Laporan Analisis Dokumen Amdal Kelompok 1

  • Uploaded by: utam
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Analisis Dokumen Amdal Kelompok 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 19,749
  • Pages: 127
Loading documents preview...
TUGAS KELOMPOK

KAJIAN STUDI KASUS PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas pada mata kuliah:

Analisis Dampak Lingkungan Dosen:

Dr. Rina Marina, M.Si.

Disusun oleh : HANA RIZKIA ARMIS

1103800

INDRA HARFANI

1106595

RUSTAM WIDARTO

1105668

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S-1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Berkah, Rahmat Dan Hidayah-Nyalah sehingga laporan tugas makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Atas tersusunnya laporan ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Rina Marina Masri, MP, selaku dosen mata kuliah AMDAL 2. Serta semua teman–teman yang telah memberi sumbangsih dan sarannya sehingga laporan ini dapat terselesaikan. 3. Berbagai macam media, yang memberikan banyak informasi mengenai praktikum terkait. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam hal teknik penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan demi penyempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya para pembaca sekalian.

Bandung, Juni 2014

Penyusun

i

DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................ i Daftar Isi ........................ .............................................................................. ii BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 2 1.4 Sistematika Penulisan ............................................................ 3

BAB II

DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN

PERLUASAN PABRIK KEMASAN 2.1 Pengertian AMDAL................................................................ 4 2.2 KA-ANDAL ......................................................................... 24 2.3 ANDAL ............................................................................... 44 2.4 RKL-RPL ............................................................................. 58 BAB III HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN MENURUT PERMEN LH NO.16 TAHUN 2012 3.1 Lampiran I-III Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012 ....................... 65 BAB I

PENUTUP

4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 122 4.2 Saran

............................................................................................ 123

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri konsumsi (consumer good’s) cukup pesat ditandai dengan banyak ragam jenis produk yang dihasilkan mulai berasal dari industri skala besar sampai industri rumah tangga. Kemampuan industri rumah tangga pun tidak kalah bersaing dengan skala industry besar terutama dalam bidang olahan makanan dan minuman. Salah satu hal yang cukup penting dalam proses produksi kagiatan tersebut adalah pengemasan produk. Hal ini selain sebagai daya Tarik dalam penjualan juga untuk jaminan kualitas mutu yang tidak cepat rusak. Bidang penyedia kemasan inilah yang dijalankan oleh pabrik PT. Purinusa Ekapersada yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. 791, Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Bidang utama kegiatan dari PT. Purinusa Ekapersada adalah industry kertas industry dan kemasan dari kertas/karton dan merupakan salah satu bagian dari perusahaan multi nasional Sinar Mar Group. Pada kegiatan di pabrik ini tidak melakukan produktas, tetapi mengolah kertas jadi yang disuplai dari pabrik induk PT. indah kiat di Serang Banten untuk dijadikan barang-barang kemasan dengan desain sesuai permintaan klien. Selain membuat kemasan juga terdapat bagian painting yang melakukan pencetakan label/sabln pada kardus/karton kemasan menggunakan zat warna sintesis/buatan berupa zat kimia an organic. Operasional pabrik PT. Ekapersada ditinjau dari proses dan terutama bahan-bahan baku serta bahan penolong yang digunakan akan menghasilkan buangan yang dapat berdampak negative terhadap lingkungan fisik sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena itu harus dilakukan penanganan bersifat teknis untuk dapat meminimalisir dampak negative yang muncul. Untuk itulah disusun Dokumen AMDAL yang terdiri dari Dokumen KAANDAL, ANDAL, RKL dan RPL sesuai Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 2012 tentang izin Lingkungan dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan /atau kegiatan yang wajib memiliki Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Bidang Industri untuk kota besar dengan luas AMDAL KELOMPOK 1

1

lahan > 10 Ha, maka kegiatan ini wajib AMDAL dan berdasarkan PERMEN LH No. 05 Tahun 2008, tentang tata kerja komisi penilai ANDAL lampiran IV, luas lahan > 10 Ha adalah kewenangan komisi penilai kota dan dalam penyusunannya berpedoman pada peraturan menteri Negara lingkungan hidup republic Indonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah : a. Menganalisis bagaimana dokumen KA-ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup? b. Menganalisis bagaimana dokumen ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup? c. Menganalisis bagaimana dokumen RKL-RPL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup?

1.3 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini adalah : d. Menganalisis dokumen KA-ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. e. Menganalisis dokumen ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. AMDAL KELOMPOK 1

2

f. Menganalisis dokumen RKL-RPL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. Purinusa Ekapersada sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

1.4 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan laporan ini. BAB II DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan, pelingkupan, metode studi dari dokumen kaandal, andal dan rkl rpl. BAB III HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil analisis penilaian dokumen amdal BAB VI KESIMPULAN Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis dokumen amdal

AMDAL KELOMPOK 1

3

BAB II DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN

2.1. Pengertian AMDAL Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

2.1.1. Syarat Atau Ketentuan Dalam Penentuan Jenis Usaha Yang Memerlukan AMDAL Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 disebutkan bahwa A. Bidang Pertahanan Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer dengan skala/besaran sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini berpotensi menimbulkan risiko lingkungan dengan terjadinya ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan yang cukup luas. Skala NO Jenis Kegiatan

/ Alasan

Besaran

Ilmiah

Khusus

Pembangunan 1.

Pangkalan

-

Kegiatan pengerukan dan reklamasi berpotensi

Kelas A dan TNI AL

B

mengubah ekosistem laut dan pantai. - Kegiatan pangkalan berpotensi menyebabkan dampak akibat limbah cair dan sampah padat.

2.

Pembangunan

Kelas A dan

Pangkalan

B

AMDAL KELOMPOK 1

- Kegiatan pangkalan berpotensi menyebabkan

4

TNI AU

dampak akibat limbah cair, sampah padat dan kebisingan pesawat.

Pembangunan 3.

Pusat

> 10.000 ha

- Bangunan pangkalan dan fasilitas pendukung,

Latihan Tempur

termasuk daerah penyangga, tertutup bagi

-Luas

masyarakat. Kegiatan

latihan

tempur

berpotensi

- menyebabkan dampak akibat limbah cair, sampah padat dan kebisingan akibat ledakan. (sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

B. Bidang Pertanian Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada saat beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi konflik sosial dan penyebaran penyakit endemik. Skala/besaran yang tercantum dalam tabel di bawah ini telah memperhitungkan potensi dampak penting kegiatan terhadap ekosistem, hidrologi, dan bentang alam. Skala/besaran tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai ujicoba untuk masing-masing kegiatan dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah, sedang, dan tinggi. Skala NO Jenis Kegiatan 1.

Besaran

/ Alasan

Ilmiah

Khusus

Budidaya tanaman pangan

Kegiatan akan berdampak terhadap

dan hortikultura

ekosistem, hidrologi dan bentang alam

a. Semusim dengan atau tanpa unit pengolahannya -luas

AMDAL KELOMPOK 1

> 2.000 ha

5

b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya -luas Budidaya 2.

> 5.000 ha tanaman

perkebunan a. Semusim dengan atau tanpa pengolahannya: - Dalam kawasan budidaya non kehutanan, luas

> 3.000 ha

- Dalam kawasan budidaya Semua kehutanan, luas

besaran

b. Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya : - Dalam kawasan budidaya non kehutanan, luas

> 3.000 ha

- Dalam kawasan budidaya Semua kehutanan, luas

besaran

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

C. Bidang Perikanan

Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tambak udang, ikan adalah perubahan ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan hutan

AMDAL KELOMPOK 1

6

mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan tersebut.

Skala / NO Jenis Kegiatan Usaha 1.

Besaran Alasan Ilmiah Khusus

budidaya

perikanan a.

- Rusaknya ekosistem mangrove yang menjadi

Budidaya

tambak

tempat pemijahan dan pertumbuhan ikan (nursery

udang/ikan tingkat teknologi

areas) akan mempengaruhi tingkat produktivitas maju

dan madya

daerah setempat. dengan

atau

- Beberapa komponen lingkungan yang akan terkena

tanpa unit

dampak adalah: kandungan bahan organik,

pengolahannya

perubahan BOD, COD, DO, kecerahan air, jumlah

- Luas

> 50 ha

phyoplankton maupun peningkatan virus dan bakteri. - Semakin tinggi penerapan teknologi maka produksi limbah yang diindikasikan akan menyebabkan dampak negatif terhadap perairan/ekosistem di sekitarnya.

b.

Usaha

budidaya perikanan terapung

- Perubahan kualitas perairan. (jaring

apung dan pen system):

AMDAL KELOMPOK 1

- Pengaruh perubahan arus dan penggunaan ruang perairan.

7

Di

air

tawar

(danau)

- Pengaruh terhadap estetika perairan. >

-Luas, atau

ha >

-Jumlah

2,5

500

unit

Di air laut -Luas, atau

> 5 ha

- Mengganggu alur pelayaran.

> 1.000 -Jumlah

unit

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

D. Bidang Kehutanan

Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit, bentang alam dan potensi konflik sosial.

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

8

E.

AMDAL KELOMPOK 1

Bidang

Perhubunga

9

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

10

F. Bidang Teknologi Satelit

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

11

G. Bidang Perindustrian

AMDAL KELOMPOK 1

12

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

AMDAL KELOMPOK 1

13

H. Bidang Pekerjaan Umum Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan skala/besaran kota yang menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah populasi, yaitu : - kota metropolitan : > 1.000.000 jiwa - kota besar : 500.000-1.000.000 jiwa - kota sedang : 200.000-500.000 jiwa - kota kecil : 20.000-200.000 jiwa

AMDAL KELOMPOK 1

14

AMDAL KELOMPOK 1

15

AMDAL KELOMPOK 1

16

AMDAL KELOMPOK 1

17

AMDAL KELOMPOK 1

18

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

I.

Bidang Pariwisata

Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.

AMDAL KELOMPOK 1

19

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

J. Bidang Pengembangan Nuklir Secara umum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan risiko radiasi. Persoalan kekhawatiran masyarakat yang selalu muncul terhadap kegiatan-kegiatan ini juga menyebabkan kecenderungan

AMDAL KELOMPOK 1

terjadinya

dampak

sosial.

20

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

K.Bidang Pengelolaan Limbah B3 Kegiatan yang menghasilkan limbah B3 berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan

dan

kesehatan

manusia,

terutama

kegiatan

yang

dipastikan

akan

mengkonsentrasikan limbah B3 dalam jumlah besar sebagaimana tercantum dalam tabel. Kegiatan-kegiatan ini juga secara ketat diikat dengan perjanjian internasional (konvensi basel) yang mengharuskan pengendalian dan penanganan yang sangat seksama dan terkontrol.

AMDAL KELOMPOK 1

21

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

L.Bidang Rekayasa Genetika Kegiatan-kegiatan yang menggunakan hasil rekayasa genetik berpotensi menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia dan keseimbangan ekosistem.

AMDAL KELOMPOK 1

22

(sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006)

M. DAFTAR KAWASAN LINDUNG Jenis rencana usaha yang wajib dilengkapi dengan AMDAL yang merupakan daftar kawasan lindung menurut Peraturan Mentri Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 , adalah sebagai berikut: 1. Kawasan Hutan Lindung. 2. Kawasan Bergambut. 3. Kawasan Resapan Air. 4. Sempadan Pantai. 5. Sempadan Sungai. 6. Kawasan Sekitar Danau/Waduk. 7. Kawasan Sekitar Mata Air. 8. Kawasan Suaka Alam (terdiri dari Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Wisata, Daerah Perlindungan Plasma Nutfah, dan Daerah Pengungsian Satwa). 9. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem).

10. Kawasan Pantai Berhutan Bakau (mangrove). 11. Taman Nasional.

AMDAL KELOMPOK 1

23

12. Taman Hutan Raya. 13. Taman Wisata Alam.

2.2 KA-ANDAL Pada dokumen KA-ANDAL adalah Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat 1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan (Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012).

2.2.1 Pendahuluan Uraian Rencana Kegiatan Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut: -

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

AMDAL KELOMPOK 1

24

Gambar 2.1 Lokasi Rencana Kegiatan Tujuan dan Manfaat Rencana Kegiatan Tujuan dari rencana ini adalah : 1. Menyediakan gudang untuk penyimpanan barang kemasan. 2. Meningkatkan nilai wilayah melalui penataan wilayah dan lingkungan sekitar. 3. Memberiksn lapangan pekerjaan dan peluang berusaha pada masyarakat, terutama disekitar lokasi kegiatan. 4. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) kota Bandung, melalui sector pajak dan retribusi. Sedangkan manfaat pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan adalah: 1. Mendukung pengembangan wilayah di sekitarnya. 2. Tersedianya gudang untuk barang kemasan. Pelaksanaan Studi •

Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Nama Perusahaan

: PT. Purinusa Ekapersada

Pimpinan

: Jap Bangbang Hartono

Alamat

: Jl. Soekarno Hatta No. 79 (Cisantren Wetan) Bandung.

Telepon / Fax

: (022) 7838190 / (022) 7838192

AMDAL KELOMPOK 1

25

Kegiatan

: Pembangunan Gudan dan Perluasan Pabrik Kemasan

Penanggung Jawab Pengelolaan Lingkungan



-

Nama

: Dedi Supriadi

-

Jabatan

: Kepala GA

-

Alamat Kantor

: Jl. Soekarno Hatta No. 79 (Cisantren Wetan) Bandung

-

Telepon/Fax

: (022) 7838190 / (022) 7838192

Pelaksanaan Studi AMDAL Tim Penyusunan Studi AMDAL : Tabel 2.1 Tim penyusun studi AMDAL No.

Posisi

Nama

1

Ketua Lingkungan

2

Ahli Teknik Sipil dan Ir. Didin Sukma, RZ Transportasi

3

Ahli Kesehatan Agus Azhari, SKM Masyarakat

Tim/Ahli Ir. Kirbrandiati

Sertifikasi AMDAL A, B, (Kualifikasi KTPA) No: 000759/SKPA-PI/LSKINTAKINDO/I/2013 Audit Lingkungan KLHS AMDAL A, B, KTPA INTAKINDO No.000794/SKPS-PI/LSKINTAKINDO/I/2013 Audit Lingkungan AMDAL, A, B ATPA INTAKINDO No.000033/SKPA/LSKINTAKINDO/IX/2012

2.2.2 Pelingkupan Deskripsi Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan •

Status Studi AMDAL Berdasarkan Peraturan Pemerintah Rebulik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012, tentang Izin Lingkungan, AMDAL merupakan bagian studi kelayakan rencana kegiatan. Oleh karena itu dalam Kerangka Acuan merupakan ruang lingkup kajian AMDAL hasilnya merupakan bagian dari studi kelayakan yang akan digunakan oleh pengambil keputusan dari

AMDAL KELOMPOK 1

26

perencanaan, dimana AMDAL lebih menunjukkan identifikasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Amdal merupakan bagian dari studi kelayakan rencana usaha dan/atau kegiatan. Oleh karena itu dalam ka-andal yang merupakan ruang lingkup kajian andal hasilnya merupakan bagian dari studi kelayakan yang akan digunakan oleh pengambilan keputusan dalam perencanaan pengembangan wilayah. Studi amdal rencana kegiatan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan oleh PT. purinusa Ekapersada. Disusun berdasarkan pra desain, dimana amdal lebih menunjukan pendugaan dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dalam lingkungan hidup. •

Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Dengan Rencana TATA Ruang Lokasi rencana kegiatan eksisting merupakan lahan kosong bekas sawah dan yang saat ini sudah dimiliki PT. purinusa Ekapersada yang termasuk kedalam wilayah kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Dengan merujuk pada surat keterangan rencana kota No. 503.64/KRK.285.DISTARCIP/I.2012 peruntukan lahan untuk industry dan pergudangan dan merujuk surat persetujuan pemanfaatan ruang no.0640/1165/Bappeda serta peraturan daerah kota bandung No. 10 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah kota Bandyung tahun 2011-2031, rencana lokasi diperuntukan untuk industry dan pergudangan.



Deskripsi Rencana Kegiatan Penyebab Dampak a. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:

-

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

b. Rencana Kegitan Membangun gudang dan perluasan pabrik kemasan dengan sarana penunjang, antara lain bangunan utama yaitu bangunan perluasan pabrik, gudang bahan baku, AMDAL KELOMPOK 1

27

gudang bahan jadi, ruang produksi, ruang mesin, ruang pengepakan produksi. Sarana penunjang merupakan bangunan terpisah yang didalamnya berfungsi sebagai penunjang bangunan utama yaitu ruang kantor, ruang karyawan, pos satpam, mushola, kamar wc perempuan dan wc laki-laki, bengkel mobil angkutan, barang dan mobil karyawan, kantin karyawan, parker mobil dan motor karyawan, TPS IPAL, ruang batubara, dan ruang genset area panel, travo listrik, dengan total luas bangunan 85.348 m2. •

Komponen Kegiatan Yang Ditelaah Penyajian dikelompokkan berdasarkan tahapan pelaksanaannya seperti disajikan pada gambar dibawah ini : Pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan dibagi dalam tiga tahapan, yaitu : 1. Tahap Pra-konstruksi Pada tahap pra kontruksi beberapa aktivitas dilakukan meliputi : - Survey, perencanaan dan perijinan Survey yang dilakukan adalah survey lokasi, perencanaan yang sudah dilaksanakan yaitu site plan dan master plan. - Penyediaan lahan Pada kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan, lahan yang digunakan adalah lahan dengan status HGB (Hak Guna Bangunan). 2. Tahap konstruksi Kegiatan pada tahap konstruksi merupakan kegiatan pembangunan fisik yang secara umum diawali dengan mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi alat dan material, pematangan tanah dan pembangunan sarana dan prasarana. 3. Tahap operasional PT. Purinusa Ekapersada dalam melakukan kegiatan operasional di pabrik ini tidak melakukan produksi kertas, tetapi mengolah kertas jadi yang disuplai dari pabrik induk PT> indah Kiat di Serang Banten untuk dijadikan barang-barang kemasan dengan desain sesuai permintaan klien.

Tahap Pra Konstruksi

. 1. Penetapan Lahan (Suvey Pengukuran) AMDAL KELOMPOK 1

28

Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi 2. Mobilisasi alat dan bahan 3. Pematangan Lahan 4. Pembangunan Pabrik

Tahap Operasional 1. Perekrutan Tenaga Kerja Operasional 2. Operasional Pabrik

Gambar 2.2 Tahapan Kegiatan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan

Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan ini merupakan kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Berarti akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen lingkungan hidup. Komponen lingkungan yang akan ditelaah yaitu komponen yang diperkirakan akan terkena dampak penting oleh rencana kegiatan. Adapun komponen lingkungan yang akan ditelaah ini dibagi menjadi tiga komponen utama yaitu komponen Geofisik-kimia, komponen sosekbud dan kesehatan masyarakat. 1. Komponen Geofisik-Kimia AMDAL KELOMPOK 1

29

Terdiri dari: 1. Iklim -

Curah hujan

-

Hari hujan

-

Arah dan kecepatan angina

2. Geologi -

Batuan dan Tanah Pelapukan

-

Bentang Alam

3.

Hidrogeologi

-

Hidrogeologi Regional

-

Hidrogeologi Lokal (Lokasi Studi)

4.

Daerah Resapan

5.

Pola Aliran Air Tanah dan Pengambilannya

-

Pola Aliran Air Tanah

-

Pengambilan Air Tanah oleh Sumur bor

6.

Kuantitas Air Tanah

7.

Kegempaan Wilayah Bandung

2. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Terdiri dari: 1. Kependudukan 2. Sosial Ekonomi 3. Sosial Budaya 3. Kesehatan Masyarakat Terdiri dari : 1.

Kondisi Kesehatan

2.

Penyediaan Air Bersih

3. Penanganan Sampah

AMDAL KELOMPOK 1

30

Hasil Perlibatan Masyarakat Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan, maka kegiatan Konsultasi Publik sangat diperlukan sebagai langkah awal penyusunan Dokumen AMDAL. Adapun maksud dari kegiatan sosialisasi adalah betujuan untuk menampung aspirasi/harapan dan tanggapan masyarakat. Secara umum pendapat mereka adalah sebagai berikut: -

Terdapat kekhawatiran dari warga terhadap banjir, seperti penyedian sumur resapan.

-

Terdapat kekhawatiran terhadap terjadinya peningkatan untuk debu untuk mencegahnya, maka diharapkan adanya dust collector.

-

Terdapat kekhawatiran terhadap kerusakana jalan desa karena pengangkutan material.

-

Terdapat kekhawatiran terhadap kebisingan pada saat konstruksi pembangunan proyek.

-

Jarak pabrik dengan rumah masyarakat terlalu dekat.

-

Tenaga kerja local diprioritaskan.

-

Pengadaan air bersih bagi masyarakat sekitar pabrik dengan cara membuat bak umum untuk masyarakat.

-

Saluran irigasi sawah agar tetap terkontrol dengan baik.

Dampak Penting Hipotetik •

Identifikasi Dampak Potensial

Identifikasi dampak potensial merupakan tahap awal dari proses penentuan dampak penting hipotetik (DPH). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan baik primer maupun sekunder yang mungkin timbul pada rencana kegiatan mulai tahap pra konstruksi, konstruksi sampai operasi. Identifikasi dampak potensial ini dilakukan melalui: 1) Penelaahan pustaka 2) Penggalian informasi rencana kegiatan 3) Survey pendahuluan 4) Matsrik interaksi Hasil penentuan dampak potensial adalah sebagai berikut: AMDAL KELOMPOK 1

31

1. Tahap pra-konstruksi - Persepsi masyarakat.

Tahap Pra-Konstruksi

Survei Perencanaan dan Perijinan

Persepsi Masyarakat

Gambar bagan alir dampak potensial pata tahap pra konstruksi 2. Tahap konstruksi - Penurunan kualitas udara dan kebisingan - Penurunan kuantitas air tanah - Penurunan kualitas air permukaan - Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kerusakan jalan - Terganggunya flora dan fauna - Kesempatan kerja dan berusaha - Terganggunya kesehatan masyarakat 3. Tahap operasonal - Penurunan kualitas air tanah - Penurunan kuantitas air tanah - Kualitas air permukaan AMDAL KELOMPOK 1

32

- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kesempatan kerja dan berusaha - Persepsi masyarakat - Ketertiban dan keamanan - Terganggunya kesehatan masyarakat

Tabel Matriks Interaksi Hubungan Antara Rencana Kegiatan Dengan Komponen Lingkungan Komponen Kegiatan Komponen Lingkungan GEOFISIKA-KIMIA Kualitas Udara dan Kebisingan Kualitas Air Tanah Kuantitas Air Tanah Kualitas Air Permukaan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off) RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI Estetika Lingkungan Lalu Lintas Kerusakan Jalan SOSIAL EKONOMI BUDAYA Kesempatan Kerja dan Berusaha Persepsi Masyarakat Ketertiban dan Keamanan KESEHATAN MASYARAKAT

Pra Kontruksi 1

Kontruksi 2 3 4 5

Operasional 6 7

-

-

√ -

√ √ √

√ √ √ √ √

-

√ √ √ √

-

-

√ √

√ -

√ -

-

√ √ -

√ -

√ -



√ √

√ √

√ -

√ √

keterangan √ ada tidak ada

AMDAL KELOMPOK 1

33



Evaluasi Dampak Potensial Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap dampak potensial yang telah di identifikasi intuk mendapatkan dampak berpotensi penting yang merupakan dampak hipotetik dan selanjutnya akan ditelaah dalam dokumen ANDAL. Berdasarkan pertimbangan beberapa factor yaitu: lokasi tapak proyek dan kondisi lingkungan fisik, dan social disekitarnya serta hasil konsultasi publik, maka diperoleh dampak penting pada setiap tahap kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa dampak penting hipotetik adalah sebagai berikut : a. Terciptanya kesempatan kerja b. Terciptanya peluang usaha c. Penurunan/peningkatan pendapatan d. Keresahan masyarakat dan gangguan kamtibmas e. Gangguan arus lalu lintas f. Kerusakan jalan g. Penurunan kualitas udara h. Peningkatan Intensitas kebisingan i. Penurunan muka air/Kuantitas air tanah j. Peningkatan air larian (run off) k. Penurunan kualitas air permukaan l. Penurunan tingkat kesehatan pekerja m. Peningkatan keanekaragaman hayati n. Peningkatan laju timbulan limbah padat (Sampah)



Dampak Penting Hipotetik Penentuan dampak penting hipotetik dimaksudkan untuk menentukan jenis dampak penting hipotetik dengan derajat kepentingannya akibat rencana kegiatan yang akan dikaji dalam ANDAL sesuai hasil pelingkupan, juga dengan melihat kegiatan lain yang sejenis. Hasil penentuan dampak penting hipotetik adalah sbb: 4. Tahap pra-konstruksi - Persepsi masyarakat 5. Tahap konstruksi - Penurunan kualitas udara dan kebisingan

AMDAL KELOMPOK 1

34

- Penurunan kuantitas air tanah - Penurunan kualitas air permukaan - Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kerusakan jalan - Kesempatan kerja dan berusaha - Terganggunya kesehatan masyarakat 6. Tahap operasonal - Penurunan kualitas air tanah - Penurunan kuantitas air tanah - Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kesempatan kerja dan berusaha - Ketertiban dan keamanan - Terganggunya kesehatan masyarakat Matriks Dampak Penting Hipotetik Komponen Kegiatan Komponen Lingkungan GEOFISIKA-KIMIA Kualitas Udara dan Kebisingan Kualitas Air Tanah Kuantitas Air Tanah Kualitas Air Permukaan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off) RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI Estetika Lingkungan Lalu Lintas Kerusakan Jalan BIOLOGI Flora Fauna SOSIAL EKONOMI BUDAYA Kesempatan Kerja dan Berusaha AMDAL KELOMPOK 1

Pra Kontruksi 1 2 3

Kontruksi 4 5 6 7

Operasional 8 9

-

-

P -

P -

P -

P TP P P P

P P P

-

P P TP P

-

-

-

-

P P

P -

P -

-

P P -

-

-

-

-

-

TP TP

-

-

-

-

-

P

-

P

-

-

-

35

Persepsi Masyarakat Ketertiban dan Keamanan KESEHATAN MASYARAKAT keterangan P penting TP tidak penting

AMDAL KELOMPOK 1

P -

TP -

P -

P -

P

P TP P

P P P

-

TP P

36

KOMPONEN KEGIATAN

DAMPAK POTENSIAL

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

1. pra konstruksi

1. Tahap Pra Konstruksi

1. Tahap Pra Konstruksi

2. kontruksi

persepsi masyarakat

persepsi masyarakat

3. operasional

2. Tahap pra-konstruksi

2. Tahap pra-konstruksi

kegiatan lain

- Penurunan kualitas udara dan kebisingan

- Penurunan kualitas udara dan kebisingan

disekitas lokasi

- Penurunan kuantitas air tanah

- Penurunan kuantitas air tanah

- Penurunan kualitas air permukaan

- Penurunan kualitas air permukaan

- Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off)

- Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off)

- Penurunan estetika lingkungan

- Penurunan estetika lingkungan

- Gangguan lalu lintas kegiatan

dampak

pembangunan gudang dan

- Gangguan lalu lintas

- Kerusakan jalan

Evaluasi

- Kerusakan jalan

identifikasi

- Terganggunya flora dan fauna

Dampak

- Kesempatan kerja dan berusaha

potensial

- Kesempatan kerja dan berusaha

Potensial

- Terganggunya kesehatan masyarakat

perluasan pabrik

- Terganggunya kesehatan masyarakat

3. Tahap Operasional

kemasan

3. Tahap Operasional

Penurunan kualitas air tanah

Penurunan kualitas air tanah

Penurunan kuantitas air tanah

KOMPONEN LINGKUNGAN

Penurunan kuantitas air tanah

- Kualitas air permukaan

komponen Geofisik-kimia

- Kualitas air permukaan

komponen sosekbud

bagan alir

kesehatan masyarakat

matriks

- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan

- Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) Diskusi tim AMDAL

- Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas

Saran,pendapat&tanggapan

- Gangguan lalu lintas

- Kesempatan kerja dan berusaha

masyarakat sekitar

- Kesempatan kerja dan berusaha

- Persepsi masyarakat

- Persepsi masyarakat

- Ketertiban dan keamanan

- Ketertiban dan keamanan

- Terganggunya kesehatan masyarakat

- Terganggunya kesehatan masyarakat

Bagan Alir Pelingkupan

AMDAL KELOMPOK 1

37

Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian Penentuan lingkup wilayah studi disesuaikan dengan karakteristik kegiatan proyek yang akan dilakukan, besarnya dampak yang akan dilakukan, besarnya dampak yang akan terjadi serta jangkauan atau penyebaran dampaknya. Lingkup wilayah studi ditentukan sebagai resultance dari batas proyek, ekologis, sosial dan batas administrasi. •

Batas Wilayah Studi Pelingkupan wilayah studi didalam ANDAL dimaksudkan untuk mengarahkan studi pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan dengan harapan kajian yang cukup berarti sehingga didapat kejelasan mengenai lingkup studi, kedalaman dan strategi studi. Batas Proyek Batas proyek ini adalah batas lahan keseluruhan yaitu lahan yang digunakan untuk kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan seluas 25.098 m2 . Wilayah proyek tersebut dibatasi oleh:

-

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

Batas Ekologis Ruang penebaran dmpak dari rencana kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung didalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Jadi batas wilayah ekologis dalam studi ini adalah drainase yang menuju ke riool kota dan limbah gas dan debu serta kebisingan yang sebarannya ditentukan oleh arah angina dominan yang terjadi kea rah barat.

Batas Sosial Mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan menyebar tidak merata, maka batas wilayah social ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas wilayah AMDAL KELOMPOK 1

39

proyek, ekologis serta komunitas masyarakat yang berada diluar batas wilayah proyek dan ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana kegiatan melalui tenaga kerja.

Batas Administratif Adapun batas wilayah administrasi dari rencana kegiatan adalah: -

Sebelah utara

: Kelurahan Cisantern Kidul (kec. Gedebage)

-

Sebelah timur

: Kelurahan Pakemitan dan Kelurahan Cisantren Wetan

-

Sebelah selatan

: Kelurahan Cimincrang (kec. Gedebage)

-

Sebelah Barat

: Kelurahan Cisantren Kulon (kec. Arcamanik)

Batas Wilayah Studi Dalam melakukan studi ANDAL pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan yang merupakan batas wilayah studi merupakan hasil resultante dari batas proyek, batas ekologis, batas social, dan batas administrative.

Batas Waktu Kajian Batas waktu kajian ANDAL ditentukan berdasarkan batas waktu berlangsungnya dampak sesuai dengan tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, operasional dan pemeliharaan

2.2.3 Metode Studi Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metode pengumpulan data dalam studi AMDAL rencana Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan ini selengkapnya digambarkan pada gambar dibawah ini :

AMDAL KELOMPOK 1

40

Maksud dan Tujuan Studi

Pengumpulan Data

Pra Studi

Rancangan dan Modifikasi Metode

Pengumpulan Data Sekunder

Maksud dan Tujuan Studi

Kompilasi Data

Maksud dan Tujuan Studi

Identifikasi, Prediksi dan Evaluasi Dampak

Laporan Studi ANDAL, RKL dan RPL

Gambar 2.4 Bagan Alir Metode Pengumpulan Data Langkah-langkah Studi Langkah-langkah dalam penyusunan amdal secara garis besar terdiri dari: a. Pengumpulan data dan informasi b. Identifkasi dampak c. Prakiraan dampak d. Evaluasi dampak e. Rekomendasi atau saran tindak

Metode Pengumpulan Data Berdasarkan hasil pelingkupan, komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan, meliputi komponen lingkungan fisik-kimis serta komponen social ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Untuk keperluan identifikasi, perakiraan dan evaluasi dampak akibat kegiatan tersebut perlu dilakukan pengumpulan dan analisis data yang relevan (dapat menjamin reliability dan validity) dari setiap parameter yang dikaji.

AMDAL KELOMPOK 1

41

Dalam analisis mengenai AMDAL, pengumpulan data dilakukan secara lngsung maupun tidak langsung. Pengumpulan secara langsung akan ditempuh dengan cara pengambilan contoh (sampling), akan menghasilkan data primer, sedangkan pengumpulan data secara tidak langsung akan dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dari hasil-hasil studi yang telah dilaksanakan di wilayah studi maupun melalui pengumpulan data dari lembaga/instansi terkait. Tujuan pengambilan contoh dan analisis data dalam studi AMDAL ini adalah: 1. Mengidentifikasi sumber dampak (diikuti oleh jenis dampak), 2. Penyelidikan kualitas lingkungan sebagai proses koreksi dalam jangka waktu pendek. 3. Pengelompokan kualitas lingkungan sebagai elemen program pemantauan dalam jangka panjang.

Pengumpulan Data Sekunder Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara menghubungi instansi terkait dan pencatatan data tersebut sesuai dengan kebutuhan. Adapun jenis data sekunder yang diperlukan dalam ANDAL ini meliputi data rencana kegiatan, metoda konstruksi, pengadaan tanah, peta topografi dan peta geologi, data iklim, hidrologi, dan kependudukan, kesehatan dan social ekonomi masyarakat, rencana tata ruang wilayah ((RTRW) kota.

Pengumpulan Data Primer Jenis data primer yang dibutuhkan dalam studi AMDAL meliputi aspek geofisik-kimia yaitu hidrologi dan kualitas air, fisiografi dan geologi, ruang lahan dan tanah: yaitu flora, fauna dan biota air; serta aspek social, ekonomi dan budaya yaitu mengenai persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan, data kesehatan dan data-data terkait lainnya.

AMDAL KELOMPOK 1

42

Metode Prakiraan Dampak Penting Prakiraan dampak merupakan salah satu kegiatan dalam studi AMDAL yang bertujuan untuk menduga besarnya perubahan kualitas lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan yang akan dilaksanakan. Ukuran dampak penting mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Berdasarkan pedoman umum dan pedoman teknis yang berlaku, maka sasaran prakiraan dampak penting adalah: a) Memperkirakan besarnya perubahan yang terjadi terhadap komponen lingkungan pada “kondisi tanpa proyek (Rona Awal)” dan pada kondisi setelah ada proyek (Rona Proyek) b) Menjelaskan mengenai mekanisme aliran dampak yang bersifat langsung maupun tidak langsung. c) Memberikan indikasi tentang arti pentingnya perubahan tersebut dengan mengacu kriteria penentuan dampak penting sebagaimana tertera dalam keputusan kepala bapedal nomor 32 tahun 2009. d) Memberi interpretastasi terhadap prakiraan dampak dengan skala penilaian dampak baik positif maupun negative. e) Menjelaskan mengenai mekanisme aliran dampak yang bersifat langsung maupun tidak langsung.

Metode Evaluasi Dampak Penting Setelah tahap Identifikasi dan prakiraan dampak selesai dilakukan, tim penyusun AMDAL akan mengevaluasi terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan menggunakan metode bagan alir (flow chart) dan matriks sederhana sebagai berikut: 1. Penelusuran hubungan ausatif antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak. 2. Menggambarkan dengan jelas karakteristik dampak lingkungan yang akan terkena dampak. 3. Kesenjangan perubahan lingkungan yang diinginkan dan perubahan lingkungan yang mungkin akan terjadi. AMDAL KELOMPOK 1

43

4. Luas persebaran masing-masing dampak, baik didalam wilayah kajian maupun diluar wilayah kajian. 5. Memilih alternatif pendekatan dengan rangka pengendalian dampak lingkungan baik yang positif maupun negative, terutama dari aspekn pendekatan teknologi, ekonomi dan institusi. 6. Berdasarkan penapisan dampak pepnting pada prakiraan dampak, maka diperoleh resume dampak penting yang harus dikelola. Dalam evaluasi secara holistic, maka dampak yang akan dikategorikan bersumber dari kegiatan yang sama diulas dan dievaluasi secara bersama-sama yang disajikan dalam bentuk uraian dan bagan alir serta matriks sederhana. Metode untuk mengevaluasi derajat kepentingan dampak akan menggunakan factor-faktor penentuan dampak penting, yaitu : -

Jumlah manusia yang terkena dampak

-

Luas wilayah persebaran dampak

-

Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

-

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

-

Sifat kumulatif dampak

-

Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

-

Ilmu pengetahuan dan teknologi

2.3 ANDAL Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan dalam Pasall 1 ayat 3 menyatakan bahwa Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 2.3.1 Pendahuluan Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha AMDAL KELOMPOK 1

44

Lokasi kegiatan pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 791, kelurahan Babakan Penghulu, kecamatan Cinambo, kota Bandung. Adapun batasbatas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut: -

Sebelah utara

: Lahan kosong (PT. Nusantara Cemerlang)

-

Sebelah timur

: PT. sampoerna

-

Sebelah selatan

: Jl. Soekarno Hatta

-

Sebelah Barat

: Jl. Cisantren Wetan

Rencana Kegiatan •

Membangun Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan dengan sarana penunjang, antara lain bangunan utama yaitu bangunan perluasan pabrik, gudang bahan baku, gudang bahan jadi, ruang produksi, ruang mesin, ruang pengepakan produksi. Sarana penunjang merupakan bangunan terpisah yang didalamnya berfungsi sebagai penunjang bangunan utama yaitu kantor, ruang karyawan, pos satpam, mushola, WC.



Lokasi rencana kegiatan eksisting merupakan lahan kosong bekas sawah dan yang saat ini sudah dimiliki oleh PT. Purinusa Ekapersada yang termasuk kedalam wilayah Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung. Hubungan antara lokasi rencana kegiatan dengan jarak tersedianya suber daya air, sumber energi, sumber daya manusia yang diperlukan : Kebutuhan air bersih

: Direncanakan akan menggunakan sumber air tanah

yang berbeda di lokasi kegiatan Kebutuhan energi listrik

: Penyediaan kebutuhan aliran listrik direncanakan

bersumber dari PLN Kebutuhan sumber daya manusia

: Kebutuhan sumber daya manusia di sekitar lokasi

kegiatan dengan berbagai keahlian dan keterampilan.

Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah Penentuan dampak penting hipotetik dimaksudkan untuk menentukan jenis dampak penting hipotetik dengan derajat kepentingannya akibat rencana kegiatan yang akan dikaji dalam

AMDAL KELOMPOK 1

45

ANDAL sesuai hasil pelingkupan. Hasil penentuan dampak penting hipotetik dalam pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan adalah sebagai berikut : Tahap Pra Konstruksi : •

Persepsi Masyarakat Pada tahap ini dilakukan survey lokasi, perencanaan dan perijinan, sehingga menimbulkan persepsi masyarakat maka dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.

Tahap Konstruksi : •

Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan Kegiatan mobilisasi alat berat dan material akan menimbulkan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dimana alat yang digunakan adalah dump truck, molen, bulldozer, crane, back hoe, alat tiang pancang, concrete pump dan mixer car. Serta material yang digunakan dengan jumlah ritasi secara keseluruhan selama 12 bulan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Penurunan Kualitas Air Tanah Kegiatan pelaksanaa konstruksi, tidak mengganggu kualitas air tanah, sehingga tidak berdampak terhadap penurunan kualitas air tanah, sehingga dampak tersebut merupakan bukan dampak penting hipotetik.



Penurunan Kuantitas Air Tanah Kegiatan pelaksanaan konstruksi membutuhkan air tanah yang akan memakai air sumur di lokasi kegiatan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Peningkatan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run Off) Kegiatan pelaksanaan konstruksi, dapat menyebabkan timbulnya peningkatan air larian yang dapat meningkatkan kuantitas air permukaan tertama saat musim hujan. Sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Penurunan Kualitas Air Permukaan Penambahan air larian pada umumnya membawa sedimen yang menyebabkan kekeruhan air sungai, demikian pula adanya limbah cair saat operasional yang dapat mengakibatkan penurunan terhadap kualitas badan air penerima, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Penurunan Estetika Lingkungan

AMDAL KELOMPOK 1

46

Sampah ditimbulkan dari kegiatan operasional dan pelaksanaan penghijauan yang berdampak lanjutan terhadap estetika lingkungan dan kesehatan masyarakat, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik. •

Peningkatan Bangkitan/Tarikan Lalu Lintas Selama tahap konstruksi akan terjadi mobilisasi alat berat dan material yang membebani jalan akses yang sudah tersedia, sehingga timbul bangkitan/tarikan arus lalu lintas. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume kendaraan di jalan, yang menuju ke lokasi kegiatan. Pada tahap operasional juga menyebabkan peningkatan arus lalu lintas keluarmasuk yang dapat menimbulkan kemacetan di ruas-ruas jalan sekitar lokasi kegiatan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Kesempatan Kerja Kegiatan mobilisasi tenaga kerja baik pada tahap kostruksi maupun operasional, dalam perekrutannya akan memberikan prioritas kepada penduduk sekitar secara proporsional sesuai dengan persyaratan kemampuan yang diperlukan dan dapat mengurangi, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Kesempatan Berusaha Pada tahap konstruksi dan tahap operasional, masyarakat sekitar dapat mempnyai kesempatan berusaha, yaitu membuka kios makanan dan minuman, serta ketika tahap operasional masyarakat dapat lebih luas lagi mengembangkan kesempatan berusahanya, misalnya membuka kios warnet, kios isi ulang pulsa, isi ulang air minum, swalayan, toko obat, resto makanan siap saji, bidang jasa misalnya konsultan hukum, ekonomi, dan sebagainya, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Keresahan Masyarakat Pada tahap konstruksi diperkitakan akan meresahkan warga karena kebisingan, debu, dll. Akan tetapi keadaan di lokasi dan sekitarnya dalam keadaan mendukung pembangunan, sehingga dampak tersebut bukan merupakan dampak penting hipotetik.



Sikap dan Persepsi Masyarakat Sikap dan persepsi masyarakat dimaksudkan sebagai tingkat dukungan, persetujuan atau penolakan warga terhadap proyek, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.



Gangguan Ketertiban dan Keamanan

AMDAL KELOMPOK 1

47

Lokasi proyek cukup rawan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban, antara lain timbul ketidak sepahaman antara penduduk pendatang dengan penduduk lokal, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik. •

Penurunan Kesehatan Masyarakat Pada tahap konstruksi dan operasional, kegiatan pembangunan akan berdampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat, baik karena adanya limbah padat, limbah cair serta peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak tersebut merupakan dampak penting hipotetik.

Klasifikasi dan prioritas Klasifikasi dan prioritas merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan kepentingan antara dampak-dampak hipotetik. Berikut adalah prioritas dampak Penting Hipotetik: 1.

Peningkatan bangkitan/tarikan lalu lintas

2.

Penurunan estetika lingkungan

3.

Peningkatan kuantitas air permukaan dan air larian (run off)

4.

Adanya kesempatan kerja

5.

Adanya kesempatan berusaha

6.

Penurunan kualitas air permukaan

7.

Penurunan kualitas udara

8.

Peningkatan intensitas kebisingan

9.

Adanya sikap dan Persepsi masyarakat

10. Gangguan keamanan dan ketertiban 11. Penurunan kesehatan masyarakat

Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian Pelingkupan wilayah studi didalam ANDAL dimaksudkan untuk mengarahkan studi pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan dengan harapan kajian yang cukup berarti sehingga didapat kejelasan mengenai lingkup studi, kedalaman dan strategi studi. Batas Proyek AMDAL KELOMPOK 1

48

Batas proyek dalam proyek pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan ini adalah batas lahan keseluruhan yaitu lahan seluas ±25.098 m2. Wilayah proyek tersebut dibatasi oleh : •

Sebelah Utara

: lahan kosong



Sebelah Timur

: PT. Sampoerna



Sebelah Selatan : Jl. Soekarno Hatta



Sebelah Barat

: Jl. Cisaranten Wetan

Batas Ekologis Ruang penyebaran dampak dari rencana Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktifitas tersebut. Jadi batas wilayah ekologis dalam studi ini adalah saluran drainase yang riool kota dan limbah gas dan debu serta kebisingan yang sebarannya ditentukan oleh arah angin dominan yang terjadi ke arah Barat.

Batas Sosial Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (sistem dan struktur sosial) sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana kegiatan. Batas wilayah sosial ini sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam studi ANDAL mengingat adanya kelompok-kelompok masyarakat yang kehidupan ekonomi dan sosial budayanya akan mengalami perubahan mendasar akibat aktifitas usaha atau kegiatan. Mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan menyebar tidak merata, maka batas wilayah sosial ditetapkan dengan membatasi batas-batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas masyarakat yang terdapat dalam batas wilayah proyek, ekologis serta komunitas masyarakat yang berada di luar batas wilayah proyek dan ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana kegiatan melalui penyerapan tenaga kerja. AMDAL KELOMPOK 1

49

Batas Administratif Batas wilayah administratif merupakan batas studi yang pelingkupannya ditentukan berdasarkan segi pemerintahan yang erat kaitannya dengan kelembagaan, tata nilai masyarakat, serta peraturan yang berlaku di daerah tersebut. Adapun batas wilayah administrasi dari rencana kegiatan adalah: •

Sebelah Utara



Sebelah Selatan : Kelurahan Cimincrang (Ke. Gedebage)



Sebelah Barat

: Kelurahan Cisaranten Kulon (Kec. Arcamanik)



Sebelah Timur

: Kelurahan Pakemitan dan Kelurahan Cisaranten

: Kelurahan Cisaranten Kidul (Kec. Gedebage)

Wetan

Batas Wilayah Studi Dalam melakukan studi ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan yang merupakan batas wilayah studi merupakan hasil resultante dari batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administratif.

Batas Waktu Kajian Batas waktu kajian ANDAL ditentukan berdasarkan lamanya dampak berlangsung, artinya batas waktu kajian ditentukan berdasarkan batas waktu berlangsungnya dampak sesuai dengan tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi 1 (satu) tahun, konstruksi 1 (satu) tahun dan operasional 5 (lima) tahun. 2.3.2 Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Awal Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal •

Komponen Lingkungan Fisik Kimia Curah Hujan.



Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan, Dapat diketahui bahwa kualitas udara ambien jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidupn No. 50 Tahun 1996 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun

AMDAL KELOMPOK 1

50

1996 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 13/Men/X/2011 (untuk di ruang produksi) semua parameter yang diukur masih tergolong baik (memenuhi baku mutu yang disyaratkan). Debu (TSP), Berdasarkan Hasil Pengukuran konsentrasi debu tersebut diperkirakan karena pada halaman depan pabrik banyak dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor roda empat dan roda dua yang melintas di Jalan Bandung-Cianjur yang mencapai 83,05 µg/Nm³. Karbon Monoksida (CO), Konsentrasi CO di lokasi studi masih dibawah baku mutu menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 µg/Nm³ sehingga tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Sulfur Dioksida (SO2), Dari hasil pengukuran konsentrasi SO2 di dua lokasi sampling sangat kecil sekali yaitu < 17,15 µg/Nm³. Nitrogen Dioksida (NO2), Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi NO2 di dua lokasi sampling sebesar < 10 µg/Nm³. Konsentrasi tersebut masih dibawah baku mutu pemerintah no. 41 sebesar 400 µg/Nm³. Hal ini menandakan ventilasi pada ruang potong bakar tersebut cukup baik. Tingkat Kebisingan, Hasil analisa tingkat kebisingan pada ruang cutting itu sendiri, tingkat krbisingan tersebut masih memenuhi baku mutu yang disyaratkan sebesar 85 dBA berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tansmigrasi No. Per. 13/Men/X/2011 tentang nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. •

Geologi dan Hidrogeologi Morfologi, Berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng dan satuan morfologi dari Nichols and Edmunson, J.R., 1975, bentuk bentang alam daerah rencana pabrik ini dengan kemiringan antara < 5 % (<3%) termasuk morfologi dataran, dengan karakteristik penggunaan lahan cocok untuk pengembangan / perluasan kota dan pertanian, lapangan terbang, indutri berat. Namun berpotensi banjir dengan system drainasi kurang baik. Litologi (Tanah/Batuan), Secara regional wilayah pabrik ini tersusun dari batuna hasil endapan gunung api yaitu G. Gede. Susunan batuan hasil pengendapan

AMDAL KELOMPOK 1

51

kegiatan G.Gede terdiri atas : Hasil gunung api tua (Qot), Bongkahbongkah Basalt (Qyc), Breksi dan Lahar dari G.Gede (Qyg), dan Endapan Alluvial (Qa). Rancana lokasi pabrik boneka sendiri terdapat pada formasi batuan breksi dan Lahar G.Gede. Hidrogeologi. Kegempaan, Daerah studi termasuk ke dalam jalur gempa sedang (Zona 3) dengan percepatan 0,2 – 0,25 g. Hidrologi, Saluran-saluran irigasi tersebut pada umumnya merupakan saluran suplesi yang digunakan untuk memasok kebutuhan air lahan persawahan disekitar lokasi proyek. Adapun system drainase yang digunakan sebagai badan air penerima dari rencana kegiatan maupun kegiatan yang ada disekitar tapak proyek, system drainase (selokan) merupakan tipe drainase terbuka yang akan bermuara ke sungai Cisokan yang berada di timur tapak proyek. Dengan debit rata-rata 800 lt/detik. •

Kualitas Air Kualitas Air Permukaan, dapat diketahui bahwa kualitas air permukaan (selokan) yang digunakan sebagai badan air penerima limbah domestic masih memenuhi baku mutu berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas IV). Hal ini menandakan bahwa pengolahan terhadap limbah domestic tersebut cukup baik. Kualitas Air Minum, Terdapat 4 parameter yang telah melebihi baku mutu berdasarkan Permen Kesehatan No. 492/Men-Kes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, parameter-parameter tersebut adalah suhu, besi (Fe), coliform dan E.Coli, dimana untuk parameter biologi khususnya E.coli tidak boleh terdapat pada air minum karena akan menyebabkan diare. Sehingga air minum tersebut tidak layak untuk diminum.



Ruang, Lahan dan Transportasi Ruang dan Lahan.

AMDAL KELOMPOK 1

52

Transportasi, Sebagai bahan analisis system transportasi pada pembahasan yang lebih mendalam pada dokumen ANDAL, antara lain perlu diketahui kondisi jaringan jalan dan tingkat pelayanan jalan eksisting serta ketersediaan angkutan umum, sehingga nantinya akan diketahui permasalahan yang ada dan cara untuk mengatasi permasalahannya tersebut termasuk untuk kebutuhan pengembangan sarana-prasarananya. •

Komponen Biologi Flora Darat. Beberapa flora yang terdapat dilokasi kegiatan dan sekitarnya merupakan flora yang menjadi tanaman budidaya yang sengaja ditanam oleh manusia seperti : Padi, Jagung dan Singkong. Diluar lokasi kegiatan, beberapa jenis lain merupakan tumbuhan yang produktif menghasilkan buah seperti : Mangga, Kelapa, Jambu batu, Pisang dan Pepaya. Fauna Darat, Secara umum tidak teridentifikasi jenis satwa yang tergolong dilindungi karena langka maupun endemik di wilayah studi. Umumnya jenis satwa yang teridentifikasi merupakan satwa binaan ataupun satwa liar yang dapat hidup berdampingan dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis satwa yang ditemukan dilokasi kegiatan dan sekitarnya yaitu : Kupu-kupu, Tikus, Belalang dan Walet Sapi.



Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Mengacu kepada standar kepadatan penduduk menurut badan pusat statistik, kepadatan penduduk dikelompokkan kedalam tiga kriteria kepadatan, yaitu : Kriteria kepadatan tinggi apabila penduduk berjumlah lebih dari 2000 jiwa per k

.

Kriteria kepadatan sedang apabila penduduk berjumlah antara 1000 jiwa sampai 2000 jiwa per k

.

Kriteria kepadatan rendah apabila penduduk berjumlah kurang dari 1000 jiwa per k

.

Sesuai dengan standar tersebut, maka kategori kepadatan penduduk di Desa Selajambe termasuk Kategori Sedang. AMDAL KELOMPOK 1

53

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Jenis-Jenis Mata Pencaharian Penduduk. 2.3.3 Prakiraan Dampak Penting Tahapan Konstruksi •

Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi Terciptanya Kesempatan Kerja, Memperhatikan dampak positif yang berlangsung lama dan jumlah penduduk yang direkrut menjadi tenaga kerja juga cukup banyak, maka dampak ini digolongkan Positif Penting. Terciptanya Peluang Usaha, Memperhatikan dampak positif yang berlangsung ± 6 bulan juga cukup banyak material yang digunakan untuk pembangunan pengembangan pabrik pembuatan boneka ini, maka dampak yang terjadi dapat digolongkan Positif Penting. Penignkatan Pendapatan, Mereka dapat menjadi pemborong bagian-bagian tertentu dari pekerjaan konstruksi sehingga dampaknya menjadi Positif Penting. Secara umum dampak dari penigkatan pendapatan masyarakat dapat digolongkan Penting.



Mobilisasi Alat dan Bahan Kerusakan Jalan, Skala kualitas lingkungan untuk kondisi jalan termasuk Baik (skala 4). Dan dapat berpotensi jalan rusak akibat kendaraan proyek sehingga skala lingkungan tergolong buruk (skala 2). Berdasarkan skala kepentingan komponen lalulintas tergolong Penting. Penurunan Kualitas Udara, Masih berada di bawah baku mutu menurut PP No. 41 Tahun 1999. Maka skala kualitas udara tergolong Baik (skala 4). Setelah ada kegiatan mobilisasi alat dan bahan sudah terjadi peningkatan parameter CO dan Debu. Oleh karena itu, maka kegiatan mobilisasi alat dan bahan terhadap penurunan kualitas udara memberikan kualitas lingkungan yang tergolong Sedang (skala 3). Skala kepentingan komponen kualitas udara tergolong Penting. Penignkatan Intensitas Kebisingan, Skala kepentingan komponen kebisingan tergolong Tidak Penting.

AMDAL KELOMPOK 1

54

Keresahan Masyarakat, Meninjau besarnya jumlah manusia yang terkena dampak, maka sifat dampak adalah Nagatif Penting. •

Pematangan Lahan Peningkatan Air Larian, Berdasarkan skala kepentingan komponen hidrologi/air larian tergolong Penting. Penurunan Kualitas Udara, Tergolong Penting. Peningkatan Intensitas Kebisingan, Tergolong Tidak Penting. Penurunan Tingkat Kesahatan Pekerjan, Tergolong Penting.



Pembangunan Pabrik Peningkatan Air Larian, Berdasarkan skala kepentingan komponen hidrologi/air larian tergolong Penting. Penurunan Kualitas Air Permukaan, Tergolong Penting. Peningkatan Keanekaragaman Hayati, Tergolong Penting.

Tahapan Operasional •

Perekrutan Tenaga Kerja Operasional Terciptanya Kesempatan Kerja, Tergolong Penting. Peningkatan Pendapatan, Tergolong Penting.



Operasional Pabrik Gangguan Arus Lalulintas, Tergolong Penting. Penurunan Kualitas Udara, Tergolong Tidak Penting. Peningkatan Intensitas Kebisingan, Tergolong Penting. Penurunan Kuantitas/Muka Air Tanah, Tergolong Penting. Peningkatan Air Larian, Tergolong Tidak Penting.

AMDAL KELOMPOK 1

55

Penurunan Kualitas Air Permukaan, Tergolong Tidak Penting. Peningkatan Laju Timbulan Limbah Padat/Sampah, Tergolong Penting. Penurunan Kesehatan Pekerja, Tergolong Penting. 2.3.4 Evaluasi Dampak Penting Evaluasi ini dilakukan secara holistik yaitu telaahan secara totalitas terhadap berbagai dampak kesatuan yang saling terkat dan saling pengaruh mempengaruhi sehingga diketahui sejauhmana perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negative dengan menggunakan “Metoda Matrik Fisher dan Davies” atau matrik evaluasi dasar.

Tabel 2.4 Matriks Interaksi Dampak Lingkungan pada Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan Komponen Kegiatan Komponen Lingkungan

Pra Kontruksi

Kontruksi

Operasional

1

2

3

4

5

6

7

Kualitas Udara dan Kebisingan

-

-

P

P

P

-

-

Kuantitas Air Tanah

-

-

-

-

P

-

P

Kualitas Air Permukaan Kuantitas Air Permukaan dan Air Larian (Run off)

-

-

-

P

P

-

-

-

-

P

P

-

P

Estetika Lingkungan

-

-

-

P

P

-

P

Lalu Lintas

-

-

P

-

-

-

P

Kerusakan Jalan

-

-

P

-

-

-

-

Kesempatan Kerja dan Berusaha

-

P

-

-

-

P

-

Persepsi Masyarakat

P

-

-

P

P

-

-

Ketertiban dan Keamanan

-

-

-

-

P

-

-

KESEHATAN MASYARAKAT DAN PEKERJA KONSTRUKSI

-

-

P

P

P

-

P

GEOFISIKA-KIMIA

RUANG LAHAN DAN TRANSPORTASI

SOSIAL EKONOMI BUDAYA

keterangan P penting TP tidak penting

AMDAL KELOMPOK 1

56

AMDAL KELOMPOK 1

Gambar 2.3 Bagan Alir Evaluasi Dampak

57

2.4 RKL-RPL Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan dalam Pasall 1 ayat 4 menyatakan bahwa Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RKL adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Dan Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan dalam Pasall 1 ayat 5 Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

2.4.1 Pendahuluan Latar Belakang Penyusunan studi AMDAL proyek ini mengacu pada PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi system pengelolaan yang dilaksanakan maka perlu disusun suatu dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), dimana dengan adanya dokumen tersebut akan digunakan sebagai acuan pengelolaan lingkungan kegiatan proyek ini dan akan terus dipantau secara optimal dalam RPL. Maksud dan Tujuan Adapun Maksud dan Tujuan RKL-RPL proyek ini yaitu : -

Menjelaskan dampak penting yang timbul akibat dari setiap kegiatan proyek ini.

-

Menentukan langkah-langkah kegiatan untuk menangani/menanggulangi dampak negative dan mengembangkan dampak positif dari kegiatan proyek ini.

-

Memperjelas badan-badan atau instansi-instansi pemerintah yang bertugas mengawasi langkah-langkah pemrakarsa kegiatan dalam upaya mengelola dan menangani dampak lingkungan.

AMDAL KELOMPOK 1

58

Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Telah diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam rangka melaksanakan UU tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut telah ditetapkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Kegunaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Dokumen RKL yang disusun ini sebagai: 1. Pedoman bagi pemrakarsa kegiatan 2. Pedoman bagi instansi pemerintahan 3. Sebagai informasi bagi masyarakat disekitarnya Dokumen RPL yang disusun ini sebagai: 1. Bagi Pemrakarsa 2. Bagi Instansi Terkait 3. Bagi Masyarakat

2.4.2 Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan harapan maka diperlukan berbagai peralatan, biaya dan pelaksanaan yang harus memadai tetapi secara ekonomi tidak memberatkan pihak pemrakarsa kegiatan (PT. Purinusa Ekapersada). Peralatan yang diperlukan sangat erat kaitannya dengan teknologi dan biaya yang tersedia. Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan pemrakarsa kegiatan tidak dapat berjalan sendiri tetapi akan melibatkan berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait hal ini akan dituangkan dalam pendekatan institusional. Pendekatan teknologi, ekonomi dan institusi dalam rangka pengelolaan lingkungan rencana Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan adalah sebagai berikut : Pendekatan Teknologi Pendekatan teknologi dimaksudkan untuk mengelola dampak lingkungan akibat kegiatan pengembangan pabrik pembuatan bonek PT. Aurora World Cianjur yang berhubungan dengan masalah fisik dan tata cara pelaksaan kegiatan. Aspek dan dampak lingkungan yang akan dikelola melalui pendekatan teknologinya diantaranya adalah : a. Melakukan pengolahan air limbah domestik yang banyak mengandung bahan organik sebelum memasuki badan air penerima. AMDAL KELOMPOK 1

59

b. Penataan dan pembuatan saluran-saluran drainase air aliran permukaan di area pabrik pembuatan boneka agar tidak menggenang di jalan dan area parkir. c. Pengelolaan / pengaturan lalu lintas kendaraan saat keluar masuk kendaraan serta terjadinya peningkatan jumlah kendaraan dan karyawan dengan pola rekayasa. Pendekatan Sosial, Ekonomi dan Budaya Prinsip pendekatan ekonomi, sosial dan budaya yang akan dilakukan oleh PT. Purinusa Ekapersada adalah memilih metoda pengelolaan lingkungan yang layak, baik dari segi kualitas maupun pembiayaan, yaitu dengan cara mengoptimasikan penggunaan alat dan sumber daya serta potensi daerah. Oleh karena pengelolaan lingkungan tidak saja terbatas pada tapak proyek tetapi juga pada daerah sekitarnya, dan juga memerlukan biaya yang cukup besar, maka PT. Purinusa Ekapersada jika merasa perlu akan memohon bantuan pada instansi terkait baik tingkat pusat maupun daerah yang berupa, misalnya bantuan pengamanan arus lalu lintas daerah sekitar tapak proyek. Pendekatan Institusi Pengelolaan dampak lingkungan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan PT. Purinusa Ekapersada berdampak lintas sektoral, dalam pelaksanaannya akan menyangkut berbagai instansi pemerintah maupun berbagai lapisan masyarakat. Dengan adanya keterkaitan dengan isntansi lain, maka pemrakarsa kegiatan, dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungannya akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan masyarakatyang erat kaitannya dengan masalah dampak yang akan timbul. Secara umum pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan berdasarkan pendekatan institusi adalah berupa : a. Secara aktif mengadakan kontak dengan berbagai instansi terkait di lingkungan pemerintah daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) untuk mendapat informasi tentang hal-hal yang menyangkut masalah lingkungan dan kebijaksanaannya. b. Mengadakan komunikasi aktif dengan masyarakat di daerah wilayah dampak melalui lembaga masyarakat yang ada (LSM) untuk mengetahui tanggapannya tentang upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. Purinusa Ekapersada. Menyampaikan dokumen ANDAL, RKL dan RPL dan laporan hasil kegiatan pengelolaan serta pemantauan kepada instansi terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup kegiatan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan.

AMDAL KELOMPOK 1

60

2.4.3 Analisis RKL Tabel 2.5 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

No

Dampak Lingkungan yang dikelola

Tahap Pra Konstruksi 1 Persepsi Masyarakat

Sumber Dampak

Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dari Tidak terjadi kegiatan persepsi masyarakat survey, yang negatif perijinan dan perencanaan

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Memberikan penjelasan secara transparan tentang rencana kegiatan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan kepada tokh masyarakat serta aparat kelurahan dan kecamatan setempat

Lokasi Pengelolaa n Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup

Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan khususnya kelurahan Babakan Penghulu

Selama tahap pra konstruksi pada kegiatan survey perijinan dan perencanaan

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan

PT. Purinusa Aparat Ekapersada kelurahan dan kecamatan setempat

BPLH Kota Bandung

Tahap Konstruksi

AMDAL KELOMPOK 1

61

1

Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan

Tahap Operasi 1 Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air Tanah

AMDAL KELOMPOK 1

Dari kegiatan mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi berupa gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu serta peningkatan intensitas

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pencemaran Kualitas Udara. Kep.MenLH No. 48/MenLH/11/1996 . tentang Baku Tingkat Kebisingan peruntukan Perumahan dan Jasa

Pemakaian masker bagi pekerja yang berhubungan dengan sumber pencemar udara dan debu. Menutup alat transportasi/truk dengan plastik, agar material tidak tercecer ke jalan. Membersihkan banban kendaraan pengangkut alat

Di lokasi kegiatan

Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi

PT. Purinusa BPLH Kota BPLH Ekapersada Bandung Kota Bandung

Dari kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan

Tidak terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah

Pembatasan pemakaian air tanah disesuaikan dengan kebutuhan. Pembuatan STP

Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan

Selama kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan

PT. Purinusa Dinas Ekapersada Kesehatan Kota Bandung

BPLH Kota Bandung

62

2.4.4 Analisis RPL Dalam rangka untuk menghindari, mencegah, meminimalisasi dan/atau mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif, maka diuraikan bentuk-bentuk dari rencana pengelolaan lingkungan terhadap kegiatan lingkungan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan PT. Purinusa Ekapersada. Tabel 2.6 Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) No

Dampak Lingkunga Yang Dipantau Jenis Dampak yang Indikator/Parameter Sumber Dampak Timbul

Tahap Pra Konstruksi 1 Persepsi Masyarakat Tidak terjadi persepsi masyarakat yang negatif

Dari kegiatan survey, perijinan dan perencanaan

Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Metode Lokasi Waktu & Pengumpulan Pantau Frekuensi dan Analisis Data Observasi dan wawancara dengan tokoh masyarakat

Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan

Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan

Selama tahap pra PT. Purinusa konstruksi pada Ekapersada kegiatan survey perijinan dan perencanaan serta kepemilikan lahan dengan frekuensi setiap 6 (enam) bulan sekali

Aparat kelurahan dan kecamatan setempat

BPLH Kota Bandung

Tahap Konstruksi

AMDAL KELOMPOK 1

63

1

Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan

Tahap Operasi 1 Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air Tanah

AMDAL KELOMPOK 1

Gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu serta peningkatan intensitas kebisingan

Pada saat mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi berupa gas polutan (CO2, SO2, Pb) dan debu serta peningkatan intensitas kebisingan

Pengambilan sampel kualitas udara dianalisa di labolatorium, kemudian dibandingkan dengan baku mutu serta pengukuruan kebisingan dengan alat sound level meter

Di lokasi kegiatan

Selama kegiatan mobilisasi alat berat dan material, pekerjaan tanah dan pelaksanaan konstruksi dengan frekuensi setiap 6 (enam) bulan sekali

PT. Purinusa BPLH Ekapersada Kota Bandung

BPLH Kota Bandung

Dari kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan

Tidak terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah

Pembatasan pemakaian air tanah disesuaikan dengan kebutuhan. Pembuatan STP

Di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan

Selama kegiatan operasional Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan

PT. Purinusa Dinas Ekapersada Kesehatan Kota Bandung

BPLH Kota Bandung

64

BAB III HASIL ANALISIS PENILAIAN DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN GUDANG DAN PERLUASAN PABRIK KEMASAN MENURUT PERMEN LH NO.16 TAHUN 2012

3.1. Lampiran I-III Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012 KA-ANDAL Dalam dokumen amdal terdapat KA-ANDAL dengan mengacu pada Peraturan Mentri No.16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mengatakan : A. Tujuan dan fungsi KA 1. Tujuan penyusunan KA adalah: a. merumuskan lingkup dan kedalaman studi Andal; b. mengarahkan studi Andal agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. 2. Fungsi dokumen KA adalah: a. sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen Amdal, instansi yang membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan, dan instansi lingkungan hidup, serta tim teknis Komisi Penilai Amdal tentang lingkup dan kedalaman studi Andal yang akan dilakukan; b. sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen Andal untuk mengevaluasi hasil studi Andal. B. Muatan dokumen KA 1. Pendahuluan Pendahuluan pada dasarnya berisi informasi tentang latar belakang, tujuan rencana usaha dan/atau kegiatan serta pelaksananaan studi Amdal. Latar belakang berisi uraian mengenai: a. justifikasi dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan, termasuk penjelasan mengenai persetujuan prinsip yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan dari pihak yang berwenang. Bukti formal atas persetujuan prinsip tersebut wajib dilampirkan; b. alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini wajib

AMDAL KELOMPOK 1

65

memiliki Amdal dan pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu, atau kawasan); dan c. alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini dinilai oleh Komisi Penilai Amdal (KPA) Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota. Tujuan rencana kegiatan berisi: a. uraian umum maupun rinci mengenai tujuan dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan; dan b. justifikasi manfaat dari rencana kegiatan kepada masyarakat sekitar dan peranannya terhadap pembangunan nasional dan daerah. Pelaksanaan Studi, yang berisi informasi tentang: a. pemrakarsa dan penanggung jawab rencana usaha dan/atau kegiatan; dan b. pelaksana studi amdal yang terdiri dari tim penyusun dokumen amdal, tenaga ahli dan asisten penyusun dokumen amdal. Berdasarkan uraian tersebut, susunan pelaksana studi Amdal sebagai berikut: a. Tim Penyusun Amdal, terdiri atas: 1) Ketua Tim, yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun Amdal Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA); 2) Anggota Tim, minimal dua orang yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun Amdal Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA); b. Tenaga Ahli, yaitu orang yang memiliki keahlian tertentu yang diperlukan dalam penyusunan dokumen amdal seperti tenaga ahli yang sesuai dengan dampak penting yang akan dikaji atau tenaga ahli yang memiliki keahlian terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan. c. Asisten Penyusun amdal, yaitu orang yang dapat menjadi asisten penyusun amdal adalah setiap orang yang telah mengikuti dan lulus pelatihan penyusunan amdal di LPK yang telah teregistrasi/terakreditasi di KLH. Tim penyusunan amdal dan tenaga ahli bersifat wajib, sedangkan asisten penyusun amdal bersifat pilihan. Biodata dan surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan dan ditandatangani di atas materai wajib dilampirkan.

AMDAL KELOMPOK 1

66

2. Pelingkupan Muatan pelingkupan pada dasarnya berisi informasi tentang: a. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji. 1) Status studi amdal, apakah dilaksanakan secara terintegrasi, bersamaan atau setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis. Uraian ini diperlukan sebagai dasar untuk menentukan kedalaman informasi yang diperlukan dalam kajian amdal. 2) Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan. 3) Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan focus kepada komponen-komponen kegiatan yang berpotensi menyebabkan dampak lingkungan berdasarkan tahapan kegiatan, termasuk alternatifnya (jika terdapat alternatifalternatif terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan) dan pengelolaan lingkungan hidup yang sudah disiapkan/direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan (terintegrasi dalam desain rencana usaha dan/atau kegiatan). Di samping itu, penyusun dokumen amdal melakukan analisis spasial kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan peta indikatif penundaan izin baru (PIPIB) yang tercantum dalam Inpres Nomor 10 Tahun 2011, atau peraturan revisinya maupun terbitnya ketentuan baru yang mengatur mengenai hal ini. b. Deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental setting). Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup (environmental setting) secara umum di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang mencakup:

AMDAL KELOMPOK 1

67

1) Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat: a) komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya; b) komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies langka dan/atau endemic serta habitatnya, dan lain sebagainya; c) komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain sebagainya; d) komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat kesehatan masyarakat. 2) Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau

kegiatan

yang

diusulkan

beserta

dampak

yang

ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup. Tujuan penjelasan ini adalah memberikan gambaran utuh tentang kegiatankegiatan lain (yang sudah ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatan sumberdaya alam dan mempengaruhi lingkungan setempat. c. Hasil pelibatan masyarakat. Pelibatan masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan. Pelibatan masyarakat dilakukan melalui pengumuman dan konsultasi publik. Prosedur pelibatan masyarakat dalam proses Amdal harus mengacu pada peraturan perundang-undangan. d. Dampak Penting Hipotetik. Dampak Penting Hipotetik, pada bagian ini penyusun dokumen amdal menguraikan dampak penting hipotetik terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan. Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara AMDAL KELOMPOK 1

68

nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan 7 kaidah ilmiah metode penentuan dampak penting hipotetik dalam Amdal. e. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian Batas wilayah studi ini merupakan batas terluar dari hasil tumpang susun (overlay) dari batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan 8 administratif setelah mempertimbangkan kendala teknis yang dihadapi. Batasan ruang lingkup wilayah studi penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknis, dan metode telaahan. Setiap penentuan masing-masing batas wilayah (proyek, ekologis, sosial dan administratif) harus dilengkapi dengan justifikasi ilmiah yang kuat. Bagian ini harus dilengkapi dengan peta batas wilayah studi yang dapat menggambarkan batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif. Peta yang disertakan harus memenuhi kaidah-kaidah kartografi. Batas wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak lingkungan suatu rencana kegiatan. Batas wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak lingkungan suatu rencana kegiatan, yaitu: 1) Batas proyek, yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan, termasuk komponen kegiatan tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Dari ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak terhadap lingkungan hidup disekitarnya. Batas proyek secara mudah dapat diplotkan pada peta, karena lokasilokasinya dapat diperoleh langsung dari peta-peta pemrakarsa. Selain tapak proyek utama, batas proyek harus juga meliputi fasilitas pendukung seperti perumahan,

dermaga,

tempat

penyimpanan

bahan,

bengkel,

dan

sebagainya. 2) Batas ekologis, yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti media lingkungan masing-masing (seperti air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi AMDAL KELOMPOK 1

69

pengumpulan data rona lingkungan awal dan analisis persebaran dampak. Penentuan batas ekologis harus mempertimbangkan setiap komponen lingkungan biogeofisikkimia yang terkena dampak (dari daftar dampak penting hipotetik). Untuk masing-masing dampak, batas persebarannya dapat diplotkan pada peta sehingga batas ekologis memiliki beberapa garis batas, sesuai dengan jumlah dampak penting hipotetik. 3) Batas sosial, yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsungsunya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Batas ini pada dasarnya merupakan ruang di mana masyarakat, yang terkena dampak lingkungan seperti limbah, emisi atau kerusakan lingkungan, tinggal atau melakukan kegiatan. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi kelompok masyarakat yang terkena dampak sosial-ekonomi-kesehatan masyarakat dan penentuan masyarakat yang perlu dikonsultasikan (pada tahap lanjutan keterlibatan masyarakat). 4) Batas administratif, yaitu wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi) yang wilayahnya tercakup tiga unsur batas diatas. 9 Dengan menumpangsusunkan (overlay) batas administrative wilayah pemerintahan dengan tiga peta batas seperti tersebut di atas, maka akan terlihat desa/keluruhan, kecamatan, kabupaten dan/atau provinsi mana saja yang masuk dalam batas proyek, batas ekologis dan batas sosial. Batas administratif sebenarnya diperlukan untuk mengarahkan

pemrakarsa dan/atau

penyusun

Amdal

untuk dapat

berkoordinasi ke lembaga pemerintah daerah yang relevan, baik untuk koordinasi administratif (misalnya penilaian Amdal dan pelaksanaan konsultasi masyarakat), pengumpulan data tentang kondisi rona lingkungan awal, kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, dan sebagainya.

AMDAL KELOMPOK 1

70

3. Metode Studi Pada prinsipnya metode studi ini berisi tentang penjelasan dan informasi mengenai: a. Metode pengumpulan dan analisis data yang akan digunakan. Metode pengumpulan dan analisis data; Bagian ini berisi metode pengumpulan data primer dan sekunder yang sahih serta dapat dipercaya (reliable) untuk digunakan dalam penyusunan rona lingkungan hidup awal yang rinci dan sebagai masukan dalam melakukan prakiraan besaran dan sifat penting dampak. b. Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan. Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan dalam Andal; Bagian ini menjelaskan

metode

prakiraan

dampak

penting

yang

digunakan

untuk

memprakirakan besaran dan sifat penting dampak dalam studi Andal untuk masingmasing dampak penting hipotetik, termasuk rumus-rumus dan asumsi prakiraan dampaknya disertai argumentasi/alasan pemilihan metode tersebut. Penyusun dokumen Amdal dapat menggunakan metodemetodeilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur untuk melakukan prakiraan dampak penting yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode prakiraan dampak. penting dalam Amdal. c. Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan. Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan; Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan yang terjadi dilakukan untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup. Bagian ini menguraikan metodemetode yang lazim digunakan dalam studi Andal untuk mengevaluasi keterkaitan dan interaksidampak lingkungan yang diprakirakan timbul (seluruh dampak penting hipotetik) secara keseluruhan dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup. Metode evaluasi dampak menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting dalam Amdal.

AMDAL KELOMPOK 1

71

4. Daftar Pustaka dan Lampiran Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang digunakan untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan) sumber referensi harus mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara luas.

5. Lampiran Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal melampirkan informasi tambahan yang terkait dengan: a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan; b. copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal; c. copy tanda registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan (LPJP) Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi penyusun perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun perorangan; d. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun perorangan; e. biodata singkat personil penyusun Amdal; f. surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan dan ditandatangani di atas materai; g. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu); 14 h. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau instansi lain yang bertanggung jawab di bidang penataan ruang); i. Data dan informasi mengenai rona lingkungan hidup, antara lain berupa tabel, data, grafik, foto rona lingkungan hidup, jika diperlukan; j. Bukti pengumuman studi Amdal; k. Butir-butir penting hasil pelibatan masyarakat yang antara lain dapat berupa: 1) hasil konsultasi publik; 2) diskusi dengan pihak-pihak yang terlibat; dan AMDAL KELOMPOK 1

72

3) pengolahan data hasil konsultasipublik; dan 1 Data dan informasi lain yang dianggap perlu. Tabel 3.1 Perbandingan Sistematika KA-ANDAL Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012 dengan Dokumen Proyek

AMDAL KELOMPOK 1

73

Tabel 3.2 Panduan Penilaian Rinci Dokumen KA-ANDAL No. 1.

Hal Yang Dinilai/Diperiksa Apakah dokumen KA terdiri atas muatan dokumen sesuai dengan Lampiran I Peraturan Menteri LH Nomor 16 Tahun 2012?

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan Ya Tidak

Apakah dalam muatan Pendahuluan telah disajikan informasi mengenai latar belakang dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan?

BAB II PELINGKUPAN BAB III STUDI

Hal Yang Dinilai/Diperiksa

AMDAL KELOMPOK 1

METODE

DAFTAR PUSTAKA Ya Tidak

LAMPIRAN Telah termuat Pendahuluan pada Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL halaman 1-1

(Perhatikan bahwa informasi mengenai latar belakang ini wajib berisi uraian tentang: a. Justifikasi dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan, termasuk penjelasan mengenai persetujuan prinsip yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan dari pihak yang berwenang. Bukti formal atas persetujuan prinsip tersebut wajib

No.

KA-ANDAL Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN

(terdiri atas: a. Pendahuluan b. Pelingkupan c. Metode Studi d. Daftar Pustaka e. Lampiran) 2.

Keterangan

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan

Keterangan

74

dilampirkan; b. alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini wajib memiliki Amdal dan pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu, atau kawasan); dan c.

3.

alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini dinilai oleh KPA Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota)

Apakah dalam muatan Pendahuluan telah disajikan informasi mengenai tujuan dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan? (Perhatikan bahwa informasi mengenai tujuan ini wajib berisi uraian tentang: a. uraian umum maupun rinci mengenai tujuan dilaksanakannya rencana usaha dan/atau kegiatan; dan

Ya Tidak

Telah termuat Pendahuluan pada Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL halaman 1-1

b. justifikasi manfaat dari rencana kegiatan kepada masyarakat sekitar dan peranannya terhadap pembangunan nasional dan daerah)

AMDAL KELOMPOK 1

75

4.

Apakah dalam muatan Pendahuluan telah disajikan informasi mengenai Pelaksana Studi Amdal? (Perhatikan bahwa informasi mengenai Pelaksana ini wajib berisi uraian tentang: a. Siapa yang bertindak sebagai pemrakarsa dan penanggung jawab rencana usaha dan/atau kegiatan; dan b. Siapa yang bertindak

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak Rincian Bagian a. Pemrakarsa Ya Tidak Rincian Bagian b. Pelaksana Studi Amdal a. Adakah deskripsi rinci pelaksana studi amdal? Ya Tidak b. Apakah terdapat keterangan yang menjelasakan bahwa penyusunan amdal dilakukan sendiri oleh

Catatan: a. Pada bagian b dalam muatan ini perlu dicantumkan lebih dulu pernyataan apakah penyusunan dokumen amdal dilakukan sendiri oleh pemrakarsa atau meminta bantuan kepada pihak lain. b. Apabila pemrakarsa

76

No.

Hal Yang Dinilai/Diperiksa

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan

Keterangan

(untuk pertanyaan ini, wajib dicek kembali apakah tanda bukti registrasi yang dilampirkan masih berlaku, pada website: www.kompetensilingkungan .menlh.go.id dan www.amdal.intakindo.org) g. Apabila penyusunan amdal dibantu oleh LPJP, apakah telah disampaikan pula informasi mengenai nama dan alamat lengkap embaga/perusahaan disertai nomor tanda bukti registrasi kompetensi (dan dilampiri dengan kopi tanda bukti registrasi)? Ya Tidak (untuk pertanyaan ini, wajib dicek kembali apakah tanda bukti registrasi yang dilampirkan masih berlaku, pada website: www.kompetensilingkungan .menlh.go.id dan www.amdal.intakindo.org) h. Apakah tenaga ahli yang terlibat dalam penyusunan amdal telah mencukupi/relevan dengan dampak penting hipotetik yang menjadi kesimpulan dari proses pelingkupan? Ya Tidak

AMDAL KELOMPOK 1

77

5.

Apakah dalam muatan Pelingkupan telah disajikan informasi mengenai Deskripsi rinci atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji? (Perhatikan bahwa informasi mengenai deskripsi rinci rencana kegiatan ini wajib berisi uraian tentang: a. Status studi amdal, apakah dilaksanakan secara terintegrasi, bersamaan atau setelah studi kelayakan teknis dan ekonomis. Uraian ini diperlukan sebagai dasar untuk menentukan kedalaman informasi

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak Rincian Bagian b. Kesesuaian dengan rencana tata ruang a. Adakah analisis spasial yang menguraikan secara singkat dan menyimpulkan kesesuaian tapak proyek dengan tata ruang? (apakah seluruh tapak proyek sesuai dengan tata ruang, atau ada sebagian yang tidak sesuai, atau seluruhnya tidak sesuai) Ya Tidak

Telah termuat Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL halaman 2-1

(catatan: Dalam hal masih ada hambatan atau keraguraguan terkait informasi kesesuaian dengan RTRW, maka pemrakarsa dapat

78

Hal Yang Dinilai/Diperiksa yang diperlukan dalam kajian amdal.

No.

b. Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan. c.

Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan fokus kepada komponenkomponen kegiatan yang berpotensi menyebabkan dampak lingkungan berdasarkan tahapan kegiatan, termasuk alternatifnya (jika terdapat alternatifalternatif terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan) dan pengelolaan lingkungan hidup yang sudah disiapkan/direncana kan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan (terintegrasi dalam desain rencana usaha dan/atau kegiatan).

AMDAL KELOMPOK 1

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan

Keterangan

meminta bukti formal/fatwa dari instansi yang bertanggung jawab di bidang penataan ruang seperti BKPTRN atau BKPRD, dan bukti ini wajib dilampirkan) b. Adakah analisis spasial yang menguraikan secara singkat dan menyimpulkan kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan peta indikatif penundaan izin baru (PIPIB) yang tercantum dalam Inpres Nomor 6 Tahun 2013, atau peraturan revisinya? Ya Tidak Rincian Bagian c. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan a. Apakah dalam muatan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan telah disampaikan deskripsi rinci per tahapan kegiatan? (termasuk di dalamnya deskripsi kegiatan utama, kegiatan pendukung, beserta skala dan besarannya) Contoh: Dapat digunakan sebagian dari form informasi awal rencana kegiatan sebagaimana tercantum dalam lampiran V PERMENLH 05/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal

79

No.

Hal Yang Dinilai/Diperiksa

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan pula informasi rinci mengenai bentuk-bentuk alternatif yang digunakan, antara lain alternatif lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu, durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif lainnya? Ya Tidak c.

6.

Apakah dalam muatan Pelingkupan telah disajikan informasi mengenai Deskripsi rona lingkungan hidup awal

Keterangan

Jika terdapat alternatif, apakah telah disampaikan penjelasan kerangka kerja proses pemilihan alternatif tersebut? Ya Tidak (catatan: penjelasan dimaksud terdiri atas: 1) Penjelasan dasar pemikiran dalam penentuan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mengkaji alternatif. 2) Penjelasan prosedur yang akan digunakan untuk melakukan pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang tersedia, termasuk cara identifikasi, prakiraan dan dasar pemikiran yang digunakan untuk memberikan Ya pembobotan, skala atau Tidak

Rincian bagian a Komponen Lingkungan Terkena Dampak:

Telah termuat Pendahuluan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada

No.

Hal Yang Dinilai/Diperiksa

AMDAL KELOMPOK 1

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan

Keterangan

80

(Perhatikan bahwa informasi mengenai Deskripsi rona lingkungan hidup awal ini wajib berisi uraian tentang: a. Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya) b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup)

terkena dampak telah menyampaikan mengenai komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya yang pada dasarnya paling sedikit memuat: 1) komponen geo-fisikkimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya; 2) komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain sebagainya; 3) komponen sosioekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain sebagainya; 4) komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat kesehatan masyarakat Ya Tidak b. Apabila terdapat alternatifalternatif lokasi rencana kegiatan, apakah disampaikan pula deskripsi rona lingkungan hidup awal untuk setiap alternatif lokasi? Ya Tidak Rincian bagian b Usaha dan/atau Kegiatan lain yang Ada di Sekitar a. Apakah terdapat penjelasan yang memberikan gambaran utuh tentang kegiatankegiatan lain (yang sudah

AMDAL KELOMPOK 1

81

No.

Hal Yang Dinilai/Diperiksa

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan

Keterangan

b. Apakah terdapat permasalahan tumpang tindih lahan dengan kegiatan-kegiatan lain yang sudah ada di lokasi rencana kegiatan? Ya Tidak (catatan: dalam hal terdapat permasalahan tumpang tindih lahan, sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu di luar mekanisme amdal, sebelum proses amdal dapat dilanjutkan)

AMDAL KELOMPOK 1

82

7.

Apakah dalam muatan Pelingkupan telah disajikan informasi mengenai Analisis Hasil pelibatan masyarakat?

Ya Tidak Rincian bagian analisis hasil pelibatan masyarakat: a. Apakah dalam bagian ini terdapat uraian hasil proses pelibatan masyarakat yang diperlukan dalam proses pelingkupan? Ya Tidak

Telah termuat Pendahuluan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL halaman 2-49

(Perlu diingat bahwa saran, pendapat dan tanggapan yang diterima dari masyarakat harus diolah sebelum digunakan sebagai input proses pelingkupan) b. Apakah dilampirkan pula Bukti pengumuman dan hasil pelaksanaan konsultasi publik? Ya Tidak c.

Apakah bukti pengumuman dan hasil konsultasi publik telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PERMENLH 17/2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal dan Izin Lingkungan? Ya Tidak

d. Apakah terdapat kesimpulan mengenai hal kunci (keypoints) yang harus menjadi perhatian bagi pengambil keputusan, yaitu informasi apa yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan terkait dengan hasil pelibatan masyarakat?

No.

Hal Yang Dinilai/Diperiksa

AMDAL KELOMPOK 1

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan

Keterangan

83

Ya Tidak (catatan: beberapa contoh kesimpulan hal kunci ini antara lain: 1) Informasi deskriptif tentang keadaan lingkungan sekitar (”ada hutan bakau” atau ”banyak pabrik membuang limbah ke sungai X”). 2) Nilai-nilai lokal terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan. 3) Kebiasaan adat setempat terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan. 4) Aspirasi masyarakat terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan, antara lain kekhawatiran tentang perubahan lingkungan yang mungkin terjadi (”jangan sampai kita kekurangan air” atau ”tidak senang adanya tenaga kerja dari luar”); dan harapan tentang perbaikan lingkungan atau kesejahteraan akibat adanya rencana kegiatan (”minta disediakan air bersih” atau ”minta pemuda setempat diperkerjakan”))

AMDAL KELOMPOK 1

84

8.

Apakah dalam muatan Pelingkupan telah disajikan uraian mengenai Proses Penentuan Dampak Penting Hipotetik (DPH)?

Ya Tidak Rincian bagian proses penentuan DPH: a. Apakah terdapat proses identifikasi dampak potensial beserta uraian analisisnya? Ya Tidak

Telah termuat Pendahuluan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan

dapat

dokumen

dilihat

pada

KA-ANDAL

halaman 2-52

b. Apakah terdapat hasil identifikasi dampak potensial berupa daftar ‘dampak potensial’? Ya Tidak c.

AMDAL KELOMPOK 1

Apakah seluruh dampak

85

potensial yang mungkin timbul atas adanya rencana usaha dan/atau kegiatan telah diidentifikasi? Ya Tidak (catatan: Pada tahapan ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting atau tidak) d. Apakah terdapat proses evaluasi dampak potensial beserta uraian analisisnya untuk setiap dampak potensial yang dievaluasi? Ya Tidak e. Apakah dalam proses evaluasi dampak potensial telah dijelaskan mengenai dasar penentuan bagaimana suatu dampak potensial dapat disimpulkan menjadi dampak penting hipotetik (DPH) atau tidak? Ya Tidak f. Apakah dalam melakukan evaluasi dampak potensial juga digunakan kriteria yaitu dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan pemerintah dan/atau standar internasional, dan lain sebagainya? Ya

AMDAL KELOMPOK 1

86

9.

Apakah dalam muatan Pelingkupan telah disajikan penjelasan mengenai Proses penentuan Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian?

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak Rincian bagian proses penentuan batas wilayah studi: a. Apakah dalam bagian ini disampaikan mengenai proses penentuan batas terluar dari hasil tumpang susun (overlay) dari batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif setelah mempertimbangkan kendala teknis yang dihadapi? Ya Tidak b. Apakah dalam bagian ini disajikan penentuan masing-masing batas wilayah (proyek, ekologis, sosial dan administratif) yang dilengkapi dengan justifikasi ilmiah yang kuat? Ya Tidak c. Apakah bagian ini juga dilengkapi dengan peta batas wilayah studi yang merupakan hasil tumpang susun (overlay) dari batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif? Ya Tidak

Telah termuat Pelingkupan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL halaman 2-77

87

No.

Hal Yang Dinilai/Diperiksa

AMDAL KELOMPOK 1

Hasil Penilaian/ Pemeriksaan

Keterangan

88

(catatan: peta batas wilayah studi dan 4 peta unsur pembentuknya tidak harus dalam peta terpisah maupun dalam satu peta gabungan, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dengan menekankan pada tampilan yang informatif, sesuai dengan kaidah kartografi dan bermanfaat bagi proses pengambilan keputusan) Rincian bagian proses penentuan batas waktu kajian: a. Apakah terdapat uraian/penjelasan yang menyimpulkan mengenai batas waktu kajian untuk setiap DPH? Ya Tidak (catatan: Setiap dampak penting hipotetik yang dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri. Penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan perubahan rona lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya rencana usaha dan/atau kegiatan) b. Apakah dalam bagian ini telah disampaikan justifikasi penentuan batas waktu kajian untuk setiap DPH? Ya Tidak c. Apakah batas waktu kajian yang disampaikan relevan dengan input-input pelingkupan (deskripsi kegiatan, deksripsi rona lingkungan, dan hasil pelibatan masyarakat)? Ya Tidak

AMDAL KELOMPOK 1

89

10.

Apakah dalam muatan Pelingkupan juga dilengkapi dengan tabel ringkasan proses pelingkupan?

Ya Tidak (catatan: contoh tabel ringkasan proses pelingkupan terdapat pada Lampiran I PERMENLH 16/2012)

Telah termuat Pelingkupan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL halaman 2-74

digunakan? Ya Tidak g. Apakah Parameter yang dikumpulkan dan dianalisis datanya sesuai dengan dampak penting hipotetik? Ya Tidak h. Apakah Metode/alat yang digunakan sesuai dengan parameter yang dianalisis? Ya Tidak Rincian bagian Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan: a. Apakah pada bagian ini telah diuraikan metode prakiraan dampak penting yang digunakan untuk memprakirakan besaran dan sifat penting dampak dalam studi Andal untuk masing-masing DPH? Ya Tidak b. Untuk prakiraan dampak dengan menggunakan metode kuantitatif, apakah Benar dapat digunakan untuk DPH yang dapat dikuantifikasikan? Ya Tidak c. Apabila menggunakan metode analogi, apakah menjelaskan kegiatan yang dianalogikan dan lokasi kegiatan tersebut? Ya Tidak d. Terkait angka 3 di atas, apakah kegiatan dan lokasi tersebut dapat

AMDAL KELOMPOK 1

90

11.

Apakah dalam muatan Metode Studi telah disajikan penjelasan dan informasi mengenai: a. Metode pengumpulan dan analisis data yang akan digunakan b. Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan c. Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan?

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak Rincian bagian metode pengumpulan dan analisis data: a. Apakah pada bagian ini telah dicantumkan secara jelas metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data berikut dengan jenis peralatan, instrumen, dan tingkat ketelitian alat yang digunakan dalam pengumpulan data? Ya Tidak b. Apakah pada bagian ini telah diuraikan metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengukuran dengan mencantumkan jenis peralatan, instrumen, dan rumus yang digunakan dalam proses analisis data? Ya Tidak (catatan: metode pengumpulan dan analisis data wajib disajikan untuk setiap DPH yang akan dikaji dalam Andal) c. Apakah pada bagian ini menjelaskan jumlah dan lokasi pengambilan sampel? Ya Tidak d. Apakah pada bagian ini menjelaskan alasan Penetapan Titik Sampling? Ya Tidak e. Apakah pada bagian ini disampaikan peta titik sampling yang di-overlaykan dengan batas wilayah studi (batas proyek, batas ekologis, batas sosial, batas administrasi)? Ya Tidak f. Untuk aspek sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan,

Telah termuat Pelingkupan menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dokumen halaman 3-1

dilihat pada KA-ANDAL

91

digunakan? Ya Tidak g. Apakah Parameter yang dikumpulkan dan dianalisis datanya sesuai dengan dampak penting hipotetik? Ya Tidak h. Apakah Metode/alat yang digunakan sesuai dengan parameter yang dianalisis? Ya Tidak Rincian bagian Metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan: a. Apakah pada bagian ini telah diuraikan metode prakiraan dampak penting yang digunakan untuk memprakirakan besaran dan sifat penting dampak dalam studi Andal untuk masing-masing DPH? Ya Tidak b. Untuk prakiraan dampak dengan menggunakan metode kuantitatif, apakah Benar dapat digunakan untuk DPH yang dapat dikuantifikasikan? Ya Tidak c. Apabila menggunakan metode analogi, apakah menjelaskan kegiatan yang dianalogikan dan lokasi kegiatan tersebut? Ya Tidak d. Terkait angka 3 di atas, apakah kegiatan dan lokasi tersebut dapat dianalogikan? Ya Tidak e. Apabila menggunakan metode penilaian ahli, apakah tenaga ahli tersebut sesuai dengan keahliannya? Ya

AMDAL KELOMPOK 1

92

a. KEPKABAPEDAL 056/1994; b. UU 32/2009; c. PP 27/2012; atau d. Kriteria lain? Ya Tidak g. Terkait dengan nomor 6 di atas, apabila menggunakan kriteria lain, apakah menjelaskan kriterianya? Ya Tidak Rincian bagian Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan a. Apakah pada bagian ini telah diuraikan metode yang akan digunakan dalam studi Andal untuk mengevaluasi keterkaitan dan interaksi dampak lingkungan yang diprakirakan timbul (seluruh dampak penting hipotetik) secara keseluruhan dalam rangka: a) penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup; dan b) menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup? Ya Tidak b. Jika pada bagian ini disampaikan akan digunakan metode matriks evaluasi holistik, apakah disampaikan nama metode dan cara penggunaan metodenya (Leopold, Lohani Than, Fisher Davis, dll)? Ya Tidak c. Jika pada bagian ini disampaikan bahwa akan digunakan metode evaluasi holistik berupa matriks evaluasi, Apakah telah dijelaskan pula indeks skala

AMDAL KELOMPOK 1

93

dijelaskan pula referensi yang digunakan untuk indeks skala kualitas lingkungan? Ya Tidak 12.

13.

14.

15.

Apakah dalam muatan Metode Studi telah dilengkapi pula dengan tabel ringkasan metode studi?

Ya Tidak (catatan: contoh tabel ringkasan proses metode studi terdapat pada Lampiran I Permen LH 16/2012)

Telah termuat Metode Studi menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012

Apakah dalam muatan Daftar Pustaka telah diuraikan pustaka atau literatur yang digunakan untuk keperluan penyusunan dokumen KA?

Ya Tidak

Telah termuat Metode Studi menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012

Apakah dalam muatan Daftar Pustaka disampaikan pustaka atau literatur yang relevan atau sesuai dengan uraian dalam dokumen KA? Apakah penulisan muatan Daftar Pustaka sesuai dengan kaidah penulisan kepustakaan ilmiah yang mutakhir?

Ya Tidak

AMDAL KELOMPOK 1

Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL halaman 3-35

Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL

Telah termuat Metode Studi menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL

Ya Tidak

Telah termuat Daftar Pustaka menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL

94

16.

Apakah dalam muatan Lampiran telah dilampirkan informasi tambahan sebagai berikut: a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip dapat dilakukan; b. copy sertifikat kompetensi penyusun Amdal; c. copy tanda registrasi lembaga penyedia jasa penyusunan (LPJP) Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi penyusun perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun perorangan;

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Telah termuat menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen KA-ANDAL

95

d. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun perorangan; e. biodata singkat personil penyusun Amdal; f. surat pernyataan bahwa personil tersebut benarbenar melakukan penyusunan dan ditandatangani di atas materai; g. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu); h. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan yang terlibat; dan 3) pengolahan data hasil konsultasi publik; dan l. Data dan informasi lain yang dianggap perlu

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Ya Tidak

ANDAL Dalam dokumen amdal terdapat ANDAL dengan mengacu pada Peraturan Mentri No.16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mengatakan : A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Yang dimaksud dampak AMDAL KELOMPOK 1

96

penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Analisis Dampak Lingkungan Hidup selanjutnya disebut Andal, adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 2. Fungsi pedoman penyusunan dokumen Andal Pedoman penyusunan Andal digunakan sebagai dasar penyusunan Andal. 3. Tujuan dan fungsi Andal Andal disusun dengan tujuan untuk menyampaikan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Hasil kajian dalam Andal berfungsi untuk memberikan pertimbangan guna pengambilan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan. B. MUATAN DOKUMEN ANDAL 1. Pendahuluan Pendahuluan ini memuat ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan, dampak penting hipotetik, batas wilayah studi dan batas waktu kajian berdasarkan hasil pelingkupan dalam Kerangka Acuan (termasuk bila ada alternatif-alternatif). Masing-masing butir yang diuraikan pada bagian ini disusun dengan mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen Kerangka Acuan. Surat Persetujuan Kesepakatan Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan Administrasi Dokumen Kerangka Acuan (dalam hal jangka waktu penilaian Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan telah terlampaui dan Komisi Penilai Amdal belum menerbitkan keputusan persetujuan Kerangka Acuan) wajib dilampirkan.

2. Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal berisi uraian mengenai rona lingkungan hidup (environmental setting) secara rinci dan mendalamdi lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, yang mencakup: a. Komponen lingkungan terkena dampak penting rencana usaha dan/atau kegiatan (komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya), yang pada dasarnya paling sedikit memuat: AMDAL KELOMPOK 1

97

1) komponen geo-fisik-kimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya. 2) komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain sebagainya. 3) komponen sosio-ekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain sebagainya. 4) komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat kesehatan masyarakat. b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup. Tujuan penjelasan ini adalah memberikan gambaran utuh tentang kegiatan-kegiatan lain (yang sudah ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatkan sumber daya alam dan mempengaruhi lingkungan setempat.

3. Prakiraan Dampak Penting Analisis prakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Karena itu dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan hasil prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik tersebut menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dalam kerangka acuan. Metode prakiraan dampak penting menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literature yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode prakiraan dampak penting dalam Amdal. Dalam menguraikan prakiraan dampak penting tersebut, penyusun dokumen Amdal hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu. b. Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari aspek biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan AMDAL KELOMPOK 1

98

masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha dan/atau kegiatansesuai dengan jenis rencana usaha dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki seluruh tahapan tersebut. c. Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan menggunakan metode prakiraan dampak. d. Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan/atau tidak langsung. e. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya: alternatif lokasi, penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif lainnya). f. Proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan metodemetode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur. Dalam melakukan analisis prakiraan besaran dampak penting tersebut sebaiknya digunakan metode-metode formal secara matematis, terutama untuk dampak-dampak penting hipotetik yang dapat dikuantifikasikan. Penggunaan metode non formal hanya dilakukan bilamana dalam melakukan analisis tersebut tidak tersedia formulaformula matematis atau hanya dapat didekati dengan metode non formal.

4. Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan Dalam bagian ini, pada dasarnya penyusun dokumen Amdal menguraikan hasil evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksiseluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik terhadap DPH tersebut, penyusun dokumen Amdal menggunakan metode evaluasi dampak yang tercantum dalam kerangka acuan. Metode evaluasi dampak tersebut AMDAL KELOMPOK 1

99

menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting dalam Amdal. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada pemilihan alternatif, maka evaluasi atau telaahan tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif. Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik (DPH) tersebut dapat diperoleh informasi antara lain sebagai berikut: a. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPHbeserta karakteristiknya antara lain seperti frekuensi terjadi dampak, durasi dan intensitas dampak, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sifat penting dan besaran dari dampak-dampak yang telah berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama. b. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan. c. Area-area yang perlu mendapat perhatian penting (area of concerns) beserta luasannya (lokal, regional, nasional, atau bahkan international lintas batas negara).

5. Daftar Pustaka Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan rujukan data dan pernyataanpernyataan penting yang harus ditunjang oleh kepustakaan ilmiah yang mutakhir serta disajikan dalam suatu daftar pustaka dengan penulisan yang baku.

6. Lampiran Pada bagian lampiran, penyusun dokumen Amdal dapat melampirkan hal-hal sebagai berikut: a. Surat Persetujuan Kesepakatan Kerangka Acuan atau Pernyataan Kelengkapan Administrasi Dokumen Kerangka Acuan. b. Data dan informasi rinci mengenai rona lingkungan hidup, antara lain berupa tabel, data, grafik, foto rona lingkungan hidup, jika diperlukan. c. Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian proses dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam prakiraan dampak.

AMDAL KELOMPOK 1

100

d. Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian proses dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan. e. Data dan informasi lain yang dianggap perlu atau relevan.

Tabel 3.3 Perbandingan Sistematika ANDAL Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012 dengan Dokumen Proyek

AMDAL KELOMPOK 1

101

Tabel 3.4 Panduan Penilaian Rinci Dokumen ANDAL No. 1.

Hal yang Dinilai/Diperiksa Apakah dokumen Andal terdiri atas muatan dokumen sesuai dengan Lampiran II Peraturan Menteri LH Nomor 16 Tahun 2012?

Hasil Penilaian/Pemeriksaan Ya Tidak

Apakah dalam muatan Pendahuluan telah disajikan informasi mengenai: a. ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan; b. ringkasan dampak penting hipotetik yang ditelaah/dikaji; c. batas wilayah studi dan Batas waktu kajian

AMDAL KELOMPOK 1

Dokumen ANDAL Pembangunan Gudang dan Pabrik Kemasan terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN AWAL

(terdiri atas: a. Pendahuluan b. Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal c. Prakiraan Dampak Penting d. Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan e. Daftar Pustaka f. Lampiran) 2.

Keterangan

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING BAB IV EVALUASI DAMPAK PENTING DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Ya Tidak

Telah termuat PENDAHULUAN menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL I-1 sampai I-28

102

3.

Apakah dalam sub muatan ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan telah menguraikan secara singkat mengenai deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan fokus pada komponen-komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, berikut alternatif-alternatif dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut jika ada?

Ya Tidak

Telah termuat PENDAHULUAN menurut Permen LH No. 16 Tahun 2012 Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL I-1

Catatan: perlu diingat bahwa uraian ini disampaikan dengan mengacu pada proses pelingkupan yang tercantum dalam dokumen KA 4.

Apakah dalam sub muatan Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah telah diuraikan secara singkat mengenai daftar dampak penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji dalam dokumen Andal mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen KA?

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL I-24 Dan dapat dilihat pada

Catatan: Uraian singkat tersebut agar dilengkapi dengan bagan alir proses pelingkupan

AMDAL KELOMPOK 1

103

5.

Apakah dalam sub muatan Batas wilayah studi dan batas waktu kajian, telah diuraikan mengenai: a. wilayah studi dan menampilkannya dalam bentuk peta atau data informasi spasial batas wilayah studi yang dapat menggambarkan batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif dengan mengacu pada hasil pelingkupan dalam dokumen KA b. batas waktu kajian yang akan digunakan dalam melakukan prakiraan setiap dampak penting hipotetik yang akan dikaji dalam Andal dengan mengacu pada batas waktu kajiaan hasil pelingkupan?

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL I-27-I28

6.

Apakah dalam muatan Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal telah disajikan informasi mengenai rona lingkungan hidup (environmental setting) secara rinci dan mendalam di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, yang mencakup: a. Komponen lingkungan terkena dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL II-1 sampai dengan II-38

AMDAL KELOMPOK 1

Catatan: a. Uraian rona lingkungan hidup awal pada dasarnya memuat data dan informasi dalam wilayah studi yang relevan dengan dampak penting yang akan dikaji dan proses pengambilan keputusan atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan. b. Data dan informasi rinci terkait dengan rona lingkungan hidup dimaksud

104

7.

(komponen/features lingkungan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya); dan b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup? Apakah dalam sub muatan mengenai Komponen lingkungan terkena dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan telah memuat informasi mengenai komponen lingkungan yang paling sedikit mencakup: a. komponen geo-fisikkimia, seperti sumber daya geologi, tanah, air permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan, dan lain sebagainya. b. komponen biologi, seperti vegetasi/flora, fauna, tipe ekosistem, keberadaan spesies langka dan/atau endemik serta habitatnya, dan lain sebagainya. c. komponen sosioekonomi-budaya, seperti tingkat pendapatan, demografi, mata pencaharian, budaya setempat, situs arkeologi, situs budaya dan lain sebagainya.

AMDAL KELOMPOK 1

dapat disampaikan dalam lampiran. c. Dalam hal terdapat beberapa alternatif lokasi, maka uraian rona lingkungan hidup awal tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif lokasi tersebut. d. Uraian rona lingkungan hidup sedapat mungkin agar menggunakan data runtun waktu (time series). e. komponen lingkungan hidup yang memiliki arti ekologis dan ekonomis perlu mendapat perhatian. Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL II-1

105

d. komponen kesehatan masyarakat, seperti perubahan tingkat kesehatan masyarakat 8.

Apakah dalam sub muatan mengenai Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan telah memberikan gambaran utuh tentang kegiatankegiatan lain (yang sudah ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan) yang memanfaatkan sumber daya alam dan mempengaruhi lingkungan setempat?

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL II-18

Catatan: a. Pada bagian ini penyusun dokumen Amdal juga harus menguraikan kondisi kualitatif dan kuantitatif berbagai sumberdaya alam yang ada di wilayah studi rencana usaha dan/atau kegiatan, baik yang sudah atau yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi. b. Penyajian kondisi sumber daya alam ini perlu dikemukakan dalam peta dan/atau label dengan skala memadai dan bila perlu harus dilengkapi dengan diagram, gambar, grafik atau foto sesuai dengan kebutuhan.

106

9.

10.

11.

12.

13.

Apakah dalam muatan mengenai Prakiraan Dampak Penting telah disajikan proses analisis dampak lingkungan yang menghasilkan informasi mengenai: a. besaran dampak dan b. sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji?

Apakah prakiraan dampak penting telah dilakukan dengan memperhatikan penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu. Apakah prakiraan dampak penting telah dilakukan dengan cermat mengenai besaran dampak penting Apakah prakiraan dampak penting telah dilakukan dengan cara: a. menganalisis perbedaan antara Apakah prakiraan dampak penting telah dilakukan dengan telah memperhatikan dampak yang bersifat langsung dan/atau tidak langsung?

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-1 sampai dengan III-32

Catatan: a. dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan hasil prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. b. Perhitungan dan analisis prakiraan dampak penting hipotetik tersebut menggunakan metode prakiraan dampak yang tercantum dan disetujui dalam kerangka acuan. c. Ringkasan dasar-dasar teori, asumsi-asumsi yang digunakan, tata cara, rincian proses dan hasil perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam prakiraan dampak, dapat dilampirkan sebagai bukti. Ya Tidak

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-1

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-14

Ya Tidak Catatan: Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara langsung oleh adanya usaha dan/atau

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-23

107

14.

Apakah prakiraan dampak penting dilakukan untuk masing-masing alternatif, apabila rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan?

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-30

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-30

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-30

(beberapa contoh alternatif yang mungkin ada misalnya: alternatif lokasi, penggunaan alatalat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif lainnya) 15.

Apakah prakiraan dampak penting dilakukan dengan mengutamakan penggunaan metodemetode formal secara matematis, terutama untuk dampak-dampak penting hipotetik yang dapat dikuantifikasikan? Perlu diingat bahwa penggunaan metode non formal hanya dilakukan bilamana dalam melakukan analisis tersebut tidak tersedia formula-formula matematis atau hanya dapat didekati dengan metode non formal.

16.

Apakah yang diprakirakan dampaknya konsisten dengan Dampak Penting Hipotetik (termasuk sumber dampaknya)?

AMDAL KELOMPOK 1

108

17.

18.

19.

20.

Apakah dalam muatan Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan telah dilakukan proses evaluasi holistik dengan: a. menguraikan hasil evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan secara total terhadap Jika kajian Andal memberikan beberapa alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan, apakah dalam muatan evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan telah diuraikan dan Apakah dalam muatan Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan telah menghasilkan kesimpulan mengenai: a. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH ruang dan waktu yang sama. b. Komponenkomponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan. Apakah dalam muatan evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan, penyusun dokumen Amdal telah melakukan telahaan atas berbagai opsi pengelolaan dampak lingkungan yang

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak

Ya Tidak

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-32

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-32

109

untuk melakukan opsi pengelolaan terbaik (best achievable technology) dan relevansi opsi pengelolaan yang tersedia dengan kondisi local. 21.

22.

Apakah dalam muatan evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan telah disajikan rumusan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih detail/rinci dan operasional?

Apakah dalam muatan evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan, pemrakarsa/penyusun Amdal dapat menyimpulkan atau memberikan pernyataan kelayakan lingkungan hidup atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang dikaji, dengan mempertimbangkan kriteria kelayakan lingkungan hidup?

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-32

Catatan: Perlu diingat bahwa arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkan dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan (dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan yang tidak banyak memberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup. Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-32

110

23.

Apakah terdapat analisis mengenai kesimpulan kelayakan/ketidaklayaka n lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap kriteria kelayakan lingkungan hidup berupa rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangundangan? Catatan:

a.

24.

Perlu diingat bahwa penyusun amdal harus: 1) Menyimpulkan kesesuaian tapak proyek dengan tata ruang apakah seluruh tapak proyek sesuai dengan tata ruang, atau ada sebagian yang tidak sesuai, atau seluruhnya tidak sesuai (Dalam hal masih ada hambatan Apakah terdapat analisis mengenai kesimpulan kelayakan/ketidaklayaka

AMDAL KELOMPOK 1

Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL III-32

Pertanyaaan rincian nomor 23:

a.

Apakah lokasi tapak proyek rencana usaha dan/atau kegiatan telah sesuai dengan RTRW yang berlaku sesuai ketentuan peraturan perundangundangan?; Ya Tidak Catatan: 1) Telahaan mengenai benar tidaknya kesesuaian tata ruang dilakukan oleh anggota KPA atau tim teknis dari instansi yang bertanggung jawab mengenai penataan ruang; 2) Perlu diperhatikan berbagai peraturan perundangan terkait penataan ruang seperti: UU 26/2007; PP 26/2008; KEPPRES 04/2009; PERMENPU 16/2009; PERMENPU 20/2011; dan lainYa Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL IV-2

111

n lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap kriteria kelayakan lingkungan hidup berupa kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH dan SDA) yang diatur dalam peraturan perundangundangan? Catatan: Perlu diingat bahwa kebijakan di bidang PPLH dan SDA sangat banyak, variatif dan spesifik. Sehingga setiap anggota KPA maupun tim teknis memiliki peran penting untuk melakukan telahaan mengenai benar tidaknya rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan adalah diperbolehkan berdasarkan seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai PPLH dan SDA

AMDAL KELOMPOK 1

Pertanyaaan rincian nomor 24: a. Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan adalah diperbolehkan untuk dilakukan pada rencana lokasi tapak proyek sesuai ketentuan peraturan perundangan? Ya Tidak Sebagai contoh: 1) Dalam PP 24 tahun 2010 Penggunaaan Kawasan Hutan, telah diatur bahwa hanya ada 12 kegiatan yang dibolehkan di kawasan hutan lindung; 2) Dalam PP 28 tahun 2011 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, terdapat beberapa kegiatan yang dibolehkan dilakukan di kawasan tersebut; 3) Dalam UU 26/2007 tentang Penataan Ruang dan Keppres 32 Tahun 1990 telah diatur bahwa suatu area hanya dapat dikatakan sebagai kawasan lindung jika memenuhi kriteria dan telah ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangan; 4) Berbagai peraturan perundangan lainnya yang mengatur caracara memanfaatkan sumber daya alam dan melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. b. Apakah seluruh kajian dalam Andal dan RKL-RPL menunjukkan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan

112

25.

Apakah terdapat analisis mengenai kesimpulan kelayakan/ketidaklayaka n lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap kriteria kelayakan lingkungan hidup berupa Kepentingan pertahanan keamanan negara?

Ya Tidak Pertanyaaan rincian nomor 25: Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan tidak menggangu kepentingan pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan? Ya Tidak Catatan: Perlu diingat bahwa informasi mengenai hal ini harus hadir dari anggota KPA yang merupakan wakil dari instansi yang bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara, sebagai contoh: Terdapat beberapa wilayah laut NKRI yang merupakan zona latihan militer, atau zona lain terkait kepentingan pertahanan dan keamanan negara

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL IV-3

26.

Apakah terdapat analisis mengenai kesimpulan kelayakan/ketidaklayaka n lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap kriteria kelayakan lingkungan hidup berupa Prakiraan secara

Ya Tidak Pertanyaaan rincian nomor 26: a. Apakah setiap dampak yang diprakirakan telah menyajikan prakiraan besaran dan sifat pentingnya?

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL IV-4

No.

Hal yang Dinilai/Diperiksa

Hasil Penilaian/Pemeriksaan

Keterangan

AMDAL KELOMPOK 1

113

cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan?

27.

Apakah terdapat analisis mengenai kesimpulan kelayakan/ketidaklayaka n lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap kriteria kelayakan lingkungan hidup berupa Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak

Ya Tidak Sebagai contoh: atau b. Apakah dalam menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan telah mempertimbangkan hasil prakiraan cermat mengenai besaran dan sifat penting dari keseluruhan dampak yang diprakirakan timbul? Ya Tidak Contoh dampak spesifik pada pembangunan struktur di pesisir pantai Ya Tidak Pertanyaaan rincian nomor 27: Apakah hasil evaluasi holistik digunakan sebagai salah satu acuan dalam menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan? Ya Tidak

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL IV-6

penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif? Catatan: Perimbangan dampak penting positif dengan dampak penting negatif berarti bahwa dapat disajikan daftar dampak positif dan dampak negatif beserta arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungannya sehingga dapat menjadi referensi bagi KPA untuk menentukan kesimpulan kelayakan atau ketidaklayakan rencana usaha dan/atau

AMDAL KELOMPOK 1

114

28.

Apakah terdapat analisis mengenai kesimpulan kelayakan/ketidaklayaka n lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap kriteria kelayakan lingkungan hidup berupa Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan?

Ya Tidak Catatan: Sebagai contoh, untuk rencana kegiatan pembangunan dan pengoperasian bendungan, pasti akan timbul dampak berupa erosi dan sedimentasi yang nantinya akan berpengaruh terhadap masa layan/umur bendungan itu sendiri. Namun demikian, pengendalian terhadap dampak ini tidak mungkin menjadi tanggung jawab pemrakarsa sendiri saja (ada beberapa lokasi, terutama yang di hulu sungai yang di luar ruang kendali pemrakarsa untuk mengendalikan dampaknya) Sehingga untuk lokasi tersebut sesungguhnya adalah tanggung jawab pemerintah atau pemerintah daerah yang memiliki ruang kendali dampaknya. Untuk kasus seperti ini, maka kesimpulan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dinilai wajib mempertimbangkan pula kemampuan pihak terkait (dalam kasus bendungan, adalah pemerintah atau pemerintah daerah) untuk mengendalikan dampak erosi dan sedimentasi, khususnya pada lokasi di hilir sungai yang dibendung.

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL IV-6

29.

Apakah terdapat analisis mengenai kesimpulan kelayakan/ ketidaklayakan

Ya Tidak Sebagai contoh:

Dan dapat dilihat pada dokumen ANDAL IV-6

AMDAL KELOMPOK 1

115

RKL-RPL Dalam dokumen amdal terdapat RKL-RPL dengan mengacu pada Peraturan Mentri No.16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mengatakan : A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Yang dimaksud dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RKL adalah upaya penanganan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup selanjutnya disebut RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan. RKL-RPL harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak, bukan hanya dampak yang disimpulkan sebagai dampak penting dari hasil proses evaluasi holistik dalam Andal.Sehingga untuk beberapa dampak yang disimpulkan sebagai bukan dampak penting, namun tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan dipantau (dampak lingkungan hidup lainnya), maka tetap perlu disertakan rencana pengelolaan dan pemantauannya dalam RKL-RPL.

2. Lingkup rencana pengelolaan lingkungan hidup RKL memuat upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup dan dampak lingkungan hidup lainnya yang bersifat AMDAL KELOMPOK 1

116

negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan hidup antara lainmencakup kelompok aktivitas sebagai berikut: a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak negatif lingkungan hidup; b. Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi, meminimisasi, atau mengendalikan dampak negative baik yang timbul pada saat usaha dan/atau kegiatan; dan/atau c. Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut.

3. Lingkup rencana pemantauan lingkungan hidup Pemantauan lingkungan hidup dapat digunakan untuk memahami fenomenafenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional; tergantung pada skala masalah yang dihadapi. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan rencana pemantauan lingkungan dalam Dokumen RKL-RPL, yakni: a.

Komponen/parameter

lingkungan

hidup

yang

dipantau

mencakup

Komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar, atau terkena dampak penting dan komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya. b. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting yang dinyatakan dalam Andal dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan sifat pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan rencana pengelolaan lingkungan hidup. c. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. Dengan memantau AMDAL KELOMPOK 1

117

kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan. d. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan pemantauan senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan. e. Rencana pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau f. Rencana pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan lingkungan hidup. Kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang dimaksud di sini adalah institusi yang bertanggungjawab sebagai pelaksana pemantauan, pengguna hasil pemantauan, dan pengawas kegiatan pemantauan. B. MUATAN DOKUMEN RKL-RPL 1. Pendahuluan Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menjelaskan atau menguraikan halhal sebagai berikut: a. Pernyataan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan RKL-RPL secara umum dan jelas. Pernyataan ini harus dikemukakan secara sistematis, singkat dan jelas. b. Pernyataan kebijakan lingkungan dari pemrakarsa. Uraikan dengan singkat tentang komitmen pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan untuk memenuhi (melaksanakan) ketentuan peraturan perundangundangan di bidang lingkungan yang relevan, serta komitmen untuk melakukan penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam bentuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatannya serta melakukan pelatihan bagi karyawannya di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan bentuk-bentuk pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan atas dampak yang ditimbulkan dalam rangka untuk menghindari, mencegah, meminimisasi dan/atau mengendalikan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif. Uraian tersebut dicantumkan secara singkat

AMDAL KELOMPOK 1

118

dan jelas dalam bentuk matrik atau tabel yang berisi pengelolaan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan, dengan menyampaikan elemen-elemen sebagai berikut: a. Dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya). b. Sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup lainnya). c. Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup. d. Bentuk Pengelolaan lingkungan hidup. e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup. f. Periode pengelolaan lingkungan hidup. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam kolom ini, penyusun dokumen Amdal menjelaskan secara rinci upayaupaya pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan. Secara umum, bentuk pengelolaan lingkungan dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu: a. Pendekatan teknologi Pendekatan ini adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk mengelola dampak penting lingkungan hidup. b. Pendekatan sosial ekonomi Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintah. c. Pendekatan institusi Pendekatan ini adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan hidup.

3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Pada bagian ini, penyusun dokumen Amdal menguraikan secara singkat dan jelas rencana pemantauan dalam bentuk matrik atau table untuk dampak yang ditimbulkan. Matrik atau tabel ini berisi pemantauan terhadap terhadap dampak yang ditimbulkan. Matrik atau tabel tersebut disusun dengan menyampaikan elemen-elemen sebagai berikut:

AMDAL KELOMPOK 1

119

a. Dampak yang dipantau, yang terdiri dari: jenis dampak yang terjadi, komponen lingkungan yang terkena dampak, dan indikator/parameter yang dipantau dan sumber dampak. b. Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan, waktu dan frekuensi pemantauan. c. Institusi pemantau lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima laporan pemantauan.

4. Jumlah dan Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan memerlukan izin PPLH, makadalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal sudah mengidentifikasi dan merumuskan daftar jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan hidup.

5. Pernyataan komitmen pelaksanaan RKL-RPL Pernyataan pemrakarsa memuat pernyataan dari pemraksarsa untuk melaksanakan RKL-RPL yang ditandatangani di atas kertas bermaterai. 6. Daftar pustaka Pada bagian ini utarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam penyusunan RKL_RPL baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan, maupun laporan hasil-hasil penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar ditulis dengan berpedoman pada tata carapenulisan pustaka.

7. Lampiran Penyusun dokumen Amdal juga dapat melampirkan data dan informasi lain yang dianggap perlu atau relevan.

AMDAL KELOMPOK 1

120

Tabel 3.5 Perbandingan Sistematika ANDAL Menurut Permen LH No.16 Tahun 2012 dengan Dokumen Proyek

AMDAL KELOMPOK 1

121

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan Dalam pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan terdapat tiga tahap proses pembangunan yang perlu dilihat apakah perlu AMDAL atau tidak, yaitu tahap prakonstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasional. Berdasarkan matrik identifikasi dampak potensial didapat sebagai berikut : 1. Tahap pra-konstruksi - Persepsi masyarakat

2. Tahap konstruksi - Penurunan kualitas udara dan kebisingan - Penurunan kuantitas air tanah - Penurunan kualitas air permukaan - Peningkatan kuantitas air permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan - Gangguan lalu lintas - Kerusakan jalan - Terganggunya flora dan fauna - Kesempatan kerja dan berusaha - Terganggunya kesehatan masyarakat

3. Tahap operasonal - Penurunan kualitas air tanah - Penurunan kuantitas air tanah - Kualitas air permukaan - Peningkatan kuantitas ai r permukaan dan peningkatan air larian (run off) - Penurunan estetika lingkungan

AMDAL KELOMPOK 1

122

- Gangguan lalu lintas - Kesempatan kerja dan berusaha - Persepsi masyarakat - Ketertiban dan keamanan - Terganggunya kesehatan masyarakat

Metode studi dilakukan sebagai berikut : a. Pengumpulan data dan informasi b. Identifkasi dampak c. Prakiraan dampak d. Evaluasi dampak e. Rekomendasi atau saran tindak Dalam dokumen AMDAL ini mencakup KA ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL sehingga dapat menentukan apakah proyek pembangunan gudang dan perluasan pabrik kemasan ini dapat dilakukan sampai tingkat AMDAL atau hanya sebatas RKL dan RPL.

4.2. Saran Dalam penentuan AMDAL perlu diperhatikan sedetail mungkin agar dampak dari pembanguan yang dilakukan tidak merugikan bagi lingkungan setempat dan pada penyusunan dokumen AMDAL perlu diperhatikan sistematika penyusunan sehingga dokumen tersebut dapat dimengerti dan sesuai dengan perturan yang berlaku serta peraturan-peraturan yang digunakan dalam penentuan AMDAL harus yang paling terbaru.

AMDAL KELOMPOK 1

123

DAFTAR PUSTAKA

Tjahjono.Muljadi, 2013, Kerangka Acuan (KA) Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan, PT.Purinusa Ekapersada: Bandung

Tjahjono.Muljadi, 2013, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan, PT.Purinusa Ekapersada: Bandung

Tjahjono.Muljadi, 2013, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Pembangunan Gudang dan Perluasan Pabrik Kemasan, PT.Purinusa Ekapersada: Bandung

i

Related Documents


More Documents from "Sherry Felicia"