Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah.docx

  • Uploaded by: Megus AJ
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,095
  • Pages: 16
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA “HARGA DIRI RENDAH”

Disusun Oleh : TRI SURATNA DEWI, S.Kep 1426050038

Pembimbing Akademik

(Ns. Ade Herman SD, S. Kep, MAN)

Pembimbing Klinik

(Ns. Arif Budi Hermawan, S. Kep)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU 2014

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

I. KASUS ( MASALAH UTAMA) HARGA DIRI RENDAH A. Defenisi 1. Pengertian Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 2001 ). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain ( Stuart & Sundeen, 2002 ). Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang

berharga

dan

tidak

dapat

bertanggungjawab

pada

beberapa

yang

kehidupannya sendiri ( Yoedhas, 2010 ). Konsep

diri

terbagi

menjadi

bagian

dikemukakan oleh Stuart & Sundeen ( 2002 ) yaitu gambaran diri ( citra t ubuh ), ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan ( Budi Ana Keliat, 2001 ). 2. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Budi Ana Keliat ( 2001 ), yaitu : 1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit. 2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri). 3. Gangguan hubungan social (menarik diri). 4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).

5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai hara pan yang suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupannya). Menurut Stuart & Sundeen (2002), perilaku klien HDR menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut : 1. Produktivitas menurun. 2. Mengkritik diri sendiri dan orang lain. 3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain 4. Gangguan dalam berhubungan. 5. Perasaan tidak mampu. 6. Rasa bersalah. 7. Mudah tersinggung. 8. Perasaan negative terhadap tubuhnya sendiri. 9. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan. 10. Pandangan hidup yang pesimis. 11. Keluhan fisik. 12. Pandangan hidup yang bertentangan. 13. Penolakan terhadap kemampuan personal. 14. Destruktif terhadap diri sendiri. 15. Menolak diri secara social. 16. Penyalahgunaan obat. 17. Menarik diri dan realitas. 18. Khawatir. Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain. 3. Tingkatan Tingkatan konsep diri : Harga diri rendah, yaitu : 1. Aktualisasi diri Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif, 2. Konsep diri positif Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharpkannya dan sesuai dengan kenyataan,

3. Harga diri rendah Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai tujuan, 4. Keracunan identitas Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan, perasaan hampa, dan lain-lain. 5. Depersonalisasi Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas, misalnya malu dan sedih karena orang lain. 4. Klasifikasi Klasifikasi HDR berdasarkan teori penyebab, yaitu: a. HDR Situasional Yaitu HDR yang terjadi karena trauma secara tiba-tiba, misalnya pasca operasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, PHK, perasaan malu

(korban

perkosaan,

dipenjara,

dituduh

KKN)

dan

sebagainya. HDR terjadi disebabkan oleh: - Privacy yang kurang diperhatikan - Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat atau sakit - Perlakuan yang tidak menghargai b. HDR Kronik Yaitu perasaan negative terhadap diri yang sudah berlangsung lama, klien mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya

. 5. Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

B. Rentang Respon Respon adaptif

Aktualisasi Diri

Respon Maladaftif

konsep diri

harga diri

keracunan

positif

rendah

identitas

1. Aktualisasi diri : pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif 2. Konsep diri positif : dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan 3. Harga diri rendah : perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayan diri, merasa gagal mencapai tujuan 4. Keracunan identitas : ketidak mampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaaampa, dan lain-lain. 5. Depersonalisasi : merasa asing terhadap diri snediri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain.

C. Faktor Predisposisi

depersonalisasi

Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen (2002) sebagai berikut : 1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi : a. Penolakan orang tua, b. Harapan orang tua yang tidak realistis, c. Kegagalan yang berulang, d. Kurang mempunyai tanggung jawab yg personal, e. Ketergantungan pada orang lain, f. Ideal diri yang tidak realistis. 2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran Meliputi sreotif peran gender, terutama peran kerja dan harapan peran budaya. 3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri meliputi : a. Ketidakpercayaan orang tua, b. Tekanan dari kelompok sebaya, c. Perubahan struktur sosial. D. Faktor Presipitasi Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (2002) dapat berasal dari sumber internal dan eksternal yaitu : 1. Trauma Seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. 2. Ketegangan peran Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu menga laminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu : a. Transisi peran perkembangan Adalah perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri. b. Transisi peran situasi

Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. c. Transisi peran sehat-sakit Terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat kekeadaan sakit, transisi ini dicetuskan oleh : 1) Kehilangan anggota tubuh 2) Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh 3) Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang 4) Prosedur medis dan keperawatan. E. Mekanisme Koping Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka penjang serta penggunaan mekanisme bertahan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang meyakinkan. Pertahanan jangka pendek yaitu : 5)

Aktivitas dapat memberikan pelarian sementara dari lensia

identitas 6)

Aktivitas garis dapat memberikan identitas sementara

7)

Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri

8)

Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat

masalah identitas yang kurang berarti dalam kehidupan individu. Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut : 9)

Penutupan identitas

10) Identitas negatif.

II. Data yang Perlu Dikaji

Pengkajian merupakan tahap awal dan utama dari proses keperawatan, pengkajian mereflesksikan isi, proses dan informasi yang berhubungan dengan kondisi bilogis, psikologis, sosial dan spiritual klien yang terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan masalah pasien (Keliat, 2006) Untuk menyaring data di perlukan format pengkajian yang didalamnya berisi: identitas pasien, alasan masuk rumah sakit, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial, lingkungan pengetahuan, maupun aspek medik. 1. Identitas Klien Meliputi Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan dari penanggung jawab. 2. Keluhan utama dan alasan masuk Keluhan utama atau alasan masuk ditanyakan pada keluarga/klien, apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke rumah sakit. 3. Faktor predisposisi Faktor yang mempengaruhi harga diri, penampilan eran dan identitas diri. 4. Faktor presipitasi Faktor internal dan eksternal : trauma dan ketegangan peran. (transisi peran : perkembangan, situasi, dan sehat sakit). 5. Aspek fisik Mengukur dan mengobservasi TTV, ukur TB dan BB, aktivitas seharihari, pola tidur, pola istirahat, rekreasi dan kaji fungsi organ tubuh bila ada keluhan. 6. Aspek psikososial a. Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi. b. Konsep diri : 1) Citra tubuh : Persepsi klien terhadap tubuhnya 2) Identitas diri : Status dan posisi klien sebelum dirawat 3) Peran diri : Tugas yang diemban dalam keluarga

4) Ideal diri : Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas dll. 5) Harga diri : Hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan orang lain terhadap dirinya. c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah. 7. Status mental Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses piker, isi piker, tingkat

kesadaran,

memori,

tingkat

konsentrasi

dan

berhitung,

kemampuan penilaian, dan daya tilik diri. 8. Kebutuhan persiapan pulang a. Kemampuan

makan

klien,

klien

mampu

menyiapkan

dan

membersihkan alat makan b. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan merapikan pakaian c. Mandi klien dan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien d. Istirahat dan tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum obat. 9. Mekanisme koping Bila diberikan suatu pilihan dengan bantuan minimal klien dapat menyelesaikan masalah dengan bantuan perawat atau keluarga. Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang meyakinkan. 10. Masalah psikosoial dan lingkungan Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien

11. Pengetahuan

Dapat didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah. 12. Aspek medic Terapi yang diterima klien yaitu ECT, terapi lain seperti terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, dan terapi lingkungan serta rehabilitasi. III. Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosis

Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan

Harga Diri Rendah

Pasien mampu: - Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, - Menilai kemampuan yang dapat digunakan, - Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan, - Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan, - Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.

Kriteria Evaluasi Setelah.....x pertemuan, pasien mampu : - Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, - Memiliki kemampuan yang dapat digunakan, - Memilih kegiatan yang sesuai kemamampuan - Melakukan kegiatan yang sudah dipiih - Merencanakan kegiatan yang sudah dilatih

Tindakan Keperawatan SP 1 -

-

Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki:  Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.  Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif. Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini  Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih digunakan saat ini  Bantu pasien menyebutkannya dan member penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien



-

-

-

Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.

Pilih kemampuan yang akan dilatih Diskusikan dengan pasien beberapa aktifitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri  Aktifitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga  Aktifitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien  Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas yang dapat dilakukan pasien  Susun bersama pasien aktifitas yang dapat dilakukan pasien Nilai

kemampuan

yang telah dipilih

pertama



-

Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan yang akan dilatihkan  Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien  Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien  Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan  Beri pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari  Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi dan perubahan sikap  Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga  Berkan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah

pelaksanaan kegiatan. Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilaukan pasien. SP 2 SP 3 Keluarga mampu merawat pasien dengan HDR di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

Setelah ... x pertemuan, keluarga mampu menjelaskan tentang : - Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien - Menyediakan pasilitas untuk pasien melakukan kegiatan - Mendorong pasien melakukan kegiatan

SP 1 -

-

Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1) Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan Latih kemampuan yang dipilih Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & SP 2) Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien Jelaskan proses terjadinya HDR Jelaskan tentang cara merawat pasien Main peran dalam merawat pasien HDR

-

-

Memuji pasien saat pasien dapat melakukan kegiatan Membantu melatih pasien Membantu menyusun jadwal kegiatan pasien Membantu perkembangan pasien

-

SP 2 -

SP 3 -

Susun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien Evaluasi kemampuan SP 1 Latih keluarga langsung ke pasien Menyusun RTL keluarga/ jadwal kegiatan untuk merawat pasien Evaluasi kemampuan keluarga Evaluasi kemampuan pasien RTL keluarga  Follow up  Rujukan

DAFTAR PUSTAKA

Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http:// yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011. Keliat BA. 2001. Proses kesehatan jiwa. Edisi 2. EGC : Jakarta. Stuart GW, Sundeen SJ. 2002. Buku saku keperawatan jiwa. EGC : Jakarta. Townsend. 2001. Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. EGC : Jakarta.

Related Documents


More Documents from "aduhhuda"