Loading documents preview...
Titia rahmania,S.Ked G1A107066
EDEMA SEREBRI
Bab i pendahuluan Edema otak sebab paling lazim dari
peningkatan tekanan intrakranial penyebab peningkatan cairan intrasel, hipoksia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, iskemia serebral, meningitis, cedera kepala
Edema pada cedera kepala Edema pada cedera kepala peningkatan
tekanan pada jaringan meningkatkan TIK menurunkan aliran darah otak (ADO), iskemia, hipoksia, asidosis (penurunan pH dan peningkatan PCO2), kerusakan SDO lebih lanjut. Siklus ini akan terus berlanjut hingga terjadi kematian sel dan edema bertambah secara progresif kecuali bila dilakukan intervensi.
Edema pada stroke iskemik Dalam prinsip penatalaksanaan stroke iskemik, mencegah
perburukan neurologis yang berhubungan dengan stroke harus dilakukan (jendela terapi sampai 72 jam). Perburukan klinis dapat disebabkan oleh edema yang progresif dan pembengkakan akibat infark. umumnya terjadi pada infark yang luas .Edema otak puncaknya hari ke 3-5 setelah onset stroke , jarang menimbulkan masalah dalam 24 jam pertama. 2 Komplikasi letal dari stroke edema cerebral yang menyertai stroke iskemik luas dan stroke hemoragik. Pada unit stroke, di mana komplikasi (emboli paru dan abnormalitas jantung) dapat dihindari, edema serebri muncul sebagai penyebab utama dari kematian. 3
Bab II Tinjauan Pustaka Edema otak merupakan akumulasi cairan secara
abnormal di dalam jaringan otak yang kemudian menyebabkan pembesaran secara volumetrik.
KLASIFIKASI Berdasarkan patofisiologi : 5 Vasogenic edema
Cytotoxic edema Interstisial edema
Berdasarkan CT scan Edema perifokal Edema difus
Edema serebri keadaan patologis
terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler (lebih banyak di daerah substansia grisea) maupun ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial.
etiologi
neurologis
Non neurologis
• • • • •
Stroke iskemik Perdarahan intraserebral Trauma kepala Encephalitis Tumor otak (SOL)
• • • •
Ketoasidosis diabetikum Hiponatremia Koma asidosis laktat Hipertensi maligna
klasifikasi Lokasi cairan dalam jaringan otak
patogenesis
Gambaran ct scan
Ekstraseluler
vasogenik
focal
intraseluler
Sitotoxic
difus
Intertisial
Edema vasogenik Gangguan utama pada blood brain barrier -Biasanya ditemui pada -1. cedera kepala -2. iskemik otak -Tumor otak -Berbagai penyakit yang merusak
Air dan komponen terlartut keluar dari Permeabilitas kapiler endotel meningkat
pembuluh darah otak
Masuk ke cairan ekstraseluler (CES)
CES meningkat = edema
Vasogenic edema
peningkatan volume cairan ekstrasel yang berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler. disebabkan oleh faktor tekanan hidrostatik, terutama meningkatnya tekanan darah dan aliran darah dan oleh faktor osmotik. Ketika protein dan makromolekul lain memasuki rongga ekstraseluler otak karena kerusakan sawar darah otak, kadar air dan natrium pada rongga ekstraseluler juga meningkat. Vasogenic edema ini lebih terakumulasi pada substansia alba cerebral karena perbedaan compliance antara substansia abla dan grisea. Edema vasogenic ini juga sering disebut “edema basah” karena pada beberapa kasus, potongan permukaan otak nampak cairan edema. Tipe edema ini terlihat sebagai respon terhadap trauma, tumor, inflamasi fokal, stadium akhir dari iskemia cerebral, dll.
Edema sitotoksik peningkatan volume cairan intrasel berhubungan dengan
kegagalan dari mekanisme energi yang secara normal tetap mencegah air memasuki sel, mencakup fungsi yang inadekuat dari pompa natrium dan kalium pada membran sel glia. Neuron, glia dan sel endotelial pada substansia alba dan grisea menyerap air dan membengkak. Pembengkakan otak berhubungan dengan edema sitotoksik yang berarti terdapat volume yang besar dari sel otak yang mati, yang akan berakibat sangat buruk. Edema sitotoksik ini sering disistilahkan dengan edema kering. terjadi bila otak mengalami kerusakan yang berhubungan dengan hipoksia, iskemia, abnormalitas metabolik (uremia, ketoasidosis metabolik), intoksikasi (dimetrofenol, triethyl itin, hexachlorophenol, isoniazid) dan pada sindroma Reye, hipoksemia berat.
Edema citotoxic
Pompa Na tidak berfungsi dengan baik
Penimbuna n ion Na dalam sel
Kenaikan tekanan osmotik intra seluler yg kana menarik cairan masuk kedalam sel
Sel semakin membenga k --> pecah
Lumen pd menyempit
Iskemik pada otak smkn berat karna perfusi darah otak terganggu
Edema intertisial Peningkatan volume cairan ekstrasel yang
terjadi pada substansia alba periventrikuler karena transudasi cairan serebrospinal melalui dinding ventrikel ketika tekanan intraventrikuler meningkat Dijumpai pada hidrosefalus obstruktifsirkulasi terhambat cairan serebrospinal merembes melalui dinding ventrikel, meningkatkan volume ruang ekstra seluler
Gejala klinis tekanan intrakranial meningkat, meningkatnya morbiditas dan menurunnya
cerebral blood flow (CBF). Peningkatan tekanan intrakranial menyebabkan tekanan tambahan pada sistem, memaksa aliran yang banyak untuk kebutuhan jaringan. Edema serebri dapat menyebabkan sakit kepala, penurunan kesadaran dan muntah, pupil edema. Herniasi dapat menyebabkan kerusakan yang berhubungan dengan tekanan kepada jaringan yang bersangkutan dan tanda-tanda dari disfungsi struktur yang tertekan. 3
Pada kondisi terjadi peningkatan tekanan intrakranial, maka ditemukan kondisi
Nyeri kepala hebat Muntah Kabur penglihatan Bradi kadi & hipertensi akibat iskemik dan terganggunya pusat
vasomotor medular mekanisme untuk mempertahankan aliran darah otak agar tetap konstan pd kondisi meningkatnya resistensi serebrovaskular akibat kompresi pembuluh darah serebral oleh edema
Gambaran papil edema Batas papil tidak tegas
Cup and disc ratio >0.2
Penurunan frekuensi dan dalamnya pernapasan Respirasi menjadi lambat&dangkal secara progresif
akibat peningkatan TIK menyebabkan herniasi ungkal Saat terjadi kompresi batang otak terjadi perubahan pola cheyne stokes hiperventilasi diikuti respirasi iregulerapneu
Gejala efek masa antara lain Akibat meluasnya lesi desak ruang midlateral menimbulkan herniasi tentorial/uncal pada
bagian medial lobus temporal melalui hiatus tentorial karena proses peningkatan tekanan intrakranial terus berlanjut dengan gejala: Hemianopsia homonim jika a. serebri posterior tertekan Gangguan kesadaran jika formasio retikularis tertekan Hemiparese ipsilateral Ptosis
2. Herniasi tentorial (sentral) Akibat lesi midline atau edema difus hemisfer serebri
sehingga terjadi dorongan vertikal (tegak lurus) pada midbrain dan diensefalon melalui hiatus tentorial menimbulkan kerusakan jaringan otak dan iskemik sekunder akibat regangan mikrovaskuler. Gangguan gerakan bola mata Gangguan kesadaran Diabetes insipidus jika hipofisis dan hipotalamus terdorong ke bawah
3. Subfalcine “midline” shift Terjadi awal, karena lesi desak ruang unilateral sering tanpa
gejala walaupun sudah terjadi oklusi a. serebri anterior ipsilateral.
Pemeriksaan penunjang CT scan. Pada iskemia fokal serebri, edema dapat terlihat
karena pengurangan radiodensitas pada jaringan pada daerah infark dan karena ada midline shift dan desakan serta distorsi ventrikular
penatalaksanaan 1. posisi kepala elevasi 30’ utk mengurangi edema Hindari kompresi vena jugularis Posisi kepala harus netral
2. analgetik, sedatif nyeri dan kecemasan meningkatkan kebutuhan
metabolisme otak, aliran darah otak dan tkanan intra kranial Obat sedai yang biasanya digunakan : opiat, benzodiazepin, propofol
3.Ventilasi dan oksigenasi Hipoksia dan hiperkapnia akn menyebabkan
vasodilator serebral poten menyebabkan penambahan vol.darah otak pningkatan TIK terutama pada pasien dengan permeabilitas kapiler abnormal
4.Mempertahankan tekanan darah Tekanan perfusi serebral harus terjaga diatas 60-
70 mmHg pasca Cedera kepala
5. pencegahan kejang demam & hiperglikemi 6. cairan Osmolalitas serum yang rendah dpt mnybbkn
edema sitotoksik pembatasan ketat cairan hipotonik
Penatalaksanaan edema serebri Manitol (osmotik diuretik) menurunkan tekanan intrakranial dengan menurunkan semua isi
air dan volume cairan serebro spinal dan dengan menurunkan volume darah berhubungan dengan vasokonstriksi. Manitol juga meningkatkan perfusi serebral dengan menurunkan viskositas atau dengan mengubah reaksi sel darah merah. manitol berperan sebagai pelindung melawan jejas biokimia.
Manitol dilaporkan bisa menurunkan edema serebri, ukuran
infark dan defisit neurologi pada beberapa contoh experimental dari stroke iskemik, walaupun pertama kali diberikan dalam waktu 6 jam setelah onset stroke.
Komplikasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, edema kardiopulmonal dan rebound
edema serebri. Manitol juga bisa menyebabkan gagal ginjal pada dosis terapetik dan reaksi hipersensitivitas bisa terjadi. American Heart Assosiation merekomendasikan penggunaan manitol secara luas digunakan pada stroke akut di seluruh dunia. 9 Dosis : 0,5 -1 gr/kg BB diberikan dalam 30
Terapi osmotik Salin hipertonik (Nacl 3%) Alternatif pengganti manitol pada edema otak Mekanisme kerja : dehidrasi osmotik
Manitol 20% Dosisi awal: 1-1.5 gr/KgBB IC bolus diikuti dengan
0.2-0.5 g/KgBB IV bolustiap 4-6 jam Efek max stlh 20 menit pemberian Durasi kerja 4 jam
Steroid Glukortikoid Efektif mengatasi edem vasogenik yg menyertai tumor, peradangan dan lainnya yg berhubungan dgn peningkatan permeabilias sawar darah otak Tidak berguna utk mengatasi edem sitotoxic Dexametason Dosis awal : 10 mg IV, dilanjutkan dgn 4mg tiap 6 jam Penurunan tap off nghindari komplikasi (edemarekuren) dan supresi kelenjar adrenal Direkomendasikan pd anak >2thn yg mngalami meningitis bakterialis Dosis : 0.15 mg/kg IV tiap 6 jam pada 4 hari pertama
Hiperventilasi Sasaran pCO2 : 30-35 mmHG menimbulkan
vasokontriksi serebral menurunkan aliran darah serebral
Barbiturat Menurunkan TIK secara efektif pada pasien CKB
dgn hemodnamik stabil
Furosemid Meningkatkan efek manitol
komplikasi Peningkatan TIK menyebabkan peningkatan
morbiditas dan menurunnya cerebral blood flow Gangguan aliran darah ke otak Gangguan fungsi otak
Daftar pustaka
Price AS. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC. 2006 Panitia Lulusan Dokter 2002-2003 FKUI, Update In Neuroemergencies, Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2002. 24-26. Caplan, Louis R. Stroke. A Clinical Approach, 2nd Edition. British Library Cataloguing-in- Publication Data. 1993. 179-180. Harsono. Buku Anjar Neurologi Klinis, Yogyakarta; UGM Press, 2005 Campbel, WW. The Neurologic Examination. Lippincott Willems and Wilkens 530 Walnut Street, Philadelphia, 2005. 600-6001. Millikan HC, dkk. Stroke. Lea and Febiger, Philadelphia. 1987; 35-37. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. 2003. Sidharta, P. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Dian Rakyat 2004. American Stroke Association. Stroke, 2000. Dikutip dari stroke. ahajournals.org. Wibowo, S. Bofir A. Farmakoterapi dalam Neurologi. Penerbit Salemba Medika. 2001. 64-65.