaku paparan. Sebagai contoh : pemasangan “film budge” dan “alpha cellulose pads”. 2) Metode pengukuran bio-indikator/petanda biologis. Sebagai contoh : pengukuran kadar timbal dalam darah. 3) Metode pengukuran/identifikasi kasus. Dengan cara penentuan dampak kesehatan yang berupa gejala penyakit dan hasil deteksi yang memakai alat teknik diagnostik.

PENGUKURAN POTENSI DAMPAK KESEHATAN  INFORMASI POTENSI DAMPAK DITENTUKAN ATAU DIUKUR DENGAN MENGACU KEPADA INDIKATOR YANG SUDAH DITENTUKAN  BEBERAPA INDIKATOR KESEHATAN DAPAT DIKEMUKAKAN ANTARA LAIN : 1. ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE, CDR) 2. ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE, IMR) 3. ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE, MMR) 4. UMUR HARAPAN HIDUP 5. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 6. ANGKA PREVALENSI KURANG KALORI PROTEIN 7. BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

ANGKA KEMATIAN KASAR  ADALAH JUMLAH SEMUA KEMATIAN YANG DITEMUKAN PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU (SATU TAHUN) DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA PERTENGAHAN WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERSEN  RUMUS : AKK :

JUMLAH SELURUH KEMATIAN ______________________________________X 100% JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN

ANGKA KEMATIAN BAYI  ADALAH JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI (UMUR DIBAWAH 1 TAHUN) PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH SELURUH KELAHIRAN HIDUP DALAM PERSEN  RUMUS : AKB :

JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI _________________________________________X 100% JUMLAH KELAHIRAN HIDUP

ANGKA KEMATIAN IBU  ADALAH JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS DALAM SATU TAHUN DIBAGI DENGAN JUMLAH KELAHIRAN HIDUP PADA TAHUN YANG SAMA DALAM PERSEN  RUMUS :

AKI :

JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN, KELAHIRAN DAN NIFAS _________________________________________X 100% JUMLAH KELAHIRAN HIDUP

ANGKA KESAKITAN  INSIDEN :GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA BARU SUATU PENYAKIT YANG DITEMUKAN PADA SUATU WAKTU TERTENTU DISEKELOMPOK MANUSIA 1. ANGKA INSIDEN 2. ANGKA SERANGAN 3. ANGKA SERANGAN SEKUNDER  PREVALENSI : GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA LAMA DAN BARU YANG DITEMUKAN PADA JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA PERTENGAHAN JANGKA WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERSEN 1. ANGKA PREVALENSI PERIODE 2. ANGKA PREVALENSI POINT

UMUR HARAPAN HIDUP 

DENGAN ADANYA BERBAGAI PROGRAM DI BIDANG KESEHATAN, ANGKA HARAPAN HIDUP ORANG INDONESIA MENUNJUKAN PENINGKATAN



UMUR HARAPAN HIDUP DIDAERAH-DAERAH DI INDONESIA MASIH MEMILIKI RANGE YANG LEBAR, HAL INI DIHUBUNGKAN DENGAN FAKTOR-FAKTOR : 1. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH 2. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN UPAYA KESEHATAN MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH 3. PERBEDAAN KONDISI LINGKUNGAN DI MASING-MASING WILAYAH 4. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMBANGUNAN SEKTOR-SEKTOR YANG MEMPUNYAI KAITAN BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN KUALITAS HIDUP, SEPERTI KEBERHASILAN PENDIDIKAN, PERTANIAN, PERHUBUNGAN, DLL

c. Metode Analisis Dilakukan untuk menganalisis data yang mengkaitkan hubungan variabel dengan menggunakan pendekatan epidemiologi. Beberapa metode analisis epidemiologi yang sering dipakai adalah : 1) Proporsi atau “Rate” Ditunjukkan oleh perbandingan antara jumlah kasus dengan jumlah orang yang berisiko dalam populasi. 2) Angka Prevalensi Perbandingan antara jumlah kasus penyakit dengan jumlah populasi pada waktu tertentu. 3) Angka Insidensi Perbandingan antara jumlah kasus baru dari penyakit dengan jumlah manusia yang mempunyai risiko dalam populasi pada periode waktu.

INTERPRETASI HASIL ANALISIS Untuk melakukan interpretasi suatu hasil analisis laboratorium, diperlukan syarat sebagai berikut : a) Sistem pengambilan sampel yang benar b) Cara pewadahan dan pengawetan yang memenuhi syarat c) Waktu pengiriman sampel ke laboratorium yang optimal d) Kaitan hasil analisis dan kondisi lingkungan tempat pengambilan sampel harus proporsional e) Pengumpulan secara akurat informasi lingkungan yang berhubungan dengan geologi, vegetasi dan aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi parameter kualitas kesehatan lingkungan.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN ( ANDAL ) ANDAL adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha / kegiatan  

Dalam penilaian dokumen ANDAL yang perlu dicermati adalah apakah dalam proses penyusunannya telah sesuai dengan KA – Andal yang telah disusun sebelumnya.

Hal – hal yang ditelaah : 1. Identifikasi dampak Potensial yang diperkirakan akan timbul, yang meliputi : a. Yang berhubungan dengan cemaran / polutan: 1). Sumber cemaran. 2). Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan. 3). Jalu – jalur pemajanan yang mungkin terjadi. 4). Kelompok masyarakat yang akan terpajan. b. Yang berhubungan dengan perindukan vektor : 1). Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan air 2). Perubahan vegetasi yang menunjang atau menghambat berkembang biaknya vektor.

c. Yang berhubungan dengan perilaku masyarakat : 1). Kebiasaan pemanfaatan air. 2). Kebiasaan penggunaan insektisida. 3). Kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi. 2. Prakiraan dampak besar dan penting. Prakiraan dampak besar dan penting hendaknya dilaporkan secara rinci dalam dokumen ANDAL dengan menyebut setiap tahapan dimana dampak itu kemungkinan terjadi. Pada umumnya dampak kesehatan akan timbul setelah periode waktu tertentu.

Hal – hal yang perlu ditelaah adalah : a. Penyebab timbulnya (sumber) dampak. b. Prakiraan besar dampak yang dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan kondisi/perubahan kesehatan lingkungan antara sebelum dan setelah adanya usaha/kegiatan. c. Sifat penting dampak terhadap kesehatan lingkungan mengacu pada 6 kriteria pengukuran dampak penting.

PARAMETER PENENTU TINGKAT KEPENTINGAN DAMPAK (PP No. 27 tahun 1999, ps.5, ayat 1 ) 1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak 2. Luas wilayah persebaran dampak 3. Lamanya dampak berlangsung 4. Intensitas Dampak 5. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak 6. Sifat kumulatif dampak 7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

1. Jumlah manusia yang terkena dampak 1).

Manusia yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak termasuk pada sasaran yangdiperkirakan dapat menikmati manfaat kegiatan yang direncanakan, jumlahnya sama atau bahkanlebih besar dari jumlah manusia yang dapat menikmati manfaat dari kegiatan tersebut; atau

2). Manusia yang terkena dampak lingkungan, baik yang termasuk maupun yang tidak termasuk dalam sasaran untuk menikmati rencana kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang Tidak akan terkena dampak lingkungan dalam wilayah dampak yang telahd itentukan menurut kerangka acuan bagi pembuatan analisis dampak lingkungan.

2. Luas wilayah persebaran dampak Dampak lingkungan dari suatu kegiatan itu pentingdilihat dari perbandingan luas wilayah apabila : 1). Luas wilayah persebaran dampak paling sedikit dua kali lebih besar dari luas wilayah rencana kegiatan ; 2). Luas wilayah persebaran dampak melampaui batas wi layah administrasi pada tingkatkabupaten ke atas dari tempat rencana kegiatan; 3). Luas wilayah persebaran dampak melampaui wilayah Negara Republik Indonesia sehingga mengancam keserasian hubungan dengan negara tetangga.

3. Lamanya dampak berlangsung Suatu kegiatan dapat menimbulkan dampak lingkungan pada suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari daur kegiatannya (pra-konstruksi, konstruksi dan pasca-kontruksi). Karena itu dampak lingkungan suatu rencana kegiatan menjadi penting apabila : 1). Dampak lingkungan berlangsung pada seluruh tahap pra-kontruksi, konstruksi dan pascakonstruksi; 2). Dampak lingkungan berlangsung selama minimal separuh dari umur kegiatan.

4. Intensitas dampak Dampak lingkungan suatu kegiatan itu mempunyai intensitas yang bervariasi mulai dari yangsangat ringan sampai yang sangat berat. Karena itu penentuan pentingnya dampak lingkunganjuga dapat dilakukan berdasarkan intensitasnya dengan cara mengukur berat ringannya dampak yang dirasakan oleh yang terkena dampak dalam ruang lingkup populasinya dan/atau mengukur besarnya penyimpangan dari baku mutu lingkungan yang telah ditentukan dan/atau disepakati. Dampak lingkungan menjadi penting apabila : 1). Dampak negatif menyebabkan kemerosotan daya toleransi secara drastis dalam waktu yangrelatif singkat dalam ruang yang relatif luas; 2). Dampak positif menyebabkan peningkatan daya toleransi secara drastis dalam waktu yangrelatif singkat dalm ruang yang relatif luas.

5. Banyaknya Komponen lingkungan yang terkena dampak Dalam AMDAL komponen lingkungan dibedakan menjadi 3 yaitu komponen fisik, biotis dansosekbudkesmas (sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat). Ketiga komponen tersebut dapat terkena dampak, hal ini tergantung dari kegiatan suatu proyek. Dampak lingkungan menjadi penting apabila kompone n lingkungan yang terkena dampak jumlahnya besar dalam waktu yang relatif singkat dalam ruang yang relatif luas.

6. Sifat kumulatif dampak Dampak lingkungan yang bersifat kumulatif diartikan bahwa semula tidak menimbulkan dampak, tetapi sumber dampaknya tertimbun perlahanlahan dalam lingkungan, sehingga pada tahap akumulasi tertentu merupakan d ampak penting. Disamping itu suatu dampak lingkungan dapat menjadi lebih berat bila berakumulasi dengan dampak lingkungan yang lain dalam wilayah persebaran dampak. Fenomena ini disebut kumulasi sinergitik. Sebaliknya kumulasi beberapa dampak lingkungan justru bahayanya dapat berkurang, fenomena ini disebut kumulatif antagonistik. Karena itu dampak lingkungan menjadi penting atas dasar sifat kumulatifnya apabila : 1). akumulasi dampak terjadi dalam waktu yang relatif singkat dan ruang yang relatif luas sehingga bobot dampaknya bertambah besar; 2). Terjadi fenomena sinegitik dan antogonistik dalam wilayah persebaran dampak.

7. Berbalik (reversible) atau tak berbalik (irreversible) Dampak lingkungan dapat menimbulkan perubahan yang tak berbalik. Misalnya dampak lingkungan menyebabkan orang menjadi cacat seumur hidup, hewan langka menjadi punah, dan tanah kritis. Karena itu dampak lingkungan menjadi penting bila ada konponen lingkungan yang terkena sehingga dampaknya tak berbalik. Makin banyak komponen lingkungan yang terkena dampak oleh suatu rencana kegiatan (yang mungkin diperlukan kembali), makin penting dampak lingkungan tersebut

PRAKIRAAN DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN Sistem yang dipakai untuk menentukan prakiraan dampak dari parameter lingkungan terhadap kesehatan masyarakat/ kesehatan lingkungan adalah pendekatan model dan menggunakan “profesional judgement”. Pada ADKL dikenal dua jenis prakiraan dampak, yaitu : - Prakiraan dampak pada parameter ambien. - Prakiraan dampak pada kesehatan manusia

A. Prakiraan dampak pada parameter ambien 1. Kualitas Udara a. Sumber tidak bergerak Untuk menentukan prakiraan besarnya risiko terhadap masyarakat“population at risk” dari sebaran emisi gas atau partikel yang keluar dari cerobong pabrik, dipakai model Gauss. Dengan model Gauss, dapat diketahui prakiraan kadar gas atau partikel di udara ambien dengan jarak tertentu dari cerobong pabrik. b. Sumber bergerak Untuk menentukan prakiraan besarnya risiko terhadap masyarakat“population at risk” dari sebaran pencemaran emisi yang berasal dari kegiatan transportasi dipakai dengan model Sutton. Dengan model Sutton, dapat diketahui prakiraan kadar gas atau partikel di udara ambien dengan jarak tertentu dari knalpot atau pusat transportasi.

2. Kebisingan Prakiraan untuk kebisingan dapat diukur memakai model tertentu dengan menggunakan data yang berasal dari sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. 3. Kualitas air Pencemaran badan air dan prakiraan pengaruhnya bagi kesehatan manusia, dibedakan atas sumber pencemaran yang merusak (“degradable”) dan yang kurang merusak (“non degradable”). a. Sumber pencemar yang merusak (“degradable”) Sifat racunnya mengganggu secara langsung. Pendekatan untuk prakiraan luasnya persebaran dampak dipakai modelGuler dan Dobbins, yaitu : “Biological oxigen Demand” (BOD) dan “Disolved Oxygen” (DO). b. Sumber pencemar yang kurang merusak (“non degradable”) Mempunyai sifat organik dan an-organik. Prakiraan persebaran dampak dalam badan air, ditentukan oleh faktor sifat dan lama waktu akumulatif, sifat non-degradatif serta hidrodinamika badan air.

4. Perubahan habitat, vektor dan agen Prakiraan dampak yang disebabkan oleh perubahan habitat, perkembangan vektor, dan macam parasit atau mikroba (sebagai agen penyakit) sulit ditunjukkan dengan model. Dengan demikian prakiraan dapat didasarkan pada fenomena perubahan sebagai berikut : a. Terjadinya perubahan habitat b. Memungkinkan timbulnya vektor c. Memungkinkan interaksi agen penyakit d. Adanya sumber penyakit menular.

B. Prakiraan Dampak pada Kesehatan Manusia Prakiraan dampak zat toksis yang masuk kedalam tubuh manusia akan memberikan efek akut atau kronis dan dipengaruhi oleh : 1.Jenis zat kimia 2.Jalur pemasukan (“Route of exposure”) 3.Dosis 4.Rata-rata dosis yang masuk (“dose rate”) 5.Waktu pemaparan (“fraction of lifetime exposure”) 6.Jenis kelamin 7.Proses biokinetik di dalam tubuh, yang terdiri dari absorbsi, distribusi, penimbunan, biotransformasi dan waktu eliminasi dari organ 8.Mekanisme keracunan.

3. Evaluasi dampak besar dan penitng. Hal penting dalam evaluasi dampak besar dan penting adalah : Pengambilan keputusan berdasarkan data dan atau informasi dari hasil analisis prakiraan dampak besar dan penting yang secara khusus dijelaskan hubungan antara rencana kegiatan, rona lingkungan awal dan kemungkinan timbulnya dampak kesehatan, baik langsung maupun tidak langsung. Hasil telaahan evaluasi dampak besar dan penting hendaknya diuraikan secara jelas dan komprehensif dan diarahkan pada alternatif tindakan yang harus diambil untuk mencegah atau memperkecil bahkan meniadakan kemungkinan timbulnya dampak.

Evaluasi dampak bertujuan untuk mempelajari dampak yang dinilai tidak relevan, sehingga diperoleh dampak besar dan penting hipotetik, yaitu prediksi yang menggambarkan potensi besarnya dampak tersebut yang kemungkinan dapat timbul akibat perubahan lingkungan yang berasosiasi dengan masyarakat terpajan ( Population At Risk ) . Ukuran atau nilai dari evaluasi dampak potensial didasarkan pada pertimbangan besar atau luasnya rencana usaha/kegiatan yang : a. Dapat menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang memungkikan berkembang biaknya vektor penyakit. b. Memerlukan pengerahan sumber daya manusia ( lokal / pendatang ) sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antar penduduk dan memiliki potensi untuk menimbulkan penyakit menular. c. Membutuhkan / mengunakan bahan toksik dan mempunyai potensi untuk menimbulkan resiko kesehatan baik akut maupun kronis. d. Menurunkan kualitas sumber daya manusia karena daya dukung lingkungan yang tidak memadai lagi sehingga berdampak terhadap kesehatan masyarakat

DAMPAK POTENSIAL

DAMPAK PENTING HIPOTETIS

PRIORITAS DAMPAK

Prakonstruksi: 1. Perubahan pola kepemilikan lahan A. Geo-Fisik-Kimia

2. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

1. Perubahan iklim mikro

Konstruksi:

2. Perubahan kualitas udara ambien (debu, H2S, CO2)

A. Geo-Fisik-Kimia

1. Terjadi kebisingan

3. Terjadi kebisingan

·Perubahan kualitas udara ambien (debu, H2S, CO2)

2. Terjadi erosi tanah

4. Perubahan sifat tanah

·Terjadi kebisingan

3. Gangguan sistem drainase dan Irigasi

·Pra-Konstruksi

5. Peningkatan kuantitas aliran permukaan

·Peningkatan kuantitas aliran permukaan

4. Gangguan transportasi Darat

·Konstruksi

6. Penurunan debit sungai

·Penurunan debit air sungai

5. Gangguan vegetasi

·Operasi

7. Terjadi erosi tanah

·Terjadi erosi tanah

6. Peningkatan kuantitas aliran permukaan

·Pasca Operasi

8. Gangguan sistem drainase dan irigasi

·Gangguan sistem drainase dan irigasi

7. Penurunan debit air sungai

9. Penurunan kualitas air permukaan

·Penurunan/peningkatan kualitas air permukaan

8. Gangguan satwa liar

10. Penurunan kualitas air laut

·Penurunan/peningkatan kualitas air laut

9. Peningkatan pendapatan masyarakat

11. Penurunan kuantitas air tanah

·Gangguan transportasi darat

10. Adanya kesempatan berusaha

12. Gangguan transportasi darat

B. Komponen Biologi

11. Gangguan proses sosial

13. Gangguan transportasi laut

·Gangguan vegetasi

12. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

B. Komponen Biologi

·Gangguan satwa liar

13. Penurunan sanitasi lingkungan

15. Gangguan vegetasi

·Gangguan biota air tawar

Operasi:

16. Gangguan satwa liar

·Gangguan biota air laut

1. Perubahan kualitas udara ambien (debu dan gas)

17. Gangguan biota air tawar

C. Komponen Sosekbud

2. Terjadi kebisingan

18. Gangguan biota air laut

·Perubahan kependudukan

3. Penurunan kualitas air permukaan

C. Komponen Sosekbud

·Perubahan pola kepemilikan lahan

4. Penurunan kualitas air laut

20. Perubahan kependudukan

·Peningkatan/penurunan pendapatan masyarakat

5. Gangguan transportasi darat

21. Perubahan pola kepemilikan lahan

·Adanya /hilangnya kesempatan berusaha

6. Gangguan biota air tawar

22. Peningkatan/penurunan pendapatan masyarakat

·Gangguan proses sosial

7. Gangguan biota air laut

·Komp. Geofisik kimia

23. Adanya kesempatan berusaha

·Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

8. Perubahan kependudukan

·Komp. Biologi

24. Gangguan proses sosial

D. Komponen Kesmas

9. Peningkatan pendapatan masyarakat

·Komp. Sosekbud

25. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

·Penurunan sanitasi lingkungan

10. Adanya kesempatan berusaha

·Komp. Kesmas

D. Komponen Kesmas

·Penurunan tingkat kesehatan masyarakat

11. Gangguan proses sosial

Deskripsi Rencana Kegiatan

Deskripsi Rona Lingkungan Awal

27. Penurunan sanitasi lingkungan

12. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

Penurunan tingkat kesehatan masyara

13. Penurunan sanitasi lingkungan 14. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat Pasca Operasi: 1. Peningkatan kualitas udara ambien (debu dan gas) 2. Terjadi kebisingan 3. Peningkatan kualitas air permukaan 4. Peningkatan kualitas air laut 5. Gangguan transportasi darat 6. Penurunan pendapatan masyarakat 7. Hilangnya kesempatan berusaha 8. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat

Identifikasi

EVALUASI

Dampak

DAMPAK

Potensial

POTENSIAL

KLASIFIKASI DAN PRIORITAS

C. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ). RKL adalah dokumen yang mengandung upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan Dalam RKL yang ditelaah meliputi :. 1. Jenis dampak 2. Sumber dampak. 3. Tolok Ukur dampak. 4. Tujuan RKL. 5. Pengelolaan Lingkungan. 6. Lokasi Pengelolaan. 7. Periode pengelolaan. 8. Institusi pengelola yang ditujukan pada setiap tahap kegiatan.

D. Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL ). RPL adalah dokumen yang mengandung upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha / kegiatan Dalam RPL yang ditelaah meliputi : 1. Jenis dampak 2. Sumber dampak. 3. Parameter yang dipantau. 4. Tujuan RPL. 5. Metoda Pemantauan. 6. Lokasi Pemantauan. 7. Frekwensi Pemantauan. 8. Institusi pemantau. yang ditujukan pada setiap tahap kegiatan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KESIMPULAN : 1. 2. 3. 4.

Dampak Kesehatan Kelemahan Informasi Kepedulian Masyarakat Kesimpulan yang berkenaan dengan jalur pemajanan

REKOMENDASI : 1. Kegiatan untuk melindungi masyarakat 2. Kegiatan untuk memperoleh tambahan informasi yang berhub. dgn kesehatan 3. Kegiatan untuk memperoleh tambahan informasi yg berhub. dgn lingkungan 4. Tindakan kesehatan masyarakat

PENYAJIAN DATA DAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN 1. 2. 3. 4.

Pengumpulan informasi yang relevan Dokumentasi kepedulian masyarakat Identifikasi pencemar Evaluasi penyebaran pencemar dan proses pemajanan 5. Dampak kesehatan berdasarkan hasil kajian terhadap data jenis dampak dan toksikologi 6. Kesimpulan dan rekomendasi

LANGKAH-LANGKAH ARKL 1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) 2. Evaluasi Dose Response (Dose Response Evaluation) 3. Pengukuran Pemajanan (Exposure Assessment) 4. Penetapan Risiko (Risk Characterisation)

PENGELOLAAN RISIKO • Upaya untuk mengendalikan risiko sampai pada tingkat yang tidak membahayakan • Tiga langkah dalam pengelolaan risiko : 1. Partisipasi masyarakat 2. Pengendalian bahaya 3. Pemantauan risiko

PENGENDALIAN RISIKO Cara pengendalian risiko : 1. Pengendalian pada sumbernya 2. Pengendalian pemajanan

KOMUNIKASI RISIKO Komunikasi risiko dapat dilakukan dengan : 1. Masyarakat yang terkena risiko 2. Institusi Pengatur

DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL (BERHUBUNGAN DENGAN AMDAL)

 KOMISI PENILAI ADKL DEFINISI KOMISI PENILAI AMDAL DIATUR DALAM PASAL 1 (11) PP No.27/1999 YANG MENYATAKAN: “KOMISI PENILAI ADALAH KOMISI YANG BERTUGAS MENILAI DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENGERTIAN DI TINGKAT PUSAT OLEH KOMISI PENILAI PUSAT DAN DI TINGKAT DAERAH OLEH KOMISI PENILAI DAERAH” KOMISI PENILAI AMDAL DIBENTUK : A. DITINGKAT PUSAT OLEH MENTERI LINGKUNGAN HIDUP B. DITINGKAT DAERAH OLEH GUBERNUR

NEGARA

SEDANGKAN KEDUDUKAN KOMISI PENILAI BERADA DI BAPEDAL (PUSAT) DAN BAPEDALDA PROVINSI (DAERAH)

K OMISI PENILAIKOMISI AMDAL UNTUK Lanjutan…. KEANGGOTAAN PENILAIADKL AMDAL UNTUK ADKL (PUSAT)                

INSTANSI YANG DITUGASI MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG ILMU PENGETAHUAN DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN YANG MEMBIDANGI USAHA/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN YANG TERKAIT WAKIL PROPINSI DAERAH TINGKAT I YANG BERSANGKUTAN WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YANG BERSANGKUTAN AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP SESUAI DENGAN BIDANG USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG DIKAJI WAKIL MASYARAKAT TERKENA DAMPAK ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU

K OMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL AMDAL Lanjutan…. KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI UNTUK ADKL (DAERAH)               

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL DAERAH INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN DIDAERAH INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN DATI I WAKIL INSTANSI PUSAT DAN/ATAU DAERAH YANG MEMBIDANGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN WAKIL INSTANSI TERKAIT DI PROPINSI DATI I WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DATI II YANG BERSANGKUTAN PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP PERGURUAN TINGGI DAERAH YANG BERSANGKUTAN AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP AHLI DIBIDANG YANG BERKAITAN ORGANISASI LINGKUNGAN HIDUP DIDAERAH WARGA MASYARAKAT YANG TERKENA DAMPAK ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU

K OMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan…. KOMISI PENILAI PUSAT BERWENANG MENILAI HASIL AMDAL BAGI JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG MEMENUHI KRITERIA:

 USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BERSIFAT STRATEGIS DAN/ATAU MENYANGKUT KETAHANAN DAN KEMANAN NEGARA  USAHA DAN/ATAU KEGAIATAN YANG LOKASINYA MELIPUTI LEBIH DARI SATU WILAYAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I  USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI WILAYAH SENGKETA DENGAN NEGARA LAIN  USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DIWILAYAH RUANG LAUTAN  USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI LINTAS BATAS NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

- TERIMA KASIH -

Related Documents

Adk, Adkl, Arkl
February 2021 0
Hukum Waris Adk
January 2021 0

More Documents from "roziher"