Laporan Tanaman Pangan Dan Hortikultura (terong)

  • Uploaded by: Muhammad Deni
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Tanaman Pangan Dan Hortikultura (terong) as PDF for free.

More details

  • Words: 1,980
  • Pages: 12
Loading documents preview...
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUDIDAYA TANAMAN SAYUR “TERONG”

TRI AUDIA LESTARI 05071181419043

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan di Indonesia memang cukup besar, salah satunya adalah buah terung yang dikonsumsi sebagai sayur. Terung sudah cukup populer di Indonesia. Hampir semua kalangan dari berbagai daerah di Indonesia mengkonsumsi buah ini. Dari catatan sejarah, daerah/Negara sebagai asal tanaman terung terletak di Asia, yakni India dan Birma. Menurut penelitian, sejak ratusan tahun lalu, terung mulanya hanya tumbuh liar. Namun kemudian setelah diketahui rasanya enak dan bermanfaat terung kemudian dibudidayakan di daerah tersebut. Di Afrika juga ditemukan plasma nutfah (sumber genetik) tanaman terung. Salah satunya adalah engkol (solanum marcrocarpon). Jadi hakikatnya, tanaman terung merupakan tanaman asli daerah tropis. Daerah peneyebaran di berbagai wilayah di Indonesia, juga menyebabkan penyebutan nama yang berbeda-beda. Tanaman terung di daerah Sunda dan Madura dikenal dengan nama terong/cokrom. Sedangkan nama lain ialah encong atau terong (Jawa), trueng (Aceh), tiung (Lampung), roteng(Batak), turung Ambon),

bodong-bodong

(Makasar),

antibu(Gorontalo)

,kaduwi

(Bima/Sumabawa), tuung atau cuung(Bali), kaumenu(Timor), fofoki(Ternatete), papao atau turium (Irian Jaya). Sedangkan di Jepang, terung dikenal dengan nama nashubi, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama eggplant atau aubergin. Sedangkan nama ilmiahnya adalah Solamnum melongena L..

1.2 Tujuan Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman sayuran mulai dari tahap persiapan lahan sampai proses pemanenan dan pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan

teknologi

pangan

semakin

maju

seiring

dengan

perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industri pengolahan pangan dalam menciptakan produk baru di masyarakat. Sebuah inovasi produk pangan diikuti dengan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan sebuah produk dengan hasil yang baik. Salah satunya penelitian teknologi pengolahan pangan dari terung ungu. Terung atau Eggplant atau Aubergin (Solanum Melongena I) merupakan tanaman asli daerah tropis. Tanaman ini diduga berasal dari benua Asia,terutama India dan Birma. Daerah penyebaran tanaman terung pada mulanya terkonsentrasi dibeberapa Negara (wilayah), antara lain di Karibia, Malaysia,Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Tengah, dan Amerika Selatan. Lambat laun tanaman ini menyebar ke seluruh dunia, baik Negara-negara yang beriklim panas (tropis) maupun iklim sedang (sub tropis). Pengembangan budidaya terung paling pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Dewi Retnowati, 2005). Terung (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayur-sayuran yang termasuk famili Solanaceae. Buah terung disenangi setiap orang baik sebagai lalapan segar maupun diolah menjadi berbagai jenis masakan. Menurut Sunarjono et al. (2003) bahwa setiap 100 g bahan mentah terung mengandung 26 kalori, 1 g protein, 0,2 g hidrat arang, 25 IU vitamin A, 0,04 g vitamin B dan 5 g vitamin C.1 Selain itu, terung juga mempunyai khasiat sebagai obat karena mengandung alkaloid solanin, dan solasodin yang berfungsi sebagai bahan baku kontrasepsi oral. Buah terung juga diekspor dalam bentuk awetan, terutama jenis terung jepang. Permintaan terhadap terung terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat sayur-sayuran dalam memenuhi gizi keluarga, sehingga produksi tanaman terung perlu terus ditingkatkan. Untuk meningkatkan produksi tanaman terung dapat dilakukan secara ekstensifikasi dan intensifikasi, namun dalam usaha

peningkatan produktivitas dan efisiensi penggunaan tanah, cara intensifikasi merupakan pilihan yang tepat untuk diterapkan. Terong ungu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan terong lainnya. Beberapa keunggulannya antara lain memiliki rasa yang lebih manis, kualitas hasilnya tinggi, unggul dalam produksi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (Anonim, 2008). Kemampuan terong ungu untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung

pada

interaksi

antara

pertumbuhan

tanaman

dan

kondisi

lingkungannya. Faktor lain yang juga menyebabkan produksi terong ungu rendah adalah budidayanya yang belum tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas terong ungu (Anonim, 2008 ) Dalam tata nama (sistematika) tumbuhan tanaman terong diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Dycotiledoneae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Spesies : Solanum melongena L. (Rukmana, 1994). Terong termasuk tanaman semusim yang berbentuk perdu.Batangnya rendah (pendek), berkayu dan bercabang. Tinggi tanaman bervariasi antara 50-150 cm, tergantung dari jenis ataupun varietasnya.Permukaan kulit batang, cabang ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus. Daunnya berbentuk bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya sempit, namun bagian tengahnya lebar, letak daun berselang-seling dan bertangkai pendek (Rukmana, 1994). Batang tanaman terong dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (batang primer) dan percabangan (cabang sekunder). Batang utama merupakan penyangga berdirinya tanaman, sedangkan percabangan merupakan bagian tanaman yang mengeluarkan bunga. Bentuk percabangan tanaman terong hampir sama dengan percabangan cabai hot beauty yaitu menggarpu (dikotom), letaknya agak tidak beraturan.Percabangan yang dipelihara yaitu cabang penghasil buah

(cabang produksi). Batang utama bentuknya persegi (angularis), sewaktu muda berwarna ungu kehijauan, setelah dewasa menjadi ungu kehitaman. Daundaun muda berwarna hijau tua, sedangkan yang telah tua berwarna ungu kemerahan (Imdad dan Nawangsih, 1999).

bunga terong merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga berkelamin dua. Dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga ini juga dinamakan bunga sempurna atau bunga lengkap, karena perhiasan bunganya terdiri dari kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla) dan tangkai bunga. Pada saat bunga mekar, bunga mempunyai diameter rata-rata 2-3 centimeter dan letaknya menggantung. Mahkota bunga berwarna ungu cerah, jumlahnya 5-8 buah, tersusun rapi membentuk bangun bintang. Bunga terong bentuknya mirip bintang berwarna biru atau lembayung cerah sampai warna yang lebih gelap. Bunga terong tidak mekar secara serempak dan penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang ataupun menyerbuk sendiri.Buah terong merupakan buah sejati tunggal dan tidak akan pecah bila buah telah masak. Kulit buah luar berupa lapisan tipis berwarna ungu hingga ungu gelap yang mengkilap. Daging buah tebal, lunak dan berair, bagian ini enak dimakan. Biji-biji terdapat dalam daging buah. Buah menggantung di ketiak daun. Bentuk yang dikenal seperti panjang silindris, panjang lonjong, lonjong (oval), bulat lebar dan bulat. Karena bentuk buah berlainan maka ukuran berat buah juga sangat berbeda-beda dan berlainan pula, rata-rata 125 gram (Imdad dan Nawangsih, 1999). Menurut Rukmana (1994), buah menghasilkan biji yang ukurannya kecilkecil berbentuk pipih dan berwarna cokelat muda. Biji ini merupakan alat reproduksi atau perbanyakan tanaman secara generatif. Tanaman terong dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Selama pertumbuhannya, terong menghendaki keadaan suhu udara 18-25 ˚C, cuaca panas dan iklimnya kering, sehingga cocok ditanam pada musim kemarau. Pada keadaan cuaca panas akan merangsang dan mempercepat proses pembungaan dan pembuahan (Rukmana, 1994).

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum budidaya tanaman sayuran ini dilakukan pada sabtu,09-april2016,di lahan pertanian milik petani di lokasi perumahan citra,indralaya.

3.2.Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : 1).cangkul 2).arit atau parang .Dan adapun bahan yang digunakan yaitu : pupuk kandang .

3.3.Cara kerja Adapun cara kerja atau tahapan pada prktikum budidaya tanman sayuran adalah :1.persiapan lahan, dengan membuat bedengan dan pemberian mulsa . 2.pengaplikasian pupuk dasar,pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang ,poska dan kcl dicampur kemudian ditutup .3.sebelum dilakukan penanaman benih terong disemai selama 20 hari sementara itu plastik mulsa dilobangi ,4.penanaman benih dilakukan dan pengaplikasian pupuk 15 hari setelah tanam dengan menggunakan semprotan dan seterusnya dilakukan pemupukan satu minggu sekali pupuk,5.pemasaran,biasanya tengkulak yang datang langsung dan harga pada umumnya untuk terong 2000 per kg.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada praktikum budidaya tanaman sayuran khususnya tanaman terong dari yang telah dilakukan maka didapatkan pembahasan mengenai bagaimana tekhnik dan cara budidaya tanaman terong mulai dari persiapan lahan sampai panen dan pemasaran. Pertama,petani pada umumnya melakukan persiapan lahan dengan cara manual yaitu menggunakan cangkul,parang,dan alat pertanian tradisional lainnya.persiapan lahan ini meliputi dengan pembuatan bedengan sesuai ukuran yang diinginkan oleh petani.Setelah dilakukan pembuatan bedengan,petani membrikan mulsa diatas bedengan yang dibuat,sementara itu dilakukan persiapan untuk pebuatan pupuk kandang. Pupuk kandang yang biasa digunkaan adalah dari kotoran ayam atau sapi yang dicampur dengan posca dan KCl,yang kemudian ditutup dan didiamkan selama sekitar 2 minggu.Selanjutnya,sementara pembuatan pupuk kandang dan pemberian mulsa petani menyemai benih terong selama 20 hari sebelum tanam dan plastik mulsa diberi lobang.Kemudian untuk pengaplikasian pupuk dilakukan 15 hari setelah tanam untuk pemupukan pertama. Biasanya petani menggunakan 3 kg pupuk mutiara kepada tanaman yang masih muda yang dicampur dengan pupuk kandang dan diaplikasikan dengan alat penyemprot,petani juga menggunakan pestisida karena terdapat banyak hama terutama ulat yang sering ditemui pada tanaman terong,untuk takaran pestisida yang digunakan 1 tangki dengan 15 liter air dan 7 ml pestisida. Pemupukan dilakukan 1 minggu sekali setelah tanam,kemudian untuk pemeliharaan tanaman dilakukan seperti penyiangan gulma dan penyemprotan hama dan kemudian pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 2 bulan setangah dimana pemanenan dilakukan bertahap 5 hari sekali.Yang terakhir yaitu pemasaran,pemasaran ini biasanya dilakukan petani tidak menjualnya dipasaran melainkan tengkulak-tengkulak yang datang langsung kelahan petani.Terong adalah salah satu tanaman syauran yang banyak diminati oleh masyarakat tetapi

bagi petani untuk pemasaran terong memiliki banyak kendala tertama dari segi harga dimana harga dari petani ketengkulak hanya berkisaran Rp.2000 perkilogram,sedangkan dipasaran berkisar Rp.5000 perkilogram. Selain itu, terung juga mempunyai khasiat sebagai obat karena mengandung alkaloid solanin, dan solasodin yang berfungsi sebagai bahan baku kontrasepsi oral. Buah terung juga diekspor dalam bentuk awetan, terutama jenis terung jepang. Permintaan terhadap terung terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat sayur-sayuran dalam memenuhi gizi keluarga, sehingga produksi tanaman terung perlu terus ditingkatkan. Untuk meningkatkan produksi tanaman terung dapat dilakukan secara ekstensifikasi dan intensifikasi, namun dalam usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi penggunaan tanah, cara intensifikasi merupakan pilihan yang tepat untuk diterapkan. Terong ungu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan terong lainnya. Beberapa keunggulannya antara lain memiliki rasa yang lebih manis, kualitas hasilnya tinggi, unggul dalam produksi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu Kemampuan terong ungu untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung

pada

interaksi

antara

pertumbuhan

tanaman

dan

kondisi

lingkungannya. Faktor lain yang juga menyebabkan produksi terong ungu rendah adalah budidayanya yang belum tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas terong ungu. Dilahan petani yang kami kunjungi banyak terdapat jenis sayuran lainnya bukan hanya terong tetapi juga terdapat,kacang panjang,kangkung,dan mentimun. Dari setiap budidaya yang dilakukan terhadap masing-masing sayuran tersebut perlakuan dan teknik budidayanya hampir sama serta pemeliharaan dan mengatasi hama yang sering menyerang tanaman juga masih menggunakan pestisida yang secara ekonomis da[at merugikan lingkungan. Petani tersebut mengatakan untuk untungan yang didapat dari hasil produksi cukup seimbang dengan biaya pengeluaran selama budidaya dilakukan mulai dari persiapan lahan dan sampai tahap pemanenan.

BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum yang dilaksanakan yaitu : 1. Teknik budidaya tanaman terong ungu cukup mudah dan memberikan hasil produksi yang cukup tinggi. 2. Petani pada umumnya menggunakan pupuk kandang dengan campuran pupuk mutiara 3.Kendala yang sering ditemukan petani banyaknya hama yang menyerang tanaman terong,terutama ulat buah,ulat daaun. 4. Petani memberikan mullsa pada bendebgan tanam untuk tujuan pengendalian gulma atau mencegah gulma agar tidak tumbuh. 5. Pemasaran biasanya dilakukan petani tetap disekitar lahan dan tidak langsung dijual dipasaran,karena biasanya tengkulak-tengkulak yang langsung kepetani.

4.2 Saran Adapun saran saya untuk pelaksanaan praktikum ini waktu dan tempat agar lebih kondusif lagi dan pembagian kerja masing-masing kelompok perkelas lebih diefektifkan dan untuk praktikum kedepannya semoga lebih memberikan pengetahuan yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Produksi Terong Ungu. www.tanindo.com. Diakses tanggal 12 April 2016. Barber, S.A., D.M. Robert, and W.B. Dancy. 1985. Produksi, Pemasaran, dan Penggunaan Pupuk Kalium. hal 567-611 O.P. Engeistad (edt). Teknologi dan Penggunaan Pupuk. UGM press. Jogjakarta. Barus, J. 2005. Respon tanaman padi terhadap pemupukan P pada tingkat status hara P tanah yang berbeda. J. Akta Agrosia. 8: (2): 52-55. Boswell, F.C, J.J. Meisinger and L.C. Ned. 1985. Produksi pemasaran dan Penggunaan Pupuk Nitrogen. Hal. 343-429 O.P. Engeistad (edt). Teknologi dan Penggunaan Pupuk.UGM press. Jogjakarta. BPS Provinsi Gorontalo. (2012). Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. Gorontalo. Budi. L. E (2002). “ Evaluasi Ketahanan Nomor-Nomor Tanaman Hasil Fusi Protoplasma Antara Terung (Solanum Melongena cv. Dourga) Dengan Takokak (Soalnum torfum CN2) Terhadap Penyakit Layu Bakteri Rastonia solanacearum”. Skripsi : dipublikasikan Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor Lubis. A. F. A, (2004) : “Pengaruh Pemberian Gibberllin (GA3) dan Pupuk Mejamuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Terung (Solanum Melongena L)”. SKRIPSI : dipublikasikan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara 2004.

LAMPIRAN

Tanaman terong yang sudah dipanen

tanaman terong dilahan petani

Pembersihan gulma disekitar tanaman

tanaman terong yang dipanen

Related Documents


More Documents from "Nopita Sari"