Blatta Orientalis

  • Uploaded by: Hanan Rumaisah
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Blatta Orientalis as PDF for free.

More details

  • Words: 3,307
  • Pages: 18
Loading documents preview...
BLATTA ORIENTALIS

Disusun Oleh : Nama : Hanan Rumaisah NIM : 201410410311146 Kelas : Farmasi B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul Blatta Orientalis. Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada orangtua yang telah mendukung dan memfasilitasi penulis dalam mengerjakan makalah ini. Sebagai manusia biasa saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena di dunia ini kesempurnaan hanya milik Allah SWT, untuk itu penulis siap menampung segala kritikdan saran yang diberikan sehingga kedepannya penulis bisa lebih baik dari sebelumnya.

Malang, 9 Desember 2015

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................. ii BAB I...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1 1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................... 2 1.4 Manfaat....................................................................................................... 2 1.5 Tujuan........................................................................................................... 2 BAB II..................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN........................................................................................................ 3 2.1 Habitat Blatta Orientalis............................................................................... 3 2.2 Morfologi Blatta Orientalis............................................................................ 4 2.3 Bionomik Blatta Orientalis............................................................................ 5 2.4

Daur Hidup................................................................................................ 6

2.5

Distribusi, kerusakan................................................................................. 7

2.6

Kontrol....................................................................................................... 7

2.7 Penularan..................................................................................................... 8 BAB III.................................................................................................................. 13 KESIMPULAN........................................................................................................ 13 3.1 Kesimpulan................................................................................................. 13 3.2 Saran.......................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut kamus kesehatan parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup di dalam atau dari organisme lain, dari mana ia memperoleh makanan. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit manusia. Parasitoid adalah parasit yang menggunakan jaringan organism lainnya untuk kebutuhan nutrisi mereka sampai orang yang ditumpangi meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid juga diketahui sebagai necrotroph. Parasit merupakan makhluk hidup yang dalam kehidupannya mengambil makanan makhluk lain, sehingga sifatnya merugikan. Parasit dibagi menjadi dua macam, yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya dipermukaan tubuh hewan, yang keberadaannya mengganggu ketentraman hewan dalam pemeliharaan sehingga akan mengganggu proses fisiologis hewan tersebut, sedangkan endoparasit adalah yang hidup di dalam tubuh hewan. Untuk terjadinya infeksi, parasit harus mampu mengatasi pertahanan tubuh hospes definitive. Hubungan parasit dengan hospes dan keadaan sekitarnya perlu dianalisis untuk tiap keadaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah parasit sehingga mampu berkembang serta mencapai kematangan seksual tergantung pada (a) kesempatan hospes berkenalan dengan parasit, (b) biologi parasit, dan (c) tingkat kerentanan hospes. Tiap parasit memiliki sifat khusus dalam daur hidupnya dan kemampuan dari parasit untuk menghasilkan keturunannya. Terdapat berbagai macam parasit yang ada dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan jenis. Dari mulai parasit yang berbentuk seluler/mikro hingga yang berukuran makro. Salah satu parasit yang sering berhubungan dengan kehidupan manusia adalah kecoak. Parasit tersebut sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan salah satu parasit yang mengganggu kehidupan manusia. Salah satu kecoak yang sering terlihat adalah blatta orientalis. Kecoak ini kerap dijumpai pada tempat lembab dan kotor. Kecoak ini cukup berbahaya, karena dapat menularkan berbagai macam penyakit. Oleh karena itulah disusun makalah ini untuk memberikan informasi mengenai Blatta Orientalis.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana morfologi dari Blatta Orientalis ? 1

2. 3. 4. 5.

Dimana habitat dari Blatta Orientalis ? Bagaimana siklus hidup dari Blatta Orientalis? Apakah penyakit yang ditimbulkan oleh Blatta Orientalis? Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit dari Blatta Orientalis?

1.3 Pembatasan Masalah Karena ruang lingkup paasit yang begitu luas dan mencakup begitu banyak, maka penulis hanya membataskan tentang ruang lingkup dari Blatta Orientalis.

1.4 Manfaat Kegunaan makalah ini adalah untuk menginformasikan kepada mahasiswa dan masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang berbagai penyakit terutama penyakit yang ditimbulkan oleh Blatta Orientalis. 1.5 Tujuan Makalah ini dibuat untuk mengetahui tujuan - tujuan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Tujuannya adalah : 1. Untuk mengetahui morfologi dari Blatta Orientalis. 2. Untuk mengetahui habitat dari Blatta Orientalis. 3. Untuk mengetahui siklus hidup dari Blatta Orientalis. 4. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh Blatta Orientalis. 5. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit dari Blatta Orientalis.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Habitat Blatta Orientalis Lipas Blatta orientalis atau oriental cockroach tergolong famili Blattidae, Ordo Dictyoptera. Pada dasarnya merupakan lipas daerah oriental, tetapi dalam era global ini kemungkinan juga telah masuk ke Indonesia. Lipas ini warna tubuhnya coklat tua mengkilat atau coklat kemerahan (gambir) sampai kehitaman. Lipas betina berukuran panjang 22-27 mm dengan abdomen lebar dan stubby wings atau kurang berkembang, sehingga nampak seperti lipas pradewasa (nimfa). Lipas jantan berukuran panjang 25 mm, langsing, dan sayapnya hanya menutupi dua pertiga bagian abdomen atas. Baik yang jantan maupun yang betina dari lipas ini tidak mampu terbang ataupun lari cepat ketika diganggu. Mereka cenderung berjalan agak lebih lambat dibandingkan spesies lainnya. Mereka sering disebut “waterbugs” karena mereka lebih menyukai tempat-tempat gelap dan lembab. Masa hidup lipas ini berkisar dari satu sampai enam bulan. Oteka lipas ini berwarna coklat merah gelap, panjangnya 10-12 mm, dan tampak sedikit menggembung. Lipas betina meletakkan ootekanya di tempat yang terlindung dekat persediaan makanan. Seekor lipas betina mampu menghasilkan 8-15 ooteka yang masing-masing mengandung 1618 butir telur. Seekor betina dan keturunannya dapat menghasilkan sekitar 200 ekor lipas dalam satu tahun. Nimfa lipas ini berwarna sama seperti lipas dewasa dan stadium nimfa memerlukan waktu sekitar satu tahun. Perbedaan karakter lipas oriental dengan dua jenis lipas yang paling umum dijumpai di Indonesia disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Perbedaan Karakter Lipas Oriental dan Lipas Paling Umum di Indonesia Lipas

Blattela germanica

Blatta orientalis

Periplaneta americana

Nama Umum

Lipas Jerman

Lipas Oriental

Lipas Amerika

Ukuran

12 mm

(1.2 cm)

15 mm (1.5 cm)

s/d 25 mm

(2.5 cm)

30 mm (3.0 cm)

s/d 28 mm

(2.8 cm)

43 mm (4.3 cm) 3

s/d

Habitat

Ruangan

pengap, 20 °C s/d 29 °C

optimum 32 °C Waktu

perkembangan 6 s/d 12 minggu

sama

dengan

Jerman 6 s/d 12 bulan

4 s/d 15 bulan

nimfa Jangka Hidup

6 s/d 9 bulan

1 s/d 1.5 tahun

1 s/d 1.5 tahun

Kemampuan terbang

tidak

tidak

dapat

Lipas oriental memakan bahan-bahan organik yang membusuk dan mempunyai reputasi yang menjijikkan di antara spesies yang menyerang hunian manusia. Di luar rumah, serangga ini ditemukan ditempat yang lembab dan dingin seperti di bawah dedaunan yang membusuk atau batu, bunga dan berbagai tanaman kebun, ditempat sampah dan kotoran lainnya, serta sistem pembuangan air. Kadang-kadang, selama periode dingin yang tak menentu atau saat mulai musim gugur, pasti banyak kelompok lipas yang berpindah ke bangunan hunian manusia. Lipas ini menyerang bangunan buatan manusia melalui pipa aliran pembuangan, retakan fondasi, ventilasi dan pintu rumah yang tidak tertutup dengan baik. Secara umum, spesies ini tidak menjadi melimpah di dalam gedung, tetapi populasi bisa menjadi besar pada suatu saat terutama di saluran pembuangan, got, lembab ruang bawah tanah, beranda, dan lokasi basah lainnya. (Upik Kesumawati Hadi, Laboratorium Entomologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor). Kecoa ini terdapat di tempat-tempat sampah atau tempat-tempat lembab dan kotor. Kecoa ini kurang banyak hidup di dalam rumah, juga banyak ditemukan di taman dan bangunanbangunan di luar rumah. Blatta orientalis berwarna hitam-coklat mempunyai panjang 2,5 cm. Blatta orientalis jantan mempunyai sayap yang pendek pada toraksnya sedangkan Blatta Orientalis betina tidak mempunyai sayap. Sesuai dengan habitatnya di tempat-tempat kotor, maka kecoa ini dapat menularkan penyakit seperti penyakit perut, cacingan dsb, juga menimbulkan bau tidak enak di hidung bila kita tidak tahan dengan kontraksi bisa saja menyebabkan muntah pada manusia karena habitatnya ini.

4

lipas

2.2 Morfologi Blatta Orientalis A. KLASIFIKASI Kingdom

: Animalia

Pillum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Dictyoptera

Familia

: Blattidae

Genus

: Blatta

Spesies

: Blatta orientalis

B. MORFOLOGI Jantan panjang sekitar 25mm, sedangkan betina panjang sekitar 32 mm dengan bentuk abdomen lebar, Mengkilap dan sangat cokelat gelap. Pada betina sayap tidak berkembang dan pada jantan menutupi ¾ panjang perutnya. Baik yang jantan maupun yang betina tidak mampu terbang atau lari cepat ketika diganggu. Mereka disebut “waterbugs” karena mereka lebih menyukai tempat-tempat gelap dan lembab

2.3 Bionomik Blatta Orientalis 1. Tempat perindukan Blatta orientalis menyukai tempat yang gelap dan lembab, seperti dapur, tempat penyimpanan makanan, ruang makan, kamar mandi /wc, gudang, tempat sampah, selokan, kandang binatang Sebagian besar berkembang biak pada iklim yang dingin, Blatta orientalis dengan bebasnya meninggalkan bangunan ketika tropis dan keadaan temperatur yang hangat; mereka 5

berpindah dari gedung ke gedung melalui saluran – saluran air kotor, tangki septik, kakus umum dan tempat sampah 2. Kebiasaan makan Blatta orientalis makan makanan yang bervariasi yang mengandung zat tepung dan gula merupakan pilihannya. Blatta orientalisakan menghisap susu, menggigit keju, daging, kue kering, bulir padi, gula, coklat yang manis. Kenyataannya Blatta orientalis juga suka memakan bahan yang bukan merupakan makanan bagi manusia, seperti penggiran buku, bagian dalam tapak sepatu, serangga mati, kulit mereka sendiri yang sudah mati dan usang, darah segar maupun kering, kotoran badan, dahak, serta jempol dan jari kaki bayi ataupun manusia yang sedang tidur maupun pingsan Kecoa oriental sering ditemukan makan pada sampah, limbah, atau membusuk bahan organik dan akan makan hampir apa pun. Diet tinggi pati lebih disukai. 3.

Cara hidup

Kecoa umumnya tinggal berkelompok. Mereka beraktifitas mencari makan pada malam hari mereka bersembunyi di dalam celah – celah dinding, bingkai pintu, di dalam kamar mandi, lemari, selokan, gua, mesin jahit, televisi, radio, dan elektronik lain. Dengan tubuhnya yang pipih, apabila kecoa merasa terganggu/ terancam hidupnya maka dia akan menyembunyikan tubuhnya dicelah yang sempit. Kecoa juga dapat menggunakan cara lain untuk melindungi dirinya dari bahaya, yaitu dengan mengeluarkan cairan berbau busuk

6

2.4 Daur Hidup

Kecoa

dalam

perkembangbiakannya

mengalami

metamorfosa

sederhana

(gradual

metamorphose) yang siklus hidupnya mengalami 3 fase yaitu fase telur, nimfa, dan dewasa. a adalah kecoak betina b adalah kecoak jantan c adalah tampak samping dari kecoak betina d adalah kecok betina muda Kecoak oriental betina menghasilkan ratarata delapan kapsul telur per seumur hidup. Setiap kapsul telur atau ootheca mengandung sekitar 16 telur yang berbaris secara vertikal, dua oleh dua dalam kasus telur. Telur kapsul dapat dilakukan dari 12 jam sampai lima hari dan kemudian diendapkan dalam lingkungan terlindung hangat di mana makanan sudah tersedia. Masa inkubasi untuk kecoa oriental adalah tentang 42-81 hari. betina tidak memberikan bantuan kepada blatta muda. Nimfa melalui tujuh molts sebelum menjadi dewasa, yang memakan waktu sekitar satu tahun. Blatta orientalis dewasa bisa hidup 34180 hari, dan pasangan berlangsung di setiap musim .

2.5 Distribusi, kerusakan  Distribusi 7



Awalnya Blatta orientalis ini endemik pada Semenanjung krimean dan di beberapa bagian di sekitar lau hitam dan laut kaspia namun sekarang penyebarannya hingga kosmopolitan. Kerusakan Dapat memindahxkan mikro organisme patogen seperti Streptococcus, Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit disentri, diare, cholera, virus hepatitis A, juga polio pada anak. Proses ini dapat berlangsung dimungkinkan karena bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan (sebagai habitat Kecoak) terbawa kaki atau bagian tubuh dari blatta, dan mencemari makanan kita

2.6 Kontrol metode baru yang dikembangkan untuk mengelola roach dalam kombinasi dengan semprotan yang teratur dan debu. Telah ada minat Peningkatan dalam beberapa tahun terakhir untuk menggunakan analog hormon juvenil (JHAs) untuk mengendalikan banyak hama serangga. JHAs vertebrata memiliki toksisitas rendah, tindakan biologis yang sangat spesifik, dan kemampuan untuk Mengganggu pertumbuhan dan reproduksi pada serangga, yang membuat JHAs calon yang baik untuk digunakan dalam lingkungan domestik dan publik.Sebuah penghalang kimia di sekeliling rumah bersama dengan insektisida diterapkan untuk lokasi tertentu di dalam akan membantu mengontrol Blatta orientalis. Namun, kerusakan yang cepat dari insektisida dapat terjadi karena kecoa oriental lebih memilih untuk beristirahat pada permukaan basah. Berikut ini adalah beberapa tips lain yang dapat membantu pengelolaan Blatta orientalis di dalam dan sekitar rumah. Sisi luar pintu, jendela, bukaan pipa dan ventilasi pengering harus diperlakukan dengan penyemprotan residual yang baik. Kebocoran pipa harus tetap, dan spasi lembab harus berventilasi. Retak dalam struktur harus caulked di permukaan tanah. Membusuk daun dan bahan organik harus dihapus dari jendela dan pintu. Sampah kaleng harus dijauhkan dari habitat lembab. Tiriskan perangkap harus disimpan penuh atau tertutup.

2.7 Penularan 1.

Sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.

2.

Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.

3.

Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata.

Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikro organisme patogen antara lain, Streptococcus, Salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain, Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada anak-anak 8

Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan. Penyakit : 1. Tifus adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia penderita tifus atau disebut juga demam tifoid cukup banyak, tersebar di manamana, ditemukan hampir sepanjang tahun,dan paling sering diderita oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun.

2.

Asma

Asma adalah penyakit yang sering terjadi di pemukiman padat penduduk,pada mulanya Asma diyakini akibat dari kurangnya kesehatan Lingkungan,seperti banyak menghirup asap ,debu atau udara Kotor lainnya.Pabrik di sinyalir adalah penyumbang sebab musabab asma terjadi selain kendaraan bermotor.Tapi setelah sebuah Universitas Di Amerika meneliti secara akurat dalam waktu yang lama,bukan itu penyebab asma?padahal kita merasa yakin penyebab Asma adalah faktor lingkungan.Ternyata asma tidak menyerang negara Miskin atau berkembang saja,akan tetapi menyerang atau menghinggapi negara Maju seperti Amerika Serikat dan negara lain. Setelah diteliti dalam waktu yang lama,ternyata penyebab dari Asma adalah Kecoa,zat yang terkandung dalam anak-anak atau pengidap Asma adalah protein yang sama seperti pada kecoa.umumnya kecoa mengeluarkan protein di sembarang tempat termasuk lantai,bantal atau kasur,dari ceceran protein itu terhirup olaeh manusia atau anak-anak yang pada akhirnya menimbulkan penyakit asma. DIAGNOSIS ASMA Gejala Penyakit Asma : 9

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala. Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk.

3. Tuberkulosa TBC Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Bakteri Mikobakterium tuberkulosa Cara Penularan Penyakit TBC Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paruparu. 10

4. Kolera Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline). Penyebaran Penularan Penyakit Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya. Gejala dan Tanda Penyakit Kolera Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami. 5. Hepatitis

11

Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis” 6. Alergi karena kecoa Kehadiran kecoa bisa menjadi penyebab potensial untuk keracunan makanan dan reaksi alergi. Alergen Kecoa Pada tempat yang sesuai, kecoa mampu berkembang biak dengan cepat. Inilah sebabnya, seekor kecoa yang masuk ke dalam rumah bisa berjumlah berlipat dalam waktu singkat. Kecoa menghasilkan air liur, kulit kering, kotoran, telur, dll yang berpotensi menjadi alergen (penyebab alergi). Sisa kecoa mati yang berubah menjadi serpihan juga bisa beterbangan dan tercampur dengan udara di sekitar rumah. Ukuran alergen kecoa berkisar 10-200 mikron. Protein dalam alergenlah yang bertanggung jawab memicu reaksi kekebalan tubuh yang menyebabkan alergi.

Respon Imun Sebagian besar orang tidak terpengaruh oleh alergen kecoa, namun sebagian yang lain mungkin akan terpengaruh. Saat seseorang sensitif terhadap alergen, tubuh akan memperlakukan alergen sebagai zat berbahaya yang tidak diinginkan dan mulai memproduksi antibodi untuk melawan serangan tersebut. Imunoglobulin E (IgE) adalah antibodi spesifik yang dihasilkan untuk melawan alergen. Antibodi ini menempel pada sel mast dalam hidung dan menghasilkan reaksi alergi saat alergen masuk ke dalam tubuh. IgE akan mengikat alergen dan memicu pelepasan histamin yang menyebabkan gejala alergi. Gejala Gejala alergi kecoa termasuk: •

Hidung gatal dan berair



Tenggorokan gatal 12



Hidung tersumbat



Batuk



Bersin



Ruam



Rhinoconjunctivitis



Iritasi mata dan mata berair



Munculnya asma

Prosedur Diagnostik Untuk menguji alergi kecoa, tes kulit dilakukan di mana kulit digores dengan alergen kecoa untuk melihat ada tidaknya reaksi alergi. Kulit orang yang alergi akan berwarna kemerahan, bengkak, dan gatal. Selain itu, tes IgE bisa dilakukan untuk mengkonfirmasi alergi pada individu. Penanganan Alergi kecoa bisa dihindarkan dengan memastikan rumah terbebas dari serangga ini. Teknik pembersihan yang tepat dapat membantu mencegah perkembangbiakan kecoa sehingga mengurangi kandungan alergen di dalam rumah. Imunoterapi alergi bisa digunakan dalam beberapa kasus untuk mengobati gejala yang terkait. Konsultasikan dengan dokter saat Anda menduga mengalami alergi kecoa untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

13

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan Sesuai dengan habitatnya di tempat-tempat kotor, maka kecoa ini dapat menularkan penyakit seperti penyakit perut, cacingan dsb, juga menimbulkan bau tidak enak di hidung bila kita tidak tahan dengan kontraksi bisa saja menyebabkan muntah pada manusia karena habitatnya ini. Penularan terjadi ketika lingkungan kita dalam keadaan lembab dan gelap dimana sangat disukai oleh kecoak oriental. Kemungkinan penularan semakin tinggi mulai dari kontak langsung hingga di udara, seperti disebutkan diatas protein yang dikeluarkan oleh kecoak enimbulkan reksi alergi hingga asma. Kebersihan lingkungan sangat penting diterapkan, mencuci tangan sebelum dan setelah melakuka sesuatu juga menyemprotkan pembasmi serangga secara rutin bila perlu.

3.2 Saran Saya menyarankan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswa agar kita mengetahui lebih banyak tentang Blatta Orientalis, serta penyebabnya agar kita dapat mencegah sebelum mengobatinya. sehingga dapat menginformasikan kepada masyarakat luas tentang bahaya dari Blata orientalis.

14

DAFTAR PUSTAKA

Robinson, William H. (14 April 2005). Urban Insects and Arachnids: A Handbook of Urban Entomology. Cambridge University Press. p. 51. Arnett, Jr., Ross H. (28 July 2000). American Insects: A Handbook of the Insects of America North of Mexico, Second Edition. McCanless, Kim. "Featured Creatures Oriental Cockroach". University of Florida. Retrieved 27 April 2014.

15

Related Documents

Blatta Orientalis
February 2021 0

More Documents from "Hanan Rumaisah"

Blatta Orientalis
February 2021 0
Pfe El Alami Oukadr
January 2021 1
Cycle Vente Client
February 2021 2
Pengbis 10-12
February 2021 3
March 2021 0