Makalah Analisis Perubahan Penerapan Dini Psak 71

  • Uploaded by: efni.sumpur
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Analisis Perubahan Penerapan Dini Psak 71 as PDF for free.

More details

  • Words: 3,693
  • Pages: 19
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang instrument keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrument ekuitas bagi entitas lainnya. Instrument keuangan didalam laporan keuangan entitas oleh karena itu diperlukannya pengakuan, pengukuran, pengungkapan serta penyajian instrument keuangan yang dapat memberikan infomasi mengenai kinerja entitas serta bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan. Proses penyajian dan pengungkapan instrument keuangan harus sesuai dengan standar-standar akuntansi yang berlaku. Bermula pada 1998 Komite Standar Akuntansi Keuangan (KSAK) telah mengesahkan PSAK No.50 tahun 1998 tentang Akuntansi Investasi Efek Tertentu. PSAK ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 1999. Kemudian dilanjutkan dengan PSAK 55 tentang Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dikeluarkan pada tanggal 21 September 1998 dan dinyatakan berlaku sejak 1 Januari 2000.

Dalam perjalnannya kedua PSAK tersebut telah mengalami beberapa kali revisi karena dianggap belum sempurna secara keseluruhan , kedua PSAK tersebut belum sesuai dengan standar Internasional, maka Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), mengesahkan revisi pertama atas PSAK No. 50 (1998) tersebut yaitu PSAK No.50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan pengungkapan dan PSAK No.55 (revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan pada tanggal 16 Desember 2006. PSAK 50 & 55 revisi 2006 ini sudah mengadopsi sebagian besar aturan IFRS, berbeda dengan PSAK No. 50 (1998) dan PSAK No. 55 (1999) yang lebih cenderung ke US GAAP. Diikuti dengan adanya revisi paa tahun 2010 dan 2014 terjadi lagi revisi atas PSAK 50 dan 55. PSAK 50 (revisi 2014) mengatur tentang prinsip penyajian instrument keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus asset keuangan dan liabilitas keuangan, sedangkan PSAK 55 (Revisi 2014) mengatur tentang pengakuan dan pengukuran instrument keuangan. Pada sasarnya PSAK 55 mengubah

metode pengukuran dan pengakuan. Salah satu perubahan adalah pengakuan asset keuangan. PSAK 55 membagi asset keuangan menjadi empat klasifikasi yaitu : asset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan atau piutang dan asset untuk dijual. Salah satu klasifikasi asset keuangan adalah pinjaman yang diberikan atau piutang. Tidak berhenti pada revisi tahun 2014 Pada

tahun 2016 Dewan Standar

Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah mengesahkan Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 71 tentang Instrumen Keuangan yang merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020. PSAK 71 memperkenalkan tentang pengaturan klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis model entitas. Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan model bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya, jika aset keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh arus kas kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan informasi biaya perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan laba rugi. Terdapat beberapa perbedaan penerapan penyajian sehingga dalam prinsip akuntansi yang dianut apabila perusahan mengganti sebuah kebijakan akuntansi atau aturan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan maka perusahaan harus melakukan mpenyajian ulang atas laporan

keuangan dengan memperlihatkan

perbandingan perbedaan penggunaan aturan tersebut. Begitu hal nya yang dilakukan oleh PT Berlian Laju Tanker Tbk yang melakukan penyajian ulang laporan keuanagan tentang instrumen keuangan karena perusahaan bersangkutan melakukan penerapan dini PSAK 71 yang baru saja diterbitkan dan efektif diberlakukan pada tahu 2020 nantinya. Karena pada laporan keuangan tahun sebelumnya PT Berlian Laju Tanker menggunakan PSAK 55 dalam pengakuan dan penguuran namun pada tahun 2018 melakukan penerapan dini PSAK 71 , maka perlu bagi Perusahaan untuk

menyajikan kembali instrumen keuangan yang disusun berasarkan PSAK 55 dan di sajikan ulang berdasarkan PSAK 71.

1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan menurut PSAK 55 b. Bagaimana pengakuan dan pengukuran penyajian instumen keuangan menurut PSAK 71 c. Apa perbedaan PSAK 55 dan PSAK 71 d. Apa pengaruh penerapan dini PSAK 71 tentang Instrumen keuangan pada PT Berlian Laju Tanker Tbk 1.3 Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan menurut PSAK 55 b. Untuk mengetahui penyajian pengakuan dan pengukurran instumen keuangan menurut PSAK 71 c. Untuk mengetahui perbedaan antara PSAK 55 dan PSAK 71 d. Untuk mengetahui penerapan dini PSAK 71 tentang Instrumen keuangan pada PT Berlian Laju Tanker Tbk

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan Dan Pengukuran

2.1.1. Tujuan Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. 2.1.2. Ruang lingkup Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali untuk:  Investasi pada entitas anak, asosiasi dan joint venture.  Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa.  Hak dan kewajiban pemberi kerja.  Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas.  Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi.  Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis.  Komitmen pinjaman dan provisi.  Transaksi kompensasi berbasis saham. A. Definisi istilah pada PSAK 55 a. Aset/Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini : – Dimiliki unuk diperdagangkan, aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika : a. Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. b. Pada pengakuan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang di kelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola mabil untuk dalam jangka pendek aktual saat ini; atau c. Merupakan derivatif (kecuali derivatif

yang merupakan kontrak jaminan

keuangan atau sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif).

– Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. b. Investasi Dimiliki hingga Jatuh Tempo Investasi Dimiliki hingga Jatuh Tempo adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali : a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; b. Investasi yang ditetapkan oleh entitas sebagai tersedia untuk dijual; dan c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. c. Pinjaman yang diberikan dan Piutang adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasatr efektif, kecuali; a. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksud oleh entitas untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam klompok diperdagangkan, dan pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. b. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengekuan awal ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual; atau c. Pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara subtansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. d. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai: a. Pinjaman yang diberikan dan piutang b. Investasikan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, atau c. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

e. Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mensyaratlan penerbit untuk melakukan pembayaran tertentu untuk mengganti pemegang atas timbulnya kerugian karena debitur tertentu gagal melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo sesuai dengan pernyataan awal atau persyaratan yang telah dimodifikasi dari suatu instrument utang. B. Pengakuan dan penghentian pengakuan a. Pengakuan awal Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika , entitas tersebut menjadi salah sau pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. b. Penghentian pengakuan Aset keuangan Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: 1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangn berakhir; atau 2. entitas mengalihkan aset keuangan jika dan hanya jika: a. mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau b. tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan. c. Penghentian pengakuan libilitas keuangan “Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan (atau bagian dari libilitas keuangan ) dari laporan posisi keuangannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berkhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.” “Pertukaran di antara peminjam dan pemberi pinjaman yang saat ini ada atas instrumen utang dengan persyaratan yang berbeda secara substansial dicatat sebagai penghapusan (extinguishment) kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru. Demikian juga, modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada atau bagian dari kewajiban keuangan tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru.”

“selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan (atau bagian dari liabilitas keuangan) yang berkahir atau yang dialihkan ke pihak lain, dan imbalan yang dibayarkan, termasuk aset nonkas yang dialihkan atau liabilitas yang ditanggung, diakui dalam laba rugi. 2.1.3. Pengukuran Pengukuran Awal Aset keunagn dan Libilitas Keuangan; “Pada saat pengakuan aset keuangan atau libiltas keuangan , entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak di ukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nailai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut” Pengukuran selanjutanya aset keuangan; “Setelah pengukuran awal, entitas mengukur aset keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagi aset, pada nilai wajarnya, tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul pada penjualn atau pelepasan lain, kecuali untuk aset keuangan berikut:” a) Pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. b) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. c) Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidaka memiliki harga kuotasian di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andala, serta derivatif yang terkait dengan dan harus diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas tersebut, yang di ukur pada biaya perolehan. Pengukuran selanjutnya Liabilitas Keuangan: Setelah pengukuran awal, entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya peroleh diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali; a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi b) Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan tidak memenuhi sayrat penghentian pengakuan atau pengalihan yang dicatat menggunakan pendekatan keterlibatan berkelanjutan.

c) Kontrak jaminan keuangan. d) Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar. Keuntungan dan kerugian “keuntungan dan kerugian yang timbul dari peruabahan nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan yang bukan merupakan baian dari hubungan lindung nilai diakui sebagai berikut; a) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diklasifkasikan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui dalam laba rugi. b) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagi tersedia untuk dijual diakui dalam penghasilan komperhensif lain, kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan kurs, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

2.2. PSAK 71 Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran 2.2.1. Ruang Lingkup a. Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali: 

Investasi  anak, asosiasi dan joint venture (PSAK 65, 4, 15)



Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK XX)



Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)



Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas dalam pencatatan entitas penerbit.



Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK 62)



Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)



Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)



Transaksi kompensasi berbasis saham (PSAK 53)



Hak dan kewajiban dalam ruang lingkup pendapatan (PSAK XX)

b. Persyaratan penurunan nilai diterapkan untuk hak berdasarkan PSAK (XX) Pendapatan untuk pengakuan keuntungan dan kerugian penurunan nilai.

c. Komitmen pinjaman berikut termasuk dalam ruang lingkup a. komitmen pinjaman berbentuk liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. b. komitmen pinjaman yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan penyerahan/penerbitan instrumen keuangan lainnya. c. komitmen untuk menyediakan pinjaman pada suku bunga di bawah bunga pasar. d. Kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan,

2.2.2. Pengakuan Awal 

Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.

2.2.3. Pengakuan Selanjutnya a. Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan, sesuai klasifikasi aset keuangan :  Biaya perolehan diamortisasi;  Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain; atau  Nilai wajar melalui laba rugi. b. Entitas menerapkan persyaratan penurunan nilai di bagian 5.5 untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan paragraf 4.1.2 dan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain sesuai dengan paragraf 4.1.2A. c. Entitas menerapkan persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai paragraph 6.5.8– 6.5.14 (dan, jika dapat diterapkan, PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 89–94 untuk akuntansi lindung nilai atas nilai wajar untuk portofolio dari lindung nilai atas risiko suku bunga) untuk aset keuangan yang ditetapkan sebagai item lindung nilai.

2.2.4. Penghentian Pengakuan

d. Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: 

hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir; atau



entitas mengalihkan aset keuangan seperti dijelaskan di paragraf 3.2.4 dan 3.2.5, dan pengalihan tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan di paragraf 3.2.6.

e. Entitas mengalihkan aset keuangan, jika dan hanya jika, entitas: o mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau o mempertahankan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan paragraf 3.2.5.

2.2.4. klasifikasi instrumen keuangan a. Aset Keuangan Entitas mengklasifikasikan aset keuangan sehingga setelah pengakuan awal aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain atau nilai wajar melalui laba rugi, dengan menggunakan dua dasar, yaitu: 

model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan dan



karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan

i. Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi berikut terpenuhi: 

Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual dan



Persyaratan kontraktual aset keuangan meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga (solely payments of principal and interest) dari jumlah pokok terutang.

ii. Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika kedua kondisi berikut terpenuhi: 

Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan terpenuhi dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan dan



persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memberikan hak pada tanggal tertentu atas arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

b. liabilitas keuangan Entitas mengklasifikasikan seluruh liabilitas keuangan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kecuali : o liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut, termasuk derivatif yang merupakan liabilitas, selanjutnya akan diukur pada nilai wajar. o liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan atau ketika pendekatan keterlibatan berkelanjutan diterapkan. o kontrak jaminan keuangan. o komitmen untuk menyediakan pinjaman dengan suku bunga di bawah pasar. o imbalan kontinjensi yang diakui oleh pihak pengakuisisi dalam kombinasi bisnis di mana PSAK 22 diterapkan. o Saat pengakuan awal entitas dapat membuat penetapan yang tidak dapat dibatalkan untuk mengukur liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi, jika diizinkan oleh paragraf 4.3.5, atau jika penetapan akan menghasilkan informasi yang lebih relevan 2.2.5. Reklasifikasi Reklasifikasi hanya dapat dilakukan jika entitas mengubah model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan. Pengubahan keadaan berikut bukan merupakan reklasifikasi sesuai dengan tujuan paragraph.

o item yang sebelumnya adalah instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif dalam lindung nilai atas arus kas atau lindung nilai atas investasi neto yang tidak lagi memenuhi persyaratan lindung nilai; o item yang kemudian menjadi instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif dalam lindung nilai atas arus kas atau lindung nilai atas investasi neto; dan perubahan dalam pengukuran. 2.2.6. Penurunan Nilai a. Pengakuan Kerugian Kredit Ekspektasian i.

Entitas

mengakui

penyisihan

kerugian

untuk

kerugian

kredit

ekspektasianpada aset keuangan berikut: 

Aset keuangan diamortisasi



Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui OCI



Piutang, sewa,



aset kontrak atau komitmen pinjaman dan kontrak jaminan (2.1(g), 4.2.1(c) atau 4.2.1(d)).

ii.

Entitas menerapkan persyaratan penurunan nilai untuk pengakuan dan pengukuran penyisihan kerugian untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain. Penyisihan kerugian diakui dalam penghasilan komprehensif lainnya dan tidak mengurangi jumlah tercatat aset keuangan dalam laporan posisi keuangan.

iii.

Pada setiap tanggal pelaporan, entitas mengukur penyisihan kerugian instrumen keuangan sejumlah kerugian kredit ekspektasian sepanjang umurnya, jika risiko kredit atas instrumen keuangan tersebut telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan awal.

2.2.7. Penghapusan Entitas langsung mengurangi jumlah tercatat bruto dari aset keuangan ketika entitas tidak memiliki perkiraan wajar untuk memulihkan aset keuangan secara keseluruhan atau secara parsial.

\

2.3. Perbedaan PSAK 55 dan PSAK 71 Dari beberapa pemaparan tentang PSAK 55 dan PSAK 71 terdapat beberapa prbedaan dalam kedua PSAK Poin

PSAK 71

PSAK 55

Penentuan Klasifikasi Berdasarkan model bisnis dengan Aset dan Liabilitas

SPPI (Solely Payments of Principal

Keuangan

& Interest test)

Klasifikasi Aset

- Fair Value

Keuangan

through Profit/Loss (FVPL) - Fair Value through Other Comprehensive Income (FVOCI)

Berdasarkan intensi manajemen

- Held to Maturity (HTM) - Fair Value through Profit/Loss - Loan and Receivables (LR) - Available for Sale (AFS)

- Amortised Cost (AC)

Reklasifikasi Aset

Apabila terdapat perubahan model

Diperbolehkan, untuk kondisi

Keuangan

bisnis Perusahaan

tertentu (tidak terkena tainting rules)

Tainting Rules

Dihapuskan

Berlaku untuk reklasifikasi kategori HTM ke AFS melebihi batas material

Hedge Accounting

- Persyaratan dan dokumentasi lebih - Persyaratan sederhana -

Berhubungan langsung dengan str ategi manajemen risiko

- Penilaian efektivitas sesuai dengan tujuan manajemen risiko Pendekatan Impairme Expected Credit Loss (ECL) nt

dan dokumentasi lebih rinci

Tidak ada hubungan langsung de ngan strategi manajemen risiko Bank - Penilaian efektivitas 80% ‐ 125% Incurred Loss

2.4.Pengaruh penerapan dini PSAK 71 pada PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Berlian Laju Tanker Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker pada tahun 1981. Perseroan memulai kiprahnya dalam industri pelayaran dengan mengoperasikan 2 kapal tanker minyak dengan total bobot mati sebesar 12.050 DWT. Pada tahun 1988, Perseroan secara resmi berganti nama menjadi PT Berlian Laju Tanker. Kegiatan Usaha Anggaran Dasar Perseroan dengan Akte No. 60 tanggal 12 Maret 1981 menyebutkan maksud dan tujuan kegiatan usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang pelayaran. Kegiatan Usaha Perseroan meliputi : • Usaha Utama, yaitu : Pengapalan dalam dan luar negeri, pengangkutan, pembelian dan penjualan alat-alat transportasi dan logistik, agen pelayaran, jasa penyediaan awak kapal laut dan menyalurkannya serta usaha floating storage ship. • Usaha Penunjang, yaitu : Penyimpanan dan pergudangan, perdagangan, pembangunan dan perbaikan kapal, jasa konsultasi yang berkaitan dengan bidang pelayaran. Kegiatan usaha Perseroan yang dijalankan dalam tahun 2018 adalah menyewakan ruang cargo kapal kepada pihak ketiga dengan cara Spot, COA dan Sewa kapal. Analisis yang akan dilakukan pada PT Berlian Laju Tanker Tbk ini adalah pada laporan keuangan khususnya pada penyajian dan pengakuan instrumen keuangan yang mana terdapat perubahan penerapan PSAK yang digalakan oleh pemerintah untuk dilakukan penerapan dini atas PSAK tersebut. Sehingga perusahaan harus menyajikan kembali laporan keuangan secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25 dalam melakukan penerapa PSAK 71 tentang instrumen keuangan. Laporan keuangan yang akan dianalisa adalah laporan keuangan yang berakhir pada 31 desember 2017, dengan melihat perbandingan penyajian kembali instrumen keuangan tersebut pada laporan keuangan yang berakhir pada 31 desember 2018. Sehingga dapat melihat perbedaan penyajian dan pengukuran yang kedua laporan keuangan tersebut.

Perbedaan Piutang lain lain- pihak ketiga Aset keuangan tersedia dijual Aset keuangan tidak lancar lainya Aset tidak lancar lainya

2017 1.112.767

2017 RESTATED 389.433

17.035.594

-

-

20.307.519

3.917

Perubahan yang terjadi ketika adanya penerapan dini PSAK 71 a. Klasifikasi aset sesuai dengan PSAK 71 Klasifikasi aset keuangan pada pengakuan awal bergantung pada karakteristik arus kas

kontraktual aset keuangan dan model bisnis Grup untuk mengelolanya. Aset keuangan Grup terdiri dari piutang usaha pihak ketiga, aset kontrak, piutang lain-lain - pihak ketiga, uang jaminan dicatat dalam aset keuangan tidak lancar diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan amortisasi, investasi dalam instrumen ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuanganpada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain, dan aset keuangan derivatif diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar dalam laba rugi. b. Perusahaan memilih untuk mengklasifikasikan instrumen ekuitasnya yang tidak memiliki kuotasi yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual ke aset keuangan pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lainnya. Kerugian penurunan nilai yang dibebankan pada laporan laba rugi pada tahun sebelumnya direklasifikasi dari defisit ke cadangan nilai wajar pada akun Cadangan. Sesuai dengan klasifikasi pada PSAK 71 c. Untuk akun piutang lain lain pada pihak ketiga disajikan lebih rendah dari tahun 2017 yang berakbat pada jumlah akhir pada aset d.

Nilai tercatat kas dan bank, piutang usaha, aset kontrak, piutang lain-lain, utang usaha, beban akrual, dan liabilitas jangka pendek lainnya mendekati nilai wajarnya karena bersifat jangka pendek. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga pasar, dicatat pada aset keuangan tidak lancar, dinyatakan pada nilai wajar berdasarkan diskonto arus kas. Nilai tercatat dari pinjaman dan utang lainnya mendekati nilai wajarnya disebabkan oleh suku bunga mengambang atau didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku dengan syarat yang sama dengan liabilitas keuangan.

e. Ekspektasi kerugian kredit dari aset keuangan diukur pada biaya amortisasi yang diakui. Tidak ada penambahan penurunan nilai yang diakui dari piutang usaha di tahun 2017 dan 2016 karena nilainya tidak signifikan

BAB III KESIMPULAN Kesimpulan Pada PT Berlian Laju Tanker yang melakukan penyajian kembali instrumen keuangan akibat penerapan dini atas PSAK 71 yang akan segera berlaku maka terdapat beberapa perbedaan dalam pengukuran dan pengakuan instrumen keuangan. Setelah melihat perbedaan tersebut kita dapat melihat dampak atas pemberlakuan PSAK yang berbeda terkait instrumen keuangan tersebut. Salah satu bentuk perubahan yang terdapat yaitu Untuk akun piutang lain lain pada pihak ketiga disajikan lebih rendah dari tahun 2017 yang disebabkan adanya penyesuaian terhadap piutang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

ED PSAK 71. Instrumen Keuangan : Pengakuan Dan Pengukuran PSAK 55. Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran Laporan keuangan PT Berlian Laju Tanker Tbk

Related Documents