Bab I Pendahuluan

  • Uploaded by: rhandyas
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Pendahuluan as PDF for free.

More details

  • Words: 5,966
  • Pages: 38
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan serta memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai unsur utama sumber daya manusia mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan, serta mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilaku yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawab sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan Negara. Untuk dapat membentuk sosok ASN tersebut perlu dilaksanakan sistem pembelajaran pendidikan dan pelatihan sehingga dituntut dapat mengaktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan anti Korupsi (ANEKA). Proses internalisasi nilai dasar dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di dalam ruang kuliah (on campus) dan pembelajaran di tempat tugas / magang (off campus). Keberhasilan PNS dalam mengikuti tahap internalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS bukan hanya diukur melalui kemampuan memahami kelima dasar nilai profesi, tetapi juga diukur dari kemampuan mengaktualisasikannya ke dalam konteks pekerjaan sehari-hari. Olah karena itu, sebagai PNS harus membuat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS khususnya pelayanan kesehatan yang dilakukan di Rumah Sakit. 1

Sesuai dengan Permenkes nomor 4 tahun 2018 pasal 1 ayat 1, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Permenkes nomor 4 tahun 2018 pasal 1 ayat 2, Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit. Permenkes nomor 4 tahun 2018 pasal 1 ayat 5, Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Kode Etik Radiografer, Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukanlah profesi yang semata- mata pekerjaan untuk mencari nafkah akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan. Surat

Keputusan

No.049/Menkes/SKB/I/2003,

Bersama

Men.

Kes.

&

Ka.

BKN

Radiografer

adalah

PNS

yang

diberi

tugas,

tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi pada unit pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Bersama Men. Kes & Ka. BKN nomor 29 tahun 2013 disebutkan bahwa radiografer adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan radiologi pada sarana kesehatan. Radiografer merupakan salah satu SDM pelayanan penunjang medis di Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto. Pemanfaatan radiasi pada berbagai bidang terutama dalam bidang kesehatan harus selalu memperhatikan prosedur standar proteksi dan keselamatan radiasi. Berdasarkan peraturan yang ditentukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) nomor 8 tahun 2011 tentang keselamatan radiasi untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum dari ancaman bahaya radiasi.Terdapat beberapa permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan pelayanan penunjang medis di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto, salah satunya yaitu di instalasi 2

radiologi kurangnya standar prosedur proteksi radiasi pada pasien saat dilakukannya foto rontgen. Untuk menghindari terjadinya paparan yang tidak diinginkan maka harus dibuatnya prosedur standar proteksi radiasi. Prosedur proteksi bertujuan untuk mencegah terjadinya efek deterministik dan efek stokastik diwaktu yang akan datang .standar keselamatan pasien akan memudahkan radiographer dalam melakukan pemeriksaan foto rontgen dengan mengacu pada peraturan yang ada. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis berinisiatif untuk membuat standart keselamatan radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen di Instalasi Radiologi. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk membuat rancangan aktualisasi dengan judul Optimalisasi Standar Prosedur Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Berdasarkan peran dan fungsi ASN, yakni sebagai pelaksana kebijakan pemerintahan, pelayanan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, masalah pelayanan publik selalu menjadi perhatian khusus. Salah satu dari pelayanan publik yaitu pelayanan radiologi yang merupakan bagian integral dari pelayanan medik yang perlu mendapat perhatian khusus karena bermanfaat dalam penegakkan diagnosa. Agar seluruh sarana pelayanan kesehatan mempunyai mutu yang sama dalam menyelenggarakan pelayanan radiologi, maka diperlukan standar pelayanan radiologi yang dapat dipakai sebagai acuan dan dipenuhi oleh sarana pelayanan kesehatan yang akan menyelenggarakan pelayanan radiologi. Jadi aparatur diharapkan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi radiographer terampil dalam instansi sehingga dapat terwujudnya pelayanan yang berbasis masyarakat dan peran sesungguhnya dari aparatur itu sendiri sebagai pelaksana kebijakan yang benar-benar mengabdi pada masyarakat demi kemajuan bangsa, negara, dan tanah air.

3

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1

Tujuan

1. Tujuan umum Tujuan dari Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS yang saya lakukan adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan mewujudkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam melaksanakan tugas jabatannya di tempat kerja masing-masing; 2) Kemampuan melaksanakan tugas jabatan secara profesional sebagai pelayan masyarakat di tempat kerja masing-masing; 3) Kemampuan mensosialisasikan suatu program

yang baru

supaya

berkelanjutan di tempat kerja masing-masing; 4) Kemampuan memberikan solusi yang inovatif dan kreatif demi pelayanan pada masyarakat yang optimal, efektif, dan efisien. 2. Tujuan khusus 1)

Sebagai standarisasi cara yang dilakukan radiographer dalam pemeriksaan foto rontgen dan mengurangi kesalahan ataupun kelalaian

2)

Menyediakan pedoman alur kerja bagi setiap radiographer di unit radiologi dalam melaksanakan tugas pemeriksaan foto rontgen.

3)

Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan procedural dalam memberikan pelayanan

4)

Membantu pegawai baru lebih cepat beradaptasi dengan pekerjaanya

3. Manfaat Adapun manfaat Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS yang saya lakukan adalah agar bisa berguna bagi: 1) Diri sendiri sehingga mampu menjadi ASN yang terampil dan professional 2) Pimpinan sehingga mampu menjalankan perintah sesuai dengan kaidah yang berlaku dan berdaya guna 3) Rekan-rekan kerja sehingga mampu menciptakan lingkungan kerja yang 4

harmonis dan memudahkan dalam pelayanan radiologi; 4) Pasien dan masyarakat sehingga mampu menciptakan pelayanan yang profersioanal, efektif dan efisien; 5) Rumah Sakit sehingga mampu meningkatkan kualitas mutu demi pelayanan yang prioritas pada pelayanan public; 6) Negara sehingga mampu menjadi abdi negara yang bekerja dengan sepenuh hati demi terciptanya NKRI Yang berdaulat, adil dan makmur. 1.3 Ruang lingkup Rancangan aktualisasi ini mencakup bagaimana rencana pengaktualisasian kelima nilai dasar yang terdiri dari akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA) dalam lingkup kerja di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto. Ruang lingkup dari kegiatan ini, meliputi: 1) Kegiatan aktualisasi dilakukan sesuai dengan batasan yang telah tertulis dalam rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Standar Prosedur Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah” 2) Kegiatan ini dilakukan di Instalasi radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto 3) Kegiatan akan dilakukan oleh penulis dengan melibatkan tim yang bertugas di di Instalasi radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto 4) Kegiatan ini sesuai dengan tahapan rancangan aktualisasi yang berjumlah 9 kegiatan 5) Waktu pelaksanaan aktualisasi dimulai tanggal 12 november – 10 desember 2019

5

BAB II GAMBARAN UNIT KERJA 2.1 Deskripsi Organisasi 2.1.1

Sejarah Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto Rumah Sakit Kusta Sumberglagah berdiri pada tanggal 29 November

1952; nomor : 27746 / XIX / 5 K didirikan oleh Jawatan Inspeksi Kesehatan Jawa Timur, diberi nama “ Balai Pengobatan Kusta“. Terletak pada dusun Sumberglagah,

desa

Tanjungkenongo,

Kecamatan

Pacet,

Kabupaten

Mojokerto, Propinsi Jawa Timur, terletak 30 Km dari ibukota Kabupaten, 8 Km dari ibukota Kecamatan dengan luas area : 19.000 M2.

Gambar 2.1 Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto

Pada tahun 1952 berdiri sebuah bangunan terdiri dari 2 buah ruang zaal, 1 gudang obat, 1 dapur. Jumlah tenaga pada tahun tersebut sebanyak 6 orang yang terdiri dari 1 orang tenaga perawat sebagai kepala Rumah Sakit, 2 orang juru kesehatan, 2 orang pesuruh, 1 orang juru masak dengan jumlah pasien dirawat kurang lebih 6 – 14 orang.

6

Tahun 1955 mengalami pergantian pimpinan dari Bp. SUGENG ke Bp. IBRAHIM, dengan kapasitas 24 tempat tidur dengan pasien 36 orang. Dilakukan penambahan ketenagaan terdiri dari 2 orang juru kesehatan, 1orang juru masak dan 1 orang bagian tata usaha. Sehingga secara total tenaga menjadi 10 karyawan yang terdiri dari 1 orang juru rawat , 4 orang juru kesehatan, 2 orang pesuruh, 2 orang juru masak dan 1 orang tata usaha. Pada tahun 1958 dilakukan penambahan gedung zaal III dan dapur dengan kapasitas 36 pasien, yang disertai penambahan jumlah pegawai sebanyak 10 orang yang terdiri dari 4 orang juru kesehatan, 2 orang juru masak, 2 orang pesuruh, 1 orang tenaga laborat dan 1 orang tenaga tata usaha. Jumlah ketenagaan secara total menjadi 20 pegawai yang terdiri dari 1 kepala Rumah Sakit, 8 orang juru kesehatan, 1 tenaga laborat, 4 orang juru masak, 4 orang pesuruh dan 2 orang tata usaha. Pada tahun 1970 dilakukan penambahan zaal IV kapasitas 50 tempat tidur dengan jumlah pasien 80 orang. Dalam kebijaksanaan pimpinan setempat dikarenakan penderita semakin banyak, maka didirikan rumah – rumah penampungan didalam komplek Rumah Sakit dengan kapasitas 115 rumah, dengan jumlah pasien 120 penderita. Pada tahun tersebut jumlah tenaga RS sebanyak 21 karyawan yang terdiri dari 1 orang Kepala Rumah Sakit, 8 juru kesehatan, 2 orang Tata Usaha (perlengkapan), 1 orang Laboratorium, 4 orang juru masak, 4 orang pesuruh, 1 orang tenaga pencuci. Tahun 1972 serah terima pimpinan dari Bp. IBRAHIM ke Ibu SOERJATININGSIH. Tahun 1975 penambahan zaal V ( lima ) kapasitas 111 tempat tidur; disinilah diterapkan kebijaksanaan adanya pengobatan MDT, berdampak pembongkaran rumah – rumah penampungan. Sistem keuangan UMK ( Uang Muka Kerja ) 1953 – 1955. UMC (Uang Muka Cabang) 1955 – 1987. DIKDA (Daftar Isian Kegiatan Daerah) 1987 – sekarang. OPRS ( Operasional dan Pemeliharaan Rumah Sakit ) tahun 1990 sampai dengan sekarang. Obat – obatan dan peralatan 1952 – 1987 droping dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 7

2.1.2

Analisa Situasi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto 1. Letak Geografis Rumah Sakit Kusta Sumberglagah terletak di Dusun Sumberglagah, Desa Tanjungkenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, dengan luas area 19.000 m2 dan luas bangunan 2.499,16 m2 Dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara

: Areal parkir kendaraan

b. Sebelah Barat

: Perkampungan eks penderita kusta

c. Sebelah Selatan

: Areal persawahan

d. Sebelah Timur

: Dusun Sumberglagah

2. Data Lain-Lain a.

Nama Rumah Sakit

: Rumah Sakit Kusta Sumberglagah

b.

Alamat / Telp / Fax

:Sumberglagah, Ds.Tanjung Kenongo, Kec.Pacet, kab.Mojokerto

c.

Telepon

: (0321) 690441, 690106

d.

Fax

: (0321) 690137

e.

Email

: [email protected]

f.

Website

: www.rssumberglagah.jatimprov.go.id

g.

Status Kepemilikan

: Pemerintah Provinsi Jawa Timur

h.

Nomor Registrasi RS

: 3516016

i.

Luas Lahan

: 19.000 M2

j.

Luas Bangunan

: 4.682 M2

8

Gambar 2.2 Denah RS Kusta Sumberglagah Mojokerto

2.1.3 Visi, Misi, Motto dan Tujuan RS Kusta Sumberglagah Mojokerto 1. Visi Visi RS Kusta Sumberglagah adalah : “ Menjadi pelayanan yang terpercaya di bidang medik, pelayanan komunitas dan pendidikan SDM kesehatan”. 2. Misi Misi RS Kusta Sumberglagah adalah : ”Menyediakan pelayanan medis, pelayanan komunitas, dan pelayanan SDM kesehatan yang komprehensif, integratif dan berkualitas secara berkelanjutan”. 3. Motto Motto RS Kusta Sumberglagah adalah : ” Jujur, ramah, dan terpercaya dalam pelayanan 4. Tujuan Meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penyediaan layanan kesehatan yang informatif dan terpercaya yang dilaksanakan oleh pekerja pengetahuan dan didukung dengan sarana prasarana yang memadai . 9

2.1.4 Sarana dan Prasarana RS Kusta Sumberglagah Mojokerto 1. Sarana Gedung Sarana gedung yang dimiliki antara lain : 1. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) 2. Gedung Poliklinik Terpadu 3. Gedung perkantoran 4. Gedung rawat inap 5. Gedung pelayanan penunjang (laboratorium, radiologi, gizi, IPS, ISL, farmasi, pemulasaran jenazah, ambulance, CSSD & Loundry, humas, keamanan dan ketertiban, rekam medik) 6. Gedung perawatan intensif (ICU) 7. Gedung Kamar Operasi 8. Ruang tunggu pasien 9. Gedung sekretariat PPI, PMKP, Ruang Keperawatan, Ruang PIO Farmasi, PPRA 10. Ruang jaga dokter 11. Aula rumah sakit 12. Gedung pertemuan 13. Ruang Skill Lab 14. Gudang Umum 2. Sarana Peralatan Peralatan baik medis maupun non medis dari tahun ke tahun selalu bertambah. Khusus peralatan medis keadaan sampai saat ini sudah cukup memadai untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Peralatan medis yang dimiliki RS Kusta Sumberglagah antara lain: 1. Echo Cardiographi (ECG) 2. Endoscopy / Colonoscopy 3. Laparoscopi 10

4. Digital Radiography System 5. Operating mycroscop 6. Urologic surgery set 7. Orthopaedic surgery set 3. Sarana Pengolahan Limbah 1.

Incenerator untuk pengelolaan sampah medis

2.

Unit pengelolaan sampah non medis

3.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

4. Sumber Daya Listrik dan Air 1. Listrik

: PLN 3x197 KVA dan back up daya dengan genset berdaya 1.900 KVA

2. Air 5.

2.1.5

: PDAM dan WTP

Ambulance 1. Ambulance Emergency

: 2 unit

2. Ambulance transpor

: 3 unit

3. Ambulance jenazah

: 1 unit ( 1 unit untuk Mr./Mrs. X )

Jenis Pelayanan di RS Kusta Sumberglagah Secara keseluruhan pelayanan yang dimiliki oleh RS Kusta Sumberglagah adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan gawat darurat 2. Pelayanan rawat jalan 3. Pelayanan rawat inap 4. Pelayanan tindakan medik 5. Pelayanan persalinan 6. Pelayanan perawatan intensif 7. Pelayanan onkologi 8. Pelayanan penunjang medis 9. Pelayanan jenazah 10. Pelayanan ambulance 11. Pelayanan pengelolaan limbah 11

12. Pelayanan sterilisasi alat 13. Pelayanan farmasi rumah sakit 14. Pelayanan gizi 15. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit

2.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Unit Kerja

Diagram 2.1 Struktur Organisasi RS Kusta Sumberglagah

2.2.1

Tugas Rumah sakit Kusta Sumberglagah Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan di bidang Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatis penyakit Kusta

12

2.2.2 Fungsi 1.

Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta

2.

Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta

3.

Pelayanan medis penyakit kusta

4.

Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan nonmedis

5.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat

6.

Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan

7.

Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan program

8.

Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta

9.

Penyelenggaraaan penelitian, pengembangan dan diklat

10. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program 11. Pelaksanaan ketatausahaan 12. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepala Dinas.

13

2.2.3

Tugas Pokok Jabatan Plt. Direktur RS Kusta Sumberglagah Dr. Dian Islami, Mkes

Kepala Yanmed Dr. Lucky Murniasih FIM

Kepala Seksi Penunjang Medis Dr. Sri Endah, Sp.Rad

Kepala Instalasi Radiologi Dr. Sri Endah, Sp.Rad

Kepala Ruangan Radiologi M.Zamhari ,Amd.Rad

Radiografer Terampil Ruspita Handyastiwi, A.Md.Rad Diagram 2.2 Kedudukan Unit Kerja

Adapun pekerjaan / uraian tugas dan fungsi Radografer Terampil di Instalasi Radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang telah ditentukan adalah: 14

1. Uraian Tugas 1) Melaksanakan kegiatan radiologi secara umum 2) Merencanakan pelaksanaan pelayanan Instalasi Radiologi kepa da pasien Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, dan I nstalasi Rawat Inap. 3) Melakukan perjanjian dengan perawat atau pasien dan keluarga nya dalam program pemeriksaan radiologi dengan kontras. 4) Akurasi dalam memberikan tarif pelayanan Instalasi Radiologi. 5) Melakukan perawatan semua peralatan radiologi dan aksesoris nya sehingga selalu siap pakai. 6) Bertugas dalam proses pencetakan gambaran radiografi. 2. Bertanggungjawab 1) Bertanggungjawab terhadap proses pembuatan radiografi secara keseluruhan; 2) Bertanggungjawab terhadap pemakaian, pemeliharaan dan kerusakan yang terjadi pada film rontgen; 3) Bertanggungjawab

untuk

menghubungi

dokter

spesialis

radiologi pada pemeriksaan tertentu maupun untuk pembacaan foto rontgen; 4) Bertanggungjawab terhadap stok BAHP di Instalasi Radiologi; 5) Menjelaskan tentang persiapan pemeriksaan radiologi tertentu (USG dan pemeriksaan radiologi dengan kontras) kepada pasien dan atau keluarganya; 6) Bertanggungjawab untuk perawatan dan pemeliharaan pesawat rontgen dan aksesorisnya; 7) Bertanggungjawab dalam administrasi radiologi; 8) Melapor kepada Kepala Instalasi Radiologi bila terjadi kerusakan pesawat rontgen dan aksesorisnya; 9) Membantu mengumpulkan data jumlah pemeriksaan radiologi secara berkala. 15

3. Wewenang 1) Membantu dokter spesialis radiologi dalam pemeriksaan radiologi; 2) Mengusulkan servis alat dan pesawat rontgen 3) Melakukan pemeriksaan radiologi tanpa media kontras maupun dengan media kontras; 4) Bersama dokter spesialis radiologi melakukan pemeriksaan radiologi dengan media kontras; 5) Memberikan proteksi radiasi terhadap pasien, dan atau petugas yang mengantar pasien.

16

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Internalisasi Pembelajaran 3.1.1

Sikap dan Perilaku Bela Negara

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara Wawasan Kebangsaan Indonesia adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Nilai-nilai dari bela negara terdiri dari lima, yaitu: 1) Cinta tanah air 2) Sadar berbangsa dan bernegara 3) Yakin kepada pancasila sebagai ideologi negara 4) Rela berkorban untuk bangsa dan negara Memiliki kemampuan awal bela negara secara fisik dan mental

2. Analisa Isu Kontemporer Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh pada pencapaian tujuan nasional.Analisa perubahan lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis ASN.Sehingga ASN dapat memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis.Dengan begitu ASN dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.

17

3. Kesiapsiagaan Bela Negara Kesiapsiagaan bela negara adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD NKRI 1945, yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 3.1.2

Nilai - Nilai Dasar ASN 1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus

dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Adapun nilai-nilai dasar dari akuntabilitas, yaitu: tanggung jawab, jujur, kejelasan target, netral, mendahulukan kepentingan publik, adil, transparan, konsisten, dan partsipatif. 2. Nasionalisme Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila. Ada lima nilai dasar dari nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:

18

1. Ketuhanan: religius, etos kerja, transparan, dan amanah 2. Kemanusiaan :humanis, tenggang rasa, persamaan derajat, saling menghormati, dan tidak diskriminatif 3. Persatuan :cinta tanah air,rela berkorban,menjagaketertiban, mengutamakan kepentingan publik, dangotong-royong 4. Kerakyatan :musyawarah mufakaat, kekeluargaan,menghargai pendapat, dan bijaksana 5. Keaadilan: bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana 3. Etika Publik Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuanketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Adapun nilai-nilai dasar dari etika publik, yaitu: jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi, cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada peraturan, taat perintah, dan menjaga rahasia. 4. Komitmen Mutu Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Adapun nilai-nilai dasar dari komitmen mutu, yaitu: Efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi mutu.

19

5. Anti Korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih luas lagi. Adapun nilai-nilai dasar dari anti korupsi, yaitu: jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani, dan peduli. 3.1.3

Kedudukan dan ASN dalam NKRI

1. Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. 2. Whole of Government (WoG) Whole

of

Goverment

(WoG)

merupakan

suatu

pendekatan

penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. 3. Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

20

3.2 Identifikasi Isu dan Penetapan 3.2.1 Identifikasi Isu Berdasarkan pengalaman kegiatan pelayanan kesehatan selama tiga bulan, terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan dalam proses pelayanan medik. Secara umum persoalan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Kurangnya standar prosedur proteksi radiasi pada pasien dalam dalam pelaksanaan foto rontgen 2) Kurang maksimalnya penyampaian kepada pasien mengenai persiapan khusus foto kontras 3) Kurangnya kepatuhan radiographer menyalakan lampu tanda bahaya radiasi 4) Kurang tertatanya administrasi pasien poli yang akan melakukan pemeriksaan radiologi 5) Kurangnya peringatan tanda bahaya radiasi untuk ibu hamil

Dari beberapa isu di atas, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama yang dapat dicari solusi berdasarkan peran dan wewenang jabatan di instansi. Selanjutnya menganalisis isu tersebut menggunakan metode A (Aktual), K (Kekhalayakan), P (Problematik), L (Kelayakan) untuk mengetahui isu mana yang dominan. Nilai AKPL ini didapat dari hasil diskusi dengan mentor dan coach

21

Tabel 3.1 Parameter AKPL No

Indikator

Keterangan

1

Aktual ( A )

Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.

2

Kekhalayakan ( K )

3

Problematik ( P )

Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya

4

Layak ( L )

Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

Tabel 3.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL NO

ISU

1

Kurangnya Standar Prosedur proteksi radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

5

5

4

5

19

2

Kurang maksimalnya penyampaian kepada 5 pasien mengenai persiapan khusus foto kontras

4

3

5

17

3

Kurangnya kepatuhan radiographer 5 menyalakan lampu tanda bahaya radiasi

4

4

1

14

4

Kurang tertatanya administrasi pasien poli 4 yang akan melakukan pemeriksaan radiologi

4

3

5

16

4

5

2

2

13

5

Kurangnya peringatan tanda bahaya radiasi untuk ibu hamil

A K P L

NILAI

22

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu: -

Aktual :

1

: Pernah benar-benar terjadi

2

: Benar-benar sering terjadi

3

: Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan

4

: Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran

5

: Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

-

Kekhalayakan

1: : Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak 2: : Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak 3: : Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak 4: : Menyangkut hajat hidup orang banyak 5: : Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak -

Problematik

1:

Masalah sederhana

2:

Masalah kurang kompleks

3:

Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi

4:

Masalah kompleks

5:

Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya

-

Kelayakan

1: Masuk akal 2: Realistis 3: Cukup masuk akal dan realistis 4: Masuk akal dan realistis 5: Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, dapat dikerucutkan menjadi tiga isu yang kemudian akan dipertimbangkan kembali untuk

23

dijadikan isu prioritas. Kemudian tiga isu tersebut kembali diidentifikasi dengan menggunakan teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth). 1) Kurangnya Standar Prosedur Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen Di Instalasi Radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto 2) Kurang maksimalnya penyampaian kepada pasien mengenai persiapan khusus foto kontras 3) Kurang tertatanya administrasi pasien poli yang akan melakukan pemeriksaan radiologi Dari beberapa isu di atas, langkah selanjutnya adalah menganalisis isu tersebut menggunakan metode USG. Tabel 3.3 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG NO

ISU

U S

G NILAI

1

Kurangnya Standar Prosedur Proteksi Radiasi 5 Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen

5

5

15

2

Kurang maksimalnya penyampaian kepada 3 pasien mengenai persiapan khusus foto kontras

4

4

11

3

Kurang tertatanya administrasi pasien poli yang 3 akan melakukan pemeriksaan radiologi

2

3

8

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu: Urgency: 1: Tidak penting 2: Kurang penting 3: Cukup penting 4: Penting 5: Sangat penting

24

Seriousness: 1: Akibat yang ditimbulkan tidak serius 2: Akibat yang ditimbulkan kurang serius 3: Akibat yang ditimbulkan cukup serius 4: Akibat yang ditimbulkan serius 5: Akibat yang ditimbulkan sangat serius Growth: 1: Tidak berkembang 2: Kurang berkembang 3: Cukup berkembang 4: Berkembang 5: Sangat berkembang

25

Berdasarkan pendekatan analisis teknik AKPL dan USG tersebut, maka kesimpulan yang diperoleh mengarah pada isu: “Kurangnya Standar Prosedur Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen Di Instalasi Radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto” 3.2.2

Penetapan Isu Berdasarkan list isu yang diuji dengan menggunakan pendekatan

teknik AKPL dan USG, maka dapat diperoleh isu prioritas yang harus ditangani terlebih dahulu, yaitu Kurangnya Standar Prosedur Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen di Instalasi Radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto. Pemilihan isu tersebut dilakukan dengan analisis dampak jika hal tersebut tidak ditangani maka akan berdampak pada hal-hal berikut ini: 1) Tidak adanya standart kerja untuk mengevaluasi kinerja pegawai dalam pelaksanaan foto rontgen 2) Tidak adanya standart pelayanan foto yang sesuai proteksi radiasi bagi pasien 3) Terjadinya paparan radiasi yang tidak diinginkan jika tidak ada prosedur proteksi radiasi Dari isu yang diambil, terdapat masalah yang ada dalam beberapa permasalahan tersebut. Masalah tersebut yaitu Kurangnya Standart Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen di Instalasi Radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto. 3.3 Gagasan Pemecahan Isu Disadari bahwa core issue ini bersifat complicated atau tidak bersifat tunggal, maka diusulkan beberapa kegiatan untuk memecahkan isu tersebut diantaranya adalah: 1) Melakukan konsultasi dengan mentor terkait isu-isu rancangan aktualisasi yang dibuat 2) Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Coach atau Pembimbing terkait rancangan aktualisasi yang dibuat 26

3) Mengumpulkan literature/sumber untuk pembuatan SPO (Standart Prosedur Operasional) proteksi radiasi pada pasien 4) Menyusun rangkaian tindakan dalam SPO (Standart Prosedur Operasional) Proteksi radiasi pada pasien 5) Melakukan konsultasi dengan kepala ruang untuk tindakan SPO 6) Mensosialisasikan SPO (Standart Prosedur Operasional) proteksi radiasi pada pasien kepada rekan kerja dan kepala ruang 7) Menguji coba SPO proteksi radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen 8) Melakukan evaluasi SPO proteksi radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen 9) Membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi 3.4 Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu Rangkaian kegiatan pemecahan isu dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram 3.1 Rangkaian Kegiatan Pemecahan Isu Melakukan konsultasi dengan mentor terkait isu-isu rancangan aktualisasi yang dibuat

Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Coach atau Pembimbing terkait rancangan aktualisasi yang dibuat

Mengumpulkan literature/sumber untuk pembuatan SPO (Standart Prosedur Operasional) proteksi radiasi pada pasien

Menyusun rangkaian tindakan dalam SPO (Standart Prosedur Operasional) Proteksi radiasi pada pasien

27

Melakukan konsultasi dengan kepala ruang untuk tindakan SPO

Mensosialisasikan SPO (Standart Prosedur Operasional) proteksi radiasi pada pasien kepada rekan kerja dan kepala ruang

Menguji coba SPO proteksi radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

Melakukan evaluasi SPO proteksi radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

Membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi

28

3.5 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi Nama

: Ruspita Handyastiwi Amd.Rad

Unit Kerja

: Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto

Identifikasi Isu

:

1. Kurangnya Standar Prosedur Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen Di Instalasi Radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto 2. Kurang

maksimalnya

penyampaian

kepada

pasien

mengenai

persiapan khusus foto kontras 3. Kurang tertatanya administrasi pasien poli yang akan melakukan pemeriksaan radiologi

Isu yang diangkat

:

“Kurangnya Standar Prosedur Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen Di Instalasi Radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto” Gagasan pemecahan isu

:

“Gagasan pemecahan isu yang dapat diambil yaitu “Penyusunan SPO (Standart Prosedur Operasional) Proteksi Radiasi Pada Pasien Dalam Pelaksanaan Foto Rontgen Di Instalasi Radiologi RS Kusta SumberglagahMojokerto”

29

Berikut akan dijelaskan kegiatan – kegiatan yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk memecahkan isu yang terjadi di instalasi radiologi RS Kusta Sumberglagah Mojokerto :

Tabel 3.4 Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi NO 1 1.

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

2 3 Melakukan konsultasi 1. Meminta izin dengan mentor terkait kepada mentor isu-isu rancangan untuk membahas aktualisasi yang isu. dibuat 2. Menyampaikan idea tau gagasan kepada mentor. 3. Mendengarkan saran dan arahan dari mentor. 4. Menyepakati hasil diskusi. 5. Mencatat dan mendokumentasika n saran dan ide.

Output/ Hasil 4  Adanya catatan dan dokumentasi.  Lembar konsultasi  Foto dokumentasi kegiatan

Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 Etika Publik Menghubungi mentor untuk konsultasi (merupakan suatu sikap hormat, sopan santun kita kepada mentor) Nasionalisme Menghargai pendapat, musyawarah, menghormati keputusan

Kontribusi Terhadap Visi– Misi Organisasi 6 Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”.

Penguatan Nilai Organisasi 7 Mencerminkan nilai yang berorientasi mutu dan kepuasan.

Akuntabilitas Memaparkan isu dan gagasan kepada mentor (merupakan suatu pertanggung jawaban dari 30

pengambilan isu dan gagasan berdasarkan USG dengan transparan tanpa ditutuptutupi) 2.

3.

Melakukan konsultasi dan diskusi dengan Coach atau Pembimbing terkait rancangan aktualisasi yang dibuat

Mengumpulkan literature/sumber untuk pembuatan SPO (Standart Prosedur Operasional) proteksi radiasi pada pasien

1. Menghubungi  Tersusunnya coach untuk Draft Rancangan menentukan waktu Aktualisasi dan tempat  Foto konsultasi dokumentasi 2. Memaparkan kegiatan permasalahan yang telah ditemukan pada saat melaksanakan identifikasi dan gagasan solusi yang telah dirancang 3. Melakukan diskusi mengenai solusi apa yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan 1. Mencari sumbersumber informasi atau pustaka. 2. Mengumpulkan materi yang akan digunakan untuk

Etika Publik (Sopan santun, Komunikatif, kerjasama) Nasionalisme (Saling menghormati, musyawarah mufakat, kekeluargaan) Whole Of Government (Kerja sama)

 Hasil print out Akuntabilitas literature atau (Mencari literature/sumber sumber. tentang ) Anti Korupsi

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”.

Profesional (Bisa bekerja sama dengan atasan)

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang menjadi dasar pedoman pelayanan di Rumah Sakit Kusta

Sinergi (Bekerja sama)

31

mendukung evaluasi tindakan aktualisasi.

4.

5.

Menyusun rangkaian tindakan dalam SPO (Standart Prosedur Operasional) Proteksi radiasi pada pasien

1. Membuat rancangan SPO tindakan proteksi radiasi . 2. Meminta saran kepada rekan kerja terkait rancangan SPO. 3. Melakukan konsultasi kepada mentor terkait rancangan SPO. 4. Melakukan revisi SPO jika memerlukan revisi.

 Rancangan SPO.  Foto dokumentasi kegiatan.

Melakukan konsultasi 1. Melakukan  Lembar kritik dengan kepala ruang pemaparan terhadap dan saran. untuk tindakan SPO terhadap SPO yang  Foto diusulkan kepada dokumentasi. Kepala Ruang. 2. Meminta saran, masukan dan persetujuan dari Kepala Ruang.

(Dalam pengumpulan literature/sumber diperlukan kejujuran dari mana sumber itu didapat)

Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”.

Sumberglagah Mojokerto yaitu akuntabel.

Akuntabilitas (Bertanggung jawab berdasarkan pilihan yang ditentukan)

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya yaitu Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”

Kegiatan mengandung nilainilai yang menjadi dasar pedoman pelayanan di Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu akuntabel.

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang menjadi dasar pedoman pelayanan di Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu akuntabel dan jaminan mutu.

Komitmen Mutu (Diperlukan sebuah inovasi, kreativitas dalam membuat media yang mudah dipahami)

Etika Publik (Dalam kegiatan memaparkan SPO proteksi radiasi kepada atasan dilakukan secara sopan, santun) WOG

32

(Berkoordinasi dan Kompherensif, Integratif, Dan kolaborasi dengan Berkelanjutan” kepala ruang) 6.

7.

Mensosialisasikan SPO (Standart Prosedur Operasional) proteksi radiasi pada pasien kepada rekan kerja dan kepala ruang

Menguji coba SPO proteksi radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

Memaparkan isu  Paparan hasil dan gagasan kepada diskusi rekan kerja dan (notulen) kepala ruang dengan rekan tentang SPO kerja dan proteksi radiasi kepala ruang. pada pasien yang  Foto telah fix serta dokumentasi kegiatan yang akan kegiatan. dilakukan dalam memcahkan isu yang akan diangkat.

1.Melakukan kegiatan  Tingkat aktualisasi, kepatuhan penatalaksanaan radiografer foto rontgen sesuai dalam SPO proteksi radiasi pelaksanaan pada pasien foto rontgen  Foto dokumentasi kegiatan

Etika Publik (sopan santun saat berkonsultasi dengan rekan kerja dan kepala ruang) Nasionalisme (melakukan musyawarah dngan rekan kerja dan kepal ruang, serta menghargai masukan dan saran) Etika Publik (menghormati privasi pasien dengan melakukan aktualisasi sesuai dengan SPO) Komitmen Mutu (Bekerja secara professional)

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”.

Profesional (Kompeten)

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”.

Profesional (bekerja sama dengan rekan kerja)

Inovatif (mensosialisasikan ide baru) Akuntabel (bertanggung jawab, kineja tinggi)

Sinergi (Bekerja sama) Inovatif (Melaksanakan ide baru) Akuntabel (bertanggung 33

 Rancangan SPO yang telah direvisi.  Foto dokumentasi

8.

Melakukan evaluasi SPO proteksi radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

1. Melakukan perubahan data jika ada revisi yang diberikan. 2. Menyusun sesuai SPO yang disarankan oleh kepala ruang dan mentor.

9.

Membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi

1. Menyusun bukti Laporan hasil bukti pendukung kegiatan kegiatan. aktualisasi 2. Menyusun laporan. 3. Mencetak hasil laporan

WOG (berkoordinasi dengan rekan kerja)

jawab, kinerja tinggi)

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, WOG Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM (berkoordinasi dengan rekan kerja) Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”.

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang menjadi dasar pedoman pelayanan di Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu professional dan akuntabel.

Kegiatan ini berkontribusi pada misi Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu “Menyediakan Pelayanan Medis, Pelayanan Komunitas Dan Pelayanan SDM Kesehatan Yang Kompherensif, Integratif, Dan Berkelanjutan”.

Kegiatan ini mengandung nilainilai yang menjadi dasar pedoman pelayanan di Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto yaitu akuntabel dan jaminan mutu.

Etika Publik (jujur melakukan revisi sesuai arahan,tanggung jawab)

Akuntabilitas (bertanggung jawab dengan hasil aktualisasi) Etika Publik (dalam melakukan kegiatan ini diperlukan intregitas antara apa yang dilakukan dengan apa yang dilaporkan.

34

3.6 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi Untuk bisa mengaplikasikan kegiatan Akualisasi, diperlukan jadwal yang harus sudah tersusun agar rencana aktualisasi bisa terwujud sesuai dengan waktu yang direncanakan. Berikut merupakan jadwal rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di Instalasi Radiologi di RS Kusta Sumberglagah Mojokerto Tabel 3.5 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi No

1

Kegiatan

Oktobe r 4

November 1

2

3

4

Desem ber 1

Menyiapkan isu dan gagasan pemecah isu rancangan

2

Melakukan Konsultasi Dengan Koordinator Pelayanan Medis Yang Bertindak Sebagai Mentor Tentang Rancangan Aktualisasi

3

Melakukan Konsultasi dengan coach

4

Koordinasi dengan teman sejawat (radiografer)

5

Membuat kuisioner keselamatan radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

6

Membuat prosedur keselamatan radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

35

7

Membuat standart keselamatan radiasi pada pasien dalam pelaksanaan foto rontgen

8

Menyusun laporan hasil aktualisasi

36

DAFTAR PUSTAKA

Basseng, dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Aktualisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. Dwiyanto, Agus dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. Fatimah, Elly dkk. (2017). Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. Idris, Irfan dkk. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Analisis Isu Kontemporer. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. Keputusan Gubenur Jawa Timur, Nomor 188.529/KPTS/013/2009 Tanggal tanggal 23 Desember 2009, Tentang Penetapan 9 (sembilan) Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah Unit Kerja. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia,

Nomor

1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standart Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia,

Nomor

375/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Radiografer Kode Etik Radiografer Kumorotomo, Wahyudi dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. Kusumasari, Bevaola dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. Latief, Yudi dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI. Peraturan Bersama Men. Kes & Ka. BKN nomor 29 tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Radiografer dan Angka Kreditnya.

37

Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien Purwanto, Erwan Agus dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI

38

Related Documents

Bab I Pendahuluan
January 2021 1
Bab I Pendahuluan
January 2021 1
Bab I Pendahuluan
January 2021 0
Bab I Pendahuluan
January 2021 1
Bab I Pendahuluan
February 2021 2
Bab I Pendahuluan
January 2021 1

More Documents from "Moza Roah"

Bab I Pendahuluan
January 2021 0