Loading documents preview...
LAPORAN KASUS MORBUS HANSEN Pembimbing: dr. Dody Suhartono, Sp.KK Oleh: Antonius Verdy T
I.
PENDAHULUAN Kusta adalah penyakit kronik granulomatosa yang secara primer menyerang saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotel, mata, otot, tulang, dan testis.Penyebab kusta adalah Mycobacterium Leprae yang bersifat intraseluler obligat, dan pada tahun 2009 telah ditemukan penyebab baru yaitu Mycobacterium lepramatosis. Kusta dahulu dikenal dengan penyakit yang tidak dapat sembuh dan diobati, namun sejak tahun 1980 dimana program Multi Drug Treatment (MDT) mulai diperkenalkan, kusta dapat didiagnosis dan diterapi. Pengobatan Kusta pada wanita hamil dan anak-anak harus sangat di perhatikan. Baik dari dosis
sampai pemilihan jenis obat. Agar dapat menghindari efek
samping yang tidak di kehendaki. Berikut akan dilaporkan sebuah kasus Morbus Hansen pada seorang laki - laki berusia 32 tahun.
1
II.
KASUS Seorang laki – laki 32 tahun, pekerjaan sales, agama Islam, pendidikan terakhir S1, bertempat tinggal di Bandasari RT 06 RW 01 Kecamatan Dukuhturi, Tegal, sudah menikah, suku Jawa, datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal pada 10 September 2014 pukul 11.00 WIB dengan keluhan utama saat bangun pagi hari lutut terasa sakit sejak 1 bulan. ANAMNESIS KHUSUS Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 10 September 2014 pukul 11.30 WIB di Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Kota Tegal. Satu bulan sebelum pasien berobat ke poliklinik muncul keluhan berupa nyeri pada lutut . Keluhan nyeri dirasakan memberat pada saat pagi hari setelah bangun dari tidur. Pasien juga merasakan adanya rasa baal pada daerah tangan dan kakinya. Keluhan baal tersebut timbul setelah sendi pada bagian pergelangan tangan sebelah kiri terasa sakit, setelah itu keluhan baal dirasakan juga pada daerah wajah sebelah kiri. Setelah merasakan hal tersebut, pasien mengaku bahwa setiap terjadi benturan di tangan sebelah kiri, terasa lebih nyeri dibandingkan tangan sebelah kanannya. Pasien tidak merasakan adanya gatal pada tubuhnya juga pada daerah yang baal. Badan pasien tidak terlihat adanya merah - merah. Pasien tidak merasakan adanya demam maupun lemas. Keluhan ini dirasakan timbul secara mendadak. Pasien belum pernah mengalami hal yang sama sebelumya. Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap makanan, obatobatan, dan debu. Dilingkungan tempat kerjanya tidak ada yang menderita hal seperti pasien, namun dikeluarga, adik pasien didiagnosa menderita kusta. Pasien mengaku 1 bulan sebelum berobat ke RSUD kardinah tegal, pasien telah mencari pengobatan sendiri. Pasien mengaku 2
membeli obat sendiri di apotik. Pasien membeli obat – obatan rematik. Selain itu pasien juga berobat ke puskesmas dan di beri obat namun pasien lupa obat apa yang diberikan. Di keluarga, adik pasien menderita sakit kusta dan sedang menjalani pengobatan di puskesmas. Riwayat asma, alergi makanan, obat-obatan dan debu disangkal, riwayat darah tinggi dan diabetes mellitus disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesan sakit
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Compos mentis, kooperatif
Tanda Vital Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi
:80 x/menit, volume cukup, irama teratur, equalitas kiri dan kanan sama
Pernafasan
:20x/menit, irama teratur, tipe pernafasan abdominotorakal, kussmaul (–)
Suhu
: 36,5 °C
Antropometri: TB = 160 cm, BB = 65 kg. BMI : (
)
= 25,39 kg/m2 kesan: gizi lebih
Status Generalis Kepala
: Normocephali, benjolan (-), rambut hitam, lurus, tidak mudah dicabut, distribusi merata.
Mata
: Alis simetris, tidak mudah dicabut, oedem (-) dan benjolan (-), bulu mata tidak rontok, trichiasis (-), konjungtiva pucat -/-, sklera 3
ikterik -/-, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+, sekret -/-. Hidung
: Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), septum deviasi (-), tidak tampak adanya kelainan kulit pada hidung, konka eutrofi, mukosa hiperemis (-), sekret (-), benjolan (-), nyeri tekan(-).
Telinga
: Normotia , benjolan -/-, nyeri tarik -/-, nyeri tekan -/-, serumen +/+.
Mulut
: Bibir pucat (-), sianosis(-), pecah(-), sariawan(-), mukosa gusi hiperemis(-), gigi karies (-). Letak lidah ditengah (+), tepi lidah hiperemis (-), lidah kotor (-), lidah geografik (-), Tonsil T1-T1, hiperemis (-).
Leher
: Otot bantu pernafasan m. Sternocleidomastoideus (-), trakea ditengah, deviasi (-), kelenjar tiroid tidak teraba membesar, pembesaran KGB (-).
Thorax
: Retraksi intercostal (-) dan sela iga melebar (-)
Paru Kanan
Kiri
Inspeksi
Simetris saat statis dan dinamis
Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi
Vocal fremitus sama
Vocal fremitus sama
Perkusi
sonor pada lapang paru
sonor pada lapang paru
Auskultasi
suara dasar vesikuler(+)
suara dasar vesikuler(+)
Ronkhi
(-)
(-)
Wheezing
(-)
(-)
4
Jantung Inspeksi
: tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi
: teraba iktus cordis dengan diameter 1 cm kuat angkat (+), thrill (-).
Perkusi
: Batas kanan
: ICS IV sternalis kanan
Batas kiri
: ICS V linea midklavikularis sinistra
Batas atas
: ICS II sternalis dextra
Auskultasi
: S1S2 Reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen Inspeksi
:Datar, simetris, tidak terdapat kelainan kulit
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Palpasi
:Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
Perkusi
: Timpani di ke 4 kuadran abdomen
Inguinal
: pembesaran KGB (-), massa (-)
Genitalia
: tidak terdapat kelainan kulit
Ekstremitas :
Kuku
Superior (ka-ki)
Inferior(ka-ki)
Pitting Oedem
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Hangat
+/+
+/+
Eritema palmaris
-/-
tidak dilakukan
Flapping tremor
-/-
tidak dilakukan
: pitting nail (-), onikolisis (-), diskolorisasi (-), kuku terangkat pada bagian distal (-)
5
STATUS DERMATOLOGIKUS Distribusi
: Regional
Ad Regio
: lengan kiri, tungkai kiri, wajah sisi kiri, tungkai kanan.
Lesi
: soliter, bentuk bulat - memanjang, ukuran numular sampai plakat, batas tidak tegas, tidak menimbul dari permukaan kulit, tepi tidak tampak lebih aktif, lesi kering.
Efloresensi
: Makula hipopigmentasi
Lesi pada lengan bawah kiri
6
Lesi pada tungkai kanan
Lesi pada tungkai kiri
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG Belum dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien. RESUME Seorang laki – laki 32 tahun, pekerjaan sales, agama Islam, pendidikan terakhir S1, bertempat tinggal di Bandasari RT 06 RW 01 Kecamatan Dukuhturi, Tegal, sudah menikah, suku Jawa, datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal pada 10 September 2014 pukul 11.00 WIB dengan keluhan utama saat bangun pagi hari lutut terasa sakit sejak 1 bulan. Pada anamnesis didapatkan Satu bulan sebelum pasien berobat ke poliklinik muncul keluhan berupa nyeri pada lutut . Keluhan nyeri dirasakan memberat pada saat pagi hari setelah bangun dari tidur. Pasien juga merasakan adanya rasa baal pada daerah tangan dan kakinya. Keluhan baal tersebut timbul setelah sendi pada bagian pergelangan tangan sebelah kiri terasa sakit, setelah itu keluhan baal dirasakan juga pada daerah wajah sebelah kiri. Setelah merasakan hal tersebut, pasien mengaku bahwa setiap terjadi benturan di tangan sebelah kiri, terasa lebih nyeri dibandingkan tangan sebelah kanannya. Keluhan ini dirasakan timbul secara mendadak. Di keluarga, adik pasien menderita sakit kusta dan sedang menjalani pengobatan di puskesmas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan lesi regional di lengan kiri, tungkai kiri, wajah sisi kiri, tungkai kanan. Lesi soliter, bentuk bulat memanjang, ukuran numular sampai plakat, batas tidak tegas, tidak menimbul dari permukaan kulit, tepi tidak tampak lebih aktif, lesi kering. Efloresensi Makula hipopigmentasi
DIAGNOSIS BANDING
8
Morbus Hansen Tipe Pausi Basiler
Vitiligo
Pitiriasis Versikolor
Pitiriasis alba
Tinea korporis.
USULAN PEMERIKSAAN
Tes Bakteriologik
Tes Serologik
Tes Histopatologik
Tes Lepromin
PENATALAKSANAAN 1. UMUM a. Menjelaskan
kepada
pasien
mengenai
penyakit
dan
cara
pengobatannya. b. Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan tempat tinggal. 2. KHUSUS PB dengan lesi tunggal diberikan ROM (Rifampicin Ofloxacin Minocyclin). Pemberian obat sekali saja langsung RFT/=Release From Treatment. Obat diminum di depan petugas. Anak-anak Ibu hamil tidak di berikan ROM. Bila obat ROM belum tersedia di Puskesmas diobati dengan regimen pengobatan PB lesi (25).Bila lesi tunggal dgn pembesaran saraf diberikan: regimen pengobatan PB lesi (2-5)
Dewasa(50-70
Rifampicin
Ofloxacin
Minocyclin
600 mg
400 mg
100 mg
9
kg) Anak (5-14 th) 300 mg
200 mg
50 mg
PB dengan lesi 2 – 5.Lama pengobatan 6 dosis ini bisa diselesaikan selama (6-9) bulan. Setelah minum 6 dosis ini dinyatakan RFT (Release From Treatment ) yaitu berhenti minum obat. Rifampicin
Dapson
600 mg/bulan Dewasa
Diminum
didepan
petugas kesehatan
100 mg/hr diminum dirumah
450 mg/bulan Diminum
50 mg/hari diminum di
didepan petugas kesehatan
rumah
Anak-anak (10-14 th)
PROGNOSIS -
Quo ad vitam
: ad bonam
-
Quo ad fungtionam
: ad bonam
-
Quo ad sanationam
: ad bonam
-
Quo ad cosmeticum
: ad bonam
III.
PEMBAHASAN
10
Kusta atau morbus Hansen merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan
penyebabnya
ialah
Mycobacterium
leprae
yang
bersifat
intraselular obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. 1
Karakteristik
Tuberkuloid (TT)
Indeterminate (I)
Borderline Tuberculoid (BT)
Lesi Tipe
Makula ; Makula dibatasi makula dibatasi infiltrat saja; infiltrat infiltrat saja
Hanya Infiltrat
Jumlah
Satu atau Beberapa atau dapat beberapa satu dengan lesi satelit
Satu atau beberapa
Distribusi
Terlokalisasi & asimetris
Asimetris
Permukaan
Kering, skuama
Kering, skuama
Dapat halus agak berkilat
Bervariasi
Batas
Jelas
Jelas
Dapat jelas atau dapat tidak jelas
Anestesia
Jelas
Jelas
Tak ada sampai tidak jelas
BTA lesi kulit
Hampir selalu negative
Tes lepromin
Positif (3+)
Negatif hanya 1+ kuat
Positif lemah
atau
Biasanya negatif
Dapat positif lemah atau negatif
11
Pada pasien didapatkan adanya gejala klinis kusta dengan tipe Pausi Basiler, diagnosis kerja pada pasien ini ditegakkan berdasar adanya gejala berupa rasa baal yang terdapat pada lengan bawah kri, tungkai bawah kanan dan kiri dan juga wajah sebelah kiri. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan lesi regional di lengan kiri, tungkai kiri, wajah sisi kiri, tungkai kanan. Lesi soliter, bentuk bulat - memanjang, ukuran numular sampai plakat, batas tidak tegas, tidak menimbul dari permukaan kulit, tepi tidak tampak lebih aktif, lesi kering. Efloresensi Makula hipopigmentasi. Untuk lebih memastikan sebenarnya ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan seperti tes bakteriologik yang dapat di ambil dari kerokan kulit pasien pada daerah lesi, tes serologik, tes histopatologik dan tes lepromin. Tujuan utama pengobatan yaitu memutuskan mata rantai penularan untuk menurunkan insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, mencegah timbulnya penyakit, untuk mencapai tujuan tersebut, srategi pokok yg dilakukan didasarkan atas deteksi dini dan pengobatan penderita. Prognosis pada pasien ini, Quo ad vitam adalah ad bonam karena tidak mengancam nyawa walaupun membutuhkan pengobatan yang rutin dan teratur. Quo ad fungsionam adalah ad bonam karena tidak mengakibatkan gangguan fungsi organ-organ tubuh pada pasien ini. Quo ad sanationam pada pasien ini adalah ad bonam karena penyakit ini dapat sembuh dengan pengobatan yang baik dan benar.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. A.Kosasih, I Made Wisnu, Emmy Sjamsoe – Dili, Sri Linuwih Menaldi. Kusta. Dalam : Djuanda,Adhi dkk.(ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima Cetakan Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2010;73-88 2. Siregar, Saripati Penyakit Kulit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003 : 124-126 3. Lewis. S.Leprosy. Update Feb 4, 2010. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1104977-overview#showall
:
4. Bonarz. 2011. Kusta dalam http://id.vbook.pub.com/doc/52132089/ diunduh tanggal 14 oktober 2013 5. Willacy
Hayley.
Update
Apr
20,
2010.
Available
at
:
http://www.patient.co.uk/doctor/Leprosy.htm 6. WHO.1998 Model Prescribing Information: Drugs Used in Leprosy. Available at: http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jh2988e/1.html
13