Analisis Lansia Indonesia 2017

  • Uploaded by: titiex
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Lansia Indonesia 2017 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,680
  • Pages: 6
Loading documents preview...
SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan/penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan yang tidak ramah terhadap penduduk lansia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Proses terjadinya penuaan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: peningkatan gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, hingga kemajuan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang semakin baik. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan seper tampak pada gambar di bawah. Dari gambar juga menunjukkan bahwa baik secara global, Asia dan Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia) melebihi angka 7 persen.

INDONESIA

GAMBAR I. PERKEMBANGAN PENDUDUK DI LANSIA DUNIA DI DUNIA 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015

12,9% 11,1% 9,5% 8,1%

60+ th 63,6% 63,9% 64,1% 64% 23,4% 25% 26,4% 27,9%

15-59 th 0-14 th

17,1% 15% 13,1% 11,6%

Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta).

0-4

5-9

10-44

45-59 tahun

60+ tahun

9,11

9,06

56,18

16,62

9,03

tahun II.tahun tahun GAMBAR STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017

100%

Sumber : Pusat Data dan Informasi Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada 19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta (13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%).

GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

Sumber : Pusat Data dan Informasi

Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada 19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta (13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%).

GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

60+ th

Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia di atas tujuh 15-59 th persen (Soeweno). Gambar di bawah 21,1% 22,4% memperlihatkan persentase lansia di 0-14 th 23,5% 24,6% Indonesia tahun 2017 telah mencapai 9,03% 16,4% 2030 dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat 14,9% 2025 60+ th 13,5% 2010 pula bahwa persentase penduduk 0-4 tahun 2015 : 12,3% Sumber United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). 59,9% 2030 lebih rendah dibanding persentase penduduk 60,4%2017 Revision, custom data acquired via website. 2025Population Prospects: The World 15-59 th 61% 2010 5-9 tahun. Sementara persentase penduduk 61,6% 2015 Berdasarkan data 2017 terdapat jutaterbesar jiwa penduduk 23,7% proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2030 produktif 10-44 23,66 tahun jika 24,6% 2025 0-14 th 25,5% lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), 2010 dibandingkan kelompok umur lainnya. 26,1% 2015 tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). 61,8% 62,7% 63,4% 63,8%

DUNIA

ASIA

Suatu Hal ininegara menunjukkan dikatakan bahwa berstruktur Indonesia tuatermasuk jika mempunyai negara dengan populasi struktur lansiapenduduk di atas tujuh menuju persen tua (Soeweno). (ageing population). Gambar di bawah memperlihatkan persentase lansia di Indonesia tahun 2017 telah mencapai 9,03% dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat pula bahwa persentase penduduk GAMBAR 0-4 tahunII. lebih rendah dibanding persentase penduduk 5-9 tahun. Sementara persentase STRUKTUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017 penduduk UMUR produktif 10-44 tahun terbesar jika dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan struktur penduduk menuju tua (ageing population).

Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). World Population Prospects, the 2017 Revision, custom data acquired via website.

Sumber : Pusat Data dan Informasi, 2015 Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti tampak pada gambar di bawah ini. Sumber : Pusat Data dan Informasi, 2015

GAMBAR IV. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2017 Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti tampak pada gambar di samping.

8,54% 9,53% 9,03%

GAMBAR VI. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS PERKAWINAN DI INDONESIA TAHUN 2015

+

Sumber : Pusat Data dan Informasi Angka beban ketergantungan mencerminkan beban ekonomi yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lansia dengan asumsi bahwa penduduk lansia tersebut secara ekonomi bukanlah lansia yang produktif. Rasio ketergantungan penduduk lansia Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,28 artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 14 orang penduduk lansia. Perkembangan rasio ketergantungan penduduk lansia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada perubahan yang signikan seperti tampak pada gambar di bawah ini.

GAMBAR V. RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK LANSIA TAHUN 2012-2015

STATUS PERKAWINAN

Pola komposisi perkawinan yang berkebalikan antara penduduk lansia 2015 laki-laki dan penduduk lansia perempuan, yaitu pada status kawin 0,68% 1,44% 15,10% 82,78% dan bercerai. Persentase lansia lakilaki kawin lebih tinggi daripada persentase perempuan kawin, yaitu 82,78% disbanding 39,25%. Untuk 1,14% kelompok cerai mati, persentasi laki39,25% 3,22% 56,39% laki yang berstatus cerai mati lebih rendah daripada persentase perempuan yang cerai mati, yaitu berturut turut 15,10% disbanding 0,92% 59,78% 2,38% 36,92% + 56,39%, hal ini mengindikasikan bahwa penduduk lansia perempuan cenderung dapat hidup mandiri Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 dibanding penduduk lansia laki-laki. Peran penduduk lansia dalam rumah tangga pada dasarnya adalah sebagai agen transfer pengetahuan kepada generasi berikutnya dan seyogyanya peran tersebut tidak membebani para penduduk lansia. Dalam suatu rumah tangga penduduk lansia dapat berperan sebagai kepala rumah tangga (KRT), istri/pasangan, orang tua KRT atau famili. Dari peran tersebut peran sebagai KRT adalah yang paling berat sebab KRT adalah orang yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga. Kedudukan KRT juga sangat penting dalam menentukan kelangsungan dan keberadaan rumah tangga. KRT harus bertanggung jawab secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota rumah tangga maupun harus mengatur, memimpin, serta berperan sebagain mengambil keputusan. Sebagian besar penduduk lansia berperan sebagai KRT yaitu 61,80% seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Belum Kawin

Cerai Hidup

Kawin

Cerai Mati

GAMBAR VII. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS KEANGGOTAAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA TAHUN 2015 90,99

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Keberadaan anggota rumah tangga lain utamanya pasangan hidup lansia sangat berarti untuk menemani dan menghabiskan sisa perjalanan hidup. Pada tahun 2015 separuh lebih penduduk lansia masih memiliki pasangan hidup, yaitu sebesar 59,78% penduduk lansia masih berstatus cerai mati. Hanya sedikit penduduk lansia yang cerai hidup dan belum kawin (dibawah 5%).

+

61,8 35,8

35,76

25,59

19,1

17,05 7,48

0,38 Kepala Rumah Tangga

Istri/Suami

Mertua/Orang Tua

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

2,05

2,85 Lainnya

1,16

Pada tahun 2015 angka kesakitan lansia sebesar 28,62%, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat berdasarkan tipe daerah, derajat kesehatan lansia yang tinggal di perkotaan cenderung lebih baik daripada lansia yang tinggal di perdesaan seperti tampak pada gambar di bawah ini.

GAMBAR VIII. ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2013-2015

Perkotaan

Perdesaan

4-7

8-14

15,32 13,76 14,5 5,01 4,67 4,83

9 9,33 9,18

+

1-3

Keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, akan menghambat upaya peningkatan kesejahteraan. Keluhan kesehatan yang mengganggu kegiatan sehari-hari inilah yang disebut sebagai kondisi sakit akibat daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan kondisi tubuh lebih rentan terhadap penyakit.

35,46 34,68 35,05

Jenis dari keluhan kesehatan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tinggal penduduk secara umum. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami ganguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas atau keluhan lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari.

GAMBAR IX. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG DIRAWAT INAP DI INDONESIA TAHUN 2015

35,22 37,57 36,44

Salah satu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan pelayanan kesehatan adalah penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia secara biologis akan mengalami proses penuaan secara terus menerus, dengan ditandai menurunnya daya tahan sik sehingga rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

15-21

22+

Sebagian besar penduduk lansia penduduk lansia mengalami sakit tidak lebih dari seminggu, yaitu lama sakit 1-3 hari sebesar 36,44% dan 4-7 hari sebesar 35,05%. Sementara itu, peduduk lansia yang menderita sakit lebih dari tiga minggu masih cukup besar (14,5%).

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Berbagai upaya dilakukan penduduk untuk menjaga kesehatan lansia, baik oleh lansia yang sakit secara mandiri maupun oleh keluarganya yang masih sehat. Upaya menjaga kesehatan yang dapat dilakukan di antaranya adalah dengan berobat sendiri, berobat jalan, maupun rawat inap. Masih banyak lansia yang tidak berobat jalan yaitu sebesar 27,84%. Sebagian besar yang menjadi alasan penduduk lansia tidak mau berobat jalan adalah dengan mengobati sendiri sebesar 54,06%.

GAMBAR X. PRESENTASE LANSIA SAKIT YANG TIDAK BEROBAT JALAN DAN ALASANNYA TAHUN 2015 PERKOTAAN

PERDESAAN

25,59%

29,6%

27,84%

19,22

51,12

Alasan :

54,06

Tidak ada biaya

PERKOTAAN & PERDESAAN

Perkotaan & Perdesaan

2015 26,89%

2015 30,14%

2015 28,62%

2014 23,25%

2014 26,59%

2014 25,05%

2013 23,12%

2013 26,24%

2013 24,8%

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Waktu yang diperlukan seseorang dalam rangka proses penyembuhan dari sakitnya bervariasi. Tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh seseorang mempengaruhi lamanya menderita sakit. Semakin lama seseorang menderita sakit menunjukkan bahwa sakit yang dideritanya cukup parah, begitu pula sebaliknya.

99,05 57,11 26,06 7,78

51,99 20,97 7,81

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Mengobati sendiri

23,02 7,8

Merasa tidak perlu Lainnya

Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisonal tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan.

GAMBAR XII. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA YANG MEROKOK DALAM SEBULAN TERAKHIR MENURUT TIPE DAERAH DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2015

Dari gambar di bawah terlihat tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk lansia untuk berobat jalan yaitu praktek dokter/bidan (43,11%), Puskesmas (25,97%) dan Rumah Sakit Pemerintah (12,72%). Dari gambar di bawah juga tampak pola yang sama antara perkotaan dan perdesaan dalam hal tempat/fasilitas berobat jalan yang diakses penduduk lansia, seperti tampak pada tabel di bawah.

TABEL I. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG BEROBAT JALAN DAN TEMPAT BEROBAT JALAN MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2015 P r aktek dokter / Bidan

Klinik/ P r aktek Dokter Ber sama

11,24

36,44

13,22

8,72

4,68

48,63

12,72

7,65

43,11

Lansia Ber obat Jalan

RS P emer intah

RS Swasta

Perkotaan

74,41

17,55

Perdesaan

70,40

Perkotaan dan Perdesaan

72,16

T ipe Daer ah

P uskesmas/ P ustu

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

UKBM

P r aktek Batr a

Lainnya

23,72

1,65

2,97

1,66

7,66

27,83

3,93

3,39

2,63

10,17

25,97

2,90

3,20

2,19

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Puskesmas Santun Lansia merupakan puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada penduduk lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Tujuan program Puskesmas Santun Lansia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan penduduk lanjut usia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia sebanyak 824 Puskesmas.

GAMBAR XIII. JUMLAH PUSKESMAS SANTUN LANSIA MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

Persentase penduduk lansia yang pernah di rawat inap dalam setahun terakhir hanya 7,17%. Pada gambar di bawah terlihat bahwa persentase penduduk lansia di daerah perkotaan yang pernah di rawat inap lebih tinggi daripada persentase lansia di daerah perdesaan.

GAMBAR XI. ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2013-2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015 Masa tua jika tidak dijaga dengan baik dapat mengakibatkan ancaman nyawa, sehingga segala upaya memang harus dirubah, salah satunya dengan perilaku hidup sehat (PHBS), yang merupakan program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama lansia adalah perilaku merokok. Persentase penduduk lansia yang merokok pada tahun 2015 masih cukup tinggi yaitu sebesar 26,04. Bila menurut tipe daerah, persentase merokok di daerah perdesaan (29,11%) lebih tinggi disbanding perkotaan (22,54%). Sedangkan menurut jenis kelamin, persentase penduduk lansia laki-laki yang merokok jauh lebih besar (52,47%) dari pada lansia perempuan (2,47%).

Sumber : Kementerian Kesehatan Tahun 2015

INFOGRAFIS LANSIA STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDOONESIA 2017 (%) 0-4 tahun 9,11

5-9 tahun

STATUS PERKAWINAN

10-44 tahun

9,06

Pusat Data dan Informasi, 2017

45-59 tahun

56,18

2015

60+ tahun

16,62

9,03

100%

Belum Kawin

Kawin

Cerai Hidup

Cerai Mati

0,68%

82,78%

1,44%

15,10%

ANGKA KESAKITAN LANSIA INDONESIA

Perkotaan

PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017 (%)

1,14%

TERBANYAK (%)

6,60 4,35

10,42

5,26 4,33

DIY

13,81

Jateng

12,59

Jatim

12,25

Bali

10,71

Sulut

10,42

39,25%

3,22%

56,39%

Perkotaan & Perdesaan

Perdesaan

2015 26,89%

2015 30,14%

2015 28,62%

2014 23,25%

2014 26,59%

2014 25,05%

2013 23,12%

2013 26,24%

2013 24,8%

LANSIA TIDAK BEROBAT JALAN 0,92%

+

59,78%

2,38%

36,92%

PERKOTAAN

PERDESAAN

25,59%

29,6%

27,84%

19,22

51,12

Alasan :

54,06

Tidak ada biaya

PERKOTAAN & PERDESAAN

5,58 TERKECIL (%) 13,81

3,20

Kalteng

Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015

5,58

Riau

10,71

Kep. Riau 4,35

12,59 12,25

Papbar

4,33

Papua

3,20

LANSIA SAKIT BEROBAT JALAN TAHUN 2015 (%)

PERKOTAAN

PERDESAAN

Sumber: Pusat Data dan Informasi

63,6% 63,9% 64,1% 64% 23,4% 25% 26,4% 27,9%

16,4% 14,9% 13,5% 12,3%

15-59 th

9,53%

17,55

9,03%

11,24

0-14 th

+

15-59 th

12,72 7,65

23,72 2,97 1,65 21,6

Tempat Berobat Jalan:

158 131

RS Pemerintah RS Swasta

43,11

100 96

Praktek Dokter/Bidan

73

Klinik/Praktek Dokter

7,66

10,17

27,83

25,97

13,22

60+ th

23,7% 24,6% 25,5% 26,1%

47 32 29 26 20 19 16 13 12 10 8 7 7 6 6 5 2 1

Puskesmas/Pustu UKBM

2,63

3,39 3,93

2,19

3,2 2,9

Praktek Batra Lainnya

LANSIA SAKIT YANG PERNAH RAWAT INAP TAHUN 2015 (%)

15-59 th 0-14 th

Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). World Population Prospects, the 2017 Revision, custom data acquired via website.

STATUS KEANGGOTAAN LANSIA DALAM RUMAH TANGGA TAHUN 2015 (%)

LANSIA RAWAT INAP SETAHUN TERAKHIR TAHUN 2015

LAMANYA LANSIA SAKIT TAHUN 2015

90,99 +

9 9,33 9,18

61,8 35,8

35,76

17,05 0,38

Kepala Rumah Tangga

+

25,59

19,1

Istri/Suami

Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015

7,48 Mertua/Orang Tua

Merasa tidak perlu Lainnya

PUSKESMAS SANTUN LANSIA

8,72 4,68

36,44

0-14 th

59,9% 60,4% 61% 61,6%

72,16%

48,63

60+ th

21,1% 22,4% 23,5% 24,6%

Mengobati sendiri

23,02 7,8

PERBANDINGAN JML PKM SANTUN LANSIA DAN PERSEN JML LANSIA

Sumber: Pusat Data dan Informasi

61,8% 62,7% 63,4% 63,8%

70,4%

15,32 13,76 14,5

2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015

8,54%

5,01 4,67 4,83

17,1% 15% 13,1% 11,6%

74,41%

60+ th

35,46 34,68 35,05

2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015

51,99 20,97 7,81

35,22 37,57 36,44

INDONESIA ASIA DUNIA

12,9% 11,1% 9,5% 8,1%

PERKOTAAN & PERDESAAN

PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017

PROPORSI PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015 2030 2025 2010 2015

99,05 57,11 26,06 7,78

2,05

2,85

1-3

1,16

Lainnya

Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015

4-7

8-14

15-21

22+

2015 Jabar Jatim DIY Sumut Jateng Banten Jambi NTB Bengkulu Aceh Kep.Riau Bali Sulteng NTT Sulsel DKI Jkt Kaltara Riau Sulut kaltim Maluku Kep. Babel Papbar Sumbar Lampung Gorontalo Sumsel Kalbar Kalsel Sultra Sulbar Malut Kalteng Papua

JUMLAH LANSIA (%)

8,1 11,5 13,4 6,8 11,8 5,3 6,5 7,7 6,5 6,3 4,0 10,3 7,3 7,5 8,8 6,5 5,3 4,8 9,7 5,2 6,6 6,8 4,0 8,8 7,8 7,1 7,0 6,8 6,5 6,3 6,3 5,5 5,2 2,8

Related Documents


More Documents from "nanda adi"