Analisis Fenomena Komunikasi Sosial Media Di Indonesia

  • Uploaded by: Faridz MauLana
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Fenomena Komunikasi Sosial Media Di Indonesia as PDF for free.

More details

  • Words: 13,216
  • Pages: 52
Loading documents preview...
Analisis Fenomena Komunikasi Sosial Media di Indonesia - Internet merupakan media komunikasi baru yang menawarkan kecanggihannya sebagai hasil inovasi teknologi. Sifatnya yang instan dan global menjadikannya sebagai sarana praktis untuk berbagi informasi. Terlebih di zaman sekarang, dimana mobilitas semakin mudah, dan moving yang semakin cepat serta tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi. Tak ayal memang jika internet sekarang menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar kalangan masyarakat untuk sekedar berbagi informasi. Untuk lebih lengkapnya baca Pengertian Dan Perbedaan Internet, Intranet Dan Ekstranet Masyarakat Indonesia kini mulai fasih menggunakan internet. Terbukti dengan kenaikan jumlah pengguna internet sebesar 58%, menjadikan Indonesia masuk dalam daftar penambahan jumlah pengguna internet terbesar ketiga di seluruh dunia (sumber: http://www.tempo.co/). Dan, karena terlalu fasihnya banyak masyarakat yang kecanduan internet. Sayangnya, yang menjadi candu adalah situs jejaring sosial/ sosial media. Dalam artikel yang diterbitkan http://republika.co.id , dari seluruh total penggunaan internet di Indonesia 95% adalah untuk mengakses situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Hal serupa juga juga dinyatakan oleh majalah online http://investor.co.id , “Pengguna facebook Indonesia nomor empat setelah USA, Brazil, dan India. Sedangkan twitter Indonesia peringkat ke lima di dunia setelah USA, Brazil, Jepang dan Inggris.” Kebanggaan tersendiri bagi Indonesia ketika masyarakatnya mulai terentaskan dari suatu keadaan yang disebut “gaptek”. Namun, terselip rasa miris ketika mendapati fakta bahwa konsumsi internet terbesar masyarakat Indonesia hanya untuk situs jejaring sosial. Tak ada yang salah memang jika orang Indonesia konsumtif terhadap jejaring sosial. Yang menjadi problem adalah perubahan gaya komunikasi dan karakter masyarakat yang berkembang ke arah narsis dan alay, bukan komunikasi yang edukatif dan informatif. Kini jejaring sosial lebih menjadi suatu media/alat untuk mencari popularitas dan eksistensi belaka. Berbagai status dan twit alay menghiasi timeline setiap waktu. Mulai dari yang penting sampai yang sama sekali tidak penting. Diskusi-diskusi di forum online dengan komentarkomentar sarkastik juga kerap menghiasi jejaring sosial. Kalimat-kalimat satir pun bertebaran bebas di sosial media bahkan kadang mengundang kontroversi. Ada satu fenomena unik yang bisa diamati disini, yaitu kebebasan berbicara. Mereka yang di dunia nyata takut berpendapat seakan mendapat ruang untuk berekspresi lewat jejaring sosial. Tapi di sisi lain, karena terlalu bebasnya berekspresi sampai-sampai orang lupa etika berpendapat. Kata-kata bullying tak jarang muncul menghiasi kolom komentar di sebuah forum online. Tanpa basa-basi, pun tanpa memperhitungkan dampak negatif dari pendapat sarkastik tersebut. Entah karena kreatif atau apa, orang Indonesia juga banyak yang memanfaatkan jejaring sosial untuk berbisnis seperti jualan dan promosi online. Pemanfaatan target pasar yang efektif bagi para penjual melihat maraknya penggunaan jejaring sosial di Indonesia.

Indonesia memang terkenal dengan keramahannya. Masyarakat kita juga masyarakat yang gemar menjalin komunikasi. Meskipun begitu, sosial media yang merupakan hal baru dan menarik untuk dijadikan alat komunikasi, bukan berarti kita lantas hanya sibuk dengan jejaring sosial belaka. Masih banyak fungsi internet selain untuk mengakses jejaring sosial. Banyak situs edukatif yang bisa diakses seperti anglo-link.com, paseban.com, kaskus.co.id, dsb. Fenomena lain yaitu berubahnya orientasi media massa, terlebih media massa online seperti d*tik.com, k*mp*s.com,dsb. Situs yang kita percaya sebagai situs informatif yang memberi berita-berita faktual dan riil, kini lebih condong ke arah infotainment. Dimana berita yang disajikan lebih banyak hoax dan tidak begitu mementingkan akurasi informasi. Arah pemberitaannya bukan lagi untuk memberi informasi yang akurat tapi lebih pada bisnis. Content itu urursan kedua yang terpenting adalah berita yang laku. Tak jarang judul-judul kontroversial pun diangkat demi menjaring pembaca padahal informasi yang dipublikasi belum tentu benar adanya. Berita atau hoax?

FENOMENA YOUTUBE SEBAGAI MEDIA MASSA DI ZAMAN MODERN

26

JUN

Dewasa ini, makin banyak media sosial yang bermunculan. YouTube merupakan salah satu website terpopular era kini. YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Umumnya videovideo di YouTube adalah klip musik (video klip), film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Format yang digunakan video-video di YouTube adalah .flv yang dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player. Domain yang bernama YouTube ini diasakan oleh tiga mantan karyawan PayPal, yaitu: Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Web yang aktif sejak 15 Februari 2005 itu sangat diminati oleh banyak kalangan masyarakat di dunia, mulai dari anak kecil hingga dewasa. YouTube yang fenomenal mempunyai persepsi yang beragam, ada Pro dan Kontra, berasal dari berbagai Negara. Berbagai video sharing YouTube yang ada memiliki berbagai dampak sebagai media massa berbasis web ini. Mulai dari yang berdampak positif, negatif, dan juga dampak sebagai komunikasi massa. Efek yang ditimbulkan oleh YouTube sangat mempengaruhi kehidupan masa kini. 1.

Apa persepsi masyarakat tentang kemunculan YouTube dengan bentuk fenomena pro dan

kontra yang beredar? 2. Apa dampak yang dimunculkan oleh YouTube yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat? Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Bittner, 1980) Batasan komunikasi ini lebih menitikberatkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup pesan-pesan, dan media massa (seperti koran, majalah, TV, radio, film), serta khalayak. Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara (De Fleur dan Dennis McQuail, 1985). Adanya perkembangan yang pesat dibidang teknologi komunikasi seperti internet, newsgroup, mailing list, World Wide Web, televisi kabel multisaluran, dan perbincangan di radio dan televisi yang bersifat interaktif menimbulkan semua pertanyaan apakah semua ini merupakan media komunikasi massa atau bukan. Itu pulalah yang sebabnya definisi tentang komunikasi massa juga mengalami perubahan.

Perkembangan media cetak ditandai dengan munculnya media cetak jarak jauh, sedangkan media elektronik antara lain ditandai dengan adanya produksi high deflinition television video yang mampu menyuguhkan gambar-gambar yang sangat tajam sesuai aslinya. Disamping itu, revolusi layar monitor telah melahirkan televise berlayar datar, tipis, dan dapat dipampang didinding. Perkembangan yang paling mutakhir adalah munculnya media telematika seperti telex dan videotex. Media telematika mencakup beberapa unit seperti layar gambar, jaringan komputer, sistem transmisi, sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan, sistem pencarian, dan sistem pengendalian. Ciri-ciri media baru ini secara umum antara lain: 1.

Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber sesungguhnya

2.

Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui kabel dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi

3.

Proses komunikasi berjalan dua arah (inter-aktivity) antara sumber dan penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab kembali, dan menukar informasi secara langsung.

4.

Adanya kelenturan/flexibility dalam hal bentuk, isi, dan penggunaan medium. Menurut Werner J. Severin dan James W. Tankard beberapa ciri lingkungan media baru ini adalah sebagai berikut:

1.

Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang

bergabung. 2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang berlimpah. 3.

Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan kelompok atau individu.

4.

Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah menuju media interaktif. Sehubungan dengan hal tersebut, Onong Uchjana, dengan mengutip Severin dan Tankard mengemukakan definisi komunikasi massa sebagai berikut: “Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebgaian seni, dan sebagian ilmu. Sebagai keterampilan jika komunikasi massa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika wawancara. Sebagai seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis naskah untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi suatu kisah berita. Sebagai ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.”

1. 2.

Karakteristik Komunikasi Massa Komunikator yang terlembagakan Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditunjukkan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.

3.

Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum dalam arti perorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut orang banyak, tidak menyangkut orang perorangan atau

pribadi. 4. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun kultural. 5. Penyampaian media massa cenderung berjalan satu arah. 6. 7.

Kegiatan komunikasi media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala.

8.

Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan, baik yang bersifat informative, edukatif, dan

maupun hiburan. 9. Media massa mengutamakan unsur isi daripada hubungan. 10. 11. 1.

Media massa menimbulkan keserampakan. Kemampuan respon alat indera terbatas Karakteristik Isi Pesan Media Massa Noveltry (sesuatu yang baru)

2. 3.

Jarak (proximity) Popularitas

4. 5.

Pertentangan/konflik Komedi

6. 7.

Seks dan keindahan Emosi

8. 9.

Nostalgia Human Interest A. Dampak Media Massa sebagai Objek Fisik Menurut Steven H. Chaffee ada 4 dampak kehadiran media massa sebagai objek/fisik sebagai berikut: 1. Dampak Ekonomis Kehadiran media massa menimbulkan dampak secara ekonomis, yaitu menggerakkan usaha dalam segala sektor seperti produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. Misalnya, kehadiran surat kabar membuka kesempatan kerja bagi para wartawan, perancang grafis, distributor, pengecer, dan sebagainya. 2. Dampak sosial Dampak sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Misalnya, pemilikan media massa (radio atau televise atau berlangganan surat kabar) telah meningkatkan status sosial pemiliknya. 3. Dampak pada penjadwalan kegiatan

Kehadiran media massa dapat mengubah jadwal sehari-hari khalayak. Misalnya, Pak Budi sebelum mempunyai TV biasa tidur pukul 20.00, tetapi setelah memiliki televisi jam tidur Pak Budi berubah setelah tayangan film laga di televise yang biasanya ditayangkan diatas pukul 20.00. 4. Media massa sebagai penyaluran perasaan Sering kali orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tertentu, seperti kesepian, marah, kecewa, bosan, dan sebagainya. 5. Dampak menumbuhkan perasaan tertentu Kadang-kadang, seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Misalnya, seseorang akan mempunyai perasaan positif terhadap media cetak “Kompas” atau stasiun TV “Indosiar” daripada surat kabar “Republika” atau stasiun televisi RCTI. B.

Dampak Pesan Media Massa

1. Dampak kognitif Dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, dan kepercayaan yang diberikan media massa. Seperti, melalui acara media massa kita jadi tahu mengenai berbagai hal seperti cara mengasuh anak, membuat masakan daerah tertentu, dan sebagainya. 2. Dampak Afektif Dampak pesan media massa sampai tahap afektif yang disebarkan media massa mengubah apa yang dirasakan. Afektif berkaitan dengan perasaan, ransangan emosional. Misalnya, kita terharu ketika membaca ulasan tentang keberhasilan tukang becak menjadi sarjana. 3. Dampak Konatif/Behavioral Dampak media massa ini mendorong Anda melakukan tindakan-tindakan tertentu. Misalnya, setelah Anda menonton tayangan televisi tentang Gempa Tsunami di Aceh kemudian segera mengirimkan bantuan uang dan makanan. Dampak kognitif, afektif, dan konatif pesan media massa terhadap khalayak akan semakin kuat apabila ditunjang oleh beberapa kondisi sbb: 1. Exposure (jangkauan pesan) Dampak media massa akan semakin kuat bila telah ter-exposure. Misalnya, orang yang ada di Jakarta atau Semarang sama-sama telah menonton tayangan kekerasan di Irian Jaya. 2. Kredibilitas Dampak media massa akan semakin kuat bila telah memiliki kredibilitas yang tinggi. Jadi, pesan yang disampaikan bisa terpercaya. 3. Konsonansi Dampak media massa akan semakin kuat bila memiliki prinsip konsonansi. Isi pesan yang

disampaikan media massa relatif sama, baik hal materi isi, arah, dan orientasinya maupun dalam hal waktu, frekuensi, dan cara penyampaiannya. 4. Signifikansi Informasi yang disampaikan signifikan yakni berhubungan langsung dengan kebutuhan khalayak. Misalnya, tentang kenaikan harga sembako. 5. Sensitif Informasi yang dihasilkan media massa akan berdampak kuat jika berhubungan dengan hal yang sensitif. Seperti menyangkut agama, ras, etnis, dan golongan. 6. Situasi kritis Informasi yang disampaikan akan berdampak kuat jika masyarakat sedang berada dalam situasi kritis akibat ketidakstabilan struktural. 7. Dukungan komunikasi antarpribadi Informasi yang disampaikan akan berdampak kuat jika didukung oleh dukungan komunikasi antarpribadi, yang ramai dibicarakan oleh orang-orang. Munculnya youtube di kalangan masyarakat dunia memunculkan persepsi orang dalam bentuk pro dan kontra. Bagi mereka yang pro terhadap fenomena mutakhir YouTube, mereka memanfaatkan YouTube sebagai media pembelajaran musik dan disisi lain sebagai sarana menuju popularitas yang instant dan berkembang menjadi “mesin pencetak uang” melalui popularitas tersebut. Proses pembelajaran melalui media YouTube adalah: download > transkip > latihan. Pengguna melakukan streaming atau downloading `dengan membuka situs you tube, setelah proses itu pengguna melakukan save file dan membukanya kembali untuk melihat gaya atau cara si guru (objek dalam video) memainkan teknik atau memberikan arahan, seperti itulah terjadi proses latihan yang berulang-ulang dan intesif. Sementara itu mekanisme terjadinya pencapaian instant seseorang lewat media YouTube: Action > Respon viewer > Publikasi oleh media > Legitimasi > Popularitas. Pengguna melakukan aksi yang unik atau impresif dan mendapatkan respon oleh viewer. Proses respon ini bisa mengalami duplikasi yang sangat cepat dikarenakan penyebaran informasi dari satu viewer ke viewer lain, atau rasa penasaran seseorang atas perbincangan di suatu komunitas tertentu. Selanjutnya respon ini sampai kepada respon media yang melihat ini sebagai fenomena baru yang menarik untuk diangkat. Hal ini mengakibatkan “penegasan” informasi bahwa misalnya artis A telah mengunggah video yang menarik dan menyaksikannya lewat internet, media masa, radio atau televisi. Proses duplikasi informasi yang berulang-ulang inilah yang secara tidak langsung menimbulkan legitimasi publik bahwa artis A telah menjadi perbincangan “seru” diseluruh media dan berbagai lapisan masyarakat, setelah itu lahirlah seorang artis baru dengan popularitas yang tinggi. YouTube, situs yang paling banyak dikunjungi ketiga, telah disensor beberapa kali di beberapa negara karena berbagai alasan. Hal tersebut merupakan bentuk aksi kontra mereka. Negara-negara yang pernah memblokir ataupun masih memblokir. Berikut adalah daftar negara yang menyensor YouTube:

1.

Arab Saudi: YouTube dapat diakses di Arab Saudi, tetapi halaman untuk mengkonfirmasi tanggal kelahiran pengguna diblokir, mencegah pengguna di Arab Saudi melihat halaman yang

dinyatakan untuk dewasa di YouTube. 2. Armenia: Karena Armenia menyatakan keadaan darurat sebagai hasil dariprotes pemilihan presiden Armenia 2008, YouTube telah diblokir diArmenia sejak 2 Maret 2008. Dibawah keadaan darurat, tidak ada media yang diperbolehkan menyiarkan kecuali berita resmi. 3.

Brasil: YouTube dituntut oleh model Brazil dan VJ MTV, Daniela Cicarelli(lebih terkenal sebagai bekas tunangan Ronaldo) bahwa situs ini menyediakan video yang dibuat oleh paparazzi. Video tersebut menampilkannya bersama pacarnya melakukan hubungan seksual di pantaiSpanyol. Tuntutan meminta agar semua video itu dihapus, jika tidak, YouTube akan diblokir di Brasil. Pada Sabtu, 6 Januari 2007, perintah legal memerintahkan agar penyaring diletakan untuk mencegah pengguna di Brasil mengakses situs tersebut. Pengukuran keefektifan dipertanyakan karena video itu tidak hanya ada di YouTube, tetapi juga di situs lain sebagai bagian dari fenomena Internet. Pada Selasa, 9 Januari 2007. Pengadilan yang sama berbalik dari pilihan mereka sebelumnya, meminta penyaring dihapus. Setelah pelarangan YouTube di Brasil, terdapat situs brtube.comsebagai pengganti YouTube di Brasil.

4.

Iran: Pada 3 Desember 2006, Iran memblokir YouTube, bersama dengan beberapa situs, setelah menyebutnya “amoral”. Pelarangan YouTube dilakukan setelah video mengenai bintang sinetron IranMKO (grup perlawanan Iran utama melawan Rezim Islam Fundamentalis). melakukan hubungan sex dimasukan di YouTube. Beberapa sumber mengklaim bahwa pemblokiran ini

disebabkan oleh film yang mengagungkan 5. Moroko: Pada 25 Mei 2007, Maroc Telecom milik negara memblokir semua akses ke YouTube. Tidak terdapat alasan yang diberikan mengapa YouTube diblokir, tetapi terdapat spekulasi bahwa hal tersebut memiliki hubungan dengan grup separatis Polisario atau terdapat film yang mengkritik rajaMohammed VI. YouTube dapat diakses kembali pada 30 Mei 2007. 6. RRC: Sebagai bagian dari program pensesoran Golden Shield, YouTube diblokir di Republik Rakyat Tiongkok sejak 15 Oktober 2007. 7. Suriah : YouTube kini diblokir di Suriah sejak tahun 2007. Hal ini dikarenakan pemerintah merasa situs-situs media sosial, seperti salah satunya YouTube, mengkritik kebijakan serta tindakan pemerintah dan mendukung pandangan politik oposisi. 8.

Thailand: Selama satu minggu 8 Maret 2007, YouTube diblokir di Thailand. Banyak pengguna blog mempercayai bahwa alasan pemblokiran adalah video pidato mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dalam CNN. Pemerintah Thailand tidak mengkonfirmasi alasan pemblokiran, tetapi YouTube dapat diakses kembali pada 10 Maret 2007. Pada malam 3 April2007, YouTube kembali diblokir di Thailand. Pemblokiran ini disebabkan karena adanya video yang menghina Raja Bhumibol Adulyadej. YouTube dibuka pada 30 Agustus 2007 setelah YouTube setuju untuk menghapus video yang menghina Raja Thailand tersebut. Pada 21 September 2007, Thailand mengumumkan mereka meminta perintah pengadilan untuk memblokir video yang muncul di YouTube menuduh Prem Tinsulanonda mencoba memanipulasi tahta kerajaan untuk menjadikannya Raja Thailand.

9.

Turki: YouTube diblok di Turki pada 6 Maret 2007 sampai 9 Maret 2007. Pemblokiran ini disebabkan karena adanya insiden penghinaan antara orang Turki dan Yunani dengan menggunakan

media video yang diunggah melalui YouTube. 10. Uni Emirat Arab: YouTube diblokir di Uni Emirat Arab dikarenakan terdapat konten dewasa yang bertentangan dengan agama, kultur, politik, dan nilai moral Uni Emirat Arab. 11. Pakistan: YouTube diblokir di Pakistan karena mengandung konten yang tidak etis dan juga anti-islam menurut hasil pengawasan Pakistan Telecommunication Authority (PTA), Badan Otoritas Telekomunikasi Pakistan. 12.

Indonesia: Pada 1 April 2008, menteri informasi Indonesia, Muhammad Nuh, telah menulis surat kepada YouTube untuk menghapus sebuah filmBelanda, Fitna, yang dibuat oleh politisi sayap kanan Belanda, Geert Wilders. Pemerintah Indonesia memberikan waktu dua hari untuk menghapus video tersebut atau YouTube akan diblokir di Indonesia. Pada 4 April 2008, Muhammad Nuh meminta semua ISP untuk memblokir akses ke YouTube. Pada 5 April 2008, YouTube diblokir sebagai percobaan oleh sebuah ISP. Akhirnya pada 8 April 2008, YouTube, bersama denganMySpace, Metacafe, Rapidshare, Multiply, Liveleak dan situs resmi Fitna, telah terblokir di Indonesia. Pemblokiran YouTube telah dibuka pada 10 April, dan pemerintah menyatakan maaf atas insiden pemblokiran tersebut. YouTube sebagai web terpopular, memiliki dampak yang positif hingga negatif. Pengakses YouTube bisa melihat official music video dari suatu penyanyi solo, band dari seluruh dunia, video tutorial penggunaan macam-macam hijab yang lucu dan tidak biasa, cover video dari berbagai orang di dunia yang bebas mengekspresikan diri mereka, thriller movie, video perkembangan sejarah dunia. Selain itu, YouTube yang akunnya bebas dimiliki siapa saja, merupakan kesempatan suatu oknum yang tidak bertanggungjawab menampilkan video yang kurang pantas, seperti video porno, video kekerasan, video yang merubah reputasi orang, dan video berkonotasi negatif terhadap nama seseorang. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan sebenarnya dimasyarakat. Pengakses Youtube adalah siapa saja dan berumur berapa saja, tidak menutup kemungkinan anakanak dibawah umur ikut menyaksikan video yang negatif seperti video kekerasan yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, situs ini juga menyiarkan tayangan-tayangan dan gambargambar yang berbau pornografi. Tayangan ini sangat mudah untuk diakses sehingga banyak anak yang dapat dikategorikan masih dalam usia dini sering mengaksesnya. Hal ini merupakan suatu hal pemicu utama dari perusakan moral bangsa dan penyebab seringnya pelecahan seksual yang dilakukan anak-anak kepada teman sebayanya. Maka disinilah peran orang tua, yaitu agar dapat memberikan pengawasan yang ketat terhadap anak-anak dalam penggunaan teknologi terutama media sosial YouTube. Seperti yang telah dikatakan dalam teori bahwa setiap media massa memiliki dampak sebagai objek fisik. Begitupun web YouTube ini, yakni memiliki beberapa dampak. Yang pertama adalah dampak ekonomi. Semakin banyak yang mengakses web YouTube, semakin banyak warung internet atau disebut sebagai warnet yang dibuka. Banyak masyarakat berbagai profesi seperti penyanyi amatir, politikus, designer, mahasiswa, juga dosen pun membutuhkan dan tertarik untuk mengakses web tersebut dengan berbagai kegiatan yang beragam. Warnet tersebut merupakan kesempatan untuk orang lain membuka lahan bisnis.

Selain dampak ekonomi, Youtube juga memiliki dampak sosial. Masyarakat mengenalnya dengan sebutan “Artis YouTube.” Dengan adanya akses media massa “YouTube” banyak orang bisa berekspresi dangan sebebas-bebasnya, misalnya dengan menyanyi. Dewasa ini banyak artis terkenal bermula dengan bermodal “iseng-iseng” mengisi waktu dan meng-upload videonya sendiri ke akun YouTube nya. Dengan “iseng-iseng” tersebut, artis dadakan tersebut dapat meningkatkan status sosialnya, yakni yang sebelumnya hanya orang biasa dan tidak dikenal, setelah video dirinya yang menunjukkan keahliannya dalam bernyanyi di upload ke YouTube, barulah ia menjadi artis yang dikenal khalayak orang. Contohnya, Justin Bieber, Maddy Jane, Alyssa Bernal, Greyson Chance, Kim Yeo Hee, Cody Simpson, Raisa, Gamal, Audrey, dan Cantika. Seperi riwayat Justin Bieber yang berawal dari ibunya yang mempublikasikan video Justin dalam kompetisi menyanyi lokal “Stratford Star” di Ontario di tahun 2007. Scooter Braun, seorang agen pencari bakat dan mantan Marketing Eksekutif perusahaan So So Def melihat video ini dan memutuskan untuk mempertemukan Justin Bieber dengan Usher untuk audisi. Pada saat itu Justin meraih peringkat kedua. Bakat Justin kini dinikmati oleh khalayak dan Justin kini menjadi terkenal. Secara otomatis, tindakan ibu Justin tersebut berdampak sosial yaitu menggeser status sosial Justin yang lebih tinggi. Dampak selanjutnya adalah dampak pada penjadwalan kegiatan. Dengan diperkenalkannya YouTube sebagai sarana media massa yang bisa diakses non-stop tanpa jeda selama 24 jam, membuat pengguna YouTube berlama-lama didepan laptop. Maka jadwal sebelum adanya YouTube, segala jadwal tersusun rapi menjadi berubah total, terutama jadwal tidur, lebih malam bahkan begadang demi mengakses YouTube. Dampak ke empat yakni media massa sebagai penyaluran perasaan. YouTube juga sebagai sarana media untuk menghilangkan perasaan tertentu. Apa yang dilakukan Shinta dan Jojo, dua mahasiswa, yang merekam aksi “joget” nya ke Youtube merupakan contoh dari menyalurkan perasaannya dan kesenangannya melakukan hal tersebut. Dampak menumbuhkan perasaan tertentu juga merupakan dampak yang dimunculkan YouTube. Seseorang akan mempunyai perasaan “positif” terhadap YouTube karena web tersebut menyediakan berita yang berbasis audio-visual yang sangat nyaman dikonsumsi oleh banyak kalangan terutama masyarakat yang kurang minat membaca. Jadi, mereka juga memiliki informasi juga walaupun tidak membaca koran atau bagi anak kost-an yang tidak memiliki televisi yang cenderung mencari informasi ke YouTube. Masyarakat juga memiliki perasaan “negatif” terhadap YouTube terutama orang tua yang khawatir kepada anak-anaknya yang bisa saja mengakses hal-hal negatif diluar jangkauan mereka. Sebagai media massa yang baik, YouTube menyampaikan pesan yang cukup berpengaruh terhadap masyarakat. YouTube memberikan tiga dampak pesan, meliputi: dampak kognitif, afektif, dan konatif. Sifat berita yang diberikan YouTube pasti kognitif karena meliputi informasi semua aspek kehidupan Negara yang up to date seperti info olahraga, ekonomi, politik, dan sebagainya. Pengetahuan juga disediakan YouTube, dengan konsonansinya (cara penyampaiannya) ditampilkan secara jelas secara visual. Misalnya, cara membuat kerajinan dari limbah. YouTube akan menyediakan tahap-tahap membuat sebuah kerajinan yang bahan dasarnya dari limbah. Dampak

afektif ditemui misalnya saat menonton film “Surat Hafalan Delisa” di YouTube, kita akan merasa sedih dan terharu. Yang terakhir adalah dampak konatif atau behavioral. Misalnya, setelah menyaksikan Tsunami yang dialami oleh Negara Jepang dari YouTube, kemudian banyak dari perwakilan mahasiswa Indonesia bersama-sama menyanyi dengan bahasa “Jepang” dan hasilnya dikirimkan ke Jepang sebagai tanda peduli masyarakat Indonesia atas kejadian Tsunami yang dialami Negara Jepang. KESIMPULAN YouTube merupakan salah satu media massa yang terpopular dan penggunanya tersebar diseluruh dunia ini memiliki persepsi tersendiri bagi masyarakat, ada yang pro dan kontra dengan beberapa alasan tersendiri. Sebagai media massa yang modern, YouTube memiliki berbagai dampak bagi khalayak. Mulai dari dampak positif, negatif, hingga dampak sebagai media massa. Hal tersebut sangat terkait dan menentukan perkembangan dunia yang hasilnya perilakunya tampak pada masyarakat umum dewasa ini.

MAU tahu kabar terbaru dunia dan teman-teman kita? Gampang. Tinggal klik saja internet, dan masuk ke jejaring sosial. Di situ akan terpampang berbagai tautan berita dunia, serta kabar terakhir mengenai teman-teman tercinta. Beberapa tahun terakhir ini, dunia maya memang telah menjadi tempat bergaul jutaan manusia di dunia. Ada yang jatuh cinta, saling bertukar cerita, berkenalan, menangis bersama, bahkan ada pula yang menindas orang lain melalui jejaring sosial. Khusus untuk fenomena yang disebutkan terakhir, kita mengenalnya dengan istilah cyberbullying alias intimidasi yang dilakukan terhadap seseorang melalui media jaringan elektronik. Ya, kemajuan teknologi informasi ternyata bisa menghasilkan kejahatan model baru. Cyberbullying tidak hanya dilakukan melalui internet, melainkan juga jaringan telefon, jaringan telefon selular, bahkan software game yang terhubung dengan internet. Dahulu, seorang korban bully bisa pulang ke rumah dan terlindungi dari aksi bully yang menimpanya di luar rumah. Namun sekarang, aksi bully seperti mengikutinya terus dalam setiap sendi kehidupannya. Ketika membuka handphone, dia akan mendapati SMS teror yang berisi pelecehan atau makian. Beberapa pembully juga suka mengganggunya lewat sambungan telefon di rumah. Dan ketika dia menyalakan laptop, dia pun mendapati foto-foto dirinya yang dibuat tidak senonoh lengkap dengan berbagai kata cacian di internet. Bagaimana mungkin hal seburuk ini bisa diterima oleh seseorang, apalagi anak kecil dan remaja.Cyberbullying membuat korbannya tidak dapat hidup dengan tenang. Itu sebabnya, banyak orang berpendapat bahwa dampaknya cyberbullying jauh lebih dahsyat dari aksi bully di dunia nyata. Apa yang telah tersimpan di internet, selamanya akan ada di situ. Cyberbullying tidak akan membuat korbannya bisa melupakan intimidasi yang pernah menimpanya. Dia juga harus menerima kenyataan bahwa siapapun dapat mengakses hinaan, cacian, tuduhan, pelecehan, dan makian yang ditujukan terhadapnya di internet, kapan saja dan di mana saja. Maka tidak heran kalau korban cyberbullying bisa mengalami depresi yang lebih berat.Pengamat musik Denny Sakrie pernah menjadi korban cyberbullying ketika berkomentar mengenai konser Agnes Monica di sebuah stasiun televisi nasional pada akhir tahun 2012 lalu. Awalnya, dia menulis tweet “Beyonce Knowles atau Woles ya?” dan “Dapat BBM dari pemusik Indonesia berpengaruh ; “Dia itu nyanyi atau olahragasih? Ngotot gitu!” di akun Twitternya @dennysakrie. Hanya selang beberapa menit, datanglah serangan bertubi-tubi dari fans sang diva yang rata-rata menggunakan kata-kata cacian dan makian yang sangat kasar.Hal serupa lagi-lagi menimpa Denny pada Februari lalu, tatkala dia membahas istilah “Go International” melalui akun Twitternya. Dia bilang, istilah itu sudah usang setelah internet mendominasi. Merasa tweet itu ditujukan kepada idolanya, puluhan fans seorang penyanyi Indonesia pun kembali mem-bully-nya. Sutradara Joko Anwar juga beberapa kali mengalami cyberbullying ketika menulis tweet tentang dukungannya terhadap Cinta Laura yang akan bermain di sebuah film Hollywood. Kendati sempat kaget, Denny dan Joko tampaknya dapat mengatasi aksi bully di jejaring sosial itu dengan santai. Namun apa jadinya kalau hal ini menimpa anak-anak dan remaja yang mentalnya belum cukup kuat untuk menghadapi serangan sedahsyat itu? Amanda Todd memilih untuk mengakhiri hidupnya pada Oktober 2012 lalu di rumahnya di Port Coquitlam, British Columbia, Kanada, setelah menjadi korban cyberbully. Menurut Williard (2007), ada beberapa jenis tindakan cyberbully yang telah berlangsung. Dia menyebutnya dengan istilah Flaming (terbakar) alias mengirimkan pesan teks yang isinya berupa kata-kara yang penuh amarah dan frontal; harassment (gangguan) yaitu mengirimkan pesan-pesan gangguan pada email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial yang dilakukan secara terus menerus; denigration (pencemaran nama baik) yaitu mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut; impersonation (peniruan) yaitu berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik, agar teman korban mengira bahwa status atau pesan tersebut adalah asli dari si korban; outing yaitu menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi orang lain dengan maksud mengumbar borok atau privasi orang tersebut; rickery (tipu daya) yaitu membujuk seseorang dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadinya, yang suatu saat bisa dijadikan senjata untuk memeras atau mengancam; exclusion (pengeluaran) yaitu secara sengaja dan kejam mengeluarkan

seseorang dari grup online; dan Cyberstalking yang intinya mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang secara intens sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut. Cyberbully adalah hal yang sangat buruk yang bisa menimpa seseorang. Jangan pernah biarkan ada orang atau sekelompok melakukannya terhadap kita maupun orang-orang yang kita cintai. Berikut ada beberapa tips yang mungkin akan berguna untuk Anda dalam menghadapi cyberbullying ini.1. Berlakulah sopan dan santun ketika bergaul di dunia maya. Dengan begitu kita akan meminimalisir kemungkinan untuk mendapatkan musuh.2. Jangan panik dan jangan memberikan respon ketika mendapatkan serangan cyberbully. Itu hanya akan memberikan kesan kepada pelaku bahwa pesannya sudah sampai dan tertancap kuat di ingatan Anda.3. Blok akun pelaku cyberbully, dan lindungi pula akun-akun pribadi Anda. Jangan biarkan orang-orang yang tidak Anda kenal untuk dapat mengaksesnya.4. Simpanlah semua bukti cyberbully, supaya ketika Anda menempuh jalur hukum, Anda punya semua bukti yang diperlukan.5. Bicarakan ini dengan orang-orang dekat dengan Anda, baik orang tua, pasangan, sahabat, keluarga, atasan, dan guru. Mereka adalah orang yang paling mengenal Anda, sehingga mereka tahu bahwa Anda bukanlah orang seperti yang disebutkan dalam serangan-serangan cyberbully tersebut. Mereka pasti dapat membantu Anda.6. Anda juga bisa melaporkan kejahatan cyberbully ini kepada pihak yang berwenang. Mari kita terapkan internet sehat, internet bermanfaat.(**)

Guru dan peranan media cetak dalam pembelajaran" BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar belakang Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang siswalah subyek utama dalam proses belajar . Untuk mengupayakan pendidikan yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya yang berakibat langsung kepada kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa. Apalagi dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, terutama di bidang pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan IPTEK tersebut perlu penyesuaian-penyesuaian terutama yang berkaitan dengan faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktor itu adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari, dikuasai dan dipelajari guru, sehingga dapat menyampaikan materi pelajaran secara baik, berdaya guna, dan berhasil. Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Media memiliki banyak makna baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadian penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Media pembelajaran yang masih umum digunakan para guru sekarang-sekarang ini adalah media cetak. Media cetak mempunyai makna sebuah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur utama adalah tulisan (teks), gambar visualisasi atau keduanya. Media cetak ini bisa dibuat untuk membantu guru melakukan komunikasi interpersonal saat kegiatan belajar mengajar. Media ini juga bisa dijadikan sebagai bahan referensi (bahan bacaan) atau menjadi media instruksional atau mengkomunikasikan teknologi baru . Media cetak dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang mudah diterima.Mengingat begitu besarnya peran media cetak dalam proses belajar mengajar, makalah ini akan membahas khusus mengenai

media cetak sebagai media pembelajaran yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar yang berlangsung.

B.

Rumusan Masalah

1.

Apa pengertian dari media cetak?

2.

Bagaimana karakteristik pemilihan media pembelajaran dan karakteristik media cetak?

3.

Apa fungsi dari media cetak dalam pendidikan?

4.

Apa saja contoh dari media cetak?

5.

Apa saja kelemahan dan kelebihan media cetak sebagai media pembelajaran?

C.

Tujuan Penulisan

1.

Untuk mendeskripsikan pengertian dari media cetak.

2.

Untuk menjelaskan kriteria pemilihan media pembelajaran dan kharakteristik media cetak.

3.

Untuk menjelaskan fungsi dari media cetak dalam pendidikan.

4.

Untuk memberikan contoh-contoh dari media cetak.

5.

Untuk menyebutkan kelemahan dan kelebihan media cetak sebagai media pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

A. 1.

Media Cetak Sebagai Media Pembelajaran Pengertian media pembelajaran Menurut Gerlac dan El (1972) mengataan bawa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan. NEA ( Educations Association) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, diliat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar merngajar dapat mempengarui efektifitas program instruktional. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan menampung pikiran, perasaan dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Pada dasarnya suatu media pembelajaran itu sebagai suatu perantara untuk mencapai pembelajaran sesuai harapan dan keinginan.

2.

Pengertian media cetak Media cetak menurut Eric Barnow adalah segala barang yang dicetak yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik tertentu. Dengan demikian yang dimaksud media cetak meliputi surat kabar, majalah, serta segala macam barang cetakan yang ditujukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi. Media cetak mempunyai makna sebuah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur utama adalah tulisan (teks), gambar visualisasi atau keduanya. Media cetak ini bisa dibuat untuk membantu guru melakukan komunikasi interpersonal saat kegiatan belajar mengajar. Media cetak dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena media ini banyak menyimpan pesan tertulis yang mudah diterima.

3.

Kriteria pemilihan media

a.

Media yang dipilih yaitu yang selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b.

Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.

c.

kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.

d.

Kharakteristik media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.

e.

Media yang dipilih dapat menjelaskan apa yang akan disampaian kepada siswa secara tepat dan berasil.

4.

Kharakteristik media cetak

a.

Teks dibaca secara linear, sedangkan visual disajian secara parsial.

b.

Menampilkan komunikasi secara satu arah dan represeptif.

c.

Ditampilan secara statis atau diam.

d. e. f.

Pengembangan sangat tergantung pada prinsip-prinsip pembahasan dan persersi visual. Berorientasi atau berpusat pada siswa. Informasi dapat diorganisasi dan ditata lagi oleh pemakai.

B.

Fungsi Media Cetak

1.

Sebagai media informasi.

2.

Sebagai media pendidikan yang mencerdaskan.

3.

Meningkatkan intelektual kehidupan masyarakat.

4.

Media massa membantu kita dengan memberikan berbagai pilhan topik yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar pendidikan.

5.

menyimpan informasi dan ilmu pengetahuan secara permanen agar tidak mudah hilang dengan tampilan teks.

C.

Contoh Media Cetak

Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah;

1.

Buku teks pembelajaran Buku teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh para ahli atau pakar dalam bidangnya untuk menunjang program pengajaran yang telah digariskan oleh pemerintah. Merupakan buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan (sequence) dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu. Fungsi buku teks bagi guru adalah sebagai pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan penyajian bahan ajar, mengetahui teknik dan metode pengajaranya, memperoleh bahan ajar secara mudah dan menggunaknya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau diluar sekolah. Fungsi buku teks bagi siswa adalah sebagai sarana kepastian tentang apa yang ia pelajari, alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jauh ia telah menguasai materi pelajaran, alat belajar (di luar kelas buku teks berfungsi sebagai guru) di mana ia dapat menemukan petunjuk, teori, maupun konsep dan bahan-bahan latihan atau evaluasi (Krisanjaya 1997:86).

2.

Modul Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:

a)

petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru),

b)

kompetensi yang akan dicapai,

c)

content atau isi materi,

d)

informasi pendukung,

e)

latihan-latihan,

f)

petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK),

g)

evaluasi,

h)

balikan terhadap hasil evaluasi. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.

3.

Buku pengajaran terprogram Buku pengajaran terprogram yaitu paket program pengajaran individual, hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini disusun dalam topik-topik kecil untuk setiap bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/respons dari pertanyaan bingkai lain.

4.

LKS LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen dan demonstrasi. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa Depdiknas dalam panduan pelaksanaan materi pembelajaran SMP (2008:42-45) alternatif tujuan pengemasan materi dalam bentuk LKS adalah:

a)

LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis;

b)

LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan;

c)

LKS berfungsi sebagai penuntun belajar LKS berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika membaca buku;

d)

LKS berfungsi sebagai penguatan;

e)

LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

Manfaat LKS Lembar kegiatan siswa adalah dapat membantu guru dalam mengarahkan siswanya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja. Selain itu, LKS juga dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap alam sekitarnya. Akhirnya LKS juga memudahkan guru untuk melihat keberhasilan siswa dalam mencapai sasaran belajar.

5.

Majalah Majalah adalah jenis media yang terdiri dari sekumpulan kertas cetakan yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh tulisan tangan, namun oleh suatu mesin cetak. Majalah biasanya berisi berbagai macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari majalah yang bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik.

6.

Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.

7.

Poster Yaitu sajian bentuk grafis dari kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang dan mengikuti informasi atau himbuan yang dituliskan. Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang satu atau dua ide pokok.

8.

Foto/Gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedienmenggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes. Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut: a)

gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari,

b)

gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benarbenar mengerti, tidak salah pengertian,

c)

lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.

9.

Media komik Komik merupakan media yang mempunyai sifat yang sederhana, jelas, mudah dipahami. Berbentuk gambar dan teks yang sedikit, berbentuk percakapan. Oleh sebab itu komik dapat berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif.

10. Puzzle Puzzle di sini dalam bentuk gambar yang berisi edukasi. Dunia anak masih kental dengan suasana permainan. Dengan puzzle, seorang anak selain bermain juga dapat sambil belajar.

D.

Kelemahan dan Kelebihan Media Cetak sebagai Media Pembelajaran Media cetak memiliki kelebihan dan kekurangan untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan itu antara lain sebagai berikut.

1.

Kelebihan Kelebihan dari media pembelajaran, khususnya media cetak yang digunakan adalah sebagai berikut.

a.

Dapat dibaca berulang-ulang oleh pembaca.

b.

Dapat dibaca oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.

c.

Dapat dikumpulkan atau dibuat kliping.

d.

e.

Informasi didalamnya jelas dan mampu menejelaskan hal-hal yang kompleks ataupun bersifat investigatif, terkadang juga disertai gambar atau foto kejadian perkara. Harganya terjangakau untuk semua kalangan.

f.

Dapat memilih produk keluarannya, misalnya majalah, koran, dan sebagainya.

g.

Fleksibel, mudah dibawa kemana saja.

h.

Tidak memerlukan peralatan yang ribet.

i. j. k.

Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa. Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun sikap.

l.

Dapat digunaan kapan saja dan dimana saja.

m.

Penggunaan mudah, tidak bergantung pada peralatan lain.

2.

Kekurangan Media cetak yang digunakan untuk media pembelajaran mempunyai beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut:

1)

penyampaian informasinya lebih lambat dari media lain,

2)

foto dan gambar yang ada terbatas, tidak seperti di media lain,

3)

biaya produksinya mahal, jumlah barangnya terbatas,

4)

membutuhkan waktu yang lama untuk membaca semua berita sampai selesai,

5)

kurang bisa membantu daya ingat,

6)

apabila penyajiannya tidak menarik cepat membosankan para pembaca.

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 1.

Media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan menampung pikiran, perasaan dan kemauan sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Pada dasarnya suatu media pembelajaran itu sebagai suatu perantara untuk mencapai pembelajaran sesuai harapan dan keinginan.

2.

Kriteria pemilihan media diantaranya adalah selaras dan menunjang tujuan pembelajaran, sesuai materi, sesuai kondisi siswa, karakteristik media di sekolah, dan dapat menjelaskan kepada siswa secara tepat dan berhasil. Karakteristik media cetak diantaranya adalah teks dibaca secara linear, sedangkan visual disajikan secara parsial, komunikasi secara satu arah dan represeptif, statis atau diam, tergantung pada prinsip-prinsip pembahasan dan persepsi visual, berpusat pada siswa, informasi dapat diorganisasi dan ditata lagi oleh pemakai.

3.

Fungsi media cetak diantaranya adalah sebagai media informasi, media pendidikan yang mencerdaskan, meningkatkan intelektual kehidupan masyarakat, memberiberbagai pilihan topik dalam kegiatan belajar, menyimpan informasi dan ilmu pengetahuan secara permanen agar tidak mudah hilang dengan tampilan teks.

4.

Contoh media cetak yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah buku teks pembelajaran, modul, buku pengajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa), majalah, leaflet, poster, foto/gambar, komik, dan puzzle. Kelebihan media cetak sebagai media pembelajaran diantaranya adalah dapat dibaca berulang-ulang dimana saja, kapan saja, dapat dibuat kliping, informasi didalamnya jelas berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun sikap, dan penggunaannya mudah tidak bergantung pada peralatan lain. Kekurangannya penyampaian informasinya lebih lambat dari media lain, foto dan gambar yang ada terbatas, biaya produksinya mahal, jumlah barangnya terbatas, membutuhkan waktu yang lama untuk membaca semua berita sampai selesai, kurang bisa membantu daya ingat, apabila penyajiannya tidak menarik cepat membosankan para pembaca.

B.

Saran

Sebagai seorang pendidik, hendaknya dapat memanfaatkan media di sekitarnya sebagai media pembelajaran, termasuk media cetak. Pendidik hendaknya mampu mengembangkan media semenarik mungkin sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sekaligus menyenangkan hati siswa.

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Revolusi industri sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengetahuan sejak akhir abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat-alat yang dapat dipakai untuk pendidikan (Nasution, 1999: 101). Sangat untung bahwa sejak awal mula pendidikan senantiasa bersikap terbuka terhadap penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi. Hal ini mempunyai maksud bahwa sistem pendidikan yang tidak mau dan kurang bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi tersebut, maka system pendidikan tentu akan ketinggalan zaman. Sistem pendidikan tentu tidak lagi relevan dan integral dengan kemajuan yang telah diperoleh dunia. Upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan pengajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Salah satu upaya untuk peningkatan proses pembelajaran adalah penggunaan media secara efektif mempertinggi kualitas yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar (Hujair AH. Sanaky, 2009:1-2). Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut diatas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang siswalah subyek utama dalam proses belajar (Usman, 2004:21). Dalam sistem pendidikan modern fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan perlu dibantu dengan media pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini disebabkan karena pekerjaan guru adalah pekerjaan professional yang membutuhkan kemampuan dan kewenangan (Hamalik, 1989: 4). Kemampuan guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar, administrator dan pembina ilmu dapat dilihat dari sejauh manakah guru dapat menguasai metodologi media pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak didiknya. Untuk mengupayakan pendidikan yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya yang selanjutnya berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa (Andayani, 2004: 178). Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media pembelajaran.

Materi pelajaran dipenuhi dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi, namun apabila materi itu disajikan dengan cara yang kurang tepat, tidak mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak senang terhadap pelajaran dan bahkan juda terhadap gurunya (Depag RI, 2002: 100). Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik berarti guru pendidikan telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali dibutuhkembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial, pembentukan akhlak dan sebagainya (Rasyad, 1996: 59). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam pelajaran. Akhirnya media pembelajaran memang pantas digunakan oleh guru, bukan hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu lancarnya bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik. Padahal anak sebagai subyek pembelajar yang memiliki kekuatan psikopisik yang jika memperoleh sentuhan yang tepat akan mendorong murid berkembang dalam kapasitas yang mengagumkan. Untuk itu pendidik harus membangun kemampuan pada dirinya agar dapat mengubah gaya-gaya mengajar yang bersifat tradisional menjadi gaya mengajar modern, sehingga guru mengajar dengan luwes dan gembira. Dengan banyak cara yang tidak kalah pentingnya, dapat menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran sehingga guru mampu mengefektifitaskan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dengan melihat fenomena para pelaku pendidikan yang berada di lingkungan pendidikan, di sekolahsekolah dasar dan yang berada di wilayah pedesaan. Dalam mengemban tugas sehari-hari, selaku pendidik masih banyak dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan gayagaya atau model mengajar tradisional seperti “aku bicara, kalian mendengarkan” guru menerangkan, anak atau siswa disuruh diam, padahal diamnya anak belum tentu mereka senang dan paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena alat-alat yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi sudah sedemikian majunya, tidaklah pada tempatnya lagi jika penyampaian pesan-pesan pendidikan masih secara verbalitas atau dengan

kata-kata belaka. Pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia menggunakan semua alat yang ada untuk proses pembelajaran di sekolah menjadi efektif.

BAB II Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran 1.

Pengertian efektifitas Efektifitas berasal dari kata dasar efektif. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti mempunyai efek, pengaruh atau akibat. Maka efektifitas bisa diartikan seberapa tingkat besar keberhasilan yang dapat diraih (dicapai) dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut kamus ensiklopedia Indonesia ( 1989 ) efektifitas adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektifitas apabila usaha itu telah mencapai tujuannya. Adapun efektifitas menurut Pringgodogjo (1973: 29) adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu efektif apabila itu mencapai tujuannya. Secara ideal taraf efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang pasti. Lebih ditegaskan oleh Madya Kasihadi (1985: 54) bahwa efektifitas adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang direncanakan dapat tercapai, semakin banyak rencana yang dapat dicapai semakin efektif pada kegiatan tersebut. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan mengenai efektifitas penggunaan media pembelajaran adalah suatu usaha, sejauh mana usaha dalam pembelajaran dengan menggunakan alat bantu (media) dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan.

1. 2.

Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafal berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar dari pengirim kepada

penerima pesan . Geanlach dan Ely (1971) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses beljar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Batasa lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya akan diberikan berkat ini, AECT (Association Of Education and Communication Technology, 1977) memberikan batasa tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Heimich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran. Sejalan dengan batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Apabila kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunkasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara Gagne dan Briggs (1975) secara implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari, antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Di lain pihak National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-beentuk komunikasi baik terletak maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca. Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa inggris; art) dan logos (bahasa Indonesia; ilmu). Menurut Websten (1983:105) “art” adalah ketrampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman, study dan observasi. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pengajaran, maka teknologi mempunyai pengertian sebagai: perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu, Azhar Arsyad (2002: 3-5) Pengertian lain disebutkan bahwa pengertian media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Dapat dikatan bahwa bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Media dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajar mempelajari bahan pelajaran atau dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus yang dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara, visual dan gerakan. Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, diantaranya adalah Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan Associtiation Of Education and Communication Technology (AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. National Education Assocition (NEA) mengatakan bahwa “media” adalah bentuk-bentuk komunikasi bank cetak maupun audio-audio serta peralatannya. Gagne (1970) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs (1970) mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. Schramm mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan instrusional. Y. Miarso mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar. Maka secara umum media adalah “alat bantu” yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata instruksi. Kata instruksi mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengajaran, jika kata pengajaran

dalam konteks guru dan siswa di kelas (ruang) / formal maka pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri guru secara fisik. Dalam hal ini yang ditekankan adalah proses belajar mengajar dan adanya usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber agar terjadi proses belajar pada diri siswa (Sadiman, dkk, 1993: 7). Salah satu usaha dalam sumber-sumber belajar adalah dengan penggunaan media sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian lebih luas media pembelajran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap (Basyiruddin Usman, 2002: 127). Dari keseluruhan pengertian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa subtansi dari media pemebelajaran adalah : 1)

bentuk saluran yang digunakan menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada

penerima pesan atau pembelajar 2)

berbagai jenis komponen dalam lingkngan pembelajar yang dapt merangsang pembelajar untuk

belajar 3)

bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar

4)

bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak

maupun audio, visual dan audio visual. (Hujair Sanaky, 2009: 4).

1.

Tujuan Media Pembelajaran Dalam bukunya Hujair Sanaky (2009: 4) menyebutkan bahwa tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.

Mempermudah proses pembelajaran di kelas

2.

Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

3.

Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar,

4.

Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

5.

Fungsi Media Pembelajaran Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar menurut Nana Sudjana (1998: 99-100).

1.

Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2.

Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang guru.

3.

Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan pelajaran.

4.

Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.

5.

Di utamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disamapaikan oleh guru.

6.

Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar mengajar. Menurut Kemp dan Dayton (1985: 28) dalam Azhar Arsyad (1996: 20-21), ada tiga fungsi utama media pembelajaran adalah untuk:

1.

Memotivasi minat atau tindakan untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa.

2.

Menyajikan informasi isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula bebrbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidak setujuan mereka secara mental atau terbatas pada perasaan tidak kurang senang, netral atau senang.

3.

Memberi intruksi; Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Adapun dalam buku Hujair sanaky (2009: 6-7) menyebut media pembelajaran untuk merangsang siswa dalam belajar dengan cara:

1.

Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek langkah.

2.

Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya.

3.

Membuat konsep abstrak ke konsep konkrit.

4.

Memberi kesamaan persepsi.

5.

Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak.

6.

Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan

7.

Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai dan menarik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selain fungsi di atas, Livie dan Lentz (1982) dalam buku Hujair Sanaky (2009: 7) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Masing-masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.

Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2.

Fungsi afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.

3.

Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4.

Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks, membantu yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.

5.

Manfaat media pembelajaran Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.

Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2.

Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

3.

Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lesan pengajar, pembelajar tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

4.

Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Selain itu manfaat media pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar adalah sebagai berikut:

1.

Manfaat media pembelajaran bagi pengajar yaitu:

1.

Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan

2.

Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik.

3.

Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik.

4.

Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.

5.

Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran.

6.

Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan

7.

Meningkatkan kualitas pelajaran.

8.

Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar adalah

1.

Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.

2.

Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar

3.

Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar.

4.

Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar.

5.

Merangsang pembelajar untuk berfokus dan beranalisis.

6.

Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan

7.

Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran (Hujair Sanaky, 2009: 5).

Menurut Encylopedia of educational research dalam bukunya Oemar Hamalik (1989: 15) menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah 1.

Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi “verbalisme”.

2.

Memperbesar perhatian para siswa.

3.

Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4.

Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.

5.

Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup.

6.

Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7.

Memberikan pengalaman-penglaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Kemp dan Dayton (Depdiknas, 2003: 15-17) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1.

Penyampaian materi dapat diseragamkan Setiap guru mungkin punya penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam.

2.

Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melebihi suara, gambar, gerak dan warna baik secara alami maupun manipulasi.

3.

Proses pembelajaran lebih interaktif. Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakaukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran.

4.

Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Guru sering menghasilkan banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan maka visual secara verbal akan teratasi.

5.

Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media membuat proses pembelajaran lebih efisien, selain itu juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh sehingga pemahaman siswa pasti akan lebih baik.

6.

Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa. Kapanpun dan dimanapun tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.

7.

Media dapat menumbuhkan setiap siswa terhadap materi dan proses belajar. Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendororng siswa mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan, kebiasaan itu akan menanamkan sikap pada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.

8.

Menambah peran guru menjadi lebih positif dan produktif. Dengan memanfaatkan media secara baik, guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa, ia dapat berbagi peran dengan media sehingga akan mudah baginya dalam memberi perhatian dalam aspek-aspek edukatif lainnya seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan dan memotivasi belajar siswa.

Menurut Kemp dan Dayton (1985: 3-5) dalam Azhar Arsyad (2002: 22-25) manfaat media pembelajaran adalah: 1.

Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media, menerima pesan yang sama.

2.

Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berfikir yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memilki aspek motivasi dan meningkatkan minat.

3.

Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.

4.

Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5.

Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemenelemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.

6.

Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pengajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

7.

Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8.

Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat kurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa. Sudjana dan Rivai (1992: 2) mengemukakan manfaat media pengajran dan proses belajar siswa yaitu:

1.

Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2.

Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.

3.

Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4.

Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan dan lain-lain. Secara umum kegunaan media dalam proses pembelajaran, adalah sebagai berikut:

1.

Memperjelas sajian pesan dan tidak terlalu bersifat verbalistik dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan belaka.

2.

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya: 1)

Obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film dan model.

2)

Obyek yang kecil dapat dibantu dengan projector micro, film bingkai, film dan gambar.

3)

Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film,

video, film bingkai, foto, maupun verbal. 4)

Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-

lain. 5)

Konsep yang terlalu luas, seperti gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain dapat

divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain. 1.

Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat di atasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: 1)

menimbulkan kegairahan belajar,

2)

memungkinkan interaksi langsung antara pembelajar dengan lingkungan kenyataan, dan

3)

memungkinkan pembelajar dapat belajar sendiri menurut

kemampuan dan minatnya. 1.

Dengan sifat yang unik pada masing-masing pembelajar ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda antara pengajar dan pembelajar, sedangkan kurikulum dan materi pengajaran ditentukan sama untuk semua pembelajar, maka pengajar akan mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus ditangani sendiri. Pengajar dapat mengatasi hal-hal tersebut dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu: 1)

kemampuan pengajar memberikan perangsang yang sama,

2)

kemampuan pengajar dalam mempersamakan pengalaman, dan

3)

kemampuan pengajar untuk menimbulkan persepsi yang sama.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah: 1)

lebih menarik perhatian,

2)

menumbuhkan motivasi belajar,

3)

bahan pengajaran lebih terstruktur, logis dan jelas,

4)

metode pembelajaran dapat bervariasi, dan

5)

pembelajar banyak melakukan kegiatan belajar.

Selain itu menurut Oemar Hamalik (1989: 17-18) terdapat sejumlah nilai praktis dari media pembelajaran sebagai berikut: a)

Media melampaui batas pengalaman pribadi siswa. Biasanya kesempatan untuk memperoleh

pengalaman dibatasi oleh faktor perorangan, dengan menggunakan media akan memudahkan guru dalam mengatasi jurang perbedaan dari pengalaman yang dimiliki siswa. b)

Media melampaui batas-batas ruangan kelas. Banyak hal yang tak mungkin dialami dalam kelas

disebabkan berbagai faktor. c)

Media memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya. Dengan

menggunakan media, siswa dibawa ke kontak langsung dengan gejala kehidupan yang sesungguhny, missal menggunakan rekaman, eksperimen, karya wisata dan sebagainya. d)

Media memberikan uniformitas atau kesamaan dalam pengamatan. Pengangamatan siswa

terhadap sesuatu biasanya berbeda-beda, melalui media akan membantu guru dalam memberikan persepsi yang sama kepada siswa terhadap suatu benda atau peristiwa tertentu. e)

Media akan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti.

f)

Media membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru. Melalui media siswa akan

memperoleh pengalaman yang lebih luas dan lebib kaya, sehingga persepsinya akan semakin tajam dan pengertiannya menjadi lebih tepat.

g)

Media membangkitkan motivasi dan perangsang keingingan belajar. Media akan memberikan

pengaruh pengaruh psikologis terhadap siswa. Periode orientasi pengajaran akan berlangsung lebih efektif apabila guru menggunakan media pembelajaran. h)

Media akan memberikan pengalaman yang menyeluruh, pengalaman-pengalaman yang kongkrit

lama kelamaan akan terinteraksi menjadi pengertian atau kesimpulan abstrak. Dari uraian tersebut bahwa media memiliki manfaat yang sangat besar terhadap para siswa. Dari uraian dan pendapat beberapa ahli diatas, dapatlah disimpulkan babarapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran sebagai berikut: a)

Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b)

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri. c)

Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

d)

Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-

peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya. Misalnya dengan karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. 1.

Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media, maka ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu :

1.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif afektif dan psikomotor.

2.

Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.

3.

Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia, waktu, dana atau sumber dana lainnya, untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu yang lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh atau mudah dibuat sendiri oleh guru.

4.

Guru terampil menggunakannya . Ini merupakan salah satu kriteria. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.

5.

Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan, ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang maupun kelompok kecil atau perorangan.

6.

Mutu teknis Pengembangan visual baik gambar atau fotograf harus memenuhi persyaratan tehnis tertentu, misalnya visual pada slite harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. AzharArsyad (2002: 72-74). Selain dari pendapat diatas, dalam bukunya Hujair Sanaky (2009: 5-6) menyebutkan bahwa dalam menentukan pilihan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dikelas. Pertimbangan media akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, harus sesuai dengan: 1)

tujuan pengajaran

2)

bahan pelajaran

3)

metode mengajar

4)

tersedia alat yang dibutuhkan

5)

pribadi pengajar

6)

minat dan kemampuan pembelajar dan

7)

situasi pengajaran yang sedang berlangsung

Dengan demikian keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode dan kondisi pembelajar harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran, sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbal balik dengan empat aspek tersebut. 1.

Klasifikasi media pembelajaran

Media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja. Melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan tingkah laku pengajar. Maka media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut: 1.

Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan).

2.

Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini yaitu: 1)

media proyeksi (overhead projector, slide, film dan LCD)

2)

media non-proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan planel, komik, bagan,

diagram, gambar, grafik, dan lainlain) dan 3)

benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta,

globe, pameran,dan museum sekolah. 1.

Media yang menggunakan teknik atau masimal, yaitu, slide, film strif, film rekaman, radio, televise, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas otinstruktif, ruang kelas otomatis, system interkomunikasi, komputer, internet.

2.

Kumpulan benda-benda (material collections), yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencarian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lainlain.

3.

Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar member contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain. Media pembelajaran dalam bentuk ini, sangat tergantung pada inistif dan kreasi pengajar dan jenis media seperti ini, hanya dapat dilihat dan ditirukan oleh pembelajar. Seorang pengajar harus berusaha memberikan contoh yang baik kepada pembelajar baik ketika dalam proses pembelajaran di kelas, maupun di luar kelas, maupun di luar lingkungan sekolah. Sebab perbuatan dan tingkah laku pengajar di dalam kelas maupun di luar kelas akan menjadi contoh bagi pembelajar dan dianut. Dengan demikian media pembelajaran dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alatalat audio visual yang digunakan saja, tetapi sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar itu sendiri. Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya. Maka, untuk menggunakan suatu media pembelajaran secara baik, efektif dan efisiien dalam proses pembelajaran diperlukan kemampuan, pengetahuan dalam memilih, menggunakan dan kemampuan untuk mendesain serta membuat suatu media pembelajaran tersebut.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan media dengan tujuan pembelajaran, metode, materi pembelajaran, kondisi pembelajar. Selain itu, pengembangan dan penggunaan media pembelajaran, sangat tergantung pada kreasi dan inisiatif pengajar itu sendiri. Sebab, kemampuan, kreasi dan inisiatif pengajar dalam mendesain, membuat dan mengembangkan media pembelajaran merupakan hal yang mutlak dan tidak boleh diabaikan. Beberapa klasifikasi media yang dikemukakan para ahli, di antaranya Edgar Dale dan Rudy Bretz, sebagai berikut: 1.

Kerucut Pengalaman Edgar Dale Edgar Dale, menggambarkan tingkat pengalaman dan alat-alat yang diperlukan untuk memperoleh pengalaman. Menurut Edgar Dale, pengalaman berlangsung dari tingkat yang konkret naik menuju ke tingkat yang lebih abstrak. Pada tingkat yang konkret, seseorang dapat belajar dari kenyataan atau pengalaman langsung yang bertujuan dalam kehidupan kita. Kemudian meningkat ke tingkat yang lebih atas menuju ke puncak kerucut, dalam tingkat yang abstrak bentuk simbol-simbol. Pembagian tingkatan-tingkatan itu, sematamata membantu melihat pengalaman belajar. Kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale, (lihat gambar dengan pola berpikir dari konkret sampai abstrak). Penjelasan kerucut tersebut, sebagai berikut: 1)

Pengalaman langsung dan bertujuan, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan jalan hubungan

langsung dengan benda-benda, kejadian dan pembelajar bekerja sendiri, mengalami sendiri, memecahkan masalah sendiri. Semua yang dilakukan berdasarkan pada tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. 2)

Pengalaman tiruan yang diatur, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui benda-benda atau

kejadian tiruan dari yang sebenarnya atau penciptaan kembali benda-benda tersebut. Alasan penciptaan, karena: (a) mungkin sulit didapatkan, (b) terlalu kecil atau terlalu besar, dan (c) tempatnya terlalu jauh. Faedah dari usaha penciptaan kembali benda-benda tersebut, adalah: (a)

memberi kesan yang mendalam,

(b) memberi arti yang sebenarnya, (c)

memberi pengertian, dan

(d)

menghilangkan verbalisme.

Contoh: Model : benda buatan dalam ukuran kecil

Mock-up : benda sebenarnya, bagian tertentu dihilangkan Objek : benda yang sebenarnya Specimen : bagian dari benda sebenarnya. Misalnya, bagian depan mobil, komplit, dll. 3)

Pengalaman dramatisasi, yaitu penyajian dalam bentuk drama, dari berbagai gerakan sampai ke

permainan yang lengkap dengan pakaian dan dekorasi. Manfaatnya: a)

banyak menarik perhatian,

b)

para pelaku menyelami watak yang diperankan,

c)

mempunyai nilai penyembuh,

d)

melatih kerjasama, dan

e)

melatih penguasaan bahasa, sikap, suara, mimic dan gaya

meliputi: (1)

The Play, dilakukan di panggung atau seolah-olah di panggung

(2)

The Pageant, pertunjukkan sejarah berdasarkan sejarah setempat dan dilakukan di alam terbuka.

(3)

Pantomin, sandiwara bisu, hasilnya tergantung pada gaya sang pelaku.

(4)

Tablo, permainan yang merupakan skenario yang terdiri dari orang-orang beserta dekorasinya

dan tidak ada gerakan atau suara. 4)

Demontrasi, yaitu percontohan atau pertunjukkan cara membuat atau cara melayani suatu

proses. Misalnya, percontohan memandikan jenazah, wudhu, shalat, dan lain-lain. Dalam proses pembelajaran, demontrasi juga memerlukan alat-alat, bahasa yang sederhana, persiapan yang baik, waktu yang cukup, tempat yang memadai dan minat dari pemirsa. 5)

Karyawisata, yaitu membawa pembelajar ke obyek luar dengan maksud memperkaya dan

memperluas pengalaman pembelajar. Kegiatan yang dilakukan pembelajar dalam karyawisata adalah: a)

embelajar aktif melakukan observasi,

b)

tanya-jawab,

c)

mencatat, dan

d)

membuat laporan.

6)

Pameran, tujuannya, untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan pembelajar, perkembangan dan

kemajuan sekolah kepada warga sekolah dan masyarakat pada umumnya. 7)

Televisi, yaitu suatu media untuk menyampaikan pesan pendidikan dan pengajaran kepada anak-

anak dan masyarakat. Program televisi pendidikan dinilai selain menarik minat yang lebih besar dan juga memberikan informasi yang autentik. 8)

Gambar hidup (film), yaitu rangkaian gambar yang dapat diproyeksikan ke layar dengan

kecepatan tertentu. Rangkaian suatu gambar dan suara yang menampilkan cerita dan gambar yang mudah dipahami. 9)

Radio, yaitu dengan siaran radio dapat disampaikan pengajaran secara efektif, dan akan

menambah pengalaman, pengetahuan, dan menimbulkan motivasi belajar. Programnya berupa cerita, ceramah, wawancara, sandiwara, dan sebagainya. 10) Gambar, yaitu segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi dan sebagai curahan perasaan dan pikiran. Lukisan, dapat berbentuk ilustrasi, karikatur, kartun, poster, gambar seri, slide dan filmstrip. 11) Lambang visual, yaitu gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan, misalnya: a)

sketsa, yaitu hasil lukisan yang bentuknya belum lengkap atau tidak lengkap,

b)

bagan, yaitu kombinasi garis atau tulisan dengan gambarnya yang dijelmakan secara logis untuk

menerangkan fakta dan ide, c)

grafik, yaitu gambit memberi keterangan tentang angka-angka dan hubungannya,

d)

poster gambar, berfungsi sebagai pemberitahuan atau peringatan dan hubungannya,

e)

komok, yaitu gambar gambar atau lukisan bersambung yang merupakan cerita,

f)

kartun gambar, digunakan untuk menghibur, mengkritik, dan menganjurkan,

g)

diagram, yaitu kombinasi antara garis dan gambar yang menunjukkan hibungan intern dan

bersifat abstrak, h)

peta gambar, melukiskan lambang keadaan yang sebenarnya.

12) Lambang kata (verbal). Yaitu lambang kata dapat dijumpai dalam buku dan bahan-bahan bacaan lainnya, seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain. 1.

Jenis-jenis media pembelajaran Beberapa jenis media yang sering digunakan, yaitu:

1.

Media cetak Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal dan majalah ilmiah. Buku adalah media yang bersifat fleksibel (luwes) dan biaya pengadaannya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pengadaan media lain. Penggunaan media cetak dalam proses pembelajaran dapat dikombinasikan sebagai informasi utama atau bahkan suplemen informasi terhadap penggunaan media lain.

1.

Media pameran Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesungguhnya (realia) atau benda reproduksi atau tiruan dari bendabenda asli. Media yang dapat diklasifikasikan ke dalam jenis media pameran yaitu poster, grafis (graphic materials), realia, dan model. 1)

Realia, benda nyata yang dapat dihadirkan di ruang kuliah untuk keperluan proses pembelajaran.

Pengajar dapat menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem misalnya peralatan laboratorium. 2)

Model, benda tiruan yang digunakan untuk mempresentasikan realitas. Model mesin atau benda

tertentu dapat digunakan untuk menggantikan mesin riel. 1.

Media yang diproyeksikan Media yang diproyeksikan juga memiliki bentuk fisik yang bervariasi, yaitu overhead transparansi, slide suara, dan film strip. Over head transparansi dapat dianggap sebagai projected medium yang paling banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Sampai saat ini media slide suara, dan film strip sudah tidak digunakan lagi untuk keperluan pembelajaran.

1.

Rekaman radio

Rekaman radio adalah jenis medium yang sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa asing, al-Qur’an dan latihan-latihan yang bersifat verbal. Pembelajaran tentang cara pengucapan (pronounciation) dan ketrampilan mendengar (listening skill) akan sangat efektif jika menggunakan media ini. Media audi yang disiarkan sebagai program radio telah lama digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di seluruh dunia. 1.

Video dan VCD Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dapat ditayangkan melalui media video dan video compact disk (VCD). Sama seperti media audio, program video yang disiarkan (broadcasted) sering digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian materi pembelajaran. Video dan televisi mampu menayangkan proses pembelajaran secara realistik. Video dan televise mampu menayangkan proses pembelajaran secara realistik. Video memiliki beberapa features yang sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu feature tersebut adalah slow motion di mana gerakan obyek atau peristiwa tertentu yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar mudah dipelajari oleh mahasiswa. Slow motion, kemampuan teknis untuk memperlambat proses atau peristiwa yang berlangsung cepat. Video dan VCD dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari obyek dan mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu.

1.

Komputer Komputer bukan lagi sesuatu yang baru, karena komputer telah banyak digunakan baik oleh pengajar, pembelajar, perkantoran, lembagalembaga latihan kerja, warnet, maupun masyarakat pada umumnya. Sebagai media pembelajran, komputer mampu membuat proses belajar menjadi interaktif.

BAB III KESIMPULAN Efektifitas berasal dari kata dasar efektif. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti mempunyai efek, pengaruh atau akibat. Maka efektifitas bisa diartikan seberapa tingkat besar keberhasilan yang dapat diraih (dicapai) dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara hafal berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar dari pengirim kepada penerima pesan . Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian lebih luas media pembelajran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Efektifitas penggunaan media pembelajaran adalah suatu usaha, sejauh mana usaha dalam pembelajaran dengan menggunakan alat bantu (media) dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004, Normatif. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2003. Media pembelajaran. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Gulo,W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pt. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hamalik, Oemar.1989. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti Madyo, Eko Susilo dan Kasihadi. 1985. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar Offset. Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Renika Cipta Muhammad Zain, Sutan.1996. Kamus Umum Bahasa Indonesi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Nasution. 1999. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Budi Aksara. Pringgodigjo.1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Yayasan Kanisius Purwanto, Ngalim.1987. Pendidikan Toritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rosyad, Amirudin dan Darhim. 1996. Media Pengajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Sadiman, Arief S dkk.1993. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Shaleh, ABD Rachman.1976. Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar. Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum 1975. Jakarta: Bulan Bintang. Sudjana, Nana dan Ahmad Rival. 1998. Media Pengajaran Bandung: CV. Sinar.

Tim Redaksi Fokusmedia. 2006. Himpunan Peraturan Perundangundangan tentang Sitem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia. Usman, Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra Utama. http://adfal86.blogspot.com/2011/11/skripsiefektifitas-penggunaan-media.html :

skripsi EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN KRAPYAK 2 NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN

Related Documents


More Documents from "Icha Haerisa"