Loading documents preview...
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT PADA An. T USIA PRA SEKOLAH
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Dosen : Ibu Wuri Utami, M. Kep
Disusun Oleh : Andhika Wahyu Wicaksono Sugiyo A2160 1418
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Perkembangan anak usia prasekolah 1. Definisi tumbuh kembang pada anak a. Pertumbuhan (Growth) Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998). Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004). b. Perkembangan (Development) Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004). Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998). 2. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah a. Pertumbuhan Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmHg. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat ratarata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki
sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. b. Perkembangan 1.) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. 2.) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB. 3.) Mulai memahami waktu. 4.) Penggunaan tangan primer terbentuk. a) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud ) Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin. Negatif : Memegang genetalia Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan b) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson ) Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya. Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
c) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget ) Fase
berkembangan
kognitif
anak
usia
prasekolah
adalah
fase
praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya. Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu: i. Prokonseptual ( 2- 4 tahun ) Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang. ii. Intuitive thuoght ( 4-6 tahun ) Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan. d) Perkembangan Moral ( Kahlberg ) Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: i. Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan ii. Orientasi hukuman dan ketaatan iii. Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan
B. Tugas perkembangan anak usia prasekolah Personal / social 1. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri 2. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya 3. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak 4. Keluarga merupakan kelompok utama 5. Kelompok meningkat kepentingannya 6. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya 7. Agresif
Motorik 1. Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah 2. Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda 3. Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya
Bahasa dan kognitif 1. Egosentrik 2. Ketrampilan bahasa makin baik 3. Mengajukan banyak pertanyaan : bagaimana, apa, dan mengapa 4. Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah.
Ketakutan 1. Pengrusakan diri 2. Dikebiri 3. Gelap, Ketidaktahuan 4. Objek bayangan, tak dikenal.
C. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah 1. Membantu anak untuk bersosialisasi 2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi. 3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) 4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak 5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga 6. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
D. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu: 1. Genetika a. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa 2. Keluarga, a. Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek 3. Umur a. Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya. 4. Jenis kelamin a. Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki. 5. Kelainan kromosom a. Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down. 6. Pengaruh hormone a. Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh
terutama
adalah
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.
hormon
pertumbuhan
somatotropin
yang
Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak. 7. Faktor lingkungan a. Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal. 8. Faktor prenatal a. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan b. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot 9. Toksin, zat kimia, radiasi 10. Kelainan endokrin 11. Infeksi TORCH atau penyakit menular seks 12. Kelainan imunologi, 13. Psikologis ibu 14. Faktor kelahiran a. Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak. 15. Faktor pascanatal a. Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan
E. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah 1. Masalah kesehatan Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua. 3. Bahaya fisik a. Kecelakaan Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu. b. Keracunan Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak. 4. Bahaya Psikologis Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol. 5. Gangguan tidur Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benarbenar terbangun dan dapat mengingat kembali mimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satusatunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama
sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya. Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak menjeritjerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 tahun.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut : a. Ajak anak kembali ketempat tidurnya. b. Berikan cerita yang pendek. c. Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya. d. Gunakan lampu redup. e. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting) Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah: - Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering. - Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah. - Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus). - Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana. - Bimbingan anak selama fase prasekolah 6. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak a. Definisi bermain\ Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan
lingkungan,
melakukan
apa
yang
dapat
dilakukannya,
mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000) b. Fungsi permainan pada anak Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain: - Perkembangan sensori-motorik - Perkembangan intelektual - Perkembangan social - Perkembangan kreativitas - Perkembangan kesadaran diri - Perkembangan moral - Bermain sebagai terapi
dan
c. Tujuan bermain Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut: - Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang - Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya. - Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin
lama
ia
bermain
dan
semakin
tertantang
untuk
dapat
menyelesaikannya dengan baik. - Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumh Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di Rumah Sakit secara efektif.
7. Kebutuhan nutrisi pada anak usia prasekolah Sama halnya dengan anak usia toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhannya kalorinya adalah 85 kkal per kg BB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut: - Nafsu makan berkurang - Anak lebih tertarik pada aktifitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan. - Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru. - Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. Zaidin. 2000. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Mediks Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Mediks Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Wardhono, Adhitya, S. E..,M.Sc..,Ph.D., dkk. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Universitas Jember Sudarta,I wayan.2015.Managemen Keperawatan;penerapan teori model dalam pelayanan keperawatan. Yogyakarta : Gosyen Publising.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEHAT PADA An. T USIA PRA SEKOLAH
I.
II.
IDENTITAS DATA Nama
: An. T
Tempat/ tanggal lahir
: Gombong/ 11 Maret 2013
Nama orang tua
: Tn. D
Pendidikan orang tua
: SMA
Pekerjaan ayah
: Tani
KELUHAN UTAMA Orang tua pasien mengatakan belum begitu paham mengenai tahap perkembangan dan pertumbuhan anak
III.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN Prenatal : tidak mengalami morning sickness, hanya pusing dan lemas Intranatal : anak lahir normal dengan usia kehamilan kurang lebih 40 minggu Postnatal : lahir dengan BB 2400 g, PB 50 cm, menangis saat lahir dan mendapatkan imunisasi Hepatitis B
IV.
RIWAYAT MASA LALU 1. Penyakit saat kecil : pernah mengalami diare saat usia 1 tahun dan mengalami batuk pilek. 2. Pernah dirawat di RS : belum pernah 3. Obat yang pernah dipakai : penurun panas, batuk pilek serta obat diare 4. Tindakan operasi : tidak ada 5. Alergi : tidak ada alergi makanan, minuman maupun obat-obatan 6. Kecelakaan : pernah jatuh saat belajar berjalan 7. Imunisasi : imunisasi yang telah di berikan yaitu Hepatitis B, polio, BCG, DPT dan campak
V.
RIWAYAT SOSIAL Orang tua mengatakan anaknya aktif, tidak rewel dan nakal
VI.
POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON 1. Persepsi kesehatan
: orang tua paham akan pentingnya kesehatan dan selalu
memeriksakan ke puskesmas 2. Nutrisi
: pola makan baik dan minum juga tercukupi, makan sehari
3x dengan 1 piring nasi dan lauk sayur 3. Pola eliminasi
: BAB 1-2 hari sekali, konsistensi lunak, bau khas feses,
dan an. T sudah mamou mandiri dalam melakukan toileting 4. Aktivitas dan latihan : orang tua mengatakan anaknya aktif dan tidak nakal terhadap teman temannya 5. Kognitif
: mampu menjelaskan waktu, mengenali tempat tempat di
rumahnya, mendengar dengan baik, berbicara lancer 6. Istirahat dan tidur
: tidur siang selama kurang lebih 2 – 3 jam dan malam hari
8 – 10 jam 7. Persepsi diri
: mengenali keluarga dan teman teman terdekatnya
8. Peran / hubungan
: aktif bermain dengan teman sebayanya
9. Seksual / reproduksi : An. T berusia 4 tahun
VII.
10. Koping
: menangis saat keinginannya tidak terpenuhi
11. Nilai / kepercayaan
: An. F mulai mengikuti sholat dan gerakannya
KEADAAN KESEHATAN SAAT INI 1. Diagnosa medis
: anak sehat
2. Tindakan operasi
: tidak ada
3. Status nutrisi
: orang tua mengatakan An. T pola makan baik dan minum
juga tercukupi, makan sehari 3x dengan 1 piring nasi dan lauk sayur 4. Status cairan
: orang tua mengatakan bahwa anaknya selalu minta susu
saat malam dan pagi hari, serta minum air putih cukup 5. Obat – obatan
: tidak ada
6. Aktifitas
: anak aktif dan bisa bermain dengan teman dekatnya
7. Hasil lab
: tidak ada
8. Hasil rontgen
: tidak ada
9. Data tambahan
: klien tidak pernah dirawat di rumah sakit
VIII.
PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum
: Baik
2. TB / BB
: 110 cm / 16,8 kg
3. Mata
: tidak anemis, jernih, tak ada massa, tidak ada masalah
pengelihatan 4. Hidung
: hidung bersih, bentuk normal, tidak ada benjolan dan
dapat membedakan bau wangi dan bau yang tidak disukasi ( penciuman baik) tidak ada benjolan dan nyeri tekan 5. Mulut
: mukosa lembab, tumbuh gigi sesuai usia, tidak ada
stomatitis, gusi sehat gigi tidak berlubang, mampu mengecap rasa manis, asin, pedas dan membedakannya. 6. Telinga
: menengok saat dipanggil, mendengarkan perintah, tidak
ada serumen berlebih, keadaan tetinga baik. 7. Tengkuk
: tidak ada benjolan atau perbesaran kelenjar tyroid
8. Dada : pernapasan dada, pergerakan dinding dada simetris, RR dalam batas normal, bunyi reguler 9. Jantung
: crt < 2 detik, detak jantung kuat
10. Paru – paru
: pergerakan dada seimbang kanan dan kiri, suara nafas
vesikuler, tidak ada nyeri tekan 11. Perut
: perut bersih, tidak ada benjolan, bising usus ( + ), tidak
ada nyeri tekan, tidak kembung 12. Punggung
: bentuk baik tidak ada tanda skeliosis dll
13. Genetalia
: bersih
14. Ekstremitas
: ekstremitas atas, bawah normal kekuatan otot baik 5
5
5
5
15. Kulit
: Turgor kulit lembab, tidak ada lesi
16. Tanda vital
: N 104 x / menit. RR : 26 x / menit . S : 35, 9 º C
IX.
PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN 1. Kemandirian dan bergaul
: klien berani main dan pergi kerumah temannya
didekat rumah sendiri. Berani bertanya pada orang yangd ia temui dan dia kenal 2. Motorik halus
: motorik halus baik, klien mampu berdiri dengan
satu kaki, makan sendiri tanpa bantuan, menyusun balok dll 3. Kognitif dan bahasa
: klien sudah bisa mengucapkan kata dengan
sempurna seperti kata dengan huruf R, ng, K dengan baik. Sudah bisa menghafal kata 4. Motorik kasar
: klien mampu menendang bola, dapat duduk dan
berlari mengangkat benda dan memindahkan ke tempat yang diminta
X.
ANALISA DATA
No 1
Data
Problem
Do : orang tua klien terlihat cemas
Kecemasan
Ketidakmampuan
dan bingung akan perubahan yang
orang tua
keluarga
di alami anaknya
memberikan
perawatan
terjadi
terlalu paham tentang perubahan
pada
Do : anak terlihat malu dan kurang Resiko
Keterbatasan
percaya
kesempatan
saat
mendapat keterlambatan
pertanyaan Ds : orang tua klien mengatakan belum terlalu paham tentang tahap perkembangan dan pertumbuhan anak
status
kesehatan anaknya.
yang terjadi pada anaknya
diri
pada
perubahan yang akan
Ds : orang tua mengatakan belum
2
Etiologi
untuk
pertumbuhan
memenuhi
kebutuhan
dan
sosial pendidikan usia
perkembangan
pre school
3
Do : anak terlihat aktif, berlarian Resiko cidera
Kurangnya
saat bermain
akan bahaya
kesadaran
Ds : orang tua mengatakan anaknya adalah anak yang aktif dan sering bermain
bebas
dengan
teman
sebayanya XI.
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kecemasan orang tua b/d Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya. 2. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d Keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosial pendidikan usia pre school 3. Resiko cidera b/d Kurangnya kesadaran akan bahaya
XII. NO.
INTERVENSI Tujuan dan kriteria
dx
hasil
1
Tujuan umum:
Intervensi
1. Anjurkan keluarga
Rasional
1. Dengan
Setelah dilakukan
untuk
pengungkapan apa
pengkajian kecemasan
mengungkapkan
yang dirasakan kepada
keluarga dapat
kecemasannya
perawat, dapat
berkurang
2. Anjurkan keluarga
Tujuan khusus:
untuk tetap
a. Keluarga mampu
mempertahankan
mengenali masalah
mengurangi beban yang dirasakan. 2. Mekanisme koping
mekanisme koping
keluarga yang adekuat
keluarga dalam
dapat mencegah
memutuskan
menghadapi
trauma yang berlebih
tindakan yang tepat
masalah
b. Keluarga mampu
untuk mengatasi kecemasan.
3. Anjurkan keluarga untuk mengurangi
3. Dengan cara mencegah dan tidak selalu memikirkan
stresor yang menyebabkan kecemasan 4. Anjurkan keluarga
masalah 4. Pelayanan kesehatan merupakan salah satubentuk sumber
untuk meminta
daya yang ada di
bantuan dari tenaga
masyarakat.
kesehatan dalam upaya mengurangi masalah kesehatan
2
Setelah dilakukan
1. Ajarkan orang tua
1. Orang tua mengetahui
tindakan keperawatan
tentang tugas
apa yang seharusnya
diharapkan
perkembangan
sudah dapat dilakukan
keterlambatan
sesuai kelompok
dan yang belum oleh
pertumbuhan tidak
usia
anak sesuai dengan
terjadi dengan kriteria hasil: a. Ibu mampu meng identifikasi perilaku sesuai dengan tugas perkembangan b. Memunculkan sikap dan sifat yang sesuai pada anak
2. Kaji tingkat perkembangan
kelompok usia. 2. mengetahui perkem
menggunakan alat
bangan anak secara
pengkajian sprsifik
actual
3. Dorong untuk
3. Membantu anak dalam
perawatan diri
memenuhi tuntutan
seperti memakai
perkembangannya
baju sendiri,
4. Mengembangkan
monggosok gigi,
aspek sosial anak
perawatan rambut
dalam permainan
4. Beri waktu bermain
5. Mengembangkan
dengan orang lain
indera pendengaran
yang sering dan
dan daya imajinasi
dengan berbagai
anak
permainan
6. Mengembangkan
5. Bacakan cerita dengan suara keras 6. Perintahkan untuk memberikan respon
diberikan 7. mengembangkan daya ingat anak tentang
mengajukan
sesuatu 8. meningkatkan anak
7. Sebutkan kata untuk
dalam mengolah
peralatan, objek,
permainan secara
dan orang – orang
mandiri
serta minta anak untuk mengulang 8. Beri waktu untuk
Tujuan: setelah
suatu aksi yang
verbal dan
permintaan
3
respon anak terhadap
9. orang tua adalah orang paling dekat dengan anak sehingga sangat
bermain sendiri dan
penting untuk
gali lingkungan
mengawasi anak -
bermain
anak
1. Ajarkan orangtua
1. Orangtua mengetahui
dilakuakan tindakan
untuk
perubahan
keperawatan, anak
memperkirakan
mungkin terjadi pada
menyatakan cidera
perubahan pada
aktifitas anak
lebih sedikit dan rasa
kemampuan anak
takut cenderung
dan waspada
berkurang dengan
2. Diskusikan denagn
yang
2. Pemantauan
yang
dilakukan
sebagai
kontrol anak ketika
kriteria hasil :
orangtua perlunya
orangtua
a. Mengidentifikasi
pemantauan
aktivitas diluar rumah
faktor – faktor yang
konstan terhadap
menurunkan cidera
anak preschool
b. Mengungkapkan keinginan untuk
3. Ajarkan orangtua untuk
memiliki
3. Orangtua memantau
dapat apa
saja
yang dapat ditiru anak –
anaknya
serta
mengamankan diri
memperkirakan
mampu
melakukan
dari cidera
anak meniru mereka
pengawasan apa yang
dan mengajarkan
dilakukan
anak apa yang dapat 4. Anak
dapat
mereka lakukan
memahami
dengan atau tanpa
yang perlu dijalankan
pengawasan
dan
4. Jelaskan dan
yang
akan
dengan aturan
anak dari cidera
menghindarkan
5. Orang tua memiliki
jalan, alat
kemampuan
permainan, air, api,
melakukan
dll
penyelamatan
5. Dorong orang tua untuk membantu anak dalam menangani perilaku yang beresiko
perlu
dijalankan dan yang
perkiraan kepatuhan
tertantu mengenai;
aturan
cedera
untuk
akibat
XIII.
IMPLEMENTASI
NO.
Tanggal/
dx
jam
1
25-06-17
IMPLEMENTASI
HASIL
Memberikan pendidikan kepada orang
Ds : -
tua tentang : 09.00
a. Tugas perkembangan sesuai usia b. Peningkatan kesehatan anak usia
Do : klien mau melakukan yang diperintahkan
pre school
sesekali sambil
c. Keuntungan yang didapat dai
bermain.
pelaksanaan imunisasi
Hasil DDST perkembangan sesuai dengan usia Hasil KPSP baik
1,2,3
Menganjurkan ibu untuk : a. Melatih seperti
memandirikan memakai
baju
Ds: ibu klien klien mengatakan sendiri, memahami
menggosok gigi, dan menyisir tentang rambut sendiri b. Memberikan dengan
teman
pendidikan yang waktu sebaya
bermain telah diberikan dengan dan merasa
berbagai permainan
senang
c. Membacakan cerita dengan suara keras d. Meminta ibu untuk terlibat dalam mengawasi anak bermain
Do : ibu klien terlihat kooperatif dan
TTD
antusias dalam menerima pendidikan Ds : ibu klien
Melakukan diskusi dengan ibu 1,2,3
mengatakan
tentang: a. perawatan yang telah diberikan di
akan mencoba saran yang
b. waktu yang lau pada klien
diberikan dan
c. cara menguji apakah klien berkembang sesuai tahapan usia dengan berbagai metode seperti meminta klien menyebutkan
melakukan nya di rumah Do: ibu terlihat
beberapa kata, objek, dan peralatan yang ada dilingkungan klien.
patuh dan perhatian
Memilih jenis permainan yang
terhadap klien
sesuai tahapan usia
dan anjuran yang
d. perilaku yang berpotensi
diberikan
menyebabkan resiko cedera pada klien
1,2,3
Membantu klien mengarahkan pada permainan yang sesuai mengajak klien
mengatakan lebih memahami
bermain dan memeberitahukan: a. Tindakan imunisasi, peralatan yang digunakan fungsinya dengan bahasa anak- anak b. Menjelaskan
Ds: ibu klien
tentang cara merawat klien Do: ibu klien
permainan
yang
membahayakan dan aman untuk klien c. Menganjurkan klien untuk tidak bermain yang berbahaya
berdiskusi dengan antusias
XIV. NO
EVALUASI
TGL/JAM
EVALUASI
Dx 1.
23-04-2017 S : ibu klien mengatakan mengerti tentang tahapan perkembangan anak seusia klien. O : klien kooperatif data hasil pemerikasaan DDST dan KPSP sesuai dengan usianya A : masalah keperawatan teratasi P : pertahankan intervensi - pantau perkembangan klien ditiap tahapan usia - anjurkan ibu untuk tetap melakukan pemeriksaan ke posyandu
S : Ibu klien mengatakan akan memfasil;itasi klien 2.
23-04-2017 mendapatkan imunisasi pada klien sesuai tahapan usia. Klien mengatakan tidak takut di imunisasi O : klien menunjukkan sikap menerima A : masalah keperawatan teratasi P : pertahankan intervensi dalam memotivasi tindakan imunisasi
S : klien mengatakan bermain tidak naik pohon dan 3.
23-04-2017 kursi. Ibu klien mengatakan akan melakukan pengawasan pada klien O : klien terlihat patuh, ibu klien perhatian A : masalah keperawatan teratasi P : pertahankan intervensi Motivasi klien dan ibu agar melakukan sikap mengurangi cidera
TTD