Loading documents preview...
AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD MEMAHAMI SAK ETAP UNTUK LEMBAGA KEUANGAN
OLEH : KELOMPOK 1 I Gede Krisma Udayana
1515351179
Made Sukma Prasitadewi
1607532124
Ni Nyoman Paramitha
1607532126
Kadek Angga Sintya Puspita
1607532131
Luh Sri Isa Dwijayanti
1607532141
Ni Kadek Yani Andriyani
1607532146
PROGAM REGULER DENPASAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018
1. Gambaran Umum SAK ETAP Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau The Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan oleh Dewan tandar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 19 Mei 2009. DSAK IAI sendiri beranggotakan 17 orang yang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI menerbitkan standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang jumlahnya hampir dari 90% dari total perusahaan di Indonesia) dalam menyusun laporan keuangan mereka. Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Perlu pula diketahui bahwa karakter SAK-ETAP: 1. Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-Umum 2. Menggunakan historical cost 3. Hanya mengatur transaksi umum yang terjadi pada ETAP 4. Lebih sederhana 5. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan SAK berbasis IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan kecil dan menengah untuk menerapkannya. SAK-ETAP mengadopsi sebagian IFRS (International Financial Reporting Standards) untuk usaha kecil-menengah (IFRS for Small-Medium-sized Entities/SMEs). Dalam definisi IFRS, Usaha Kecil Menengah atau UKM menurut IFRS diartikan sebagai : 1. Perusahaan kecil dan menengah adalah perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik 2. Menerbitkan laporan keuangan tujuan umum untuk pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal termasuk pemilik yang tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis, dan potensi yang ada kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. 1
Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Dua kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yaitu: 1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika: a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu Bapepam sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal, termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksa dana, dan kontrak investasi kolektif. b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi. 2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. 2. Perbedaan PSAK dengan SAK ETAP Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP • SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan • SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas. • SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan •
menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan. SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
2
•
SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi.
PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau model
reavaluasi.
No Elemen 1 Penyajian Laporan Keuangan
SAK ETAP Sama dengan PSAK, kecuali informasi yang disajikan dalam neraca, yang menghilangkan pos: Aset keuangan Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1) Aset biologik yang diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1) Kewajiban berbunga jangka panjang Aset dan kewajiban pajak tangguhan Kepentingan nonpengendalian
2
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah laporan laba rugi komprehensif, SAK ETAP menggunakan istilah laporan laba rugi.
3
4
5
PSAK Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Pembedaan asset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang Aset lancar Liabilitas jangka pendek Informasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan (Perubahan istilah di ED PSAK 1: Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan, Kewajiban (liability) menjadi laibilitas) Laporan Laba Laporan laba rugi komprehensif Rugi Informasi yang disajikan dalam laporan Laba Rugi Komprehensif Laba rugi selama periode Pendapatan komprehensif lain selama periode Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan Penyajian Perubahan Ekuitas Catatan Atas Catatan atas laporan keuangan Laporan Struktur Keuangan Pengungkapan kebijakan Akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain Laporan Arus Arus kas aktivitas operasi: metode Kas 3
Sama dengan PSAK, kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain. Sama dengan PSAK, kecuali pengungkapan modal.
Sama dengan PSAK, kecuali:
6
7
8
9
langsung dan tidak langsung Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan dividen, pajak penghasilan, transaksi non-kas Laporan Persyaratan penyajian lapkeu konsolidasi keuangan Entitas bertujuan khusus konsolidasi Prosedur konsolidasi dan terpisah Laporan keuangan tersendiri Laporan keuangan gabungan Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih untuk akuntansi, periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan estimasi, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi) kesalahan Laba atau rugi bersih untuk Periode berjalan Pos luar biasa Laba atau rugi dari aktivitas normal Operasi yang tidak dilanjutkan Perubahan estimasi Akuntansi Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan Akuntansi Penerapan suatu standar Akuntansi keuangan Perubahan kebijakan Akuntansi yang lain Instrumen Ruang lingkup: aset dan kewajiban Keuangan keuangan Dasar Instrumen keuangan dasar: Diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman dan pinjaman yang diberikan Impairment menggunakan incurred loss concept Derecognition Hedging dan derivatif Persediaan Pengukuran persediaan Biaya persediaan 4
Arus kas aktivitas operasi: metode tidak langsung Arus kas mata uang asing, tidak diatur.
Tidak diatur
Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi Konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi Perubahan Estimasi akuntansi Kesalahan. SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada “kesalahan mendasar” dan “laba atau rugi luar biasa”).
Ruang lingkup: investasi pada efek tertentu Klasifikasi trading, held to maturity, dan available for sale. Hal tersebut mengacu ke PSAK 50 (1998).
Sama dengan PSAK
10
Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak
11
Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak
12
13
14
Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain Biaya persediaan pemberian jasa Teknik pengukuran biaya Rumus biaya Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan Ruang lingkup: entitas asosiasi Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas Model nilai wajar (ED PSAK 15)
Jointly controlled operation, asset, and entity Metode akuntansi Metode konsolidasi proporsional Metode ekuitas Model nilai wajar (ED PSAK 12 : PBA/PBO/PBE) Property Metode akuntansi Investasi Model nilai wajar Model biaya Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi Pengukuran menggunakan model biaya atau model revaluasi Pengukuran biaya perolehan Pengakuan pengeluaran selanjutnya Penyusutan Tidak perlu review nilai residu, metode penyusutan, dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan, tetapi jika ada indikasi perubahan saja Asset Tidak Prinsip umum untuk pengakuan Berwujud Pengakuan awal, pengukuran selanjutnya Amortisasi selama umur manfaat atau 10 tahun 5
Ruang lingkup: entitas asosiasi dan entitas anak Metode akuntansi Entitas asosiasi : metode biaya Entitas anak : metode ekuitas Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya.
Metode akuntansi: Model biaya Sama dengan PSAK kecuali: Tidak menggunakan pendekatan komponenisasi. Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah. Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994) Tidak perlu review nilai residu.
Sama dengan PSAK, kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha.
15
Sewa
16
Ekuitas
17
Pendapatan
18
Biaya Pinjaman Penurunan Nilai Aset
19
Penurunan nilai Tidak diatur Menggunakan metode pembelian Goodwill dimaortisasi 5 tahun atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen Mengatur perjanjian yang mengandung Tidak mengatur perjanjian yang sewa mengandung sewa (ISAK 8) Klasifikasi bersifat principle based Laporan keuangan lessee dan lessor Klasifikasi sewa: kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13 Laporan keuangan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990): Akuntansi Sewa Guna Usaha Sama dengan PSAK Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi Aset kontinjensi Sama dengan PSAK, Penjelasan Akuntasi ekuitas untuk badan usaha bukan kecuali : � Reorganisasi PT Akuntansi ekuitas untuk badan usaha � Selisih penilaian Kembali
berbentuk PT Reorganisasi Selisih penilaian kembali Penjualan barang Penjualan jasa Kontrak konstruksi Bunga, dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan pendapatan (ED PSAK 23) Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai non-persediaan Penurunan nilai goodwill
6
Sama dengan PSAK.
Biaya pinjaman langsung dibebankan Sama dengan PSAK, kecuali: Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset. Tidak mengatur penurunan nilai goodwill Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31:
20
Imbalan Kerja
21
Pajak Penghasilan
22
Mata Uang Pelaporan
23
Peristiwa setelah akhir periode pelaporan Pengungkapa n pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa Aktivitas Khusus
24
25
26
Ketentuan Transisi
27
Tanggal
Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17. Sama dengan PSAK, kecuali untuk Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja, untuk manfaat pasti manfaat pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa, menggunakan metode yang menggunakan PUC disederhanakan Imbalan jangka panjang lainnya Pesangon pemutusan kerja Menggunakan deferred tax concept Menggunakan tax payable concept Pengakuan dan pengukuran pajak kini Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan Sama dengan PSAK. Mata uang pencatatan dan pelaporan Mata Uang Pelaporan Mata uang fungsional Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Pelaporan transaksi mata uang asing Penyajian komparatif dalam mata uang fungsional Perubahan mata uang pencatatan dan Perubahan mata uang fungsional (Pada pelaporan prinsipnya sama) Sama dengan PSAK Peristiwa yang memerlukan penyesuaian Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
Pengertian pihak-pihak yang mempunyai Sama dengan PSAK 7 hubungan istimewa Pengungkapan
Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas bumi Akuntansi pertambangan umum Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana Akuntansi perbankan dan asuransi
Tidak diatur
Retrospektif atau prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara prospective catchup (dampak ke saldo laba) Perpindahan dari dan ke SAK ETAP Berlaku efektif untuk 7
Efektif
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini 1 Januari 2010
3. Penerapan SAK ETAP di Lembaga Keuangan SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 Januari 2011. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP. Penerapan SAK ETAP pada lembaga keuangan (Bank Perkreditan Rakyat atau BPR) dapat dilihat dari beberapa aspek berikut: Keterangan Kredit diberikan
Sebelum Penerapan
yang
Setelah Penerapan
Kredit yang diberikan = Pokok kredit – Kredit yang diberikan = Pokok kredit. Provisi yang diterima diakui sebagai Provisi + Biaya Transaksi. kewajiban lain-lain (rupa-rupa pasiva).
Amortisasi
provisi
diakui
sebagai Amortisasi provisi diakui sebagai bagian dari
pendapatan non-bunga.
pendapatan bunga (penambah pendapatan bunga).
Biaya transaksi diakui sekaligus sebagai Amortisasi biaya transaksi diakui sebagai beban periode berjalan, biasanya sebagai bagian dari pendapatan bunga (pengurang beban pemasaran atau beban umum. Pendapatan bunga
pendapatan bunga).
Pendapatan bunga kredit performing diakui Sama secara akrual, sedangkan non-performing atas dasar kas. Amortisasi provisi (rupa-rupa pasiva) diakui Amortisasi provisi dan biaya transaksi diakui sebagai pendapatan non-bunga
sebagai
pendapatan
bunga,
baik
performing maupun non-performing
8
kredit
PPAP
L
L
0,5% dari baki debet
KL
0,5% dari baki debet 10% dari baki debet – agunan minimal
KL 10% dari baki debet – agunan
0,5% dari baki debet D 50% dari baki debet – agunan minimal
D
50% dari baki debet – agunan
0,5% dari baki debet M 100% dari baki debet – agunan minimal
M
100% dari baki debet – agunan
0,5 % dari baki debet
SAK ETAP cocok digunakan oleh LPD. Dengan adanya penggunaan SAK ETAP pada LPD maka LPD bisa menyusun laporan keuangannya sendiri dan laporan keuangan LPD bisa diaudit (auditable) dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. Penggunaan SAK ETAP pada LPD bisa menjadikan pelaporan keuangan LPD menjadi lebih transparan, komprehensif, dan relevan. Selain itu dengan menggunakan SAK ETAP, LPD sebagai usaha mikro bisa dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya. LPD menggunakan dasar pengakuan accrual basis yang merujuk pada SAK ETAP. LPD harus dapat mengadaptasi perkembangan-perkembangan global. Sementara itu, SAK ETAP adalah standar akuntansi keuangan yang juga sudah sesuai dengan perkembangan jaman di mana SAK ETAP ini sudah merupakan penyederhanaan dari SAK Umum yang diharapkan penggunaannya bisa mempermudah pembuatan laporan keuangan, sehingga SAK ETAP ini sudah sesuai dengan LPD yang harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Setelah menerapkan SAK ETAP banyak manfaat yang didapat, diantaranya laba menjadi lebih stabil, pelaporan lebih transparan dan berstandar Internasional. SAK ETAP murah dari sisi biaya. SAK ETAP relatif konsisten, sehingga dengan penggunaan SAK ETAP bagi LPD tidak perlu disusahkan oleh perubahan standar akuntansi. Namun, kendala utama penerapan kebijakan ini terletak pada kualitas SDM yang belum memadai.
9
DAFTAR REFERENSI Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI. Majalah Akuntan Indonesia; Edisi No.19/Tahun III/Agustus 2009 Tim Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. 2010. Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ISBN: 978 - 979 - 9020 - 33 – 8.
10