Lean Accounting, Perhitungan Biaya Target Dan Balance (1)

  • Uploaded by: Ayuk Damayanti
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lean Accounting, Perhitungan Biaya Target Dan Balance (1) as PDF for free.

More details

  • Words: 2,144
  • Pages: 34
Loading documents preview...
LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET DAN BALANCE SCORECARD Chapter 16 AKUNTANSI MANAJEMEN

LEAN MANUFACTURING ■ adalah  pendekatan yang didesain untuk meniadakan buangan dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan. ■ Sistem lean manufacturing memungkinkan para manajer untuk meniadakan buangan, mengurangi biaya, dan menjadi efisien. ■ Implementasi lean manufacturing yang baik telah memberi berbagai perbaikan besar seperti: – kualitas yang lebih baik – peningkatan produktivitas – pengurangan waktu tunggu – pengurangan persediaan dalam jumlah besar – pengurangan waktu penyetelan – penurunan biaya produksi – peningkatan tingkat produksi

PRINSIP MANUFACTURING

LEAN

■Menspesifikasikan nilai produk secara tepat ■Mengidentifikasikan “arus nilai” untuk tiap produksi ■Menciptakan arus nilai tanpa gangguan ■Memungkinkan pelanggan menciptakan nilai dari produsen ■Mengejar kesempurnaan

Nilai Berdasarkan Produk (Value by product) ■ Nilai yang berkaitan dengan produk tertentu dan fitur produk tertentu. ■ Menambah nilai dan fungsi yang tidak diinginkan pelanggan adalah penyia-nyiaan waktu dan sumber daya. ■ Menilai nilai adalah proses yang berorientasi eksternal dan tidak dapat dilakukan secara internal. Hanya fitur yang bernilai tambah yang seharusnya dihasilkan sehingga aktivitas yang tidak bernilai tambah harus ditiadakan.

Arus Nilai (Value Stream)

Aktivitas didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sumber buangan

Aliran Nilai (Value Stream) ■Lean manufacturing mengurangi waktu tunggu dan perpindahan secara dramatis dan memungkinkan produksi batch kecil (bervolume rendah) untuk berbagai produk yang berbeda (bervariasi) dengan cara: ■Pengurangan waktu penyetelan/perubahan ■Menggunakan Sel produksi (Cellular Manufacturing)

Pull Value ■ Lean manufacturing menggunakan system demandpull. ■ Tujuan lean manufacturing adalah meniadakan buangan dengan menghasilkan produk hanya jika dibutuhkan melalui proses produksi. ■ Tiap operasi hanya menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan dari operasi sebelumnya. Tidak ada produksi yang dilakukan sampai ada tanda dari proses sebelumnya yang menunjukkan kebutuhan untuk memproduksi.

BUANGAN (WASTE)

Adalah segala sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi pelanggan. Peniadaan buangan mengharuskan identifikasi berbagai bentuk dan sumebrnya. Berikut delapan sumber yang umumnya dianggap sebagai bentuk dari sumber buangan: ■ Produk cacat ■ Produk berlebih barang yang tidak dibutuhkan ■ Persediaan barang yang menunggu diproses atau digunakan ■ Pemrosesan yang tidak dibutuhkan ■ Perpindahan karyawan yang tidak perlu ■ Transportasi barang yang tidak perlu ■ Waktu tunggu ■ Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan

Perhitungan Arus Nilai untuk Multiproduk Perhitungan Biaya Produk ■ Dengan multiproduk, biaya produk untuk berbagai arus nilai dihitung dengan biaya rata-rata sesungguhnya.

■ Dengan menggunakan berbagai unit yang dikirimkan sebagai ganti dari unit yang dihasilkan, akan membuat para manajer termotivasi untuk mengurangi persediaan. Jika unit yang dikirimkan lebih banyak daripada yang dihasilkan, maka biaya unit akan meningkat (karena biaya produksi unit yang diproduksi dan tidak dikirim akan ditambah sebagai pembilang), hingga meniadakan insentif untuk menumpuk persediaan.

Pengukuran Kinerja Sistem ■ Sistem akuntansi lean menggunakan Box Scorecard yang akuntansi lean

membandingkan matriks operasional, kapasitas, dan keuangan berbagai kinerja minggu sebelumnya dan tingkat yang diinginkan masa mendatang.

■ Pendekatan pengendalian lean menggunakan bauran ukuran keuangan dan nonkeuangan untuk arus nilai. ■ Untuk mengukur operasionalnya menggunakan unit yang dijual per orang untuk ukuran produktivitas parsial tenaga kerja sehingga menjadi ukuran efisiensi tenaga kerja. Kapasitas diberi kategori produktif, nonproduktif dan tersedia. ■ Agar kinerja keuangan dapat meningkat, salah satu pendekatan yang paling logis dan praktis untuk adalah berkomitmen menggunakan sumber daya yang tersedia untuk memperluas usaha. Dari pengukuran kinerja yang diketahui sebelumnya akan memberi informasi terkait kondisi keuangan yang ada di

MANAJEMEN BIAYA SIKLUS-HIDUP DAN PERHITUNGAN BIAYA TARGET ■Siklus hidup produk adalah waktu dimana produk itu hidup dari pengonsepan hingga menjadi tak terpakai. Jadi biaya siklus hidup adalah segala biaya yang berhubungan dengan produk untuk keseluruhan siklus hidupnya. Hal ini meliputi pengembangan, produksi, dan dukungan logistik

Model Penghitungan Biaya Target

BALANCED SCORECARD

PENERJEMAHAN STRATEGI

Peranan Ukuran Kinerja Ukuran kinerja diturunkan dari visi, strategi, dan tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran ini harus diseimbangkan antara : ■ Ukuran lag ■ Ukuran lead (penggerak kinerja) ■ Ukuran objektif ■ Ukuran subjektif ■ Ukuran keuangan ■ Ukuran non-keuangan ■ Ukuran eksternal ■ Ukuran internal

Menghubungkan Ukuran Kinerja dengan Strategi

PERSPEKTIF KEUANGAN Tujuan

Ukuran

Pertumbuhan Pendapatan:

 

Menaikkan jumlah produk baru

Persentase Pendapatan dari produk baru

Membuat aplikasi baru

Persentase pendapatan dari aplikasi baru

Mengembangkan pelanggan dan Persentase pendapatan dari sumber baru pasar baru Mengadopsi strategi penetapan harga Profitabilitas produk dan pelanggan baru Penurunan Biaya:

 

Menurunkan biaya produk per unit

Biaya produk per unit

Menurunkan biaya pelanggan per unit Biaya pelanggan per unit Menurunkan biaya jalur distribusi

Biaya per jalur distribusi

Pemanfaatan Aset:

 

Memperbaiki pemanfaatan aset

Return On Investment

 

Economic Value Added

PERSPEKTIF PELANGGAN Tujuan

Ukuran

Utama

 

Meningkatkan pangsa pasar

Pangsa Pasar (persentase pasar)

Meningkatkan retensi pelanggan

Persentase pertumbuhan pelanggan yang ada

Meningkatkan akuisisi pelanggan

Persentase pelanggan yang kembali Jumlah pelanggan baru

Meningkatkan kepuasan pelanggan

Tingkat dari survei pelanggan

Meningkatkan profitabilitas pelanggan

Profitabilitas pelanggan

Nilai Kinerja

 

Menurunkan harga

Harga

Menurunkan biaya pascapembelian

Biaya pascapembelian

Memperbaiki fungsi produk

Tingkat dari survei pelanggan

Memperbaiki kualitas produk

Persentase barang yang dikembalikan

Meningkatkan keandalan pengiriman Memperbaiki citra dan reputasi produk

bisnis

Persentase pengiriman tepat waktu Jadwal yang tidak terpenuhi Tingkat dari survei pelanggan

dari

PERSPEKTIF PROSES Tujuan Inovasi Meningkatkan jumlah produk baru Meningkatkan produk yang dimiliki

Ukuran   Jumlah produk baru versus yang direncanakan Persentase pendapatan dari produk yang dimiliki

Menurunkan waktu pengembangan produk Waktu pemasaran (dari awal hingga akhir) baru Operasional:   Biaya kualitas Meningkatkan kualitas proses Hasil output Persentase unit cacat Tren biaya unit Meningkatkan efisiensi proses Output/input Waktu siklus dan velositas Menurunkan waktu pemrosesan MCE Pelayanan pasca penjualan   Meningkatkan kualitas pelayanan Pertama langsung berhasil Tren biaya Meningkatkan efisiensi pelayanan Output/input Menurunkan waktu pelayanan Waktu siklus

UKURAN UMUM UNTUK WAKTU PROSES ■   Waktu Siklus dan Velositas  

Efisiensi Siklus Manufaktur (MCE)  

PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN Tujuan Peningkatan kemampuan karyawan

Peningkatan motivasi dan pelibatan Peningkatan kemampuan sistem informasi

Ukuran Tingkat kepuasan karyawan Persentase penggantian karyawan Produktivitas karyawan (pendapatan per karyawan) Jumlah jam pelatihan Rasio strategis cakupan pekerjaan (persentase kebutuhan kritikal pekerjaan yang dipenuhi) Saran per karyawan Saran per karyawan yang dilaksanakan Persentase proses dengan kemampuan merespons balik dalam waktu nyata Persentase karyawan menghadapi pelanggan dengan akses online ke informasi pelanggan dan produk

BALANCE SCORECARD PADA ORGANISASI PEMERINTAH Mengapa institusi pemerintah perlu mengadopsi balanced scorecard?

memenuhi harapan berbagai kelompok stakeholders

ULASAN ARTIKEL

Empirical Evidence on the effectiveness of BSC A survey undertaken by the International Institute of Banking and Financial Services, Leeds University Business School revealed that 15% of private sector firms apply Balanced Scorecard methodology. While many private sector organizations have successfully implemented the BSC to achieve excellent results, public sector organizations may find additional implementation issues and the evidence is rather mixed in terms of whether or not the exercise yields tangible improvements in service

BSC in City and County Councils The government’s missions are fixed –they cannot be changed. How they do the missions is not fixed: this is strategy. The problem is what if there are multiple strategies being pursued at once? How will we know if this is happening? The balanced scorecard is a strategic management system (not only a measurement system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action. City councils are no doubt different from companies in terms of objectives and goals. Nevertheless, it is possible to map the features of a private corporation on to a public organization. The stakeholders in a corporation are stockholders, customers, managers etc. Similarly, in case of a public organization, the stakeholders are taxpayers, legislators etc.

City councils contemplating on implementing the BSC need to define the four perspectives of BSC in the context of a city: ■ The Financial perspective. should measure and identify deliverable services at a good price, support maintenance of sound financial position, identify funding mechanisms, and support accountable and responsible use of funds in citywide strategic scorecards. ■ The Internal Process perspective encourages a city to change and improve the way it delivers services, specifies certain strategy-related objectives, and encourages productive use of resources geared toward achievement of the City’s mission and vision. ■ The Customer perspective as the “top line” perspective represents a structural departure from the Balanced Scorecard structure of the private sector. The Customer perspective in this “top line” position on the scorecard reflect the fact that the City is a service delivery organization and typically should contain objectives representing key strategy-related services delivered to citizens. ■ The Learning and Growth perspective should be designed to support the objectives of all three other perspectives. This perspective identifies the City’s needs to ensure that employee skills and technological capabilities allow for successful strategic action. Learning and Growth also indicates the types of training, skills, and technology that are needed to carry the organization forward.

Many federal departments, state governments and city councils in the US and elsewhere have adopted the BSC for strategic management.

Steps in Implementation (Example : City of Charlotte North Carolina)

The starting point in the exercise is the development of the Mission Statement (the present), the Vision (the future), and the Service responses (Planning for Results). The gap between now and the future leads to a plan of action to achieve the vision. How we get to the future involves strategies. Strategy is a hypothesis about what drives organizational success. The city of Charlotte, North Carolina, U S, defines its vision as follows: Charlotte will be:  The safest large city in America  The most prosperous for all citizens  A city of great neighborhoods  The premier city for integrating land use and transportation choices  A city of environmental stewardship

■ The City of Charlotte has had a long tradition of performance measurement for city services, having instituted Management by Objectives in 1972. In 1994, the City began its implementation of the Balanced Scorecard, a performance management model that challenges organizations to evaluate success and achievement across four perspectives: financial, customer, internal processes and learning and growth. ■ By 1996, the City of Charlotte had developed its first Balanced Scorecard, the Corporate Scorecard. Since then, the City of Charlotte has been inducted into the Balanced Scorecard Collaborative Hall of Fame. ■ The Budget & Evaluation office is responsible for administering the City's strategic planning process, which includes developing Charlotte's Corporate Scorecard. ■ The City of Charlotte's performance management and strategic planning approach consists of identifying organizational strategy based on City Council Focus Areas, translating and communicating the strategy through the Corporate Scorecard (developing corporate objectives ■ and measures), implementing the strategy as described by the Strategic Focus Area plans and Key Business Unit and Support Business Unit business plans. ■ City councils often start the process with the identification of key social justice themes which services and strategies should make a contribution towards. These themes could be Health inequalities, public safety, Economic development etc. The strategic themes are derived from vision and assessments. The strategic themes leads to metrics like cycle time reduction, customer approval rating, skills available etc. The next step is to set targets for each of the metrics. The targets then dictate what strategic initiatives need to be taken.

A Sample health and social care economy Strategy map :

A Sample City Council Balanced Scorecard

Conclusion : The Balanced Scorecard (BSC) provides a framework needed for strategic alignment and organizational learning. Names of tools and techniques may change, but some features will continue: a. Performance measurements: The BSC provides an objective way of measuring a council’s performance. In the absence of a coherent framework managers would use ad hoc measures that have little or no connection to overall objective. b. Results-based planning and management: The BSC is a results based planning and management tool. It links strategy and performance measures and defines interdependencies between measures. The inter linkages provide a framework for aligning employee objectives with the organizational objective. c. Increased use of information technology: Implementing BSC is increasingly becoming IT intensive in order to collect & report data and cascade the scorecard across the organization. Once the metrics and data collection procedures have been defined, an information infrastructure can help greatly in managing the data flows. A database-backed web intranet can be used both for data collection and data reporting. This can be developed at relatively low cost. Web technology can support survey data collection and data reporting fairly easily.

Conclusion : d. Increased sharing of data for benchmarking: While all organizations have some form of benchmarking with peer group in place, the use of BSC makes it more explicit. Further, deployment of BSC requires sharing of organization-wide data. This facilitates greater employee involvement in strategy execution. A good performance measurement system should be a combination of: a)Leading and lagging measures b)Financial & non-financial measures c)Input, process, output and outcome measures d)Internal & external measures It is important to understand that managing the performance of city councils should be viewed in the context of managing the performance of nations. Big countries like the US or India cannot be managed from the top. The BSC provides a framework to integrate cities and states and drive performance throughout the nation

SESI TANYA JAWAB

Related Documents


More Documents from "Rendy Wijaya"