(fix)f7 Mini Project - Phbs Sekolah (2)

  • Uploaded by: Ridski D. Miru
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View (fix)f7 Mini Project - Phbs Sekolah (2) as PDF for free.

More details

  • Words: 3,501
  • Pages: 19
Loading documents preview...
F7. Mini Project

UPAYA PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA / SISWI DI SDN 291 INPRES BUNTUDATU, KECAMATAN MENGKENDEK, KABUPATEN TANA TORAJA, SULAWESI SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah pribadi yang unik. Ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil. Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara fisik, mental dan intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses atau usaha. Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini, agar hasil itu bisa dirasakan di kemudian hari. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini pada anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat. Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada anak, seringkali orang tua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal, ini tidak hanya membahas pada fisik tubuh, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mental, perubahan sikap, perubahan kebiasaan dan perubahan cara pandang agar anak memiliki paradigma sehat. Paradigma sehat tersebut dijabarkan dan dioperasionalkan dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, serta bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehatperlu dilakukan sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman 1

F7. Mini Project

penyakit, sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan semangat proses belajar-mengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring dengan banyaknya

penyakit yang sering

menyerang anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah harus menjadi program wajib puskemas dalam rangka meningkatkan promosi kesehatan dan menumbuhkan kesadaran anak berperilaku sehat sejak dini. 2.

Rumusan Masalah 

Rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman anak sekolah dasar



tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Jumlah anak sekolah penderita penyakit infeksi yang terus meningkat akibat kurangnya pengetahuan serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari.

3.

Tujuan Meningkatkan

pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian

perorangan setiap siswa dalam membiasakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. 4.

Manfaat

1. Bagi Siswa Sekolah  Meningkatkan pengetahuan mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sejak dini.  Meningkatkan status kesehatan anak, karena dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat mereka akan terhindar dari penyakit menular. 2. Bagi Sekolah  Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga anak terhindar dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.  Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta didik.  Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

2

F7. Mini Project

3. Bagi Puskesmas Pelaksanaan kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi puskesmas, karena merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yang masih merupakan bagian dari program puskesmas yaitu upaya pelayanan kesehatan masyarakat primer.

3

F7. Mini Project

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku hidup bersih dan sehata (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lainlain yang dengan kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah. PHBS perlu dilakukan sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan semangat proses belajar-mengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. Beberapa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah: 1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun itu penting karena air bersih yang mengalir membersihkan kotoran dan kuman-kuman, sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Air kotor juga banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit antara lain, mencret/diare, cacingan, typhus, flu burung, dan lain-lain.

4

F7. Mini Project

2. Jajan di kantin sekolah yang sehat. Jajanan sehat adalah jajanan yang bersih, aman, sehat dan mengandung zat gizi seperti karbohidrat, protein dan vitamin. Contoh jajanan sehat: gado-gado, pisang goreng, lemper, tahu isi, singkong, bakwan, buah-buahan, dan lain-lain. Ketika kita jajan sembarangan, kita tidak dapat memastikan apakah jajanan tersebut bersih, bergizi, sehat dan aman. Jajanan tidak bersih dapat tercemar kuman. Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan makanan tambahan yang digunakan seperti zat pewarna, zat pengawet, bumbu penyedap apakah aman bagi kesehatan kita. 3. Membuang sampah pada tempatnya Sampah adalah sarang kuman dan bakteri penyakit. Membuang sampah pada tempatnya menghindari tubuh supaya tidak tertular penyakit, juga menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah Tujuan olahraga secara rutin adalah agar tubuh selalu bugar, untuk memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit, untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal. Sedangkan manfaat dari olahraga teratur adalah berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik. 5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur paling tidak 6 bulan sekali, berarti siswa dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi: kurang, baik atau lebih. Dengan mengamati pertumbuhan berat badan dan tinggi badan dari waktu ke waktu, dapat diketahui perkembangan kesehatannya. 6. Bebaskan diri dari asap rokok Rokok berbahaya karena pada 1 batang rokok mengandung 4000 bahan kimia dan 43 senyawa tersebut terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan karbonmonoksida. Bahaya merokok ialah dapat menderita kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, batukbatuk yang menahun (kronik), kelainan kehamilan, kerusakan gigi, dan kehilangan pendengaran. Cara untuk terhindari dari merokok ialah jang pernah mencoba untuk merokok, jangan mau terbujuk oleh rayuan merokok,

5

F7. Mini Project

berani katakan tidak kalau ada yang menawari merokok, pilih dan bergaulah dengan teman yang tidak merokok. 7. Memberantas jentik nyamuk di sekolah Perlunya dilakukan pemberantasan jentik di sekolah adalah agar siswa terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, malaria, dan kaki gajah, dan juga membuat lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat. Cara memberantas jentik nyamuk yaitu dengan melakukan cara 3M, yaitu menguras tempat penampungan air seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air, menguburkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik, dan lain-lain. Pemeriksaan jentik berkala dan 3M dilakukan secara teratur setiap minggu di sekolah. 8. Buang air kecil dan air besar di jamban sekolah Pentingnya untuk membuang air besar dan kecil di jamban adalah untuk menjaga lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya, dan tidak menimbulkan datangnya lalat yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, tipus, cacingan, dan lain-lain. Cara menggunakan jamban dengan benar adalah menggunakan jamban dudk jangan berjongkok karena kaki/alas kaki akan mengotori jamban, kemudian menyiram bersih setelah buang air kecil dan besar, tidak membuang sampah pada lubang jamban agar tidak tersumbat dan mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihannya.

6

F7. Mini Project

BAB III METODE 3.1

Penetapan Topik Masalah 1

Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa/siswi SDN 291 Inpres Buntudatu, Kabupaten Tana Toraja tentang perilaku hidup bersih dan

2

sehat? Apakah siswa/siswi SDN 291 Inpres Buntudatu, Kabupaten Tana Toraja mengetahui manfaat dari perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah?

3.2

Pengumpulan Data

3.2.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Kegiatan penyuluhan serta pengumpulan data di SDN 291 Inpres Buntudatu, Kabupaten Tana Toraja dilakukan pada tanggal

14 Agustus

2014, pukul 08.30 hingga 09.30 WITA. 3.2.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa-siswi kelas IV dan SDN 291 Inpres Buntudatu, Kabupaten Tana Toraja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah adalah dengan mengumpulkan data primer. Data data primer diperoleh dalam bentuk kuesioner. 3 Populasi dan Sampel Data Populasi yang digunakan adalah siswa-siswi kelas IV dan VI serta beberapa wakil Dokter Cilik SDN 291 Inpres Buntudatu, Kabupaten Tana 3

Toraja. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling Analisis Data Data primer yang diperoleh berupa data kuantitatif dari hasil kunjungan ke SDN 291 Inpres Buntudatu, Kabupaten Tana Toraja melalui pengisian kuisioner dan wawancara, dimana hubungan sebab-akibat dianalisa berdasarkan tinjauan pustaka dan dideskripsikan secara naratif.

4

Diagnosis Komunitas dan Faktor Terkait Anak Sekolah Dasar adalah pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara fisik, mental dan intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses atau usaha. Memahami arti

7

F7. Mini Project

pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini, agar hasil itu bisa dirasakan di kemudian hari. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini 5

pada anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat. Pelaksanaan Solusi Bentuk intervensi yang dilakukan dalam adalah berupa kunjungan ke sekolah untuk melakukan penyuluhan/edukasi langsung kepada siswa-siswi dan beberapa guru serta petugas kantin. Pada penyuluhan ini siwa-siswi diberitakan materi tentang apa itu perilaku hidup sehat di sekolah, komponen PHBS, serta manfaat dari PHBS.

8

F7. Mini Project

BAB IV HASIL 4.1 Profil Komunitas Umum 4.1.1 Sosial Ekonomi dan Budaya Dengan

adanya

keberpihakan

pemerintah

terhadap

masyarakat

khususnya keluarga miskin maka masyarakat dapat menggunakan fasilitas kesehatan di tingkat puskesmas tanpa dipungut bayaran. Untuk menjamin akses penduduk Sulawesi Selatan terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka sejak awal agenda Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Pelayanan Kesehatan Gratis yang tertuang pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan Gratis. 

Perekonomian Kecamatan Mengkendek sendiri mempunyai beberapa sektor potensi unggulan di bidang perekonomian, antara lain: 1. 2. 3. 4.



Pertanian Perkebunan Perikanan Peternakan

5. 6. 7. 8.

Kehutanan Pertambangan Perindustrian Perdagangan

Sosial Budaya  Budaya dan kebiasaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Getengan tidak jauh dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya, yakni giat gotong royong dan perilaku

kekeluargaan masih sangat menonjol dalam kehidupan masyarakatnya. 4.2 Data Geografis  Kecamatan Mengkendek mempunyai luas wilayah 196,74 Km², dengan Koordinat Geografis berada pada 3°10’55” LS dan 119°52’57” BT, dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :  Sebelah Barat : Kecamatan Gandangbatu Sillanan  Sebelah Timur : Kabupaten Luwu  Sebelah Utara : Kecamatan Sangalla  Sebelah Selatan : Kabupaten Enrekang 9

F7. Mini Project

 Secara administratif Kecamatan Mengkendek terdiri dari 4 Kelurahan dan 13 Lembang, sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kelurahan Rante Kalua’ Kelurahan Tampo Kelurahan Lemo Kelurahan Tengan Lembang Uluway Timur Lembang Buntu Datu Lembang Uluway Barat Lembang Marinding Lembang Palipu’

10. Lembang Pakala 11. Lembang Pa’tengko 12. Lembang Ke’pe’tinoring 13. Lembang Randanan 14. Lembang Buntu Tangti 15. Lembang Rantedada 16. Lembang Gasing 17. Lembang Simbuang 18.

19.Pada Kecamatan mengkendek terdapat satu Puskesmas yaitu Puskesmas Getengan yang membina beberapa Polindes dan Pustu, antara lain 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Polindes Tengan Polindes Ke’pe Polindes Randanan Polindes Lemo Polindes Simbuang Polindes Pa’tengko Polindes Rantedada Polindes Pakala

9. Polindes Buntudatu 10. PolindesMaliba 11. Polindes Gasing 12. Polindes Palipo’ (poskesdes) 13. Pustu Tampo 14. Pustu Uluway 15. Pustu Buntu Marinding

10

16.

4.3

Data Demografik 17.Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Getengan

Kabupaten Tana Toraja berdasarkan sensus Penduduk tahun 2013 adalah sebesar 31.234 jiwa 18. 19. 20. 21.

4.4

Sumber daya kesehatan yang ada 22.Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting dalam

meningkatkan pembangunan kesehatan secara menyeluruh.Sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan. 23.

A. SARANA KESEHATAN 24.Ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitasbangunan merupakan salah satu komponen lain di dalam sumber daya kesehatan. 25.Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatannon medis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan,peralatan komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. 26.Di dalam kesehatan unit pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa kategori yaituPondok Bersalin Desa (Polindes), Poskesdes, Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat KesehatanMasyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis lainnya. 27.Setiap unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauanmasyarakat

terhadap

pelayanan

kesehatan.

Pembangunan unit tersebut harus berpedoman terhadap populasi penduduk yang akan dilayani sehingga fungsi unit pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan. 28.Berikut gambaran situasi sarana kesehatan dasar Puskesmas Getengan: 29.1. Puskesmas Pembantu

30.Jumlah Puskesmas Pembantu dalam wilayah kerja Puskesmas Getengan adalah 3 unit masing masing Pustu Tampo, Pustu Uluway, Pustu Buntu Marinding. 31.2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat 32.Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepadamasyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dansumber daya yang ada di masyarakat.Upaya kesehatan bersumber dayamasyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes/Poskesdes dan Pos Obat desa(POD). 33.a. Posyandu 34.Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Getengan berjumlah 28 buah, yakni: 1. Posyandu Tengan 2. Posyandu Palli 3. Posyandu Ke’pe 4. Posyandu Randanan 5. Posyandu Bala 6. Posyandu Minanga 7. Posyandu Padang 8. Posyandu Ponean 9. Posyandu Buntu Marinding 10. Posyandu To’ Lamba 11. Posyandu Lemo 12. Posyandu Bt. Rondon 13. Posyandu Pangrorean 14. Posyandu Rantedollok 49.b. Polindes/Poskesdes

35. 15. Posyandu Buasan 36. 16. Posyandu Marintang 37. 17. Posyandu Patengko 38. 18. Posyandu Tampo 39. 19. Posyandu Rante Dada 40. 20. Posyandu Tando-tando 41. 21.Posyandu Maliba 42. 22. Posyandu Uluway 43. 23. Posyandu Mila 44. 24. Posyandu Kambuno 45. 25. Posyandu Buntudatu 46. 26. Posyandu Rantekalna 47. 27. Posyandu Kalimbubu 48. 28. Posyandu Palipu

50.Polindes/Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2014, jumlah polindes/Poskesdes yang ada diwilayah kerja Puskesmas Getengan adalah 13 buah. 51.

B. TENAGA KESEHATAN 52. Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan serta pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya

kesehatan dengan paradigma sehat, yakni yang lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan penyakit.Peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama. 53. Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. 54. Secara rasio tenaga kesehatan dinilai atas kecukupan tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk yang dilayani. Jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari tenaga kesehatan yang langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang berada pada pelayanan administrasi. 55. Jumlah dan jenis sumberdaya kesehatan di Puskesmas Getengan tahun 2014 adalah sebesar 32 orang. 56. Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu medis ,perawat-bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan masyarakat untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini 57.Tabel 04. Jumlah Tenaga SDM Kesehatan Puskesmas Getengan Tahun 2014 58. No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

59. 61. 63. 65. 67. 69. 71. 73. 75. 77. 79. 81. 83. 85. 87.

Jenjang Pendidikan Dokter umum Dokter Gigi S1 Keperawatan D IV Kesling D III Keperawatan D III Kebidanan D III Farmasi D III Gizi D I Kebidanan SPK SPRG SMA SMAK SKM

60. Ju mlah 62. 64. 66. 68. 70. 72. 74. 76. 78. 80. 82. 84. 86. 88.

2 1 1 1 6 5 1 1 4 5 1 3 1 1

89. Total 90. 33 91. 4.5 Profil SDN 291 Inpres Buntudatu 92.SDN Inpres Buntudatu terletak di Desa Buntudatu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. SD ini berlokasi di Jln. Poros Makale-Makassar dengan kode Pos 91871. SD yang berstatus SD Negri ini merupakan kelompok sekolah inti berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan tanggal 19 Desember 2008. 93.Sekolah ini memiliki 3 buah bangunan permanen yang terbagi-bagi menjadi 10 unit ruang belajar, 1 unit ruang kantor, dan 2 buah W.C. Sekolah ini memiliki 16 orang guru, yang terbagi-bagi berdasarkan tugasnya menjadi guru kelas, guru agama, dan guru pendidikan jasmani, seorang pegawai perpustakaan. 94.Jumlah murid SDN 291 Inpres Buntudatu adalah 267 siswa dengan rincin jumlah siswa/siswi per kelas sebagai berikut: 95.

Kelas

96.

Lakilaki 100.

97.

Perempu

98.

Juml

2

an 101.

19

ah 102.

99.

Kelas I

103.

Kelas II

0 104.

2

105.

16

39 106.

107.

Kelas III

6 108.

2

109.

20

42 110.

Kelas IV

3 112.

17

43 114.

115.

Kelas V

0 116.

2

117.

26

37 118.

119.

Kelas VI

6 120.

2

121.

31

52 122.

123.

3 Jumlah siswa/siswi SDN 291 Inpres Buntudatu

111.

2

113.

54 124. 267

125. 126.

Salah satu program kesehatan dasar yang sudah dimiliki

oleh SDN 291 Inpres Buntudatu adalah UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) walaupun belum berjalan dengan optimal. 127.

128. 129. 130. 4.6

Tingkat Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah Intervensi 131.

Berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan SDN 219

Buntudatu Kabupaten Tana Toraja diperoleh data beberapa siswa-siswi yang diambil secara menyeluruh terutama pada siswa kelas IV dan V SDN 291 Buntudatu. 132.

Tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS sudah

cukup. Hal ini dapat dinilai dari nilai jawaban dari hasil pretest tentang materi dasar PHBS. 133.

Berikut ini adalah hasil Kuesioner sebelum dan setelah

diadakan penyuluhan pada siswa: Sebelum penyuluhan, tingkat pengetahun siswa-siswi SDN 219 Buntudatu mengenai PHBS di sekolah adalah sebesar 65%.

Setelah mendapatkan penyuluhan, tingkat pengetahuan mereka

meningkat menjadi 98%. Selain itu, kami juga mengadakan demonstrasi cuci tangan secara langsung, dan beberapa siswa dapat mempraktekkan kembali cara mencuci tangan dengan baik dan benar. 134.

135. 136.

BAB V DISKUSI

137. 138.

Kegiatan Penyuluhan yang diadakan di SDN 291 Inpres Buntudatu

cukup menarik minat siswa-siswi. Siswa-siswi cukup antusias mendengarkan dan mempraktekkan setiap materi yang dibawakan. Kegiatan awal dibuka dengan tanya jawab pengetahuan siswa tentang PHBS diikuti dengan kuesioner awal untuk menilai secara kuantitatif tingkat pengetahuan siswa. 139.

Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan pengetahuan siswa-siswi

kelas IV dan VI SDN 291 Inpres Buntudatu mengenai PHBS di sekolah sebelum diadakan penyuluhan sudah cukup. Akan tetapi, mereka masih belum mampu menjabarkan secara lengkap tindakan apa saja yang termasuk PHBS di sekolah dan banyak dari mereka belum mempraktekkan secara langsung PHBS di sekolah. 140.

Setelah penyuluhan selesai, pemateri memberi kesempatan kepada

siswa-siswi untuk bertanya mengenai materi. Setelah itu dilakukan review bersama dengan meminta beberapa peserta untuk mengulangi apa yang baru saja disampaikan pemateri serta mempraktekkan teknik mencuci tangan yang benar dengan air mengalir dan sabun di luar kelas. Para peserta yang telah mengikuti penyuluhan mengaplikasikaan secara sistematis teknik mencuci tangan yang benar. 141.

Evaluasi dilakukan dengan pemberian pre-test dan post-test dengan

sasaran peningkatan pengetahuan siswa. Penyuluhan ini memenuhi target yang diharapkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya 65% meningkat menjadi 98%. Diharapkan kepada seluruh peserta agar dapat mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mempraktekkan teknik mencuci tangan yang benar dalam kehidupan sehari-hari. 142.

Pemberian Penyuluhan dilakukan terhadap seluruh siswa-siswi

kelas IV dan VI, kelas SDN 291 Inpres Buntudatu. Diharapkan siswa yang telah mengikuti penyuluhan dan memberikan teladan perilaku hidup bersih dan sehat serta mempromosikan perilaku hidup sehat di sekolah terhadap seluruh siswa lainnya.

143.

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah terutama

SDN 291 Inpres Buntudatu akan memberikan dampak positif bagi sekolah. Selain meningkatkan status kesehatan seluruh penghuni sekolah, baik siswa, guru, maupun pihak lainnya, juga akan meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi SDN 219 Buntudatu. Selain itu, SDN 291 Inpres Buntudatu juga dapat menjadi salah satu percontohan sekolah teladan untuk sekolah-sekolah dasar lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Getengan 144.

145. 146.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

147. 148. 1.1 KESIMPULAN 149. Siswa-Siswi SDN 291 Inpres Buntudatu pada umumnya telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang perilaku hidup bersih dan sehat, hanya saja sebagian dari mereka belum mempraktekkannya secara menyeluruh. Dengan adanya penyuluhan ini, pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS di sekolah meningkat. Selain itu, mereka juga dapat mempraktekkan secara langsung contoh PHBS di sekolah seperti kegiatan mencuci tangan yang benar. 150. 1.2 SARAN 151. Dibutuhkan kerjasama dari pihak guru dan seluruh pegawai sekolah dalam rangka mengawasi praktik PHBS di sekolah sehari-hari. Agar pengetahuan yang diperoleh siswa-siswi tidak hanya berupa teori belaka, tetapi disertai dengan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu diperlukan peran serta pihak sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang memadai, seperti penyediaan keran air untuk mencuci tangan di depan setiap kelas, menyediakan tempat sampah di setiap ruangan kelas, menyediakan kantin sehat, serta menyediakan jamban dengan jumlah yang sebanding dengan jumlah siswa-siswi SDN 291 Inpres Buntudatu. 152. 153. 154. 155. 156.

158.

157. 159. 161.

160. 162. 163.

164.

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

165. 1.

Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2010.

Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 166. 2.

Panduan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pendidikan.

2009. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 167. 3.

Anonim. http://www.puskel.com/5-pesan-dasar-cara-hidup-sehat-

di-lingkungan-sekolah/ 168. 169. 170.

Related Documents


More Documents from "Putrie Dwi Pratiwi"