Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan “ Tekanan darah yang naik tiba-tiba pada usia kehamilan 20 minggu bisa jadi petunjuk awal adanya preeklamsia-eklamsia. Kalau tidak cepat ditangani bisa membayangkan jiwa sang ibu dan bayi” Pre eklamsia dan eklamsia merupakan faktor penyulit dalam proses persalinan. Pre eklamsia dan eklamsia sendiri merupakan satu kesatuan yang disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas apayang menjadi penyebab sebenarnya. Tingginya angka pre eklamsia merupakan faktor utama penyebab timbulnya eklamsia yang dapat mengancam hidup ibu bersalin. Tingginya angka kematian ibu bersalin sebagai akibat perkembangan dari pree eklamsia yang tidak terkontrol dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian. Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3-5 % merupakan kasus preeklamsia dan eklamsia (Manuaba, 1998). Dari kasus tersebut 6% terjadi pada semua proses persalinan, 12 5 terjadi pada primigravida. Masih tingginya angka kejadian ini masih dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum. Dengan pengaruh eklamsia yang keras terhadap tingginya angka kematian bulin, maka sudah selayaknya dilakukan untuk mencegah dan menangani kasuskasus pre eklamsia. Perawatan pada bulin dengan pre eklamsia merupakan salah satu usaha nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasikomplikasi sebagai akibat lanjut dari eklamsia tersebut.
B. Tujuan (Umum & Khusus) a. Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi.
Mengetahi cara pembuatan asuhan keperawatan klien Ibu Hamil dengan Hipertensi.
b. Tujuan Khusus :
Mengetahui apa yang dimaksud dengan Askep Ibu Hamil Dengan Hipertensi
Untuk mengetahui bagaimana proses tindakannya Askep dan bagaimana penatalaksanaan.
C. Manfaat 1. Penulis semakin terlatih dalam membuat makalah dan asuhan keperawatan. 2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang penyakit Hipertensi pada Ibu Hamil. 3. Dapat menambah referensi bagi pembaca tentang tentang konsep penyakit dan askep pada klien Ibu Hamil Dengan Hipertensi.
BAB II KONSEP TEORI
A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal Hipertensi adalah keadaan dengan tekanan diastolic minimal 90 mmHg atau tekanan systolic 140 mmHg atau kenaikan tekanan diastolic minimal 30 mmHg atau kenaikan tekanan systolic 15 mmHg (Gery, 1995). Hipertensi adalah merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau kenaikan tekanan diastolic sebesar 15 mmHg diatas nilai tekanan darah dasar ibu (Bobak, 2004). Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan systolic dan diastolic sampai mencapai atau melebihi 140/90 mmHg (Bobak, 2004). Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolong parah/berbahaya. Seorang ibu hamil dengan tekanan
darah
tinggi
bisa
mengalami
Preeclampsia/
eklamsia
dimasa
kehamilannya itu. 1. Pree-Eklamsia Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia (www.nurses-recruitment.blogspot.com) Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. (Sarwono, 2005) Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansyur, 2000)
2. Eklamsia Eklamsia adalah suatu penyakit yang pada umumnya terjadi pada wanita hamil atau nifas dengan tanda-tanda pre eklamsia. (sarwono, 2005) Eklamsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan pre eklamsia yang tidak dapt disebabkan oleh hal lain. (Cunningham, 2005) Eklamsia adalah pre eklamsia tang disertai kejang-kejang, kelainan akut pada ibu hamil. (Maimunah, 2005) Eklampsia adalah pre eklampsia yang mengalami komplikasi kejang tonik klonik yang bersifat umum. Koma yang fatal tanpa disertai kejang pada penderita pre eklampsia juga disebut eklampsia. Namun kita harus membatasi definisi diagnosis tersebut pada wanita yang mengalami kejang dan kematian pada kasus tanpa kejang yang berhubungan dengan pre eklampsia berat. Mattar dan Sibai (2000) melaporkan komplikasi – komplikasi yang terjadi pada kasus persalinan dengan eklampsia antara tahun 1978 – 1998 di sebuah rumah sakit di Memphis, adalah solutio plasentae (10 %), defisit neurologis (7 %), pneumonia aspirasi
(7 %), edema pulmo (5 %), cardiac arrest (4 %),
acute renal failure (4 %) dan kematian maternal (1 %) B. Etiologi Pada dasarnya penyebabnya belum jelas diketahui Factor resiko yang terkait dengan perkembangan hipertensi pada ibu hamil :
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Congenital
Kehamilan dengan Janin Besar
Obesitas
Apa yang menjadi penyebab preeclampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebabmusabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut: 1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa. 2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan. 3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. 4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya. 5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma. Penyebab PIH tidak diketahui; namun demikian, penelitian terakhir menemukan suatu organisme yang disebut hydatoxi lualba.
C. Klasifikasi Klasifikasi yang banyak dipakai di luar negri maupun di Indonesia antara lain :
Hipertensi kronis
Preeklamasi dan eklamasi
Hipertensi transian
D. Patofisiologi Secara fisiologis wanita hamil mengalami perubahan pada system kardiovaskuler yaitu pada kehamilan trimester dua terjadi penurunan tekanan sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan diastolic 10 mmHg dan normal kembali pada trimester 3. Tekanan darah juga meningkat 4-5 hari setelah persalinan, ratarata 6 mmHg untuk sistolik dan 4 mmHg untuk diastolic. Kehamilan 8 minggu dan puncak 20-30 minggu, terjadi pertahnan perier bawah pada usia trimester pertama. Volume darah meningkat sebesar 40%, terjadi peningkatan aktivitas system rennin angiotensis.
E. Manifestasi Klinis 1. Hipertensi Kronik a. Menderita hipertensi sebelum hamil atau usia kehamilan sebelum 20 minggu. b. Tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. c. Tidak ada proteinuria. d. Kadar asam urat serum normal 2. Preeklamsi dan Eklamasi a. Preeklamasi Tanda dan gejala : 1. Usia kehamilan lebih 20 minggu 2. Proteinuria lebih 0,3 g/L dalam air kencing 24 jam. 3. Proteinuria melebihi 1 g/l dalam 2X pengambilan urin dengan kateter dalm jarak waktu 6 jam. 4. Edema, pittin daerah pretibia, dinding abdomen, lumbo sacral, wajah dan tangan setelah tirah baring. 5. Kenaikan BB yang melebihi 500 gr/minggu, 2000 gr /bulan atau 13 gr / seluruh umur kehamilan. Pre eklamsia ditandai dengan gejala trias hipertemsi, edema, dan proteinuria. Pada pre eklamsia ringan tidak dijumpai gejala-gejala obyektif. Tanda dan gejala pre eklamsia yang disusun dengan serangan kejang menandakan adanya eklamsia. Kejang dalam eklamsia ada 4 tingkat, meliputi : 1. Tingkat awal atau aura (invasi) Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dang tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri. 2. Stadium kejang tonik Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku atngan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti,
muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kirakira 20-30 detik. 3. Stadium kejang klonik Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot,muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur. 4. Stadium koma Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998 : 275) Pada masa preeklamasi dikatakan berat apabila : 1. Tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolic 110 mmHg atau lebih 2. Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam. 3. Oliguria, air kencing 400 ml/kurang dalm 24 jam. 4. Keluhan
serebral,
gagguan
penglihatan/
nyeri
didaerah
epigastrium. 5. Edema paru atau sisnosis. Pada pre eklamsia berat disertai juga dengan gejala-gejala yang subyektif, seperti sakit kepala pada daerah frontal, skotoma, diplopia pengelihatan kabur, nyeri didaerah epigastrium, mual dan muntah, kegelisahan atau hiperfleksi. b. Eklamasi Gejalanya sama dengan pre eklamasi ditambah dengan adanya kejang atau konvulsi atau koma. Konvulsi dapat muncul didahului gagguan neurologis konvulsi terjadi efek serebral berat pre eklamasi. Gambaran Klinis Eklampsia Seluruh kejang eklampsia didahului dengan pre eklampsia. Eklampsia digolongkan menjadi kasus antepartum, intrapartum atau postpartum tergantung saat kejadiannya sebelum persalinan, pada saat
persalinan atau sesudah persalinan. Tanpa memandang waktu dari onset kejang, gerakan kejang biasanya dimulai dari daerah mulut sebagai bentuk kejang di daerah wajah. Beberapa saat kemudian seluruh tubuh menjadi kaku karena kontraksi otot yang menyeluruh, fase ini dapat berlangsung 10 sampai 15 detik. Pada saat yang bersamaan rahang akan terbuka dan tertutup dengan keras, demikian juga hal ini akan terjadi pada kelopak mata, otot – otot wajah yang lain dan akhirnya seluruh otot mengalami kontraksi dan relaksasi secara bergantian dalam waktu yang cepat. Keadaan ini kadang – kadang begitu hebatnya sehingga dapat mengakibatkan penderita terlempar dari tempat tidurnya, bila tidak dijaga. Lidah penderita dapat tergigit oleh karena kejang otot – otot rahang. Fase ini dapat berlangsung sampai 1 menit, kemudian secara berangsur kontraksi otot menjadi semakin lemah dan jarang dan pada akhirnya penderita tidak bergerak. Setelah kejang diafragma menjadi kaku dan pernafasan berhenti. Selama beberapa detik penderita sepertinya meninggal karena henti nafas, namun kemudian penderita bernafas panjang, dalam dan selanjutnya pernafasan kembali normal. Apabila tidak ditangani dengan baik, kejang pertama ini akan diikuti dengan kejang – kejang berikutnya yang bervariasi dari kejang yang ringan sampai kejang yang berkelanjutan yang disebut status epileptikus. Setelah kejang berhenti penderita mengalami koma selama beberapa saat. Lamanya koma setelah kejang eklampsia bervariasi. Apabila kejang yang terjadi jarang, penderita biasanya segera pulih kesadarannya segera setelah kejang. Namun pada kasus – kasus yang berat, keadaan koma berlangsung lama, bahkan penderita dapat mengalami kematian tanpa sempat pulih kesadarannya. Pada kasus yang jarang, kejang yang terjadi hanya sekali namun dapat diikuti dengan koma yang lama bahkan kematian. Frekuensi pernafasan biasanya meningkat setelah kejang eklampsia dan dapat mencapai 50 kali/menit. Hal ini dapat menyebabkan hiperkarbia
sampai asidosis laktat, tergantung derajat hipoksianya. Pada kasus yang berat dapat ditemukan sianosis. Demam tinggi merupakan keadaan yang jarang terjadi, apabila hal tersebut terjadi maka penyebabnya adalah perdarahan pada susunan saraf pusat. 5. Hipertensi transian Terjadi pada masa kehamilan dalam waktu 24 jam pertama sesudah melahirkan tanpa disertai gejala preeklamasi dan hipertensi kronis, hilang setelah 10 hari pasca persalinan.
F.
WOC Kehamilan dgn janin besar
Kbtuhn suplai drh dr jantung untuk jnin tdk mncukupi dr btas normal
Obat2an (kortikosteroid), obat hormone (Pil KB)
Congenital (Obesitas)
Konsumsi yg >> akn mMpengaruhi Ginjal
Lemak tubh >>, meyebbkn pnyempitn P.darah
Dpat mrusak penyaringn pd ginjal
aliran darh trgaggu
Rusakny glomerulus di ginjal – Aliran Darah dr ginjal tergnggu
MK : Kelebin Volume cairan
mMpngaruhi krja jntung
Tekanan darh mningkt (140/90)
Kehamiln < 20 minggu
Kehamilan >20 minggu
Hipertensi Kronis Kejang (-)
Kejang (+)
Preeklamsia
Eklamsia
Vasospasme pmblh, darah
Perubahan pengisisan darah dr ventrikel kiri
Penurunan CO
Penurunan suplai darah dan O2
MK : Gg. Perfusi jaringan perifer
Penurunn suplai darh dan O2
G.I Tractus
Jantung
Plasenta
Ektermitas
Otak
Hipoksia duodenal
Iscemik, chest pain
Kekurangan nutirisi
Penurunan kerja otot
Hipoksia
Mukosa lambung meningkt
Infark
Cepat lelah, lemah
Penurunan ion H
Iritasi lambung
Solosio plasenta
Kematian janin
nekrosis
Pusing MK : Resti Berduka
MK : Gg. Nutrisi > kebthn Tubh
MK : Gg. Pemenuhan ADL
MK : Resti Gawat Janin MK : Intoleransi aktivitas, Gg.
MK : Gg. Rasa Nyaman (yeri)
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan tekanan darah meningkat
USG
Hitung darah tepi lengkap, trombosit, eritrosit serum, ureum, protein, retinin dan asam urat.
Tes fungsi hati
Tes fungsi ginjal
H. Penatalaksanaan
Anjurkan melakukan latihan isotonic dengan cakup istirahat baring.
Hindari konsumsi garam yang nerlebihan
Hindari kafein, merokok dan alcohol.
Diet makanan yang sehat dan seimbang
Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
Pemeriksaan aktifitas fisik.
Kolaborasi pembrian anti hipertensi.
I. Komplikasi
Solosio plansenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru
Nekrosis hati
Kelainan Ginjal
Gagal Jantung
Prematuritas.
Kematian janin.
J. KONSEP ASKEP TEORITIS A. PENGKJIAN a. Biodata Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, dll. b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedem, pusing, nyeri epigastrum, mual muntah, penglihatan kabur
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM.
Riwayat keluarga : apakah ada sebelumnya keluarga yang menderita hipertensi.
c. Pola/ Fungsi Kesehatan (Gordon) a. Sirkulasi Peningkatan tekanan darah meenetap melebihi nilai dasar setelah 20 minggu kehamilan, riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin menurun, dapat mengalami memar spontan. b. Eliminasi Fungsi ginjal menurun c. Makanan dan cairan Mual, muntah Penambahan BB (0,9072 Kg) atau lebih dalam 1 minggu. Malnutrisi d. Keamanan Ketidaksesuaian rh mungkin ada. e. Seksualitas Primigravida, gestasi multiple, hidramnio, molahidatidosa hidrop vetalis. Gerakan bayi mungkin berkuran Tanda-tanda aborsi plasenta mungkin ada.
f. Penyuluhan Remaja (umur dibawah 15 tahun dan primigravida lansia usia diatas 35 tahun beresikootinggi). Riwayat hipertensi karena kehamilan. g. Neurosensori Pusing, sakit kepala frontal, diplopia, penglihatan kabur, hiperrefleksia kacau mental tonik, kehilangan kesadaran, pemeeriksaan funduskkopi dapat menunjukan edema dan. h. Kardiovaskuler Vasospasme vaskuler/pembuluh darah i. Nyeri/ketidaknyamanan Nyeri epigastrik j. Pernapasan Pernapasan mungkin kurang dari 14X/menit, k. Pola nutria : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan. l. Psikososial spiritual : emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.
B. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam waktu 24 jam 2. Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema 3. Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress 4. Perkusi : intuk mengetahui reflex patella sebagai syarat pemberian SM (jika reflex + ) 5. Pemeriksaan penunjang : a. Tanda vital yang diukur dalam posisi berbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam b. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatinin menigkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml. c. Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/mgg d. Tingkat kesadaran : penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan otak. e. USG : untuk mengetahui keadaan janin f. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
BAB III ASKEP KASUS
A. PENGKAJIAN 1. Identitas Nama pasien
: Ny. S
Umur
: 28 tahun
Suku/Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu RT
Alamat
: Jl. Mawar
Status perkawinan
: Menikah
Nama suami
: Tn, X
Umur
: 30 tahun
Suku/Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SE
Pekerjaan
: Guru
Alamat
: Jl. Mawar
Status Perkawinan
: Menikah
2. Persepsi dan harapan klien sehubungan dengan kehamilan : a. Mengapa ibu datang ke klinik ? Ingin memeriksa kahailan dan konsultasi. b. Apakah kehamilan/persalinan/ nifas ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari – hari ? Ya. bila ya bagaimana , badan terasa gemuk dan bengkak c. Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan/persalinan /nifas ?
saya dapat melahirkan secara normal, saya dan bayi saya sehat dan dan normal. d. Ibu tinggal dengan siapa ? orang tua e. Siapa orang yang terpenting bagi ibu ? Anak saya, Orang tua dan suami. f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini ? perhatian dan peduli terhadap kondisi saya. g. Kesiapan mental untuk menjadi Ibu : (√ ) Ya ( ) Tidak
3. Kebutuhan Dasar Khusus 1. Ketidak Nyamanan, Keselamatan, Cairan a. Ketidaknyamanan
Apakah terjadi gangguan kenyamana sejak kehamilan ; ya (saya merasa pusing dan merasa nyeri).
Bagaiman cara mengatasinya; mnum obat aanti nyeri
Apakah hilang dengan pengobatan; ya
Apa yang ibu inginkan dari perawat untuk menghilangkan ketidaknyamanan teersebut; saya ingin nyaman dengan menggnakan obat
b. Keselamatan
Pergerakan Kesulitan berjalan; (√)ya, ()tidak Jelaskan; karena pertumbuhan janin Bagaiman cara mengatasinya ? ; dengan cara meeregangkan kaki dan menekan pinggang.
Penglihatan Adakah Gangguan penglihatan; ()ya, (√ )Tidak Jelaskan; Berapa jauh Gg. Teersebut; Bagaimana ibu mengatasinya ;
Pendengaran Adakah Gangguan pendengaran; ()ya, (√)tidak Adakah menggunakan alat bantu dengar; tidak
c. Cairan Jumlah cairan yang diminum selama kehamilan ; Meningkat ; Menurun ; 5 gelas / hari Jenis minuman; (√ )air putih, ()susu, (√ )kopi, ()the, ()air buah, ()lain-lain.
2. Pola nutrisi a. Frekwensi makan : x/hari b. Nafsu makan : ( √ ) baik ( ) tidak nafsu , alasan c. Jenis makanan rumah : Nasi dengan lauk dan sayuran. d. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : (√ ) ada ( ) tidak ada, Bila ada sebutkan sebutkan : makanan Udang 3. Pola eliminasi a. BAK
Frekwensi : 3 kali/24jam
Warna : kuning
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
b. BAB
Frekwensi : 1 kali/hari
Warna : kunig kehijauan
Bau : √
Konsistensi :
Keluhan : tidak ada
4. Pola pernapasan Apakah kehmilan mengakibatkan peubahan dalam pernapasan; ya/tidak Jelaskan;bagaimana mengatasinya; 5. Pola personal Hygiene a. Mandi
Frekwensi : 2 x/hari
Sabun : (√ ) Ya ( ) tidak
Oral hygiene
Frekwensi : 2 x/hari
Waktu : (√ ) Pagi ( ) sore (√ ) Setelah makan
b. Cuci Rambut
Frekwensi : 2 x/hari
Shampo : (√ ) ya ( ) tidak
6. Pola istirahat dan tidur
Lama tidur : 9 Jam /hari
Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada
Keluhan : tidak ada
7. Pola aktifitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : Ibu rumah tangga
Waktu bekerja : (√ ) Pagi (√ ) sore ( ) Malam
Olah raga : (√ ) Ya ( ) Tidak Jenisnya : senam biasa Frekwensi : ± 20 Mnit
Kegiatan waktu luang : tidak ada
Keluhan dalam aktifitas : jantung berdebar
8. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok : ( ) Ya , sebutkan ………………………………. ( √) Tidak
Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ………………………………. ( √) Tidak
Ketergantungan obat : ( √ ) Ya , sebutkan Obat nti Biotik, ( )Tidak
4. Rwayat Obsteri a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : umur 14 tahun Siklus : teratur (√ ) tidak ( )
Banyaknya : 250 CC. Lamanya : 5 hari
HPHT : …………….. Keluhan : ………………………
b. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : G
:
P
:2
A
:0
H
:1
*
: tekanan darah meningkat; bengkak, pada kedua tangan, muka, kaki; ISK; perdarahan ; pendarahan, dll
**
: SC, sebab (); perdarahan, kejang-kejang,dll.
***
: perdarahan; infeksi, anemi, dll
****
: pernapasan; makanan; ikterik; cacat; meninggal dalam kanddungan; meeninggal setelah lahir.
***** No
1
: jenis; hidup/mati (sebab kematia)
Gg kehamilan
Proses
Lama
Tempat/
Masalah
Masalah
Masalah
Keadaan
*
persalinan
persalinan
penolong
persalinan
nifas/laktasi
bayi
bayi
**
***
****
*****
Perdaraha
-
-
bengkak,
Normal
± 3 jam
pada kedua
Klinik
n
tangan dan kaki
c. Kehamilan Sekarang : Diagnosa : G ……..P……….A……… H ………Mg Imunisasi : -
TT 1 (√ ) sudah, ( ) belum
-
TT2 ( √) sudah, ( ) belum
-
ANC berapa kali : 2 x
Keluhan selama hamil : -
Mual (√ )
-
Muntah (√ )
Hidup
-
Pusing (√ )
Lainnya ; tidak ada
5. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB : ( √ ) ya ( ) tidak
Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan : ( ) IUD (√ ) Pil ( ) suntik ( ) Implant ( ) lain – lain. Sebutkan ………
Sejak kapan menggunakan kontrasepsi ; 1 tahun sebelum kehamilan
Masalah yang terjadi : peningkatan tekanan darah
6. Riwayat Kesehatan Masalalu :
Penyakit yang pernah dialami ibu : sakit kepala
Pengobatan yang didapat : obat anti nyeri
Riwayat penyakit keluarga ( ) Penyakit diabetes mellitus ( ) Penyakit jantung (√ ) Penyakit hipertensi ( ) Penyakit lainnya : sebutkan ……………………………………
B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sakit ringan, Kesadaran : composmetis
Tekanan darah : 140/90 mmHg,
Nadi : 110 x/menit
Respirasi : 28 x/i
Suhu : 37,5˚C
a. Pola Fungsi/ Keshatann(Gordon) 1. Sistem penglihatan
Posisi mata : (√) simetris ( ) Asimetris
Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis
Gerakan mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
Konjungtiva : (√ ) Normal /merah ( ) Anemis ( ) sangat merah()
Kornea : (√ ) Normal ( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan
Sklera : ( ) Ikterik ( ) Anikterik
2. Sistem Pernafasan
Jalan nafas : (√) Bersih, ( ) Sumbatan, ( ) sputum ( ) Lendir, ( ) Darah, ( ) Lidah
Pernafasan : ( ) Sesak, ( ) Tidak sesak, (√) Dengan aktifitas, ( ) Tanpa aktifitas
Suara nafas : (√ ) Vesikuler / normal, ( ) Bronkovesikuler ( ) Ronkhi ( ) Wheezing
Menggunakan otot – otot bantu pernafasan : ( ) Ya (√) Tidak
Lain – lain : ………………………………………………………..
3. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 80 x/menit
Irama : ( ) Teratur (√ ) Tidak teratur
Kelainan bunyi jantung : (√) Murmur ( ) Gallop
Sakit dada : ( ) Ya (√ ) Tidak
Timbul : ( ) Saat beraktifitas ( ) Tanpa aktifitas
Karakter : ( ) Seperti ditusuk- tusuk ( ) Seperti terbakar, ( ) Seperti tertimpa benda berat.
4. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut (bersih)
Gigi : (√ ) Carries ( ) Tidak
Memakai gigi palsu : ( ) Ya (√ ) Tidak
Lainnya :
5. Sistem perkemihan : a. BAK
Pola rutin : ……3…….x/hari (√ ) Terkontrol ( ) Tidak terkontrol
Jumlah : ……150……cc/24jam
Warna : (√ ) Kuning Jernih ( ) Kuning kecoklatan, ( ) Merah, ( ) Putih
Lainnya : ……………………………………………………………….
6. Sistem Integumen/ Muskuloskeletal
Turgor kulit : ( ) Elastis (√ ) Sedang ( ) Buruk
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis (√ ) Kemerahan
Kontraktur pada persendian ekstremitas : ( ) Ya (√) Tidak
Kesulitan dalam pergerakan : (√ ) Ya ( ) Tidak
Lainnya : ………………………………………………………………...
7. Dada dan Axilla
Mammae : membesar (√ ) Ya ( ) Tidak
Areolla mammae : ……………………..
Papila mammae : Menonjol (√ ) Datar ( ) Kedalam ()
8. Colostrum : Keluar ( ) Ya ( ) Belum 9. Luka bekas operasi : ( ) Ya (√ ) Tidak
b. Pemeriksaan Kusus Abdomen & Genitalia Antenatal & Intranatal Posnatal a. Inspeksi
Membesar : ya(√) tetapi lambat, tidak( )
Arah : ……………….
Linea : Alba/Negra
Striae : Albicans/Lividae
Luka bekas operasi : ( ) Ya ( ) Tidak
b. Palpasi
Leopold I : TFU: tepat dibawah prosesus xyhoid berisi ; bokong janin
Leopod II ; 1 lebar jari di atas umbilicus teraba punggung janin
Leopold II ; tepat di simpisis pubis teraba bagian terendah janin(kepala)
Leopold IV : Tangan konvergen/sejajar/divergen
Osborn Test ;
TBJ :
Kontraksi :
c. Auskultasi : Detik Jantung Janin : terdengar lambat (110)
c. Data penunjang 1. Laboratorium 2. USG 3. Rontgen 4. Terapi yang didapat
C. Anlisa Data No 1
2
Data DS:
Etiologi Penurunan kardiak out put
1. Gangguan perfusi
DO:
sekunder terhadap vasospasme
jaringan otak.
Klien tampak meringis kesakitan akibat nyeri/sakit kepala Klien tampak pusing dan gelisah
pembuluh darah.
DS:
1.
2.
suplay
kejaringan
O2
dan
plasenta
sekunder terhadap penurunan
Klien tampak dehidrasi Klien terlihat lemas dan pucat DS :
Penurunan nutrisi
DO:
3
Masalah Keperawatan
2. Resiko
terjadi
gawat janin intra uteri (hipoksia)
cardiac out put.
3.
Kerusakan fungsi glumerolus
DO :
sekunder terhadap penurunan
Klien tampak odema di kaki, tangan dan kelopak mata BB klien tampak menignkat
cardiac out put
3. Kelebihan volum cairan.
Klien tampak bemaslah dalam haluaran urine TTV T : 140/90 mmHg N : 80 x/i P : 29x/i S : 37,5 C
4
DS :
4.
Immobilisasi; kelemahan
pemenuhan ADL
DO :
4. Gangguan
Kliem lemah
tampak
D. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul 1. Gangguan perfusi jaringan otak b/d penurunan kardiak out put sekunder terhadap vasopasme pembuluh darah. 2. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi kejaringan plasenta sekunder terhadap penurunan cardiac out put. 3. Kelebihan volum cairan b/d kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap penurunan cardiac out put 4. Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi; kelemahan 5. Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi dan perawatan b/d misinterpretasi informasi
E. NCP (Nursing Care Planning)
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria hasil
Rencana Intervensi
1. Gangguan perfusi jaringan otak b/d penurunan cardiac output sekunder terhadap vasopasme pembuluh darah
Perfusi jaringan otak adekuat danTerc apai secara optimal.
Keluhan nyeri pada kepala tidak ada, bebas nyeri / ketidak nyamanan. GCS : E4V5M6, pasien sadar / terorientasi baik. TD sistolik ≤ 140 mmHg, TD sistolik ≤ 90 mmHg. Vital sign dalam batas yang dapat diterima, nadi perifer kuat. Intake output seimbang, tidak ada oedem. Akral terasa hangat. Sianosis (-)
Monitor perubahan tibatiba atau gangguan mental kontinu ( cemas bingung, letargi, pingsan ) Obsevasi adanya pucat, sianosis, belang, kulit dingin/ lembab, cacat kekuatan nadi perifer. Kaji tanda Homan ( nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi ) eritema, edema Dorong latihan kaki aktif / pasif Pantau pernafasan Kaji fungsi GI, catat anoreksia, penurunan bising usus, muntah/ mual, distaensi abdomen, kontipasi Pantau masukan dan perubahan keluaran
Kriteria hasil : Gerakan janin aktif DJJ 120-140 x/mnt Kontraksi uterus/ his tidak ada kehamilan dapat dipertahankan
Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur sesuai dengan masa kehamilan: - 1 x/bln pada trisemester I
- 2 x/bln trisemester II
2. Resiko terjadi gawat Janin intrauteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2dan nutrisi ke jaringan plasenta sekunder terhadap penurunan cardiac output
Gawat janin tidak terjadi, bayi Dapat dipertah ankan sampai Umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr.
Sampai umur 37 minggu dan atau BBL ≥ 2500 gr
Rasional
pada
- 1 x/minggu pada trisemester III
Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung, dipengaruhi oleh elektrolit/ variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemik Vasokonsitriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi. Indikator adanya trombosis vena dalam Menurunkan statis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboplebitis Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distress pernafasan.Namun dispena tibatiba atau berlanjut menunjukkan komplikasi tromboempoli paru Penurunan aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan difungsi G, contoh kehilangan peristaltik Penurunan pemasukan/ mual terusmenerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi, yang berdampak negative pada Perfusi dan organ
Meminimalkan tekanan pada aorta sehingga O2 yang disuplay ke plasenta dan janin lebih lancar Deteksi dini terhadap adanya penyimpangan pada kehamilan Penurunan DJJ dan gerakan janin sebagai prediksi adanya asfiksia janin fase istirahat yang lebih akan membantu meminimalkan pemakaian energy dan O2 Sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan Sebagai control langsung dari pasien terhadap kondisi kehamilannya Membantu mengurangi asfiksia pada janin
Pantau DJJ, kontraksi uterus/his gerakan janin setiap hari Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat Jelaskan pada pasien untuk segera memeriksakan kehamilannya bila terdapat : - Gerakan janin berkurang atau Menurun - Kontraksi/ terus-menerus
his
- Pendarahan - Nyeri abdomen - Perut mengeras dan sangat nyeri Bila perlu beri O2 2 liter/mnt 3. Kelebihan volume cairan fungsi glomerulus skunder terhadap penurunan cardic output.
Kelebih an volume cairan teratasi.
kriteria hasil : Balance cairan masuk dan keluar Vital sign dalam batas yang diterima Tanda-tanda edema tidak ada Suara nafass bersih
Auskultasi bunyi nafas akan adanya krekels. Catat adanya DVJ, adanya edema dependen Ukur masukan atau keluaran, catat penurunan pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan. Pertahankan pemasukan total cairan 2000 cc/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler. Berikan diet rendah natrium
Mengidentifikasi edema paru skunder akibat dekompensasi jantung. Dicurigai adanya gagal jantung kongestif, kelebihan volume cairan Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi cairan/Na, dan penurunan kelluaran urin, keseimbangan cairan fositif berulang pada adanya gejala lain menunjukakkan kelebihan volume/gagal jantung. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan adanyadekompesasi jantung. Na meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasi. Mungkin perlu untuk memperbaiki kelebihan cairan.
atau garam. Delegatif pemberian diuretik. 4. gangguan pemenuhan ADL berdasarkan immobilisas i kelemahan
ADL dan kebutuh an beraktifi tas pasien terpenu hi secara adekuat.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas. Kelemahan dan kelelahan berkuarang. Kebutuhan ADL terpenuhi secara mandiri atau bantuan. Frekuensi jantung atau irama dan tekanan darah dalam batas normal. Kulit hangat, merah muda dan kering.
Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas menggunakn termometer berikut : nadi 20/m diatas frekuensi nadi istirahat, catat peningkatan tekanan darah, Dispenia, nyeri dada, kelelahan berat, kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsang. Tingakat istirahat, batasi aktifitas pada dasar nyeri atau respon hemodinamik, berikan aktifitas senggang yang taidak berat. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contao ; penurunan kelemahan dan kelelahan, tekanan darah stabil, peningkatan perhatian pada aktifitas dan perawatan diri. Dorong memjukan aktifitas atau toleransi perawatan diri. Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan ADL pasienn.
Parameter menunjukkan respon fisiologis pasien terhadap stres aktifitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja jantung. Menurnkan kerja miokard atau konsumsi oksigen menurunkan resiko komplikasi. Stabilitas fisiologi pada istirahat penting untuk menunjukkan tingakat aktifias individu. Konsumsi oksigen miokard selama beberapa aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada, kemajuan aktifitas yag bertahap mencegah peningktan tiba-tiba pada kerja jantung. Tekhnik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Aktifitas yang memerlukan menahan nafas dan menunduk (manuver Valsava) dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan curah jantung, takikardi dengan peningkatan tekanan darah. Aktifitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan.
Anjurakan pasiien menghindari peningkatan tekanan abdomen, mengejan saat defekasi. Jelasakn pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh : posisi duduk diatas tempat tidur bila tidak ada pusing dan nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst. 5. Defisit knowledge mengenai penatalaksa naan terapi dan perawatn berdasarkan misinterpret asi informasi.
Kebutuh an pengeta huan terpenu hi secara adekuat.
.
Kriteria hasil : Pasien memahami regimen teraupeutik dan perawatan yang diberikan. Pasien kooperatif terhadap tindakan pengobatan dan perwatan yang diberikan. Pasien taat terhadap program pengobatan yang diberikan
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman atau situasi. Dorong mengekspresika n dan jangan menolak perasaan marah, takut dll. Mempertahanka n kepercayaan pasien ( tanpa adanya keyakinan yang salah ) Terima tapi jangan beri penguatan terhadap penolakan Orientasikan klien atau keluarga terhadap prosedur rutin dan aktifitas, tingkatkan partisipasi bila mungkin. Jawab pertanyaan dengan nyata dan jujur,
Cemas berkelanjuatan dapat terjadi dalam bebagai drajat delama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gekala defresi. Pasien dan keluarga dapat dipengaruhi dengan sikap tenang dari petugas serta penjelasan yang jujur dapat mengurangi kecemasan. Menyangkal untuk beberapa saat dapat menguntungkan karena menghilangkan kecemasan tetapi dapat menurunkan rasa penerimaan terhadap kenyataan situasi. Perkiraan dan informasi yang tepat dapat menurunkan kecemasan pasien informasi yang tepat dapat menurunkan kecemasan pasien, membantu pasien atau keluarga menerima situasi secara nyata. Peningkatan kemandirian dari pasien dan keluraga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara efektif.
6. Pola nafas tak efektif berdasarkan penurunan ekspansi paru.
Pola nafas yang efektif.
Kriteria hasil : Hilangnya sianosis Kapiler refil <3 detik dan suhu tubuh normal.
berikan informasi yang konsisten, ulangi bila perlu. Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.
Pantau tingkat pernafasan dan suara nafas. Atur posisi fowler atau semi fowler. Sediakan perlengkapan penghisapan atau penambahan aliran udara. Berikan obat sesuai petunjuk. Sediakan oksigen tambahan
BAB IV PENUTUP
Efek depresan pada SSP mungkin dapat mengakibatkan hilangnya kepatenan aliran udara dan atau depresan pernafasan. Memudahkan meningkatkan ekspansi paru. Efek sedative dari obat-obatan, peningkatan
A. Kesimpulan Preeklamsia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kehamilan yang ditandai dengan gejala hipertensi, edema serta proteinuria. Gejala yang timbul oleh pre eklamsia sangat mendadak sehingga perlu kewaspadaan yang sangat tinggi saat kehamilan. Memang sampai saat ini belum diketahui apa penyebabnya. Namun para pakar telah mencoba mengungkapnya dengan teori-teori. Tandatanda yang pertama kali muncul pada pre eklamsia adalah hipertensi, edema dan kemudian disertai proteinuria. Edema merupakan penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh. Proteinuria merupakan konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 gr/L air kencing 24 jam. Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan nurologi. Pre eklamsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu hamil. B. Saran Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
(http
://www.Trinia’s.blogspot.com/).2008. Asuhan Keperawatan Pre-eklamsia, Eklamsia. Cunningham Gary. Obstetri Williams. Ed 18. Jakarta. EGC. Doengoes, Marlynn E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan/bayi. Jakarta. ECG. Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.3, cet. 1. Jakarta : Media Aesculapius. Manuaba Gde 1. B., Prof. dr. Penuntun Diskusi Obstetric dan Ginekologi untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakartan. EGC. (www.cklobpt2.com). Hipertensi dalam kehamilan. Di akses 1 maret 2009 (www.nurses-recruitment.blogspot.com). Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi). Di akses 1 maret 2009