Atlas Jejak Agung Muhammad

  • Uploaded by: Haidar R
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Atlas Jejak Agung Muhammad as PDF for free.

More details

  • Words: 53,700
  • Pages: 241
Loading documents preview...
.c om

ot

lo gs p

.b

do

ain

st ak

pu

om t.c po lo gs .b do ain pu st ak NOURA REFERENSI ISLAM adalah salah satu lini produk Penerbit Noura Books. Menghadirkan buku-buku referensi Islam yang menuntun dan mencerahkan.

om

t.c

po

lo gs

.b

do

ain

Merasakan Situasi Kehidupan Nabi Saw.

pu st ak

ATLAS JEJAK AGUNG MUHAMMAD SAW.

ATLAS JEJAK AGUNG MUHAMMAD SAW.

Dr. Syauqi Abu Khalil

ATLAS JEJAK AGUNG MUHAMMAD SAW.

Merasakan Situasi Kehidupan Nabi Saw. Diterjemahkan dari Atlas al-Sirah al-Nabawiyah Terbitan Dar Al-Fikr, Arab Saudi Copyright © 2009 by Dr. Shauqi Abu Khalil Hak terjemah Bahasa Indonesia ada pada Penerbit Noura Books (PT Mizan Publika) All rights reserved Penerjemah: Fedrian Hasmand Penyunting: Dedi Ahimsa Penyelaras Aksara: Agus Susanto, Lya Astika Desain Isi & Peta: Putro Nugroho Desain Cover: A.M. Wantoro Tim Digitalisasi: Aida Kania Lugina Diterbitkan oleh Penerbit Noura Books (PT Mizan Publika) Anggota IKAPI Jl. Jagakarsa Raya, No. 40 Rt. 007 Rw. 004 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12620 Telp. 021-78880556, Faks. 021-78880563 E-mail: [email protected] www.nourabooks.co.id ISBN: 978-602-0989-30-3 E-book ini didistribusikan oleh: Mizan Digital Publishing Jl. Jagakarsa Raya No. 40, Jakarta Selatan - 12620 Phone.: +62-21-7864547 (Hunting) Fax.: +62-21-7864272 email: [email protected] Bandung: Telp.: 022-7802288 Jakarta: 021-7874455, 021-78891213, Faks.: 021-7864272 Surabaya: Telp.: 031-8281857, 031-60050079, Faks.: 031-8289318 Pekanbaru: Telp.: 0761-20716, 076129811, Faks.: 0761-20716 Medan: Telp./Faks.: 061-7360841 Makassar: Telp./Faks.: 0411-440158 Yogyakarta: Telp.: 0274-8892495, Faks.: 0274-889250 Banjarmasin: Telp.: 0511-3252374 Layanan SMS: Jakarta: 021-92016229, Bandung: 08888280556

“Sesungguhnya kota ini (Makkah), Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai Hari Kiamat.” —HR Bukhari dan Muslim

Dr. Syauqi Abu Khalil

Mukadimah ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang kafir itu rendah. Dan, firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.3

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang

t.c

om

D

pu st ak

ain

do

.b

1 Kesempatan berkunjung ini kembali saya peroleh pada Selasa, 22 Zulqadah 1422 H., bertepatan dengan 5 Februari 2002, setelah menghadiri Mahrajan AlJanadiriyah li Al-Tsaqafah wa Al-Turats (Festival Kebudayaan dan Warisan Sejarah) di Riyadh, Arab Saudi. 2 Abu Bakar r.a., sahabat utama yang menemani Nabi Saw. dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah—Peny.

Lalu, disusul ayat suci lainnya: Ketika orang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliah maka Allah menurunkan ketenangan kepada rasul-Nya, dan kepada orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa dan mereka lebih berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.4

po

lo gs

engan menyebut nama Allah. Semoga shalawat dan salam tercurah bagi junjungan kita, Rasulullah Saw., beserta segenap keluarga dan para sahabat beliau yang suci dan mulia. Pada Rabu sore, 28 Sya’ban 1422 H. (14 November 2001), saya berdiri di depan Raudhah yang agung di Madinah AlMunawwarah.1 Seketika jiwa saya diliputi ketenangan dan kedamaian luar biasa. Lalu, satu ayat suci mengalun lembut dalam hati: Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah seorang dari dua orang ketika mereka berada dalam gua. Ketika itu dia berkata kepada sahabatnya,2 “Jangan kau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka, Allah menurunkan

Saya juga teringat dua bait syair yang menggambarkan ketenangan yang turun kepada Rasulullah Saw.: Jiwa bergejolak dilanda ribuan gelisah Lalu, seketika tenang setibanya kami di Madinah Bagaimana jiwa tak tenang diliputi damai dan puas 3 QS Al-Taubah (9): 40. 4 QS Al-Fath (48): 26.

Ada di sisinya yang dianugerahi ketenangan mahaluas? Jiwa ini diliputi ketenangan, kedamaian, dan kekhusyukan tak terhingga. Di tengah kerinduan yang membuncah kepada sang kekasih yang mulia, Rasulullah Saw., tak terasa air mata mengucur deras. Saat ini, saya berdiri tepat di Taman Suci (Raudhah) di hadapan makam Nabi Saw. yang mulia. Dalam hening kedamaian yang luar biasa, seakan-akan saya mendapatkan inspirasi dari Allah Swt. untuk memanjatkan selaksa doa dan permintaan. Ada satu doa yang saya panjatkan saat itu, yang hingga kini tak pernah bisa saya lupakan: “Ya Allah, kekasih-Mu yang agung tidak memiliki sejarah. Kami pun tidak menulis sejarah tentang beliau karena sejarah adalah peristiwa masa lampau. Kami hanya menulis riwayat perjalanan hidupnya (sîrah). Kami menulisnya semata-mata untuk meneladani kemuliaannya. Beliau adalah teladan yang kekal hingga Hari Kiamat. Maka, jadikanlah aku, ya Allah, salah seorang di antara para penyaji riwayat perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw. yang harum mewangi, agar hidupku bermanfaat bagi kaum Muslimin.”

Ketika memanjatkan doa itu, saya berniat melakukan penelitian tentang perjalanan hidup Nabi Saw. dan menuliskannya dalam sebuah buku. Setelah berziarah ke tanah suci, menghadap makam Rasulullah Saw. yang mulia, saya pun pulang ke Damaskus. Selama berhari-hari sejak kepulangan dari Madinah, setiap kali teringat Nabi Saw., air mata mengalir deras. Kerinduan kepada junjungan yang mulia tak pernah terpuaskan. Kepiluan makin menyesakkan dada ketika saya menyampaikan materi kuliah pertama dalam perkuliahan Pascasarjana (Dirasat Al-‘Ulyâ) dengan judul: “Perjalanan Hidup Nabi Saw.: Siapakah yang Sedang Kita Perbincangkan?” Pada perkuliahan yang pertama itu saya katakan kepada para mahasiswa: Hari ini kita akan berbicara tentang Al-Mushthafâ Al-Mukhtâr (manusia terpilih) Muhammad Rasulullah Saw. Para ulama mengatakan, “Banyaknya nama yang dilekatkan kepada seorang manusia menandakan keagungan dan kemuliaannya.” Ungkapan para ulama ini menggambarkan betapa luhur dan mulia kedudukan Rasulullah Saw., yang dilekati dan disebut dengan banyak nama. Dalam tradisi Arab, ketika sesuatu atau seseorang dilekati banyak nama maka dia memiliki banyak

Dr. Syauqi Abu Khalil

viii

keistimewaan. Itu menunjukkan bahwa orang-orang menghormati dan memberikan perhatian lebih kepadanya. Ketika orang Arab menganggap sesuatu atau seseorang itu istimewa, mereka memberinya banyak nama. Sebagai contoh, orang Arab menyukai kuda sehingga ada beberapa nama yang mereka pergunakan untuk menyebut hewan itu, seperti kuda (al-fars), al-muthahham (yang elok), al-thamuh (yang gagah), alsyaizham (perkasa), al-salhab (yang panjang), dan al-thimirr (kencang larinya/penjelajah). Dan juga ada beberapa nama untuk menyebut unta (al-ibil), seperti al-fahl (perkasa/jantan), al-mush‘ab (sukar diatur), al-zha‘un (yang mengenakan sekedup), alrahul (dinaiki untuk mengembara), al-nadhih (yang berkeringat), dan al-daris (banyak berjalan/yang berekor). Mereka pun menyebut panah (al-sahm) dengan beberapa sebutan lain, seperti alshadir (yang melesat), al-zalij (yang meluncur), al-tha’isy (yang bergerak menuju sasaran), al-sha’ib (yang membidik target), al-syazhif (yang memecahkan), dan al-mariq (yang menembus). Awan (al-sahab) juga dianggap istimewa sehingga dilekati nama-nama sebutan lain, seperti al-ghamam (mendung), al-‘aridh (yang menghalangi/yang muncul kadangkadang), al-‘anan (awan), al-haidab (yang bergelantung), al-mukfahir (yang berlapislapis/bergulung-gulung), dan al-shayyib (yang berair). Hari ini, dalam perkuliahan pertama ini, kita berbicara tentang sosok manusia yang sempurna, pribadi yang mulia, yang terpilih untuk menyampaikan risalah Allah yang mulia. Hari ini kita akan berbicara tentang Rasulullah Saw., Muhammad AlAmîn (Muhammad yang jujur), Ahmad Al-

Hâdi (Ahmad Pemberi Petunjuk), Sayyid Walad Adam (Pemimpin Anak Adam), Nabi Al-Rahmah (Nabi Pengasih), Khatam AlNabiyyîn (Penutup Para Nabi), Mushthafâ AlMukhtâr (Sang Pilihan Utama), Al-Mukhtabâ (Yang Disembunyikan), Al-Hâdi Al-Syâfî‘ Shâhib Al-Hawdh Al-Mawrûd (Sang Pemberi Petunjuk dan Syafaat, Pemilik Telaga yang Akan Didatangi Umatnya), Shâhib AlMaqâm Al-Mahmûd (Pemilik Kedudukan yang Terpuji), Al-Sirâj Al-Munîr (Pelita yang Menerangi), Al-Nadzîr Al-Basyîr (Pemberi Peringatan dan Kabar Gembira), dan sebagainya. Kita akan membincangkan sosok manusia yang rupanya paling sempurna, lengkap dengan pemikirannya yang cerdik, akalnya yang cerdas, perasaannya yang tajam, lidahnya yang fasih, tingkah polahnya yang tertata apik, kepribadiannya yang menarik, kesabarannya menahan amarah dan menahan derita; kita akan membahas seorang manusia yang selalu memaafkan meski mampu membalas, sabar, dermawan, murah hati, pemalu, berani, toleran, dan pejuang yang tangguh. Kita akan bercerita seputar sosok yang dikenal dengan ketulusan cintanya, nasihatnya, pergaulannya yang baik, kasih sayangnya kepada semua manusia, semangatnya untuk menyeru manusia kepada keimanan, kesetiaannya dan ketepatan janjinya, dan kerendahan hatinya meski kedudukannya teramat mulia. Manusia mengenal sosok yang mulia ini sebagai pemimpin yang selalu bersikap adil sepanjang hidupnya, selalu menunaikan amanah, menjaga kehormatan, mengucapkan kebenaran. Beliau juga dikenal sebagai pribadi yang tenang, ksatria, senantiasa mengarahkan pada kebaikan, bersikap zuhud, dan sangat takut kepada Tuhannya. Rasulullah Saw. menjadi teladan utama dalam

pu st ak

Sementara tentang Muhammad ibn Abdullah Saw. Allah berfirman: Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.6 Lihatlah, betapa berbeda Allah menggambarkan keduanya. 2. Dalam ayat lain, Al-Quran bercerita tentang Nabi Musa a.s.: Dan Musa berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, karena itu ampunilah aku.” Maka, Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, 5 QS Thâ Hâ (20): 84. 6 QS Al-Dhuhâ (93): 5.

Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.7

ix

Sementara tentang Nabi Muhammad Saw. Allah berfirman: Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. Agar Allah memberi ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu jalan yang lurus.8

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

om

Sungguh, betapa berbeda kedudukan keduanya.

do

.b

lo gs

po

t.c

3. Pada bagian lain Al-Quran menjelaskan perihal Nabi Musa a.s.: Dia Musa berkata, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku.”9

ain

ketaatan kepada Allah, ibadahnya yang amat tekun, serta syukur dan tobatnya yang terus dilakukan tanpa bosan. Sebagai seorang hamba, Rasulullah Saw. senantiasa menjaga dan menunaikan hak-hak Tuhannya didasari keyakinannya yang benar dan mantap, tawakalnya yang tak teralihkan, dan kecintaannya yang besar kepada Allah. Dalam diri Rasulullah berhimpun semua akhlak dan perilaku yang suci dan mulia. Siti Aisyah r.a. menuturkan bahwa akhlak beliau adalah Al-Quran. Beliau ridha terhadap apa pun yang diridhai Allah, dan marah terhadap segala sesuatu yang membuat-Nya marah. Perhatikanlah kesaksian kitab suci mengenai keagungan dan kemuliaan Nabi Saw. 1. Al-Quran menerangkan tentang Musa a.s., salah seorang nabi yang tergolong Ulul Azmi: Dan (Musa) berkata, “Itu mereka sedang menyusulku dan aku bersegera kepadaMu. Ya Tuhanku, agar Engkau ridha (kepadaku).”5

Dan, mengenai Nabi Muhammad Saw. Allah berfirman: Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?10 Betapa berbeda kedudukan kedua Nabi yang mulia ini. 4. Al-Quran juga menuturkan tentang Nabi Musa a.s.: Dan mudahkanlah untukku urusanku.11 Sementara, mengenai Al-Thahîr Al-Amîn (Yang Suci lagi Jujur), Al-Quran berbicara:

7 8 9 10 11

QS Al-Qashash (28): 16. QS Al-Fath (48): 1–2. QS Thâ Hâ (20): 25. QS Al-Insyirâh (94): 1. QS Thâ Hâ (20): 26.

Dr. Syauqi Abu Khalil

x

Dan, Kami akan memudahkan bagimu jalan menuju kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat).12 Sungguh berbeda kedudukan mereka berdua. 5. Dalam Al-Quran juga diceritakan bahwa Nabi Musa a.s. berbicara secara langsung dengan Tuhannya di bumi: Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan Gunung (Sinai) dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap.13 Maka, ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam.”14 Jika Nabi Musa a.s. berbicara langsung dengan Tuhannya di bumi, Nabi Muhammad Saw. berbicara secara langsung dengan Tuhannya di langit: Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang punya keteguhan. Maka, (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa), sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, (pada Muhammad) lalu bertambah dekat sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu, disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.15 12 13 14 15

QS Al-A‘lâ (87): 8. QS Maryam (19): 52. QS Al-Qashash (28): 30. QS Al-Najm (53): 5-11.

Lihatlah, betapa berbeda kedudukan keduanya. 6. Nabi Musa a.s. diutus kepada Bani Israil—kaumnya sendiri: Maka, lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah engkau menyiksa mereka.16 Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku.”17 Adapun Muhammad Rasulullah Saw. diutus kepada seluruh manusia sebagai rahmat bagi semesta alam: Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.18 Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh alam. Dan sungguh kamu akan mengetahui (kebenaran) beritanya (Al-Quran) setelah beberapa waktu lagi.19 Dan, Kami tidak mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.20 Katakanlah (Muhammad), “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua.”21 Betapa berbeda kedudukan di antara keduanya. 16 17 18 19 20 21

QS Thâ Hâ (20): 47. QS Al-Isrâ’ (17): 2. QS Saba’ (34): 28. QS Shâd (38): 87–88. QS Al-Anbiyâ’ (21): 107. QS Al-A‘râf (7): 158.

Adapun tentang Nabi Muhammad Saw., Allah berfirman: Dan bersabarlah (Muhammad) untuk menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sungguh engkau berada dalam pengawasan Kami.23 Huruf ba’ pada frasa bi a‘yuninâ dalam ayat di atas berfungsi memberikan makna “mendalam” dan “meliputi”. Maksudnya, “diawasi secara lebih saksama”. Alangkah berbeda kedudukan di antara keduanya. 8. Al-Ra’ûf Al-Rahîm (Yang Maha Penyantun Maha Penyayang) adalah nama bagi Allah Swt. Dan, nama ini disebutkan sebanyak 10 kali dalam kitab suci AlQuran. Akan tetapi, pada salah satu ayat, Allah berfirman: Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun (ra’ûf), dan penyayang (rahîm) terhadap orang yang beriman.24 Allah menyematkan kedua nama—Ra’ûf Rahîm yang termasuk Asmaul Husna— tersebut kepada Nabi Muhammad Saw.

22 QS Thâ Hâ (20): 39. 23 QS Al-Thûr (52): 48. 24 Q.S Al-Taubah (9): 128.

9. Bersumpah dengan menyebutkan nama seseorang sementara orang itu masih hidup menunjukkan keagungan hidupnya dan kemuliaannya di sisi si pelaku sumpah. Hidup Nabi Saw. memang layak dijadikan sumpah karena dia merupakan berkah dan anugerah istimewa bagi bangsa Arab dan seluruh semesta. Allah Yang Mahaagung dan Mahakuasa bersumpah dengannya: (Allah berfirman), “Demi umurmu (Muhammad), sungguh mereka terombangambing dalam kemabukan (kesesatan).”25 10. Seruan dalam Al-Quran bagi Al-Habîb Al-A‘zham (Sang Kekasih yang Paling Agung) Rasulullah Saw. adalah, “Wahai Nabi”, “Wahai Rasul”, dan “Wahai orang yang berselimut.” Semua sebutan itu merupakan nama-nama yang baik dan paling disukai. Sementara itu, nabi-nabi yang lain disebut dengan panggilan, “Wahai Adam”, “Wahai Musa”, “Wahai Nuh”, “Wahai Daud”, “Wahai Zakaria”, “Wahai Luth”, “Wahai Yahya”, “Wahai Isa,” dan sebagainya. 11. Mukjizat para nabi terdahulu bersifat temporer. Mukjizat mereka tuntas dan selesai setelah ditampilkan, kemudian menjadi peristiwa masa lampau. Sementara, mukjizat Muhammad ibn Abdullah Saw. bersifat abadi dan permanen, yaitu kitab suci Al-Quran yang keajaibannya tidak pernah sirna; mukjizat langgeng yang dipelihara langsung oleh Allah Swt.:

25 QS Al-Hijr (15): 72.

xi Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

7. Al-Quran menerangkan tentang Nabi Musa a.s.: Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.22

Dr. Syauqi Abu Khalil

xii

Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.26 12. Pujian Allah Swt. terhadap akhlak Nabi Saw. menggambarkan kelembutan, kasih, dan sayang-Nya. Allah berfirman: Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.27 Maka, berkat rahmat dari Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentu mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal.28 Maka, berpalinglah engkau dari mereka, dan engkau sama sekali tidak tercela.29 Seandainya Rasulullah bertingkah kasar dan bermalas-malasan, niscaya banyak celaan yang ditujukan kepada beliau. Semua penjelasan di atas menggambarkan satu sisi keagungan Rasulullah Saw. yang menjadi pokok pembahasan buku ini. Tulisan ini akan membahas atlas perjalanan hidupnya. Namun, sebelum membahas itu, saya perlu mengemukakan keistimewaan dan karakteristik risalah yang diturunkan kepada beliau untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Berikut ini beberapa 26 27 28 29

QS Al-Hijr (15): 9. QS Al-Qalam (68): 4. QS Âli ‘Imrân (3): 159. QS Al-Dzâriyât (51): 54.

karakteristik risalah yang diemban Muhammad Rasulullah Saw.: 1. Risalah ilahiah yang berasal dari langit Risalah yang dibawa Nabi Muhammad Saw. dan disampaikan kepada umat manusia adalah risalah suci yang berasal dari Allah, penguasa langit, bumi, dan seluruh semesta. Allah berfirman: Dan, Kami turunkan (Al-Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.30 Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Dan, sesungguhnya Al-Quran ini benarbenar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Al-Rûh Al-Amîn (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.31 Itulah keistimewaan risalah yang disampaikan Rasulullah Saw. kepada seluruh umat manusia. Sementara, akidah atau ideologi buatan manusia, cepat atau lambat, pasti akan sirna. Akidah Ilahi yang diturunkan dari "langit" akan tetap bertahan serta terus menyebar dan berkembang. 2. Risalah yang berpusat pada syariat Allah. Risalah yang disampaikan Muhammad Rasulullah Saw. adalah risalah yang berasal dari Allah. Karena itu, risalah suci itu berpusat dan bersumber dari syariat atau ketetapan Allah. Risalah yang disampaikan 30 QS Al-Isrâ’ (17): 105. 31 QS Al-Syu‘arâ’ (26): 192–195.

Dalam ayat lain Allah berfirman: Katakanlah, “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang yang beriman.”33 Bahkan, meski memiliki kedudukan ruhani yang paling tinggi, Rasulullah Saw. tetap merendahkan dirinya dan menghamba kepada Allah. Penghambaan itulah yang tergambar dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Allah berfirman: Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.34 Dalam firman Allah di atas, tidak disebutkan bahwa Allah memperjalankan “rasul-Nya”, “nabi-Nya”, “kekasih-Nya”, atau

32 QS Al-Kahfi (18): 110 33 QS Al-A‘râf (7): 188. 34 QS Al-Isrâ’ (17): 1.

“sahabat-Nya”, melainkan disebutkan bahwa Allah memperjalankan “hamba-Nya”. Dengan demikian, risalah yang disampaikan Rasulullah adalah risalah yang berpusat kepada Allah, Pencipta langit dan bumi, Sang Pencipta Yang Maha Mengawasi lagi Maha Esa. Risalahnya juga terpusat pada syariat-Nya yang terhimpun dalam kitab suci Al-Quran. Risalah yang disampaikan Rasulullah seluruhnya bersumber dari Allah, sedangkan ucapan, perbuatan, dan ketetapan (sunnah) berfungsi sebagai penjelas dan perinci bagi kitab suci Al-Quran. 3. Risalah pamungkas dengan mukjizat yang abadi. Risalah yang disampaikan Rasulullah Saw. bersumber dari Allah Swt. dan dihimpun dalam kitab suci Al-Quran. Selain menjadi sumber utama risalah Islam, Al-Quran juga merupakan mukjizat utama yang dimiliki Nabi Muhammad Saw. untuk membuktikan kebenaran risalahnya. Ketika kaum musyrik Quraisy menuntut suatu mukjizat yang bersifat insidental, mereka mendapat jawaban yang dahsyat dan teperinci. Allah berfirman: Dan mereka (orang kafir Makkah) berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, “Sesungguhnya mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan, sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata.” Dan, apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al-Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang yang beriman.35

35 QS Al-‘Ankabût (29): 50–51.

xiii Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

Nabi Saw. berlaku untuk seluruh manusia. Bahkan, beliau sendiri dibebani kewajiban untuk melaksanakannya. Kedudukan beliau di hadapan syariat Allah itu seperti manusia biasa lainnya yang harus beribadah dan menghamba kepada Allah. Dia berfirman: Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhanmu itu adalah Tuhan Yang Esa.”32

ain

do

.b

om

t.c

lo gs

4. Risalah yang berdialog dengan akal, bukan emosi. Risalah yang disampaikan Rasululah Saw. jauh dari fanatisme dan pemaksaan. Risalah itu bersifat tegas dan jelas, jauh dari nuansa rahasia dan simbol-simbol. Syariat dan risalah Islam tidak akan membuat akal berlaku sewenang-wenang dan tidak akan membekukan pikiran. Sebab, risalah yang benar adalah risalah yang merangkul akal, bukan yang menentangnya. Sementara, nutrisi bagi akal adalah ilmu. Allah berfirman: Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.37

Seorang alim mengatakan, “Jika di zaman sekarang dan kelak di masa depan Al-Quran mencari-cari hakim untuk memutuskan perkara dengan wahyu Allah, niscaya pencariannya berakhir ketika menemukan orang yang mempergunakan akalnya. Jika AlQuran berargumen, niscaya dia berargumen dengan keputusan yang diamini akal. Jika Al-Quran marah, dia marah terhadap orang yang mengabaikan akal. Dan jika Al-Quran ridha, niscaya dia meridhai orang yang menggunakan akal.” Ungkapan itu senada dengan penegasan Allah dalam Al-Quran: Katakanlah, “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendirisendiri; kemudian kamu pikirkan.” Tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu itu (Muhammad). Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.39

po

Kitab suci Al-Quran merupakan mukjizat yang permanen dan langgeng, yang akan bertahan sampai Hari Kiamat, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Dan, apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?36

pu st ak

Dr. Syauqi Abu Khalil

xiv

Dalam surah yang lain Allah berfirman, “Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.”38 Risalah yang diemban Nabi Muhammad Saw. memuat akidah yang mengajak akal sehat berdialog. Risalah itu diperuntukkan bagi orang yang memfungsikan akal pikiran mereka, bagi orang yang berpikir, berakal, dan cerdas. 36 QS Fushshilat (41): 53. 37 QS Al-Ra‘d (13): 4. 38 QS Al-Rûm (30): 28.

5. Risalah kemanusiaan yang bersifat uiversal. Risalah Islam yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. tidak hanya ditujukan untuk satu kaum tertentu. Risalah ini diperuntukkan bagi semua umat manusia sepanjang zaman hingga Hari Kiamat. Frasa “hai manusia” dalam ayat Al-Quran mengandung arti bahwa yang dituju risalah Islam adalah semua manusia, bukan hanya satu golongan manusia. Sebab, seruan “wahai manusia” mengandung arti untuk seluruh umat manusia. Tidak hanya itu, risalah Islam menegaskan bahwa seluruh manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah: 39 QS Saba’ (34): 46.

Al-Quran ini tidak lain hanya peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Quran setelah beberapa waktu lagi.41 Dan, tiadalah Kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.42 Katakanlah, “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.”43 Islam adalah risalah yang humanis dan universal. Toleransi menjadi salah satu karakteristiknya yang istimewa. Islam tidak menafikan dan membunuh syariat-syariat lain. Islam mengutamakan dialog dan musyawarah. Pengakuan Islam atas pluralitas keyakinan yang ada di masyarakat didasarkan atas kehendak Allah yang menyatakan dalam Al-Quran: Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.44

40 41 42 43 44

QS Al-Hujurât (49): 13. QS Shâd (38): 87–88. QS Al-Anbiyâ’ (21): 107. QS al-A‘râf (7): 158. QS Hûd (11): 118.

Toleransi yang menentang pemaksaan menjadi prinsip Islam yang langgeng hingga akhir zaman, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).45 Ayat-ayat ini menjadi argumen yang membungkam mulut orang fanatik dan keras kepala yang tidak percaya akan kebebasan memilih keyakinan. Islam menyatakan, “Tidak!” untuk kekerasan, “Tidak!” untuk pertumpahan darah, dan “Tidak!” untuk pemaksaan keyakinan. Islam menjadikan dialog sebagai jalan utama untuk menyikapi perbedaan. Dialog yang diajarkan Islam bukanlah dialog basa-basi tanpa makna, melainkan dialog yang dilakukan dengan cara yang paling baik. Allah berfirman: Serulah (manusia) pada jalan Tuhanmu dengan bijak dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang paling baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk.46 Meski Islam mengakui perbedaan keyakinan dan mengutamakan toleransi, kita harus membedakan antara toleran dan tidak berdaya. Pengakuan Islam terhadap berbagai keyakinan umat lain bukan berarti Islam adalah risalah yang lemah. Toleransi itu menggambarkan penghargaan Islam terhadap keragaman dan perbedaan. Sayangnya, banyak non-Muslim yang tidak menghargai toleransi dan pengakuan Islam ini. Mereka menyalahgunakan prinsip toleransi yang 45 QS Al-Baqarah (2): 256. 46 QS Al-Nahl (16): 125.

xv Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.40

t.c

om

Islam memandang seimbang antara kebutuhan ruhani dan materi. Islam juga mengakui nilai penting naluri dan insting kemanusiaan. Islam adalah agama yang menekankan keseimbangan antara urusan spiritual dan material. Kedua aspek kehidupan manusia itu harus diperlakukan secara seimbang. Kebaikan dihukumi halal, dan keburukan hukumnya haram. Allah Swt. berfirman: Katakanlah, “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah, “Semuanya itu (disediakan) bagi orang yang beriman di kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di Hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayatayat itu bagi orang yang mengetahui.49

ain

do

.b

lo gs

Dengan demikian, setiap akidah yang dibangun atas dasar kedengkian, niscaya akan diruntuhkan dendam, sedangkan akidah yang dibangun berlandaskan cinta, pasti akan dilindungi kebajikan.

kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.48

po

diajarkan Islam untuk menyerang Islam dan merendahkannya. Islam mengakui hak setiap orang untuk berdialog dan mempertahankan keyakinannya masing-masing. Islam menghargai hak setiap orang untuk memiliki keyakinan yang berbeda. Karena itu, Islam tidak mengajarkan kekerasan dan pemaksaan pendapat. Sebaliknya, Islam mengajarkan toleransi, kesantunan, dan penghargaan terhadap perbedaan. Islam menyerahkan penilaian akhir atas perbedaan sikap dan keyakinan kepada Allah Swt., sebagaimana firman-Nya: Maka, Allah akan mengadili di antara mereka pada Hari Kiamat, tentang apaapa yang mereka perselisihkan.47

pu st ak

Dr. Syauqi Abu Khalil

xvi

6. Risalah yang menjaga keseimbangan ruh dan materi. Risalah Islam yang disampaikan dan diajarkan Rasulullah Saw. mengakui kedudukan ruh dan juga materi secara seimbang. Ajaran Islam tentang nilai penting ruh atau spiritual tidak menegasikan materi, dan urusan materi tidak mengalahkan nilai penting ruhani. Allah Swt. berfirman: Dan, carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat 47 QS Al-Baqarah (2): 113.

7. Risalah yang abadi untuk segala waktu dan tempat. Risalah Islam adalah risalah yang sesuai dengan fitrah manusia, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah: Maka, hadapkanlah wajahmu luruslurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.50

48 QS Al-Qashash (28): 77. 49 QS Al-A‘râf (7): 32. 50 QS Al-Rûm (30): 30.

8. Risalah yang selalu dijaga Allah. Risalah Islam yang disampaikan Nabi Saw. merupakan risalah yang abadi, tidak akan

berubah dan selamat dari penyelewengan, penambahan, atau pengurangan. Risalah yang kita baca dan kita amalkan hari ini adalah risalah yang sama seperti yang dibaca dan diamalkan kaum Muslimin di masa Rasulullah Saw. Keabadian risalah dijamin oleh Allah Swt., sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya.51 Sepanjang sejarah umat manusia, kita telah mengenal berbagai macam ajaran, keyakinan, ideologi, dan juga paham-paham filsafat. Namun, sejarah juga mencatat tumbangnya berbagai paham dan ajaran bikinan manusia itu. Berbagai paham filsafat bertumbangan, banyak aliran yang ditinggalkan, dan tak sedikit keyakinan yang diabaikan. Islam menjadi satu-satunya agama yang saat ini menduduki peringkat pertama dalam penyebaran di muka bumi ini. Islam memberikan tempat bagi persaudaraan sesama manusia. Islam mengutamakan kemudahan, bukan kesulitan. Islam juga mengajarkan dialog yang menunjukkan kepercayaan kaum Muslim terhadap prinsipprinsip Islam yang mengajak akal berdialog, mendorong ilmu pengetahuan, dan mengakui perbedaan orang lain. Risalah Islam akan senantiasa terjaga hingga akhir zaman. Risalah Islam akan tumbuh menyeruak di tengah peradaban manusia. Islam akan diterima di setiap zaman dan tempat karena dia mengajak manusia dengan lemah-lembut, menyampaikan ajaran yang bersih, logis, serta sesuai dengan fitrah manusia.

51 QS Al-Hijr (15): 9.

xvii Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

“Fitrah Allah” yang disebutkan dalam ayat di atas berjalan selaras dengan hasrat dan naluri manusia. Kendati demikian, risalah Islam mengatur agar fitrah kemanusiaan itu diperlakukan dengan cara yang adil demi kebaikan dan kepentingan manusia. Sebagai contoh, setiap manusia memiliki kecenderungan seksual atau hasrat biologis, yang salah satu tujuannya adalah menjaga kelangsungan generasi manusia. Namun, Islam mengatur agar kecenderungan itu tidak merusak dan merendahkan manusia. Islam mensyariatkan akad nikah sebagai jalan satu-satunya yang sah untuk memenuhi hasrat biologis. Akad nikah menjadi pintu masuk untuk menciptakan institusi keluarga yang merupakan dasar utama pembangunan masyarakat. Keluarga yang dibentuk mengikuti tuntunan syariat niscaya akan berkembang mengikuti akhlak yang utama. Dengan demikian, Islam memenuhi hak manusia untuk memuaskan naluri biologisnya dan sekaligus memelihara silsilah keturunan. Keluarga yang baik menjadi fondasi utama pengembangan masyarakat yang lurus. Selain itu, Islam juga agama yang moderat. Moderasi yang diajarkannya merupakan pilihan sadar untuk mewujudkan batas-batas keseimbangan di tengah masyarakat sehingga di dalamnya tidak ada benturan atau konflik sosial, rasial, silsilah keturunan, maupun jabatan. Standar kemuliaan dan kehormatan manusia yang dikandungnya tunduk pada keluhuran akhlak. Dengan demikian, komunitas Islam menjadi komunitas yang terbaik dan damai.

Dr. Syauqi Abu Khalil

xviii

Setelah menjelaskan semua itu, kemudian saya bertanya kepada para mahasiswa: “Apakah kalian sudah mengetahui, siapakah sosok yang akan kita perbincangkan dalam perkuliahan kita ini? Apakah kalian dapat merasakan keagungannya? Dan, apakah kalian telah memahami karakter risalah yang diturunkan kepada beliau?” Hanya selang beberapa hari setelah perkuliahan pertama itu tebersit dalam benak saya pikiran yang sangat berharga, yaitu keinginan untuk membuat tulisan teperinci mengenai perjalanan hidup Nabi Muhammad; catatan yang dilengkapi keterangan bergambar mengenai tempat, kota, lokasi peperangan, dan rute perjalanan beliau dari satu tempat ke tempat lainnya. Saya juga ingin melengkapi tulisan itu dengan catatan tentang leluhur beliau, dimulai dari kakeknya, Nabi Ibrahim, bapak para nabi, kelahirannya, peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum beliau diutus dan setelahnya, peristiwa hijrah, sampai kemudian beliau wafat. Buku atlas ini bukan sekadar buku tentang perjalanan hidup Nabi Saw. Buku

ini dilengkapi berbagai ilustrasi yang menggambarkan lika-liku hidupnya yang penuh berkah. Jika ada orang yang lebih dulu menulis karya seperti ini, semoga Allah memberkahi amalnya. Namun, saya merasa belum ada yang menyajikan sejarah Nabi Saw. dalam bentuk gambar-gambar secara kronologis, seperti yang saya sajikan dalam buku ini, lengkap dengan keterangan penjelas dan kutipan-kutipan yang dibutuhkan. Atlas ini adalah seri keempat dari serial Atlas Islam yang telah lebih dahulu terbit, yaitu Atlas Sejarah Arab-Islam, Atlas NegaraNegara Islam, dan Atlas Al-Quran. Segala puji bagi Allah di awal dan akhir. Dia sebaik-baik pelindung. Saya memohon kepada-Nya agar menjadikan amal ini bermanfaat, karena inilah maksud dari penulisan buku ini.

Damaskus, 1 Muharram 1423 H 14 Maret 2002 M Dr. Syauqi Abu Khalil [email protected], www.fikr.com

Semenanjung Arab

5

Ibrahim a.s.

7

Leluhur Nabi Muhammad Saw. Bapak Para Nabi Khalîlurrahmân (Kekasih Allah yang Maha Pengasih)

Pasar-Pasar Bangsa Arab di Era Jahiliah

8

16

Tahun Gajah (30 Agustus 570 atau 571 M) Tahun Kelahiran Nabi Muhammad Saw.

20

Muhammad ibn Abdullah Saw. 26

10

28

Perang Al-Fijar (580-590 M.)

33

Al-Hums

36

Thufail ibn Amr Al-Azadi Al-Dausi (Si Pemilik Cahaya)

42

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

1

Menjelang Hijrah Baiat Aqabah Pertama dan Kedua

49

Hijrah

51

Pengembaraan Salman Al-Farisi

36

(Dari Isfahan Hingga Madinah)

60

Ghazwah dan Sariyyah1

70

Pembunuhan Ka‘b ibn Al-Asyraf

89

Pembunuhan Salam ibn Abu Al-Huqaiq

111

54

Keislaman Badzan, Raja Yaman 130 Kedatangan Mariah Al-Qibthiyyah 135 Surat Rasulullah Saw. kepada Kaisar Heraklius (Awal Tahun Ketujuh Hijrah, Musim Gugur 628 M.)

139

61

2

Dr. Syauqi Abu Khalil

Tahun Para Delegasi

93

(Tahun 9 H)

177

Para Sahabat Penghimpun Zakat

185

Para Perawi Hadis (Kitab-Kitab Shahih)

188

LAMPIRAN

202

SUMBER RUJUKAN

210

INDEKS

214

126

181 Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

3

4

Dr. Syauqi Abu Khalil

Semenanjung

Arab

S

emenanjung Arab adalah tempat kelahiran Islam sekaligus tempat penyebarannya ke seluruh penjuru bumi. Tempat ini juga menjadi tanah air bangsa Arab. Semenanjung ini terletak di barat daya benua Asia yang dikelilingi tiga lautan, yaitu Laut Merah di sisi barat, Samudra Hindia (meliputi Laut Arab dan Teluk Aden) di sisi selatan, Teluk Arab (Teluk Persia) serta Teluk Oman di sisi timur, dan Pedalaman Syam di sisi utaranya. Sebagian besar Semenanjung Arab berupa padang pasir. Para pakar geografi membaginya menjadi lima kawasan: 1. Tihamah Tihamah adalah kawasan dataran rendah di sepanjang pesisir pantai Laut Merah, terbentang dari Yanbu‘ di utara hingga Najran di selatan. Kawasan ini disebut Tihamah karena suhu udaranya yang luar biasa panas dan tidak berangin. Kata tihamah berasal dari al-taham yang berarti sangat panas dan tidak berangin. 2. Pegunungan Sarat Kawasan ini adalah dataran tinggi di sisi barat yang sejajar dengan pesisir pantai Laut Merah, terletak di sebelah timur dataran rendah Tihamah. Di kawasan ini ada beberapa lembah yang terletak antara beberapa pegunungan yang terbentang dari Teluk Aqaba sampai kawasan Yaman. Gunung-gunung yang berada di sisi utara dinamakan Pegunungan Madyan, di selatan

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

5

Asia Kecil

Yunani

ya m

Kurdistan Siprus

Ne ge r

iS

Rhodes Kreta

Laut Tengah

Irak

Pedalaman Syam

Aqaba

Gurun Nafud Besar

Sinai

Sijistan

Persia

Gu

an dy Ma

ru ain l hr ci Ke ud

H

Yanbu‘ Al-Bahr

i ja z

Nejd

Yamamah

Oman

an tar Da

R

nd

Re Najran

ah

ah rah Me ut La

am

Sudan

Teluk Oman

Arudh

Makkah

Tih

Gurun Nubian

Karman

Teluk Persia

Ba

af nN

Madinah

Mesir

A ub’

i

hal

Mahrah

aut

ir

As

ram Had

Shan’a

Abisinia

l-K

Laut Arab Yaman

km 1.000

800

600

400

200

Teluk Aden

Semenanjung Arab Ketinggian dalam meter: 4.000 3.000 2.000 1.000

Gurun Nafud Besar

500

200

Pegunungan Asir, dan kawasan yang berada di tengah disebut Hijaz, tempat Tanah Suci Makkah dan Madinah berada. Kawasan itu disebut Hijaz karena ia menghalangi (yahjuzu) antara Tihamah dan Nejd. 3. Dataran Tinggi Nejd Kawasan ini terbentang dari Yaman di sisi selatan dan Irak Selatan di sisi utara (pedalaman Samawah). Adapun sisi timurnya dibatasi kawasan Arudh. Kawasan ini disebut Nejd karena berupa dataran yang sangat tinggi. 4. Yaman Yaman merupakan kawasan pegunungan di ujung barat daya yang terhubung dengan Hadramaut, Mahrah, dan Oman di sisi

6

Dr. Syauqi Abu Khalil

timurnya. Di kawasan ini terdapat puncak tertinggi Semenanjung Arab dengan ketinggian 3.750 meter dari permukaan laut, letaknya di sisi barat daya Kota Shan’a. 5. Arudh Kawasan ini mencakup Yamamah, Oman, dan Bahrain. Dinamakan Arudh karena luasnya terbentang (i‘taradha) antara Yaman dan Nejd. Di bagian selatan Semenanjung Arab kadang-kadang turun hujan pada musim dingin, meski itu sangat jarang terjadi. Sementara, di kawasan Yaman, Asir, dan Oman hujan turun di musim panas dengan sangat deras hingga curahnya mencapai 500 mm di beberapa titik kawasan Yaman dan Asir. Curah hujan yang lebih rendah turun di Oman. Semenanjung Arab dilalui Tropic of Cancer (23,5 derajat ke utara dari garis Khatulistiwa). Karena itu, sebagian besar wilayahnya bersuhu udara sangat panas, terutama di musim kemarau. Saat ini, ada sekitar tujuh negara yang terletak di Semenanjung Arab. Berikut ini daftarnya berdasarkan urutan luas wilayahnya: a. Kerajaan Arab Saudi, luasnya 2.248.000 km persegi. b. Republik Yaman, luasnya 472.099 km persegi. c. Kesultanan Oman, luasnya 306.000 km persegi. d. Uni Emirat Arab (UEA), luasnya 83.000 km persegi. e. Kuwait, luasnya 18.818 km persegi. f. Qatar, luasnya 11.437 km persegi. g. Bahrain, luasnya 694 km persegi. Total luas seluruh Semenanjung Arab adalah 3.139.048 km persegi.

Provinsi Gharbiyah (Madain Shalih)

Puncak-puncak pegunungan di Provinsi Barat Daya

Pegunungan di bagian selatan Hijaz (Al-Bahah) Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

7

Ibrahim a.s. Leluhur Nabi Muhammad Saw. Bapak Para Nabi Khalîlurrahmân (Kekasih Allah yang Maha Pengasih)

I

brahim a.s. dilahirkan di Irak Selatan dan tinggal di Kota Ur1 yang terletak di kawasan Khaldea. Ayahnya bernama Azar ibn Nahur. Sebagian berpendapat bahwa Azar adalah pamannya, karena dalam tradisi Arab paman biasa disebut ayah. Azar adalah penduduk asli Desa Kutsi—terletak di tengah wilayah Kufah. Azar dilahirkan di Kutsi atau Babilonia atau Al-Wuraka’. Di Desa Kutsi inilah Nabi Ibrahim a.s. dibakar hiduphidup. Setelah selamat dari pembakaran itu, Ibrahim a.s. hijrah ke Carrhae (Harran) yang terletak di utara, lalu ke Palestina bersama istrinya, Sarah, dan keponakan laki-lakinya, Luth a.s., yang juga mengajak istrinya. Ketika daerah itu dilanda paceklik, Ibrahim dan keluarganya pindah ke Mesir pada masa pemerintahan Raja Heksos. Hanya beberapa tahun Ibrahim dan keluarganya menetap di Mesir untuk kemudian bersama Luth a.s. kembali ke Palestina, tepatnya di sebuah kota bagian selatan Palestina. Lalu keduanya memutuskan untuk berpisah dan tinggal di daerah yang berbeda seraya tetap berhubungan. Masing-masing mencari tempat tinggal dan sumber air sendiri untuk menghidupi keluarga. Ibrahim a.s. menetap di Beersheba, sedangkan Luth a.s. tinggal di kawasan sebelah selatan

1 Dalam Bahasa Sumeria, “Ur” berarti kota (Peny.)

8

Dr. Syauqi Abu Khalil

Laut Mati, yang juga dikenal dengan nama Buhairah (danau) Luth. Ibrahim a.s. kemudian pergi bersama istri keduanya (Siti Hajar) ke Tanah Suci Makkah, sambil membawa putra mereka, Isma‘il a.s., yang masih bayi. Ibrahim a.s. meninggalkan mereka berdua di “lembah yang tidak ada tanamannya”. Namun, kemudian di lembah itu menyembur mata air Zamzam yang kelak menjadi sumber kehidupan lembah itu. Tidak lama setelah Ibrahim meninggalkan mereka, rombongan Bani Jurhum tiba di lembah itu. Mereka datang setelah menempuh perjalanan panjang melalui jalur Kuda’. Akhirnya, Bani Jurhum menetap di sana bersama Hajar dan Isma‘il a.s. Bersama-sama mereka memakmurkan kawasan itu. Beberapa tahun kemudian, Nabi Ibrahim a.s. meninggal dunia dan dikebumikan di Kota Al-Khalil (Hebron), Palestina. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa anak-cucu Isma‘il adalah bangsa Arab Musta‘rabah2 yang juga dikenal sebagai keturunan Adnan. Pasalnya, dulu Isma‘il berbahasa Suryani atau Ibrani, dan kemudian datang Bani Jurhum—keturunan Arab Qahthani—ke lembah itu lalu menetap bersama Isma‘il dan ibunya. Setelah beranjak 2 Bangsa Arab Musta‘rabah, yaitu bangsa Arab pendatang atau orang yang dijadikan dan ditetapkan sebagai bangsa Arab (Peny.)

Danau Van

Anatolia

Laut Kaspia

Danau Urmia

Tapuristan

Niniwe

ng

Damaskus

Laut Tengah

ai

Eu fra t

is igr ai T

Su

ng Su

Gurun Al-Jazirah

Siprus

Irak

Kirkuk

Su

ng

ai

Ka

ru

Pedalaman Syam

Pa da nAr am

n

Persia

Elat Al-Faiyum

Sinai

ad

M

Te l

n ya

uk

Se

Mesir

Pe r

sia

m

en

an

ju

ng

Luxor

Lau

Ar ab

tM era

El Fara’in

Yatsrib

h

Hijaz

il

N ai

ng

Su

Gurun Nubian

km 1.000

800

600

400

200

Jeddah

Bapak Para Nabi, Khalîlurrahmân (Sang Kekasih Allah) Sekitar 1800 SM

dewasa, Isma‘il menikahi seorang putri Bani Jurhum dan belajar bahasa Arab dari mereka sehingga dia dan semua anaknya berbahasa Arab. Karena itulah mereka disebut Musta‘rabah. Merekalah yang kelak menjadi orang Arab mayoritas; terdiri atas orang pedalaman (Badui) dan orang kota. Mereka menetap di tengah-tengah Semenanjung Arab dan beberapa kawasan Hijaz hingga Pedalaman Syam. Pada akhirnya, setelah keruntuhan Bendungan Ma’rib, bangsa Arab Yaman ikut berbaur dengan mereka di kawasan-kawasan itu. Ada banyak cerita sejarawan tentang orang Arab Musta’rabah, terutama dari masa Nabi Ibrahim a.s. dan putranya, Isma‘il a.s.

Periode itu dikenal sebagai era independensi bangsa Arab. Mereka tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan kaum Suryani maupun Yahudi. Dewasa ini, secara ilmiah dapat dibedakan antara kaum Ibrahim, kaum Ya‘qub (Israil), kaum Musa, kaum Yahudi, dan kaum Ibrani.3 Ketika kaum Yahudi mengodifikasi Taurat, setelah diperbudak Nebukadnezar di Babilonia pada 586 SM., mereka memiliki dua tujuan utama yang terus diperjuangkan. Pertama, mempercantik sejarah mereka dan menjadikan mereka sebagai bangsa paling mulia (bangsa pilihan) yang dipilih 3 Mufashshal Al-‘Arab wa Al-Yahûd fi Al-Târikh, hlm. 86 dan setelahnya. Dan Atlas Al-Qur’ân, hlm. 41 dan setelahnya. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

9

0

Masjid Al-Haram Al-Ibrahimiy Al-Syarif

Tuhan dari bangsa-bangsa yang ada. Untuk meraih tujuan ini, mereka harus merunut dan menyambungkan silsilah mereka ke akar yang paling suci, yakni pada sosok Ibrahim yang reputasinya, pada masa itu, sudah terkenal ke seantero dunia. Dengan begitu, mereka memanipulasi sejarah mereka sendiri. Dengan piawai mereka menyusun ulang silsilah sekehendak nafsu mereka. Tidak lupa, mereka mewarnai sejarah itu dengan doktrin agama untuk menjamin keabsahannya sehingga diterima para pengikut mereka. Begitulah cara mereka menyambungkan sejarah mereka kepada sosok Nabi Ibrahim dan cucunya, Ya‘qub. Mereka juga menyebut kaum Musa a.s. sebagai Bani Israil (anak-anak Israil), padahal kaum Musa baru muncul di dunia sekitar 600 tahun setelah era Israil. Kedua, menjadikan Palestina sebagai negeri asal mereka. Padahal Taurat sendiri menegaskan bahwa Palestina adalah negeri asing bagi Ibrahim, Ishaq, Ya‘qub, dan anakanak mereka yang lahir dan tumbuh besar di Harran. Ibrahim dan putranya, Isma‘il, sejatinya merupakan anggota Suku Aram yang termasuk rumpun bangsa Arab. Kabilah ini sudah muncul beberapa abad sebelum kemunculan kaum Israil, kaum Musa, atau kaum Yahudi. Jadi, era Nabi Ibrahim a.s. adalah era bangsa Arab yang independen, tidak memiliki kaitan sama sekali dengan

10

Dr. Syauqi Abu Khalil

Salah satu dari Dua Menara Azan di Masjid Al-Haram Al-Ibrahimiy Al-Syarif

era Yahudi. Kitab suci Al-Quran pun menggarisbawahi fakta ini: Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantahmembantah tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah-membantah tentang hal yang kamu ketahui. Maka, kenapa kamu bantah-membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekalikali dia tidak termasuk golongan orang musyrik.4 Dengan demikian, silsilah keturunan Muhammad ibn Abdullah Saw. jelas berakar pada Ibrahim, bapak para nabi, yang bukan Yahudi, bukan pula Nasrani, “tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah).” 4 QS Âli ‘Imrân (3): 65–67.

Adnan

Pohon Keluarga Adnan Ma‘ad

Nizar

Rabi’ah

Iyad

Anmar

Mudhar

Asad

Ilyas

Qais ‘Ailan

Kinanah

Abdu Manat

Asad

Al-Nadhr (Quraisy)

Al-Hun

Amr

Hilal

Amir

Kilab

Malik

Uqail

Numair

Adwan Asyja’

Mulkan Mazin

Baharits

Ghifar

Mudlij

‘Abas

Dzibyan

Fazarah

Badr Bani Bakr

Ghathafan

Hakim

Tsaqif

Jism

Amir

Bani Sa‘d

Tamim

Al-Rabab

Muzayyanah

Hanifah

Dhabbah

Syaiban

Khuzaimah

Taghlub Hudzail

Bakr

Hawazin

Wa’il

Bahilah

Mudrikah

Abdul Qais

Thabikhah

Judailah Qum’ah

Anzah

Qansh

Bani Al-Laits

Al-Da’il

Dhamrah

Malik

Fihr (Quraisy, menurut pendapat lain)

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

11

Keturunan Kinanah dan Quraisy Malik

Al-Nadhr Malik

Yakhlud

Mulkan

Hidal

Bakr

Al-Shalt

Fihr (Quraisy)

Laits Al-Harits

Galib

Amr

Al-Du’il

Dhamrah

Muharib Amir

Dhabah Uhaib

Hilal

Malik

Abdullah

Amr

Ka‘b

Asyja’

Taim Al-Adram

Lu’ay

Usamah

Amir

Ka‘b Hashish

Murrah

Adi

Hisl

Mu’ish

Nizar

Amr Sahm

Jumuh Surair

Kilab

Al-Qalamas

Taim Sa‘d

Zuhrah

Qushay

Ka‘b

Al-Harits Abdu Manaf

Abdu Dar

Abdul Uzza

Abdu Qushay

Barrah

Tahmur

Asad Aminah

Khuwailid

Al-Arqam

Khadijah Ummul Mukminin Al-Muthalib

Hasyim

Al-Syifa

Abdul Muthalib

Ummul Hakim (Al-Baidha’)

Abdullah

Abdu Syams

Naufal

Nadhlah

Asad

Abu Thalib

Al-Zubair

Atikah

Tumadhir

Hayyah

Abu Shaifi

Barrah

Umaimah

Shaifi

Arwa

Ali

Muhammad Saw.

Al-Qasim

Al-Thayyib (Al-Thahir)

Ruqayyah

Zainab

Ummu Kultsum

Ibu mereka adalah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid

12

Dr. Syauqi Abu Khalil

Fathimah

Ib

h

Abdu Manat Amir Al-’Arij

Mabdzul

Murrah

Ma’an

Janda’ Qais

Qamar

Al-Harits

Jadzimah Mudlij

Syanzhir

Sa‘d

Atwarah

Khudzaimah (A’idah)

Hamis

Ghirah

Sa‘d (Nubatah)

Juda

Auf

Al-Harits

Asad

Yaqzhah Makhzum Abdu Manaf Wahab

Wuhaib

Abdu Yaghuts

Naufal

Halah

Malik (Abu Waqqash)

Al-Aswad Qilayah

Raithah

Shafiyyah

Al-Harits

Al-Hamzah

Ummul Akhtsam

Khalidah

Al-Muqwim

Ibrahim

bunya adalah Mariah Al-Qibthiyyah

Ummu Sufyan

Hayyah

Hajl (Al-Ghaidaq)

Shafiyyah

Al-Abbas

Dhirar

Qutsm

Abu Lahab

Kinanah ibn Khuzaimah ibn Mudrikah ibn Ilyas ibn Mudhar ibn Nizar ibn Ma‘ad ibn Adnan Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

13

Fihr (Quraisy)

Muharib

Ghalib

Al-Harits

Taim

Usamah

Ka‘b

Adi

Lu’ay

Al-Harits

Murrah

Yaqzhah

Taim

Khuzaimah

Sa‘d

Amir

Hashish

Kilab

Sahm

Jumuh

Qushay

Abdul Uzza

Abdu Manaf

Bani Asad

Abdud Dar

Zahrah

Bani Syaibah (Al-Hajabah) Abdu Manaf

Abdu Syams

Naufal

Hasyim

Al-Muthalib Wahab

Umayyah

Abdul Muthalib Aminah

Abdul Kabah

Dhirar

Qutsm

Al-Zubair

Al-Muqwim

Al-Harits

Abdullah

Abu Lahab

Muhammad Saw.

14

Dr. Syauqi Abu Khalil

Al-Ghaidaq

Hamzah

Al-Abbas

Abu Thalib

Ali ibn Abu Talib

Laut

Tengah

El Fayoum

Irak

Laut mati

Gurun Nafud Besar ai Sin

Iskandaria Kairo

Elat

Bushehr

6 Daumatul Jandal

Tabuk

n ya

Dhahran

12 Madinah 1

Hi

Ah sa Se m en an ju ng Ar ab

Ne jd

jaz

Rabigh 4

13 Makkah Jeddah 2 9 14 Thaif 3 7 D 10 at ar a

kP er

sia

Dubai Shuhar Muscat

Oman Masira

Lau

Gurun Nubian

Persia

Te lu

d Ma

Mesir

Zahedan

Shiraz Kazema

tM

h era

i hal l-K A ’ b Ru

nA

11

sir

Dhofar

5 Najran

Jizan 8

aut ram Had Hudaidah Al Mukalla Yaman

Shan’a

Massawa

km

0

200

400

600

800

Et (Ha hiopi bas a yah ) 1.000

Aneka Berhala dan Patung Sesembahan 1. Suwa‘ 2. Uzza 3. Lata 4. Manat 5. Nasar 6. Wudda 7. Ya‘uq 8. Yaghuts

Laut Arab

Mocha Assab

Aden

k Telu

n Ade

Samudra Hindia

Tanduk Afrika

Patung dan berhala yang tidak disebutkan dalam Al-Quran: 9. Isaf 10. Dzul Khalishah 11. Dzu Syara 12. Dzul Kaffain 13. Na’ilah 14. Hubal

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

15

Pasar-Pasar Bangsa Arab di Era Jahiliah

S

ejak era Jahiliah hingga sekarang, pasar memiliki posisi penting di tengah masyarakat Arab. Selain menjadi pusat pertukaran aneka barang dagangan yang dibutuhkan masyarakat Arab, pasar menjadi tempat pertemuan berbagai bangsa dan budaya. Ada banyak pasar yang terkenal di era Jahiliah. Pasarpasar itu tidak buka setiap hari, tetapi pada momen-momen tertentu. Karena itu, pasar juga menjadi tempat festival dan pertukaran budaya. Berikut ini nama-nama pasar yang terkenal di era Jahiliah. 1. Pasar Daumatul Jandal Pasar ini dibuka setiap tanggal 1 sampai pertengahan di bulan-bulan musim semi.

Pada separuh bulan lainnya digelar pasar budak. Setelah itu, para pedagang dan pembeli membubarkan diri untuk kemudian datang lagi ke sana pada waktu yang sama di tahun berikutnya. Suku Thayy, Jadilah, dan Kalb bertempat tinggal di sekitar lokasi pasar ini. 2. Pasar Al-Musyaqqar Pasar ini berlokasi di Bahrain, dekat Hajar, dan dibuka setiap tanggal 1 hingga akhir bulan Jumada Al-Tsaniyah. Para pedagang dari Persia tidak pernah ketinggalan mengais rezeki di pasar ini. Untuk mencapai pasar ini mereka harus menyeberangi laut (Teluk Persia). Suku Abdu Qais dan Bani Tamim bertempat tinggal di sekitar lokasi pasar ini. 3. Pasar Shuhar Pasar ini terdapat di Oman dan digelar setiap 1 Rajab dan berlangsung selama 5 malam saja. 4. Pasar Daba Pasar ini digelar setiap hari di penghujung bulan Rajab. Para pedagang dari Sind,

Gambar-gambar pada hal. 36, 39, 52, 80, 165 diambil dari buku Hayât Muhammad, karya Layla Azam dan Aisyah Ghaufar Nur, dengan izin dari Penerbit Jam‘iyyah Al-Nushûsh Al-Islâmiyyah.

Fusthath

Ma’an

Suez

Al-Ubullah Daumatul Jandal

Shiraz

Elat

Gurun Nafud Besar

Tabuk

Bushehr

PERSIA

ai N ng Su

Tayma

il

Lau

MESIR

Dhahran

Al-Nathah

Khaibar

Yatsrib (Madinah) Yanbu‘ Al-Bahr

Bandar Abbas

Te l

BAHRAIN

Madain Shalih

u Dilmun k P er

Qeshm

sia

Dubai Shuhar

Yamamah

t Me rah

Ne jd

Teluk Oman

Al-Musyaqqar

Al-Hijr

OMAN

Makkah Jeddah Thaif Majinna Dzul Mijaz Ukkaz

Masira

Gurun Nubian a Tih

an tar Da h

li

ha

ma

l-K ’A ub

r Asi

R

Al-Syahr Mahrah Al-Rabiyah

Shan’a

Ma’rib

Hadramaut

Laut Arab

Lembah Kahf

AFRIKA

Mocha Ta’izz Aden

Pasar-Pasar yang Terkenal di Era Jahiliah

India, dan China banyak yang mengadu peruntungan di pasar ini. 5. Pasar Al-Syahr Pasar ini juga dikenal dengan nama Syahr Mahrah, dibuka di kaki gunung tempat Hud a.s. dimakamkan. Bani Muharib bertempat tinggal di sekitar lokasi pasar ini. 6. Pasar Aden Pasar ini diadakan setiap tanggal 1 hingga tanggal 10 bulan Ramadhan. 7. Pasar Shan’a Pasar ini dibuka setiap tanggal 15 hingga akhir bulan Ramadhan.

Gambar Rekaan tentang Pasar-Pasar Arab di Era Jahiliah Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

17

Rhodes

Antokia

Kreta

Siprus

Antioch Aleppo

Su ng ai

Hims

(disebut pula Laut Syam, Beirut Laut Besar,atau Laut Romawi)

n ra

Damaskus

Elat

d ni

Al-Ubullah

Istakhir

Bani Kalb Daumatul Jandal

JidSuk Tabuk za u m Asad

Persia

Thayy Tamim

Ba

Tel u

kr n ib

Judailah

kP ers

l a’i W

Tayma in Fazarah adalih Ghathafan Tsa’labah M ha S Juhainah Hilal Asyja’

Sungai Nil

Mesir

Gh ku SuKaum Qudha’ah Ma’an

sa

Ro

ai

k Ke

u nti

iza

B wi ma

ai Sin

an sar

Suez

Sa

Heliopolis

sia

m

Libya

Bani Syaiban

Taglub n sa as

Al-Quds

r Pe

Bushra Iskandaria

Mosul

isa ka Ke

Hamah

Laut Tengah

Niniwe

Eu fra t

Jurhum Jeddah

Ne jd

Ki

nd

ah

Kinanah

ni

lan

di

Lau

Tsaqif

t Me

ta

rah

er

art

As ir

au

la

n

pty

Em

Harat Najran Murad

Qu

b (Ru

Dhofar

an

lat be

Ba lM

Aka

m Ya

Laut Arab

Hadramaut

Shan’a

Se

n

a ad

m

Ha

Mocha 0

b

de

an

Kerajaan Aksum

Azd

Mahrah Ma’rib

Delacta

K Al-

Negeri Ad

Kahlan

Massawa

Aksum

) ali

h

(Desa) Faw

Da

a

alJu

Hudzail

Thaif

ra n

Muscat

Oman Ba

Sa‘d

Farasan

ini

Teluk Oman Shuhar

Hijr

Kh

Ab is

Dubai

Hawazin

Makkah

Quraisy

Karman ia

n ai ah hr nif h Ba ni Ha ma Ba ma Ya

Sulaim B hir Aus Nad Bani h a Khazraj izh Qura Bani Madinah Khuza‘ah Aslam

is Qa

uqa’ Khaibar

ain ani Q

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

Aden

Kerajaan Kindah Potret Peradaban Bangsa Arab Sebelum Islam Ibu kota kerajaan Kindah adalah Al-Faw—sekarang sebuah desa— berlokasi di perlintasan rute dagang utama yang menghubungkan antara bagian selatan Semenanjung Arab dan bagian utara serta timur lautnya. Kafilah-kafilah dagang kuno dari Saba, Ma’in, Qutban, Hadramaut, dan Himyar pasti melewatinya untuk menuju Yamamah, Teluk Persia, Rafid, dan Syam. Bisa dikatakan, Al-Faw merupakan pusat perdagangan dan ekonomi yang sangat penting di jantung Semenanjung Arab. Nilai penting Kota Al-Faw, selain sebagai ibukota Kerajaan Kindah, juga memainkan peran penting dalam sejarah Semenanjung Arab selama lebih dari 5 abad. Sosok Al-Qais Sang penyair sangat berpengaruh di Kerajaan Kindah. Universitas Riyadh, sejak 1972, telah meneliti dan menjelaskan sejarah dan peran penting Kota Al-Faw ini, terutama situs yang menandai keberadaan kota ini. Para peneliti menemukan adanya pasar, istana, kuil, dan kawasan perumahan yang cukup luas. Padahal, secara geografis, lokasi kota ini sangat jauh dari sumber-sumber peradaban. Hanya saja, peran perdagangan dan politik yang dimainkan Kerajaan Kindah mampu menjalin hubungan dengan berbagai peradaban itu. Melalui hubungan dan kerja sama dengan berbagai bangsa, Kindah melahirkan peradaban tersendiri yang unik dan berbeda dari peradaban-peradaban lain di sekitarnya.

18

Dr. Syauqi Abu Khalil

ISTILAH-ISTILAH Kekaisaran Persia Sasanid Yaman dan Bahrain (jajahan Persia Sasania) Kekaisaran Romawi Bizantium Oman (Jaifar dan Abdun, kedua putra Al-Julandi) Yamamah (Haudzah ibn Ali) Suku Ghassan (jajahan Romawi Bizantium) Al-Munadzarah (jajahan Persia Sasania) SEMENANJUNG ARAB MENJELANG KEMUNCULAN ISLAM Lokasi Kerajaan, Pemerintahan, Suku, dan Agama Penyembah Berhala

Yahudi

Majusi

Kristen

8. Pasar Al-Rabiyah Pasar ini berlokasi di Hadramaut, tepatnya di wilayah Suku Kindah, digelar bersamaan dengan Pasar Ukazh, yakni setiap tanggal 15 hingga akhir bulan Dzulqa‘dah. 9. Pasar Ukazh Pasar ini berlokasi di dekat Bukit Arafah, dikenal sebagai salah satu pasar bangsa Arab yang terbesar. Kaum Quraisy, Ghathafan, Hawazin, Aslam, dan Ahabisy tinggal di sekitar lokasi pasar. Pasar ini diadakan setiap tanggal 15 Dzulqa‘dah sampai akhir bulan itu.

Al-Faw Ditemukan pusat perdagangan terpadu di bawah rekahan-rekahan bukit.

10. Pasar Dzul Mijaz Pasar ini berlokasi di dekat Pasar Ukazh, digelar setiap tanggal 1 Dzulhijah sampai Hari Tarwiyah, kemudian para pedagang memindahkan barang dagangan ke kawasan Mina dan sebelah selatan Dzul Mijaz untuk berniaga di Pasar Majinnah. 11. Pasar Al-Nathat Pasar ini digelar di Khaibar, dibuka setiap hari Asyura (10 Muharram) sampai akhir bulan Muharram. 12. Pasar Al-Hijr Pasar ini digelar di Yamamah, juga dibuka setiap hari Asyura (10 Muharram) sampai akhir bulan Muharram.

Situs Al-Faw Pemandangan (bukit besar) di belakangnya tampak puncak Gunung Thuwaiq. Bukit ini merupakan salah satu dari sekian banyak bukit yang merupakan bagian dari Al-Faw, kota perdagangan yang cukup penting.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

19

Tahun Gajah (30 Agustus 570 atau 571 M)

Tahun Kelahiran Nabi Muhammad Saw.

K

20

erajaan Kristen Ethiopia (Habasyah) menguasai Yaman setelah berakhirnya era kekuasaan kaum Himyar (Yahudi). Tatkala kekuasaan Ethiopia (Habasyah) di Yaman berada di tangan Abrahah Al-Asyram, ia membangun sebuah gereja yang sangat megah bernama Al-Qullais di Shan’a, tepatnya di samping Ghumdan. Pada masanya, tidak ada bangunan yang lebih megah dari gereja itu. Abrahah membangunnya dengan bahan material terbaik, termasuk marmer, dan menghiasi kayu-kayunya dengan emas. Abrahah membangun gereja itu untuk mengalihkan para jamaah haji bangsa Arab ke Al-Qullais dan meninggalkan Ka‘bah yang ada di Makkah. Ketika dia mengumumkan maksudnya itu ke khalayak bangsa Arab, seorang pria dari Suku Kinanah naik pitam, lalu pergi ke Al-Qullais dan buang air besar di dalamnya pada malam hari serta melumuri lantainya dengan kotoran. Tatkala mendengar laporan tentang peristiwa memalukan itu, Abrahah murka dan bersumpah akan mengerahkan pasukan gajahnya ke Ka‘bah serta menghancurkan bangunan suci itu. Itulah sebabnya tahun terjadinya peristiwa ini dinamakan Tahun Gajah.5

Maka, berangkatlah Abrahah dan pasukannya dari Shan’a, melewati Khats‘am, melaju ke Thaif. Setibanya di Thaif, dia mengutus sekelompok prajuritnya menuju Makkah untuk menyita harta penduduknya, termasuk 200 ekor unta milik Abdul Muthalib ibn Hasyim (kakek Nabi Muhammad Saw.). Harta jarahan itu kemudian diserahkan kepada Abrahah. Lalu, Abrahah mengutus orang lain ke Makkah untuk menanyakan kepada penduduknya tentang siapa pemimpin kota itu dan tokoh masyarakatnya. Mereka kembali dan melaporkan bahwa pemimpin kota itu adalah Abdul Muthalib. Abrahah kembali memerintahkan utusannya pergi ke Makkah untuk menemui Abdul Muthalib dan menyampaikan pesannya: “Aku datang bukan untuk memerangi kalian, melainkan untuk menghancurkan Ka‘bah.” Mendengar ucapan si utusan, Abdul Muthalib menjawab, “Demi Allah, kami pun tidak akan memeranginya. Kami tidak akan mampu melawannya. Ka‘bah adalah rumah Allah yang suci dan rumah kekasih-Nya, Ibrahim a.s. Jika Allah tidak menghalangi Abrahah maka itu adalah rumah suci-Nya. Dan, jika Dia menghalangi antara Abrahah

5 Al-Sîrah Al-Nabawiyyah (1/40), Al-Rawdh AlUnf (1/63), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah Al-Shahîhah

(1/96), karya Dr. Akram Dhiya’ Al-Umri, Muhammad Rasûlullâh (18), karya Muhammad Ridha.

Dr. Syauqi Abu Khalil

Gambar Rekaan: Serangan Burung Ababil

dan Ka‘bah maka—demi Allah—kami tidak mampu melakukan itu.” Lantas Abdul Muthalib pergi bersama utusan itu untuk menemui Abrahah. Begitu Abdul Muthalib tiba di depan tenda Abrahah, para pengawal melaporkan, “Inilah pemimpin Quraisy.” Abrahah mengizinkan Abdul Muthalib masuk. Abrahah memuliakan dan memperlakukannya dengan hormat. Dia tidak membiarkannya duduk di bawah singgasananya. Namun, dia juga tidak mau orang Ethiopia (Habasyah) dan pasukannya melihatnya duduk bersama Abdul Muthalib di singgasananya. Maka, dia turun dari singgasananya dan duduk berdampingan dengan Abdul Muthalib di atas permadani. Setelah keduanya berhadapan, Abrahah bertanya, “Hai orang tua, apa maksud kedatanganmu?”

Abdul Muthalib mengatakan bahwa dia ingin Abrahah mengembalikan unta-unta miliknya yang dirampas pasukannya. Abrahah menjawab, “Ketika baru melihatmu, aku langsung menyukaimu. Namun, setelah mendengar maksud kedatanganmu, pandanganku berubah. Engkau hanya memintaku untuk mengembalikan 200 ekor untamu, tetapi membiarkanku menghancurkan Ka‘bah yang merupakan bagian dari agamamu dan leluhurmu. Engkau sama sekali tidak memintaku agar tidak mengusik Ka‘bah?!” “Aku hanyalah pemilik unta. Jadi, aku datang untuk mengambil milikku. Sementara, Ka‘bah ada yang memilikinya. Aku serahkan urusan Ka‘bah kepada pemilik-Nya. Biarkan Dia yang menjaganya,” jelas Abdul Muthalib.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

21

Al-Ula

Khaibar

W ila ya h Yanbu‘ Al-Bahr Yatsrib

Hi

ja

z

Ja zi ra h

Ar ab

Yaman

Rabigh

Makkah Jeddah

Turabah

Thaif

Al-Mughammis Al-Syu’aibah

Khats‘am

an tar Da

La Me

ir As

ut

Al-Qunfudhah

rah Abha Najran Farasan Jizan Ma’rib

Syabwah

Massawa Delacta

Kamaran

Shan’a

Aksum

de

500

Mocha

an

400

b

Tahun Gajah (30 April–Agustus 571 M (atau 570 M) Abrahah membawa pasukan bergajah dari Shan’a ke Al-Mughammis Dr. Syauqi Abu Khalil

22

Syaqra`

r ya m

Assab

lM

300

Ta’izz

be

200

Ba

100

lat

0

Hi

Se

Ethi (Hab opia asya h) km

an

Yam

Zabid

Aden

Teluk Aden

Abrahah tertegun mendengar jawaban Abdul Muthalib. Kemudian dia memerintahkan pasukannya untuk mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Setelah mendapatkan unta-untanya, Abdul Muthalib pulang menemui kaumnya, Quraisy, dan memberi tahu mereka tentang apa yang terjadi. Dia pun menyuruh mereka pergi meninggalkan Makkah, mengungsi ke pegunungan dan perbukitan untuk menyelamatkan diri. Mereka diperintahkan mengungsi karena tidak mungkin menghadapi tentara Abrahah yang jumlahnya sangat besar. Setelah itu, Abdul Muthalib berjalan menuju Ka‘bah bersama beberapa orang Quraisy lainnya untuk berdoa kepada Allah memohon pertolongan-Nya agar dimenangkan dari Abrahah dan bala tentaranya. Sambil memegangi gagang pintu Ka‘bah, Abdul Muthalib6 bersyair: 6 Abdul Muthalib memiliki ibu bernama Salma binti Zaid Al-Najjariyyah. Abdul Muthalib adalah orang yang ditaati kaumnya. Dia kerap mengantarkan sisasisa makanan yang terhidang di rumahnya untuk burung dan binatang liar di puncak gunung. Karena itu dia dijuluki “si pemberi makan burung” (Muth‘im AlThayr) dan “si dermawan“ (Al-Fayyâdh). Dia menjadi tempat berlindung kaum Quraisy setiap kali mereka dilanda rasa takut, dan tempat mereka berkonsultasi setiap kali menemui masalah. Dialah pemuka utama dalam hal kesempurnaan dan kedermawanan. Usianya mencapai 120 tahun. Dia memerintahkan anak-anaknya untuk tidak berbuat zalim dan melampaui batas. Di penghujung usianya, dia mengesakan Allah dan tidak mau menyembah berhala. Dialah yang menemukan lokasi sumur Zamzam dan menggalinya kembali setelah sekian lama ditimbun Suku Jurhum. Lantas, dia menjadi pengurus distribusi air minum bagi jamaah haji. Dia sangat memuliakan Nabi Muhammad Saw. (cucunya) dan memperlakukannya dengan hormat, padahal beliau masih bocah. “Cucuku ini pasti menyimpan keistimewaan luar biasa,” katanya suatu ketika. Dia dapatkan kesimpulan itu setelah mendengar kabar dari para peramal dan pendeta, baik sebelum maupun sesudah kelahirannya. Abdul Muthalib wafat 8 tahun setelah Tahun Gajah. (Al-Thabari, 2/277).

Ya Allah, seorang hamba saja membela untanya maka belalah rumah-Mu Salib mereka takkan berjaya, tipu daya mereka pasti sirna oleh tipu daya-Mu Berkaitan dengan urusan mereka dan kiblat kami, Kami berserah kepada-Mu Sebelum memasuki Makkah, Abrahah menyiapkan gajahnya yang paling besar untuk dia kendarai, lalu mengatur formasi penyerbuan. Anehnya, setiap kali dihadapkan ke arah Makkah, gajah itu langsung merunduk dan tidak mau bangkit. Namun, ketika dihadapkan ke arah yang lain, gajah itu langsung bangkit, bahkan berlari-lari kecil. Ketika mereka sibuk mengatur gajah-gajah yang bertingkah aneh, Allah mengirimkan burung-burung Ababil dari arah laut, kelompok demi kelompok. Masingmasing burung itu membawa tiga butir batu; satu di paruh, dan dua butir lain di kakinya. Pasukan burung itu menjatuhkan batu-batu tersebut ke arah tentara bergajah. Meskipun ukuran batunya hanya sekecil kacang, setiap orang yang terkena batu itu langsung tewas. Tidak semua pasukan binasa oleh lemparan batu itu. Sebagian lainnya tewas akibat banjir bandang yang dikirimkan Allah untuk menyapu mereka ke laut. Orang yang selamat di antara mereka melarikan diri bersama Abrahah, pulang ke Yaman. Belum lagi tiba di Yaman, satu demi satu anggota tubuh Abrahah terputus akibat penyakit. Akhirnya, di Kota Shan’a, Abrahah tewas, dengan jantung keluar dari tubuhnya. Tahta Abrahah kemudian diwarisi putranya, Yaksum pada 571 M. Mengingat pentingnya peristiwa ini, bangsa Arab mencatatnya dalam sejarah mereka. Allah Swt. pun mengabadikannya dalam Al-Quran: Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

23

Tempat Kelahiran Rasulullah Saw.

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu bertindak atas tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka‘bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).7 Dengan kalahnya tentara Ethiopia (Habasyah) itu, Allah menjaga rumah suciNya dari kehancuran. Selanjutnya, Baitullah itu menjadi kiblat kaum Muslimin di seantero bumi.

7 QS Al-Fîl (105): 1–5.

24

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ke Lembah Fathimah

Al-Hujun Makam Siti Khadijah r.a. auq

d Al-N

Masji Al-Ula n bura Peku

Su

Marwa Masjidil Haram

m

ur

-su

m

ur

Ka‘bah

ad Aji

Makkah Al-Mukarramah

Safa Masjid Bilal

Ke Ar af at

Rumah tempat kelahiran Nabi Saw.

ke Irak

Al-Mahshab

dinah

ke Mina dan Arafat

ke Ma

Al-Mu’allah

Sumursumur

Gunung Al-Ahmar

Kuda’

Pekuburan

Sumur-sumur

ba

is

ke Lembah Fatimah

Qu u Ab

Gunu n

Gu

nu

ng

g Qa ’aiqa ’an

Lahan kosong milik Bani Amir

ke Jeddah

Lahan kosong milik Abu Thalib

Ka

di

Marwa al rw

Ja

Gua Hira

Masjidil M asjid idiil Haram Ha H aram am

ah m am Rul-Arq A

Gu

Ajiad

K Alng u n Gu

h ma da n ha

nu ng ke Y am a

n

ar

Um

h ait -l L A

Benteng Kuno

Makkah Al-Mukarramah Pada Zaman Rasulullah Saw. Diambil dari Al-Takwîn Al-Ma‘âmirî wa Al-Hadharî li Mudun Al-Hajj karya Syaikh Muhammad Sa‘id Faris Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

25

Muhammad ibn Abdullah Saw. Kemuliaan Silsilah Keturunannya

B

eliau adalah Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muthalib ibn Hasyim ibn Abdu Manaf ibn Qushay ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka‘ab ibn Lu’ay ibn Ghalib ibn Fihr ibn Malik8 ibn Al-Nadhar ibn Kinanah ibn Khuzaimah ibn Mudrikah ibn Ilyas ibn Mudhar ibn Nizar ibn Ma’ad ibn Adnan. Para pakar silsilah bersilang pendapat tentang rantai keturunan dari Adnan hingga Nabiyullah Isma‘il a.s., tetapi mereka sepakat bahwa Adnan adalah keturunan Isma‘il. Istri Nabi Saw., Ummu Salamah (Hindun binti Abu Umayyah) menuturkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ma‘ad putra Adnan putra Udad putra Zand putra Yara putra A’raq Al-Tsara.” Ummu Salamah melanjutkan bahwa “Zand adalah Al-Hamaisa’, Yara adalah Nabat, sedangkan A’raq Al-Tsara adalah Isma‘il putra Ibrahim.”9 Sementara dalam Al-Sîrah Al-Nabawiyyah10 disebutkan, “Adnan putra Udad putra Muqawwim putra Nahur putra Tabrah putra Ya’rub putra Yasyjub putra Nabit putra Isma‘il putra Ibrahim Al-Khalil a.s. 8 Fihr ibn Malik adalah seorang Quraisy. Maka, semua keturunannya disebut orang Quraisy (Ibn Katsir, Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, 1/84). 9 Al-Thabari 2/271. 10 Ibn Katsir, Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, 1/76.

26

Dr. Syauqi Abu Khalil

Demikianlah paparan Muhammad ibn Ishaq dalam Al-Sîrah.” Ibunda Nabi Muhammad Saw. adalah Aminah binti Wahab ibn Abdu Manaf ibn Zuhrah ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka‘b ibn Lu’ay, dan seterusnya. Dengan demikian, Nabi Muhammad Saw. adalah anak Adam yang paling mulia silsilah keturunannya, baik dari pihak ayah maupun ibunya. Watsilah ibn Al-Asqa’ menuturkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah telah memilih Kinanah di antara keturunan Isma‘il; Dia memilih Quraisy di antara keturunan Kinanah; memilih Hasyim di antara keturunan Quraisy, dan memilihku di antara keturunan Hasyim.” (HR Muslim). Allah Swt. berfirman, Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan.11 Bisa dikatakan bahwa Rasulullah adalah pemimpin anak-anak Adam sekaligus kebanggaan mereka, di dunia maupun di akhirat. Ada beberapa nama dan julukan yang dilekatkan pada diri Rasulullah Saw., di antaranya: Abu Al-Qasim, Abu Ibrahim, Muhammad, Ahmad, Sang Penghapus (Al-Mahi) kekafiran, sang pengganti (Al‘Aqib) yang tidak ada nabi setelahnya, Sang Penghimpun (Al-Hasyir) semua manusia, Al-Muqaffa (yang dimuliakan), Nabi AlRahmah (Nabi pembawa kasih sayang), 11 QS Al-An‘âm (6): 124.

Khulaish

Dahban

Usfan

Al-Sail al-Kubra Tan’im

Ba ni

Jeddah

Makkah

Sa ‘d

Hudaibiyah

Mina Thaif

Lau tM e ra h

Al-Syu‘aibah

km 150

100

50

25

0

Halimah Al-Sa‘diyyah Ibu Susuan Nabi Saw. Banu Sa‘d Di Pedalaman Hudaibiyah

Nabi Al-Tawbah (Nabi penyeru tobat), Nabi Al-Malhamah (Nabi yang mengalahkan musuh), Khatâm Al-Nabiyyîn (penutup para nabi), Al-Fâtih (sang penakluk), Al-Syâhid (sang penyaksi), Al-Basyîr Al-Nadzîr (sang pemberi peringatan dan ancaman), Al-Sirâj Al-Munîr (pelita yang menerangi). Allah telah menjadikan beliau sangat mengasihi orang mukmin, menjadi pengingat, nikmat, dan petunjuk bagi mereka.12

12 Lihat: Muhammad Rasûlullâh, karya Muhammad Ridha (hlm. 22). Di buku itu tercantum hadis-hadis yang memuat nama-nama Nabi Muhammad Saw.

Suasana Pedesaan

Paman dan Bibi Rasulullah Saw.

A

bdul Muthalib, sang pemimpin Quraisy dan pemuka Kota Makkah memiliki sepuluh putra dan enam putri. Mereka adalah: • Abdullah, Abu Thalib (nama aslinya Abdu Manaf), dan Al-Zubair. Ibu ketiganya adalah Fathimah binti Amr AlMakhzumiyyah. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

27

am Sy Damaskus ri

Beirut

ala

m

e

g Ne Al-Quds Gaza

Su ng ai

Pe d

an

Bushra

Sy am

Balqa’

am Sy Damaskus ri

Beirut

Al-Quds Gaza

an

Bushra

Eu fra t

Sy am

Babilon

Balqa’

Madain Su

ng

IRAK

ba h an i rh -S Al

an irh -S

Ma’an Elat

Daumatul Jandal

Gurun Nafud Besar

i

ai

Sin

a Sin

Gurun Nafud Besar

Tabuk Tayma

Tayma

Al-Ula Al-Wajh

Al-Ula Al-Wajh

Khaibar

Khaibar

Yatsrib (Madinah)

Yatsrib (Madinah)

rah

rah

Me

Me Gurun Nubian

Gurun Nubian Jeddah

Makkah Thaif

Tempat Wafat Abdullah ibn Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab (Orangtua Rasulullah Saw.) Rute perjalanan pulang Abdullah dari Syam menuju Yatsrib Rute Kafilah dagang antara Makkah Al-Mukarramah ke Yatsrib Desa Abwa’ (tempat wafat Aminah binti Wahab)



• • • •

Nejd

a’ bw Al-A

ut

ut

La

La

Nejd Al-Abwa’

Al-Abbas—kakek para khalifah dinasti Abbasiyah—dan Dhirar. Ibu mereka berdua adalah Natilah Al-Umariyyah. Hamzah dan Al-Muqawwim. Ibu mereka berdua bernama Halah binti Wahab. Abu Lahab (nama aslinya Abdul Uzza). Ibunya bernama Lubna Al-Khuza’iyyah. Al-Harits. Ibunya bernama Shafiyyah dari Bani Amir ibn Sha’sha’ah. Al-Ghaidaq (nama aslinya Hajl). Ibunya bernama Mumni’ah.

Dr. Syauqi Abu Khalil

ai T igr

is

Al-Hirah

Al Daumatul Jandal

Tabuk

28

m

e

g Ne

h ba Ma’an Elat

ala

m Le

m Le

Eu Madain fra t Su ng Babilon ai T ig Al-S awa IRAK

Su ng ai

Pe d

Jeddah

Makkah Thaif

Dari Makkah Al-Mukarramah ke Bushra Rasulullah Saw. bersama pamannya, Abu Thalib Rute perjalanan kafilah di musim kemarau menuju Gaza dan Hirah (Irak)

Adapun enam orang putrinya bernama Shafiyyah, Ummu Hakim Al-Baidha’, Atikah, Umaimah, Arwa, dan Barrah.13 Abdullah (ayahanda Nabi Muhammad) adalah putra bungsu Abdul Muthalib. Dia adalah anak kedua dalam sejarah manusia yang pernah dikurbankan (al-dzabîh altsanî)14 oleh ayahnya. Abdullah tidak jadi dikurbankan dan ditebus dengan 100 ekor unta. 13 Paman Nabi yang memeluk Islam hanya Hamzah dan Al-Abbas. Menurut para ahli sejarah, bibinya yang memeluk Islam adalah Shafiyyah atau Ummu AlZubair ibn Al-Awwam, wafat pada tahun 20 H. di masa kekhalifahan Umar ibn Al-Khathab, pada usia 73 tahun. 14 Anak pertama yang dikurbankan oleh ayahnya adalah Isma‘il.

Al-S

awa d

Keturunan Nabi saw. Al-Husain

Ummu Kultsum Ruqayyah

Al-Hasan

Zainab Fatimah

Muhammad Saw.

Ali Hamzah

Ja’far Abdullah

Abu Thalib

Al-Abbas Abdul Muthalib Umayyah Hasyim

Abdu Syams

Al-Muthalib Abdu Manaf

Qushay

Ismail a.s.

Ibrahim a.s. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

29

Rumah Rahib Buhaira, tampak luar

Rumah Rahib Buhaira, tampak dalam

Kelahiran Nabi Muhammad (Tahun Gajah)

R

asulullah Muhammad Saw. dilahirkan pada hari Senin pagi, 10 Rabiul Awwal 571 M., bertepatan dengan Tahun Gajah (pendapat lain mengatakan, beliau lahir pada 30 Agustus 570 M.), 53 tahun sebelum hijrah, di Makkah Al-Mukarramah. Ada beberapa perempuan yang menyusui beliau, dan yang pertama adalah ibunda beliau, yaitu Aminah (ibunya sendiri), kemudian Tsuwaibah Al-Aslamiyyah, lalu Khaulah binti Al-Mundzir, serta Ummu Aiman. Namun, yang paling lama menyusui beliau adalah Halimah binti Abu Dzu’aib AlSa’diyyah. Tidak lama setelah Abdullah menikahi Aminah, dia berangkat dari Tanah Suci Makkah menuju Syam untuk berdagang. Dalam perjalanan pulang dari Syam, Abdullah jatuh sakit kemudian memutuskan untuk singgah di Yatsrib (Madinah), yang

30

Dr. Syauqi Abu Khalil

merupakan tempat tinggal paman-pamannya dari pihak ibunya yang berasal dari Bani Al-Najjar. Karena sakitnya cukup parah, Abdullah beristirahat di sana selama sebulan penuh. Namun, penyakitnya tak kunjung sembuh hingga akhirnya dia wafat dalam usia 25 tahun (ada yang berpendapat 28 tahun) dan dikebumikan di sana. Di saat yang sama, nun jauh di Makkah, istrinya tengah dua bulan mengandung putranya—Muhammad. Pada 575–576 M., Muhammad dibawa ibunya ke Madinah untuk mengunjungi paman-pamannya dari pihak ibunya yang berasal dari Bani Al-Najjar. Mereka juga paman-paman Abdul Muthalib dari pihak ibu. Dalam perjalanan pulang ke Tanah Suci Makkah, ibunya jatuh sakit sampai akhirnya wafat dalam usia 30 tahun dan dimakamkan di Abwa’, meninggalkan putranya yang baru berusia enam tahun. Selanjutnya, Muhammad kecil diasuh Ummu Aiman, salah seorang keturunan bangsawan Ethiopia (Habasyah). Kemudian pengasuhan diserahkan kepada kakeknya,

Jami‘ Mubarrak Al-Nâqah, tampak luar

Jami‘ Mubarrak Al-Nâqah, tampak dalam

Abdul Muthalib yang wafat pada 578 M., ketika Muhammad Saw. berusia delapan tahun. Sejak kematian Abdul Muthalib, Muhammad Saw. diasuh pamannya, Abu Thalib. Pada 582 M., ketika Muhammad Saw. berusia 12 tahun, dia berangkat bersama Abu Thalib menuju Syam dan singgah di Bushra. Di daerah itu ada sebuah kuil yang ditinggali seorang rahib bernama Buhaira. Pada usia 15 tahun, Muhammad Saw. terlibat dalam Perang Al-Fijar antara Quraisy dan Bani Kinanah serta Hawazin. Mengenai peperangan ini, Nabi Saw. bercerita, “Aku ikut serta dalam perang itu bersama pamanpamanku. Aku ditugasi menyediakan anak panah bagi mereka.” Usai Perang Al-Fijar, Muhammad Saw. turut serta dalam Hilf Al-Fudhul (Sumpah Kehormatan), perjanjian yang dicetuskan beberapa pemuka Quraisy di kediaman Abdullah ibn Jud’an, sebagai upaya Quraisy untuk mencegah terjadinya kembali peperangan seperti Perang Al-Fijar. Mereka saling bersumpah atas nama Allah untuk

membela orang yang dizalimi sehingga hak mereka dikembalikan. Nabi Saw. bersabda, “Rasa sukaku ketika menghadiri perjanjian di rumah Ibn Jud’an sama seperti rasa sukaku jika diberi unta merah. Mereka saling berjanji untuk membela orang yang dizalimi. Seandainya aku diajak untuk bergabung di dalamnya lagi, niscaya kupenuhi ajakan itu.” Pada 595 M., ketika menginjak usia 25 tahun, Muhammad Saw. membawa barang-barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid untuk diperdagangkan di Syam, ditemani budak laki-laki Khadijah bernama Maisarah. Sepulangnya dari Syam, Maisarah bercerita kepada Khadijah tentang keistimewaan Muhammad yang dia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Di antaranya dia menuturkan bahwa di tengah terik matahari dia melihat seakanakan Muhammad Saw. selalu dinaungi malaikat yang meneduhinya dari paparan sinar matahari. Dia juga melaporkan hasil perniagaan dengan keuntungan yang berkali-

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

31

kali lipat lebih besar daripada perjalanan niaga sebelumnya ketika dikelola orang lain. Khadijah binti Khuwailid ibn Asad ibn Abdul Uzza ibn Qushay adalah seorang wanita mulia, bijaksana, dan saudagar kaya raya. Silsilah keturunannya termasuk yang paling mulia di kalangan Quraisy. Pada masa Jahiliah, dia dijuluki “wanita suci” (AlThâhirah) dan “pemimpin wanita Quraisy” (Sayyidah Quraisy). Banyak lelaki mencoba meminangnya, tetapi tak satu pun yang diterima. Khadijah terpesona mendengar laporan dan cerita yang disampaikan budaknya, Maisarah, terutama tentang keistimewaan dan kemuliaan Muhammad Saw. Maka, tidak lama setelah kepulangan Muhammad Saw. dari perjalanan niaga ke Syam, Khadijah binti Khuwailid mengutus seseorang untuk membujuk Muhammad Saw. agar mau menikahinya. Maka, pada usia 25 tahun, Rasulullah Saw. menikahi Khadijah yang ketika itu berusia 40 tahun. Dari pernikahan ini, Khadijah melahirkan semua anak Rasulullah Saw., kecuali Ibrahim, putranya yang lahir dari rahim Mariah Al-Qibthiyyah (wanita asal Koptik, Mesir). Anak sulung Nabi Saw. dari Khadijah adalah Al-Qasim, kemudian AlThayyib (Al-Thahir), lalu Ruqayyah, Zainab, Ummu Kultsum, dan putri bungsunya adalah Fathimah. Keluhuran dan kemuliaan akhlak Muhammad Saw. telah dikenal masyarakat Makkah sejak beliau masih kanak-kanak. Berkat kejujurannya, penduduk Makkah memberinya julukan istimewa, yaitu al-Amin—berarti yang jujur dan tepercaya. Karena itu, banyak di antara warga Makkah yang menitipkan barang atau hartanya kepada Muhammad hingga akhirnya beliau

32

Dr. Syauqi Abu Khalil

hijrah ke Madinah. Sebelum hijrah ke Madinah, Rasulullah Saw. menyuruh Ali ibn Abu Thalib untuk mengembalikan barangbarang titipan itu kepada pemiliknya masingmasing. Barulah setelah menjalankan tugas itu, Ali ibn Abu Thalib menyusul hijrah ke Madinah. Beberapa lama sebelum wahyu turun kepada Muhammad Saw., beliau tergerak untuk menyendiri di Gua Hira. Di gua itulah selama beberapa malam, beliau beribadah berdasarkan agama Nabi Ibrahim. Ketika usia Muhammad Saw. genap 40 tahun 6 bulan—menurut perhitungan kalender bulan (Qamariah)—beliau mendapat wahyu dari Allah saat berkhalwat di Gua Hira. Malaikat Jibril turun menemui beliau dan menyampaikan kabar bahwa Allah telah mengangkatnya sebagai nabi utusan Allah bagi umat manusia. Peristiwa itu terjadi pada hari Senin, 17 Ramadhan 610 M. Setelah mendapatkan wahyu pertama, Rasulullah Saw. menyeru keluarga dan kerabat terdekatnya untuk beriman kepada Allah. Lelaki dewasa pertama yang beriman dan mengikutinya adalah Abu Bakar r.a. Remaja pertama yang beriman kepadanya adalah Ali ibn Abu Thalib. Wanita pertama yang beriman adalah Khadijah. Maula (budak yang telah dimerdekakan) pertama yang beriman adalah Zaid ibn Tsabit, dan budak pertama yang beriman kepada beliau adalah Bilal ibn Rabah yang berasal dari Ethiopia (Habasyah).

Perang Al-Fijar (580-590 M.)

K

ata Al-Fijar memiliki akar kata yang sama dengan kata Al-Mufâjarah yang berarti pecah atau meletus. Perang ini disebut Al-Fijar karena terjadi atau meletus pada bulan haram (bulan dilarangnya peperangan). Maka, pelaku peperangan itu dianggap telah menodai dan melanggar hukum bangsa Arab. Dalam kamus Lisân Al-‘Arab, pada entri kata fa-ja-ra, terdapat keterangan bahwa Ayyâm Al-Fijar berarti masa-masa terjadinya perang antarbangsa Arab di Ukazh yang dikategorikan sebagai pelanggaran karena perang itu meletus pada bulan haram.

Khulaish

1

Kin

Dahban

ana

Usfan

3

adhi

r

4

Tan’im

Jeddah

Q

2 Hudaibiyah

zin n) wa ila H a i s ‘A a (Q

h

N Bani

Al-Sail Al-Kubir

Makkah

ur

ai

sy

Mina

Thaif

q Ts a

if

Lau tM

Al-Syu‘aibah

e ra h km 150

Perang Fijar Antara: 1 Kinanah dan Hawazin 2 Quraisy dan Kinanah 3 Kinanah dan Bani Nadhir 4 Quraisy, Kinanah, dan Hawazin (Qais 'Ailan)

100

50

20

0

Ayyâm Al-Fijar terbagi dalam empat periode:  P  erang Al-Fijar pertama berlangsung antara Kinanah dan Hawazin (Qais 'Ailan).  P  erang Al-Fijar kedua berlangsung antara Quraisy dan Kinanah.  Perang Al-Fijar ketiga berlangsung antara Kinanah dan Bani Nadhar ibn Muawiyah.  P  erang Al-Fijar keempat berlangsung antara Quraisy dan seluruh Kinanah serta Hawazin (Qais 'Ailan). Pada usia 15 tahun, Nabi Muhammad Saw. terlibat dalam Perang Al-Fijar keempat.

Penyebab Perang Al-Fijar Keempat

D

iriwayatkan bahwa Al-Nu’man ibn AlMundzir, Penguasa Hirat, mengirim unta-unta penuh muatan ke Pasar Ukazh. Dia mempekerjakan Urwah, yang berasal dari Bani Hawazin untuk mengawal kafilah dagangnya menuju Ukazh. Ketika tiba di sebuah mata air yang bernama Awarah, tiba-tiba Al-Barradh dari Bani Kinanah menyergap Urwah dan membunuhnya. Selanjutnya, Al-Barradh melarikan diri ke Khaibar dan bersembunyi di sana. Dia pun bertemu dengan Bisyr ibn Abu Khazim Al-Asadi, si penyair, dan memberi tahu semua yang telah dilakukannya serta memintanya menyampaikan kabar itu kepada Abdullah ibn Jud’an, Hisyam ibn AlMughirah, Harb ibn Umayyah, Naufal ibn Muawiyah Al-Dailami, dan Bal’a ibn Qais yang sedang berada di Pasar Ukazh. Maka, Bisyr segera pergi menuju Pasar Ukazh dan

34

Dr. Syauqi Abu Khalil

menyampaikan kabar itu. Mendengar berita tersebut, mereka bergegas menyelamatkan diri dan berlindung ke Baitullah. Kabar terbunuhnya Urwah tersebar cepat hingga akhirnya didengar Suku Qais 'Ailan15 pada hari itu juga. Lantas, Abu Barra’, kepala Suku Hawazin, berkata geram, “Kaum Quraisy telah mengkhianati kita!” Orang Hawazin segera berkumpul dan mengejar orang-orang Quraisy yang telah memasuki Baitul Haram. Maka, seorang pria dari Bani Amir bernama Al-Adram ibn Syu’aib berseru lantang, “Sesungguhnya perjanjian kami dan kalian hari ini batal. Dan kami tak akan bersumpah untuk bersatu.” Akibatnya, pada tahun itu Pasar Ukazh batal digelar. Kemudian selama setahun penuh, kaum Quraisy, Kinanah, dan Asad ibn Khuzaimah, serta orang Ethiopia (Habasyah) yang hidup bersama mereka menyiapkan pasukan bersenjata untuk menghadapi peperangan. Suku Qais 'Ailan pun menggelar persiapan serupa. Pada saat yang telah ditentukan, mereka semua berkumpul di Ukazh untuk berperang, sementara Abdullah ibn Jud’an, Hisyam ibn Al-Mughirah, Harb ibn Umayyah, Abu Uhaihah Sa’id ibn Al-‘Ash, Utbah ibn Rabi’ah, Al-‘Ash ibn Wa’il, Ma’mar ibn Habib AlJumhi, dan Ikrimah ibn ‘Amir ibn Hasyim ibn ‘Abdu Manaf ibn ‘Abduddar juga berangkat ke medan perang dalam satu kelompok tersendiri. Mereka bergerak bersama, tetapi tidak ada yang memimpin mereka. Namun, ada yang berpendapat bahwa mereka dipimpin Abdullah ibn Jud’an. Di pihak Qais 'Ailan terdapat Abu Barra’ Amir ibn Malik ibn Ja’far, juga Sabi’ dan Rabi’ah (keduanya putra Muawiyah AlNadhir), Duraid ibn Al-Shimmah, Mas’ud 15 Cikal bakal suku Hawazin, suku Sulaim, dan suku Ghathafan. (peny.)

ibn Ma’tab, Abu Ma’tab, Abu Urwah ibn Mas’ud, Auf ibn Abu Harits Al-Murri, dan Abbas ibn Ra’al Al-Sulami. Mereka semua adalah pemuka Qais 'Ailan dan panglima perangnya. Ada yang berpendapat bahwa pemimpin mereka semua adalah Abu Barra’. Dialah yang memegang panji serta mengatur barisan. Pada hari pertama di siang hari Suku Qais dan Kinanah berhasil mengalahkan pasukan Hawazin dan sekutunya. Pada sore hari, kemenangan diraih Suku Quraisy dan Kinanah, sedangkan Suku Qais kalah telak dan banyak di antara mereka yang mati di medan perang. Menjelang malam, Utbah ibn Rabi’ah menyerukan genjatan senjata. Maka, mereka sepakat menghentikan peperangan dengan syarat jumlah korban masing-masing pihak dihitung, kemudian pihak Quraisy membayar diyat kepada pihakk Qais untuk selisih korban dari kedua pihak. Maka, Perang Al-Fijar yang keempat pun berakhir, dan kedua belah pihak—Qais dan Quraisy—pulang ke kampungnya masingmasing. Nabi Saw. turut terlibat dalam Perang AlFijar ini bersama paman-pamannya. Beliau bercerita, “Aku ikut serta dalam perang itu bersama paman-pamanku. Tugasku adalah menyediakan anak panah bagi mereka.”

Hilf Al-Fudhûl (Hilf Al-Muthayyabîn)

P

erjanjian Hilf Al-Fudhûl disepakati kaum Quraisy seusai Perang Al-Fijar untukk mencegah terulangnya kembali perangg tersebut. Inilah perjanjian paling luhur yangg disepakati bangsa Arab pada masa itu. Orangg pertama yang menyerukan perjanjian itu adalah Al-Zubair ibn Abdul Muthalib.

Bani Hasyim, Bani Zuhrah, dan Bani Taim berkumpul di rumah Abdullah ibn Jud’an. Usai santap bersama, mereka saling berjanji atas nama Allah untuk membela orang yang dizalimi sampai haknya dikembalikan. Nabi Saw. bercerita, “Rasa sukaku ketika mengikuti perkumpulan di rumah Ibn Jud’an sama seperti rasa sukaku jika diberi unta merah. Di sana aku menyaksikan Bani Hasyim, Bani Zuhrah, dan Bani Taim saling bersumpah untuk membela orang yang terzalimi. Seandainya aku diajak untuk bergabung di dalamnya lagi (di masa Islam), niscaya kupenuhi ajakan itu. Perjanjian itu adalah Hilf Al-Fudhûl.”

Ibn Katsir16 menerangkan, “Bani Hasyim, Bani Zuhrah, dan Bani Taim ibn Murrah berkumpul di rumah Abdullah ibn Jud’an. Mereka saling mengikat janji atas nama Allah untuk benarbenar bersatu membela orang yang terzalimi dan menumpas kezaliman, sampai hak orang yang terzalimi itu dikembalikan, selama laut masih membasahi Shufah, selama Gunung Tsabir, dan Gunung Hira masih berdiri, dan atas kesedihan yang menimpa kehidupan.”

16 Ibn Katsir, Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, 1/257.

Al-Hums Quraisy Mentradisikan Al-Hums

A

l-Hums berasal dari kata hamisa yang berarti menjadi sulit. Al-Ahmas, AlHamis, dan Al-Mutahammis berarti pelik. AlAhmas juga berarti orang yang mempersulit diri sendiri dalam beragama.17 Ibn Ishaq18 menuturkan bahwa dahulu kala orang Quraisy—entah sebelum atau sesudah Tahun Gajah—merumuskan sejumlah aturan yang al-hums (mempersulit diri sendiri). Aturan rumusan mereka itu kemudian diterapkan dan disebarkan kepada masyarakat Arab. Mereka berkata, “Kita ini keturunan Ibrahim, orang-orang terhormat, pemelihara Ka‘bah dan pemimpin Makkah. Karena itu, tidak ada seorang Arab pun yang memiliki kedudukan seperti kita. Bangsa Arab juga mengakui kemuliaan dan pengaruh yang kita miliki. Maka, jangan mengagungkan tempat lain sebagaimana kalian mengagungkan tempat yang suci (Makkah). Jika kalian melakukannya, kedudukan kalian yang terhormat akan diremehkan bangsa Arab.” Mereka juga mengatakan, “Orang-orang di luar Suku Quraisy itu telah mengagungkan tempat-tempat biasa sebagaimana mereka mengagungkan tempat yang suci (Makkah).”

17 Lisân Al-‘Arab, entri: ha-ma-sa. 18 Ibn Hisyam (1/184).

36

Dr. Syauqi Abu Khalil

Himpunan aturan dan ketetapan para pemuka Quraisy yang disebut Al-Hums itu semata-mata bertujuan untuk menjaga kepentingan mereka dan memelihara status sosial kaum Quraisy di antara kabilahkabilah Arab lainnya. Sejak penyebaran Al-Hums, orang Quraisy tidak mau lagi wukuf di Arafah dan tidak pula bertolak darinya. Padahal, mereka mengakui dan mengetahui bahwa keduanya merupakan bagian dari rangkaian ibadah haji menurut ajaran agama Ibrahim a.s. Mereka menganggap diri mereka lebih mulia daripada bangsa-bangsa Arab lainnya. Karena itu, mereka merasa punya keistimewaan tertentu di mata hukum, termasuk dalam urusan ibadah haji. Aturan Al-Hums itu menetapkan bahwa semua bangsa Arab lain boleh bertolak dari Arafah, tetapi tidak dengan Quraisy. Mereka bilang, “Kita ini penduduk tanah suci. Maka, tidak sepantasnya kita keluar dari tanah suci, apalagi mengagungkan tempat lain sebagaimana kita mengagungkan tanah suci. Kami adalah Al-Hums. Kita adalah penduduk tanah suci.” Mereka juga menetapkan bahwa setiap orang Arab yang lahir di Makkah, baik yang menetap di tanah suci Makkah maupun di luar Makkah, adalah anak-anak asli Makkah. Dihalalkan bagi mereka apa yang dihalalkan bagi penduduk Makkah, dan diharamkan dari mereka apa yang diharamkan bagi penduduk Makkah.”

membuat keju atau menyaring minyak hewani atau memetik bunga selama berihram; tidak boleh memasukkan sehelai rambut pun ke dalam rumah; tidak boleh berteduh kecuali di tenda-tenda kulit selama mereka berihram. Lebih dari itu, mereka mengumumkan, “Tidak selayaknya penduduk di luar Makkah memakan makanan yang mereka bawa ke tanah suci apabila mereka datang untuk menunaikan ibadah haji atau umrah; mereka dibolehkan tawaf qudum (tawaf selamat datang) hanya jika mengenakan pakaian Al-Hums (pakaian penduduk tanah suci). Jika mereka tidak mendapatkan pakaian itu

Suku-Suku Pendukung Al-Hums

S

elain Suku Quraisy, suku lain yang mengakui dan mendukung Al-Hums adalah Suku Kinanah dan Khuza‘ah. Ibn Hisyam menuturkan bahwa Abu Ubaidah AlNahwi bercerita, “Bani Amir ibn Sha’sha’ah ibn Muawiyah ibn Bakr ibn Hawazin mengakui dan mendukung Al-Hums seperti orang Quraisy.” Ada beberapa aturan yang dimasukkan ke dalam gagasan Al-Hums, di antaranya bahwa penduduk tanah suci tidak sepantasnya

Dzatu Irq Usfan Qarn al-Manazil Tan’im Jeddah Makkah

Hudaibiyah

Arafat Mina Thaif

Lau

Adhatu Libn

tM

Al-Syu‘aibah

e ra h km 150

100

50

20

0

Al-Hums (Pengetatan aturan dalam urusan agama) Kaum Quraisy mengagungkan Tanah Haram secara berlebihan sehingga kemudian mereka menetapkan aturan untuk tidak keluar dari Tanah Haram di malam Arafah. Mereka mengatakan, “Kita adalah anak-anak Tanah Haram dan penjaga Baitullah.”

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

37

“Bacalah!” Cahaya peradaban memancar dari Gua Hira dan menerangi seisi bumi, membangkitkan umat yang terperosok dalam bid‘ah, bersama penduduk negeri-negeri yang dia taklukkan. Cahaya ini menghasilkan karya yang menopang arus sungai peradaban manusia dengan cara paling sempurna dan bentuk yang paling cemerlang.

38

Dr. Syauqi Abu Khalil

maka mereka harus tawaf dalam keadaan telanjang.” Orang yang bertawaf dengan mengenakan pakaian yang berasal dari luar Makkah diharuskan menanggalkan pakaian itu seusai tawaf lalu mencampakkannya tanpa pernah mengenakannya lagi, bahkan tidak boleh menyentuhnya sama sekali. Orang lain juga tidak boleh menyentuh pakaian itu untuk selamanya. Orang Arab menamakan pakaian-pakaian itu sebagai AlLaqâ (pakaian yang ditanggalkan). Rasulullah Saw. menentang Al-Hums ini sejak beliau belum dinobatkan menjadi nabi. Beliau tetap wukuf di Arafah sambil menunggang untanya bersama orang banyak. Setelah dinobatkan menjadi nabi, Islam pun menghapuskan semua tradisi Al-Hums. Allah Swt. berfirman, Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang banyak (Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.19 Sejak Rasulullah Saw. dan kaum Muslim menaklukkan Makkah, ritual haji kembali mengikuti syariat Nabi Ibrahim a.s. Sejak saat itu, semua orang yang menunaikan ritual haji melakukan wukuf di Arafah dan bertolak darinya. Dengan Islam, Allah telah menyingkirkan Al-Hums dan segala bid‘ah bikinan Quraisy.

19 QS Al-Baqarah (2): 199.

Al-Walid ibn Al-Mughirah Al-Makhzumi Tipu Dayanya terhadap Rasulullah Saw. dan Sikapnya terhadap Al-Quran

M

enjelang musim haji, Al-Walid ibn Al-Mughirah mengumpulkan para pemuka Quraisy dan berkata kepada mereka, “Wahai Quraisy, dia (Muhammad) ada di antara kita untuk menunaikan ibadah haji tahun ini. Para jemaah haji dari seantero Arab pun akan datang kemari. Mereka semua telah mendengar kabar tentangnya. Maka, marilah kita berunding bagaimana menyikapinya. Jangan sampai di antara kita berbeda pendapat, saling menyalahkan satu sama lain, atau saling menolak perkataan satu sama lain.” Para pemuka Quraisy lainnya berujar, “Kau sendiri, hai Abu Abdu Syams, sampaikanlah pendapatmu agar bisa kami jadikan pegangan.” “Kalian saja yang memulai, aku akan mendengarkan usulan kalian,” ujar Al-Walid. Salah seorang di antara mereka berkata, “Bagaimana kalau kita katakan bahwa Muhammad adalah seorang dukun.” “Jangan! Demi Allah, dia bukan dukun. Kita sudah pernah melihat para dukun, sedangkan dia sama sekali tidak memiliki atau mengucapkan jampi-jampi dukun,” tukas Al-Walid. “Kalau begitu, kita bilang saja bahwa dia orang gila,” usul mereka. Al-Walid menyanggah, “Dia bukan orang gila. Kita sudah pernah melihat dan mengenali orang yang tidak waras. Dia tidak suka memekik dan menggelepar, juga tidak bergumam sendirian.” Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

39

Tawwal

Khulaish

Ummu Sidrah

Dahban

Al-Nadhr ibn Kinanah

ru

Dzatu Irq

a nB

la

Ja

Qarn Al-Manazil

Usfan

ydh Al-Fa

in

Tan’im

h Laut Mera

Jeddah

ra Al-Kub Al-Sail

Ha wa z

Hudaibiyah

Qu

s rai

y

Makkah Mina Jalan Baru

Jalan Baru

Thaif

Al-Syu‘aibah

if

q Tsa

Adhatu Libn

Al-Walid ibn Al-Mughirah Al-Makhzumi Rekayasanya untuk merendahkan Rasulullah Saw. Dan keadaannya sebagaimana digambarkan Al-Quran

Seseorang mengusulkan, “Kita katakan saja dia penyair.” “Tapi, dia bukan penyair. Kita sudah tahu semua jenis syair, baik yang panjang, pendek, maupun yang sedang. Jelas dia bukan penyair,” sanggah Al-Walid. “Ya sudah, kita katakan saja dia penyihir,” kembali mereka mengusulkan. Namun, lagi-lagi Al-Walid membantah, “Dia bukan penyihir. Kita sudah pernah melihat para penyihir beserta sihir mereka. Dia tidak pernah meniup buhul-buhul (penyihir biasanya membuat simpul-simpul atau buhul-buhul, lalu meniup-niupnya).” “Lantas, apa yang akan kita katakan, hai Abu Abdu Syams?” tanya mereka penasaran dan kehabisan akal.

40

Dr. Syauqi Abu Khalil

Al-Walid berkata, “Demi Allah, ucapannya (Al-Quran) benar-benar sangat indah, akarnya bertandan-tandan, dan cabangnya berbuah lebat (dia mengumpamakan AlQuran sebagai pohon kurma yang bagus). Tuduhan apa pun yang kalian katakan tentangnya pasti akan segera diketahui bahwa semua itu bohong. Paling masuk akal, katakan saja bahwa dia adalah penyihir. dia merapalkan mantra tertentu yang bisa mencerai-beraikan seseorang dari ayahnya, antara seseorang dan saudaranya, antara seseorang dan istrinya, juga antara seseorang dan keluarganya.” Para pemuka Quraisy menyepakati usulannya. Setelah itu mereka menyebar duduk menunggui jalan yang biasa dilewati para

negeri yang baik, setidaknya sampai Allah memberikan jalan keluar dari kesulitan dan permasalahan kalian.” Maka, sebagian Muslimin berlayar, hijrah menuju Ethiopia (Habasyah). Itulah hijrah pertama dalam sejarah Islam.

kuasa mencegah atau menghalanginya, beliau bersabda kepada mereka, “Sebaiknya kalian mengungsi ke negeri Ethiopia (Habasyah). Negeri itu dipimpin seorang raja (Najasyi) yang tidak pernah menzalimi siapa pun. Negeri itu adalah

Al-Ula

Khaibar

Se m en ju ng

po

z

lo gs

ja

ab

t.c

Ar

Hi

om

Madinah (Yatsrib)

an

Yanbu‘ Al-Bahr

do

.b

Rabigh

ain

Makkah

Jeddah

Turabah

st ak

Thaif

pu

Al-Syu’aibah

sir

nA

a tar Da Al-Qunfudhah

La ut Me

jemaah haji yang datang dari seantero Arab pada musim haji. Kepada setiap orang yang lewat, mereka sampaikan keburukan Muhammad dan memperingatkan agar tidak mendekati apalagi berbincang-bincang dengan Muhammad. Allah menurunkan ayat tentang muslihat Al-Walid ibn Al-Mughirah ini yang berbunyi: Biarkanlah Aku bertindak atas orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan Aku menjadikan baginya harta benda yang banyak, dan anakanak yang selalu bersama dia, dan Aku lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Quran). (QS Al-Muddatstsir [74]: 11– 16.)

rah

Abha Najran

Hijrah ke Ethiopia (Habasyah)

Farasan Jizan Ma’rib

Syabwah

Massawa Delacta

K

Kamaran

Shan’a

Aksum

Zabid

Aseb 300

400

500

Ta’izz Mocha Aden

Teluk Aden

b

de

200

an

100

lM

be

Ba

ia

0

Syaqra`

lat

Abis in

km

an

Yam

Se

etika Nabi Muhammad Saw. memperhatikan semakin beratnya siksaan dan penindasan kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin, sementara beliau sendiri tidak

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

41

Thufail ibn Amr Al-Azadi Al-Dausi (Si Pemilik Cahaya)

T

hufail ibn Amr, yang dikenal sebagai seorang bangsawan, pujangga, dan cendekia, menuturkan bahwa dia tiba di Makkah ketika Rasulullah Saw. berada di sana. Saat baru tiba di kota itu, sekelompok Quraisy menghampirinya dan berkata, “Hai Thufail, kau tiba di negeri kami sementara saat ini ada seorang laki-laki yang berbahaya di antara kami. Dia telah memecah-belah persatuan kami. Kata-katanya bagaikan sihir, bisa mencerai-beraikan antara anak dan ayahnya; antara saudara dan saudaranya; serta antara suami dan istrinya. Kami mengkhawatirkan keselamatan dirimu dan kaummu. Karena itu, jangan menemui dan mendengarkan kata-katanya.” Thufail menceritakan pengalamannya, “Demi Allah, mereka terus mengatakan hal itu kepadaku sampai aku mengikuti bujukan mereka untuk tidak menemui, berbicara, dan memperhatikan sedikit pun kata-kata Muhammad. Bahkan, aku menyumbat kedua telingaku dengan kapas karena khawatir terpengaruh kata-katanya. Aku tidak ingin mendengarnya sedikit pun. Keesokan harinya, aku berangkat pagipagi sekali ke Masjidil Haram. Di sana, aku melihat Rasulullah Saw. sedang mendirikan shalat di dekat Ka‘bah. Karena dia sedang shalat, aku tidak merasa takut untuk mendekatinya dan berdiri di sisinya. Ternyata Allah Swt. berkehendak memperdengarkan

42

Dr. Syauqi Abu Khalil

firman-Nya kepadaku. Tanpa sengaja, aku mendengar seuntai kalimat elok yang diucapkannya dalam shalat. Dalam hati, aku berkata, ‘Duhai! Demi Allah, aku ini penyair yang cukup hebat. Aku sangat bisa membedakan mana kata-kata yang bagus dan mana yang jelek. Kalimat yang tadi kudengar sungguh menawan. Aku ingin mendengar perkataannya yang lain. Tidak ada seorang pun yang dapat mencegahku mendengarkan perkataan laki-laki ini! Jika perkataannya baik, maka akan kuterima, dan jika buruk, maka akan kutinggalkan.’ Aku tetap bertahan di tempat itu sampai Rasulullah Saw. beranjak pulang ke rumahnya. Aku berjalan mengikutinya. Ketika beliau memasuki rumah, aku ikut masuk, lalu berkata, ‘Hai Muhammad, kaummu mengatakan kepadaku begini dan begitu. Namun, Allah berkehendak aku mendengar perkataanmu. Tanpa sengaja, tadi aku mendengar seuntai kalimat yang sangat elok. Tunjukkanlah kepadaku perkataanperkataan yang lain.’ Maka, beliau mengajarkan Islam kepadaku dan membacakan Al-Quran untukku. Demi Allah, aku belum pernah mendengar satu perkataan pun yang lebih elok darinya; aku juga belum pernah mendengar satu ajaran pun yang lebih adil darinya. Aku pun memutuskan untuk memeluk Islam. Setelah menyatakan keislaman, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku adalah orang

yang ditaati di tengah kaumku. Aku akan pulang kepada mereka dan akan mengajak mereka masuk Islam. Maka, berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan suatu pertanda untukku yang dapat kujadikan sebagai modal untuk mengajak mereka.’ Lalu Rasulullah Saw. berdoa, ‘Ya Allah, tunjukkanlah untuknya suatu pertanda.’ Setelah musim haji usai, aku pulang ke tengah kaumku. Ketika aku berada di sebuah jalan setapak di sebuah bukit yang membuatku bisa melihat para jamaah haji kaumku (Suku Daus), tiba-tiba secercah cahaya muncul di hadapanku seperti pelita. Aku pun berdoa, ‘Ya Allah, jangan jadikan cahaya itu di wajahku. Aku takut mereka mengiranya sebagai hukuman akibat aku keluar dari agama mereka.’ Lantas cahaya itu berpindah ke ujung cambukku. Saat kuturuni jalan setapak itu, orang-orang melihat cahaya seperti nyala lilin yang melekat di ujung cambukku. Tiba di bawah, ayahku yang sudah tua renta mendekatiku. Aku pun berkata, ‘Menjauhlah dariku Ayah, karena aku bukan bagian darimu dan engkau bukan bagian dariku.’ ‘Memangnya kenapa, Nak?’ tanyanya. ‘Aku telah masuk Islam,’ jawabku. Dia berkata, ‘Kalau begitu, agamaku adalah agamamu.’ Dia pun mengikutiku dan menyatakan masuk Islam. Kemudian, istriku datang mendekati. Aku berkata kepadanya seperti yang kukatakan kepada ayahku. Dan, dia pun menyatakan masuk Islam. Dia bertanya, ‘Apakah dengan begini aku akan dihukum oleh Dzu Al-Syara (nama salah satu berhala)?’ ‘Aku jamin tidak,’ jawabku tegas. Selanjutnya, aku mengajak Suku Daus, tetapi mereka enggan masuk Islam. Aku

pun kembali menemui Rasulullah Saw. di Makkah, dan kukatakan kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, Daus lebih sudi memilih zina ketimbang ajakanku. Maka, berdoalah kepada Allah agar Dia melaknat mereka.’ Maka, Rasulullah Saw. berdoa, ‘Ya Allah, berilah petunjuk kepada Suku Daus.’ Kemudian beliau berkata kepadaku, ‘Kembalilah kepada kaummu dan ajaklah mereka dengan penuh kasih sayang.’ Aku pun pulang kembali, setiap melewati kelompok Suku Daus, aku mengajak mereka masuk Islam sampai Nabi Saw. hijrah, melangsungkan Perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Ketika Rasulullah Saw. berada di Khaibar, aku mendatangi beliau bersama orang-orang dari kaumku yang sudah masuk Islam. Di Madinah aku tinggal bersama Suku Daus yang menempati sekitar 70–80 rumah di sana. Rasulullah Saw. menjumpai kami di Khaibar dan kemudian menggabungkan kami ke dalam pasukan Muslim. Sejak itu, aku terus mengikuti Rasulullah Saw. sampai Allah Swt. menaklukkan Makkah untuk beliau. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, utuslah aku untuk membakar Dzul Kaffain (berhala Suku Amr ibn Humamah).’ Setelah mendapat izin dan perintah dari Rasulullah, aku pun berangkat untuk menghancurkan Dzul Kaffain. Setelah itu, aku kembali menemui Rasulullah Saw. dan terus mengikuti beliau sampai beliau wafat.” Diriwayatkan bahwa ketika bangsa Arab banyak yang murtad sepeninggal Rasulullah, Thufail bergabung dalam pasukan Muslim untuk berjihad melawan kaum murtad itu di Yamamah, sampai akhirnya dia mati syahid di sana.20 20 Usud Al-Ghâbah (3/78), Ibn Hisyam (1/198).

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

43

Al-Ula Berhala Dzul Kaffain Khaibar

W ila ya h

Yanbu‘ Al-Bahr

Hi

ja

Ja z

ira

Madinah

hA ra b

z

Yaman

Rabigh

Makkah Jeddah Thaif

Al-Mughammis

Tarubah

Al-Syu’aibah Khats‘am

an tar Da

La

us

ir

Me

Azd

As

ut

Al-Qunfudhah

Da

rah

Al-S yara h

Berhala Dzus Syara Abha Najran Farasan Jizan Ma’rib

Syabwah

Massawa Delacta

Kamaran

Shan’a

Aksum

400

44

Dr. Syauqi Abu Khalil

eb

Daus Rute perjalanan Al-Thufail ibn Amr Al-Dausi Dzu Al-Sayara Dzul Kaffain

500

Syaqra`

r ya m

300

nd

200

km

Ma

Aseb

el

b Ba

ia

100

Hi

lat Se

Abis in

0

an

Yam

Zabid

Ta’izz Mocha Aden

Teluk Aden

Lembah Fathimah

Makkah

Lembah Yamaniyah

Al-Syara`i’

h

Masjid Al-Khaif

M

as

jid

Muzdalifah

Ar af at

Na

m ira

Al-Sail Al-Kabir Syadad

Kamra Huddah

Mata air Zubaidah

hram h Ma a b m Le Thaif

Rute perjalanan bersejarah antara Makkah dan Thaif yang ditempuh Rasulullah Saw.

Menara azan di Masjid Ibn Abbas, Thaif. Masjid Addas

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

45

Danau Van

Laut Kaspia

Anatolia

Danau Urmia

Nusaybin Niniwe abo ur

Tapuristan Mosul

Sun

gai

Kh

Aleppo

Sungai Balikh

Haran

Laut

Siprus

Teng a

Su ng ai

h

Damaskus

Eu fra t

ala

Al-Quds

m

an

gai

gai T igris

Babilon

Sy am

un

-Sa wa d

Pe r

Sin

sia

Elat

ai

l Te

Gu

ia rs Pe

n ya ad

sa Ah

La

ur

Tim

rat

ir

uk

M

Ba

es

run Gu

n ru

Gurun Nafud Besar M

Kar

Al

Ur

Memphis El Faiyum

Sun

Sun

Pe d

ut Me

Yatsrib (Madinah)

rah

Hi

ja

jd Ne

z km 1.000

Gurun Nubian Jeddah

800

600

400

200

Makkah

Jin Nusaybin (Al-Jazirah)

Katakanlah (hai Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Quran), lalu mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan, kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami.” (QS Al-Jin [72]: 1–2).

Dua gambar Thaif masa kini

46

Dr. Syauqi Abu Khalil

0

Damaskus

Laut Tengah

Su ng ai

Al-Quds

Su

ng

ai

Eu fra t

Tig ris

Daumatul Jandal Sakaka Elat

Gurun Nafud Besar M n ya ad

Mesir

Ha’il

ng

ai

Ni

l

Yatsrib (Madinah)

Hi

Su

jaz Makkah

Gurun Nubian

La ut Me n ra ta Da

rah

ir As

Sudan

Shan’a

Ta’izz Aden

1.000

800

600

400

200

0

200

km

Isra Dari Masjidil Haram di Makkah Ke Masjidil Aqsa di Al-Quds Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

47

Makkah Al-Mukarramah

Kubah Batu (Kubah Sakhrah)

48

Dr. Syauqi Abu Khalil

Menjelang Hijrah Baiat Aqabah Pertama dan Kedua

K

etika pemboikotan usai, Bani Hasyim keluar dari lahan kosong milik Abu Thalib. Pada tahun itu juga Allah Swt. berkehendak mewafatkan istri Nabi Saw., Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib. Karena itu, Rasulullah Saw. menamai tahun itu sebagai ‘Âm Al-Huzni (tahun kesedihan), tepatnya pada tahun 10 sejak kenabian atau tiga tahun sebelum hijrah. Sepeninggal Abu Thalib, kaum Quraisy semakin leluasa melancarkan serangan kepada Rasulullah Saw. dan kaum Muslimin. Ketika tekanan dan penindasan kaum Quraisy makin berat, Rasulullah Saw. memutuskan untuk berangkat menuju Thaif bersama Zaid ibn Haritsah untuk meminta pertolongan kepada Bani Tsaqif yang belum pernah diseru ke jalan Islam. Di tengah perjalanan, seorang budak bernama Addas milik Utbah dan Syaibah—keduanya putra Rabi’ah—menyatakan masuk Islam. Akhirnya, Rasulullah tiba di perkampungan Bani Tsaqif. Namun, alih-alih membantu dan memberikan pertolongan, Bani Tsaqif menolak, mengusir, bahkan melempari Nabi Saw. dengan batu-batu kecil. Berbagai penolakan dan pengusiran tidak membuat Rasulullah Saw. berputus asa. Setelah Bani Tsaqif menolaknya, beliau kembali ke Makkah dan mulai memperkenalkan diri kepada suku-suku

Arab dalam setiap perhelatan, khususnya di saat musim haji. Di daerah Aqabah—terletak antara Makkah dan Mina—Rasulullah Saw. menjumpai 12 orang laki-laki asal Yatsrib. Beliau memperkenalkan dirinya kepada mereka, kemudian mereka menerima dan bersumpah setia untuk mengikuti beliau. Sumpah kaum Anshar itu kemudian dikenal sebagai Baiat Aqabah pertama. Ubadah ibn Al-Shamit Al-Khazraji, orang Anshar, menceritakan pengalamannya: “Dulu aku termasuk di antara orang yang ikut serta dalam Baiat Aqabah. Ketika itu kami berjumlah 12 orang laki-laki. Rasulullah Saw. membaiat kami dengan ‘Baiat Wanita’.21 Ini terjadi sebelum diwajibkannya perang. Kami hanya berbaiat untuk tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kami, tidak berbuat dusta yang kami ada-adakan dari tangan dan kaki kami, dan tidak akan mendurhakai beliau dalam urusan yang baik. Rasulullah bersabda, ‘Jika kalian memenuhinya maka kalian masuk surga dan jika melanggar sesuatu di antaranya maka urusan kalian diserahkan kepada Allah 21 Dinamakan “Baiat Wanita” karena ada wanita yang ikut serta, yaitu Afra binti Ubaid ibn Tsa’labah. Dialah wanita pertama yang berbaiat. Tentang Baiat Al-‘Aqabah pertama dan kedua, silakan lihat: Ibn Hisyam (2/54), Al-Thabari (2/355), Al-Kâmil fî Al-Târikh (2/67); Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah (2/67); dan ‘Uyûn Al-Atsar (2/155). Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

49

Masjid Al-Bai‘ah di Aqabah

Swt. Jika Dia berkehendak, Dia mengampuni kalian, dan jika Dia berkehendak, Dia menurunkan siksa atas kalian.’” Orang yang menyatakan sumpah setia pada Baiat Aqabah pertama itu kemudian pulang ke Yatsrib (Madinah) ditemani seorang sahabat utama, Mush‘ab ibn Umair yang ditugaskan ke sana untuk membacakan AlQuran dan mengajarkan Islam. Pada musim haji berikutnya, Mush‘ab kembali ke Makkah membawa 73 laki-laki dan 2 perempuan. Kedua perempuan itu adalah Nusaibah binti Ka‘b (Ummu Imarah) dan Asma’ binti Amr ibn Adi (Ummu Mani’). Baiat Aqabah Kedua ini disebut juga “Baiat Perang”, isinya: “Darah adalah darah dan penghancuran adalah penghancuran. Keamananku adalah keamanan kalian, perlindunganku adalah perlindungan kalian. Aku adalah bagian dari kalian dan kalian bagian dariku. Aku akan

50

Dr. Syauqi Abu Khalil

memerangi siapa yang memerangi kalian, aku pun akan berdamai dengan siapa saja yang berdamai dengan kalian.” Dari 72 orang utusan itu, yang pertama berbaiat kepada Rasulullah Saw. adalah As’ad ibn Zurarah, kemudian disusul Abu AlHaitsam ibn Al-Tihan, Al-Barra’ ibn Ma’ruf, kemudian menyusul orang-orang lainnya. Nabi Saw. juga bersabda, “Hendaklah dua belas orang di antara kalian menemuiku untuk mewakili kaumnya berbaiat padaku.” Maka, berangkatlah sembilan orang dari Suku Khazraj dan tiga orang dari Suku Aus. Kemudian orang Aus dan Khazraj itu kembali pulang ke Madinah dan mendakwahkan Islam di sana sehingga masyarakatnya siap menyambut kedatangan para sahabat dan Rasulullah Saw. dari Makkah.

Hijrah

P

ara pemuka Quraisy mulai menyadari makin gentingnya situasi yang mereka hadapi. Kendali situasi bisa saja lepas dari tangan mereka. Penyebabnya, Muhammad Saw. yang selama ini mereka musuhi telah memiliki banyak pengikut dan sahabat dari luar Quraisy, di luar negeri mereka, yaitu Yatsrib (Madinah). Mereka pun menyaksikan rombongan demi rombongan kaum Muslim Makkah hijrah ke Madinah setelah Muhammad Saw. mendapatkan jaminan perlindungan dari kaum Anshar. Mereka tahu, kaum Muslimin sedang mengumpulkan kekuatan untuk melawan Quraisy.

Masjid Quba Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

51

Menyikapi situasi tersebut, para pemuka Quraisy berkumpul di Dâr Al-Nadwah. Setelah perundingan yang alot, mereka putuskan untuk bertindak lebih tegas; mereka tidak hanya mengusik dan menekan Nabi Saw., tetapi mereka akan menghabisinya agar penyebaran Islam berhenti. Kemudian, mereka mengatur strategi agar kematian Muhammad Saw. tidak menyusahkan mereka dan Bani Hasyim tidak bisa menuntut balas. Maka, mereka kumpulkan sejumlah pemuda yang mewakili setiap suku yang ada sehingga tanggung jawab atas kematian Muhammad bisa dibebankan kepada semua kabilah. Berkaitan dengan peristiwa ini, Allah berfirman: Dan (ingatlah), ketika orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.22

Lantas malaikat Jibril turun atas perintah Allah untuk memberi tahu beliau tentang rencana busuk mereka, sekaligus menginstruksikan beliau untuk hijrah. Setelah bersembunyi selama tiga malam di Gua Tsur, dengan perlindungan Allah, berangkatlah rombongan Nabi Saw., di awal bulan Rabi‘ Al-Awwal menuju Madinah. Ketika bergerak untuk melanjutkan pejalanan menuju Madinah, Rasulullah Saw. sempat berpaling memandang ke arah Makkah, lalu berucap lirih dengan wajah memancarkan kesedihan: “Aku terusir darimu. Aku tahu betul bahwa engkau adalah negeri yang paling disukai Allah dan paling mulia di sisi-Nya. Seandainya bukan karena pendudukmu mengusirku, tentu aku tidak pergi meninggalkanmu. Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa mereka mengusirku dari negeri yang paling kusukai maka tempatkanlah aku di negeri yang paling Engkau sukai.” Pada 12 Rabi‘ Al-Awwal, rombongan yang penuh berkah itu tiba di Quba. Di sana, beliau menginap dari hari Senin sampai

22 QS Al-Anfâl (8): 30.

Gua Tsur

52

Dr. Syauqi Abu Khalil

y ais J l atu z D

Al-Atiq Madinah

Quba

Mallal Dzul Hulaifah (Abyar Ali) Ri’m n a n Al-Rauha` Turu Al-Ruwaitsah sad l-A A a Al-Mansharif Al-Irj mr Ha Al-Shafra’ Dzu Silm Al-Jadajid Turunan Dzi Katsr Marjah Muhaj

Jalan masuk Al-Hujjaj Jalan masuk Al-Laqf Celah Marrah

Badar

Rabigh Al-Ramal Al-Juhfah Rabigh Al-Bahr

Kulayyah

Tenda Ummu Ma’bad

Al-Musyallal

Quddaid

Khulaish

Amj

Laut Merah

Kudaid Ghadirul Asythath Celah Ghazal

Hijrah Usfan

Turunan Murr Jeddah

Sarf

Hudaibiyah Makkah Gunung Tsur

km 200

150

100

Ini merupakan jalur yang ditempuh Rasulullah Saw. dari Tanah Suci Makkah ke Madinah. Nabi Saw. meninggalkan Gua Tsur pada hari Senin, 1 Rabi‘ Al-Awwal, dan memasuki Madinah pada hari Jumat, 12 Rabi‘ Al-Awwal, bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622 M.

50

----- Jalur yang ditempuh Rasulullah Saw. ----- Jalur kafilah dagang pada masa itu. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

53

ke Ma jma‘ A l-Asya l

Bani Haritsah

M ke al sy -A Al a‘ ajm

Al-‘Arashah

Lem b

ah Q

Kaw Dataasan Rendran ah

Bani Abdul Asyhal dan Zu‘ara Al-Nubait

Celah Wada’ Bani Zhafar Celah Nur Bani Al-Harits (Khazraj)

Al-Bada`i’

Bani Salamah Ra`su Tsaniyah

anah

H (L arra ah t W ar a Tim qi m ur )

Al-Jurf

Al-Sanuh

Masjid Nabawi Bani Najjar

Gu

ng

m Le

Ha (L rrat ah W ar ab Ba ra ra h t)

nu

Sa

h ba

la’

th

Bu n

ha

Bani Zuraiq Bani Waqif

Bani Saidah Bani Qainuqa’

Bani Al-Harits (Khazraj)

ruz

h Mah

Bani Bayadhah

a Lemb

Yat sr

nu

Bani Quraizhah

Bani Salim ibn Auf

ng

gi

ni

Ba Ub

n

aid

Lembah Al-Aqiq

Gunung Humadat

Gu

ib

asa Kaw

ing nT a r a Dat

Lembah Mudzainib

Bani Nadhir

Bani Auf (Khazraj)

Uthum Ka‘b ibn Al-Asyraf

ba

Lem hR

Al-Ashabah

’ wa an

Bani Auf ibn Malik (Aus)

Quba

da

ri M

ak

ka

Masjid Quba

h Bani Unaif

Gunung Eir

Masjid Quba Jangan berdiri (menunaikan shalat) di dalamnya untuk selamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan di atas takwa dari hari pertama lebih hak untuk berdiri (menunaikan shalat) di dalamnya. Di dalamnya orang-orang yang sangat cinta menyucikan diri dan Allah mencintai orang yang menyucikan diri. (QS Al-Taubah [9]: 108)

Masjid Quba

Kamis, lalu mendirikan masjid pertama dalam sejarah Islam.23 Akhirnya, Nabi Saw. dan rombongannya tiba di kota hijrah, Madinah Al-Munawwarah. Saat tiba di Madinah, Rasulullah Saw. singgah di rumah Abu Ayyub Al-Anshari (Khalid ibn Zaid Al-Khazraji) dan menginap di sana sampai pembangunan bilik-bilik dan masjidnya (Masjid Nabawi) rampung. Barulah kemudian beliau menetap di rumah yang dibangun di samping Masjid Madinah.24 Satu hikmah penting yang didapatkan setelah peristiwa hijrah adalah berhimpunnya kaum Muslimin di satu wilayah yang memungkinkan mereka membela diri dari serangan musuh dan mendakwahkan Islam secara bebas dan terang-terangan. Hikmah lainnya adalah berdirinya negara Islam yang membuat rute perdagangan kaum Quraisy menuju negeri Syam menjadi sedikit terganggu.

23

Ibn Hisyam (2/89), Al-Thabari (2/369), Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah (3/170), Al-Thabaqât Al-Kubrâ (1/227), Al-Kâmil fi Al-Târikh (2/71), Murûj Al-Dzahab (2/285); ‘Uyûn Al-Atsar (2/81), dan Al-Wafa bi Ahwâl Al-Mushthafâ (1/235). 24 Usud Al-Ghâbah (2/94). Masjid Al-Jum‘ah Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

55

Rumah Abu Ayyub Al-Anshari (di Madinah Al-Munawwarah)

Kuburan Abu Ayyub Al-Anshari di Istanbul

56

Dr. Syauqi Abu Khalil

Al-Ghabah

Ba sat in

Gunung Uhud Mata air Syuhada

Lembah Qanah Wada’ Celah it Masjid Al-Fath

Par it

k

Masjid

Serambi Bani Saidah Balai Penerimaan Tamu

Sumur Abu Ayub

-S Pintu Gerbang Al-Jum‘ah

h ha ak an l-M rA sa Pa

la’ r l-Bah

Pekuburan Baqi’

Pintu Gerbang Quba

Qu

ba

Al-Haram (Masjid Nabawi)

kh

Masjid Bani Zhafar

Na

Pintu Gerbang Al-Awali

Kubah Hijau (Makam Nabi Saw.)

Pemukiman Bani Qainuqa’ Lembah Mahzur

Pemukiman Bani Zhafar

ke

Lembah Buthhan

na

an

Pemukiman Bani Quraizhah

Ra

nu

Jal

Masjid Al-Jum‘ah

ah Le mb

Sumur Urwah

Masjid Al-Ijabah

Jalan ke Nejd

il

‘A Sumur Al-Suqya

u Yanb

Pemukiman Bani Muawiyah

Al

Sa Masjid Al-Ghamamah

ke Jalan

an

Jal

ng

nu

Lembah Al-Aqiq

Gu

Har rat W abra h

Masjid Al-Qiblatain

Istana Said ibn Al-Ash

ud

h eU

ah end nR a r ata Pemukiman an D s a Bani Haritsah Kaw

an uh

r Pa

Pintu Gerbang Syam

Sumur Rumah

Pemukiman Bani Abdul Asyhal

Zaghabah

Harrat Waqim

Majma‘ Al-Asyal

i gg n i nT a r ta Masjid Quba Da Pemukiman Bani Nadhir n a as Lem w bah Ka M

Sumur Aris

Rumah Said ibn Khaitsumah Rumah Kultsum ibn Al-Hadm

udz

ain

ib

Benteng Ka‘b ibn Al-Asyraf

Ka wa san Dzul Hulaifah

Gunung Eir

Madinah Al-Munawwarah Gambar perkiraan Konsep gambar karya Prof. Abd Al-Quddus Al-Anshari

be ba tua n

Madinah Al-Munawwarah

58

Dr. Syauqi Abu Khalil

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

59

Pengembaraan Salman Al-Farisi (Dari Isfahan Hingga Madinah)

S

alman Al-Farisi, seorang sahabat utama Rasulullah Saw., menuturkan kisah perjalanan hidupnya dan pencarian spiritualnya hingga akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.. Aku seorang lelaki Persia dari Isfahan, dari sebuah desa yang bernama Jayy. Ayahku adalah pemuka masyarakat yang ahli pertanian. Aku sendiri tumbuh besar sebagai

Isfahan (Masjid Wisahah Al-Imam) Didirikan pada masa kekuasaan Syah Abbas Al-Shafawi

60

Dr. Syauqi Abu Khalil

anak yang sangat disayangi ayahku. Saking sayangnya, aku tidak diperbolehkan keluar rumah. Aku diminta senantiasa berada di dalam atau di sekitar rumah. Keadaanku laiknya seorang budak yang harus selalu ada di rumah. Di masa muda, aku sangat patuh menjalankan keyakinan Majusi sampaisampai aku dipercaya menjadi qâthinnâr (penjaga dan pelayan api yang dituhankan

Majusi). Aku bertugas menyalakan api dan menjaganya agar tidak padam meski hanya sesaat. Ayahku memiliki perkebunan yang sangat luas. Suatu saat, di sela-sela kesibukannya mengurusi pembangunan salah satu rumahnya, dia berkata kepadaku, “Nak, hari ini aku sangat sibuk mengurusi pembangunan sehingga tidak sempat melihat dan mengurusi perkebunan. Karena itu, kau pergilah ke sana dan periksalah.” Dia juga menugaskan beberapa hal yang harus kulakukan setibanya di perkebunan. Kemudian dia berkata, “Jangan terlambat pulang. Sebab, aku lebih khawatir jika kau terlambat pulang daripada jika perkebunanku hancur. Kekhawatiranku itu akan menyita seluruh perhatianku sehingga aku tidak dapat melakukan pekerjaan apa pun.” Maka, aku segera berangkat menuju perkebunan. Di tengah perjalanan, aku melewati sebuah gereja Kristen. Aku mendengar sayupsayup suara jemaat yang sedang berdoa. Di saat itu aku sama sekali buta tentang situasi dan perkembangan masyarakat, karena sekian lama dipingit di rumah. Mendengar suara lantunan doa mereka, aku tergerak memasuki gereja untuk melihat apa yang sedang mereka lakukan. Ketika kulihat mereka, begitu saja aku jatuh suka pada cara mereka berdoa. Semakin lama kuperhatikan, semakin aku merasa tertarik dan ingin memahami ajaran dan keyakinan mereka. “Demi Allah, ini lebih baik daripada agama kami,” gumamku dalam hati. Kemudian, aku bertanya kepada salah seorang dari mereka, “Dari manakah asal agama ini?” Dia menjawab, “Negeri Syam.” Demi Allah, cukup lama aku berbincangbincang dengan mereka hingga tak terasa waktu maghrib telah tiba, padahal aku sama sekali belum memeriksa perkebunan.

Aku pun pulang ke rumah, sementara ayahku sudah mengirim orang untuk mencariku. Keterlambatanku pulang benarbenar telah menyita seluruh perhatiannya. Sesampaiku di rumah, dia bertanya, “Nak, dari mana saja engkau? Bukankah aku sudah memintamu berjanji untuk tidak pulang terlambat?” Aku menjawab, “Ayah, tadi aku melewati sekelompok orang yang sedang berdoa di gereja. Sepertinya aku menyukai agama dan keyakinan mereka. Aku pun menghabiskan waktu bersama mereka sampai matahari terbenam.” “Nak, agama itu tidak mengandung kebaikan. Agamamu dan agama nenek moyangmu lebih baik daripada agama itu,” terang ayahku. “Sama sekali tidak! Demi Allah, agama itu benar-benar lebih baik daripada agama kita,” tukasku. Khawatir aku berpindah agama, ayahku membelenggu kakiku dan mengurungku di rumah.

Salman Melarikan Diri ke Negeri Syam

K

arena aku dikurung di dalam rumah, aku mengirim utusan untuk menyampaikan surat kepada orang Kristen yang kutemui di gereja itu. Suratku itu berbunyi: “Jika rombongan pedagang Kristen dari Syam singgah di tempat kalian, kabarilah aku.” Suatu hari, ketika rombongan pedagang itu benar-benar tiba, seorang utusan menemuiku dan menyampaikan kabar tersebut. Aku berkata kepadanya, “Jika urusan mereka di sini sudah selesai dan mereka hendak pulang ke negeri mereka, mintakanlah izin Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

61

kepada mereka agar aku dibolehkan ikut rombongan mereka.” Saat rombongan pedagang itu hendak pulang ke negeri Syam, orang gereja menemuiku dan menyampaikan kabar itu. Maka, dengan susah payah aku berusaha melepaskan belenggu di kakiku, lalu berjalan mengendap-endap keluar rumah dan bergabung dengan rombongan dagang itu. Tiba di negeri Syam, aku bertanya, “Siapakah orang yang paling utama ilmunya mengenai agama ini?” “Pendeta di gereja,” jawab mereka. Sejak itu, aku tinggal bersama si pendeta yang ternyata berakhlak buruk. Sepeninggal pendeta itu, aku keluar dari gereja itu dan menetap bersama pendeta lainnya yang berperilaku saleh. Ketika pendeta yang saleh itu hendak dijemput ajal, Salman berkata kepadanya, “Ajal yang Allah tentukan sedang menjemputmu. Kepada siapakah aku akan kau wasiatkan? Apa perintahmu kepadaku?”

Sang pendeta menjawab, “Anakku, demi Allah, di zaman sekarang ini aku tidak tahu siapakah orang Kristen yang pantas untuk kauikuti. Orang-orang sudah bejat semua. Mereka mengubah-ubah dan meninggalkan kebanyakan ajaran agama mereka, kecuali satu orang uskup yang beragama sepertiku. Saat ini dia menetap di Mosul. Temuilah dia.”

Salman Menjumpai Uskup Mosul

S

epeninggal pendeta yang saleh di negeri Syam, aku menemui uskup Kota Mosul, dan kukatakan kepadanya, “Menjelang kematian menjemputnya, si Fulan berpesan kepadaku agar aku menemuimu. Dia juga mengatakan bahwa engkau beragama seperti dia.” “Ya, aku mengenalnya. Tinggallah bersamaku,” ujarnya. Maka, aku tinggal bersamanya dan aku mendapatinya sebagai orang terbaik dalam

Tempat pemujaan api di dekat Baku

62

Dr. Syauqi Abu Khalil

Penyembah api dalam posisi berdiri

Penyembah api dalam posisi duduk

agama ini hingga dia wafat. Sebelum wafat, aku bertanya kepadanya, “Si Fulan telah berpesan kepadaku agar aku menemuimu. Sekarang, ajal yang Allah tentukan sedang menjemputmu. Kepada siapakah aku hendak engkau wasiatkan? Apa yang kauperintahkan kepadaku?” “Nak, demi Allah, aku hanya mengetahui satu orang saja yang beragama sepertiku, yakni seorang pria di Nisibis. Temuilah dia,” jawabnya.

dia berkata, “Tinggallah bersamaku.” Aku pun tinggal bersamanya dan aku melihatnya sebagai uskup yang baik seperti dua orang yang kutemui sebelumnya. Kuputuskan untuk mengikuti uskup itu karena meyakininya sebagai orang terbaik. Demi Allah, aku menetap bersamanya sampai maut menjemputnya. Menjelang wafatnya, aku bertanya kepadanya, “Kepada siapakah aku ini hendak engkau wasiatkan? Apa perintahmu kepadaku?” Dia menjawab, “Wahai anakku, demi Allah, tidak ada seorang pun yang aku kenal yang bisa kusarankan untuk kautemui kecuali seorang uskup yang tinggal di Amuria (kota di Romawi). Orang itu menganut keyakinan sebagaimana yang kita anut. Jika mau, pergi dan temuilah dia. Dia pun menganut keyakinan sebagaimana yang selama ini kami pegang.”

Salman Menjumpai Uskup Nusaybin

S

epeninggal uskup Mosul yang saleh, aku menemui uskup Kota Nusaybin, lalu kusampaikan kepadanya perihal diriku dan wasiat yang disampaikan uskup Mosul kepadaku. Setelah mendengar penuturanku,

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

63

Salman Menjumpai Uskup Amuria

S

epeninggal uskup yang saleh di Nusaybin, aku menemui uskup Kota Amuria, dan aku memberi tahu kepadanya perihal diriku. “Tinggallah bersamaku,” ujarnya. Aku menetap bersamanya sampai kematian datang menjemputnya. Menjelang dia tutup usia, aku bertanya kepadanya, “Kepada siapakah aku hendak engkau wasiatkan? Apa perintahmu kepadaku?” Dia menjawab, “Wahai anakku, demi Allah, aku tidak mengenal seorang pun yang bisa kusarankan untuk kautemui. Namun, hampir tiba waktu munculnya seorang nabi akhir zaman. Dia diutus membawa ajaran Nabi Ibrahim. Nabi akhir zaman itu diusir dari suatu tempat di Arab kemudian hijrah menuju daerah antara dua perbukitan. Di antara dua bukit itu tumbuh pohon-pohon kurma. Pada diri nabi itu terdapat tandatanda yang tidak dapat disembunyikan. Dia mau makan hadiah, tetapi tidak mau menerima sedekah; di antara kedua bahunya terdapat tanda cincin kenabian. Jika engkau bisa mencapai daerah itu, pergilah ke sana!”

Salman Pergi ke Lembah Qura

K

emudian uskup yang saleh itu pun meninggal dunia. Sepeninggalnya, aku tetap tinggal di Amuria hingga waktu yang dikehendaki Allah. Pada suatu hari, lewat di hadapanku serombongan pedagang yang datang dari daerah Kalb. Aku berkata kepada para pedagang itu, “Bisakah kalian membawaku menuju tanah Arab dengan imbalan sapi dan kambing-kambingku?”

64

Dr. Syauqi Abu Khalil

Mereka menjawab, “Ya, baiklah.” Lalu, kuberikan hewan-hewan ternakku kepada mereka. Aku pun ikut serta dalam rombongan mereka. Namun, saat tiba di Wadi (lembah) Qura, mereka berkhianat dan menjualku sebagai budak kepada seorang Yahudi. Maka, aku tinggal di rumah orang Yahudi itu. Di sekitar tempat tinggal majikanku itu, aku melihat banyak pohon kurma. Aku berharap, mudah-mudahan inilah tempat yang digambarkan uskup di Amuria, lembah di antara dua bukit.

Salman Pergi ke Madinah Al-Munawwarah

S

uatu hari, setelah beberapa lama tinggal di rumah orang Yahudi itu, keponakannya datang dari Madinah, tepatnya dari Bani Quraizhah. Dia membeliku dari pamannya, kemudian membawaku ke Madinah. Begitu tiba di Madinah, aku segera tahu berdasarkan penjelasan yang disampaikan uskup di Amuria kepadaku. Aku sadar, aku telah sampai di Madinah. Di tempat inilah aku berharap dapat menemui nabi yang diceritakan sang uskup. Setelah beberapa hari menetap di sana, aku mendengar selentingan kabar tentang kemunculan ajaran baru dan nabi baru di tanah Arab; aku juga mendengar kabar bahwa Allah telah mengutus rasul-Nya. Rasul itu sebelumnya menetap di Makkah, tetapi dia diusir kaumnya dan saat ini tengah menempuh perjalanan menuju Madinah. Aku sendiri tidak pernah mengetahui cerita dan perkembangan keadaannya karena harihariku disibukkan sebagai budak. Diamdiam, aku terus mencari tahu kapan sang nabi tiba di Madinah dan di mana aku bisa menemuinya.

L Yunani aut Ae g

Ankara Amoria ea

Konya

Aleppo

iS ya m

Siprus

Tabriz Rasht

Nusaybin

Rhodes

Kreta

Danau Van

Damaskus

Mosul Gu ru nA l-J az ira h

gah

Tus Khurasan

Ray

Hamadan

Isfahan

Irak

Pers i

Ba

rc n

a

Iskandaria

a

Gaza

Daumatul Jandal

Te l

uk

ai

Sin

ra ta at Oase Al-Jaghbub Q ah El Faiyum nd re n Mesir ra ta Da

Gurun Nafud Besar

Asyut

Gurun Sahara

Dhahran Yatsrib (Madinah)

nN ru Gu

sia Dilmun Dubai Shuhar Hijr

ut rah

200

0

li

an

aut ram Had

Me

400

Om

R

La

600

Muscat

ha

ian

800

Zahedan

Pe r

-K ’ Al ub

ub

1.000

Karman

Shiraz

Makkah

Jeddah

Shan’a 200

km

Gurun Luth

Ne jd h ma ma Ya

Sungai Nil

Lembah al-Qura

Herat

Gurun Dasht e Kavir Madain

Ne ge r

Laut Ten

Sungai Atrak

Laut Kaspia

Danau Urmia

Kayseri

Abisinia

n

a Yam

Aden

Teluk

rab tA Lau

Aden

Socotra

Perjalanan Salman Al-Farisi Isfahan–Syam–Mosul–Nisibis–Amuria–Lembah Qura–Yatsrib (Madinah Al-Munawwarah)

Salman Mendengar Berita tentang Hijrah

S

ebagai budak, setiap hari aku bekerja di kebun kurma milik majikanku. Demi Allah, suatu hari, ketika aku berada di puncak pohon kurma, datang seorang keponakan majikanku. Dia berjalan cepat mendekati majikanku yang sedang duduk di bawah pohon kurma yang kunaiki. Keponakan majikanku itu berkata, “Paman, celakalah Bani Qailah (Suku Aus dan Khazraj). Mereka kini sedang berkumpul di Quba menyambut seseorang yang datang hari ini dari Makkah. Mereka percaya, orang itu adalah seorang Nabi.”

Tatkala mendengar pembicaraannya, tubuhku bergetar sehingga khawatir jatuh dan menimpa majikanku. Bergegas aku turun dari pohon, dan bertanya kepada keponakan majikanku, “Apa tadi yang Tuan katakan? Apa tadi yang Tuan katakan?” Mendengarku bertanya berulang-ulang, majikanku sangat marah dan memukulku dengan keras. Dia berkata, “Apa urusanmu tanya-tanya soal itu? Sana, kembali bekerja!” Aku menjawab, “Tidak ada maksud apaapa, tadi aku mendengarnya sekilas dan ingin tahu lebih jelas apa yang Tuan katakan.”

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

65

Salman Memastikan Kebenaran Risalah Muhammad Saw.

A

ku bersikap seakan-akan tidak tahu sama sekali kabar tentang datangnya seorang rasul yang muncul di tanah Arab. Sebenarnya, aku telah memiliki beberapa informasi mengenai soal itu dan terus berusaha mencari tahu di mana aku bisa menjumpainya. Maka, aku benar-benar gembira ketika mendengar ucapan keponakan majikanku tersebut yang mengatakan bahwa ada orang yang dipercaya sebagai nabi dan dia telah datang di Quba. Suatu sore, aku menyiapkan bekal lalu pergi untuk menemui Rasulullah Saw. yang saat itu masih berada di Quba. Aku langsung menghadap beliau dan berkata, “Aku telah mendengar kabar bahwa engkau adalah orang yang saleh. Engkau memiliki beberapa sahabat yang dianggap asing dan miskin. Aku membawa sedikit sedekah, dan menurutku kalian lebih berhak menerima sedekahku ini daripada orang lain.” Kuserahkan sedekah itu kepada Rasulullah Saw. Beliau langsung menerimanya dan bersabda kepada para sahabat, “Silakan kalian makan,” sementara beliau sendiri tidak menyentuh sedekah itu dan tidak memakannya. Aku berkata dalam hati, “Ini satu tanda kenabiannya.” Setelah itu, aku pulang ke tempatku bekerja. Setelah membangun masjid pertama di Quba, Rasulullah Saw. dan para sahabat bergerak menuju Madinah. Kemudian pada suatu hari, aku kembali mendatangi beliau dan berkata, “Aku melihatmu tidak makan pemberian berupa sedekah. Kali ini aku memberikan ini sebagai hadiah penghormatanku kepadamu.”

66

Dr. Syauqi Abu Khalil

Maka, Rasulullah makan sebagian pemberianku itu dan menyuruh para sahabat untuk memakannya. Mereka pun makan hadiah pemberianku itu. Aku berkata dalam hati, “Ini tanda kenabian yang kedua.” Pada hari yang lain aku kembali menemui Rasulullah yang saat itu berada di kuburan Baqi Al-Gharqad, mengantarkan jenazah seorang sahabat. Beliau mengenakan dua lembar kain. Lalu, ketika beliau duduk di antara para sahabat, aku mendekatinya dan mengucapkan salam. Kemudian, aku berputar ke belakang beliau dan memperhatikan punggungnya. Aku ingin melihat lebih jelas punggung beliau untuk mencari tahu adakah tanda di antara dua bahunya seperti yang digambarkan uskup Amuria. Saat Rasulullah Saw. melihatku memperhatikan punggungnya, beliau tahu bahwa aku sedang mencari kejelasan mengenai ciri kenabiannya. Maka, Rasulullah Saw. melepas kain selendang dari punggung, dan saat itulah aku melihat tanda kenabian di antara dua bahunya. Seketika aku merasa yakin bahwa beliau adalah nabi utusan Tuhan. Maka, aku telungkup di hadapan beliau dan memeluknya seraya menangis. Rasulullah Saw. bersabda, “Mendekatlah kemari.” Aku pun bergeser dan menceritakan keadaanku sebagaimana yang kuceritakan kepadamu, wahai Ibn Abbas. Mendengar tuturan ceritaku, para sahabat semakin takjub dan takzim kepada Rasulullah Saw.

S

alman sibuk bekerja sebagai budak. Karena itu, Salman tidak bisa ikut serta dalam Perang Badar dan Uhud. Setelah Salman menyatakan keislamannya, Rasulullah memerintahkannya untuk

Masjid Al-Qiblatain

memerdekakan dirinya dari perbudakan seraya berjanji akan membantunya. Maka, Salman mengadakan perjanjian dengan tuannya agar dimerdekakan dengan bayaran sejumlah uang. Rasulullah Saw. bersabda kepada para sahabat, “Bantulah saudara kalian.” Para sahabat mengumpulkan uang untuk membantu membebaskan Salman dari perbudakan. Akhirnya, Salman sepenuhnya menjadi orang merdeka dan bergabung dengan kaum Muslimin lain berkhidmat kepada Rasulullah Saw. dia ikut bersama Rasulullah Saw. dalam Perang Parit (Khandaq) sebagai Muslim merdeka. Sejak peperangan itu, dia tidak pernah absen dalam satu peperangan pun bersama beliau.25 Dialah Salman Al-Farisi, Abu Abdullah, yang juga dikenal sebagai Salman Al-Khair

(pelaku kebaikan), karena dia adalah salah satu sahabat yang paling baik, zuhud, dan utama. Suatu kali, dia ditanya tentang silsilah keturunannya, lantas dia menjawab, “Aku adalah Salman ibn Islam (putra Islam).” Rasulullah Saw. mempersaudarakan Salman dengan Abu Darda’. Atas gagasannya yang cemerlang untuk menghadapi Perang Khandaq, kaum Muhajirin dan Anshar memperebutkan Salman dan mengklaim bahwa dia berasal dari golongannya. Kaum Muhajirin berkata, “Salman adalah bagian kami,” sementara kaum Anshar juga mengatakan, “Salman adalah bagian kami.” Namun, Rasulullah Saw. menengahi mereka dan bersabda, “Salman adalah bagian kami, anggota keluargaku (Ahlul Bait).” Salman dikarunia usia yang panjang, dia wafat pada tahun ke-35 H.

25 Ibn Hisyam (1/198), dan Usud Al-Ghâbah (2/417). Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

67

Pengalihan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka‘bah

K Masjid Jawatsi, masjid pertama yang digunakan untuk menunaikan shalat Jumat setelah Masjid Nabawi

Kota Trout (Dhahran)

Nasrani Najran

68

Dr. Syauqi Abu Khalil

etika masih berada di Makkah, Nabi Saw. mendirikan shalat dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis, termasuk ketika beliau shalat di sekitar Ka‘bah. Selama enam bulan setelah hijrah ke Madinah, beliau masih mendirikan shalat dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis meskipun beliau sendiri sesungguhnya lebih suka menghadapkan wajahnya ke arah Ka‘bah. Kemudian turunlah firman Allah Swt.: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit. Maka, sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.26 Diriwayatkan bahwa ketika ayat itu turun, Nabi Saw. dan para sahabat tengah menunaikan shalat zhuhur—sebagian riwayat lain mengatakan shalat ashar—di sebuah masjid. Beliau baru menyelesaikan rakaat kedua, saat beliau mendapat perintah untuk menghadap ke arah Ka‘bah. Maka, beliau memutar posisinya ke arah Ka‘bah. Masjid itu pun dinamakan Masjid Al-Qiblatain (masjid dua kiblat). Peristiwa itu terjadi pada hari Senin, 15 Rajab tahun kedua hijrah, tepatnya dua bulan sebelum Perang Badar besar.27

26 QS Al-Baqarah (2): 144. 27 Ibn Sa‘d (1/242).

Al-Ula

Khaibar

Yanbu‘ Al-Bahr Yatsrib (Madinah)

Hi

ja

z

Rabigh

Makkah Jeddah Thaif

Al-Mughammis Al-Syu’aibah

Khats‘am

an tar Da

La

ir

Me

As

ut

Al-Qunfudhah

rah Abha Najran Farasan Jizan Ma’rib

Syabwah

Massawa Delacta

Kamaran

Shan’a

Aksum

Hi

Syaqra`

r ya m

500

de

400

an

300

Assab

lM b

Nasrani Najran

200

be Ba

100

lat

0

Se

Ethi (Hab opia asya h) km

an

Yam

Zabid

Ta’izz Mocha Aden

Teluk Aden

Ghazwah dan Sariyyah

R

asulullah Saw.1 merasa prihatin melihat keadaan para Ashhâb AlShuffah (para sahabat yang tinggal di Masjid Nabawi) yang miskin dan hidup susah. Rasulullah mencoba menghibur dan menyenangkan mereka. Di antara mereka ada yang masuk dalam sariyyah pertama, yakni kaum Muhajirin yang diusir Quraisy dari rumah mereka di Makkah. Pada tahun pertama hijrah, kaum Muhajirin hidup dalam kesulitan dan kekurangan, terutama para sahabat yang tinggal di serambi masjid (Ashhâb Al-Shuffah). Karena itu, Rasulullah Saw. menerapkan berbagai strategi ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Di antaranya, beliau mempersaudarakan setiap orang Muhajirin dengan orang Anshar sehingga orang Anshar itu dapat membantu kehidupan saudaranya Muhajirin. Pada tahapan berikutnya, Rasulullah Saw. mengobarkan “perang ekonomi” melawan Quraisy. Peperangan itu sebenarnya telah dimulai lebih dulu oleh Suku Quraisy ketika mereka memboikot Bani Hasyim di lahan kosong milik Abu Thalib. Nabi Saw. mengincar Quraisy secara khusus dalam perang ekonomi ini karena merekalah yang pertama menjalankan peperangan itu untuk menghentikan gerakan Nabi Saw. dan kaum Muslimin. Mereka juga merampas rumah 28 Ghazwah (serangan/perang) adalah istilah bagi operasi militer atau peperangan yang dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw. Adapun Sariyyah (satuan militer) adalah istilah bagi operasi militer atau peperangan yang tidak diikuti Rasulullah Saw. Beliau menyerahkan komandonya kepada seorang sahabat.

70

Dr. Syauqi Abu Khalil

28

dan harta benda yang ditinggalkan kaum Muslimin di Makkah. Pada suatu hari di Makkah, ketika melihat Sa‘d ibn Muadz (pemimpin suku di Madinah) melakukan tawaf di Ka‘bah, Abu Jahal berkata kepadanya, “Aku melihatmu tawaf dengan nyaman di Makkah, sementara kalian memberi tempat tinggal bagi orangorang murtad. Kalian juga bersumpah akan melindungi dan menolong mereka. Ketahuilah, hai Sa‘d, demi Allah, seandainya kau tidak punya hubungan baik dengan Abu Sufyan—atau Umayyah ibn Khalaf—niscaya kau tidak akan pulang ke keluargamu dengan selamat!” Mendengar ancaman itu, Sa‘d balik menggertak, “Demi Allah, ingatlah ucapanku ini! Jika kau menghalangiku beribadah haji, aku benar-benar akan menghalangimu melakukan sesuatu yang jauh lebih berarti bagimu. Aku akan merintangi jalur perdaganganmu yang melewati Madinah!” Kontak senjata antara kaum Muslimin dan kaum musyrik pun tidak dapat dihindari. Konflik bersenjata itu wajar terjadi akibat perselisihan di antara kedua kelompok masyarakat itu. Ketika kontak senjata terjadi, pihak Quraisy tidak bisa menyalahkan kaum Muslimin (yang memulainya), karena itu tindakan yang wajar mereka lakukan. Baik Quraisy maupun semua Suku Arab tidak dapat menyalahkan kaum Muslimin karena mereka mengetahui segala penindasan, siksaan, perampasan, dan pengusiran yang telah dilakukan Quraisy terhadap kaum Muslimin.

Berikut ini beberapa operasi militer yang dilancarkan Rasulullah Saw. sejak hijrah ke Madinah:

Makkah. Namun, Majdi ibn Amr Al-Juhni menghalangi terjadinya konfrontasi antara kedua pihak sehingga masing-masing pulang tanpa terjadi pertempuran. Sebagian orang mengatakan, “Panji Ubaidah ibn Al-Harits ibn Abdul Muthalib merupakan panji perang pertama yang diserahkan Nabi Saw. untuk seseorang dari kaum Muslimin.” Ini mengingat, beliau mengutus sariyyah pimpinan Hamzah dan pimpinan Ubaidah secara bersamaan.

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

1. Sariyyah di bawah pimpinan Hamzah yang diutus ke Saif Al-Bahr, termasuk wilayah Al-‘Aish, terjadi pada bulan Ramadhan tahun pertama hijrah. Hamzah memimpin 30 prajurit penunggang kuda (kavaleri) yang semuanya berasal dari kaum Muhajirin. Mereka bertemu dengan kafilah Abu Jahal ibn Hisyam yang terdiri atas 300 orang

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

uq

rM

at

u

arz

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Tamim

m ha

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ ru Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Hamzah r.a. Menuju Saif Al-Bahr di perbatasan Al-Aish (Awal Ramadhan setelah hijrah)

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

71

Balqa’

h ba

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

n ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

tetapi tidak sampai terjadi peperangan jarak dekat. Kedua pihak telah menyiapkan barisan, tetapi kontak jarak dekat tidak sampai terjadi. Sa‘d ibn Abi Waqqash yang membawa panah pada hari itu adalah Muslim pertama yang melepaskan anak panah dalam sejarah Islam. Setelah saling melempar anak panah, kedua pihak membubarkan diri.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

2. Sariyyah di bawah pimpinan Ubaidah ibn Al-Harits ibn Abdul Muthalib yang diutus ke Celah Marrah (Bathnu Rabigh) pada bulan Syawwal tahun pertama hijrah. Ubaidah memimpin 60 orang Muhajirin dan berpapasan dengan kafilah Abu Sufyan ibn Harb bersama 200 orang temannya. Kedua pihak sempat saling melempar anak panah,

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ibn

b Wa

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

Duba

uq

rM

at

u

arz

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Tamim

m ha

Sa

Khadirah Al-Tharaf

Fadak

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an Jeddah Makkah ubi N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

72

800

600

400

Dr. Syauqi Abu Khalil

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ubaidah ibn Al-harits ibn Abdul Muthalib menuju Celah Marrah (Turunan Rabigh) Bulan Syawwal, kira-kira 8 bulan setelah hijrah

Balqa’

ba

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

n ha Sir

Laut Mati

h

Al-Quds

memblokade kafilah dagang Quraisy. Ketika sariyyah itu tiba di Al-Kharar, ternyata kafilah Quraisy sudah lewat sehari sebelumnya. Maka, mereka kembali pulang ke Madinah.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

3. Sariyyah di bawah pimpinan Sa‘d ibn Abi Waqqash yang diutus Al-Kharar pada bulan Dzulqa‘dah tahun pertama hijrah. Sa‘d memimpin 20 orang Muhajirin untuk

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

Sin

Dzatu Athla’

ai

Asad Thayy

Tabuk Hisma

Dz

Duba

uq

r

at

u

m ha

Sa

rz Ma

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Tamim

Khadirah Al-Tharaf

Fadak

Al-Maifa’ah

Ne jd

Tayma Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir As

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

400

200

Ya m

an

Sariyyah Sa‘d ibn Abi Waqqash ke Al-Kharar

0

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

73

4. Ghazwah Waddan (Al-Abwa’) pada bulan Shafar tahun kedua hijrah. Menurut Ibn Sa‘d, inilah perang pertama dalam sejarah Islam. Rasulullah Saw. bergerak bersama kaum Muhajirin tanpa menyertakan seorang Anshar pun. Beliau menunjuk Sa‘d ibn Ubadah untuk memimpin Madinah selama beliau pergi memimpin pasukan Muhajirin. Tiba di Al-Abwa’, mereka memblokade jalur dagang Quraisy, tetapi tidak sampai terjadi

Jal

Adzruh

pertempuran. Dalam ghazwah ini, Rasulullah Saw. berdamai dengan Makhsyi ibn Amr AlDhamri, pemimpin Bani Dhamrah dari Bani Kinanah dan mengikat janji untuk tidak saling serang; Bani Dhamrah juga bersumpah tidak akan ikut bergabung dengan kaum Quraisy atau memberikan bantuan apa pun untuk menyerang beliau. Perjanjian itu dibuat secara tertulis.

an

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk an dy

Ma

Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau h era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim h

ha

aiz

u Gur

r Qu

Ha m ra Al A W l ad Sa Asa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

ni

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da

ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

74

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ghazwah Waddan (Perang Abwa’) Perang pertama yang diikuti Rasulullah Saw. Bulan Shafar, sekitar 12 bulan setelah hijrah

5. Ghazwah Buwath—nama sebuah daerah di kawasan Radhwa—pada bulan Rabi‘ AlAwwal tahun kedua hijrah. Rasulullah Saw. berangkat bersama 200 orang sahabat untuk memblokade salah satu kafilah dagang Quraisy yang di dalamnya terdapat Umayyah

Jal

Adzruh

ibn Khalaf Al-Jumahi dan 200 orang Quraisy. Kafilah itu membawa sekitar 2500 ekor unta. Namun, tidak terjadi pertempuran di antara kedua pihak hingga akhirnya kaum Muslimin pulang ke Madinah.

eM

k an

Ma’an

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah

u

Bani Sulaim

ah

h aiz ur

Ha m ra Al A W ad l-Sa Asa d w da Aln iq Mu ris i Ba hra n

Badar

iQ

bia n Nu

n Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

n

Gur

ar m iz A D

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Buwath di Perbatasan Radhwa Rabi‘ Al-Awwal, sekitar 13 bulan setelah hijrah

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

75

6. Ghazwah Safawan (Badar Pertama) pada bulan Rabi‘ Al-Awwal tahun kedua hijrah. Rasulullah Saw. bersama para sahabat berupaya memburu Kurz ibn Jabir Al-Fihr yang telah menyerang sekawanan binatang ternak di padang gembalaan Madinah

Jal

Adzruh

dan merampas sebagian hewan ternak. Beliau mengejarnya sampai di sebuah lembah bernama Safawan yang terletak di wilayah Badar. Namun, Kurz ibn Jabir lolos dari kejarannya sehingga beliau bersama pasukannya kembali ke Madinah.

ah u’t eM

k an

Ma’an Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk an dy

Ma

Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim

ah izh ra Qu

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

ni

ian Nub

Ba

un Gur

ar m A i Dz

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da

ibi

yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

76

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ghazwah Safawan (Perang Badar Pertama) Rabi‘ AlAwwal, sekitar 13 bulan setelah hijrah)

7. Ghazwah Dzul Usyairah yang terjadi pada bulan Jumada Al-Tsaniyah tahun kedua hijrah. Rasulullah Saw. bergerak bersama 150 atau 200 orang sahabat untuk memblokade kafilah dagang Quraisy. Sesampainya di Dzul

Ma’an

an

Jal

Adzruh

Usyairah yang merupakan wilayah Bani Mudlij—terletak di wilayah Yanbu‘—ternyata kafilah dagang itu sudah lewat beberapa hari sebelumnya menuju Syam. Mereka pun kembali pulang ke Madinah.

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim

ah

izh

Gu

ra

N run

Qu

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

ni

n ubia

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da ib

iya

h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Al-Usyairah Sekitar 16 bulan setelah hijrah (Jumada Al-Tsaniyah, 2 H)

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

77

Balqa’

ba

Mu’tah

h

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

an

h Sir

Laut Mati

yang tiba dari arah Thaif pada akhir bulan Rajab. Pasukan Abdullah berhasil membawa harta pampasan perang dari kafilah dagang itu dan membunuh Amr ibn Al-Hadhrami serta menawan dua orang. Dalam sariyyah ini Abdullah ibn Jahsy bertindak sebagai Amirul Mukminin (pemimpin orang mukmin).

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

8. Sariyyah di bawah pimpinan Abdullah ibn Jahsy Al-Asadi menuju kawasan Nikhlah (dekat Makkah) pada bulan Rajab tahun kedua hijrah. Rasulullah Saw. mengerahkan sariyyah yang terdiri atas 12 orang Muhajirin untuk mengintai kafilah dagang Quraisy. Lantas terjadilah pertempuran antara pasukan Abdullah ibn Jahsy dan pedagang Quraisy

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Fadak Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Birkat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an Jeddah Makkah ubi N Hawazin Al-Raji‘ run u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syua‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

78

800

600

400

Dr. Syauqi Abu Khalil

200

0

Ya m

an

Sariyyah Abdullah ibn Jahsy (Turunan Nikhlah) Rajab, 2 H.

Jal

Adzruh

Aqaba (Elat)

’tah Mu ke an

Ma’an

Daumatul Jandal

Sin

Gurun Nafud Besar

ai Tabuk

Ma an dy Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula Al-Wajh

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah Yanbu‘ Al-Bahr

ni

Ha m ra Al A -A W l S ad sa a d w da Ali q n Mu ris i Ba hra n

Badar

N

Bani Sulaim

ah izh ra Qu

n ubia

Ba

un Gur

ar m iA Dz

Ne jd

Dzatur Riqa’

Hu

da ib

iya

h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Badar Al-Kabir 17 Ramadhan, 2 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

79

at

in ah ad

b

r lem

Ja la

n

Bibi

ke M

Kebun-kebun kurma

k erde ah t

an

aris

Pusat komando pasukan Muslimin

ng eda an p k u ah Pas pan kan u s a bak P tom kan u s Pa

Sumur Badar

x

x Hamzah

Duel (satu lawan satu)

x

x

Syaibah

Utbah

ge me n Mu slim in

Madinah

Serangan kaum musyrik dipatahkan

Hi

h

au erj

50

Al-Walid

jar

pa

kavaleri pimpinan x Pasukan Al-Miqdad ibn Amr

Ubaidah

um Ka

Fo

in mengejar Kaum Muslimm ik pasukan usyr

su ka

nm us yr

ik

Pasukan kavaleri pimpinan x Al-Zubair ibn Al-Awwam Ali

si b rma

jaz

r le

Al-Abwa`

akk nk

eM

tM

Jala

Al-Juhfah

Lau

Rabigh

h

era

Pihak musyrik menggunakan strategi serangan kilat

km 150

Badar

ah

i Bib Pasukan musyrik terdiri atas 950 orang

100

ht

a mb

Perang Badar Al-Kabir (di hari Al-Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan) 17 Ramadhan 2 H. 13 Maret 624 M.

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh (QS AlShaff [61]: 4). Sungguh Allah telah menolongmu dalam Perang Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang yang lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya (QS Âli ‘Imrân [3]: 123).

Pemakaman Syuhada Badar

80

Dr. Syauqi Abu Khalil

Mata Air Badar dan Masjid Al-Arisy Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

81

Dinding ini dianggap sebagai pemisah antara perkebunan milik orang Anshar dan perkebunan milik orang Yahudi di Yatsrib

9. Perang Badar Al-Kabir pada bulan Ramadhan tahun kedua hijrah. Untuk mencegat kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan, Nabi Saw. berangkat bersama 313 orang sahabat. Namun, kafilah Abu Sufyan berhasil melarikan diri menghindari pasukan Muslim. Sebelum menghindari pasukan Muslim, Abu Sufyan mengutus seseorang untuk meminta bantuan kaum Quraisy di Makkah. Maka, tidak lama kemudian, kaum Quraisy mengerahkan pasukan dari Makkah menuju Badar di bawah komando Abu Jahal, terdiri atas 950 tentara yang siap tempur. Perang Badar Al-Kabir terjadi pada 17 Ramadhan tahun kedua hijrah. Allah Swt. memenangkan kaum Muslimin meskipun jumlah mereka lebih sedikit. Selain itu, pada awalnya pasukan Muslim tidak berniat berperang, tetapi sekadar mencegat kafilah dagang. Dalam perang itu 70 orang musyrik tewas dan 70 orang lainnya ditawan. Nabi Saw. pun mengirim berita gembira ini ke Madinah. Sedangkan di pihak kaum Muslimin, 6 orang Muhajirin dan 8 orang Anshar mati syahid. Mengenai peristiwa ini, Allah berfirman dalam Surah Âli Îmrân (3) ayat 123: Sungguh Allah telah menolongmu dalam peperangan Badar, padahal kamu (ketika itu) adalah orang yang lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah supaya kamu mensyukuri-Nya. Maksud “lemah” dalam ayat tersebut adalah jumlah pasukan Muslim lebih sedikit dan persenjataannya jauh dari memadai. Kendati demikian, Allah memenangkan kaum Muslimin secara mutlak atas kaum musyrik.

82

Dr. Syauqi Abu Khalil

10. Sariyyah di bawah pimpinan Umair ibn Adi untuk membunuh Ashma’ binti Marwan pada bulan Ramadhan tahun kedua hijrah. Sebelumnya, Ashma’ mengobarkan permu-

suhan terhadap kaum Muslimin melalui syair-syairnya sehingga Rasulullah mengutus Umair untuk memerangi dan membunuhnya.

qim Wa ur) t rra tim Ha ahar (l

Bani Abdul Asyhal dan Zu‘ara Al-Nubait

Bani Zhafar

uh San Al-

Bani Al-Harits ibn Al-Khazraj Masjid Nabawi

qi’

Gu

nu

ng

n ura

Ba

b

ku Pe

Sa

la’

Bani Waqif

h

ba

m Le n

ha

th

Bu

Lembah Mahruz

Bani Al-Harits

b Lem

Pemukiman Bani Qainuqa’ Bani Quraizhah

iq

l-Aq ah A Lem b

ah M

udza

inib

Bani Auf ibn Al-Khazraj Pemukiman Bani Nadhir

Bani Auf ibn Malik ibn Al-Aus Masjid Quba

Lokasi terbunuhnya Ashma’ binti Marwan (si Penyair) Sariyyah Umair ibn Adi ke pinggiran Madinah Ramadhan, 2 H. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

83

12. Sariyyah di bawah pimpinan Salim ibn Umair untuk membunuh Abu Afak, seorang Yahudi, pada bulan Syawwal tahun kedua hijrah. Tokoh Yahudi ini juga mengobarkan

permusuhan terhadap kaum Muslimin melalui syair-syairnya. Lantas, Salim ibn Umair bernazar akan membunuhnya, dan dia berhasil memenuhi nazarnya.

qim Wa ur) t rra tim Ha ahar (l Bani Abdul Asyhal dan Zu‘ara Al-Nubait

Bani Zhafar

uh San Al-

Bani Al-Harits ibn Al-Khazraj Masjid Nabawi

qi’

Gu

nu

ng

n ura

Ba

b

ku Pe

Sa

la’

Bani Waqif

h

ba

m Le n

ha

th

Bu Lembah Mahruz

Bani Al-Harits

b Lem

Pemukiman Bani Qainuqa’ Bani Quraizhah

l-Aq

ah A iq

Lem b

ah M

Bani Auf ibn Al-Khazraj Pemukiman Bani Nadhir

Bani Auf ibn Malik ibn Al-Aus Masjid Quba

Tempat terbunuhnya Abu Afak Sariyyah Salim ibn Umair Syawwal, 2 H.

84

Dr. Syauqi Abu Khalil

udza

inib

13. Ghazwah Bani Qainuqa’ pada bulan Syawwal tahun kedua hijrah. Bani Qainuqa’ adalah kaum Yahudi pertama yang melanggar perjanjian dengan kaum Muslimin. Mereka menampakkan kedengkian dan permusuhan kepada kaum Muslimin secara terangterangan dan bertindak zalim setelah kaum Muslimin menang dalam Perang Badar Al-Kabir. Selain melanggar perjanjian, mereka juga berkhianat dan menunjukkan kebencian. Sampai-sampai Ka‘b ibn AlAsyraf Al-Yahudi berkata, “Demi Allah,

jika Muhammad benar-benar membunuh mereka (para tokoh Quraisy dalam Perang Badar), niscaya perut bumi lebih baik bagi kita daripada permukaannya.” Lalu, dia pergi ke Makkah untuk menunjukkan kepada para pemimpin Quraisy bahwa dia ikut berduka atas kekalahan kaum musyrik di Badar. Sekembalinya dari Makkah, dia merendahkan para wanita Muslimah dengan syair-syair cabul. Kaum Anshar pun menetapkannya sebagai target yang harus dibunuh.

wa Ka

qim Wa ur) t rra tim Ha ahar (l

san

Khaibar

nK

tua

50

ba

be iba

ha km 100

r

Bani Abdul Asyhal dan Zu‘ara

rf -Ju Al

Al-Nubait

Bani Zhafar

u‘ nb ah Ya ikhl N Abyar Ali

Madinah

uh San Al-

Bani Al-Harits ibn Al-Khazraj Masjid Nabawi

qi’

Gu

nu

ng

n ura

Ba

b

ku Pe

Sa

la’

Bani Waqif

m Le h ba n

ha th

Bu Lembah Mahruz

Bani Al-Harits

b Lem

Pemukiman Bani Qainuqa’ Bani Quraizhah

iq

l-Aq ah A Lem b

ah M

Bani Auf ibn Al-Khazraj

udza

inib

Pemukiman Bani Nadhir

Bani Auf ibn Malik ibn Al-Aus Masjid Quba

Bani Qainuqa’ 2H Katakanlah kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan dikalahkan dan digiring ke dalam Jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali (QS Ali ‘Imrân [3]: 12)

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

85

14. Ghazwah Al-Sawiq pada bulan Dzulhijjah tahun kedua hijrah. Rasulullah Saw. bergerak bersama pasukan kaum Muslimin untuk memukul mundur pasukan Abu Sufyan yang mendekati Madinah demi menuntut balas kekalahan mereka dalam Perang Badar. Abu Sufyan sendiri bersumpah tidak akan makan minyak samin sebelum berhasil membalas dendam. Di tengah perjalanan menuju Madinah, dia sempat membunuh seorang Anshar beserta budaknya dan membakar sebuah rumah. Namun, dia segera melarikan Jal

Adzruh

diri karena merasa sumpahnya sudah terpenuhi. Agar lebih cepat, Abu Sufyan dan kawan-kawannya meringankan beban muatan dengan cara membuang semua karung berisi sawiq (makanan yang dibuat dari tepung gandum yang dipanaskan dan digiling serta dicampur dengan madu dan minyak samin) yang biasa dijadikan bekal orang pada masa itu. Karena itu, perang ini disebut Perang Al-Sawiq. Kaum Muslimin pun mengambil semua sawiq itu tetapi tidak berhasil menyusul musuh.

an

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk an dy

Ma

Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m iz A D

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau h era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim h

ha

aiz

u Gur

r Qu

Ha m ra Al A W l ad Sa Asa d w d Alan iq Mu ris i Ba hra n

ni

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da

ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

86

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ghazwah Al-Sawiq Dzulhijjah, 2 H.

15. Perang Bani Sulaim di Al-Kudr yang terjadi pada bulan Muharram, 23 bulan setelah hijrah. Rasulullah Saw. berangkat

Ma’an

an

Jal

Adzruh

bersama pasukan untuk menghadapi pasukan Bani Sulaim dan Ghathafan sampai beliau tiba di Lembah Al-Kudr.

M ke

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula Al-Wajh

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah

ni Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Gu

Bani Sulaim

ah

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

Badar

izh ra

N run

Qu

n ubia

Ne jd

Dzatur Riqa’

Hu

da

ibi

yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Bani Sulaim (di Al-Kudr) Muharram, sekitar 23 bulan setelah hijrah Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

87

16. Sariyyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Maslamah Al-Anshari yang diutus ke wilayah Madinah pada Rabi‘ Al-Awwal tahun ketiga hijrah. Dalam misi ini, Muhammad ibn Maslamah berhasil membunuh Ka‘b ibn Al-Asyraf, seorang pemuka Yahudi. 17. Perang Dzi Amar (wilayah Al-Nikhlah) pada Rabi‘ Al-Awwal tahun ketiga hijrah. Rasulullah Saw. dan pasukannya bergerak untuk menyerang kaum Ghathafan di Nejd karena Du’tsur ibn Al-Harits dari Bani Muharib telah

menghimpun pasukan yang terdiri atas Bani Tsa‘labah dan Muharib di Dzi Amar untuk menyerang Madinah. Maka, Rasulullah Saw. bersama 450 tentaranya berangkat ke sana, tetapi tidak terjadi pertempuran. 18. Perang Buhran (wilayah Al-Furu’) pada Jumada Al-Ula tahun ketiga hijrah. Untuk menyerang pasukan Bani Sulaim, Rasulullah Saw. bergerak bersama 300 orang sahabatnya. Namun, pasukan Bani Sulaim membubarkan diri sebelum berkecamuk pertempuran.

Unta yang menjadi alat transportasi populer di Semenanjung Arab

88

Dr. Syauqi Abu Khalil

Pembunuhan Ka‘b ibn Al-Asyraf

S

etelah kaum musyrik mengalami kekalahan telak di Perang Badar Al-Kabir (tahun 2 H), Zaid ibn Haritsah ditugaskan oleh Nabi Saw. untuk mendatangi penduduk kawasan dataran rendah, sementara Abdullah ibn Ruwahah diutus menuju kawasan dataran tinggi. Keduanya mendapat tugas untuk menyampaikan kabar gembira tersebut kepada seluruh kaum Muslimin Madinah. “Allah Swt. telah membukakan Madinah bagi kaum Muslimin dan sejumlah besar kaum musyrik telah terbunuh di Badar.” Mendengar kabar kemenangan kaum Muslim atas kaum Quraisy, Ka‘b ibn Al-Asyraf bertanya, “Benarkah itu? Apakah kalian melihat Muhammad membunuh Zaid dan Abdullah? Mereka semua adalah tokoh Arab yang terhormat dan pemuka masyarakat. Demi Allah, seandainya Muhammad benarbenar membunuh mereka, niscaya perut bumi lebih baik bagi kita daripada permukaannya.” Setelah Ka‘b mencari tahu kebenaran berita itu, dia segera berangkat menuju Makkah dan memprovokasi Quraisy untuk membalas dendam atas kekalahan mereka di Badar. dia mengobarkan permusuhan terhadap Rasulullah Saw. sambil bersyair. Dia juga menangisi kaum musyrik yang terbunuh dalam Perang Badar Al-Kabir. Tentu saja tindakan itu merupakan pelanggaran serius atas perjanjian antara kaum Muslimin dan Yahudi Madinah.

Sepulangnya dari Makkah dan tiba di Madinah, Ka‘b membuat kaum Muslim makin murka karena melantunkan syairsyair yang menyanjung kecantikan kaum Muslimah dengan kata-kata yang cabul dan tidak senonoh. Akhirnya, Rasulullah Saw. bertanya kepada para sahabat, “Siapakah yang mau membereskan putra Al-Asyraf untukku?” “Aku mau membereskannya untukmu, wahai Rasulullah,” sahut Muhammad ibn Maslamah Al-Anshari yang berasal dari Bani Abdul Asyhal. Maka, berangkatlah Muhammad ibn Maslamah bersama Salakan ibn Salamah ibn Waqsy (Abu Na’ilah), dan Abbad ibn Bisyr ibn Waqsy. Rasulullah Saw. pun mengantarkan mereka sampai Baqi’ Al-Gharqad. Seorang sahabat yang lain, yaitu Al-Harits ibn Aus menyusul dan bergabung dengan mereka. Setibanya di perkampungan Ka‘b ibn Al-Asyraf, Abu Na’ilah beramah-tamah dengannya sehingga mereka bertiga bisa singgah di rumahnya. Singkat cerita, mereka bertiga berhasil membunuhnya, lalu pulang melewati perkampungan Bani Quraizhah dan kawasan bebatuan Al-‘Aridh. Dalam misi tersebut, Al-Harits ibn Aus mendapat luka di kepala atau kakinya sehingga dia kesulitan berjalan pulang. Para sahabat yang lain memapahnya pulang. Mereka menemui Rasulullah Saw. pada akhir malam ketika beliau mendirikan shalat.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

89

Usai melaporkan keberhasilan misi tersebut, mereka pulang ke rumah masing-masing. Pada pagi harinya, kaum Yahudi, mendapati kematian Ka‘b ibn Al-Asyraf. Mereka tahu, kematian Ka‘b itu disebabkan kesalahannya sehingga mereka merasa takut mengkhianati perjanjian dengan kaum

Muslimin. Mereka juga tak mau mengobarkan kebencian kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin, atau melakukan tindakan lain yang meremehkan atau merendahkan kaum Muslimin seperti yang dilakukan Ka‘b.29 29 Ibn Hisyam (3/7).

qim Wa ur) t rra tim Ha ahar (l

Bani Abdul Asyhal dan Zu‘ara Al-Nubait

Bani Zhafar

uh San Al-

Bani Al-Harits ibn Al-Khazraj Masjid Nabawi

qi’

Gu

nu

ng

n ura

Ba

b

ku Pe

Sa

la’

Bani Waqif

h ba

m Le Bu n ha th

Lembah Mahruz

Bani Al-Harits

b Lem

Pemukiman Bani Qainuqa’ Bani Quraizhah

ah A iq

l-Aq

Lem b

ah M

Bani Auf ibn Al-Khazraj Pemukiman Bani Nadhir

Tempat terbunuhnya Ka‘b ibn Al-Asyraf dari Bani Nadhir Sariyyah Muhammad ibn Maslamah Ke benteng Ka‘b ibn Al-Asyraf dari Bani Nadhir Rabi‘ Al-Awwal, 3 H.

90

Dr. Syauqi Abu Khalil

Bani Auf ibn Malik ibn Al-Aus Masjid Quba

udza

inib

an Jal

Adzruh

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Ba

Badar

Bani Sulaim

ah

izh

ra

Qu

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

ni

un Gur

Yanbu‘ Al-Bahr

ian Nub

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu d

aib iya h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Dzi Amar (Memburu kaum Ghatafan di Nejd) Rabi‘ Al-Awwal, 3 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

91

Jal

Adzruh

an

Ma’an

’tah Mu ke

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

i

a Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

d Ma n ya Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula Al-Wajh

ar m iA Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Gu

Hu

da ibi ya

h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Buhran Ujung Al-Fura‘ Jumada Al-Ula, 3 H.

92

Dr. Syauqi Abu Khalil

Bani Sulaim

ah

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

Badar

h aiz ur

N run

iQ

n Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

n ubia

Ne jd

Dzatur Riqa’

1. Sariyyah di bawah pimpinan Zaid ibn Haritsah yang diutus menuju Al-Qaradah di Nejd pada bulan Jumada Al-Tsaniyah tahun ketiga hijrah. Zaid dan pasukannya bergerak untuk mencegat kafilah dagang Quraisy. Mereka berhasil merampas barang dagangan kafilah itu dan membebaskan para pemuka Quraisy yang ikut serta dalam kafilah itu. 2. Perang Uhud yang terjadi pada 15 Syawwal tahun ketiga hijrah. Di bawah komando Abu Sufyan ibn Harb, kaum Quraisy menyerang Madinah dibantu orang Ahabisy30 serta Suku Kinanah dan Tihamah. Mereka bergabung dalam satu pasukan besar dan bergerak menuju Uhud—terletak di utara Madinah—untuk membalas dendam atas kekalahan mereka dalam Perang Badar Al-Kabir. Untuk menghadapi gerakan Quraisy dan sekutunya, Rasulullah Saw. mengatur strategi dengan menunjuk Abdullah ibn Al-Zubair untuk memimpin 50 orang pemanah yang secara khusus ditugaskan untuk memukul mundur pasukan Quraisy. Pasukan pemanah itu ditempatkan di atas Bukit Uhud. Benar saja, dengan strategi itu kaum Muslimin dapat menghalau pasukan Quraisy. Sayang, menganggap pasukan Muslim sudah unggul, para pemanah menuruni bukit untuk memunguti harta rampasan. Mereka menyalahi perintah Rasulullah Saw. yang telah mewanti-wanti agar tidak meninggalkan posisi di atas bukit, apa pun hasil peperangan itu.

30 Ahabisy adalah kabilah Arab yang dikenal ahli memanah dan melempar tombak. Sebagian besar tinggal di kampung-kampung daerah pegunungan. Disebut Ahabisy karena warna kulit mereka hitam legam, atau karena sifat mereka yang mengelompok, atau sebutan itu merujuk pada Hubsy, nama sebuah gunung di hilir Makkah—Penerj.

Serta-merta Khalid ibn Al-Walid (yang ketika itu masih musyrik) dan pasukannya mengambil kesempatan emas itu untuk membalikkan keadaan. Kavaleri Quraisy menguasai Bukit Uhud dan menghancurkan barisan kaum Muslim. Pasukan Quraisy lain yang sebelumnya sudah berlari meninggalkan medan perang berbalik arah, menyerang balik kaum Muslim. Pasukan Muslim pun porak-poranda dan terdesak hebat. Dalam peperangan ini, Hamzah—paman Nabi Saw.—dan Mush‘ab ibn Umair mati syahid. Jumlah total kaum Muslimin yang mati syahid pada perang ini mencapai 70 orang. Meskipun pihak Quraisy meraih kemenangan dalam Perang Uhud, mereka tetap tidak mampu membasmi kaum Muslimin dan juga tidak berhasil mengamankan jalur perdagangan mereka menuju negeri Syam. 3. Perang Hamra Al-Asad yang terjadi pada 16 Syawwal tahun ketiga hijrah. Rasulullah Saw. dan kaum Muslimin yang terlibat dalam Perang Uhud bergerak mengejar Abu Sufyan dan pasukannya sekadar untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kaum Muslim masih memiliki kekuatan, dan bahwa kekalahan di Uhud tidak melemahkan kaum Muslimin. Abu Sufyan pun mundur ke Makkah dan sama sekali tidak punya keinginan untuk kembali memasuki Madinah, karena sudah merasa puas dengan kemenangan di Uhud, sehari sebelumnya. Padahal, kemenangannya itu diperoleh akibat pasukan pemanah melanggar perintah Rasulullah Saw., bukan karena kepiawaian Abu Sufyan atau keunggulan angkatan bersenjatanya.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

93

Yordan ia

ba

Mu’tah

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Laut Mati

h

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

Duba

uq

rM

at

u

arz

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Tamim

m ha

Khadirah Al-Tharaf

Fadak

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

94

800

600

400

Dr. Syauqi Abu Khalil

200

0

Ya m

an

Sariyyah Zaid ibn Haritsah Ke Qaradah (di Nejd) Jumada Al-Tsaniyah, 3 H.

h

ba

-G Al

ha

do

an

Gunung Uhud

om

k sat

AlAq iq

Pu

Majma‘ Al-Asyal

Sumur Rumah

K Gu hali nu d ib ng n Uh Alud Wa da lid n me be n rp git ut ar ar i ba lik

ad iqd Al-M zah an Ham suk Ali n Pa ap a say i suk r i k n Pa nti i uk a d Pas yap ali sa an l-W 00 kan n A in 1 leri b d i p va tr i ali im ka fan Kh memtara n n in tri) te n uka Pas an infa leh ah suk in o ayy (Pa ipimp n Um l-Ash b d A i k g n n al ah syri fwa r ib uJ mu oran Sha au Am Ab 0 0 tara 00 at ibn in 1 ri Ten lah3.0 m ah imp avale im erju b Ikr mem ara k t rik g ten usy ran ta am 0o ani tar 3.00 aw Ten lah par da jum Ten ber

Pasukan Muslim terdiri atas 700 orang

Pasukan pemanah pimpinan Abdullah ibn Al-Zubair

in ah) ina it A man Buk ra pe t pa uki

(b

Al-Jurf

Bani Haritsah

Bani Salamah

Qan

ah

Bani Zhafar

Bani

tsah Al-Hari

Madinah Al-Bada`i’ Bani Najjar

j

Khazra

ibn Al-

Al-Sanuh

(la rrat ha W r t aq im im ur )

Ratij

bah

Ha

Lembah Al-Aqiq

Al-Muzad

Tsaniyatul Wada’

Lem

Bani Abdul Asyhal dan Za’rawa

Al-Nubait

Masjid Nabawi

aqi’

an B bur

u Pek

Perang Uhud Perang Uhud terjadi pada 15 Syawwal tahun ketiga hijrah. Mengenai peristiwa ini, Allah berfirman: Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izinNya sampai saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai (QS Âli ‘Imrân [3]: 152).

Gunung Al-Rumat (Pemanah) dan di belakangnya tampak Gunung Uhud

Gunung Uhud

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

95

k an Jal

Adzruh

Ma’an

eM

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

Sin

Gurun Nafud Besar

ai Tabuk

an dy Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m iA Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Gu

Bani Sulaim

h

a izh ra

N run

Qu

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

ni

n ubia

Hu da

ibi y

ah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Hamra Al-Asad 16 Syawwal, 3 H.

96

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Balqa’

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

ha Sir

Laut Mati

h

Al-Quds

ibn Khuzaimah. Abu Salamah membawa 150 tentara untuk membasmi kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Thulaihah dan Salamah; keduanya putra Khuwailid.

ba m Le

Laut Tengah

Yordan ia

4. Sariyyah di bawah pimpinan Abu Salamah ibn Abdul Asad Al-Makhzumi yang diutus menuju Qathan pada bulan Muharram tahun ketiga hijrah. Qathan terletak di wilayah Fayd, tepatnya di sumber mata air milik Bani Asad

n rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

Duba

uq

r

at

u

m ha

Sa

rz Ma

G

las

Tamim Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Fadak Khadirah Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

sir

nA

a tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

Ya m

an

0

Sariyyah Abu Salamah Al-Makhzumi Qathan Muharram, 2 H. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

97

Balqa’

h ba

Al-Quds

6. Sariyyah di bawah pimpinan Al-Mundzir ibn Amr Al-Sa‘idi yang diutus menuju Sumur Ma’unah pada Shafar, 36 bulan setelah hijrah. Amir ibn Malik ibn Ja‘far alias Abu Barra’ Mula’ib Al-Asinnah Al-Kilabi datang menemui Rasulullah Saw., dan tidak

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

5. Sariyyah di bawah pimpinan Abdullah ibn Unais yang diutus menuju Urainah pada bulan Muharram tahun keempat hijrah. Pasukan sariyyah ini ditugaskan untuk membasmi kelompok bersenjata yang dipimpin Sufyan ibn Khalid ibn Nubaih Al-Hudzali.

Gurun Nafud Besar

an

h Sir

Mu’tah

Laut Mati

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

Duba

uq

rM

at

u

arz

Tamim

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah

Sariyyah Abdullah ibn Unais Urainah Muharram, 3 H.

98

Hamadan

Shan’a 1.000

800

Dr. Syauqi Abu Khalil

600

400

200

0

Ya m

an

Balqa’

ba

Mu’tah

h

Al-Quds

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Laut Mati

Mendengar jaminan itu, Rasulullah Saw. mengutus 70 orang Penghafal Al-Quran dari kalangan Anshar dan menugaskan AlMundzir ibn Amr untuk memimpin mereka. Ketika singgah di Sumur Ma’unah—salah satu sumber air Bani Sulaim—ternyata mereka dikhianati dan semua penghapal AlQuran itu dibantai.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

menyatakan keislamannya, tetapi berkata, “Seandainya kau mengutus beberapa orang sahabatmu untuk mendakwahi kaumku, aku yakin mereka menyambut ajakanmu dan mengikuti ajaranmu.” Rasulullah menjawab, “Aku khawatir mereka (para sahabatku) diserang penduduk Nejd.” Amir berkata, “Aku akan menemani mereka; tidak akan ada yang berani menyerang mereka.”

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

Duba

at

u

uq

rM

arz

Tamim

m

a Gh

Sa

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Fadak Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an Jeddah Makkah ubi N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Al-Mundzir ibn Amr Al-Sa‘idi Sumur Ma’unah Shafar, 3 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

99

Balqa’

ba

Mu’tah

h

Al-Quds

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Laut Mati

meminta beliau untuk mengirimkan para sahabat yang dapat mengajari mereka tentang Islam. Sesampainya rombongan itu di AlRaji’—sumber air milik Hudzail di wilayah Hijaz—mereka membunuh sebagian sahabat dan menawan sisanya.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

7. Sariyyah di bawah pimpinan Martsad ibn Abu Martsad Al-Ghanawi (Sariyyah Al-Raji’) pada bulan Shafar tahun keempat hijrah. Rasulullah Saw. mengutus enam orang sahabatnya di bawah pimpinan Martsad ibn Abu Martsad Al-Ghanawi bersama sejumlah orang dari Suku Adhal dan Al-Qarrah yang

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

100

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Al-Raji‘ Sariyyah Martsad ibn Abi Martsad Al-Ghanawi Shafar, 3 H.

“Kita bunuh dia, lalu sahabat-sahabatnya kita tawan dan kita bawa ke Makkah untuk kita jual kepada Quraisy sebagai budak,” begitu mereka merancang rencana busuk. Berkat perlindungan Allah, Nabi Saw. lolos dari percobaan pembunuhan itu. Sebagai pembalasan, kaum Muslimin mengepung mereka. Setelah dikepung selama beberapa hari, mereka memohon kepada Rasulullah Saw. agar beliau mengusir mereka saja, tanpa harus dibunuh. Beliau pun mengabulkan permohonan mereka, dengan syarat mereka hanya boleh memim q a bawa harta yang ) t W ur rra tim Ha ahar bisa diangkut unta; (l tidak boleh memBani Abdul Asyhal dan Zu‘ara bawa senjata. Maka, mereka hengkang Bani Zhafar dari Madinah dan kemudian tinggal di Khaibar; di anuh San Bani Al-Harits ibn Al-Khazraj Altara mereka ada i’ aq nB a r pula yang pergi ke bu ku Pe Adzruh (wilayah Syam).

8. Perang Bani Nadhir pada bulan Rabi‘ Al-Awwal tahun keempat hijrah. Perang ini dipicu pengkhianatan Yahudi Bani Nadhir yang berusaha membunuh Rasulullah Saw. dengan cara menimpakan batu besar kepada beliau. Itu terjadi ketika Nabi Saw. mengunjungi Bani Nadhir, meminta bantuan mereka untuk membayar diyat bagi dua orang anggota Bani Amir. Sesuai dengan kesepakatan antara Rasulullah dan Bani Nadhir, mereka akan saling membantu termasuk dalam urusan membayar diyat. wa Ka san

Khaibar

nK

tua

50

ba

be 100

r

iba

ha

rf -Ju Al u‘ nb ah Ya ikhl N Abyar Ali

Al-Nubait

Madinah

Masjid Nabawi Gu

nu

ng

Sa

la’

Bani Waqif

h

ba

m Le ha

th

Bu n

Lembah Mahruz

Bani Al-Harits

ba Lem

Pemukiman Bani Qainuqa’ Bani Quraizhah

Aqiq h Al-

Bani Nadhir Lem b

ah M

Bani Auf ibn Al-Khazraj

udza

Pemukiman Bani Nadhir

Bani Auf ibn Malik ibn Al-Aus Masjid Quba

inib

Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang fasik (QS AlHasyr [59]: 5).

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

101

9. Perang Badar Terakhir/Badar yang Dijanjikan/Badar Ketiga pada bulan Dzulqa‘dah tahun keempat hijrah. Bersama sekelompok orang Quraisy, Abu Sufyan bergerak menuju Madinah. Di saat yang sama, Rasulullah Saw. berangkat bersama pasukannya ke Badar untuk menunggu pasukan Abu Sufyan pada waktu yang telah ditentukan; sesuai janji yang dibuat setelah Perang Uhud di tahun sebelumnya. Rasulullah Saw. menunggu di tempat itu

Jal

Adzruh

selama delapan hari, lalu kembali ke Madinah karena pasukan Quraisy tak juga muncul. Diriwayatkan bahwa setelah peristiwa itu Shafwan ibn Umayyah berkata kepada Abu Sufyan, “Aku telah melarangmu ketika itu— Perang Uhud—untuk membuat janji perang di tahun berikutnya melawan kaum Muslimin. Kini, mereka semakin berani melawan kita dan menganggap kita telah melanggar janji. Sebenarnya, hanya kelemahan yang membuat kita melanggar janji.”

an

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk an dy

Ma

Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m iz A D

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau h era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim h

ha

aiz

u Gur

r Qu

Ha m ra Al A W l ad Sa Asa d w d Alan iq Mu ris i Ba hra n

ni

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da

ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

102

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ghazwah Badar terakhir Sekitar bulan Dzulqa‘dah, 4 H.

10. Perang Dzatur Riqa’ pada bulan Muharram tahun kelima hijrah. Nabi Saw. berangkat menuju Nejd bersama 400 sahabatnya untuk menyerang Bani Muharib dan Bani Tsa’labah dari kaum Ghathafan yang telah menghimpun pasukan untuk memerangi beliau. Mengenai perang ini, AlBukhari meriwayatkannya dari Abu Musa Al-Asy’ari: “Kami berangkat bersama Rasulullah Saw. dalam sebuah ghazwah. Ketika itu, setiap enam orang di antara kami bergantian Jal

Adzruh

menunggangi seekor unta. Kaki-kaki kami pun melepuh dan penuh luka, bahkan sebagian kukunya copot. Maka, kami membalut kaki dengan potongan kain. Karena itu, misi ini disebut Dzatur Riqa’ (kaki yang dibalut potongan kain), karena kami menggunakan potongan kain untuk membalut kaki.” Dalam peristiwa ini tidak terjadi pertempuran antara kaum Muslimin dan kaum musyrik.

an

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk an dy

Ma

Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m iz A D

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau h era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim h

ha

aiz

u Gur

r Qu

Ha m ra Al A W l ad Sa Asa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

ni

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da

ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Dzatur Riqa’ Muharram, 4 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

103

11. Perang Daumatul Jandal pada Rabi‘ Al-Awwal tahun kelima hijrah. Nabi Saw. mendapat laporan bahwa di Daumatul Jandal ada satu pasukan besar yang bergerak mendekati Madinah. Maka, beliau menghimpun pasukan yang terdiri atas seribu orang dan bergerak ke sana. Melihat

an Jal

Adzruh

kaum Muslimin mendekati Daumatul Jandal, pasukan musuh ketakutan dan melarikan diri. Rasulullah Saw. pun mengerahkan sejumlah sariyyah ke berbagai penjuru untuk mengejar mereka, tetapi akhirnya semua kembali tanpa mendapati seorang musuh pun.

Ma’an

M ke

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

G

Bani Sulaim

h

ha

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu ris i Ba hra n

Badar

aiz ur iQ

n Ba

n uru

Yanbu‘ Al-Bahr

ian Nub

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

104

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ghazwah Daumatul Jandal Rabi‘ Al-Awwal, 5 H.

Daumatul Jandal Menara azan Masjid Umar ibn Al-Khaththab r.a.

Ha’il masa kini Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

105

12. Perang Bani Mushthaliq (Al-Murisi) pada bulan Sya’ban tahun kelima hijrah. Penyebabnya adalah Al-Harits ibn Dhirar, pemimpin Bani Musthaliq, yakni Bani Judzaimah ibn Ka‘b ibn Khuza‘ah, menghimpun pasukan untuk memerangi Rasulullah Saw. Maka, beliau memimpin pasukan yang terdiri atas 100 orang sahabat untuk

an Jal

Adzruh

menghadapi mereka. Akhirnya, kedua kubu berhadapan di Ma’ul Muraisi dan kaum Muslim mendapat kemenangan. Mereka menawan seluruh musuh, baik pria maupun wanita, serta mengambil unta-unta dan kambing-kambing mereka sebagai rampasan perang.

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m iz A D

Fadak

Khaibar

uQ ara

jaz

d

Hi

Lau

Dz

era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Ba hra n

ah

izh

isi

ur

l-M

A

Hu d

aib

iya

h

Rabigh

Bani Sulaim

ra

u Gur

Qu

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d q n

ni

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

106

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ghazwah Bani Musthaliq (Al-Murisi) Sya‘ban, 5 H.

13. Perang Khandaq (parit), yang disebut pula Perang Ahzab (golongan yang bersekutu), yang terjadi pada bulan Syawwal tahun kelima hijrah. Kaum Yahudi Khaibar memprovokasi pemimpin Quraisy untuk kembali menyerang kaum Muslimin. Mereka bilang, “Kami akan ikut berperang bersama kalian hingga kita berhasil menumpas Muhammad dan para pengikutnya sampai ke akar-akarnya.” Berbekal dukungan dari kaum Yahudi di Madinah, pasukan Quraisy bersama suku-suku yang berada di pihaknya, termasuk Ghathafan, Bani Murrah, Asyja’, Sulaim, dan Asad, bergerak menuju Madinah.

Berdasarkan usulan sahabat Salman AlFarisi, Rasulullah Saw. menggali parit di sisi utara Madinah untuk menahan serangan Quraisy dan sekutunya. Panjang parit itu mencapai 5544 meter dengan lebar rata-rata 4,62 meter dan kedalaman rata-rata 3,234 meter. Setelah mengepung kaum Muslimin selama satu bulan penuh, pasukan sekutu itu akhirnya tunggang-langgang dilanda angin badai. Saat pengepungan terjadi, Yahudi Bani Quraizhah mengkhianati perjanjian dengan Rasulullah Saw. dan turut bergabung dengan pasukan musyrik.

Pasukan sekutu

Gu

nu

Asyja’

Sulaim

Uh

ud

at

Gh ha

l sya l-A A ‘ jma Ma

ng

Bani Murrah

t ri at (lahar Wabra a b beru s batu arat); h kura -batu n ra ksasvolkan ik a.

Parit

Bani Abdul Asyhal

be

terd i

Al-Mudzad

san

Har ra

Bani Haritsah

Gunung Sala’

Panglima pasukan Muslim

Masjid Al-Fath

Ka wa

Al-Nubait

Celah Wada’

ba tua (la n Ma iri da ha d be ri ba r tim inah/ ruk tu Ha u rra ura -ba r); tW n r tu v aq aks ul im asa kan ik .

Bani Asad

Fazarah

ter d

isy

ra

Qu

fan

Kinanah

Bani Zhafar

Bani Al-Harits ibn Al-Khazraj Masjid Nabawi

Al-Sanuh

Pekuburan Baqi’ Bani Al-Najjar

Parit Perang Ahzab Syawwal, 5 H Dan ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah (QS Al-Ahzâb [33]: 10) Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

107

108

Dr. Syauqi Abu Khalil

Kawasan sekitar Gunung Sala’ Di sinilah lokasi pos komando kaum Muslim, yang kemudian dibangun di atasnya Masjid Al-Fath dan tampak di gambar Masjid Abu Bakr Al-Shiddiq, Masjid Ali ibn Abi Thalib, dan Masjid Salman Al-Farisi r.a.

14. Perang Bani Quraizhah yang terjadi pada bulan Dzulqa‘dah tahun kelima hijrah. Bani Quraizhah terang-terangan telah mengkhianati perjanjian dengan kaum Muslim ketika mereka membantu dan menyokong pasukan Quraisy dan sekutunya yang mengepung Madinah. Untuk membalas pengkhianatan itu, Rasulullah Saw. mengerahkan pasukan ke perkampungan mereka. Setelah mengepung benteng Quraizhah selama beberapa hari, mereka menyerah dan meminta agar keputusan tentang mereka

Lokasi parit, dengan latar belakang Gunung Uhud

Ghazwah Bani Quraizhah, (5 H), Abu Lubabah, Rifa‘ah ibn Abd Al-Mundzir Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka. Mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Pengasih (QS Al-Taubah [9]: 102).

im aq ) W mur t a ti rr ar

Lokasi parit Bani Haritsah

Ha (lah Bani Abdul Asyhal dan Zu‘ara Al-Nubait Celah Wada’

Bani Zhafar Bani Al-Harits ibn Al-Khazraj

Gu

nu

ng

h

anu

Al-S

Masjid Nabawi

la’

aqi

nB

ura

ub Pek

Sa



Bani Waqif Bani Zuraiq

an

hh

ut

hB

ba m Le

Bani Al-Harits Pemukiman Bani Qainuqa’ hruz Ma bah Bani Quraizhah Lem

Lembah Mudzainib Bani Auf ibn Al-Khazraj Pemukiman Bani Nadhir

Lokasi Bani Quraizhah Bani Auf ibn Malik ibn Aus

Masjid Quba

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

109

Balqa’

ba

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

ha Sir

Laut Mati

h

Al-Quds

15. Sariyyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Maslamah Al-Anshari untuk menyerang Al-Quratha’ pada 10 Muharram tahun keenam hijrah. Dia memimpin 30 tentara kavaleri menyerbu Al-Quratha’ yang merupakan anak suku Bani Bakr dari Kilab.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

diserahkan kepada Sa‘d ibn Muadz (kepala suku dari kalangan Anshar sekaligus sesepuh Yatsrib). Lalu, dia mengeluarkan keputusan: “Seluruh pria dewasa dihukum mati, harta benda dibagi-bagi, anak-anak dan kaum wanita ditawan.” Bani Quraizhah tidak bisa berbuat apaapa mendapatkan keputusan itu karena mereka menyadari fatalnya pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap kaum Muslimin.

n rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Fadak Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

A an tar Da sir

Sariyyah Muhammad ibn Maslamah Al-Anshari (Al-Qurtha) Bagian wilayah Bakr ibn Kilab di Bakarat, pinggiran Dhariyyah, Nejd 10 Muharram, 6 H.

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

110

Dr. Syauqi Abu Khalil

800

600

400

200

0

Ya m

an

Pembunuhan Salam ibn Abu Al-Huqaiq

B

eberapa orang pemuka Yahudi, termasuk di antaranya Abu Rafi‘ Salam ibn Abu Al-Huqaiq, berangkat dari Khaibar menuju Makkah untuk menemui para pemimpin Quraisy. Mereka memprovokasi kaum Quraisy untuk memerangi Rasulullah Saw. dan kaum Muslimin di Madinah. “Kami akan berada di pihak kalian untuk memerangi Muhammad sampai kita berhasil menumpas kaum Muslimin sampai ke akarakarnya,” kata mereka. Kaum Quraisy menyahut gembira, “Tentu saja kami sangat senang. Orang yang paling kami sukai adalah mereka yang menolong kami memusuhi Muhammad. Namun, kami tidak merasa aman dari kejahatan kalian sebelum kalian mau bersujud kepada tuhan-tuhan kami. Dengan cara itu, kami akan merasa yakin dan tenang.” Mendengar syarat yang diminta kaum Quraisy, para pemuka Yahudi itu menyanggupinya dan mengikuti ucapan mereka. Melihat itu, kaum Quraisy bertanya, “Hai orang Yahudi, kalian adalah Ahli Kitab yang pertama sekaligus orang yang berilmu. Bagaimana pandangan kalian tentang perselisihan kami melawan Muhammad, apakah agama kami lebih baik daripada agamanya ataukah sebaliknya? Dan, apakah jalan kami lebih benar daripada jalannya ataukah sebaliknya?”

Para pemimpin Yahudi itu menjawab, “Agama kalian lebih baik daripada agamanya, kalian lebih pantas disebut pihak yang benar daripada dia, jalan kalian pun lebih benar.” Lebih jauh mereka bilang, “Kalian lebih baik karena kalian mengagungkan Ka‘bah ini dan melayani distribusi air minum bagi para jamaah haji. Kalian juga mengorbankan unta-unta yang kalian gemukkan untuk menyambut hari raya kurban. Kalian pun menyembah apa yang disembah leluhur kalian. Memang kalian lebih pantas disebut pihak yang benar daripada dia.”31 Allah Swt. menurunkan firman-Nya tentang mereka: Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang diberi bagian dari Alkitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barang siapa dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.32

31 Ibn Hisyam (3/128), Al-Thabari (2/564); ‘Uyûn Al-Atsar (2/55), Ibn Khaldun (2/29), Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah (4/92), Al-Rawdh Al-‘Unf (3/276), Al-Iktifâ’ (1/113), dan Al-Sîrah Al-Nabawiyyah karya Ibn Katsir (3/181). 32 QS Al-Nisâ’ (4): 51–52. Jibt dan thagut: setan dan apa pun yang disembah selain Allah. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

111

Tentu saja kaum Quraisy senang mendengar penuturan para pemuka Yahudi itu. Di pihak Quraisy ada 50 pria yang mengikat janji untuk tidak saling berkhianat dan bertekad untuk saling bahu-membahu membasmi Muhammad. Mereka akan terus

Benteng perlindungan Ka‘b ibn Al-Asyraf, tampak dari arah utara.

Pintu masuk benteng perlindungan Ka‘b ibn Al-Asyraf, tampak dari dalam.

112

Dr. Syauqi Abu Khalil

bekerja sama hingga tak ada lagi pengikut Muhammad yang tersisa. Kemudian, Ibn Abu Al-Huqaiq dan kronikroninya berangkat menuju Ghathafan— kabilah Qais 'Ailan—dan mengajak mereka untuk memerangi Rasulullah Saw. dan kaum Muslimin. “Kami akan berada di pihak kalian. Kami juga telah menjalin perjanjian dengan pihak Quraisy untuk memerangi Muhammad,” kata mereka. Mereka memprovokasi Ghathafan untuk ikut serta dalam pasukan sekutu yang hendak menyerang kaum Muslimin dengan imingiming mereka akan mendapatkan setengah hasil panen kurma Khaibar setiap tahun. Usai Perang Khandaq atau Perang Ahzab—yang faktor utamanya adalah prakarsa kaum Yahudi—usai pulalah masa depan Bani Quraizhah yang telah mengkhianati perjanjian di saat-saat yang paling genting. Suku Khazraj meminta izin kepada Rasulullah Saw. untuk membunuh Salam ibn Abu AlHuqaiq yang tinggal di Khaibar. Beliau pun mengizinkannya. Maka, berangkatlah lima orang Suku Khazraj yang berasal dari Bani Salamah untuk memburu Salam ibn Abu Al-Huqaiq. Kelima orang itu adalah Abdullah ibn Atik, Mas‘ud ibn Sinan, Abdullah ibn Unais, Abu Qatadah (Al-Harits ibn Rab‘i Al-Anshari), dan Khuza‘i ibn Aswad, sekutu mereka dari Aslam. Rasululllah Saw. menugaskan Abdullah ibn Atik untuk memimpin mereka dan melarang mereka membunuh anak-anak dan kaum wanita. Sesampainya di Khaibar, mereka menerobos rumah Ibn Abu Al-Huqaiq di malam hari dan berhasil membunuhnya sebagai balasan yang setimpal atas pengkhianatannya.

1. Perang Bani Lihyan pada Rabi‘ Al-Awwal tahun keenam hijrah. Sekelompok orang dari Suku 'Adhal dan Al-Qarrah mengkhianati enam orang sahabat Rasulullah Saw. di sumber air Raji’ milik Bani Hudzail yang ada di kawasan Hijaz. Rasulullah Saw. pun mengejar mereka bersama 200 orang sahabat sampai di sumber air Raji’. Orang-orang

Ma’an

an

Jal

Adzruh

dari kedua suku itu lari tunggang-langgang menuju puncak gunung karena ketakutan. Rasulullah Saw. dan pasukannya singgah di Usfan agar Quraisy mendengar kabar bahwa kaum Muslimin sudah mendekati Makkah. Beliau ingin mereka mengetahui kekuatan dan keberanian kaum Muslimin.

M ke

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah Badar

Bani Sulaim

ah

izh

ra

Qu

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu rai si Ba hra n

ni

u

Gur

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

Ghazwah Bani Lihyan Rabi‘ Al-Awwal, 6 H.

da

ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

113

2. Perang Dzu Qarad (Perang Al-Ghabah) pada bulan Rabi‘ Al-Awwal tahun keenam hijrah. Uyainah ibn Hishn ibn Hudzaifah ibn Badr Al-Fazari bersama satu pasukan kavaleri Ghathafan menyerang unta-unta betina milik Rasulullah Saw. yang hendak melahirkan dan menghasilkan air susu yang melimpah. Untaunta itu tengah digembalakan di pinggiran

an Jal

Adzruh

Madinah oleh Suku Al-Ghabah. Kaum Muslimin hanya berhasil menyelamatkan sepuluh ekor unta. Rasulullah Saw. pun mengerahkan 500 orang untuk mengejar mereka sampai tiba di sebuah gunung di Dzu Qarad (nama sebuah sumber air), lalu kembali pulang ke Madinah.

Ma’an

M ke

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim

ra ah

izh

u Gur

Qu

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu rai si Ba hra n

ni

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da ib

iya h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

114

Dr. Syauqi Abu Khalil

Ghazwah Dzu Qarad (Al-Ghabah) Rabi‘ AlAwwal, 6 H.

Balqa’

ba

Mu’tah

h

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

Sir n

ha

Laut Mati

dua malam perjalanan. Ukasyah memimpin 40 orang tentara, tetapi mereka tidak terlibat dalam pertempuran, lalu pulang ke Madinah.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

3. Sariyyah di bawah pimpinan Ukasyah ibn Mihshan Al-Asadi yang diutus menuju Al-Ghamar, sumber air milik Bani Asad, yang jarak tempuhnya dari Madinah selama

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ukasyah ibn Mihshan AlAsadi (Al-Ghamar) Mata air milik Bani Asad Rabi‘ AlAwwal, 6 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

115

Balqa’

ba

Mu’tah

h

Al-Quds

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Laut Mati

tombak sehingga sepuluh prajurit itu mati syahid, sementara Muhammad ibn Maslamah sendiri terluka parah. Seorang pria Muslim yang melintasi daerah itu segera mengabarkan keadaan itu kepada Rasulullah di Madinah.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

4. Sariyyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Maslamah yang diutus menuju Dzul Qushshah pada bulan Rabi‘ Al-Akhir tahun keenam hijrah. Muhammad ibn Maslamah bersama 10 prajurit bergerak menuju Bani Tsa’labah. Namun dalam perjalanan, orang Arab Badui melempari mereka dengan

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

116

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Muhammad ibn Maslamah ke Dzul Qushshah Rabi‘ Al-Akhir, 6 H.

Balqa’

ba

Mu’tah

h

Al-Quds

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Laut Mati

dan Bani Muharib yang telah membunuh pasukan sariyyah Muhammad ibn Maslamah dan telah menghimpun kekuatan untuk menyerang Madinah. Dalam operasi militer ini, Abu Ubaidah berhasil meluluh-lantakkan kekuatan mereka.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

5. Sariyyah di bawah pimpinan Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah yang diutus menuju Dzul Qushshah pada bulan Rabi‘ Al-Akhir tahun keenam hijrah. Rasulullah Saw. mengutus Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah bersama 40 prajurit untuk memerangi Bani Tsa’labah

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As

Sariyyah Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah ke Dzul Qushshah Rabi‘ AlAkhir, 6 H.

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

Ya m

an

0

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

117

6. Sariyyah di bawah pimpinan Zaid ibn Haritsah yang diutus untuk memerangi Bani Sulaim di Al-Jumum yang terletak di wilayah Turunan Nikhal pada bulan Rabi‘ Al-Akhir tahun keenam hijrah.

memimpin 170 prajurit untuk mencegat kafilah dagang Quraisy yang kembali dari negeri Syam. 8. Sariyyah di bawah pimpinan Zaid ibn Haritsah yang diutus menuju Al-Tharaf pada Jumada Al-Tsaniyah tahun keenam hijrah untuk memerangi Bani Tsa’labah.

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

7. Sariyyah di bawah pimpinan Zaid ibn Haritsah yang diutus menuju Al-‘Aish pada Jumada Al-Ula tahun keenam hijrah. Zaid

Gurun Nafud Besar

n ha Sir

Mu’tah

Laut Mati

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

at

u

uq

rM

arz

Tamim

m

a Gh

Sa

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

ir

As

118

an tar Da

Sariyyah Zaid ibn Haritsah - Ke Bani Sulaim di Al-Jamum, Rabi‘ AlAwwal, 6 H. - Ke Al-Aish, Jumada Al-Ula, 6 H. - Ke Al-Tharaf, Jumada Al-Tsaniyah, 6 H. - Ke Hisma, Jumada Al-Tsaniyah, 6 H.

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

Dr. Syauqi Abu Khalil

800

600

400

200

0

Ya m

an

Balqa’

h ba

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

Sir

Mu’tah

ha

Laut Mati

10. Sariyyah di bawah pimpinan Zaid ibn Haritsah yang diutus menuju Lembah Qura pada Rajab tahun keenam hijrah. Zaid dan pasukannya bergerak menuju Ummu Qirfah di Lembah Al-Qura untuk mengejar sekelompok orang Fazarah dari Bani Badar yang telah merampas barang dagangan kaum Muslimin.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

9. Sariyyah di bawah pimpinan Zaid ibn Haritsah yang diutus menuju Hisma pada Jumada Al-Tsaniyah tahun keenam hijrah. Zaid memimpin 500 orang menuju Hisma (terletak di balik Lembah Qura) tempat Suku Judzam berada karena mereka telah merampok Dihyah ibn Khalifah Al-Kalbi; mereka mengambil semua miliknya, kecuali selembar kain yang tidak berharga.

n rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

at

u

uq

rM

arz

Tamim

m

a Gh

Sa

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

nA

a tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Zaid ibn Haritsah ke Lembah Qura Ramadhan, 6 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

119

Balqa’

h ba

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

n

ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

Al-Jouf

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

11. Sariyyah di bawah pimpinan Abdurrahman ibn Auf yang diutus menuju Daumatul Jandal pada bulan Sya’ban tahun keenam hijrah. Pasukan ini bergerak untuk memberi pelajaran kepada Suku Kalb di Daumatul Jandal. Hasilnya, Al-Ashbagh ibn Amr AlKalbi memeluk Islam, sementara Abdurrahman ibn Auf menikahi Tumadhir binti AlAshbagh, yakni ibunda Abu Salamah ibn Abdurrahman.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

120

800

600

400

Dr. Syauqi Abu Khalil

200

0

Ya m

an

Sariyyah Abdurrahman ibn Auf ke Daumatul Jandal Sya‘ban, 6 H.

Balqa’

h ba

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

n

ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

Ha'il

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

12. Sariyyah di bawah pimpinan Ali ibn Abu Thalib yang diutus menuju Fadak pada bulan Sya’ban tahun keenam hijrah. Beberapa orang dari Bani Sa‘d ibn Bakr berkumpul di Fadak dan bersepakat membantu Yahudi Khaibar. Maka, Ali ibn Abu Thalib membawa 100 pasukan untuk memerangi mereka. Namun, Bani Sa‘d melarikan diri sehingga pasukan Ali kembali pulang ke Madinah tanpa terlibat pertempuran.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ali ibn Abi Thalib (Fadak) Memerangi Bani Sa‘d ibn Bakr Sya‘ban, 6 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

121

Balqa’

h ba

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

an

h Sir

Mu’tah

Laut Mati

Nadhri dan mereka berhasil membunuhnya di Khaibar. Salam ibn Abu Al-Huqaiq inilah yang menghasut Ghathafan dan kaum musyrik lain di sekitarnya untuk memerangi kaum Muslimin dalam Perang Khandaq.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

13. Sariyyah di bawah pimpinan Abdullah ibn 'Atîk yang diutus menuju Khaibar pada bulan Ramadhan tahun keenam hijrah. Abdullah bersama dua rekannya memburu Abu Rafi’ Salam ibn Abu Al-Huqaiq Al-

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

nA

a tar Da

Sariyyah Abdullah ibn Atik ke Khaibar Ramadhan, 6 H.

Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

122

Najran

800

Dr. Syauqi Abu Khalil

600

400

200

0

Ya m

an

Balqa’

ba

Mu’tah

h

Al-Quds

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Laut Mati

Ghathafan agar mengerahkan pasukan untuk memerangi Rasulullah Saw. Ibn Rawahah membawa 30 orang prajurit. Setelah mendapat jaminan keselamatan, Usair malah hendak berkhianat sehingga dia dan kawankawannya pun dibunuh.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

14. Sariyyah di bawah pimpinan Abdullah ibn Rawahah untuk memburu Usair ibn Zaram, seorang Yahudi dari Khaibar pada bulan Syawwal tahun keenam hijrah. Pasukan di bawah pimpinan Ibn Rawahah ini mengincar Usair ibn Zaram di Khaibar karena dia termasuk tokoh Yahudi yang menghasut Bani

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

Ya m

an

Sariyyah Abdullah ibn Ruwahah ke Khaibar Syawwal, 6 H.

0

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

123

Balqa’

h ba

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

membunuh Yassar maula (budak yang telah dimerdekakan) Rasulullah Saw. Akhirnya, Kurz berhasil membekuk dan menawan mereka serta menyeret mereka ke Madinah. Lantas, mereka dijatuhi hukuman salib akibat pengkhianatan mereka.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

15. Sariyyah di bawah pimpinan Kurz ibn Jabir ke Urainah pada bulan Syawwal tahun keenam hijrah. Kurz memimpin 20 orang prajurit untuk menjatuhkan kisas (pembalasan setimpal) atas delapan orang Urainah yang telah mengkhianati dan

n rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

at

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

124

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Kurz ibn Jabir AlFahri ke Urainah Syawwal, 6 H.

Balqa’

h ba

Al-Quds

Gurun Nafud Besar

n ha Sir

Mu’tah

Laut Mati

berdua berharap dapat membunuh Abu Sufyan dan anaknya sekaligus. Ternyata, Muawiyah (putra Abu Sufyan) mengenali mereka. Kaum Quraisy berkata, “Amr tidak datang untuk berbuat baik.” Mereka pun hendak mengeroyok Amr sehingga Amr dan Salamah bergegas pulang ke Madinah.

m Le

Laut Tengah

Yordan ia

16. Sariyyah di bawah pimpinan Amr ibn Umayyah Al-Dhamri bersama Salamah ibn Aslam yang diutus ke Makkah tahun keenam hijrah. Amr ibn Umayyah dan Salamah ibn Aslam mengincar nyawa Abu Sufyan di Makkah karena dia telah mengirim orang untuk membunuh Rasulullah Saw. Mereka

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

Duba

uq

rM

at

u

arz

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Tamim

m ha

Sa

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da As ir

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km 1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Amr ibn Umayyah Al-Dhamri dan bersamanya Salamah ibn Aslam ibn Haris ke Makkah AlMukarramah

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

125

17. Perjanjian Hudaibiyah (dan Bai‘at AlRidhwan) pada bulan Dzulqa‘dah tahun keenam hijrah. Rasulullah Saw. berangkat bersama 1.400 Muslim sambil membawa serta hewan kurban berupa 70 ekor unta yang telah digemukkan. Mereka berihram untuk umrah agar orang-orang (khususnya Quraisy) merasa aman dan tidak menganggap mereka datang untuk berperang, juga agar semua orang tahu bahwa mereka berangkat ke Makkah hanya untuk mengunjungi Ka‘bah

Ma’an

eM

nk

a Jal

Adzruh

dan mengagungkannya. Sesampainya Nabi Saw. dan para sahabat di Hudaibiyah, kaum Quraisy bersepakat menghalangi Rasulullah Saw. memasuki Makkah untuk selamanya. Mereka mengutus Budail ibn Warqa’ AlKhuza’i, Mukriz ibn Hafsh ibn Al-Akhyaf, Al-Halis ibn ‘Alqamah (pemimpin Ahabisy), dan Urwah ibn Mas’ud Al-Tsaqafi untuk menyampaikan hal itu kepada Rasulullah. Mendengar pernyataan utusan Quraisy itu, kaum Muslimin melakukan baiat kepada

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m iz A D

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah Badar

Bani Sulaim

ra

Qu izh

ah

Ha m ra Al A W l ad Sa Asa da wi d Alq n Mu rai si Ba hra n

ni

ian

Nub

Ba

un Gur

Yanbu‘ Al-Bahr

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da ibi ya

h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

126

Dr. Syauqi Abu Khalil

Hudaibiyah Baiat Al-Ridwan Dzulqa‘dah, 6 H.

yuridis Quraisy terhadap eksistensi negara Islam di Madinah.

Rasulullah Saw., menyatakan siap mati di sana dan tidak akan melarikan diri. Baiat ini disebut Bai‘at Al-Ridhwan. Lantas, Quraisy mengirimkan Suhail ibn Amr untuk bernegosiasi sehingga disepakatilah Perjanjian Damai Hudaibiyah yang isinya menyatakan bahwa kaum Muslimin dan Quraisy mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun dan tahun berikutnya kaum Muslimin boleh melakukan umrah. Perjanjian ini merupakan pengakuan

Ma’an

eM

nk

a Jal

Adzruh

18. Perang Khaibar, Fadak, dan Lembah Qura pada bulan Muharram tahun ketujuh hijrah. Peperangan itu dipicu permusuhan yang terus-menerus dilancarkan kaum Yahudi di Khaibar. Mereka menghasut Bani Ghathafan untuk menyerang kaum Muslimin dan mengajaknya bergabung dengan

Daumatul Jandal

ah u’t

Aqaba (Elat)

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m iz A D

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah Badar

Bani Sulaim

ra

Qu izh

ah

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu rai si Ba hra n

ni

ian

Nub

Ba

un Gur

Yanbu‘ Al-Bahr

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu

da ibi ya

h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Khaibar Fadak dan Lembah Qura Muharram, 7 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

127

Surat Rasulullah Saw. kepada Al-Mundzir ibn Sawi

Masjid Al-Hudaibiyah (Al-Ridhwan)

128

Dr. Syauqi Abu Khalil

sekutu Yahudi lainnya di bawah pimpinan Yahudi Khaibar untuk menyerang Madinah secara tiba-tiba. Peperangan itu bertujuan untuk menumpas konspirasi Yahudi dan persekutuan mereka untuk memerangi kaum Muslimin, serta menghentikan hasutan mereka terhadap suku-suku Arab untuk melawan kaum Muslimin. Dalam misi ini, pasukan Muslimin berhasil menaklukkan benteng-benteng Khaibar, yaitu: • Al-Nathat (Na’im, Al-Sha’b, dan Qillah). • Al-Syiqqa (Ubay dan Al-Bari’). • Al-Kutaibah (Al-Qamush, Al-Wathih, dan Al-Sulalim). Nabi Saw. membiarkan tanah itu untuk penduduk Khaibar dengan syarat semua hasil panennya setiap tahun menjadi milik kaum Muslimin dan beliau bersabda, “Kami tetapkan untuk kalian sekehendak kami.” Kaum Yahudi Fadak juga membuat perjanjian damai sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian damai Khaibar. Kemudian, Rasulullah dan kaum Muslimin menaklukkan Lembah Qura melalui peperangan, sementara kawasan Taima’ takluk dan membuat perjanjian damai tanpa peperangan. Keberhasilan misi-misi militer itu memberi kesempatan kepada Rasulullah untuk menjalankan politik luar negeri demi memantapkan posisi negara Islam di Madinah. Beberapa peristiwa penting terjadi setelah misi-misi sariyyah dan ghazwah di atas, di antaranya: • Nabi Saw. mengirimkan surat kepada para raja dan penguasa dunia. • Dua utusan Badzan dari Shan’a datang di Madinah Al-Munawwarah. • Mariah Al-Qibthiyyah (wanita asal Koptik, yang kelak melahirkan Ibrahim putra Nabi Saw.) datang dari Hafn (di Mesir). • Utusan Rasulullah Saw. menemui Heraklius.

Laut Hitam

Konstantinopel Ker aj

aa

n

Ro

m

aw

Ke k

Su ng ai Eu ra fra n Ro t m aw Damaskus iB iza

Peda

Elat

r esi

ia S

asa

nia

Pe rs

ia

4

Te lu

kP er

7

Madinah

Dubai

Yamamah

Om

ng Su

Jeddah

ian

6

Makkah

hali

Rub’ Al-K

Me rah

ra ba At

lat

n

de kA

Aden

de

an

Abisinia

lM

be b

iru

Nil B

Tana

La

ab Ar t u

Yaman

Ba

gai

Aksum

t Mahrah

mau

ra Had

Shan’a

Se

Sun

Sungai Nil Putih

an

Dhofar

600

ut

1

an n lan za rja ad pe n B ur sa Jala utu du

La

Ne

d Su

an

Thaif

ub eri N

eg

-n geri

Teluk Oman

Shuhar

ai

Ni

sia

ain hr Ba

2

l

M

3

am n Sy lama

5

Suez

8

Per s

Sa wa d

200

Gaza

ran

Al-

400

Iskandaria

m

isa

lu Te

Socotra

Samudra Hindia

800

Al-Quds

nt iu

Ke ka

Madain

1000

Laut Tengah

Khurasan

km 1200

Siprus

sa

s gri ah zir -Ja Al

Rhodes Kreta

n ru Gu

ai

i ai T ng

ur

Su

iT im

Surat-surat Rasulullah Saw. kepada para raja dan penguasa

1

Amr ibn Umayyah Al-Dhamri

2

Ethiopia (Habasyah)

Najasyi

Al-Ala` ibn Al-Hadhrami

Bahrain

Al-Mundzir ibn Sawa

3

Abdullah ibn Hudzaifah Al-Sahmi

Madain

Kisra Eparwiz Putra Hormuz (Chosroes II)

4

Dihyah Al-Kalbi

Al-Quds

Heraklius Kaisar Romawi

5

Hathib ibn Abu Balta’ah

Iskandaria

Al-Muqauqis, Pembesar Mesir

6

Amr ibn Al-Ash

Oman

Jaifar dan Abdun, kedua putra Al-Julandi

7

Salith ibn Amr Al-Amiri

Yamamah

Haudzah ibn Ali

8

Syuja’ ibn Wahab Al-Asadi

Dataran rendah Damaskus

Al-Harits ibn Abu Syamir Al-Ghassani

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

129

Keislaman Badzan, Raja Yaman Stempel Rasulullah Saw.

K

etika Rasulullah Saw. hendak menulis surat kepada para raja untuk mengajak mereka masuk Islam, seseorang berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, mereka hanya mau membaca surat yang disegel dengan stempel.” Penyegelan dengan stempel itu dilakukan untuk menandai bahwa isi surat yang ditujukan kepada mereka adalah surat penting dan rahasia, tidak layak diketahui sembarang orang. Tujuan lainnya adalah mengamankan isi surat dari pemalsuan karena surat tidak mungkin dipalsukan jika masih tersegel rapat.

Gambar cincin Rasulullah Saw.

130

Dr. Syauqi Abu Khalil

Maka, Nabi Saw. membuat sebuah cincin stempel dari perak yang bertuliskan tiga baris kata: “Allah” (baris paling atas), “Rasul” (baris kedua), dan “Muhammad” (baris paling bawah). Ketiga baris kata ini jika dibaca dari bagian bawah ke atas berbunyi: “Muhammad Rasulullah”.33 Tulisan pada cincin stempel tersebut sengaja dibalik agar ketika dilekatkan pada sampul surat, akan tertera bacaan yang benar. Cincin itu dipegang Rasulullah Saw., lalu dipegang Abu Bakar, kemudian Umar, selanjutnya Utsman, sampai akhirnya cincin itu tercebur ke Sumur Aris34 pada tahun wafatnya Utsman. Orang-orang mencarinya selama tiga hari, tetapi tidak kunjung menemukannya. Nabi Saw. mengenakan cincin itu pada jari kelingking kirinya, sebagaimana diriwayatkan para sahabat. Namun, ada yang berpendapat bahwa cincin itu dikenakan pada jari kelingking tangan kanannya, sebagaimana diriwayatkan sejumlah sahabat lain seperti Ibn Abbas dan Aisyah. 33 Nabi Saw. mengirimkan surat-surat ini kepada para raja dan penguasa pada tahun keenam hijrah, setelah peristiwa Hudaibiyah dan menjelang Perang Khaibar. 34 Sumur Aris adalah sumur terkenal di dekat Masjid Quba’, di Madinah (Mu‘jam Al-Buldân, 1/298).

Surat Rasulullah Saw. kepada Kisra Eparwiz Putra Hormuz (Chosroes II)

P

embawa surat ini adalah Abdullah ibn Hudzaifah Al-Sahmi. Dia membawanya menuju Madain, ibukota Persia. Isi surat Rasulullah itu berbunyi: Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra, pembesar Persia. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada Allah dan utusan-Nya, serta bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus utusan-Nya. Aku menyeru engkau dengan seruan dari Allah, karena aku adalah utusan Allah kepada seluruh umat manusia, aku memberi peringatan kepada orang yang hidup (hatinya) dan agar pastilah (ketetapan azab) atas orang kafir. Peluklah Islam, niscaya engkau akan selamat. Apabila engkau menolak maka engkau memikul dosa orang-orang Majusi.35 Abdullah ibn Hudzaifah menuturkan: “Setelah sampai di Kota Yabah, aku meminta izin untuk menemui Kisra. Akhirnya, aku tiba di hadapannya dan

35 ‘Uyûn Al-Atsar (2/262 dan 263), Al-Thabaqât AlKubrâ (1/259), Al-Kâmil fi Al-Târikh (2/145), Ibn Khaldun (2/37), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, karya Ibn Katsir (3/507, 508, 509), Al-Thabari (2/654); I‘lâm AlSa’ilîn ‘an Kutub Sayyid Al-Mursalîn (9).

kuserahkan kepadanya surat Rasulullah Saw. Setelah surat itu dibacakan kepadanya, dia berkata lantang, ‘Beraninya dia menulis seperti ini, padahal dia hanyalah budakku?!”36 Lantas, dia merenggut surat itu dan menyobeknya. Ketika hal itu dilaporkan kepada Rasulullah Saw., beliau berkomentar, “Semoga Allah mencabik-cabik kerajaannya.”37 Kemudian, Kisra menulis surat kepada Badzan38 (perwakilannya di Yaman) yang berbunyi: “Kirimlah kepada laki-laki di Hijaz itu dua orangmu yang paling kuat dan bawalah laki-laki itu menghadap kepadaku!” Maka, Badzan mengirim Kharjah dan Babawaih39 membawa surat untuk disampaikan kepada Rasulullah Saw. berisi perintah agar beliau ikut dengan mereka berdua untuk menghadap Kisra. Sesampainya di Thaif, mereka berdua melihat seorang pria Quraisy lalu bertanya kepadanya perihal Nabi Saw. “Dia ada di Madinah,” jawab orang itu. Kemudian, orang itu memberi tahu warga Thaif dan kaum Quraisy tentang kedua utusan Badzan. Tentu saja kaum Quraisy dan Thaif senang mendengar kabar itu dan satu sama lain berkata, “Bergembiralah karena Kisra, sang raja diraja, sedang mengincar Muhammad. Dia akan menghabisinya untuk kalian.” Kedua utusan Badzan itu akhirnya tiba di hadapan Rasulullah Saw. Salah 36 Ibn Katsir, Al-Sîrah Al-Nabawiyyah (3/508). 37 I‘lâm Al-Sa’ilîn (9). 38 Atau namanya Badzam, sebagaimana tercantum dalam Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah (4/269) dan Al-Thabaqât Al-Kubrâ (1/260) serta Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, karya Ibn Katsir (3/508). 39 Dalam riwayat Ibn Katsir, nama mereka berdua adalah Kharjah dan Abadzawaih. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

131

Kubah di dekat mata air Aris, sumur tampat jatuhnya cincin Nabi Saw.

Gerbang Kisra

seorang di antara mereka, yakni Babawaih, berkata, “Raja Diraja Kisra telah menulis surat kepada pemimpin kami, dan Raja Badzan memerintahkannya agar mengirim orang kepadamu untuk membawamu ke hadapannya. Dia pun mengirimku untuk membawamu menghadapnya. Jika kau melakukannya, kami akan menulis surat kepada Kisra agar kau diberi hadiah dan dilindungi dari serangannya. Jika kau menolak maka kau tentu sudah tahu siapa yang kauhadapi! Dia pasti akan

132

Dr. Syauqi Abu Khalil

Sumur Al-Khatam, tempat jatuhnya cincin Rasulullah Saw. dari tangan Utsman ibn Affan r.a.

membunuhmu dan memusnahkan kaummu serta menghancurkan negerimu.” Rasulullah Saw. bersabda kepada mereka berdua, “Pergilah dan kembalilah lagi besok.” Kemudian datanglah berita ‘langit’ kepada Rasulullah Saw. yang menyatakan bahwa Allah telah membuat Kisra digulingkan dari tahtanya dan dibunuh oleh putranya sendiri, Syairawaih. Rasulullah Saw. pun memanggil kedua utusan Badzan itu dan menyampaikan kabar tersebut. “Semalam Tuhanku telah membunuh tuhanmu,” ujar Rasulullah kepada kedua utusan itu. Lalu beliau melanjutkan, “Kabarkanlah kepada Badzan bahwa semalam Tuhanku telah membunuh tuhannya.”40 Mereka berdua berkata, “Apakah kau menyadari apa yang kau katakan? Kami sudah cukup murka membaca isi suratmu dan sekarang kau mengatakan sesuatu yang 40 Kisra Eparwiz Putra Hormuz (Chosroes II) dibunuh oleh putranya sendiri, Syairawaih, pada malam Selasa, 22 Jumadil Akhirah 7 H. (Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, karya Ibn Katsir, 3/511).

Para utusan pembawa surat (gambar rekaan)

lebih berat dan lebih membuat kami murka. Haruskah kami menulis ucapanmu itu dan kami sampaikan kepada Raja Badzan?” “Ya. Tulis dan sampaikanlah kepadanya apa yang tadi kukatakan,” ujar Nabi Saw. tegas. Beliau melanjutkan, “Juga katakan kepadanya, ‘Jika kau memeluk Islam, aku akan memberimu apa yang sekarang kaukuasai dan aku jadikan engkau raja bagi kaummu di antara anak-anak Persia.”41 Kedua lelaki itu pun kembali menemui Badzan dan menyampaikan semua pernyataan Nabi Saw. kepadanya. Mendengarnya, Badzan berkata, “Demi Allah, ini bukan ucapan seorang raja. Aku benar-benar merasa dia memang seorang nabi seperti 41 Anak-anak Persia maksudnya adalah keturunan orang Persia yang diutus Kisra bersama Saif ibn Dzu Yazan, setelah Saif meminta bantuan pihak Persia untuk mengakhiri hegemoni kerajaan Habasyah di Yaman. Maka, Persia menolongnya tetapi justru kemudian menguasai Yaman. Mereka pun menikahi wanita Arab sehingga keturunan mereka disebut anak-anak Persia. Sebutan ini begitu melekat pada diri mereka karena ibu mereka tidak sebangsa dengan ayah mereka (Lisân Al-‘Arab).

pengakuannya. Dan sepertinya, apa yang dia katakan memang terjadi. Apabila itu benar terjadi, berarti dia betul-betul nabi yang diutus. Jika tidak benar, kita akan memberinya pelajaran!” Tidak lama kemudian, Badzan menerima sepucuk surat dari Syairawaih yang isinya: “Aku telah membunuh Kisra. Dan aku membunuhnya semata-mata demi kepentingan Persia. Pasalnya, dia telah membunuh orang-orang mulia Persia dan para pemimpin di kota-kota mereka. Apabila surat ini sudah kau terima, ketahuilah bahwa kau tetap memegang hak untuk ditaati orang-orang di tempatmu berada. Berangkatlah temui laki-laki yang telah disebut-sebut oleh Kisra dalam suratnya dan jangan sulut amarahnya sebelum datang perintahku selanjutnya.”42

42 Cerita tentang Badzan dapat dilihat dalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ (1/260), Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah (4/269), ‘Uyûn Al-Atsar (2/263), Al-Thabari (2/655), Al-Kâmil fi Al-Târikh (2/145), Ibn Khaldun (2/38), AlSîrah Al-Nabawiyyah, karangan Ibn Katsir (3/509), AlSîrah Al-Halabiyyah (3/278), dan Al-Sîrah Al-Nabawiyyah wa Al-Atsar Al-Muhammadiyyah (2/65). Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

133

lebih berwibawa daripada dia (Rasulullah Saw.).” “Apakah dia dikawal para prajurit?” tanya Badzan. Babawaih menjawab, “Tidak.”

Usai membaca surat itu, Badzan berkata, “Pria itu memang benar-benar seorang Rasul.” Lantas Badzan memeluk Islam, begitu pula anak-anak Persia yang tinggal di Yaman. Babawaih juga berkata kepada Badzan, “Aku belum pernah berbicara dengan orang yang Al-Ula

Khaibar

Se

m

en

an

ju

Yanbu‘ Al-Bahr

ng

Yatsrib

Hi

ja

Ar ab

z

Yaman Rabigh

Makkah Jeddah

Turabah

Thaif Al-Mughammis Al-Syu’aibah

Khats‘am

an tar Da

La

ir

Me

As

ut

Al-Qunfudhah

rah Abha Najran Farasan Jizan Ma’rib

Syabwah

Massawa Delacta

Kamaran

Shan’a

Aksum

400

500

134

Dr. Syauqi Abu Khalil

eb

Dua Utusan Badzan Dari Shan’a ke Madinah Al-Munawwarah Kharjah dan Babawaih

nd

300

Ma

200

km

l be Ba

Aseb

Syaqra`

r ya m

lat

ia

100

Hi

Se

Abis in

0

an

Yam

Zabid

Ta’izz Mocha Aden

Teluk Aden

Kedatangan Mariah Al-Qibthiyyah Surat Nabi Muhammad Saw. kepada Al-Muqauqis

S

epulangnya dari Hudaibiyah (bulan Dzulqa‘dah tahun keenam hijrah) Rasulullah Saw. bertanya kepada para sahabat, “Wahai orang-orang, siapakah di antara kalian yang bersedia mengantarkan suratku ini kepada penguasa Mesir dengan balasan pahala dari Allah?” Hathib ibn Abu Balta’ah maju dan berkata, “Aku, wahai Rasulullah.” “Semoga Allah memberkatimu, wahai Hathib,” ucap Nabi Saw. Singkat cerita, Hathib tiba di Iskandaria dan menanyakan keberadaan Al-Muqauqis,43 lalu dijawab bahwa dia ada di sebuah tempat pertemuan yang agung di atas permukaan laut. Hathib pun menaiki sebuah kapal dan mendatangi tempat pertemuannya, lalu menunjukkan kepada para pengawal bahwa dia membawa surat dari Nabi Saw. untuk Al-Muqauqis. Para pengawal melaporkan kedatangan Hathib kepada Al-Muqauqis yang kemudian memerintahkan agar dia dibawa ke hadapannya. Setelah berhadapan dengan Al-Muqauqis, Hathib menyerahkan surat dari Rasulullah Saw. yang berbunyi: 43 Nama aslinya adalah Juraij ibn Mina Al-Qibthi, sedangkan Al-Muqauqis adalah nama julukan yang berarti pendiri bangunan tinggi menjulang.

Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dari Muhammad Rasulullah kepada Al-Muqauqis, penguasa Mesir. Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk. Aku mengajakmu dengan seruan Islam. Peluklah Islam, niscaya engkau akan selamat. Peluklah Islam, niscaya Allah memberimu pahala dua kali lipat. Jika engkau menolak maka engkau menanggung dosa orang-orang Koptik. “Katakanlah, ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah bahwa kami adalah orang yang berserah diri (kepada Allah).’”44

44 QS Âli ‘Imrân (3): 64. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

135

Asyuth (masa sekarang)

Kemudian Hathib berkata kepada AlMuqauqis: “Kami memiliki suatu agama yang tidak akan kami tinggalkan kecuali jika ada yang lebih baik darinya. Itulah Islam yang dengannya Allah menyempurnakan agamaagama sebelumnya. Nabi ini, Muhammad Saw., mengajak manusia untuk mengikutinya. Kalangan yang paling keras menentangnya adalah kaum Quraisy, dan yang paling keras memusuhinya adalah orang Yahudi, sedangkan golongan yang paling dekat dengannya adalah orang Kristen. Demi umurku, kabar yang disampaikan Musa tentang Isa sama persis dengan kabar yang disampaikan Isa tentang Muhammad,

136

Dr. Syauqi Abu Khalil

ajakan kami kepada kalian untuk menerima Al-Quran pun sama persis dengan ajakan kalian kepada Ahli Taurat untuk menerima Injil. Setiap nabi yang menemui suatu kaum, kaum itu adalah umatnya dan berkewajiban untuk menaatinya, kalian termasuk orang yang ditemui nabi ini. Kami tidak melarangmu untuk mengikuti agama Almasih, justru kami menyuruh kalian untuk itu.”45 Al-Muqauqis bertanya, “Bukankah sahabatmu itu (Rasulullah Saw.) adalah seorang nabi?”

45 Al-Thabaqât Al-Kubrâ (1/260).

“Betul. Dia adalah utusan Allah,” jawab Hathib. Al-Muqauqis bertanya lagi, “Lantas, kenapa dia tidak mengutuk kaumnya yang telah mengusirnya dari kampung halamannya?” Hathib membalas, “Bagaimana dengan Isa ibn Maryam? Apakah kalian bersaksi bahwa dia adalah utusan Allah? Lantas, kenapa dia tidak mengutuk kaumnya ketika mereka hendak menyalibnya, sampai akhirnya Allah menaikkannya ke langit?” “Bagus sekali jawabanmu. Engkau adalah seorang bijak yang diutus oleh seorang bijak pula,” Al-Muqauqis mengutarakan kekagumannya.46 Kemudian Al-Muqauqis memanggil salah seorang juru tulisnya untuk menulis surat balasan dalam aksara Arab. Hathib menuturkan, “Aku pun berangkat dari istana Al-Muqauqis setelah lima hari berada di sana. Tiba di hadapan Rasulullah Saw., aku segera melaporkan kepada beliau semua ucapan Al-Muqauqis. Mendengar laporan tersebut, beliau bersabda, “Dia tidak mau kehilangan kerajaannya padahal kerajaannya tidaklah kekal.” Rasulullah Saw. pun mengawini Mariah Al-Qibthiyyah yang kelak melahirkan Ibrahim. Sedangkan Syirin dinikahi oleh Hassan ibn Tsabit. Hadiah lainnya yang dikirimkan AlMuqauqis adalah seekor bagal yang hidup sampai era khalifah Muawiyah ibn Abu Sufyan, madu dari daerah Banha, obatobatan, 20 helai kain qabathi (kain tenun) khas Mesir, dan gelas dari kaca yang selalu digunakan Rasulullah Saw. untuk minum. Selain itu, Al-Muqauqis juga menghadiahi 46 Usud Al-Ghâbah (1/432), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, karya Ibn Katsir (3/514), Al-Sîrah Al-Halabiyyah (3/281).

Surat balasan dari Al-Muqauqis untuk Rasulullah Saw. itu berbunyi:

“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kepada Muhammad ibn Abdullah dari Al-Muqauqis, penguasa Koptik. Salam sejahtera untukmu. Aku telah membaca suratmu dan memahami tulisanmu beserta ajakanmu. Aku juga sudah mengetahui bahwa masih ada seorang nabi yang tersisa. Dulu aku mengira dia akan muncul dari negeri Syam. Aku telah memuliakan utusanmu,471 dan sebagai balasan, kukirimkan untukmu dua budak wanita (Mariah Al-Qibthiyyah dan Syirin) yang keduanya sangat istimewa di kalangan Koptik, juga beberapa lembar pakaian. Selain itu, kukirimkan untukmu seekor bagal482 untuk engkau kendarai. Salam sejahtera untukmu.”

47 Al-Muqauqis memberi Hathib uang sebanyak 100 Dinar dan kain sebanyak 5 lembar. Dia juga mengirimkan pengawal untuk mengantarnya sampai ke tempat yang aman. Dia juga berkata kepada Hathib, “Sahabatmu (Nabi Muhammad) kelak akan menaklukkan negeri ini.” 48 Bagal adalah hewan hasil kawin silang antara kuda dan keledai. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

137

Al-Quds Gaza

Iskandaria

h Al Ma’an Elat

Al-Fa’yum ai Sin

Anshina

Gurun Sahara Barat Oase Farafra

Al-Ashmunin

Tabuk

Hafn

Gur

Asyut

Sungai

Nil

jd Ne

0

Jeddah

z

200

Rabigh

ja

rah

Gurun Nubian

Hi

Me

an

Sud 400

Mahd Al-Dzahab

ut

Lembah Halifa

600

Madinah Yanbu‘ Al-Bahr

La

ara

Khaibar

r

n Sah

Al-Wajh

u Tim

Guru

Ha’il Al-Ula

ara S ah

Oase Kharga

Muwailih Duba

un

Da tar an Luxor Tin gg i

Oase Dakhla

an irh -S

Benteng Pelusium

Oase Siwah

ba

Laut Mati

Banha

h nda n Rera a r a Dat Qatta

m Le

Delta

Makkah Thaif

100 200

km

Mariah Al-Qibthiyyah Dari Hafn di Kurah, Anshina Bagian utara Asyuth sebelum Al-Asymunin Di dataran tinggi Mesir

Nabi Muhammad seorang tabib. Akan tetapi, Rasulullah Saw. bersabda kepadanya, “Pulanglah kepada keluargamu. Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum lapar, dan jika kami makan, tidak sampai kenyang.”49 Tempat-tempat penting yang disinggahi Hathib adalah negeri Mesir dan Kota Iskandaria, keduanya sangat terkenal sehingga tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Mariah Al-Qibthiyyah berasal dari Hafn,50 termasuk wilayah Anshina.51 Dalam buku AlIntishâr, karangan Ibn Daqmaq52 diterangkan: 49 Al-Thabaqât Al-Kubrâ (1/260). 50 Terdapat di Mu‘jam Al-Buldân (1/276). 51 Terdapat di Mu‘jam Al-Buldân (1/265). 52 Ibrahim ibn Muhammad ibn Ayadmur ibn Daqmaq Al-Qahiri (750–809 H./1349–1407 M.) adalah ahli sejarah tentang negeri-negeri di Mesir pada masanya. Dia menulis sekitar 200 buku sejarah. Dia terkenal sebagai sejarawan yang objektif. Karya-karya tulisnya antara lain: Nazham Al-Juman, Nuzhah AlAnam fi Târikh Al-Islâm, Al-Intishâr li Wasithah ‘Aqdi Al-Amshâr, dan sebagainya (Al-A‘lâm, 1/64).

138

Dr. Syauqi Abu Khalil

“Anshina adalah negeri kuno yang menyisakan peninggalan luar biasa, antara lain: alat pengukur kecil untuk mengukur kedalaman air Sungai Nil. Sebagiannya masih ada sampai sekarang. Daerah itu terletak di jalur timur Sungai Nil, di depan Al-Asymunin.” Kampung Al-Asymunin terletak di provinsi Asyut, pedalaman Mesir. Sedangkan “Benha” adalah salah satu kampung di Mesir. Saat ini, penduduk Mesir menyebutnya “Banha”, yang terletak di atas salah satu cabang Sungai Nil. Sebagian besar madu Mesir terbaik dihasilkan dari daerah ini dan sekitarnya. Dalam buku Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah, pada bagian yang membahas Mariah AlQibthiyyah, ada keterangan yang menyatakan: “Dia berasal dari salah satu kampung di negeri Mesir yang disebut Hafn, termasuk wilayah Anshina. Pada masa kepemimpinan Muawiyah ibn Abi Sufyan, daerah ini dibebaskan dari pungutan pajak sebagai bentuk penghormatan bagi Mariah yang telah mengandung dan melahirkan Ibrahim, putra Rasulullah Saw.”

Surat Rasulullah Saw. kepada Kaisar Heraklius (Awal Tahun Ketujuh Hijrah, Musim Gugur 628 M.)

B

eberapa waktu setelah Perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah Saw. dan kaum Quraisy, Abu Sufyan menempuh perjalanan niaga ke Gaza untuk memperdagangkan komoditas Quraisy. Kedatangannya di Gaza bertepatan dengan waktu kunjungan Heraklius, penguasa Romawi, ke Palestina. Dia berjalan dari Hims menuju Baitul Maqdis (Elia) untuk berdoa memohon kemenangan atas Persia. Suatu pagi, Heraklius dilanda kegalauan, berulangulang dia tengadahkan kepala ke langit sehingga para pembesar istana keheranan. “Wahai Kaisar, Paduka tampak benarbenar galau. Apa yang tengah Paduka pikirkan?!” Heraklius menjawab, “Benar. Aku gelisah memikirkan sesuatu.” Mereka bertanya lagi, “Apakah gerangan yang Paduka pikirkan?” “Malam tadi aku bermimpi dan mendapat keyakinan bahwa akan muncul seorang raja dari umat yang berkhitan.” Kemudian, Heraklius memanggil kepala keamanannya dan berkata, “Telusurilah negeri Syam ini. Carilah informasi mengenai laki-laki ini yang akan menjadi raja umat ini. Jika kau menemukannya, bawalah dia ke

hadapanku. Aku ingin bertanya kepadanya tentang dirinya.” Abu Sufyan menceritakan pengalamannya bertemu dengan Heraklius di Palestina: Demi Allah, aku dan kawan-kawanku sedang berada di Gaza ketika dia (kepala keamanan Heraklius) menghadang dan menanyai kami, “Siapakah kalian dan dari bangsa apakah kalian ini?” Kami menjawab dan menjelaskan asalusul kami. Mendengar penjelasan kami, pasukan Romawi menggiring kami ke hadapan Heraklius. Penguasa Romawi itu bertanya, “Siapa di antara kalian yang paling dekat kekerabatannya dengan laki-laki itu (Nabi Saw.)?” “Aku,” jawabku. “Bawa dia mendekat kepadaku,” titah Heraklius kepada pengawalnya. Aku pun disuruh duduk di hadapannya, sementara kawan-kawanku disuruh duduk di belakangku. Heraklius berkata kepada mereka, “Jika dia bohong, bantahlah ucapannya.” Aku tahu benar, meskipun aku berbohong, mereka tidak akan berani membantahku. Namun, aku ini orang terhormat yang dimuliakan kaumku. Aku merasa malu Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

139

untuk berbohong. Lagi pula, aku sadar bahwa bisa jadi Heraklius akan menanyai mereka dan kemudian mereka menyampaikan segala ucapanku di Makkah. Maka, aku bertekad tidak akan berbohong kepadanya. Setelah beberapa tanya-jawab antara Heraklius dan Abu Sufyan, berkatalah Heraklius, “Engkau tadi mengatakan bahwa dia termasuk orang yang memiliki silsilah keturunan paling mulia di antara kalian. Memang begitulah cara Allah menjadikan seseorang sebagai nabi. Dia memilihnya dari yang terbaik di antara kaumnya. Tadi aku bertanya kepadamu, ‘Apakah ada di antara anggota keluarganya yang berbicara sama seperti dia dan mirip dengannya?’ Engkau menjawab, ‘Tidak ada.’ Aku juga bertanya kepadamu, ‘Apakah tadinya dia punya kekuasaan yang kemudian kalian rampas, lalu dia menyampaikan ajarannya dengan maksud agar kalian mengembalikan kekuasaan itu kepadanya?’ Kalian menjawab, ‘Tidak.’ Aku pun bertanya kepadamu tentang para pengikutnya, ‘Apakah mereka mencintai dan memuliakannya ataukah mereka pergi meninggalkannya?’ Dan kau menjawab bahwa nyaris tidak ada orang yang mengikutinya lalu berpaling meninggalkannya. Begitulah gambaran manisnya iman. Setelah keimanan merasuk dalam hatimu, dia tidak akan keluar lagi. Aku juga bertanya kepadamu, ‘Bagaimanakah peperangan antara kalian dan dia?’ Kau menjawab bahwa peperangan itu seimbang, kadang-kadang dia mengalahkan kalian dan kadang-kadang kalian mengalahkannya. Seperti itulah peperangan para nabi, tetapi pada akhirnya mereka akan keluar sebagai pemenang.

140

Dr. Syauqi Abu Khalil

Aku juga bertanya kepadamu, ‘Apakah dia berkhianat?’ Kau menjawab bahwa dia tidak berkhianat. Aku pun menanyakan kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian? Dan kau menjawab bahwa dia memerintahkan kalian untuk menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dia melarang kalian menyembah berhala. Dia juga memerintahkan kalian menunaikan shalat, berkata jujur, dan memelihara kehormatan. Jika semua jawabanmu tadi jujur, niscaya dia benar-benar akan menguasai tanah tempatku berpijak sekarang ini. Aku sudah tahu bahwa dia akan muncul, tetapi aku tidak menyangka jika dia berasal dari kaum kalian. Seandainya aku tahu bahwa aku akan berakhir padanya, niscaya aku rela membusuk di perjalanan demi bertemu dengannya. Seandainya aku berada di sisinya, niscaya aku akan mandi dengan air bekas cucian kakinya.52” Kemudian Heraklius melanjutkan, “Kebenaran ada padamu.” Abu Sufyan menceritakan, “Kemudian aku bangkit berdiri sambil memukulkan salah satu tanganku ke tangan yang lain. Aku berkata, ‘Hai para hamba Allah, sungguh urusan putra Abu Kabsyah53 ini semakin besar. Raja-raja Bani Al-Ashfar54 pun takut 52

Al-Kâmil fi Al-Târikh (2/143), Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah (4/262), Ibn Khaldun (2/36), I‘lâm AlSâ’ilîn (10), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, karya Ibn Katsir (3/495), Al-Sîrah Al-Halabiyyah (3/272), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah wa Al-Atsar Al-Muhammadiyyah (2/58). 53 Putra Abu Kabsyah yang dia maksudkan adalah Rasulullah Saw. Kala itu orang kafir Quraisy kerap menasabkan beliau pada ayah satu susuannya. Sebab, Abu Kabsyah adalah suami Halimah Al-Sa‘diyah, ibu susu Nabi Muhammad. 54 Orang Romawi disebut Bani Al-Ashfar karena mereka keturunan Rum ibn Al-Ish ibn Ishaq. Konon,

Ke K

onst

antin

Maras

ope

l Konya

Diyarbakir

Adana

Urufah

Su

ng

ai

Ti gr is

Nusaybin Mosul Arbil

Aleppo

Su ng ai

Siprus

Eu fra t

Hims

Laut Tengah

Damaskus

Pedalaman Syam

Bushra Al-Quds

aria

nd

Iska

Sungai Nil

El Faiyum

Gaza

Ma’an Elat

Gurun Nafud Besar ai

Sin

Mesir

Tabuk Al Kharibah

100

Al-Wajh Khaibar

La

an tar Da

Al-Ula

Duba

i gg Tin

0

Asyut

200

Hafn

ut rah

400

Madinah

200

Me

Aswan

Makkah km

Thaif

600

Jeddah

Surat Rasulullah Saw. kepada Heraklius Jalur perjalanan utusan Rasulullah Saw. (Dihyah Al-Kalbi) Jalur perjalanan Heraklius (Kaisar Romawi) Rute perjalanan dagang Abu Sufyan ke Gaza

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

141

terhadapnya meski dia berada di tengah kekuasaan mereka sendiri!” Orang yang bertugas mengantarkan surat Nabi Saw. kepada Kaisar Heraklius adalah Dihyah55 Al-Kalbi. Setelah membaca surat itu, Heraklius berkata kepada Dihyah, “Demi Allah, aku sungguh mengetahui bahwa sahabatmu itu adalah seorang nabi yang diutus. Dialah orang yang selama ini kami nanti-nantikan, yang kami dapati dalam kitab suci kami. Hanya saja, aku mengkhawatirkan ancaman orang Romawi atas diriku. Seandainya bukan karena itu, niscaya aku sudah mengikutinya.” Al-Hafizh ibn Hajar menerangkan, “Seandainya Heraklius memahami isi sabda Rasulullah Saw. dalam suratnya yang berbunyi, ‘Peluklah Islam niscaya kamu selamat,’ dan seandainya dia takut menanggung dosa rakyatnya di dunia dan akhirat, kemudian memutuskan untuk memeluk Islam, niscaya dia selamat dari semua yang dia khawatirkan. Hanya saja, taufik memang wewenang Allah semata.”56 Kemudian Heraklius pergi ke Hims. Dengan menunggangi bagalnya, dia keluar dari tanah Baitul Maqdis (Palestina) menuju Konstantinopel. Ketika mendekati pintu gerbang, dia menghadap ke arah negeri Syam dan berkata, “Salam perpisahan untukmu, wahai tanah Suriah,” (seakan-akan yakin negeri itu akan segera dikuasai Nabi Muhammad Saw. dan para pengikutnya,) kemudian dia melanjutkan perjalanan.

Rum dijuluki Al-Ashfar (si kuning) karena kulitnya berwarna kuning. Ada pula yang berpendapat bahwa yang berkulit kuning adalah ayah Rum, yakni Al-Ish (Al-Sîrah Al-Halabiyyah, 3/150). 55 Dibaca “Dihyah” dalam Usud Al-Ghâbah dan dibaca “Dahyah” dalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ. Dalam bahasa Yaman, kata itu berarti pemimpin. 56 Al-Sîrah Al-Nabawiyyah (3/274), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah wa Al-Atsar Al-Muhammadiyyah (2/61).

142

Dr. Syauqi Abu Khalil

Surat Rasulullah Saw. kepada Kaisar Heraklius berbunyi sebagai berikut:

Dengan Pengasih Dari kepada Romawi.

Nama Allah Yang Maha lagi Maha Penyayang. Muhammad Rasulullah Heraklius, penguasa

Salam sejahtera bagi orang yang mengikuti petunjuk. Aku mengajakmu dengan seruan Islam. Peluklah Islam, niscaya engkau akan selamat dan Allah memberimu pahala dua kali lipat. Jika menolak maka engkau menanggung dosa para petani. 57 “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ‘Saksikanlah, kami adalah orang yang berserah diri (kepada Allah).”58

57

Maksudnya adalah dosa rakyatmu, disebutkan petani secara khusus karena mereka lebih patuh daripada kelompok masyarakat lain atau karena mayoritas rakyat Romawi adalah petani. Dosa mereka ditanggung Heraklius karena jika dia memeluk Islam, penduduknya ikut memeluk Islam. Sebaliknya, jika dia menolak, mereka semua pun menolak. 58 QS Âli ‘Imrân (3): 64.

kedatangan Umar dan pasukannya, Suku Hawazin kabur melarikan diri sehingga pasukan sariyyah itu kembali pulang ke Madinah.

Balq

a’

!

.-' !

 & 

Yorda n

ia

1. Sariyyah di bawah pimpinan Umar ibn Al-Khaththab yang diutus menuju Turabah pada bulan Sya’ban tahun ketujuh hijrah. Umar membawa 30 prajurit untuk menyerang Suku Hawazin. Namun, ketika mendengar



Al-Quds

.+.' .,+

'

"+!

Mu’tah

200

.- -" Al-Batra

Suez

Daumatul Jandal Kalb’ ibn Wabrah

Elat Dzatu Athla’

i

400

Sina

Udzrah Asad Thayy

Taym a

Hisma

Tabuk

Sa

Gh

sil

Fayd (Qathan)

Lem

bah

Al-Ghabah

Madinah

Radhwa Yanbu‘ Al-Bahr Idham Waddan

Al-Maifa’ah

Khadirah

Fadak AlQu ra Al-Khabath Khaibar Dzu Kasgab

,"+

Tamim

am

la

Al-Wajh

uq

rz

a rM

#

Al-Tharaf

Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Dzul Qushshah Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy

Qadial Celah Marrah Rabigh Al-Kharar Kadid

km

Bani Sulaim Al-’Aish

800

Duba

at u

600

Dz

1000

Muwailih

Al-’A ish Dza tu I rq

Al-Qaradah

Adhal

Urainah Usfan Turunan Nikhlah

Al-Qarah

Makkah Jeddah

Hawazin Al-Raji

.+.' ."' Al-Syu’aibah

Khats‘am

Turabah

Thaif

Bisyah

"+ 4,

' +

-



!

+ .-

 Najran

Sha‘dah

Hamadan

&' Shan’a

Sariyyah Umar ibn Al-Khaththab Turabah Sya‘ban, 7 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

143

Al-Quds

Balqa’

Gurun Nafud Besar

n ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

Bakar membawa pasukannya ke Nejd, ke tempat berkumpulnya sekelompok Bani Kilab yang menentang Rasulullah.

h ba m Le

Laut Tengah

Yordan ia

2. Sariyyah di bawah pimpinan Abu Bakar Al-Shiddiq yang diutus menuju Nejd pada bulan Sya’ban tahun ketujuh hijrah. Abu

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

400

200

Ya m

an

0

km

Sariyyah Abu Bakar Al-Shiddiq Nejd Sya‘ban, 7 H.

144

Dr. Syauqi Abu Khalil

Yordan ia

3. Sariyyah di bawah pimpinan Basyir ibn Sa‘d Al-Anshari yang diutus menuju Fadak pada bulan Sya’ban tahun ketujuh

ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

n ha Sir

Laut Mati

hijrah. Basyir memimpin 30 prajurit untuk menyerang sekelompok orang dari Bani Murrah.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir As

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

400

200

Ya m

an

0

km

Sariyyah Basyir ibn Sa‘d Al-Anshari Fadak Sya‘ban, 7 H. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

145

Yordan ia

4. Sariyyah di bawah pimpinan Ghalib ibn Abdullah Al-Laitsi menuju Lembah Nikhal pada bulan Ramadhan tahun ketujuh hijrah. Ghalib membawa 130 prajurit untuk menyerang Bani Uwal dan Bani Abd dari Tsa‘lab yang menetap di kawasan Maifa’ah, di belakang Lembah Nikhal, wilayah Nejd. Di tempat itu berlangsung kontak senjata dan dalam peperangan inilah Usamah

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

Sir

Mu’tah

n

ha

Laut Mati

ibn Zaid membunuh seorang musuh yang telah mengucapkan, “Lâ Ilâha Illallâh”. Usamah tetap membunuh orang itu karena menganggap dia mengatakan itu hanya karena takut dibunuh. Mendengar peristiwa itu, Rasulullah Saw. menegurnya dengan keras, “Apakah kau sudah membelah dadanya sehingga mengetahui apakah dia jujur atau bohong?”

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da As ir

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

146

1.000

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ghalib ibn Abdullah Al-Laitsi Ke Maifa’ah Setelah Turunan Nikhlah Sya‘ban, 7 H.

Yordan ia

5. Sariyyah di bawah pimpinan Basyir ibn Sa‘d Al-Anshari yang diutus menuju Yaman dan Jabar pada bulan Syawwal tahun ketujuh hijrah. Rasulullah Saw. mengutus Basyir bersama 300 prajuritnya untuk memporakporandakan pasukan Ghathafan dan mengejar

ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

Sir n ha

Laut Mati

Uyainah ibn Hishn yang bersekutu dengan Ghathafan. Namun, pasukan Basyir mendapat perlawanan keras dari musuh sehingga mereka pulang ke Madinah dalam keadaan porak-poranda.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

r

at

Duba

uq

u

m ha

Sa

rz Ma

G

las

Tamim Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Basyir ibn Sa‘d Al-Anshari ke Yamna dan Jabar Sekitar daerah Al-Jinab Sya‘ban, 7 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

147

menunaikan ibadah umrah serta memasuki Masjidil Haram. Bilal mengumandangkan azan di atas Ka‘bah sementara orang Quraisy mendengarkan dan melihatnya. Pada hari keempat di sana, Nabi Saw. mengumumkan perintah untuk pulang ke Madinah.

6. ‘Umrah Al-Qadha’ (umrah menunaikan janji) atau disebut juga ‘Umrah Al-Qishâsh (umrah pembalasan)59 yang terjadi pada bulan Dzulqa‘dah tahun ketujuh hijrah. Sesuai dengan kesepakatan Hudaibiyah, pada tahun ketujuh hijrah Rasulullah Saw. dan para sahabat tiba di tanah suci Makkah dan dapat

Madinah Dzul Halifah rj -A Al

Ash-Shafra`

Badar

H Rabigh

ija

‘Umrah Al-Qadhâ’ Dzulqa‘dah, 7 H.

Al-Juhfah

z

km

Al-Musyallal

Qadid

Laut Merah

Amj

Kadid

Dzatu Irq

Qarn Al-Manazil Usfan

Tan’im

Hudaibiyah Jeddah Makkah Arafah Adhatu Libn Yalamlam

59

Ini bukanlah ghazwah atau sariyyah. Dicantumkan di sini hanya karena termasuk dalam rangkaian peristiwa. Pasalnya, peristiwa ini telah disebutkan dalam bahasan tentang Perjanjian Hudaibiyah (poin ke-49).

148

Dr. Syauqi Abu Khalil

Thaif

Sungguh Allah tetap menyatakan benar Rasul-Nya dalam perkara mimpi itu dengan kenyataan yang sebenarnya, yakni sesungguhnya kamu akan memasuki Masjidil Haram, Insya Allah (pada masa yang Dia tentukan) dalam keadaan aman (menyempurnakan ibdah umrahmu) dengan mencukur kepalamu dan menggunting sedikit rambut, serta kamu tidak merasa takut. (QS Al-Ahzâb [33]: 27)

Yordan ia

7. Sariyyah pimpinan Ibn Abu Al-Awja’ Al-Sulami untuk menyerang Bani Sulaim pada bulan Dzulhijjah tahun ketujuh hijrah. Ibn Abu Al-Awja’ membawa 50 prajurit untuk menyerang Bani Sulaim. Mereka menggempur kaum itu habis-habisan hingga semuanya tewas. Ibn Abu Al-Awja’

Al-Quds

Balqa’

ba m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

n ha Sir

Laut Mati

sendiri menderita luka-luka dan sebagian pasukannya terbunuh. Dia pulang sambil menahan sakit akibat darah yang mengucur dari luka-lukanya. Dia baru bisa menemui Rasulullah Saw. di Madinah pada 1 Shafar tahun delapan hijrah.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Abu Al-Awja’ Al-Sulami Bani Sulaim Dzulhijjah, 7 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

149

Yordan ia

8. Sariyyah di bawah pimpinan Ghalib ibn Abdullah Al-Laitsi yang diutus menuju Al-Kadid pada bulan Shafar tahun delapan hijrah. Ghalib dan pasukannya berangkat untuk menyerang Bani Al-Mulawwih yang termasuk kabilah Laits.

Al-Quds

Balqa’

h ba m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

Sir

Mu’tah

n

ha

Laut Mati

9. Sariyyah di bawah pimpinan Ghalib ibn Abdullah Al-Laitsi yang diutus menuju Fadak pada bulan Shafar tahun delapan hijrah. Sebelum pasukan itu berangkat, Rasulullah Saw. bersabda kepada Ghalib Al-Laitsi, “Pergilah sampai kau menemukan orang-

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

km

150

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ghalibn ibn Abdullah Al-Laitsi Kadid dan Fadak Shafar, 8 H.

Yordan ia

orang yang telah menggempur pasukan Basyir ibn Sa‘d.” Ghalib pun bergerak membawa 200 prajuritnya dan berhasil menemukan orangorang yang telah menggempur sariyyah Basyir ibn Sa‘d (lihat poin ke-55).

Al-Quds

Balqa’

h ba m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

Sir

Mu’tah

n

ha

Laut Mati

10. Sariyyah di bawah pimpinan Syuja’ ibn Wahab Al-Asadi yang diutus menuju Al-Sayy pada bulan Rabi‘ Al-Awwal tahun delapan hijrah. Syuja’ membawa 24 prajurit untuk menyerang pasukan Hawazin yang sedang berada di Al-Sayy.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Syuja‘ ibn Wahab Al-Asadi Al-Sayy Rabi‘ AlAwwal, 8 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

151

Yordan ia

11. Sariyyah di bawah pimpinan Ka‘b ibn Umair Al-Ghifari yang diutus menuju Dzatu Athla’ pada bulan Rabi‘ Al-Awwal tahun delapan hijrah. Ka‘b berangkat bersama 15 orang prajuritnya menuju Dzat Athla' (terletak di balik Lembah Qura).

ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Laut Mati

Mereka bertemu musuh di sana dan terlibat pertempuran sengit. Mereka semua terbunuh kecuali satu orang yang terluka parah dan berhasil pulang ke Madinah. Rasulullah terlihat sangat berduka ketika mendengar laporan dari orang yang selamat itu.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

am

Sa

Gh

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ ru u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

nA

a tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

152

1.000

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ka‘b ibn Umair Al-Ghifari Dzatu Athla‘ Rabi‘ AlAwwal, 8 H.

12. Perang Mu’tah atau Perang Pasukan Para Panglima (Ghazwah Jaisy Al-‘Umarâ’) pada bulan Jumada Al-Ula tahun delapan hijrah.60 Pasukan Muslim berderap menuju Balqa (sebelah selatan Yordania) untuk menghajar Syurahbil ibn Amr Al-Ghassani yang telah membunuh utusan Rasulullah Saw., yaitu AlHarits ibn Umair Al-Azadi. Jumlah pasukan Muslim yang terlibat dalam perang ini mencapai 3.000 orang. Mereka bergerak di bawah komando Zaid ibn Haritsah. Sebelum pasukan itu berangkat, Rasulullah berpesan, jika Zaid terbunuh, penggantinya adalah Ja‘far ibn Abu Thalib, dan jika Ja‘far terbunuh, penggantinya adalah Abdullah ibn Ruwahah. Singkat cerita, ketiga panglima itu terbunuh sebagai syahid. Maka, panji diberikan kepada Khalid ibn Al-Walid yang kemudian memutuskan untuk menarik mundur pasukan kembali ke Madinah. Pasalnya, jumlah pasukan Romawi terlalu banyak, belum lagi ditambah dengan datangnya bala bantuan dari suku-suku Arab di sekitarnya.

Dataran rendah tempat berkecamuknya Perang Mu’tah. Dari jauh, tampak bukit yang dijadikan tempat untuk mundur pasukan Muslim oleh Khalid ibn Al-Walid.

Lokasi mati syahidnya para pahlawan Perang Mu'tah.

Penanda posisi Abdullah ibn Rawahah

Penanda posisi Zaid ibn Haritsah 60

Sebenarnya ini sariyyah, bukan ghazwah, karena Rasulullah Saw. tidak ikut serta. Dinamakan ghazwah karena melibatkan sangat banyak sahabat dan juga termasuk peristiwa yang sangat penting—Peny.

Penanda posisi Jafar ibn Abu Thalib Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

153

Laut Tengah

Laut Mati

Balqa’

Ma’an 0

Benteng Pelusium

Daumatul Jandal

Elat

Al-Faiyum

a Sin

200

i

Gurun Nafud Besar Tabuk

es

an dy Ma

M

ir

Duba 400

Al-Ula Al-Wajh Luxor

600

Khaibar

Madinah

La

il

Hi

Me Rabigh

Mahd Al-Dzahab

jaz

rah

Su

800

ut

ru n an bi

Nu Ghazwah Mu’tah (Perang Para Panglima) Zaid ibn Haritsah, Ja‘far ibn Abu Thalib, Abdullah ibn Ruwahah

Thaif

1.000

Gu

Makkah Jeddah

km

iN

a ng

Yanbu‘ Al-Bahr

Jericho Al-Quds Medeba

Qumran

arq

Laut Ma ti (392 m

Dibon Lemba h

20

b

m Le

Al-Muj

ib

Ne ge v

Lem bah Al-H asa Al-Hasa

Lem bah Ara va

km

Al-Thafilah

80

Al-Mazar

100

Mu’tah

s abi Al-Y bah Lem

Karak

60

40

Hebron

n a’i M a

Z ah

)

Betlehem

0

Balqa’

Mughawir

Syaubik

El Batra Adzruh Lembah Musa

Lokasi Mu’tah

Ma’an

Al-Jafr

Yordan ia

13. Sariyyah di bawah pimpinan Amr ibn AlAsh yang diutus menuju Dzatu Salasil pada Jumada Al-Tsaniyah tahun delapan hijrah. Amr ibn Al-‘Ash berangkat membawa 300 prajurit yang terdiri atas kaum Muhajirin dan

ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

an

h Sir

Laut Mati

Anshar untuk menumpas kaum Qudha’ah yang sedang menghimpun kekuatan untuk menyerang Madinah. Pasukan Amr sampai di kawasan Baliyy dan berhasil memporakporandakan pasukan Udzrah dan Balqain.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an Jeddah Makkah ubi N Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

156

1.000

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Amr ibn Al-Ash Dzatu Salasil Jumada Al-Akhirah, 8 H.

Yordan ia

14. Sariyyah di bawah pimpinan Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah yang diutus menuju Al-Qabaliyah pada bulan Rajab tahun delapan hijrah. Pasukan ini disebut juga

ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

an

h Sir

Laut Mati

sariyyah Al-Khabath (nama suatu tempat). Abu Ubaidah memimpin 300 prajurit untuk menyerang sebuah kampung yang termasuk daerah Juhainah.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an Jeddah Makkah ubi N Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah ke Qabaliyah (Sariyyah AlKhabath) Rajab, 8 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

157

16. Sariyyah di bawah pimpinan Abu Qatadah ibn Rub‘i Al-Anshari yang diutus untuk menghajar Suku Idham pada 1 Ramadhan tahun delapan hijrah. Pengutusan pasukan ini terjadi tidak lama menjelang penaklukan (fathu) Makkah. Abu Qatadah memimpin delapan orang prajurit ke sebuah arah dengan maksud untuk mengelabui musuh agar mengira bahwa Rasulullah Saw. bergerak menuju arah tersebut.

Yordan ia

15. Sariyyah di bawah pimpinan Abu Qatadah ibn Rub‘i Al-Anshari yang diutus menuju Khadhirah pada bulan Sya’ban tahun delapan hijrah. Abu Qatadah dan 15 prajuritnya menggempur kawasan Bani Muharib di Nejd untuk menghancurkan pasukan Ghathafan.

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

Sir

Mu’tah

n

ha

Laut Mati

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Turunan Idham Waddan Al-Sayy Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da As ir

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

158

1.000

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Abu Qatadah Al-Anshari Ke Khadirah dan Turunan Idham Ramadhan, 8 H.

kuda menuju Madinah bersama 40 kawannya sesama Khuza‘ah. Mereka melaporkan kejadian tragis yang mereka alami itu kepada Rasulullah Saw. dan meminta pertolongan beliau. Maka, Rasulullah Saw. bersama 10 ribu kaum Muslim berderap menuju Tanah Suci Makkah dan terjadilah penaklukan paling agung. Berhala-berhala yang ada di Ka‘bah dan sekitarnya, juga di seluruh Makkah dihancurkan, sementara kalimat tauhid membahana memenuhi cakrawala Makkah.

17. Fathu Makkah pada bulan Ramadhan tahun delapan hijrah. Pihak Quraisy melanggar beberapa poin Perjanjian Hudaibiyah, terutama ketika sekutu mereka, Bani Bakar, menyerang Bani Khuza‘ah— sekutu Rasulullah Saw. Dalam serangan itu Bani Bakr membunuh 20 pria Khuza‘ah. Kaum Quraisy benar-benar menyesali peristiwa itu karena menyadari akibat yang akan mereka alami. Setelah serangan tersebut, Amr ibn Salim Al-Khuza’i bergegas pergi menunggangi Jal

Adzruh

an

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Radhwa Madinah

Al-Usyairah Yanbu‘ Al-Bahr

Bani Sulaim

ah

izh

a ur

Ha m ra A W Al- l-A ad Sa sa da wi d Alq n Mu rai si Ba hra n

Badar

iQ

ian

Nub

n Ba

un Gur

ar m A i Dz

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu d

aib

iya

h

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Fathu Makkah (Kemenangan Besar) Ramadhan, 8 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

159

Ke Sarf, Tan’im, Hudaibiyah, terus sampai Madinah Dzi Thuwa Adzakhir

ulu

ll a

hS

AlZ am Al-Aww ibn air ub

R as

h Abu Uba idah ibn Al-Jarra

Ke Irak

g nun

aw.

d Al-Hujun

Hin

Gu

Qais ib n Sa‘d

Makam Khadijah

Kuda’

ib

n

Ub

Ke Arafah

h Marwa Masjidil Sumur-sumur Haram

Ab

Ke Y ama

n

ah

“Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan” Dr. Syauqi Abu Khalil

Gu nu ng

d ya Aj

Fathu Makkah (Kemenangan Besar) 20 Ramadhan, 8 H.

160

Rumah Rasulullah Saw.

ais

Safa

d ali l-W nA i d ib

e Jedd

Kh

Al-

ub

K h al

Jalan k

ah

am and

uQ

ad a

Yordan ia

18. Sariyyah di bawah pimpinan Khalid ibn Al-Walid yang diutus menuju Nikhlah pada bulan Ramadhan tahun delapan hijrah. Khalid membawa 30 prajurit berkuda untuk

ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

Sir n

ha

Laut Mati

menghancurkan berhala Uzza yang disembah Quraisy dan semua Bani Kinanah. Uzza adalah berhala terbesar. Penjaga berhala ini adalah Bani Syaiban dan Bani Sulaim.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

Sin

Dzatu Athla’

ai

Asad Thayy

Tabuk Hisma

Dz

r

at

Duba

uq

u

am

Sa

rz Ma

Gh

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Tamim

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Tayma Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah ham Yanbu‘ Al-Bahr Idham nan Id Al-Barakat Sumur Ma’unah Turu Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar r Rabigh q Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah u N Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir As

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Khalid ibn Al-Walid Nikhlah Ramadhan, 8 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

161

Yordan ia

19. Sariyyah di bawah pimpinan Amr ibn AlAsh yang diutus ke kampung Bani Hudzail pada bulan Ramadhan tahun delapan hijrah. Operasi militer ini bertujuan menghancurkan berhala Suwa’ milik Hudzail.

Al-Quds

Balqa’

h ba m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

n ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

Sariyyah Amr ibn Al-Ash Suwa‘– Bani Hudzail Ramadhan, 8 H.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

am

Sa

Gh

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa Dzul Qushshah Idham Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Turunan Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir As

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

km

162

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

20. Sariyyah di bawah pimpinan Sa‘d ibn Zaid Al-Asyhali yang diutus ke Al-Musyallal pada bulan Ramadhan tahun delapan hijrah. Sa‘d membawa 10 tentara berkuda untuk menghancurkan berhala Manat.

Yordan ia

Sariyyah Sa‘d ibn Zaid Al-Asyhhali Al-Musyallal Ramadhan, 8 H.

Al-Quds

Balqa’

ba m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

ha Sir

Laut Mati

n rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

am

Sa

Gh

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Khadirah Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah m Radhwa Dzul Qushshah Idha Yanbu‘ Al-Bahr Idham unan r Al-Barakat u T Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar r Rabigh q Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir As

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

1.000

800

600

400

200

Ya m

an

0

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

163

Yordan ia

21. Sariyyah di bawah pimpinan Khalid ibn Al-Walid yang diutus ke kampung Bani Jadzimah yang termasuk wilayah Kinanah pada bulan Syawwal delapan hijrah. Bani Jadzimah menetap di dataran tinggi Makkah, termasuk wilayah Yalamlam. Khalid membawa 350 prajurit. Dalam sariyyah ini, serangan Khalid menewaskan beberapa tawanan perang secara tidak sengaja. Maka, Rasulullah Saw. mengutus Ali ibn Abu Thalib untuk membayar diyat korban yang tewas dari pihak musuh dan mengganti kerugian yang mereka derita.

ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

h

Mu’tah

Gurun Nafud Besar

n

ha

Sir

Laut Mati

Reruntuhan Ukhdud

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

bn bi

b Wa

l

Ka

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Fadak

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Reruntuhan Bendungan Ma’rib Yaman

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa m Dzul Qushshah Idha Yanbu‘ Al-Bahr Idham nan Al-Barakat Sumur Ma’unah Turu Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an Jeddah Makkah ubi Hawazin nN Al-Raji‘ u r Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah Yalamlam

t Me

rah

Bisyah

sir

nA

a tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

400

km

164

Dr. Syauqi Abu Khalil

200

0

Ya m

an

Sariyyah Khalid ibn Al-Walid ke Bani Judzaimah (Daerah Yalamlam) ke Najran Rabi‘ Al-Awwal, 10 H.

22. Perang Hunain atau Perang Hawazin pada bulan Syawwal tahun delapan hijrah. Hunain adalah nama sebuah lembah di antara Makkah dan Thaif. Di tempat itulah pasukan Hawazin dan Tsaqif memusatkan kekuatan mereka dipimpin Malik ibn Auf Al-Nashri. Mengetahui mereka singgah di Awthas, Rasulullah Saw. berangkat untuk menumpas mereka dengan pasukan yang terdiri atas 10

ribu prajurit asal Madinah dan dua ribu prajurit asal Makkah. Setelah berhasil melepaskan diri dari perangkap yang dipasang Hawazin dan Tsaqif di kegelapan shubuh, kaum Muslimin berhasil mengalahkan mereka, sehingga sebagian mereka melarikan diri ke Thaif. Harta rampasan perang pun dibagikan dan dikirimkan ke Ji‘ranah. Kemudian kaum Muslimin mengejar sisa-sisa musuh ke Thaif.

Ji‘ranah Jeddah

Laut Merah

W

ILA YA H

Makkah Thaif

JA

Ke Tha

ZI

if

RA

h

AR

ira

H

Gh

AB ru

Ba

ni

Pasukan musyrik menuju Hunain

bu

Mudhiq

lim us M an

uk Pa s

s

Jalan besar

nain

h Hu

ba Lem

Pasukan musyrik menyergap di lembah Hunain

an M

ha

k Pasu

in

una

ju H

enu

m uslim

t Aw

Pem ind aha mp n as an pe ran g

pa

h

Ji‘ranah

ba

Pasu mem kan Mu slim buru Haw azin

m

em

Hunain (Syawwal, 8 H/630 M.

m Le

Zimah

Tsa q

if m

un

du

r ke

Tha i

f

Dz uQ

Makkah

Me

Lembah Qura

Dan pada hari (Perang) Hunain ketika kamu merasa megah dengan banyaknya jumlahmu. (Banyaknya jumlahmu itu) tidak memberimu manfaat sedikit pun. (QS AlTaubah [9]: 25)

sir Lau

Uhud

tM h era

Madinah

Al-Usyairah Yanbu‘ Al-Bahr

Bani Sulaim

ah

izh

ra

Ha m ra Al A W l ad -Sa Asa da wi d Alq n Mu rai si Ba hra n

Badar

Qu

ian Nub

ni Ba

un Gur

Bani Lihyan

Buwath

Hu

da

ibi yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

Ghazwah Hunain 8 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

165

kaumnya untuk bergabung dengan pasukan Rasulullah Saw. yang sedang mengepung musuh di Thaif.

23. Sariyyah di bawah pimpinan Al-Thufail ibn Amr Al-Dausi untuk menghancurkan berhala Dzul Kaffain pada bulan Syawwal tahun delapan hijrah. Sebelum berangkat ke Thaif untuk mengejar musuh, Rasulullah Saw. memerintahkan Al-Thufail Al-Dausi untuk menghancurkan Dzul Kaffain, berhala milik Amr ibn Humamah Al-Dausi, lalu mengerahkan kaumnya untuk menemui beliau di Thaif. Maka, Al-Thufail bergegas menuju kaumnya, menghancurkan berhala Dzul Kaffain, lalu membawa 400 prajurit asal Jal

Adzruh

24. Perang Thaif pada bulan Syawwal tahun delapan hijrah. Kaum Muslimin mengepung Thaif selama 18 hari sambil menembakkan batu-batu besar ke sana dengan katapel raksasa (manjaniq). Pada saat itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Budak yang keluar (dari Thaif) untuk bergabung dengan kami, otomatis menjadi manusia merdeka.” Maka

an

Ma’an

ke ’tah Mu

Aqaba (Elat)

Daumatul Jandal

ai

Sin

Gurun Nafud Besar Tabuk

an dy

Ma Tayma

Muwailih Duba Madain Shalih (Hijr) Al-Ula

ar m A i Dz

Fadak

Khaibar

jaz

Dz uQ ara d

Hi

Lau era

sir

tM

Me

Lembah Al-Qura

h

Uhud

Bani Lihyan

Buwath Madinah

Al-Usyairah

Ba

Yanbu‘ Al-Bahr

Badar

Bani Sulaim

ah izh

ra

u Gur

Qu

Ha m ra Al A W l ad -Sa Asa da wi d Alq n Mu rai si Ba hra n

ni

n

bia n Nu

Ne jd

Dzatur Riqa’

Al-Wajh

Hu da

ibi

yah

Rabigh

Jeddah 400 km

300

200

100

Makkah

0

Hunain Thaif

166

Dr. Syauqi Abu Khalil

Misi ke Thaif 8H

Yordan ia

keluarlah sejumlah besar budak mereka, lalu Rasulullah Saw. memerdekakan mereka dan mengarahkan setiap orang dari mereka untuk menemui seorang Muslim agar diberi nafkah. Rasulullah Saw. menghentikan pengepungan setelah Bani Tsaqif menyadari bahwa mereka tidak mungkin memerangi semua kabilah Arab yang telah bergabung dalam pasukan Muslim dan telah berbaiat kepada Rasulullah Saw. Akhirnya, pada tahun ke-9 Hijriah, mereka mengirimkan delegasi untuk menyatakan keislaman.

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar n

ha

Sir

Mu’tah

Laut Mati

25. Sariyyah di bawah pimpinan Uyainah ibn Hishn Al-Fazari untuk menyerang Bani Tamim pada bulan Muharram tahun sembilan hijrah. Uyainah memimpin 50 tentara kavaleri untuk menyerbu Bani Tamim yang sedang berada di antara Sumur Al-Suqya dan wilayah Bani Tamim. Singkat cerita, Uyainah menawan sebagian di antara mereka. Rasulullah Saw. pun menganugerahi kebebasan kepada mereka.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Fadak

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa ham Dzul Qushshah n Id Yanbu‘ Al-Bahr Idham runa Al-Barakat u T Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

km

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Uyainah ibn Hishn Al-Fazari Bani Tamim Muharram, 9 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

167

Yordan ia

26. Sariyyah di bawah pimpinan Quthbah ibn Amir yang diutus ke Tibalah pada bulan Shafar tahun sembilan hijrah. Berhubung Suku Khats‘am menetap di Tibalah yang ada

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

h Sir

Mu’tah

Laut Mati

di wilayah Bisyah, dekat dengan Turabah, Quthbah membawa pasukannya ke sana dan berperang melawan Suku Khats‘am di tempat itu.

an rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

am

Sa

Gh

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal m Madinah Radhwa dha Dzul Qushshah an I n Yanbu‘ Al-Bahr Idham u r Al-Barakat Tu Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar r Rabigh q Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da

Sariyyah Quthbah ibn Amir Tibalah Shafar, 9 H.

Hamadan

Shan’a 1.000

800

km

168

Najran Sha‘dah

Dr. Syauqi Abu Khalil

600

400

200

0

Ya m

an

Yordan ia

27. Sariyyah di bawah pimpinan AlDhahhak ibn Sufyan Al-Kilabi untuk menyerbu Bani Kilab pada bulan Rabi‘ AlAwwal tahun sembilan hijrah. Al-Dhahhak

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

h Sir

Mu’tah

Laut Mati

dan pasukannya bergerak menuju wilayah Bani Kilab dan berhadapan dengan mereka di Zujj (Zujj Lawah) sehingga terjadilah pertempuran di antara mereka.

an rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

am

Sa

Gh

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal m Madinah Radhwa dha Dzul Qushshah an I n Yanbu‘ Al-Bahr Idham u r Al-Barakat Tu Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar r Rabigh q Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Al-Dhahhak Al-Kilabi Zujj Lawah Rabi‘ AlAwwal, 9 H.

km

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

169

Yordan ia

28. Sariyyah di bawah pimpinan Alqamah ibn Muhriz Al-Mudlaji yang diutus ke Jeddah pada bulan Rabi‘ Al-Akhir tahun sembilan hijrah. Alqamah membawa 300 prajurit

h ba

Al-Quds

Balqa’

m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

n ha Sir

Mu’tah

Laut Mati

untuk menghajar dan memukul mundur satu pasukan musuh yang baru sampai melalui laut dari Ethiopia (Habasyah).

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

ab nW

ib

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

am

Sa

Gh

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Fadak

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal m Madinah Radhwa Idha Dzul Qushshah nan Yanbu‘ Al-Bahr Idham Turu Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an Jeddah Makkah ubi N Hawazin Al-Raji‘ run u G Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da ir

As

Sariyyah Alqamah Muhriz Al-Mudlaji Jeddah Rabi‘ Al-Akhir, 9 H.

Hamadan

Shan’a km

170

Najran Sha‘dah

1.000

800

Dr. Syauqi Abu Khalil

600

400

200

0

Ya m

an

Suasana Jeddah di malam hari Suasana Jeddah di siang hari

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

171

29. Sariyyah di bawah pimpinan Ali ibn Abu Thalib yang diutus menuju Thayy pada bulan Rabi‘ Al-Akhir tahun sembilan hijrah. Ali memimpin 150 prajurit ke Suku Thayyi’ untuk menghancurkan berhala mereka yang diberi nama Al-Fuls. Tiba di perkampungan Suku Thayyi’, Ali dan pasukannya segera menghancurkan berhala Al-Fuls dan berhala-berhala lainnya di sana. Mereka juga membawa beberapa tawanan, termasuk Saffanah adik perempuan Adi ibn Hatim yang melarikan diri ke Syam. Rasulullah Saw. memerdekakan Saffanah. Tidak lama

Reruntuhan rumah Hatim Al-Thayy di Quraisy Sumaira

Kota Shan’a Kiwari K

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Fadak Al-Q ura

Al-Wajh

Khadirah Al-Tharaf

Al-Maifa’ah

Ne jd

Muwailih

Me sir

Lau

Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal Madinah Radhwa ham Dzul Qushshah an Id Yanbu‘ Al-Bahr Idham Turun Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah n Jeddah bia Makkah Nu Hawazin n Al-Raji‘ u r Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

t Me

rah

Bisyah

an tar Da As ir

Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a km

172

1.000

800

600

Dr. Syauqi Abu Khalil

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ali ibn Abu Thalib Ke Thayy (Rabi‘ AlAkhir, 9 H.) Ke Yaman (Ramadhan, 10 H.)

Yordan ia

kemudian, Adi ibn Hatim datang menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya setelah mendengar kabar dari saudarinya perihal kaum Muslimin dan ramalan masa depan yang dibacanya.

Al-Quds

Balqa’

h ba m Le

Laut Tengah

Gurun Nafud Besar

n ha Sir

Mu’tah

Laut Mati

30. Sariyyah di bawah pimpinan Ukasyah ibn Mihshan Al-Asadi yang diutus ke Al-Jinab pada bulan Rabi‘ Al-Akhir tahun sembilan hijrah. Pasukan itu bergerak menuju Al-Jinab untuk memerangi Suku Udzrah dan Baliyy.

rah

El Batra

Suez

Daumatul Jandal Elat

lb

Ka

b Wa ibn

Udzrah

ai

Sin

Dzatu Athla’

Asad Thayy

Tabuk Hisma Tayma Muwailih

Dz

at

Duba

q

rzu

Tamim

a rM

u

m ha

Sa

G

las

Fayd (Qathan)

il

Lem bah Al-Q ura

Al-Wajh

Al-Maifa’ah

Me sir

Ne jd

Fadak Khadirah Al-Tharaf Al-Khabath Dzu Khasyab Khaibar Al-Ghabah Al-Jumum (ke Yamamah) Turunan Nikhal m Madinah Radhwa n Idha Dzul Qushshah Turuna Yanbu‘ Al-Bahr Idham Al-Barakat Sumur Ma’unah Al-Sayy Waddan Bani Sulaim Al-‘Aish Al Qadid Al-Qaradah Celah Marrah Dza -‘Aish tu I Al-Kharar rq Rabigh Kadid Adhal Usfan Urainah Turunan Nikhlah Al-Qarah an i Jeddah b Makkah Nu Hawazin Al-Raji‘ run Gu Turabah Khats‘am Thaif Al-Syu‘aibah

Lau

t Me

rah

Bisyah

sir

A an tar Da Najran Sha‘dah Hamadan

Shan’a 1.000

km

800

600

400

200

0

Ya m

an

Sariyyah Ukasyah ibn Mihshan Al-Asadi Udzrah dan Baliyy Rabi‘ AlAkhir, 9 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

173

31. Perang Tabuk atau Perang Paceklik (Jaisy Al-‘Usrah) pada bulan Rajab tahun sembilan hijrah. Pemicu peperangan ini adalah konsentrasi pasukan Romawi dalam jumlah besar di selatan negeri Syam, didukung Suku Lakhm, Jidzam, Amilah, Ghassan, dan sebagainya. Pasukan pelopor mereka sudah tiba di Balqa’. Maka, Rasulullah Saw. mengerahkan pasukannya di musim

Laut Tengah

paceklik, di tengah teriknya panas matahari yang menyengat untuk menghadapi pasukan Romawi. Dari Tabuk, beliau mengirim Khalid ibn Al-Walid ke Daumatul Jandal. Setelah pasukan Romawi terpecah, beliau dan pasukannya yang lain kembali ke Madinah. Inilah perang terakhir yang diikuti Rasulullah Saw.

’ lqa

Al-Quds

Ba

v

Le m

Mu’tah

ge

Ne

ba

hS

irh

Pasukan Romawi mundur

an

Adzruh

El Batra Suez

Ma’an Elat (Aqaba) Daumatul Jandal

Ghazwah Tabuk Perang Paceklik Rajab, 9 H.

ai

Sin

an dy

Ma

Sesungguhnya Allah telah menerima tobat Nabi, orang Muhajirin dan orang Anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan …. (QS Al-Taubah [9]: 117)

Tabuk

Muwailih Tayma Duba

Me sir

Madain Shalih Al-Wajh

Lau tM

Khaibar

h

era

n Guru

ian

Nub

Yanbu‘ Al-Bahr Madinah

Hi km

174

Dr. Syauqi Abu Khalil

ja

z

Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka .… (QS AlTaubah [9]: 118) Lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan .... (QS Al-Taubah [9]: 92)

Madain Shalih

32. Pada tahun sembilan hijrah, Abu Bakar Al-Shiddiq memimpin jamaah haji sejumlah 300 orang dari Madinah. Rasulullah Saw. juga mengirimkan 20 unta yang sengaja digemukkan. Saat Abu Bakar dan rombongannya tiba Al-‘Arj, Ali ibn Abu Thalib datang menyusul mereka untuk membacakan Surah Al-Taubah kepada mereka semua. 33. Sariyyah di bawah pimpinan Khalid ibn Al-Walid yang diutus ke Najran pada bulan Rabi‘ Al-Awwal tahun sepuluh hijrah. Rasulullah Saw. mengerahkan pasukan tersebut untuk memerangi Bani Abdul Madan di Najran.

34. Sariyyah di bawah pimpinan Ali ibn Abu Thalib yang diutus ke Yaman pada bulan Ramadhan tahun sepuluh hijrah. Konon, Ali ibn Abu Thalib dua kali diutus pergi ke Yaman, dan salah satunya pada bulan Ramadhan. Ali r.a. memimpin 300 pasukan berkuda ke Yaman sehingga kuda mereka menjadi kuda pertama kaum Muslim yang menjejakkan kakinya di negeri itu, yakni di kawasan Madzhaj, wilayah Yaman. Setelah itu, Ali dan pasukannya langsung bergerak menuju Makkah untuk bergabung dengan Rasulullah Saw. dan kaum Muslim lainnya yang telah berada di sana untuk menunaikan ibadah Haji Wada.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

175

Tabuk

Tahun Para Delegasi (Tahun 9 H)

I

bn Ishaq menuturkan bahwa ketika Rasulullah Saw. menaklukkan tanah suci Makkah, seusai Perang Tabuk dan setelah Bani Tsaqif memeluk Islam dan berbaiat, para utusan bangsa Arab dari seluruh penjuru berdatangan menemui Rasulullah Saw. Sebagian besar di antara mereka datang pada tahun sembilan hijrah. Karena itu, tahun itu disebut “Tahun Delegasi (‘âm al-wufûd)”. Penaklukan Makkah dan keislaman Suku Quraisy secara khusus dan penduduk Makkah secara umum, menjadi faktor utama yang mendorong utusan kabilah-kabilah Arab menemui Rasulullah dan menyatakan keislaman mereka. Pasalnya, bagi bangsa Arab, kabilah Quraisy adalah pemimpin, pemberi petunjuk, pelayan Ka‘bah dan Tanah Suci, serta pemuka suku-suku lainnya. Bangsa Arab tidak memungkiri kenyataan itu. Jauh sebelum penaklukan, Quraisy adalah suku yang paling sengit memusuhi dan memerangi Rasulullah Saw. dan kaum Muslimin. Kini, seluruh penduduk Makkah Al-Mukarramah berbondong-bondong memeluk agama Allah dan menghancurkan berhala mereka. Dulu, seusai Perang Badar, Uhud, dan Khandaq, bangsa Arab menyatakan, “Biarkanlah Muhammad dan kaumnya, jika dia bisa mengalahkan Quraisy berarti dia benar-benar nabi utusan Tuhan.”

Ibn Sa‘d, dalam Al-Thabaqât Al-Kubrâ (Jilid 1, hlm. 291–359), menyebutkan ada lebih dari 70 delegasi yang datang menemui Rasulullah. Berikut ini saya sebutkan sebagian di antaranya yang merupakan utusan paling terkenal dan paling penting:61 • Delegasi Mazinah (Rajab, 5 H). Rasulullah Saw. bersabda tentang mereka, “Kalian adalah Muhajirin di tempat kalian berada. Maka, kembalilah kepada harta kalian.” Mereka pun kembali ke negeri mereka. • Delegasi Bani Abdul Qais. • Delegasi Bani Amir. • Dhimam ibn Tsa’labah bersama Zaid AlKhail (yang namanya diubah oleh Nabi Saw. menjadi Zaid Al-Khair) dan Adi ibn Hatim Al-Tha’i. • Delegasi kaum Asy’ari dan penduduk Yaman. • Delegasi Farwah ibn Musaik Al-Muradi. • Delegasi Amr ibn Ma’dikarb bersama sekelompok orang Zubaid. • Delegasi Al-Asy’ats ibn Qais bersama utusan dari Kindah. • Delegasi Shurad ibn Abdullah Al-Azdi bersama beberapa orang kaumnya. • Delegasi raja-raja Himyar. 61 Al-Iktifâ’ (1/163), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, karya Ibn Katsir (4/76), Al-Kâmil fi Al-Târikh (2/195), AlThabari (3/239), Ibn Khaldun (2/51), Al-Thabaqât AlKubrâ (1/291-359). Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

177

i afats An-N ami y Jadz liy r AlBa n Am ah ib Farw san Utu

Fusthath

Ma’an

Suez

Al-Ubullah

Daumatul Jandal

Shiraz

Elat

Gurun Nafud Besar Ka ni Ba

iN il

Bakr

Madinah

ir

ilah

labah

Yanbu‘ Al-Bahr

Bani

l-Buka

` B an

ir Am

h ara l-S dA Az

Kinanah

Makkah

Jeddah

Ban

iM

ar

sia

Dubai Shuhar

ifah

Yamamah

Om

ib

an

li)

ra

ha

Kau

ur

Teluk Oman

Ne jd

M

l-K bA

h

Ba

ni

Mu

ha

rib

bn

l-As

li a’i W

ma i

jar

Ha

y’ar

ibn

Ha

rb

n

h

ib

era

ty

bi

Ra ’ah

ah

Kind

d

Himyar

Mura

Zabid

Najran

sir nA ara Dat mah a Tih

tM

a ud Sh

h jila Ba

ni Ba

Lau

n

Guru

ni

Qeshm

Pe r

lal

ThaifBa

an Nubi

Dilmun

Han

i Hi

uh

Bandar Abbas

Abdu Qais

Faza rah

Bani A

uk

Dhahran

Bah

Bani Tsa’

sia

Te l

ain hr Ba

a ng

es

y ay Th

Madain Shalih

Khaibar

M

d Asa

Asyja’

Su

Tayma

Pe r

Thayy

lb

Tabuk

r ua

ter

Masira

Ru

(

Q

p Em

Mahrah Ma’rib

Hadramaut

t Lau

Shan’a

b Ara

Lembah Kahf

Af ri

Mocha

ka

Ta’izz Aden

Tahun Delegasi (9 H.)

Madinah Al-Munawwarah

Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam).

1000 km

800

600

400

200

0

• • • •

• • • • • • • • • • • • •

Delegasi Jarir ibn Abdullah Al-Bajali. Delegasi Wa’il ibn Hujr ibn Rabi’ah (salah seorang raja Hadramaut). Delegasi Ziyad ibn Al-Harits Al-Shuda’i. Delegasi Bani Asad (di antara mereka ada Dhirar ibn Al-Azwar dan Thulaihah ibn Khuwailid). Delegasi Bani Fazarah. Delegasi Bani Murrah. Delegasi Bani Tsa’labah. Delegasi Bani Muharib. Delegasi Bani Kilab (di antara mereka ada Labid ibn Rabi’ah, sang penyair). Delegasi Suku Kinanah. Delegasi Suku Bahilah. Delegasi Bani Sulaim. Delegasi Bani Hilal ibn Amir. Delegasi dari penduduk Yaman (dari Tujib dan Khaulan). Delegasi Suku Al-Azd. Delegasi Suku Asyja’. Delegasi Bani Al-Bakka.62

1. Haji Perpisahan (Hajjatul Wadâ‘) atau Haji Islam (Hajjatul Islâm) pada tahun sepuluh hijrah. Dalam haji ini, Rasulullah Saw. mengajarkan kepada umat semua manasik dan memberi tahu tata cara haji. Beliau juga berkhutbah yang antara lain isinya: “Wahai manusia, dengarlah ucapanku karena mungkin aku tidak akan bertemu kalian lagi selamanya setelah tahun ini, di tempat wukuf ini. Wahai manusia, darah dan harta kalian hukumnya haram untuk kalian langgar, sama haramnya dengan hari ini, sama haramnya dengan bulan ini. 62

Ibn Hisyam (4/164), Al-Thabari (3/136), ‘Uyun AlAtsar (2/234), Al-Rawdh Al-Unuf (4/220), Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah (5/46), Ibn Khaldun (2/56), Al-Thabaqât Al-Kubrâ (1/357), Al-Sîrah Al-Halabiyyah (3/238), dan Al-Kâmil fI Al-Târikh (2/198).

Kalian akan berjumpa dengan Tuhan kalian, dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal kalian. Saksikanlah, aku telah menyampaikan. Semua riba dihapuskan. Akan tetapi, kalian boleh mengambil modal kalian sehingga kalian tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Allah telah menetapkan agar tidak ada lagi riba. Semua riba, termasuk riba Abbas ibn Abdul Muthalib juga dihapuskan. Wahai manusia, kalian memiliki hak yang harus ditunaikan oleh istriistri kalian, mereka pun memiliki hak yang harus kalian tunaikan. Terimalah pesanku untuk berbuat baik kepada para istri. Maka, pikirkanlah ucapanku, wahai manusia, karena aku telah menyampaikan. Ya Allah, saksikanlah.”63 2. Pasukan Usamah ibn Zaid yang diutus ke Balqa’ pada bulan Shafar tahun 11 H adalah pasukan terakhir yang dikerahkan Rasulullah Saw. Beliau bersabda kepada Usamah, “Berangkatlah ke tempat terbunuhnya ayahmu (Zaid ibn Haritsah)—selatan Balqa’, tepatnya di Mu’tah—agar mereka (musuh) melihat kuda-kuda kalian sudah menginjakkan kaki di sana.” Ketika pasukan Usamah tiba di Al-Jurf— sekitar lima kilometer dari Madinah ke arah Syam64—Rasulullah Saw. wafat sehingga pasukan Usamah kembali ke Madinah. Namun, sebelum berpulang ke rahmatullah, Rasulullah Saw. sempat bersabda, “Tuntaskan misi pasukan Usamah.” Karena itu, Abu Bakar Al-Shiddiq r.a. melanjutkan pengerahan pasukan Usamah di awal masa kekhalifahannya. 63 64

Ibn Hisyam, 4/185. Mu‘jam Al-Buldân (2/128). Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

179

him ra

Gunung Nur

Le m

ba

hI

b

Gua Hira

Bir Al-M

u’aishir

ng nu h Gu aba q Tsa

Al-

Al-Muhashshab (Batha` Makkah)

Gu

K ng nu Gu

b

Masjid Al-Khaif

a in

x

da Ah

x x

M

nu

Gu

Sit

air

ng

Sita

r

um

Area wukuf

ng

nu

syr hu

rah jum tar lon me ea Ar

Baitul Haram

Area penyembelihan hewan kurban

ng nu Gu

Makkah

Al-Masy’ar Al-Haram Masjid Muzdalifah

Muzdalifah

Lembah Baz

Gunung Tsur

Gunung Sa‘d

la Ja

Gunung Al-Qishar

n ab

Dh

Turunan Mahhar

Gua Tsur

Dua t

anda

Haji Akbar Dzulhijjah, 10 H.

Al-Ababudiyah

Dan permakluman dari Allah dan rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang musyrik. Dan kemudian jika kamu (kaum musyrik) bertobat, itu lebih baik bagimu. (QS Al-Taubah [9]: 3) Maka, apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy‘aril Haram .... (QS Al-Baqarah [2]: 198)

Arafah

Arafa

Gunung Namirah

Sai antara Shafa dan Marwa

Lem bah Arafa h

n

ju Hu

h

Ma

=

sjid

ah Aran bah m e L

Gunung Al-Rahmah

Nam

irah

Ke Thaif

Mata air Zubaidah Lembah Al-Nu’man

• Arafah terletak di sebelah timur Makkah. Jarak antara keduanya sekitar 22 km. • Rasulullah Saw. bersabda, “Haji adalah (wukuf di) Arafah.”

Ka‘bah

Al-Quds

Laut Tengah

Gaza Al-Arisy

Sumur Saba‘

Le m

ba

h

Suez

El Batra

Si

rh

Ma’an

an

Elat Sin

ai

Tabuk Khuraibah

M

Tayma

Duba

es

ir Al-Ula

Madain Shalih

Lau

Al-Wajh

tM era h

Khaibar

Yanbu‘ Al-Bahr Madinah

Pasukan Usamah ibn Zaid Misi terakhir yang diperintahkan Rasulullah Saw. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

181

Masjid Namirah di Arafah inset: Jabal Rahmah di Arafah

182

Dr. Syauqi Abu Khalil

Al-Multazam

Mina dan Tempat Melempar (Jamarat) inset: Muzdalifah

Pintu Ka‘bah yang baru Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

183

Al-Wajihah Al-Syarifah

184

Al-Raudhah Al-Muthahharah Dr. Syauqi Abu Khalil (Makam Baginda Nabi Muhammad Saw.)

Para Sahabat Penghimpun Zakat

R

asulullah Saw. memilih orangorang berikut ini sebagai koordinator para amil zakat untuk menghimpun zakat dari berbagai

2. Ziyad ibn Labid Al-Anshari ke Hadramaut. 3. ‘Adi ibn Hatim ke Thayy dan Bani Asad. 4. Malik ibn Nuwairah Al-Yarbu'i ke Bani Hanzhalah. 5. Al-Zabr ibn Badr ke salah satu wilayah Bani Sa‘d.

daerah: 1. Al-Muhajir ibn Abu Umayyah ibn AlMughirah ke Shan’a. Fusthath

Ma’an

Suez

Al-Ubullah

Daumatul Jandal

Shiraz

Elat

Gurun Nafud Besar

Tabuk

l

Ni

Yanbu‘ Al-Bahr

n ibn Badr Al-Zabarqa

ir

Madinah

Qais ibn As him

es

i Ad

Sa

‘d

M

H ibn

ibn Aban

Shuhar Yamamah

Badr

Om

n Al-Ash Amr ib M

ali ki bn

ib azm Ali nH r ib Am yah may bi U Asir nA n jir ib tara uha Da mah Al-M a

Nu wa ira h

Teluk Oman

an

Ne jd Masira

li

id

ab

nL

ib

h

Al b’ u R

ad

Tih

era

a Kh

Ziy

tM

ib hal bi T

nA

Lau

bian

n Nu

Dubai

ibn Sa‘ìd

Al-Zabarqan ibn

Thaif

Guru

Qeshm

Pe r

sia

mi dhra Al-Ha sh la ibn ‘A lA Al-A

Makkah

Jeddah

Bandar Abbas

Dilmun

Dhahran

m

ati

Khaibar

uk

ain hr

ai

ng

Madain Shalih

y ay Th

sia

Te l

Ba

Su

d Asa

Tayma

Pe r

Thayy

Najran

Mahrah Hadramaut

Ma’rib Shan’a

t Lau

b Ara

Lembah Kahf

Af ri

Mocha

ka

Ta’izz Aden

Rute para utusan Rasulullah Saw. untuk menghimpun zakat. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

185

Fusthath

Ma’an

Suez

Al-Ubullah

us

Madinah

ai

Yanbu‘ Al-Bahr

Thaif

la

sia

Dubai Shuhar

ah Yamamah Al -K ad za b

La

qit

Om

hi

bn

M

ali

Teluk Oman

an

ka

l-A

zd i

h

era

Al-Mushabbah

Mocha

ka

Masira

li ha

-K Al b’ u R

sir nA ara Dat mah a Tih

tM

Af ri

Ta’izz Aden

Orang-orang yang mengaku nabi di zaman Rasulullah Saw. dan Abu Bakr Al-Shiddiq

Dr. Syauqi Abu Khalil

Qeshm

Pe r

Iyas ibn Abdullah ibn Abdu Yalayil

Shan’a sii Unns al--U Al-Aswad Al Lembah Kahf

186

Dilmun

m

Al-Asy’a ts ibn Q ais Al-K indi Qais ibn M aksyu Hadramaut Ma’rib h

Dua rumah di Bahrain

Bandar Abbas

Al-Faja`ah

Lau

bian

n Nu

Guru

uk

Ne jd

Makkah

Jeddah

ur zir hr nd ag n Mu -M Al rai n Alh ib

an u’m

Ba

M

ir

sia

Te l

Dhahran

Malik ibn Nuwairah

Khaibar

es

n-N

il

ah ib Thalh Madain Shalih

Pe r

Thayy

na

N ai ng Su

adi Al-As wailid n Khu

Tayma

M

ah

Gurun Nafud Besar

Tabuk

Shiraz

b ir i dz un

Saj

Elat

M Al-

Daumatul Jandal

Najran

Syakhrit Mahrah

t Lau

b Ara

Fusthath

Ma’an

Suez Elat

Al-Ubullah

Daumatul Jandal

3

Shiraz

5

Gurun Nafud Besar

Tabuk

7 Dhahran 1

Madain Shalih 1

Khaibar

M

uk

ain hr

il

1

sia

Te l

Ba

N ai ng Su

Bazakhah Tayma 3

Pe r

Thayy

Bandar Abbas

Dilmun

sia

7

es

Qeshm

Pe r

Dubai

Madinah 2

ir

4

1

Yamamah

Om

6

8

an

Ne jd

Makkah

Jeddah

Teluk Oman

Shuhar 6

2

Yanbu‘ Al-Bahr

Thaif

6

ali

h

h

era

l-K ’A ub

9

sir nA ara Dat mah a Tih

tM

Guru

Lau

n

bia n Nu

8

Masira

9

R

9

9

8

11

Mahrah 10 Hadramaut

Ma’rib Shan’a

Af ri

11 Mocha

ka

Perang Riddah 11 H Pada masa Khalifah Abu Bakr Al-Shiddiq Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang maka dia tidak mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur. (QS Ali ‘Imrân [3]: 144)

t Lau

b Ara

Lembah Kahf Ta’izz Aden

6. Qais ibn ‘Ashim ke wilayah lain Bani Sa‘d. 7. Al-‘Ala’ ibn Al-Hadhrami ke Bahrain, lalu disusul oleh Abban ibn Sa‘id ibn Al‘Ash. 8. Ali ibn Abu Thalib ke Najran. Nabi Saw. mengirim Ali r.a. setelah terlebih dahulu mengirim Amr ibn Hazm ke Najran untuk menjadi pemimpin kaum dan mengajari mereka tentang agama Islam sampai paham, sekaligus memungut zakat mereka. Secara resmi, Rasulullah Saw. menulis surat tugasnya.65

65 Ibn Hisyam, 4/179 dan 182. Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

187

Para Perawi Hadis (Kitab-Kitab Shahih)

K

ata sahih (shahîh), dalam Bahasa Arab, secara harfiah berarti bebas dari kekurangan atau keraguan. Ketika seseorang mengatakan “shahha al-syai’u” berarti sesuatu itu bebas dari kekurangan maupun keraguan. Dengan kata lain, sahih juga berarti bebas dari aib dan penyakit. Dalam ilmu hadis, sahih secara umum berarti hadis yang bisa diterima. Lawannya adalah hadis dhaif atau hadis yang lemah dan tidak diterima. Di antara tingkatan hadis sahih dan dhaif ada hadis hasan yang mengandung unsur sahih dan juga unsur dhaif. Para ulama ahli hadis mendefinisikan hadis sahih sebagai ucapan, perbuatan dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Saw., tersambung melalui penukilan perawi yang saleh lagi memiliki hafalan kuat, dan tidak bertentangan dengan riwayat perawi lain yang lebih tepercaya (tsiqah) serta tidak terbukti mengandung cacat batin meskipun secara lahir tampak selamat.66 Jika ada yang mengatakan, “Hadis muttafaq ‘alayh,” atau “Kedua Syaikh meriwayatkannya,” berarti hadis itu diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim. Hadis sahih terbagi ke dalam tujuh tingkatan:

66 Al-Qâmûs Al-Islâmi, 4/253.

188

Dr. Syauqi Abu Khalil

1. Hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim; inilah peringkat hadis sahih tertinggi. 2. Hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari saja. 3. Hadis yang diriwayatkan Muslim saja. 4. Hadis yang memenuhi syarat periwayatan Al-Bukhari dan Muslim meskipun mereka berdua tidak meriwayatkannya. 5. Hadis yang memenuhi syarat periwayatan Al-Bukhari kendati dia tidak meriwayatkannya. 6. Hadis yang memenuhi syarat periwayatan Muslim walaupun dia tidak meriwayatkannya. 7. Hadis yang sahih menurut imam selain Al-Bukhari dan Muslim tanpa harus memenuhi syarat periwayatan mereka berdua. Rasulullah Saw. telah merestui beberapa sahabat pilihan yang mendapat tugas untuk menulis—sebagaimana beliau juga merestui orang yang tidak kuat hafalannya untuk mencatat perkataan beliau yang mulia. Maka, tidak heran jika kemudian penulisan hadis diperbolehkan. Atas dasar itulah, banyak tabi‘in yang menuliskan hadis di bawah pengawasan para sahabat.

Diriwayatkan bahwa Sa‘d ibn Ubadah AlAnshari memiliki beberapa buku catatan yang memuat hadis-hadis Rasulullah Saw. Buku catatan sejenis juga dimiliki Abu Rafi’ maula Rasululllah Saw. Selain mereka, Abdullah ibn Amr juga menyusun buku berjudul AlShahîfah Al-Shâdiqah pada masa Rasulullah Saw., ada juga shahîfah Jabir ibn Abdullah AlAnshari yang disusun pada masa sahabat. Pada masa kekhalifahan Umar ibn Abdul Aziz (99–101 H), dia menulis surat kepada para ulama Madinah:

“Perhatikanlah hadis-hadis Rasulullah Saw. dan catatlah karena aku khawatir ilmu akan terhapus dengan kepergian para ulama.” Ibn Syihab Al-Zuhri menuturkan, “Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan kami untuk menghimpun hadis. Maka, kami menuliskannya dalam bentuk catatan yang dibukukan. Kemudian dia mengirimkan satu buku kepada setiap sultan di wilayah kekuasaannya.”

Enam Kitab Sahih No. 1

Penyusun

Tempat/Tanggal Lahir Tempat/Tanggal Wafat

Imam AlBukhara/194 H. (810 M.) Bukhari. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Isma‘il ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah AlBukhari.

Khartank (sebuah desa di Samarkand)/256 H. (870 M.)

Sekilas Riwayat Hidup Julukannya adalah “tintanya Islam”, penyusun kitab Al-Jâmi‘ Al-Shahîh yang lebih akrab dengan sebutan Shahîh Al-Bukhari. Dia juga menulis buku berjudul Al-Târikh dan Al-Dhu‘afâ’ tentang profil para perawi hadis. Dia tumbuh dewasa sebagai anak yatim. Dia menempuh perjalanan yang panjang sejak 210 H. untuk mencari hadis. Dalam perjalanannya, dia pernah mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir, dan Syam. Dia mendengar langsung dari sekitar 1000 guru, menghimpun kurang lebih 600 ribu hadis, tetapi dia hanya memilih sebagian kecil untuk dicantumkan dalam kitab Shahîh-nya, khusus untuk hadis yang perawinya tepercaya (tsiqah). Di dalam kitab Shahîh-nya ada 7275 hadis. Ada sebagian dari jumlah itu yang disebutkan berulang; jika yang berulang itu dihapus, jumlah seluruhnya tinggal 4000 hadis. Dia adalah orang pertama yang menyusun kitab seperti ini dalam sejarah Islam.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

189

No.

Penyusun

Tempat/Tanggal Lahir Tempat/Tanggal Wafat

Sekilas Riwayat Hidup

2

Imam Muslim. Naisabur/204 H. (820 M.) Nama lengkapnya Abu Al-Husain Muslim ibn AlHajjaj ibn Muslim Al-Qusyairi AlNaisaburi.

Naisabur/261 H. (875 M.)

Imam Muslim dikenal sebagai seorang hâfizh sekaligus salah seorang imam hadis. Dia menempuh perjalanan untuk mencari hadis ke Hijaz, Mesir, Syam, dan Irak. Karyanya yang paling terkenal adalah Shahîh Muslim; memuat 4000 hadis yang dihimpunnya selama 15 tahun. Kitab karyanya yang lain adalah Al-Musnad Al-Kubrâ’; kumpulan riwayat hadis yang sistematikanya berdasarkan urutan nama perawi. Sementara dalam Al-Jâmi‘, sistematika yang dia gunakan berdasarkan judul bab dan tema. Bukunya yang lain adalah Al-Kunâ wa Al-Asmâ’.

3

Imam Abu Daud. Sijistan/202 H. (817 M.) Nama lengkapnya adalah Sulaiman ibn Al-Asy’ats ibn Ishaq ibn Basyir Al-Azdi AlSijistani.

Bashrah/275 H. (889 M.)

Imam Abu Daud adalah ahli hadis pada masanya. Dia menempuh perjalanan hingga ke Baghdad, Bashrah, dan beberapa ibukota negeri-negeri Islam demi mempelajari hadis. Dia menyusun kitab Al-Sunan yang memuat 4800 hadis. Kitabnya yang lain adalah Al-Marâsîl yang berisi hadis-hadis mursal, serta Kitab Al-Zuhd.

4

Imam Al-Tirmidzi. Tirmidz/209 H. (824 M.) Nama lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad ibn ‘Isa ibn Surah ibn Musa Al-Sulami

Tirmidz/279 H. (892 M.)

Dia adalah murid Al-Bukhari yang sekaligus menjadi rekannya dalam berguru kepada beberapa Syaikh hadis. Dia menempuh perjalanan ke Khurasan untuk mencari dan mempelajari hadis. Daya hafalnya sangat kuat, menjadi teladan bagi siapa pun. Beberapa karya tulisnya adalah Al-Jâmi‘ Al-Kabîr yang lebih dikenal dengan judul Shahîh AlTirmidzi, Al-Syamâ’il Al-Nabawiyyah, Al-Târikh, serta Al-‘Ilal, tentang ilmu hadis.

Al-Bughi.

190

Dr. Syauqi Abu Khalil

No.

Penyusun

Tempat/Tanggal Lahir Tempat/Tanggal Wafat

Sekilas Riwayat Hidup

5

Imam Al-Nasa’i. Nasa’/215 H. (830 M.) Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Ahmad ibn Ali ibn Syu’aib ibn Ali ibn Sinan ibn Bahr ibn Dinar.

Al-Quds/303 H. (915 M.)

Dia adalah seorang hakim yang hâfizh, menempuh perjalanan ke berbagai negeri untuk mencari hadis dan kemudian menetap di Mesir. Dia wafat di Ramalah dan dikebumikan di Al-Quds. Konon, dia hendak menunaikan ibadah haji, lalu wafat di Makkah. Karya utamanya adalah Al-Sunan Al-Kubrâ tentang hadis, dan Al-Mujtabâ yang lebih dikenal dengan judul Al-Sunan Al-Shughrâ. Dia juga menulis buku Al-Dhu‘afa’ wa Al-Matrûkûn, serta Musnad ‘Ali dan Musnad Malik.

6

Imam ibn Qazwin/209 H. (824 M.) Majah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid Al-Rab’i AlQazwini.

Qazwin/273 H. (887 M.)

Dia adalah penduduk asli Qazwin, kemudian menempuh perjalanan ke Bashrah, Baghdad, Syam, Mesir, Hijaz dan Al-Ray untuk mencari hadis. Dia menghasilkan karya utamanya, Sunan Ibn Mâjah, yang memuat 4341 hadis, 3002 dari hadis itu dimuat dalam lima kitab, yakni Shahîh Al-Bukhâri, Shahîh Muslim, Sunan Abu Dâwud, Sunan Al-Tirmidzi, dan Sunan Al-Nasa’i (kutub al-khamsah). Adapun 1339 hadis disusun dalam kitab tersendiri, Zawâ’id ibn Mâjah, dan 613 hadis lainnya bersanad dhaif, adapun 99 hadis sisanya bersanad sangat lemah (wahin atau makdzûb). Karena itu, meriwayatkan hadis dari Imam ibn Majah harus mengetahui lebih dahulu derajat hadisnya.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

191

Tiga Kitab Hadis Pelengkap No.

Penyusun

Tempat/Tanggal Lahir Tempat/Tanggal Wafat

Sekilas Riwayat Hidup

1

Imam Ahmad. Baghdad/164 H. (780 M.) Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal AlSyaibani Al-Wa’ili.

Baghdad/241 H. (855 M.)

Dia berasal dari Marwa. Dia dilahirkan di Baghdad dan tumbuh besar dalam lingkungan yang kental dengan dunia pendidikan. Dia menempuh perjalanan yang luar biasa jauh, ke Kufah, Bashrah, Makkah, Madinah, Yaman, Syam, Al-Tsughur, Maghrib, Aljazair, Irak (baik Arab maupun non-Arab), Persia, Khurasan, dan kawasan Qahistan (Kermansyah, Hamadan, Isfahan di Iran). Dia menyusun kitab Al-Musnad yang memuat 30 ribu hadis, sebagian di antaranya disebutkan berulang. Dia juga menulis beberapa buku lain. Dia dikenal sebagai tokoh mazhab Hanbali. Dia pernah mengambil sikap yang tegas perihal keyakinan Muktazilah pada masa Khalifah Al-Mu’tashim Billah (Dinasti Abbasiyah).

2

Imam Malik. Madinah/93 H. (712 M.) Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik ibn Anas ibn Malik Al-Ashbahi Al-Humyari.

Madinah/179 H. (795 M.)

Dia dikenal sebagai Imam Darul Hijrah (Madinah) sekaligus salah satu dari empat orang imam mazhab, yaitu Mazhab Maliki. Dia sangat kuat dan tegas dalam beragama. Karya-karya tulisnya antara lain: Al-Muwaththa’ dan kumpulan risalah dalam AlWa‘zh serta buku berjudul Al-Masâ’il. Selain itu, ada juga risalahnya yang berjudul Al-Radd ‘alâ Al-Qadariyyah dan bukunya yang berjudul AlNujum dan Tafsir Gharîb Al-Qur’ân. Sementara itu, Jalaluddin Al-Suyuthi menulis sebuah buku biografi tentangnya berjudul Tazyîn AlMamâlik bi Manâqib Al-Imâm Mâlik.

192

Dr. Syauqi Abu Khalil

No.

Tempat/Tanggal Lahir Tempat/Tanggal Wafat

Sekilas Riwayat Hidup

Imam Al-Dârimî. Samarkand/181 H. (797 M.) Samarkand/255 H. (869 M.) Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad ibn Abdurrahman ibn Al-Fadhl ibn Bahram Al-Tamimi Al-Dârimî AlSamarqandi.

Dia mengumpulkan hadis di Hijaz, Syam, Mesir, Irak, dan Khurasan dari banyak Syaikh. Dia adalah ahli tafsir dan ahli fiqih yang cerdas dan berbudi luhur. Karya tulisnya antara lain Al-Musnad, tentang hadis; AlJâmi‘ Al-Shahîh, yang dikenal dengan judul Sunan Al-Dârimî; dia juga menulis buku berjudul Al-Tsulâtsiyât.

Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia

Al-Jibal

Naisabur

Ray

Herat

Baghdad

Isfahan

ma m ya nS

b ja Pu n

Ah vaz

Al-Hirah Bashrah

Per si

i

Sina Tabuk

r Pe sia

Teluk Oman

Shuhar

ah

am

ju ng

O

ab Ar

Thaif

m Ya

an

Hijr

d

Sin

m

India

Muscat

an

era h Asir aran Dat

N

z Makkah

tM

un

r Gu

en

Lau n

ia ub

Hajr

m

ja

Karman

uk

im

Se

Sungai Nil

Madinah

Hi

l Te

m Ta

Tayma

n

Sijista

a

Gurun Nafud ain hr Ba

Mesir

Termez

Khurasan

Tapuristan

Qazvin

Mary

k

ala

Fushthath

Tus

Samarkand

Kabul

d Pe

Al-Quds

Sungai Atrak Jarjan

Rasht

Bukhara

Am ud ar ya Abarbina

Nihawand

Ira

Damaskus

Nasa

Danau Urmia

is

Sungai Qe zel

Sy am ri ge

h

Iskandaria Siwah

G Al- uru Jaz n ira h Su ng ai Eu fra t

Tig r

Tashkent Fergana

ai

Siprus

Barcna

ia

Su

ija

n

Danau Van

ng

Teng a

sp

ba

Rhodes

Laut

Su ng ai

Ka

Sungai Araxes A ze r

sox

n Tra

arizm Khaw

ut

Derbant

Kreta

a

ian

Dagestan

Asia Kecil

rda rya

Laut Aral

La

Laut Hitam

Ne

3

Penyusun

L

t au

ab Ar

Mahrah

Para perawi hadis Enam Kitab Shahih (Kutub Al-Sittah), disusun oleh: 1. Al-Bukhari 2. Muslim 3. Abu Daud 4. Al-Tirmidzi 5. Al-Nasa’i 6. Ibn Majah

Tiga kitab hadis lainnya disusun oleh: 1. Imam Ahmad ibn Hanbal 2. Imam Malik 3. Al-Dârimî

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

193

Selain kesembilan kitab hadis itu, masih banyak buku hadis yang bagus, seperti kitab hadis susunan Al-Hakim Al-Naisaburi, Ibn Hibban, Al-Darûquthni, Al-Baihaqi, AlBaghawi, dan Al-Thabrani.

banyak menyisipkan riwayat perjalanan hidup Nabi Saw. dalam buku mereka, seperti Kitâb—maksudnya bab—Al-Maghâzî dalam Shahîh Al-Bukhari dan Kitab Al-Jihâd wa AlSiyar dalam Shahîh Muslim serta Kitâb AlMaghâzî dalam Musnad Imam Ahmad. Para sejarawan yang menulis tentang sîrah dan maghâzi terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan angkatannya: 1. Para sejarawan sîrah dan maghâzi angkatan pertama, antara lain: a. Abban ibn Utsman ibn Affan (wafat 105 H.). Dialah orang pertama yang menulis tentang operasi militer Nabi Saw. Dia

Kitab-Kitab Sîrah dan Maghâzi

P

enulisan riwayat perjalanan hidup (sîrah) dan operasi militer (maghâzi) Rasulullah Saw. dikategorikan sebagai suatu jenis kepustakaan tersendiri. Para ahli hadis

Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia

na

La

Laut Hitam

b

k

ala

d Pe

Ah vaz

Al-Hirah

ma

Al-Quds

Bashrah

Per si

i

Sina

m ya nS

Fushthath

Tabuk

l Te uk r Pe sia

m Ya ah am

Tempat lahir Tempat wafat Rute perjalanan dan rute pulang ke Bukhara

Dr. Syauqi Abu Khalil

d

Sin

Teluk Oman

Shuhar

O

b ra gA

Asir aran Dat

194

Karman

h

Rute Perjalanan Al-Bukhari dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Khurasan, Irak, Mesir, Syam, dan seterusnya.  x

n ju

Thaif

n

m

India

Muscat

an

era

G

z Makkah

tM

ub

nN

u ur

Hijr

an

Lau

ian

en

ja

Hajr

m

Madinah

Hi

ain hr

Se

Sungai Nil

im

m Ta

Tayma

Sijista

a

Gurun Nafud Ba

Mesir

Kabul

Ira

Damaskus

Termez

ja

h

Iskandaria Siwah

Sungai Qe zel

Sy am ri ge Ne

Teng a

Samarkand

ba ija n Su Danau Van Nasa ng Danau Urmia ai Sungai Atrak Rasht Tig Mary ris Tus Jarjan G Al- uru Khurasan Jaz n Qazvin Tapuristan ira Al-Jibal Naisabur Ray h Su ng ai Eu Herat Nihawand fra t Baghdad Isfahan

Pu n

Barcna

Fergana

Siprus

Tashkent

Bukhara

Am ud ar ya Abarbina

ia

Rhodes

Laut

sp

Kreta

Su ng ai

Ka

Derbant Sungai Araxes A ze r

ia sox

n Tra

arizm Khaw

ut

Dagestan

Asia Kecil

rda rya

Laut Aral

La Mahrah

ab Ar t u

juga termasuk ulama hadis dan fiqih sekaligus perawi yang tepercaya (tsiqah). b. Urwah ibn Al-Zubair (wafat sekitar 92 H.). Dia adalah salah satu dari tujuh ahli fiqih dari Madinah. Dia menukil hadis dan meriwayatkan ucapan para sahabat senior. Ibn Hisyam dan Ibn Syihab AlZuhri meriwayatkan darinya. c. Wahab ibn Munabbih (wafat 110 H.). Dia adalah salah seorang tabi‘in pilihan sekaligus perawi yang tepercaya (tsiqah) lagi jujur (shadûq).

2. Para sejarawan sîrah dan maghâzi angkatan kedua, antara lain: a. Abdullah ibn Abu Bakar ibn Hazm (wafat 135 H.). Para sejarawan yang menulis tentang perjalanan hidup Nabi Saw. menilai bahwa dia adalah seorang yang tepercaya (tsiqah). Beberapa ulama sejarah menukil riwayat darinya, seperti Ibn Ishaq, Ibn Sa‘d, dan Al-Thabari. b. Ashim ibn Umar ibn Qatadah AlAnshari (wafat 120 H.). Para ulama hadis menilainya sebagai perawi tepercaya (tsiqah).

Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia

na

La

Laut Hitam

b

k

ala

d Pe

Ah vaz

Al-Hirah

ma

Al-Quds

Bashrah

Per si

i

Sina

m ya nS

Fushthath

Tabuk

d

r Pe

Sin

sia

m Ya

Teluk Oman

ah am

Shuhar

O

b ra gA

tM

Thaif

n ju

Makkah

Karman

uk

Hijr

an

z

n

l Te

en

Lau

m

India

Muscat

an

h

era Asir aran Dat

ub

nN

u ur

Hajr

m

ja

ain hr

im

Se

Sungai Nil

Madinah

Hi

ian

G

m Ta

Tayma

Sijista

a

Gurun Nafud Ba

Mesir

Kabul

Ira

Damaskus

Termez

ja

h

Iskandaria Siwah

Sungai Qe zel

Sy am ri ge Ne

Teng a

Samarkand

ba ija n Su Danau Van Nasa ng Danau Urmia ai Sungai Atrak Rasht Tig Mary ris Tus Jarjan G Al- uru Khurasan Jaz n Qazvin Tapuristan ira Al-Jibal Naisabur Ray h Su ng ai Eu Herat Nihawand fra t Baghdad Isfahan

Pu n

Barcna

Fergana

Siprus

Tashkent

Bukhara

Am ud ar ya Abarbina

ia

Rhodes

Laut

sp

Kreta

Su ng ai

Ka

Derbant Sungai Araxes A ze r

ia sox

n Tra

arizm Khaw

ut

Dagestan

Asia Kecil

rda rya

Laut Aral

La Mahrah

1000

800

ab Ar t u 600

400

200

0

km

Rute Perjalanan Imam Muslim dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Hijaz, Mesir, Syam, Irak, dan seterusnya.  x

Tempat lahir Tempat wafat Rute perjalanan dan rute pulang ke Naisabur

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

195

c.

Muhammad ibn Syihab Al-Zuhri (wafat 124 H.). Dia adalah ahli hadis sekaligus sejarawan. Khalifah Umar ibn Abdul Aziz pernah menulis pernyataan tentang dirinya yang kemudian disebarkan ke seluruh wilayah kekuasaannya, “Kalian harus belajar kepada Ibn Syihab, karena tidak ada orang selain dia yang lebih tahu tentang perikehidupan para pendahulu.”

3. Para sejarawan sîrah dan maghâzi angkatan ketiga, antara lain: a. Musa ibn Uqbah (wafat 141 H.). b. Muammar ibn Rasyid (wafat 150 H.). c. Muhammad ibn Ishaq (wafat 152 H.). Dia adalah guru besar para sejarawan yang menulis tentang perjalanan hidup dan operasi militer Nabi Muhammad Saw. Dua orang muridnya adalah Ziyad Al-Bakka’i dan Ibn Hisyam.

Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia

b

k

ala

d Pe

Ah vaz

Al-Hirah

ma

Al-Quds

Bashrah

Per si

i

Sina

m ya nS

Fushthath

Tabuk

l Te uk r Pe sia

m Ya ah

am

Dr. Syauqi Abu Khalil

Teluk Oman

Shuhar

O

b ra gA

Asir aran Dat

196

Tempat lahir Tempat wafat Rute perjalanan

d

Sin

m

India

Muscat

an

h

Rute Perjalanan Abu Daud dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Baghdad, Bashrah, dan kota-kota Islam lainnya.  x

n ju

Thaif

Karman

era

N

r Gu

z Makkah

tM

un

ub

Hijr

an

Lau

ian

en

ja

Hajr

m

Madinah

Hi

ain hr

Se

Sungai Nil

im

m Ta

Tayma

n

Sijista

a

Gurun Nafud Ba

Mesir

Kabul

Ira

Damaskus

Termez

ja

h

Iskandaria Siwah

Sungai Qe zel

Sy am ri ge Ne

Teng a

Samarkand

ba ija n Su Danau Van Nasa ng Danau Urmia ai Sungai Atrak Rasht Tig Mary ris Tus Jarjan G Al- uru Khurasan Tapuristan Jaz n Qazvin ira Al-Jibal Naisabur Ray h Su ng ai Eu Herat Nihawand fra t Baghdad Isfahan

Pu n

Barcna

Fergana

Siprus

Tashkent

Bukhara

Am ud ar ya Abarbina

ia

Rhodes

Laut

sp

Kreta

Su ng ai

Ka

Derbant Sungai Araxes A ze r

sox

n Tra

arizm Khaw

ut

Dagestan

Asia Kecil

a

ian

La

Laut Hitam

rda rya

Laut Aral

L 1000 Mahrah

km

800

t au

ab Ar 600

400

200

0

d. Muhammad ibn Umar Al-Waqidi (wafat 207 H.). Imam Ahmad ibn Hanbal menilainya sebagai perawi yang lemah dalam meriwayatkan hadis. e. Abdul Malik ibn Hisyam ibn Ayyub AlHamiri Al-Bashri (wafat 218 H.). Dia mengutip Sîrah Ibn Ishaq dari murid terakhirnya, yaitu Ziyad Al-Bakka’i. f. Muhammad ibn Sa‘d ibn Mani’ Al-Bashri Al-Zuhri (wafat 230 H.). Dia adalah juru

tulis Al-Waqidi, tetapi di kemudian hari dia justru lebih unggul dari Al-Waqidi. Dia adalah perawi yang tepercaya (tsiqah). Karya utamanya adalah AlThabaqât Al-Kubrâ; khusus membahas berbagai ghazwah, pengiriman pasukan, dan sariyyah; sama seperti buku Al-Sîrah Al-Nabawiyyah karya Ibn Hisyam.

Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia

b

k

ala

d Pe

Ah vaz

Al-Hirah

ma

Al-Quds

Bashrah

Per si

i

Sina

m ya nS

Fushthath

Tabuk

l Te uk

d

r Pe

Sin

sia

m Ya

Teluk Oman

ah

am

Shuhar

O

b ra gA

n ju

Thaif

Karman

m

India

Muscat

an

h

era Asir aran Dat

N

z Makkah

tM

un

r Gu

ub

Hijr

an

Lau

ian

en

ja

Hajr

m

Madinah

Hi

ain hr

Se

Sungai Nil

im

m Ta

Tayma

n

Sijista

a

Gurun Nafud Ba

Mesir

Kabul

Ira

Damaskus

Termez

ja

h

Iskandaria Siwah

Sungai Qe zel

Sy am ri ge Ne

Teng a

Samarkand

ba ija n Su Danau Van Nasa ng Danau Urmia ai Sungai Atrak Rasht Tig Mary ris Tus Jarjan G Al- uru Khurasan Tapuristan Jaz n Qazvin ira Al-Jibal Naisabur Ray h Su ng ai Eu Herat Nihawand fra t Baghdad Isfahan

Pu n

Barcna

Fergana

Siprus

Tashkent

Bukhara

Am ud ar ya Abarbina

ia

Rhodes

Laut

sp

Kreta

Su ng ai

Ka

Derbant Sungai Araxes A ze r

sox

n Tra

arizm Khaw

ut

Dagestan

Asia Kecil

a

ian

La

Laut Hitam

rda rya

Laut Aral

L Mahrah

1000

t au

800

ab Ar 600

400

200

0

km

Rute Perjalanan Al-Tirmidzi dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Bukhara, Khurasan, Irak, Hijaz, dan seterusnya.  x

Tempat lahir Tempat wafat Rute perjalanan dan rute pulang ke Termez

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

197

Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia Dagestan

Barcna

Teng a

h

Fushthath

i Sina Tabuk

Bashrah

l Te

n

Sijista

d

Sin

ia rs Pe

Teluk Oman

Shuhar

ah

ju

am

an

m Ya

en

Hijr

Karman

uk

ain hr

im m Ta

Hajr

ng

O

tM

ab Ar

Lau

Thaif

m

India

Muscat

an

h

era

Rute Perjalanan Al-Nasa’i dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Tumbuh dewasa di negeri sendiri, menetap di Mesir, wafat di Ramalah, dan dimakamkan di Al-Quds.

Qairawan – Masjid Uqbah ibn Nafi

L

Asir aran Dat

G

Dr. Syauqi Abu Khalil

Per si

a

m

z Makkah

u ur

198

Isfahan

Ah vaz

Se

Sungai Nil

u

nN

Herat

Baghdad

Al-Hirah

Madinah

n bia

Naisabur

Gurun Nafud

ja

Termez

Kabul

Tayma

Hi

Mary Khurasan

Ray

Ba

Mesir

Tus

Tapuristan

Qazvin

Samarkand

ya

k

m ya nS ma ala

Al-Quds

Sungai Atrak Jarjan

Rasht

Bukhara

Abarbina

Nihawand

d Pe

Iskandaria Siwah

Al-Jibal

Ira

Damaskus

Nasa

Danau Urmia

is

Tashkent

Pu nj ab

Ne ge ri Sy am

Laut

G Al- uru Jaz n ira h Su ng ai Eu fra t

Tig r

Sungai Qe zel

ai

sox

n Tra

Fergana

Su

ija

n

Danau Van

ng

Siprus

ia

ba

Kreta Rhodes

arizm Khaw Su ng ai Am ud ar

asp

Derbant Sungai Araxes A ze r

Asia Kecil

a

ian

K ut La

Laut Hitam

rda rya

Laut Aral

Mahrah

 x

1000

t au

800

ab Ar 600

400

200

km

Tempat lahir Tempat wafat Rute perjalanan

Fusthath – Masjid Amr ibn Al-Ash

0

Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia Dagestan

Barcna

Teng a

h

Fushthath

i Sina Tabuk

Herat Isfahan

Ah vaz

Bashrah

Per si

d

Sin

ia rs Pe

Teluk Oman

Shuhar

ah

am

ju ng

O

ab Ar

tM

Thaif

uk

an

Hijr

Karman

m Ya

en

Lau

Makkah

l Te

ain hr

im m Ta

Hajr

m

z

n

Sijista

a

Se

Sungai Nil

m

India

Muscat

an

h

era L

Asir aran Dat

u

nN

u ur

G

Baghdad

Al-Hirah

Madinah

n bia

Naisabur

Gurun Nafud

ja

Termez

Kabul

Tayma

Hi

Mary Khurasan

Ray

Ba

Mesir

Tus

Tapuristan

Qazvin

Samarkand

ya

k

m ya nS ma ala

Al-Quds

Sungai Atrak Jarjan

Rasht

Bukhara

Abarbina

Nihawand

d Pe

Iskandaria Siwah

Al-Jibal

Ira

Damaskus

Nasa

Danau Urmia

is

Tashkent

Pu nj ab

Ne ge ri Sy am

Laut

G Al- uru Jaz n ira h Su ng ai Eu fra t

Tig r

Sungai Qe zel

ai

sox

n Tra

Rute Perjalanan Ibn Majah dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Bashrah, Baghdad, Syam, Mesir, Hijaz, Ray, dan seterusnya.

Fergana

Su

ija

n

Danau Van

ng

Siprus

ia

ba

Kreta Rhodes

arizm Khaw Su ng ai Am ud ar

asp

Derbant Sungai Araxes A ze r

Asia Kecil

a

ian

K ut La

Laut Hitam

rda rya

Laut Aral

Mahrah

 x

1000

t au

800

ab Ar 600

400

200

0

km

Tempat lahir Tempat wafat Rute perjalanan

Baghdad (kiwari)

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

199

Laut Aral

Su ng ai S y

is)

c (Peran

Selat Gibraltar

Konstantinopel

r alea

B uan

s

u Tars

ula

Kep

Sisilia

Kairouan

Siprus

Tig ri

am Sy

Taloqan

Bashrah

Ne

Kufah

Ba

m

en

Madinah

Aghmat

an

Mek

Pe r

sia

hr ai

ran

n

ju

ng

Mesir

an

a

uk

Se

Fazan

Sijist

Per si

Te l

Tabuk

Fusthath

Gurun Sahara

Khurasan

s Ray Ira Al-Jibal k Baghdad

t fra Eu

ri

ge

cna Bar Iskandaria

Tripoli

ai

Damaskus

a

uh rja Te o) b i hr rok ag a M (M

Fergana

ng

ai ng Su

Rhodes

Laut tengah

Tangier

Afri k

Kreta

Azerbaijan

Su

ia

an

sox

n Tra

un ga iA Samarkand m ud ar ya Mary

a

Andalusia

ia Georg

Sind

lia

Toledo

a aw Kh S

t Lau

Laut Hitam Ita

m riz

Turkistan Timur

rda rya

sp i Ka

Samudra Atlantik

Galia

Lau

Makkah

Om

Ar ab

Teluk Oman

an

India

Dibil

tM

t

au

h era

ram

Laut Arab

d Ha

Sudan

an

Yam Tana

2000

1500

1000

500

0

Socotra

Abisinia

km

Samudera Hindia

Rute Perjalanan Imam Ahmad ibn Hanbal dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Kufah, Bashrah, Makkah, Madinah, Yaman, Syam, Tarsus, Maroko, Persia, Khurasan, dan seterusnya. Sun gai Sy

Negeri-negeri Georgia

na

La

Laut Hitam

b

k

ala

d Pe

Ah vaz

Al-Hirah

ma

Al-Quds

Bashrah

Per si

i

Sina

m ya nS

Fushthath

Tabuk

d

ia rs Pe

Sin

m Ya

Teluk Oman

n ju

ah am

Shuhar

b ra gA

O

m

India

Muscat

an

h Asir aran Dat

200

Tempat lahir Tempat wafat Rute perjalanan Dr. Syauqi Abu Khalil

uk

an Thaif

Rute Perjalanan Imam Al-Darimi dalam mencari ilmu dan mengumpulkan hadis Hijaz, Mesir, Syam, Irak, Khurasan, dan seterusnya.  x

Hijr

Karman

era

G

z Makkah

tM

ub

nN

u ur

en

Lau

ian

Hajr

m

ja

ain hr

im

Se

Sungai Nil

Madinah

Hi

n

l Te

m Ta

Tayma

Sijista

a

Gurun Nafud Ba

Mesir

Kabul

Ira

Damaskus

Termez

ja

h

Iskandaria Siwah

Sungai Qe zel

Sy am ge ri Ne

Teng a

Samarkand

ba ija n Su Danau Van Nasa ng Danau Urmia ai Sungai Atrak Rasht Tig Mary ris Tus Jarjan G Al- uru Khurasan Jaz n Qazvin Tapuristan ira Al-Jibal Naisabur Ray h Su ng ai Eu Herat Nihawand fra t Baghdad Isfahan

Pu n

Barcna

Fergana

Siprus

Tashkent

Bukhara

Am ud ar ya Abarbina

ia

Rhodes

Laut

sp

Kreta

Su ng ai

Ka

Derbant Sungai Araxes A ze r

ia sox

n Tra

arizm Khaw

ut

Dagestan

Asia Kecil

rda rya

Laut Aral

La 1000 Mahrah

km

800

ab Ar t u 600

400

200

0

Laut Aral

Kaukasus

itam

ek

Tbilisi Baku

Turki

Tu rk

ia

Nasa

Tajikistan Samarkand me nis Termez tan Kabul

Teheran

Naisabur

Damaskus Baghdad

Ira

Islamabad

n Ira

Bashrah

k

Amman

n

ista

n Afga

Al-Quds

ir shm Ka

Qazvin

Suriah Beirut

Kyrgystan

is

ta Bukhara n

Kasp Laut

Ankara

Laut Tengah

Kazakhstan

Uz b

Cina

Laut H

Istanbul

Sijistan

Kairo Karman

Kuwait

n

sta

ki Pa

Te l

uk

ia Ind

t ra mi i E rab n U A

Riyadh

ab Ar

Teluk Oman

Sa

Makkah

an Om

i

ah Mer

ud

Laut

an Sud

sia

Qatar

an Madinah

Pe r

Bahrain

ja ra Ke

Mesir

Khartoum Asmara

n

Shan’a

a Yam

La

ab Ar t u

Ethiopia

Batas-batas kiwari Tempat lahir dan tempat wafat para perawi hadis

Bukhara

Naisabur

Sijistan, Afganistan

Khartank (sebuah desa di Samarkand)

Zahir Naisabur

Bashrah, Irak Selatan

Uzbekistan

Iran

Termez

Nasa, Turkmenistan

Qazvin

Uzbekistan

Al-Quds, Palestina

Iran

Baghdad

Samarkand

Madinah

Irak

Uzbekistan

Kerajaan Arab Saudi

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

201

LAMPIRAN KA‘BAH Ka‘bah memiliki banyak nama, termasuk Al-Bait (Rumah), Baitullâh (Rumah Allah), AlBaitul Harâm (Rumah Suci), Al-Bait Al-‘Atîq (Rumah Kuno), Al-Qiblah (Kiblat).

Estimasi Jarak antara Ka‘bah dan Tempat-Tempat Miqat Qarnul Manazil

80 km

Miqat bagi penduduk Nejd dan sekitarnya.

Dzatu Irq

90 km

Miqat bagi penduduk Irak dan sekitarnya.

Yalamlam

100 km

Miqat bagi penduduk Yaman.

Al-Juhfah

187 km

Miqat bagi penduduk Mesir dan Syam serta para pendatang di sana dari segala wilayah yang searah di belakangnya.

Dzul Hulaifah (Bir Ali)

410 km

Miqat bagi penduduk Madinah.

Estimasi Jarak antara Masjidil Haram dan Batas-Batas Tanah Suci67 Tan’im (lokasi Masjid Aisyah r.a.)

7,5 km

batas Tanah Suci yang paling dekat.

Nikhlah

13 km

di antara Makkah dan Thaif; disebut pula Nikhlah Yamaniyah; sedangkan Nikhlah Syamiyah atau Al-Mudhiq, jaraknya sejauh 45 km.

Adhatu Laban (Al-Akisyiyah)

16 km

Ji‘ranah (Al-Mustaufirah)

22 km

Hudaibiyah (Mauqi’ Al-Syamisyi)

22 km

Gunung Arafah (Dzatus Sulaim)

22 km

Orang pertama yang mematok batas Tanah Suci adalah Ibrahim a.s. atas perintah malaikat Jibril. Tanda batas yang dibuatnya adalah tumpukan batu. Setelah penaklukan Makkah, Rasulullah Saw. mengirim Tamim ibn Asad Al-Khuza’i untuk merenovasinya.

67 Dinukil dari buku Târikh Makkah Al-Mukarramah; Qadîman wa Hadîtsan, karya Dr. Muhammad llyas Abdul Ghani, Cetakan I, 1422 H./2001 M, Penerbit Al-Rasyid, Madinah.

202

Dr. Syauqi Abu Khalil

Tanda-tanda pembatas yang mengelilingi Tanah Suci Makkah jumlahnya mencapai 943 buah; terletak di puncak pegunungan, celah-celah bukit, dan dataran tinggi. Namun, kebanyakan di antaranya sudah hancur. Total luas Tanah Suci Makkah adalah 550 km persegi.

Peta Batas-Batas Tanah Haram, Makkah

Lembah Nikhlah Ji‘ranah

Utara Barat

Timur Selatan

Al-Mustawfira Al-Tan’im

Hudaibiyah (Al-Syumaisi)

Gunung Arafah

Adhatu Libn (Al-Akisyiah) Didesain menurut peta Ma’had Khâdim Al-Haramain Al-Syarîfain li Abhâts Al-Hajj

Denah batas-batas Tanah Haram

Perluasan Masjidil Haram Sepanjang Sejarah Islam 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Perluasan oleh Umar ibn Al-Khaththab r.a., tahun 17 H/639 M. Perluasan oleh Utsman ibn Affan r.a., tahun 26 H/648 M. Perluasan oleh Abdullah ibn Al-Zubair r.a., tahun 65 H/685 M. Perluasan oleh Al-Walid ibn Abdul Malik, tahun 91 H/709 M. Perluasan oleh Abu Ja’far Al-Manshur tahun 137 H/755 M. Perluasan oleh Muhammad Al-Mahdi, tahun 160 H/777 M. Perluasan oleh Al-Mu’tadhid, tahun 284 H/797 M. Perluasan oleh Al-Muqtadir, tahun 306 H/918 M. Renovasi oleh Dinasti Utsmani (Sulaiman Al-Qanuni), tahun 979 H/1571 M. Perluasan oleh Raja Abdul Aziz Ali Su’ud tahun 1375 H/1955 M. Perluasan oleh Pelayan Dua Tanah Suci (Khadîm Al-Haramain) Raja Fahd, tahun 1409 H/1988 M.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

203

Rukun Yamani

1,9

1,90

Al-Huthaim m

Rukun Janubi

13 cm

Gambar perkiraan bangunan Ka‘bah dan penjelasan ukurannya

Dr. Syauqi Abu Khalil

1,32 m

45 cm

Arah Multazam

204

m

3,10 m

5c

23 cm

26 cm

2,25 m

1,10 m Tinggi Hajar Aswad

14 m Tinggi Ka‘bah

80 cm

Didesain menurut gambar Majmû’ah ibn Laden dan sumber lain

Barat Selatan

Utara Timur

9,90 m

Pilar

Syadzarwan

11,68 m

Pintu Al-Taubah

1,90 m

2,35 m 1,05 m

1,75 m

Pilar

Pintu Ka‘bah

2,35 m

2,5 m

Pilar

Syadzarwan

12,04 m

1,5 m

1,75 m

1,05 m

Utbah

Syadzarwan 0,95 m

1,05 m 10,18 m

Gambar taksiran struktur dinding Ka‘bah dan panjangnya. Dapat dilihat bahwa Syadzarwan tidak termasuk dalam luas cakupan gambar ini. Ada juga keterangan tentang Pintu Al-Taubah dan Al-Salam yang menghubungkan dengan atap Ka‘bah. Juga ada penjelasan tentang pilar-pilar Ka‘bah berikut jarak antarpilar tersebut.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

Dimensi dan luas dindingdinding Ka‘bah

205

Barat Selatan

Timur

Marwa

33

Utara

Pintu Murad 35

Pintu Marwa 31

Eskalator (tangga berjalan)

36 34 Pintu Al-Muhshib 37

Pintu Al-Mudda’a 30

Pintu Arafah 38

Pintu Al-Mu’allah 29

39

28

Pintu Mina 40 & 41

Pintu Al-Juhun 27

Eskalator (tangga berjalan)

42 Pintu Bani Syaibah 26

300

m

Penyeberangan Pintu Al-Salam 25 Pintu Al-Salam 24 Penyeberangan Pintu Nabi Saw. 23 Pintu Nabi Saw. 22 Penyeberangan Pintu Al-Abbas r.a. 21

Pintu Al-Abbas r.a. 20

Bendera Hijau Jalan Masuk Pria

k g untu Loron m minu

Pintu Ali r.a. 19

Jalan Masuk Wanita

m

Penyeberangan Pintu Bani Hasyim 18

amza

Air Z

Bendera Hijau Pintu Bani Hasyim 17 13

0

16 15

m

Eskalator (tangga berjalan)

Tempat Sa'i (Shafa dan Marwa)

206

Gambar jalur sa’i lengkap dengan keterangan semua pintu, penyeberangan dan tangga berjalannya beserta nama dan nomornya. Juga estimasi jarak Shafa dan Marwa ke Ka‘bah serta lokasi lorong untuk minum air Zamzam di bawah area tawaf.

Dr. Syauqi Abu Khalil

14

Pintu Shafa 13 Shafa

12

Marwa Utara Rukun Gharbi (arah barat)

Rukun Syami (arah negeri Syam) Eskalator (tangga berjalan)

Barat Timur Hajar Aswad Rukun Yamani (arah Yaman) Selatan

Arah Rukun Syami Menara 5 Menara 4

Jembatan Al-Nadwah Arah Hijir Ismail

Es kalator

Jembatan Al-Zubair

Jalur sa’i

Jembatan Pintu Madinah Jembatan Al-Mahdi Arah Rukun Gharbi Menara 6

af aw T a

e

a7 ar

en

M

Eskalator (tangga berjalan)

ni

ma

na

gu

n Ba

s nU

Arah Depan Ka‘bah

Eskalator (tangga berjalan)

Ar

Eskalator (tangga berjalan)

an

Arah Belakang Ka‘bah

I i p I ud ha Sa ta ab an Ar as n rlu aa Pe eraj hK

ole Menara 8

Menara 9

i

p I ud ha b Sa a t a B an Ar as aan u l r Pe raja e K h ole

un

g an

Menara 1

Eskalator (tangga berjalan)

Shafa

Menara 3

Arah Hajar Aswad

i

an

m Us

Arah dinding Selatan

Menara 2

Arah Rukun Yamani Eskalator (tangga berjalan)

Perluasan Masjidil Haram di era Utsmani serta perluasan pertama dan kedua di masa kekuasaan AlSa‘udi Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

207

Didesain menurut gambar Majmû’ah ibn Laden dan sumber lain.

an

Ti

2,29 m

m

8,46 m

m

7, 23

ur

29 7,

2,23 m

m

t la Se

a ar Ut

t ra

Ba

11,28 m

Dinding Ka‘bah

1,9 m

12,84 m

9,89 m

10,15 m

12,11 m

8m

Dimensi Hijir Ismail dan Syadzarwan serta Ka‘bah dari dalam. Syadzarwan adalah bagian yang tampak memiliki lingkaranlingkaran, yaitu cincincincin untuk memasang Kiswah.

208

8,24 m

Dinding Ka‘bah

11,52 m

Dimensi Hijir Ismail dan Syadzarwan serta Ka‘bah dari dalam. Syadzarwan adalah bagian yang tampak memiliki lingkaran-lingkaran, yaitu cincin-cincin untuk memasang Kiswah.

Dr. Syauqi Abu Khalil

LUAS DAN DAYA TAMPUNG MASJIDIL HARAM Urutan

Keterangan

Luas

Total

Daya Tampung

Total

1

Luas masjid sebelum perluasan pertama oleh Kerajaan Arab Saudi (hanya area tawaf dan bangunan Dinasti Utsmani)

29.000 m2

29.000 m2

50.000 orang68 (sebelum penggusuran bangunan-bangunan di area tawaf)

72.000 orang (sesudah penggusuran bangunanbangunan di area tawaf)

2

Setelah perluasan pertama oleh Kerajaan Arab Saudi (kubah-kubah, lantai dasar, dan lantai atas)

131.000 m2

160.000 m2

327.000 orang

399.000 orang

3

Penggunaan pertama lantai teratas untuk area shalat pada 1406 H.

42.000 m2

202.000 m2

105.000 orang

504.000 orang

4

Perluasan kedua oleh Kerajaan Arab Saudi (meliputi kubahkubah, lantai dasar, lantai atas, dan lantai teratas).

76.000 m2

278.000 m2

190.000 orang

694.000 orang

5

Perluasan halaman di sekeliling masjid untuk area shalat.

88.000 m2

366.000 m2

220.000 orang

914.000 orang; dan lebih dari 1 juta orang pada waktu-waktu sibuk.

68 Daya tampung = 1 meter x 2,5 orang. Tercantum di sini 50.000 orang karena ada bangunan-bangunan yang berdiri di area tawaf seperti keempat maqam dan pembangunan sumur Zamzam serta makam Ibrahim, mimbar, dan pintu Bani Syaibah. Setelah yang paling akhir dipugar, daya tampung pun meningkat menjadi 72.000 orang.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

209

SUMBER RUJUKAN  Sulaiman ibn Musa ibn Salim ibn Hassan ibn Sulaiman ibn Ahmad ibn Abdussalam Al-Himyari Al-Kalla’i Al-Balnasi, AlIktifâ’ Min Maghâzi Sayyidinâ Rasûlillâh wa Maghâzi Al-Sâdah Al-Tsalâtsah AlKhulafâ’ Abi Bakr Al-Shiddîq wa ‘Umar Al-Farûq wa ‘Utsmân Dzin Nurain, dalam bentuk manuskrip, Dar AlKutub Al-Wathaniyyah Al-Zhahiriyyah, Damaskus, no. 4810 dan 4811.  Izzuddin ibn Al-Atsir Abu Al-Hasan Ali ibn Muhammad Al-Khazri, Usûd AlGhâbah fi Ma‘rifah Al-Shahâbah, Dar Al-Sya‘b, Kairo.  Syihabuddin Abu Al-Fadhl Ahmad ibn Ali ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ali Al-Kinani Al-Asqalani (yang dikenal dengan nama Ibn Hajar), Al-Ishâbah fi Tamyîz Al-Shahâbah, Maktabah AlMutsanna, Lebanon, cetakan I, 1328 H.  Abu Umar Yusuf ibn Abdullah ibn Muhammad ibn Abdul Barr ibn Ashim Al-Namri Al-Qurthubi, Al-Isti‘âb fi Asmâ’ Al-Ashhâb, dilengkapi dengan catatan pinggir, Maktabah Al-Mutsanna, Lebanon, cetakan I, 1328 H.  Syamsuddin Muhammad ibn Ali ibn Thulun Al-Dimasyqi, I‘lâm Al-Sa’ilîn ‘an Kutub Sayyid Al-Mursalîn, Dar Al-Kutub AlWathaniyyah Al-Zhahiriyyah, Damaskus.

210

Dr. Syauqi Abu Khalil

 Syihabuddin Abu Al-Abbas Ahmad ibn Ali Al-Tharbulisi, Istinzâl Al-Nashr bi Al-Tawassul bi Ahl Al-Badr, Dar AlKutub Al-Wathaniyyah Al-Zhahiriyyah, Damaskus, dalam bentuk manuskrip, no. 10412, dicetak dengan syarah berjudul: Syarh Al-Shadr bi Syarh Urjuzah Istinzâl Al-Nashr bi Al-Tawassul bi Ahl Al-Badr.  Khairuddin Al-Zurkali, Al-A‘lâm: Qâmûs Tarâjim li Asyhur Al-Rijâl wa Al-Nisâ’ min Al-‘Arab wa Al-Musta‘rabîn wa AlMustasyriqîn, Dar Al-‘Ilmi li Al-Malayin, Lebanon, cetakan II, 1984 M.  Umar Ridha Kahhalah, A‘lâm Al-Nisâ’: fi ‘Alamât Al-‘Arab wa Al-Islâm, Muassasah Al-Risalah, cetakan III, 1397 H/1977 M.  Muhammad Ahmad Jad Al-Maula dan Ali Muhammad Al-Bajawi serta Muhammad Abu Al-Fadhl Ibrahim, Ayyâm Al-‘Arab fi Al-Jâhiliyyah, Dar Ihya’ Al-Kutub Al-‘Arabiyyah, Mesir.  Abul Fida’ Al-Hafizh Ibn Katsir AlDimasyqi, Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah, Maktabah Al-Ma’arif, Beirut, dan Maktabah Al-Nashr, Riyadh, cetakan I, 1966 M.  Abu Ja‘far Muhammad ibn Jarir AlThabari, Târikh Al-Rusul wa Al-Muluk (Târikh Al-Thabari), Dar Al-Ma’arif, Mesir, 1963 M.

 Abu Amr Khalifah ibn Khayyath ibn Abu Hurairah (Al-Laitsi Al-Ushfuri), Târikh Khalifah ibn Khayyâth, Dar Al-Qalam dan Muassasah Al-Risalah, cetakan II, 1397 H/1977 M.  Dr. Hasan Ibrahim Hasan, Târikh AlIslâm: Al-Siyâsi wa Al-Dîni wa Al-Tsaqafi wa Al-Ijtimâ‘îy, Maktabah Al-Nahdhah Al-Mishriyyah, cetakan VI, 1961 M.  Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Târikh Makkah Al-Mukarramah Qadîman wa Hadîtsan, Penerbit Al-Rasyid, Madinah, cetakan I, 1422 H/2001 M.  Zainuddin Al-Barzanji, Jaliyah AlKurab bi Ashhâb Sayyid Al-‘Ajam wa Al-‘Arab: Risâlah fi Asmâ’ Al-Shahâbah Al-Badriyyîn wa Al-Uhudiyyîn, dalam bentuk manuskrip, Al-Maktabah AlWathaniyyah Al-Zhahiriyyah, Damaskus, no. 9066, dicetak di Mesir oleh Mathba‘ah Al-Mausu’at atas biaya Abdurrahman dan Mahmud Al-Hajali di Zanjibar.  Field Marshal Bernard Montgomery, AlHarb ‘Abr Al-Târikh, Al-Maktabah AlAnglo Al-Mishriyyah, 1971 M.  Al-Hafizh Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad ibn Ahmad ibn Utsman Al-Dzahabi, Duwal Al-Islâm, dilengkapi dengan komentar Prof. Hasan Marwah, Dar Shadir, Beirut, cetakan I, 1999 M.

 Sir Thomas W. Arnold, Al-Da‘wah ila AlIslâm, Maktabah Al-Nahdhah, cetakan II, 1957 M.  Muhibbuddin Ahmad ibn Abdullah AlThabari, Dzakhâ’ir Al-‘Uqbâ fi Manâqib Dzawi Al-Qurba, Dar Al-Ma’rifah, Beirut, 1973 M.  Abu Al-Qasim Abdurrahman ibn Abdullah ibn Ahmad ibn Abu Al-Hasan Al-Khats‘ami Al-Suhaili, Al-Rawdh Al‘Unûf: fî Tafsîr Al-Sîrah Al-Nubuwwah li Ibni Hisyâm, Dar Al-Fikr, Beirut.  Ali ibn Burhanuddin Al-Halabi AlSyafi’i, Al-Sîrah Al-Halabiyyah (Insan Al‘Uyûn fî Sîrah Al-Amîn Al-Ma’mûn), AlMaktabah Al-Tijariyyah Al-Kubra, 1382 H/1962 M.  Ahmad Zaini (dikenal dengan nama Dahlan), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah wa AlAtsar Al-Muhammadiyyah (‘alâ Hâmisy Al-Sîrah Al-Halabiyyah), Al-Maktabah Al-Tijariyyah Al-Kubra, 1382 H/1962 M.  Abu Al-Fida Isma‘il (Ibn Katsir), Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, Dar Al-Fikr, Beirut, cetakan II, 1398 H/1978 M.  Abu Muhammad Abdul Malik ibn Hisyam Al-Mu’afari Al-Bashri, Al-Sîrah Al-Nabawiyyah, Dar Al-Jil, Beirut, 1975 M.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

211

 Abdul Lathif ibn Ahmad Al-Baqa’i, Syarh Asmâ’ Ahl Badr, 1164 H., diberi penjelasan oleh Thaha ibn Muhammad Al-Jibrini—yang dikenal dengan nama Ibn Al-Muhanna—(wafat 1178 H/1764 M.), dalam bentuk manuskrip, Dar AlKutub Al-Wathaniyyah Al-Zhahiriyyah, no. 5151.  Abu Al-Husain Muslim ibn Al-Hajjaj AlQusyairi Al-Naisaburi, Shahîh Muslim, Dar Ihya’ Al-Kutub Al-‘Arabiyyah, ‘Isa AlBabi Al-Halabi, cetakan 1374 H/1955 M.  Abu Abdullah Muhammad ibn Sa‘d ibn Mani‘ Al-Zuhri, Al-Thabaqât Al-Kubrâ, Dar Shadir, Beirut, 1388 H/1968 M.  Fathuddin Abu Al-Fath Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Abdullah ibn Muhammad ibn Yahya ibn Sayyidinnas Al-Andalusi Al-Isybili, ‘Uyûn Al-Atsar fi Funûn Al-Maghâzi wa Al-Syamâ’il wa Al-Siyâr, Dar Al-Jil, cetakan II, 1974 M.  Waliyuddin Abdurrahman ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Khaldun Al-Hadhrami, Al-‘Ibar wa Diwân AlMubtada’ wa Al-Khabar fi Târikh Al-‘Arab wa Al-‘Ajam wa Al-Barbar, Dar Al-Bayan (tanpa tahun).  Abu Al-Hasan Ahmad ibn Yahya ibn Jabir ibn Daud Al-Baghdadi Al-Baladzari,

212

Dr. Syauqi Abu Khalil

Futûh Al-Buldân, Al-Maktabah AlTijariyyah Al-Kubra, cetakan 1959 M.  Ahmad Athiyatullah, Al-Qâmus Al-Islâmî, Maktabah Al-Nahdhah Al-Mishriyyah, Kairo, cetakan I, 1386 H/1966 M.  Abu Al-Hasan Ali ibn Abu Al-Karam Muhammad ibn Muhammad ibn Abdul Karim ibn Abdul Wahid Al-Syaibani (terkenal dengan nama Ibn Al-Atsir AlJazari, yang dijuluki Izzuddin), Al-Kâmil fi Al-Târikh, Idarah Al-Thaba’ah AlMuniriyyah, 1348 H.  Abu Sa‘d Abdul Karim ibn Muhammad ibn Manshur Al-Taimi Al-Sam’ani, Kitab Al-Ansâb, Nasyr Muhammad Amin Damj, Beirut, cetakan II, 1400 H/1980 M.  Ibn Al-Mabrad, Kitâb Al-Syajarah AlNabawiyyah fî Nasab Khair Al-Bariyyah, dilengkapi dengan komentar oleh Muhyiddin Daib Mustu, Dar Al-Kalim Al-Thayyib, Damaskus, Beirut, cetakan I, 1414 H/1994 M.  Abu Ja‘far Muhammad ibn Habib Al-Hasyimi Al-Baghdadi, Kitâb AlMuhabbar, telah dikoreksi oleh Dr. Eliza Lichtenstater, Mansyurat Dar Al-Afaq Al-Jadidah, Beirut, tanpa tahun.

 Ali ibn Al-Husain ibn Ali Al-Mas’udi, Murûj Al-Dzahab wa Ma‘âdin Al-Jawhar, Dar Al-Fikr, cetakan V, 1393 H/1973 M.  Abu Abdullah Muhammad ibn Ahmad ibn Utsman Al-Dzahabi, Mizân Al-I‘tidâl fi Naqd Al-Rijâl, Dar Al-Ihya’ Al-Kutub Al-‘Arabiyyah, ‘Isa Al-Babi Al-Halabi wa Syarikahu, cetakan I, 1382 H/1963 M.  Syihabuddin Abu Abdullah Yaqut ibn Abdullah Al-Hamawi, Mu‘jam AlBuldân, Dar Shadir, Beirut.  Muhammad Ridha, Muhammad Rasulullâh, Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut, 1395 H/1975 M.

 Mahmud Basya Al-Falaki, Natâ’ij AlAfhâm fi Taqwîm Al-‘Arab qabla Al-Islâm wa fi Tahqîq Maulidihi wa ‘Umrihi ‘alaihi Al-Shalâh wa Al-Salâm, Dar Al-Basya’ir Al-Islamiyyah, Beirut, cetakan I, 1407 H/1986 M.  Muhammad Al-Kailani, Nasamât Al‘Ashr wa Nafahât Al-Azhar fi Fadhâ’il Al-Isyârah Al-Abrâr Ashhâb Al-Nabiy Al-Mukhtâr, dalam bentuk manuskrip, Dar Al-Kutub Al-Wathaniyyah AlZhahiriyyah, no. 8763.  Abu Al-Faraj Abdurrahman ibn Al-Jauzi, Al-Wafâ’ bi Ahwâl Al-Mushthafâ, Dar Al-Kutub Al-Haditsah, Mesir, cetakan I, 1386 H/1966 M.

 Umar Ridha Kahalah, Mu‘jam Qabâ’il Al‘Arab, Dar Al-‘Ilm li Al-Malayin, cetakan II, 1388 H/1968 H.

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

213

INDEKS A Ababil 21, 23 Abdullah ibn Abdul Muthalib 26, 28 Abdullah ibn Amr 189 Abdullah ibn Hudzaifah 129, 131 Abdullah ibn Jahsy 78 Abdullah ibn Ruwahah 89, 123, 153–154 Abdul Muthalib 20–21, 23, 26–28, 30–31, 35, 71–72, 179 Abdurrahman ibn Auf 119, 121 Abrahah 20–23 Abu Ayyub Al-Anshari 55–56 Abu Bakar Al-Shiddiq 144, 175, 179 Abu Daud 190, 193, 196, 201 Abu Jahal ibn Hisyam 71 Abu Lahab 28 Abu Qatadah 112, 158 Abu Salamah 97, 121 Abu Sufyan 70, 72, 82, 86, 93, 102, 125, 137, 139, 140–141 Abu Thalib 27–28, 31–32, 48, 70, 121, 153–154, 164, 172, 175–176, 187 Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah 117, 157 Abwa’ 28, 30, 74 Adhatu Laban 202 Ahli Kitab 10, 111, 135, 142 Ahlul Bait 67 Al-Abbas 28, 210 Al-‘Aish 71, 119 Al-Baghawi 194 Al-Baihaqi 194 Al-Daraquthni 194 Al-Ghabah 114 Al-Hakim Al-Naisaburi 194 Al-Hums 1, 36–37, 39 Ali ibn Abu Thalib 32, 121, 164, 172, 175–176, 187 Al-Juhfah 202 Al-Jumum 118 Al-Kharar 73 Almasih 136 Al-Mughammis 22 Al-Mundzir ibn Amr 99

214

Dr. Syauqi Abu Khalil

Al-Muqauqis 129, 135–137 Al-Murisi 106 Al-Musyaqqar 16 Al-Nasa’i 191, 193, 198 Al-Quds 46, 129, 191, 198, 201 Al-Raji‘ 100 Al-Sawiq 86 Al-Thabrani 194 Al-Tharaf 118, 120 Al-Tirmidzi 190–191, 193, 197 Al-Walid ibn Al-Mughirah 40 ‘Âm Al-Huzni 48 ‘âm al-wufûd 177 Aminah binti Wahab 26, 28 Amr ibn Al-Ash 129, 156, 162, 198 Anshar 48, 50, 67, 70, 74, 82, 85–86, 99, 109, 156, 175 Arab Saudi 7, 201, 209 Arafah 19, 36–37, 39, 181–182, 202 Arudh 6–7 Ashhâb Al-Shuffah 70 Asir 6–7 Aslam 19, 112, 125 Asyut 138 Aus 49, 65, 89 Ayyâm Al-Fijar 33–34 Azar ibn Nahur 8

Bani Bakr 110, 159 Bani Dhamrah 74 Bani Hanzhalah 185 Bani Hasyim 35, 48, 52, 70 Bani Hudzail 113, 162 Bani Israil 10 Bani Jadzimah 164 Bani Jurhum 8–9 Bani Kilab 144, 169, 179 Bani Lihyan 113 Bani Murrah 107, 145, 179 Bani Mushthaliq 106 Bani Nadhir 33, 90, 101 Bani Qainuqa’ 85 Bani Quraizhah 64, 89, 107, 109, 112 Bani Sa‘d 121, 185, 187 Bani Sulaim 87–88, 99, 118, 149, 161, 179 Bani Taim 35 Bani Tamim 16, 167 Bani Tsa’labah 103, 116–117, 120, 179 Bani Tsaqif 48, 167, 177 Bani Zuhrah 35 Baqi Al-Gharqad 66 Bashrah 190–192, 196, 199–201 Beersheba 8 Bendungan Ma’rib 9, 164 Bilal ibn Rabah 32

B Babilonia 8–9 Badzan 2, 128, 130–134 Baghdad 190–192, 196, 199, 201 Buhaira 30–31 Bahrain 7, 16, 129, 186–187 Bai‘at Al-Ridhwan 126–127 Baiat Aqabah 2, 48–49 Baiat Perang 49 Baiat Wanita 48 Baitullah 24, 34, 37 Baitul Maqdis 68, 139, 142 Bani Bani Al-Najjar 30 Bani Asad 97, 115, 179 Bani Badar 120

D Daba 16 Damaskus 129, 210–212 Dâr Al-Nadwah 52 Daumatul Jandal 16, 104–105, 119, 121, 174 Dihyah Al-Kalbi 129, 141 Dzatu Athla’ 152 Dzatu Irq 202 Dzatur Riqa’ 103 Dzatu Salasil 156 Dzi Amar 88, 91 Dzul Hulaifah (Bir Ali) 202 Dzul Kaffain 15, 42–43, 166 Dzul Qushshah 116–117

Dzul Usyairah 77 Dzu Qarad 114

E Eparwiz 129, 131–132 Ethiopia (Habasyah) 20–21, 24, 31–32, 34, 39, 129, 170

F Fadak 121, 127–128, 145, 150–151 Fathu Makkah 159–160 Fazarah 120, 179 Fusthath 198

Hijaz 6–7, 9, 100, 113, 131, 190–191, 193, 195, 197, 199, 200 hijrah 8, 30, 32, 39, 42, 48, 50, 52, 55, 64, 68, 70–78, 82–88, 93, 95, 97–110, 113–127, 130, 135, 143–153, 156– 159, 161–177, 179 Hilf Al-Fudhul 31 Hims 139, 142 Himyar 18, 20, 177 Hisma 118, 120 Hormuz 129, 131–132 Hudaibiyah 27, 126–130, 135, 139, 148, 159, 202 Hud a.s. 17

I G Gaza 28, 139, 141 Ghathafan 19, 34, 87–88, 103, 107, 112, 114, 122–123, 127, 147, 158 ghazwah 74, 103, 128, 148, 153, 197 Gurun Nafud 6

H Hadramaut 6, 18–19, 179, 185 haji 20, 23, 36–37, 39, 40, 42, 48–49, 70, 111, 175, 179, 181, 191 Hajjatul Wadâ‘ 179 Hamra Al-Asad 93, 96 Hassan ibn Tsabit 137 Hasyim 20, 26, 34–35, 48, 52, 70 Hathib ibn Abu Balta’ah 129, 135 Hawazin 19, 31, 33–34, 35, 37, 143, 151, 165 Hebron 8 Heraklius 2, 128, 129, 139–142

Ibn Abbas 44, 66, 130 Ibn Hajar 142, 210 Ibn Hibban 194 Ibn Ishaq 177, 195, 197 Ibn Katsir 26, 35, 111, 131–133, 137, 140, 177, 210–211 Ibn Majah 191, 193, 199 Ibn Sa‘d 68, 74, 177, 195 Ibrahim a.s. 1, 8–10, 20, 36, 39, 202 Ibrani 8–9 Imam Imam Ahmad 192–194, 196, 200–201 Imam Al-Darimi 193, 200–201 Imam Al-Nasa’i 191 Imam Malik 192–193, 201 Imam Muslim 190, 195, 201 India 17 Injil 10, 136 Irak 6, 8, 28, 189–190, 192–195, 197, 200–202 Isa ibn Maryam 137 Isfahan 2, 60, 65, 192 Iskandaria 129, 135, 138 Isma‘il a.s. 8–9, 26

J Jabir ibn Abdullah 189 Ja‘far ibn Abu Thalib 153–154 Jeddah 170–171, 174 Jibril 32, 52, 202 Ji‘ranah 165, 202

K Ka‘bah 20–21, 23–24, 36, 41, 68, 70, 111, 126, 148, 159, 177, 181, 183, 202, 204–205, 208 Ka‘b ibn Al-Asyraf 2, 85, 88–90, 112 Khadijah binti Khuwailid 31–32 Khaibar 19, 34, 42, 101, 107, 111–112, 121–127, 128, 130 Khaldea 8 Khalid ibn Al-Walid 93, 153, 161, 164, 174, 176 Khats‘am 20, 168 Khazraj 49, 65, 112 Khuza‘ah 37, 106, 159 Kinanah 20, 26, 31, 33–35, 37, 74, 93, 161, 164, 179 Konstantinopel 142 Kota Ur 8 Kristen 20, 61–62, 136 Kufah 8, 192, 200 Kuwait 7

L Laut Laut Arab 5 Laut Mati 8 Laut Merah 5 Lembah Qura 64–65, 120, 127–128, 152 Luth a.s. 8

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

215

216

M

N

Madain 7, 131, 176 Madinah 2, 6, 30, 32, 42, 49–50, 52–53, 55–58, 60, 64–66, 68, 70–71, 73–77, 82–83, 86, 88–89, 93, 101–102, 104, 107, 109, 111, 114–117, 121, 124–125, 127–128, 130–131, 134, 143, 147– 149, 152–153, 156, 159, 165, 174–175, 178–179, 189, 192, 195, 200–202, 211 Maghâzi 194, 210, 212 Mahrah 6, 17 Makkah 6, 8, 20, 23–25, 27–28, 30, 32, 36–37, 39, 41–42, 44, 46–50, 52–53, 64–65, 68, 70–71, 78, 82, 85, 89, 93, 101, 111, 113, 125–126, 140, 148, 158–160, 164–165, 176–177, 181, 191–192, 200–203, 211 manjaniq 166 Mariah Al-Qibthiyyah 2, 32, 128, 135–138 Martsad ibn Abu Martsad 100 Masjid Al-Qiblatain 67–68 Masjidil Haram 41, 46, 68, 148, 202–203, 207 Masjid Nabawi 55, 68, 70 Masjid Quba 50, 54–55, 130 Mesir 8, 32, 128–129, 135–138, 189–202, 210–213 Mosul 62–63, 65 Muawiyah ibn Abu Sufyan 137 Muhajirin 67, 70–74, 78, 82, 156, 175, 177 Muhammad ibn Maslamah 88–90, 110, 116–117 Muhammad Saw. 1, 8, 20, 23, 26, 27, 30–32, 34, 39, 50, 52, 60, 66, 135–136, 142, 184, 196 Musa a.s. 10 Mush‘ab ibn Umair 49, 93 Musta‘rabah 8–9

Naisabur 190, 195, 201 Najasyi 39, 129 Najran 5, 68, 69, 164, 176, 186–187 Nasrani 10, 68, 69 Nebukadnezar 9 Nejd 6, 7, 88, 91–94, 99, 103, 110, 144, 146, 158, 202 Nikhlah 78, 88, 118, 146, 161, 202 Nil 138 Nisibis 45, 63–65

Dr. Syauqi Abu Khalil

O Oman 5–7, 16, 129

P Palestina 8, 10, 139, 142, 201 Pasar Pasar Aden 17 Pasar Al-Hijr 19 Pasar Al-Musyaqqar 16 Pasar Al-Nathat 19 Pasar Al-Rabiyah 19 Pasar Al-Syahr 17 pasar budak 16 Pasar Daba 16 Pasar Daumatul Jandal 16 Pasar Dzul Mijaz 19 Pasar Shana’a 17 Pasar Shuhar 16 Pasar Ukazh 19, 34 Pegunungan Pegunungan Asir 6 Pegunungan Madyan 5 Pegunungan Sarat 5 Perang Perang Ahzab 107, 112 Perang Al-Fijar 1, 31–35 Perang Badar 42, 66, 68, 76, 80, 82, 85–86, 89, 93, 102, 177 perang ekonomi 70

Perang Hawazin 165 Perang Hunain 165 Perang Khandaq 67, 107, 112, 122 Perang Mu’tah 153 Perang Tabuk 174, 177 Perang Uhud 93, 95, 102 Persia 5, 16, 18, 60, 131–134, 139, 192, 200

Q Qais ‘Ailan 33–35, 112 Qarnul Manazil 202 Qatar 7 Qathan 97 Quba 50–55, 65–66, 130 Quraisy 19–23, 26–27, 31–41, 48, 50, 52, 55, 70, 73–78, 82, 85, 89–90, 93, 101–102, 107–113, 119, 125–127, 131, 136–140, 148, 159, 161, 172, 177

R Rabigh 72 Raja Heksos 8 Raudhah 184 Riyadh 18, 210 Romawi 63, 129, 139, 140–142, 153, 174

S Sa‘d ibn Abi Waqqash 72–73 Sa‘d ibn Muadz 70, 109 Sa‘d ibn Ubadah 74, 189 Safawan 76 Salim ibn Umair 84 Salman Al-Farisi 2, 60, 65, 67, 107–108 Samarkand 189, 193, 201

Sariyyah 70–73, 78, 83–84, 88, 90, 93–94, 97–100, 110, 115–125, 143–152, 156– 158, 161–176 Semenanjung Arab 1, 5–9, 18, 60 Shafwan ibn Umayyah 102 Shahîfah 189 Shana’a 7, 17, 20–23, 128, 134, 172, 185 Sijistan 190, 201 Sîrah 20, 26, 35, 111, 131–133, 137, 140, 142, 177, 179, 194, 197, 211 Siti Hajar 8 Suhail ibn Amr 127 Sumur Ma’unah 99 Syam 5, 9, 18, 28–32, 55, 61–62, 65, 77, 93, 101, 119, 137, 139, 142, 173–174, 189– 199, 200, 202

T Tahun Gajah 1, 20–23, 30, 36 Tan’im 202 Taurat 9–10, 136 Teluk Teluk Aden 5 Teluk Aqaba 5

Teluk Arab 5 Teluk Oman 5 Teluk Persia 5, 16, 18 Thaif 20, 44–45, 48, 78, 131, 165–166, 202 Thufail ibn Amr Al-Azadi 1, 41 Tihamah 5–6, 93 Tropic of Cancer 7 Turabah 143, 168 Turunan Nikhlah 78, 118, 146

U Ubadah ibn Al-Shamit 48 Ubaidah ibn Al-Harits 71–72 Umair ibn Adi 83 Umar ibn Abdul Aziz 189, 196 Umar ibn Al-Khaththab 105, 143, 203 Umayyah ibn Khalaf 70, 75 Ummu Aiman 30 Ummu Salamah 26 ‘Umrah Al-Qadha’ 148 Uni Emirat Arab 7 Urainah 98, 124 Usamah ibn Zaid 146, 179–180 Usyairah 77 Utbah ibn Rabi’ah 34–35 Uyainah ibn Hishn 114, 147, 167

W Waddan 74

Y Yahudi 9–10, 20, 64, 82–85, 88–90, 101, 107, 111–112, 121–123, 127–128, 136 Yaksum 23 Yalamlam 164, 202 Yamamah 7, 18–19, 42, 129 Yaman 2, 5–9, 20, 23, 130–134, 142, 147, 164, 172, 176–179, 192, 200, 202 Yanbu‘ 5, 77

Z Zaid ibn Haritsah 48, 89, 93–94, 118–120, 153–154, 179 Zaid ibn Tsabit 32 zakat 185, 187 Zamzam 8, 23, 209

Atlas Jejak Agung Muhammad Saw.

217

Profil Penulis DR. SYAUQI ABU KHALIL. Lahir di Kota Beit Shean (Palestina) pada 1941. Dia lulus dari Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Damaskus, pada 1965.  Meraih gelar doktor dalam bidang sejarah dari Akademi Ilmu Pengetahuan Azerbaijan. Selain pernah memegang beberapa jabatan penting di Departemen Pendidikan Suriah, dia juga mengajar di Universitas Damaskus dan beberapa lembaga pendidikan terkemuka lainnya. Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Editorial Dar Al-Fikr, Damaskus. Dia telah menghasilkan lebih dari lima puluh karya dalam berbagai bidang, khususnya tentang peradaban Islam dan Arab.[]

Seri Ensiklopedia Muhammad Saw.

222

Dr. Syauqi Abu Khalil

Related Documents

Agung
January 2021 4
Jejak Prabowo
January 2021 2
Asia Muhammad
February 2021 2
Aqessa Aninda - Dua Jejak
January 2021 4

More Documents from "Raditya Akbar Dewantara"