Gambaran Caring Perawat

  • Uploaded by: novias
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gambaran Caring Perawat as PDF for free.

More details

  • Words: 10,043
  • Pages: 55
Loading documents preview...
GAMBARAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA DI RUANG CITRO ANGGODO (3) RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROPINSI JAWA TENGAH

Oleh : NAMA NIP

: SRI WAHYUNI HIDAYATI, S.Kep : 19670908 199003 2 007

RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROPINSI JAWA TENGAH 2018 i

HALAMAN PENGESAHAN

Riset Keperawatan ini telah dibaca dan diteliti oleh TIM Angka Kredit RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, dan disahkan pada: Hari / Tanggal :

Mengetahui Ketua TIM Angka Kredit RS

Drg. Henny Astuti, MM NIP. 19631012 199402 2 002

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul : “GAMBARAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA DI RUANG CITRO ANGGODO (3) RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROPINSI JAWA TENGAH”. Terselesaikannya penelitian ini tidak lepas dari peran banyak pihak yang banyak membantu. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membentu penulis dalam penyusunan makalah ini. Selanjutnya penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dalam penyusunan penelitian ini. Penulis juga meminta maaf atas segala kekurangan dalam penulisan makalah ini. Besar harapan penulis agar penelitian ini bisa bermanfaat bagi semua yang membacanya dan bisa dilanjutkan dengan penelitian lain yang relevan. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, maupun bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 12 Maret 2018

Penulis

iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................

iii

DAFTAR ISI .................................................................................................

iv

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Latar Belakang ........................................................................

1

B. Rumusan masalah.....................................................................

4

C. Tujuan ......................................................................................

4

D. Manfaat ....................................................................................

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................

6

A. Tinjauan Teori .........................................................................

6

B. Kerangka Teori.........................................................................

21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................

23

A. Jenis dan Desain Penelitian .....................................................

23

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................

23

C. Definisi Operasional.................................................................

24

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ..................................

24

E. Instrumen Penelitian.................................................................

26

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

28

G. Pengolahan Data.......................................................................

29

H. Analisa Data .............................................................................

29

I. Etika Penelitian ........................................................................

31

IV PEMBAHASAN..........................................................................

41

A. Hasil Penelitian..........................................................................

41

B. Pembahasan................................................................................

45

V PENUTUP.....................................................................................

53

A. Kesimpulan..................................................................................

53

B. Saran............................................................................................

53

BAB

BAB

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

55

LAMPIRAN ..................................................................................................

56

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan

berbagai

faktor

biologis,

psikologis

dan

sosial

dengan

keanekaragaman penduduk, jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang

berdampak

pada

penambahan

beban

negara

dan

penurunan

produktivitas manusia untuk jangka panjang. Kesehatan jiwa sendiri adalah kemampuan individu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sehat jiwa sering disebut

dengan

perwujudan keharmonisan fungsi

jiwa dan

kesanggupan menghadapi masalah yang bisa terjadi. Keadaan sehat ataupun sakit dapat dinilai dari efektifitas fungsi perilaku dalam hal prestasi kerja, hubungan interpesonal, dan penggunaan waktu senggang. Sedikitnya 20 % penduduk dewasa indonesia saat ini menderita gangguan jiwa. Angka tersebut terus meningkat dengan semakin besarnya tingkat stressor yang dapat menjadi penyebab seperti tingkat ekonomi dan sosial budaya (Yosep, 2010). Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal,

baik

yang

berhubungan

dengan

fisik,

maupun

dengan

mental.Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu gangguan jiwa (neurosa) dan sakit jiwa (psikosa/psikosis) (Yosep, 2010). Orang dengan gangguan jiwa akan terganggu fungsi dan perannya dalam kehidupannya. Orang dengan gangguan jiwa biasanya mengalami hendaya dimana setiap kebutuhan sehari-harinya harus dibantu oleh orang lain. Orang dengan gangguan jiwa yang mendapatkan perawatan di rumah sakit akan sangat bergantung pada petugas kesehatan terutama perawat. Perawat menjadi salah 1

satu determinan penting akan proses pemenuhan dan pengoptimalan peran dari gangguan jiwa. Caring perawat adalah salah satu modal penting yang harus dimiliki perawat dalam memberikan asuhan pada pasien dengan gangguan jiwa. (Novieastari, 2009). Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan jantung dari profesi, artinya sebagai komponen yang unik, fundamental dan menjadi fokus sentral dari keperawatan. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat yang merupakan inti dalam praktek keperawatan profesional (Sobirin, 2007). Seorang

perawat

dalam

memberikan

asuhan

keperawatan

harus

mencerminkan perilaku caring dalam setiap tindakan (Sukmawati, 2009). Perilaku

caring

telah

memerankan

bagian

penting

dalam

dunia

keperawatan, sejak dulu keperawatan selalu meliputi empat konsep yang merupakan paradigma dalam dunia keperawatan yaitu merawat adalah apa yang kita lakukan, manusia adalah sasaran dari apa yang kita lakukan (kepada siapa kita melakukannya), kesehatan adalah tujuan dari tindakan perawatan dan lingkungan adalah tempat di mana kita merawat, inti dari semua teori tentang keperawatan adalah melakukan dan menguraikan empat konsep tersebut, tetapi sekarang merawat juga didefinisikan sebagai

"kepedulian", yang kini sudah menjadi konsep paradigma yang

kelima (Watson, 2007). Perilaku caring merupakan manifestasi perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk, memberi perhatian dan konsen, menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia. Caring juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan (Dwidiyanti, 2007). Pemberian caring oleh perawat diantaranya tidak pilih kasih antara pasien satu dengan pasien yang lain, memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga, bicara dengan sopan dan suara lembut, merasa 2

puas jika dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan baik, menanamkan kepercayaan dan harapan akan keberhasilan pengobatan kepada pasien, memberikan semangat kepada pasien dan meyakinkan bahwa pasien dapat sembuh, memberikan semangat kepada pasien saat mereka merasa putus asa, memfasilitasi pasien atau keluarga untuk alternatif pengobatan yang paling tepat dan menghargai perasaan pasien atau keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan pertahanan tubuh pasien sehingga peran dan kemandirian pasien akan meningkat(Novieastari, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang pada 16 Januari 2018 terhadap 5 orang pasien. Mendapatkan hasil dimana 3 orang menyatakan perilaku caring perawat katgori baik (mengucap salam, menceritakan keberhasilan operasi yang pernah dilakukan dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan) dan 2 orang menyatakan perilaku caring perawat kurang (jarang mengucap salam, jarang menyapa dan menjelaskan program pengobatan yang dimiliki oleh pasien. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk dapat mengetahui lebih lanjut tentang gambaran perilaku caring perawat di ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah “bagaimanakah gambaran perilaku caring perawat di ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk Mengetahui gambaran perilaku caring perawat terhadap pasien di Ruang Citro Anggodo (3) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah.

3

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat dalam membentuk dan bertindak berdasarkan sistem nilai yang altruistik dan manusiawi b. Mengetahui gambaran perilaku caring

perawat dalam menanamkan

keyakinan dan harapan (faith-hope). c. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat dalam mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain. d. Mengetahui gambaran perilaku caring

perawat dalam membina

pengaruh saling percaya dan saling bantu (helping-trust) e. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat dalam meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. f. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat dalam menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan. g. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat dalam meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal. h. Mengetahui gambaran perilaku caring

perawat dalam menyediakan

lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual. i. Mengetahui gambaran perilaku caring perawat dalam membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

4

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pelayanan asuhan keperawatan yakni pentingnya perilaku caring pada pasien di Ruang Citro Anggodo (3) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah. 2. Bagi Perawat Hasil diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bahwa perilaku caring seorang perawat sangat diperlukan oleh pasien dengan gangguan jiwa di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu dalam penelitian ini serta menambah pengetahuan peneliti tentang perilaku caring perawat terhadap pasien dengan gangguan jiwa.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1.

Perilaku Caring a. Perilaku Seorang ahli psikologi, Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus tersebut, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Perilaku tertutup (covert behavior) Respon

seseorang

terhadap

stimulus

dalam

bentuk

terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2) Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Benyamin Bloom (1968) dalam Notoatmodjo (2010) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam tiga domain, ranah atau kawasan yaitu: 1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). 2) Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, dan juga merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap secara nyata 6

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga merupakan suatu kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan motif tertentu. 3) Tindakan atau praktek (practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2010). b. Konsep Caring Menurut Potter and Perry (2009) caring merupakan sentral praktik keperawatan. menjelaskan bahwa caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berfikir, merasa, dan mempunyai

hubungan

dengan

sesama.

Klien

dan

keluarga

mengharapkan kualitas hubungan individu yang baik dari perawat. Percakapan yang terjadi antara klien dan perawat pada umumnya sangat singkat dan tidak menggambarkan adanya suatu hubungan. Caring merupakan hubungan pemberi pelayanan yang dapat bersifat terbuka maupun tertutup. Perawat dan klien masuk dalam suatu hubungan yang tidak hanya sekedar seseorang “melakukan tugas untuk” yang lainnya. Ada hubungan memberi dan menerima yang terbentuk sebagai awal dari saling mengenal dan peduli antara perawat dan klien (Benner 2004, dalam Potter & Pery, 2009). c. Perilaku Caring Perilaku caring merupakan manifestasi perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk, memberi perhatian dan konsen, menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia. Caring juga merupakan ungkapan

7

cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan (Dwidiyanti, 2007). d. Instrumen Pengukur Perilaku Caring Perawat Ada beberapa instrument yang dipakai dalam mengukur perilaku caring salah satunya yang disampaikanWatson dalam praktek keperawatan terdapat 10 faktor karatif, yaitu 10 sifat dari karakter perawat yang menjelaskan bagaimana caring dimanifestasikan sebagai esensi dan inti keperawatan. Kesepuluh faktor karatif tersebut adalah sebagai berikut: a. Membentuk dan Bertindak Berdasarkan Sistem Nilai yang Altruistik dan Manusiawi. Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik dapat di

bangun

dari

mengembangkan

pengalaman, sikap

belajar,

humanis.

dan

upaya-upaya

Pengembangan

dapat

ditingkatkan dalam masa pendidikan. Melalui sistem nilai ini perawat dapat merasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada pasien dan juga penilaian terhadap pandangan diri seseorang. Menurut Potter dan Perry (2009) perawat harus memberikan kebaikan dan kasih sayang, bersikap membuka diri untuk mempromosikan persetujuan terapi dengan pasien. b. Menanamkan Keyakinan dan Harapan (Faith-Hope). Menggambarkan peran perawat dalam mengembangkan pengaruh perawat dan pasien dalam mempromosikan kesehatan dengan membantu meningkatkan perilaku pasien dalam mencari pertolongan kesehatan. Perawat memfasilitasi pasien dalam membangkitkan perasaan optimis, harapan, dan rasa percaya dan mengembangkan

pengaruh

perawat dengan pasien secara

efektif. Faktor ini merupakan gabungan dari nilai humanistik dan altruistik, dan juga memfasilitasi asuhan keperawatan yang holistik kepada pasien.

8

c. Mengembangkan Sensitivitas Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain. Perawat belajar memahami perasaan pasien sehingga lebih peka, murni, dan tampil apa adanya. Pengembangan kepekaan terhadap diri sendiri dan dalam berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga harus mampu memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaan mereka. d. Membina Pengaruh Saling Percaya Dan Saling Bantu (HelpingTrust) Pengaruh saling percaya akan meningkatkan dan menerima perasaan positif dan negatif. Untuk membina pengaruh saling percaya dengan pasien perawat menunjukkan sikap empati, harmonis, jujur, terbuka dan hangat serta perawat harus dapat berkomunikasi terapeutik yang baik. e. Meningkatkan dan Menerima Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif. Perawat harus dapat menerima perasaan orang lain serta memahami perilaku mereka dan juga perawat mendengarkan segala keluhan pasien. f. Menggunakan Metode Pemecahan Masalah yang Sistematis dalam Pengambilan Keputusan. Perawat sistematis,

menerapkan

memecahkan

proses

masalah

keperawatan secara

ilmiah

secara dalam

menyelenggarakan pelayanan yang berfokus kepada pasien. Proses keperawatan seperti halnya proses penelitian yaitu sistematis dan terstruktur. g. Meningkatkan Proses Belajar-Mengajar Interpersonal. Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan untuk membedakan caring dan curing. Bagaimana perawat menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan. Perawat memberi informasi kepada 9

pasien, perawat memfasilitasi proses ini dengan memberikan pendidikan kesehatan yang didesain supaya dapat memampukan pasien memenuhi kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan yang mandiri, menetapkan kebutuhan personal pasien. h. Menyediakan Lingkungan yang Mendukung, Melindungi, dan/atau Memperbaiki Mental, Sosiokultural, dan Spiritual. Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kesehatan dan kondisi penyakit pasien. Konsep yang relevan dengan lingkungan internal meliputi kepercayaan, sosial budaya, mental dan spiritual pasien. Sementara lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan, kebersihan dan lingkungan yang estetik. i. Membantu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Perawat membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien meliputi kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan kebutuhan interpersonal pasien. Dan perawat melakukannya dengan sepenuh hati. j. Mengembangkan Faktor Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis, dan dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah. Fenomenologis menggambarkan situasi langsung yang membuat

orang

memahami

fenomena

tersebut.

Watson

menyadari bahwa hal ini memang sulit dimengerti. Namun hal ini akan membawa perawat untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain. 2.

Gangguam Jiwa a. Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderita pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan fungsi sosial (Depkes RI, 2007). 10

Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan hendaya pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia (Keliat, 2011).

b. Penggolongan dan Klasifikasi Gangguan Jiwa PPDGJ III tahun 1993, menggolongkan diagnosis gangguan jiwa ke dalam 100 kategori diagnosis, mulai dari F00 – F98. Beberapa gangguan jiwa memiliki berbagai tanda dan gejala yang sangat luas sehingga dilakukan penyusunan urutan blok-blok diagnosis yang berdasarkan suatu hierarki. Urutan hierarki blok diagnosis gangguan jiwa berdasarkan PPDGJ III yaitu sebagai berikut: Blok Diagnosa Gangguan I

Kode

Ciri Khas

Etiologi

Gangguan mental organik & simtomatik

F00-F09

Gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif

F10-F19

II

Skizofrenia, gangguan skizotifal dan gangguan waham

F20-F29 Gejala psikotik

III

Gangguan suasana F30-F39 Gejala perasaan afek (mood/afektif)

IV

Gangguan neurotik, F40-F49 Gejala gangguan psikotik somatoform, gangguan stres

V

Sindrom perilaku F50-F59 Gejala disfungsi Non organik yang berhubungan fisiologis dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik

11

Organik/fisik jelas, primer/sekunder

Organik jelas

tidak

gangguan

non Non organik

VI

Gangguan kepribadian perilaku dewasa

F60-F69 Gejala perilaku

Non organik

dan masa

VII

Retardasi mental

F70-F79 Gejala perkembangan IQ

VIII

Gangguan perkembangan psikologis

F80-F89 Gejala perkembangan khusus

IX

Gangguan perilaku F90-F98 Gejala dan emosional perilaku/emosional dengan onset masa kanak remaja

X

Kondisi lain yang Z menjadi fokus perhatian klinis

Tidak tergolong gangguan jiwa

Tabel 1. Penggolongan Gangguan Jiwa berdasarkan PPDGJ-III

c. Penyebab Umum Gangguan Jiwa Menurut Yosep (2010), sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor somatogenik,psikogenik dan sosiogenik yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu: 1) Faktor keturunan Pada mongolism atau Sindroma Down terdapat trisoma pada pasangan kromosom no. 21. Sindroma Turner berhubungan dengan jumlah kromosom seks yang abnormal. 2) Cacat Kongenital Cacat

kongenital

atau

sejak

lahir

dapat

mempengaruhi

perkembangan jiwa anak, terlebih yang berat seperti retardasi mental yang berat. 3) Perkembangan psikologik yang Salah Ketidakmampuan atau fiksasi yaitu individu gagal berkembang lebih lanjut ke fase berikutnya. Distorsi yaitu bila individu mengembangkan sikap atau pola reaksi yang tidak sesuai atau gagal mencapai integrasi kepribadian yang normal. 12

4) Genetika Individu yang memiliki hubungan sebagai ayah, ibu, saudara atau anak memiliki kecenderungan 10%, keponakan atau cucu kejadiannya 2-4%, kembar identik memiliki kecenderungan 4648%, kembar dyzigot memiliki kecenderungan 14-17%. 5) Neurobiologikal Klien yang mengalami gangguan jiwa memiliki ciri-ciri biologis yang khas terutama pada susunan dan struktur syaraf pusat, biasanya klien mengalami pembesaran ventrikel ke-3 sebelah kirinya, lobus frontalis yang lebih kecil dari rata-rata orang yang normal. 6) Biokimiawi Tubuh Serotonin terlibat dalam gangguan depresi dan ansietas dan mungkin juga dalam gangguan makan. Dopamin terlibat dalam gangguan skizofrenia. Perubahan kadar norepinefrin dapat menyebabkan gangguan depresif, termasuk gangguan bipolar. Perubahan kadar asetilkolin berkaitan dengan penyakit alzheimer. 7) Sebab Biologik Bentuk tubuh berhubungan dengan gangguan jiwa, orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa. 8) Sebab Psikologik Mengalami frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari.

d. Proses Perjalanan Penyakit Gangguan Jiwa Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase (Yosep, 2010).

13

Fase-fase perjalanan penyakit gangguan jiwa tersebut, antara lain: 1) Fase Prodomal Berlangsung antara 6 bulan – 1 tahun, gangguan dapat berupa perawatan diri, gangguan pikiran, dan persepsi, gangguan dalam pekerjaan akademik, serta gangguan fungsi sosial. 2) Fase Aktif Berlangsung kurang lebih 1 bulan, gangguan dapat berupa gejala psikotik seperti halusinasi, delusi, disorganisasi, proses berpikir, gangguan

bicara,

gangguan

perilaku

disertai

kelainan

neurokimiawi. 3) Fase Residual Klien mengalami 2 gejala, yaitu gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanya berulang.

e. Gejala Gangguan Jiwa Manifestasi

penyakit

pada

manusia

pada

mulanya

diperlihatkan dalam bentuk gejala atau simtom. Dalam bidang psikiatri simtom didefinisikan sebagai tanda-tanda yang diperlihatkan oleh penderita dapat diamati tetapi sering juga tidak dapat diamati sehingga hanya merupakan keluhan penderita. Sebenarnya simtom yang timbul itu merupakan pola reaksi dalam usaha melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap keadaan (stressor) yang sedang dihadapinya (Soewadi, 2002). 1) Gangguan Kognisi Kognisi adalah suatu proses mental dimana seseorang menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal). Proses kognisi tersebut adalah sebagai berikut:

14

a) Gangguan sensasi Yaitu seseorang yang mengalami gangguan kesadaran akan suatu rangsangan. Yang termasuk dalam gangguan sensasi adalah sebagai berikut: I.

Hiperestesia:

terjadi

peningkatan

abnormal

dari

kepekaan dalam proses pengindraan. II.

Anestesia: keadaan yang sama sekali tidak dapat merasakan

sama

sekali

baik

perasaan

maupun

pengindraan. III.

Parastesia: keadaan dimana terjadi perubahan pada perasaan yang normal (biasanya rasa raba), misalnya kesemutan.

b) Gangguan persepsi Gangguan persepsi adalah kesadaran akan suatau rangsangan yang dimengerti, sensasi yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-macam rangsangan yang masuk.Yang termasuk dalam persepsi adalah sebagai berikut: I.

Ilusi: suatu persepsi yang salah/palsu atau interpretasi yang salah terhadap suatu benda.

II.

Halusinasi: seseorang yang mempersepsikan sesuatu dan kenyataannya sesuatu tersebut tidak ada atau tidak berwujud.

III.

Depersonalisasi: suatu perasaan aneh pada diri sendiri dan tidak sesuai dengan kenyataan.

IV.

Derealisasi: perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

2) Gangguan Perhatian Perasaan adalah suatu proses kognitif yaitu pemusatan atau konsentrasi. a) Inhibisi: semua rangsangan yang tidak termasuk objek perhatian harus disingkirkan. 15

b) Apersepsi: hal-hal yang dikemukakan hnya hal yang berhubungan erat dengan objek perhatian. Dibawah ini adalah beberapa bentuk gangguan perhatian, yaitu: I.

Distrakbiliti adalah perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsangan yang tidak berarti, misalnya suara nyamuk.

II.

Aproseksia adalah suatu keadaan dimana terdapat ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun terhadap situasi/keadaan.

III.

Hiperproseksia adalah sutu keadaan dimana terjadi pemusatan/konsentrasi, perhatian yang berlebih sehingga sangat mempersempit persepsi yang ada.

3) Gangguan Ingatan Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan serta memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran. Proses ingatan terdiri atas 3 unsur, yaitu pencatatan (registration), penyimpanan (preservation) dan pemanggilan data (recalling). Beberapa bentuk ingatan adalah sebagai berikut: a) Amnesia

adalah

ketidakmampuan

mengingat

kembali

pengalaman yang ada, dapat bersifat sebagian atau total retrograd/antergrad. b) Hipernemsia adalah suatu keadaan pemanggilan kembali yang berlebihan

sehingga

seseorang

dapat

menggambarkan

kejadian-kejadian yang lalu dengan sangat teliti. c) Paramnesia

(pemalsuan/penyimpangan

ingatan)

adalah

gangguan dimana terjadi penyimpangan ingatan lama yang lama dikenal dengan baik. 4) Gangguan Asosiasi Asosiasi adalah proses mental dimana perasaan, kesan atau gambaran ingatan cenderung menimbulkan kesan atau gambaran ingatan

respon/konsep

16

lain,

yang

sebelumnya

berkaitan

dengannya. Beberapa bentuk gangguan asosiasi adalah sebagai berikut: a) Retardasi yaitu proses asosiasi yang berlangsung lama. b) Perserevasi yaitu suatu asosiasi diulang-ulang kembali secara terus menerus dimana seakan-akan seseorang tersebut tidak sanggup untuk melepaskan ide yang diucapkan. c) Flight of ideas yaitu pikiran yang meloncat-loncat. d) Inkoherensi atau asosiasi longgar yaitu ide yang muncul tidak ada hubungannya antara satu dengan yang lainnya. e) Blocking yaitu kegagalan untuk mengungkapkan sesuatu atau tiba-tiba diam saat berbicara dan penderita tidak dapat menjelaskan kenapa dia berhenti. f) Aphasia

yaitu

keadaan

kegagalan

menggunakan

atau

memahami bahasa. 5) Gangguan Pertimbangan Pikiran adalah proses mental yang membandingkan/menilai beberapa pilihan dalam suatu kerja atau tindakan dengan memberikan nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut. 6) Gangguan Pikiran Pikiran adalah meletakan hubungan antara berbagai bagian dari pengetahuan seseorang. Berpikir adalah proses mempersatukan ide,

menghubungkan

ide,

membentuk

ide-ide

baru

dan

membentuk pengertian untuk menarik kesimpulan. Proses pikir ini meliputi proses pertimbangan pemahaman, ingatan serta penalaran. Proses pikir yang normal adalah mengandung arus ide, simbol dan asosiasi terarah tujuan atau koheren. 7) Gangguan Kesadaran Kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui pancaindera. 17

8) Gangguan Orientasi Orientasi

adalah

kemampuan

seseorang

untuk

mengenal

lingkungannya serta hubungannya dengan waktu, ruang terhadap dirinya serta orang lain. Disorientasi atau gangguan orientasi dapat timbul sebagai gangguan dari kesadaran waktu, tempat, dan orang. 9) Gangguan Kemauan Kemauan

adalah

proses

dimana

keinginan-keinginan

dipertimbangkan lalu diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan. 10) Gangguan Afek dan Emosi Emosi adalah pengalam yang sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan sensasi organik. Afek adalah perasaan emosional seseorang yang menyenangkan atau tidak yang menyertai suatu pikiran yang berlangsung lama. Emosi merupakan manifestasi afek yang keluar disertai oleh banyak komponen fisiologik yang berlangsung singkat. 11) Gangguan Psikomotor Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa meliputi kondisi perilaku motorik atau aspek motorik dari suatu perilaku.

18

B. Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori Gejala Gangguan Jiwa : 1. Gangguan sensasi 2. Gangguan persepsi 3. Gangguan Perhatian 4. Gangguan Ingatan 5. Gangguan Asosiasi 6. Gangguan Pertimbangan 7. Gangguan Pikiran 8. Gangguan Kesadaran 9. Gangguan Orientasi 10. Gangguan Kemauan 11. Gangguan Afek dan Emosi 12. Gangguan Psikomotor

Gangguan Jiwa

Perilaku caring

C. Kerangka Konsep Gambar 2.2 Kerangka Konsep Perilaku Caring Perawat 1. Membentuk sistem nilai yang altruistik dan manusiawi. 2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope). 3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain. 4. Membina pengaruh saling percaya dan saling bantu (helping-trust) 5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. 6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan 7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal. 8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual. 9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis

19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel bebas dengan variabel terikat (Notoatmodjo, 2010). Desain ini dipilih karena peneliti menggambarkan perilaku caring perawat terhadap pasien dengan gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo (3) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Menurut Nursalam (2011), pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran data variabel independen dan dependen hanya dengan satu kali pada satu saat. Pengukuran variabel perilaku caring perawat terhadap pasien dengan gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo (3) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah pada tanggal 19 -25 Februari 2018. 2. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Ruang Citro Anggodo (3) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah.

20

C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No 1.

Variabel

Definisi Operasional Tindakan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan menggunakan dimensi:

Perilaku caring perawat

Alat Ukur

Alat ukur dengan kuesioner terdiri dari 20 item pertanyaan human altruistic, perilaku menanamkan caring dengan kepercayaan-harapan, penilaian : mengembangkan kepekaan terhadap diri 1. (Ya) Ya, sendiri dan orang lain, bila pengembangan bantuan kegiatan dan hubungan saling dilakukan percaya, meningkatkan perawat dan menerima ungkapan (nilai 1), perasaan yang positif dan 2. (Tidak) negatif, sistematis dalam Tidak, bila metode pemecahan kegiatan masalah, pengembangan tidak pendidikan dan dilakukan pengetahuan perawat interpersonal, (nilai 0). meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan spiritual, senang membantu kebutuhan manusia, menghargai kekuatan eksistensialphenomenologikal

Hasil Ukur Skala dan Kategori Ukur Jumlah skor Ordinal maksimal yang diperoleh 20 dan jumlah skor minimal 0. Untuk kepentingan analisis univariat dikategorikan menjadi : 1. Kurang : <7 2. Cukup : 7-14 3. Baik : 14-20

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk

dipelajari

dan

(Notoatmodjo, 2010). 21

kemudian

ditarik

kesimpulannya

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo (3) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah pada bulan Januari 2018 berjumlah 51 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan metode sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 orang. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan

memperhatikan sifat sifat penyebaran populasi agar diperoleh

sampel

yang

representative

(Notoatmodjo,

2010).

Penelitian

ini

menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel dengan seluruh populasi. Kriteria sampel dalam penelitian ini dapat meliputi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kriteria tersebut dapat menentukan dapat dan tidaknya sampel yang digunakan. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah orang tua pasien remaja yang : 1) Bersedia dijadikan responden. 2) Menederita gangguan jiwa. 3) Koheren dan kooperatif. Pada penelitian ini kriteria eksklusi meliputi : Klien gangguan jiwa yang inkoheren dan memiliki perilaku kekerasan.

E. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur perilaku caring perawat, untuk mengukur perilaku caring perawat. Kuesioner yang dipakai untuk mengukur perilaku caring perawat adalah lembar kuesioner yang didasarkan pada 10 faktor karatif . Lembar 22

kuesioner terdiri dari 20 pernyataan yang meliputi 10 faktor dalam proses caring yang masing-masing perilaku caring dijabarkan secara spesifik. Kisi-kisi kuesioner perilaku caringdapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.3 Kisi – Kisi Lembar Kuesioner Perilaku CaringPerawat No 1

Indikator

No Jumlah Pernyataan Membentuk dan bertindak berdasarkan sistem 1,2 2 nilai yang altruistik dan manusiawi.

2

Menanamkan keyakinan dan harapan (faithhope).

3,4

2

3

Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.

5,6

2

4

Membina pengaruh saling percaya dan saling bantu (helping-trust)

7,8

2

5

Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.

9,10

2

6

Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan

11,12

7

Meningkatkan interpersonal.

belajar-mengajar

13,14

2

8

Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual.

15,16

2

9

Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

17,18

2

10

Mengembangkan faktor kekuatan eksistensialfenomenologis, dan dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah.

19,20

2

proses

Jumlah

20

23

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Prosedur Pengumpulan Data Tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Setelah memperoleh surat ijin untuk melakukan penelitian dari Kabid Keperawatan peneliti langsung menuju tempat penelitian. b. Selanjutnya peneliti meminta izin pada Kepala Intansi Rawat Inap. c. Peneliti datang ke ruang Citro Anggopo RSJD DR Amino Gondohutomo Propinsi Jawa Tengah yang merupakan tempat peneliti bekerja untuk melakukan penelitian dengan menggunakan teknik total sampling dan menentukan responden yang dijadikan sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi. d. Selanjutnya peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden dimana dalam hal ini peneliti dibantu oleh 2 enumerator. Enumerator yang dipilih adalah perawat di bangsal rawat inap yang akan diteliti dan sudah

mempunyai

pengalaman

kerja

di

RSJD

DR.

Amino

Gondohutomo selama lebih dari 5 tahun. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan

kepada

enumerator

untuk

menyamakan

persepsi

penelitian ini. e. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian dan keikutsertaan dalam penelitian ini kepada sampel penelitian, bagi yang setuju

berpartisipasi

dalam

penelitian

ini

diminta

untuk

menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent). f. Peneliti membagikan lembar persetujuan penelitian (informed consent) kepada responden penelitian yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian untuk ditandatangani. g. Peneliti bersama dengan 2 asisten tetap berada di tempat penelitian, untuk mendampingi responden pada saat penelitian supaya dapat menjelaskan kepada responden yang mengalami kesulitas dalam memberikan jawaban atas pertanyaan kuesioner.

24

h. Setelah responden mengisi pertanyaan, peneliti mengecek kembali jawaban. i. Setelah semua kuesioner diisi, peneliti mengumpulkan kembali semua kuesioner yang telah disebarkan dengan mengucapkan terimakasih. j. Peneliti mengecek kembali semua data yang didapat. k. Data siap untuk diolah.

G. Pengolahan Data Pengolahan data yang akan dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : 1. Editing Peneliti akan melakukan pemeriksaan data, kelengkapan pengisian, kesalahan dan konsistensi dari setiap jawaban setelah semua respoden selesai mengisi semua pertanyaan yang diajukan dalam lembar kuesioner. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga apabila ada kekurangan data segera dilengkapi. 2. Scoring Peneliti akan memberi skor atau nilai pada masing-masing jawaban responden dari masing-masing variabel berdasarkan lembar kuesioner. Faktor yang diberi skor dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua 1) Ya

diberi skor 1

2) Tidak

diberi skor 0

3. Coding (Pemberian kode) Setelah semua koesioner dan lembar kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pemberian kode untuk variabel perilaku caring dalam penelitian ini adalah : 1) Perilaku caring kurang

diberi kode 1

2) Perilaku caring cukup

diberi kode 2

3) Perilaku caring baik

diberi kode 3

25

4. Tabulating Peneliti akan melakukan tabulating atau penyusunan data setelah menyelesaikan pemberian nilai dan pemberian kode dari masing-masing jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan agar dengan mudah dijumlahkan, disusun dan ditata untuk dianalisis. 5. Entering Peneliti akan melakukan proses pemasukan data ke dalam komputer setelah tabel tabulasi selesai untuk selanjutnya dilakukan analisa data, dalam hal ini peneliti menggunakan program SPSS versi 20.0 untuk mempercepat proses analisis data.

H. Analisa Data Analisis univariat adalah analisis yang menggambarkan setiap variabel (variabel independen dan variabel dependen) dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi, sehingga tergambar fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti meliputi : 1. Gambaran pelaksanaan perilaku caring perawat di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr.Amino Gondohutomo propinsi Jawa Tengah 2. Gambaran pasien gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr.Amino Gondohutomo propinsi Jawa Tengah Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010), yang dihitung dengan rumus, yaitu : f x=

X 100% N

Keterangan : x = hasil persentase F = frekuensi/hasil pencapaian N = total seluruh frekuensiData yang sudah diolah kemudian dilakukan analisis secara bertahap sesuai tujuan penelitian.

26

I. Etika Penelitian Peneliti dalam penelitian ini melaksanakan prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan. 1.

Informed Consent Peneliti memberikan informasi secara lengkap kepada responden tentang tujuan penelitian yang dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi

atau

menolak

menjadi

responden.

Peneliti

juga

menyampaikan bahwa data yang diperoleh dari responden hanya dipergunakan untuk pengembangan ilmu. Peneliti tidak memaksa calon responden untuk menandatangani lembar persetujuan ketika mereka tidak bersedia membantu penelitian. 2.

Anonymity Menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden, namun hanya menulis kode nama.

3.

Confidentiality Peneliti menjamin kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh responden dan dijaga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.

Bebas dari penderitaan Peneliti dalam penelitian ini tidak menggunakan tindakan yang dapat menyakiti atau membuat responden menderita karena membantu proses penelitian.

5.

Bebas dari eksploitasi Peneliti tidakmenggunakan data yang diperoleh untuk hal-hal yang dapat merugikan responden dan tidak memaksa responden untuk menyelesaikan penelitian yang dilakukan.

6.

Beneficiency Peneliti dalam penelitian ini mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang bisa ditimbulkan bagi responden.

27

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

1.

Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku

caring perawat terhadap pasien gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo dengan jumlah responden 51 orang. A. Gambaran Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien Gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien Gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Frekuensi Pesentase Perilaku caring (f) (%) Kurang 0 0,0 Cukup 20 39,2 Baik 31 60,8 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat terhadap pasien gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo kategori baik yaitu 30 orang (60,8%). B. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Membentuk Dan Bertindak Berdasarkan Sistem Nilai Yang Altruistik Dan Manusiawi Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Membentuk Dan Bertindak Berdasarkan Sistem Nilai Yang Altruistik Dan Manusiawi Membentuk & Bertindak Frekuensi Pesentase Berdasarkan Sistem Nilai (f) (%) Kurang 0 0,0 Cukup 7 13,7 Baik 44 86,3 Jumlah 51 100,0

28

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring

perawat dalam membentuk dan bertindak

berdasarkan sistem nilai yang altruistik dan manusiawi kategori baik yaitu sebanyak 44 orang (76,3%).

C. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Menanamkan Keyakinan Dan Harapan (Faith-Hope) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Menanamkan Keyakinan Dan Harapan (FaithHope) Menanamkan Keyakinan Dan Frekuensi Pesentase Harapan (Faith-Hope) (f) (%) Kurang 0 0,0 Cukup 30 58,8 Baik 21 41,2 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring

perawat dalam menanamkan keyakinan dan

harapan (faith-hope) kategori cukup yaitu sebanyak 30 orang (58,8%).

D. Gambaran

Perilaku

Caring

Perawat

Dalam

Mengembangkan

Sensitivitas Untuk Diri Sendiri Dan Orang Lain Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Mengembangkan Sensitivitas Untuk Diri Sendiri Dan Orang Lain Mengembangkan Sensitivitas Untuk Frekuensi Pesentase Diri Sendiri Dan Orang Lain (f) (%) Kurang 0 0,0 Cukup 21 41,2 Baik 30 58,8 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain kategori baik yaitu 30 orang (58,8%). 29

E. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Membina Pengaruh Saling Percaya Dan Saling Bantu (Helping-Trust) Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Membina Pengaruh Saling Percaya Dan Saling Bantu (Helping-Trust) Membina Pengaruh Saling Percaya Frekuensi Pesentase Dan Saling Bantu (Helping-Trust) (f) (%) Kurang 0 0,0 Cukup 33 64,7 Baik 18 35,3 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring

perawat dalam membina pengaruh saling

percaya dan saling bantu (helping-trust) kategori cukup yaitu 33 orang (64,7%).

F. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Meningkatkan Dan Menerima Ekspresi Perasaan Positif Dan Negatif Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Meningkatkan Dan Menerima Ekspresi Perasaan Positif Dan Negatif Meningkatkan Dan Menerima Frekuensi Pesentase Ekspresi Perasaan Positif Dan Negatif (f) (%) Kurang 1 2,0 Cukup 3 5,9 Baik 47 92,2 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif kategori baik yaitu sebanyak 47 orang (92,28%).

30

G. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Menggunakan Metode Pemecahan Masalah Yang Sistematis Dalam Pengambilan Keputusan Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Menggunakan Metode Pemecahan Masalah Yang Sistematis Dalam Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Pemecahan Frekuensi Pesentase Masalah Yang Sistematis Dalam (f) (%) Pengambilan Keputusan Kurang 2 3,9 Cukup 10 19,6 Baik 39 76,5 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan kategori baik yaitu sebanyak 39 orang (76,5%).

H. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Meningkatkan Proses Belajar-Mengajar Interpersonal Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Meningkatkan Proses Belajar-Mengajar Interpersonal Meningkatkan Proses BelajarFrekuensi Pesentase Mengajar Interpersonal (f) (%) Kurang 31 60,8 Cukup 8 15,7 Baik 12 23,5 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam meningkatkan proses belajarmengajar interpersonal kategori kurang kurang yaitu 31 orang (60,8%).

31

I. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Menyediakan Lingkungan Yang

Mendukung, Melindungi,

Dan/Atau

Memperbaiki

Mental,

Sosiokultural, Dan Spiritual Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Menyediakan Lingkungan Yang Mendukung, Melindungi, Dan/Atau Memperbaiki Mental, Sosiokultural, Dan Spiritual Menyediakan Lingkungan Yang Mendukung, Melindungi, Dan/Atau Frekuensi Pesentase Memperbaiki Mental, Sosiokultural, (f) (%) Dan Spiritual Kurang 0 0,0 Cukup 14 27,5 Baik 37 72,5 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual kategori baik yaitu sebanyak 37 orang (72,5%).

J. Gambaran

Perilaku

Caring

Perawat

Dalam

Membantu

Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Membantu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Membantu Dalam Pemenuhan Frekuensi Pesentase Kebutuhan Dasar Manusia (f) (%) Kurang 6 11,8 Cukup 33 64,7 Baik 12 23,5 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan gambaran perilaku caring 32

perawat dalam membantu dalam

pemenuhan kebutuhan dasar manusia kategori cukup

yaitu sebanyak 33

orang (64,7%).

K. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Mengembangkan Faktor Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis, Dan Dimensi Spiritual Caring Serta Penyembuhan Yang Tidak Dapat Dijelaskan Secara Utuh Dan Ilmiah Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat Dalam Mengembangkan Faktor Kekuatan EksistensialFenomenologis, Dan Dimensi Spiritual Caring Serta Penyembuhan Yang Tidak Dapat Dijelaskan Secara Utuh Dan Ilmiah. Mengembangkan Faktor Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis, Dan Frekuensi Pesentase Dimensi Spiritual Caring Serta (f) (%) Penyembuhan Yang Tidak Dapat Dijelaskan Secara Utuh Dan Ilmiah. Kurang 0 0,0 Cukup 18 35,3 Baik 33 64,7 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis, dan dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah kategori baik yaitu 33 orang (64,7%).

33

2.

Pembahasan 1. Gambaran Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien Gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menyatakan perilaku caring perawat terhadap pasien gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo kategori cukup sebanyak 20 orang (39,2%) dan kategori baik sebanyak 30 orang (60,8%). Menurut Potter and Perry (2009) caring merupakan sentral praktik keperawatan. menjelaskan

bahwa

caring

adalah

fenomena

universal

yang

mempengaruhi cara manusia berfikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Klien dan keluarga mengharapkan kualitas hubungan individu yang baik dari perawat. Percakapan yang terjadi antara klien dan perawat pada umumnya sangat singkat dan tidak menggambarkan adanya suatu hubungan. Caring merupakan hubungan pemberi pelayanan yang dapat bersifat terbuka maupun tertutup. Perawat dan klien masuk dalam suatu hubungan yang tidak hanya sekedar seseorang “melakukan tugas untuk” yang lainnya. Ada hubungan memberi dan menerima yang terbentuk sebagai awal dari saling mengenal dan peduli antara perawat dan klien (Benner 2008, dalam Potter & Pery, 2009). Perilaku caring perawat terhadap pasien gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo kategori cukup didukung oleh faktor pengetahuan yang baik tentang caring. Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya), sehingga dengan sendirinya ketika penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh Sebagian besar pendengaran

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. pengetahuan

(telinga)

seseorang

dan

indera

34

diperoleh melalui

indera

penglihatan (mata). Tingkat

pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2010). Caring merupakan pemberian pengasuhan (perawatan), dukungan emosional kepada klien, keluarga atau kerabatnya secara verbal maupun non verbal yang diberikan secara terus menerus difokuskan pada perawatan fisik maupun mental dan meningkatkan rasa aman klien. Caring atau kepedulian dapat juga diartikan memperhatikan atau menghormati seseorang dan bertanggung jawab terhadap seseorang. Banyak ahli keperawatan yang mengatakan bahwa caring merupakan “heart” profesi keperawatan.

Caring

sebagai

komponen

yang

fundamental

dari

keperawatan, merupakan fokus sentral dan unik dari keperawatan. Perilaku caring merupakan manifestasi perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk, memberi perhatian dan konsen, menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia. Caring juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, otoritas

dan

keberadaan,

selalu

bersama,

empati,

pengetahuan,

penghargaan dan menyenangkan (Dwidiyanti, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Rinawati (2012) hubungan pengetahuan dan motivasi perawat pelaksana dengan penerapan perilaku caring pada klien di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit Tinggi Tahun 2012. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan dan motivasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan penerapan perilaku caring (p=0,008).

2. Gambaran Perilaku Caring

Perawat Dalam Membentuk Dan

Bertindak Berdasarkan Sistem Nilai Yang Altruistik Dan Manusiawi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam membentuk dan bertindak berdasarkan sistem nilai yang altruistik dan manusiawi kategori baik sebanyak sebanyak 44 orang (76,3%). Perilaku caring merupakan 35

manifestasi

perhatian

kepada

orang

lain,

berpusat

pada

orang,

menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen untuk mencegah terjadinya sesuatu yang buruk, memberi perhatian dan konsen, menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia. Caring juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama,

empati,

pengetahuan,

penghargaan

dan

menyenangkan

(Dwidiyanti, 2007). Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik dapat di bangun dari pengalaman, belajar, dan upaya-upaya mengembangkan sikap humanis. Pengembangan dapat ditingkatkan dalam masa pendidikan. Melalui sistem nilai ini perawat dapat merasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada pasien dan juga penilaian terhadap pandangan diri seseorang. Menurut Potter dan Perry (2009) perawat harus memberikan kebaikan dan kasih sayang, bersikap membuka diri untuk mempromosikan persetujuan terapi dengan pasien.

3. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Menanamkan Keyakinan Dan Harapan (Faith-Hope) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope) kategori cukup sebanyak sebanyak 30 orang (58,8%). Menggambarkan peran perawat dalam mengembangkan pengaruh perawat dan pasien dalam mempromosikan kesehatan dengan membantu meningkatkan perilaku pasien dalam mencari pertolongan kesehatan. Perawat memfasilitasi pasien dalam membangkitkan perasaan optimis, harapan, dan rasa percaya dan mengembangkan pengaruh perawat dengan pasien secara efektif. Faktor ini merupakan gabungan dari nilai humanistik dan altruistik, dan juga memfasilitasi asuhan keperawatan yang holistik kepada pasien.

36

4. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Mengembangkan Sensitivitas Untuk Diri Sendiri Dan Orang Lain Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain

kategori baik sebanyak 30 orang

(58,8%). Perawat belajar memahami perasaan pasien sehingga lebih peka, murni, dan tampil apa adanya. Pengembangan kepekaan terhadap diri sendiri dan dalam berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga harus mampu

memberikan

kesempatan

kepada

orang

lain

untuk

mengekspresikan perasaan mereka.

5. Gambaran Perilaku Caring

Perawat Dalam Membina Pengaruh

Saling Percaya Dan Saling Bantu (Helping-Trust) Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam membina pengaruh saling percaya dan saling bantu (helping-trust) kategori cukup sebanyak 33 orang (64,7%). Pengaruh

saling percaya akan meningkatkan dan menerima

perasaan positif dan negatif. Untuk membina pengaruh saling percaya dengan pasien perawat menunjukkan sikap empati, harmonis, jujur, terbuka dan hangat serta perawat harus dapat berkomunikasi terapeutik yang baik.

6. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Meningkatkan Dan Menerima Ekspresi Perasaan Positif Dan Negatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif kategori baik sebanyak sebanyak 47 orang (92,28%). Perawat harus dapat menerima perasaan orang lain serta memahami perilaku mereka dan juga perawat mendengarkan segala keluhan pasien.

37

7. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Menggunakan Metode Pemecahan Masalah Yang Sistematis Dalam Pengambilan Keputusan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan kategori baik sebanyak sebanyak 39 orang (76,5%). Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis, memecahkan masalah secara ilmiah dalam menyelenggarakan pelayanan yang berfokus kepada pasien. Proses keperawatan seperti halnya proses penelitian yaitu sistematis dan terstruktur.

8. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Meningkatkan Proses Belajar-Mengajar Interpersonal Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam meningkatkan proses belajarmengajar interpersonal kategori kurang kurang sebanyak 31 orang (60,8%). Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan untuk membedakan caring dan curing. Bagaimana perawat menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan. Perawat memberi informasi kepada pasien, perawat memfasilitasi proses ini dengan memberikan pendidikan kesehatan yang didesain supaya dapat memampukan pasien memenuhi kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan yang mandiri, menetapkan kebutuhan personal pasien.

9. Gambaran

Perilaku

Caring

Perawat

Dalam

Menyediakan

Lingkungan Yang Mendukung, Melindungi, Dan/Atau Memperbaiki Mental, Sosiokultural, Dan Spiritual Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring yang

mendukung,

perawat dalam menyediakan lingkungan

melindungi,

dan/atau

memperbaiki

mental,

sosiokultural, dan spiritual kategori baik sebanyak sebanyak 37 orang 38

(72,5%). Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kesehatan dan kondisi penyakit pasien. Konsep yang relevan dengan lingkungan internal meliputi kepercayaan, sosial budaya, mental dan spiritual pasien. Sementara lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan, kebersihan dan lingkungan yang estetik. Oleh karena itu Potter dan Perry (2009) menekankan bahwa perawat harus dapat menciptakan kebersamaan, keindahan, kenyamanan, kepercayaan, dan kedamaian.

10. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Membantu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan gambaran perilaku caring perawat dalam membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia kategori cukup sebanyak sebanyak 33 orang (64,7%). Perawat membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien meliputi kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial, dan kebutuhan interpersonal pasien. Dan perawat melakukannya dengan sepenuh hati.

11. Gambaran Perilaku Caring Perawat Dalam Mengembangkan Faktor Kekuatan Eksistensial-Fenomenologis, Dan Dimensi Spiritual Caring Serta Penyembuhan Yang Tidak Dapat Dijelaskan Secara Utuh Dan Ilmiah Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis, dan dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah kategori baik sebanyak 33 orang (64,7%). Fenomenologis menggambarkan situasi langsung yang membuat orang memahami fenomena tersebut. Watson menyadari bahwa hal ini memang sulit dimengerti. Namun hal ini akan membawa perawat untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain.

39

Sehingga perawat dapat membantu seseorang untuk memahami kehidupan dan kematian dengan melibatkan kekuatan spiritual.

40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat terhadap pasien gangguan jiwa di Ruang Citro Anggodo RSJD Dr. Amino Gondohutomo kategori baik yaitu 30 orang (60,8%). 2. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam membentuk dan bertindak berdasarkan sistem nilai yang altruistik dan manusiawi kategori baik yaitu sebanyak 44 orang (76,3%). 3. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope) kategori cukup yaitu sebanyak 30 orang (58,8%). 4. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain kategori baik yaitu 30 orang (58,8%). 5. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam membina pengaruh saling percaya dan saling bantu (helping-trust) kategori cukup yaitu 33 orang (64,7%). 6. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif kategori baik yaitu sebanyak 47 orang (92,28%). 7. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan kategori baik yaitu sebanyak 39 orang (76,5%) 8. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal kategori kurang kurang yaitu 31 orang (60,8%). 9. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau 41

memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual kategori baik yaitu sebanyak 37 orang (72,5%). 10. Sebagian besar responden menyatakan gambaran perilaku caring perawat dalam membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia kategori cukup yaitu sebanyak 33 orang (64,7%). 11. Sebagian besar responden menyatakan perilaku caring perawat dalam mengembangkan

faktor

kekuatan

eksistensial-fenomenologis,

dan

dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah kategori baik yaitu 33 orang (64,7%).

B. Saran 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu dalam penelitian ini serta menambah pengetahuan peneliti tentang perilaku caring perawat terhadap pasien dengan gangguan jiwa. 2. Bagi Perawat Hasil diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bahwa perilaku caring seorang perawat sangat diperlukan oleh pasien dengan gangguan jiwa yang akan dilakukan prosedur keperawatan. 3. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pelayanan asuhan keperawatan yakni pentingnya perilaku caring pada pasien gangguan jiwa. .

42

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Dwidiyanti, M. (2007). Caring kunci sukses perawat mengamalkan ilmu. Semarang: Hasani. Kaplan dan Saddock, 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta : Bina Rupa Aksara Notoatmodjo, 2010a. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Novieastary, 2009. Psikologi

Kesehatan Pengantar untuk Perawat &

Professional. Kesehatan Lain. Jakarta: EGC Nursalam.

(2010).

Konsep

dan

penerapan

metodologi

penelitian

keperawatan.Jakarta: Info Medika Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan, Buku : 1, Edisi : 7, Salemba Medika Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC Watson J. (2004). Hursing Human Science and Human Care. New York, NY: Nasional League for nursing Yosep. (2010). Keperawatan Jiwa (edisi revisi),cetakan ketiga. Jakarta. RefikaAditama,

43

44

LEMBAR KUESIONER PERILAKU CARING PERAWAT Petunjuk pengisisan 1. Lembar kuesioner diisi oleh responden dengan mengamati perilaku caring perawat 2. Dimohon untuk tidak mengosongkan jawaban 3. Berilah tanda (√) pada kolom : Tidak : bila perawat tidak pernah melakukan Ya : bila perawat melakukan NO

PERNYATAAN

Jawaban Ya

1

Perawat menerima keluarga dan pasien pre operasi dengan senyum dan salam saat pasien tiba di ruangan

2

Perawat menyapa pasien pre operasi dengan memanggil namanya

3

Perawat menyampaikan keberhasilan tindakan operasi yang pernah dilakukan

4

Perawat menyampaikan bahwa perawat siap mendukung kesembuhan pasien

5

Perawat segera mendekat ke samping pasien jika pasien hendak berkomunikasi

6

Perawat memberikan kesempatan pada pasien untuk menyampaikan keluhan / perasaannya saat menunggu tindakan keperawatan

7

Perawat memperkenalkan siapa saja yang akan terlibat dalam proses keperawatan

8

Perawat ikut membantu pasien ketika pasien akan pindah ruangan

9

Perawat mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien

10

Perawat tetap berada disamping pasien saat pasien mengeluh

11

Perawat cekatan dalam memberikan perawatan /tindakan

12

Perawat memberikan informasi mengenai perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam proses keperawatan

13

Perawat memberikan informasi tentang alur keperawatan selama di 45

Tidak

rumah sakit 14

Perawat memberi kesempatan pasien untuk mendiskusikan masalah prosedur keperawatan yang akan dilakukan

15

Perawat menawarkan kepada pasien untuk memilih relaksasi yang akan digunakan

16

Perawat menjaga ketenangan di ruang perawatan dengan komunikasi nada pelan/lirih

17

Perawat menginformasikan biaya perawatan

18

Perawat menutup pengaman brankar untuk mencegah resiko jatuh

19

Perawat menghormati pasien dan keluarga dengan mempersilahkan berdoa sesuai kepercayaan/agamanya

20

Perawat mendo’akan pasien supaya keperawatan yang diberikan berjalan lancar

46

TABULAS DATA HASIL PENELITIAN No Rsp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

perilaku caring 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

7 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

47

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0

3 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1

18 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1

19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

20 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

jm l 19 19 19 19 13 19 18 17 13 18 16 16 17 17 17 16 14 15 14 16

kod e 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

48

1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

15 13 14 13 14 14 13 14 14 16 13 13 13 13 18 13 18 14 10 13 16 13 13 13 13

3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2

46 47 48 49 50 51

1 1 1 1 1 1

1 0 1 0 1 0

ya

51

44

21

51

51

30

18

51

47

50

47

41

20

12

37

51

20

37

45

39

####

95 .7

45. 7

### #

### #

65. 2

39. 1

### #

### #

### #

### #

89. 1

43. 5

26. 1

80. 4

### #

43. 5

80. 4

97. 8

84. 8

2 4. 35 2

25 54. 3 3

-5

-5

-1

-4

-1

5 10. 9 12

26 56. 5 13

34 73. 9 14

9 19. 6 15

-5

-11 5

28 60. 9 7

-5

-11 4

16 34. 8 6

26 56. 5 17

9 19. 6 18

1 2.1 7 19

7 15. 2 20

tida k

-5 -11 1

1 0 1 0 0 0

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 0 0

1 0 1 0 1 0

1 1 1 1 1 1

-11 8

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1

-2.2 -8.7 -2.2 9 10 11

49

1 1 1 0 0 0

1 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1

-11 16

1 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 1

1 1 1 0 0 0

1 1 1 1 1 1

18 13 18 11 13 12

3 2 3 2 2 2

Tabel distribusi frekuensi Jawaban responden Frequency Table

Valid

Perawat menerima pasien tiba dibangsal dengan senyum dan salam Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ya 51 100.0 100.0 100.0

Valid

Perawat menanyakan pelaksanaan diit yang telah diberikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 7 13.7 13.7 13.7 ya 44 86.3 86.3 100.0 Total

Valid

51

100.0

100.0

Perawat melakukan pengukuran tekanan darah dengan teratur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 30 58.8 58.8 58.8 ya 21 41.2 41.2 100.0 Total

51

100.0

100.0

Perawat menanyakan pelaksanaan konsumsi obat yang telah dilakukan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ya 51 100.0 100.0 100.0

Valid

Perawat segera mendekat diri ke samping pasien jika pasien hendak berkomunikasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ya 51 100.0 100.0 100.0

Perawat memberikan sentuhan pada tangan ketika pasien ingin menyampaikan keluhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 21 41.2 41.2 41.2 ya 30 58.8 58.8 100.0 Valid Total

51

100.0

50

100.0

Perawat memperkenalkan siapa saja yang akan terlibat dalam proses perawatan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 33 64.7 64.7 64.7 ya 18 35.3 35.3 100.0 Valid Total

51

100.0

100.0

Perawat memberikan instruksi yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dengan sikap terbuka dan tersenyum Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ya 51 100.0 100.0 100.0

Perawat memberikan tanggapan keluhan pasien dengan kata-kata yang halus dan sopan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 4 7.8 7.8 7.8 ya 47 92.2 92.2 100.0 Valid Total

51

100.0

100.0

Perawat memberikan penjelasan kepada klien atas ketidaknyamanan yang dialami dari tindakan keperwatan yang telah dilakukan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 1 2.0 2.0 2.0 ya 50 98.0 98.0 100.0 Valid Total

51

100.0

100.0

Perawat sabar dalam mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 4 7.8 7.8 7.8 ya 47 92.2 92.2 100.0 Valid Total 51 100.0 100.0 Perawat memberikan informasi mengenai perkiraan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tidak 10 19.6 19.6 19.6 ya 41 80.4 80.4 100.0 Valid Total

51

100.0

51

100.0

Related Documents


More Documents from "Moehamad Rozak"